TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
-
Upload
juna-windwhisper -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
1/102
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS RIAU
Kampus Bina Widya Km.12,5 Simpang Baru – Pekanbaru
TUGAS DESAIN
STRUKTUR BETON 2TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS RIAU
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
2/102
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN DESAIN STRUKTUR BETON 2
DISUSUN OLEH:
ERIK AZARYA GINTING
NIM 1207113566
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
3/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat danhidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas “DESAIN STRUKTUR BETON 2” ini
dengan tepat pada waktunya
Tidak lupa ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis kepada Bapak Dr.
Zulfikar Djauhari ST,MT. selaku dosen pembimbing , Heru Nurcahyo sebagai asisten
laporan, dan teman - teman yang ikut membantu serta pihak – pihak lainnya yang tidak
bisa penulis ucapkan namanya satu persatu
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat pada pihak – pihak yang
membacanya serta untuk penulis sendiri. Laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat ditunggu
Pekanbaru, Desember 2015
Pe li
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
4/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Lembar Pengesahan
Lembar Asistensi
Lembar Soal
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Permasasalahan
1.3 Tujuan
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1 Pengertian Beton Bertulang
2.2 Material pembentuk beton bertulang
2 3 P l t L t i Mi i
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
5/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
BAB V ANALISA STUKTUR
5.1 Perencanaan Balok
5.1.1 Balok Bentang panjang
5.1.2 Balok Bentang pendek
5.2 Perencanaan Kolom
5.3 Perencanaan Pelat Lantai
BAB VI PERENCANAAN PELAT LANTAI
6.1 Umum
6.2 Notasi dalam perencanaan pelat
6.3 Perencanaan pelat lantai
BAB VII PERENCANAAN BALOK
7.1 Perencanaan balok
7.2 Gambar denah balok rencana
7.3 Perencanaan Balok
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
6/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemakaian material beton dalam infrastruktur di Indonesia telah ada sejak
waktu yang lama, umumnya material baja ini di gunakan pada bangunan, namun
pada masa sekarang telah banyak yang menggunakan struktur baja pada
pembangunan bangunan lainnya.
Struktur beton adalah suatu jenis beton yang berdasarkan pertimbangan
kekuatan dan sifatnya, cocok sebagai pemikul beban. Struktur beton banyak
digunakan sebagai kolom dan balok pada bangunan bertingkat, pembangunan
rumah, kantor, ruko, , pondasi , berbagai jenis lainnya.
Pengguna beton di bidang konstruksi di bidang sangat diminati karena beton
memiliki sifat menguntungkan, seperti;
1.
Mempunyai kekuatan tekan yang cukup tinggi
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
7/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
1.2 Permasalahan
Dalam perencanaan struktur gedung, yang paling utama adalah kemampuan
struktur untuk menahan beban, yang dalam hal ini adalah struktur beton. Untuk
mampu melayani pembebanan yang terjadi, maka perencanaan harus dilakukan
sebaik mungkin dan harus sesuai dengan Standar Perencanaan Beton SNI 03-2847-
2013 . Adapun data-data tugas pada desain ini yaitu sebagai berikut :
1. Gedung Rumah Sakit terbuat dari konstruksi beton bertulang.
2.
Bangunan menggunakan sistem rangka.
3. Klasifikasi situs proyek adalah tanah sedang, berlokasi di Pekanbaru.
4.
Mutu beton fc’ = 30 MPa (Beton K-300).5.
Mutu baja tulangan BJTD 50 (fy = 410 MPa.; Fu=620 Mpa)
6. Perencanaan meliputi balok, kolom, dan pelat lantai.
Perhitungan konstruksi beton bertulang mengacu pada metode ultimit sesuai
d k t t SNI 03 2847 2013 P t P b b I d i t k
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
8/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Pengertian Beton Bertulang
Pada dasarnya beton bertulang merupakan gabungan logis dari dua jenisbahan/material yaitu beton polos dan tulangan baja. Beton polos merupakan bahan yang
memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi memiliki kekuatan tarik yang rendah.
Sedangkan tulangan baja akan memberi kekuatan tarik yang besar sehingga tulangan
baja akan memberi kekuatan tarik yang diperlukan.
Dengan adanya kelebihan masing-masing elemen tersebut, maka konfigurasi
antara beton dan tulangan baja diharapkan dapat saling bekerjasama dalam menahan
gaya-gaya yang berkerja dalam struktur tersebut, dimana gaya tekan ditahan oleh
beton, dan tarik ditahan oleh tulangan baja.
Baja dan beton dapat bekerja sama atas dasar beberapa hal :
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
9/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
2.2.1 Semen
Semen merupakan suatu jenis bahan yang memiliki sifat yang adesif dan
kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen minera l menjadi suatu
massa yang padat. Dalam hal ini bahan semen akan menjadi keras karena adanya
faktor air, yang kemudian dinamakan semen hidraulis (Hydraulic Cement).
