Teori Penuaan Dan Masalah

download Teori Penuaan Dan Masalah

of 25

description

Presentasi Teori Penuaan

Transcript of Teori Penuaan Dan Masalah

Teori Penuaan dan Masalah-masalah yang Dialami Lansia

Teori Penuaan dan Masalah-masalah yang Dialami LansiaAde Irma Rahayu (C12110102)Kurniati Kadir (C12110111)Muh. Muchlis Syaputra (C12110112)Sunyati (C12110113)Sutriani (C12110252)Wahyuni Tahir (C12110258)Fadilah Adrianti (C12110254)Azizah Verawati (C12110279)

PROSES PENUAAN DALAM KEPERAWATAN GERONTIK

Latar BelakangSeiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah terwujud berbagai hasil yang positif diberbagai bidang. Kemajuan ekonomi : perbaikan lingkungan hidup : kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di bidang medis dan keperawatan dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan dan cenderung bertambah lebih cepat. Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committee On Health Of The Erderly, WHO yang telah mengadakan pertemuan tahun 1987 bahwa menjelang tahun 2000 kurang lebih dua di antara tiga orang dari 600 juta orang lansia berada di Negara berkembang. Di indonesia diperkirakan akan beranjak dari peringkat ke-10 pada tahun 1980 menjadi peringkat ke-6 pada tahun 2020, di atas brasil yang menduduki peringkat ke-11 pada tahun 1980. Banyak kelainan atau penyakit yang prevalensinya meningkat dengan bertambahnya usia, sistem organ mengalami proses penuaan akan rentan terhadap penyakit. Makin panjangnya usia harapan hidup seseorang di samping sebagai suatu kebanggaan, namun di pihak lain juga merupakan tantangan sangat berat, mengigat tidak sedikit masalah yang bisa timbul akibat penuaan. Hal yang lebih ironis adalah keadaan ini belum didukung oleh adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan lansia. Pengetahuan perawatan lansia, baik oleh keluarga maupun lembaga sosial lainnya masih sangat kurang memadai ( darmojo dan martono, 1999). Pada hakikat nya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melaluyi tiga tahap kehidupannya, yaitu: masa dewasa, dan masa tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai debgan kulit yang mengendur, rambut memurtih, penurunan pendegaran, penglihatan menurun, gerakan menjadi lambat, kelainan bebagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat, dan kurang gairah.Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsional bebagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, lansia harus senantiasa sehat, dalam hal ini sehat diartikan sebagai berikut:1. Bebas dari penyakit fisik. Mental, dan sosial.2. Mampu melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.3. Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.Peran perawat sangat diperlukan untuk mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan. Dengan demikian, lansia masih dapat memenuhi kebutuhan dengan mandiri.

Pengertian Proses Penuaan Aging proses atau proses penuaan merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau menggati serta mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap cedera, termasuk adanya infeksi. Proses penuaan sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batasan yang tegas, pada usia berapa kondisi kesehatan seseorang mulai menurunan. Setiap orang memiliki funsi fisiologis alat tubuh yang sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak fungsi tersebut maupun saat menurunnya. Umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada usia 20-30 tahun. Setelah mancapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit demi sedikit sesuai dengan bertambahnya usia.

Teori-Teori Proses PenuaanAda beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori biologi, teori psikologis, teori social, dan teori spiritual.1. Teori biologiTeori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow theory, teori stress, teroi radikal bebas, dan teroi rantai silang. Teori genetik dan mutasiMenurut teori genetik dan mutasi, menua terprogram secara secara genetik untuk sepsis-spesis tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang deprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan funsi sel).Terjadi pengumpulan pigmen atau lemaak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dari produk sisa, sebagai contoh adalah adanya pigmen lipofusin di sel otot Jantung dan sel susunan saraf pusat pada lansia yang mengakibatkan terganggunya fungsi sel itu sendiri.Pada teori biologi dikenal istilah pemakaian dan perusakan (wear and tear) yang terjadi karena kelebihan usaha dan stres yang menyebabkan sel-sel tumbuh menjadi lelah (pemakaian). Pada teori ini juga didapatkan terjadinya peningkatan jumlah kolagen dalam tubuh lansia, tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi. Immunology slow theoryMenurut immunology slow theory, sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang menyebabkan kerusakan organ tubuh. Teori stresTeori stres mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunanakan tubuh. Regenrasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stres yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai. Teori radikal bebasRadikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organic seperti kartbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi. Teori rantai silangPada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua atau using menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan, dan hilangnya fungsi sel.2. Teori psikoogis

Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif.Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan inteligensi dapat menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia. Konsep diri yang positif dapat menjadikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilai-nilai yang ada ditunjang dengan status sosialnya.Adanya penurunan dari intelektualitas yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi. Persepsi merupakan kemampuan interpretasi pada lingkungan. Dengan adanya penurunan fungsi sistem sensorik, maka akan terjadi pula penurunan kemampuan untuk menerima, memproses, dan merespons stimulus sehingga terkadang akan muncul aksi/reaksi yang berbeda dari stimulus yang ada.Kemempuan kognitif dapat dikaitkan dengan penurunan fisiologis organ otak. Namun untuk fungsi-fungsi positif yang dapat dikaji ternyata mempunyai fungsi lebih tinggi, seperti simpanan informasi usia lanjut, kemampuan member alas an secara abstrak, dan melakukan perhitungan. Memori adalah kemampuan daya ingat lansia terhadap suatu kejadian/peristiwa baik jangka pendek maupun jangka panjang. Memori terdiri atas tiga komponen sebagai berikut. Ingatan yang paling singkat dan segera. Contohnya pengulangan angka. Ingatan jangka pendek. Contohnya peristiwa beberapa menit hingga beberapa hari yang lalu. Ingatan jangka panjang.

