Teori Ca Nasofaring
-
Upload
nurul-cnx-uung -
Category
Documents
-
view
87 -
download
1
Transcript of Teori Ca Nasofaring
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 1/21
BAB II
TINAJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar KeganasanKanker adalah suatu proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah
oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai
berploriferasi secara abnormal mengaaikan sinyal-sinyal pengatur pertumbuhan
dalam lingkungan sekitar sel tersebut, kemudian dicapai suatu tahap dimana sel
mendapatkan ciri-ciri intensif dan terjadio peruibahan pada jaringan sekitar dan
memeperoleh akses ke .limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melelui pem,bul;u
darah tersebut sel dapat terbawa ke daerah lain dalam tubuh untuk bermetastase
pada bagian tubuh lain.
Membran sel pada sel kanker mengalami gangguan yang mempengaruhi
perpindahan masuk dan keluar cairan dari sel. Membran sel dari sel-sel maligna
juga mengandung protein yang disebut anti genm spesifik tumor. Inti sel dari sel
kanker seringkali besar dan bentuknya tidak beraturan. Nukleolus lenih besar dan
lebih banyak pada sel-sel maligan karena meningkatnya sintesis RNA. Mitosis lebih
sering pada sel-sel maligna sehingga meningkatkan fraksi pertumbuhan dari populsi
sel tumor. Sel-sel kanker juga mengalami perubahan dari siklus adenosin
monoposfat (AMP) dan siklus Gaunosin Monoposfat (GMP).
B. Konsep Dasar Keperawatan Kanker
Keperawatan kanker adalah suatu area praktek yang mencakup semua
kelompok usia dan spesialisasi keperawtan serta dilakukan dalam beragam tatanan
peraweatan, pelayanan kesehatan, meliputi rumah, komunitas, institusi perawatan
akut dan pusat-pusat rehabilitasi. Bidang atau spesialisasi keperawatan kanker ataukeperawatan onkologi memiliki perkembangan yang sejajar dengan onkologis
medis dan kemajuan terapeutik utama yang telah terjadi dalam perawatan individu
dengan kanker.
Lingkup, tangguang jawab dan tujuan dari perawatyan kanker adalah sama
beragan dan kompleksnya seperti spesialisai lainnya. Terdapat suatu tantangan
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 2/21
khusus yang menyatu dalam merawat individu dengan kanker karena dalam
masyarakat kita kata knker seringkali disamakan dengan nyeri dan kematian.
Mengidentifikasi seseorang terhadap kanker dan membuat tujuan realistik yang
dapat dicapai memungkinkan bekal utuk mendukung pasien dan keluarga melewati
rentang krisis fisik, emosional, budaya dan spiritual yang luas. Pencapaian hasil
yang diinginkan meliputi pemberia dukungan yang realistik pada mereka yang
menerima asuhan keperawatan dan dengan menggunakan standar-stndar praktek
dan proses keperwatan sebagai dasar asuhan.
C. Konsep Dasar Ca Nasofaring
1. Pengertian
Kanker nasofarig adalah suatu masa dalam nasofaring dan seringkali tenang
sampai masa ini mencapai ukuran yang cukup mengganggu struktur sekitarnya (
Boies, 1997: 323 ).
Kanker nasofaring merupakan karsinoma sel skamosa yang mula-mula
terlihat sebagai masa yang berulserasi dan emgerosi kanker nasofaring,
menginvasi ke daerah tengkorak dan bermetastase ke nodus limfatikus dalam
satadium dini. Sehingga sering terlihat sebagai benjolan metastasis di leher atau
sebagai paralisis saraf otak tersendiri (dr. Petrus Andrianto, 1998: 372).Dari kedua pengertin diatas dapat disimpulkan bahwa kanker nasofaring
adalah suatu massa dalam nasofaring yang merupakan karsinoma sel skuamosa
yang menginvasi ke daerah tengkorak dan bermetastase ke nodus limfatikus
sehingga sering terluhat sebagai benjolan metastase di leher yang cukup
mengganggu srtuktur sekitarnya.
