Teori Suspensi

56
Teori Suspensi Defenisi Suspensi FI III : 32 Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. DOM : 537 Suspensi adalah proses penyiapan bahan homogen yang terdiri dari fase terdispersi atau fase internal yaitu padatan dan fase kontinyu yaitu cairan. Farfis : 477 Suatu suspensi dalam bidang farmasi adalah suatu dispersi kasar dimana partikel zat padat yang tidak aktif larut terdisperi dalam suatu medium cair. RPS 18th : 1538 Fisika kimia mendefinisikan kata “suspensi” sebagai sistem dua fase yang terdiri dari serbuk terbagi halus yang didispersikan dalam padatan, cairan atau gas. Lachman : 479 Suspensi adalah sistem heterogen dari 2 fase. Fase kontinyu atau eksternal biasanya berupa cairan atau semipadat dan fase terdispersi atau internal terdiri dari bahan partikulat yang tidak larut tetapi terdispersi dalam fase kontinyu, bahan tidak larut dapat ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau fungsi penyalutan internal atau eksternal. Parrot : 341 Suspensi farmasetik adalah suatu dispersi dari serbuk terbagi halus dalam medium cair Scoville : 298 Suspensi adalah sediaan farmasi dimana cairan mengandung zat/bahan yang tidak larut Prescription : 201 Suspensi farmsetik mungkin didefenisikan sebagai dispersi kasar yang mana partikel padat (obat) terbagi halus tidak larut, biasanya lebih besar daripada 0,1 mikron diameternya, didispersikan dalam medium cair ( air atau cairan minyak).

Transcript of Teori Suspensi

Page 1: Teori Suspensi

Teori Suspensi

Defenisi Suspensi FI III : 32

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.

DOM : 537Suspensi adalah proses penyiapan bahan homogen yang terdiri dari fase terdispersi atau fase internal yaitu padatan dan fase kontinyu yaitu cairan.

Farfis : 477Suatu suspensi dalam bidang farmasi adalah suatu dispersi kasar dimana partikel zat padat yang tidak aktif larut terdisperi dalam suatu medium cair.

RPS 18th : 1538Fisika kimia mendefinisikan kata “suspensi” sebagai sistem dua fase yang terdiri dari serbuk terbagi halus yang didispersikan dalam padatan, cairan atau gas.

Lachman : 479Suspensi adalah sistem heterogen dari 2 fase. Fase kontinyu atau eksternal biasanya berupa cairan atau semipadat dan fase terdispersi atau internal terdiri dari bahan partikulat yang tidak larut tetapi terdispersi dalam fase kontinyu, bahan tidak larut dapat ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau fungsi penyalutan internal atau eksternal.

Parrot : 341Suspensi farmasetik adalah suatu dispersi dari serbuk terbagi halus dalam medium cair

Scoville : 298Suspensi adalah sediaan farmasi dimana cairan mengandung zat/bahan yang tidak larut

Prescription : 201Suspensi farmsetik mungkin didefenisikan sebagai dispersi kasar yang mana partikel padat (obat) terbagi halus tidak larut, biasanya lebih besar daripada 0,1 mikron diameternya, didispersikan dalam medium cair ( air atau cairan minyak).

Kesimpulan : Suspensi adalah sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase kontinyu atau eksternal biasanya cairan atau semi padat dan fase dispersi atau internal terdiri dari partikulat atau serbuk padat terbagi halus yang diameternya lebih besar dari pada 0,1 mikron yang didispersikan dalam padatan, cair atau gas yang ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau untuk fungsi penyalutan internal atau eksternal.

Ukuran partikel Physphar ;477

Ukuran partikel . 0,5 μm Pharrot ;344

Ukuran partikel suspensi 1-50 μm

Scoville’s;299Partikel padat sekecil 1 μm dalam diameter mengandung molekul.

Page 2: Teori Suspensi

RPS18 th ; 1538Batas terrendah dari ukuran partikel mendekati 0,1 μm

Lahcman ; 479ukuran partikel antara 0,1-0,2 μ

RPS 18th: 1538Batas terendah dari ukuran partikel mendekati 0,1 µm

Parrot : 344Ukuran partikel suspensi 1-50 µm

Scoville : 295Partikel padat sekecil 1 µm dalam diameter mengandung lebih dari 100 juta molekul setiapnya.

Kesimpulan :Jadi batas ukuran partikel yang dapat digunakan yakni antara 0,1 sampai dengan

50 μm

Keuntungan Suspensi RPS18th : 1539

a. Beberapa obat yang tidak larut dalam semua media penerima, oleh karena itu harus dibuat sebagai padatan, bentuk sediaan bukan larutan (tablet, kapsul dll) atau sebagai suspensi.

b. Rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan penggunaan suspensi dari obat atau derivatif dari obat sebagai contoh yang terikat kloramfenikol palmitat.

c. Suspensi dibuat dari pertukaran ion damar yang mengandung obat bentuk ion dapat digunakan tidak hanya untuk meminimalkan rasa dari obat tetapi juga untuk menghasilkan produksi beraksi lama, sebab obat-obatan mengalami pertukaran yang lambat untuk ion-ion lain dalam saluran pencernaan.

d. Suspensi juga secara kimia lebih stabil dibanding larutane. Suspensi merupakan bentuk sediaan yang ideal untuk pasien untuk pasien

yang sulit menelan tablet atau kapsul yang mana penting dalam pembuatan obat untuk anak-anak.

Scoville: 298a. Cairan yang mengandung bahan tidak larut memberikan keuntungan baik

untuk pemakaian dalam maupun untuk pemakaian luar untuk aksi perlindungan dan juga aksi diperpanjang. Kedua efek ini dapat dicapai secara relatif dari obat yang tidak larut. Dalam kasus suspensi untuk injeksi intramuskular bahan pensuspensi diinginkan sebagai cadangan untuk menyakinkan aksi diperpenjang dari obat.

b. Suspensi juga mempunyai keuntungan dalam kestabilannya dibanding dengan bentuk larutan

c. Rasa bergantung pada pH larutan. Suspensi dari quinin pahit tetapi tidak dalam bentuk larutan obat terlarut dan memperluas luas permukaan dari obat yang dapat bersentuhan dengan lidah sehingga lebih pahit daripada bentuk suspensi (obat tidak larut).

Page 3: Teori Suspensi

Parrot : 344Suspensi oral merupakan bentuk sediaan yang menguntungkan untuk penggunaan pada anak-anak atau orang dewasa yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau kapsul

Kesimpulan :1. Sediaan ini lebih stabil dibandingkan larutan2. Baik untuk pemakaian dalam dan maupun untuk pemakaian luar3. Rasa bergantung pada PH larutan.4. Rasa yang tidak enak dapat ditutupi5. Bentuk ion meminimalkan rasa dari obat dan menghasilkan produksi bereaksi

lama.6. Bentuk sediaan yang ideal untuk pasien yang tidak dapat menelan tablet/kapsul

Kerugian suspensi Modern Pharmaceutical : 339

a. Keseragaman dan keakuratan dari dosis saat sediaan digunakan untuk pengobatan tidak mungkin dibandingkan rasanya yang diperoleh dengan menggunakan tablet atau kapsul.

b. Sedimentasi atau endapan yang kompak menyebabkan masalah dimana tak berarti selalu mudah untuk dilarutkan.

c. Produknya cair dan secara relatif massanya berat. Sifat ini tidak menguntungkan bagi farmasis dan pasien

d. Keefektifan dari formulasi dan suspensi secara farmasetik bagus biasanya sulit untuk dicapai dari sediaan tablet/kapsul pada obat yang sama.

Prescription : 201a. Masalah yang ditimbulkan dalam pencampuran atau industri farmasi dalam

formulasi keduanya baik suspensi maupun emulsi sangat berhubungan erat dengan kestabilan termodinamik dari bentuk sediaan ini.

b. Pengaruh gravitasi menyebabkan sedimentasi fase padat terdispersi dari suspensi.

c. Pemisahan fase dalam emulsi harus dicegah jika pasien diberikan dengan dosis yang seragam dari obat yang terkandung di dalamnya.

Kesimpulan : a. masalah pencampuran dalam formulasib. pengaruh gravitasi menyebabkan terjadinya sendimentasic. ketidak seragaman bobot dan dosis dari obat.

Sifat termodinamika tidak stabilo Bentuk suspensi dikatakan termodinamika tidak stabil (Farfis:478)

Kerja harus dilakukan untuk megurangi padatan menjadi partikel kecil dan mendispersikannya dalam suatu pembawa. Besarnya luas permukaan partikel yang diakibatkan oleh mengecilnya zat padat berhubungan dengan energi bebas permukaan yang membuat sistem tersebut tidak stabil secara termodinamik., dimana dimaksudkan di sini bahwa partikel-partikel tersebut berenergi tinggi dan cenderung untuk mengelompok kembali untuk mengurangi luas permukaan total dan

Page 4: Teori Suspensi

memperkecil energi bebas permukaan. Oleh karena itu partikel-partikel dalam suspensi cair cenderung untuk berflokulasi yakni membentuk suatu gumpalan yang lunak dan ringan yang bersatu karena gaya van der Walls yang lemah. Pada keadaan tertentu misalnya dalam suatu lempeng padat partikel tersebut dapat melekat dengan gaya yang lebih kuat membentuk suatu gumpalan (aggregates). Pembentukan setiap jenis gumpalan (agglomerates), apakah itu flokulat atau aggregat dianggap sebagai suatu ukuran dari suatu sistem utnuk mencapai keadaan yang lebih stabil secara termodinamik. Kenaikan dalam kerja W atau energi bebas permukaan total ∆ F diperoleh dengan membagi zat padat menjadi partikel yang lebih kecil dan mengakibatkan meningkatnya luas permukaan total ∆A yang digambarkan dengan : ∆ F = γSL . ∆Adimana γSL adalah tegangan antar muka antara medium cair dan partikel padat. Agar mencapai suatu keadaan stabil, sistem tersebut cenderung untuk mengurangi energi bebas permukaan: keseimbangan dicapai bila ∆F = 0 keadaan ini dapat dicapai dengan pengurangan tegangan permukaan atau mungkin dapat didekati dengan pengurangan luas antar muka. Kemungkinan terakhir ini, mengakibatkan flokulasi atau agregasi yang diinginkan atau tak diinginkan dalam suatu suspensi farmasi seperti yang dipertimbangkan dalam bagian terakhir. Tegangan antar muka dapat dikurangi dengan penambahan suatu surfaktan , tapi biasanya mempunyai suatu tegangan antar muka positif tertentu dan partikel-partikel tersebut cenderung untuk berflokulasi.

o Kestabilan fisika suspensi (Farfis: 545)Untuk tujuan farmasetik stabilitas secara fisika dari suspensi dapat

didefenisikan sebagai kondisi dimana partikel tidak membentuk aggregate dan dimana partikel tetap terdistribusi secara seragam di seluruh dispersi, karena situasi ideal ini jarang terjadi, semestinya untuk menambah pernyataan ini bahwa jika partikel mengendap partikel tersebut harus dengan mudah disuspensikan kembali dengan sejumlah pengocokan sedang.

Kesimpulan :suatu suspensi dikatakan sebagai termodinamika tidak stabil jika suatu zat padat

yang dipecah menjadi partikel-partikel kecil dan didispersikan di dalam pembawanya sehingga menyebabkan besarnya luas permukaan partikel yang berhubungan dengan energi bebas permukaan. Dimana besarnya energi bebas total (AG) diperoleh melalui perkalian antara tegangan antarmuka dengan medium cair dan padat. (γSL) dengan luas permkaan antara partikel (∆A). Besarnya energi bebas diakibatkan oleh besarnya tegangan antarmuka dengan luas permukaan suatu partikel sehingga menyebabkan ketidak stabilan termodinamika suspensi.

