TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

download TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

of 37

Transcript of TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    1/102

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK –  UNIVERSITAS RIAU

    Kampus Bina Widya Km.12,5 Simpang Baru –  Pekanbaru

    TUGAS DESAIN

    STRUKTUR BETON 2TEKNIK SIPIL –  UNIVERSITAS RIAU

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    2/102

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN DESAIN STRUKTUR BETON 2

    DISUSUN OLEH:

    ERIK AZARYA GINTING

    NIM 1207113566

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    3/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat danhidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas “DESAIN STRUKTUR BETON 2” ini

    dengan tepat pada waktunya

    Tidak lupa ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis kepada Bapak Dr.

    Zulfikar Djauhari ST,MT. selaku dosen pembimbing , Heru Nurcahyo sebagai asisten

    laporan, dan teman - teman yang ikut membantu serta pihak  –  pihak lainnya yang tidak

     bisa penulis ucapkan namanya satu persatu

    Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat pada pihak  –  pihak yang

    membacanya serta untuk penulis sendiri. Laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan

    sehingga saran dan kritik yang membangun sangat ditunggu

    Pekanbaru, Desember 2015

    Pe li

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    4/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    DAFTAR ISI

    Halaman Sampul

    Lembar Pengesahan

    Lembar Asistensi

    Lembar Soal

    Kata Pengantar

    Daftar Isi

    BAB I Pendahuluan

    1.1 Latar belakang

    1.2 Permasasalahan

    1.3 Tujuan

    BAB II STUDI PUSTAKA

    2.1 Pengertian Beton Bertulang

    2.2 Material pembentuk beton bertulang

    2 3 P l t L t i Mi i

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    5/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    BAB V ANALISA STUKTUR

    5.1 Perencanaan Balok

    5.1.1 Balok Bentang panjang

    5.1.2 Balok Bentang pendek

    5.2 Perencanaan Kolom

    5.3 Perencanaan Pelat Lantai

    BAB VI PERENCANAAN PELAT LANTAI

    6.1 Umum

    6.2 Notasi dalam perencanaan pelat

    6.3 Perencanaan pelat lantai

    BAB VII PERENCANAAN BALOK

    7.1 Perencanaan balok

    7.2 Gambar denah balok rencana

    7.3 Perencanaan Balok

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    6/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Pemakaian material beton dalam infrastruktur di Indonesia telah ada sejak

    waktu yang lama, umumnya material baja ini di gunakan pada bangunan, namun

     pada masa sekarang telah banyak yang menggunakan struktur baja pada

     pembangunan bangunan lainnya.

    Struktur beton adalah suatu jenis beton yang berdasarkan pertimbangan

    kekuatan dan sifatnya, cocok sebagai pemikul beban. Struktur beton banyak

    digunakan sebagai kolom dan balok pada bangunan bertingkat, pembangunan

    rumah, kantor, ruko, , pondasi , berbagai jenis lainnya.

    Pengguna beton di bidang konstruksi di bidang sangat diminati karena beton

    memiliki sifat menguntungkan, seperti;

    1. 

    Mempunyai kekuatan tekan yang cukup tinggi

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    7/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    1.2  Permasalahan

    Dalam perencanaan struktur gedung, yang paling utama adalah kemampuan

    struktur untuk menahan beban, yang dalam hal ini adalah struktur beton. Untuk

    mampu melayani pembebanan yang terjadi, maka perencanaan harus dilakukan

    sebaik mungkin dan harus sesuai dengan Standar Perencanaan Beton SNI 03-2847-

    2013 . Adapun data-data tugas pada desain ini yaitu sebagai berikut :

    1.  Gedung Rumah Sakit terbuat dari konstruksi beton bertulang.

    2. 

    Bangunan menggunakan sistem rangka.

    3.  Klasifikasi situs proyek adalah tanah sedang, berlokasi di Pekanbaru.

    4. 

    Mutu beton fc’ = 30 MPa (Beton K-300).5.

     

    Mutu baja tulangan BJTD 50 (fy = 410 MPa.; Fu=620 Mpa)

    6.  Perencanaan meliputi balok, kolom, dan pelat lantai.

    Perhitungan konstruksi beton bertulang mengacu pada metode ultimit sesuai

    d k t t SNI 03 2847 2013 P t P b b I d i t k

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    8/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    BAB II

    STUDI PUSTAKA

    2.1 Pengertian Beton Bertulang

    Pada dasarnya beton bertulang merupakan gabungan logis dari dua jenisbahan/material yaitu beton polos dan tulangan baja. Beton polos merupakan bahan yang

    memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi memiliki kekuatan tarik yang rendah.

    Sedangkan tulangan baja akan memberi kekuatan tarik yang besar sehingga tulangan

     baja akan memberi kekuatan tarik yang diperlukan.

    Dengan adanya kelebihan masing-masing elemen tersebut, maka konfigurasi

    antara beton dan tulangan baja diharapkan dapat saling bekerjasama dalam menahan

    gaya-gaya yang berkerja dalam struktur tersebut, dimana gaya tekan ditahan oleh

     beton, dan tarik ditahan oleh tulangan baja.

    Baja dan beton dapat bekerja sama atas dasar beberapa hal :

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    9/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    2.2.1 Semen

    Semen merupakan suatu jenis bahan yang memiliki sifat yang adesif dan

    kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen minera l menjadi suatu

    massa yang padat. Dalam hal ini bahan semen akan menjadi keras karena adanya

    faktor air, yang kemudian dinamakan semen hidraulis (Hydraulic Cement).