2. Anatomi Fisiologi
Anatomi dan Fisiologi Sistem pernafasan
Pernafasasn (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2. sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan
udara disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 3/21
Fungsi pernafasan
Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah seluruh tubuh
(sel – selnya) untuk mengadakan pembakaran.
Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sias adari
pembakaran , kemudian di abewa oleh garah ke paru – paru untuk dibuang
Menghangatkan dan melembabkan udara
Organ – organ pernafasan
Saluran pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, broncus,
broncheolus dan alveolus. Saluran pernafasan dari hidung sampai bronchiolus
dilapisi oleh membrane mukosa yang bersilia.Ketika udara masuk kdalam
rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan, Ketiga proses ini
merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel torax
bertinglat, bersilia dan bersel goblet
Hidung
Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu – bulu
hidung
Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
Membunuh kuman – kuman yang masuk, bersama – samaudara pernafasan
oleh lekosit yang terdapat dalam selaput lender (mukosa atau hidung)
Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasr tengkorak sampai
persambungannya dengan esophagus pada ketinggian kartilago krikoid. Maka
letaknya dibelakang hidung (nasofaring), dibelakang mulut (orofaring), dan
dibelakang laring (laringofaring )fungsi faring adalah Mengalirkan udara dari
hidung ke laring Laring
Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh
otot dan mengan dung pita suara. Laring terletak didepan bagian terendah faring
yang memisahkannya dari kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai
ketinggian vertebra servikalis dan masuk kedalam trachea dibawahnya.
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 4/21
Trakea
Trakea disokong oleh cicncin tulang rawan yang berbentuk sepeti sepatu
kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inchi/9 cm
Bronchus
Bronchus utama kiri dan kanan tidak simetris. Bronchus kanan lebih
pendek dan lebih lebar dan merupalkan kelanjutan dari trakea yang arahnya
lebih vertical .Sebaliknya , bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit dan
merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam.
Alveolus
Merupakan inti dari fungsi pernafasan ,karena pada alveolus terjadi
pertukaran oksigen dengan kapiler darah.
Fisiologi pernafasan :
Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmonary :
1. Ventilasi pulmonal atau gerak pernafasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan udara luar
2. Arus darah melalui paru-paru
3. Distribusi arus udara dan arus darah sesemikian sehingga jumlah tepat dari
setiap udara dapat mencapai semua bagian tubuh
4. Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler. CO2
lebih nudah berdifusi dari pada O2
Anatomi Fisiologi Nasofaring
Faring dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu : nasofaring, orofaring dan
laringofaring atau hipofaring. Sepertiga bagian atas atau nasofaring adalah
bagian pernapasan dari faring dan tidak dapat bergerak kecuali palatum mole
bagian bawah. Ruang nasofaring yang relatif kecil terdiri dari atau mempunyai
hubungan yang erat dengan beberapa srtuktur yang secara klinis mempunyai
arti penting, yaitu :
a. Pada dinding posterior meluas ke arah kubah adalah jaringan adenoid
b. Terdapat jaringan limfoid pada dinding faringeal lateral dan pada resesus
faringeus, yang dikenal dengan Fossa Rosenmuller
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 5/21
c. Torus tubarrius, refleksi mukosa faringeal di atas bagian kartilago saluran tuba
eustachius yang berbentuk bulat dan menjulang tampak sebagai benjolan seperti
ibu jari ke dinding lateral nasofaring tepat di atas perlekatan palatum mole
d. Koana posterisor rongga hidung
e. Foramina kranial, yang terletak berdekatan dan dapat terkena akibat perluasan
dari pnyakit nasofaring, termasuk foramen jugularis yang dilalui oleh saraf
kranial glosofaringeus, vagus dan assesoris spinalis.
f. Struktur pembuluh daraha yang penting yang letaknya berdekatan termasuk
sinus petrosus inferior, vena jugularis interna, cabang-cabang meningeal dari
oksipital dan arteri faringeal asenden dan foramen hipoglosus yang dilalui saraf
hipoglosus.
