TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S....

110
TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun oleh: Abdurrohman Arif NIM. 11150110000134 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2020 M

Transcript of TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S....

Page 1: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM

(Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh:

Abdurrohman Arif

NIM. 11150110000134

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2020 M

Page 2: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

Scanned with CamScanner

Page 3: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

Scanned with CamScanner

Page 4: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

Scanned with CamScanner

Page 5: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

Scanned with CamScanner

Page 6: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

i

ABSTRAK

Abdurrohman Arif (11150110000134). Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan

Islam (Kajian Tafsir Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15)

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui bagaimana penjelasan

Q.S. al-Baqarah ayat 21-22 dan Luqman ayat 12-15 mengenai tauhid sebagai

dasar pendidikan Islam, 2) Untuk mengetahui tauhid apa saja yang terkandung

dalam Q.S. al-Baqarah ayat 21-22 dan Luqman ayat 12-15, 3) Untuk mengetahui

metode pendidikan dan materi pendidikan tauhid apa saja yang terkandung dalam

Q.S. al-Baqarah ayat 21-22 dan Luqman ayat 12-15?

Jenis penelitian yang digunakan adalah pure library research (penelitian

kepustakaan murni) yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang

bertujuan dengan obyek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat

kepustakaan, yaitu penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka

yang relevan. Karena penelitian ini merupakan penelitian tafsir, maka dalam

menganalisi data, metode yang penulis gunakan adalah metode tafsir tahlili,

metode ini adalah suatu metode tafsir yang mufassirnya berusaha menjelaskan

kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai seginya dengan memperhatikan

runtutan ayat-ayat al-Qur’an sebagaimana tercantum dalam mushaf.

Dalam penelitian ini peneliti memperoleh hasil bahwa tauhid sebagai dasar

pendidikan Islam tergambar pada surah al-Baqarah ayat 21-22 dan pada surah

Luqman khusunya pada ayat 13. Lalu metode pendidikan yang terkandung dalam

surah al-Baqarah ayat 21-22 adalah metode ceramah, sedangkan pada surah

Luqman ayat 12-15 adalah metode Metode Nasihat (Mau’izzah), Targhib wa

Tarhiib, Dialog (Hiwar), Keteladanan (Uswatun Hasanah) dan Pembiasaan.

Kata Kunci: Tauhid, Dasar, Pendidikan Islam

Page 7: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

ii

ABSTRACK

Abdurrohman Arif (11150110000134). Tauhid as the Basis of Islamic

Education (Tafsir Q.S. Al-Baqarah: 21-22 and Luqman: 12-15)

The purpose of this research is: 1) To find out how the Q.S. al-Baqarah:

21-22 and Luqman: 12-15 on tauhid as the basis of Islamic education, 2) To find

out what tauhid in the Q.S. al-Baqarah: 21-22 and Luqman: 12-15, 3) To find out

what educational and educational methods of education and education material

included in the Q.S. al-Baqarah: 21-22 and Luqman: 12-15?

The type of research used is pure library research, which refers to

collecting data or scientific literature aimed at literary objects or data collection,

that is critical and in-depth study of relevant library materials. Since this study is

interpresir research, in analyzing the data, the method the writer used is interpresir

tahlili method, this is an interpretive method which, after much effort, attempts to

explain the containing of Qur 'an verses from its various sections by observing the

shedding of Qur’an verses as cited in mushaf.

In this study the result is that tauhid as the basis of Islamic education is

pictured in the surah al-Baqarah: 21-22 and in surah Luqman especially in verse

13. The educational method contained in the surah al-Baqarah: 21-22 is a method

of speech, whereas in surah Luqman: 12-15 is a method of counsel (mau 'izzah),

targhib wa tarhiib, dialogue (hiwar), example (uswatun hasanah) and culture.

Keyword: tauhid, the basic, the islamic education.

Page 8: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

iii

KATA PENGANTAR

حيم ن ٱلره حم ٱلره بسم ٱلله

Alhamdulillah, Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT,

karena dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis menyelesaikan skripsi

metode kualitatif penelitian pustaka library research yang berjudul “Tauhid

Sebagai Dasar Pendidikan Islam (Kajian Tafsir Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan

Luqman: 12-15)” Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada

Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun dan mendidik dari zaman kegelapan

menuju zaman terang benderang.

Sebelum menyusun skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

penulis alami. Dan dari sanalah banyak pelajaran yang bisa penulis ambil baik

dari susah maupun senang. Berkat ridho Allah, kesungguhan hati, kerja keras dan

motivasi, serta bantuan dari berbagai pihak, segala kesulitan dan hambatan

tersebut dapat diatasi. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada

kedua orang tua, ibunda tercinta Hj. Marinah dan ayahanda tercinta H. Ahmad

Zawawi yang dengan susah payah mengasuh dan mendidik penulis dengan penuh

rasa ikhlas dan kesabaran, menyayangi dan mengasihi, yang tak kenal lelah setiap

harinya bekerja mencari nafkah untuk membiayai penulis sekolah hingga akhirnya

penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini. Kemudian kepada kakak dan adikku

tercinta (Asma Nurhayati dan Ibnu Mas’ud) yang dengan penuh kasih sayang

telah banyak memberi dukungan dan mengisi hari-hari penulis dengan

kegembiraan dan kebahagiaan.

