Teori lokasi

download Teori lokasi

of 37

description

materi kuliah

Transcript of Teori lokasi

Diapositiva 1

Teori Lokasi dalam Pengembangan WilayahPengantarTeori lokasi merupakan usaha-usaha untuk memperoleh pedoman dalam penentuan lokasi kegiatan atau dalam usaha untuk dapat mencari ruang dengan efisien. Efisiensi dalam satu dan lain hal erat hubungannya dengan kaidah-kaidah ekonomi. Menggunakan ruang dengan efisien berarti lebih memiliki nilai ekonomis dengan usaha (effort) yang sekecil-kecilnya.Penempatan kegiatan-kegiatan pada dasarnya akan menimbulkan pergerakan barang ataupun manusia.Efisien :Jarak (bahan baku pengolahan pasar)Sarana dan prasarana perhubungan (ongkos transport)Pertimbangan non ekonomis (Politis, sosial) yang dalam satu dan lain hal (kasus) dapat mendominir dalam pengambilan keputusan.Teori lokasi didasarkan pada faktor geografis serta keadaan secara umum, lingkungan. Geografis mencoba mengetahui karakteristik dan keunikan & perubahan struktur ruang tersebut, bagaimana hubungan antara manusia dan lingkungannya serta secara sistematis menjelaskan interaksi antara lokasi-lokasi dengan kondisi ruang geografis yang ada. Penekananya lebih kepada ciri-ciri daerah/ruang fisik secara alamiah (kualitas) dan bagaimana usaha manusia untuk memanfaatkan kondisi alamiah tersebut.Teori lokasi pada umumnya dibedakan atas dua kegiatan utama yaitu kegiatan pertanian dan kegiatan non pertanian.PengantarKegiatan pertanian cenderung menggunakan ruang secara ekstensif sedangkan kegiatan non pertanian terutama kegiatan industri menggunakan ruang secara intensif.Kegiatan pertanian juga relatif sangat tergantung terhadap kondisi-kondisi alamiah seperti iklim dan sebagainya, Sedangkan kegaiatan industri lebih terarah pada usaha/kemampuan manusia untuk mengolah sumber-sumber alam menjadi barang/produk, baik yang setengah jadi maupun yang siap dikonsumsi.PengantarDengan asumsi-asumsi yang menyederhanakan suatu daerah sebagai suatu areal yang homogen dan adanya suatu daerah/pusat pemasaran bagi barang-barang produksi pertanian. Sebagai suatu isolated state, Von Thunen dengan pendekatannya memperoleh suatu konsentris yang mengelilingi pusat wilayah untuk penanaman bermacam-macam jenis komoditi.Tanah yang letaknya paling jauh dari kota memiliki sewa sebesar 0 dan sewa tanah itu meningkat secara linear ke arah pusat kota, dimana proporsional dengan biaya angkutan per ton/km.Variabel yang ditekankan adalah jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola tersebut mencakup keawetan, berat, dan harga barang dari komoditas pertanian.