    Semen hidrolik yang biasa digunakan pada beton adalah semen Portland

    (Portland Cement) yang umumnya membutuhkan sekitar 14 hari untuk mencapai

    kekuatan yang cukup dan membutuhkan waktu 28 hari untuk mencapai kekuatan

    rencana.

    2.2.2 Agregat

    Pada material beton, agregat memenuhi sekitar 75 % dari isi total beton,

    sehingga perilaku beton sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat agregat. Seperti yang

    telah disebutkan sebelumnya agregat biasanya terdiri dari 2 macam yaitu agregat

    halus yang umumnya berupa pasir dan agregat kasar yang pada umumnya berupa

    kerikil.

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    10/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

      Meninggikan daya tahan terhadap kemunduran mutu akibat siklus dari pembekuan-

     pencairan.

      Meninggikan kelayanan tanpa menambahkan kadar air

      Mempercepat perkembangan kekuatan pada usia dini

      Memperlambat perkembangan

      Meninggikan kekuatan.

    2.3 Pelat Lantai minimum

    Pada SNI 03-2847-2013 tebal minimum pelat sudah ditentukan, yaitu dengan

    rumus yang terlampir pada gambar dibawah:

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    11/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    2.4 Beban

    2.4.1 Beban Mati

    Beban terdiri dari beban mati dan beban hidup. Beban mati terdiri dari beban mati struktur

    dan beban mati tambahan. Beban mati struktur seperti berat sendiri dari beton maupun baja

    yang terpasang pada struktur suatu bangunan. Beban mati tambahan seperti pemasangan

    waterproof , berat plester , mechanical dan electrical , plafond dan penggantung. Menurut

    PPIUG tahun 1983, beban mati dan beban hidup sudah diatur standarnya , seperti pada

    gambar yang dilampirkan dibawah ini:

    Gambar 2.1 : Beban Mati bahan ban unan Sumber : PPIUG 1983

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    12/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Gambar 2.3 : Beban Mati Kom onen edun Sumber : PPIUG 1983

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    13/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    14/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Pada perencanaan ini ada yang dikenal dengan Faktor keutamaan gempa,

    yaitu:

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    15/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Sistem penahan gaya gempa yang berbeda diijinkan untuk digunakan., untuk

    menahan gaya gempa dimasing  –  masing arah kedua sumbu orthogonal struktur.

    Sehingga nilai R,Cd, dan Ωo diatur pada tabel berikut:

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    16/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    T b l 2 5 Di ib i b b ( b SNI 1726 2012)

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    17/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    1.  1,4 DL

    2.  1,2 DL + 1,6 LL

    3.  1,2 DL + LL + Fx + 0,3 Fy

    4.  1,2 DL + LL + Fx - 0,3 Fy

    5. 

    1,2 DL + LL - Fx + 0,3 Fy

    6.  1,2 DL + LL - Fx - 0,3 Fy

    7.  1,2 DL + LL + 0,3 Fx + Fy

    8. 

    1,2 DL + LL + 0,3 Fx - Fy

    9.  1,2 DL + LL - 0,3 Fx + Fy

    10. 1,2 DL + LL - 0,3 Fx - Fy

    11. 0,9 DL + Fx + 0,3 Fy

    12. 0,9 DL + Fx - 0,3 Fy

    13. 0,9 DL - Fx + 0,3 Fy

    14. 

    0,9 DL - Fx - 0,3 Fy

    15. 0,9 DL + 0,3 Fx + Fy

    16. 0,9 DL + 0,3 Fx - Fy

    17. 0,9 DL - 0,3 Fx + Fy

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    18/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    BAB III

    DESAIN PENDAHULUAN (PRELIMINARY DESIGN)

    3.1  Dimensi Balok

    Untuk menetukan ukuran balok yang akan direncanakan, SNI 03-2847-2013

    telah mensyaratkan tebal minimum yang harus dipakai menurut tabel berikut ini :

    Bangunan hotel ini dibangun menggunakan 2 tipe balok yaitu Balok induk

    Tabel 3.1 Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila

    lendutan tidak dihitung (Sumber : SNI 03-2847-2013) 

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    19/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    maka, dicoba h = 90.91 mm

    Kontrol terhadap tebal pelat diatur dalam SNI pasal 9.5.3.3 :

     

     

     

    Kemudian dihitung faktor αtm :

     

    Untuk menentukan daerah yang digunakan untuk menghitung I b dan Is  , sesuai dengan

    gambar berikut ini

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    20/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    21/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

      ()  

     

     No Luas (mm2) y (mm) y-yc (mm)Io = 1/12 bh3

    (mm4)A(y-yc)2

    (mm4)

    1 473611,111 258,333 -423,373 10535654578 84892114746

    2 206666,667 341,667 -340,039 4597376543 23896183505

    ∑  

    Maka,

     

    Gambar Luasan untuk menenukan I b:

    181 81

    490,90 mm 

    90,9 mm A1 

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    22/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Tabel perhitungan I b untuk pelat A-B-1-2 :

    Tabel Perhitungan α untuk pelat A-B-1-2 :

     No Ib Is α 

    α1  169258701,2 75954861,11 2,228

    α2  169258701,2 130208333,3 1,300

    α3  182313839,2 132619598,8 1,375

    α4  182313839,2 241126543,2 0,756

     

