Teori ppok.docx

download Teori ppok.docx

of 34

Transcript of Teori ppok.docx

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    1/34

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    PPOK atau Penyakit Paru Obstruksi Kronis merupakan penyakit yang dapat

    dicegah dan dirawat dengan beberapa gejala ekstrapulmonari yang signifikan, yang

    dapat mengakibatkan tingkat keparahan yang berbeda pada tiap individual.   Asap

    rokok merupakan satu-satunya penyebab terpenting, jauh lebih penting dari faktor 

     penyebab lainnya. aktor resiko genetik yang paling sering dijumpai adalah

    defisiensi alfa-! antitripsin, yang merupakan inhibitor sirkulasi utama dari protease

    serin.

    !

     National Health Interview Survey mendapatkan, sebanyak ",# juta penderita

    emfisema, tahun !$%& di Amerika 'erikat didapatkan !(,) juta penderita, dan (*+

    lebih memerlukan rawat inap di rumah sakit. an berdasarkan temuan The Tecumseh

    Community Health Study, PPOK menyumbang (+ dari seluruh kematian dan

    merupakan urutan kelima penyebab kematian di Amerika. Pada tahun !$$",

    Thoracic Society of the Republic of China O/0 menemukan !&+ penderita PPOK 

     berumur di atas )* tahun, pada tahun !$$) menemukan kasus kematian !&,&+ per 

    !**.*** populasi, serta menduduki peringkat ke-& kematian di 1aiwan.(

    1.2. Tujuan

    1ujuan penulisan tinjauan pustaka ini adalah untuk memberikan gambaran

    secara singkat mengenai Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK0 meliputi definisi,

    faktor resiko, patogenesis, penegakan diagnosis dan penatalaksanaan terhadap

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK0.

    1.3. Definisi

    PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara

    di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK 

    terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. 2ronkitis kronik 

    ialah kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal (

     bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut- turut, tidak disebabkan

    !

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    2/34

     penyakit lainnya. 3mfisema ialah suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh

     pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding

    alveoli.),#,&

    1.4. Prevalensi

    Akhir-akhir ini penyakit ini semakin menarik untuk dibicarakan oleh karena

     prevalensi dan angka mortalitasnya yang terus meningkat. i Amerika kasus

    kunjungan pasien PPOK di instalasi gawat darurat mencapai angka !,# juta, 4"&.***

    memerlukan perawatan dirumah sakit dan !!$.*** meninggal selama tahun "***.

    'ebagai penyebab kematian, PPOK menduduki peringkat keempat setelah penyakit

     jantung, kanker dan penyakit serebro vaskular. 2iaya yang dikeluarkan untuk 

     penyakit ini mencapai ") milyar per tahunnya. World Health Organiation  56O0

    memperkirakan bahwa menjelang "*"* prevalensi PPOK akan meningkat."

    i teliti secara epidemiologi di berbagai 7egara seperti di 2elanda angka

    insidensi PPOK ialah !*-!# + pria dewasa, # + wanita dewasa dan # + anak - anak.

    aktor risiko yang utama adalah rokok. Perokok mempunyai risiko ) kali lebih besar 

    daripada bukan perokok, dimana faal paru cepat menurun. Perbandingan penderita

    PPOK pada pria dan wanita adalah (-!*8!. Pekerjaan penderita PPOK sering

     berhubungan erat dengan faktor alergi dan hiperreaktifitas bronkus. i daerah

     perkotaan, insidensi PPOK ! 9 kali lebih banyak daripada di pedesaan.$

    PPOK merupakan masalah klinis utama secara global, karena mempengaruhi

    sekitar !* + dari populasi berusia di atas )* tahun dan prevalensinya diperkirakan

    meningkat dalam decade. :ni juga merupakan salah satu penyebab utama morbiditasdan mortalitas di seluruh dunia dan perkiraa bahwa itu akan menjadi penyebab utama

    keempat kematian pada tahun "*(*."!

    1.. Eti!l!gi "an #akt!r $esik!

    "

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    3/34

    3tiologi dan faktor resiko terjadinya PPOK adalah merokok, hiperresponsif 

    saluran napas, infeksi saluran napas pada masa kanak-kanak, pekerjaan, polusi udara

    di dalam dan di luar rumah, perokok pasif dan faktor genetik yaitu defisiensi en;im

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    4/34

     

    P!lusi u"ara

    2eberapa peneliti melaporkan adanya peningkatan gejala saluran napas pada

    mereka yang tinggal di kota dibandingkan dengan yang tinggal di desa yang

    mungkin berhubungan dengan peningkatan polusi di perkotaan. 1etapi hubungan

     polusi udara dengan obstruksi saluran napas kronik belum jelas. i negara

     berkembang tingginya angka PPOK pada wanita yang tidak merokok diduga

     berhubungan dengan polusi udara dalam ruangan, khususnya berhubungan dengan

    memasak di dapur.!*,!!

     

    Per!k!k &asif 

    Paparan rokok intra uterin secara signifikan menurunkan fungsi paru setelah

    lahir dan paparan rokok terhadap anak-anak mengurangi pertumbuhan paru. 2ahkan

     perokok pasif berhubungan dengan penurunan fungsi paru. 2erapa besar pengaruh

    faktor risiko ini terhadap beratnya penurunan fungsi paru pada PPOK masih belum

     jelas.!!,!"