Kemampuan belajar yang menurun dapat terjadi karena banyak hal. Selain keadaan fungsional organ otak, kurangnya motivasi pada lansia juga berperan. Motivasi akan semakin menurun dengan menganggap bahwa lansia sendiri merupakan beban bagi orang lain dan keluarga.

3. Teori sosialAda beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan.. yaitu teori interaksi social (social exchange theory), teori penarikan diri (disengagement theory), teori aktivitas (activity theory), teori kesinambungan (continuity theory), teori perkembangan (development theory), dan teori stratifikasi usia (age stratification theory). Teori interaksi sosialTeori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss (1954), Homans (1961), dan Blau (1964) mengemukakan bahwa interaksi social terjadi berdasarkan atas hukum pertukaran barang dan jasa. Sedangkan pakar lain Simmons (1954), mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi social merupakan kunci untuk mempertahankan status sosialnya atas dasar kemampuannya untuk melakukan tukar-menukar.

Menurut Dowd (1980), interaksi antara pribadi dan kelompok merupakan upaya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dan menekan kerugian hingga sesedikit mungkin. Kekuasaan akan timbul apabila seseorang atau kelompok mendapatkan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan pribadi atau kelompok lainnya.

Pada lansia, kekuasaan dan prestisenya berkurang, sehingga menyebabkan interkasi social mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk mengikuti perintah.

Pokok-pokok teori interaksi social adalah sebagai berikut: Masyarakat terdiri atas aktor-aktor social yang berupaya mencapai tujuannya masing-masing. Dalam upaya tersebut terjadi interaksi social yang memerlukan biaya dan waktu. Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang actor harus mengeluarkan biaya. Actor senantiasa berusaha mencari keuntungan dan mencegah terjadinya kerugian. Hanya interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan olehnya.

Teori penarikan diriTeori ini merupakan teori social tentang penuaan yang paling awal dan pertama kali diperkenalkan oleh Gumming dan Henry (1961). Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan di sekitarnya.

Selain hal tersebut, masyarakat juga perlu mempersiapkan kondisi agar para lansia tidak menarik diri. Proses penuaan mengakibatkan interaksi social lansia mulai menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Pada lansia juga terjadi kehilangan ganda (triple loss), yaitu: Kehilangan peran (loss of roles) Hambatan kontak sosial (restriction of contacs and relationships) Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social moralres and value)

Menurut teori ini seorang lansia dinyatakan mengalami proses penuaan yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi serta mempersiapkan diri dalam menghadapi kematiannya.

Pokok-pokok teori menarik diri adalah sebagai berikut. Pada pria, kehilangan peran hidup terutama terjadi pada masa pensiun. Sedangkan pada wanita terjadi pada masa ketika peran dalam keluarga berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa serta meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah. Lansia dan masyarakat mampu mengambil manfaat dari hal ini, karena lansia dapat merasakan bahwa tekanan sosial berkurang, sedangkan kaum muda memperoleh kerja yang lebih luas. Tiga aspek utama dalam teori ini adalah proses menarik diri yang terjadi sepanjang hidup. Proses ini tidak dapat dihindari serta hal ini harus diterima oleh lansia dan masyarakat.

Teori aktivitasTeori aktivitas dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al. (1972) yang menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung dari bagaimana seorang lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas serta mempertahankan aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas dan aktivitas yang dilakukan. Dari satu sisi aktivitas lansia dapat dapat menurun, akan tetapi di lain sisi dapat dikembangkan, misalnya peran baru lansia sebagai relawan, kakek atau nenek, ketua RT, seorang duda atau janda, serta karena ditinggal wafat pasangan hidupnya.

Dari pihak lansia sendiri terdapat anggapan bahwa proses penuaan merupakan suatu perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk mempertahankan perilaku mereka semasa mudanya.

Pokok-pokok teori aktivitas adalah: Moral dan kepuasan berkaitan dengan interkasi dan keterlibatan sepenuhnya dari lansia di masyarakat. Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.

Penerapan teori aktivitas ini sangat positif dalam penyusunan kebijakan terhadap lansia, karena memungkinkan para lansia untuk berinteraksi sepenuhnya di masyarakat.

Teori kesinambunganTeori ini dianut oleh banyak pakar sosial. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal dapat terlihat bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah meskipun ia telah menjadi lansia.

Menurut teori penarikan diri dan teori aktivitas, proses penuaan merupakan suatu pergerakan dan proses yang searah, akan tetapi pada teori kesinambungan merupakan pergerakan dn proses yang banyak arah, bergantung dari bagaimana penerimaan seseorang terhadap status kehidupannya.

Kesulitan untuk menerapkan teori ini adalah bahwa sulit untuk memperoleh gambaran umum tentang seseorang, karena kasus tiap orang sangat berbeda.

Pokok-pokok teori kesinambungan adlah sebagai berikut: Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan, tetapi berdasarakan pada pengalamannya di masa lalu, lansia harus memilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan. Peran lansia yang hilang tak perlu diganti Lansia berkesempatan untuk memilih berbagai macam cara untuk beradaptasi.

Teori perkembangan Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh lansia padaa saat muda hingga dewasa, dengan demikian perlu dipahami teori Freud, Buhler, Jung, dan Erickson. Sigmund Freud meneliti tentang psikoanalisis serta perubahan psikososial anak dan balita. Frickson (1930), membagi kehidupan menjadi delapan fase, yaitu: Lansia yang menerima apa adanya Lansia yang takut mati Lansia yang merasakan hidup penuh arti Lansia yang menyesali diri Lansia yang bertanggung jawab dengan merasakan kesetiaan Laansia yang kehidupannya berhasil Lansia yang merasa terlambat untuk memperbaiki diri Lansia yang perlu menemukan integritas diri melawan keputusasaan (ego integrity vs despair).