    Karena 0.2 < αm < 2, maka berdasarkan SNI rumus (9-12):

     

     

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    23/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Tabel perhitungan Is untuk pelat B-C-2-3:

     No b (mm) h (mm) Is (mm4)1 & 3 2750 83,33333333 132619598,8

    2 & 4 5000 83,33333333 241126543,2

    Tabel perhitungan titik pusat luasan balok (yc) untuk pelat B-C-2-3 :

    Tabel perhitungan Ib untuk pelat B-C-2-3 :

    Tabel perhitungan α untuk pelat B-C-2-3 :

     No. Balok No. Luasan Luas (mm2) y (mm) y-yc (mm)Io = 1/12 bh3

    (mm4)

    A (y-yc)2

    (mm4)

    Ib =

    Σ(Io+Ay2)1 47222,22222 41,66666667 -34,48275862 27327674,9 56150085,88

    2 33333,33333 125 48,85057471 19290123,46 79545954,991, 2, 3 & 4 182313839,2

     No Ib Is   α

    α1 182313839,22 132619598,77 1,375

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    24/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    25/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

     b. Baja 

    o  Kuat tarik baja tulangan, BJTD 50 (f y) = 410 Mpa

    o  Modulus elastisitas baja, (Es) = 200.000 Mpa

    o  Rasio Poisson (vs) = 0,3

    o  Berat jenis baja = 7850 kg/m3 

    3.5 

    Denah Bangunan

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    26/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    3.6 

    Data Perencanaan Lainnya

    Data-data perencanaan lainnya yang diperlukan dalam desain bangunan ini

    adalah : 

    a)  Lokasi : Kota Makasar,

     b)  Jenis Tanah : Tanah Keras

    c) 

    Kategori : Bangunan Rumah Sakit

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    27/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    BAB IV

    PEMBEBANAN (LOAD IDENTIFICATION)

    4.1 Standar Pembebanan

    Pembebanan diambil dari ketentuan yang tercantum dalam Peraturan

    Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) tahun 1983 dan Standar Nasional

    Indonesia (SNI) 03-2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan

    Gedung. Persyaratan gempa ditentukan berdasarkan SNI 03-1726-2012.

    4.2 Pembebanan

    4.2.1  Beban Hidup

    Menurut PPIUG tahun 1983, beban hidup adalah semua beban akibat

     penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan kedalamnya termasuk beban -

     beban pada lantai yang berasal dari barang  –  barang yang dapat berpindah,

    mesin  –  mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak

    terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    28/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    A.  Atap

    o  Plesteran : 52.5 Kg/m2 

    o  Water Proof : 5.00 Kg/m2 

    o  Mechanical & Electrical : 25.00 Kg/m2 

    o  Plafond & Penggantung : 18.00 Kg/m2 

    o  Total : 100.50 Kg/m2 = 1.005 kN/m2 

    B. 

    Lantai 1 -6

    o  Plesteran : 52.5 Kg/m2 

    o  Keramik : 24.00 Kg/m2 

    o  Mechanical & Electrical : 25.00 Kg/m2 

    o  Plafond & Penggantung : 18.00 Kg/m2 

    o  Total : 119.50 Kg/m2 = 1.195 kN/m2 

    C.  Balok Tepi Struktur

    o  Pasangan dinding bata merah : 250.00 Kg/m2 

    o  Tinggi dinding (3.2 m) : 825.00 Kg/m2 

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    29/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    No Lantai

    Berat

    (W)

    (Kg)

    Tinggi

    Bangunan

    (Hi) (m)

    Wi x Hi^k

    (Kg)

    Cvx Fx (Kg)

    1 Atap 139324,8 3,2 659035,485 0,108 5200,904

    3 6 180796,8 3,2 855206,7312 0,140 6749,027

    4 5 180796,8 3,2 855206,7312 0,140 6749,027

    5 4 196203,6 3,2 928084,1221 0,152 7324,153

    6 3 198968,4 3,2 941162,2052 0,154 7427,361

    7 2 198968,4 3,2 941162,2052 0,154 7427,3618 1 198968,4 3,2 941162,2052 0,154 7427,361

    Jumlah 1294027 22,4 6121019,685

     Nilai K diperoleh dari hasil interpolasi dari data pada SNI 1726 –  2012.

    Sehingga diperoleh nilai K sebesar 1.336. Cvx diselesaikan dengan persamaan seperti

    dibawah ini pada SNI 1726-2012.

     Namun sebelum dapat memperoleh nilai Cvx maka harus diketahui terlebih

    dahulu variabel  –  variabel yang akan digunakan seperti V. yang diperoleh dengan

     persamaan yang telah ditetapkan pada SNI 1726 –  2012 seperti :

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    30/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    BAB V

    ANALISIS STRUKTUR

    5.1 Perencanaan Balok

    Menurut software ETABS, diperoleh data –  data yang akan digunakan sebagai

    dasar perencanaan Balok Interior ( Balok B11 pada Lantai 1) dan Balok Eksterior

    (Balok B18 pada lantai 1), yaitu sebagai berikut:

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    31/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    32/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    5.1.2 Balok Bentang Panjang (L=6,0 m) / Balok Eksterior (B3)

    Menurut software ETABS yang digunakan, diperoleh data  –  data yang

    digunakan untuk dasar perencanaan Balok B3 yaitu :