     

    #akt!r genetik 

    efisiensi berat en;im α! antitripsin α!A10 adalah faktor risiko genetik 

    untuk terjadinya PPOK disamping adanya determinan genetik yang lain. =arian lokus

     protease inhibitor  Pi0 yang mengkode α!A1 sudah diketahui. @ alel berhubungan

    dengan kadar α!A1 normal. ' alel berhubungan dengan penurunan ringan kadar 

    α!A1. alel berhubungan dengan penurunan bermakna kadar α!A1 muncul pada

    lebih !+ penduduk Kaukasia0. Bumlah pasien PPOK dengan defisiensi berat α!A1

    turunan hanya !-"+, tetapi mereka memperlihatkan bahwa faktor genetik  berpengaruh besar terhadap kemungkinan berkembangnya PPOK.!*,!!

    )

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    5/34

    BAB II

    PAT'(ENE)I)

    aktor resiko utama dari PPOK ini adalah merokok. Komponen-komponen

    asap rokok ini merangsang perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus

     bronkus dan silia. 'elain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan

    atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil

    mukus dan sel-sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan

    menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan

    dari saluran nafas. @ukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme

     penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen. 1imbul peradangan yang

    menyebabkan edema dan pembengkakan jaringan. =entilasi, terutama ekspirasiterhambat. 1imbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit

    dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan.  Komponen-komponen

    asap rokok tersebut juga merangsang terjadinya peradangan kronik pada paru.

    @ediator-mediator peradangan secara progresif merusak struktur-struktur penunjang

    di paru. Akibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus, maka

    ventilasi berkurang. 'aluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi

    normal terjadi akibat pengempisan recoil0 paru secara pasif setelah inspirasi.

    #

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    6/34

    engan demikian, apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan terperangkap di

    dalam paru dan saluran udara kolaps.&,4

    (a*+ar 1. Patogenesis)

    &

    adang bronkus dan bronkiolus

    Cangguan pembersihan paru

    Asap rokok dan polusi udara

    3mpisema sentrilobular

    3mpisema panlobular 

    'aluran nafas kecil kolaps

    saat ekspirasi

    Demahnya dinding bronchial

    dan kerusaan alveolar 

    6ilangnya septum dan

     jaringan ikat penunjang

    Predisposisi genetik 

    defisiensi alfa ! anti

     protease0

    Obstruksi jalan napas akibat radang

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    7/34

    2.1. PAT'L'(I&,4,!*,!(

    Pada kelainan patologi PPOK terdapat bronkitis kronis dan emfisema Pada

     bronkitis kronik terdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus, metaplasia selgoblet, inflamasi, hipertrofi otot polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis.

    3mfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai

    kerusakan dinding alveoli. 'ecara anatomik dibedakan tiga jenis emfisema 8

    a0 3mfisema sentriasinar, dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas ke

     perifer, terutama mengenai bagian atas paru sering akibat kebiasaan merokok 

    lama.

    4

     6ipoventilasi alveolar 

     2ronkiolitis kronik 

    (a*+ar 2. Patofisiologi PPOK &,4

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    8/34

     b0 3mfisema panasinar panlobuler0, melibatkan seluruh alveoli secara merata

    dan terbanyak pada paru bagian bawah.

    c0 3mfisema asinar distal paraseptal0, lebih banyak mengenai saluran napas

    distal, duktus dan sakus alveoler. Proses terlokalisir di septa atau dekat pleura.

    Ada beberapa karakteristik inflamasi yang terjadi pada pasien PPOK, yakni8

     peningkatan jumlah neutrofil didalam lumen saluran nafas0, makrofag lumen

    saluran nafas, dinding saluran nafas, dan parenkim0, limfosit / %E dinding saluran

    nafas dan parenkim0. Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan

    terjadi karena perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu 8 inflamasi,

    fibrosis, metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas.&,4,!!

    2.2. ,LA)I#I,A)I #,!#,!4,"*

     2erdasarkan Clobal :nitiative for /hronic Obstructive Dung isease COD,

    dibagi atas ) derajat 8

    1. Derajat I - PP', ringan

    engan atau tanpa gejala klinis batuk produksi sputum0. Keterbatasan aliran

    udara ringan =3P! F K=P G 4*+H =3P! ? %*+ Prediksi0. Pada derajat ini, orang

    tersebut mungkin tidak menyadari bahwa fungsi parunya abnormal.

    2. Derajat II - PP', se"ang

    'emakin memburuknya hambatan aliran udara =3P! F K=P G 4*+H #*+ G

    =3P! G %*+0, disertai dengan adanya pemendekan dalam bernafas. alam tingkat ini

     pasien biasanya mulai mencari pengobatan oleh karena sesak nafas yang dialaminya.

    3. Derajat III - PP', +erat

    %

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    9/34

    itandai dengan keterbatasan F hambatan aliran udara yang semakin

    memburuk =3P! F K=P G 4*+H (*+ ≤ =3P! G #*+ prediksi0. 1erjadi sesak nafas

    yang semakin memberat, penurunan kapasitas latihan dan eksaserbasi yang berulang

    yang berdampak pada kualitas hidup pasien.

    4. Derajat I- PP', sangat +erat

      Keterbatasan F hambatan aliran udara yang berat =3P! F K=P G 4*+H =3P!

    G (*+ prediksi0 atau =3P! G #*+ prediksi ditambah dengan adanya gagal nafas

    kronik dan gagal jantung kanan.

