Teori Dasar ILSI

42
BAB I TEORI UMUM PERALATAN INSTRUMENT LANDING SYSTEM A. FUNGSI PE RALAT AN ILS. 1. Pendahuluan.  Instrument Landing System (ILS) adal ah ala t bant u pend ara tan instrumen (non visual ) yang digunakan untuk membantu penerbang dal am mel aku kan pro sedur pen dek atan dan pen dar atan pes awa t di suatu bandara. ILS member ikan informasi ya ng akurat seh ingga  penerbang dapat melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan dalam kondisi vi sib il ita s ya ng mi ni m. Hal ini san gat me mbant u  bandara dalam melakukan pelayanannya, sehingga aktifitas lalu lintas udara dapat berjalan dengan aman dan lanar. ILS diranang untuk mengatasi keadaan uaa khususnya visibilitas yang buruk pada saat melakukan pendaratan. ILS dioperasikan beserta  perangkat pendukung navig asi yang lain seperti  DME, VOR , NDB, dan Comass Lo!ator . !iga sinyal pemandu yang dibutuhkan penerbang dalam melakukan  proses pendekatan dan pendaratan yaitu " a. #el uru san pesawat den gan ga ris te nga h land asan pau (a  "imut#).  b. Sudut lunur pendaratan. . $ara k pe sawat t erhada p ti tik p endaratan. #et iga siny al pemandu di atas dib ent uk ole h mas ing %ma sing sub sistem ILS yaitu " a.  Lo!ali"er , ya it u peman ar yang me mberi ka n sin yal pema ndu a"imut#, me ngenai kelurusan pe sawat terhadap gari s tengah landasan pau.  b. $lide Sloe, ya itu peman ar ya ng memberi kan siny al pemand u sudut lunur pendaratan. .  Mar%er Bea!on, yaitu yang menginformasikan sisa jarak pesawat terhadap titik pendaratan.

description

teori dasar

Transcript of Teori Dasar ILSI

Page 1: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 1/42

BAB I

TEORI UMUM PERALATAN INSTRUMENT LANDING SYSTEM

A. FUNGSI PERALATAN ILS.

1. Pendahuluan.

 Instrument Landing System (ILS)  adalah alat bantu pendaratan

instrumen (non visual ) yang digunakan untuk membantu penerbang

dalam melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan pesawat di

suatu bandara. ILS memberikan informasi yang akurat sehingga

 penerbang dapat melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan

dalam kondisi visibilitas yang minim. Hal ini sangat membantu

 bandara dalam melakukan pelayanannya, sehingga aktifitas lalu lintas

udara dapat berjalan dengan aman dan lanar.

ILS diranang untuk mengatasi keadaan uaa khususnya visibilitas

yang buruk pada saat melakukan pendaratan. ILS dioperasikan beserta

 perangkat pendukung navigasi yang lain seperti DME, VOR, NDB, dan

Comass Lo!ator .

!iga sinyal pemandu yang dibutuhkan penerbang dalam melakukan

 proses pendekatan dan pendaratan yaitu "

a. #elurusan pesawat dengan garis tengah landasan pau (a "imut#).

 b. Sudut lunur pendaratan.

. $arak pesawat terhadap titik pendaratan.

#etiga sinyal pemandu di atas dibentuk oleh masing%masing sub

sistem ILS yaitu "

a.  Lo!ali"er , yaitu pemanar yang memberikan sinyal pemandu

a"imut#, mengenai kelurusan pesawat terhadap garis tengah

landasan pau.

 b. $lide Sloe, yaitu pemanar yang memberikan sinyal pemandu

sudut lunur pendaratan.

.  Mar%er Bea!on, yaitu yang menginformasikan sisa jarak pesawat

terhadap titik pendaratan.

Page 2: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 2/42

Page 3: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 3/42

ILS seperti telah disebutkan sebelumnya terdiri dari  Lo!ali"er , $lide

Sloe dan Mar%er Bea!on. Lo!ali"er  beroperasi pada daerah frekuensi

&' H* hingga &&&,+- H* dengan toleransi '.''-/ untuk 

 Lo!ali"er Single &re'uen!y dan '.''0/ untuk  Lo!ali"er Dual 

 &re'uen!y. Sinyal 12 dimodulasi dengan 0 sinyal panduan yaitu +' H*

dan &-' H* dengan kedalaman modulasi 0'/ dan total kedalaman

modulasi 3'/ serta sinyal Identifikasi &'0' H* dengan kedalaman

modulasi &'/.  Lo!ali"er   terdiri dari dual transmitter   dengan dual 

monitor, !ontrol unit , antenna distriusi dan antenna array. 4aerah

akupan Lo!ali"er  yang standar hingga menapai 0- nautial miles.

$lide Sloe  bekerja pada frekuensi 5H2 antara 60,7 H* hingga

66-,3 H* dengan toleransi '.''-/ untuk $lide Sloe  Single

 &re'uen!y dan '.''0/ untuk $lide Sloe  Dual &re'uen!y. Sinyal

12 dimodulasi oleh sinyal panduan +' H* dan &-' H* dengan

kedalaman modulasi masing%masing 3'/ dan total kadalaman

modulasinya '/. 4aerah akupan dari $lide Sloe ini sampai dengan

&' nautial miles.

 Mar%er Bea!on  terdiri dari pemanar 8H2 yang dioperasikan pada

frekuensi - H* dengan toleransi '.''-/. Mar%er Bea!on terdiri dari

6 buah, yaitu "

a. Outer Mar%er   (OM)  terletak 3 % nautial miles dari landasan

 pau. Outer Mar%er  dimodulasikan dengan sinyal 3'' H*.

 b.  Middle Mar%er (MM) terletak &'-' meter dari landasan pau dan

dimodulasikan dengan frekuensi &6'' H*.

.  Inner Mar%er (IM)  terletak - meter dari landasan pau dan

dimodulasikan dengan sinyal 6''' H*. 4i Indonesia tidak di

 pasang I mengingat ILS dioperasikan dengan kategori I.

Page 4: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 4/42

9ambar I.0. #onsep umum ILS.

Page 5: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 5/42

2. Prosedur ende!a"# $andar udara dala %ener$an&an s#%#l.

5ntuk mendekati bandar udara tujuan yang merupakan akhir dari suatu

 penerbangan dan kemudian dilanjutkan proses pendaratan,

memerlukan pengaturan%pengaturan yang harus dilakukan seara

terpadu. :eberapa pengaturan yang dilakukan adalah untuk mengatur 

arah penerbangan, ketinggian terbang, keepatan serta interval jarak 

untuk mendarat.

Semua itu perlu diatur dikarenakan justru pada tahap akhir dari suatu

 penerbangan tidak jarang terjadi suatu antrian pesawat terbang yang

akan melakukan pendaratan di bandara tujuan. 4engan demikian

diperlukan koordinasi untuk mengelola perangkat%perangkat bantu

navigasi udara, agar dapat dihasilkan kerja dari sistim yang optimal.

Sepanjang penerbangan menuju bandar udara tujuan, penerbang

membutuhkan perangkat bantu navigasi pada rute%rute penerbangan

sedangkan di bandar udara tujuan untuk proses pendaratan diperlukan

adanya lintasan arah, lintasan lunur dan informasi jarak terhadap titik 

 pendaratan yang dibentuk oleh fasilitas ILS.

