TEKNOLOGI BIOMASSSA KELOMPOK LIQUEFACTION.docx

25
 TEKNOLOGI BIOMASSSA Direct liquefaction of a Chinese brown coal and CO2 gasification of the residues Disusun oleh : Rizal Agustian T (3335101322) Wahyu Listianto (3335100933) Vita duwi kumalasari (3335110512) Budi Agus Hermana (3335082699) JURUSAN TEKNIK KIMIA  FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON  BANTEN 2014

Transcript of TEKNOLOGI BIOMASSSA KELOMPOK LIQUEFACTION.docx

TEKNOLOGI BIOMASSSADirect liquefaction of a Chinese brown coal and CO2 gasificationof the residues

Disusun oleh :Rizal Agustian T(3335101322)Wahyu Listianto(3335100933)Vita duwi kumalasari(3335110512) Budi Agus Hermana(3335082699)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASACILEGON BANTEN2014KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judulpencairan batubara secara langsung dengan batubara coklat china dan gasifikasi residu CO2 dengan lancarTidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen matakuliah membrane bapak Endang Suhendi S.T.,M.T yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Biomassa ,sebagai salah satu syarat agar memenuhi syarat kelulusan matakuliah Penulisan makalah ini ditulis berdasarkan referensi terkait dan data-data percobaan,dan dimaksudkan agar mahasiswa mengetahui proses pencairan batubara. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Cilegon,25 Oktober 2014

Penulis

ABSTRAK

Seiring meningkatnya permintaan minyak dunia , maka semakin menipisnya cadangan minyak mentah tersebut untuk mengatasi hal tersebut bebrapa negara mulai mencari dan membuat terobosan baru dalam pengembangan energy terbarukan, salah satunya adalah Negara china yang mebuat bahan bakar cair dengan bahan baku berupa batubara coklat melalu proses pencairan langsung Pencairan batubara coklat china secara langsung berlangsung pada kondisi yang optimum dalam menghasilkan produk batubara cair,kondisi operasi berlangsung pada temperature 3500 C 4250C dan tekanan 1 4 Mpa tanpa menggunakan katalis dan tidak adanya waktu tinggal ,mampu menghasilkan konversi produk sebesar 80 % dan menghasilkan produk samping (residu) ,prose pemisahan solid liquid menggunkan teknik ekstraksi dengan pelarut tetrahydrofuran (THF) dan n-hexane,THF yang berikatan dengan produk yang tak larut menghasilkan residu ,sedangkan hexane yang berikatan dengan produk yang tidak larut menghasilkan presphaltan dan asphaltane (PAA) , dan antara hexane dan produk yang larut menghasilkan minyak produk ,selanjutnya residu yang dihasilkan dianalisa menggunakan IR-Spectrum dan XRD untuk mengetahui struktur organik dan inorganik ,dan reaktivitas residu yang dihasilkan sangatlah tinggi hal ni terlihat saat dilakukanya proses gasifikasi CO2 ,selain itu juga ditemukannya kontaminan lainnya seperti kalsium sulfide (CaS) , Kalsium oksida (CaO) dan kalsium karbonat (CaCO3).secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penggunaan pencairan batubara secara langsung sangat effisien dan bernilai ekonomis.

DAFTAR ISIJUDUL MAKALAHiKATA PENGANTARiiABSTRAKiiiDAFTAR ISIivDAFTAR GAMBARvBAB I PENDAHULUAN1.1Latar Belakang11.2Rumusan Masalah11.3 Tujuan11.4Ruang Lingkup2BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1Biomassa32.2Batu Bara32.3Liquefaksi Batu bara4BAB III METODE PERCOBAAN3.1Diagram alir103.2Alat dan bahan153.3Metode percobaan153.4Analisa16BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANBAB V KESIMPULAN DAN SARANDaftar pustaka