    BAB III

    DIA(N')I)

    Penderita PPOK akan datang ke dokter dan mengeluhkan sesak nafas,

     batuk-batuk kronis, sputum yang produktif dan faktor resiko. 'edangkan PPOK 

    ringan dapat tanpa keluhan atau gejala. iagnosis dapat ditegakkan dengan cara8

    3.1. Ana*nesis",!"

    Anamnesis riwayat paparan dengan faktor resiko, riwayat penyakit

    sebelumnya, riwayat keluarga PPOK, riwayat eksaserbasi dan perawatan di

    ' sebelumnya, komorbiditas, dampak penyakit terhadap aktivitas.

    iwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan.

    iwayat terpajan ;at iritan yang bermakna di tempat kerja.

    iwayat penyakit emfisema pada keluarga.

    1erdapat faktor predisposisi pada masa bayiFanak, misalnya berat badan lahir 

    rendah 22D0.

    $

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    10/34

    :nfeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara.

    2atuk berulang dengan atau tanpa dahak.

    'esak dengan atau tanpa bunyi mengi.

    3.2. Pe*eriksaan #isik/ dijumpai adanya 8 )

    :nspeksi

     !ursed " lips breathing mulut setengah terkatup mencucu0.

     #arrel chest diameter antero - posterior dan transversal sebanding0.

    Penggunaan otot bantu napas.

    6ipertropi otot bantu napas.

    Pelebaran sela iga.

    2ila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di

    leher dan edema tungkai.

    Penampilan pin$ puffer atau blue bloater%

    Palpasi

    Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar.

    Perkusi

    Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma

    rendah, hepar terdorong ke bawah.

    Auskultasi

    'uara napas vesikuler normal, atau melemah.

    1erdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada

    ekspirasi paksa.

    3kspirasi memanjang.

    2unyi jantung terdengar jauh.

       !in$ puffer 

    Cambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan

     pernapasan pursed & lips breathing%

    !*

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    11/34

       #lue bloater 

    Cambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat

    edema tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer.

       !ursed " lips breathing 

    Adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi

    yang memanjang. 'ikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk 

    mengeluarkan retensi /O" yang terjadi pada gagal napas kronik.

    3.3. Pe*eriksaan &enunjang )

    Pemeriksaan oto 1oraks, curiga PPOK bila dijumpai kelainan8

    6iperinflasi.

      6iperlusen.

     

    iafragma mendatar.

     

    uang retrosternal melebar.

     

    /orakan bronkovaskuler meningkat.

     

    2ulla I  jantung pendulum F tear drop ' eye drop appearance0.

    Pemeriksaan faal paru PP:, "**&0.

    'pirometri =3P!, =3P! prediksi, K=P, =3P!FK=P0.

    Obstruksi ditentukan oleh nilai =3P! prediksi +0 dan atau =3P!FK=P

    +0.

    Obstruksi 8 + =3P!=3P!F=3P! pred0 G %*+ =3P!+ =3P!FK=P0 G 4#

    +. =3P! merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai

     beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit.

    Jji bronkodilator.

    ilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan AP3

    meter. 'etelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak % hisapan, !#-"*

    !!

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    12/34

    menit kemudian dilihat perubahan nilai =3P! atau AP3, perubahan =3P!

    atau AP3 G "*+ nilai awal dan G "** ml. Jji bronkodilator dilakukan

     pada PPOK stabil.

    3.4. Diagn!sis Ban"ing ),!",!&,!4

    PPOK didiagnosis banding dengan 8

    /OP

    Asma

    'OP1 'indroma Obstruksi Pascatuberculososis0

    /ongestive 6eart ailure

    2ronkiektasis

    2ronkiolitis

    BAB I

    !"

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    13/34

    PENATALA,)ANAAN

    4.1 Penatalaksanaan ),#,!4,"*,

    1ujuan penatalaksanaan 8

    @engurangi gejala dan mencegah eksaserbasi berulang.

    @emperbaiki dan mencegah penurunan faal paru serta meningkatkan

    kualitas hidup penderita.

    Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi 8

    !. 3dukasi.

    ". Obat - obatan.

    (. 1erapi oksigen.

    ). =entilasi mekanik.

    #. 7utrisi.

    &. ehabilitasi.

    4.1.1. E"ukasi

    3dukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada

    PPOK stabil. 3dukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma karena PPOK 

    adalah penyakit kronik yang ireversibel dan progresif, inti dari edukasi adalah

    menyesuaikan keterbatasan aktiviti dan mencegah kecepatan perburukan fungsi paru.

    2erbeda dengan asma yang masih bersifat reversibel, menghindari pencetus dan

    memperbaiki derajat adalah inti dari edukasi atau tujuan pengobatan dari asma.

    1ujuan edukasi pada pasien PPOK 8

    !. @engenal perjalanan penyakit dan pengobatan.

    ". @elaksanakan pengobatan yang maksimal

    (. @encapai aktiviti optimal.

    ). @eningkatkan kualitas hidup.

     

    !(

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    14/34

    Pemberian edukasi berdasarkan derajat penyakit PPOK 8

    $ingan

    Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireversibel.

    @encegah penyakit menjadi berat dengan menghindari pencetus, antara lain

     berhenti merokok.

    'egera berobat bila timbul gejala.

    )e"ang

    @enggunakan obat dengan tepat, program latihan fisik dan pernafasan.

    @engenal dan mengatasi eksaserbasi dini.

    Berat

    :nformasi tentang komplikasi yang dapat terjadi.

    Penyesuaian aktiviti dengan keterbatasan.

    Penggunaan oksigen di rumah.

    4.1.2 '+at 0 !+atan ),#,!4,"*

    4.1.2.1 Br!nk!"ilat!r

    iberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan

    disesuaikan dengan klasifikasi derajat berat penyakit. Pemilihan bentuk obat

    diutamakan inhalasi, nebuliser tidak dianjurkan pada penggunaan jangka panjang.