Kriteria Suspensi yang ideal RPS 18th : 296

Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi dalam formulasi suspensi yang baik :1. Partikel yang terdispersi harus memiliki ukuran yang sama dimana partikel ini

tidak mengendap dengan cepat dalam wadah.2. Bagaimanapun juga, dalam peristiwa terjadinya sedimentasi, sedimen harus tidak

membentuk endapan yang keras. Endapan tersebut harus dapat terdispersi kembali dengan usaha yang minimum dari pasien

Page 5: Teori Suspensi

3. Produk harus mudah untuk dituang, memiliki rasa yang menyenangkan dan tahan terhadap serangan mikroba.

Farmasi fisika : 477Suatu suspensi yang dapat diterima mempunyai kualitas tertentu yang diinginkan:1. Zat yang tersuspensi tidak boleh cepat mengendap2. Partikel-partikel tersebut walaupun mengendap pada dasar wadah tidak boleh

membentuk suatu gumpalan padat tetapi harus dengan cepat terdispersi kembali menjadi suatu campuran homogen bila wadahnya dikocok dari botolnya atau untuk mengalir melewati jarum injeksi.

3. Untuk cairan obat luar, produk tersebut harus cukup cair sehingga dapat tersebar dengan mudah ke seluruh daerah yang sedang diobati tetapi juga tidak boleh sedemikian mudah bergerak sehingga gampang hilang dari permukaan dimana obat tersebut digunakan.

4. Cairan tersebut dapat kering dengan cepat dan membentuk suatu lapisan pelindung yang elastis sehingga tidak akan mudah terhapus, juga harus mempunyai warna dan bau yang nyaman.

Hukum Stoke’s Farmasi fisika : 547

Kecepatan pengendapan dijelaskan dengan hukum Stoke’s : V = d 2 (ρs – ρo)g 18 ηodimana v adalah kecepatan pengendapan dalam cm/sec, d adalah diameter partikel dalam cm, ρs dan ρo adalah berat jenis dari fase terdispersi dan medium pendispersi berturut-turut, g adalah percepatan gravitasi medium pendispersi dalam poise.

RPS 18 th : 295 Jumlah partikel yang mengendap dalam suspensi berhubungan dengan ukuran partikelnya dan berat jenis dan kecepatan dari medium suspensi. Gerak Brown atau acak mungkin memberikan efek yang signifikan, akan ada atau tidaknya flokulasi dalam sistem.Hukum Stoke’s kecepatan sedimentasi yang seragam dari partikel spheris diatur oleh hukum stoke’s dijelaskan sebagai berikut : V = 2r 2 (ρ1- ρ2) g 9 η

dimana v adalah kecepatan pengendapan dalam cm/sec, r adalah jari-jari dari partikel dalam cm, ρ1 dan ρ2 berturut-turut adalah berat jenis (g/cm3) dari fase terdispersi dan medium pendispersi, g adalah percepatan gravitasi (980,7 cm/sec2) dan η adalah viskositas Newtonian dari medium pendispersi dalam poise (g/cm sec).

Kesimpulan :

Keceparan pengendapan tergantung dari ukuran partikel dan viskositas dimana ukuran partikel yang kecil maka partikel lambat untuk mengendap dan cenderung untuk membentuk agregat dan flokulasi dan jika mengendap dapat menyebabkan caking dan bila viskositas besar sulit keluar mengalir dari dalam mulut botol

Page 6: Teori Suspensi

Tipe-tipe aliran (Farmasi Fisika : 175)

1. Sistem Newtonian

Aliran hukum Newton. Pertimbangan “block” dari cairan yang terdiri dari molekul dengan lempeng sejajar sama dengan kartu deck, yang ditunjukkan oleh gambar :

Lapisan di bawah dijelaskan untuk pencampuran dalam tempat. Jika cairan pada bagian atas dipindahkan pada kecepatan konstan, setiap lapisan lebih rendah dipindahkan dengan kecepatan yang proporsional secara langsung sampai jarak pembentukan lapisan stationer paling dasar. Perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil sekali (dr) adalah perbedaan kecepatan atau rate of shear dv/dr. Gaya per satuan luas F’/A diperlukan untuk menyebabkan aliran, ini disebut shearing stress. Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat aliran dari cairan secara kuantitatif. Dia menemukan bahwa makin besar viskositas suatu cairan akan makin besar pula gaya per satuan luas

(shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear tertentu. Oleh karena itu, rate of shear harus berbanding langsung dengan shearing stress atau :

F = η dv

A dr

Dimana η adalah koefisien viskositas, biasanya dinyatakan hanya sebagai viskositas saja.

2. Sistem Non- Newtonian Farmasis mungkin lebih sering menyertai bahan non-Newtonian daripada

larutan sederhana dan farmasis seharusnya mempunyai metode yang cocok untuk memepelajari substansi yang kompleks ini. Non Newtonian bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran Newton, dispersi heterogen cairan dan padatan seperti larutan, koloid, emulsi suspensi cair, salep dan produk-produk serupa masuk dalam kelas ini. Jika bahan-bahan non-Newtonian dianalisis dalam suatu

Page 7: Teori Suspensi

viskometer putar dan hasilnya diplot, diperoleh berbagai kurva konsistensi yang menggambarkan adanya 3 kelas aliran yaitu plastis, pseudoplastis, dan dilatan.a. Aliran Plastis

Seperti material diketahui sebagai Bingham bodies dalam mengambil reologi modern yang utama dan pemasukan pertama untuk mempelajari bahan plastik dalam suatu cara yang sistematik.

Kurva aliran plastis tidak melalui titik asal tetapi memotong sumbu shearing stress (atau akan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolarisasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal sebagai nilai yield . Bingham bodies tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar nilai yield tersebut. Pada harga stress dibawah nilai yield zat bertindak seperti bahan elastis. Ahli reologi menggolongkan Bingham Bodies sebagai suatu bahan yang memperlihatkan nilai yield, sepeti halnya zat padat. Sedang zat-zat yang mulai mengalir pada shearing stress terkecil didefinisikan sebagai cairan nilai yield adalah suatu sifat yang terpenting dari dispersi-dispersi tertentu.

Slop dari reogram diistilahkan dengan mobility, yang sama dengan aliran dalam sistem newtonian dan aliran ini kebalikan dari viskositas plastik. Persamaan aliran plastik dijelaskan :

( F – f )U =

G

Dimana f adalah nilai yield atau intersep pada sumbu shear stress dalam dynes cm-2 dan F dan G telah didefinisikan sebelumnya.

b. Aliran pseudoplastisProduk farmasetik dalam jumlah besar, termasuk bahan alam dan gum

sintetik seperti dispersi cairan dari tragacan, natrium alginat, metilselulosa, dan natirum karboksimetilselulosa, menunjukkan aliran pseudoplastis.

Sebagai aturan umum, aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan yang merupakan kebalikan dari sistem plastis yang tersusun dari partikel-partikel yang terflokulasi dalam suspensi kurva konsistensi. Untuk bahan pseudoplastis mulai pada titik asal atau paling tidak mendekatinya pada rate of shear rendah. Akibatnya berlawanan dengan Bingham Bodies tidak ada nilai yield. Tetapi karena tidak ada bagian kurva yang linier maka kita tidak dapat menyatakan viskositas dari suatu bahan pseudoplastis dengan suatu harga tunggal.

Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear viskositas nyata bisa diperoleh pada setiap kurva rate of shear dan kemiringan tangga (garis singgung) pada kurva pada titik yang tertentu (khas).

Viskositas pseudoplastis dari bahan menurun dan meningkatnya rate of shear, viskositas yang nyata diperoleh dari rate of shear yang membentuk tangen-slope dari kurva pada titik spesifik. Tipe yang paling baik diwakili oleh pseudoplastis pada waktu yang sama, bagaimanapun mungkin kurva konsistensi keseluruhan diplot.

Page 8: Teori Suspensi

c. Aliran dilatan Suspensi-suspensi tertentu dengan persentse zat padat terdispersi yang

tinggi menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk mengalir dengan meningkatnya rate of shear, system seperti itu sebenarnya volumenya meningkat jika terjadi shear dan oleh karena itu diberi istilah dilatan. Seharusnya tangen segera terlihat bahwa tipe aliran ini adalah kebalikan dari tipe yang dipunyai oleh sistem pseudoplastis. Sementara bahan pseudoplastis seringkali diberi “shear thickening system”. Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan kembali ke keadaaan fluiditas aslinya.

Zat-zat yang mempunyai sifat-sifat aliran dilatan adalah suspensi-suspensi yang berkonsentrasi tinggi (kira-kira 50% atau lebih) dari partikel-partikel kecil yang mengalami deflokulasi.

shearing stress/Tekenan geser shearing stress (aliran plastis ( aliran newtonian) sederhana)

shearing stress (aliran pseudoplastis- shaering stress (aliran dilatan)sederhana)

Gambar Aliran Dilatan (Farfis :177)

Thiksotropi (Farfis : 527) Sistem thiksotropi biasanya mengandung partikel-partikel asimetris yang melalui berbagai titik hubungan menyusun kerangka 3 dimensi diseluruh sampel tersebut. Pada keadaan diam struktur ini mengakibatkan suatu derajat kekakuan pada sistem tersebut dan menyerupai suatu gel. Ketika digunakan shear dan aliran dimulai, struktur ini mulai memecah apabila titik-titik hubungan tersebut memisah dan partikel-partikel menjadi lurus. Bahan tersebut mengalami transformasi dari gel ke sol dan menunjukkan shear-thinning.

Page 9: Teori Suspensi

Aliran yang diinginkan ♥ (Farfis : 530)

Thiksotropi adalah suatu sifat yang diinginkan dalam suatu sistem farmasetis cair yang idealnya harus mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah namun dapat dituang dan disebar dengan mudah.♥ (Parrot : 344)

Kombinasi dan aliran pseudoplastis dan bahan pesuspensi thiksotropik seperti natrium, karboksimetilselulosa, dan bentonit, memberikan karakteristik yang diinginkan dalam suspensi. Selama penyimpanan, partikel membentuk struktur gel jika dikocok suspensi akan mengalir dengan mudah.

Cara Formulasi Suspensi (RPS 18 th : 296)Formulasi suspensi yang mempunyai stabilitas fisika yang optimal tergantung

pada partikel dalam suspensi apakah menjadi flokulasi atau deflokulasi. Salah satu yang biasa digunakan adalah pembawa berstruktur untuk menjaga deflokulasi partikel dalam suspensi, yang kedua tergantung pada flokulasi terkontrol yang berarti mencegah pembentukan “cake”, yang ketiga kombinasi dari dua metode sebelumnya, hasilnya adalah produk dengan stabilitas yan optimum.

partikel

penambahan pembasah dan medium pendispersi

partikel terdeflokulasi secara seragam

A B C

penambahan struktur penambahan bahan penambahan bahanpembawa pengflokulasi flokulasi

suspensi terdeflokulasi dalam suspensi flokulasi suspensi flokulasi struktur pembawa sebagai ha- sebanyak produk sil akhir. akhir

penambahan pembawa berstruktur

suspensi flokulasi dalam struktur pembawa sebagai hasil akhir

Perbedaan suspensi flokulasi dengan deflokulasi (RPS 18 th : 295)

Page 10: Teori Suspensi

Deflokulasi Flokulasi1) Partikel berada dalam suspensi dalam

wujud yang memisah2) Laju pengendapan lambat karena

partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel minimal.

