Televisi Edukasi (Tve) Sebagai Aplikasi Teknologi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

34
TELEVISI EDUKASI (TVE) SEBAGAI APLIKASI TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok 7 dengan tema “teknologi” dalam mata kuliah Konsep Dasar IPS SD Dosen Pengampu : Mujinem, M.Hum Disusun oleh : Tegar Panuluh Bumi 14108241128/ 24

description

Kajian mengenai penerapan tve dalam dunia pendidikan..

Transcript of Televisi Edukasi (Tve) Sebagai Aplikasi Teknologi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

TELEVISI EDUKASI (TVE) SEBAGAI APLIKASI TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMakalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok 7 dengan tema teknologidalam mata kuliah Konsep Dasar IPS SDDosen Pengampu : Mujinem, M.Hum

Disusun oleh :

Tegar Panuluh Bumi14108241128/ 24PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Teknologi merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam dalam segala aspek di masa yang serba maju ini. Teknologi akan semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan sejalan dengan timbulnya berbagai kebutuhan manusia.Memasuki era digital yang ditandai dengan revolusi digital, yaitu perubahan dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital yang telah terjadi sejak tahun 1980 dan berlanjut sampai hari ini. Revolusi itu pada awalnya mungkin dipicu oleh sebuah generasi remaja yang lahir pada tahun 80-an. Analog dengan revolusi pertanian, revolusi Industri, revolusi digital menandai awal era Informasi.Revolusi digital ini telah mengubah cara pandang seseorang dalam menjalani kehidupan yang sangat canggih saat ini. Sebuah teknologi yang membuat perubahan besar kepada seluruh dunia.

Pendidikan sebagai suatu ilmu teknologi tidak luput dari gejala perkembangan itu. Teknologi pendidikan merupakan suatu proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah-masalah yang berhubungan dengan semua aspek belajar manusia, dan kemudian merencanakan, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah masalah tersebut.

Dari segi pendidikan yang lebih kompleks, teknologi pendidikan adalah sesuatu yang harus terus dikembangkan dan akan sangat berguna demi kelancaran pendidikan yang lebih efisien dan efektif, apalagi dalam era globalisasi dan modernisasi ini akan banyak inovasi yang terus dilakukan dan diupayakan sebagai bentuk dari realisasi tanggung jawab guru ataupun pendidik agar anak didik dan hasil yang dicapai akan lebih baik.Bicara mengenai pendidikan di Indonesia, Indonesia merupakan sebuah negara yang luas. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau. Di pulau - pulau inilah tersimpan potensi sumber daya manusia yang diperlukan bagi kemajuan bangsa. Oleh karena itu perlu mendapat pendidikan yang layak. Untuk itu dibangun berbagai sarana dan diadakan berbagai buku agar seluruh rakyat dapat menikmati pendidikan.

Namun karena wilayah yang begitu luas maka proses pembangunan menjadi sulit untuk bisa berjalan dengan cepat. Maka dari itu, penerapan teknologi dalam dunia pendidikan sangat penting untuk menjembatani upaya peningkatan kualitas pendidikan. Dengan penerapan teknologi tersebut, diharapkan dapat membantu pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran supaya dapat berjalan dengan optimal.Maka dengan itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (pada waktu itu) menugaskan kepada Pustekkom sebagai unit khusus yang menangani pendayagunaan teknologi pendidikan untuk melakukan persiapan-persiapan ke arah pemanfaatan media televisi guna mendukung peningkatan dan pemerataan pendidikan. Maka sejak tahun 1978 Pustekkom melaksanakan pengembangan dan produksi program-program media televisi pendidikan. Hingga tahun 2007 program televisi yang telah diproduksi mencapai jumlah 5.163 judul.

Untuk merealisasikan siaran televisi pendidikan, pada tahun 1980-an Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran program televisi pendidikan dengan TVRI. Program yang disiarkan sangat popular saat itu, yaitu serial Aku Cinta Indonesia (ACI). Namun kerjasama tersebut tidak dapat berlanjut karena adanya perbedaan-perbedaan dalam aspek kebijakan dan teknis.

Pada tahun 1990-1995, Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yaitu sebuah televisi swasta yang pada awalnya dirancang sebagai televisi yang mengemban misi pendidikan. Meskipun kerjasama ini cukup berhasil, namun harus berakhir karena pihak TPI telah mengubah kebijakan menjadi sebuah stasiun televisi komersial.