g. Tulang temporalis bagian petrosa dan foramen laserum yang terletak dekat
bagian lateral atap nasofaring
h. Ostium dari sinus-sinus sfenoid
3. Etiologi
Dapat ditemukan berbagi jenis tumor ganas nasofaring antara lain berbagi
jenis karsinoma epidermoid, adenokarsinoma, karsinoma adenoid kistik dll serta
berbagi jenis sarkoma dan limfoma malignum. Yang paling sering ditemukankira-kira 90 % adalah karsinoma epidemoid. Penyebab karsinoma ini masih
nelum diketahui lebih jelas. Kemungkinan bear penyebabnya adalah suatu jenis
virus yang disebut virus Epstein – Bar, akan tetapi selain dari itu juga terdapat
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor ganas ini, antara lain:
Faktor ras
Banyak ditemukan pada ras mongoloid terutama daerah Cina bagian
selatan, malaysia, Singapura dan Indonesia.
Faktor Genetik
Sering tumor ini atau tumor pada organ lain ditemukan pada beberapa
generasi sutu keluarga
Faktor Sosial Ekonomi
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 6/21
Faktor yang mempengaruhi adalah keadaan gizi, polusi dll.
Faktor Kebudayaan
Kebiasaan hidup, cara memasak makanan serta pemakaian berbagai bumbu
masakan memengaruhi pertumbuhan tumor ini.
Faktor Geografis
Terdapat banyak di Asia Selatan, Afrka Utara, Eskimo dan Yunani.
4. Tanda dan Gejala
Gejala tumor ganas nasofaring dikelompokan dalam berbagai kelompok
gejala seperti telina, mata, hidung, neurologik dan pembesaran kelenjar leher.
Gejala di telinga terjadi karena seringnya tumor tumbuh di fosa
Rosenmuller. Dengan demikian timbul gejala tinitus, penyumbatan tuba
eustachius, otitis media serosa kronis. Gejala di telina ini merupakan gejala
awal. Akan tetapi sering pasien atau dokter yang pertama memeriksa pasien ini
mengabaikan kelainan ini, sehingga yang sering ditemukan adalah pada stadium
lebih lanjut telah terjadi metastase ke jaringan getah bening leher.
Sering terjadi gejala sumbatan di hidung yang didahului oleh gejala
epistaksis yang berulang. Pada keadaan lanjut tumor masuk ke dalam rongga
hidung atau sinus paranasal.
Gejala di mata terjadi karena tumor berfiltrasi ke rongga tengkorak,
sehingga yang pertama terkena adalah saraf otak III, IV, dan VI yaitu sarf yang
mempersarafi otot mata sehingga menimbulkan gejala diplopia.
Gejala yang lebih lanjut adalah gejala neurologi karena infiltrasi tumor ke
intrakranial melalui foramen laserum, dapat mengenai saraf otot ke III, IV, V
dan VI. Pada keadaan lanjut akanmasuk ke foramen jugulare sehingga
mengenai saraf otak IX, X, XI dan XII dan bila keadaan ini terjadi progosisnya
buruk.
5. Patofisiologi
Metastase Nasofaring saluran nafas Terjadi perubahan pada jaringan
bagian atas
Nyeri kepala Ca Nasofaring Akses ke limfa dan pembuluh darah
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 7/21
Teraktivasinya RAS Pembesaran jaringan Metastase
Gangguan pemenuhan Sumbatan jalan nafas Dilakukan terapi radiasi
istirahat tidur
Kompresi pita suara Kesulitan bernafas Efek sampingnya
Meningkatkan Hcl dalam lambung
Fungsi pita sura tergganggu Tindakan trakheostomi mual
Suara tidak terbentuk Peningkatan sekresi sekret Muntah
Gangguan komunikasi Akumulasi sekret Intake nutrisi
Tidak adekuat
Pengetahuan klien dan Membutuhkan suction Sinar elektomagnetik
Keluarga kurang yang sering (Sinar alfa dan beta)
Koping tidak efektif Iritasi jariungan sekitar Efek samping sinar
Muosa faring radiasi yang tersu menerus
Gangguan rasa aman cemas perdarahan Mengakibatkan kerusakan
jaringan
Timbul bercak-bercak kehitaman
Kerusakan integritas
Terakumulasi secret di tenggorokan
Media masuknya mikroorganisme
Penurunan daya than tubuh
Resiko tingi infeksi
kulit
Perubahan pola
napas hidung
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 8/21
Ke kanul
tracheostomi
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Dispneu
Gangguan
oksigenasi
6. Penatalaksanaan
Setelah diagnosis dan stadium tumor ditegakkan maka ditentukan tindakan yang
akan diambil sebagai penanggulangannya, yaitu:
a. Terapi radiasi
Hasil yang memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien yang
hanya mengalami satu gangguan pita suara yang sakit dan normalnya dapat
digerakkan (sat tonasi) selain itu pasien ini masih mempinyai suara yang
hampir normal. Beberapa mungkin mengalami kondritis (inflamasi
kartilago) atau stenosis, sebagian kecil dari mereka yang mengalami
stenosis nantinya membutuhkan laringektomi. Terapi radiasi digunakan
untuk preopertif untuk mengurangi ukuran tumor.