    Pada derajat berat diutamakan pemberian obat lepas lambat  slow release 0 atau obat

     berefek panjang long acting 0.

    %aa* *aa* +r!nk!"ilat!r -

    (!l!ngan antik!linergik 

    igunakan pada derajat ringan sampai berat, disamping sebagai bronkodilator 

     juga mengurangi sekresi lendir maksimal ) kali perhari0.

    (!l!ngan ag!nis +eta 2

    2entuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak, peningkatan jumlah

     penggunaan dapat sebagai monitor timbulnya eksaserbasi. 'ebagai obat

     pemeliharaan sebaiknya digunakan bentuk tablet yang berefek panjang. 2entuk 

    !)

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    15/34

    nebuliser dapat digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut, tidak dianjurkan untuk 

     penggunaan jangka panjang. 2entuk injeksi subkutan atau drip untuk mengatasi

    eksaserbasi berat.

      ,!*+inasi antik!linergik "an ag!nis +eta 2

    Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek bronkodilatasi,

    karena keduanya mempunyai tempat kerja yang berbeda. isamping itu penggunaan

    obat kombinasi lebih sederhana dan mempermudah penderita.

    (!l!ngan antin

    alam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka panjang,

    terutama pada derajat sedang dan berat. 2entuk tablet biasa atau puyer untuk 

    mengatasi sesak pelega napas0, bentuk suntikan bolus atau drip untuk mengatasi

    eksaserbasi akut.

    4.1.2.2. Anti infla*asi

    igunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi

    intravena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan

    metilprednisolon atau prednison. 2entuk inhalasi sebagai terapi jangka panjang

    diberikan bila terbukti uji kortikosteroid positif yaitu terdapat perbaikan =3P!

     pascabronkodilator meningkat ? "*+ dan minimal "#* mg.

    4.1.2.3. Anti+i!tika

    6anya diberikan bila terdapat infeksi. Antibiotik yang digunakan 8

    Dini : 8 Amoksisilin I @akrolaid

    Dini :: 8 Amoksisilin dan asam klavulanat, 'efalosporin, Kuinolon, @akrolid baru.

    Perawatan di umah 'akit 8

    !#

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    16/34

    Amoksilin dan klavulanat.

    'efalosporin generasi :: I ::: per injeksi.

    Kuinolon per oral.

    Anti pseudomonas 8

    Aminoglikose per injeksi.

    Kuinolon per injeksi.

    'efalosporin generasi := per injeksi.

    4.21.2.4. Anti!ksi"an

    apat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup, digunakan 7-

    asetil-sistein. apat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang sering, tidak 

    dianjurkan sebagai pemberian yang rutin.

    4.1.2.. %uk!litik 

    6anya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan mempercepat

     perbaikan eksaserbasi, terutama pada bronkitis kronik dengan sputum yang viscous.

    @engurangi eksaserbasi pada PPOK bronkitis kronik, tetapi tidak dianjurkan sebagai

     pemberian rutin.

    4.1.2.. Antitusif 

      iberikan dengan hati-hati

    !&

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    17/34

    Ta+el. #!r*ula "an D!sis &eng!+atan PP', 

    Drug In5aler

    6*78

    )!luti!n f!r

    Ne+uli9er

    6*g:*l8

    'ral ial f!r

    Injeti!n

    6*g8

    Durati!n

    !f Ati!n

    65!urs8Beta2 ag!nis

     Short-Acting 

      enoterol !**-"**@:0

    ! *.*#+ syrup0 )-&

      Devalbuterol )#-$* @:0 *."!, *.)" &-%

      'albutamol albuterol0 !**, "**

    @:IP:0

    # # mg pill0,

    *.*")+ syrup0

    *.!,*.# )-&

      1erbutalin )**, #**P:0

    ".#, # mg pill0

     Long-Acting 

      armaterol ).#-!"@:IP:0

    *.*! !"

      Alformaterol *.**4# !"

      :ndacaterol 4#-(** P:0 ")

      1ulobuterol "#-#*

    @:IP:0

    " mg

    trandermal0

    !"

    Anti5!linergis Short-Acting 

    :pratropium bromide "*, )* @:0 *."#-*.# &-%

    O>itropium bromide !** @:0 !.# 4-$

     Long-Acting 

    Aclidium bromide ("" P:0 !"

    Clycopyrinium

     bromide

    )) P:0 ")

    1iotropium !% P:0, #

    '@:0

    ")

    ;!*+inati!n )5!rtAting Beta2 Ag!nist &lus Anti5!linergi in !ne in5aler

    enoterolF:pratropium "**F%* @:0 !."#F*.# &-%

    'albutamolF:pratropium

    4#F!# @:0 *.4#F*.# !" &-%

    %et5

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    18/34

    ormaterolF@ometason !*F"**,!*F)** @:0

    'almeterolFluticason #*F!**,

    "#*,#** P:0

    "#F#*,!"#,"#*

    @:0

    )

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    19/34

    Pemberian oksigen pada waktu timbul sesak mendadak.

      Pemberian oksigen secara intensif pada waktu gagal napas.

    4.1.4. entilasi %ekanik ),!4,"*

    =entilasi mekanik pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagal

    napas akut, gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK derajat

     berat dengan napas kronik. =entilasi mekanik dapat digunakan di rumah sakit di

    ruang :/J atau di rumah. =entilasi mekanik dapat dilakukan dengan cara ventilasi

    mekanik dengan intubasi dan ventilasi mekanik tanpa intubasi.