Hal yang sering terjadi di bandar udara tujuan, khususnya bandar udara

yang besar dan trafiknya ukup padat, ialah pada saat yang bersamaan

 beberapa pesawat telah mengakhiri penerbangannya dan siap

mendarat, sehingga terjadilah antrian pesawat untuk menunggu

dii*inkannya mendarat dari ;engatur Lalu Lintas 5dara (!ontroller ).

5ntuk itu diperlukan adanya pengaturan urutan pesawat yang akan

mendarat dengan gerakan berputar di sekitar bandar udara serta tetap

menjaga beda ketinggian antara satu pesawat dengan pesawat lainnya

(#olding sta!% ) seperti pada gambar I.6, di daerah : dan <%4 adalah

merupakan pintu masuk ke sistim pemandu pendaratan yang harus

dijejaki oleh pesawat yang akan melakukan pendaratan.

Page 6: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 6/42

'. Prosedur %endara"an den&an (as#l#"as ILS.

;rosedur ini diawali sejak pesawat menjejaki lintasan <%4 menuju

 pintu masuk ke sistim pemandu pendaratan sesuai petunjuk dari ;LL5

(!ontroller ) untuk memulai proses pendaratan.

;ada jarak kurang lebih 3' km dari titik pendaratan, pesawat akan

menerima sinyal  Lo!ali"er  sebagai pemandu arah pendaratan. 4engan

ketinggian terbang kurang lebih 3-' meter (&-'' feet) yang konstan,

mulai dari point 4 ke =, pesawat akan menangkap sinyal $lide Sloe

sebagai panduan sudut lunur menuju ke tempat pendaratan (lintasan

=%2%9).

;enerbang akan mempertahankan lintasan terbang dari pesawat agar 

sesuai dengan lintasan yang dibentuk oleh sinyal  Lo!ali"er  dan sinyal

$lide Sloe dengan melakukan gerakan%gerakan koreksi pendaratan.

>da 6 maam gerakan pesawat yaitu roll  (gulling), it!# (angguk), dan

 ya (geleng). Sementara pesawat menjejaki $lide Sloe, maka apabila

sampai di atas Middle Mar%er penerbang gagal mempertahankan posisi

 pesawat pada kedudukan lintasan (missed aroa!#), maka penerbang

harus membatalkan proses pendaratan kemudian mengudarakan

kembali pesawatnya untuk memulai proses pendaratan awal.

;ertemuan sinyal panduan sinyal  Lo!ali"er, sinyal $lide Sloe  dan

sinyal Middle Mar%er disebut dengan titik de!ision #eig#t .

Page 7: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 7/42

Ga$ar I.'. Prosedur %endara"aOMengan fasilitas ILS.

>

=?1@5!=

:

>I1<1>2! H@L4I?9

>?4 4=S<=?4I?9

8@1A4= @1 

8@1!>< S!>!I@?

<

!1>?SI!I@? !@ ILS

ILS =?!1>?<= 9>!=

4

@5!=1 >1#=1 

>?4 <@;>SS

L@<>!@1 SI9?>LS

*+-. Miles

 /rom R012#res#old 

=

2

9

!>BI !@ !=1I?>L

@

H

>;;1@B. 6-'' 2!

0''2!

1@LL !@

!51? @22

0''2!

<LI: 1=!51?

!@ H@L4I?9

;>!!=1? :

NOT TO S)ALE

>pproC

7 iles

Page 8: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 8/42

*.  Holding .

 3olding   adalah prosedur menunggu untuk proses pendaratan,

 pesawat terbang hanya melihat panduan pada parameter%parameter 

instrumen yang ada di kokpit pesawat. 4igunakannya prosedur 

menunggu ini yaitu untuk keselamatan pesawat berikut penumpangnya

 juga pesawat%pesawat lainnya mengingat adanya kemungkinan

 pesawat yang hendak mendarat lebih dari satu. ;rosedur #olding   ini

diperlukan juga bilamana bandar udara atau landasan pau terganggu

uaa buruk atau hal lain yang tidak diinginkan.

;esawat yang melakukan #olding  dengan baik yaitu tidak keluar dari

 jalur yang ditentukan >pabila tidak ada pengaruh angin, waktu yang

diperlukan untuk melakukan satu kali #olding  adalah sekitar 3 menit,

sebab setiap & menit pesawat diharuskan belok pada jalur atur lintasan

yang tersedia, tetapi jika ada pengaruh angin dari kiri maka penerbang

harus melakukan koreksi ke arah datangnya angin, agar pesawat dapat

tepat melakukan pendaratan dan tidak keluar pada lintasan #olding 

yang ada. ;rosedur melakukan koreksi terhadap pengaruh angin ini

disebut prosedur rea%eting , tetapi jika ada pengaruh angin dan

 penerbang tidak melakukan koreksi, maka pesawat tersebut akan

keluar jauh pada lintasan #olding  dan ini menyalahi ketentuan yang

ada.

 3olding   ditentukan sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada di

 bandar udara jika banyak gedung yang tinggi atau gunung di sebelah

kanan, maka pesawat diperintahkan untuk melakukan #olding   di

sebelah kiri dan begitu sebaliknya. 4alam prosedur #olding ,

 pembelokan pesawat ke kiri dan ke kanan mempunyai nama yang

 berbeda. $ika pesawat belok ke kiri dan ke kanan mempunyai nama

yang berbeda. $ika pesawat belok ke kiri disebut non standard #olding ,

tetapi jika berbelok ke kanan disebut standard #olding .

Page 9: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 9/42

#alau kita hendak menuju suatu landasan pau seara instrumen kita

tidak langsung menuju landasan pau tersebut, melainkan harus

melalui beberapa prosedur salah satu diantaranya #olding . 3olding ini

adalah permulaan untuk melakukan pendekatan (aroa!#). ;roses

 pendekatan dalam prosedur #olding dibagi 6, yaitu "

a. initial aroa!#.

 b. intermediate aroa!#.

.  /inal aroa!#.

Sebelum melakukan #olding , harus masuk ke !#e!% oint   terlebih

dahulu, dan prosedur untuk memasuki !#e!% oint , penerbang akan

melakukan #olding attern4 >da 6 ara yang digunakan, yaitu "

a. dire!t entry.

 b. tear dro entry.

.  aralel entry.

5ntuk dire!t entry,  setelah pesawat memasuki stasiun langsung

malakukan #olding   dengan ara outond4  5ntuk tear dro entry,

setelah memasuki !#e!% oint   pesawat tidak boleh langsung

melakukan #olding  tetapi membuat lintasan seperti air mata kemudian

masuk lagi ke !#e!% oint   melakukan pembelokkan seara paralel

dengan lintasan #olding attern, setelah itu masuk ke !#e!% oint 

selanjutnya melakukan #olding attern sesuai dengan jalur yang

ditetapkan.

B. TEORI PENUN+ANG.

1. Pean,ar Localizer .

;emanar  Lo!ali"er   berlokasi di ujung landasan pau berjarak 

antara &-' sampai dengan 6'' m dari !H1. ;ada ujung landasan pau

ini terdapat sederetan antena pemanar sebanyak &3 buah untuk tipe

!hales 30&. 4ari tipe antena pemanar tersebut, dipanarkan sinyal%

sinyal modulasi beserta gelombang pembawa (!arrier ), seperti terlihat

 pada gambar I.3 di bawah ini.