Von Thnen (1826)5

Von ThnenWilayah TertutupWilayah YgDimodifikasiPeternakanPertanian campuranPertanian, lahan kosong, & padang rumputLahan pertanian intensifProduksi Kayu Pasar pertanian & agro industriTransportasi SungaiPusat Kota/ WIlayahSub-PusatVon Thnen7 asumsi teori von thunen :Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah perkotaan dengan daerah pedalamannya yang merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan pokok yang merupakan komoditi pertanian;Daerah perkotaan tersebut tidak menerima penjualan hasil pertanian dari daerah lain;Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah lain, kecuali ke daerah perkotaan tersebut;Daerah pedalaman merupakan daerah berciri sama dan cocok untuk tanaman dan peternakan dataran menengah;Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk mempeoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaikan hasil tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat di daerah perkotaan;Satu-satunya angkutan yang terdapat pada waktu itu adalah angkutan darat berupa gerobak yang dihela oleh kuda;Biaya angkutan ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani mengangkut semua hasil dalam bentuk segar.Von ThnenModel ini merupakan adaptasi konseptual yang langsung dari model guna lahan VON THUNEN yang diadopsi pada guna lahan perkotaan.Model awal yg menjelaskan hubungan antara tansportasi/guna lahan pada perkotaan. Tata guna lahan formal model ini diakibatkan oleh jarak komuter dari/ke CBD, yang membuat lingkaran konsentris.Setiap lingkaran mewakili lansekap sosio-ekonomi perkotaan yang spesifik. Ernest Burgess (1925)IV Zona Perumahan PekerjaV Zona Perumahan Gol MenengahVI Zona Perumahan PenglajuI - CBDII Zona IndustriIII Zona TransisiLOOPLittleSicilyApartment HousesBungalowSectionSingle Family DwellingsResidential DistrictGhettoTwo PlanAreaSecond ImmigrantSettlementModelChicago th 1920Black BeltErnest BurgessTiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri :Biaya transportasi, Biaya tenaga kerja, dan Kekuatan aglomerasi. Biaya transportasi diasumsikan berbanding lurus terhadap jarak yang ditempuh dan berat barang, sehingga titik lokasi yang membuat biaya terkecil adalah bobot total pergerakan pengumpulan berbagai input dan pendistribusian yang minimum. Weber menyadari bahwa faktor biaya transport merupakan faktor utama dalam determinasi lokasi, sedangkan faktor lainnya merupakan faktor yg dpt memodifikasi lokasiAlfred Weber (1909)Pencetus pertama teori lokasi yang dapat digunakan sebagai teori umum, meskipun pendekatannya masih secara deskriptif dan kasar.4 asumsi teori Weber :Bahwa daerah yang menjadi obyek penelitian adalah daerah yang terisolasi. Konsumennya terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua unit perusahaan dapat memasuki pasar yang tidak terbatas dan persaingan sempurna.Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas.Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadik tersedia secara terbatas pada sejumlah tempat.Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga yang mobilitasnya tinggi.Alfred WeberBiaya transport bertambah secara proporsional dengan jarak angkut. Jadi, titik terendah biaya transport adalah titik yang menunjukan biaya minimum untuk angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi. Konsep ini dinyatakan sebagai Segitiga Lokasi atau Locational Triangle.Alfred WeberM2MKM1ZYXTabcT= Lokasi OptimumM1 & M2= Sumber Bahan BakuMK= PasarX,Y,Z= Bobot Input & Outputa,b,c= Jarak lokasi Input & Output

Terlihat bahwa lokasi optimum adalah titik T yaitu yang merupakan keseimbangan antara kekuatan kekuatan yang mempengaruhi lokasi sumbar bahan baku (M1 dan M2) dan pasar (MK).Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar, Weber merumuskan Indeks Material (IM) atau Material Index sebagai berikut :

Bila IM lebih besar dari satu, maka perusahaan tersebut berorientasi pada bahan baku, dan bila IM lebih kecil daripada satu, maka perusahaan tersebut berorientasi pada pasar.

Alfred WeberBiaya tenaga kerja, sebagai faktor kedua, dapat menarik lokasi perusahaan. Hal ini dapat terjadi bila penghematan biaya tenaga kerja per unit produksi lebih besar daripada biaya transport ekstra per unit produksi. (pendekatan biaya terendah)Dengan cara yang sama, pengusaha akan memindahkan lokasi perusahaannya berdasarkan pertimbangan faktor penentu lokasi lainnya yaitu aglomerasi.Manfaat aglomerasi yang diperoleh antara lain adalah; lokasi tenaga kerja trampil dan murah, fasilitas pelayanan terpadu, aksesibilitas mudah, penanganan limbah terlokalisir. Sedangkan faktor deglomerasi antara lain seperti; kenaikan harga tanah dan kenaikan biaya biaya lainnya, serta kesesakan dan kepadatan lokasi yang menyebabkan perusahaan akan memencar.

