Tekom 4_Komunikasi Massa

18
Tugas Keempat Mata Kuliah Teori Komunikasi Teori-Teori Komunikasi Massa Disusun oleh : Pertiwi Putri Nurhakim 2101 1006 0001 Humas A 2006 Dosen : Mien Hidayat, Kokom Komariah Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran 2008

Transcript of Tekom 4_Komunikasi Massa

Page 1: Tekom 4_Komunikasi Massa

Tugas Keempat Mata Kuliah Teori Komunikasi

Teori-Teori Komunikasi Massa

Disusun oleh :

Pertiwi Putri Nurhakim

2101 1006 0001

Humas A 2006

Dosen : Mien Hidayat, Kokom Komariah

Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Padjadjaran

2008

Page 2: Tekom 4_Komunikasi Massa

Komunikasi Massa

Definisi Komunikasi dan Komunikasi Massa

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

“sama”. Kata “sama” di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, secara

singkat komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian pesan

dari komunikator ke komunikan untuk mencapai kesamaan makna.

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita dapat melakukan dalam

konteks antarpersona (interpersonal communication), kelompok (group

communications), organisasi (organizational communication), dan sebagai

tindak komunikasi digunakanlah media massa (mass communication).

Komunikasi massa memiliki banyak definisi tergantung ahli yang

mengungkapkannya, berikut ini adalah definisi-definisi mengenai komunikasi

massa, antara lain :

Menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa pada sejumlah besar orang.

Menurut Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang

berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta

paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Menurut Maletzke, komunikasi massa merupakan setiap komunikasi yang

menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis

secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.

Menurut Freidsow, komunikasi massa merupakan komunikasi yang

dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan

hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi.

Menurut Wright, komunikasi massa merupakan bentuk baru komunikasi

yang dapat dibedakan dari corak-corak lama karena memiliki suatu

karakteristik yang berbeda dari komunikasi lainnya.

Menurut, Werner I. Severin dan James W. Tankard, komunikasi massa

adalah sebagian keterampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu.

Page 3: Tekom 4_Komunikasi Massa

Menurut Joseph A. Devito, pertama komunikasi massa adalah komunikasi

yang ditujukan kepada massa, kepada khlayak yang luar biasa banyaknya.

Kedua komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh

pemancar-pemancar yang audio dan atau visual

Karakteristik Komunikasi Massa

Dari uraian mengenai definisi komunikasi massa yang telah dijelaskan

sebelumnya, kita akan mendapatkan bagaimana karakteristik dari komunikasi

massa. Berikut ini adalah karakteristik-karakteristik yang dimiliki komunikasi

massa, antara lain :

Komunikasi massa berlangsung satu arah.

Komunikator pada komunikasi massa melembaga.

Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi.

Pesan pada komunikasi massa bersifat umum.

Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.

Asumsi Dasar Komunikasi Massa

Asumsi dasar adanya teori ini karena zaman terus berkembang dimana

manusia semakin kritis dan perkembangan teknologi tidak bisa dan tidak boleh

dihentikan. Informasi semakin mudah diciptakan dan didapatkan karena

perkembangan media massa yang sedemikian pesat. Pesatnya perkembangan

teknologi di bidang komunikasi massa mau tak mau akan memberikan banyak

efek yang beragam bagi setiap individu yang menerimanya, efek ini dapat

membuat pintar publik namun dapat juga menyebabkan pembodohan terhadap

publik. Namun demikian, komunikasi massa tetap menjadi sebuah perwujudan

dari perkembangan zaman yang seharusnya dilihat dan dijaga agar tetap selalu

berefek positif sesuai dengan fungsi dari komunikasi massa itu sendiri. Berikut

ini adalah fungsi-fungsi dari komunikasi massa, antara lain :

Pengawasan peringatan

Fungsi pengawasan

Pengawasan instrumental

Page 4: Tekom 4_Komunikasi Massa

Fungsi interpretasi

Fungsi hubungan (linkage)

Fungsi sosialisasi

Fungsi hiburan

Sedangkan berikut ini adalah bagan mengenai komunikator komunikasi

massa dan saluran media massa.