Dan juga tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang terhingga

kepada :

Page 9: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

iv

1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA selaku Rektor Univeritas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Abdul Haris , M.Ag selaku Ketua Jurusan dan sekaligus

Dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia memberikan dan

meluangkan segenap waktu, tenaga, pikiran serta kesabaran dalam

memberikan bimbingan, arahan serta motivasinya kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Rusdi Jamil, MA selaku Sekretaris jurusan Pendidikan Agama

Islam.

5. Bapak Ahmad Irfan Mufid, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang selalu memberikan support, motivasi dan masukan, bersedia

membimbimg penulis dari awal semester satu sampai dengan

sekarang.

6. Segenap Dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakrta yang telah memberikan

bekal ilmu dan pengetahuannya selama penulis menjalakan

perkuliahan.

7. Seluruh staf perpustakaan umum Univesitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah menyediakan bermacam-macam buku, tafsir dan sebagainya

sehingga mempermudah penulis mencari referensi.

8. Guru-guruku tercinta yang telah meluangkan waktu, tenaga dan

pikirannya. Serta do’adan dukungannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku selama di kampus Alvien Permana, Ahmad Zainal

Abidin, M. Faiz Suhail, Fuad Abdul Baqi, Aulia Rahman, Abdul

Fattah Zulkarnain, S.Pd, dan Al-Faqih, S.Pd.

Page 10: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

v

10. Seluruh sahabat-sahabtku di PAI angkatan 2015 teman senasib dan

seperjuangan terkhusus kelas PAI-B, yang telah banyak memberikan

pengalaman berharga kepada penulis tentang indahnya arti sebuah

persahabatan dan kekeluargaan.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah penulis berharap dan berdo’a

semoga amal baik mereka yang telah membantu dalam proses penyelesaian

skripsi ini mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin

Ya Rabbal’Alamiin...

Jakarta, 28 Januari 2020

Penulis,

Abdurrohman Arif

Page 11: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 9

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................................... 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 10

BAB II : KAJIAN TEORITIK

A. Tauhid ............................................................................................................ 12

1. Pengertian Tauhid .................................................................................... 12

2. Macam-macam Tauhid............................................................................. 14

3. Manfaat dan Tujuan Tauhid ..................................................................... 16

B. Pendidikan Islam ............................................................................................ 17

1. Pengertian Pendidikan Islam .................................................................... 17

2. Pendidikan Islam Menurut Para Ahli ....................................................... 21

3. Tujuan Pendidikan Islam.......................................................................... 22

4. Objek Pendidikan Islam ........................................................................... 25

5. Materi Pendidikan Islam .......................................................................... 27

6. Metode Pendidikan Islam ......................................................................... 29

C. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 34

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian........................................................................... 38

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................................................... 38

C. Sumber Data ................................................................................................... 39

Page 12: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

x

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 39

E. Analisis Data .................................................................................................. 40

F. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 40

BAB IV : TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Teks dan Terjemahan Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15 ............. 43

B. Sejarah Surah Al-Baqarah dan Surah Luqman .............................................. 44

C. Asbabun Nuzul ............................................................................................... 46

D. Penjelasan Kosa Kata Inti .............................................................................. 48

E. Tafsir Ayat ..................................................................................................... 49

F. Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam........................................................ 58

G. Macam-macam Tauhid................................................................................... 63

H. Materi Pendidikan Tauhid .............................................................................. 65

I. Metode Pendidikan......................................................................................... 72

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 83

Page 13: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Referensi ...................................................................................... 86

Lampiran 2 Biodata Diri ....................................................................................... 87

Lampiran 2 Berita Acara…………………………………………………………88

Page 14: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia yang memiliki kepercayaan kepada Tuhannya akan senantiasa

merasa dekat dan selalu dalam perlindungan Tuhannya. Mereka percaya

bahwa tiada daya, upaya dan kuasa melainkan dari Allah Swt. Tuhan semesta

alam. Kepercayaan kepada keesaan Tuhan tersebut yang kemudian disebut

sebagai tauhid. Namun pada zaman sekarang nilai-nilai ketauhidan masih

terasa dangkal di masyarakat. Padahal dengan semakin dangkalnya nilai

tauhid yang tertanam dalam diri seseorang, makan akan semakin rendah pula

kualitas akhlak, watak keperibadian serta kesiapan untuk menerima konsep

bahwa Islam sebagai way of life. Banyak yang memahami tauhid sebatas

pengakuan dan ucapan semata yang diwujudkan dalam bentuk ritual ibadah

penyembahan kepada Yang Maha Esa. Padahal kepercayaan manusia

terhadap Yang Maha Esa itu berkembang sesuai dengan perkembangan

pikiran dan peradaban manusia itu sendiri, sedangkan untuk mencapai ke

tingkatan transformasi yang lebih tinggi tersebut maka seseorang harus

terlebih dahulu melalui proses pendidikan.

