Temuan Laboratorium Wd
-
Upload
annisa-kurnia -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of Temuan Laboratorium Wd
Temuan Laboratorium
Untuk pemeriksaan virus varisela zoster dapat dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu:
1) Kultur virus
Cairan dari lepuh yang baru pecah dapat diambil dan dimasukkan ke dalam media virus untuk segera dianalisa di laboratorium virologi. Apabila waktu pengiriman cukup lama, sampel dapat diletakkan pada es cair. Pertumbuhan virus varicella-zoster akan memakan waktu 3-14 hari dan uji ini memiliki tingkat sensitivitas 30-70% dengan spesifitas mencapai 100%.
2) Deteksi antigen
Uji antibodi fluoresens langsung lebih sensitif bila dibandingkan dengan teknik kultur sel. Sel dari ruam atau lesi diambil dengan menggunakan scapel (semacam pisau) atau jarum kemudian dioleskan pada kaca dan diwarnai dengan antibodi monoklonal yang terkonjugasi dengan pewarna fluoresens. Uji ini akan mendeteksi glikoproten virus.
3) Uji serologi
Uji serologi yang sering digunakan untuk mendeteksi herpes zoster adalah ELISA.
4) PCR (polymerase chain reaction)
PCR digunakan untuk mendeteksi DNA virus varicella-zoster di dalam cairan tubuh, Pemeriksaan dengan metode ini sangat cepat dan sangat sensitif. Dengan metode ini dapat digunakan dengan berbagai jenis preparat seperti scraping dasar vesikel dan apabila suah berbentuk krusta dapat juga digunakan sebagai reparat dan SCF. Sensitifitasnya berkisar 97-100%. Test ini dapat menemukan nucleic acid dari virus vaisela zoster. contohnya cairan serebrospina. (Ramona, 2010).
5) Tzanck Smear
Preparat diambil dari discraping dasar vesikel yang masih baru, kemudian diwarnai dengan pewarnaan yaitu hematoxylin eosin, giemsa’s, wright’s, toluidine blue ataupun papanicolaou’s. Dengan menggunakan mikroskop cahaya akan dijupai multinucleated giant cells. Pemeriksaan ini memiiki sensitifitas sekitar 84%. tetapi test ini tidak dapat membedakan antara virus varisela zoster dengan simpleks virus. (Thomas. 2006)
6) Direct Fluorescent Assay (DFA)
Preparat diambil dari scraping dasar vesikel tetapi apabila sudah berbentuk krusta pemeriksaan dengan DFA kurang sensitif. Dengan hasil pemeriksaan cepat. Membutuhkan mikroskop fluorescence. Test ini dapat menemukan antigen virus varisela zoster. Pemeriksaan ini dapat membedakan antara VZV dengan herpes simpleks virus.
7) Biopsi Kulit
Hasil pemeriksaan histopatologis : tampak vesikel intraepidermal dengan degenerasi sel epidermal dan acantholysis. Pada dermis bagian atas akan dijumpai adanya lymphotic infiltrate. (Ramona, 2010).
PERBEDAAN HERPES ZOOSTER DAN SIMPLEX
Ciri ciri penyakit herpes umumnya dapat dikenali dengan munculnya ruam memerah pada
tubuh dan terdapat bintik-bintik berupa gelembung-gelembung kecil yang berisi cairan yang
tampak terlihat berkelompok jika sudah memasuki waktu beberapa hari sejak terdapat bintik
kecil pertama. Penyakit herpes ini tergolong ke dalam penyakit kulit yang cukup menular dan
penyebarannya cukup cepat pada kulit.
Pengertian
Herpes adalah salah satu dari penyakit kulit yang disebabkan oleh virus dari jenis
familihepertoviridae diantaranya varicella zoster (VZV), HSV-1 dan HSV-2 yang
mengakibatkan peradangan kulit akut maupun kronis. Virus varicella zoster yang menjadi
penyebab muncul penyakit herpes zoster, dengan nama lain masyarakat menyebutnya dengan
nama cacar ular atau api. Sedangkan HSV-1 dan 2 menjadi penyebab adanya penyakit herpes
simplex yang khusus menyerang daerah kulit pada vitalitas manusia berbeda
dengan zoster hanya menyerang bagian tubuh manusia.
Gejala penyakit ini umumnya seperti itu yang berlangsung 2-5 hari atau hitungan minggu
setelah itu akan menunjukkan gejala khusus yang lebih spesifik lagi berupa munculnya
gelembung-gelembung yang berisi cairan berkelompok hingga menyebar keseluruh tubuh
membentuk jalur.
Yang membedakan keduanya, gelembung atau ruam pada jenis simplexs terjadi pada daerah
alat vital manusia seperti area wajah, bibir (jenis HSV-1) kemudian area kemaluan,
selangkangan dan paha (jenis HSV-2). Sedangkan zosterhanya terjadi pada bagian tubuh
seperti punggung, leher, dada, lengan dan daerah tubuh lainnya.
Penyebab
Zoster dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor berikut diantaranya pernah mengidap
penyakit cacar air atau varicella. Walaupun dikatakan dulunya sembuh, virus varicella dapat
kembali aktif jika daya tahan tubuh terhadap virus cacar air melemah. Umumnya jenis
herpes zooster terjadi pada usia lanjut 50 tahun ke atas. Atau penyebarannya melalui
bersentuhan langsung dengan cairan dari pecahan gelembung.
Sedangkan Simplex banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain bersentuhan dengan
cairan gelembung dan melalui kontak fisik hubungan seksual. Penyakit ini juga dalam
medisnya disebut herpes genital karena menyerang dapat vitalitas manusia dan menular.
HERPES ZOSTER