Banyak orang

Di tempat dan waktu yang sama

Menurunkan kesadaran individu

Peristiwa

Komunikator massa Menimbulkan jiwa massa

Banyak orang

Tersebar dalam area geografis yang luas

Perhatian dan minat pada hal yang sama

Radio

Elektronik Televisi

Film

Periodik

Suratkabar

Cetak

Majalah

Saluran media massa

Sales promotion girl

Manusia

Juru kampanye

Non-periodik Spanduk

Umbul-umbul

Benda Leaflet

Booklet

Page 5: Tekom 4_Komunikasi Massa

Teori-Teori Komunikasi Massa

Pembahasan mengenai sesuatu hal biasanya selalu ada teori sebagai

landasannya, begitu pula dengan komunikasi massa yang memilik teori sebagai

landasan bagaimana komunikasi massa itu. Berikut ini adalah teori-teori yang

berkaitan dengan komunikasi massa, antara lain :

1. Uses and Gratifications Theory

Penemu Teori dan Sejarah Teori

Uses and Gratifications Theory (Teori Kegunaan dan Kepuasan)

pertama kali dikemukakan oleh Elihu Katz pada tahun 1959. Adanya teori ini

diawali dari dari pernyataan Katz pada sebuah artikel untuk menanggapi apa

yang dikatakan oleh Bernard Berelson. Pada saat itu, Bernard menyatakan

bahwa komunikasi akan mati, namun Katz menganggap pernyataan itu tidak

benar karena yang sedang dalam kondisi tidak baik adalah komunikasi massa,

karena pada saat itu komunikasi massa hanya dianggap sebagai sebuah

persuasi.

Sebenarnya pendekatan yang dilakukan dalam teori ini tidak baru,

karena pada tahun 1940-an dan 1950-an telah dilakukan penelitian serupa.

Bahkan Karl Erik Rosengren pernah menyajikan bagaimana paradigma uses

and gratifications. Seperti penjelasan dalam bagan berikut ini.

Page 6: Tekom 4_Komunikasi Massa

Asumsi Dasar Teori dan Uraian Teori

Asumsi dasar dari teori ini, yaitu bagaimana media memenuhi kebutuhan

dari sosial khalayak. Khalayak yang dimaksud adalah khalayak yang aktif, yang

sengaja menggunakan media untuk suatu tujuan yang khusus. Dengan

demikian, kajian dalam teori ini lebih terfokus kepada tujuan komunikan.

Teori ini membahas mengenai kebutuhan dan biasanya sangat erat

kaitannya dengan teori Maslow, yang terdiri atas :

- Physiological Needs

- Safety Needs

- Belonging Needs

- Esteem Needs

- Self-actualization Needs

Jika Erik Rosengsen memiliki bagan untuk menjelaskan uses and

gratifications theory seperti pada bagan sebelumnya, maka Katz mencoba

memaparkannya dalam bentuk bagan berikut :

Page 7: Tekom 4_Komunikasi Massa

Dalam bagan yang tergambar sebelumnya, pada kebutuhan individu terdiri dari

lima kebutuhan, berikut ini adalah penjelasannya :

- Cognitive Needs

Kebutuhan ini berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan

pemahaman mengenai lingkungan.

- Affective Needs

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman

yang estetis, menyenangkan, dan emosional.

- Personal Integrative Needs

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan,

stabilitas, dan status individual.

- Social Integrative Needs

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga,

teman, dan dunia.

- Escapist Needs

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan,

ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

2. Uses and Effects Theory

Penemu Teori dan Sejarah Teori

Uses and Effects Theory pertama kali dipikirkan oleh Sven Windahl pada

tahun 1979. Adanya teori ini merupakan sintesis dari teori sebelumnya, yaitu

uses and gratifications theory dan teori tradisional mengenai efek.

Konsep “use” merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari

suatu pemikiran. Jika pada teori sebelumnya mengenai uses and gratifications

theory, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar

individu; sedangkan dalam uses and effects theory, kebutuhan hanyalah salah

satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media.

Asumsi Dasar Teori dan Uraian Teori

Asumsi dasar dari teori ini lebih menekankan bagaimana penggunaan

media menghasilkan banyak efek terhadap suatu individu.

Page 8: Tekom 4_Komunikasi Massa

Hasil dari sebuah proses komunikasi massa dan beberapa kaitannya

dengan penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya

dari teori ini. Hubungan antara penggunaan dan hasilnya dapat disajikan dalam

beberapa bentuk yang berbeda, yaitu :

- Penggunaan media hanya dianggap berperan sebagai perantara, dan hasil

dari prosesnya dinamakan efek.

- Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah, atau mengurangi

aktivitas lainnya.

- Penggunaan media dapat melakukan dua proses secara serempak dan

akan menerima efek dan konsekuensi.

3. Agenda Setting Theory

Penemu Teori dan Sejarah Teori

Agenda Setting Thoery (Teori Penataan Agenda) pertama kali

dikenalkan oleh M.E. Mc. Combs dan D.L. Shaw dalam “Public Opinion

Quarterly” yang terbit pada tahun 1972, yang berjudul “The Agenda Setting

Function of Mass Media”.

Kedua pakar ini memberikan penekanan pada suatu peristiwa dimana

media akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.

Pembahasan yang ada dalam teori ini, yaitu media massa tidak menentukan

“what to think” tetapi “what to think about”.

Page 9: Tekom 4_Komunikasi Massa

Asumsi Dasar Teori dan Uraian Teori

Agenda Setting Theory dimulai dengan suatu asumsi bahwa media

massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya.

Bagaimana sebuah media massa menyajikan peristiwa, itulah yang disebut

sebagai agenda media.

David H. Heaver dalam karyanya yang berjudul “Media Agenda Setting

and Media Manipulation” pada tahun 1981 mengatakan bahwa pers sebagai

media komunikasi massa tidak mereflesikan kenyataan, melainkan menyaring

dan membentuknya seperti sebuah kaleidoskop yang menyaring dan

membentuk cahaya.

Mengenai Agenda Setting lebih banyak menjelaskan apa yang terjadi di

dunia pilitik, Alexis S. Tan menyimpulkan bahwa media massa mempengaruhi

kognisi politik dalam dua cara, yaitu :

- Media secara efektif menginformasikan peristiwa politik kepada khalayak.

- Media mempengaruhi persepsi khalayak mengenai pentingnya masalah

politik.

Manheim menuangkan agenda setting dalam tiga agenda konseptualisasi yang

potensial, yaitu :

a. Agenda media yang terdiri dari beberapa dimensi, antara lain :

- Visibility, jumlah dan tingkat menonjolnya berita.

- Audience salience, relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.

- Valence, menyenangkan atau tidak menyenangkannya cara pemberitaan

bagi suatu peristiwa.

b. Agenda khalayak yang terdiri dari beberapa dimensi, antara lain :

- Familiarity, derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.

- Personal salience, relevansi kepentingan dengan ciri pribadi.

- Favorability, pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.

c. Agenda kebijaksanaan yang terdiri dari beberapa dimensi, antara lain :

- Support, kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.

- Likelihood of Action, kemungkinan pemerintah melaksanaan apa yag

diibaratkan.

- Freedom of Action, nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah.

Page 10: Tekom 4_Komunikasi Massa

4. Cultural Norms Theory (Teori Norma Budaya)

Penemu Teori dan Sejarah Teori

Cultural Norms Theory dikemukakan oleh Melvin DeFleur. Dalam teori ini

media massa melalui penyajiannya yang selektif dan penekanannya pada

tema-tema tertentu, menciptakan kesan-kesan pada khalayak di mana norma-

norma budaya umum mengenai topik yang diberi bobot itu, dibentuk dengan

cara-cara tertentu.

Perilaku individual biasanya dipandu oleh norma-norma budaya

mengenai suatu hal tertentu, maka media komunikasi secara tidak langsung

akan mempengaruhi perilaku.

Asumsi Dasar Teori dan Uraian Teori

Asumsi dasar dari cultural norms theory bahwa orma budaya yang ada di

masyarakat berkaitan dengan media komunikasi dan komunikasi massa.

Ada tiga cara di mana media secara potensial mempengaruhi situasi dan

norma bagi individu-individu, terdiri atas :

- Pesan komunikasi massa akan memperkuat pola-pola yang sedang berlaku

dan memadu khalayak untuk percaya bahwa suatu bentuk sosial tertentu

tengah dibina oleh masyarakat.

- Media komunikasi dapat menciptakan keyakinan baru mengenai hal-hal di

mana khalayak sedikit banyak telah memiliki pengalaman.

- Komunikasi massa dapat mengubah norma-norma yang tengah berlaku dan

karenanya mengubah khalayak dari suatu bentuk perilaku mejadi bentuk

perilaku yang lain.

