Teknologi Pascapanen Ubikayu III Final_2

download Teknologi Pascapanen Ubikayu III Final_2

of 41

Transcript of Teknologi Pascapanen Ubikayu III Final_2

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Ketersediaan pangan dalam

    jumlah dan mutu yang cukup dan

    berkesinambungan merupakan kunci

    utama untuk menuju ketahanan

    pangan yang tangguh. Sektor tanaman

    pangan di Indonesia memiliki posisi

    yang sangat penting dalam upaya

    penyediaan bahan pangan bagi

    masyarakat.

    Salah satu komoditas tanaman

    pangan adalah ubikayu (Manihot

    esculenta crantz) merupakan bahan

    pangan sumber karbohidrat yang

    penting (di samping beras dan jagung)

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 2

    serta bahan baku untuk industri

    pangan maupun non pangan.

    Ditinjau dari aspek budidayanya,

    penanaman ubikayu cukup mengun-

    tungkan karena daya adaptasinya luas

    (termasuk di lahan yang kurang

    subur/marginal), tidak mudah diserang

    hama dan penyakit , cara budidayanya

    telah dikenal dan dikuasai oleh petani

    serta biaya produksi relatif murah

    dengan hasil per hektar cukup

    bervariasi. Contoh perbandingan pro-

    duksi umbi lokal rata-rata 11 ton/ha,

    sedangkan untuk varietas unggul

    seperti Adira 1 dan Adira 4 produksi

    umbinya dapat mencapai 25 - 40

    ton/ha (Anonim, 2009). Produksi

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 3

    ubikayu Indonesia sebesar + 23,08 juta

    ton pada tahun 2010, dan akan terus

    meningkat sejalan dengan penemuan

    varietas baru dan penggunaan teknik

    budidaya yang semakin maju (BPS,

    2010).

    Tanaman ubikayu banyak di-

    usahakan oleh petani karena ubikayu

    banyak manfaat, untuk berbagai ke-

    perluan yaitu untuk konsumsi lang-

    sung manusia, bahan makanan ternak

    dan bahan industri.

    Untuk konsumsi manusia ubikayu

    dapat diolah menjadi berbagai bentuk

    produk makanan seperti tape, keripik

    dan lain-lain. Sebagai bahan makanan

    ternak, ubikayu terutama diolah men-

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 4

    jadi gaplek utuh, gaplek irisan (chips),

    dan gaplek pellet.

    Permintaan ubikayu terus me-

    ningkat seiring dengan beragamnya

    pemanfaatan ubikayu untuk bahan

    baku industri, termasuk bioethanol.

    Peluang untuk meningkatkan produksi

    juga masih terbuka lebar dengan teknik

    budidaya yang tepat dan tersedianya

    varietas unggul berpotensi hasil tinggi.

    Keberhasilan peningkatan produksi

    ubikayu perlu diikuti dengan pe-

    nanganan pasca panen yang baik

    sehingga dapat mengurangi susut hasil

    panen dan mempertahankan mutu

    ubikayu.

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 5

    Untuk mengurangi susut hasil

    panen dan mempertahankan mutu

    ubikayu perlu dilakukan teknologi

    penanganan pasca panen yang

    didasarkan pada prinsip-prinsip Good

    Handling Practices (GHP). Oleh karena

    itu dalam rangka mewujudkan

    penanganan pasca panen ubikayu

    yang baik perlu pedoman teknologi

    penanganan pascapanen ubikayu.

    Dengan pedoman teknologi penanga-

    nan pascapanen ubikayu diharapkan

    para petani dapat melakukan

    penanganan pasca-panen berdasarkan

    prinsip-prinsip yang benar sehingga

    dapat mengurangi susut hasil panen

    pada semua tahap kegiatan

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 6

    penanganan pascapanen ubikayu dan

    mempertahankan mutu ubikayu serta

    mendapatkan hasil yang memenuhi

    persyaratan kualitas.