3) Enadapan yang terbentuk lambat4) Endapan biasanya menjadi samgat

padat karena berat dari lapisan atas dari bahan endapan yang mengalami gaya tolak-menolak antara partikel dan cake yang keras terbentuk dimana merupakan kesulitan jika mungkin didispersi kembali.

5) Suspensi penampilan menarik karena tersuspensi untuk waktu yang lama supernatannya juga keruh bahkan ketika pengendapan terjadi.

1) Partikel membentuk agregat bebas

2). Laju pengendapan tinggi karena partikel mengendap sebagai flokulasi yang merupakan komposisi partikel.

3). Endapan yang terbentuk cepat4). Partikel tidak mengikat kuat dan keras

satu sama lain tidak terbentuk lempeng. Endapan mudah untuk didispersikan kembali dalam bentuk suspensi aslinya.

5). Suspensi menjadi keruh karena pengendapan yang optimal dan supernatannya jernih. Hal ini dapat dikurangi jika volume endapan dibuat besar, idealnya volume endapan harus meliputi volume suspensi.

Parameter Pengendapan Suspensi (RPS 18th :296) Suspensi deflokulasi Fn = 0,15 Suspensi terflokulasi F = 0,75 = 5,0

Pembawa Berstruktur (RPS 18th ; 297)Pembawa berstruktur secara umum pada larutan yang mengandung air dari bahan

polimer seperti hidroklorida yang mana biasanya bermuatan negatif dalam larutan berair, contoh dari tipe ini adalah metil selulosa, karboksi metilselulosa, bentonit, dan karbopol. Konsentrasi yang digunakan tergantung pada konsistensi yang diinginkan pada suspensi, selanjutnya ,akan disesuaikan dengan ukuran dan berat jenis partikel tersuspensi. Fungsinya sebagai bahan pensuspensi yang memberikan kekentalan dan mengurangi rata-rata pengendapan dari partikel terdispersi. Reologi bahan-bahan pensuspensi dipertimbangkan di tempat lain (bab 20). Idealnya, pembentukan sistem pseudoplastis atau plastis yang sedang mengalami shear thinning. Beberapa derajat dari thiksotropi juga dinginkan bahan-bahan non-Newton pada tipe ini lebih dipilih dari sistem Non-Newtonian karena jika partikel-partikel akhirnya mengendap pada dasar wadah. , pendispersiannya kembali dibantu oleh pembawa thinning jika dikocok. Ketika pengocokan tidak dilanjutkan pembawa memperoleh

Page 11: Teori Suspensi

konsistensi awalnya dan partikel yang terdispersi kembali tetap tersuspensi. Proses ini didispersi kembali, dibantu oleh pembawa shear thinning, maksud awal bahwa partikel-partikel terdeflokulasi belum membentuk cake.Jika sedimentasi dan packing telah terbentuk menjadi caking yang terjadi, dispersi kembali tidak mungkin terjadi.

Flokulasi Terkontrol (RPS 18th: 297) Flokulasi terkontrol, jika menggunakan pendekatan formulasi suspensi, formulator mengambil bahan terdispersi yang terdeflokulasi dan terbasahi berusaha membawa ke sekitar flokulasi dengan penambahan bahan pengflokulasi yang sangat umum, bahan pengflokulasi ialah elektrolit, polimer atau surfaktan. Tujuan umum untuk mengontrol proses flokulasi dengan penambahan sejumlah bahan pengflokulasi yang menghasilkan jumlah sedimen maksimum.

Jenis-jenis agregat (Lachman 482-483) Pertama perlu dicatat agregat jaringan terbuka atau flokula, agregat ini dikarakteristikkan dengan suatu jaringan terbuka, lunak, dan berserat dari partikel-partikel yang teragregasi, strukturnya kaku sekali maka agregat –agregat ini mengendap dengan cepat membentuk sedimen yang tinggi dengan mudah dapat didispersikan kembali, karena partikel-partikel yang membentuk agregat masing-masing cukup jauh terpisah dengan lainnya untuk menghindarkan caking. Catatan kedua, agregat tertutup atau koagula, agregat ini dikarakteristikkan oleh suatu kemasan kuat yang dihasilkan oleh pengikatan lapisan permukaan. Agregat ini mengendap perlahan-lahan ke ketinggian sedimen rendah yang mendekati kerapatan sedimen dari suatu sistem partikel kecil yang terdispersi yang dibicarakan dalam paragraf berikut. Dilihat dari sifatnya endapan yang tersusun dari agregat tertutup tidak didispersikan kembali. Afinitas dari lapisan tipis permukaan satu dengan lainnya bertanggung jawab untuk keuletan agregat, tak hanya dalam agregat cenderung membentuk suatu agregat tunggal besar yang terikat lapisan, yang sulit untuk terdispersi kembali (jika mungkin). Lapisan tipis permukaan yang mengakibatkan pembentukan koagula seringkali adalah surfaktan, gas, cairan-cairan yang tidak saling bercampur dengan air (dalam hal suspensi bukan air). Selain 2 tipe agregasi yang baru dibicarakan, seseorang harus mengetahui tentang bentuk teragregasi atau bentuk terdispersi sebagai kesatuan diskret. Seperti digambarkan dalam gambar, sedimen sedimen dari tipe suspensi ini secara perlahan-lahan (jika dibandingkan dengan tipe agregat terbuka dan tertutup) mencapai ketinggian sedimen yang rendah dan karena permukaan partikel berdekatan dengan sedimentasi maka memiliki potensial tinggi untuk caking, karena mudahnya pembentukan jembatan kristal yang meluas, yang disebutkan nanti dalam bab ini. Jelaslah bahwa suspensi farmasi harus dapat terdispersi kembali hanya dengan pengadukan ringan untuk menjaga keseragaman pemberian dosis.

Page 12: Teori Suspensi

Suatu gambaran agregat suatu gambaran agregat gambaran bentuk suspensi Suspensi jaringan terbuka suspensi tertutup terdispersi

Komposisi suspensi Lachman PDF (180)

1. Komponen dari sistem suspensia. Bahan pembasahb. Bahan pendispersi atau deflokulasic. Bahan pengflokulasid. Bahan pengental

2. Komponen dari pembawa suspensi e. pengontrol pH/buffer f. bahan osmotik g. bahan pewarna, pengaroma dan pengharum h. pengawet untuk mengontrol pertumbuhan mikroba i. Cairan pembawa

Scoville: - Bahan pensuspensi- Bahan pembasah- Tambahan suspensi- Pengawet

Bahan Pembasah Scoville : 306 Bahan pembasah. Penmbahan bahan yang menurunkan tegangan permukaan dari air sangat membantu dalam peningkatan dispersi bahan tidak larut, dioktil, natrium sulfasuksinat dan natrium lauril sulfat, walaupun rata-rata tidak toksik, sangat sering digunakan dalam sediaan eksternal. Sebagai contoh telah ditemukan dalam penambahan 1 fl.oz dari 10 % larutan dioktil natrium sulfasuksinat ke galon sanagt meningkatkan kualitas larutan kalamin.

Farfis : 465 Bahan pembasah adalah surfaktan bahwa ketika dilarutkan dalam air, menurunkan kemajuan sudut kontak dan membantu dalam mengganti tempat dari fase udara pada permukaan dan menggantinya dengan fase cairan, contoh aplikasi dari pembasahan dalam afrmasi dan obat yang termasuk penggantian dari udara dari permukaan sulfur, arang dan serbuk-serbuk lain untuk tujuan dari dispersi obat-obatan ini dalam larutan pembawa, penggantian udara dari matriks dari blok kapas dan perlu sehingga larutan obat dapat diabsorbsi untuk aplikasinya ke berbagai area tubuh, pemindahan dari kotoran dengan menggunakan deterjen dalam pencucian luka-luka dan penggunaan larutan obat dan disemprotkan ke permukaan kulit dan membran mukosa. Lachman : 168

Page 13: Teori Suspensi

Tehnik farmasetika sering membantu untuk memodifikasi karakteristik pembasahan dari serbuk meliputi dengan pengunaan surfaktan (kadang-kadang dengan pengadukan) untuk menurunkan tegangan antar muka padat-cair.

Mekanisme pembasahan (RPS 18th: 254)Tahap pertama dalam pembasahan suatu serbuk adalah pembasahan adhesional

dimana permukaan padat berhubungan dengan permukaan cairan. Tahap ini ekuivalen dengan perubahan dari tahap a ke tahap b dalam gambar. Partikel kemudian ditekan di bawah permukaan cairan ketika pembasahan pencelupan terjadi ( b ke c) selama tahap ini terbentuk antar muka padat-cair dan antar muka padat-udara hilang. Akhirnya cairan menyebar ke seluruh permukaan zat padat apabila pembasahan penyebaran terjadi. Kerja pembasahan penyebaran sama dengan kerja untuk membentuk antar muka padat-cair dan cair-gas dikurangi hilangnya antar muka padat-gas.

Bahan pembasah (Lachman PDF : 181)Menurut Idson dan Scheer (62) , tentu zat padat sangat mudah dibasahi dengan

cairan, meskipun ada yang lain tidak. Sudut pembasahan tergantung pada afinitas obat terhadap air dan sebaliknya bahan padatan hidrofilik atau hidrofobik. Padatan hidrofilik sangat mudah dibasahkan dengan air dan dapat meningkatkan viskositas dari cairan pensuspensi. Padatan hidrofobik menolak air tetapi dapat dibasahkan dengan larutan non polar. Ketika pembasahannya tepat. Selanjutnya biasanya dapat digabungkan dalam suspensi tanpa menggunakan bahan pembasah . Obat mayoritas dalam cairan suspensi adalah hidrofobik. Ini sulit untuk disuspensikan dan sering terflokulasi pada permukaan air dan larutan polar untuk memerangkap udara dan kurang terbasahi.

Bahan pembasah adalah surfaktan yang menurunkan tegangan antar muka dan sudut kontak antara partikel padat dan cairan pembawa, Jika menurut Hienstan (8), bahan pembasah adalah kehadiran di saat serbuk ditambahkan dengan cairan pembawa. Penetrasi dari fase cair ke dalam serbuk dengan kecepatan yang cocok untuk mengeluarkan udara dari partikel dan dihasilkan pembasahan partikel akan tercelup atau terbagi dengan sedikit pengadukan. Menurut teori HLB (9), Range yang paling baik untuk pembasahan dan penyebaran dengan surfaktan non ionik antara 7 dan 10.Sejumlah surfaktan mungkin digunakan sebagai bahan pembasah farmasetik didaftarkan dalam tabel 8. Catatan bahwa harga HLB didaftarkan dalam tabel untuk pembasahan optimum yang lebih besar daripada range normal yang direkomendasikan. Konsentrasi

Page 14: Teori Suspensi

dari surfaktan biasanya bervariasi dari 0,05 s/d 0,5 % dan tergantung pada bahan padat yang dimaksudkan untuk suspensi.Penggunaan surfaktan sebagai bahan pembasah juga akan memperlambat pembentukan kristal. Pada lain pihak, konsentrasi surfaktan kurang dari 0,05 % dapat menghasilkan pembasahan yang tak sempurna. Konsentrasi yang lebih besar dari 0,5 % surfaktan mungkin melarutkan partikel-partikel yang lebih halus dan peran penting akhirnya untuk muatan dalam distribusi ukuran partikel dan pembentukan kristal.