b. Pemakaian sitostatika
Pemakaian sitostaika belum memuaskan biasanya jadwal pemberian
sitostatika tidak sampai selesai karena keadaan umum memburuk,
disamping harga obat ini yang relatif mahal, sehingga tidak terjangkau oleh
klien. Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan
malignasinya.
7. Dampak Ca Nasofaring Terhadap Sistem Tubuh lain
a. Sistem respiratori
Faring merupakan saluran nafas bagian atas sebagai jalan udara dari dan ke
paru-paru sewaktu bernafas. Jika ada pembesaran pada daerah tersebut bisa
saja mengakibatkan tersumbatnya saluran pernafasan, bila hal ini teradi
akan mengakibatkan jalan nafas tidak efektif ditandai dengan adanya
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 9/21
perubahan frekuensi nafas dan adanya stridor, jika hal ini makin berat maka
bisa saja dilakukan tindakan trakheostomi untuk kelancaran pernafasan
klien.
b. Sistem cardiovaskuler
Tekanan darah bisa naik dan bisa juga turun tergantung dari keadaan klien.
Trombositopenia sering terjadi akibat supresi sumsum tulang setelah
kemoterapi atau terapi radiasi.
c. Sistem pencernaan
Pada Ca Nasofaring yang sudah membesar biasanya terjadi gangguan
menelan sehingga diberikan makanan cair .
d. Sistem persyarafan
Jika Ca berinfiltrasi dapat menyebabkan penekanan pada nervus IX, X, dan
XI sehingga uvula tidak dapat bergetar dan dapat mengakibatkan aspirasi,
juga terjadi penurunan pengecapan pada klien.
e. Sistem penglihatan
Jika Ca bermetastase ke rongga tengkorak kemungkinan nervus III, IV dan
VI akan terganggu seperti reaksi pupil terhadap cahaya melambat, pergerakan bola mata tidak teratur, untuk melihat kekiri atau kekanan akan
sulit atau tertahan dan juga akan terjadi penurunan penglihatan.
f. Sistem pendengaran
Sistem pendengaran akan terganggu bila Ca bermetastase ke nervus VIII
sehingga klien akan mengalami gangguan pendengaran atau telinga
berdenging.
g. Sistem perkemihan
Bila hasil pemeriksaan darah untuk fungsi ginjal menunjukan kelainan
kemungkinan Ca sudah bermetastase ke ginjal.
h. Sistem muskuloskeletal
Metabolisme yang meningkat pada Ca tonsil, asupan nutrisi yang berkurang
mengakibatkan pembentukan energi menurun sehingga energi yang
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 10/21
digunakan untuk melakukan kontraksi berkurang dan klien terbatas dalam
pergerakan.
i. Sistem integumen
Ca nasofaring bila dilakukan terapi akan terjadi perubahan warna kulit di
area penyinaran. Sensitifitas kulit mungkin menurun, bila dilakukan
tindakan kemoterapi integritas kulit akan terganggu.
j. Sistem reproduksi
Biasanya dengan adanya perasaan nyeri pada klien dapat menyebabkan
gangguan pada seksualitas.
D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang
logis dan sistematis, dinamis, dan teratur yang memerlukan pendekatan,
perencanaan, dan pelaksanan asuhan keperawatan yang metodis dan teratur dengan
mempertimbangkan ciri-ciri pasien yang bersifat bio-psiko-sosial-spiritual maupun
masalah kesehatannya. (Depkes R.I, 19942 :2).