    1.2. Tujuan

    Tujuan buku teknologi penanganan

    pascapanen ubikayu sebagai berikut:

    1. Bahan panduan bagi petani dan

    pelaku pascapanen lainnya tentang

    cara-cara penanganan pascapanen

    yang berdasarkan prinsip-prinsip

    Good Handling Practices (GHP)

    sehingga diharapkan dapat :

    a. Mengurangi tingkat kehilangan

    hasil ubikayu

    b. Mempertahankan mutu ubikayu

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 7

    c. Mendapatkan produk ubikayu

    yang memenuhi persyaratan

    kualitas.

    2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas

    dalam melakukan penanganan pasca-

    panen ubikayu, khususnya terkait

    dengan upaya menurunkan susut

    hasil panen.

    1.3. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup teknologi penangan-

    an pascapanen ubikayu adalah semua

    kegiatan yang dilakukan sejak ubikayu

    dipanen sampai menghasilkan produk

    setengah jadi (intermedidate product)

    meliputi :

    1. Penentuan saat panen

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 8

    2. Pemanenan

    3. Pengupasan

    4. Pencucian

    5. Perajangan

    6. Pengeringan

    7. Pengemasan Chips

    8. Penyimpanan umbi segar

    1.4. Batasan Istilah/Pengertian

    Istilah atau pengertian yang

    dimaksud dan digunakan dalam

    teknologi penanganan pascapanen

    ubikayu adalah:

    1. Pascapanen adalah suatu kegiatan

    mulai dari pemanenan sampai

    proses produksi minimal (minimized

    process) untuk menghasilkan

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 9

    produk setengah jadi (intermediate

    products) seperti gaplek dan atau

    cassava chips.

    2. Panen adalah pemetikan atau

    pemungutan umbi di lahan budidaya

    ubikayu.

    3. Pengupasan adalah pelepasan dan

    pemisahan bagian kulit yang tidak

    dikehendaki dari bagian umbi secara

    manual atau menggunakan mesin.

    4. Perajangan adalah pengecilan

    ukuran umbi segar menjadi bentuk

    dan ukuran yang relatif lebih kecil

    agar mempermudah pengeringan.

    5. Penjemuran adalah pengeringan

    rajangan atau chip umbi dibawah

    sinar matahari sampai bahan

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 10

    mencapai kadar air tertentu (ditandai

    oleh bahan kering yang mudah

    dipatah dengan tangan atau bahan

    menjadi getas atau rapuh).

    Pengeringan dapat juga dilakukan

    dengan alat pengering buatan (dryer

    mekanis).

    6. Pengangkutan ubikayu dan hasil

    olahannya diartikan sebagai usaha

    pemindahan ubikayu dari lahan

    pemanenan ke tempat pengolahan

    atau pemindahan chips kering dari

    tempat penjemuran ke tempat

    penyimpanan atau pengolahan

    tepung.

    7. Penyimpanan merupakan kegiatan

    untuk mengamankan dan memper-

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 11

    panjang masa simpan umbi dan

    masa tunggu penggunaan produk.

    8. Gaplek/chips adalah hasil pengo-

    lahan ubikayu setelah dikupas,

    dicuci, dirajang dan keringkan.

    9. Tepung kasava adalah hasil pengo-

    lahan ubikayu setelah dikupas,

    dicuci, disawut, dikeringkan dan

    digiling.

    10. Produk setengah jadi adalah produk

    yang tidak mengalami perubahan

    sifat dan komposisi kimia.

    11. Rendemen pengupasan merupakan

    suatu besaran yang digunakan

    untuk kuantitas dari ubikayu berkulit

    menjadi ubikayu tidak berkulit.

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 12

    II. TEKNOLOGI PENANGANAN

    PASCAPANEN

    Penanganan pascapanen ubikayu

    meliputi kegiatan penentuan saat panen,

    pemanenan, pengupasan, pencucian di-

    sertai perendaman, perajangan, penge-

    ringan, pengemasan chips dan penyimpan-

    an umbi segar.

    A. Penentuan saat panen

    Penentuan saat panen harus

    dilakukan berdasarkan deskripsi varietas

    ubikayu (umur tanaman) dan penga-

    matan visual (kenampakan fisik).