Surfaktan HLB tinggi juga bahan pembusa, bagaimanapun, busa tidak diinginkan selama pembasahan dari formulasi suspensi. Tambahan, tipe oinik, tuntutan lebih efektif pada range konsentrasi daripada tipe nonionik, adalah pertimbangan kepekaan pH dan ketidakcampuran dengan banyak zat tambahan.

Surfaktan paling banyak kecuali polimer rasa pahit sering melawan peraturan surfaktan digunakan sebagai suspensi oral. Meskipun demikian polisorbat 80 masih paling digunakan secara luas sebagai surfaktan untuk formulasi suspensi karena kurang toksik dan kecampuran dengan zat tambahan formulasi. Sterik stabilisasi dari suspensi dengan poloxamer telah diterima kembali oleh Rawlins dan kayes (63). Nonoksinal dan polimer juga ditemukan menjadi bahan yang efektif di bawah konsentrasi misel kritiknya.Jumlah pembasahan sering ditentukan dengan ukuran tempat dari sejumlah serbuk yang permukaannya tidak terganggu oleh air yang dikandung memberikan konsentrasi surfaktan. Ukuran waktu yang diperlukan untuk terbasahi secara sempurna dan serbuk tercelup. Sebagai contoh, Carino dan Morlet (64) menemukan waktu pencelupan yang cepat untuk padatan hidrofobik (SpG > 1) dengan konsentrasi 0,015% Natrium USP dalam air yang mana konsentrasi misel kritik di atas surfaktan. Penulis juga menunjukkan bahwa proses pembasahan melalui penetrasi air masuk ke dalam pori-pori serbuk dengan penyebaran dari pembasahan agregat serbuk yang utama dari pencelupan.

Penambahan sejumlah kecil elektrolit netral seperti KCl, telah ditemukan (65) untuk menurunkan konsentrasi misel kritikal dan tegangan antar muka dari larutan surfaktan dan kemudian memperbaiki pembasahan. Suspensi yang dihasilkan , bagaimanapun lebih mudah membentuk agregat atau flok.

Istilah yang diperkenalkan oleh W. Griffin untuk menjelaskan keseimbangan hidrofilik lipofilik atau bagian dari surfaktan non ion yang telah memiliki nilai numerik antara 1 dan 20.

Bahan deflokulasi dan dispersi sejati (Lachman PDF: 183)Mitsui dan katada (60) menunjukkan bahwa kemampuan terdispersi dari serbuk

dalam air tergantung dari besarnya jarak dari permukaan muatan dan berat jenis partikel, apakah serbuk telah terdispersi dengan penampakan pengadukan mekanik atau tidak. Bahan pendeflokulasi adalah garam organik polimerisasi dari asam sulfonat dari kedua tipe alkil aril atau aril alkil dapat mengubah permukaan muatan dari partikel melalui absorbsi fisika. Polielektrolit spesial ini mengikuti trade names “ Daxad (Dewey and almay chemical Co, Cambridge, MA). Darvan(RT. Vanderbit Co., New York, NY), Maras pere (Marathon Corp, Rothschild, Wi) dan orzan (Crown zeiter-bach, camas, WA). Mekanisme aksinya tidak begitu dipahami, tetapi polielektrolit ini ada untuk berfungsi memproduksi muatan negatif atau meningkatkan muatan negatif yang sudah ada untuk membantu meningkatkan pendispersian. Pengurangan gaya kohesiv antara partikel

Page 15: Teori Suspensi

primer melalui gaya tolak menolak dari muatan sejenis membantu menghancurkan flok dan aglomerat dan juga membantu dispersi.

Tidak seperti surfaktan, bahan ini tidak menurunkan tegangan antarmuka. Sebab itu mereka tidak atau sedikit memiliki tendensi untuk menghasilkan busa atau partikel basah. Kebanyakan deflokulan, bagaimanapun secara umum tidak semuanya dianggap aman untuk penggunaan internal dan sebagai hasilnya, pendispersi yang hanya dapat terdispersi untuk produk internal adalah lecithin (secara alami terjadi campuran dari fosfomida dan fosfolipida) ,yang berhubungan dengan aktivitas untuk mendeflokulasi dijelaskan di atas . Sejak lecithin adalah substansi yang alami terjadi dan bervariasi dalam kelarutan airnya dan sifat kemampuan terdispersinya agar memperoleh hasil yang reprodusibel, spesifikasi bahan mentah yang pantas dari lecithin harus dikontrol keras.

Bahan pengflokulasi Elektrolit netral sederhana (1:1) dan (2:1 atau 3:1) dalam larutan mampu

mengurangi zeta potensial dari muatan partikel tersuspensi menjadi nol dianggap sebagai bahan pengflokulasi primer. Mekanisme dari aktivitasnya membentuk flok yang stabil telah dijelaskan secara gamblang dalam bab ini. Konsentrasi kecil (0,01-1%) dari elektrolit netral, seperti NaCl atau KCl, sering cukup untuk menginduksi flokulasi dari muatan yang lemah, tidak larut air, non elektrolit organik, seperti steroid. Pada kasus ini dari muatan yang lebih tinggi, polimer tidak larut dan jenis elektrolit pada konsentrasi yang sama (0,01-1%) dari ion divalen atau trivalen larut air, seperti garam kalsium dan aluminium atau sulfat , sitrat, dan fosfat, biasanya diterima untuk mencapai bentuk flok tergantung muatan partikel , positif atau negatif, sering garam-garam ini digunakan berssama-sama dalam formula sebagai pH buffer dan bahan pengflokulasi.

Pengental dan Pelindung koloidKoloid pelindung atau hidrofilik seperti gelatin, gum (tragakan, Xantin dll) dan

derivat selulosa (Na-CMC, hidroksi profil selulosa, dan hidroksi propil metil selulosa) yang diserap meningkatkan kekuatan dari bentuk lapisan hidrasi sekeliling partikel yang tersuspensi melalui ikatan hidrogen dan interaksi molekul . Sejak bahan-bahan ini mengurangi tegangan antar muka dan tegangan permukaan lebih besar, fungsinya menjadi sangat baik dengan adanya surfaktan .Banyak bahan-bahan pelindung koloid dalam konsentrasi rendah (< 0,1 %) dan penambah kekentalan dalam konsentrasi yang relatif tinggi (> 0,1%).

Page 16: Teori Suspensi

Bahan Pengontrol pH dan bufferSuatu formulasi suspensi farmasetis yang pantas seharusnya stabilitas fisikanya

baik selama range yang luas dari nilai pH. Pada pihak lain, jika nilai pH yang spesifik ditemukan penting untuk menghasilkan stabilitas yang optimum dan atau kelarutan minimal dalam pembawa suspensi.Sistem dapat dipertahankan pada nilai pH yang diinginkan dengan penggunaan konsentrasi yang spesifik dari buffer farmasetik yang diterima. Ini khusus penting untuk obat yang mempunyai ionisasi asam atau gugus dasar, kemudian pH dari pembawa sering mempengaruhi kestabilan obat atau kelarutannya. Kurangnya perawatan atau indiskriminasi kegunaan dari garam dan buffer dan bagaimanapun, akan sering mengubah muatan permukaan atau dari partikel tersuspensi. Beberapa efek dapat mempengaruhi kealamian dan stabilitas dari suspensi terflokulasi. Ini khusus nyata saat ion polivalen seperti sitrat dan fosfat digunakan sebagai sistem pembuffer. Suspensi stabil, obat-obat netral , yng tidak memiliki muatan formal, seperti kortikosteroid biasanya insensitif kepada perubahan pH. Kontrol pH oleh pembuffer dari suspensi. Normal diterima sebagai quality control untuk menentukan pH spesifik yang diinginkan. Dan lagi, komponen pembuffer dan konsentrasinya sering dipilih dalam suatu percobaan dasar agar tidak berefek samping pada stabilitas fisika dari suspensi.

Page 17: Teori Suspensi

Bahan osmotik dan penstabilDiskusi selanjutnya juga menuliskan tentang kegunaan bahan osmotik (NaCl, dll)

dan penstabil ( dinatrium edetat dll) kebanyakan adalah yang elektrolit atau partikel elektrolit dalam produk suspensi. Penggantian non elektrolit organik seperti dekstrosa , manitol atau sorbitol untuk garam inorganik dan elektrolit untuk menyeimbangkan osmolaritas dan tonisitas dalam suspensi opthalmik dan injeksi akan sering mengurangi variasi batch yang berhubungan dengan stabilitas fisika ketika bahan-bahan ini digunakan sebagai bahan osmotik dan penstabil.

Pewarna, pengaroma dan pewangiBahan organoleptis seperti pewarna, pengaroma dan pewangi seharusnya tidak

mempengaruhi stabilitas fisika dari suspensi topikal atau oral sepanjang formulator menyatakan bahan kationik akan berinteraksi dengan muatan negatif partikel suspensi dan dengan cara demikian berefek samping pada kestabilan fisika.

Pada pihak lain, sejak banyak bahan pengaroma dan pewangi tidak larut dalam air. Cairan berminyak biasanya ditambahkan ke dalam batch dalam fase terakhir setelah stabilitas fisika primer dari suspensi telah di susun, formulator harus berjaga-jaga pada kemungkinan bahwa bahan berminyak dapat diserap pada pemukaan partikel tersuspensi dan dengan cara demikian berpengaruh pada kestabilan fisika dari suspensi akhir.

PengawetPengawet melawan pertumbuahn mikroba merupakan anggapan penting tidak

hanya dalam istilah dari efeknya pada stabilitas kimia dari bahan-bahan tetapi juga integritas fisika dalam sistem. Riddick mengindikasikan bahwa banyak sistem dispersi koloidal dinilai tidak stabil karena mereka beraglomerasi dalam waktu itu. Efek ini rupanya tidak disebabkan oleh pengadukan tetapi untuk melanjutkan aktivitas mikroba, yang secara berangsur-angsur mengurangi zeta potensial dari sistem. Jika beberapa sistem telah disiapkan secara tepat, mereka tidak akan mempunyai aglomerasi tetapi telah meninggalkan keadaan koloidal dalam suspensi. Hal yang sama mungkin dikatakan dari sistem yang disiapkan pada awalnya dengan prosedur flokulasi terkontrol dan kemudian deflokulasi dengan tidak adanya pengawet yang cukup. Kemampuan pengawet merupakan masalah serius dalam suspensi antasid dimana nilai pH lebih besar dari 6 atau 7 sering berkompromi dengan keefektifan yang umum digunakan secara oral diterima, sebagai pengawet seperti paraben, benzoat, dan sorbat.

Pemanis surfaktan nonionik dan bahan pensuspensi seperti tanah liat, gelatin, lecithin, gum alam dan derivat selulosa adalah bagian suspensi yang cenderung untuk pertumbuhan mikroba. Penggunaan bahan antimikroba kationik seperti benzalkonium klorida , biasanya dikontraindikasikan karena bahan kationik dapat diinaktifkan oleh komponen formulasi atau mereka dapat mengubah muatan dari partikel tersuspensi.