    Mu+ = 76,52kN.m hf = 125 mm

    Mu- = -113,9267kN.m bw = 400 mm

    L = 5,5 m h = 600 mm

    T = 2,1775kN.m F’c  = 30 MP

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    33/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    5.2 Perencanaan Kolom

    Menurut software ETABS yang digunakan, diperoleh data  –  data yang

    digunakan untuk dasar perencanaan yaitu kolom C7 memiliki gaya aksial yang lebih

     besar dari kolom lainnya, sehingga kolom C7 (Lantai 1) digunakan sebagai

     perencanaan, yaitu dengan data –  data sebagai berikut : 

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    34/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Material Baja Tulangan :

    Fy = 410 MPa

    Es = 200000 MPa

    Dimensi Kolom :

     b = 600 mm

    h = 600 mm

    Dari hasil analisa software ETABS , kolom C7 memiliki gaya dalam paling

     besar , yaitu :

    Gaya aksial (Pu) =-2569,8958kN

    Momen lentur arah x (Mux) = 0,4027kN.m

    Momen lentur arah y (Muy) = -1,7302kN.m

    Gaya Geser (Vu) = 0,9359kN

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    35/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Properti material dan dimensi pelat lantai adalah sebagai berikut:

    Material Beton Material Baja Tulangan Dimensi Lantai

    f’c = 30 MPa f y  = 410 MPa hf   = 125 mm

    1 = 0,85 Es  = 200000 MPa bw = 1000 mm

    Ec = 23453 MPa

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    36/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    BAB VI

    PERENCANAAN PELAT LANTAI (FLOOR SLAB DESIGN)

    6.1 Umum

    Untuk penyederhanaan, desain pelat lantai 1 sampai Lantai Atap akan

    disamakan dengan mengambil gaya dalam terbesar.

    6.2 Notasi dalam perencanaan pelat lantai

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    37/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    6.3.1 Perencanaan Pelat 4 –  3 –  A –  B

    a. 

    Perencanaan Tulangan arah X

    Lebar strip 1 (SNI Pasal 13.2.1):

    W1  = W5  = 0,25 . l = 0,25 . 2750 =687,5mm

    STRIP 1 STRIP 2 STRIP 3 STRIP 4 STRIP 5

    A A' B

       5 ,   5  m

    3,0 m 3,0 m

    4

    3

    2.75 m 2.75 m

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    38/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Digunakan tulangan dengan diameter 8 mm

    A b  = 0,25 .  . d b2 = 50,265 mm2 

    d = 125 - 20 - 8/2 = 101 mm (20 mm = selimut bersih)

    Menghitung Luasan Tulangan Perlu

    C1 = f y2/(1,7 . f’c . bw) = 5,67

    C2 = -f y . d = -49490,00

    C3 = Mu/ = 9025555,56 ( = 0,9)

    As  perlu  = [-C2 - (C22 - 4 . C1 . C3)0,5] / (2 . C1) = 221,87mm2 

    a = (As perlu . f y) / (0,85 . f’c  . bw) 3,567mm2 

    c = a/1 = 4,197mm (1 = 0,85)

    s  = [0,003 . (dt - c)] / c = 0,069 ( s  > 0,005 ... = 0,9  )

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    39/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Untuk perhitungan strip seterusnya dilanjutkan pada table dibawah ini :

    Properti Satuan Strip 1 Strip 2 Strip 3 Strip 4 Strip 5

    |Mx| kN.m 1,711 3,574 4,523 3,512 7,248

    |Mxy| kN.m 1,232 1,204 0,3 1,053 0,875

    Mu=Mux kN.m 2,943 4,778 4,823 4,565 8,123

    db mm 8 8 8 8 8

    Ab mm2 50,265 50,265 50,265 50,265 50,265

    D mm 101 101 101 101 101C1 3,30 3,30 3,30 3,30 3,30

    C2 -41410,00 -41410,00 -41410,00 -41410,00 -41410,00

    C3 3270000,00 5308888,89 5358888,89 5072222,22 9025555,56

    As perlu mm2 79,47 129,54 130,77 123,71 221,87

    As min mm2 344,88 344,88 344,88 344,88 344,88

    As mm2 344,88 344,88 344,88 344,88 344,88

    S perlu mm 145,75 145,75 145,75 145,75 145,75

    S max mm 250 250 250 250 250

    S Aktual mm 150 150 150 150 150

     b.  Perencanaan Tulangan arah Y

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    40/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Lebar strip 3:

    W3  = 2 . 0,25 . l = 2 . 0,25 . . 2750= 1375 mm

    Lebar strip 2 dan strip 4 (SNI Pasal 13.2.2):

    W2  = W4  = 2750 –  687,5 -687,5= 1375 mm

    Contoh Perhitungan untuk Strip 1

    |my| = 4,12 kN.m

    |mxy | = 1,232kN.m

    Mu = mrx + |mxy | = 5,352N.m

    Digunakan tulangan dengan diameter 8 mm

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    41/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    As min 1 = (0,0018 . 420 / f y) . bw . hs = 192,8571429mm2  SNI Pasal 7.12.2.1 

    As min 2 = (1,4 . bw . d)/f y = 288,5714286mm2  SNI Pasal 10.5.1 

    As min 3 = (0,25 . f’c0,5 . bw . d)/f y = 257,1372388mm

    2  SNI Pasal 10.5.1 

    Karena As min 2 > As perlu dan As min lainnya, maka As = As min 2 = 288,571mm2 

    Menentukan Spasi Tulangan

    s perlu  = bw/(As/A b) = 174,1873154mm

    smax  = 2 . hs = 250 mm (< 450 mm) SNI Pasal 13.3.2 

    Maka digunakan tul angan di ameter 8 mm dengan spasi sebesar 200 mm .

