Teori Belajar Humanistik

31
« Teori Belajar Humanistik Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanistik Desember 26, 2010 oleh Retno Beberapa tokoh aliran belajar humanistik antara lain adalah Arthur Combs, Abraham H. Maslow, dan Carl R. Rogers. berikut akan saya uraikan sedikit mengenai ketiga tokoh tersebut. 1. Arthur Combs Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat dari sudut pandangnya. Pernyataan ini adalah salah satu dari pandangan humanistik mengenai perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan tingkah laku inner (dari dalam) yang membuat orang berbeda dengan orang lain. untuk mengerti orang lain, yang terpentng adalah melihat dunia sebagai yang dia lihat, dan untuk menentukan bagaimana orang berpikir, merasa tentang dia atau dunianya. (Djiwandono, 2002: 182) 2. Abraham H. Maslow Teori Maslow didasarkan atas asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal: 1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang. 2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan dari tingkat yang lebih rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau mempertahankan hidup dan rasa aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling penting. Tetapi jika secara fisik manusia secara fisik terpenuhi kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga diri dalam kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini telah terpenuhi orang akan kembali mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi intelektual, penghargaan estetis, dan akhirnya self-actualization. 3. Carl. Rogers Rogers menganjurkan pendekatan pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi, lebih personal dan berarti. Lebih khusus dalam bidang pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip- prinsip belajar yang humanistik yang diidentifikasikan sebagai sentral dari filsafat pendidikannya, yakni: Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.

description

teori belajar

Transcript of Teori Belajar Humanistik

Page 1: Teori Belajar Humanistik

« Teori Belajar Humanistik

Tokoh-tokoh Teori Belajar HumanistikDesember 26, 2010 oleh Retno

Beberapa tokoh aliran belajar humanistik antara lain adalah Arthur Combs, Abraham H. Maslow,

dan Carl R. Rogers. berikut akan saya uraikan sedikit mengenai ketiga tokoh tersebut.

1. Arthur Combs

Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat

dari sudut pandangnya. Pernyataan ini adalah salah satu dari pandangan humanistik mengenai

perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan tingkah laku inner (dari dalam) yang membuat orang

berbeda dengan orang lain. untuk mengerti orang lain, yang terpentng adalah melihat dunia

sebagai yang dia lihat, dan untuk menentukan bagaimana orang berpikir, merasa tentang dia atau

dunianya. (Djiwandono, 2002: 182)

2. Abraham H. Maslow

Teori Maslow didasarkan atas asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal:

1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang.2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan dari tingkat yang lebih

rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau mempertahankan hidup dan rasa aman, dan ini

adalah kebutuhan yang paling penting. Tetapi jika secara fisik manusia secara fisik terpenuhi

kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih

tinggi, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga diri dalam kelompok

mereka sendiri. Jika kebutuhan ini telah terpenuhi orang akan kembali mencari kebutuhan yang

lebih tinggi lagi, prestasi intelektual, penghargaan estetis, dan akhirnya self-actualization.

3. Carl. Rogers

Rogers menganjurkan pendekatan pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan mengajar

lebih manusiawi, lebih personal dan berarti.

Lebih khusus dalam bidang pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip

belajar yang humanistik yang diidentifikasikan sebagai sentral dari filsafat pendidikannya, yakni:

Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi

dengan maksud-maksud sendiri. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap

mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

Page 2: Teori Belajar Humanistik

Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.

Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.

Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.

Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.

Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.

Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.

Teori Belajar Humanistik

Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia

pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang

disepakati mengenai kata humanistik dala pendidikan. Dalam artikel “What is Humanistik

Education?”, Krischenbaum menyatakan bahwa sekolah, kelas, atau guru dapat dikatakan bersifat

humanistik dalam beberapa kriteria. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa tipe pendekatan

humanistik dalam pendidikan. Ide mengenai pendekatan-pendekatan ini terangkum dalam psikologi

humanistik.

Dalam artikel “some educational implications of the Humanistic Psychologist” Abraham Maslow

mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan behavioristik. Menurut Abraham, yang terpenting dalam

melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan

kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat

Page 3: Teori Belajar Humanistik

oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu

bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan

bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran

humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.

Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam

domain afektif, misalnya ketrampilan membangun dan menjaga relasi yang hangat dengan orang

lain, bagaimana mengajarkan kepercayaan, penerimaan, keasadaran, memahami perasaan orang

lain, kejujuran interpersonal, dan pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah meningkatkan

kualitas ketrampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari.

Selain menitik beratkan pada hubungan interpersonal, para pendidikan yang beraliran humanistik

juga mencoba untuk membuat pembelajaran yang membantu anak didik untuk meningkatkan

kemampuan dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan, dan

berfantasi. Pendidik humanistik mencoba untuk melihat dalam spektrum yang luas mengenai

perilaku manusia. “Berapa banyak hal yang bisa dilakukan manusia? Dan bagaimana aku bisa

membantu mereka untuk melakukan hal-hal tersebut dengan lebih baik?

Melihat hal-hal yang diusahakankan oleh para pendidik humanistik, tampak bahwa pendekatan ini

mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai hal

yang mengganggu perkembangan, sementara humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi.

Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para

pendidik beraliran humanistik. Karena berpikir dan merasakan saling beriringan, mengabaikan

pendidikan emosi sama dengan mengabaikansalah satu potensi terbesar manusia. Kita dapat belajar

Page 4: Teori Belajar Humanistik

menggunakan emosi kita dan mendapat keuntungan dari pendekatan humanistik ini sama seperti

yang kita dapatkan dari pendidikan yang menitikberatkan kognisi.

Berbeda dengan behaviorisme yang melihat motivasi manusia sebagai suatu usaha untuk memenuhi

kebutuhan fisiologis manuisa atau dengan freudian yang melihat motivasi sebagai berbagai macam

kebutuhan seksual, humanistik melihat perilaku manusia sebagai campuran antara motivasi yang

lebih rendah atau lebih tinggi. Hal ini memunculkan salah satu ciri utama pendekatan humanistik,

yaitu bahwa yang dilihat adalah perilaku manusia, bukan spesies lain. Akan sangat jelas perbedaan

antara motivasi manusia dan motivasi yang dimiliki binatang. Hirarki kebutuhan motivasi maslow

menggambarkan motivasi manusia yang berkeinginan untuk bersama manusia lain, berkompetensi,

dikenali, aktualisasi diri sekaligus juga menggambarkan motovasi dalam level yang lebih rendah

seperti kebutuhan fisiologis dan keamanan.

Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan

merencanakan pendidikan dan kurikukum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapa

psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang, untuk

lebih baik, dan juga belajar. Jadi sekoah harus berhati-hati supaya tidak membunuh insting ini

dengan memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi bukan hal yang benar apabila

anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis dan juga punya keinginan.

Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi, bukan sebagai konselor seperti dalam Freudian ataupun

pengelola perilaku seperti pada behaviorisme.

Secara singkatnya, penedekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan

positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan

kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup

Page 5: Teori Belajar Humanistik

kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk

memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan

membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya

dengan keberhasilan akademik.

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya

dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu

mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku

belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu

membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik

dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Berikut adalah para tokoh dalam aliran psikologi humanistik. 3 tokoh aliran humanistik akan

disinggung, namun demikian tokoh humanistik yang menjadi fokus dalam paper ini adalah Carl

Rogers.

Tokoh-Tokoh Teori Humanistik

Arthur Combs (1912-1999)

Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia

pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi

bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak

relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh

tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka

Page 6: Teori Belajar Humanistik

harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dati ketidakmampuan

seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.

Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa

tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau

pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs

berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar

apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya.

Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana

membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan

menghubungkannya dengan kehidupannya.

Combs memberikan lukisan persepsi dir dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil)

yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan

besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin

berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan

dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.

Maslow

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :

(1) suatu usaha yang positif untuk berkembang

(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang

bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa

takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan

Page 7: Teori Belajar Humanistik

apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk

lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah

kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).

Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah

dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan

kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya.

Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus

diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan

motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.

Carl Ransom Rogers

Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal 8 Januari 1902 di sebuah

keluarga Protestan yang fundamentalis. Kepindahan dari kota ke daerah pertanian diusianya yang

ke-12, membuat ia senang akan ilmu pertanian. Ia pun belajar pertanian di Universitas Wisconsin.