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir di beberapa Negara konsumsi akan bahan bakar minyak (petroleum )semakin meningkat ,fakta sebaliknya menunjukkan bahwa cadangan minyak mentah semakin berkurang akibat penggunaan yang terus menerus ,dan hal ini diprediksi ilmuwan akan habis 50 tahun kemudian (li tieng chen,2010).hal serupa juga terjadi di china ,kebutuhan yang semakin meningkat untuk energi di China, terutama minyak bumi dengan terus meningkatnya permintaan dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tingkat ketergantungan pada pasokan luar negeri minyak mentah telah mencapai 58% pada tahun 2012, yang membawa tantangan besar bagi sektor keamanan energi China. Pencairan batubara secara langsung sebagai salah satu cara yang efisien untuk mengkonversi batubara menjadi produk cair, hal ini adalah cara yang strategis untuk menghidupkan kembali kekurangan struktur minyak dan energi di china,karena china memiliki cadangan batubara yang lebih banyak dibandingkan dengan minyak mentahnya (Lijun jin et al, 2014) . Selain itu,residu pencairan batubara langsung (CLR) dapat juga digunakan untuk gasifikasi.Proses pencairan batubara secara langsung yang dilakukan di china telah lama dianggap sebagai suatu Metode pemanfaatan penting bagi batubara berperingkat rendah low rank coal (LRC) seperti batubara sub-bituminus dan batubara coklat, terutama untuk negara-negara dengan sumber daya batubara peringkat rendah berlimpah seperti beberapa penghasil cadangan minyak bumi seperti Cina (Jinchong Yan et al ,2014) . target produk proses pencairan batubara secara langsung adalah minyak bahan bakar transportasi (diesel oil ) dan bahan kimia lainnya. Yang menjadi tantangan utama dalam proses DCL ini adalah memecah struktur molekul batubara menjadi komponen yang halus strukturnya serta penambahan senyawa hydrogen dalam prosenya untuk menghasilkan radikal bebas,untuk merealisasikannya maka dibutuhkan beberapa kondisi optimum yaitu temperature yang tinggi (425-4500 C) dan tekanan H2 tinggi ( lebih dari 14 Mpa) , transfer pelarut hydrogen yang baik dan katalis yang digunakan Namun dalam kondisi yang berbeda membuat bahan bakar cair yang diperoleh dari DCL secara ekonomi tidak kompetitif dibandingkan dengan minyak mentah olahan. Dalam rangka meningkatkan perekonomian pabrik DCL komersial dan memenuhi spesifikasi-spesifikasi yang telah ditentukan untuk bahan bakar transportasi dalam hal ini produk yang dihasilkan haru sesuai dengan spesifikasi alat-alat transportasi atau industri.oleh karena itu, tingkat kondisi operasi likuifaksi harus dioptimalkan Di sisi lain, selama proses DCL, 20-30% dari jumlah total umpan batubara yang akan digunakan dikonversi menjadi residu direct coal liquefaction residue (DCLR) yang mengandung sejumlah besar karbon, hidrogen, serta material anorganik yang lainnya yang telah habis bersama katalis. Menurut penelitian sebelumnya, nilai kalori DCLR sebanding dengan nilai kalori batubara mentah karena kandungan tinggi pada karbon dan hidrogen, tapi DCLR tidak bisa langsung dibakar untuk menghasilkan listrik karena kandungan belerang yang tinggi(Jinchong Yan et al , 2014) . Dengan demikian, penting untuk membuat pemanfaatan yang bersih dan efisien pengolahan DCLR. Proses gasifikasi residu dapat menghasilkan syngas yang digunakan untuk membuat bahan bakar cair dan bahan kimia melalui proses Fischer-Tropsch (FT) sintesis . Selain itu, jika H2 dipisahkan dari syngas, dapat digunakan kembali dalam proses DCL untuk tahap hidrogenasi sebagai pelarut daur ulang, yang akan mengurangi biaya operasi dan investasi.

1.2 Rumusan masalahPada proses pengolahan batubara cair secara langsung menggunakan batubara coklat dan proses gasifikasi CO2 terhadap residunnya 1. Persiapan awal bahan baku ?2. Persyaratan dan spesifikasi batu bara yang digunakan?3. Bagaimana treatment dan metode yang digunakan untuk menghasilkan produk cair ?4. Bagaimana kondisi operasi yang sesuai dan optimum untuk proses pencairan batubara secara langsung?1.3 Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah untuk memahami proses pencairan batubara secara langsung dengan bahan baku batubara coklat,mengetahui persyaratan dan kriteria batubara yang digunakan , mengetahui kondisi operasi yang optimum dan kandungan yang terkandung dalam residu yang dihasilkan .1.4 Ruang lingkupPada proses pencairan batubara secara langsung ini terdapat beberapa variable yang digunakan ,antara lain variable tetap dan variable bebas,variable tetap dalam hal ini adalah antara lain jenis batubara yang digunakan,ukuran partikel,dan pelarut yang digunakan sedangkan variable bebasnya adalah kondisi operasi seperti tekanan,temperature ,penambahan bahan kimia (katalis).