Pendidikan adalah masalah yang sangat penting dan aktual sepanjang

masa, karena hanya dengan pendidikan manusia akan memperoleh

pengetahuan dan keterampilan dalam kapabilitas mengelola alam yang

dikaruniakan oleh Allah Swt. kepada makhluk-Nya. Hal ini menujukan

bahwa pendidikan sangat besar kontribusinya bagi kehidupan manusia,

bahkan menentukan kemajuan sebuah bangsa, oleh sebab itu untuk mengukur

kemajuan umat atau suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa jauh tingkat

pendidikannya. Dengan demikian, maka permasalahan pendidikan bagi setiap

bangsa dan negara akan senantiasa up to date sepanjang masa selama masih

terdapat manusia di dalamnya. Itulah sebabnya, maka pendidikan selain

menjadi kunci kemajuan, juga menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh

setiap bangsa dan negara, khususnya bagi negara berkembang dan negara

Page 15: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

2

terbelakang. Termasuk Negara Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila.

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat,

dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan,

yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah yang berlangsung

sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan

peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan

datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam

bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah, dan di luar

sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi

pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat

memainkan peranan hidup secara tepat.1

Sedangkan pendidikan dalam pandangan Islam pada umumnya mengacu

pada kata al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Kemudian dari ketiga kata

tersebut yang populer digunakan dalam pendidikan Islam ialah kata al-

tarbiyah, sedangkan kata al-ta’dib, dan al-ta’lim jarang sekali digunakan,

padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pendidikan Islam.

Kendati demikian pun ketiga kata tersebut memiliki persamaan makna.2

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang secara khas memiliki ciri

Islami, berbeda dengan konsep pendidikan umum, pendidikan Islam lebih

memfokuskan pada pemberdayaan umat berdasarkan al-Qur’an dan hadis.3

Pendidikan Islam juga dapat ditinjau dari segi sempit dan luas. Pengertian

sempit adalah segala usaha yang dilakukan untuk mentransfer ilmu (transfer

of knowledge), nilai (value), serta keterampilan (skill) berdasarkan ajaran

Islam yang diajarkan pendidik kepada si terdidik guna membentuk pribadi

muslim seutuhnya. Hal ini lebih bersifat kepada proses pembelajaran tersebut,

1

Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. ke-7, h.

11.

2 Samsul Nizar, Filsafat Pendidkan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers: 2002), Cet. ke-1, h. 25.

3 Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2013), Cet. ke-1, h. 25

Page 16: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

3

di mana ada pendidik, peserta didik, dan bahan (materi yang diajarkan)

dengan ditunjang alat-alat yang digunakan.4

Adapun dalam artian luas, pendidikan Islam tidak hanya terbatas kepada

pentransferan tiga ranah di atas. Akan tetapi juga mencakup berbagai hal

yang berkaitan dengan pendidikan Islam secara luas yang mencakup: sejarah,

pemikiran dan lembaga. Dengan demikian ada kajian tentang sejarah

pendidikan Islam, pemikiran pendidikan Islam, lembag-lembaga pendidikan

Islam, dan lain-lain.5

Pendidikan Islam sebagaimana diketahui adalah pendidikan yang pada

pelaksanaannya berdasarkan pada ajaran Islam yaitu bersumber dari al-

Qur’an dan Sunah. Dengan demikian, perbedaan pendidikan Islam dengan

pendidikan lainnya, ditentukan oleh adanya dasar ajaran Islam tersebut. Jika

pendidikan umum lainnya berdasarkan pada pemikiran rasional yang sekuler

dan impristik semata.6

Seiring perkembangan zaman tak dapat kita hindari pula bahwa kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) membawa berbagai impact . Impact

yang menyertai kemajuan IPTEK tersebut di satu sisi telah membawa

manusia pada kondisi dan situasi yang diuntungkan, namun ternyata di pihak

lain telah membawa negative impact terhadapt mindset dan life style manusia

itu sendiri, sehingga tidak hanya bersinggungan dengan permasalahan dataran

pribadi tiap individu, melainkan merambah pada sebuah problematika bangsa

yang lebih serius. Perkembangan IPTEK di satu sisi memang membawa

dampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai

sarana modern industri, transportasi dan komunikasi terbukti dapat

memberikan manfaat. Tapi di sisi lain tidak jarang IPTEK berdampak negatif

karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.7

4 Haidar Putra Daulay dan Nurgaya Pasa, Pendidika Islam dalam Lintasan Sejarah,

(Jakarta: Kencana, 2013), Cet. ke-1, h. 3.

5 Ibid., h. 3.

6 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Prespektif Al-Qur’an, (Ciputat: UIN Jakarta Pers,

2005), Cet. ke-1, h. 15

7 Audah Mannan, Transformasi Nilai-nilai Tauhid dalam Perkembangan Sains dan

Teknologi, Jurnal Aqidah, Vol. IV, 2018, h. 255.

Page 17: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

4

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut diperlukan pendekatan

yang benar-benar efektif dan efisien agar dapat memperoleh solusi yang tepat.

Dalam hal inilah Islam memberikan sumbangsinya yang konstruktif melalui

prespektif pendidikannya.

Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan anatar sains dan

agama, belakangan ini banyak anggapan bahwa Islam hanya mengajarkan

hal-hal yang bersifat spiritual, yakni hanya berkaitan dengan hubungan

makhluk dan penciptanya, anggapan tersebut seolah menggambarkan bahwa

pendidikan Islam tidak mengajarkan ilmu pengetahuan umum, padahal pada

perkembangannya pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan ilmu agama,

tapi juga mengajarkan ilmu-ilmu umum.

Oleh sebab itu dikotomi dalam pendidikan Islam haruslah dihapuskan,

sebab dengan menerima prinsip ini maka pendidikan Islam hanya akan

melahirkan manusia-manusia muslim yang terpecah kepribadiannya, di

masjid mereka bersikap alim, sementara di pasar, pabrik dan masyarakat luas

mereka tampil sebagai orang asing yang tidak punya orientasi moral,

kepedulian sosial, kasih sayang, kejujuran dan tanggung jawab. Seperti

kebanyakan fenomena yang terjadi pada masa kini, di mana terdapat mindset

bahwa ajaran agama hanya digunakan ketika kita sedang beribadah kepada

Tuhan, sedangkan dalam bekerja dan kehidupan sehari-hari lainnya hanya

pengetahuan umumlah yang digunakan. Mindset seperti ini yang menjadikan

hidup kita jauh dari nilai-nilai keislaman, di mana seharusnya dalam segala

aspek kehidupan seperti pola hidup, tingkah laku dan bermasyarakat haruslah

didasarkan pada nilai-nilai yang terdapat dalam ajaran agama Islam.

Agama Islam sebagai suatu konsep kehidupan yang memliki landasan

yang khas dan spesifik dibandingkan dengan agama lainnya, karena

komponen utama agama Islam adalah akidah, syariah dan akhlak yang

kemudian dikembangkan oleh akal pikiran manusia yang didorong oleh ilmu

pengetahuan. Selain itu Islam adalah agama monoteisme (tauhid). Maksudnya

agama yang hanya menyembah satu Tuhan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Page 18: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

5

Artinya: “dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu

melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang

hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku.” (Q.S. al-

Anbiya: 25)

Islam adalah agama tauhid yang meng-Esakan Allah secara mutlak, suci

dan murni dari segala unsyur kesyirikan. Hanya Allah yang berkuasa, dan

tidak ada sesuatu pun yang berkuasa selain-Nya, yang ada hanya khalik

(pencipta) dan makhluk (yang diciptakan). Selain Allah adalah makhluk dan

tidak memiliki kekuatan apapun selain yang Allah titipkan kepadanya.

Menurut M. Yusran Asmuni, “Tauhid tidak hanya sekedar diketahui dan

dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari itu, ia harus dihayati dengan baik

dan benar. Apabila tauhid telah dimiliki, dimengerti dan dihayati dengan baik

dan benar, kesadaran seseorang akan tugas dan kewajibannya kepada Allah

akan muncul dengan sendirinya.”8

Jika kita pahami, konsep tauhid tidak hanya sebatas hubungan secara

vertikal saja dengan Yang Maha Esa, tetapi butuh pemahaman yang

mendalam, ini terlihat mengapa banyak orang yang nampak sebagai ahli

ibadah, tetapi dalam pergaulan sosial dan bermasyarakatnya sangat tertutup,

bahkan seperti menutup mata terhadap penderitaan yang dialami tetangga,

kerabat atau orang di sekitarnya.

Tauhid memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, di antaranya

sebagai sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan, serta

membimbing manusia ke jalan yang benar dan mendorong mereka

mengerjakan segala bentuk ibadat dengan penuh keihlasan, tauhid juga dapat

8 Muhammad Yusron Asmuni, Ilmu Tauhid, (Jakarta: PT Raka Grafindo Persada: 1996),

Cet. ke-3, h. 7.

Page 19: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

6

mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan dan segala hal yang

dapat menyesatkan.9

Tidak dapat kita pungkiri bahwa al-Qur’an adalah sumber pokok ilmu

pengetahuan, di dalamnya terdapat berbagai ilmu pengetahuan yang bila kita

menggalinya lebih dalam, maka kita akan sampai pada satu titik bahwa al-

Qur’an memuat segala bidang keilmuan, dalam hal pendidikan al-Qur’an

telah memaparkan berbagai konsepnya, mulai dari materi pendidikan, metode

pendidikan, dan prinsip-prinsip pendidikan

Dari sekian banyak nilai yang terkandung di dalam al-Qur’an, tauhid

menjadi nilai yang bersifat intrinsik, fundamental, dan memiliki posisi paling

tinggi. Nilai ini tidak akan berubah menjadi nilai instrumental karena

kedudukannya paling tinggi di anatara ilmu-ilmu yang lain. Seluruh nilai

yang lain dalam konteks tauhid menjadi nilai instrumental. Sebagai contoh,

kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemajuan di suatu saat menjadi nilai

intrinsik, sedangkan kekayaan, jabatan dan ilmu pengetahuan menjadi nilai

instrumental untuk menuju kebahagian, kesejahteraan dan kemajuan tersebut.