Semen hidrolik yang biasa digunakan pada beton adalah semen Portland
(Portland Cement) yang umumnya membutuhkan sekitar 14 hari untuk mencapai
kekuatan yang cukup dan membutuhkan waktu 28 hari untuk mencapai kekuatan
rencana.
2.2.2 Agregat
Pada material beton, agregat memenuhi sekitar 75 % dari isi total beton,
sehingga perilaku beton sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat agregat. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya agregat biasanya terdiri dari 2 macam yaitu agregat
halus yang umumnya berupa pasir dan agregat kasar yang pada umumnya berupa
kerikil.
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
10/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Meninggikan daya tahan terhadap kemunduran mutu akibat siklus dari pembekuan-
pencairan.
Meninggikan kelayanan tanpa menambahkan kadar air
Mempercepat perkembangan kekuatan pada usia dini
Memperlambat perkembangan
Meninggikan kekuatan.
2.3 Pelat Lantai minimum
Pada SNI 03-2847-2013 tebal minimum pelat sudah ditentukan, yaitu dengan
rumus yang terlampir pada gambar dibawah:
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
11/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
2.4 Beban
2.4.1 Beban Mati
Beban terdiri dari beban mati dan beban hidup. Beban mati terdiri dari beban mati struktur
dan beban mati tambahan. Beban mati struktur seperti berat sendiri dari beton maupun baja
yang terpasang pada struktur suatu bangunan. Beban mati tambahan seperti pemasangan
waterproof , berat plester , mechanical dan electrical , plafond dan penggantung. Menurut
PPIUG tahun 1983, beban mati dan beban hidup sudah diatur standarnya , seperti pada
gambar yang dilampirkan dibawah ini:
Gambar 2.1 : Beban Mati bahan ban unan Sumber : PPIUG 1983
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
12/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Gambar 2.3 : Beban Mati Kom onen edun Sumber : PPIUG 1983
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
13/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
14/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Pada perencanaan ini ada yang dikenal dengan Faktor keutamaan gempa,
yaitu:
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
15/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Sistem penahan gaya gempa yang berbeda diijinkan untuk digunakan., untuk
menahan gaya gempa dimasing – masing arah kedua sumbu orthogonal struktur.
Sehingga nilai R,Cd, dan Ωo diatur pada tabel berikut:
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
16/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
T b l 2 5 Di ib i b b ( b SNI 1726 2012)
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
17/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LL
3. 1,2 DL + LL + Fx + 0,3 Fy
4. 1,2 DL + LL + Fx - 0,3 Fy
5.
1,2 DL + LL - Fx + 0,3 Fy
6. 1,2 DL + LL - Fx - 0,3 Fy
7. 1,2 DL + LL + 0,3 Fx + Fy
8.
1,2 DL + LL + 0,3 Fx - Fy
9. 1,2 DL + LL - 0,3 Fx + Fy
10. 1,2 DL + LL - 0,3 Fx - Fy
11. 0,9 DL + Fx + 0,3 Fy
12. 0,9 DL + Fx - 0,3 Fy
13. 0,9 DL - Fx + 0,3 Fy
14.
0,9 DL - Fx - 0,3 Fy
15. 0,9 DL + 0,3 Fx + Fy
16. 0,9 DL + 0,3 Fx - Fy
17. 0,9 DL - 0,3 Fx + Fy
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
18/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
BAB III
DESAIN PENDAHULUAN (PRELIMINARY DESIGN)
3.1 Dimensi Balok
Untuk menetukan ukuran balok yang akan direncanakan, SNI 03-2847-2013
telah mensyaratkan tebal minimum yang harus dipakai menurut tabel berikut ini :
Bangunan hotel ini dibangun menggunakan 2 tipe balok yaitu Balok induk
Tabel 3.1 Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila
lendutan tidak dihitung (Sumber : SNI 03-2847-2013)
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
19/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
maka, dicoba h = 90.91 mm
Kontrol terhadap tebal pelat diatur dalam SNI pasal 9.5.3.3 :
Kemudian dihitung faktor αtm :
Untuk menentukan daerah yang digunakan untuk menghitung I b dan Is , sesuai dengan
gambar berikut ini
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
20/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