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 BiomassaBiomassa merupakan sumber energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari organisme yang belum lama mati (dibandingkan dengan bahan bakar fosil). Sumber-sumber biomassa yang paling umum adalah bahan bakar, kayu ,limbah , dan alcohol. Biomassa merupakan sumber energi terbarukan karena tanaman dapat kembali tumbuh pada lahan yang sama. Kayu saat ini merupakan sumber yang paling banyak digunakan untuk biomassa. Di Amerika Serikat, misalnya, hampir 90% biomassa berasal dari kayu sebagai bahan bakar. Terdapat berbagai penerapan teknologi konversi biomassa yang dilakukan yaitu, densifikasi, karbonisasi , pirolisis, anaerobic digestion , gasifikasi, dan liquifaksi. Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam lagi mengenai liquifaksi.

2.2 Batubara Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil yang terbentuk dari endapan fossil dari proses metamorfosa/ pelapukan yang sangat lama yang terjadi akibat pengaruh tekanan dan panas bumi selama jutaan tahun lalu sehingga membentuk lapisan batuan yang terdapat di dalam lapisan permukaan.Proses Pembentukan batubara itu sendiri dimulai sejak zaman batubara pertama (Carboniferous Period/ Periode Pembentukan Karbon atau Batubara), yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu.Batubara diklasifikasikan menjadi empat kategori umum, berdasarkan "ranking" atau gradenya Mulai dari lignit, subbitumen, bitumen sampai antrasit, mencerminkan kandungan jenis batubara tersebut terhadap jumlah panasKandungan karbon batubara merupakan penentu utama dari panas yang dihasilkan, tetapi faktor lain juga mempengaruhi jumlah energi yang terkandung per bobotnya. (Jumlah energi dalam batubara dinyatakan dalam British thermal unit per pon. BTU adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu pon air sebesar satu derajat Fahrenheit.)Batu bara dengan mutu yang rendah, seperti batu bara muda (lignit) bisa disebut juga brown coal dan sub-bitumen biasanya memiliki tekstur yang lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna kecoklatan menyerupai tanah. Baru bara muda memiliki tingkat kelembaban yang tinggi dan kandungan karbon yang rendah, dan dengan demikian kandungan energinya rendah. Batu bara muda biasanya digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dan persentase penggunaan cadangannya didunia sekitar 17 %, sedangkan untuk sub-bitumen biasanya digunakan untuk Pembangkit listrik, Produksi semen danPenggunaan untuk industri. Sub-bitumen ini penggunaan cadangannya didunia sekitar 30 % Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi umumnya lebih keras dan kuat dan seringkali berwarna hitam cemerlang seperti kaca. Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi memiliki kandungan karbon yang lebih banyak, tingkat kelembaban yang lebih rendah dan menghasilkan energi yang lebih banyak. Biasanya batubara yang tergolong seperti ini adalah bitumen dan antrasit. Bitumen penggunaan cadangannya didunia sekitar 52 % dan antrasit penggunaan cadangannya didunia sekitar 1 %. Antrasit merupakan batubara yang paling tinggi mutunya yang biasanya digunakan untuk bahan bakar minyak tanpa asap.

2.3 Liquifaksi batu baraPengubah batubara padat menjadi bahan bakar cair atau Suatu teknologi proses mengubah batubara dan menghasilkan bahan bakar cair sintetis. Batubara yang berupa padatan diubah menjadi bentuk cair dengan cara mereaksikannya dengan hidrogen pada temperatur dan tekanan tinggi. Proses likuifaksi batubara secara umum diklasifikasikan menjadi Indirect Liquefaction Process dan Direct Liquefaction Process.a. Indirect Liquefaction Process/ Indirect Coal Liquefaction (ICL)Prinsipnya secara sederhana yaitu mengubah batubara ke dalam bentuk gas terlebih dahulu untuk kemudian membentuk Syngas (campuran gas CO dan H2). Syngas kemudian dikondensasikan oleh katalis (proses Fischer-Tropsch) untuk menghasilkan produk ultra bersih yang memiliki kualitas tinggi.

b. Direct Liquefaction Process/ direct coal liquefaction (DCL)Proses ini dilakukan dengan cara menghaluskan ukuran butir batubara, kemudian mencampur batubara ini dengan pelarut, campuran ini dinamakan slurry. Slurry dimasukkan ke dalam reaktor bertekanan tinggi bersama hidrogen dengan menggunakan pompa. Kemudian, slurry diberi tekanan 100-300 atm di dalam sebuah reaktor dan dipanaskan hingga suhu mencapai 400-480 C.