Perawatan dalam memberikan asuhan keperawatan klien harus melalui proses
keperawatan sesuai dengan teori dan konsep keperawatan dan diimplementasikan
secara terpadu dalam tahapan yang terorganisir meliputi pengkajian, perencanaan
keperawatan, tindakan keperawatan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
a. Identitas
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 11/21
• Identitas klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, status marital, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk RS,
tanggal pengkajian, No Medrec, diagnosis dan alamat.
• Identitas penanggung jawab yang meliputi : nama, umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
b. Riwayat kesehatan
• Keluhan utama
Biasanya didapatkan adanya keluhan suara agak serak, kemampuan
menelan terjadi penurunan dan terasa sakit waktu menelan dan terdapat
kekakuan dalam menelan.
• Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai klien dirawat di
RS. Menggambarkan keluhan utama klien, kaji tentang proses
perjalanan penyakit sampai timbulnya keluhan, faktor apa saja
memperberat dan meringankan keluhan dan bagaimana cara klien
menggambarkan apa yang dirasakan, daerah terasanya keluhan, semuadijabarkan dalam bentuk PQRST.
• Riwayat kesehatan dahulu
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya yang ada
hubungannya dengan penyakit keturunan dan kebiasaan atau gaya
hidup, misalnya pada penderita Ca tonsil adanya kebiasaan merokok,
minum alkohol, terpapar zat-zat kimia, riwayat stomatitis yang lama,
oral hygiene yang jelek, dan yang lainnya.
• Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan klien atau adanya penyakit keturunan, bila ada cantumkan
genogram.
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 12/21
c. Pola aktivitas sehari-hari
d. Pemerikasaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan meliputi sistem tubuh secara menyeluruh
dengan menggunakan tekhnik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
1) Keadaan umum
Kaji tentang keadaan klien, kesadaran dan tanda-tanda vital.
2) Sistem respirasi
Jika Ca sudah membesar dan menyumbat jalan nafas maka klien akan
mengalami kesukaran bernafas, apalagi klien dilakukan Trakheostomi,
produksi sekret akan menumpuk dan mengakibatkan jalan nafas tidak
efektif dengan adanya perubahan frekuensi nafas dan stridor.
3) Sistem cardiovaskuler
Ca nasofaring dengan pemasangan Trakheostomi dan produksi sekret
meningkat, bila dilakukan suction yang berlebihan dalam satu waktu
dapat merangsang reflek nerves sehingga mengakibatkan bradikardi dan
biasanya terjadi peningkatan JVP.
4) Sistem gastrointestinal
Dapat ditemukan adanya mukosa dan bibir kering, nafsu makan
menurun, penurunan berat badan. Jika Ca sudah menyumbat saluran
pencernaan dapat dilakukan tindakan Gastrostomy.
5) Sistem muskuloskeletal
Kekuatan otot mungkin penuh atau bisa juga terjadi kelemahan dalam
mobilisasi leher karena adanya pembengkakan bila Ca sudah terlalu
parah.6) Sistem endokrin
Mungkin ditemukan adanya gangguan pada hormonal apabila ada
metastase pada kelenjar tiroid.
7) Sistem persyarafan
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 13/21
Biasanya ditemukan adanya gangguan pada nervus III, IV, dan VI yaitu
syaraf yang mempersyarafi otot-otot mata, nervus IX, X, XI dan XII
yang mempersyarafi glosofaringeal, vagus, asesorius dan hipoglosus.
Biasanya bila ada nyeri yang dirasakan klien dapat merangsang pada
sistem RAS di formatio retikularis sehingga menyebabkan klien terjaga.
8) Sistem urinaria
Biasanya tidak ditemukan adanya masalah, bila ada metastase ginjal,
akan terjadi penurunan fungsi ginjal.
9) Sistem wicara dan pendengaran
Dapat terjadi gangguan pendengaran yang disebabkan adanya sumbatan pada tuba eustacius sehingga menggangu saluran pendengaran. Bila Ca
sudah bermetastase pada pita suara, maka klien tidak dapat
berkomunikasi secara verbal.