    Untuk perhitungan strip seterusnya dilanjutkan pada table dibawah ini :

    Properti Satuan Strip 1 Strip 2 Strip 3 Strip 4 Strip 5

    |My| kN.m 4,12 1,461 6,51 2,58 2,244

    |Mxy| kN.m 1,232 1,204 0,3 1,053 0,875

    Mu=Mux kN.m 5,352 2,665 6,81 3,633 3,119

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    42/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    6.3.2 Perencanaan Pelat 3 –  2 –  A –  B

    a. 

    Perencanaan Tulangan arah X

    STRIP 1 STRIP 2 STRIP 3 STRIP 4 STRIP 5

    A A' B

       5 ,   5  m

    3

    2

       5

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    43/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Contoh Perhitungan untuk Strip 1

    |mx| = 3,91kN.m

    |mxy | = 0,908kN.m

    Mu = mrx + |mxy | = 4,808kN.m

    Digunakan tulangan dengan diameter 8 mm

    A b  = 0,25 .  . d b2 = 50,265 mm2 

    d = 125 - 20 - 8/2 = 101 mm (20 mm = selimut bersih)

    Menghitung Luasan Tulangan Perlu

    C1 = f y2/(1,7 . f’c . bw) = 3,30

    C2 = -f y . d = -41410

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    44/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Menentukan Spasi Tulangan

    s perlu  = bw/(As/A b) = 145,7485701mm

    smax  = 2 . hs = 250 mm (< 450 mm) SNI Pasal 13.3.2 

    Maka digunakan tul angan di ameter 8 mm dengan spasi sebesar 200 mm .

    Untuk perhitungan strip seterusnya dilanjutkan pada table dibawah ini :

    Properti Satuan Strip 1 Strip 2 Strip 3 Strip 4 Strip 5

    |Mx| kN.m 3,9 6,6 8,2 6,4 3,7

    |Mxy| kN.m 0,908 0,809 0,303 0,76 0,75

    Mu=Mux kN.m 4,808 7,409 8,503 7,16 4,45

    db mm 8 8 8 8 8

    Ab mm2 50,265 50,265 50,265 50,265 50,265

    D mm 101 101 101 101 101

    C1 3,30 3,30 3,30 3,30 3,30

    C2 -41410,00 -41410,00 -41410,00 -41410,00 -41410,00

    C3 5342222,22 8232222,22 9447777,78 7955555,56 4944444,44

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    45/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

     b.  Perencanaan Tulangan arah Y

    Lebar strip 1 (SNI Pasal 13.2.1):

    STRIP 1 STRIP 2 STRIP 3 STRIP 4 STRIP 5

    A A' B

       5 ,   5  m

    3,0 m 3,0 m

    3

    22.75 m 2.75 m

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    46/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Digunakan tulangan dengan diameter 8 mm

    A b  = 0,25 .  . d b2 = 50,265 mm2 

    d = 125 - 20 - 8/2 = 101 mm (20 mm = selimut bersih)

    Menghitung Luasan Tulangan Perlu

    C1 = f y2/(1,7 . f’c . bw) = 5,67

    C2 = -f y . d = -49490,00

    C3 = Mu/ = 8342222,22 ( = 0,9)

    As  perlu  = [-C2 - (C22 - 4 . C1 . C3)0,5] / (2 . C1) = 171,95mm2 

    a = (As perlu . f y) / (0,85 . f’c  . bw) = 4,983mm2 

    c = a/1 = 5,862mm (1 = 0,85)

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    47/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Untuk perhitungan strip seterusnya dilanjutkan pada table dibawah ini :

    Properti Satuan Strip 1 Strip 2 Strip 3 Strip 4 Strip 5

    |My| kN.m 6,6 4,4 4,2 4,1 8,6

    |Mxy| kN.m 0,908 0,809 0,303 0,76 0,75

    Mu=Mux kN.m 7,508 5,209 4,503 4,86 9,35

    db mm 8 8 8 8 8

    Ab mm2 50,265 50,265 50,265 50,265 50,265

    D mm 101 101 101 101 101C1 5,67 5,67 5,67 5,67 5,67

    C2 -49490,00 -49490,00 -49490,00 -49490,00 -49490,00

    C3 8342222,22 5787777,78 5003333,33 5400000,00 10388888,89

    As perlu mm2 171,95 118,56 102,30 110,51 215,23

    As min mm2 288,57 288,57 288,57 288,57 288,57

    As mm2 288,571 288,57 288,57 288,57 288,57

    S perlu mm 174,19 174,19 174,19 174,19 174,19

    S max mm 250 250 250 250 250

    S Aktual mm 200 200 200 200 200

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    48/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    BAB VII

    PERENCANAAN BALOK (BEAM DESIGN)

    7.1 Perencanaan balok

    Untuk penyederhanaan, balok yang akan direncanakan adalah balok dengan

    gaya dalam yang terbesar dengan dua bentang yang berbeda. Dalam keruntuhan balok

    yang paling mempengaruhi adalah gaya momen, maka dalam perencanaan balok ini

    didasarkan pada balok dengan gaya momen terbesar. Desain balok mencakup desain

    tulangan lentur (longitudinal bar) dan tulangan transversal / sengkang (stirrups).