Penyiapan yang baik pada suspensi oral atau topikal tidak harus steril untuk mencegah pertumbuhan mikroba. Penggunaan sejumlah kecil dari propilenglikol (5-15%) dan dinatrium edetat (sekitar 0,1 %) atau pengurangan pH semuanya telah digunakan untuk meningkatkan efisiensi dari sistem pengawet tanpa mengurangi stabilitas fisika dari suspensi farmasetik. Daftar pengawet antimikroba yang umum diguanakan dalam suspensi farmasetik terdapat dalam tabel berikut:

Page 18: Teori Suspensi

Bahan Konsentrasi (%) KeteranganParaben (Me, Et, Pr, Bu)

Asam sitrat

Garam amonium kuartener

Thimerasol

Benzilalkohol

Asam benzoat

Glukonat klorheksida

Fenil etanol

0,2

0,2

0,01

0,01

1,0

0,2

0,01

1,0

Pensentisisasi potensial, aktivitas kurang di atas pH 7, diinaktivasi oleh konsentrasi tinggi dari surfaktan, stabilitas kurang dalam air, aktif dalam melawan jamur dan ragi, waktu membunuh lambat, sifat rasa kurangPensensitisasi potensial yang rendah, aktivitas kurang di bawah pH 6, tidak stabil dalam keadaan polietilen, larut dalam air, kompatibel dengagn surfaktan, sifat rasanya baik.Pensensitisasi potensial, aksi pada pH netral, diinaktivasi oleh surfaktan anionik dan polimer, akan mempengaruhi muatan negatif partikel ,larut dalam air, aktivitas kuat oleh EDTA, untuk membunuh cepat, pengawet optalmik.Pensensitisasi kuat, aktivitas baik pada pH 7, diinaktivasi oleh EDTA, waktu membunuh lambat, digunakan dalam injeksi.Pensensitisasi potensial yang rendah, aktif pada pH rendah, penggunaan dakam volume besar parenteral dibatasi , larut dalam air, diinaktivasi dengan konsentrasi tinggi dari surfaktan , pengawet injeksi dan topikalAktivitas kurang di atas pH 5, larut dalam air,sifat rasa baikAktif pada pH 7, larut dalam air, incomp dengn borat, untuk membunuh cepat, pengawet optahlmikMeningkatkan aktivitas paraben , garam amonium kuartener, dan klorheksidin, larut dalam air, pengawet topikal dan opthalmik.

Page 19: Teori Suspensi

Sudut kontak ♠ (Farfis:384)

Aksi yang paling penting dari suatu bahan pembasah adalah menurunkan sudut kontak antara prmukaan dan cairan pembasah. Sudut kontak adalah sudut antara tetes cairan dan permukaan yang mana partikel itu akan menyebar. Sepeerti ditunjukkan pada gambar berikut. Sudut kontak antara padatan dengan cairan dapat 0o, terbasahi secara sempurna atau ini dapat kira-kira 180o, dimana pembasahan tidak sempurna, sudut kontak dapat juga mempunyai beberapa nilai antara batasannya, seperti digambarkan dalam sketsa, Pada persamaan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dapat dinyatakan dalam:

γs = γSL + γL cos θ

Yang dikenal sebagai persamaan Young

Page 20: Teori Suspensi

Saat persamaan (14.59) disubstitusikan ke dalam persamaan akan menjadi:S = γL ( cos θ – 1 )

Penggabungan persamaan dihasilkan : ωa = ωSL = γL( 1+ cos θ )Yang adalah suatu bentuk pilihan dari persamaan Young. Persamaan di atas adalah hal yang sangat berguna sejak tidak mengandung atau , yang dapat lebih mudah diukur dengan tepat. Sudut kontak antara suatu tetesan air dengan permukaan berlemak, saat cairan yang digunakan, air, membasahi permukaan berlemak tidak sempurna. Saat satu tetes air ditempatkan dalam permukaan gelas yang bersih secara cermat ini akan menyebar secara spontan dan tidak ada sudut kontak.Hasil ini dapat dijelaskan dengan menempatkan air suatu koefisien penyebaran yang tinggi pada gelas bersih, atau dengan menetapkan sudut kontak antara air dan gelas adalah nol. Jika bahan pembasah yang tepat ditambah dalam air, larutan akan menyebar secara spontan pada pemukaan berlemak. Untuk bahan pembasah agar berfungsi efisien , dengan kata lain, untuk menunjukkan sudut kontak yang rendah, ini seharusnya mempunyai HLB sekitar 6-9.

θ = 0o θ = 180o

γs γSL

θ < 90o θ = 90o θ >90o

Sudut kontak antara 0o – 180o

♠ (Lachman: 118)Persamaan Young menyatakan bahwa sudut kontak akan <90o , jika interaksi antara padatan dan cairan lebih besar daripada interaksi antara padatan dan udara, misalnya γS/ L

> γs/A.. Di bawah kondisi ini, pembasahan terjadi, Garis pedoman umumnya adalah padatan yang siap dibasahi jika sudut kontaknya dengan fase cair adalah kurang dari 90o . Tabel ini menunjukkan aturan ini, saat padatan diketahui mudah dibasahi, seperti KCl , NaCl dan laktosa yang mempunyai sudut kontak paling rendah. Sudut kontak yang menarik dari kloramfenikol meningkat dari 59o-125o mengindikasikan suatu prubahan menjadi permukaan yang tidak terbasahi ketika ester palmitat dibentuk. Bahan lain yang diketahui susah utnuk dibasahi seperti polietilen densitas tinggi, dimagnesium stearat memiliki sudut kontak lebih besar dari 90o.

Bahan Sudut kontak (o) Bahan Sudut kontak (o)

Page 21: Teori Suspensi

KClNaClLaktosaKofeinAcetaminofenKloramfenikolFenobarbitalKloramfenikol palmitat

21283043595970125

SulfadiazinAspirinFenasetinHeksobarbitalPolietilen (densitas tinggi)Asam salisilatMg stearat

71757888100

103121

Volume sedimentasi (RPS 18th : 296)Volume sedimentasi – volume sedimentasi, F, merupakan perbandingan

keseimbangan volume dari sedimen, Vu, dengan volume total dari suspensi , Vo, sehingga : F = Vu/VoVolume suspensi dimana tampak didiami atau ditempati oleh peningkatan endapan, nilai dari F dimana range yang normal peningkatannya mendekati 0 sampai 1. Suatu sistem dimana F = 0,75 sebagai contoh, 75 % dari total volume dalam wadah rupanya didiami secara bebas, Bentuk pori-pori flok sedimen. Dapt diilustrasikan pada gmbar 9.23, ketika F= 1, tidak ada endapan, rupanya melewati sistem yang terflokulasi. Suspensi yang ideal ini di bawah kondisi, tidak ada endapan yang terjadi, caking juga kadang tidak ada, Sejauh itu, suspensi merupakan mempunyai estetik yang menyenangkan tidak nampak, supernatannya keruh.

Page 22: Teori Suspensi

Pembasahan (Lachman: 163)Kesulitan yang banyak ditemui, yang merupakan faktor yang amat penting dalam

formulasi suspensi, adalah pembasahan fase padat oleh medium suspensi. Secara defenisi, suspensi pada pokoknya adalah suatu sistem yang tidak dapat bercampur, tetapi untuk keberadaannya suspensi memerlukan beberapa derajat kompatibilitas, dan pembasahan bahan-bahan tersuspensi dengan baik sangat penting dalam pencapaian akhir ini.

Bila antara cairan dan zat padat ada suatu afinitas kuat cairan akan dengan mudah membentuk lapsan tipis pada permukaan zat padat.Tetapi bila afinitas ini tidak ada atau lemah, maka cairan akan sulit untuk memindahkan udara atau substansi lain di sekitar zat padat tersebut dan di sana ada suatu kontak antara cairan dan zat padat. Sudut kontak, dihasilkan dari kesetimbangan yang melibatkan tiga tegangan antar muka , secara spesifik, yang bereaksi pada antar muka antara fase cair dan fase uap, pada fase padat dan fase cair, serta pada fase padat dan fase uap. Tegangan ini disebabkan karena ketidakseimbangan gaya antar molekul dalam berbagai fase yang sama dengan fenomena yang terkenal analog dari pembentukan “kulit” konveks di atas permukaan segelas air yang diisi sampai ke bibir gelas tersebut. Konsep sudut kontak adalah penting karena ia menghasilkan metode pertimbangan derajat pembasahan dan menunjukkan bahwa sifat-sifat permukaan adalah sangat penting. Perlakuan matematis yang terlibat tentang pembasahan adalah memungkinkan, tetapi data yang diperlukan biasanya tidak tersedia untuk menjadikan tiap persamaan berguna. Pembuat formulasi lebih mudah mencoba beberapa surfaktan untuk mendapatkan bahan pembasah yang baik.

Ada zat padat yang mudah dibasahi dengan cairan dan ada pula yang tidak. Dalam batasan suspensi air, zat padat dikatakan hidrofilik (liofilik atau suka pelarut, kadang-kadang disebut liotropik) atau hidrofobik (liofobik). Zat-zat hidrofilik dibasahi dengan mudah oleh air atau cairan-cairan polar lainnya, zat-zat hidrofilik ini bisa meningkatkan viskositas suspensi-suspensi air dengan besar.Zat-zaat hidrofobik menolak air, tetapi biasanya dapat dibasahi oleh cairan-cairan non polar, zat-zat hidrofobik ini biasanya tidak mengubah viskositas dispersi air. Zat padat hidrofilik biasanya dapat digabung menjadi suspensi tanpa menggunakan zat pembasah ,tetepi bahan-bahan hidrofobik sangat sukar untuk mendispersi dan sering kali mengambang pada permukaan cairan karena pembasahan yang buruk dari partikel , atau adanya kantung-kantung udara yang kecil.

Tehnik farmasi yang seringkali berguna untuk memodifikasi karakteristik-karakteristik pembasah dari serbuk meliputi penggunaan surfaktan (kadang-kadang dengan shearing) untuk mengurangi tegangan antar muka padat-cair. Mekanisme aksi surfaktan diperkirakan meliputi adsorpsi pilihan dari rantai hidrokarbon oleh permukaan hidrofobik, dengan bahan polar dari surfaktan kemudian diarahkan ke fase air. Bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk membantu dispersi zat padat hidrofobik adalah polimer-polimer hidrofilik seperti Na-CMC, dan bahan-bahan hidrofilik tertentu yang tidak larut dalam air seperti bentonit, aluminium magnesium silikat, dan silika koloid, baik sendiri atau dalam bentuk kombinasi. Bahan-bahan ini juga mempengaruhi pembentukan viskositas, tergantung pada tipe dan konsentrasi spesifik yang digunakan. Zat-zat hidrofilik ini jika digunakan dalam konsentrasi yang terlalu tinggi, menyebabkan pembentukan gel yang tidak dikehendaki dan bukannya derajat viskositas atau thiksotropi yang dikehendaki , batasan terakhir menunjukkan pembentukan struktur

Page 23: Teori Suspensi

seperti gel yang pecah dengan mudah daan menjadi cair pada pengadukan. Secara rheologis, cairan tersebut dikatakan mempunyai suatu yield value. Secara sekilas Carless dan Ocran melepaskan bahwa yang mempunyai kerapatan air harus kira-kira 0,3 dyne cm-3 untuk menunjang partikel-partikel padat yang mempunyai garis tengah 1,5.Berbagai tehnik penyeleksian telah dirancang untuk membantu pembandingan dari alternatif-alternatif yang mungkin selama pemisahan zat pembasah. Beberapa contoh berikut: dalam suatu ulasan yang baik sekali tentang suspensi, menyarankan penggunaan palung (bak) liofobik yang sempit, pada salah satu ujungnya ditaruh serbuk, sedangkan larutan zat pembasah ditempatkan pada ujung yang lain. Laju penetrasi relatif dari zat yang berbeda dapat langsung diamati, zat-zat yang lebih baik menunjukkan laju yang lebih cepat. Tehnik lain melibatkan pengukuran kemampuan relatif larutan dari zat pembasah yang berbeda untuk membawa serbuk melalui suatu gauze (kassa) ketika larutan tersebut jatuh ke atas gauze yang menopang serbuk.Jelaslah, pembasah yang lebih baik sanggup berfungsi lebih efektif sebagai pembawa dan membawa lebih banyak serbuk melewati gauze dibandingkan dengan pembasah yang lebih buruk.