Alfred WeberTerdapat beberapa kritik tentang model ini disamping pengembangannya. Model ini abstraksinya kurang sesuai dengan kenyataan.Terlalu berorientasi pada biaya transport dan biaya produksi.Kurang memperhatikan faktor faktor kelembagaan seperti kebijakan pemerintah.Disamping itu, asumsi tentang kondisi persaingan sempurna sukar dijumpai dalam kenyataan.Hoover pada tahun 1948 mengembangkan model Weber ini, terutama terhadap asumsi biaya, dengan membedakan antara biaya transport (distribusi dan perantara) dan biaya produksi.Sebagai contoh, bahwa biaya transport tidak proporsional dengan jarak dan berat, tetapi bervariasi berdasarkan jarak, arah dan ragam barang, serta jenis angkutan. Juga faktor kelembagaan sangat menentukan lokasi, seperti pajak lokal dan ketentuan lainnya.Alfred WeberKonsep Dasar atau Unsur-unsur pokok Teori Tempat Sentral adalah sbb;Wilayah yg dilayani oleh TTS merupakan wilayah yg komplementer bagi TTSTTS yg mempunyai kegiatan sentral, yaitu yg melayani wilayah terluas disebut TTS orde tinggi, sedangkan TTS yang melayani wilayah yang lebih kecil disebut TTS orde rendahBatas pelayanan dari setiap kegiatan sentral digambarkan sebagai batas jangkauan dari tiap komoditiPermintaan dan konsumsi terhadap komoditi sentral tersebut tergantung secara timbal-balik pada distribusi dan variasi kondisi sosial penduduk serta konsentrasi penduduk di TTSPermintaan thd kegiatan sentral tergantung pada jarak dan usaha konsumen untuk memperoleh komoditi tersebut. Diasumsikan bahwa permintaan terhadap komoditi tersebut akan semakin berkurang hingga titik nol, yaitu berdasarkan pertambahan jarak dari TTS.Walter Christaller (1963)Kegiatan pelayanan TS yang terdiri dari berbagai komoditi bervariasi dalam skala, hirarkhi, batas ambang dan jangkauan dari setiap kegiatan pelayanan :Batas ambang penduduk, merupakan jumlah penduduk minimum yang menunjang atau membutuhkan adanya suatu kegiatan pelayanan, misalnya 200 penduduk untuk satu warung kecil; 150.000 penduduk bagi satu bioskop; 500 penduduk untuk satu Sekolah Dasar. Dibawah ambang batas tersebut kegiatan pelayanan dari tiap komoditi tidak akan ada.Jangkauan Pasar; merupakan suatu jarak yang ditempuh dan diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh suatu pelayanan atau komoditi. Di luar batas tersebut, konsumen yang bersangkutan akan mencari TS yang lain. Secara sederhana, jangkauan pasar merupakan fungsi linear dari jarak, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor waktu dan ongkos. Walter ChristallerPersaingan Antar Penyedia JasaSetiap penyedia jasa melayani suatu lingkup area tertentu (berbentuk lingkaran) disesuaikan dengan skala produksinya. Namun terdapat daerah yang tidak dilayani.Dengan membentuk overlapping, maka semua wilayah akan terlayaniBentuk yang efisien utk melayani wilayah adalah heksagonal

Walter Christaller

Central Place TheoryKOTAKELURAHANKAMPUNG/ DUSUNCentral Place TheoryCentral Place Theory

Central Place TheoryPRINSIP PEMASARANAsumsinya: memiliki aksesibilitas yg sama.Luas area perdagangan sekecil mungkin untuk meminimalkan perjalanan pembeli.Setiap pusat yang besar berhubungan dengan 2 pusat yang lebih kecil lainnya (sistem K=3)Memaksimumkan distribusi barang & jasa dengan jumlah TS yang sedikitCentral Place Theory

PRINSIP TRANSPORTASISeoptimal mungkin dengan melokasikan beberapa tempat sentral berada sepanjang jalan arteriSetiap pusat yang besar berhubungan dengan 3 pusat yang lebih kecil lainnya (sistem K=4)TS utama dan sub TS terletak pada jalur-jalur lalu lintas utama, sehingga jalur tersebut secara tidak langsung melayani keduanya.Mobilitas barang adalah maksimum dengan ongkos minimum, sejauh itu TS berlokasi pada jalur-jalur lurusCentral Place Theory

