TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi...

21
1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN … TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, menjamin terpenuhinya hak dasar setiap individu untuk memperoleh penghidupan yang layak menurut kemanusiaan yang adil dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat ketimpangan kehidupan dan penghidupan sosial ekonomi dan sosial kemasyarakatan antara daerah maju dan daerah tertinggal; c. bahwa daerah tertinggal memerlukan percepatan pembangunan sehingga menuju ke arah kesetaraan dengan daerah maju; d. bahwa untuk mendorong pelaksanaan percepatan pembangunan diperlukan pengaturan sebagai dasar dan kepastian hukum bagi penyelenggaraan pembangunan di daerah tertinggal; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal; Mengingat: Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Transcript of TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi...

Page 1: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

1

RANCANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... TAHUN …

TENTANG

PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

kehidupan bangsa, menjamin terpenuhinya hak dasar setiap

individu untuk memperoleh penghidupan yang layak

menurut kemanusiaan yang adil dan beradab berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

terdapat ketimpangan kehidupan dan penghidupan sosial

ekonomi dan sosial kemasyarakatan antara daerah maju dan

daerah tertinggal;

c. bahwa daerah tertinggal memerlukan percepatan

pembangunan sehingga menuju ke arah kesetaraan dengan

daerah maju;

d. bahwa untuk mendorong pelaksanaan percepatan

pembangunan diperlukan pengaturan sebagai dasar dan

kepastian hukum bagi penyelenggaraan pembangunan di

daerah tertinggal;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu

membentuk Undang-Undang tentang Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal;

Mengingat: Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

Page 2: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

2

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN

DAERAH TERTINGGAL.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pembangunan adalah suatu proses, upaya, dan tindakan untuk

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

2. Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas

wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan

dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

3. Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten yang wilayah serta

masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain

dalam skala nasional.

4. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal adalah proses, upaya dan

tindakan, keberpihakan dan pemberdayaan yang dilakukan secara

terencana, terkoordinasi, dan terpadu untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat di daerah tertinggal.

5. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa

depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan

sumber daya yang tersedia.

6. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden

Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan Negara

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 3: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

3

7. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat

daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Pasal 2

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal berasaskan:

a. keadilan;

b. kepastian hukum;

c. keterpaduan;

d. keterbukaan;

e. akuntabilitas;

f. keberpihakan;

g. partisipasi masyarakat; dan

h. keberlanjutan.

Pasal 3

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal bertujuan untuk:

a. terpenuhinya kebutuhan dasar dan prasarana dasar daerah tertinggal yang

berkeadilan;

b. berkurangnya kesenjangan antara daerah tertinggal dengan daerah maju;

dan

c. terwujudnya kehidupan masyarakat daerah tertinggal yang maju, adil, dan

sejahtera.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 4

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal mencakup:

a. kriteria dan penentuan daerah tertinggal;

b. perencanaan pembangunan;

c. pelaksanaan;

d. pengawasan; dan

e. evaluasi.

Page 4: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

4

BAB III

KRITERIA DAN PENENTUAN DAERAH TERTINGGAL

Bagian Kesatu

Kriteria Daerah Tertinggal

Pasal 5

(1) Suatu daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal apabila memenuhi

kriteria ketertinggalan sebagai berikut:

a. perekonomian masyarakat;

b. sumber daya manusia;

c. sarana dan prasarana;

d. kemampuan keuangan daerah;

e. aksesibilitas; dan

f. karakteristik daerah.

(2) Berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menghasilkan

daerah tertinggal dengan kategori:

a. ketertinggalan tinggi;

b. ketertinggalan sedang; dan

c. ketertinggalan rendah.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan kategori ketertinggalan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan

Pemerintah.

Pasal 6

Perekonomian masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)

huruf a diukur berdasarkan:

a. prosentase keluarga miskin; dan

b. pengeluaran konsumsi perkapita.

Pasal 7

Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b

diukur berdasarkan:

a. indeks pembangunan manusia;

b. angka harapan hidup;

c. rata-rata lama sekolah; dan

d. angka melek huruf.

Page 5: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

5

Pasal 8

Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c

diukur berdasarkan keterbatasan:

a. transportasi;

b. energi;

c. kesehatan;

d. pendidikan;

e. telekomunikasi; dan

f. sarana dan prasarana perekonomian.