    7.2 Gambar Denah Balok Rencana

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    49/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    7.3 Perencanaan Balok

    Gambar 7.2 : Balok T dan Balok L

    Dalam pelaksanaannya di lapangan, balok hampir selalu dicor monolit

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    50/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    51/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Lebar efektif (Balok T)

     

     

     

    Maka Beff  yang digunakan dalam perencanaan adalah : 816,6666667 mm

    Pengecekan kebutuhan tulangan torsi :

    Acp  = beff  . hf + bw . (h-hf)

    = (816,66 . 125 ) + 400 . (400-125)

    = 292083,3333mm2 

    Pcp  = beff  . 2hf . + (beff   –  bw) + 2(h-hf) + bw

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    52/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Perencanaan tulangan momen positif : 

    Hf : 125 mm f’c  : 30 Mpa

    Hw : 475 mm Fy : 410 Mpa

    H : 600 mm bw : 400 mm

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    53/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    As Min 1 = (0,25 . f’c0,5 . bw . d ) / fy

    = 708,0315987mm

    2

     

    As Min 2 = (1,4 . bw . d) / fy

    = 723,902439mm2 

    Digunakan 2 tul angan ul i r dengan diameter 22 mm .

    As = n( 0,25 . 3,14 . db2)

    = 2 (0,25 . 3,14 . 222 )

    = 760,2654222mm2  ( > As perlu = 605,7143 mm 2 …..OK!!!)

    Pengecekan penampang terkontrol tarik

    Dact = 600 –  60 - 10 - 22/2 = 519 mm

    β1 = 0,85

    a = (As . Fy) / (0,85 . f’c . b eff )

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    54/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Dikarenakan nilai Mn (72,243 kN.m) > Mu (47,21kN.m) , maka besar penampang

    balok cukup untuk menahan momen Tari k yang terjadi . 

    Pengecekan spasi tulangan Tarik :

    S = (400 –  2.60 –  2.22) / 2 = 118 mm (spasi aktual)

    S min = 25 mm = (>db = 22 mm)…OK!!! 

    Fs = 2/3.fy = 273,3333333Mpa

    Cc = 60 mm (selimut bersih)

    Smax = 380 (280/fs) - 2,5.Cc = 239,2682927mm

    Karena Smin < S < Smax, maka spasi aktual tul angan memenuhi syarat . 

    “ Jadi , tahanan momen posi ti f menggunakan tul angan 2 tulangan D -22 ”  

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    55/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Jarak (pusat ke pusat antar balok) , L2 = 5000 mm

    Beff = 816,6667mm

    Perkiraan Tulangan :

    J = 0,95

    Φ  = 0,90

    Mu = -83,1225kN.m

    d : (600  –  60 - 10) = 530 mm (digunakan selimut bersih = 60 mm)

    As = ( Mu . 106) / (Φ . fy. J . d)

    447,3966785mm2 

    As Min 1 = (0,25 . f’c0,5 . bw . d ) / fy

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    56/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    a = (As . Fy) / (0,85 . f’c . b eff )

    = 22,45201607mm

    C = a/ β1 

    = 26,41413655mm (< hf = 125 mm…OK!!!) 

    Ɛs = (0,003 . (d - c) / c

    = 0,05719504

    (Ɛs > 0,005 , maka penampang balok terkontrol Tarik)

    Pengecekan kapasitas penampang

    Φ  = 0,9 (penampang terkontrol Tarik)

    Mu = 1140,398133. 410 . ((530-30,759)/2) . 10-6 

    = 118,6553885kN.m

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    57/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Karena Smin < S < Smax, maka spasi aktual tul angan memenuhi syarat . 

    “ Jadi , tahanan momen negati f menggunakan tul angan 3 tul angan D-22 ”  

    Hasil desain tulangan momen Lentur

    Perencanaan tulangan transversal ( Sengkang )

    Dari hasil analisis struktur gedung dengan software ETABS , diperoleh nilai

    distribusi gaya geser terfaktor sepanjang balok dari pusat ke pusat tumpuan (5,5 m) Vu :

    Vu kiri = -83,78kN

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    58/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    7.3.2 Balok bentang panjang (L=5,5 m)

    Dari hasil analisis struktur dengan software ETABS, balok B3 (balokEksterior) memiliki gaya dalam momen terfaktor maksimum sebesar:

    Momen positif maks, Mu+  : 76,52kN.m

    Momen negatif maks, Mu-  : -113,9267kN.m

    Panjang Balok (L) : 5,5 m

    Torsi Maks (Tu) : 2,1775kN.m

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    59/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Lebar efektif balok (Balok L)

     

     

     Maka Beff  yang digunakan dalam perencanaan adalah : 858,3333333 mm

    Pengecekan kebutuhan tulangan torsi :

    Acp  = beff  . hf + bw . (h-hf)

    = (858,3333333 . 125 ) + 400 . (400-125)

    = 297291,6667 mm2 

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    60/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Perencanaan tulangan momen positif :

    Hf : 125 mm f’c  :30 Mpa

    Hw : 475 mm Fy : 410 Mpa

    H : 600 mm bw : 400 mm

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    61/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    As Min 1 = (0,25 . f’c0,5 . bw . d ) / fy

    = 708,0315987 mm

    2

     

    As Min 2 = (1,4 . bw . d) / fy

    = 723,902439 mm2 

    Digunakan 3 tul angan ul i r dengan diameter 22 mm .