Page 10: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 10/42

 Lo!ali"er  adalah pemanar radio yang bekerja pada jalur frekuensi

sangat tinggi (very #ig# /re'uen!y), yaitu antara frekuensi &' H*

sampai dengan &&&,+- H*. 2rekuensi kanal yang dipilih dimodulasi

dengan sinyal panduan +' H* dan &-' H* serta sinyal Identifikasi

&'0' H*. ;ola radiasi antena  Lo!ali"er  sebagai auan arah dibentuk 

oleh dua maam loe ( attern) mendatar CSB (Carrier Side Band ) dan

SBO  (Side Band Only) seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.

 Loe adalah gambaran tempat kedudukan titik%titik yang mempunyai

kuat medan yang sama dari sinyal bersangkutan.

>ntena  Lo!ali"er   yang merupakan suatu antena diole  beserta

reflektor disusun sedemikian rupa sehingga pola CSB  mempunyai

spektrum yang seragam, yaitu indeks modulasi tersebut mempunyai

harga yang sama pada sektor kiri dan sektor kanan serta garis tengah

landasan pau hingga perpanjangannya. Sedangkan SBO komposisinya

tidak seragam, yaitu sinyal panduan +' H* pada sektor kiri berlawanan

fase dengan sinyal panduan pada sektor kanan, yaitu sinyal panduan

&-' H*, sehingga kedua sinyal panduan tersebut mempunyai

 perbedaan modulasi sama dengan nol ( DDM0Di//eren!e in Det# o/ 

 Modulation D ') pada garis tengah landasan pau hingga

 perpanjangannya.

Carrier 

Side and 

 Radiated &ield 

 5"imut#

9ambar I.3. :entuk panaran sinyal CSB dan SBO dari Lo!ali"er 

Page 11: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 11/42

4i bawah ini diperlihatkan tabel frekuensi kanal%kanal sinyal pembawa

(!arrier ) dari ILS, yaitu suatu pasangan frekuensi dari setiap stasiun

 pemanar dari Lo!ali"er  dan pemanar $lide Sloenya.

!abel I.& #anal%kanal frekuensi dari Lo!ali"er  dan $lide Sloe

No. -anal Fre!uens# Localizer  Fre!uens# Glide Slope

&.

0.

6.

3.

-.

7.

.

.

+.

&'.

&&.

&0.

&6.

&3.

&-.

&7.

&.

&.

&+.

0'.

&&'.6 H*

&'+.+ H*

&'+.- H*

&&'.& H*

&'+. H*

&'+.6 H*

&'+.& H*

&&'.+ H*

&&'. H*

&&'.- H*

&'.& H*

&'.6 H*

&'.- H*

&'. H*

&'.+ H*

&&&.& H*

&&&.6 H*

&&&.- H*

&&&. H*

&&&.+ H*

66-,' H*

666, H*

660,7 H*

663,3 H*

666,0 H*

660,' H*

66&,3 H*

66', H*

66',0 H*

60+,7 H*

663, H*

663,& H*

60+,+ H*

66',- H*

60+,6 H*

66&, H*

660,6 H*

660,+ H*

666,- H*

66&,& H*

4isamping sinyal%sinyal SBO dan CSB yang dipanarkan, ada pula

sinyal pembersih yang berguna untuk membersihkan gangguan%

gangguan yang terjadi pada sinyal SBO dan CSB sehingga sinyal yang

diterima oleh pesawat benar%benar akurat. 9angguan yang timbul ini

disebabkan oleh keadaan di sekitar lapangan terbang yang tidak bersih

Page 12: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 12/42

terhadap lingkungannya seperti adanya gedung%gedung, gunung%

gunung dan lain%lainnya, disinilah fungsi sinyal pembersih untuk 

meredam gangguan%gangguan tersebut. Sehingga sinyal SBO dan CSB

setelah dibersihkan akan berubah seperti sinyal yang ditunjukkan pada

gambar I.- di bawah ini dan sinyal ini disebut sebagai sinyal

!learan!e.

:erdasarkan frekuensi pembawanya,  Lo!ali"er   terdiri dari dua

maam, yaitu  single /re'uen!y  dan dual   /re'uen!y. >kan tetapi pada

saat ini yang banyak digunakan adalah Lo!ali"er  dengan dua frekuensi

(dual   /re'uen!y) karena dapat menekan aat sinyal panduan ILS yang

mungkin timbul yang diakibatkan oleh keadaan sekeliling dari

 bandara.

2. Pean,ar Glide Slope.

;rinsip kerja $lide Sloe  sama dengan  Lo!ali"er , namun informasi

 panduan yang diberikan adalah sudut pendaratan.

5ntuk menghasilkan hal tersebut di atas, antena $lide Sloe dipasang

 pada tiang vertikal, satu antena di atas antena yang lain. !anah di

depan antena $lide Sloe  berfungsi sebagai reflektor dan sudut

 pendaratan (sudut $lide Sloe) ditentukan oleh tinggi antena terhadap

tanah.

 Radiated &ield 

 5"imut#

9ambar I.- :entuk panaran sinyal learan!e dari Lo!ali"er 

Side Band 6attern Carrier 6attern

Page 13: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 13/42

2ungsi tanah sebagai reflektor adalah penting, sehingga daerahAtanah

di depan antena $lide Sloe  harus dijaga agar tetap rata (sesuai

 persyaratannya) dan bebas halangan.

5ntuk mengatasi beragam kondisi lokasi, maka sistem antena $lide

Sloe terdiri dari tiga tipe yaitu Null Re/eren!e $lide Sloe, Sideand 

 Re/eren!e $lide Sloe dan Cature E//e!t (M 2ye) $lide Sloe.

a.  Null Re/eren!e $lide Sloe.

>ntena  Null Re/eren!e  System  adalah sistim konfigurasi antena

yang sederhana dan digunakan apabila kondisi lokasi di bagian

depan antena $lide Sloe yang akan dipasang adalah rata hingga

 jarak 3-' m.

Sistem antena terdiri dari dua antena yang dipasang pada tiang,

satu antena dipasang di atas antena yang lain seara vertikal.

>ntena bagian bawah memanarkan sinyal ourse  (<S: saja),

dipasang pada tinggi (h) kira%kira lima kali panjang gelombang

dari atas tanah. 5ntuk $lide Sloe  yang bekerja pada frekuensi

 bagian tengah and R& , tinggi antena tersebut 3 m.

>ntena bagian bawah ini menghasilkan loe  utama (ma7or loe)

dengan sudut 6E pada bagian tengahnya.

>ntena bagian atas dipasang dua kali tinggi antena bagian bawah

(0h) dan memanarkan sinyal S:@ saja.

>ntena bagian atas ini menghasilkan panaran dua loe  dan

minimum (nol) pada sudut 6E.

Hasil kombinasi di udara dari sinyal <S: hasil antena bagian

 bawah dan sinyal S:@ hasil antena bagian atas menghasilkan

 DDM D' pada sudut 6E dengan modulasi &-' H* mendominasi

 bagian bawah sudut $lide Sloe dan modulasi +' H* mendominasi

 bagian atas sudut $lide Sloe.