Pasal 9

Kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)

huruf d diukur berdasarkan tingkat celah fiskal.

Pasal 10

Aksesibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf e diukur

berdasarkan keterbatasan tingkat keterhubungan dengan kebutuhan dasar

dan prasarana dasar:

a. akses kantor desa, kelurahan atau sebutan lain ke kantor

kabupaten/kota;

b. akses ke pelayanan kesehatan; dan

c. akses ke pelayanan pendidikan dasar.

Pasal 11

Karakteristik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf f

diukur berdasarkan daerah:

a. di perbatasan antarnegara;

b. gugusan pulau-pulau kecil;

c. rawan bencana; dan

d. rawan konflik.

Page 6: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

6

Bagian Kedua

Penentuan Daerah Tertinggal

Pasal 12

(1) Pemerintah menentukan Daerah Tertinggal dan kategori ketertinggalan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 setiap 5 (lima) tahun sekali secara

nasional.

(2) Dalam menentukan Daerah Tertinggal dan kategori ketertinggalan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan

instansi pemerintah yang terkait dan Pemerintah Daerah.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelibatan instansi pemerintah yang

terkait dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur

dalam Peraturan Pemerintah.

BAB IV

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Pasal 13

(1) Perencanaan pembangunan daerah tertinggal nasional disusun oleh

Pemerintah dan perencanaan pembangunan daerah tertinggal daerah

disusun oleh Pemerintah Daerah.

(2) Perencanaan pembangunan daerah tertinggal nasional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) menghasilkan:

a. Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Nasional;

b. Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Daerah; dan

c. Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Tahunan.

(3) Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Nasional sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a disusun berdasarkan daerah tertinggal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) untuk jangka waktu 5

(lima) tahun dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

(4) Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Daerah sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b disusun dengan mengacu pada Rencana

Pembangunan Daerah Tertinggal Nasional untuk jangka waktu 5 (lima)

tahun dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(5) Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Tahunan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf c disusun oleh Pemerintah Daerah dengan

Page 7: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

7

mengacu pada Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Daerah dan

ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pasal 14

(1) Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Nasional merupakan

penjabaran lebih khusus dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional mengenai program-program indikatif untuk mewujudkan visi,

misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah

tertinggal.

(2) Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Daerah merupakan penjabaran

dari Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Nasional mengenai

program-program indikatif untuk mewujudkan visi, misi, arah kebijakan

dan strategi, pembangunan terhadap daerah tertinggal sesuai dengan

tingkat wilayah dan kewenangannya.

(3) Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Tahunan merupakan

penjabaran dari Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Daerah yang

memuat prioritas pembangunan daerah tertinggal, sasaran dan rencana

kerja tahunan dalam membangun daerah tertinggal.

(4) Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Tahunan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) disusun dengan memperhatikan kebutuhan

masyarakat di daerah tertinggal.

Pasal 15

Perencanaan pembangunan daerah tertinggal sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13 paling sedikit mencakup aspek pembangunan:

a. perekonomian masyarakat;

b. sumber daya manusia;

c. sarana dan prasarana;

d. kemampuan keuangan daerah;

e. aksesibilitas; dan

f. karakteristik daerah.

Pasal 16

Pembangunan perekonomian masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal

15 huruf a mencakup aspek penyediaan pusat produksi dan fasilitas

peningkatan produksi yang berbasis sumber daya alam:

a. pertanian;

Page 8: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

8

b. perkebunan;

c. kelautan dan perikanan;

d. industri; dan/atau

e. pertambangan.

Pasal 17

Pembangunan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf b mencakup aspek:

a. keagamaan;

b. pendidikan; dan

c. kesehatan.

Pasal 18

Pembangunan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf c mencakup aspek:

a. transportasi;

b. komunikasi;

c. energi;

d. kesehatan;

e. pendidikan;

f. telekomunikasi; dan

g. sarana dan prasarana perekonomian.

Pasal 19

Pembangunan kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 15 huruf d mencakup aspek:

a. ketersediaan anggaran;

b. keberpihakan dalam pengalokasian anggaran; dan

c. peningkatan pendapatan asli daerah.