Havighurst dan Duvali menguraikan tujuh jenis tugas perkembangan (developmental tasks) selama hidup yang harus dilaksanakan oleh lansia, yaitu: Penyesuaian terhadap penurunan kemampuan fisik dan psikis Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan Menemukan makna kehidupan Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia Menerima dirinya sebagai seorang lansia

Joan Birchenal, R.N., Med. Dan Mary E. Streight R.N. (1973), menekankan perlunya mempelajari psikologi perkembangan guna memahami perubahan emosi dan sosial seseorang selama fase kehidupannya.

Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi tua merupakan suatu tantangan dan bagaimana jawaban lansia terhadap berbagai tantangan tersebut yang dapat bernilai positif ataupun negative. Akan tetapi, teori ini tidak menggariskan bagaimana cara menjadi tua yang diinginkan atau yang seharusnya diterapkan oleh lansia tersebut.

Pokok-pokok dalam teori perkembangan adalah sebagai berikut. Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya. Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan social yang baru, yaitu pensiun dan/atau menduda/menjanda. Lansia harus menyesuaikan diri sebagai akibat perannya berakhir di dalam keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, serta dtinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-temannya.

Teori stratifikasi usiaWiley (1971) menyusun stratifikasi usia berdasarkan usia kronologis yang menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan kapasitas, peran, kewajiban, dan hak mereka berdasarakan usia.

Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah struktur dan prosesnya. Struktur mencakup hal-hal sebagai berikut: bagaimanakah peran dan harapan menurut penggolongan usia, bagaimanakah penilaian strata oleh strata itu sendiri dan strata lainnya; bagaimanakah terjadinya penyebaran peran dan kekuasaan yang tak merata pada masing-masing strata, yang didasarkan pada pengalaman dan kebijakan lansia. Proses mencakup hal-hal sebagai berikut: bagaimanakah menyesuaikan kedudukan seseorang dengan peran yang ada; bagaimanakah cara mengatur transisi peran secara berurutan dan terus-menerus.

Pokok-pokok dari teori stratifikasi usia adalah sebagai berikut. Arti usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakat. Terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompok . Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran di antara penduduk.

Keunggulan teori stratifikasi usia adalah bahwa pendekatan yang dilakukan bersifat deterministik dan dapat dipergunakan untuk mempelajari sifat lansia secara kelompok dan bersifat makro. Setiap kelompok dapat ditinjau dari sudut pandang demografi dan keterkaitannya dengan kelompok usia lainnya.

Kelemahannya adalah teori ini tidak dapat dipergunakan untuk menilai lansia secara perorangan, mengingat bahwa stratifikasi sangat kompleks dan dinamis serta terkait dengan klasifikasi kelas dan kelompok etnik.

4. Teori spiritual Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan.

James Fowler mengungkapkan tujuh tahap perkembangan kepercayaan (Wong, et al, 1999). Fowler juga meyakini bahwa kepercayaan/demensia spiritual adalah kekuatan yang member arti bagi kehidupan seseorang.

Fowler menggunakan istilah kepercayaan sebagai suatu bentuk pengetahuan dan cara berhubungan dengan kehidupan akhir. Menurutnya, kepercayaan adalah suatu fenomena timbale balik, yaitu suatu hubungan aktif antara seseorang dengan orang lain dalam menanamkan suatu keyakinan, cinta kasih, dan harapan.

Fowler meyakini bahwa perkembangan kepercayaan antara orang lingkungan terjadi karena adanya kombinasi antara nilai-nilai dan pengetahuan. Fowler juga berpendapat bahwa perkembangan spiritual pada lansia berada pada tahap penjelmaan dari prinsip cinta dan keadilan.

Mitos-Mitos Lansia dan RealitanyaMitos-mitos yang berkaitan dengan proses lanjut usia .1. Mitos Kedamaian dan KetenanganPada usia lanjut,lansia dapat santai sambil menikmati hasil kerja dan jerih payahnya pada usia muda.Badai dan berbagai cobaan kehidupan seakan-akan sudah dilewati.kenyataann malah sebaiknya,lansia penuh stres,kemiskinan,berbagai keluhan, dan penderitaan karena penyakit.2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran PandanganUsia lanjut pada umummnya bersifat konservatif,tidak kreatif,menolak inovasi,berorientasi ke masa silam ,ketinggalan zaman ,merindukan masa lalu,kembali kemasa anak-anak, sulit berubah, keras kepala, dan bawel.kenyataanya tidak semua lansia bersifat dan berperilaku demikian. Sebagian tetap segar,berpandangan ke depan,inovatif ,serta kreatif.3. Mitos BerpenyakitanLansia dipandang sebagai masa degeneratif biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan. penyakit akibat berbagai proses penyakit, Kenyataanya memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh serta metabolisme,sehingga rawan terhadap penyakit, tetapi masa sekarang banyak penyakit yang dapat dikontrol dan diobati.4. Mitos SensilitasUsia lanjut dipandang sebagai masa demansia (pikun) yang disebabkan oleh kerusakan bagian tertentu dari otak. Kenyataannya, tidak semua lansia dalam proses penuaan mengalami kerusakan otak. Mereka masih tetap sehat, segar, dan banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.5. Mitos KetidakproduktifanUsia lanjut d ipandang sebagai usia yang tidak produktif. Kenyataanya tidak demikian,masih banyak lansia yang mencapai kematangan dari produktivitas mental dan meterialnya yang tinggi.