21/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
()
No Luas (mm2) y (mm) y-yc (mm)Io = 1/12 bh3
(mm4)A(y-yc)2
(mm4)
1 473611,111 258,333 -423,373 10535654578 84892114746
2 206666,667 341,667 -340,039 4597376543 23896183505
∑
Maka,
Gambar Luasan untuk menenukan I b:
181 81
490,90 mm
90,9 mm A1
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
22/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Tabel perhitungan I b untuk pelat A-B-1-2 :
Tabel Perhitungan α untuk pelat A-B-1-2 :
No Ib Is α
α1 169258701,2 75954861,11 2,228
α2 169258701,2 130208333,3 1,300
α3 182313839,2 132619598,8 1,375
α4 182313839,2 241126543,2 0,756
Karena 0.2 < αm < 2, maka berdasarkan SNI rumus (9-12):
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
23/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Tabel perhitungan Is untuk pelat B-C-2-3:
No b (mm) h (mm) Is (mm4)1 & 3 2750 83,33333333 132619598,8
2 & 4 5000 83,33333333 241126543,2
Tabel perhitungan titik pusat luasan balok (yc) untuk pelat B-C-2-3 :
Tabel perhitungan Ib untuk pelat B-C-2-3 :
Tabel perhitungan α untuk pelat B-C-2-3 :
No. Balok No. Luasan Luas (mm2) y (mm) y-yc (mm)Io = 1/12 bh3
(mm4)
A (y-yc)2
(mm4)
Ib =
Σ(Io+Ay2)1 47222,22222 41,66666667 -34,48275862 27327674,9 56150085,88
2 33333,33333 125 48,85057471 19290123,46 79545954,991, 2, 3 & 4 182313839,2
No Ib Is α
α1 182313839,22 132619598,77 1,375
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
24/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
25/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
b. Baja
o Kuat tarik baja tulangan, BJTD 50 (f y) = 410 Mpa
o Modulus elastisitas baja, (Es) = 200.000 Mpa
o Rasio Poisson (vs) = 0,3
o Berat jenis baja = 7850 kg/m3
3.5
Denah Bangunan
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
26/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
3.6
Data Perencanaan Lainnya
Data-data perencanaan lainnya yang diperlukan dalam desain bangunan ini
adalah :
a) Lokasi : Kota Makasar,
b) Jenis Tanah : Tanah Keras
c)
Kategori : Bangunan Rumah Sakit
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
27/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
BAB IV
PEMBEBANAN (LOAD IDENTIFICATION)
4.1 Standar Pembebanan
Pembebanan diambil dari ketentuan yang tercantum dalam Peraturan
Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) tahun 1983 dan Standar Nasional
Indonesia (SNI) 03-2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung. Persyaratan gempa ditentukan berdasarkan SNI 03-1726-2012.
4.2 Pembebanan
4.2.1 Beban Hidup
Menurut PPIUG tahun 1983, beban hidup adalah semua beban akibat
penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan kedalamnya termasuk beban -
beban pada lantai yang berasal dari barang – barang yang dapat berpindah,
mesin – mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
28/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
A. Atap
o Plesteran : 52.5 Kg/m2
o Water Proof : 5.00 Kg/m2
o Mechanical & Electrical : 25.00 Kg/m2
o Plafond & Penggantung : 18.00 Kg/m2
o Total : 100.50 Kg/m2 = 1.005 kN/m2
B.
Lantai 1 -6
o Plesteran : 52.5 Kg/m2
o Keramik : 24.00 Kg/m2
o Mechanical & Electrical : 25.00 Kg/m2
o Plafond & Penggantung : 18.00 Kg/m2
o Total : 119.50 Kg/m2 = 1.195 kN/m2
C. Balok Tepi Struktur
o Pasangan dinding bata merah : 250.00 Kg/m2
o Tinggi dinding (3.2 m) : 825.00 Kg/m2
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
29/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
No Lantai
Berat
(W)
(Kg)
Tinggi
Bangunan
(Hi) (m)
Wi x Hi^k
(Kg)
Cvx Fx (Kg)
1 Atap 139324,8 3,2 659035,485 0,108 5200,904
3 6 180796,8 3,2 855206,7312 0,140 6749,027
4 5 180796,8 3,2 855206,7312 0,140 6749,027
5 4 196203,6 3,2 928084,1221 0,152 7324,153
6 3 198968,4 3,2 941162,2052 0,154 7427,361
7 2 198968,4 3,2 941162,2052 0,154 7427,3618 1 198968,4 3,2 941162,2052 0,154 7427,361
Jumlah 1294027 22,4 6121019,685
Nilai K diperoleh dari hasil interpolasi dari data pada SNI 1726 – 2012.
Sehingga diperoleh nilai K sebesar 1.336. Cvx diselesaikan dengan persamaan seperti
dibawah ini pada SNI 1726-2012.