Pasal 20

Pembangunan aksesibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf e

mencakup aspek:

a. kebutuhan dasar; dan

b. sarana dan prasarana dasar.

Page 9: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

9

Pasal 21

Pembangunan karakteristik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf f mencakup aspek:

a. pengelolaan potensi daerah;

b. penanganan rawan konflik dan rawan bencana;

c. pembukaan keterisolasian daerah; dan

d. kearifan lokal.

BAB V

PELAKSANAAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Pasal 22

Pemerintah Daerah bertanggung jawab sebagai pelaksana Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal sesuai dengan rencana pembangunan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB VI

PENGAWASAN DAN EVALUASI

Bagian Kesatu

Pengawasan

Pasal 23

(1) Pemerintah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaaan percepatan

pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup pengawasan

anggaran dan kinerja.

Bagian Kedua

Evaluasi

Pasal 24

(1) Berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,

Pemerintah melakukan evaluasi setiap akhir tahun anggaran.

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap tingkat

capaian pelaksanaan berdasarkan Rencana Pembangunan Daerah

Page 10: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

10

Tertinggal Nasional, Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Daerah,

Rencana Pembangunan Daerah Tertinggal Tahunan.

(3) Apabila berdasarkan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) suatu

daerah tertinggal dinyatakan sudah tidak memenuhi kriteria sebagai

Daerah tertinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, pembangunan

daerah tersebut dilaksanakan tidak berdasarkan Undang-Undang ini.

BAB VII

TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH

Bagian Kesatu

Tugas dan Wewenang Pemerintah

Pasal 25

Pemerintah bertugas:

a. mengidentifikasi daerah;

b. melakukan perencanaan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal;

c. melakukan koordinasi antarkementerian dan Pemerintah Daerah; dan

d. mengalokasikan anggaran pembiayaan Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pasal 26

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,

Pemerintah berwenang:

a. menetapkan daerah-daerah tertinggal dalam skala nasional;

b. mengawasi pelaksanaan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah; dan

c. melakukan evaluasi Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam

skala nasional.

Page 11: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

11

Bagian Kedua

Tugas dan Wewenang Pemerintah Provinsi

Pasal 27

Pemerintah provinsi bertugas:

a. memberikan data dan informasi mengenai Daerah Tertinggal di wilayah

provinsi kepada Pemerintah;

b. merencanakan dan mengoordinasikan Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal dalam skala provinsi; dan

c. mengalokasikan anggaran pembiayaan Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal 28

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27,

pemerintah provinsi berwenang:

a. mengoordinasikan pelaksanaan Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal di wilayah kewenangannya;

b. mengawasi pelaksanaan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang

dilakukan oleh pemerintah kabupaten; dan

c. melakukan evaluasi Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam

skala provinsi.

Bagian Ketiga

Tugas dan Wewenang Pemerintah Kabupaten

Pasal 29

Pemerintah kabupaten bertugas:

a. memberikan data dan informasi mengenai Daerah Tertinggal di wilayah

kabupaten kepada Pemerintah;

b. merencanakan dan melaksanakan Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal dalam skala kabupaten; dan

c. mengalokasikan anggaran pembiayaan Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal 30

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,

pemerintah kabupaten berwenang:

Page 12: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

12

a. melaksanakan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal di wilayah

kewenangannya; dan

b. melakukan evaluasi Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam

skala kabupaten.

BAB VIII

PEMBIAYAAN

Pasal 31

(1) Pembiayaan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal bersumber pada

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

(2) Selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

pembiayaan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dapat bersumber

dari peran serta masyarakat.

Pasal 32

(1) Daerah tertinggal dengan kategori ketertinggalan tinggi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a, mendapatkan alokasi dana dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Propinsi tanpa menyediakan dana pendamping dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten.

(2) Daerah tertinggal dengan kategori ketertinggalan sedang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b, mendapatkan alokasi dana dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Propinsi dengan menyediakan dana pendamping sebesar

3% (tiga perseratus) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten.

(3) Daerah tertinggal dengan kategori ketertinggalan rendah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c, mendapatkan alokasi dana dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Propinsi dengan menyediakan dana pendamping sebesar

5% (lima perseratus) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten.

Page 13: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

13

BAB IX

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 33

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilakukan dalam bentuk membantu:

a. perencanaan;

b. pelaksanaan;

c. pengawasan;

d. evaluasi; dan/atau

e. pembiayaan.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Undang-Undang ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal...