PRINSIP ADMINISTRATIFDidasarkan atas pemisahan area politikMeminimalkan permasalahan perbatasan dan memaksimalkan jumlah pusat yang dapat dikontrol oleh pusat yg lebih tinggiSetiap pusat yang besar berhubungan dengan 6 pusat yang lebih kecil lainnya (sistem K=7)

Central Place Theory

ASUMSI DASAR TEORI TEMPAT SENTRALPermukaan ISOTROPIC : biaya transport sama untuk ke semua arahPendapatan perkapita dan kepadatan penduduk menyebar secara merata (kepadatan kebutuhan)Memiliki Aksesibilitas yang sama untuk semua jurusanPermukiman tergantung pada perdagangan dengan hinterlandnyaProdusen dan konsumen bersifat optimalMemiliki ekonomi yang stabil, bebas dari pengaruh pemerintah dan kelas sosialSumber daya (input produksi) tersedia pada setiap tempat dengan harga yang samaTidak ada eksternalitas perbelanjaan (tidak ada one stop shopping, dll)Central Place TheoryKRITIK thd CPTPembentukan pusat baru akan menimbulkan/ menuntut pergerakan dan perpindahan penduduk. Hal ini akan bertentangan dengan asumsi model ini (penyebaran penduduk secara merata)Spesialisasi pelayanan tidak memungkinkan suatu tempat dg hirarki lebih tinggi juga melayani tempat dengan hirraki yg lebih rendah. Di sisi lain, tempat dengan hirarki lebih rendah tidak dapat menawarkan barang/produk kepada tempat dengan hirarki di atasnyaCentral Place TheoryAplikasi CPT thd Economic Development Shonkwiler (1996) :Rata-rata biaya transport/pembelian lbh rendah jika dilakukan secara multipurpose shopping trips.Konsumen cenderung belanja pada multiple locations dengan perjalanan tunggal.Faktor yg mempengaruhi spatial clustering, selain penduduk, adalah struktur sosio ekonomi, perilaku berbelanja serta potensi angkutan/transportasi.Walaupun menurut CPT, prosedur cenderung utk mencari lokasi yg jauh dari pesaingnya, namun terdapat prinsip KEUNTUNGAN AGLOMERASI Interdependensi & jumlah minimum threshold bisnis retail sangat tergantung dr ada tidaknya usaha retail lainnya

Central Place TheoryDasar teori dipengaruhi oleh Weber, tetapi Losch melancarkan kritik terhadap teori Weber, yaitu dalam hal (1) Bahwa teori Weber mengabaikan perubahan permintaan dalam analisisnya; dan (2) Teori ini belum dapat dikaitkan sebagai suatu teori yang bersifat umum.Losch mendefinisikan wilayah ekonomi sebagai wilayah yang homogen, yaitu berdasarkan: (a) Keseragaman penyebaran sumber daya alam; (b) Keseragaman kemudahan transportasi; (c) keseragaman penyebaran penduduk; (d) Keseragaman selera dan keinginan; (e) Keseragaman pengetahuan teknis; dan (f) Keseragaman dalam kesempatan ekonomi.

August Losch (1938)Dalam analisisnya, Losch menggunakan kurva permintaan sederhana.Misalkan seorang pengusaha yang memproduksikan barang X pada suatu lokasi tertentu, menetapkan harga X sebesar OP, yaitu yang dapat menutupi harga produksinya. Kurva permintaan individual terhadap barang X adalah DD. Konsumen di gerbang pabrik (P) akan membeli PQ unit. Sedangkan konsumen yang makin jauh dari P, permintaannya akan berkurang karena harga lokal barang X akan semakin tinggi yang disebabkan oleh pertambahan biaya transport. Di titik D, karena tingginya biaya transport maka permintaan terhadap barang X adalah nol. Jadi, jangkauan pasar di X yang diproduksi di P adalah PD. Berdasarkan asumsi keseragaman maka dapat digambarkan kerucut permintaan, dan dapat ditentukan area pasar bagi barang Y.August Losch