Namun sebelum dapat memperoleh nilai Cvx maka harus diketahui terlebih
dahulu variabel – variabel yang akan digunakan seperti V. yang diperoleh dengan
persamaan yang telah ditetapkan pada SNI 1726 – 2012 seperti :
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
30/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
BAB V
ANALISIS STRUKTUR
5.1 Perencanaan Balok
Menurut software ETABS, diperoleh data – data yang akan digunakan sebagai
dasar perencanaan Balok Interior ( Balok B11 pada Lantai 1) dan Balok Eksterior
(Balok B18 pada lantai 1), yaitu sebagai berikut:
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
31/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
32/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
5.1.2 Balok Bentang Panjang (L=6,0 m) / Balok Eksterior (B3)
Menurut software ETABS yang digunakan, diperoleh data – data yang
digunakan untuk dasar perencanaan Balok B3 yaitu :
Mu+ = 76,52kN.m hf = 125 mm
Mu- = -113,9267kN.m bw = 400 mm
L = 5,5 m h = 600 mm
T = 2,1775kN.m F’c = 30 MP
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
33/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
5.2 Perencanaan Kolom
Menurut software ETABS yang digunakan, diperoleh data – data yang
digunakan untuk dasar perencanaan yaitu kolom C7 memiliki gaya aksial yang lebih
besar dari kolom lainnya, sehingga kolom C7 (Lantai 1) digunakan sebagai
perencanaan, yaitu dengan data – data sebagai berikut :
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
34/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Material Baja Tulangan :
Fy = 410 MPa
Es = 200000 MPa
Dimensi Kolom :
b = 600 mm
h = 600 mm
Dari hasil analisa software ETABS , kolom C7 memiliki gaya dalam paling
besar , yaitu :
Gaya aksial (Pu) =-2569,8958kN
Momen lentur arah x (Mux) = 0,4027kN.m
Momen lentur arah y (Muy) = -1,7302kN.m
Gaya Geser (Vu) = 0,9359kN
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
35/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Properti material dan dimensi pelat lantai adalah sebagai berikut:
Material Beton Material Baja Tulangan Dimensi Lantai
f’c = 30 MPa f y = 410 MPa hf = 125 mm
1 = 0,85 Es = 200000 MPa bw = 1000 mm
Ec = 23453 MPa
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
36/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
BAB VI
PERENCANAAN PELAT LANTAI (FLOOR SLAB DESIGN)
6.1 Umum
Untuk penyederhanaan, desain pelat lantai 1 sampai Lantai Atap akan
disamakan dengan mengambil gaya dalam terbesar.
6.2 Notasi dalam perencanaan pelat lantai
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
37/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
6.3.1 Perencanaan Pelat 4 – 3 – A – B
a.
Perencanaan Tulangan arah X
Lebar strip 1 (SNI Pasal 13.2.1):
W1 = W5 = 0,25 . l = 0,25 . 2750 =687,5mm
STRIP 1 STRIP 2 STRIP 3 STRIP 4 STRIP 5
A A' B
5 , 5 m
3,0 m 3,0 m
4
3
2.75 m 2.75 m
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
38/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Digunakan tulangan dengan diameter 8 mm
A b = 0,25 . . d b2 = 50,265 mm2
d = 125 - 20 - 8/2 = 101 mm (20 mm = selimut bersih)
Menghitung Luasan Tulangan Perlu
C1 = f y2/(1,7 . f’c . bw) = 5,67
C2 = -f y . d = -49490,00
C3 = Mu/ = 9025555,56 ( = 0,9)
As perlu = [-C2 - (C22 - 4 . C1 . C3)0,5] / (2 . C1) = 221,87mm2
a = (As perlu . f y) / (0,85 . f’c . bw) 3,567mm2
c = a/1 = 4,197mm (1 = 0,85)
s = [0,003 . (dt - c)] / c = 0,069 ( s > 0,005 ... = 0,9 )
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
39/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Untuk perhitungan strip seterusnya dilanjutkan pada table dibawah ini :
Properti Satuan Strip 1 Strip 2 Strip 3 Strip 4 Strip 5
|Mx| kN.m 1,711 3,574 4,523 3,512 7,248
|Mxy| kN.m 1,232 1,204 0,3 1,053 0,875
Mu=Mux kN.m 2,943 4,778 4,823 4,565 8,123
db mm 8 8 8 8 8
Ab mm2 50,265 50,265 50,265 50,265 50,265
D mm 101 101 101 101 101C1 3,30 3,30 3,30 3,30 3,30
C2 -41410,00 -41410,00 -41410,00 -41410,00 -41410,00
C3 3270000,00 5308888,89 5358888,89 5072222,22 9025555,56
As perlu mm2 79,47 129,54 130,77 123,71 221,87
As min mm2 344,88 344,88 344,88 344,88 344,88
As mm2 344,88 344,88 344,88 344,88 344,88
S perlu mm 145,75 145,75 145,75 145,75 145,75
S max mm 250 250 250 250 250
S Aktual mm 150 150 150 150 150
b. Perencanaan Tulangan arah Y
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
40/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Lebar strip 3:
W3 = 2 . 0,25 . l = 2 . 0,25 . . 2750= 1375 mm
Lebar strip 2 dan strip 4 (SNI Pasal 13.2.2):
W2 = W4 = 2750 – 687,5 -687,5= 1375 mm
Contoh Perhitungan untuk Strip 1
|my| = 4,12 kN.m
|mxy | = 1,232kN.m
Mu = mrx + |mxy | = 5,352N.m
Digunakan tulangan dengan diameter 8 mm
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
41/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
As min 1 = (0,0018 . 420 / f y) . bw . hs = 192,8571429mm2 SNI Pasal 7.12.2.1
As min 2 = (1,4 . bw . d)/f y = 288,5714286mm2 SNI Pasal 10.5.1
As min 3 = (0,25 . f’c0,5 . bw . d)/f y = 257,1372388mm
2 SNI Pasal 10.5.1
Karena As min 2 > As perlu dan As min lainnya, maka As = As min 2 = 288,571mm2
Menentukan Spasi Tulangan
s perlu = bw/(As/A b) = 174,1873154mm
smax = 2 . hs = 250 mm (< 450 mm) SNI Pasal 13.3.2
Maka digunakan tul angan di ameter 8 mm dengan spasi sebesar 200 mm .