Untuk keperluan koordinasi dalam manajemen pendidikan antara pusat dengan Dinas Provinsi (waktu itu kanwil), maka pada tahun 1994-1995 diadakan teleconverence antara Menteri Pendidikan Nasional dengan seluruh Dinas Pendidikan Provinsi di Indonesia.

Bahkan pada 2 Mei 1994 dalam rangka hari Pendidikan Nasional diadakan teleconverence antara Wakil Presiden (Tri Sutrisno) di Yogyakarta dengan 4 Dinas Pendidikan. Pada tahun 1996 - 1998 Pustekkom juga pernah bekerjasama dengan Cakra-warta (Indovision) menyiarkan siaran pendidikan di Quick Channel.

Menyadari begitu pentingnya siaran televisi pendidikan bagi bangsa Indonesia, sesuai amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tahun 2003, Depdiknas (Pus. tekkom) mulai melakukan persiapan untuk mempunyai stasiun televisi yang khusus menyiarkan pendidikan, dan pada tanggal 12 Oktober 2004, Mendiknas, Malik Fajar meresmikan Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE).B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian televisi edukasi?2. Bagaimana peran televisi sebagai alat pendidikan?3. Bagaimana cara guru merancang program pembelajaran melalui televisi edukasi?4. Apa sajakah manfaat dan tujuan televisi edukasi?5. Apa saja materi yang disajikan oleh siaran televisi edukasi?

6. Apa saja kelebihan dan kekurangan pesan pembelajaran lewat televisi edukasi?7. Bagaimana cara pemanfaatan televisi edukasi dalam proses mengajar?

BAB II

PEMBAHASANA. Pengertian TV Edukasi

Televisi Edukasi (TVE) adalah stasiun TV yang mengkhususkan diri pada siaran pendidikan. TV edukasi adalah salah satu stasiun televisi yang dimiliki oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional. Siaran televisi pendidikan dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia dan telah disiarkan oleh TVE, TVRI dan televisi swasta lainnya. Penyelenggaraan siaran televisi pendidikan merupakan salah satu strategi untuk memperbaiki kondisi dunia pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Sejalan dengan hal di atas Pustekkom pada tahun 2004 sampai dengan 2005 telah merintis lokasi pemanfaatan siaran di 260 lokasi yang meliputi SMP, termasuk SMP terbuka dan SMA Terbuka. Pada tahun 2006 Depdiknas juga telah membagikan perangkat penerima siaran Televisi Edukasi kepada 28.376 SMP/MTs di Indonesia yang berada di Kabupaten pada 33 propinsi. Sedangkan pada akhir tahun 2007 Pustekkom Depdiknas telah membagikan ke SMP/MTs di kota seluruh Indonesia televisi, DVD player, parabola dan genset (bagi daerah terpencil) untuk memanfaatkan siaran TVE.B. Televisi sebagai alat pendidikan

Televisi merupakan alat yang digunakan sebagai sarana komunikasi searah yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan. Televisi dianggap sebagai media pembelajaran yang efektif dan menarik, karena alat ini dapat merekam dan menangkap objek gambar hidup yang sebenarnya, dari tempat yang jauh dapat dilihat dan dinikmati oleh pemirsa seolah-olah kejadian itu berada didepan matanya. Dengan menyadari bahwa televisi menjadi sebuah alat yang sangat potensi untuk memberikan informasi dan sekaligus sebagai alat pembelajaran kepada setiap yang menikmati, maka program penyiaran dan pertunjukannya haruslah dikemas dengan berpedoman etika dan nilai-nilai budaya yang positif.