    B. Pemanenan

    Pemanenan ubikayu sebaiknya

    dilakukan pada umur yang tepat sesuai

    dengan karakteristik varietasnya. Pada

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 13

    umumnya umur panen ubikayu berkisar

    antara umur 8 12 bulan. Panen yang

    dilakukan terlalu awal akan memberikan

    hasil produksi dan kandungan pati yang

    rendah. Apabila ubikayu dipanen

    melewati umur optimumnya maka akan

    memberikan kandungan serat yang

    kasar dan tinggi.

    Pemanenan dilakukan dengan

    beberapa cara / variasi tergantung adat

    kebiasaan di suatu daerah masing-masing.

    Pemanenan dilakukan dengan cara

    sebagai berikut :

    1. Pada tanah yang gembur cabut batang

    dan umbi dengan kedua belah tangan.

    2. Namun apabila keadaan tanah agak

    keras diperlukan alat bantu berupa

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 14

    pengungkit. Apabila ada umbi yang

    tertinggal di dalam tanah, maka umbi

    dapat digali dengan cangkul. Penggalian

    dilakukan dengan hati-hati agar umbi

    tidak luka atau patah

    3. Pemanenan dengan alat pengungkit

    relatif lebih efisien (67 jam/ha/orang),

    bila dibandingkan dengan cara men-

    cabut dengan tangan (113 jam/ha/

    orang).

    4. Panen dengan menggunakan pengung-

    kit susut panennya relatif lebih kecil

    (1,3%) dibandingkan dengan mengguna-

    kan tangan sampai 7 %.

    5. Pisahkan umbi dari batang dengan

    bantuan parang/golok, secara hati-hati

    agar tidak tertinggal dibatang.

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 15

    6. Kemudian masukkan ke dalam karung

    dan angkut ke tepi jalan untuk diangkut

    ke rumah petani dengan sepeda, pedati,

    lori, pick-up atau truk.

    Gambar : 1. Panen secara manual

    Gambar 2 : Panen menggunakan

    alat bantu/pengungkit

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 16

    C. Pengupasan

    Pengupasan kulit secara manual

    merupakan cara pengupasan ubikayu

    yang terbaik. Cara ini memberikan

    rendeman yang tinggi namun memerlu-

    kan waktu yang relatif lama dan tenaga

    kerja yang banyak. Pengupasan kulit

    dapat dilakukan dengan alat bantu pisau

    atau alat khusus pengupasan ubikayu.

    Lendir yang ada pada lapisan ubikayu

    sebaiknya dihilangkan dengan cara

    dikerik. Perlakuan ini dilakukan segera

    setelah umbi dikupas untuk mengurangi

    kadar asam biru atau asam sianida

    (HCN).

    Pengupasan kulit yang tidak bersih

    akan menyebabkan kotoran yang masih

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 17

    banyak melekat sehingga mengaki-

    batkan susut pengupasan meningkat

    sampai 4 - 10 %.

    Gambar 3. Proses pengupasan kulit

    ubikayu.

    D. Pencucian

    Ubikayu yang telah dikupas se-

    cepatnya dicuci dengan air yang me-

    ngalir kalau masih menunggu diproses,

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 18

    ubikayu kupas sebaiknya direndam

    sementara dalam air (perhatikan, semua

    umbi harus tercelup air, bagian yang

    tidak tercelup akan ber-warna coklat).

    Bak perendaman ubikayu kupas

    berukuran panjang x lebar x tinggi = 1m

    x 1m x 1m untuk kapasitas 1 ton. Bak

    pencucian terbuat dari semen atau

    keramik, yang dilengkapi dengan

    instalasi air dan saluran pembuangan.

    Gambar 4. Proses pencucian secara mekanis

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 19

    E. Perajangan

    Proses perajangan ubikayu diarti-

    kan sebagai pengirisan / mengecilkan

    ukuran umbi kupas. Perajangan dapat

    dilakukan dengan alat atau mesin.

    Tahapan proses yang penting dan cukup

    menentukan mutu tepung kasava yang

    dihasilkan adalah pada saat pembuatan

    gaplek dan chips kering. Gaplek

    berbentuk gelondong, sedangkan chips

    bentuk cacah atau bentuk irisan tipis

    (slicer) atau bentuk sawut (shrudding).