10) Sistem integumen
Klien yang mendapat terapi radiasi atau kemoterapi akan terjadi
perubahan warna hiperpigmentasi pada area penyianaran.
11) Sistem reproduksi
Biasanya dengan adanya perasaan nyeri, maka dapat menyebabkan
gangguan pada sexualitas.
e. Data psikologis
Ca tonsil dengan pemasangan Trakheostomy dan atau Gastrostomy akan
menimbulkan perasaan denial, timbulnya perasaan rendah hati, dengan
ditemukan data klien lebih suka diam dan menarik diri.
f. Data spiritual
Kaji tentang keyakinan atau persepsi klien terhadap penyakitnya. Biasanya
klien akan merasa kesulitan dalam menjalankan ibadahnya.
g. Data sosial
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 14/21
Biasanya didapatkan interaksi klien dengan lingkungannya menjadi
menurun dikarenakan adanya penyakit yang diderita klien.
h. Pemeriksaan diagnostik
•Pemeriksaan radiologis, soft tissue leher AP lateral.
• Pemeriksaan CT Svan leher untuk determinasi klinis ukuran
danekstensi tumor.
• Thorax foto untuk melihat ada tidaknya metastase ke paru-paru.
• PA untuk mengetahui jenis keganasan.
• Laboratorium darah lengkap.
• Pemeriksaan biopsi.
i. Program dan rencana pengobatan
• Pembedahan
• Radiasi
• Chemoterapy
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyimpanan yang menggunakan
respon manusia (status kesehatan, pola interaksi, baik aktual maupun potensial
sebagai individu atau kelompok dimana perawat dapat mengidentifikasi dan
melaksanakan intervensi secara legal untuk mempertahankan status kesehatan).
Berdasarkan hasil studi kepustakaan dari berbagai literatur, didapatkan
diagnosa keperawatan yang muncul menurut (Doengoes, marilyn E) :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya
akumulasi sekret yang banyak dan mengental.
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 15/21
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan :
a. Insisi bedah
b. Pembengkakan jaringan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan :
a. Radiasi atau agen kemoterapi
b. Pembentukan oedema
4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan :
a. Hambatan fisik (pemasangan trakheostomy)
b. Ketidakmampuan berbicra
5. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk menelan.
6. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan
keterbatasan aktifitas.
7. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan teraktivasinya
RAS di formatio retikularis.
3. Perencanaan
Perencanaan adalah keputusan tentang apa yang dilakukan dalam
membantu klien dalam menghadapi masalah yang dihadapinya, terdiri dari :
tujuan, intervensi, rasional, rencana ini disusun dengan melibatkan klien,
keluarga dan tim kesehatan lainnya. Adapun masalah dari intervensinya adalah
sebagai berikut :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya
akumulasi sekret yang banyak dan mengental.
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 16/21
Tujuan :
Jalan nafas efektif dengan kriteria evaluasi :
• Jalan nafas efektif.
• Suara nafas bersih.
• Frekuensi nafas normal (16-20x / menit).
Intervensi :
• Tinggikan kepala 300 – 450 .
• Dorong menelan bila klien mampu.
• Dorong batuk efektif dan nafas dalam.
• Hisap sekret melalui lobang Trakheostomy, oral dan rongga mulut.
• Observasi jaringan sekitar terhadap adanya perdarahan.
• Ganti kanule sesuai indikasi.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan :
a. Insisi bedah.
b. Pembengkakan jaringan.
Tujuan :
Nyeri hilang dengan kriteria evaluasi :
• Klien terlihat rileks dan tidak mengeluh nyeri.
• Skala nyeri menurun.
Intervensi :
• Sokong kepala dan leher dengan bantal.
• Berikan tindakan yang nyaman, contohnya memberikan pijatan pada
punggung dan aktivitas hiburan seperti nonton TV.
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 17/21
• Anjurkan penggunaan perilaku manajemen stress, contoh : teknik
relaksasi dan bimbingan imajinasi.
• Berikan analgetik sesuai indikasi.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan :
c. Insisi bedah.
d. Pembengkakan jaringan.