Jika usaha memproduksikan barang X menguntungkan maka produsen lain akan memproduksikan juga barang yang sejenis dan akan mempunyai area pasarnya sendiri. Lingkaran-lingkaran area pasar ini, menurut Losch, akan membentuk area pasar heksagonal yang meliputi seluruh permukaan wilayah yang homogen.August Losch

Perkembangan area pasar dari lingkungan menjadi heksagonalModel struktur wilayah yang seimbang

August LoschPemikiran dasar Isard dipengaruhi oleh Weber, tetapi di dalam mengemukakan teorinya, Isard mengembangkan konsep Losch menjadi lebih dinamis.Walaupun weber telah mengemukakan tiga faktor dasar atau kekuatan yang menentukan lokasi, yaitu biaya transport, biaya tenaga kerja, dan aglomerasi/deglomerasi, tetapi ia hanya mengembangkan konsep peranan biaya transport dalam penentuan lokasi perusahaan secara individual. Sedangkan faktor aglomerasi/deglomerasi belum dielaborasi.Walter Isard (1956)Kerangka Teori isard :Lokasi kegiatan dapat terjadi pada titik-titik sepanjang garis yang menghubungkan sumber bahan baku dengan pasar.Variabel : jarak dari pasar, dan jarak dari sumber bahan baku.Variabel baru : proses produksiTitik biaya terendah didapatkan dimana jarak tempuh total = paling rendah pada setiap pasangan garis yang menghubungkan antar variabel, sehingga jarak parsial dapat digunakan untuk menentukan lokasi optimal.Lokasi optimal adalah lokasi dengan biaya transport beberapa substitusi lokasi paling rendah.

Walter IsardDia menitikberatkan transport inputs, yang sebelumnya dikaitkan kepada distance inputs (Isard, 1951), pada tingkat yang sama sebagai empat faktor yang diterima (diakui), yaitu : lahan, tenaga kerja, modal, dan perusahaan, Dia melakukan ini bukan secara dipentingkan sehingga transportasi dipandang sebagai faktor produksi lain, tetapi dengan sederhana untuk menekankan bahwa transport inputs itu berperan penting dalam berproduksi dan proses konsumsi (Isard, 1956).

Walter IsardIsard mengembangkan konsep aglomerasi lebih lanjut dengan mengikuti klasifikasi faktor-faktor aglomerasi yang telah diidentifikasi oleh Ohlin dan Hoover, sebagai berikut :Faktor skala usaha yang ekonomis; yaitu suatu besaran skala usaha yang ekonomis dari suatu perusahaan tertentu, sebagai konsekuensi dari perluasan perusahaan di suatu titik.Faktor lokalisasi yang ekonomis; yaitu lokasi yang ekonomis bagi sekelompok perusahaan industri yang sejenis, sebagai konsekuensi dari peningkatan produksi total pada satu titik.Faktor urbanisasi yang ekonomis; yaitu suatu lokasi yang ekonomis bagi semua perusahaan dari berbagai jenis industri, sebagai konsekuensi kegiatan ekonomi secara keseluruhan di suatu tempat berdasarkan jumlah penduduk, tingkat pendapatan, produksi dan tingkat kesejahteraan setempat.Walter IsardDapat ditarik kesimpulan pola lokasi industri ditandai oleh sejumlah aglomerasi, ini adalah contoh yang sederhana untuk mencari kelemahan dari sistem daerah pemasaran Losch dan daerah konsentrik-penggunaan tanah pertanian Von Thunens. Grafik sintesis dapat dicapai dengan menggabungkan teori klasik Weberian, tambahan Palander, tempat sentral dan rencana kerja area pemasaran serta teori penggunaan tanah pertanian.Kombinasi semua ini pada diagram terakhir Isard (basis yang menjadi naluri meningkat seperti kenyataan yang dicapai) bisa dianggap sebagai ultimasi timbunan teori ekonomi yang spatial dalam bentuk-bentuk generasi yang melahirkan beberapa kesamaan dengan kenyataan dunia industri kontemporer.Walter Isard