Setelah lulus pada tahun 1924, ia masuk ke Union Theology Seminary di Big Apple dan selama masa

studinya ia juga menjadi seorang pastor di sebuah gereja kecil. Meskipun belajar di seminari, ia

malah ikut kuliah di Teacher College yang bertetangga dengan seminarinya.

Tahun 1927, Rogers bekerja di Institute for Child Guindance dan mengunakan psikoanalisa Freud

dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak menyetujui teori Freud. Pada masa ini, Rogers juga banyak

dipengaruhi oleh Otto Rank dan John Dewey yang memperkenalkan terapi klinis. Perbedaan teori

yang didapatkannya justru membuatnya menemukang benang merah yang kemudian dipakai untuk

mengembangkan teorinya kelak.

Page 8: Teori Belajar Humanistik

Tahun 1957, Rogers pindah ke Universitas Wisconsin untuk mengembangkan idenya tentang

psikiatri. Setelah mendapat gelar doktor, Rogers menjadi profesor psikologi di Universitas

Universitas Negeri Ohio. Kepindahan dari lingkungan klinis ke lingkungan akademik membuat Rogers

mengembangkan metode client-centered psychotherapy. Disini dia lebih senang menggunakan

istilah klien terhadap orang yang berkonsultasi dibandingkan memakai istilah pasien. Rogers

membedakan dua tipe belajar, yaitu:

Kognitif (kebermaknaan)

experiential ( pengalaman atau signifikansi)

Kecewa karena tidak bisa menyatukan psikiatri dengan psikolog, Rogers pindah ke California tahun

1964 dan bergabung dengan Western Behavioral Science Institute. Ia lalu mengembangkan teorinya

ke bidang pendidikan. Selain itu ia banyak memberikan workshop di Hongaria, Brazil, Afrika Selatan,

dan bahkan ke eks Uni Soviet. Rogers wafat pada tanggal 4 Februari 1987.

Teori Humanistik Carl Rogers

Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori holistik, namun keunikan teori

adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya. Teori humanistik Rogers pun menpunyai

berbagai nama antara lain : teori yang berpusat pada pribadi (person centered), non-directive, klien

(client-centered), teori yang berpusat pada murid (student-centered), teori yang berpusat pada

kelompok (group centered), dan person to person). Namun istilah person centered yang sering

digunakan untuk teori Rogers.

Page 9: Teori Belajar Humanistik

Rogers menyebut teorinya bersifat humanis dan menolak pesimisme suram dan putus asa dalam

psikoanalisis serta menentang teori behaviorisme yang memandang manusia seperti robot. Teori

humanisme Rogers lebih penuh harapan dan optimis tentang manusia karena manusia mempunyai

potensi-potensi yang sehat untuk maju. Dasar teori ini sesuai dengan pengertian humanisme pada

umumnya, dimana humanisme adalah doktrin, sikap, dan cara hidup yang menempatkan nilai-nilai

manusia sebagai pusat dan menekankan pada kehormatan, harga diri, dan kapasitas untuk

merealisasikan diri untuk maksud tertentu.

Asumsi dasar teori Rogers adalah:

- Kecenderungan formatif

Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil.

- Kecenderungan aktualisasi

Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan

potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan

masalahnya.

Struktur Kepribadian

Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, dan ada tiga

konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya: Organisme, Medan fenomena, dan self.

1. Organisme

Pengertian organisme mencakup tiga hal:

mahkluk hidup

Page 10: Teori Belajar Humanistik

organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya dan merupakan tempat

semua pengalaman, potensi yang terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang

mengenai kejadian yang terjadi dalam diri dan dunia eksternal

Realitas Subyektif

Oranisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya. Realita adalah persepsi yang

sifatnya subyektif dan dapat membentuk tingkah laku.

Holisme

Organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan dalam satu bagian akan berpengaruh

pada bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yaitu tujuan

mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.

2. Medan Fenomena

Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, baik

disadari maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman pribadi

seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi subyektifnya.

3. Diri

Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika potongan-potongan pengalaman membentuk

kepribadiannya dan menjadi semakin mawas diri akan identitas dirinya begitu bayi mulai belajar apa

yang terasa baik atau buruk, apa ia merasa nyaman atau tidak. Jika struktur diri itu sudah terbentuk,

maka aktualisasi diri mulai terbentuk. Aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk

mengaktualisasikan sang diri sebagai mana yang dirasakan dalam kesadaran. Sehingga

kecenderungan aktualisasi tersebut mengacu kepada pengalaman organik individual, sebagai suatu

kesatuan yang menyeluruh, akan kesadaran dan ketidak-sadaran, psikis dan kognitif.

