Tech Edible Oil 2nd - Unila

2
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung EKSTRAKSI CPO 1 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung PROSES PENGOLAHAN CPO: Persebusan (Sterilization) Penebahan (Threshng) Pelumatan (Digesting) Pengepresan (Double screw pressing) Pemurnian (Purification) PENGOLAHAN CPO 2 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung PENGOLAHAN CPO 1. PEREBUSAN (STERILIZATION) Proses pemanasan tandan buah sawit (TBS) dengan uap panas dengan tujuan: 1. Menginaktifkan enzim, 2. Memudahkan perontokan buah sawit, 3. Mengurangi kadar air buah, 4. Melunakan mesocarp dan menggumpalkan lendir (gum), 5. Mengkondisikan inti sawit, 6. Memudahkan pelepasan cangkang dari inti sawit. Waktu perebusan selama 85-95 menit, dilakukan dalam 3 peak (puncak tekanan). Puncak I, tekanan hingga 2,3 kg/cm Puncak II, tekanan hingga 2,5 kg/cm puncak III, tekanan hingga 2,8-3,0 kg/cm 3 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung PENGOLAHAN CPO Gambar 3 puncak tekanan proses perebusan TBS Tekanan Uap (kg/cm 2 ) Waktu (menit) 4 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung PENGOLAHAN CPO 2. PERONTOKAN (THRESHING) Bertujuan untuk merontokkan buah sawit (brondolan) dari tandan kosongnya dengan menggunakan perontok berputar (rotating drum thresher Tresher berbentuk silinder dengan batang-batang logam yang dilengkapi dengan sudu pendorong. Gambar di bawah ini memperlihatkan diagram unit penebah (thresher) buah kelapa sawit. 5 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung 3. PELUMATAN (DIGESTING) Bertujuan untuk memisahkan inti sawit dan daging buah (sabut), serta memecahkan sel mesokarp yang mengandung minyak. Dilakukan dalam digester dengan pengaduk. Pengadukan selama 30 menit, sambil diinjeksikan uap panas tekanan 1-1,5 kg/cm PENGOLAHAN CPO 6

Transcript of Tech Edible Oil 2nd - Unila

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

E K S T R A K S I C P O

1

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PROSES PENGOLAHAN CPO: ➡ Persebusan (Sterilization) ➡ Penebahan (Threshng) ➡ Pelumatan (Digesting) ➡ Pengepresan (Double screw pressing) ➡ Pemurnian (Purification)

PENGOLAHAN CPO

2

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PENGOLAHAN CPO

1. PEREBUSAN (STERILIZATION)

➡ Proses pemanasan tandan buah sawit (TBS) dengan uap panas dengan tujuan: 1. Menginaktifkan enzim, 2. Memudahkan perontokan buah sawit, 3. Mengurangi kadar air buah, 4. Melunakan mesocarp dan menggumpalkan lendir (gum), 5. Mengkondisikan inti sawit, 6. Memudahkan pelepasan cangkang dari inti sawit.

➡ Waktu perebusan selama 85-95 menit, dilakukan dalam 3 peak (puncak tekanan). ✓ Puncak I, tekanan hingga 2,3 kg/cm✓ Puncak II, tekanan hingga 2,5 kg/cm✓ puncak III, tekanan hingga 2,8-3,0 kg/cm

3

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PENGOLAHAN CPO

Gambar 3 puncak tekanan proses perebusan TBS

Tekanan Uap

(kg/cm2)

Waktu (menit)

Pedoman�Pengomposan�TKKS� �7�

dihasilkan dari proses sterilisasi dibuang sebagai air limbah dan disebut sebagai air

kondensat sterilisasi.

Setelah dilakukan sterilisasi secara sempurna, TBS bersama-sama dengan lorinya

dibawa ke stasiun Hoisting Crane yaitu sistem material handling yang berfungsi

untuk memindahkan TBS ke stasiun penebah (Thresser). Dengan menggunakan

sistem ini, lori diangkat dan TBSnya ditumpahkan dengan cara memutar lori diatas

fruit hopper dan selanjutnya lori kosong diletakkan ke jalur rail kosong. Gambar 4

memperlihatkan diagram Hoisting Crane.