Perubahan-perubahan yang Terjadi Akibat Proses PenuaanAkibat perkembangan usia, pada lansia akan mengalami perubahan yang menuntut dirinya menyesuaikan diri secara terus-menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil, makma muncullah berbagai masalah. Masalah-masalah yang menyertai lansia di antaranya adalah sebagai berikut.1. Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain.2. Ketidak pastian ekonomi, sehingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya.3. Mencari teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal atau pindah.4. Mengembangkan aktivitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak.5. Belajar memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa.Berkaitan dengan perubahan fisik, Hurlock (1990) mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasarkan adalah perubahan gerak. Lansia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat. Keempat meminta kegiatan-kegiatan rekreasi terus-menerus. Untuk itu, diperlukan motivasi yang tinggi pada diri lansia untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan memuaskan atau tidak memuaskan akan bergantung pada pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan yang diminati oleh para lansia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalahpeningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan, dan peran sosial (Goldstein, 1992). Sehingga dalam mengalami perubahan-perubahan diperlukan penyesuaian.Ciri-ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia adalah:1. Tidak ada minat terhadap kejadian di lingkungannya.2. Penarikan diri ke dalam fantasinya.3. Selalu mengingat kembali ke masa lalu.4. Selalu khawatir karena pengangguran.5. Kurang ada motivasi.6. Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan7. Tempat tinggal yang tidak diinginkan.

Ciri-ciri penyesuaian yang baik dari lansia adalah:1. Minat yang kuat2. Ketidaktergantungan secara ekonomi3. Kontak sosial luas4. Menikmati ketja dan hasil kerja5. Menikmati kegiatan yang dilakukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimal terhadap diri dan orang lain.

Sedangkan perubahan yang terjadi akibat proses penuaan bersifat umum (universal). Proses penuaan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor initernal dan eksternal. Bila proses berlangsung secara wajar tanpa perngaruh dari luar disebut proses penuaan primer. Sebaliknya, jika terdapat stress psikis, sosial, serta kondisi lingkungan memengaruhi jalanya proses penuaan, maka disebut proses penuaan sekunder. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya adalah sebagai berikut.1. Perubahan kondisi fisikPerubahan kondisi fisik pada lansia meliputi: perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernapasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskular, sistem pengaturan tubuh, moskuloskeletal, gastrointestinal, urogenetalia, endokrin, dan integumen. Masalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia di antaranya lansia mudah jatuh, mudah lelah, kekacauan mental akut, nyeri pada dada, berdebar-debar, sesak napas pada saat melakuakn aktivitas/kerja fisik, pembengkakan pada kaki bawah, nyeri pinggang atau punggung, nyeri sendi pinggul, sulit tidur, sering pusing, berat badan menurun, gangguan pada fungsi penglihatan, pendengaran, dan sulit menahan kencing.Beberapa perubahan fungsi sistem organ yang terjadi akibat penuaan dapat dilihat pada tabel. Perubahan fungsi organ satu dengan organ lainnya tidak sama, terdapat pula variabilitas antara individu. Meskipun demikian, secara umum di jumpai penurunan fungsi secara menyeluruh.

NOSISTEM ORGAN MORFOLOGI DAN FUNGSI

1KeseluruhanBerkurangnya tinggi dan berat badan, bertambahnya fat to lean body, mass ratio, dan berkurangnya cairan tubuh.

2Sistem IntegumenKulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering, dan kurang elastis karena menurunya cairan, hilangnya jaringan adiposa, kulit pucat, dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit. Menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen, kuku jari tangan dan kaki menjadi tebal serta rapuh. Padawanita usia lebih dari 60 tahun, rambut wajah meningkat, ramnut menipis atau botak, warna rambut kelabu, serta kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.

3Temperatur tubuhTemperature tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks mengigil, dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak diakibatkan oleh rendahnya aktivitas otot.

4Sistem MuskularKecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang, pengecilan otot akibat menurunnya serabut otot, namun pada otot polos tidak begitu terpengaruh.

5Sistem KardiovaskularKatup jantung menebal dan menjadin kaku, kamampuan jantung memompa darah menurun 1% per tahun, dan berkurangnya curah jantung. Berkurangnya heart rate terhadap respon stres, kehilangan elastisitas pembuluh darah , tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer, bertambah panjang dan lekukan, arteria termaksud aorta intimia bertambah tebal, serta fibrosis di media arteri.

6Sistem perkemihan Ginjal mengecil, nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, filtrasi glomerulus menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang mampu memekatkan urine, BJ urine menurun, proteinuria, BUN meningkat, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat, kapasitas kandung kemih menurun 200 ml karena otot-otot yang melemah, frekuensi berkemih meningkat.

7Sistem pernapasan Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktivitas silia, berkurangnya elastisitas paru, alveoli ukurannya melebar dari biasanya, jumlah alveoli berkurang, oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2 pada arteri tidak berganti, berkurangnya maximal oxygen uptake, dan berkurangnya refleks batuk

8Sistem gastrointestinalKehilangan gigi, indera pengecap menurun , esophagus melebar, rasa lapar menurun, waktu pengosongan lambung menurun, peristaltic melemah, sehingga dapat mengakibatkan konstipasi, kemampuan absorpsi menurun, hati mengecil, produksi saliva menurun, serta produksi HCL dan pepsin menurun pada lambung.

9Rangka tubuhOsteaartritis, hilangnya zat pembentuk tulang (bone substance).

10Sistem penglihatanKornea lebih terbentuk sferis , sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar; lensa menjadi keruh; meningkatnya ambang pengamatan sinar; berkurang atau hilangnya daya akomodasi; menurunya lapang pandangan, berkurangnya sensitivitas terhadap warna ; menurunnya kemampuan membedakan warna hijau atau biru pada skala dan depth perception.