    4.1.. Nutrisi ),!4,"*

    @alnutrisi sering terjadi pada PPOK, kemungkinan karena bertambahnya

    kebutuhan energi akibat kerja muskulus respirasi yang meningkat karena hipoksemia

    kronik dan hiperkapnia menyebabkan terjadi hipermetabolisme. Kondisi malnutrisi

    akan menambah mortalitas PPOK karena berkolerasi dengan derajat penurunan

    fungsi paru dan perubahan analisis gas darah.

    @alnutrisi dapat dievaluasi dengan 8

    Penurunan berat badan, kadar albumin darah.

    Antropometri, pengukuran kekuatan otot kekuatan otot pipi0.

    6asil metabolisme hiperkapni dan hipoksia0.

    4.1.. $e5a+ilitasi1ujuan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi latihan dan

    memperbaiki kualitas hidup penderita PPOK.

    Rehabilitasi paru merupakan intervensi yang komprehensif 

    berdasarkan penilaian pada pasien secara menyeluruh yang diikuti

    dengan pengobatan pasien,seperti olahraga, pendidikan dan

    perubahan perilaku. Sehingga memperbaiki kondisi sik dan

    emosional pada penyakit pernapasan kronis serta kepatuhan

    !$

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    20/34

    periode jangka panjang.  isioterapi pernafasan sangat penting pada kasus ini

    ditandai dengan hipersekresi bronkial. Datihan relaksasi, fleksibelitas dan latihan

     peregangan serta teknik pernafasan. 'eperti latihan meniup dan pernafasan

    diafragma. 'esi latihan olahraga dapat dilakukan selama #-!* menit dan dianjurkan

    mempertahankan dan mencegah cedera. "","(

    Program rehabilitiasi terdiri dari ( komponen yaitu 8 latihan fisis, psikososial dan

    latihan pernapasan.

    4.2 Tatalaksana PP', )ta+il ),!",!)

    • 1erapi armakologis

    a. 2ronkodilator  

    'ecara inhalasi @:0, kecuali preparat tak tersedia F tak terjangkau.

    utin bila gejala menetap0 atau hanya bila diperlukan gejala intermitten0.

    ( golongan 8

    Agonis β-" 8 fenopterol, salbutamol, albuterol,

    terbutalin, formoterol, salmeterol.

    Antikolinergik8 ipratropium bromid, oksitroprium

     bromid.

    @etil>antin8 teofilin lepas lambat, bila kombinasi

    β-" dan steroid belum memuaskan.

    ianjurkan bronkodilator kombinasi daripada meningkatkan

    dosis bronkodilator monoterapi.

    "*

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    21/34

     b. 'teroid

    PPOK yang menunjukkan respon pada

    uji steroid.

    PPOK dengan =3P!  G #*+ prediksi

    derajat ::: dan :=0

    3ksaserbasi akut.

    c. Obat-obat tambahan lain

    @ukolitik mukokinetik,

    mukoregulator0 8 ambroksol, karbosistein, gliserol iodida.

    Antioksidan 8 7-Asetil-sistein.

    :munoregulator 

    imunostimulator, imunomodulator08 tidak rutin.

    Antitusif 8 tidak rutin.

    =aksinasi 8 influen;a,

     pneumokokus.

    • 1erapi 7on-armakologis

    a. ehabilitasi 8 latihan fisik, latihan endurance, latihan pernapasan,

    rehabilitasi psikososial.

     b. 1erapi oksigen jangka panjang ?!# jam sehari0 8 pada PPOK derajat :=,

    Analisa Cas arah 8

    "!

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    22/34

    PaO"  G ## mm6g atau 'aO"  G

    %%+ dengan atau tanpa hiperkapnia.

    PaO" ##-&* mm6g atau 'aO"  G

    %%+ disertai hipertensi pulmonal, edema perifer karena gagal jantung,

     polisitemia.

    Pada pasien PPOK, harus di ingat, bahwa pemberian oksigen harus dipantau

    secara ketat. Oleh karena, pada pasien PPOK terjadi hiperkapnia kronik yang

    menyebabkan adaptasi kemoreseptor-kemoreseptor central yang dalam keadaan

    normal berespons terhadap karbon dioksida. @aka yang menyebabkan pasien terus

     bernapas adalah rendahnya konsentrasi oksigen di dalam darah arteri yang terus

    merangsang kemoreseptor-kemoreseptor perifer yang relatif kurang peka.

    Kemoreseptor perifer ini hanya aktif melepaskan muatan apabila PO " lebih dari #*

    mm6g, maka dorongan untuk bernapas yang tersisa ini akan hilang. Pengidap PPOK 

     biasanya memiliki kadar oksigen yang sangat rendah dan tidak dapat diberi terapi

    dengan oksigen tinggi.

     7utrisi

    1erapi Pembedahan

    • @emperbaiki fungsi paru, memperbaiki mekanik paru.

    • @eningkatkan toleransi terhadap eksaserbasi.

    • @emperbaiki kualiti hidup.

      Operasi paru yang dapat dilakukan yaitu 8

    • 2ulektomi.

    • 2edah reduksi volume paru 2=P0 F lung volume reduction  surgey

    D='0 dan transplantasi paru.

    Penatalaksanaan PPOK menurut goal standarnya didapatkan dari aspek 8

    ""

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    23/34

    • Cejala klinis

    Penilaian gejala klinis dapat menggunakan pertanyaan yang tertera pada

    /OP Assesment 1est /A10, the @odified 2ritish @edical eseach /ouncil

    m@/0 scale.""