Demikian pula, etos kerja, taat beribadah, sabar, syukur dan nilai-nilai

kebaikan lainnya adalah nilai-nilai instrumental untuk menuju tauhid. Pendek

kata semua nilai selain tauhid walaupun ia dalam realita kehidupan tampak

sebagai nilai intrinsik berubah posisinya menjadi nilai instrumental bila

dihadapkan dengan nilai-nilai tauhid.10

Menurut prespektif al-Qur’an, tauhid adalah akar utama yang harus

memberikan energi kepada pokok, dahan, dan daun kehidupan, sebab semua

aktivitas kehidupan mestilah berangkat dari tauhid, termasuk kegiatan dan

penyelenggaraan pendidikan. Di sinilah pendidikan memiliki peran penting

dalam menciptakan tujuan dan kedudukan manusia, yang pada dasarnya

manusia lahir ke dunia dibekali dengan dua fitrah, yakni potensi yang

berorientasi pada kebaikan dan pada keburukan, lalu dalam hal inilah

pendidikam berperan dalam mengarahkan manusia kepada salah satu

9

Ibid., h. 7

10 Abuddin Nata, op.cit.,h. 50

Page 20: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

7

fitrahnya, yaitu tentu mengarahkan kepada fitrah kebaikan. Tentu agar

pendidikan dapat membimbing dan mengarahkan manusia kepada fitrah

kebaikan tersebut, maka pendidikan tersebut haruslah memiliki pondasi yang

kuat. Di mana dalam Islam nilai-nilai ketauhidanlah yang menjadi nilai paling

mendasar, intrinsik dan fundamental, yang kemudian nilai-nilai ketauhidan

tersebut masuk dalam setiap sendi kehidupan manusia, salah satunya dalam

pendidikan.

Pendidikan sendiri terdiri dari beberapa komponen, yaitu murid, guru, dan

kurikulum. Nilai tauhid mestinya tercantum pada setiap komponen tersebut.

Guru mestinya tampil sebagai pribadi yang bertauhid yang tercermin dalam

berperilaku, tutur sapa, pikiran dan rasa. Semuanya mesti diwarnai oleh

tauhid, seperti yang telah dicontohkan pada pribadi nabi mulai dari Adam as.

sampai Muhammad Saw. demikian pula siswa; mereka ini mestinya dilihat

sebagai komunitas pencari nilai-nilai tauhid. Maka semua aktivitas belajar

dan interaksi antar guru dan murid tidak boleh bertentangan dengan nuansa

tauhid itu. Dan komponen pendidikan yang juga amat penting lainnya yang

harus dibangun di atas prinsip tauhid adalah kurikulum. Kurikulum yang

antara lain mencakupi materi, metode, dan alokasi waktu hendaknya

dibangun atas pertimbangan ajaran tauhid. Materi pelajaran misalnya,

ditetapkan berlandaskan al-Qur’an dan Sunnah serta berorientasi kepada

penanaman kesadaran diri sebagai makhluk Allah, bukan semata-mata

penanaman ilmu. Bangunan kurikulum seperti ini mencakupi semua bidang

kajian yang disajikan, tidak ada meteri pelajaran, bidang kajian apapun, yang

tidak berlandaskan ketauhidan.

Peran Tauhid dalam perkembangan IPTEK pada dasarnya adalah

menjadikan tauhid sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah

yang seharusnya dimiliki oleh umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti

kebanyakan sekarang. Paradigma ini menyatakan bahwa tauhid wajib

dijadikan landasan dalam setiap pemikiran (qaidah fikriyah) bagi seluruh

bangunan ilmu pengatahuan. Ini bukan berarti tauhid menjadi sumber segala

ilmu pengetahuan, melainkan menjadikan tauhid sebagai standar bagi segala

Page 21: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

8

ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang sesuai dengan nilai-nilai tauhid