5. Individual Difference Theory (Teori Perbedaan Individual)

Penemu Teori dan Sejarah Teori

Individual Difference Theory seperti teori sebelumnya, dikemukakan pula

oleh Melvin DeFleur. Sebenarnya nama lengkap dari teori ini adalah “Individual

Differences Theory of Mass Communication Effect”. Karena teori ini menelaah

perbedaan-perbedaan di antara individu-individu sebagai sasaran media massa

ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu. Dalam teori ini efek

media massa pada khalayak massa itu tidak seragam, melainkan beragam.

Page 11: Tekom 4_Komunikasi Massa

Asumsi Dasar Teori dan Uraian Teori

Asumsi dasar dari teori ini adalah manusia yang bervariasi dalam

organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari

dukungan perbedaan secara biologis, tetapi ini dikarenakan pengetahuan

secara individual yang berbeda.

Dalam teori ini individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran

media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama

jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya,

sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai-nilainya.

Teori perbedaan sosial individual ini mengandung rangsangan-

rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-

watak perorangan anggota khalayak. Terdapat perbedaan individual pada

setiap anggota khalayak itu.

6. Spiral of Silence Theory

Penemu Teori dan Sejarah Teori

Teori Spiral of Silence dikemukakan pertama kali oleh Elizabeth Noelle

Neuman, seorang sosiolog Jerman, pada tahun 1974.

Dalam teori terdapat jawaban bagaimana dalam komunikasi massa,

komunikasi antarpersona, dan persepsi individu terhadap pendapatnya sendiri

dalam hubungannya dengan pendapat orang lain dalam masyarakat.

Asumsi Dasar Teori dan Uraian Teori

Asumsi dasar dari teori ini adalah pemikiran sosio-psikologi 1930-an

yang menyatakan bahwa pendapat pribadi sangat tergantung pada apa yang

dipikirkan / diharapkan oleh orang lain, atau atas apa yang orang rasakan /

anggap sebagai pendapat dari orang lain.

Dalam spiral of silence dijelaskan bahwa individu pada umumnya

berusaha untuk menghindari isolasi, dalam arti sendirian mempertahankan

sikap atau keyakinan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa orang akan

mengamati lingkunganya untuk mempelajari pandangan-pandangan mana yang

bertahan dan mendapatkan dukungan dan mana yang tidak dominan atau

populer. Maksudnya adalah jika seseorang merasa pandangannya tergolong

Page 12: Tekom 4_Komunikasi Massa

dalm jumlah yang minoritas maka ia akan cenderung sulit untuk

mengekspresikan apa yang ia inginkan karena perasaan takut akan diisolasi.

Sedangkan kebalikannya yaitu seseorang akan merasa semakin kuat dan luas

untuk mengekspresikan dirinya karena pendapatnya termasuk pada jumlah

mayoritas. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan hubungan tersebut.

Noelle Neuman mendukung asumsinya dengan acuan bahwa ada

berbagai perubahan selama kurun waktu tertentu mengenai beberapa pendapat

umum yang menonjol di Jerman Barat.

7. Teori Dependensi mengenai Efek Komunikasi Massa

Penemu Teori dan Sejarah Teori

Teori dependensi mengenai efek komunikasi massa dikembangkan oleh

Sandra Ball Rokeach dan Melvin L. DeFleur pada tahun 1976. Dalam teori ini

yang menjadi fokus perhatiannya adalah kondisi struktural suatu masyarakat

yang mengatur kecenderungan yang terjadi pada suatu efek media massa.

Asumsi Dasar Teori dan Uraian Teori

Page 13: Tekom 4_Komunikasi Massa

Asumsi dasar dari teori ini dapat disimpulkan dalam bagan tersebut

bahawa teori ini merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berangkat

dari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat yang modern (atau masyarakat

massa), di mana media massa dapat dianggap sebagai sistem informasi yang

memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik

pada tataran masyarakat, kelompok, atau individu dalam aktivitas sosial.

Dalam teori ini dikemukakan bahwa adanya ketergantungan antara

masyarakat modern dengan media massa karena media massa dianggap

sebagai sumber informasi yang dapat memberikan pengetahuan tentang apa

yang terjadi pada dunia.

Jika dilihat dari bagan, ada tiga komponen, Ball Rokeach dan DeFleur

lebih lanjut menjelaskannya sebagai berikut :

- Sistem sosial akan bervariasi sesuai dengan tingkat stabilitasnya.