    Cejala PPOK terutama berkaitan dengan respirasi. Keluhan respirasi ini harus

    diperiksa dengan teliti karena seringkali dianggap sebagai gejala yang biasa terjadi

     pada proses penuaan. 2atuk kronik adalah batuk hilang timbul selama ( bulan yang

    tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan. Kadang-kadang pasien menyatakan

    hanya berdahak terus menerus tanpa disertai batuk. 'elain itu, 'esak napas

    merupakan gejala yang sering dikeluhkan pasien terutama pada saat melakukan

    aktivitas. 'eringkali pasien sudah mengalami adaptasi dengan sesak napas yang

     bersifat progressif lambat sehingga sesak ini tidak dikeluhkan. Jntuk menilai

    kuantitas sesak napas terhadap kualitas hidup digunakan ukuran sesak napas sesuai

    skala sesak menurut #ritish (edical Research Council @/0 1abel !0. !4,"*,"!

    1abel :. 'kala 'esak menurut 2ritish @edical esearch /ouncil @/0 !4,"*

    'kala 'esak Keluhan 'esak 2erkaitan dengan Aktivitas

    ! 1idak ada sesak kecuali dengan aktivitas berat" 'esak mulai timbul jika berjalan cepat atau naik tangga ! tingkat

    ( 2erjalan lebih lambat karena merasa sesak  

    ) 'esak timbul jika berjalan !** meter atau setelah beberapa menit

    # 'esak bila mandi atau berpakaian

    • erajat batasan aliran udara penggunaan spirometri 0

    ,lasifikasi "erajat +atasan aliran u"ara &a"a PP', 

    6 Base" !n P!stBr!n5!"ilat!r #E1 8

    Pada pasien 3=! F =/ G *,4*

    COD ! @ild 3=! ? %*+ predicted

    COD " @oderate #* + G 3=! G %* + predicted

    "(

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    24/34

    COD ( 'evere (*+ G 3=! G #*+ predicted

    COD ) =ery 'evere 3=! G (*+ predicted

    • aktor resiko eksaserbasi

    PPOK 3ksaserbasi adalah kejadian akut pada PPOK dengan perburukan dari

    gejala pernafasan pasien yang variasinya dari hari ke hari perlu untuk mengganti

     pengobatannya. Prediksi paling baik untuk menentukan terjadinya frekuensi

    eksaserbasi yakni terjadi " atau lebih terjadi keadaan akut dalam setahun.

    • Penilaian komorbiditas

    Faktor komorbiditas dapat berupa penyakit kardiovaskular,

    osteoporosis, depresi dan kecemasan, disfungsi muskulosletal,

    sindrom metabolic dan kanker paru serta penyakit lain yang sering

    terjadi pada pasien CO!. "omorbiditas dapat meningkatkan

    mortalitas dan ra# at inap pasien sehingga harus diobati dengantepat.

    ")

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    25/34

    "#

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    26/34

    Ta+el 3. Kombinasi penilaian PPOK !4,"*

      ) )

      ( (

    " "

      ! !

      m@/ *-! m@/ L "

      /A1 G !* /A L !*

    Patien

    t

    ;5arateristi

    )&ir!*etri

    ;lassifiati!n

    Eaer+ati!n

    s &er

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    27/34

    'ymptoms

    Ta+el 4. 1erapi armakologi pada PPOK 'tabil!4,"*

    :/' E DA beta"-agonist and

    DA anticholinergic

    :/' E DA beta"-agonist and

    DA anticholinergic or 

    :/' E DA beta"-agonist and

    P3-) :nhibitor or 

    DA anticholinergic and

    DA beta"-agonist or 

    DA anticholinergic andP3-) :nhibitor 

     

    /arbocysteine

    'A beta"-agonist and

    'A anticholinergic

    1heophyline

    "4

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    28/34

    Keterangan 8

    'A 8 short"acting 

    DA 8 long"acting 

    :/' 8 inhaled corticosteroid 

    P3-) 8 phosphodiesterase")

    Prn 8 when necessary

    4.3. Tatalaksana PP', eksaser+asi #,!4,!%,"*

    Jntuk menilai beratnya eksaserbasi dapat dilakukan pemeriksaan analisa gas

    darah yang ditandai dengan PaO" G &* mm6g dan Pa/O" ? #* mm6g yang

    menyatakan suatu gagal nafas. Pemeriksaan ontgen thora> dan 3KC berguna untuk 

    menegakkan diagnosis.

    Pemeriksaan Daboratorium seperti sputum yang purulen selama eksaserbasi

    dapat mengindikasikan untuk pemberian antibiotik empiris. Daboratorium lainnya

    dapat membantu mendeteksi gangguan elektrolit, diabetes dan kekurangan nutrisi.

    Pemeriksaan spirometri tidak dianjurkan selama PPOK eksaserbasi karena akan

    mengalami kesulitan pada pasien yang dalam kondisi tidak stabil sehingga hasilnya

    tidak akurat.

    Pemberian oksigen pada kasus eksaserbasi bertujuan untuk mencegah

    terjadinya hipo>emia dengan target saturasi oksigen %%-$" +. 2ronkodilator 'hort

    Acting inhalasi beta" agonist dengan 'hort Acting antikolinergic direkomendasikan

    untuk penanganan PPOK eksaserbasi. Kortikosteroid sistemik membantu untuk 

     pemulihan, memperbaiki fungsi paru 3=!0 dan hipo>emia arteri PaO"0.