Macam-macam proses likuifaksi batu bara, antara lain :

1. Fisher Tropsch proses

Fisher Tropsch adalah sintesis CO/H2 menjadi produk hidrokarbon atau disebut senyawa hidrokarbon sintetik/ sintetik oil. Sintetik oil banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin industri/transportasi atau kebutuhan produk pelumas (lubricating oil).(2n+1)H2 + nCO CnH(2n+2) + nH2O

2. Bergius Proses

Bergius Process merupakan pencairan batubara metode langsung atau dikenal dengan Direct Coal Liquefaction-DCL. DCL adalah proses hydro-craacking dengan bantuan katalisator. Prinsip dasar dari DCL adalah meng-introduksi-an gas hydrogen kedalam struktur batubara agar rasio perbandingan antara C/H menjadi kecil sehingga terbentuk senyawa-senyawa hidrokarbon rantai pendek berbentuk cair. Proses ini telah mencapai rasio konversi 70% batubara (berat kering) menjadi sintetik cair. Faktor yang menjadikan proses Direct Coal Liquifaction sangat bervariasi, yaitu : spesifikasi batubara yang dipergunakan, sehingga tidak ada sebuah sistem yang bisa optimal untuk digunakan bagi segala jenis batubara. Jenis batubara tertentu mempunyai kecenderungan membentuk lelehan (caking perform), sehingga menjadi bongkahan besar yang dapat membuat reaktor kehilangan tekanan dan gradient panas terlokalisasi (hotspot). Hal ini biasanya diatasi dengan mencampur komposisi batubara, sehingga pembentukan lelehan dapat dihindari. Batubara dengan kadar ash yang tinggi lebih cocok untuk proses gasifikasi terlebih dahulu, sehingga tidak terlalu mempengaruhi berjalannya proses.

3. Brown Coal Liquefaction Technology (BCL)

Teknologi yang mengubah kualitas batubara yang rendah menjadi produk yang berguna secara ekonomis dan dapat menghasilkan bahan bakar berkualitas serta ramah lingkungan.Langkah pertama adalah memisahkan air secara efisien dari batubara yang berkualitas rendah. Langkah kedua melakukan proses pencairan di mana hasil produksi minyak yang dicairkan ditingkatkan dengan menggunakan katalisator, kemudian dilanjutkan dengan proses hidrogenasi di mana heteroatom (campuran sulfur-laden, campuran nitrogen-laden, dan lain lain) pada minyak batubara cair dipisahkan untuk memperoleh bahan bakar bermutu tinggi, kerosin, dan bahan bakar lainnya. Kemudian sisa dari proses tersebut (debu dan unsur sisa produksi lainnya) dikeluarkan.Berdasarkan NEDOL metode liquifaksi ada dua , yaitu :

1. Bituminous Coal Liquefaction

Gambar 1 proses alir metode bituminous coal liquefaction

Proses NEDOL adalah proses pencairan batu bara yang dikembangkan di jepang. Pada proses bituminous memiliki tiga proses didalamnya yaitu hidrogenasi direct proses, proses ekstraksi pelarut, dan solvosis proses.sehingga memberikan keuntungan dalam segi teknologi dan ekonomi. Keuntungan nya antara lain :1. Mencapai hasil cairan tinggi dibawah kondisi reaksi pencairan ringan karena katalis bubuk halus berbasis besi dan pelarut yang mendonor hidrogennya.2. Penghasil minyak batubara cair kaya distilat ringan3. Memastikan stabilitas proses yang tinggi karena sangat handal

2. Brown Coal Liquefaction

Gambar 2 proses alir Brown Coal Liquefaction

Pada proses Brown Coal Liquefaction memiliki empat tahap proses , yaitu : slurry dewatering stage, di mana air secara efisien dihapus dari batubara rendah tahap pencairandimana minyak cair hasil produksi meningkat dengan menggunakan limonit yang sangat aktif sebgai katalis dan teknologi daur ulang. Tahap ydrotreatment mana heteroatom (mengandung sulfur senyawa, senyawa yang mengandung nitrogen, dll) dalam batu bara yang minyak cair dikeluarkan untuk memperoleh bensin berkualitas tinggi, diesel minyak, dan cahaya lainnya pecahan; dan tahap de-ashing pelarut dimana abu pada batubara dan katalis ditambahkan adalah efisien keluar dari proses.

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir

3.1.1 Persiapan Batubara

YN brown coal (batubara coklat)

Menutup ke dalam plastic yang berisi N2DesikatorMenggiling hinnga halus dengan ukuran < 154 mikrometer

Menggiling hinnga halus dengan ukuran < 154 mikrometer

Gambar 3.1 persiapan bahan baku

3.1.2 pencairan batubara secara langsungSampel batubara

Mencampurkan dalam Micro autoclave4 Mpa (150 ml)

Pelarut tetralin (THN)

H2 bertekanan4 Mpa

Reaktor

Pengadukan 500 rpm & kenaikkan temperature 2 0C hingga 350 -425 0C

Reaktor didinginkan hingga sama dengan suhu kamar menggunakan udara

Gambar 3.1.2 proses pencairan batubara

3.1.3 Pemisahan produk solid & liquidCampuran Solid & Liquid

Memisahkan dengan teknik ekstraksi

THF dan n-Hexane

Residue,oil,dan PAA

Gambar 3.1.3 proses pemisahan solid - liquid3.1.4 penghilangan mineral residue (DCLR)6 gram residue

Sampel dikeringkan pada suhu 800 CMengaduk selama 60 menit pada 600C Membilas dngan HCL(5 mol/L)

Mencuci dengan air destilasi hingga tidak terkandung ion Cl

Menyimpan sampel

Gambar 3.1.4 demineralisation residue

3.1.5 tes gasifikasi 15 mg sampel

Mengamati hingga tidak ada massa yang hilangMemanaskan hingga temp 10500C dengan kenaikan suhu 300 CTabung alumunium foil

3.2 Alat dan Bahan Alat : CrusherMiroautoklaveDesikator

Bahan : Brown coal from yunnan chine province

3.3 Metode percobaan1. Sampel batubara coklat dengan kelembaban yang tinggi dihancurkan dan ditutup dalam plastic dengan diisi N2 dan disimpan dalam desikator untuk analisis dan percobaan selanjutnya pencairan. 2. Liquefaksi langsung Percobaan pencairan batu bara dilakukan dalam 150 mL micro-autoclave di bawah tekanan H2 ambient rendah dari 4,0 MPa (cold pressure). Pelarut yang digunakan adalah tetralin (THN, purityP99.5%), donor hidrogen yang baik pelarut banyak digunakan dalam studi pencairan batubara skala kecil. Dan rasio massa pelarut batubara adalah 2: 1. Autoklaf pertama kali airproofed dengan N2 (purityP99.5%), kemudian dibilas dengan N2 tiga kali sebelum menekan dengan H2 nilai-nilai yang telah ditentukan. Maka reactor dipanaskan hingga suhu yang diinginkan dengan pengadukan 500 rpm. Kemudian didinginkan dengan suhu kamar dan gas-gas yang dihasilkan dianalisis dengan gas kromatografi. Campuran padat cair diekstraksi dengan tetrahidroufuran dan n-heksana secara berurutan untuk memisahkan produk.3. Analisa Spektro infra merah dan XRD dilakukan dengan mencampurkan sampel dengan bubuk KBr pada rasio 1:300 yang kemudian sampel diletakkan pada alat spektro infra merah dan dilakukan proses penyinaran dengan sinar X.4. Demineralisasi residu (DCLR) dilakukan dengan mengencerkan residu pada HCl yang kemudian dicuci hingga dapat terdeteksi ion-ionnya.5. Tes gasifikasi dilakukan dengan bahan baku batu bara dan residu yang terbawa pada analisa termo gravimetric.

3.4 AnalisaAnalisis proksimat dan akhir, infra-merah (IR) dan difraksi sinar-X (XRD) analisis residu dilakukan untuk mengkarakterisasi sifat dari residu dan menjelaskan peran mereka selama CO2 gasifikasi.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisa diatas diperoleh hasil dan pembahasan , 4.1 Distribusi produk batubara coklat dalam oencairan secara langsung

Gambar 3. Hasil distribusi batubara coklatDari gambar 3 menunjukkan distribusi produk batubara coklat dengan pencairan secara langsung pada suhu 350-425C dan tekanan ambient H2 1-4 Mpa. Berdasarkan hasil yang diperoleh produk pencairan terdiri atas minyak, Preasphaltene dan aspalten , gas, dan residu. Dan kenaikan yield minyak dan gas menyebabkan PAA menurun pada setiap kenaikan suhu dibawah tekanan ambient H2. Proses pencairan yang dilakukan disini berlangsung tanpa katalis hanya menggunakan transfer hydrogen , PAA dalah produk intermediat dalam proses likuifaksi ini yang mana masih bisa diubah dalam bentuk minyak atau gas dalam kondisi operasi berbeda.Penggunaan pelarut hydrogen tetralin THN dan batubara dengan mass ratio yang tepat menghasilkan % konversi yang memuaskan dalam proses pencairan batubara ini.

4.2 kandungan mineral yang terkandung dalam residu pencairan batubaraSelama proses likuifaksi berlangsung bayak terdapat moisture content dan oksigen yang dihilangkan komposisi kelembapan dan oksigen yang terdapat dalam residu rendah dibandingkan dengan yang ada dalam batubara.namun untuk kandungan sulfur dan abu sangat besar dibandingkan dengan batubara.kandungan material yang volatile di dalam residu sangat rendah dibandingkan dengan batubara ,dan dpat menurun dengan meningkatkan kondisi DCL,namun kandungan hydrogen dan karbon dalam residu sangat tinggi dibandingkan dengan batubara, dan kebanyakan dikonversi menjadi syngas (CO dan H2) dengan proses gasifikasi. H2 dapat dipisahkan menggunakan proses DCL ,hal ini tentu saja menghemat biaya produksi hydrogen untuk proses pencairan batubara.berikut analisa proximate dan ultimate yang didapat:

4.3 gasifikasi CO2 pada batubara coklat dan residu (DCLR)Gambar 2 menunjukkan gasifikasi isothermal CO2 pada batubara dan residu pada temp 10500 C ,yang jelas konversi karbon mencapai 50 % kurang dari 4 menit pada kedua sampel baik batubara maupun residu .dengan demikian menunjukkan tingkat kereaktifan (R) yang tinggi 30/h ,secara umum dengan naiknya temperature likuifaksi ,reaktifita proses gasifikasi menghasilkan residu yang kecil .Partikel mineral dalam residu dapt dihilangkan dengan cara mencucinya,material yang ada ,mineral itu adalah CaO,CaS,dan CaCO3 .Pada gambar 5 dan 6 menunjukkan hubungan antara kurva batubara coklat (YN Brown coal) dengan residu demineralisasi pada temp 10500C dan menunjukkan indeks kereaktifan lebih rendah dibandingkan dengan umpan residu sebelum residu dilakukan demineralisasi yaitu pada demineralisasi sebesar 9 - 13 h-1 dan residu umpan sebelumdemineralisasi adalah sebesar >30 h-1.selain itu residu demineralisasi menunjukkan kereaktifan yang sangat rendah dibandingkan dengan umpan batubara.

Gambar (5) analisa uji gasifikasi residu terhadap umpan batu bara (YN brow coal)

Gambar(6) analisa uji gasifikasi antara batubara coklat (YN brown coal) dengan demineralisasi residuBAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Produk yang dihasilkan pada proses pencairan batubara coklat ( YN brown coal ) , dan indeks kereaktifan yang dihasilkan pada residu dengan proses gasifikasi CO2 dapat dijelaskan pada suatu kesimpulan berikut : Batubara coklat asal Yunnan secara keseluruhan dapat dilakukan proses pencairan dan menghasilkan konversi yang sangat besar dalam kondisi yang cukup ringan ( tekanan H2 yang rendah dan tanpa adanya penambahan katalis serta tidak adanya waktu tunggu ) Dengan menggunakan pelarut hydrogen yang baik maka akan menghasilkan hydrogen yang aktif untuk berikatan dengan radikal bebas,faktor perubahan temperature mendominasi distribusi produk likuifaksi yang dihasilkan Terdapat sejumlah partikel asing yang terdapat dalam residu antara lain CaO,CaS,dan CaCO3 melalui proses gasifikasi

5.2 SaranAdapun saran yang dapat disampaikan penulis dalam jurnal penelitian yaitu perlu adanya penemuan metode dan treatment baru dalam menghasilkan produk yang diinginkan dengan meminimalkan residu dan biaya operasi maupun unit proses dan faktor keselamatan dan kesehatan kerja dalam proses likuifaksi ini perlu ditingkatkan karena selalu berhubungan dengan partikel batubara yang berukuran kecil dan kondisi operasi yang ekstrim.

Daftar PustakaJingchong Yan a,b,, Zonqing Bai a,, Wen Li a, Jin Bai a, Direct liquefaction of a Chinese brown coal and CO2 gasificationof the residues, ELSEVIER,china,science direct.