Perkembangan jaringan penyiaran lewat televisi, sejalan dengan perkembangan peradaban zaman yang begitu pesat, maka informasi dari tempat yang jauh, bahkan dari manca negara sekalipun dalam waktu sekejap dapat dilihat dan diikuti perkembangannya. Dengan jaringan komunikasi dan informasiyang mudah dan efektif untuk penyampaian pesan, maka dunia pendidikan seharusnya juga ikut mengambil peran dalam penanganan media televisi ini sebagai pusat sumber belajar. Artinya, para perencana dan praktisi pendidikan tidak hanya sebagai penonton dari luar arena program pertelevisian indonesia. Tapi ikut ambil bagian penayangan program kependidikan yang dikemas untuk kepentingan pembinaan ahlak, moral dan nilai-nilai budaya indonesia.C. Rancangan program pembelajaran melalui media televisiDengan memperhatikan media televisi sangat bermanfaat dan diperlukan sekali dalam proses pembelajaran, namun pada sisi lain sarana tersebut belum mampu dijangkau untuk di laksanakan di dalam sistem pendidikan, maka untuk mewujudkan kebijakan seperti , guru berupaya untuk merancang program pembelajaran yang membutuhkan media TV, dengan cara:

1. Memberikan arahan yang jelas kepada peserta didik untuk dapat melihat program TV yang ada nilai-nilai pendidikan yang bersifat positif.

2. Membimbing peserta didik untuk memilih program acara yang sesuai dengan tingkat umur dan kejiwaanya.

3. Memberikan pemahaman tentang program tayangan TV yang ada relevansinya dengan program pendidikan yang diajarkan disekolahan.

4. Memberi tugas kepada peserta didik untuk mencatat atau mengidentifikasi program-program acara TV yang bernilai edukasi(pendidikan).

5. Memberi tugas untuk menganti atau menonton program tayangan yang sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan disekolah, misalnya berita, dialog interaktif, profil tokoh, dan sejenisnya, kemudian berakhir dengan membuat laporan pengamatan.

6. Membekali sikap mental peserta didik untuk tidak meniru setiap perilaku tokoh atau bintang film atau penyanyi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya ketimuran.

Karakteristik Media Televisi.Setiap media komunikasi pasti memiliki karakteristik tertentu. Tidak ada satu media pun yang dapat di pergunakan untuk memenuhi segala macam tujuan komunikasi. Beberapa karakteristik media televisi adalah sebagai berikut:

1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia.

2. Dapat menghadirkan objek yang amat kecil atau besar, berbahaya, atau yang langka.

3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.

4. Dapat dikatakan meniadakan perbedaan jarak dan waktu.

5. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik.

6. Dapat mengkoordinasi pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, dan gambar dengan baik.

7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.

8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.

9. Membangkitkan perasaan intim atau media personal.

10. Memiliki sifat masal

11. Penyajian materi pelajaran lebih jelas dan menarik, karena adanya kombinasi teknologi audio dan visual.

12. Memberikan layanan pendidikan untuk semua jenjang, jalur, dan jenis pendidikan.

13. Media pembelajaran yang by desaign (berbasis kurikulum).

14. Penyajian program dikemas secara menyenangkan, santun, dan mencerdaskan.

15. Dapat diakses melalui satelit (parabola).D. Manfaat dan Tujuan Televisi Edukasi (TVE)a. Tujuan TVE

1. Memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional.

2. TVE diharapkan akan mampu memberikan layanan pendidikan khusus bagi para siswa pendidikan dasar (TK-PT), terutama di daerah-daerah pinggiran dan terpencil yang tidak mampu dijangkau oleh layanan pendidikan secara konvensional.

3. untuk menunjang program penuntasan wajib belajar.

4. Membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.

5. Membantu mewujudkan hak semua warga negara Indonesia untuk memperoleh pengajaran.6. Mempunyai misi untuk mewujudkan manusia manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

b. Manfaat TVE

1. Menunjang program penuntasan wajib belajar.

2. Memberikan layanan pendidikan terutama di daerah terpencil.

3. Mengatasi perbedaan kealitas tenaga pengajar.

4. Menyediakan bahan ajar bermutu.

5. Memotivasi siswa dalam belajar.

6. Televisi dapat memberikan kejadian kejadian yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa terjadi dengan di sertai komentar penyiarnya,

7. Televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk peran serta masyarakat,

8. Televisi dengan gambar audio visual sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi,

9. Menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyrakat,

10. Memberikan pesan yang dapat diteima secara lebih merata oleh peserta didik

11. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses,

12. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu,

13. Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan,

14. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap peserta didik.E. Program Siaran Televisi Edukasi

Jenis-jenis materi siaran televisi edukasi yaitu :

a. Formal

TK siarannya : Pengetahuan, Moral (Story Telling)

SD siarannya : Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PPKN.