    1. Gaplek yaitu dibuat dengan cara

    umbi yang telah dikupas dibelah dua

    kemudian dicuci dan dilakukan

    penjemuran di lantai jemur. Untuk

    menghasilkan gaplek yang berwarna

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 20

    putih dan tidak berjamur, umbi ter-

    lebih dahulu dilakukan perendaman

    selama lima menit atau penyemprot-

    an umbi dengan 4 % larutan garam

    atau 0,2 % sodium bisulfit.

    Gambar 5. Proses perendaman ubi-kayu setelah dirajang

    2. Chips

    Untuk merajang ubikayu meng-

    gunakan alat perajang sederhana /

    manual yang digerakkan dengan tenaga

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 21

    manusia atau tangan. Untuk meng-

    operasikan alat tersebut dibutuh-kan 1

    orang untuk operator. Alat tersebut

    berkapasitas olah 200 kg/jam.

    Gambar 6. Alat Perajang Manual

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

    melakukan perajangan ubikayu adalah :

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 22

    a. Tebal irisan. Tebal irisan yang baik

    adalah 0,5-1,0 cm karena pada waktu

    kering akan menyusut menjadi 0,3-0,7

    cm. Disamping itu, ketebalan irisan

    0,5-1,0 cm akan mempermudah

    penjemuran yang hanya akan

    berlangsung selama 3-5 hari.

    b. Selain itu dapat juga digunakan

    penyawut bertenaga mesin dengan

    mesin penggerak 2-3 HP yang dapat

    melakukan penyawutan sampai 500-

    600 kg umbi kupas/jam. Ukuran

    panjang 5-7 cm dan ketebalan sawut

    1 1,5 mm.

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 23

    Gambar 7. Proses Perajangan ubikayu secara Mekanis kapasitas 500-600 kg/jam

    Keuntungan menggunakan alat

    penyawut besar ini, semua umbi

    dapat terajang. Sedangkan dengan

    penyawut kecil bagian pangkal umbi

    ada sedikit yang tidak terajang.

    Bagian yang tidak terajang ini

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 24

    dikumpulkan dan diiris dengan pisau

    biasa.

    F. Pengeringan

    Pengeringan ubikayu harus di-

    lakukan dengan cara yang baik dan

    menggunakan sarana yang baik pula.

    Agar pengeringan chips/ sawut lebih

    cepat dan menurunkan kandungan

    asam biru terutama pada ubikayu yang

    pahit maka dilakukan pemerasan sawut

    (alat press atau alat spiner) sampai

    kadar air sawut basah 45 %. Sawut yang

    tidak diperas (kadar air 60 %)

    membutuhkan waktu penjemuran 14-16

    jam, sedang yang diperas (kadar air 45

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 25

    %) hanya 6-8 jam. Pemerasan dapat

    dilakukan sebagai berikut:

    1. Sawut basah dimasukkan ke dalam

    silinder pengepres yang sebelumnya

    telah dilapisi kantung / karung lain.

    2. Pengungkit atau dongkrak dioperasi-

    kan (pengepres sistem hidrolik),

    dapat juga menggunakan tangan

    dengan sistem ulir.

    3. Air perasan akan keluar melalui

    lubang-lubang pada silinder pe-

    ngepres.

    4. Pengepresan diakhiri apabila air

    yang keluar mulai bening.

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 26

    Gambar 8 : Alat pengepres sawut

    Sawut basah, baik yang telah

    dipres segera dijemur menggunakan

    alas dari anyaman bambu, terpal plastik

    dengan tebal penjemuran 2-3 cm,

    hingga kadar air sekurang-kurangnya

    14%. Pengeringan atau penjemuran

    tidak dilakukan langsung di atas tanah,

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 27

    melainkan menggunakan sistem rak

    penjemuran. Sedapat mungkin hindari

    dari binatang, debu dan kotoran lain.