Dengan melihat pada penentuan daya membasahi, menarik utnuk dicatat bahwa sudah dikembangkan metode pembandingan pembasah serbuk dengan pembawa cair bukan air, pembasahan seperti itu dapat ditambah dengan turunan lanolin tertentu. Turunan lanolin yang ada dalam tipe-tipe lipofilik dan hidrofilik banyak digunakan pada preparat yang dipakai secara topikal. Dua tehnik yang dikembangkan oleh industri cat yang dapat diterapkan secara farmasi meliputi penentuan apa yang disebut titik basah dan titik alir. Titik basah mengukur jumlah pembawa yang diperlukan untuk membasahi seluruh serbuk. Pengurangan titik basah oleh suatu bahan penambah menunjukkan pembasahan permukaan awal dengan zat itu dalam kombinasi serbuk pembawa. Titik alir mengukur jumlah pembawa yang diperlukan untuk menghasilkan kemampuan tuang. Biasanya titik alir suatu sistem serbuk-pembawa dikurangi oleh suatu zat aktif permukaan yang mengukur derajat kemana zat tersebut mendeagregasi sistem itu, yakni menghambat pembentukan struktur seperti jaringan oleh fase padat. Suatu titik basah rendah bersama dengan suatu titik alir rendah (dan perbedaan kecil antara keduanya) menunjukkan deagregasi atau dispersi yang baik.

Metode titik basah meliputi penggabungan aditif dalam serbuk dengan menggosokkan campuran tersebut pada suatu lempeng gelas dengan sebuah sudip. Pembawa kemudian ditambahkan tetes demi setetes dan dikerjakan pada seluruh massa sesudah penambahan masing-masing. Titik akhir dicapai bila cukup pembawa digunakan membentuk massa yang saling melengket. Yang tidak pecah atau memisah. Dalam penentuan titik akhir dapat diperoleh hasil ulang yang baik. Ketajaman harga titik akhir tergantung padsa serbuk, pembawa, dan aditif yang digunakan. Titik basah dinyatakan sebagai mm per 100 gram atau sebagai contoh , bisa mempunyai harga 15 sampai 45 dengan konsentrasi bahan penambah 10 % > makin baik zat pembasah, makin kecil harga titik basahnya.

Titik alir juga diukur dengan mencampur bahan penambah dengan serbuk, tetapi dalam suatu gelas piala (beaker gelas), bukan di atas lempeng. Pembawa ditambahkan dan digabungkan dengan pencampuran menyeluruh. Titik akhir dicapai bila cukup pembawa ditambahkan untuk menyebabkan campuran tersebut mengalir dari sudip dalam aliran yang seragam. Titik alir bisa dinyatakan sebagai mm per 100 gram. Ketajaman titik akhir bervariasi seperti dalam penentuan titik basah, tergantung pada serbuk, pembawa

Page 24: Teori Suspensi

dan penambah. Tititk akhir bisa mempunyai harga dalam kisaran 50 sampai 250 pada level penambah 10 %, bila digunakan zat pembasah yang lebih baik akan menghasilkan harga yang lebih rendah.

Menguji suatu bahan penambah hanya pada satu konsentrasi mungkin tidak menampilkan evaluasi tepat dari efektivitasnya sebagai suatu dispersi, karena berkurangnya titik alir dan titik basah secara dramatis yang mungkin disebabkan oleh perubahan konsentrasi dari hanya suatu persentase kecil adalah bijaksana apabila beberapa konsentrasi bahan penambah diteliti dahulu sebelum menarik kesimpulan sehubungan dengan penggunaan zat tertentu.

Tehnik serupa dapat diterapkan ke sistem air dalam metode yang sama, air ditambahkan ke campuran bahan yang akan dibasahkan dan berbagai bahan pembawa yang akan dievaluasi. Beberapa modifikasi metode uji dibutuhkan untuk menjamin bahwa serbuk dan bahan penambah dicampur dengan baik, yakni dalam kedua uji, bahan penambah dan serbuk harus kontak dengan baik. Ini mungkin paling baik dicapai dengan melapisi serbuk tersebut dengan bahan penambah dengan alkohol, yang kemudian diuapkan dari bubur tersebut. Bila turunan lanolin digunakan dengan serbuk-serbuk seperti talk, titanium dioksida atau feri oksida, harga untuk titik alir dan titik basahnya berada dalam kisaran umum yang sama seperti yang disebutkan sebelumnya, walaupun cenderung terlihat harga-harga yang agak lebih rendah.

Bahan pembasah (Scoville : 323)Banyak bahan pengemulsi dan pendispersi telah digunakan secara luas dalam

sediaan eksternal. Senyawa ini dikarakteristikkan dengan adanya baik gugus hirofilik dan lipofilik. Gugus hidrofilik berupa –SO4

H, -SO3H, -PO4H2 –COOH, -NH2 dan lain-lain. Gugus lipofilik biasanya berupa hidrokarbon rantai lurus atau bercabang.

Substansi-substansi ini bervariasi dalam keefektifannya tergantung dari pH dari medium, beberapa dari substansi ini lebih efektif dalam larutan asam daripada dalam larutan alkali dan sebaliknya.; bahan pembasah anionik mempunyai molekul dengan bagian non polar atau aktif membawa muatan negatif, aerosol adalah contoh kelas ini. Bahan pembasah kationik membawa muatan positif pda gugus non polar atau aktif, senyawa amonium kuartener seperti benzelonium klorida, cetil piridin klorida dan benzalkonium klorida adalah contoh dari kelas ini. Bahan pembasah anionik dan kationik incompabilitas satu sama lain dan dengan sabun. Bahan nonionik seperti tween dan spans tidak terionisasi.1. Bahan pembasah :

Menurut Idson dan Scheer (62), padatan tertentu siap terbasahi oleh cairan, dimana bahan lain tidak. Derajat dari pembasahan tergantung pada afinitas dari obat untuk air dimana zat padat berupa hidrofilik. Zat padat yang hidrofilik lebih mudah terbasahi oleh air dan dapat meningkatkan kekentalan dari cairan suspensi. Zat padat yang hidrofobik air tetapi dapat terbasahi oleh cairan nonpolar. Ketika dengan pantas terbasahi, belakangan terakhir biasanya tidak akan mengubah viskositas dari cairan suspensi. Zat padat hidrofilik biasanya tidak dapat tergabung ke dalam suspensi tanpa menggunakan bahan pembasah. Kebanyakan dari obat dalam cairan suspensi kadang-kadang berupa hidrofobik. Hal ini sangat susah untuk disuspensikan dan sering mengapung pada permukaan air dan cairan polar menjadi tergantikan oleh udara dan pembasahan buruk.

Page 25: Teori Suspensi

Bahan pembasah berupa surfaktan dimana tegangan antar mukanya lebih rendah dan sudut kontak antara partikel padat dan pembawa cair. Jika menurut Hiestand (8) suatu bahan pembasah ada ketika serbuk ditambahkan ke dalam pembawa caior. Penetrasi dari fase cair ke dalam serbuk akan cukup cepat untuk membolehkan udara ke permukaan dari partikel dan hasil partikel yang terbasahi akan tenggelam dan berkumpul/bergabung atau pemisahan dengan pengadukan yang rendah. Menurut teori HLB (9), range terbaik untuk pembasahan dan penyebaran dengan surfaktan nonionic antara 7 – 10.

Jumlah surfaktan mungkin digunakan sebagai bahan pembasah farmasi yang digambarkan dalam tabel 8. Data bahwa nilai HLB digambarkan dalam tabel untuk pembasahan optimum yang lebih besar daripada range normal yang direkomendasikan. Biasanya konsentrasi dari surfaktan bervariasi dari 0,05 – 0,5% dan tergantung pada kandungan padatan yang termasuk dalam suspensi.

Penggunaan surfaktan sebagai bahan pembasah juga akan mencegah adanya kristal. Dipihak lain penggunaan surfaktan pada konsentrasi yang rendah berkisar 0,05% dapat menghasilkan pembasahan yang tidak sempurna. Konsentrasi yang lebih besar dari 0,5% dari surfaktan dapat melarutkan partikel yang sangat halus dan menyebabkan penggantian di dalam distribusi ukuran partikel dan tumbuhnya kristal.

Surfaktan dengan HLB juga sebagai bahan pembusa, meskipun pembusa merupakan sifat yang tidak diinginkan karena pembasahan dari formulasi suspensi . Sebagai tambahan, tipe ionic lebih efektif disukai dengan konsentrasi daripada tipe nonionic, dipertimbangkan pada PH sensitive dan tidak sempurna dengan banyak zat tambahan.

Kebanyakan dari surfaktan, kecuali polixamer, mempunyai rasa yang lebih pahit dan aturan sering berlawanan dengan penggunaan dalam suspensi oral. Meskipun polisorbat 80 masih digunakan secara luas sebagai surfaktan utuk formulasi suspensi karena kurang toksik dan cocok dengan kebanyakan bahan formulasi. Stabilisasi steril dari suspensi dengan piloxamer yang juga telah ditemukan sebagai bahan yang efektif dengan konsentrasi micel yang kritis.

Kecepatan pembasahan sering ditentukan dengan jumlah yang tepat yang diukur dari serbuk pada permukaan yang tidak terganggu dari kandungan air yang memberikan konsentrasi surfaktan ukuran waktu yang diperlukan utuk terbasahi secara sempurna dengan serbuk yang tercelup , sebagai contoh (SP 6.1).Table 8. surfaktan yang digunakan sebagai bahan pembasah farmaseutikal.

SurfaktanBil.

HLB

Tegangan permukaan

(dyne/cm dalam 0,8 b/v air)

Keterangan

Tipe Anionik Sodium

Sodium lauril sulfatTipe Non ionic Polisorbat 65

Polisorbat 60 USP

>2440

10,512,213,214,9

4143

33302944

Rasa pahit, bahan pembusaRasa pahit, bahan pembusa

Rasa pahitRasa pahitRasa pahitRasa pahit

Page 26: Teori Suspensi

Polisorbat 80 USP Polisorbat 40 USP Polixamer 235 Polisorbat 20 USP Polisorbat 80 USP

15,015,616

16,729

4241423750

Paling banyak digunakan, rasa pahitSifat toksik rendah, rasa pahitSifat toksik rendah, rasa baikRasa pahitBahan pembusa

Lapisan Listrik Ganda (Physphar; 466)Anggaplah suatu permukaan padatan berhubungan dengan larutan polar yang

mengandung ion-ion misalnya larutan air dari suatu elektrolit. Lenih lanjut, anggaplah bahwa sejumlah kation diabsorbsi di permukaan memberikan muatan positif untuk permukaan tersebut. Yang tertinggal dalam larutan adalah sisa kation ditambah jumlah anion yang ditambahkan. Anion-anion inin ditarik ke permukaan yang bermuatan positif oleh gaya listrik yang juga bekerja untuk menolak pendekatan kation lebih lanjut, begitu absorbsi permukaan telah sempurna. Sebagai tambahan pada gaya listrik ini, pergerakan yang disebabkan oleh panas cenderung menghasilkan distribusi yang sama dari semua ion dalam larutan. Hasilnya kejelasan seimbang tercapai dengan sejumlah kelebihan anion mendekati permukaan sementara sisanya terdistribusi dalam jumlah yang menunjukkan makin menjauh dari permukaan yang bermuatan. Bila jarak tertentu dari permukaan konsentrasi kation dan anion sama yaitu keadaan dimana penetralan listrik tercapai. Penting untuk mengingat bahwa keseluruhan sistem adalah bersifat netral, walaupun ada daerah-daerah dengan distribusi anion dan kation yang tidak sama.