Page 11: Teori Belajar Humanistik

Diri dibagi atas 2 subsistem :

· Konsep diri yaitu penggabungan seluruh aspek keberadaan dan pengalaman seseorang yang

disadari oleh individual (meski tidak selalu akurat).

· Diri ideal yaitu cita-cita seseorang akan diri.

Terjadinya kesenjangan antara akan menyebabkan ketidak-seimbangan dan kepribadian menjadi

tidak sehat.

Menurut Carl Rogers ada bebeapa hal yang mempengaruhi Self, yaitu:

Kesadaran

Tanpa adanya kesadaran, maka konsep diri dan diri ideal tidak akan ada. Ada 3 tingkat kesadaran.

- Pengalaman yang dirasakan dibawah ambang sadar akan ditolak atau disangkal.

- Pengalaman yang dapat diaktualisasikan secara simbolis akan secara langsung diakui oleh

struktur diri.

- Pengalaman yang dirasakan dalam bentuk distorsi. Jika pengalaman yang dirasakan tidak

sesuai dengan diri (self), maka dibentuk kembali dan didistorsikan sehingga dapat diasimilasikan oleh

konsep diri.

Kebutuhan

- Pemeliharaan

Pemeliharaan tubuh organismik dan pemuasannya akan makanan, air, udara, dan keamanan ,

sehingga tubuh cenderung ingin untuk statis dan menolak untuk berkembang.

- Peningkatan diri

Meskipun tubuh menolak untuk berkembang, namun diri juga mempunyai kemampuan untuk

belajar dan berubah.

- Penghargaan positif (positive regard)

Begitu kesadaran muncul, kebutuhan untuk dicintai, disukai, atau diterima oleh orang lain.

Page 12: Teori Belajar Humanistik

- Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)

Berkembangannya kebutuhan akan penghargaan diri (self-regard) sebagai hasil dari pengalaman

dengan kepuasan atau frustasi. Diri akan menghindari frustasi dengan mencari kepuasan akan

positive self-regard.

Stagnasi Psikis

Stagnasi psikis terjadi bila :

- ada ketidak seimbangan antara konsep diri dengan pengalaman yang dirasakan oleh diri

organis.

- Ketimpangan yang semakin besar antara konsep diri dengan pengalaman organis membuat

seseorang menjadi mudah terkena serangan. Kurang akan kesadaran diri akan membuat seseorang

berperilaku tidak logis, bukan hanya untuk orang lain namun juga untuk dirinya.

- Jika kesadaran diri tersebut hilang, maka muncul kegelisahan tanpa sebab dan akan memuncak

menjadi ancaman.

Untuk mencegah tidak konsistennya pengalaman organik dengan konsep diri, maka perlu diadakan

pertahanan diri dari kegelisahan dan ancaman adalah penyangkalan dan distorsi terhadap

pengalaman yang tidak konsisten. Distorsi adalah salah interpretasi pengalaman dengan konsep diri,

sedangkan penyangkalan adalah penolakan terhadap pengalaman. Keduanya menjaga konsistensi

antara pengalaman dan konsep diri supaya berimbang.

Cara pertahanan adalah karakteristik untuk orang normal dan neurotik. Jika seseorang gagal dalam

menerapkan pertahanan tersebut, maka individu akan menjadi tidak terkendali atau psikotik.

Individu dipaksakan untuk menerima keadaan yang tidak sesuai dengan konsep dirinya terus

Page 13: Teori Belajar Humanistik

menerus dan akhirnya konsep dirinya menjadi hancur. Perilaku tidak terkendali ini dapat muncul

mendadak atau dapat pula muncul bertahap.

Dinamika Kepribadian

1. Penerimaan Positif (Positive Regard) → Orang merasa puas menerima regard positif, kemudian

juga merasa puas dapat memberi regard positif kepada orang lain.

2. Konsistensi dan Salingsuai Self (Self Consistensy and Congruence) → organisme berfungsi untuk

memelihara konsistensi (keajegkan = keadaan tanpa konflik ) dari persepsi diri, dan kongruen

(salingsuai) antara persepsi self dengan pengalaman.