4 Sideand Re/eren!e $lide Sloe

Page 14: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 14/42

Sideband  Re/eren!e  System dipasang apabila kondisi lokasi di

 bagian depan dari antena $lide Sloe yang akan dipasang terdapat

tanah lapang A daerah yang uram.

Sistem antena terdiri dari dua antena yang dipasang pada tiang,

satu antena dipasang di atas antena yang lain seara vertikal tetapi

tinggi antena (h) berbeda dengan tinggi antena  Null Re/eren!e

System.

>ntena bawah dipasang setinggi (hA0), memanarkan sinyal <S:

dan S:@, menghasilkan loe utama 0 kali sudut $lide Sloe.

>ntena atas dipasang setinggi (6hA0), memanarkan sinyal S:@

saja dan menghasilkan beberapa loe  dengan null   (sinyal null)

 pertama pada 3E ( /irst null !entered on 89 ). ;erubahan tinggi antena

dan kombinasi sinyal menghasilkan pola radiasi $lide Sloe

sedemikian hingga pengaruh yang disebabkan oleh tanah lapang A

daerah yang uram di depan antena menjadi berkurang A keil.

!4 Cature E//e!t (M 2ye) $lide Sloe

 Cature E//e!t (M 2ye) System dipasang apabila kondisi lokasi

di bagian depan antena $lide Sloe yang akan dipasang terdapat

tanah lapang A daerah halangan berupa bukit, gedung%gedung atau

transmisi listrik.

Susunan antena Cature E//e!t (M 2ye) terdiri dari 6 antena

yang dipasang vertikal pada satu tiang, satu antena di atas antena

yang lain.

>ntena bagian bawah dengan tinggi (h), memanarkan kombinasi

sinyal <S: dan S:@ dengan loe utama pada 6E. >ntena tengah

dengan tinggi (0h), juga memanarkan kombinasi sinyal <S: dan

S:@ dengan minimum loe  pada 6E. >ntena atas dengan tinggi

(6h), memanarkan sinyal S:@ saja dan menghasilkan beberapa

loe dengan maksimum loe  pada &E dan 6E serta minimum loe

 pada 0E dan 3E.

Page 15: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 15/42

#ombinasi sinyal menghasilkan radiasi ( /ield strengt#) pada sudut

di bawah &E sangat berkurang sehingga sistem tidak begitu

terpengaruh adanya bukit.

Seperti dalam  Lo!ali"er , sinyal !learan!e  dipasang untuk 

memberikan indikasi Fterbang ke atasG ( /ly u). 4alam hal ini

hanya sinyal S:@ dengan modulasi &-' H* saja yang digunakan

dan dipanarkan dari antena bagian bawah dan atas.

5ntuk mengarahkan panaran sinyal, semua sistem di atas

mengguanakan multielemen antena dipole jalur lebar (roadand 

antena).

Seperti halnya pemanar  Lo!ali"er   maka pemanar $lide Sloe

merupakan pemanar radio yang bekerja pada salah satu kanal dari

0' kanal yang terletak pada jalur frekuensi ultra tinggi (ultra #ig#

 /re'uen!y) antara 60+ H* sampai dengan 66- H*. 2rekuensi

kanal yang dipilih dimodulasikan dengan sinyal pemandu +' H*

dan &-' H*, tanpa sinyal Identifikasi. Setiap jalur kanal yang ada

 pada $lide Sloe berpasangan dengan kanal%kanal pada Lo!ali"er 

dan membentuk pasangan kanal ILS. Hal ini dimaksudkan untuk 

mempermudah beban kerja penerbang dalam memilih salah satu

frekuensi ILS yang dituju. #arena dengan memilih salah satu kanal

frekuensi  Lo!ali"er   maka akan terpilih pula kanal%kanal

 pasangannya pada jalur frekuensi $lide Sloe.

;ola radiasi antena $lide Sloe sebagai auan lunur dibentuk oleh

superposisi dua maam loe vertikal miring memanjang ke arah

datangnya pesawat terbang. 5ntuk meniptakan susunan loe

miring pada gelombang ultra pendek, dapat dijelaskan dengan

konsep antena bayangan (image antenna !on!et ). 1adiasi dari

antena yang sebenarnya terletak di atas permukaan lahan berjalan

melalui jalur yang berbeda menuju ke antena penerima, yaitu jalur 

langsung dan jalur tak langsung (melalui permukaan pantul).

Sinyal pantul dapat dianggap sebagai sinyal yang dipanarkan dari

Page 16: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 16/42

antena bayangan yang terletak pada bidang vertikal di bawah

 permukaan lahan dan mempunyai ketinggian sama dengan antena

yang sebenarnya. Sinyal yang berasal dari antena nyata dan antena

 bayangan dijumlahkan seara vektor.

 

!inggi nominal antena $lide Sloe  dapat dihitung dengan

menggunakan rumus%rumus dalam !abel I.0 berikut.

!abel I.0. 1umus%rumus ketinggian antena $lide Sloe

Sistem antena $lide Sloe h>& h>0 h>6

 Null Re/eren!e   λ A 3 Sin 6' 0h>& %

Sideand Re/eren!e λ A Sin 6' 6 h>& %

Cature E//e!t (M 2ye)   λ A 3 Sin 6' 0h>& 6h>&

λ  D panjang gelombang D

6' D sudut lunur 

Lahan

lintasan lunur 

>0

>&

>0

>&

9ambar I.7. #onsep antena bayangan

6 C &' mAdt

f Carrier 

Page 17: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 17/42

BAB II

TE-NI- PERALATAN ILS

A. TEORI RIN)I TENTANG PATTERN DAN )OERAGE ILS

1.  Pattern Localizer .

a.  Localizer  den&an sa"u (re!uens# /single frequency0.

;ada gambar di bawah ditunjukkan bentuk loeloe

( attern)  Lo!ali"er   yang dihasilkan oleh antena  Lo!ali"er 

sederhana dan dibentuk dari 6 buah antena diole. >ntena diole

tengah termasuk reflektornya terletak persis di tengah

 perpanjangan landasan pau. 2ungsi antena tersebut adalah

memanarkan sinyal CSB  yang akan membentuk loe  CSB

sehingga kekuatan medan maksimum terletak di sepanjang garis

tengah landasan pau hingga perpanjangannya.

  Sedangkan sepasang antena diole  di sisi kiri dan kanan

antena tengah tersebut memanarkan sinyal SBO, masingmasing

dengan beda fase &''. :eda fase tersebut digunakan untuk 

menghasilkan loe  SBO dengan kuat medan sama dengan nol

 pada garis tengah landasan pau hingga perpanjangannya.

Sehingga terjadi kenaikan linier untuk setiap perubahan sudut

yang keil.

9ambar II.& 6attern Lo!ali"er  

Page 18: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 18/42

:erikut ini menggambarkan sinyal yang diterima oleh pesawat

terbang.

&) ;ada garis tengah landasan pau sampai perpanjangannya (on

!ourse), dengan  DDM   sama dengan nol ( DDM   D '), kuat

medan sektor kanan (= &-') sama dengan kuat medan pada

sektor kiri (= +').