Keadaan tersebut ditunjukkan pada gambar 16.22 dimana aa’ adalah permukaan padatan. Ion-ion teradsorbsi yang membuat permukaan tersebut bermuatan positif disebut ion-ion penentu potensial.Gambar 16.22. lapisan listrik ganda pada permukaan pemisah antara 2 fase, menunjukkan distribusi ion-ion. Keseluruhan sistem bersifat listrik netral.Tepat setelah lapisan permukaan tersebut adalah daerah molekul-molekul terlarut, yang terikat erat, bersama dengan ion-ion negatif juga terikat erat pada permukaan. Batas daerah ini ditunjukkan oleh garis bb’. Ion-ion ini yang memiliki muatan berlawanan dengan ion penentu potensial disebut counter ion atau gegenion. Derajat penarikan molekul-molekul ini dan counter ion sedemikian rupa jika permukaan bergerak relatif terhadap cairan, bidang irisnya adalah bb’, bukan aa’ yang merupakan permukaan sebenarnya. Pada daerah yang dibatasi oleh garis bb’ dan cc’ ada kelebihan ion negatif. Potensial pada bb’ ini positif, karena seperti telah dijelaskan sebelumnya terdapat sedikit anion dalam lapisan yang terikat erat dibandingkan kation yang diadsorbsi pada permukaan padatan. Diluar cc’ distribusi ion-ion seragam dan kenetralan listrik tercapai.

Jadi, distribusi listrik pada antar muka ekuivalen dengan muatan lapisan ganda. Lapisan pertama (memanjang dari aa’ ke bb’) terikat erat dan lapisan kedua (dari bb’ ke cc’) lebih memungkinkan. Oleh karena itu lapisan listrik ini menghambur dari aa’ ke cc’.

Terdapat dua kemungkianan keadaan selain yang yang ditunjukkan pada gambar 16.22 yaitu : 1) Bila Counterion dalam lapisan terionisasi yang terikat erat dengan muatan positif pada permukaan padatan, maka kenetralan listrik terjadi pada bb’ bukan cc’. Bila mauatn total caonterion pada daerah aa’-bb’ melebihi muatan

Page 27: Teori Suspensi

bersih pada bb’ akan negatif, dan bukan kurang positif. Hal ini berarti dalam contoh ini untuk memperoleh kenetralana listrik pada cc’, ion positif berlebih harus ada pada daerah bb’ ke cc’.

Potensial Nerst dan Potensial Zeta (Physphar;467)

Perubahan potan sial terhadap jarak dari permukaan pada berbagai keadaan ditunjukkan pada gambar 16.23. potensial pada permukaan padatan aa’ akibat ion penentu potensial adalah potensial akibat elektrotermodinamika, potensial nerst, E, dan didefinisikan sebagai perubahan potensial permukaan sebenarnnya dan daerah netral listrik larutan. Potensial yang terletak pada bidang bb’ disebut potensial elektrokinetik. Potensial Zeta didefinisikan sebagai perbedaan potensial antar permukaan lapisan yang terikat lemah dan daerah netral listrik dari larutan. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 16.23, potensial menurun dengan cepat pada mulanya. Diikuti dengan penurunan yang lebih perlahan, sering dengan peningkatan dari permukaan. Hal ini disebabkan karena counterion yang dekat dengan permukaan bertindak sebagai penahan yang mengurangi gaya tarik menarik elektrostatik antara permukaan yang bermuatan dengan conterion tersebut yang lebih jauh dari dindind permukaan. Potensian zeta memiliki penerapan praktis dalam stabilitas sistem yang mengandung partikel terdifusi karena partikel potensial minilah yang mengatrur derajat tarik menarik antara partikel terdispersi bermuatan yang saling berdekatan, dan bukanlah potensial nesrt jika jika potensial zeta dikurangi hingga dibawah nilai tertentu (tergantung pada sistem yang digunakan). Gaya tarik menarik melebihi gaya tolak menolak dan partikel-pertikel menjadi bersatu. Fenomena ini dikenal sebagai flokulasi.

Gambar 16.23 Potensial elektro kinetik pada batas padat-cair. Kurva-kurva ditunjukkan untuk tiga hal karakteristik ion atau molekul dalam fase cair. Walaupun E sama dengan 3 hal tersebut, potensial zeta adalh positif. Zeta 2 adalah nol dan zeta satu adalah negatif.

Page 28: Teori Suspensi

I Rancangan Formula* Formula Asli

“Pyrantel Pamoat”

II Rancangan FormulaTiap 5 ml mengandung :Pyrantel pamoat 125 mgGliserol 2 %CaCl2 1,5 %Na-CMC 2 %Spirit Orange 0,2 %Syrup USP 40 %Metil paraben 40 %Aguadest add 5 ml

III Master FormulaNama Produk : Pyrantel® SuspensiJumlah Produk : 1 Botol @ 10ml.No. Reg. : DTL 0277051137No Batch : D 0402003

Diproduksi Oleh : PT Kdua FARMA

I. Pyrantel®Suspensi Dibuat Oleh :Kelompok : II

Disetujui Oleh :Santi Sinala

Tgl Master Formula19 – 10 – 2004

Tgl Produksi20 – 10 - 2004

Kode Bahan

Nama Bahan Kegunaan PerDosis PerBatch

PP – 01Gl – 02CC – 03NC – 04SO – 05SU – 06Tz – 07 MP – 08 Aq – 09

Pyrantel PamoatGlyserolCalsium CloridaNa-CMCSpirit OrangeSyrup USPTartrazinMetil ParabenAquadest

Zat aktifPembasahElektrolitPensuspensiPengaromaPemanisPewarna PengawetPendispersi

125 %2 %1,5 %2 %0,2 %40 %0,0005 %40 %add 5 ml

352,5 mg0,55 g0,4125 g550 mg0,0001375 g11 g55 mg0,0275 gadd 10 ml

IV Alasan penambahan bahan : Pirantel Pamoat sebagai zat aktif

- Dosis pirantel pamoat (dosis tunggal) pirantel pamoat setara dengan 250 mg/5 ml suspensi (Iso;447)

- Absorbsi pirantel pamoat di dalam usus kurang baik, sifat ini memperkuat efek bagi cacing, sebagaian besar pemberian secara oral dikeluarkan lewat

Page 29: Teori Suspensi

feses dan kurang lebih 7% dikeluarkan lewat urine (mekanisme kerja pirantel pamoat) ( Ama Drug evalution ; 1822)

- Berdasarkan pelumpuhan cacing dengan jalan menghambat penerusan impuls neuromuscular (seperti piperazin),kemudian parasit oleh perstaltik usus tanpa diperlukan laksansia.

- Dosis ; pada cacing kremi dan gelang dosis tunggal sekaligus 2-3 tablet dari 259 mg (pamoat embonat) untuk anak-anak ½-2 tablet sesuai dengan usia 10 mg/kg pada cacingcambuk dosisnya sama seperti diatas selama 3 hari.

- Alasan mengapa pirantel palmoat dibuat dalam bentuk suspensi :karena pirantel dipasarkan sebagai garam palmoat yang berbentuk kristal putih, tidak larut dalam alcohol maupun air tidak berasa dan bersifat stabil (F&T;530)

- Kelarutan PP ;praktis tidak larut di dalam alcohol, maupun air tidak berasa dan bersifat stabil (FI III;71)

- Indicasi pirantel palmoat ;a. pirantel palmoat merupakan obat terpilih untuk ascariasis,

ankilosisfaniasis, enterobiasis, dan strongillodiasis dengan dosis tunggal, angka penyembuhan cukup tinggi.(F&T;530)

b. derivate pirimidin ini berkhasiat terhadap asccaris, oksioris dan cacing tambang tetapi tidak efektif terhadap trichicris (OOP;139)

- Nama-nama Cacing- cacing tambang

Gliserol sebagai pembasah - Pembasah digunakan untuk mendispersikan serbuk yang mengandung

lapisan udara yang terabsorbsi (Farfis;1134-1135)- Mengurangi tegangan antar muka pada air dan menolong untuk menambah

terdispersinya bahan yang tidak larut (Scovil’s;306)- Gliserol mengalir ke dalam ruang antar partikel untuk menggantikan

udara, melapisi dan memisahkan zat tersebut, sehingga air dapat mempenetrasi dan membasahi (Farfis;1135)

- Konsentrasinya hingga 30% (exp;124)- Tidak digunakan surfaktan karena :

Surfaktan anionic = misalnya natrium laurel sulfat biasanya terlalu banyak sehingga lebih cocok untuk detergen.

Surfaktan kationik = misalnya ammonium kwarterner bersifat bakterisid sehingga pemakaiannya harus dibatasi.

Surfaktan non ionic umumnya income dengan PABA sehingga akan berpengaruh pada penggunaan pengawet dari golongan paraben

Calcium Clorida (CaCl2) sebagai pemflokulasi :- Calcium Clorida disini digunakan sebagai elektrolit, semakin besar

valensinya maka efektifitasnya akan semakin besar dan konsentrasinya pun rendah (Lachman ; 432)

- Dipilih elektrolit bervalensi dua karena elektrolit yang bervalensi satu rasanya tidak enak dan elektrolit yang bevalensi tiga incomp dengan Na-CMC (Lachman;432)

Page 30: Teori Suspensi

- Konsentrasi pemflokulasi adalah antara 0,1-3% (Exc;227)- Suspensi pirantel pamoat yang terflokulasi dengan AlCl3 0,006 M adalah

suspensi yang memiliki kestabilan fisis yang relatif paling stabil karena volume sendimentasi, derajad flokulasi, viskositas dan ukuran partikel rata-rata yang besar; serta kecepatan terdispersi kembali yang minimal (skripsi junita,T,s.si ; 37)

- Kemampuan agregasi meningkat seiring dengan bertambahnya valensi ion-ion divalen 10 kali lebih efektif dari ion m onovalen,ion trivalen1000 kali lebih efektif dari ion monovalen (Farfis Inggris)

Na-CMC sebagai bahan pensuspensi :- Na-CMC digunakan untuk menambah kekentalan sehingga memperlamat

terjadinya pengendapan (Parrot;348)- Aliran yang diinginkan pada aliran tsikotropik – pseudoplastis dimana jika

istirahat viskositasnya tinggi, dengan sedikit pengocokan suspensi dapat menjadi encer dan bila pengocokan atau tekanan dihentikan maka proses sendimentasi akan berlangsung lambat. Aliran inilah yang dimiliki oleh Na-CMC (derivat selulosa) (Parrot;343)

- Konsentarasi Na-CMC di bawah 5% sebagai bahan pensuspensi (Ext ; 183)

- Untuk mengurangi terjadinya endapan sehingga keseragaman dosis dapat dijamin, mempermudah dispersi pembaur, mencegah pengendapan pada bahan berminyak, bahan ini contohnya selulosa dan derivatnya misalnya Na-CMC (Scovile’s;300)