    Kortikosteroid juga dapat mengurangi resiko terjadinya relaps, gagal pengobatan dan

    lama dirawat dirumah sakit. osis yang direkomendasikan (*-)* mg prednisolon

     perhari selama !*-!) hari.

    Pemberian antibiotik seharusnya diberikan pada pasien yang memenuhi tiga

    gejala yaitu sesak nafas semakin meningkat, volume sputum dan sputum yang

    "%

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    29/34

    semakin purulen. Pada peningkatan sputum yang purulen dan disertai gejala yang

    lain serta dalam keadaan menggunakan ventilasi mekanik.

    Pasien yang karakteristik eksaserbasi akut seharusnya diindikasikan untuk 

     perawatan rumah sakit untuk medapatkan fasilitas yang memadai.

    Keadaan yang mengindikasikan untuk dirawat di rumah sakit seperti 8

    Peningkatan dari berbagai gejala klinis

    3ksaserbasi sedang dan berat

    Penyakit komorbiditas yang serius

    Jsia lanjut

    Kurangnya fasilitas perawatan dirumah

    :nfeksi saluran napas berat

    :ndikasi rawat :/J 8

    'esak berat setelah penanganan adekuat di ruang gawat darurat atau ruang rawat.

    Kesadaran menurun, letargi, atau kelemahan otot-otot respirasi.

    'etelah pemberian oksigen tetapi terjadi hipoksemia atau perburukan PaO" ?#*

    mm6g memerlukan ventilasi mekanik invasif atau non invasif0.

    PPOK sering diperberat keadaan dengan penyakit yang lain komorbiditas0.

    Prognosis nya sangat bergantung kepada komorbidnya. Komorbiditas seharusnya

    ditatalaksana dahulu jika pasien tidak memiliki PPOK.

    "$

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    30/34

    Penyakit kardiovaskuler termasuk penyakit jantung iskemik, gagal jantung,

    atrial fibrilasi dan hipertensi merupakan komorbiditas mayor pada PPOK dan

    frekuensinya paling sering dan penting untuk diatasi apabila disertai dengan PPOK.

    4.4. ,'%PLI,A)I

    Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah gagal napas kronik, gagal

    napas akut pada gagal napas kronik, infeksi berulang, dan kor pulmonale. Cagal

    napas kronik ditunjukkan oleh hasil analisis gas darah berupa PaO"G&* mm6g dan

    Pa/O"?#* mm6g, serta p6 dapat normal. Cagal napas akut pada gagal napas kronik 

    ditandai oleh sesak napas dengan atau tanpa sianosis, volume sputum bertambah dan

     purulen, demam, dan kesadaran menurun. Pada pasien PPOK produksi sputum yang

     berlebihan menyebabkan terbentuk koloni kuman, hal ini memudahkan terjadi

    infeksi berulang. 'elain itu, pada kondisi kronik ini imunitas tubuh menjadi lebih

    rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limfosit darah. Adanya kor pulmonale

    ditandai oleh P pulmonal pada 3KC, hematokrit?#* +, dan dapat disertai gagal

     jantung kanan.),#,!",!)

    4.. P$'(N')I)

    ubia, tergantung dari stage F derajat, penyakit paru komorbid, penyakit

    komorbid lain &,!&

    (*

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    31/34

    BAB

    PENUTUP

    .1. ,E)I%PULAN

    Penyakit Paru Obstruksi Kronis merupakan penyakit yang dapat dicegah dan

    dirawat dengan beberapa gejala ekstrapulmonari yang signifikan, yang dapat

    mengakibatkan tingkat keparahan yang berbeda pada tiap individual.

    Asap rokok merupakan satu-satunya penyebab terpenting, jauh lebih penting

    dari faktor penyebab lainnya. aktor resiko genetik yang paling sering dijumpai

    adalah defisiensi alfa-! antitripsin, yang merupakan inhibitor sirkulasi utama dari

     protease serin.

    2erdasarkan Clobal :nitiative for /hronic Obstructive Dung isease COD0

    "**4, dibagi atas ) derajat, yaitu 8 derajat ! PPOK ringan0, derajat " PPOK 

    sedang0, derajat ( PPOK berat0, derajat ) PPOK sangat berat0.

    Penderita PPOK akan datang ke dokter dan mengeluhkan sesak nafas, batuk-

     batuk kronis, sputum yang produktif dan faktor resiko ada. 'edangkan PPOK ringan

    dapat tanpa keluhan atau gejala. an baku emas untuk menegakkan PPOK adalah uji

    spirometri. Prognosa PPOK tergantung dari stage F derajat, penyakit paru komorbid,

     penyakit komorbid lain.

    .2. )A$AN

    ari paparan tinjauan pustaka tentang PPOK, telah diketahui bagaimana

    manifestasi klinis dan penyebab dari PPOK, diharapkan kepada masyarakat agar 

    menghindari atau mencegah dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan PPOK.

    (!

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    32/34

    DA#TA$ PU)TA,A

    !. 'lamet 6 "**&. PPOK Pedoman Praktis iagnosis I Penatalaksanaan di

    :ndonesia. Bakarta8. p. !-!%.

    ". iyanto, 2.' I 6isyam, 2. "**4.  #u$u  *+ar Ilmu !enya$it ,alam, Bilid ::, 3disi:=. Bakarta 8 Pusat Penerbitan epartemen :lmu Penyakit alam akultas

    Kedokteran Jniversitas :ndonesia, 6al 8 $%) - $%#.