SMP siarannya : Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ekonomi, Penjas, Geografi, Fisika, Biologi, dan Seni.

SMA, siarannya : Biologi, Kimia, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris.

b. Nonformal

Siaran nonformal yaitu untuk Paket B, paket C, dan keterampilan atau kursus.

c. Informal

Siaran informal berupa pentas dongeng, Lensa Siswa (Lensis), Ungkapan Budaya, Dokumentasi, Sinema Elektronik (sinetron), Fisika itu asyik, dan lain-lain.d. Informasi Pendidikan

Siarannya berupa Straight News, Feature, dan lain-lain.e. Strategi pengembangan TV pendidikan

Dalam buku menyemai benih teknologi pendidikan (2007:419) kita mengenal beberapa strategi pengembangan penggunaan media massa:1. Strategi perintisan/percontohan

Merupakan cara yang dilakukan dengan menciptakan suatu model yang terbatas yang diawasi secara cermat terlebih dahulu. Strategi ini memang mempunyai landasan ilmiah yang lebih mantap karena berbagai komponen pengembangan dicobakan, dinilai, dan disempurnakan.2. Strategi penahapan

Strategi ini dilakukan bilamana semua data telah dapat diketahui. Strategi ini sesuai dengan konsep pendidikan diatas yaitu tiap mata acara diusahakan dalam bentuk paket. Proses yang dilakukan selangkah demi selangkah. Misalkan saja mata pelajaran bahasa indonesia. Dimulai tentang topik cara membaca cepat, setelah materi yang diberikan selesai baru dilanjutkan dengan topic yang lainnya.Selain dengan cara diatas TV Edukasi juga melakukan kerja sama dengan TV lokal. Diantaranya adalah:1. PKTV

2. Fajar TV

3. BMS TV

4. Ruai TV

5. Jimbarwana TV

6. Megaswara TV

7. Banten TV

8. TV5D

9. Jember TV

10. Bengkulu TV

11. NET12. Siger TV

13. Mitra Vision

14. Ira Vision

15. Telkom Vision

16. Medianet

17. TVE Magelang

18. TVE Situbondo

19. Favorit TV

20. Kepri Cyber School (KCS TV)21. Tasik TVC

22. Adi TV Jogja

23. Palembang TV (Pal TV)

24. Celebes TV

25. Agung TV Bukittingi (mantan jaringan SINDOtv)

26. Pontianak Channel

27. TVKU

28. SINDOtv Malang

29. SINDOtv Mataram

30. Polonia TV

31. TV9 Surabaya

32. Skynindo

33. Bali TV

34. TVE Kediri

35. TVE Medan

36. TVRI

37. Mandala News TV

38. Meg TV Bondowoso

39. Arek TV Surabaya

Jadwal siaran TVE :

1. TVE saluran 1

Parabola : Senin s/d Sabtu 24 jam. Minggu dan hari libur. 05.00 17.00-WIB

TVRI : Senin s/d Jumat 07.00 08.00 WIB dan 14.00 15.00 WIB.

TV Lokal : sesuai jadwal TV lokal

TV kabel : 24 jam

2. TVE saluran 2

Parabola : Senin s/d Sabtu, 12.00 20.00 WIB. Minggu dan hari libur, 12.00 17.00 WIB

TV Kabel :8 jam

Proses kerja sama yang dilakukan adalah dengan penggabungan program. Jadi TV Edukasi dapat menyiarkan programnya pada TV yang lain.F. Kelebihan dan kekurangan pesan pembelajaran lewat televisi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk berbagai mata pelajaran dapat menguasai mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang mempelajarinya melalui tatap muka dengan guru kelas. Meskipun televisi memiliki ber bagai kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran, televisi juga mempunyai kelemahan seperti berikut ini :a. Kelebihan

1. Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam,film,objek,spesimen,drama.

2. Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.

3. Televisi dapat membawa dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat,dan peristiwa-peristiwa,melalui penyiaran langsung atau rekaman.

4. Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar sendiri.

5. Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.

6. Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata; misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain.

7. Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses itu kembali. Disamping itu, televisi merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian yang bersamaan.

8. Televisi dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai.

9. Televisi merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka.

10. Televisi sifatnya langsung dan nyata. Dengan televisi siswa tahu kejadian-kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang besar/terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara.