Untuk perhitungan strip seterusnya dilanjutkan pada table dibawah ini :
Properti Satuan Strip 1 Strip 2 Strip 3 Strip 4 Strip 5
|My| kN.m 4,12 1,461 6,51 2,58 2,244
|Mxy| kN.m 1,232 1,204 0,3 1,053 0,875
Mu=Mux kN.m 5,352 2,665 6,81 3,633 3,119
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
42/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
6.3.2 Perencanaan Pelat 3 – 2 – A – B
a.
Perencanaan Tulangan arah X
STRIP 1 STRIP 2 STRIP 3 STRIP 4 STRIP 5
A A' B
5 , 5 m
3
2
5
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
43/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Contoh Perhitungan untuk Strip 1
|mx| = 3,91kN.m
|mxy | = 0,908kN.m
Mu = mrx + |mxy | = 4,808kN.m
Digunakan tulangan dengan diameter 8 mm
A b = 0,25 . . d b2 = 50,265 mm2
d = 125 - 20 - 8/2 = 101 mm (20 mm = selimut bersih)
Menghitung Luasan Tulangan Perlu
C1 = f y2/(1,7 . f’c . bw) = 3,30
C2 = -f y . d = -41410
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
44/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Menentukan Spasi Tulangan
s perlu = bw/(As/A b) = 145,7485701mm
smax = 2 . hs = 250 mm (< 450 mm) SNI Pasal 13.3.2
Maka digunakan tul angan di ameter 8 mm dengan spasi sebesar 200 mm .
Untuk perhitungan strip seterusnya dilanjutkan pada table dibawah ini :
Properti Satuan Strip 1 Strip 2 Strip 3 Strip 4 Strip 5
|Mx| kN.m 3,9 6,6 8,2 6,4 3,7
|Mxy| kN.m 0,908 0,809 0,303 0,76 0,75
Mu=Mux kN.m 4,808 7,409 8,503 7,16 4,45
db mm 8 8 8 8 8
Ab mm2 50,265 50,265 50,265 50,265 50,265
D mm 101 101 101 101 101
C1 3,30 3,30 3,30 3,30 3,30
C2 -41410,00 -41410,00 -41410,00 -41410,00 -41410,00
C3 5342222,22 8232222,22 9447777,78 7955555,56 4944444,44
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
45/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
b. Perencanaan Tulangan arah Y
Lebar strip 1 (SNI Pasal 13.2.1):
STRIP 1 STRIP 2 STRIP 3 STRIP 4 STRIP 5
A A' B
5 , 5 m
3,0 m 3,0 m
3
22.75 m 2.75 m
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
46/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Digunakan tulangan dengan diameter 8 mm
A b = 0,25 . . d b2 = 50,265 mm2
d = 125 - 20 - 8/2 = 101 mm (20 mm = selimut bersih)
Menghitung Luasan Tulangan Perlu
C1 = f y2/(1,7 . f’c . bw) = 5,67
C2 = -f y . d = -49490,00
C3 = Mu/ = 8342222,22 ( = 0,9)
As perlu = [-C2 - (C22 - 4 . C1 . C3)0,5] / (2 . C1) = 171,95mm2
a = (As perlu . f y) / (0,85 . f’c . bw) = 4,983mm2
c = a/1 = 5,862mm (1 = 0,85)
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
47/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Untuk perhitungan strip seterusnya dilanjutkan pada table dibawah ini :
Properti Satuan Strip 1 Strip 2 Strip 3 Strip 4 Strip 5
|My| kN.m 6,6 4,4 4,2 4,1 8,6
|Mxy| kN.m 0,908 0,809 0,303 0,76 0,75
Mu=Mux kN.m 7,508 5,209 4,503 4,86 9,35
db mm 8 8 8 8 8
Ab mm2 50,265 50,265 50,265 50,265 50,265
D mm 101 101 101 101 101C1 5,67 5,67 5,67 5,67 5,67
C2 -49490,00 -49490,00 -49490,00 -49490,00 -49490,00
C3 8342222,22 5787777,78 5003333,33 5400000,00 10388888,89
As perlu mm2 171,95 118,56 102,30 110,51 215,23
As min mm2 288,57 288,57 288,57 288,57 288,57
As mm2 288,571 288,57 288,57 288,57 288,57
S perlu mm 174,19 174,19 174,19 174,19 174,19
S max mm 250 250 250 250 250
S Aktual mm 200 200 200 200 200
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
48/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
BAB VII
PERENCANAAN BALOK (BEAM DESIGN)
7.1 Perencanaan balok
Untuk penyederhanaan, balok yang akan direncanakan adalah balok dengan
gaya dalam yang terbesar dengan dua bentang yang berbeda. Dalam keruntuhan balok
yang paling mempengaruhi adalah gaya momen, maka dalam perencanaan balok ini
didasarkan pada balok dengan gaya momen terbesar. Desain balok mencakup desain
tulangan lentur (longitudinal bar) dan tulangan transversal / sengkang (stirrups).