wajib diterima dan diamalkan, sedangkan ilmu pengetahuan yang

bertentangan dengan nilai-nilai tauhid wajib ditolak dan tidak boleh

diamalkan.11

Menurut Abuddin Nata, “Dengan dasar tauhid seluruh kegiatan pendidikan

Islam dijiwai oleh norma-norma Ilahiyah dan sekaligus dimotivasi sebagai

ibadah. Dengan ibadah pekerjaan pendidikan lebih bermakna, tidak hanya

makna material tetapi juga makna spiritual”.12

Dari berbagai penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji

lebih dalam tentang nilai-nilai tauhid yang menjadi dasar pendidikan Islam,

yang kemudian dalam beberapa ayat al-Qur’an terdapat penjelasan bahwa

setiap aspek pendidikan dan pengajaran haruslah berangkat dari nilai-nilai

ketauhidan, dan mengenalkan Allah merupakan bagian yang paling dasar dari

ajaran agama Islam yang harus dilakukan sebelum seseorang memberi

pelajaran bagian dari ajaran agama Islam yang lain. Dari banyaknya

penjelasan mengenai pendidikan tauhid yang terdapat di dalam al-Qur’an,

dalam hal ini penulis ingin mengkaji lebih khusus pada Q.S. Al-Baqarah: 21-

22 dan Luqman: 12-15, bagaimana ayat tersebut menjelaskan mengenai

tauhid sebagai dasar pendidikan Islam, kemudian tauhid apa saja yang

terkandung dalam ayat tersebut, serta metode dan pendidikan apa saja yang

terkandung dalam ayat tersebut. Dan yang menjadi alasan lain penulis ingin

mengangkat tema ini adalah sepengatahuan penulis sampai saat ini

berdasarkan sumber-sumber yang telah penulis baca dan telusuri masih

sedikitnya karya ilmiah baik berupa jurnal, buku, maupun artikel yang

sepesifik membahas mengenai hal ini. Maka dari itu penulis tertarik untuk

menyusun sebuah skripsi yang berjudul “Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan

Islam (Kajian Tafsir Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15)”.

11 Audah Mannan, op.cit, h. 254.

12 Ibid.h.50.

Page 22: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengidentifikasi masalah yang

ada sebagai berikut:

1. Kesalahan pemahaman pada masyarakat yang menganggap tauhid hanya

sebatas pengakuan dan ucapan semata dalam bentuk ritual ibadah

penyembahan.

2. Permasalahan dalam bidang pendidikan menjadi salah satu faktor

penghambat kemajuan suatu bangsa.

3. Kemajuan IPTEK yang membawa negative impact terhadap mindset dan

life style manusia.

4. Masih adanya dikotomi dalam dunia pendidikan Islam yaitu, anatara ilmu

agama dan ilmu umum.

5. Anggapan bahwa tauhid hanya hubungan vertikal dengan tuhannya,

sehingga banyak orang yang nampak sebagai ahli ibadah tapi sangat

tertutup dalam pergaulan sosialnya.

6. Tauhid wajib dijadikan landasan dalam setiap pemikiran (qaidah fikriyah)

bagi seluruh bangunan ilmu pengatahuan.

7. Tauhid menjadi aspek utama dalam segala aspek kehidupan, termasuk

seluruh kegiatan dan penyelenggaraan pendidikan.

8. Tauhid berufungsi mengarahkan dan membimbing manusia kepada

fitrahnya, yaitu fitrah kebaikan.

9. Penjelasan Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15 mengenai tauhid

sebagai dasar pendidikan Islam.

10. Tauhid apa saja yang terkandung dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan

Luqman: 12-15.

11. Metode pendidikan apa saja yang terkandung dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-

22 dan Luqman: 12-15.

12. Materi Pendidikan Tauhid apa saja yang terkandung dalam Q.S. Al-

Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15.

Page 23: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

10

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari melebarnya pembahasan dalam tulisan ini,

maka penulis perlu memberikan batasan permasalahan sebagai berikut:

Tauhid sebagai dasar pendidikan Islam dengan mengkaji tafsir dari Q.S.

al-Baqarah ayat 21-22 dan Luqman ayat 12-15, tauhid apa saja yang

terkandung dalam ayat tersebut, metode dan materi pendidikan apa saja

yang terkandug dalam ayat tersebut.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan pada bagian sebelumnya, maka rumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana penjelasan Q.S. al-Baqarah ayat 21-22 dan Luqman ayat 12-

15 mengenai tauhid sebagai dasar pendidikan Islam?

b. Tauhid apa saja yang terkandung dalam Q.S. al-Baqarah ayat 21-22 dan

Luqman ayat 12-15?

c. Metode pendidikan apa saja yang digunakan dalam Q.S. al-Baqarah

ayat 21-22 dan Luqman ayat 12-15?

d. Materi Pendidikan Tauhid apa saja yang terkandung dalam Q.S. Al-

Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk memahami:

a. Penjelasan Q.S. al-Baqarah ayat 21-22 dan Luqman ayat 12-15

mengenai tauhid sebagai dasar pendidikan Islam.

Page 24: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

11

b. Tauhid apa saja yang terkandung dalam Q.S. al-Baqarah ayat 21-22

dan Luqman ayat 12-15.

c. Metode pendidikan apa saja yang digunakan dalam Q.S. al-Baqarah

ayat 21-22 dan Luqman ayat 12-15.

d. Materi Pendidikan Tauhid apa saja yang terkandung dalam Q.S. Al-

Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti sangat mengharapkan bahwa hasil dari penelitian ini nantinya akan

bermanfaat bagi kalangan banyak.

a. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini bisa digunakan sebagai sumber

dalam pengembangan ilmu pengetahuan, baik bagi penulis maupun

untuk masyarakat luas.

b. Secara Praktis:

1) Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan serta membantu

peneliti dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang lebih baik

lagi.

2) Bagi Pendidik

Menambah khazanah keilmuan bagi pendidik agar mampu

menjelaskan kepada anak didiknya bahwa prinsip dalam pendidikan

Islam seluruhnya haruslah berlandaskan tauhid.

3) Bagi Masyarakat Umum

Sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat

agar mampu memahami tentang prinsip pendidikan yang dijelaskan

di dalam al-Qur’an.