    As = n( 0,25 . 3,14 . db2)

    = 4 (0,25 . 3,14 . 222 )

    =1140,398133 mm2  ( > As perlu = 723,902439 mm 2 …..OK!!!)

    Pengecekan penampang terkontrol tarik

    Dact = 600 - 60 - 10 - 22/2 = 519 mm

    β1 = 0,85

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    62/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Pengecekan kapasitas penampang

    Φ  = 0,9 (penampang terkontrol Tarik)Mu = 1140,398133. 410 . ((530-21,36211238)/2) . 10-6 

    = 118,910188 kN.m

    Mn = Φ . Mn 

    = 0,9 . 118,910188

    = 107,0191692kN.m

    Dikarenakan nilai Mn (107,0191692kN.m) > Mu (76,52kN.m) , maka besar penampang

    balok cukup untuk menahan momen Tari k yang terjadi . 

    Pengecekan spasi tulangan Tarik :

    S = (400 –  2.60 –  4.22) / 2 = 118mm (spasi aktual)

    S min = 25 mm = (>db = 22 mm)…OK!!! 

    Fs = 2/3.fy = 273,3333333Mpa

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    63/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Perencanaan tulangan momen negatif :

    Hf : 125 mm f’c  : 30 Mpa

    Hw : 475 mm Fy : 410 Mpa

    H : 600 mm bw : 400 mm

    Panjang bentang balok (pusat ke pusat tumpuan) , L1 = 5500 mm

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    64/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    As Min 2 = (1,4 . bw . d) / fy

    = 723,902439mm

    2

     

    Digunakan 4 tul angan ul i r dengan diameter 22 mm .

    As = n( 0,25 . 3,14 . db2)

    = 4 (0,25 . 3,14 . 222 )

    = 1520,531 mm2  ( > As perlu = 723,902439mm 2 …..OK!!!)

    Pengecekan penampang terkontrol tarik

    Dact = 600 –  60 - 10 - 22/2 = 519 mm

    β1 = 0,85

    a = (As . Fy) / (0,85 . f’c . beff )

    = 28,4828165mm

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    65/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Pengecekan spasi tulangan Tarik :

    S = (400 –  2.60 –  4.22) / 2 = 118 mm (spasi aktual)

    S min = 25 mm = > (db = 22 mm)

    Fs = 2/3.fy = 273,3333333Mpa

    Cc = 60 mm (selimut bersih)

    Smax = 380 (280/fs) -2,5 . Cc = 289,2682927mm

    Karena Smin < S < Smax, maka spasi aktual tul angan memenuhi syarat . 

    “ Jadi , tahanan momen negati f menggunakan tul angan 4 tul angan D-22 ”  

    Hasil desain tulangan momen Lentur

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    66/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Pengecekan kebutuhan sengkang

    Bw = 400 mm

    F’c  = 30 Mpa

    Fyt = 410 Mpa (BJTD 50)

    Φ  = 0,75

    Vc = 0,17 . λ . f’c0,5 . bw . d

    = 193,302245kN

    0,5 . φ . f’c  = 72,48834187kN

    Karena 0,5 . φ . f’c (=72,4883418kN) < Vu (=106,69kN) , maka dibutuhkan

    sengkang untuk membantu balok menahan gaya geser Vu.

    Pengecekan kecukupan penampang:

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    67/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Kebutuhan luasan sengkang

    Vs perlu = Vu / φ  –  Vc

    = 35,56333333kN

    Av/s = Vs perlu / (fyt . d )

    = 0,167128781 mm2/mm

    Kebutuhan sengkang :

    At/s = 0,28 mm2/mm

    (Av+t)/s perlu = (Av+t)/s +[2(At/s)]

    = 0,727128781mm2/mm

    (Av+t)/s min 1 = 0,062 . f’c0,5 . bw . s / fyt

    =0,331305352mm2/mm

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    68/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Smax 1 = 3 . Av . fyt / bw

    = 483,0198705mm

    Smax 2 = (1200 . Av . Fyt ) / (75 . f’c0,5 . bw)

    = 470,3304512mm

    Maka Smax yang digunakan dalam perencanaan adalah yang minimum , yaitu

    sebesar 216,0272523mm . sehingga karena s > smax , maka spasi sengkang perluadalah sebesar 2483,0198705mm. digunakan spasi sengkang s = 250 mm. 

    “Tahanan gaya geser menggunakan sengkang D10-250mm.”

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    69/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    BAB VIII

    PERENCANAAN KOLOM (COLUMN DESIGN)

    8.1 Umum

    Untuk penyederhanaan, kolom-kolom bangunan akan didesain dengan dimensi

    dan detail penulangan yang sama, menggunakan beban kolom terbesar (momen

     biaksial dan gaya aksial).Penggambaran diagram interaksi menggunakan  software SPColumn, dengan

     persyaratan lainnya akan dicek secara manual.

    8.2 Denah perencanaan kolom

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    70/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Kolom yang direncanakan adalah kolom C7, kolom interior yang berada pada

     bagian dalam gedung hotel lantai 1.