Gambar 4. Hoisting Crane

Gambar 3. Sterilizer

4

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PENGOLAHAN CPO

2. PERONTOKAN (THRESHING)➡ Bertujuan untuk merontokkan buah sawit (brondolan) dari

tandan kosongnya dengan menggunakan perontok berputar (rotating drum thresher

➡ Tresher berbentuk silinder dengan batang-batang logam yang dilengkapi dengan sudu pendorong. Gambar di bawah ini memperlihatkan diagram unit penebah (thresher) buah kelapa sawit.

Pedoman�Pengomposan�TKKS� �8�

2.4. Penebahan (Thresher).

Penebahanan bertujuan untuk merontokkan buah sawit (brondolan) dari tandan

kosongnya dengan menggunakan perontok berputar (rotating drum thresher) dengan

kecepatan 21-24 RPM. Tresher berbentuk silinder dengan batang-batang logam yang

dilengkapi dengan sudu pendorong. Gambar 5 memperlihatkan diagram unit penebah

(thresher) buah kelapa sawit. Beberapa alat yang terintegrasi dengan unit thresher

adalah:

x Hopper; tempat penampungan buah

x Auto feeder; alat untuk memasukan buah hasil rebusan ke thresher

x Fruit conveyor adalah alat penghantar brondolan

x Empty bunch conveyor adalah alat untuk membawa tandan kosong

x Fruit elevator adalah alat untuk mengangkut brondolan dari conveyor menuju

digester

Gambar 5. Thresher

5

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

3. PELUMATAN (DIGESTING)➡ B e r t u j u a n u n t u k

memisahkan inti sawit dan daging buah (sabut), serta memecahkan sel m e s o k a r p y a n g mengandung minyak.

➡ Dilakukan dalam digester dengan pengaduk.

➡ Pengadukan selama 30 menit, sambil diinjeksikan uap panas tekanan 1-1,5 kg/cm

Pedoman�Pengomposan�TKKS� �9�

Setelah buah isi rebusan masuk ke hopper melalui Hoisting Crane, buah dibawa oleh

Auto Feeder masuk ke thresher. Di Thresher TBS akan diputar dan terbanting

sehingga akan menyebabkan brondolan lepas dari tandannya. Tandan kosong jatuh ke

HEBC (Horizontal Empty Bunch Conveyor) lalu masuk ke IEBC (Incleaned Empty

Bunch Conveyor) sedangkan buah ditampung di bagian bawah alat yang selanjutnya

dikirim ke bagian pelumatan. Tandan kosong kelapa sawit (TKS) dapat digunakan

untuk keperluan lainnya seperti untuk mulsa di kebun, kompos, atau dibakar untuk

mendapatkan energi dan abu sebagai sumber unsur Kalium (K).

2.5. Pelumatan (Digester)

Digester merupakan tabung berbentuk silinder yang didalamnya terpasang pisau-

pisau pengaduk yang berfungsi sebagai alat untuk melumatkan daging buah tanpa

menghancurkan bijinya. Gambar 6 memperlihatkan diagram unit digester.

Gambar 6. Unit pelumat (Digester)

PENGOLAHAN CPO

6

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PENGOLAHAN CPO

4. PENGEPRESAN (PRESSING)

➡ Tujuannya untuk mengeluarkan minyak dari buah sawit. ➡ Dilakukan dengan menggunakan

tekanan 40-50 kg/cm

➡ Ditambahkan uap panas (suhu 90-9515-20% dari berat TBS, untuk pengenceran bubur buah sawit dan mencegah penyumbatan saluran minyak.

➡ Hasil pengepresan (ekstraksi) mengandung minyak 66%, 24% air, dan 10% kotoran.

➡ Minyak yang tertinggal pada ampas maksimal 8% dan biji pecah masimal 10%.