Page 25: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

12

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Tauhid

1. Pengertian Tauhid

Ilmu tauhid adalah ilmu pengetahuan yang paling tinggi derajatnya

dalam agama Islam, karena pokok atau induk dari semua ilmu

pengetahuan dalam agama Islam adalah ilmu tauhid. Bahkan para ulama

menyebutkan bahwa agama Islam adalah agama tauhid. Ilmu ini

membahas tentang ke-Esaan Dzat Allah, hukum mempelajari ilmu ini

adalah fardhu „ain secara ijmali bagi setiap orang mukallaf, yakni orang

yang sudah sampai pada umur baligh, berakal, selamat pancainderanya dan

telah sampai padanya ajaran agama Islam. sedangkan hukum

memperdalam ilmu ini secara tafsili adalah fardhu kifayah. Ilmu tauhid

disebut juga ilmu ushuluddin, ilmu kalam, ilmu aqaid, dan ilmu ma‟rifat.1

At-Tauhid menurut bahasa merupakan masdar dari wahhada. Jika

dikatakan wahhada asy-syai‟a artinya menjadikan sesuatu itu satu.

Adapun menurut syariat adalah mengesakan Allah dengan sesuatu yang

khusus bagi-Nya, berupa rububiyah, uluhiyah, al-asma‟ dan sifat.2 Tuhan

juga telah menjelaskan dalam surat al-Ikhlas ayat pertama bahwa dzat-Nya

adalah tuhan yang “Ahad” yang artinta satu. Kata “ahad” dalam bahasa

Arab sama dengan kata “wahid”, namun dengan perbedaan penekanan,

bahwa “ahad” adalah satu yang merupakan bilangan tak terbilang, ia

berdiri sendiri; sedangkan “wahid” adalah satu yang merupakan bilangan

terbilang dan merupakan permulaan dari bilangan yang kemudian bisa

menjadi dua, tiga, empat dan seterusnya, hingga tak terhingga. Dengan

demikian dalam surat al-Ikhlas ayat pertama tersebut ditegaskan bahwa

1 Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid.(Bandung:

CV Pustaka Setia, 1999), h. 11

2 Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, Syarah Kitab Tauhid, (Bekasi: PT Darul Falah, 2006),

h.xvii

Page 26: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

13

Tuhan adalah satu yang esa. Ketika al-Qur’an mengatakan “Allahu Ahad”

, maka memberikan bahwa Ia adalah benar-benar Tuhan yang satu, esa,

ijen, tunggal. Tidak ada sesuatu sebelum dan sesudahnya. Namun berbeda

jika al-Qur’an mengatakan “Allah al-Wahid”/Allah Yang Maha Satu.

Maka berarti Allah merupakan nomor satu dari permulaan wujud segala

sesuatu, yang tidak didahului oleh sebelumnya tetapi diikuti oleh angka

dan kehadiran yang lain sesudah-Nya.3

Kalimat tauhid berasal dari bahasa Arab yang artinya

“mengesakan” atau “menunggalkan.” Maksud dari kalimat Tauhiiddan

yaitu mengesakan Allah dengan seyakin-yakinnya, sesuai dengan firman

Allah dalam ayat:

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan

melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Q.S. al-

Baqarah/2: 163)4

Tauhid ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang

wajib pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan tentang

sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan pada-Nya. Juga membahas

tentang rasul-rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh

dihubungkan (dinisbatkan) kepada mereka, dan apa yang terlarang

menghubungkannya kepada diri sendiri. 5

Prof. M. Thahir A. Muin memberikan definisi mengenai tauhid

sebagai berikut: Tauhid adalah ilmu yang menyelidiki dan

membahas soal yang wajib, mustahil, dan yang jaiz bagi Allah dan

bagi sekalian utusan-utusan-Nya; juga mengupas dalil-dalil yang

mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat untuk membuktikan

ada-Nya dzat yang mewujudkan.6

3 Abdul Latif Fakih, Deklarasi Tauhid (sebuah Akidah Pembebasan, Sisik-melik Surah

Al-Ikhlas), (Pamulang: Inbook, 2011, Cet. ke-1, h. 73-74.

4 Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, op.cit., h. 12

5 Muhammad Yusron Asmuni, Ilmu Tauhid, (Jakarta: PT Raka Grafindo Persada: 1996),

Cet. ke-3, h. 2.

6 Ibid., h. 2.

Page 27: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

14

Dari semua definisi-definisi di atas masih banyak definisi lain yang

dikemukakakn oleh para ahli. Nampaknya belum ada kesepakatan di

antara mereka mengenai definisi ilmu tauhid. Namun para ulama telah

sepakat, bahwa mempelajari tauhid hukumnya wajib bagi setiap muslim.

Kewajiban ini bukan hanya didasarkan pada alasan rasio bahwa akidah

merupakan dasar pertama dan utama dalam Islam, tetapi juga didasarkan

pada dalil-dalil naqli baik dari al-Qur’an maupun hadis.7

2. Macam-macam Tauhid

Tauhid dibagi menjadi tiga macam:

a. Tauhid Rububiyah

Makna tauhid rububiyah ialah mengesakan Allah dalam hal

penciptaan, kepemilikan dan kepengurusan, pengesaan Allah dalam hal

penciptaan adalah meyakini bahwa tiada pencipta selain Allah SWT.