3. Aktualisasi Diri (Self Actualization) → Freud memandang organisme sebagai sistem energi, dan

mengembangkan teori bagaimana energi psikik ditimbulkan, ditransfer dan disimpan. Rogers

memandang organisme terus menerus bergerak maju. Tujuan tingkahlaku bukan untuk mereduksi

tegangan enerji tetapi mencapai aktualisasi diri yaitu kecenderungan dasar organisme untuk

aktualisasi: yakni kebutuhan pemeliharaan (maintenance) dan peningkatan diri (enhancement).

Perkembangan Kepribadian

Rogers meyakini adanya kekuatan yang tumbuh pada semua orangyang mendorong orang untuk

semakin kompleks, ekspansi, sosial, otonom, dan secara keselutuhan semakin menuju aktualisasi diri

atau menjadi Pribadi yang berfungsi utuh (Fully Functioning Person)

Ada lima ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya:

Terbuka untuk mengalami (openess to experience)

Orang yang terbuka untuk mengalami mampu mendengar dirinya sendiri, merasakan mendalam,

baik emosional maupun kognitif tanpa merasa terancam. Mendengar orang membual menimbulkan

rasa muak tanpa harus diikuti perbuatan untuk melampiaskan rasa muak tersebut.

Page 14: Teori Belajar Humanistik

Hidup menjadi (Existential living).

Kecenderungan untuk hidup sepenuhnya dan seberisi mungkin pada seiap eksistensi. Disini orang

menjadi fleksibel, adaptable, toleran, dan spontan.

Keyakinan Organismik (Organismic trusting)

Orang mengambil keputusan berdasarkan pengalaman organismiknya sendiri, mengerjakan apa

yang dirasanya benar sebagai bukti kompetensi dan keyakinannya untuk mengarahkan tingkah laku.

Orang mampu memakai perasaan yang terdalam sebagai sumber utama membuat keputusan.

Pengalaman kebebasan ( Experiental Freedom).

Pengalaman hidup bebas dengan cara yang diinginkan sendiri, tanpaperasan tertekan atau

terhambat. Orang itu melihat banyak pilihan hidup dan merasa mampu mengerjakan apa yang ingin

dikerjakannya.

Kreatifitas (Creativity)

Merupakan kemasakan psikologik yang optimal. Orang dengan good life kemungkinan besar

memunculkan produk kreatif dan hidup kreatif.

Terapi yang Diberikan

Seperti disebutkan di atas, bahwa Rogers menolak psikoanalisis Freud dan behavioris dalam

teorinya, sehingga terapi yang digunakannya juga berbeda. Rogers tidak mempermasalahkan

bagaimana klien menjadi seperti ini, namun lebih menekankan bagaimana klien akan berubah.

Terapis hanya menolong dan mengarahkan klien dan yang melakukan perubahan adalah klien itu

sendiri. Itulah sebabnya teori Rogers disebut sebagai person-centered theory.

Page 15: Teori Belajar Humanistik

Kesimpulan Teori Humanistik Carl Rogers

1. Teori Rogers disebut humanis karena teori ini percaya bahwa setiap individu adalah positif,

serta menolak teori Freud dan behaviorisme.

2. Asumsi dasar teori Rogers adalah kecenderungan formatif dan kecenderungan aktualisasi.

3. Diri (self) adalah terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi, di mana diri terdiri dari 2

subsistem yaitu konsep diri dan diri ideal.

4. Kebutuhan individu ada 4 yaitu : (1) pemeliharaan, (2) peningkatan diri, (3) penghargaan positif

(positive regard), dan (4) Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)

5. Stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang tidak konsisten dan

untuk menghindarinya adalah pertahanan (1) distorsi dan (2) penyangkalan. Jika gagal dalam

menerapkan pertahanan tersebut konsep diri akan hancur dan menyebabkan psikotik.

6. Dalam terapi, terapis hanya menolong dan mengarahkan klien dan yang melakukan perubahan

adalah klien itu sendiri.

Aplikasi Teori Humanistik Carl Roger Dalam Pendidikan

Teori Roger dalam bidang pendidikan adalah dibutuhkannya 3 sikap dalam fasilitator belajar yaitu (1)

realitas di dalam fasilitator belajar, (2) penghargaan, penerimaan, dan kepercayaan, dan (3)

pengertian yang empati.