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN … NOMOR …

Page 14: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

14

RANCANGAN

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR … TAHUN …

TENTANG

PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

I. UMUM.

Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, menjamin

terpenuhinya hak dasar setiap individu untuk memperoleh

penghidupan yang layak menurut kemanusiaan yang adil dan beradab

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Untuk terpenuhinya hak dasar dimaksud dapat tercapai melalui

proses pembangunan. Bangsa Indonesia telah melaksanakan

pembangunan nasional di semua bidang lebih dari 60 tahun lamanya

mulai dari tahapan pembangunan lima tahunan (Repelita I, II, III, IV,

dan V) sampai dengan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004

– 2009. Namun demikian sampai saat ini hasil-hasil pembangunan

belum dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat Indonesia dengan

adanya kenyataan bahwa dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia masih terdapat daerah-daerah yang menghadapi

permasalahan mendasar meliputi kondisi sosial, budaya, ekonomi,

sumber daya manusia, aksesibilitas, serta ketersediaan infrastruktur

yang berada di bawah kondisi daerah yang dikategorikan sebagai

daerah maju.

Terlebih mengingat wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

masih terdapat ketimpangan kehidupan dan penghidupan sosial

ekonomi dan sosial kemasyarakatan antara daerah maju dan daerah

tertinggal. Oleh karenanya daerah tertinggal memerlukan percepatan

pembangunan sehingga setara dengan daerah maju.

Suatu daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal apabila

memenuhi kriteria ketertinggalan:

Page 15: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

15

a. rendahnya perekonomian masyarakat diukur berdasarkan

prosentase keluarga miskin yang tinggi dan pengeluaran konsumsi

perkapita yang rendah.

b. rendahnya kualitas sumber daya manusia yang diukur berdasarkan

indeks pembangunan manusia.

c. keterbatasan sarana dan prasarana transportasi, energi, kesehatan,

pendidikan, telekomunikasi, dan sarana dan prasarana

perekonomian.

d. rendahnya kemampuan keuangan daerah yang diukur berdasarkan

tingkat celah fiskal.

e. keterbatasan aksesibilitas terhadap kebutuhan dasar dan

prasarana dasar.

f. keterisolasian daerah berdasarkan karakteristik daerah di

perbatasan antarnegara, gugusan pulau-pulau kecil, rawan

bencana, dan rawan konflik.

Pembangunan nasional selama ini masih bersifat umum dan

menggunakan pendekatan sektoral bukan kewilayahan sehingga

program kegiatan dan pengalokasian anggaran tidak

mempertimbangkan karakteristik yang dimiliki daerah. Akibatnya,

kebijakan pembangunan yang berkaitan dengan pengembangan wilayah

menimbulkan perbedaan tingkat kemajuan dan kondisi antar daerah

atau adanya kesenjangan antar daerah yang mengakibatkan adanya

ketimpangan sosial ekonomi dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Ketertinggalan daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia memerlukan percepatan pembangunan. Percepatan

pembangunan yang dimaksud selain pada kesesuaian program dan

kegiatan pembangunan dengan karakteristik dan kebutuhan daerah

tertinggal dan masyarakatnya juga harus adanya kepastian,

konsistensi, dan keberlangsungan dalam hal pelaksanaan program dan

kegiatan pembangunan, ketersediaan anggaran, serta tanggung jawab

dari masing-masing tingkatan pemerintah baik di pusat maupun di

daerah. Hal-hal sebagaimana dimaksud dapat terwujud dalam hal

terdapat keberpihakan kebijakan pembangunan nasional terhadap

daerah tertinggal yang dijamin oleh suatu instrumen hukum yang

menetapkan kewajiban-kewajiban hukum semua pihak untuk

Page 16: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

16

melaksanakan pembangunan di daerah tertinggal menurut lingkup

kewenangannya.

Undang-Undang tentang Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal dibentuk untuk memperbaha

rui pembangunan daerah tertinggal sehingga dapat mempercepat

pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat daerah tertinggal melalui

percepatan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat daerah

tertinggal. Undang-Undang ini merupakan landasan hukum untuk

dilaksanakan oleh semua pihak dalam melaksanakan percepatan

pembangunan daerah tertinggal.