0) ;ada sebelah kanan landasan pau dari arah datangnya

 pesawat ( /ly le/t ),  DDM  tidak sama dengan nol, kuat medan

 pada sektor kanan (= &-') lebih besar dari pada sektor kiri (=

+'), sehingga sinyal modulasi &-' H* lebih kuat diterima

oleh pesawat terbang dan posisi pesawat terbang tersebut

 berada di sebelah kanan dari pandangan ;enerbang.

6) ;ada sebelah kiri landasan pau dari arah datangnya pesawat

( /ly rig#t ), DDM  tidak sama dengan nol dan kuat medan pada

sektor kiri (= +') lebih besar dari pada kuat medan sektor 

kanan (= &-'), sehingga sinyal modulasi +' H* lebih kuat

diterima oleh pesawat terbang dan posisi pesawat terbang

tersebut berada di sebelah kiri dari pandangan ;enerbang.

;ada gambar II.0 dan gambar II.6 diperlihatkan juga dua bentuk 

 attern panaran sistem antena Lo!ali"er  yang berbeda. 9ambar 

II.0 merupakan  attern  yang dihasilkan dari sistem antena

 Lo!ali"er  dengan 3 antena diole, sedangkan gambar II.6 adalah

 attern dari &0 antena diole.

4ari gambar  attern  tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

lebih banyak diole  yang digunakan semakin terarah  attern

yang dihasilkan dari antena tersebut. ;ada gambar II.6 juga

menunjukkan bahwa dengan menggunakan lebih banyak antena

diole dan attern yang terarah, maka amlitudo error  sepanjang

 perpanjangan landasan pau yang disebabkan oleh osta!le

(rintangan) akan menjadi lebih keil. Hal ini dimaksud agar 

Page 19: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 19/42

9ambar II.0. 6attern  Lo!ali"er  dengan 3 diole.

9ambar II.6. 6attern  Lo!ali"er  dengan &0 diole.

 panaran kuat medan ke arah osta!le  yang mengakibatkan

adanya refleksi (sinyal pantulan) dapat dikurangi.

$.  Localizer  den&an dua (re!uens# /dual frequency0.

>pabila lintasan arah yang dibentuk oleh Lo!ali"er  dengan satu

frekuensi ( single /re'uen!y) seperti pada gambar II.& masih juga

 belum dapat memberikan ketelitian yang memuaskan sepanjang

 perpanjangan landasan pau, maka dapat digunakan pemanar 

 Lo!ali"er  dengan dua frekuensi (dual /re'uen!y)

;ada gambar II.3 berikut menunjukkan komposisi  attern  dari

antena Lo!ali"er  yang menggunakan dua frekuensi.

 

Page 20: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 20/42

>ntena  Lo!ali"er   dua frekuensi memanarkan masing%masing

dua buah  attern  !ourse  dan !learan!e. O//set   (beda frekuensi

 pembawa) adalah + kH*, sehingga masih berada dalam and 

 ass kanal penerima yang sama.

Lintasan arah yang dibentuk  attern sinyal !ourse menjadi lebih

terarah dari pada yang didapat dengan metode frekuensi tunggal

( single /re'uen!y) dan menggunakan lebih banyak antena diole

seperti terlihat pada gambar II.3 dimaksudkan untuk 

memperkeil panaran kearah osta!le, sehingga lintasan

(!ourse DDM ) hampir tidak lagi mengandung unsur error   yang

diakibatkan oleh osta!le.

Sinyal !learan!e dipanarkan dengan karakteristik seperti terlihat

 pada gambar  attern  Lo!ali"er  dua frekuensi (dual /re'uen!y)

dimaksudkan untuk memandu pesawat yang berada di luar 

 jangkauan sinyal !ourse.

Sinyal !learan!e  tersebut dipanarkan ke arah osta!le  dan

dipantulkan kembali ke arah landasan pau. #arena pantulan

sinyal !learan!e tersebut hanya memberi respons kepada sinyal

yang lebih kuat, dengan demikian !ourse line tidak atau hanya

sangat keil dipengaruhi oleh pantulan dari osta!le.

9ambar II.3. 6attern  Lo!ali"er  dua frekwensi

Page 21: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 21/42

2. )a!u%an Localizer.

 Lo!ali"er  sebagai pemandu arah pandaratan haruslah menghasilkan

sinyal yang memiliki keakurasian tinggi, yaitu tetap terpeliharanya

struktur level modulasi, struktur jarak akupan serta keseluruhan

lintasan pada garis tengah landasan pau ( DDM   D ') hingga

 perpanjangannya . 4aerah akupan dapat diperlihatkan pada gambar 

II.- di bawah ini. Sektor akupan dari pemanar  Lo!ali"er 

membentang dari pusat sistem antena dan dapat dibagi menjadi 6

sektor menurut >nneC%&'.

9ambar II.-. ;andangan atas daerah akupan Lo!ali"er 

Page 22: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 22/42

Se%tor Ca%uan

I <AL sAd &'E hingga jarak 37,6 km (0- ?)

II &'E sAd 6-E hingga jarak 6&,- km (& ?)

III 4i luar 6-E hingga jarak &,- km (&' ?)

#arena keadaan topografi ataupun persyaratan operasi peralatan, batas%

 batas dalam tabel tersebut dapat dikurangi menjadi & ? pada sektor 

I (gambar II.-). Sinyal  Lo!ali"er   dapat diterima dalam jarak yang

dispesifikasikan, yaitu mulai ketinggian 7'' meter atau lebih di atas

 batas elevasi atau 6'' meter pada elevasi titik tertinggi dalam daerah

 pendekatan menengah dan terakhir.

'.  Pattern Glide Slope.

a. Ben"u! Pattern Glide Slope.

4engan memanarkan sinyal CSB melalui antena >& dan sinyal

SBO melalui antena >0, akan didapatkan attern seperti terlihat

 pada gambar II.7 di bawah ini.

 

5ntuk mempermudah menganalisa bentuk attern tersebut, maka

 pada gambar II.7 hanya ditunjukkan sebuah loe  pertama dari

antena >& dan 0 buah loe dari antena >0. 1eferensi nol (null 

re/eren!e) dari 0 buah loe antena >0 yang memanarkan sinyal

SBO menentukan sudut lunur, sebab hanya disepanjang lintasan

tersebut saja yang dapat diterima DDM  D '.

9ambar II.7. 6attern $lide Sloe

Page 23: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 23/42

>pabila membandingkan gambar II.7 dengan bentuk  attern

 Lo!ali"er   pada gambar II.&, maka dapat disimpulkan bahwa

 attern  $lide Sloe  terletak pada bidang vertikal sedangkan

 Lo!ali"er  pada bidang horisontal.

4engan demikian informasi FOn at#:, ;&ly u:,  dan F &ly

donG dari $lide Sloe dapat diperoleh dengan ara yang sama

seperti diagram vektor pada Lo!ali"er .

$. Ben"u! Re(erens# dar# Glide Slope.

$lide Sloe  mempunyai bentuk referensi (auan) sebanyak 6

 bentuk antara lain"

&. $lide Sloe dengan 1eferensi ?ol ( Null Re/eren!e).

0. $lide Sloe  dengan 1eferensi Side Band   (Side Band 

 Re/eren!e).

6. $lide Sloe dengan Cature E//e!t .

:entuk%bentuk tersebut untuk menentukan panaran dari sinyal

$lide Sloe4  Hal ini disebabkan karena panaran dari sinyal

$lide Sloe  tergantung dari sudut elevasi sehingga untuk 

menentukan bentuk panaran sinyal yang tepat dapat digunakan

dari salah satu ketiga bentuk referensi tersebut.

&). $lide Sloe dengan 1eferensi ?ol ( Null Re/eren!e).

:entuk $lide Sloe dengan referensi nol merupakan bentuk 

yang banyak digunakan. 9ambar berikut menunjukan

diagram yang sama dengan diagram gambar II.7. 4engan

dipergunakan koordinat retangular, maka didapat gambaran

yang lebih mudah.

Page 24: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 24/42

 

>ntena >& untuk 1eferensi ?ol ( Null Re/eren!e) dipasang

 pada ketinggian J dari tinggi nominal antena untuk >0, dan

>& memanarkan sinyal CSB.

4engan kedudukan kedua antena $lide Sloe  satu

dibanding dua tersebut diperoleh diagram SBO sebagaimana

ditunjukkan dalam gambar II. dengan garis putus%putus.

4iagram SBO ini mempunyai kuat medan sama dengan nol

 pada sudut lunur nominal dan sinyal SBO yang dipanarkan

dari antena >& mempunyai beda phasa &'E terhadap sinyalSBO dari antena >0.

Lintasan  DDM  D ' bisa didapatkan pada sudut sebesar 6

kali kelipatan sudut lunur yang normal, walaupun demikian

apabila dirasakan terbang terlalu tinggi, maka lintasan

tersebut tidak bisa digunakan untuk mendarat. :entuk $lide

Sloe  ini akan memberikan kemampuan yang baik untuk 

9ambar II..

 Re!tangular attern $lide Sloe 1eferensi ?ol

Page 25: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 25/42

kondisi lingkungan yang datar pada jarak '37 meter (- mil)

atau lebih di depan antena $lide Sloe.

0). $lide Sloe  dengan 1eferensi Side Band   (Side :and

1eferene).

5ntuk permukaan lahan di depan antena $lide Sloe  yang

enderung menurun dan mempunyai sudut kemiringan

tertentu, maka digunakan $lide Sloe bentuk 1eferensi Side

 Band , dengan menggunakan sistem antena dari antena >& dan

>0.

 

>ntena >& untuk 1eferensi Side :and dipasang pada

ketinggian &A6  dari tinggi nominal antena >0. 4engan

kedudukan kedua antena $lide Sloe  tersebut diperoleh

diagram SBO  sebagaimana ditunjukkan dalam gambar II.

dengan garis terputus%putus.

6). $lide Sloe dengan Cature E//e!t .

9ambar II..

 Re!tangular attern $lide Sloe 1eferensi Side Band 

Page 26: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 26/42

:ila lahan di depan antena $lide Sloe  terdapat sebuah

 bukit, seperti digambarkan pada gambar II.+, maka akan

terjadi aat pada lintasan lunur ( at# ends) yang

diakibatkan oleh sifat refleksi dari bukit tersebut. Hal ini akan

terjadi bilamana $lide Sloe yang dipakai adalah 1eferensi

 ?ol seperti gambar II.. 5ntuk memperbaiki lintasan yang

aat tersebut yaitu dengan ara mengurangi radiasi yang

langsung ke arah bukit. 9ambar II.+ menunjukkan attern u

anded yang dinyatakan dengan garis putus%putus.

Sebagai perbandingan untuk mengatasi kekurangan kuat

medan, di bawah lintasan lunur ditambahkan sinyal

!learan!e, sebagaimana ditunjukkan pada gambar II.+ berupa

 attern dengan garis titik%titik.

Sinyal !learan!e  tambahan dimaksudkan untuk memberikan

sinyal yang ukup di bawah lintasan lunur. Sinyal !learan!e

tersebut merupakan sinyal !arrier radio frekuensi dengan

modulasi amplitudo sebesar &-' H*, dengan o//set   frekuensi

9ambar II.+. 6attern $lide Sloe 1eferensi Cature E//e!t .

Page 27: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 27/42

sebesar #H* terhadap frekuensi !arrier   untuk sinyal

!ourse.

4engan demikian !arrier  untuk !learan!e terhadap osta!le,

dalam hal ini adalah bukit, tidak akan menimbulkan adanya

error   pada lintasan lunur. 5ntuk mendapatkan  attern

seperti diuraikan tersebut diperlukan adanya antena ketiga

yaitu >6.

>ntena >6 tersebut dipasangkan pada tiang antena $lide

Sloe yang sama, dengan ketinggian 6 kali dari pada tinggi

antena >&. ;ada gambar II.&' diperlihatkan distribusi sinyal

dari beberapa antena dan diagram antena seara individu

dalam koordinat retangular.  6attern kuat medan dari sinyal

CSB, SBO, dan !learan!e yang dihasilkan dinyatakan dengan

garis putus%putus.

9ambar II.&'.

 Re!tangular attern $lide Sloe 1eferensi Cature E//e!t .

Page 28: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 28/42

*. Cakupan Glide Slope.

Seperti halnya  Lo!ali"er , $lide Sloe sebagai pemandu sudut lunur 

untuk pendaratan juga harus memiliki keandalan dan kestabilan yang

tinggi agar dihasilkan pendaratan yang aman. 4aerah akupan $lide

Sloe menurut >nneC%&' dapat digambarkan seperti gambar II.&&.

Sektor E masing%masing sisi dari garis tengah landasan sinyal dapat

diterima hingga jarak &,- km (&' ?). 5ntuk bidang vertikal sinyal

dapat dideteksi antara sudut &,- θ hingga ',3- θ di atas horisontal

atau sampai sudut yang lebih keil yaitu ',6 θ, hal ini diperlukan untuk 

mengamankan prosedur pengenalan jalur pendaratan.

Page 29: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 29/42

). -RITERIA PENEMPATAN /SITING )RITERIA0 ILS

1. Uu.

 Instrument Landing System  (ILS) adalah peralatan navigasi

 penerbangan yang berfungsi untuk memberikan sinyal panduan arah

9ambar. II.&&. 4aerah akupan $lide Sloe.

Page 30: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 30/42

 pendaratan (a"imut#), sudut lunur ($lide 6at#) dan jarak terhadap

titik pendaratan seara presisi kepada pesawat udara yang sedang

melakukan pendekatan dan dilanjutkan dengan pendaratan di landasan

 pau pada suatu bandar udara.

4alam operasinya, penerima di pesawat udara terdapat !ross ointer 

yang dapat menunjukan posisi pesawat udara terhadap jalur yang

seharusnya dilalui.

>da tiga kategori kinerja fasilitas ILS, yaitu "

-a"e&or# I " 2asilitas ILS yang mampu memberikan sinyal panduan

seara presisi dari mulai batas akupan luar sampai

dengan posisi pesawat udara pada ketinggian 0'' kaki

(±  7'm) di atas bidang datar ambang landasan pau

(runay t#res#old ).

-a"e&or# II " 2asilitas ILS yang mampu memberikan sinyal panduan

seara presisi dari mulai batas akupan luar sampai

dengan posisi pesawat udara pada ketinggian -' kaki

( &-m) di atas bidang datar ambang landasan pau

(runay t#res#old ).

-a"e&or# III" 2asilitas ILS yang mampu memberikan sinyal panduan

seara presisi mulai dari batas akupan luar sampai

dengan sepanjang permukaan landasan pau.

Page 31: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 31/42

2. S"andar Te!n#s Pene%a"an Localizer .

a. Pene%a"an An"ena dan Shelter .

&) Lokasi penempatan antena  Lo!ali"er  berada di ujung akhir 

landasan pau, yang susunannya membentuk garis tegak 

lurus terhadap perpanjangan garis tengah landasan pau

dengan jarak ideal 6'' meter dari t#res#old   landasan pau

terdekatK

0) Lokasi penempatan  s#elter   peralatan  Lo!ali"er   berada di

samping antena dengan jarak - meter dari pusat antena,K

6) ?amun bilamana terkendala karena terbatasnya lahan yang

tersedia, jarak perletakan antena  Lo!ali"er   terhadap

t#res#old  dapat diperpendek sampai dengan &0- meter, dan

 penempatan  s#elter   peralatan  Lo!ali"er   sama seperti butir 

&.bK

$. -ond#s# Peru!aan Lahan dan L#n&!un&an.

#ondisi lahan pada daerah kritis dan sensitip perataannya

ditentukan dengan memenuhi beberapa hal sebagai berikut "

&) :ebas halanganAosta!le  bagi panaran langsung sinyal

 Lo!ali"er K

0) ;erataan lahan terutama di daerah kritis idealnya memiliki

kerataan sama dengan atau lebih keil dari 6 mK

6) #etinggian permukaan lahan di antena dan s#elter  peralatan

 Lo!ali"er  sama dengan permukaan t#res#old  terdekatK

3) eniadakan, menjauhkan dan mengendalikan setiap

obyekAbangunan yang dapat memantulkan A memanarkan

kembali gelombang radio, baik dalam bentuk gundukan

tanah, pagar dari metal ataupun benda tumbuhAsemak 

 belukar yang dapat mempengaruhi sinyal panduan

 Lo!ali"er K

Page 32: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 32/42

;=1S>1>!>? ;=?=;>!>? I?!15=?! L>?4I?9 SS!=

(ILS%L@<>LIM=1)

1 GAMBAR LUAS LA3AN DAN LO-ASI PERLETA-AN ILSLO)ALI4ER 

2 GAMBAR PERYARATAN BATAS -ETINGGIAN BANGUNAN DAN BENDA

TUMBU3 DI SE-ITAR ILSLO)ALI4ER 

 Antenna1°

BATAS BANGUNAN DAN BENDA TUMBU3

#etinggian lahan di antenna Loali*er sama dengan ketinggian threshold runnway

;eralatan shoulder di daerah kritis ≤6 m

;ada daerah kritis ILS Loali*er tidak boleh terdapat gundukan tanah, bangunan dan

 pohon yang dapat mengganggu panaran Loali*er 

a)

 b)

)

Ga$ar .

Pers5ara"an Pene%a"an ILSLo,al#6er

Daerah Sensitif 

Daerah Sensitif 

 As

Landasan110 m

110 m

120 m

600 m

 Antena

75 m

300 m

Daerah Kritis

Sampai dengan jarak 0' km dari antena ke arah landasan, ketinggina maksimum

 bangunan dan benda tumbuh ditentukan oleh sudut bidang datar sebagaimana ditentukan

 pada 9ambar +%0

Page 33: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 33/42

-) !idak terdapat saluran udara tegangan tinggi yang melintasi

kawasan pendekatan dan pendaratanK

7) #ondisi lingkungan di luar daerah kritis dan sensitip yang

tidak memenuhi persyaratan dapat dimungkinkan,

sepanjang tidak sampai mempengaruhi kualitas sinyal

 panduan  Lo!ali"er  yang akan dapat diketahui pada hasil

 &lig#t Commissioning  

) empertimbangkan kemungkinan adanya renana

 pengembangan bandar udara.

'. S"andar Te!n#s Pene%a"an Glide Slope.

a. Pene%a"an An"ena dan Shelter 

&) Lokasi penempatan antena $lide Sloe di samping kiri

ataupun kanan landasan pau dengan jarak yang normal

&0' m dari garis tengah landasan pau dan 6''m dari

t#res#old   serta berseberangan dengan posisi keberadaan

ta<i ayK

0) Lokasi penempatan  s#elter   peralatan karena $lide Sloe

 berada di belakang antena, dengan jarak sekitar 0 meter dari

 bagian bangunan s#elter  terluarK

6) ?amun bilamana terdapat kendala karena terbatasnya lahan

yang tersedia atau hal lain, maka antena $lide Sloe dapat

dipasang pada lokasi dengan jarak +' m dan maksimum

&+' m dari garis tengah landasan pau dan 0-m sampai

dengan 6&-m dari t#res#old .

3) Hal lain yang dapat mempengaruhi jarak penempatan

antena $lide Sloe terhadap t#res#old   adalah

 sloeAkemiringan landasan pau khususnya di sekitar tou!#

donAtitik pendaratan ke arah t#res#old   di depan antena

Page 34: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 34/42

$lide 6at#K seara rini terdapat ketentuan dan rumus

sebagai berikut "

(a) I<>@ menentukan persyaratan ambang batas

ketinggian pesawat udara di atas t#res#old  (t#res#old 

!rossing #eig#A!<H) yaitu &-m sampai &m dan

 biasanya ditentukan &-.' m (-' ft) sebagai standarK

(b) 1umus umum untuk penempatan antena $lide 6at#,

sebagai berikut "

(i) ;ada kondisi landasan pau yang rata ( /lat ) mulai

titik pendaratan sampai dengan t#res#old .

!<H

4 D

!an θ

4imana " 4 D $arak longitudinal antara 2#res#old 

dengan letak antena

!<H D >mbang batas ketinggian pesawat

udara di atas 2#res#old   (2#res#old Crossing 3eig#t )

θ D Sudut nominal untuk pendaratan

dengan ILS sebesar 6E.

2#res#old 

 3orisontal θ

4

>

!<H

 Runay

An"enaGRUNWA

Y

S

Page 35: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 35/42

(ii) ;ada kondisi landasan pau yang t#res#old nya

lebih tinggi dari pada titik pendaratan (don

 sloe).

!<H h

4 D N

!an θ !an α

4imana " s D hA4 maka h D s C 4, sehingga

!<H s C 4

4 D N

!an θ !an α

!<H

D

!an θ % s

4imana " 4 D $arak longitudinal antara 2#res#old 

dengan letak antena

!<H D >mbang batas ketinggian pesawat

udara di atas 2#res#old   (2#res#old 

Crossing 3eig#t )

θ D Sudut nominal untuk pendaratan

dengan ILS sebesar 6E.

s D #emiringan rata%rata landasan pau

diri 2#res#old   sampai dengan titik 

 pendaratan.

!hreshold

Horisontalθ

4

>

!<H

1unwayα

>ntena 9S

Page 36: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 36/42

(iii) ;ada kondisi landasan pau yang t#res#old nya

lebih rendah dari pada titik pendaratan (u sloe).