7

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PENGOLAHAN CPO

Pedoman�Pengomposan�TKKS� �11�

Gambar 7. Unit Pengempa (Screw Press)

dindingnya berlubang-lubang pada seluruh permukaanya. Minyak dari bubur buah

yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang Press Cage, sedangkan

ampasnya keluar melalui celah antara Sliding Cone dan Press Cage. Proses

pengempaan ini akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 35-45% minyak, 45-

55% air dan sekitar 10% kotoran. Minyak kasar yang dihasilkan selanjutnya dikirim ke

proses klarifikasi, sedangkan ampasnya dimasukkan ke proses de-pericarper untuk

memisahkan sabut dan inti sawit.

2.7. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit kasar (CPO) yang keluar dari pengepresan merupakan campuran

yang mengandung minyak, air, serat dan padatan lainnya dalam jumlah yang bervariasi.

Campuran tersebut dipompakan ke tangki klarifikasi untuk dipisahkan antara minyak

dengan komponen lainnya. Proses prmurnian CPO dilakukan melalui serangkaian

proses pengolahan dengan menggunakan peralatan dan mesin yang sistem proses

kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar Double Screw Presser

8

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PENGOLAHAN CPO

5. P E M U R N I A N M I N Y A K S A W I T (PURIFICATION)

➡ Minyak sawit yang hasil ekstraksi banyak mengandung air dan kotoran, perlu dilakukan purifikasi untuk menghasilkan CPO.

➡Tahapan purifikasi: a. Pemisahan pasir (b. Penyaringan (c. Pengendapan (d. Sentrifugasi (e. Pengeringan vakum (

➡Hasil proses pemurnian berupa CPO (

9

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Pedoman�Pengomposan�TKKS� �12�

a. Sand Trap Tank (Tangki pemisah pasir) Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengepresan di Screw Press dialirkan ke Sand

Trap Tank (Gambar 8) melalui Oil Gutter. Cairan yang dipompa kedalam Sand Trap

Tank akan berputar, sehingga timbul gaya sentrifugal yang menyebabkan pasir turun

sedangkan cairan naik dan keluar melalui pipa. Endapan pasir dan kotoran akan

dikeluarkan 4 jam sekali. Kotoran tersebut dialirkan ke fat pit. Untuk memudahkan

pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus cukup panas (temperatur 95-1150C)

yang dipertahankan dengan menginjeksikan uap air panas.

Gambar 8. Sand Trap Tank

b. Vibrating Screen, Crude Oil tank, dan Sand Cyclone Vibrating screen berfungsi memisahkan benda-benda padat yang terbawa dalam

minyak kasar dan kotoran yang berupa serabut kasar yang selanjutnya dikembalikan

ke fruit elevator untuk diproses kembali. Minyak hasil penyaringan ditampung dalam

Crude Oil Tank (COT). Vibrating Screen terdiri dari dua tingkat saringan, tingkat atas

memakai kawat saringan mesh 20 dan tingkat bawah saringan mesh 40. Gambar 9

memperlihatkan diagram unit Vibrating Screen. Dalam proses penyaringan, saringan

getar disiram dengan air panas sehingga kotoran akan jatuh ke bottom cross conveyor

untuk dikembalikan ke digester sedangkan crude oil (minyak kasar) dipompa ke

crude oil tank menggunakan crude oil pump. Minyak kasar yang terkumpul di Crude

Keterangan: 1. Pipa minyak keluar 2. Endapan pasir 3. Kran Blow Down 4. Pipa minyak masuk 5. Pipa uap masuk

Oil

SteamOil

Sand

Pedoman�Pengomposan�TKKS� �13�

Oil Tank selanjutnya dipanaskan hingga mencapai temperatur 95-1000 C dengan

menggunakan pipa air panas, agar terjadi perbedaan berat jenis antara minyak, air dan

sludge yang membantu dalam proses pengendapan. Untuk pemisahan minyak, air,

dan sludge ini dilakukan penambahan air panas ini tidak boleh melebihi 30%.

Gambar 9. Vibrating Screen

Minyak dari COT selanjutnya dialirkan melalui Sand Cylone yang bertujuan untuk

memisahkan antara kotoran dengan minyak. Kotoran yang mempunyai massa jenis

lebih berat akan turun ke bawah menuju saluran Fat Pit, sedangkan minyak akan

keatas menuju Preheater. Di Preheater minyak akan dipanaskan terlebih dahulu

sebelum dikirim ke tangki pengendap (Continous Settling Tank).

c. Continous Settling Tank (CST) CST berfungsi memisahkan minyak dengan sludge dan air melalui proses

pengendapan. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan berat jenis sehingga sludge

dan air berada dibawah, sedangkan minyak diatas. Pada bagian bawah CST biasanya

dilengkapi dengan limas atau kerucut untuk menampung lumpur atau kotoran yang

terendap di blow down. CST dilengkapi dengan sistem spiral steam injection, pipa

drain dan payung pengutip minyak (skimmer). Secara umum ada dua jenis CST, yaitu

Oil

Oil

Fiber

Fiber

Sand Trap Tank Vibration Screen

10

Pedoman�Pengomposan�TKKS� �14�

CST Horizontal dan vertikal. Gambar 10 dan 11 memperlihatkan diagram unit

Continous Settling Tank Horizontal dan Vertikal.

Gambar 10. Continous Settling Tank Horizontal

Gambar 11. Continous Settling Tank Vertikal Untuk memudahkan proses pemisahan kotoran dan pengendapan kotoran, maka

temperatur di dalam CST dipertahankan 90-950C sehingga viskositas minyak dalam

CST akan turun. Untuk itu, selama proses perlu dialirkan uap panas melalui spiral

steam, dan volume crude oil di CST diusahakan selalu dalam keadaan penuh dan

alirannya konstan agar proses pengendapan sempurna. Lapisan minyak selanjutnya

dialirkan ke oil tank melalui payung pengutip (skimmer), sedangkan sludge

Keterangan: 1. Crude input dari crude oil tank 2. Heater 3. Steam pemanas 4. Crude oil input dari reclamed tank 5. Skimer I 6. Steam injection 7. Skimer II 8. Steam spiral 9. Steam injection 10. Sludge outlet 11. Condensat 12. Crude oil outlet ke oil tank 13. Residu

Keterangan: 1. Minyak Masuk 2. Minyak Keluar 3. Sludge Keluar 4. Steam injection 5. Spiral Steam 6. Kran Blow down

Pedoman�Pengomposan�TKKS� �16�

Gambar 12. Oil Purifier

Minyak dipompakan dari Vacuum Dryer ke Storage Tank melalui flow meter,

sehingga dapat diketahui jumlah minyak sawit yang telah diproduksi. Storage tank

adalah suatu bejana berbentuk silinder tegak, terbuat dari pelat baja dengan ukuran

bervariasi. Storage tank berfungsi untuk menyimpan minyak kelapa sawit hasil

proses pengolahan yang siap di jual. Tangki ini dilengkapi pipa-pipa pemanas untuk

menjaga viskositas dan mengurangi terjadinya oksidasi pada minyak yang dapat

menaikkan ALB.

g. Sludge Tank dan Alat-Alat Pemisah Sludge Sludge tank berfungsi menampung sludge yang dialirkan dari CST dan memisahkan

minyak dari kotoran dengan pemanasan dan penambahan air panas. Di dalam Sludge

Tank suhu dipertahankan 90-950 C dengan mengalirkan uap panas. Alat ini berbentuk

silinder yang bagian bawahnya berbentuk kerucut yang berfungsi untuk menangkap

kotoran dan air. Blow down dilakukan setiap 2 jam sekali berupa minyak yang

dialirkan ke Sludge Separator. Sebelum ke Sludge Separator minyak akan dialirkan

melalui Self Cleaning Strainer untuk menyaring kotoran.

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Continuous Settling Tank Centrifugation vacuum drying

11

PENGOLAHAN CPO

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

VIDEO: PALM OIL MILL

12