    8.3 Perencanaan Kolom

    Properti material dan dimensi kolom adalah sebagai berikut :

    Material Beton :

    F’c  = 30 MPa

    β1  = 0,85

    Ec = 25473 MPa

    Material Baja Tulangan :

    Fy = 410 MPa

    Es = 200000 MPa

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    71/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    72/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Gambar 8.3 : Diagram interaksi P-M

    P ( kN)

    M (283°) ( kNm)

    8000

    -3000

    900900

    (Pmax)(Pmax)

    (Pmin)(Pmin)

    1

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    73/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    Maka dari gambar diagram interaksi diatas dapat disimpulkan bahwa

     penulangan kolom diatas sudah memenuhi syarat kekuatan. Akan tetapi , masih ad

     persyaratan detail penulangan yang harus diperiksa secara manual.

    Pengecekan tahanan geser untuk perencanaan sengkang:

    Bw = 600 mm λ  = 1

    F’c  = 30 MPa |Pu| = 2569,8958kN

    Fyt = 410 MPa |Vu| =0,9359kN

    Φ  = 0,75

    Vc = 0,17 . λ [(1+Pu)/(14 . Ag)] . F’c0,5 . bw . d

    = 446,236042kN

    0,5 . φ . Vc = 167,3385158kN

    Dikarenakan 0,5 . φ . Vc (=167,3385158kN) > |Vu| (=0,9359kN) , maka tidak

    dibutuhkan sengkang untuk menahan gaya geser Vu. Namun, SNI mensyaratkan (SNI

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    74/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    BAB IX

    PENUTUP

    9.1 Kesimpulan

    Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh kombinasi beban

    yang dibantu dengan  software ETABS, maka dari perencanaan struktur bangunan

    hotel 8 lantai ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

      Dari perhitungan kontrol masing-masing elemen aksial dan momen yang

    menggunakan mutu beton f’c  = 30 MPa dan mutu tulangan f y  = 410 MPa,

    diperoleh bahwa desain masing-masing elemen telah memenuhi syarat dan aman

    digunakan untuk portal gedung 8 lantai.

      Balok menggunakan dimensi 600.400 mm, dengan tulangan momen negatif 3D22,

    tulangan momen positif 2D19 dan sengkang D10-270 untuk balok interior.

    Sedangkan untuk balok eksterior balok menggunakan dimensi 600.400 mm,

    dengan tulangan momen negatif 4D22, tulangan momen positif 4D22 dan

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    75/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

    DAFTAR PUSTAKA

    Asroni, H. A. (2010). “ Balok dan Pelat Beton Bertulang ”. Yogyakarta: Graha Ilmu

    Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2002). “SNI 07-2052-2002 Baja Tulangan Beton”.

    Jakarta: Badan Standarisasi Nasional

    Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2012). “SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan

     Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung ”. Jakarta:

    Badan Standarisasi Nasional

    Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2013). “SNI 03-2847-2013 Persyaratan Beton

    Struktural untuk Bangunan Gedung ”. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional 

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    76/102

    DESAIN STRUKTUR BETON II 2015

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    77/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Diagram V2 dan M3 Balok Bentang Pendek (Interior) B11 –  Lantai 1 Diagram V3 dan M2 Balok Bentang Pendek (Interior) B11 –  Lantai 1 

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    78/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Diagram Axial P dan T Balok Bentang Pendek (Interior) B11 –  Lantai 1

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    79/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Diagram V2 dan M3 Balok Bentang Panjang (Eksterior) B18-Lantai 1

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    80/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Diagram V3 dan M2 Balok Bentang Panjang (Eksterior) B18-Lantai 1

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    81/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Diagram Axial P dan T Balok Bentang Panjang (Eksterior) B18-Lantai 1

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    82/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Diagram V2 dan M3 Kolom (C6)  –  Lantai 1

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    83/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Diagram V3 dan M2 Kolom (C6)  –  Lantai 1

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    84/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Diagram Axial P dan T Kolom (C6)  –  Lantai 1

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    85/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Diagram Shell Forces M-11 (My)

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    86/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Diagram Shell Forces M-22 (Mx)

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    87/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Diagram Shell Forces M-12 (Mxy)

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    88/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Tampak Samping Kiri

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    89/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Tampak Samping Kanan

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    90/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Tampak Depan

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    91/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Tampak Belakang

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    92/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Tampak Atas Pelat Lantai 1 –  4

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    93/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Tampak Atas Pelat Lantai 5 –  Atap

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    94/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Detail Tulangan Kolom dengan  software SPColumn ( 20-D22  )

    y

    x

     

    600 mm

    600 mm

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    95/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    P-M Diagram - Full

    P ( kN)

    M (283°) ( kNm)

    8000

    -3000

    900-900

    (Pmax)(Pmax)

    (Pmin)(Pmin)

    1

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    96/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    Mx –  My Diagram

    My ( kNm)

    Mx ( kNm)

    P = -2569 k N

    1000

    -1000

    1000-10001

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    97/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    P-M Diagram (M Positive)

    P ( kN)

    M (283°) ( kNm)

    8000

    -3000

    9000

    (Pmax)

    (Pmin)

    1

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    98/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

    P-M Diagram (M Negative)

    P ( kN)

    M (283°) ( kNm)

    8000

    -3000

    0-900

    (Pmax)

    (Pmin)

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    99/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    100/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    101/102

    ERIK AZARYA GINTING (1207113566)

      DESAIN STRUKTUR BETON II

  • 8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf

    102/102