- Audience akan memiliki hubungan yang beragam dengan sistem sosial dan

perubahan-perubahan yang terjadi.

- Media massa yang beragam kuantitas, persebaran, reliabilitas, dan otoritas.

Sedangkan ada tiga efek yang akan didapatkan oleh khalayak media massa,

berikut ini adalah penjabarannya :

a. Efek kognitif, berupa :

- Menciptakan atau menghilangkan ambiguitas.

- Pembentukkan sikap.

- Agenda setting.

- Perluasan sistem keyakinan masyarakat.

- Penegasan/penjelasan nilai-nilai.

b. Efek Afektif, berupa :

- Menciptakan ketakutan atau kecemasan.

- Meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.

c. Efek Behavioral, berupa :

- Mengaktifkan/menggerakkan atau meredakan.

- Pembetulan issue tertentu atau penyelesaiannya.

- Menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas.

- Menyebabkan perilaku dermawan.

Page 14: Tekom 4_Komunikasi Massa

8. Diffusion of Innovations Theory

Penemu Teori dan Sejarah Teori

Diffusion of Innovations Theory dikemukakan oleh Everett M. Rogers

yang menulis buku berjudul “Diffusion of Innovations and Communication

Technology, The New Media in Society” bersama dengan F. Floyd Shoemaker

yang menulis buku “Communication of Innovations”.

Adanya teori ini karena masyarakat sadar bahwa ada salah satu aplikasi

komunikasi massa terpenting yang berkaitan dengan adopsi inovasi. Teori ini

dapat dilaksanakan pada negara berkembang ataupun negara maju.

Praktek-praktek awal dari teori ini dilakukan di Amerika Serikat pada

dasawarsa 1920-an dan 1930-an, hingga kini digunakan untuk program-

program pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang.

Asumsi Dasar Teori dan Uraian Teori

Asumsi dasar dari teori ini diambil dari pengertian dari kata-kata yang

terkandung dalam nama teori ini. Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses

di mana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka

waktu tertentu antara anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu jenis

khusus dari komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan

sebagai ide baru. Sedangkan inovasi adalah suatu ide, karya, atau objek yang

dianggap baru oleh seseorang. Jadi asumsi dasar dari teori ini adalah

bagaimana suatu pesan yang dapat disebarkan atau dikomunikasikan kepada

khalayak dengan penggunaan beberapa cara baru.

Adapun unsur-unsur utama difusi ide, antra lain : inovasi, yang

dikomunikasikan melalui saluran tertentu, dalam jangka waktu tertentu, di

antara anggota suatu sistem sosial.

Menurut Rogers, ada ciri-ciri inovasi yang dirasakan oleh para anggota

suatu sistem sosial dalam menentukkan tingkatan adopsi terdiri atas :

- Relative advantage (keuntungan relatif) adalah suatu derajat dengan mana

inovasi dirasakan lebih baik daripada ide lain yang menggantikannya.

- Compatibility (kesesuaian) adalah suatu derajat dengan mana inovasi

dirasakan konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman, dan

kebutuhan mereka yang melakukan adopsi.

Page 15: Tekom 4_Komunikasi Massa

- Complexity (kerumitan) adalah mutu derajat dengan mana inovasi dirasakan

sukar untuk dimengerti dan dipergunakan.

- Trialability (kemungkinan dicoba) adalah mutu derajat dengan mana inovasi

dapat dieksperimentasikan pada landasan yang terbatas.

- Observability (kemungkinan diamati) adalah suatu derajat dengan mana

inovasi dapat disaksikan oleh orang lain.

Ada tiga hal seputar masalah waktu yang juga menjadi salah satu unsur

utama dari difusi ide baru, antara lain :

a. Innovations decision process (proses inovasi keputusan).

b. Innovativeness (keinovatifan).

c. Innovation’s rate of adoption (tingkat inovasi dari adopsi).