Undang-Undang ini memuat ketentuan-ketentuan untuk

melaksanakan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal secara

terpadu dalam satu kesatuan sehingga terjadi interaksi antara daerah

tertinggal dengan pembangunan daerah maju. Dalam jangka panjang

diharapkan ketertinggalan suatu daerah sudah tidak terjadi lagi dan

tercipta kesetaraan antara daerah satu dengan daerah lainya di seluruh

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

II PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2 Huruf a

Yang dimaksud dengan "asas keadilan" adalah bahwa

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dilaksanakan

secara merata dan sama tanpa memandang perbedaan

kondisi daerah atau wilayah.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “asas kepastian hukum” adalah asas

dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan

ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar

peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap

kebijakan dan tindakan dalam bidang Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal.

Page 17: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

17

Huruf c

Yang dimaksud dengan “asas keterpaduan” adalah

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal merupakan

kegiatan yang melibatkan berbagai pihak yang terkait,

pelaksanaannya harus terpadu dan terkoordinasi.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “asas keterbukaan” adalah asas

yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh

informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang

kegiatan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “asas akuntabilitas” adalah asas

yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir

dari Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal harus

dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau

rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Huruf f

Yang dimaksud dengan “asas keberpihakan” adalah

keberpihakan yang diarahkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah

tertinggal.

Huruf g

Yang dimaksud dengan “asas partisipasi masyarakat” adalah

memberi kesempatan dan melibatkan masyarakat dalam

proses pembangunan.

Huruf h

Yang dimaksud dengan “asas keberlanjutan” adalah

kegiatan pembangunan dapat berlangsung secara terus

menerus, berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

Page 18: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

18

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4 Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Huruf a

Yang dimaksud dengan indeks pembangunan manusia (IPM)

adalah salah satu ukuran yang dapat mencerminkan kinerja

pembangunan manusia di suatu wilayah terutama upaya

pemberdayaan dan kualitas sumber daya manusia dan

partisipasinya dalam pembangunan. IPM mengacu pada tiga

pembangunan manusia, yang terdiri dari kehidupan yang

panjang dan sehat (indeks kesehatan/indeks harapan

hidup), indeks pendidikan (indeks melek huruf dan indeks

rata-rata lama sekolah), dan indeks paritas daya beli

masyarakat.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Yang dimaksud dengan celah fiskal yaitu selisih antara Kebutuhan

Fiskal (KbF) dengan Kapasitas Fiskal (KpF). Komponen variabel

kebutuhan fiskal yang digunakan untuk pendekatan perhitungan

kebutuhan daerah terdiri dari: jumlah penduduk, luas wilayah,

indeks pembangunan manusia (IPM), indeks kemahalan

konstruksi (IKK), dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per

kapita, sedangkan komponen variabel kapasitas fiskal merupakan

Page 19: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

19

sumber pendanaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan Dana Bagi Hasil (DBH).

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “instansi pemerintah yang terkait”

antara lain Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal

(KPDT), Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian

Kesehatan, Kementerian Pendidikan Nasional, Badan

Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Kementerian

Perhubungan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Page 20: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

20

Pasal 20 Huruf a

Yang dimaksud dengan kebutuhan dasar adalah segala

sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk kelangsungan

hidup, contohnya antara lain pangan dan air bersih.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “sarana dasar” adalah segala

sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai

maksud atau tujuan, contohnya antara lain kantor sebagai

sarana administrasi pemerintahan, pusat kesehatan

masyarakat sebagai sarana kesehatan, dan gedung sekolah

sebagai sarana pendidikan dasar.

Yang dimaksud dengan “prasarana dasar” adalah segala

sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya kebutuhan dasar dan sarana dasar,

contohnya antara lain jalan dan angkutan yang merupakan

prasarana penting bagi pembangunan suatu daerah.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22 Cukup jelas.

Pasal 23 Cukup jelas.

Pasal 24 Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28 Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30 Cukup jelas.

Page 21: TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL …€¦ · misi, arah kebijakan, dan strategi pembangunan terhadap daerah tertinggal. (2) ... memuat prioritas pembangunan daerah

21

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33 Cukup jelas.

Pasal 34 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR...