TEKNIK DAN KUALITAS PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE …eprints.ums.ac.id/64161/2/Naskah...
Transcript of TEKNIK DAN KUALITAS PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE …eprints.ums.ac.id/64161/2/Naskah...
1
TEKNIK DAN KUALITAS
PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE FILM PRIDE
AND PREJUDICE
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Strata II pada
Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana
Oleh :
Hend Farouk Sayyed Hasan
NIM. S200160063
MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
HALAMANPENGESAHAN
TEKNIK DAN KUALITAS PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE FILM
PRIDE AND PREJUDICE
OLEH
HEND FARO UK SAYYED HASAN
S200160063
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 8 Juni 2018 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat.
DEWAN PENGUJI:
1. Dr. Dwi Haryanti, M.Hum. (
(ketua Dewan Penguji)
2. Dr. Anam Sutopo, M.Hum. (
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Prof.Dr. Markhamah, M.Hum (
(Anggota l Dewan Penguji)
)
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pemyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya ..
iii
Surakarta, 10 Juli 2018
Penulis,
Hend Farouk Sayyed Hasan
NIM. S200160063
1
TEKNIK DAN KUALITAS PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE FILM
PRIDE AND PREJUDICE
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengidentifikasi teknik-teknik
penerjemahan dalam subtitle film Pride and Prejudice, dan 2) untuk
mendeskripsikan kualitas terjemahan (keakuratan, keberterimaan, dan
keterbacaan) dari terjemahan subtitle film Pride and Prejudice. Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif. Objek dari penelitian ini adalah teknik-teknik
penerjemahan dan kualitas subtitle film Pride and Prejudice. Sumber data dalam
penelitian ini adalah kedua subtitle film Pride and Prejudice dalam bahasa Inggris
dan dalam bahasa Indonesia, kemudian informasi dari para rater yang diminta
untuk menilai kualitas terjemahan subtitle film tersebut lewat kuesioner. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis) dan
kuesioner yang dibagikan kepada para rater. Validitas datanya menggunakan
triangulasi sumber dengan menggunakan subtitle film Pride and Prejudice dalam
bahasa sumber, subtitle dalam bahasa sasaran, dan dari informasi diambil dari
para rater. Penelitian ini menggunakan model Spradley, yaitu model etnografi
untuk melakukan analis terhadap data penelitian ini. Hasil penemuan penelitian ini
menunjukkan bahwa: Pertama, penerjemah menggunakan 13 teknik dari 18 teknik
yang dikemukakan oleh Molina dan Albir (2002). Teknik-teknik yang dapat
ditemukan dalam subtitle Pride and Prejudice adalah transposisi (45 data atau
23.93%) , modulasi (26 data atau 13.82 %), padanan lazim (19 data atau 10.10 %),
adaptasi (16 data atau 8.51 %), kompresi linguistik (13 data atau 6.91 %),
generalisasi (13 data atau 6.91 %), peminjaman (13 data atau 6.91 %), reduksi (12
data atau 6.38 %), partikularitas (9 data atau 4.78 %), amplifikasi (7 data atau
3.72 %), amplifikasi linguistik (6 data atau 3.19 %), penerjemahan literal (6 data
atau 3.19 %), dan variasi (3 data atau 1.59 %). Kedua, ketiga aspek kualitas
terjemahan, yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan berdasarkan hasil
kuesioner menunjukkan bahwa 1256 data dinilai sebagai data yang dapat nilai 3
(tertinggi) dalam ketiga aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan dengan
persen 74.23 %, 334 data dapat nilai 2 yang berarti tingkat kualitas sedang atau
19.73 %, dan 102 data dapat nilai 1 (rendah) atau 6.02 %. Hal itu berarti bahwa
subtitle Pride and Prejudice itu memang memiliki tingkat kualitas tinggi
berdasarkan ketiga aspek kualitas penerjemahan, yaitu keakuratan, keberterimaan,
dan keterbacaan.
Kata Kunci: teknik penerjemahan, keakuratan, keberterimaan, keterbacaan,
subtitle, Pride and Prejudice
2
Abstract
The aim of that research is to 1) identify the translation techniques used to translate
the subtitle of Pride and Prejudice movie, and 2) to describe the quality of the
translation of the subtitle based on the three aspects used to define quality of
translation, namely accuracy, acceptability, and readability. The research is a
qualitative one and the objects of this research are the translation techniques and
the quality of translation of Pride and Prejudice subtitle. The source of data in that
research is the two subtitles of Pride and Prejudice movie, both in source language
and in target language. After that, there is the source of information collected from
raters for the questionnaire who are asked to assess the quality of Pride and
Prejudice subtitle translation. Technique of collecting data in that research is based
on content analysis and questionnaires that are distributed to the raters. The
validation of data in that research uses a triangulation source method by using both
of the English subtitle, the Indonesian subtitle, and the information collected from
raters based on the results of the questionnaires. That research used Ethnography
model of Spradley to analyze the data of the research. The findings of that research
shows that: First, the translator found 13 techniques of translation out of 18
techniques introduced by Molina and Albir (2002). The techniques found in the
Pride and Prejudice subtitle are transposition (45 data or 23.93%), modulation (26
data or 13.82%), established equivalent (19 data or 10.10%), adaptation (16 data
or 8.51%), linguistic compression (13 data or 6.91%), generalization (13 data or
6.91%), borrowing (13 data or 6.91%), reduction (12 data or 6.38%),
particularization (9 data or 4.78%), amplification (7 data or 3.72%), linguistic
amplification (6 data or 3.19%), literal translation (6 data or 3.19%), and variation
(3 data or 1.59%). Second, the three aspects of translation quality, namely
accuracy, acceptability, and readability based on the questionnaire results show
that 1256 data got the score 3 (high) at three aspects of accuracy, acceptability and
readability with 74.23% percent, 334 data got the score 2 ( medium) or 19.73%,
and 102 data got the score 1 (low ) or 6.02%. This means that the Pride and
Prejudice subtitle does have a high level of translation quality based on the three
aspects of translation quality, namely accuracy, acceptability, and readability.
Keywords: translation technique, accuracy, acceptability, readability, subtitle,
Pride and Prejudice
1. PENDAHULUAN
Film adalah salah satu sarana terbaik untuk mengenal budaya-budaya yang
lain dan dapat digunakan juga untuk mendapatkan banyak informasi sejarah, medis
atau yang lain-lainnya. Kalau pemirsa sudah menguasai bahasa film itu, khususnya
kalau film itu dalam bahasa asing bukan bahasa asli para penonton, jadi pemirsa
bisa menangkap isi subtitle film itu yang diterjemahkan ke bahasa asli pemirsa.
Tetapi, kalau pemirsa itu tidak bisa memahami atau menguasai bahasa asing dari
3
film itu, banyak kesulitan dihadapi pemirsa. Hal itu berarti bahwa pesan
terkandung dalam film itu tidak akan disampaikan dengan akurat ke pemirsa.
Oleh karenanya, proses penerjemahan dan peran seorang penerjemah sangat
penting dalam penyampaian pesan yang dimaksudkan. Proses penerjemahan
mengacu pada pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dalam
bentuk tulisan atau dalam bentuk lisan.
Berkenaan dengan penerjemahan dalam bidang perfilman, ada istilah-istilah
subtitling dan dubbing. Dua-duanya adalah cara-cara yang digunakan untuk
menerjemahkan audio visual massa seperti film dan acara televisi.
Proses subtitling bukan satu proses yang mudah dilakukan karena banyak hal
yang perlu dipertimbangkan dan banyak kendala yang dihadapi seorang penerjemah
selama berproses menerjemahkan teks subtitling seperti soundtrack yang menyertai
ucapan tokoh-tokoh dalam film yang diterjemahkan, isyarat tubuh tokoh dalam film
dan intonasinya.
Di jaman sekarang, film dianggap salah satu sumber informasi yang paling
penting karena film adalah sumber untuk mendapatkan banyak informasi dan
mengenal budaya yang berbeda-beda. Film membantu para penonton mendapatkan
banyak informasi tentang acara-acara, peristiwa, dan fenomena yang terjadi di
seluruh dunia. Dulu, sumber pengetahuan dan informasi satu-satunya adalah buku,
tetapi sekarang, banyak sekali sumber informasi yang terdapat dan mungkin
diakses secara yang sangat mudah. Kita bisa membuka google kapan pun dan di
mana pun untuk mengakses informasi dan mencari film terbaru, menonton film
online, membeli buku-buku online, bahkan kita bisa mencari resep makanan
kesukaan kita. Proses mendapatkan informasi dan pengetahuan sekarang sangat
mudah dilakukan. Salah satu sumber informasi yang dianggap sebagai sumber
hiburan juga adalah film.
Film sangat mempengaruhi masyarakat dan bangsa-bangsa seluruh dunia.
Teman-teman kalau bercanda bersama satu sama lain sering menggunakan
beberapa kalimat yang diambil dari salah satu adegan film yang paling populer.
Kata-kata yang sering kita gunakan dan pinjam dari film-film itu biasanya
menyampaikan pesan yang dapat dipahami oleh semua orang yang sudah menonton
4
adegan dari film tersebut. Terkadang mungkin saja isi film itu sangat bagus, tetapi
kualitas terjemahannya kurang bagus, jadi pesan yang terkandung dalam film itu
tidak berhasil disampaikan secara benar. Hal itu yang membuat penulis penelitian
ini memikirkan pentingnya meneliti kualitas terjemahan dalam salah satu film yang
paling populer di seluruh dunia, yaitu film "Pride and Prejudice".
Penelitian ini menerapkan teori teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh
Molina dan Albir (2002), yaitu teknik adapatasi, transposisi, padanan lazim,
Peminjaman, kompresi lingsuistik, amplifikasi linguistic, variasi, amplifikasi,
generalisasi, reduksi, partikularisasi, modulasi, calque, kompensasi, deskripsi,
kreasi deskursif, penerjemahan literal, dan substitusi.
Mengenai soal kualitas terjemahan dalam penelitian ini, sangat penting untuk
seorang penerjemah menghasilkan terjemahan yang berkualitas. Terjemahan yang
berkualitas harus memenuhi tiga aspek yaitu keakuratan, keberterimaan, dan
keterbacaan. Penerjemah yang bisa memenuhi tiga aspek kualitas terjemahan itu
pasti bisa menghasilkan teks terjemahan yang berkualitas.
Ada tiga aspek yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas suatu teks
terjemahan, yaitu keakuratan (accuracy), keberterimaan (acceptability), dan
keterbacaan (readibility).
Menurut Nababan dd. (2012:44), keakuratan adalah kata yang digunakan
untuk mengevaluasi keakuratan suatu teks terjemahan dari segi pesan yang
disampaikan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Jadi, keakuratan dimaksudkan
untuk menyampaikan pesan yang akurat dan sama dari bahasa sumber ke bahasa
sasaran. Keberterimaan berbeda dengan keakuratan karena keberterimaan
dimaksudkan untuk menghasilkan suatu karya terjemahan yang sesuai dengan
aturan, kaidah-kaidah bahasa sasaran dan tidak berlawanan dengan budaya bahasa
sasaran pada tataran mikro atau tataran makro (Nababan dkk, 2012: 44-45).
Keterbacaan adalah istilah yang mengacu pada kemudahan atau kesukaran suatu
teks terjemahan. Istilah itu tidak hanya bersangkutan dengan teks bahasa sumber,
tetapi berkaitan juga dengan teks bahasa sasaran (Nababan dkk, 2012).
5
Penelitian ini memiliki dua rumusan yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu
teknik-teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan data subtitle
Pride and Prejudice dan kualitas terjemahan subtitle film tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan teknik-teknik
penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan subtitle Pride and Prejudice
dan menentukan tingkat kualitas subtitle film tersebut.
Ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengkaji dan meneliti kualitas
penerjemahan. Penelitian pertama dilakukan oleh Nugroho (2017). Penelitian
Nugroho mengkaji kualitas terjemahan dari terjemahan kalimat pasif yang ada di
novel 1984. Perbedaan penelitian Nugroho dengan penelitian ini adalah aspek yang
diteliti Nugroho adalah metode penerjemahan bukan teknik penerjemahan.
Penelitian Nugroho fokus pada kalimat pasif dan objek penelitiannya adalah teks
terjemahan novel bukan subtitle film.
Penelitian kedua dilakukan oleh Khoirun (2011). Penelitiannya menganalisis
teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang digunakan dalam subtitle film
dokumenter. Penelitian Rohmita juga mengaitkan teknik, metode, dan ideologi
penerjemahan dengan kualitas terjemahan dalam subtitle film dokumenter itu.
Kemiripan penelitian Rohmita dengan penelitian ini adalah salah satu aspek yang
dikaji Rohmita adalah teknik penerjemahan yang digunakan dalam subtitle film
dokumenter itu, sedangkan penelitian ini hanya fokus pada teknik penerjemahan
dan dampaknya pada kualitas terjemahan dalam subtitle film Pride and Prejudice.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Kusumastuti (2011). Penelitian Kusumati
bertujuan untuk mengidentifikasikan teknik penerjemahan yang digunakan dalam
subtitling dan dubbing film Kartun Dora and the Explorer. Sejalan dengan
penelitian ini, penelitian Kusumati menitikberatkan pada teknik penerjemahan,
tetapi teknik penerjemahan dalam penelitian Kusumati diteliti dalam dua proses
yaitu subtitling dan dubbing (sulih suara), sedangkan penelitian ini hanya fokus
pada teknik penerjemahan dalam subtitle film Pride and Prejudice dan kualitas
terjemahan film tersebut.
Penelitian keempat dilakukan oleh Nurhidayah (2014). Penelitian
Nurhidayah meneliti teknik dan kualitas terjemahan dengan fokus pada istilah
6
budaya dalam film “Percy Jackson and The Olympians Thief”. Penelitian ini
berbeda dengan penelitian Nurhidayah karena penelitian Nurhidayah fokus pada
istilah budaya, sedangkan penelitian ini mengkaji teknik dan kualitas terjemahan
yang digunakan dalam subtitle film Pride and Prejudice dan tidak fokus pada
istilah-istilah budaya seperti penelitian Nurhidayah.
Penelitian kelima dilakukan oleh Fitriana (2014) dengan judul “Analisis
Teknik dan Kualitas Terjemahan Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Stealing
Home Karya Sheryryl Woods". Penelitian Fitriana menganalisis teknik dan kualitas
terjemahan dengan fokus pada tindak tutur ekspresi. Penelitian ini mengkaji teknik
dan kualitas terjemahan dalam subtitle film dan bukan novel seperti penelitian
Fitriana.
Penelitian keenam dilakukan oleh Setiawan (2017) dengan judul "Analisis
proses penerjemahan dari Ucapan Moana di Subtitle Film Moana ". Penelitian
Setiawan menganalisis proses penerjemahan dengan fokus pada ucapan tokoh
tertentu, yaitu Moana, sedangkan penelitian ini mengkaji teknik dan kualitas
penerjemahan dalam subtitle film Pride and Prejudice dan tidak mengkaji proses
penerjemahannya.
Penelitian ketujuh dilakukan oleh Wibawa (2015) dengan judul “Teknik dan
Metode Penerjemahan serta Dampaknya terhadap Kualitas Terjemahan Metafora
Novel of Bees and Mist Karya Erick Setiawan". Penelitian Wibawa mengkaji teknik
dan metode penerjemahan serta menitikberatkan pada metafora dalam novel
tersebut, sedangkan penelitian ini mengkaji teknik penerjemahan yang digunakan
dalam subtitle film Pride and Prejudice dan kaitannya dengan kualitas terjemahan
film tersebut berdasarkan aspek-aspek (keberterimaan, keakuratan, dan
keterbacaan).
Penelitian kedelapan dilakukan oleh Cahyaningrum (2013) dengan judul
“Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan Kalimat Tanya pada Subtitle Film
Sherlock Holmes". Penelitian Cahyaningrum mengkaji teknik dan kualitas
terjemahan dalam subtitle film sambil fokus pada kalimat tanya dalam subtitle film
tersebut.
7
Penelitian kesembilan dilakukan oleh Purwaningsih (2010) dengan judul
“Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan Unsur Pre-Modifier dalam Kelompok
Nomina dalam Novel “The Da Vinci Code”. Penelitian Purwaningsih mengkaji
teknik dan kualitas penerjemahan dalam novel tersebut dengan fokus pada
terjemahan pre-modifier dalam novel itu, sedangkan penelitian ini mengkaji teks
subtitle film bukan teks novel.
Penelitian kesepuluh dilakukan oleh Fitria (2011) dengan judul “Translation
Technique of English to Indonesian Subtitle in Doraemon "Stand By Me" Movie.
Penelitian Fitria mendeskripsikan teknik-teknik penerjemahan yang digunakan
dalam terjemahan subtitle film “Stand By Me" dan dampaknya pada kualitas
terjemahan yang dihasilkan.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan studi kasus terpancang.
Penelitian ini dapat dikatakan penelitian akademik karena mengacu pada penafsiran
masalah dari aspek teori bukan dari aspek praktis (Sutopo, 2006). Penelitian ini
diharapkan bermanfaat untuk meneliti dan menggambarkan teknik penerjemahan
yang digunakan pada tingkat kebahasaan dan satuan lingual seperti kata, frase,
klausa, dan kalimat. Kemudian, teknik penerjemahan yang digunakan dalam
subtitle objek penelitian, yaitu film Pride and Prejudice, dikaitkan dengan ketiga
aspek kualitas penerjemahan, yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.
Sumber data dalam film ini adalah subtitle Pride and Prejudice dan untuk
menentukan kualitas terjemahan subtitle film tersebut data diperoleh dari 9 rater.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini tergantung
pada proses content analysis (analisis isi) dan kuesioner untuk menentukan teknik
penerjemahan dan tingkat kualitas terjemahan dalam subtitle Pride and Prejudice.
Peneliti menggunakan berbagai sumber untuk menguji kebenaran data yang
sama (Sutopo, 2006: 93). Teknik ini menitikberatkan pada penggunaan berbagai
sumber. Dalam penelitian ini, data yang diteliti diambil dari dua sumber yaitu
dokumen (teks bahasa sumber) dan (teks terjemahan bahasa sasaran), dan para
informan (rater).
8
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
meneliti dokumen (content analysis). Teknik ini bisa dilakukan dengan cara
menyimak, membaca dan mencatat.
Spradley (dalam Sugiyono, 2008: 102) menyatakan bahwa teknik analisis
data itu memiliki 4 langkah: 1) analisis domain, 2) analisis taksonomi, 3) analisis
komponensial, dan 4) analisis tema kultural.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peneliti menemukan 13 teknik penerjemahan dari 18 yang dikemukakan oleh
Albir dan Molina (2002). Ketiga belas teknik yang ditemukan dalam subtitle Pride
and Prejudice adalah (1) Adaptasi (adaptation), (2) amplifikasi (amplification), (3)
peminjaman (borrowing), (4) padanan lazim (established equivalent), (5)
generalisasi (generalization), (6) amplifikasi linguistik (linguistic amplification),
(7) kompresi linguistik (Linguistic compression), (8) penerjemahan literal (literal
translation), (9) modulasi (modulation), (10) partikularisasi (particularization), (11)
Reduksi (reduction), (12) Transposisi (transposition), dan (13) variasi (variation).
Teknik-teknik yang ditemukan dalam subtitle Pride and Prejudice adalah
transposisi (45 data) atau 23.93%, modulasi (26 data) atau 13.82 %, padanan lazim
(19 data) atau 10.10 %, adaptasi (16 data) atau 8.51 %, kompresi linguistik (13 data)
atau 6.91 %, generalisasi (13 data) atau 6.91 %, peminjaman (13 data) atau 6.91 %,
reduksi (12 data) atau 6.38 %, partikularitas (9 data) atau 4.78 %, amplifikasi (7
data) atau 3.72 %, amplifikasi linguistik (6 data) atau 3.19 %, penerjemahan literal
(6 data) atau 3.19 %, dan variasi (3 data) atau 1.59 %. Teknik-teknik yang
digunakan dalam subtitle Pride and Prejudice dapat dijelaskan dalam tabel di
bawah.
9
Tabel No. 1. Teknik-teknik penerjemahan dalam subtitle Pride and Prejudice
Data yang dikaji dalam penelitian ini berjumlah 188 data dan dari uraian yang
dijelaskan di atas mengenai teknik-teknik penerjemahan yang diterapkan untuk
menerjemahkan subtitle Pride and Prejudice dapat dilihat bahwa teknik yang paling
banyak digunakan untuk menerjemahkan subtitle Pride and Prejudice adalah teknik
transposisi. Teknik transposisi biasanya sering digunakan untuk menerjemahkan
teks dari bahasa ke bahasa yang lain jika memiliki struktur dan tata bahasa yang
berbeda-beda. Bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia memiliki struktur yang
berbeda-beda dan ini menjadikan penggunaan teknik transposisi wajar karena
struktur kedua bahasa sumber dan sasaran berbeda-beda. Sejumlah data yang
digunakan untuk menerjemahkan subtitle tersebut dengan teknik ini berjumlah 45
No. Teknik Persen
1. Transposisi
(45 data)
23.93 %
2. Modulasi
(26 data)
13.82 %
3. Padanan Lazim
(19 data )
10.10 %
4. Adaptasi
(16 data)
8.51 %
5. Kompresi Linguistik
(13 data )
6.91 %
6. Generalisasi
(13 data )
6.91 %
7. Teknik Peminjaman
(13 data )
6.91 %
8. Reduksi
( 12 data )
6.38 %
9. Partikularisasi
( 9 data )
4.78 %
10. Amplifikasi
( 7 data )
3.72 %
11. Amplifikasi Linguistik
(6 data)
3.19 %
12. Penerjemahan Literal
(6 data)
3.19 %
13. Variasi
(3 data)
1.59 %
10
data dari total 188 data. Teknik kedua yang paling banyak digunakan setelah teknik
transposisi adalah teknik modulasi dan teknik modulasi bergantung pada mengubah
sudut pandang secara semantik agar lebih sesuai dengan budaya dan bahasa sasaran.
Film itu memiliki banyak ujaran yang, jika diterjemahkan secara harfiah, pesan dan
makna yang dimaksudkan tidak akan disampaikan secara akurat. Oleh karenanya,
penggunaan teknik modulasi mempermudahkan tersampaikannya pesan secara
akurat kepada pemirsa sasaran. Data yang digunakan untuk menerjemahkan subtitle
Pride and Prejudice dengan teknik ini berjumlah 26 data.
Peneliti menggunakan metode kuesioner untuk dapat menentukan tingkat
kualitas terjemahan subtitle Pride and Prejudice berdasarkan ketiga aspek, yaitu
keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Jumlah kuesioner yang disebarkan
adalah 9 kuesioner dibagi 3 untuk setiap aspek dari ketiga aspek kualitas
penerjemahan. Hasil kuesioner yang dikumpulkan dari para rater yang diminta
untuk menilai ketiga aspek penerjemahan, yaitu keakuratan, keberterimaan, dan
keterbacaan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ketiga kuesioner yang digunakan untuk menilai keakuratan subtitle Pride and
Prejudice menunjukkan bahwa dari total 564 data para rater menilai 405 data
sebagai data yang memiliki tingkat keakuratan tinggi atau 71.80%, 116 data
memiliki tingkat keakuratan sedang atau 20.56 %, dan hanya 43 data memiliki
tingkat keakuratan rendah atau 7.62%.
Mengenai aspek keberterimaan, para rater menilai 359 data sebagai data yang
memiliki tingkat keberterimaan tinggi atau 63.65%, 149 data yang memiliki tingkat
keberterimaan sedang atau 26.41 %, dan 56 data yang dinilai sebagai data yang
memiliki tingkat keberterimaan rendah atau 9.92 %.
Dari total 564 data, para rater menilai 492 data sebagai data yang memiliki
tingkat keterbacaan tinggi atau 78.23 %, 69 data yang memiliki tingkat keterbacaan
sedang atau 12.23 %, dan 3 data yang memiliki tingkat keterbacaan rendah atau
0.53 %
Ketiga aspek tersebut kalau ditotalkan bisa disimpulkan bahwa dari total 1692
dari 9 kuesioner yang disebarkan untuk menilai ketiga aspek kualitas terjemahan,
1256 data dinilai sebagai data yang dapat nilai 3 (tertinggi) dalam ketiga aspek
11
keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan dengan persen 74.23 %, sekitar 334
data dapat nilai 2 yang berarti tingkat kualitas sedang atau 19.73 %, dan 102 data
dapat nilai 1 (rendah) atau 6.02 %. Hal itu berarti kalau subtitle Pride and Prejudice
itu memang memiliki tingkat kualitas tinggi jika dilihat ketiga aspek kualitas
terjemahan, yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.
Setelah melakukan analisis komponen, tema kultural dapat dilakukan dengan
melakukan analisis berulang-ulang dan menarik kesimpulan tentang kualitas
terjemahan subtitle Pride and Prejudice. Dari uraian yang dijelaskan tentang
kualitas terjemahan subtitle tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik penerjemahan
yang paling banyak digunakan dalam subtitle Pride and Prejudice adalah teknik
transposisi, teknik modulasi, teknik padanan lazim, dan teknik adaptasi, Teknik-
teknik tersebut dapat dianggap sebagai nilai-nilai budaya dan bukan hanya teknik-
teknik yang digunakan oleh penerjemah untuk mengatasi masalah yang dia hadapi
saat menerjemahkan subtitle film tersebut.
Teknik transposisi yang menempatkan porsi paling banyak dari data
digunakan jika struktur kedua bahasa dan tata bahasa berbeda-beda. Teknik tersebut
digunakan agar terjemahan lebih sesuai dengan kaidah dan aturan bahasa sasaran
agar terjemahan yang dihasilkan lebih sesuai dan lebih akurat pesannya.
Teknik tersebut menjadi suatu nilai budaya yang dianggap sebagai hasil atau
wujud dari usaha penerjemah untuk mengatasi masalah yang dia hadapi saat
mengerjakan tugasnya.
Sejalan dengan hal itu, teknik modulasi juga memberi kebebasan kepada
orang penerjemah untuk menerjemahkan suatu teks yang sudut pandangnya perlu
diubah secara semantik agar lebih sesuai dengan budaya sasaran, yaitu budaya
Indonesia. Kedua teknik transposisi dan modulasi memiliki dampak yang positif
pada kualitas terjemahan dari ketiga aspek kualitas terjemahan.
Demikian juga dengan teknik padanan lazim dan adaptasi yang sering
digunakan setelah teknik transposisi dan teknik modulasi. Teknik padanan lazim
mempermudah tersampaikannya pesan karena istilah-istilah yang diterjemahkan
dengan menggunakan teknik ini biasanya padanan yang sudah lazim dalam kamus
dan dikenal secara luas. Teknik adaptasi juga bertujuan untuk menggantikan unsur
12
budaya bahasa sumber dengan unsur-unsur budaya sasaran agar pesan yang
dimaksudkan dapat disampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran.
Hal itu berarti bahwa keempat teknik dijelaskan di atas berdampak positif
pada kualitas penerjemahan dan dapat dianggap sebagai hasil dari teknik-teknik
yang digunakan oleh penerjemah untuk mengatasi masalah-masalah dia hadapi saat
menerjemahkan subtitle Pride and Prejudice. Teknik-teknik tersebut dapat
dianggap sebagai nilai-nilai kultural dan bukan hanya teknik-teknik penerjemahan.
4. PENUTUP
Peneliti menemukan dalam penelitian ini 13 teknik penerjemahan dari 18
teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir (2002). Teknik-
teknik yang dapat ditemukan dalam subtitle Pride and Prejudice adalah transposisi
(45 data atau 23.93%) , modulasi (26 data atau 13.82 %), padanan lazim (19 data
atau 10.10 %), adaptasi (16 data atau 8.51 %), kompresi linguistik (13 data atau
6.91 %), generalisasi (13 data atau 6.91 %), peminjaman (13 data atau 6.91 %),
reduksi (12 data atau 6.38 %), partikularitas (9 data atau 4.78 %), amplifikasi (7
data atau 3.72 %), amplifikasi linguistik (6 data atau 3.19 %), penerjemahan literal
(6 data atau 3.19 %), dan variasi (3 data atau 1.59 %).
Mengenai kualitas terjemahan subtitle Pride and Prejudice, peneliti menarik
kesimpulan mengenai kualitas terjemahan subtitle film tersebut berdasarkan 9
kuesioner disebarkan kepada 9 rater untuk menilai 3 aspek dari kualitas terjemahan,
yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Hasil dari kuesioner tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kuesioner yang digunakan untuk menilai keakuratan subtitle Pride and
Prejudice menunjukkan bahwa dari total 564 data para rater menilai 405 data yang
memiliki tingkat keakuratan tinggi atau 71.80%, 116 data yang memiliki tingkat
keakuratan sedang atau 20.56 %, dan hanya 43 data yang memiliki tingkat
keakuratan rendah atau 7.62%.
Mengenai aspek keberterimaan, para rater menilai 359 data sebagai data yang
memiliki tingkat keberterimaan tinggi atau 63.65%, 149 data yang memiliki tingkat
13
keberterimaan sedang atau 26.41 %, dan 56 data yang dinilai sebagai data yang
memiliki tingkat keberterimaan rendah atau 9.92 %.
Dari total 564 data, para rater menilai 492 data sebagai data yang memiliki
tingkat keterbacaan tinggi atau 78.23 %, 69 data yang memiliki tingkat keterbacaan
sedang atau 12.23 %, dan 3 data yang memiliki tingkat keterbacaan rendah atau
0.53 %
Ketiga aspek kualitas terjemahan yang dijelaskan di atas kalau ditotalkan bisa
disimpulkan bahwa dari total 1692 untuk 9 kuesioner yang disebarkan untuk
menilai ketiga aspek kualitas terjemahan, sekitar 1256 data dari ketiga aspek dinilai
sebagai data yang dapat nilai 3 (tertinggi) dalam ketiga aspek keakuratan,
keberterimaan, dan keterbacaan dengan persen 74.23 %, sekitar 334 data dapat nilai
2 yang berarti tingkat kualitas sedang atau 19.73 %, dan 102 data dapat nilai 1
(rendah) atau 6.02 %. Hal itu berarti bahwa subtitle Pride and Prejudice itu
memang memiliki tingkat kualitas tinggi berdasarkan ketiga aspek kualitas
penerjemahan, yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Purwani Indri. 2008. Strategi Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan Buku
Manual Handphone Nokia 1600 dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa
Indonesia. Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Bell, Roger T. 1989. Translation and Translating: Theory and Practice. Londonand
New York: Longman.
Brislin, Richard W (ed). 1976. Translation: Application and Research. New York:
Gardner Press. Inc.
Budianto, Martha. 2005. A Few Notes on Film Translation. Makalah dalam
Konferensi Internasional Penerjemahan: Translation, Culture and
Discourse. Surakarta, 14-15 September.
Catford, J.C. 1974. A Linguistics Theory of Translation. London: Oxford
University Press.
Chaume, Frederic. 2004. Film Studies and Translation Studies: Two discipline St
Stake in Audiovisual Translation dalamMeta: Translator’s Journal. Volume XLIX
No. 1 hal 12-24.
14
Cahyaningrum, Ika Oktaria. 2013. Analisis Teknik Dan Kualitas Terjemahan
Kalimat Tanya Pada Subtitle Film Sherlock Holmes. Thesis. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Chen, Sheng-Jie. 2004. Linguistic Dimensions of Subtitling. Perspectives in
Taiwan. Dalam Meta XLIX No 1. Hal 115-124.
Coelh, Leonardo Jordao. 2007. Subtitling and Dubbing: Restrictions and Priorities
dalam Translation Journal.
https://en.wikipedia.org/wiki/Pride_%26_Prejudice_(2005_film) diakses
pada tanggal 28 Februari 2018.
Fitria, Tira Nur. (2015). Translation Technique of English to Indonesian Subtitle in
Doraemon “Stand by Me” Movie. Thesis. Surakarta: Muhammadiyah
University of Surakarta.
Fitriana, Irta. 2014. Analisis Teknik Dan Kualitas Terjemahan Tindak Tutur
Ekspresif dalam Novel Stealing Home (Hati Yang Terenggut) Karya Sherryl
Woods. Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Gottlieb, Henrik. 1998. Subtitling dalam Mona Baker (ed). Routledge Encyclopedia
of Translation Studies. London: Routledge.
Hajmohammadi, Ali. 2004. The Viewer as The Focus of Subtitling towards a
Viewer- Oriented Approach dalam Translation Journal
http://www.translationdirectory.com/article227.htm. diakses tanggal 2
Februari 2018.
Hariyanto, Sugeng. 2005. Subtitling: Di antara Keterbatasan Bahasa-Budaya dan
Media (Sekilas Tinjauan). Makalah dalam Konferensi Internasional
Penerjemahan: Translation, Culture and Discourse. Surakarta, 14-15
September.
Haryanti, Dwi. (2014). Translation Accuracy, Acceptability, and Readibility of
Harry Potter Novel Series into Indonesian (Appropriate Example
forTeaching Translation Subject). The 61th TEFLIN International
Conference. UNS Solo
2014.Athttp://www.academia.edu/26528560/TRANSLATION_ACCURA
CY_ACCEPTABILITY_AND_READABILITY.pdf. diakses pada tanggal
3 Maret 2018.
Hatim, Basil dan Mason, Ian. 1997. The Translator as Communicator. London:
Routledge https://isubtitles.in/pride-prejudice/indonesian-subtitles/297869
diakses pada tanggal 25 Febrauri 2018.
Karamitroglou, Fotios. 1998. A Proposed Set of Subtitling Standards in Europe.
Dalam: Translation Journal Volume 2 No. 2.
15
Khoirun Nisaa, Rohmita.2011. Analisis Teknik, Metode, dan Ideologi
Penerjemahan Subtite Film Beckham Unwrapped dan Dampaknya pada
Kualitas Terjemahan. Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Kusumastuti, Fenty. 2011. Analisis Kontrastif Subtitling dan dubbing dalam Film
Kartun Dora The Explorer Seri Wish Upon A Star: Thesis. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Larson, Mildred L. 1984. Meaning-Based Translation: A Guide to Cross Language
Equivalence. USA: University Press of America.
Machali, Rochayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: PT Mizan Pustaka.
Molina, Lucia dan Albir, Amparo Hurtado. 2002. Translation Techniques
Revisited:
A Dynamic and Functionalist Approach dalam Meta: Translator’s Journal. XLVII,
No 4 hal 498-512.
Moleong, Lexi. J. (1990). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remadja
Rosadakarya.
Munday, Jeremy. 2001. Introducing Translation Studies: Theories and Application.
London: Routledge.
Nababan, M.R. 2003. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta:
PustakaPelajar.
Newmak, Peter. 1988. A Textbook of Translation. London: Prentice Hall.
Nida, Eugene dan Taber, Charles. 1982. The Theory and Practice of Translation.
Leiden: E.J Brill.
Nugroho, Muhammad Agung. 2017. Translation Method and Quality on Passive
Voice in 1984 Novel By Landung Simatupang. Thesis. Surakarta:
Universitas Muhammadiya Surakarta.
O’Connell, Eithne. 2007. Screen Translation. Dalam Kuhiwczak, Piotr dan Littau,
Karin (ed). A Companion to Translation Studies. Clevedon, Buffalo,
Toronto: Multilingual Matters Ltd.
Nur Kholidfah, Asrofin. 2010. Teknik dan Kualitas Subtitle Film My Mother’s New
Boyfriend. Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Nurhidayah, Vebry Andina. 2015. Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan Istilah
Budaya dalam Film “Percy Jackson and the Olympians the Lightning
Thief”. Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
16
Pacte Group. 2003. Investigating Translation Competence: Conceptual and
Methodological Issues. Dalam Meta: Translator’s Journal. L No 2, No 1
hal609 - 619.
Purwaningsih, Dyah Raina. 2010. Analisis Teknik Dan Kualitas Terjemahan Unsur
Pre-Modifier Dalam Kelompok Nomina Dalam Novel The Da Vinci Code.
Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Pettit, Zoe. 2004. The Audio Visual Text: Subtitling and Dubbing Different Genres.
Dalam Meta: Translator’s Journal. XLIX, No 1 hal 25-38.
Sadtono, E. 1985. Pedoman Penerjemahan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Setiawan, Indra. 2017. Translation Techniques Analysis of Moana`s Utterances in
`Moana` Movie Subtitle. Skripsi. Semarang: Dinus University.
Spanakaki, Katia. 2007. Translating Humor for Subtitling. Dalam Translation
Journal. http://translationjournal.net/journal/40humor.htm. diakses tanggal
21 Februari 2018.
Spradley, J.P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sutopo, Anam. (2015). Penerjemah dan Penerjemahan. Dalam Lintas Pemahaman.
Surakarta: C.V Jasmine.
Sutopo, Anam. (2015). penerjemahan Naskah Resmi: Telaah Holistik Naskah
Pidato Kenegaraan. Surakarta: Universitas Muhammadiya Surakarta
Suryawinata, Zuchridin dan Hariyanto, Sugeng. 2003. Translation: Bahasan Teori
Dan Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.
Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Wibawa, Saptanto Hari. 2015. Analisis Teknik dan Metode Penerjemahan Serta
Dampaknya terhadap Kualitas Terjemahan Metafora Novel of Bees and
Mist Karya Erick Setiawan. Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.