!<H h

4 D %

!an θ !an α

4imana " s D hA4 maka h D s C 4, sehingga

!<H s C 4

4 D %

!an θ !an α

!<H

D

!an θ N s

4imana " 4 D $arak longitudinal antara 2#res#old 

dengan letak antena

!<H D >mbang batas ketinggian pesawat

udara di atas 2#res#old   (2#res#old 

Crossing 3eig#t )

θ D Sudut nominal untuk pendaratan

dengan ILS sebesar 6E.

s D #emiringan rata%rata landasan pau

diri 2#res#old   sampai dengan titik 

 pendaratan.

!hresholdHor θ

4>

!<H1unway

α

>ntena 9S

Page 37: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 37/42

$. -ond#s# Peru!aan Lahan dan L#n&!un&an

#ondisi lahan pada daerah kritis dan sensitip perataannya

ditentukan dengan memenuhi beberapa hal sebagai berikut "

&) :ebas halanganAosta!le  bagi panaran langsung sinyal

$lide SloeK

0) ;erataan lahan terutama di daerah kritis idealnya memiliki

kerataan sama dengan atau lebih keil dari 6 mK

6) !idak terdapat jalan inspeksi serta saluran drainase terbuka

khususnya di daerah kritisK

3) Shoulder di daerah kritis memiliki kemiringan ke samping

sebesar &,-/ atau lebih keilK

-) #etinggian permukaan lahan di antena dan s#elter  peralatan

$lide Sloe mengikuti ketentuan butir 0.dK

7) eniadakan, menjauhkan dan mengendalikan setiap

obyekAbangunan yang dapat memantulkanAmemanarkan

kembali panaran $lide Sloe, baik dalam bentuk 

gundukan tanah, pagar dari metal ataupun benda

tumbuhAsemak belukar yang dapat mempengaruhi sinyal

 panduan $lide SloeK

) !idak terdapat saluran udara tegangan tinggi yang melintasi

kawasan pendekatan dan pendaratanK

) #ondisi lingkungan di luar daerah kritis dan sensitip yang

tidak memenuhi persyaratan dapat dimungkinkan,

sepanjang tidak sampai mempengaruhi kualitas sinyal

 panduan $lide Sloe yang akan dapat diketahui pada hasil

 &lig#t Commissioning  

) empertimbangkan kemungkinan adanya renana

 pengembangan bandar udara.

Page 38: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 38/42

;=1S>1>!>? ;=?=;>!>? I?!15=?! L>?4I?9 SS!=

(ILS%9LI4= ;>!H)

171 GAMBAR LUAS LA3AN DAN LO-ASI PERLETA-AN ILSGLIDE

PAT3

172 GAMBAR PERYARATAN BATAS -ETINGGIAN BANGUNAN DAN BENDA

TUMBU3 DI SE-ITAR ILSGLIDE PAT3

 Antenna2°

BATAS BANGUNAN DAN BENDA TUMBU3

#emiringan shoulder di daerah kritis ≤ 1.5 %

;eralatan shoulder di daerah kritis ≤ 6 m

;ada daerah kritis dan sensitif tidak boleh terdapat bangunan, gundukan tanah dan

 pepohonan yang dapat mengganggu paaran 9lide ;ath

a)

 b)

)

Ga$ar 17.

Pers5ara"an Pene%a"an ILSGl#de Pa"h

Daerah Sensitif 

 As

Landasan

300 m

600 m

Sampai dengan jarak 7.''' m dari titik tengah antena ke arah pendaratan banguanan dan

 benda tumbuh ditentukan oleh sudut sebagaimana pada 9ambar &'%0

30 m 45°

120 m

 Antenna GP

Daerah Kritis

300 m

Page 39: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 39/42

*. S"andar Te!n#s Pene%a"an Marker   Beacon.

a. Pene%a"an An"ena dan Shelter 

engingat hanya ada 0 (dua)  Mar%er   Bea!on  yang dipasang

 pada peralatan ILS di Indonesia, maka lokasi penempatan antena

dan peralatan Mar%er , sebagai berikut "

&) Outer Marker OM! 8 

(a) Lokasi antena ditempatkan pada perpanjangan garis

tengah landasan pau dengan jarak ideal ,0 km terhadap

t#res#old  terdekatK

(b) :ilamana terdapat kendala ketersedian lahan, antena @

dapat dipasang pada lokasi mulai 7,- km sampai dengan

&&,& km dan maksimal - m di sebelah kanan ataupun

kiri dari perpanjangan garis tengah landasan pau.

0)  Middle Marker MM! "

(a) Lokasi antena ditempatkan pada perpanjangan garistengah landasan pau dengan jarak idealnya &'-' m

terhadap t#res#old  terdekatK

(b) :ilamana terdapat kendala ketersedian lahan, antena

dapat dipasang pada lokasi mulai +'' m sampai dengan

&0'' m dan maksimal - m di sebelah kanan ataupun kiri

dari perpanjangan garis tengah landasan pau.

Page 40: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 40/42

   1   0   M

10 M

Pagar 

Perpanangan As Landasan

;=1S>1>!>? ;=?=;>!>? I?S!15=?! L>?4I?9 SS!=

(ILS%I44L= >1#=1)

111 GAMBAR LUAS LA3AN DAN LO-ASI PERLETA-AN ILSMIDDLE MAR-ER 

112 GAMBAR PERYARATAN BATAS -ETINGGIAN BANGUNAN DAN BENDA

TUMBU3 DI SE-ITAR ILS MIDDLE MAR-ER 

 Antenna

10 M

Perm!"aan

Ker!#!t

20°20°

BATAS BANGUNAN DAN BENDA TUMBU3

Sampai dengan radius 7' m dari pusat antena ketinggian bangunan dan benda tumbuh

dibatasi oleh permukaan keruut sebagaimana pada 9ambar &&%0

Ga$ar 11.

Pers5ara"an Pene%a"an ILSM#ddle Mar!er

She$ter MM

 Antenna MM

%anah

;=1S>1>!>? ;=?=;>!>? I?S!15=?! L>?4I?9 SS!=

(ILS%@5!=1 >1#=1)

121 GAMBAR LUAS LA3AN DAN LO-ASI PERLETA-AN ILSOUTER MAR-ER 

Page 41: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 41/42

,. -ond#s# Peru!aan Lahan dan L#n&!un&an

#ondisi lahan untuk penempatan antena  Mar%er , tidak memiliki

daerah kritis dan sensitip, namun untuk memperoleh bentuk dan

 panaran sinyal panduan  Mar%er  harus memenuhi beberapa hal

 berikut, yaitu "

&. !idak terdapat halanganAosta!le  yang melebihi ketinggian

 permukaan keruut dengan sudut 0'E pada permukaan

horisontal ketinggian antenaK

0. S#elter   peralatan  Mar%er   dapat ditempatkan di

depanAbelakang antena dengan jarak & m dari bagian terluar 

 bangunan s#elter  terhadap bagian terluar dari antenaK

6. Lahan yang diperlukan minimal &' m C &' m.

Page 42: Teori Dasar ILSI

7/18/2019 Teori Dasar ILSI

http://slidepdf.com/reader/full/teori-dasar-ilsi 42/42