11Sistem pendengaran Presbiakusis atau penurunan pendengaran, membrane timpani menjadi atrofi menyebabkan ototsklerosis, penumpukan serumen, sehingga mengeras karena meningkatnya kerati, perubahan degenartif osikel, bertambahnya obstruksi tuba eustachii, berkurangnya persepsi nada tinggi.

12Sistem persyarafanBerkurangnya berat otak sekitar 10-20%, berkurangnya sel kortikal, reaksi menjadi lambat, kurang sensitive terhadap sentuhan, berkurangnya aktivitas sel T, bertambahnya waktu jawaban motorik, hantaranneuron motorik melemah.

13Sitem EndokrinProduksi hamper semua hormon menurun, fungsi parathyroid dan sekresinya tidak berubah, berkurangnya ACTH,TSH, FSH, dan, LH. Menurunya aktivitas tiroidakibatnya basal metabolisme menurun, menurunnya produksi aldosteron, menurunya sekresi hormon gonand, bertambahnya insulin, norefinfrin, parathormone, vasopressin, berkurangnya tridotironin.

14Sistem reproduksiSelaput lendir vagina manurun atau kering, menciutnya ovarium atau uterus, atrofi payudara, testis masih dapat memproduksi sperma meskipun adanya pemurunan secara berangsur-angsur dan dorongan seks menetap sampai di atas usia 70 tahun asalkan kondisi kesehatan baik, penghentian produksi ovum pada saat monopouse.

15Daya pengecap dan pembauanMenurunnya kemampuan untuk melakukan pengecapan dan pembauan, sensitivitas terhadap empat rasa menurun(gula, garam, mentega, dan asam). Setelah usia 50 tahun.

2. Perubahan Kondisi MentalPada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik, keadaan kesehtan, tingkat pendidikan atau pengetahuan , dan situasi lingkungan. Intelegensi diduga secara umum makin mudur terutama faktor penolakan abstrak, mulai lupa terhadap kejadian baru, masih terekam baik kejadian masa lalu. Dari segi mental dan emosi sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak aman, dan cemas. Adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut diterlantarkan karena tidak berguna lagi. Munculnya perasaan kurang mampu untuk mandiri serta cenderung bersifat introvert. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kondisi mental di antaranya:a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasab. Kesehatan umumc. Tingkat pendidikand. Keturunan(hereditas)e. Lingkunganf. Gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan, dan ketuliang. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatanh. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga3. Hilangnya Perubahan psikososialMaslah perubahan psikososial serta reaksi individu terhadap perubahan ini sangat beragam, bergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja, mendadak dihadapkan untuk menyesuaiankan dirinya dengan masa pension. Bila ia cukup beruntung dan bijaksana, maka ia akan mempersiapakan diri dengan menciptakan berbagai bidang minat untuk memanfaatkan waktunya, masa pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Namun bagi banyak pekerja, pensiun berarti putus dari lingkungan, teman-teman yang akrab, dan disingkirkan untuk duduk-dududk dirumah atau bermain domino di klub pria lanjut usia.i. kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri, dan konsep diri.Perubahan psikososial yang lain adalah meraskan atau sadar akan kematian, perubahan Cara hidup mamasuki rumah perawatan, pengahsilan menurun, biaya hidup meningkat, tambahan biaya pengobatan, penyakit kronis, ketidakmampuan, kesepian akibat pengasingan diri dari lingkungan sosial, kehilangan hubungan dari teman dan keluarga, hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan konsep diri, serta kematian pasangan hidup.Perubahan yang mendadak dalam kehidupan akan membuat mereka merasa kurang melakukan kegiatan yang berguna, perubahan yang mereka alami diantaranya adalah sebagai berikut:1. Minat . pada umumnya pada masa usia lanjut minat seseorang akan berubah dalam kuantitas maupun kualitasnya. Lazimya minat dan aktivitas fisik cenderung menurun akibat bertambanhya usia. 2. Isolasi dan Kesepian . banyak faktor bergabung, sehingga membuat orang usia lanjut terisolasi dengan yang lain. Secara fisik, mereka kurang mampu mengikutin aktivitas yang melibatkan usaha. Makin menurunya kualitas organ indra yang mengakibatkan ketulian, penglihatan makin kabur, dan sebagainya.3. Peranan iman menurut proses fisik dan mental, pada usia lanjut memungkinkan orang yang sudah tua tidak begitu membenci dan merasa khawatir dalam memandang akhir kehidupan dibanding orang yang lebih muda. Namun demikian tidak dapat disangkal bahwa iman yang teguh adalah senjata yang paling ampuh untuk melawan rasa takut terhadap kematian.4. Perubahan kognitif. Perubahan pada fungsi kognitif diantaranya adalah kemunduran pada tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang memerlukan memori jangka pendek, kemampauan intelektual tidak mengalami kemunduran dan kemampuan verbal dalam bidang vocabulary.5. Perubahan spiritual. Perubahan yang terjadi pada aspek spiritual lansia adalah sebagai berikut:a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannyab. Usia lanjut makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam cara berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut fowler adalah universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan bersikap adil.