- Na-CMC adalah bahan pensuspensi yang akan mengurangi atau mencegah pengendapan (Parrot;348)

- Karbon karboksi metil selulosa adalah amoniak dan dapat larut dalam air panas atau dingin, berbeda dengan derivat selulosa seperti metil selulosa yang tidak larut di dalam air (Parrot;251,353

Spirit Orange sebagai pengaroma- Spirit merupakan larutan hidroalkoholik agar mudah larut dalam berbagai

jenis sediaan farmasi, aroma jeruk bisa digunakan sebagai pengaroma pada sediaan antibiotik (Dom Cooper;212)

- Pengaroma digunakan untuk mengharumkan obat dan memenuhi selera pasien (Ansel;356)

- Konsentrasi pengaroma yang digunakan adalah 0,2-1 % (Presc;180) Syrup USP sebagai pemanis :

- Syrup memiliki sifat menutupi rasa pahit dari obat (Rps18th;1527)- Sirup USP memiliki konsentrasi atau kadar sukrosa 85% b/v (Parrot;171)

Tartrazin sebagai pewarna :- Pewarna digunakan dalam sediaan sediaan untuk menambah daya tarik

atau dapat menambah penampilan atau estetika dari produk (Ansel;341)- Konsentrasi pewarna adalah 0,0005-0,001% (Parrot;180)- Pewarna digunakan utamanya untuk tujuan aritisme sebagai simbol yang

biasanya dipakai dalam makanan, obat dan kosmetik dan untuk efek psikologis (Rps18th;1227)

Metil Paraben sebagai pengawet :

Page 31: Teori Suspensi

- sediaan yang menggunakan bahan pensuspensi akan mendorong dan memacu pertumbuhan mikroorganisme sehingga diperlukan penambahan suatu pengawet (Dom Cooper; 212)

- metil paraben stabil hingga 4 tahun dalam range PH 3-6 pada suhu kamar, konsentrasi yang digunakan tanpa kombinasi dengan propil paraben adalah 0,05%-0,25% (Exp;245)

Aquadest sebagai media pendispersi :- Air suling digunakan dalam suspensi sebagai medium dispersi atau fase

pendispersi (Ansel;353)- Air ditambahakan pada saat menambahkan (pembuatan untuk

mencukupkan) Volume sus[ensi (Dom Cooper;200)

V Uraian Bahan 1. Metil Paraben (FI III;378)

Nama Resmi : Methylis parabenum

Nama Lain : Metil Paraben/Nipagin MRM / BM : C8H8O3 / 152,15Rumus Bangun : COOCH3

Metil-p-hidroksibenzoat. OH

Pemerian : serbuk halus;putih hampir tidak berbau tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih dalam 3,5 bagian etanol (95%)p dan dalam 3 bagian aseton p;mudah larut dalam eter p dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol p panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas jikadiinginkan larutan tetap jernih.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat/baik. Khasiat & : Sebagai zat tambahan;pengawet Kegunaan

2. Gliserol (FI III;271)Nama Resmi : GlyserolumNama Lain : Gliserin,gliserolBM / RM : 92,16 / C3H8O3

Pemerian : Cairan seperti sirup jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, diikuti rasa hangat, higroskopik,bila disimpan beberapa lama pada suhu rendah tetapi dapat memadai membentuk massa hablur tidak berwarna, yang tidak lebur sehingga suhu mencapai kurang lebih 20 C

Page 32: Teori Suspensi

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol

(95%)p praktis tidak larut dalam kloroforom P, eter P, dan dalam minyak lemak.

Incompabilitas : Akan meledak bila bercampur dengan pengoksidasi

Kuat seperti chromium trioksida, KmnO4

Khasiat : Sebagai zat tambahan

Kegunaan : Sebagai pembasah.

3. Air Suling (FI III;96) Nama Resmi : Aqua Destillata Nama Lain : Air Suling RM / BM : H2O / 18,02. Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau;tidak

mempunyai rasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai pendispersi dalam suspensi (Ansel;353)

4. Na-CMC (FI III;401)Nama Resmi : Natrii CarboksymethylcellulosaNama Lain : Natrium karboksi metil selulosaPemerian : Serbuk dan butiran, putih/kuning gading, tidak berbau

atau hampir tidak berbau,higroskopik Kelarutan : Mudah terdispersi di dalam air, membentuk suspensi koloidal tidak larut di metanol (95%)P dan eter P dan palminat organik lain. Incomp : Larutan asam kuat dan larutan garam besi dan logam, aluminium mercuri dan Zn (Excp;98) Khasiat : Sebagai zat tambahan. Kegunaan : Sebagai pensuspensi

5. Tartrazin (Excp;33)Nama Resmi : TartraszinNama Lain : FD dan C yellow No.5Pemerian : Serbuk kuning (Orange kuning)Kelarutan : Larut dalam air pada suhu 2 c, 200 bagian pada suhu

25 c 11 bagian etanol Incomp : Asam askorbat, laktose, glukose dan larutan jernih sodium karbonat Stabilitas : Stabil pada pemanasan 205 c P< atau sama dengan 10 Kegunaan : Sebagai pewarna. Konsentrasi : < atau sama demgan 1%

6. Pyrantel palmoat (F&T;530)Nama resmi : Phyrantel palmoat

Page 33: Teori Suspensi

Nama lain : Pyrantin (Mecosin)Pemerian : Berbentuk kristal putih, Terdapat dalam bentuk garam Pamoat. Tidak berasa dan bersifat stabilKelarutan : Tidak larut dalam alcohol, maupun di dalam airKegunaan : Sebagai zat aktif.Indikasi : pirantel palmoat merupakan obat terpilih untuk ascariasis, ankilostomasis, enterobiasis, dan strogiliorasisDosis : dosis tunggal yang dianjurkan 10 mg/kg BB.

VI Perhitungan Bahan 1. Pyrantel Pamoat Pyrantel pamoat setara dengan 125 mg pyrantel base

(untuk 5 ml) 2,9 g Pyrantel pamoat setara dengan 1 g pyrantel basa

= 2,9/1 x 125 mg = 362,5 mg2. Untuk 27,5 ml = 27,5/5 x 362,5 mg = 1993,75 mg 3. Gliserin = 2/100 x 27,5 ml = 0,55g4. CaCl2 = 1,5/100 x 27,5 ml = 0,4125 g5. Na-CMC = 2/100 x 27,5 ml = 0,55 g = 550 mg6. Spirit Orange = 0,2/100 x 27,5 ml = 0,0001375 g7. Tartrazin = 0,0005/100 x 27,5 ml = 0,55 g = 55 mg8. Syrup USP = 40/100 x 27,5 ml = 11 g9. Metil Paraben = 0,1/100 x 27,5 ml = 0,0275 g10. Aquadestillata = add 25 ml.

Pengenceran :1. Tartraszin 0,1375 mg 55 mg 40 ml air

1 ml 10 ml air

1 ml ( setara dengan 0,1375 ml)2. Metil Paraben :

55 mg 2 ml air

1 ml (setara dengan 27,5 mg)

Perhitungan Dosis :Perhitungan Dosis DL = 11 mg/kg BB (GG;969)Max = 1 gAnak-anak :Untuk anak = 2 tahun (BB 9,5 kg) = 9,5 kg x11 mg = 104,5 mg

5 tahun (BB 14,3 kg)= 14,3 kg x11 mg = 157,3 mg 9 tahun (BB 21,5 kg) = 21,5 kg x11 mg = 236,5 mg 15 tahun (41,65 kg) = 41,65 kg x11 mg = 458,15 mg

Page 34: Teori Suspensi

Dewasa (50 kg) = 50 kg x11 mg = 550 mg.

VII Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Dikalibrasi botol 25 ml, dan ditimbang bahan sesuai perhitungan 3. Ditimbang pengenceran metil paraben,ditimbang 55 mg, metil paraben

dilarutkan dalam 2 ml air, dipanaskan di dalam water bath lalu dipipipet 1 ml setara dengan 27,5 mg

4. Dibuat pengenceran tartraszin ditimbang 55 mg tartrazin dilarutkan dalam 40 ml air diambil 1 ml dari larutan tersebut lalu dilarutkan dalam 10 ml air, lalu dipipet 1 ml setara dengan 0,1375 mg

5. Pembuatan suspensi Na-CMC dengan Cara :Dipanaskan air 100ml sampai suhu 70 c ditambahkan metil paraben 1 ml, diaduk hingga larut lalu ditambahkan dengan Na-CMC dan dikocok dengan mixer add homogen.

6. Pyrantel pamoat digerus dalam lumpang lalu ditambahkan gliserol, ditambahkan CaCl2, ditambahkan dispersi Na-CMC, ditambahkan sirup USP.

7. Ditambahkan tartrazin, spirit jeruk, dimasukkan ke dalam erlenmeyer8. Dicukupkan volumenya hingga 25 ml dengan aquadest, dimasukkan ke dalam

botol9. diberikan etiket, dikemas di dalam kemasan dan brosur.

Page 35: Teori Suspensi

DAFTAR PUSTAKA

1. Ditjen POM (1979),”Farmakope Indonesia”, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.2. Ditjen POM (1995),’Farmakope Indonesia”, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.3. Guyron J.C (1986),”Hand Book Of Pharmaceutical Exipient”, American

Pharmaceutical Press, Washington.4. Ganiswara,(1995),”Farmakologi dan Terapi”,Edisi III,FK UI,Jakarta.5. Gennari A.R.,Et dkk,(1990),”Remingston’s Pharmaceutical Sience18th ED

Mecrck Pub,Co.Easton, Pennysylania.6. Parrot,E.L (1971),”Pharmaceutical Tehnology”, Burgess Pub, Co. Lowa,USA7. Martin,S.W(1971),”Dispersing Of Medication”, Edision VIII Merck Pub,Co.

Easton Pennsylvania.8. Tan Huan Tjan dan Rahatja Kirana (2002) “ Obat-Obatan Penting”, Edisi V,

Jakarta.

Page 36: Teori Suspensi

Netto : 60 ml

Komposisi :Tiap sendok the ( 5 ) ml mengandung :

Teofilin 70 mgGliseril gualkolat 40 mgZat tambahan qs

Indikasi :Meringankan dan mengatasi serangan asma bronchialFarmakologi :FIOFILIN ® merupakan dua kombinasi senyawa aktif yang bekerja saling menunjang dalam menanggulangi gangguan pernapasan.Teofilin merupakan turunan meril xantin yang mempunyai efek merangsang susunan saraf pusat dan merelaksasikan otot polos, terutama otot bronkus.Gliseril gualkolat, mengubah viskositas secret saluran menjadi lebih encer, sehingga mudah dikeluarkan.Kontra indikasi :

- penderita yang hipersensitivitas terhadap komponen obat- Penderita tukak lambung dan kencing manis

Efek samping :Mual, muntah, sakit kepala, insomnia, palpitas, takikardia, aritmia ventrikuler, hiperglikemia.Peringatan dan perhatian :

- Jangan diberikan pada wanita hamil, menyusui dan anak-anak- Hati-hati pada penderita kerusakan fungsi hati, penderita pada penyakit paru-

paru kronikDosis : Untuk anak-anak :

Umur 6 – 7 th : 3 x sehari 1 sendok theUmur 8 – 9 th : 3 x sehari 2 sendok the

Diatas 12 th atau dewasa : 3 x sehari 3 sendok the

No.Reg : DTL 0431016141 A1

P. No. 1Awas ! Obat Keras

Bacalah aturan pakainya

Page 37: Teori Suspensi