Teori Agensi (Agensy Theory) - UIGM | Login Student · PDF fileHASIL ANALISIS ARTIKEL...
Transcript of Teori Agensi (Agensy Theory) - UIGM | Login Student · PDF fileHASIL ANALISIS ARTIKEL...
SEMINAR AKUNTANSI
Teori Agensi
(AgenCy Theory)
ISU/ FENOMENA MASALAH
TEORI UTAMA (GRAND THEORY)
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa agency theory menjelaskan hubungan keagenan yang terjadi antara satu atau lebih orang (principal)
dengan orang lain (agent) dalam sebuah kontrak, dimana agent diminta
untuk mewakili principal dalam membuat
keputusan.
kebijakan utang
Memiliki nilai koefisien negatif yakni - 0,5973 dan -0,5439
dengan taraf signifikansi 5%. Hasil ini menunjukkan
bahwa model keseimbangan teori
keagenan terjadi pada pengaruh kebijakan utang
terhadap kepemilikan manajerial secara negatif signifikan. Hal ini berarti
hipotesis 1 diterima.
kebijakan dividen
Memiliki nilai koefisien positif yakni 0,0578 dan 0,1367,
serta tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa
model keseimbangan teori keagenan tidak terjadi pada pengaruh kebijakan dividen
terhadap kepemilikan manajerial . Hal ini berarti
hipotesis 2 ditolak.
INTI KESIMPULAN
Kebijakan utang signifikan terhadap kepemilikan manajerial. Utang dan kepemilikan manajerial merupakan
mekanisme pengawasan dan pengendalian yang keduanya
menimbulkan agency cost.
Kepemilikan institusional signifikan terhadap
kepemilikan manajerial.
Ukuran perusahaan signifikan terhadap
kepemilikan manajerial.
HASIL ANALISIS ARTIKEL
Pengujian Teori Agensi yang Menghubungkan Biaya Agensi dengan
Diferensiasi Kualitas Auditor
(Studi pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)
Isu / Fenomena Masalah
Konflik kepentingan yang terjadi antara pemilik dan
manajer memunculkan adanya konflik dalam
hubungan agensi. Adanya masalah agensi tersebut
selanjutnya menimbulkan pertanyaan mengenai
tingkat reliabilitas informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan disajikan oleh pihak manajemen
(agen) kepada para pemegang saham
(prinsipal).
Agency theory menyatakan bahwa agency relationship
merupakan sebuah ikatan kerja yang mana satu orang atau lebih
sebagai pemegang saham (principal) menunjuk pihak lain
(agent) untuk memberikan pelayanan dan pengambilan
keputusan atas nama prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976),
melalui kebijakan investasi, pendanaan, dan deviden yang
tercermin dalam harga saham di pasar modal
Teori Utama
(Grand Theory)
Inti Hasil dan Pembahasan(Inti Temuan)
HASIL ANALISIS ARTIKEL
ANALISIS PERSAMAAN SIMULTAN
KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEBIJAKAN DIVIDEN DALAM PERSPEKTIF
TEORI KEAGENAN
Isu / Fenomena Masalah
Penunjukan manajer oleh
pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi manajer. Dengan kewenangan yang dimiliki, manajer bisa bertindak dengan hanya menguntungkan dirinya sendiri dan mengorbankan kepentingan para pemegang saham.
Teori Utama
Shleifer dan Vishny (1986) dalam Theresia (2002) menemukan kepemilikan institusional berpengaruh secara positif terhadap kepemilikan manajerial.
Menurut Crutchley dan Hansen (1989) serta Chen dan Steiner (1999) terdapat hubungan positif antara risiko dengan kepemilikan manajerial. Hubungan ini terjadi pada manajer yang risk taker.
Wahidahwati (2002) menemukan adanya hubungan negatif antara risiko dan kepemilikan manajerial.
Fitri dan Mamduh (2003) menyatakan adanya pengaruh positif. Pernyataan ini berdasarkan pada asumsi bahwa penggunaan hutang akan mengurangi kebutuhan penerbitan saham baru sehingga meningkatkan proporsi kepemilikan manajerial.
HASIL ANALISIS ARTIKEL
PERILAKU OPORTUNISTIK EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF DALAM PENGANGGARAN DI
PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDEKATAN PRINCIPAL-AGENCY THEORY
ISU / FENOMENA MASALAH
1. Masalah Keagenan di Eksekutif Eksekutif akan memiliki kecenderungan
mengusulkan anggaran belanja yang lebih besar dari yang aktual terjadi saat ini. Sebaliknya untuk anggaran pendapatan, eksekutif cenderung mengusulkan target yang lebih rendah, agar ketika realisasi dilaksanakan, target tersebut lebih mudah dicapai.
2. Masalah Keagenan di Legislatif Secara eksplisit berhubungan dengan
anggaran legislatif, pada kondisi pertama ini legislatif mengusulkan anggaran yang meningkatkan pengahasilannya sehingga dapat memenuhi self-interestnya dalam jangka pendek. Hal ini memunculkan tindakan korupsi atas anggaran.
Teori yang menjelaskan hubungan prinsipal dan agen ini salah satunya berakar pada teori ekonomi, teori keputusan,
sosiologi, dan teori organisasi. Teori prinsipal-agen
menganalisis susunan kontraktual di antara dua atau lebih individu, kelompok, atau
organisasi. Menurut Lane (2003a) teori keagenan dapat diterapkan dalam organisasi
publik. Ia menyatakan bahwa negara demokrasi modern
didasarkan pada serangkaian hubungan prinsipal-agen
(Lane,2000:12-13).
PEMBAHASAN
Hasil analisis dalam studi ini menunjukkan bahwa DPRD menggunakan power yang dimilikinya untuk mengamandemen usulan anggaran yang diajukan
eksekutif. Dalam perspektif keagenan tradisional, yang mengasumsikan agent sebagai pihak yang oportunis
dan principal sebagai pihak yang dirugikan karena pengawasan (monitoring) yang dilakukannya costly, maka posisi DPRD sebagai legislatif dalam konteks
penyusunan anggaran tidak hanya dapat dipandang sebagai prinsipal saja, tetapi sekaligus sebagai agent
bagi publik pemilihnya.