7.2 Gambar Denah Balok Rencana
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
49/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
7.3 Perencanaan Balok
Gambar 7.2 : Balok T dan Balok L
Dalam pelaksanaannya di lapangan, balok hampir selalu dicor monolit
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
50/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
51/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Lebar efektif (Balok T)
Maka Beff yang digunakan dalam perencanaan adalah : 816,6666667 mm
Pengecekan kebutuhan tulangan torsi :
Acp = beff . hf + bw . (h-hf)
= (816,66 . 125 ) + 400 . (400-125)
= 292083,3333mm2
Pcp = beff . 2hf . + (beff – bw) + 2(h-hf) + bw
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
52/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Perencanaan tulangan momen positif :
Hf : 125 mm f’c : 30 Mpa
Hw : 475 mm Fy : 410 Mpa
H : 600 mm bw : 400 mm
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
53/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
As Min 1 = (0,25 . f’c0,5 . bw . d ) / fy
= 708,0315987mm
2
As Min 2 = (1,4 . bw . d) / fy
= 723,902439mm2
Digunakan 2 tul angan ul i r dengan diameter 22 mm .
As = n( 0,25 . 3,14 . db2)
= 2 (0,25 . 3,14 . 222 )
= 760,2654222mm2 ( > As perlu = 605,7143 mm 2 …..OK!!!)
Pengecekan penampang terkontrol tarik
Dact = 600 – 60 - 10 - 22/2 = 519 mm
β1 = 0,85
a = (As . Fy) / (0,85 . f’c . b eff )
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
54/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Dikarenakan nilai Mn (72,243 kN.m) > Mu (47,21kN.m) , maka besar penampang
balok cukup untuk menahan momen Tari k yang terjadi .
Pengecekan spasi tulangan Tarik :
S = (400 – 2.60 – 2.22) / 2 = 118 mm (spasi aktual)
S min = 25 mm = (>db = 22 mm)…OK!!!
Fs = 2/3.fy = 273,3333333Mpa
Cc = 60 mm (selimut bersih)
Smax = 380 (280/fs) - 2,5.Cc = 239,2682927mm
Karena Smin < S < Smax, maka spasi aktual tul angan memenuhi syarat .
“ Jadi , tahanan momen posi ti f menggunakan tul angan 2 tulangan D -22 ”
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
55/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Jarak (pusat ke pusat antar balok) , L2 = 5000 mm
Beff = 816,6667mm
Perkiraan Tulangan :
J = 0,95
Φ = 0,90
Mu = -83,1225kN.m
d : (600 – 60 - 10) = 530 mm (digunakan selimut bersih = 60 mm)
As = ( Mu . 106) / (Φ . fy. J . d)
447,3966785mm2
As Min 1 = (0,25 . f’c0,5 . bw . d ) / fy
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
56/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
a = (As . Fy) / (0,85 . f’c . b eff )
= 22,45201607mm
C = a/ β1
= 26,41413655mm (< hf = 125 mm…OK!!!)
Ɛs = (0,003 . (d - c) / c
= 0,05719504
(Ɛs > 0,005 , maka penampang balok terkontrol Tarik)
Pengecekan kapasitas penampang
Φ = 0,9 (penampang terkontrol Tarik)
Mu = 1140,398133. 410 . ((530-30,759)/2) . 10-6
= 118,6553885kN.m
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
57/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Karena Smin < S < Smax, maka spasi aktual tul angan memenuhi syarat .
“ Jadi , tahanan momen negati f menggunakan tul angan 3 tul angan D-22 ”
Hasil desain tulangan momen Lentur
Perencanaan tulangan transversal ( Sengkang )
Dari hasil analisis struktur gedung dengan software ETABS , diperoleh nilai
distribusi gaya geser terfaktor sepanjang balok dari pusat ke pusat tumpuan (5,5 m) Vu :
Vu kiri = -83,78kN
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
58/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
7.3.2 Balok bentang panjang (L=5,5 m)
Dari hasil analisis struktur dengan software ETABS, balok B3 (balokEksterior) memiliki gaya dalam momen terfaktor maksimum sebesar:
Momen positif maks, Mu+ : 76,52kN.m
Momen negatif maks, Mu- : -113,9267kN.m
Panjang Balok (L) : 5,5 m
Torsi Maks (Tu) : 2,1775kN.m
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
59/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Lebar efektif balok (Balok L)
Maka Beff yang digunakan dalam perencanaan adalah : 858,3333333 mm
Pengecekan kebutuhan tulangan torsi :
Acp = beff . hf + bw . (h-hf)
= (858,3333333 . 125 ) + 400 . (400-125)
= 297291,6667 mm2
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
60/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Perencanaan tulangan momen positif :
Hf : 125 mm f’c :30 Mpa
Hw : 475 mm Fy : 410 Mpa
H : 600 mm bw : 400 mm
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
61/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
As Min 1 = (0,25 . f’c0,5 . bw . d ) / fy
= 708,0315987 mm
2
As Min 2 = (1,4 . bw . d) / fy
= 723,902439 mm2
Digunakan 3 tul angan ul i r dengan diameter 22 mm .