Permasalahan yang Terjadi pada Lansia1. Permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lansiaPermaslahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahtraan lansia diantaranya:a. Ketidakberdayaan fisik,sehingga menyebabkan ketergantungan pada orang lainb. Ketidakpastian ekonomi,sehingga membutuhkan perubahan total dalam pola hidupc. Membuat teman baru untuk mendapat ganti mereka y ang telah meniggal/ pindahd. Mengembangkan aktivitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyake. Belajar yang telah memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa

Sedangkan masalah yang umum dan khusus pada lansia adalah sebagai berikut.a. Permasalahan Umum Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan Makin melemahnya nilai kekerabatan,sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati. Lahirnya kelompok masyrakat industri Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan usia lanjut Belum membudaya dan melambangnya kegiatan pembinaan kesejahteraan pada lansia.b. Permasalahan Khusus Berlangsungnya proses penuaan yang berakibat pada timbulnya masalah fisik,mental ,maupun sosial Berkurangnya integritas sosial lansia Rendahnya produktivitas kerja lansia Banyaknya lansia yang miskin,terlantar, dan cacat Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyrakat individualistik. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia

2. Masalah Kesehatan utamaa. Penyakit jantungb. Penyakit keganasan seperti kankerc. Penyakit ginjald. Penyakit paru akut seperti pneumonia dan edema parue. Penyakit vaskular seperti CVA dan penyakit pembuluh periferf. COPD atau PPOM (penyakit paru obstruksi menahun)g. Arthritish. Kelainan pada kulit dan kecelakaan3. Peningkatan StresorHal ini diakibatkan adanya hemiplegi,defisit sensorik,hospitalisasi,tinggal di rumah perawatan,kesulitan berbicara,kehilangan anak dan teman,pemindahan benda yang memiliki arti,serta cara kerja yang tidak bisa dilakukan sebagaimana pada waktu dahulu ( muda).4. Respons obatPermasalahan yang berkaitan dengan respons obat pada lansia dipengaruhi oleh banyak faktor di antarannya adalah sebagai berikut.a. Menurunnya absorbsi obat, hal ini dapat disebabkan oleh menurunnya HCL, asam lambung, dan perubahan pergerakan gastrountestinal.b. Perubahan distribusi obat,hal ini disebabkan oleh menurunya serum albumin yang mengikat obat tersimpannya obat pada jaringan lemak.c. Perubahan metabolisme obat,akibat menurunnya aktivitas enzim hatid. Menurunnya ekskresi obat,terjadi akibat menuruunya aliran darah ke ginjal, menurunnya kecepatanfiltrasi glomerulus , dan menurunnya beberapa fungsi tubulus ginjal5. Post power sindrom Post power Sindrom merupakan sesuatu keadaan maladjusment mental dari seseorang yang mempunyai kedudukan dari ada menjadi tidak ada dan menunjukkan gejala-gejala diantarannya frustasi ,depresi, dan lain-lain pada orang yang bersangkutan. Ada empat faktor yang perlu diperhatikan, yaitu :a. Perkembangan kepribadian yang kurang dewasab. Kedudukan yang relsatif memberikan kekuasaan dan kepuasan c. Proses kehilangan kedudukan yang relatif cepatd. Lingkungan yang mungkin memberikan suasana terhadap timbulnya post power sindrom.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penuaan dan Penyakit yang Sering DijumpaiBerikut ini adalah factor-faktor yang memengaruhi penuaan dan penyakit yang sering terjadi pada lansia.1. Hereditas atau keturunan genetic, nutrisi atau makanan, status kesehatan, penglaman hidup, lingkungan, dan stress.2. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia.a. Menurut The national Old Peoples Welfare Council, penyakit lansia di antaranya: Depresi mental Gangguan pendengaran Bronchitis kronis Gangguan pada tungkai atau sikap berjlan Gangguan pada koksa atau sendi panggul Anemia Demensiab. Penyakit pada masyarakat berusia lebih dari 55 tahun. Kardiovaskular Musculoskeletal TBC Bronchitis, asma, gangguan pernapasan ISPA Gigi, mulut, saluran pencernaan System persarafan Infeksi kulit Malaria Infeksi lain-lainKegiatan LansiaUsaha yang daa\pat dilakukan pada individu dengan lansia di antaranya adalah sebagai berikut:1. Tetap aktif, artinya diharapkan lansia hidup sederhana, santai, aktif berorganisasi, aktif dalam kegiatan sosial, berkarya, selalu mengembangkan hobi dan berolahraga, dalam melaksanakan aktivitas harus dissuaikan dengan kemampuan serta bergerak secara teratur dan kontinu, karena bila otot tidak digerakkan akan terjadi kehilangan kekuatan 10-15% per mg.2. Produktif, artinya diharapkan lansia berusaha menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh diri sendiri, untuk orang lain, sesuatu itu berupa prakarsa atau ide, nasihat, bimbingan dan hasil keterampilan.