Innovativeness adalah derajat dengan mana seseorang relative lebih dini

dalam mengadopsi ide-ide baru ketimbang anggota-anggota lain dalam suatu

sistem sosial. Berikut ini adalah kategori pengadopsi, yaitu :

- Innovators

- Early adopters

- Early Majority

- Late Majority

- Laggard

9. Sense Extended Theory (Teori Perpanjangan Alat Indera)

Penemu Teori dan Sejarah Teori

Teori perpanjangan alat indera dikemukakan oleh McLuhan. Adanya

teori ini didasarkan pada pengamatan bahwa sebuah media bukan hanya

sekedar penghubung tetapi jua sebagai sesuatu yang dapat mempengaruhi

seseorang.

Asumsi Dasar Teori dan Uraian Teori

Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa sebuah media akan

mempengaruhi seseorang dalam menentukkan sikapnya.

Dalam teori ini dijelaskan bahwa secara operasional dan praktis, media

adalah pesan yang artinya bahwa akibat-akibat personal dan sosial dari media

yakni karena perpanjangan diri kita timbul karena skala baru yang dimasukkan

Page 16: Tekom 4_Komunikasi Massa

pada kehidupan oleh perluasan diri atau teknologi baru. Media adalah pesan

karena media membentuk dan mengendalikan skala serta bentuk hubungan

dan tindakan manusia.

Menurut Steven H. Chaffee ada lima efek dalam komunikasi massa,

antara lain :

- Efek ekonomis berkenaan dengan sirkulasi biaya produksi, distribusi, dan

konsumsi.

- Efek sosial berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial

akibat kehadiran media massa.

- Efek pada penjadwalan kegiatan berkenaan dengan adanya media telivisi

yang membuat manusia tidak lagi disiplin dan cenderung menunda atau

mempercepat pekerjaan untuk dapat menyaksikan program-program

televisi.

- Efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu.

- Efek pada perasaan orang terhadap media.

10. Reflective Projective Theory

Penemu Teori dan Sejarah Teori

Reflective Projective Theory dikemukakan oleh Lee Loevinger pada

tahun 1968. Adanya teori ini bermula ketika suatu citra dianggaplah penting

apalagi untuk public figure seperti politikus. Dimana sebuah media massa

dirasakan dapat mempengaruhi segala hal.

Asumsi Dasar Teori dan Uraian Teori

Asumsi dasar dari teori ini yaitu bahwa media massa dapat

mencerminkan suatu masyarakat yang memiliki suatu citra yang ambigu

(menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam sehingga pada media massa

setiap orang memproyeksikan atau melihat citranya.

Dalam teori ini ditekankan bahwa media massa dapat menjadi sebuah

media untuk citra diri seseorang. Media massa mencerminkan citra khalayak,

dan khalayak memproyeksikan citranya pada penyajian media massa.

Dalam teori ini seolah media adalah sesuatu yang sangan kuat, namun

Klapper, seorang tokoh kontroversial menyatakan bahwa bukan saja media

Page 17: Tekom 4_Komunikasi Massa

yang dapat memperburuk ataupun memperbaiki citra; lebih lanjut Klapper

mengungkapkan bahwa media lebih cenderung menyokong status quo

ketimbang perubahan.

Roberts pada tahun 1977 menganggap bahwa adanya kecenderungan

hal tersebut disebabkan karena :

- Reporter dan editor memandang dan menafsirkan dunia sesuai dengan

citranya tentang realitas (kepercayaan, nilai, dan norma).

- Wartawan selalu memberikan respons pada tekanan halus yang merupakan

kebijaksanaan pemimpin media.

- Media massa sendiri cenderung menghidari hal-hal yang kontroversial,

karena kuatir hal-hal tersebut akan menurunkan volume khalayaknya.

Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi, karena apda masyarakat

modern; orang memperoleh lebih banyak informasi tentang dunia dari media

massa.

Page 18: Tekom 4_Komunikasi Massa

Sumber Buku :

Nama Buku

Ilmu Komunkasi, Teori dan Praktek

Pengarang

Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A.

Penerbit

PT. Remaja Rosdakarya

Nama Buku

Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan Taksonomi Konseptual

Pengarang

Drs. Dani Vardiansyah, M.Si.

Penerbit

Ghalia Indonesia

Nama Buku

Teori Komunikasi

Pengarang

Sasa Djuarsa Sendjadja, Ph. D

Penerbit

Universitas Terbuka

Nama Buku

Psikologi Komunikasi

Pengarang

Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc.

Penerbit

PT. Remaja Rosdakarya

Nama Buku

Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi

Pengarang

Prof. Onong Uchjana Effendy.,M.A.

Penerbit

PT. Citra Aditya Bakti