11. Hampir setiap mata pelajaran bisa di televisikan

12. Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.13. Harga pesawat TV relatif murah.b. Kelemahan

1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesa-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.

3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.

4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.

5. Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.

6. Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan.

7. Program di luar kontrol guru, dan

8. Besarnya gambar dilayar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.

Media televisi selain sebagai media massa, kita menganal adanya program Televisi Siaran Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu media distribusi TV, alat pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel.G. Pemanfaatan TVEAda 3 pola atau cara pemanfaatan program siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:1. Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung).

Dimana agar pembelajaran selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat merelay siaran dari TVRI, karena TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun TVRI, program TVE yang ditayangkan adalah diprioritaskan pada mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris untuk peserta didik SMP dan MTs.2. Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan.

Berdasarkan jadwal tayangan siaran TVE yang ada, guru menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan siaran TVE tentang mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu. Peserta didik dapat melaksanakan tugas ini di sekolah atau di rumah, baik secara perseorangan maupun dalam bentuk kelompok kecil. Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru hendaknya memberikan format laporan hasil penugasan disertai penjelasan seperlunya. Guru juga menginformasikan batas waktu penyerahan hasil pelaksanaan tugas dan cara-cara penyajiannya di kelas.

Pada hari dan waktu yang telah ditetapkan, guru meminta para peserta didiknya untuk manyajikan hasil tugas yang telah dikerjakan di hadapan teman sekelasnya. Peserta didik yang belum mendapat kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk mengkaji dan memberikan pendapat, tanggapan atau komentar. Melalui aktivitas pembelajaran yang demikian ini, peserta didik dilatih menyusun bahan presentasi, memberikan pendapat, tanggapan atau komentar, dan sekaligus juga berlatih berdiskusi, dan membuat rangkuman/kesimpulan. Pada akhir kegiatan, guru dapat memberikan arahan atau hal-hal yang dinilai penting untuk pengembangan kemampuan peserta didik.3. Pemanfaatan Program Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong.

Apabila guru berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru piket atau guru serumpun dapat mengisi jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TVE. Intinya adalah bahwa peserta didik tetap dapat belajar sekalipun guru mata pelajaran tertentu berhalangan hadir misalnya. Kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan sebagaimana biasanya.

Guru piket atau guru serumpun tinggal menyelenggarakan kegiatan pembelajaran mengikuti RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal yang berkembang selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru pengganti (guru piket atau guru serumpun) dapat mencatatnya dan menyampaikannya kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk dilakukan tindak lanjut.BAB III

PENUTUPA. KesimpulanDari apa yang telah diuraikan, dapat diambil kesimpulan bahwa teknologi telah menjadi salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam dalam segala aspek di masa yang serba maju ini. Teknologi semakin lama semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan sejalan dengan timbulnya berbagai kebutuhan manusia.Adanya kendala dalam kebutuhan pengembangan dan distribusi pendidikan dapat diatasi dengan menggunakan teknologi yang telah ada saat ini. Kesulitan dalam mendistribusikan layanan edukasi di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan struktur geografis sedemikian rupa dapat diatasi salah satunya yaitu dengan televisi edukasi.Walaupun televisi edukasi atau TVE tidak menjanjikan sepenuhnya akan kelancaran dan pemenuhan akan distribusi pendidikan yang baik dan merata, setidaknya, hal ini dapat menjadi salah satu batu loncatan menuju kualitas pendidikan yang lebih baik dan merata di Indonesia.DAFTAR PUSTAKAArsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Dick, W., Carey, L., & Carey, J.O. 2003. The Systemic Design of Instruction. New York : Harper Collins Publisher Inc.

Hermawan, A.H dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Peraturan Menteri No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses

Sujarwo. 2012. Model-model Pembelajaran: suatu strategi mengajar. Yogyakarta

Himpunan Peraturan Perundang-undangan. 2009. Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003. Bandung: Fokus Media

Prawiradilaga Dewi S dan Siregar Eveline, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta : Kencana

Sukardjo M dan Komarudin Ukim, Landasan Pendidikan, Jakarta : PT Raja grafindo Persada, 2010

Syukur Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang:RaSail Media Group, 2008

Seels Barbara B dan Richey Rita C, Teknologi Pembelajaran, Jakarta:Universitas Negeri Jakarta, 1994

Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008

Miarso Yusufhardi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.