    Pengeringan dapat dilakukan

    dengan cara sistem curah dan sistem

    rak. Pengeringan sistem curah dilakukan

    dengan menggunakan alat pengering

    box (flat bad dryer) bila bahan bakar

    minyak dengan sistem pengering tidak

    langsung (indirect), tetapi bila bahan

    bakar gas dapat digunakan sistem

    secara langsung (direct). Tebal

    pengeringan 20 cm, suhu pengering

    maksimal 550C, lama pengeringan 5 - 7

    jam. Sedangkan pengeringan sistem

    rak, tebal pengeringan 7 10 cm, suhu

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 28

    pengering maksimum 550C, lama pe-

    ngeringan 5 7 jam.

    Gambar 9. Proses Pengeringan Manual

    Gambar 10. Proses Pengeringan Mekanis

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 29

    G. Pengemasan Chips

    Pengemasan merupakan proses mem-

    pertahankan mutu chips/sawut selama

    6 bulan. Tahapan yang dapat dilakukan

    adalah :

    1. Kadar air chips/sawut yang akan di-

    simpan kurang dari 12 % setelah

    dijemur.

    2. Segera didinginkan setelah pen-

    jemuran dan segera dimasukkan ke

    dalam wadah penyimpanan.

    3. Wadah pengemasan yang paling baik

    adalah karung pelastik yang bagian

    dalamnya dilapisi oleh karung pelastik

    ( karung rangkap/double layer bag).

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 30

    Gambar 11. Wadah Pengemasan Chips

    H. Penyimpanan Umbi Segar

    Penyimpanan umbi segar bersifat

    sementara sambil menunggu waktu

    yang tepat untuk dijual atau diolah lebih

    lanjut. Penyimpanan umbi segar harus

    dilakukan dengan menggunakan sarana

    yang baik. Beberapa cara penanganan

    penyimpanan umbi segar yang dapat

    dilakukan antara lain :

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 31

    1. Dengan Perlakuan Fungisida dalam

    Kantong Plastik.

    a. Penyimpanan /pengawetan umbi

    segar segera dilakukan paling

    lambat 3 jam setelah panen.

    b. Pilih umbi yang baik atau sedikit

    mengalami luka.

    c. Kemasan yang digunakan

    adalah kantong plastik poliethilen

    (PE) tebal 0,6 mm dengan

    kapasitas 12 kg.

    d. Umbi dimasukkan ke dalam

    kantong plastik secara vertikal

    dengan bagian pangkal

    menghadap ke atas, lalu

    disemprot dengan fungisida

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 32

    Mertec 450 EW dengan kon-

    sentrasi 0,4 % .

    e. Sisa-sisa air (larutan fungisida)

    harus dikeluarkan melalui lubang

    kecil yang dibuat pada bagian

    dasar kantong plastik untuk

    mencegah pertumbuhan jamur.

    f. Tutup kantong plastik dengan

    rapat dengan cara melipat

    beberapa kali lalu ditutup rapat.

    g. Dengan cara ini umbi dapat

    disimpan sampai 15 hari tanpa

    mempengaruhi sifat sensorisnya

    setelah dimasak.

    2. Dengan Media Sekam Lembab

    a. Siapkan sekam padi kering

    sebanyak 15-25 % dari bobot

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 33

    umbi segar lalu direndam dalam

    air bersih selama satu malam.

    b. Kemudian ditiriskan dan dikering

    anginkan sampai kadar 50-55%.

    c. Untuk penyimpanan umbi

    diperlukan kotak kerangka kayu

    berukuran 60 cm x 60 cm x 40

    cm yang mampu memuat 30-40

    Kg umbi segar.

    d. Dinding dan alasnya terbuat dari

    bambu yang dibelah dua dan

    diatur berderet dengan selang 1-

    2cm.

    e. Bagian dalam kotak diberi alas

    dengan lembaran plastik ke-

    tebalan 0,25-0,5 mm yang diberi

    lubang (diamater 1 cm) disisi

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 34

    kanan dan kiri, tepat disela-sela

    bambu untuk mengeluarkan

    udara panas dengan tujuan

    menurunkan suhu di dalam

    kotak.