Faktor-faktor yang terjadi dengan kebetuhan akan gizi pada lansia :Berikut ini adalah factor-faktor yang terkait dengan kebutuhan aka gizi pasa lansia 1. Aktivitas fisik Pada umumnya pada lansia akan mengalami penurunan aktivitas tubuh. Salah satu factor penyebabnya adalah pertambahan usia yang menyebabkan terjadinya kemunduran biologis. Kondisi ini setidaknya akan membatasi aktivitas yang menurut ketangkasan fisik, penurunan aktivitas fisik pada lansia harus diimbangi penurunan aktivitas asupan kalori. Hal ini berguna untuk mencengah terjadinya obesitas, jika pasokan kalori terlalu banyak akan mengakibatkan keseimbangan kalori positif (kelebihan kalori), sehingga akan mengakibatkan resiko terjadinya serangan beberapa penyakit degenerative. 2. Kemunduran biologis Ketika memasuki usia senja seseorang akan mengalami beberapa perubahan, baik positif maupun biologis. Misalnya gigi mulai lepas, kulit keriput, pengluhatan berkurang, keroposnya tulang, rambut beruban, pikun, depresi, sensitivitas panca indera, metabilisme basal berkurang dan kurang lancarnya proses pencernaan. Perubahan-perubahan ini akan berpengaruh terhadap proses pencenarnaan, penyerapan dan penggunaan zat gizi didalam tubuh. Oleh karena itu, asupa gizi untuk lansia harus disesuaikan dengan perubahan kemampuan organ-organ tubuh lansia, sehingga dapat mencapai kecukupan gizi yang opltimal. 3. Pengobatan Kadang-kadang bertambahnya usia identik dengan ketergantungan obat. Pada dasarnya pengobatan dapat memperbaiki kondisi kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup, tetapi dipihak lain pihak pengobatan dapat mempengaruhi asupan kebutuhan gizi lansia. Ketika sakit, lansia harus mengomsumsi obat-obatan dalam waktu yang cukup lama. Berikut ini beberapa pengaruh penggunaan obat terhadap kebutuhan zat gizi.a. Kebutuhan kalium akan meningkat akibat penggunaan obat-obat diureticb. Perubahan selera makan akan terjadi akibat penggunaan obat antidepresan (pencengahan depresi ) atau jenis antibiotic tertentu c. Penggunaan aspirin dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan berkurangnya cadangan besi Berdasarkan uraian tersebut, bagi lansia yang menggunakan beberapa jenis obat, dianjurkan untuk selalu mengonsultasikan kepada dokter mengenai kemungkinan efek samping pada obat yang sedang dan yang akan digunakan. Makanan harus mengdukung proses penyembuhan penyakit dan mencengah terjadinya penurunan cadangan zat gizi akibat penggunaan obat. Dengan harapan obat yang dikonsumsi tidak mengakibatkan berkurangnya beberapa unsure penting bagi tubuh. 4. Depresi dan kondisi mental Depresi hamper dialami oleh 12-14% populasi lansia. Perubahan lingkungan social, kondisi yang terisolasi, kesepian atau berkurannya aktivitas yang menjadika para lansia mengalami rasa frustasi dan kurang semangat. Akibatnya, selera makan terganggu dan pada hahikatnya akan mengakibatkan terjadinya BB. Dengan demikian, kondisi mental yang tidak langsung dapat memicu terjadinya status gizi yang buruk. 5. Penyakit Meningkatnya usia menyebabkan seseorang menjadi rentan terserang penyakit. Penyakit tertentu sering menyebabkan keadaan gizi menjadi buruk. Misalnya menderita kencing manis umumnya mempunyai BB dibawah batas normal. Diduga penurunan badan ini terjadi kerena defisiensi insulin yang dialami oleh penderita kencing. Kondisi ini akan menyebabkan sedikitnya glukosa yang dapat diserap tubuh untuk diubah menjadi energy. Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan energy tubuh akan merombak lemak (liosis) dan protein ( proteolisis) untuk di jadikan sumber energy. Jika kondisi ini terjadi secara terus menerus akan menyebabkan cadangan makanan di protein didalam tubuh berkurang. Akibatnya BB akan menurun. Selain kencing manis, defesiensi zat gizi tertentu dialami oleh penderita osteoporosis. Penderita osteoporosis mengalami defesiensi kalsium yang berlangsung secara berlahan-lahan, tidak seperti penderita darah tinggi yang cenderung yang mengalami defesiensi vitamin C. dengan demikian penyakit yang yang diderita seseorang sangat berpengaruh terhadap kesediaan dan kebutuhan zat gisi didalam tubuhnya

Kebutuhan Gizi pada Lansia 1. Kebutuhan zat-zat gizi yang dikonsumsi haruslah seimbang2. Jumlah setiap individu berbeda bergantung pada usia, jenis kelamin, kegiatan fisik, ukuran tubuh, lingkungan, atau penyakit kronis3. Kebutuhan akan gisi lansia ditentukan oleh tiga factor ,yaitu menurunnya fungsi fisiologis, meningkatnya frekuensi sakit dan menurunnya nafsu makan adanya peningkatan usia.

Angka kecukupan gizi rata-rata yang di anjurkan per-hari bagi golongan usia 60 tahunJenis kebutuhanPriaBB = 62 KgWanita BB = 54 Kg

Energi 2.200 kkal1.850 kkal

Protein 55 g48 g

Vitamin A600 RE500 RE

Vitamin B1 (thiamin)1,0 mg1,0 mg

Vitamin B2 (riboflamin)1,2 mg1,0 mg

Vitamin B3 (miasi)10 mg8 mg

Vitamin 12 (sianokobalim)1,0 mg1,0 mg

Asam folsa170 mg 150 mg

Vitamin C60 mg 60 mg

Kalsium500 mg500 mg

Fosfor500 mg450 mg

Besi 13 mg 14 mg

Seng 15 mg 15 mg

Iodium 150 mg 150 mg

MANFAAT GIZI PADA LANSIA Gizi sangat bermanfaat bagi lansia. Manfaat dari gizi adalah penghasil energi, zat pembangun memperbaiki jaringan, serta pengatur proses kehidupan.