As = n( 0,25 . 3,14 . db2)
= 4 (0,25 . 3,14 . 222 )
=1140,398133 mm2 ( > As perlu = 723,902439 mm 2 …..OK!!!)
Pengecekan penampang terkontrol tarik
Dact = 600 - 60 - 10 - 22/2 = 519 mm
β1 = 0,85
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
62/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Pengecekan kapasitas penampang
Φ = 0,9 (penampang terkontrol Tarik)Mu = 1140,398133. 410 . ((530-21,36211238)/2) . 10-6
= 118,910188 kN.m
Mn = Φ . Mn
= 0,9 . 118,910188
= 107,0191692kN.m
Dikarenakan nilai Mn (107,0191692kN.m) > Mu (76,52kN.m) , maka besar penampang
balok cukup untuk menahan momen Tari k yang terjadi .
Pengecekan spasi tulangan Tarik :
S = (400 – 2.60 – 4.22) / 2 = 118mm (spasi aktual)
S min = 25 mm = (>db = 22 mm)…OK!!!
Fs = 2/3.fy = 273,3333333Mpa
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
63/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Perencanaan tulangan momen negatif :
Hf : 125 mm f’c : 30 Mpa
Hw : 475 mm Fy : 410 Mpa
H : 600 mm bw : 400 mm
Panjang bentang balok (pusat ke pusat tumpuan) , L1 = 5500 mm
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
64/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
As Min 2 = (1,4 . bw . d) / fy
= 723,902439mm
2
Digunakan 4 tul angan ul i r dengan diameter 22 mm .
As = n( 0,25 . 3,14 . db2)
= 4 (0,25 . 3,14 . 222 )
= 1520,531 mm2 ( > As perlu = 723,902439mm 2 …..OK!!!)
Pengecekan penampang terkontrol tarik
Dact = 600 – 60 - 10 - 22/2 = 519 mm
β1 = 0,85
a = (As . Fy) / (0,85 . f’c . beff )
= 28,4828165mm
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
65/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Pengecekan spasi tulangan Tarik :
S = (400 – 2.60 – 4.22) / 2 = 118 mm (spasi aktual)
S min = 25 mm = > (db = 22 mm)
Fs = 2/3.fy = 273,3333333Mpa
Cc = 60 mm (selimut bersih)
Smax = 380 (280/fs) -2,5 . Cc = 289,2682927mm
Karena Smin < S < Smax, maka spasi aktual tul angan memenuhi syarat .
“ Jadi , tahanan momen negati f menggunakan tul angan 4 tul angan D-22 ”
Hasil desain tulangan momen Lentur
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
66/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Pengecekan kebutuhan sengkang
Bw = 400 mm
F’c = 30 Mpa
Fyt = 410 Mpa (BJTD 50)
Φ = 0,75
Vc = 0,17 . λ . f’c0,5 . bw . d
= 193,302245kN
0,5 . φ . f’c = 72,48834187kN
Karena 0,5 . φ . f’c (=72,4883418kN) < Vu (=106,69kN) , maka dibutuhkan
sengkang untuk membantu balok menahan gaya geser Vu.
Pengecekan kecukupan penampang:
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
67/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Kebutuhan luasan sengkang
Vs perlu = Vu / φ – Vc
= 35,56333333kN
Av/s = Vs perlu / (fyt . d )
= 0,167128781 mm2/mm
Kebutuhan sengkang :
At/s = 0,28 mm2/mm
(Av+t)/s perlu = (Av+t)/s +[2(At/s)]
= 0,727128781mm2/mm
(Av+t)/s min 1 = 0,062 . f’c0,5 . bw . s / fyt
=0,331305352mm2/mm
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
68/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Smax 1 = 3 . Av . fyt / bw
= 483,0198705mm
Smax 2 = (1200 . Av . Fyt ) / (75 . f’c0,5 . bw)
= 470,3304512mm
Maka Smax yang digunakan dalam perencanaan adalah yang minimum , yaitu
sebesar 216,0272523mm . sehingga karena s > smax , maka spasi sengkang perluadalah sebesar 2483,0198705mm. digunakan spasi sengkang s = 250 mm.
“Tahanan gaya geser menggunakan sengkang D10-250mm.”
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
69/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
BAB VIII
PERENCANAAN KOLOM (COLUMN DESIGN)
8.1 Umum
Untuk penyederhanaan, kolom-kolom bangunan akan didesain dengan dimensi
dan detail penulangan yang sama, menggunakan beban kolom terbesar (momen
biaksial dan gaya aksial).Penggambaran diagram interaksi menggunakan software SPColumn, dengan
persyaratan lainnya akan dicek secara manual.
8.2 Denah perencanaan kolom
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
70/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Kolom yang direncanakan adalah kolom C7, kolom interior yang berada pada
bagian dalam gedung hotel lantai 1.