    f. Bagian dasar kotak diberi sekam

    lembab dengan tebal 2 cm,

    kemudian di atasnya disusun

    rapat umbi segar yang telah

    disortasi. Diatas umbi segar

    tersebut ditaburi sekam lembab

    setebal 2cm, demikian seterus-

    nya sampai kotak terisi penuh

    dengan sekam lembab di bagian

    paling atas.

    g. Tutup kotak dengan lembaran

    plastik yang sudah diberi dua

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 35

    buah lubang, kemudian dimasuk-

    kan ke dalam gudang dengan

    ventilasi yang baik.

    h. Pertahankan suhu ruangan

    sekitar 300C agar proses curing

    dapat berlangsung baik.

    i. Penyimpanan dengan cara ini

    umbi dapat disimpan hingga 90

    hari, 71 % diantaranya masih

    cukup baik untuk dipasarkan

    (tekstur umbi masih keras,

    bagian dalam berwarna putih,

    tidak berbau dan umbi masih

    mengeluarkan getah bila di-

    patahkan). Untuk mencegah

    agar jangan timbul akar pada

    ujung umbi, sekam sebelum

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 36

    digunakan terlebih dahulu di-

    rendam dengan larutan garam

    dengan konsentrasi 1,8 3 %

    dari umbi segar yang akan

    diawetkan.

    Gambar 12. Penyimpanan umbi segar dengan media sekam lembab.

    3. Dengan Media Serbuk Gergaji

    a. Bagian dalam kotak kayu yang

    akan digunakan dilapisi dengan

    lembaran plastik yang diberi

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 37

    lubang kecil pada bagian dasar

    dan keempat sisinya.

    b. Serbuk gergaji lembab ( kadar air

    50 %) digunakan secara berlapis-

    lapis yakni serbuk gergaji umbi

    segar serbuk gergaji umbi

    segar dan seterusnya.

    c. Kondisi serbuk gergaji yang

    basah menyebabkan kelembaban

    dalam media simpan menjadi

    tinggi sehingga memungkinkan

    proses curing pada umbi segar,

    sekaligus menghambat proses

    penguapan air sehingga kesegar-

    an relatif tetap.

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 38

    d. Dengan tertutupnya umbi oleh

    serbuk gergaji, reaksi oksidasi

    yang menyebabkan pewarnaan

    pada umbi juga dapat dihindari.

    e. Penyimpanan dengan cara ini

    umbi dapat disimpan selama satu

    bulan, 75-85 % umbi masih

    dapat dipasarkan.

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 39

    III. PENUTUP

    Teknologi penanganan pascapanen

    ubikayu meliputi serangkaian kegiatan

    yaitu penentuan saat panen, pemanenan,

    pengupasan, pencucian, perajangan,

    pengeringan, pengemasan chips dan

    penyimpanan umbi segar.

    Dalam rangka mewujudkan

    penanganan pasca panen ubikayu yang

    baik, perlu adanya pedoman teknologi

    penanganan pascapanen ubikayu. Dengan

    adanya pedoman teknologi penanganan

    pascapanen ubikayu diharapkan para

    petani dapat melakukan penanganan

    pascapanen berdasarkan prinsip-prinsip

    yang benar sehingga dapat mengurangi

    susut hasil panen pada semua tahap

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 40

    kegiatan penanganan pascapanen ubikayu

    dan mempertahankan mutu ubikayu serta

    mendapatkan hasil yang memenuhi

    persyaratan kualitas.

  • Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu

    Subdit Aneka Umbi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 41

    DAFTAR PUSTAKA

    Erliana,Teknologi Penanganan Pascapanen Ubikayu Untuk Menekan Kehilangan Hasil. 2011. Materi Pertemuan Metodologi Menekan Susut Hasil Pascapanen Ubikayu, 13-15 April 2011 Bandung.

    Suismono,Teknologi Menekan Kehilangan Hasil Pascapanen Ubikayu. 2011. Materi Pertemuan Metodologi Menekan Susut Hasil Pascapanen Ubikayu, 13-15 April 2011 Bandung.

    Suismono, Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Pangan Lokal berbasis Umbi-umbian. Artikel Edisi No. 52/XVII/Okober-Desember /2008