Tujuan :
Menentukan waktu penyembuhan yang tepat komplikasi dengan kriteria
evaluasi :
• Luka didaerah pemasangan gastrostomy bersih.
• Klien dan keluarga mengatahui cra perawatan kulit daerah radioterapi.
Intervensi :
• Beri penjelasan tentang perawatan pada area eritematosa :
Hindari penggunaan sabun, kosmetik, parfum, bedak, lotion, dan
salep deodorant.
Hindari menggosok dan menggaruk area sekitar leher.
Hindari menempelkan botol air panas, es dan plester adhesif pada
area sekitar leher.
• Anjurkan klien untuk menghindari pemakaian baju yangberkeraj ketat.
4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan :
a. Hambatan fisik.
b. Ketidakmampuan berbicara.
Tujuan :
Klien dapat menytakan kebutuhannya dengan cara efektif dengan kriteria :
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 18/21
• Klien dapat merencanakan pilihan metode berbicara yang tepat.
• Klien dapat menyatakan keinginannya dengan tepat.
Intervensi :
• Berikan cara-cara yang tepat dan kontinue untuk memenuhi
kebutuhannya, misalnya dengan menyediakan bel sebagai alat untuk
memanggil perawat.
• Berikan pilihan cara komunikasi yang tepat, misalnya menggunakan
pensil dan buku untuk menyatakan keinginan.
•Berikan waktu yang cukup untuk berkomunikasi.
• Libatkan keluarga dalam komunikasi dengan pertanyaan tertutup,
misalnya pertanyaan dengan jawaban “ya” atau “tidak”.
5. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menelan.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan adekuat dengan kriteria evaluas:
• Berat badan meningkat.
• Porsi makan klien habis.
• Nilai laboratorium normal.
Intervensi :
• Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang pentingnya makan
bagi klien.
• Anjurkan untuk makan makanan kecil dan tingkatkan sesuai
toleransi.
• Kembangkan dan dorong lingkungan yang nyaman untuk makan.
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 19/21
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet sesuai indikasi.
6. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan
keterbatasan aktifitas.
Tujuan :
Klien dapat melakukan personal hygiene secara mandiri dengan kriteria
evaluasi :
• Klien mengetahui tentang pentingnya perawatan diri.
• Klien mampu melakukan aktifitas sendiri.
• Keadaan badan klien bersih.
• Rambut klien tersisir rapih dan bersih.
• Kuku pendek dan bersih.
Intervensi :
• Berikan informasi pada klien tentang pentingnya perawatan diri
untuk orang yang sedang sakit.
•Bantu dan fasilitasi klien dalam memenuhi perawatan dirinya.
• Bantu klien dalam memenuhi personal hygienenya seperti : mandi,
gosok gigi, dan gunting kuku.
• Libatkan keluarga dalam menjaga perawatan diri klien.
7. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan
teraktivasinya RAS di formatio retikularis.
Tujuan :
Kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi dengan kriteria evaluasi :
• Klien tidak tampak sayu.
• Tidak tampak lingkaran hitam pada daerah periorbital.
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 20/21
• Klien dapat tidur dengan nyenyak.
• Klien tidak sering terbangun dari tidurnya.
• Jumlah jam tidur klien cukup 7 – 8 jam / hari.
• Lingkungan sekitar klien tenang, aman dan nyaman untuk klien
tidur.
Intervensi :
• Jelaskan pada klien tentang pentingnya istirahat tidur bagi klien.
• Kurangi stimulus yang dapat menyebabkan klien sulit tidur dengan
menciptakan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman untuk klien
tidur.
• Atur posisi klien yang nyaman untuk tidur : berikan posisi
semifowler 300 – 450 untuk klien tidur.
• Bimbing klien untuk berdo’a sebelum tidur.
4. Implementasi
Implementasi / pelaksanaan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan
post op gastrostomy akibat Ca tonsil dilaksankan sesuai dengan perencanaan
perawatan yang meliputi tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh
perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya serta
memperhatikan kondisi dan keadaan klien.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah diberikan tindakan perawatan dengan melihat
respon klien, mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini merupakan proses yang
menentukan sejauah mana tujuan telah tercapai.
5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 21/21