8.3 Perencanaan Kolom
Properti material dan dimensi kolom adalah sebagai berikut :
Material Beton :
F’c = 30 MPa
β1 = 0,85
Ec = 25473 MPa
Material Baja Tulangan :
Fy = 410 MPa
Es = 200000 MPa
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
71/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
72/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Gambar 8.3 : Diagram interaksi P-M
P ( kN)
M (283°) ( kNm)
8000
-3000
900900
(Pmax)(Pmax)
(Pmin)(Pmin)
1
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
73/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
Maka dari gambar diagram interaksi diatas dapat disimpulkan bahwa
penulangan kolom diatas sudah memenuhi syarat kekuatan. Akan tetapi , masih ad
persyaratan detail penulangan yang harus diperiksa secara manual.
Pengecekan tahanan geser untuk perencanaan sengkang:
Bw = 600 mm λ = 1
F’c = 30 MPa |Pu| = 2569,8958kN
Fyt = 410 MPa |Vu| =0,9359kN
Φ = 0,75
Vc = 0,17 . λ [(1+Pu)/(14 . Ag)] . F’c0,5 . bw . d
= 446,236042kN
0,5 . φ . Vc = 167,3385158kN
Dikarenakan 0,5 . φ . Vc (=167,3385158kN) > |Vu| (=0,9359kN) , maka tidak
dibutuhkan sengkang untuk menahan gaya geser Vu. Namun, SNI mensyaratkan (SNI
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
74/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
BAB IX
PENUTUP
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh kombinasi beban
yang dibantu dengan software ETABS, maka dari perencanaan struktur bangunan
hotel 8 lantai ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Dari perhitungan kontrol masing-masing elemen aksial dan momen yang
menggunakan mutu beton f’c = 30 MPa dan mutu tulangan f y = 410 MPa,
diperoleh bahwa desain masing-masing elemen telah memenuhi syarat dan aman
digunakan untuk portal gedung 8 lantai.
Balok menggunakan dimensi 600.400 mm, dengan tulangan momen negatif 3D22,
tulangan momen positif 2D19 dan sengkang D10-270 untuk balok interior.
Sedangkan untuk balok eksterior balok menggunakan dimensi 600.400 mm,
dengan tulangan momen negatif 4D22, tulangan momen positif 4D22 dan
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
75/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, H. A. (2010). “ Balok dan Pelat Beton Bertulang ”. Yogyakarta: Graha Ilmu
Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2002). “SNI 07-2052-2002 Baja Tulangan Beton”.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2012). “SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung ”. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional
Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2013). “SNI 03-2847-2013 Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung ”. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
76/102
DESAIN STRUKTUR BETON II 2015
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
77/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Diagram V2 dan M3 Balok Bentang Pendek (Interior) B11 – Lantai 1 Diagram V3 dan M2 Balok Bentang Pendek (Interior) B11 – Lantai 1
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
78/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Diagram Axial P dan T Balok Bentang Pendek (Interior) B11 – Lantai 1
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
79/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Diagram V2 dan M3 Balok Bentang Panjang (Eksterior) B18-Lantai 1
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
80/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Diagram V3 dan M2 Balok Bentang Panjang (Eksterior) B18-Lantai 1
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
81/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Diagram Axial P dan T Balok Bentang Panjang (Eksterior) B18-Lantai 1
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
82/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Diagram V2 dan M3 Kolom (C6) – Lantai 1
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
83/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Diagram V3 dan M2 Kolom (C6) – Lantai 1
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
84/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Diagram Axial P dan T Kolom (C6) – Lantai 1
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
85/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Diagram Shell Forces M-11 (My)
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
86/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Diagram Shell Forces M-22 (Mx)
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
87/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Diagram Shell Forces M-12 (Mxy)
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
88/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Tampak Samping Kiri
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
89/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Tampak Samping Kanan
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
90/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Tampak Depan
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
91/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Tampak Belakang
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
92/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Tampak Atas Pelat Lantai 1 – 4
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
93/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Tampak Atas Pelat Lantai 5 – Atap
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
94/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Detail Tulangan Kolom dengan software SPColumn ( 20-D22 )
y
x
600 mm
600 mm
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
95/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
P-M Diagram - Full
P ( kN)
M (283°) ( kNm)
8000
-3000
900-900
(Pmax)(Pmax)
(Pmin)(Pmin)
1
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
96/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
Mx – My Diagram
My ( kNm)
Mx ( kNm)
P = -2569 k N
1000
-1000
1000-10001
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
97/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
P-M Diagram (M Positive)
P ( kN)
M (283°) ( kNm)
8000
-3000
9000
(Pmax)
(Pmin)
1
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
98/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
P-M Diagram (M Negative)
P ( kN)
M (283°) ( kNm)
8000
-3000
0-900
(Pmax)
(Pmin)
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
99/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
100/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
101/102
ERIK AZARYA GINTING (1207113566)
DESAIN STRUKTUR BETON II
-
8/19/2019 TEORI beton (TP125mm) ERIK AZARYA 2.pdf
102/102