    (. /andly. -ara$teristi$ .mum !asien !enya$it !aru Obstru$tif -roni$ /$saserbasi

     *$ut di RS.! H *dam (ali$ (edan. @edan 8 Jniversitas 'umatera Jtara H "*!*

    ). PP:, "**&.  !edoman ,iagnosis 0 !enatala$sanaan !!O- di Indonesia.

    Bakarta8 Persatuan okter Paru :ndonesia PP:0, 6al 8 !-(!.

    #. COD. "*!". Clobal 'trategy for the iagnosis, @anagement, and Prevention of 

    /hronic Obstructive Pulmonary isease. Ncitied "*!" October "). Available from

    8 http8FFwww.goldcopd.orgFCuidelinesFguidelines-resources.html

    &. Prince, ' I 5ilson, D. "**&.  !atofisisologi, 3disi &. Bakarta 8 3C/. 6al 8 4%) -

    4$!.

    4. 'ibernagl, ' I Dang, . "**4. Te$s 0 *tlas #erwarna !atofisiologi. Bakarta 8

    3C/. 6al 8 4& 4$.

    %. Antonio et all "**4. Clobal 'trategy for the iagnosis, @anagement, and

    Prevention of /hronic Obstructive Pulmonary isease. J'A, p. !&-!$ idapat

    dari 8 http8FFwww.goldcopd.comFCuidelineitem.asp

    $. Alsagaff, 6 I @ukty, A. "**%.  ,asar " ,asar Ilmu !enya$it !aru. 'urabaya 8

    Airlangga Jniversity Press, 6al 8 "(! - "#(.

    !*. ishmanQ', A.P, et al . "**%.  1ishman2S !ulmonary ,isease and ,isorder ,

    =olume ! I ", 3dition )th. 7ew Rork 8 @c Craw 6ill, Pp 8 4*4 - 4"4.

    ("

    http://www.goldcopd.com/Guidelineitem.asphttp://www.goldcopd.com/Guidelineitem.asp

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    33/34

    !!. Kasper, .D, et al . "**%. /hronic Obstructive Pulmonary isease 8 isorder of 

    espiratory 'ystem.  Harrison2s !rinciples of Internal (edicine, 3dition !4th.

     7ew Rork 8 @c Craw 6ill, Pp 8 !&(# !&)(.

    !". Perhimpunan okter Paru :ndonesia. !!O- 3!enya$it !aru Obstru$si -roni$45

     !edoman !ra$tis ,iagnosis dan !enatala$sanaan di Indonesia 6 "**(.

    Available from8 http8FFwww.klik pdpi .comFkonsensusFkonsensus- ppok Fppok .pdf 

    NAccessed "( @arch "*!!

    !(. Kumar, ,et al . "**4. #u$u *+ar !atologi, =olume ", 3disi 4. Bakarta 8 3C/.

    6al 8 #!) - #"*.

    !). 5ed;icha BA, "*!!. 2ronchodilator therapy for /OP. 7ew 3ngland Bournal

    @edicine. iakses tgl & Agustus "*!!.

    !#. Clobal :nitiative for /hronic Obstructive Dung isease. 7lobal Strategy for The

     ,iagnosis5 (anagement5 and !revention of Chronic Obstructive !ulmonary

     ,isease% 2arcelona8 @edical /ommunications esources H "**$. Available from8

    http8FFwww.goldcopd.org NAccessed "( march "*!!.

    !&. 6anania 7A, @arciniuk . A unified front against /OP8 clinical practice

    guidelines from the American /ollege of Physicians, the American /ollege of 

    /hest Physicians, the American 1horacic 'ociety, and the 3uropean espiratory

    'ociety. /hest. "*!!H!)*(08##&&.

    !4. 2ased on 1he Clobal 'trategy for iagnosis, @anagement and Prevention of 

    /OP Clobal :nitiative for /hronic Obstructive Dung iseases Jpdate "*!)

    www.goldcopd.org

    !%. @c:vor A, et al. "*!!0. /OP, pencarian tanggal April "*!*. =ersi Online

    2@B /linical 3vidence8 http8 FFwww.clinical evidence.com.

    !$. 1siligianni :C, van der @olen 1, @oraitaki , et al. Assessing health status in/OP. A head-to-head comparison between the /OP Assessment 1est /A10

    and the clinical /OP uestionnaire //S0. #(C !ulm (ed . "*!"H!"8"*.

    "*. Clobal 'trategy for the iagnosis, @anagement and Prevention of 

    /OP.http8FFwww.goldcopd.orgFother-resources-gold-teaching-slide-set.html.

    Accessed August "*, "*!(.

    ((

    http://www.goldcopd.org/http://www.goldcopd.org/other-resources-gold-teaching-slide-set.htmlhttp://www.goldcopd.org/http://www.goldcopd.org/other-resources-gold-teaching-slide-set.html

  • 8/17/2019 Teori ppok.docx

    34/34

    "!. =estbo B, 6urd '', AgustT AC, et al. Clobal strategy for the diagnosis,

    management, and prevention of chronic obstructive pulmonary disease8 COD

    e>ecutive summary. Am B espir /rit /are @ed. "*!(H!%4)08()4(

    "". 'pruit @A, 'ingh 'B, Carvey /, et al. An official american thoracic

    societyFeuropean respiratory society statement8 key concepts and advances in

     pulmonary rehabilitation. Am B espir /rit /are @ed. "*!(H!%%%08e!(e&)

    "(. e 2lasio , Polverino @. /urrent best practice in pulmonary rehabilitation for 

    chronic obstructive pulmonary disease. 1her Adv espir is."*!"H&)08""!"(