POLA MENU SEHAT UNTUK LANSIA WAKTU MAKANPRIA ( 2.200 kkal )WANITA ( 1.850 kkal )

Pagi a. 1 gelas nasi / penggantib. 1 butir telumc. 100 gram sayurand. 1 gelas susu nonfat ( skim )e. 1 butir telum f. 100 gram sayuran g. 1 gelas auau rendah lemak ( skim )1 gelas nasi / pengganti

Pukul 10.00 WIBSnack / buah Snack / buah

Siang a. 1 gelas nasi b. 50 gram daging/ikan/unggasc. 25 gram tempe/kacang-kacangan/penggantid. 150 gram gram sayurane. 1 potong buaha. 1 gelas nasi b. 50 gr daging/ikan/unggasc. 25 gr tempe/kacang-kacangan penggantid. 150 gr sayurane. 1 potong buah

Pukul 17.00 WIB Snack/buah Snack/buah

Malam a. 1 gelas nasi b. 50 gr daging/ikan/unggasc. 50 gr tahud. 150 gr sayurane. 1 potong buaha. 1 gelas nasib. 50 gr daging/ikan/unggasc. 50 gr tahud. 150 gr sayurane. 1 potong buah

Modifikasi menu dapat dilakukan pada jenis olahan pangan. Namun demikian, tetap harus memerhatian keterbatasan-keterbatasan pada lansia yang berkaitan dengan kemundururan biologis. Berikut ini yang harus diperhatikan dalam membuat atau menyusun menu lansia. 1. Kecukupan gizi disesuaikan dengan tingkat aktifitas dan kondisi kesehatan.2. Konsisten dan tektur makan di sesuaikan dengan kemampuan pencernaan lansia. 3. Penyajian makan ( cara, waktu, dan jenis ) di sesuaikan dengan kondisi fisiologis dan psikologis lansia.

PESAN-PESAN GIZI SEIMBANG UNTUK LANSIA1. Makanlah aneka ragam makanan. Hidangan yang beraneka ragam adalah susunan sehari-hari, minimal terdiri atas empat jenis makanan, yaitu ; bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan. 2. Karbonhidrat diperluakan guna memenuhi kebutuhan

Kunci Menuju Lansia yang Bahagia, Berguna, dan Berkualitas 1. Lansia yang berguna dan berkualitas a. Menghindari sikap menarik diri sebagai lansia b. Mengembangkan prespektif yang jelas mengenai hidup c. Menggantikan kepuasan-kepuasan yang hilang d. Mengembangkan sumber yang berarti dan berharga e. Mengembangkan hubungan yang bermakna.2. Lansia yang bahagia B: Berat badan berlebih supaya dihindari A: Atur makanan hingga sesuai atau kurang lemak atau makanan yang berkolestrol.Cara mengatur makanan adalah sebagai berikut: Kurangi lemak, Baik dari sumber hewani/lemak jenuh/kolestrol yang banyak terdapat dalam daging kambing, kerbau, babi, kuning telur, dan otak. Cukup gizi akan lebih baik, kelebihan gizi dapat membahayakan jantung. Untuk mencukupi kebutuhan protein makanlah daging seperti daging ayam, ikan, kelinci, putih telur, dan sebagainya. Makanan tinggi serat/selulosa sangat baik untuk para lansia untuk mencegah terjadinya obstipasi. H: Hindari faktor resiko penyakit jantung iskemik atau koroner. Menhindari faktor-faktor yang menjadi penyebab gangguan peredaran darah otot jantung seperti merokok, tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi, penyakit diabetes melitus, kegemukan, kurang gerak, dan stres. A: Agar terus-menerus berguna dengan mempunyai kegiatan atau hobi yang bermanfaat, membiasakan membaca, mengisi waktu dengan berkebun atau berternak, aktif dalam kegiatan sosial, mendengar ceramah agama, kegiatan ilmiah dan lain-lain. G: Gerak badan teratur wajib dilakukan.Tujuan gerak badan adalah: Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Mempermudah untuk menyesuikan kesehatan, terutama fisik dalam beradaptasi kemampuan gerak mana yang bisa dioptimalkan. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.Salah satu olahraga yang dianjurkan untuk lansia adalah senam tera, alasannya adalah: Relatif mudah dan ringan Meningkatkan ketahanan fisik Memperbaiki sistem persarafan Memperbaiki sistem kardiovaskular Memperbaiki sistem perkemihan Memperbaiki sistem pencernaan Meningkatkan sistem muskuloskeetal dan persendian Meningkatkan sistem pernafasan dan lain-lain,I: Ikut nasehat petugas kesehatan ( dokter atau perawat) Selalu memperhatikan keselamatan Latihan teratur dan tidak terlalu berat Permainan dalam bentuk ringan sangat dianjurkan. Latihan dalam proses bejenjang Hindari pertandingan Perhatikan kontraindikasi latihanA: Awasi kesehatan badan secara periodik.Selalu memeriksa kesehatan secara rutin atau berkala untuk mencegah dan menghindari penyakit-penyakit tertentu yang mudah muncul.

Peran keluarga terhadap lansia1. Sistem keluarga besar, lansia adalah sesepu yang patut dihargai, dihormati, dan diminta nasihat atau doa restunya, uasahakan menyediakan fasilitas-fasilitas kebutuhan harian dan jagalah privasinya.2. Sikap keluarga dan masyarakat terhadap lansia, adanya kecenderungan berprepsepsi negatif dan diharapkan mempunyai persepsi positif pada lansia karena merupakan peristiwa alamia di mana tiap-tiap individu mengalami. 3. Menciptakan kebutuhan untuk dicintai merupakan aktualisasi dari usia lanjut4. Menciptakan suasanayang menyenangkan, yaitu hubungan harmonis (saling pengertian antara generasi muda dan generasi lansia)5. Menggalakkan dan melaksanakan program mondem jero mikul duwur.6. Kepada phak pemerintah, keluarga, atau masyarakat mengharapkan adaya: a. Bantuan kesejahteraan bgi lansia yang berupa perbaikan ekonomi, kesehatan, transportasi dan perubahan lansia yang tidak mempunyai perumahanb. Bantuan hukum bagi lansia serta perlindungan hukumc. Melaksanakan penelitian atau kegiatan yang riil untuk kesejahteraan lansia, memberikan gizi yang baik, dan obat-obatan untuk mencegah terjadinya penyakit yang bisa dipercepat proses penuaan.