- Realitas di dalam fasilitator belajar

Merupakan sikap dasar yang penting. Seorang fasilitator menjadi dirinya sendiri dan tidak

menyangkal diri sendiri, sehingga ia dapat masuk kedalam hubungan dengan pelajar tanpa ada

sesuatu yang ditutup-tutupi.

Page 16: Teori Belajar Humanistik

- Penghargaan, penerimaan, dan kepercayaan

Menghargai pendapat, perasaan, dan sebagainya membuat timbulnya penerimaan akan satu dengan

lainnya. Dengan adanya penerimaan tersebut, maka akan muncul kepercayaan akan satu dengan

lainnya.

- Pengertian yang empati

Untuk mempertahankan iklim belajar atas dasar inisiatif diri, maka guru harus memiliki pengertian

yang empati akan reaksi murid dari dalam. Guru harus memiliki kesadaran yang sensitif bagi jalannya

proses pendidikan dengan tidak menilai atau mengevaluasi. Pengertian akan materi pendidikan

dipandang dari sudut murid dan bukan guru.

Guru menghubungan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti memperlajari

mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan

kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa

secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada

siswa.

Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru

memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar

tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran

berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa

3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai

bagian yang bermakna bagi siswa.

Page 17: Teori Belajar Humanistik

4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang

penting diantaranya ialah :

a. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.

b. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi

dengan maksud-maksud sendiri.

c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap

mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

d. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan

apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.

e. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai

cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.

f. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.

g. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab

terhadap proses belajar itu.

h. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun

intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.

i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama

jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain

merupakan cara kedua yang penting.

j. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai

proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke

dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.

Page 18: Teori Belajar Humanistik

Salah satu model pendidikan terbuka mencakuo konsep mengajar guru yang fasilitatif yang

dikembangkan Rogers diteliti oleh Aspy dan Roebuck pada tahun 1975 mengenai kemampuan para

guru untuk menciptakan kondidi yang mendukung yaitu empati, penghargaan dan umpan balik

positif. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :

Merespon perasaan siswa

Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang

Berdialog dan berdiskusi dengan siswa

Menghargai siswa

Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan

Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari

siswa)

Tersenyum pada siswa

Dari penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos siswa, meningkatkan angka

konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih prestasi akademik termasuk pelajaran bahasa

dan matematika yang kurang disukai, mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan disiplin

dan mengurangi perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan dan

menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi.

Implikasi Teori Belajar Humanistik

a. Guru Sebagai Fasilitator

Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Berikut ini adalah

berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator. Ini merupakan

ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa (petunjuk):

Page 19: Teori Belajar Humanistik

1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok,

atau pengalaman kelas

2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam

kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.

3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-

tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar

yang bermakna tadi.

4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan

mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.

5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat

dimanfaatkan oleh kelompok.

6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi

yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara

yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok

7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan

sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan

pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.

8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya

dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang

boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa

9. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan

yang dalam dan kuat selama belajar

10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan

menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.

Page 20: Teori Belajar Humanistik

Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang

mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah

menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai

makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan

mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman

belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya

secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang

umumnya dilalui adalah :

Merumuskan tujuan belajar yang jelas

Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.

Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri

Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri

Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa

yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan.

Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara

normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses

belajarnya.

Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya

Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

Page 21: Teori Belajar Humanistik

Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi

pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis

terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang

bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas

kemauan sendiri.

Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan

mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau

melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.

Ciri-ciri guru yang baik dan kurang baik menurut Humanistik

Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih

demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar.Ruang kelads lebih

terbuka dan mampu menyesuaikan pada perubahan.

Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa humor yang rendah ,mudah

menjadi tidak sabar ,suka melukai perasaan siswaa dengan komentsr ysng menyakitkan,bertindak

agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.

Kesimpulan

Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh

maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.

Prinsip- prinsip belajar humanistic:

Page 22: Teori Belajar Humanistik

1. Manusia mempunyai belajar alami

2. B elajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi

dengan maksud tertentu

3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya

4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil

5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh caar

6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya

7. Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar

8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam

9. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri

10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar