Teknik Tes Uraian Isi

36
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses terakhir dalam kegiatan pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan penilaian dan pengukuran yang berupa kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil suatu keputusan untuk langkah berikutnya. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan, tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau perilaku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan kegiatan belajar. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran serta kualitas proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, perlu dilakukan suatu usaha penilaian atau evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Kegunaan evaluasi dalam proses pendidikan adalah untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan, juga dapat mengetahui bagian-bagian mana dari program pengajaran yang masih lemah dan perlu diperbaiki. Salah satu cara yang digunakan dalam evaluasi diantaranya dengan menggunakan teknik pengumpulan data tes, melalui tes kita dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang telah diberikan. 1

description

ini teknik tes uraian

Transcript of Teknik Tes Uraian Isi

BAB IPENDAHULUANA.LATAR BELAKANGProses terakhir dalam kegiatan pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi.Evaluasi adalah kegiatan penilaian dan pengukuran yang berupa kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil suatu keputusan untuk langkah berikutnya.Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan, tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau perilaku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan kegiatan belajar. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran serta kualitas proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, perlu dilakukan suatu usaha penilaian atau evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Kegunaan evaluasidalam proses pendidikanadalah untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan, juga dapat mengetahui bagian-bagian mana dari program pengajaran yang masih lemahdan perlu diperbaiki.Salah satu cara yang digunakan dalam evaluasi diantaranya dengan menggunakan teknik pengumpulan data tes, melalui tes kita dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang telah diberikan.Tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuantujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi,pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi dan tindak lanjut.Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptifdan/atau informasi judgemantal dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapatberbentuk obyektif atau uraian; sedang non-tes dapat berbentuk lembarpengamatan atau kuesioner. Tes obyektif dapat berbentuk jawaban singkat, benarsalah,menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi : biasa, hubunganantar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel. Untuk tes uraianyang juga disebut dengan tes subyektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebasterbatas, dan terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan instrumen tes atau nontes,seorang guruharus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis danbentuk tes atau non tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen.yang baik, minimal syarat pokok instrumen yang baik, yaitu valid (sah) dan reliable(dapat dipercaya).Seorang guru yang baik perlu memiliki keterampilan untuk mengembangkan berbagai bentuk instrumen guna mengukur ketercapaian kompetensi siswa dalam makalah ini kami akan memfokuskan pembahasan tentang Langkah-langkah Penyusunan Tes Tertulis sehingga kita bisa mengetahui dan membedakan berbagai instrumen penilaian tes tulis.B.RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana pengembangan instrumen tes tulis?2. Kompenen atau kelengkapan beserta hal-hal apa saja yang harus dilakukan sebelum tes tulis berlangsung?3. Apakah tes tulis itu?4. Kompenen dan langkah-langkah apa saja dalam pembuatan kisi-kisi tes tulis?5. Apa kelebihan dan kekurangan dari tes tulis?6. Sebutkan fungsi tes dan bagaimana cara penilaiannya?7. Bagaimana cara penyusunan bentuk tes tulis itu?C.TUJUAN PEMBAHASANTujuan pembahasan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui bagaimana pengembangan dan penilaian dari tes tulis itu, sehingga kita dapat mengetahuiberbagai aspek atau kelengkapan dalam pembuatan soal dan cara penilaian dalam tes tulis. Dan diharapkan makalah ini dapat membantu dalam pembuatan soal tes tulis dan bagaimana cara menentukan penilaiannya untuk kita sebagai calon pendidik. Dalam makalah ini juga membahas tentang masing-masing kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam tes tulis. Semoga malakah ini bisa bermanfaat.BAB IIPEMBAHASANA.PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TES TULIS1.Komponen atau Kelengkapan Sebelum Tes Terdiri Atas :a.Buku tes, yakni lembaran atau buku yang memuat butir-butir soal yang harus dikerjakan oleh siswa.b.Lembaran jawaban tes, yaitu lembaran yang disediakan bagi testee untuk mengerjakan tes. Untuk soal bentuk pilihan ganda biasanya dibuatkan lembaran nomer dan huruf a, b, c, d. Menurut banyaknya alternatif yang disediakan.c.Kunci jawaban tes, berisi jawaban-jawaban yang dikehendaki. Kunci jawaban ini dapat berupa huruf-huruf yang dikehendaki. Untuk tes bentuk uraian yang dituliskan adalah kata-kata kunci ataupun kalimat singkat untuk memberikan ancar-ancar jawaban. Ide daripada adanya kunci jawaban ini adalah agar :Pemeriksaan tes dapat dilakukan oleh orang lain.Pemeriksaannya benar.Dapat dilakukan dengan mudah.Sedikit mungkin masuknya unsur subjektifd.Pedoman penilaian (pedoman skoring), berisi keterangan perincian tentang skor atau angka yang diberikan kepada siswa bagi soal-soal yang telah dikerjakan.2.Hal-hal yang harus dilakukan sebelum menulis soal tes tulisSebelum menulis soal maka hal-hal yang harus di lakukan diantaranya yaitu:menentukan tujuan tesmenyusun kisi-kisi soalpenulisan soalpemberian skorpelaporan hasil tesContoh pedoman penilaiaan :Tiap soal diberi skor 1.Jumlah skor : 1x10 = 10.Tiap soal diberi skor 2.Julah skor : 2x5 = 10Jumlah skor 20Skor maksimum 40B.TES TULIS1.Pengartian Tes TulisTes secara harfiah berasal dari bahasa perancis kuno testum artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang atau kelompok.Tes juga dapat didefinisikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan untuk mengukur aspek perilakutertentu dari orang yang dikenai tes.Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.Tes tulis merupakansuatu tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara tertulis.Tes tertulis mempunyai dua macam yaitu yang pertamaTes obyektif(tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkatdanterbatas), yang kedua yaituTes Subjektif/Essai(tes tertulis yang meminta siswa memberikan jawaban berupa uraian atau kalimat yang panjang-panjang. Panjang pendeknya tes essai adalah relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes).2.Komponen Kisi-Kisi Tes TulisSebelum menulis soal tes tulis, salah satu hal yang harus dilakukan adalah menysun kisi-kisi tes. Kisi-kisi tes ataublue print, table of specification, lay-out, plan, or frame workberfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes.

Komponen kisi-kisi tes yaitu :

Jenis sekolah/kelas/semester Mata pelajaran Kurikulum yang diacu Alokasi waktu Jumlah soal Bentuk soal Bahan-bahan pengajaran yang akan diukur Jenis kompetensi yang akan diukur (ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi) Banyaknya soal yang akan disusun untuk masing-masing bahan pengajaran dan kompetensi/aspel intelektual yang akan diukur. Bentuk soal Tingkat kesukaran masing-masing soal.3.Langkah-Langkah Pembuatan Kisi-KisiLangkah-langkah pembuatan/pengisian kisi-kisi, yaitu :

Mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan (berdasarkan silabus) Memberikan imbangan bobot/presentase untuk masing-masing pokok materi (berdasarkan pada luas dan tingkat kedalaman materi) Merinci banyaknya butir soal (proporsi jumlah item) untuk tiap-tiap materi. Menentukan proporsi/prosentase untuk setiap pokok aspek intelektual yang diukur bagi setiap pokok-pokok materi (perhatikan homogenitas dan heterogenitas bahan). Mengisi sel-sel dalam kisi-kisi Pemberian nomor item.C.FUNGSI TES DAN CARA PENILAIANNYA1.Tes FormatifTes formatif adalaah tes yang diberikan kepada murid-murid pada setiap akhir program satuan pelajaran. Fungsinya yaitu untuk mengetahui sampai dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah dirumuskan di dalam satuan pelajaran.Dalam penilaian formatif ini, jika tujuan-tujuan instruksional khusus telah dirumuskan dengan tepat, distribusi tingkat kesukaran soal-soal (item tes) dan daya pembeda masing-masing soal tidak begitu penting. Yang penting adalah bahwa setiap soal betul-betul mengukur tujuan instruksional yang hendak dicapai yang telah dirumuskan di dalam progam satuan pelajaran.Standar yang digunakan dalam mengolah hasil tersebut adalah standar mutlak. Dengan menggunakan standar mutlak dimaksudkan bahwa tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan instruksional khusus telah dicapai oleh siswa, dan bukan untuk mengetahui status setiap siswa dibandingkan dengan siswa-siswa lainnya dalam kelas yang sama.Ada dua jenis pengolahan yang diperlukan di dalam penilaian formatif ini, yaitu :1)Pengolahan untuk mendapatkan angka presentase siswa yang gagal dalam setiap soal, misalnya :Soal Nomer% siswa yang gagal

130 %

285 %

360 %

dan sebagainyadan seterusnya

Untuk soal bentuk uraian, pengertian siswa yang gagal di atas dapat pula diartikan sebagai siswa yang jawabannya terhadap suatu soal dipandang kurang memuaskan.2)Pengolahan untuk mendapatkan hasil yang dicapai setipa siswa dalam tes secara keseluruhan ditinjau dari presentase jawaban yang memuaskan, misalnya :

Nama SiswaHasil yang dicapai( % jawaban yang memuaskan)

1.Iswa90 %

2.Jamilah60 %

3.Nurwiyatsih75 %

dan seterusnyadan seterusnya

Sebagai contoh. Bila skor maksimum yang harus dicapai dalam suatu tes adalah 60, angka yang dicapai Iswa dalam tes tersebut adalah :Dengan kata lain, cara menilai tes formatif dilakukan dengan percentages correction (hasil yang dicapai setiap siswadihitung dari persentase jawaban yang benar).Keteranagan :S = nilai yang diharapkanR = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benarN = skor maksimum dari tes tersebutTes formatif mempunyai karakteristik sebagai berikut: Dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar Dilakukan secara periodik Mencakup semua mata pelajaran yang telah di ajarkan Bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar Dapat di gunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar.2.Tes SumatifTes sumatif biasanya diadakan setiap semester (yang baik adalah setiap jangka waktu tertentu bila suatu unit atau bagian bahan pelajaran telah selesai diajarkan melalui satuan-satuan pelajaran). Fungsi tes sumatif ialah untuk menilai prestasi siswa, sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan selam jangka waktu tertentu. Kegunaannya yaitu untuk mengisi rapor, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya siswa pada ujian akhir sekolah. Oleh karena itu pada umumnya jumlah item atau soal-soal tes sumatif lebih banyak daripada item tes formatif, dan bentuk soalnya pun dapat terdiri atas campuran beberapa bentuk item tes (seperti true-false, multiple, choice, completion, matching, dan essay).Cara pengolahan hasil tes sumatif yaitu yang relatif yang digunakan yaitu nilai-nilai standar seperti nilai berskala 1-10, nilai Z (skor standar Z), atau persentile. Skor mentah yang diperoleh seorang siswa dari suatu tes sumatif yang terdiri atas beberapa macam bentuk tes merupakan jumlah skor dari tiap-tiap bentuk tes tersebut yang telah dihitung menurut rumus masing-masing. Skor mentah inilah yang kemudian ditransformasikan kedalam nilai skala 1-10 dengan menyusun tabel distribusi frekuensi.Tes sumatif mempunyai karakteristik sebagai berikut: Materi yang di ujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran Dalam satu program tahunan atau semester dilakukan pada akhir program dalam satu tahun atau semester Bertujuan untukmengukur kebaerhasilan belajar peserta didik secara menyeluruh Hasil penilaian sumatuf di gunakan antara lain untuk menentukan kenaikan kelas, kelulusan sekolah dan lain-lain.D. CIRI-CIRI TES TULISTes yang baik memiliki kriteria atau ciri-ciri. Ciri-ciri tes yang baik yaitu:a.ValiditasJika data yang dihasilkan oleh instrumen benar dan valid, sesuai dengan kenyataan. Maka instrumen yang digunakan tersebut juga valid. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.b.ReliabilitasKata reabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Jika dihubungkan dengan validitas maka validitas adalah ketepatan sedangkan reliabilitas adalah ketetapan.c.ObjektivitasSebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Hal ini terutama terjadi pada sistem skoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.d.PraktikabilitasSebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis (mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya), mudah pengadministrasiaanya.e.EkonomisYang dimaksud dengan ekonomis disini adalah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.E.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TES TULIS1.Kelebihan Tes tulis (Tes obyektif ) yaitu :a.Dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas

b.Lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangan unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa

c.Lebih mudah dan cepat cara pemeriksaannya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.

d.Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain.

e.Dalam pemeriksaannya tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.

2.Kekurangan tes tulis (tes obyektif) yaitu :a.Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes esay karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain (yang diukur cenderung aspek kognitif tingkat rendah)

b.Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapakan ingatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.

c.Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.

d.Kerjasama antarsiswa pasa waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

e.Tidak menuntut penalaran siswa.

f.Tidak membutuhkan pemikiran analistis maupun sistematis.3.Kelebihan Tes Tulis (Tes Subjektif) yaitu :a.Penyusunan soalnya mudah disiapkan dan disusun.

b.Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan (menebak jawaban).

c.Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalan bentuk kalimat yang bagus

d.Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.

e.Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan.

f.Dapat melatih siswa berfikir logis, analistis, dan sistematis.4.KekuranganTes Tulis (Tes Subjektif) yaitu :a.Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.

b.Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas).

c.Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif.

d.Pemeriksaanya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai.

e.Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

f.Cakupan materi terbatas atau sempit.

g.Yang diukur cenderung tingkat kecerdasan kognitif tinggi

Ket : apa yang menjadi kelebihan dalam tes objektif merupakan kelemahan dalam tes subjektif dan sebaliknya.

BAB III

PENERAPAN DALAM EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR EKONOMI DI SMA

A.PENYUSUNAN SOAL BENTUK TES TULIS1.Dasar-Dasar Penyusunan Tes Tertulis Tes harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan instruksional ynag tercantum di dalam kurikulum yang berlaku. Tes yang tersusun benar-benar mewakili bahan yang telah dipelajari. Tes hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat belajar yang diharapkan. Tes hendaknya disusun sesuai dengan tujuan penggunaan tes itu sendiri, karena tes dapat disusun untuk keperluan : pretes/postes, materi tes, tes diagnostic, tes prestasi belajar, tes formatif, dan tes sumatif. Tes hendaknya dapat diguankan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Tes yang disusun mempertimbangkan proporsi tingkat kesulitan dan kesesuaiannya dengan taraf kemampuan siswa. Petunjuk pengerjaan soal jelas dan sesuai dengan persoalan yang disajikan. Tes disusun dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah penulisan soal pada masing-masing jenis soal. Penulisan soal menggunakan bahasa yang benar.2.Cara Penyusunan Bentuk Soal Tes TulisAda dua bentukpenyusunansoal tes tertulis, yaitu:1.Soal dengan memilih jawaban. Sepertipilihan ganda,dua pilihan (benar-salah, ya-tidak), danmenjodohkan.a.Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya.Keunggulan soal bentuk pilihan ganda diantaranya adalah dapat mengukur kemampuan / perilaku secara objektif. Contoh soal pilihan ganda :Berilah tanda (x) huruf a, b, c, d pada jawaban yang benar!Kelangkaan sumber alam, tenaga kerja, serta modal dan teknologi menyebabkan terjadinya kelangkaan

a. Sumber daya peralatan

b. Sumber Ekonomi

c. Seumber Penerimaan

d. Sumber Pengeluaran

e. Sumber Daya Manusia

Bentuk tes pilihan ganda (PG) ini merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat dicakup. Bentuk-bentuk soal yang digunakan yang ada dalam SNMPTN yaitu :Pilihan ganda.Hubungan antar hal (pernyataan-SEBAB-pernyataan).Contoh soal bentuk hubungan antarhal yang terdiri dari dua buah pernyataan dengan kata sebab di antara keduanya, sudah disajaikan sebagai contoh soal analisis.Kasus (dapat muncul dalam berbagai bentuk).Diagram, gambar, tabel, dan sebagainya.Asosiasi. Contoh soal bentuk asosiasi yaitu :Petunjuk pilihan :(a)Jika (1), (2), dan (3) betul(b)Jika (1) dan (3) betul(c)Jika (2) dan (4) betul(d)Jika hanya (4) yang betul(e)Jika semuanya betulSoal :Kurvapermintaansebuahprodukakanbergeserkekanansebagaiakibatadanya :(1)Penurunan penawaran(2)Peningkatan harga barang komplementer(3)Penurunanharga barang subtitusi dari produk tersebut(4)Penurunan harga produkCara memilih jawaban dapat dilakukan dengan cara :a)Mencoret kemungkinan jawaban yang tidak benarb)Memberi garis bawah pada jawaban yang benar (dianggap benar)c)Melingkari atau memberi tanda kurung pada huruf didepan jawaban yang dianggap benar. Yang sering kita temui adalah melingkari huruf di depan jawaban yang dianggap benar.d)Membubuhkan tanda kali (X) atau tanda (-) di dalam kotak atau tanda kurung didepan jawaban yang yang telah disediakan.e)Menuliskan jawaban pada tempat yang telah disediakan.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes pilihan ganda diantaranya yaitu :1) Instruksi pengerjaanya harus jelas, dan bila dipandang perlu baik disertai contoh mengerjakannya.2) Dalam pilihan ganda hanya ada satu jawaban yang benar. Jadi tidak mengenal tingkatan-tingkatan benar, misalnya benar nomer satu, benar nomer dua, dan sebagainya.3) Kalimat pokoknyan hendaknya mencakup dan sesuai dengan rangkaian manapun yang dapat dipilih.4) Kalimat pada tiap butir soal hendaknya sesingkat mungkin.5) Usahakan menghindarkan penggunaan bentuk negatif dalam kalimat pokoknya.6) Dilihat dari segi bahasanya, butir-butir soal jangan telalu sukar.7) Susunlah agar jawaban manapun mempunyai kesesuaian tata bahasa dengan kalimat pokoknya.8) Alternatif-alternatif yang disajikan hendaknya agak seragamdalam panjangnya, sifat uraianya maupun taraf teknis dan agak bersifat homogen mengenai mengenai isinya dan bentuknya.9) Hindarkan pengulangan suara atau penglangan kata pada kalimat pokok di alternatif-alternatifnya, karena anak akan cenderung memilih alternatif yang mengandung pengulangan tersebut. Hal ini disebabkan karena dapat diduga itulah jawaban yang benar.10) Hindarkan menggunakan susunan kalimat dalam buku pelajaran . karena yang terungkap mungkin bukan pengertiannya melainkan hafalannya.11) Soal harus sesuai dengan indicator12) Pilihan jawaban harus homogen da logis dari segi materi13) Menggunakan bahasa baku14) Menggunakan bahasa komunikatif, lugas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.b.Soal dengan Dua Pilihan Jawaban(Benar-Salah,Ya-Tidak)Bentuk soal dua pilihan jawaban (true-false) ini menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinan jawaban yaitu benar dan salah atau ya dan tidak.Bentuk benar salah ada dua macam (dilihat dari segi mengerjakan/menjawab soal), yakni : Dengan pembetulan (with correction) yaitu siswa diminta membetulkan bila ia memilih jawaban yang salah. Tampa pembetulan (without correction) yaitu siswa hanya diminta melingkari huruf B atau tanpa memberikan jawaban yang benar.Kaedah penulisan soal dengan dua pilihan yaitu :a) Hindari penggunaan kata terpenting, selalu, tidak pernah, hanya sebagian besar dan kata lainnya yang sejenis, karena dapat membingungkan peserta tes.b) Jumlah rumusan pernyataan butir soal hendaknya relatife sama.c) Hindari pernyataan negative.d) Hindari penggunaan kata yang dapat menimbulkan penafsiran ganda.e) Hindari pengambilan kalimat langsung dari buku teks, hal ini cenderung membuat peserta tes untuk menghafal daripada memahami dan menguasai konsep.Kebaikan tes benar salah : Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak banyak memakan tempat karena biasanya pertanyaan-pertanyaannya singkat saja. Mudah menyusunnya. Dapat digunakan berkali-kali. Dapat dilihat secara cepat dan objektif Petunjuk cara mengerjakaannya mudah dimengerti.Kekurangan tes benar salah : Sering membingungkan. Mudah ditebak atau diduga. Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan benar atau salah. Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenlan kembali.Contoh soal:Mana diantara bentuk soal di bawah ini yang tepat!BSPerusahaan termasuk pelaku kegiatan ekonomiBSPeranan masyarakat luar negeri sebagai pelaku ekonomi tidak penting.Cara mengolah skora.Dengan dendaS = R W

S = skor yang diperolehR = jawaban benarW = jawaban salahContoh :Jumlah soal =10buahIswamenjawab betul8soal, maka skor yang diperoleh berlian82=6Atau menggunakan rumus kedua yaitu :S=T-2W

Ket : T singkatan dari total (jumlah soal dalam tes)Contoh : iswa menjawab soal yang salah sebanyak 4 soal dari 20 soal. Maka skor yang diperoleh isawa adalah s=10-(2x2)=6c.BentukSoalMenjodohkan (matching)Bentuk soal menjodohkan yaitu bentuk soal yang memasangkan kalimat satu dengan kalimat lain yang merupakan jawaban dari kalimat tersebut (memiliki hubungan satu sama lain).Soal bentuk menjodohkan (matching) adalah bentuk soal yang terdiri atas dua kelompok pernyataan. Lajur sebelah kiri merupakan soal atau pernyataan, sedangkan lajur sebelah kanan merupakan jawaban atau respon.Kaidah penulisan soal menjodohkan adalah sebagai berikut : Tulislah seluruh pernyataan soal disebelah kiri! Tuliskan seluruh pernyataan jawaban disebelah kanan! Beri petunjuk yang baik berdasarkan pencocokan! Buat semua jawaban masuk akal! Jawaban harus pendek Pernyataan jawaban harus lebih banyak daripada pernyataan soalContohsoal :Pasangkan pertanyaan di lajur kiri dengan jawaban di sebelah kanan1.Kebutuhan yang dipenuhi, tanpa harus mempertimbangkan keberlangsungan hidup2.Kebutuhan yang harus segera dipenuhi, karena menyangkut keberlangsungan hidup2.Soal dengan mensuplai-jawaban.Sepertiisian atau melengkapi,jawaban singkat atau pendek, dansoal uraian.a.Bentuk Soal melengkapiSoal melengkapi adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban atau melengkapi tes berupa kata, frase, angka atau symbol.Kaidah penulisan soal melengkapi : Dalam membuat pertanyaan jangan terlalu banyak kata yang dihilangkan Jawaban yang diinginkan benar-benar dibatasi Jika pernyataan memerlukan jawaban berupa angka, nyatakan dalam satuan-satuan tertentu Jangan mengambil langsung dari buku teksContohsoal:1... adalah kebutuhan yang meliputi tidur, istirahat, dan olahraga2.Demokrasi .. adalah sistem ekonomi di Indonesiab.Bentuk Soal UraianTes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas serta sulit untuk menyusun pedoman penskorannya.Menulis soal uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam merumuskan soalnya.Berdasarkan penskorannya, tes uraian dibagi menjadi dua:1.Soal uraian terikat, yaitu soal atau pertanyaan yang menuntut jawaban dengan pengertian/konsep tertentu.2.Soal uraian bebas, yaitu soal yang menuntut jawaban berupapengertian/konsep menurut pendapat setiap peserta tes sehingga penskorannya sukar dilakukan secara objektif.Kaidah penulisan soal uraian: Mengacu pada kompetensi Pertanyaan harus menggunakan kata Tanya yang menuntut jawaban terurai, sepertimengapa, jelaskan, bandingkan, hubungkan, buktikan dan hitunglah Petunjuk harus jelas sehingga peserta didik mudah mengerjakannya Dilengkapi dengan pedoman penskoran Hal-hal yang menyertai soal, seperti tabel, bambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya harus disajikan dengan jelas Bahasa harus komunikasi Rumusan kata-kata tidak boleh menimbulkan penafsiran ganda Menggunakan bahasa bakuPerhatikan contoh berikutContoh 1 soal uraikan terikatDalam situasi krisis ekonomi saat ini, apakah sistem ekonomi Pancasila dapat memberi solusi yang tepat bagi bangsa Indonesia?Sertakan alasan-alasan Anda!LevelDiskripsi dan contoh jawaban peserta didik

0Jawaban yang sesuai. Tidak disertakan alasan Ya

1Jawaban salah, tetapi beberapa alasan dicoba dikemukakan. Sebagian dijawab benar tetapi penalarannya salah.

2Jawaban benar, tetapi penalarannnya tidak lengkap atau tidak jelas.

3Jawaban benar, tetapi penalarannya baik. Penjelasannya lebih lengkap dari level 2, tetapi mengandalkan pada pengetahuan kongkret atau visual daripada pengetahuan abstrak.

4Jawaban yang sempurna, peserta didik menggunakan pengetahuan dari sistem ekonomi Pancasila sekaligus bentuk/ contoh penerapannya.

Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut. materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum; konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas. bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.BAB IVPENUTUPA. KESIMPULANKomponen atau kelengkapan sebelum tes terdiri atas: buku tes, lembaran jawaban tes, dan kunci jawaban tes. Sebelum menulis soal maka hal-hal yang harus di lakukan diantaranya yaitu: menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi soal, penulisan soal, pemberian skor, pelaporan hasil tesTes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang atau kelompok. Tes tertulis mempunyai dua macam yaitu yang pertamaTes obyektif(tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkatdanterbatas), yang kedua yaituTes Subjektif/Essai(tes tertulis yang meminta siswa memberikan jawaban berupa uraian atau kalimat yang panjang-panjang. Panjang pendeknya tes essai adalah relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes).Komponen kisi-kisi tes yaitu:jenis sekolah/kelas/semester, mata pelajaran, kurikulum yang diacu, alokasi waktu, jumlah soal, bentuk soal, bahan-bahan pengajaran yang akan diukur, jenis kompetensi yang akan diukur (ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi), banyaknya soal yang akan disusun untuk masing-masing bahan pengajaran dan kompetensi/aspel intelektual yang akan diukur, bentuk soal, dan tingkat kesukaran masing-masing soal.

Langkah-langkah pembuatan/pengisian kisi-kisi, yaitu:mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan (berdasarkan silabus), memberikan imbangan bobot/presentase untuk masing-masing pokok materi (berdasarkan pada luas dan tingkat kedalaman materi), merinci banyaknya butir soal (proporsi jumlah item) untuk tiap-tiap materi, menentukan proporsi/prosentase untuk setiap pokok aspek intelektual yang diukur bagi setiap pokok-pokok materi (perhatikan homogenitas dan heterogenitas bahan), mengisi sel-sel dalam kisi-kisi, dan pemberian nomor itemKelebihan Tes tulis (Tes obyektif ) yaitu:8. Dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas

9. Lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangan unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa

10. Lebih mudah dan cepat cara pemeriksaannya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.

11. Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain.

12. Dalam pemeriksaannya tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.

Kekurangan tes tulis (tes obyektif) yaitu :1. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes esay karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain (yang diukur cenderung aspek kognitif tingkat rendah)

2. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapakan ingatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.

3. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.

4. Kerjasama antarsiswa pasa waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

5. Tidak menuntut penalaran siswa.

6. Tidak membutuhkan pemikiran analistis maupun sistematis.

Kelebihan Tes Tulis (Tes Subjektif) yaitu :1. Penyusunan soalnya mudah disiapkan dan disusun.

2. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan (menebak jawaban).

3. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalan bentuk kalimat yang bagus

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.

5. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan.

6. Dapat melatih siswa berfikir logis, analistis, dan sistematis.

KekuranganTes Tulis (Tes Subjektif) yaitu :1. Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.

2. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas).

3. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif.

4. Pemeriksaanya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai.

5. Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

6. Cakupan materi terbatas atau sempit.

7. Yang diukur cenderung tingkat kecerdasan kognitif tinggiA. SARANDalam penyusunan tes tertulis dalam bentuk uraian, perlu diketahui bahwa untuk menghasilkan soal yang berkualitas dan benar-benar mengevaluasi peserta didik maka guru perlu menerapkan prinsip dan tata cara penyusunan tes uraian dengan baik dan terstruktur. DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Reverensi). Jakarta: PT Bumi Aksara. 2002.Sukardi.Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2009.Nurhadijah, Ijah. Pengembangan Instrument Penilaian Tes.http://ijahnurhadijah.blogspot.com/2013/03/pengembangan-instrumen-penilaian-tes.html, diakses pada20 September 2014Umy.Langkah-langkahdan Komponen-komponen.http://pai-umy.blogspot.com/2011/09/langkah-langkah-dan-komponen-komponen.html, diakses pada 20 September 2014a. Premier

b. Sekunder

c. Tersier

24