Firman-Nya:

...

“...Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak

Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. al-A’raf: 54)

Pengesaan Allah dalam hal kepemilikan, artinya kita yakin

bahwa tidak ada yang memiliki makhluk kecuali yang menciptakan

mereka, sebagaimana firman-Nya:

7 Ibid., h. 3.

Page 28: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

15

“Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada

kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada

yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?" (Q.S.

al-Mukminun: 88)

Adapun pengesaan Allah dalam hal kepengurusan dan

pengaturan, artinya keyakinan manusia bahwa tidak ada yang mampu

mengurusi kecuali Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

“Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu

dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan)

pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang

hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang

hidup[689] dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka

mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu

tidak bertakwa kepada-Nya)?" Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah

Tuhan kamu yang sebenarnya; Maka tidak ada sesudah kebenaran itu,

melainkan kesesatan. Maka Bagaimanakah kamu dipalingkan (dari

kebenaran)?” (Q.S. Yunus: 31-32)8

b. Tauhid Uluhiyah

Tauhid ini biasa juga disebut tauhid ibadah karena dua

pertimbangan: Pertama, karena penisbatannya kepada Allah, yang

disebut tauhid uluhiyah. Kedua, karena penisbatannya kepada makhluk,

yang disebut tauhid ibadah. Adapun maksud pengesaan Allah dalam hal

ibadah ialah meyakini yang berhak diibadahi hanya Allah SWT.

Firman-Nya:

8 Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, op.cit.., h. xviii-xiv

Page 29: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

16

“Demikianlah, karena Sesungguhnya Allah, Dia-lah yang

hak dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah

Itulah yang batil; dan Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Tinggi

lagi Maha besar.” (Q.S. Luqman: 30)9

c. Tauhid Asma’ dan Sifat

Artinya pengesaaan Allah Azza wa Jalla dengan asma dan sifat

yang menjadi milik-Nya. Hal ini mencakup dua hal:

1) Penetapan. Artinya kita harus menetapkan seluruh asma’ dan sifat

bagi Allah, sebagaimana yang Dia tetapkan bagi diri-Nya dalam

kitab-Nya atau sunnah Nabi-Nya.

2) Penafian permisalan, bahwa kita tidak menjadikan sesuatu yang

semisal dengan Allah dalam asma’ dan sifat-Nya, sebagaimana

firman-Nya:

...

“...Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah

yang Maha mendengar dan melihat.” (Q.S. asy-Syura: 11)10

3. Manfaat dan Tujuan Tauhid

Tauhid tidak hanya sekedar diketahui dan dimiliki oleh seseorang,

tetapi lebih dari itu, ia harus dihayati dengan mendalam oleh setiap diri

manusia. Apabila tauhid telah dimiliki, dimengerti, dan dipahami dengan

baik dan benar, kesadaran seseorang akan tugas dan kewajibannya sebagai

hamba Allah akan muncul dengan sendirinya. Hal ini akan nampak dalam

ibadat, tingkah laku, sikap, perbuatan, dan perkataannya setiap hari. Kalau

tauhid hanya diketahui, tapi tidak dimiliki dan dihayati, ia hanya akan

melahirkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan, namun tidak

berpengaruh apa-apa terhadap dirinya.

9 Ibid., h. xxi

10

Ibid, h. xviii-xxiii

Page 30: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

17

Dengan demikian, maksud dan tujuan tauhid bukanlah sekedar

mengaku bertuhan saja, tetapi lebih dari itu, sebab tauhid mengandung

sifat-sifat:

a. Sebagai motivator dalam berbuat kebajikan dan keutamaan.

b. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong

mereka untuk mengerjakan ibadat dengan penuh keikhlasan.

c. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan dan

kegoncangan hidup.

d. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.11

Dengan demikian apabia tauhid tertanam kuat dalam jiwa

seseorang, ia akan menjadi suatu kekuatan batin yang tangguh bagi orang

tersebut. Kekuatan tersebut akan melahirkan sikap positif dalam menjalani

kehidupannya sehari-hari. Membuatnya selalu optimis untuk menghadapi

masa depan, tidak takut terhadap apapun dan siapapun kecuali Tuhan,

selalu senang dan gembira karena hanya berharap kepada Tuhan, dan

yakin Tuhan selalu bersamanya dalam segala hal, rajin dalam

melaksanakan ibadah dan perbuatan baik, dan sikap-sikap positif lainnya,

tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tapi juga bagi orang lain.12

B. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Istilah pendidikan dalam konteks Islam, pada umumnya mengacu

kepada term al-trabiyah, al-ta‟dib, dan al-ta‟lim. Dari ketiga istilah

tersebut term yang paling sering digunakan dalam praktek pendidikan

Islam adalah term al-tarbiyah. Sedangkan term al-ta‟dib, dan al-ta‟lim

jarang sekali digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan

sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam.13

11 Muhammad Yusron Asmuni, op.cit.., h. 6.

12

Ibid.,h. 7

13

Samsul Nizar, Filsafat Pendidkan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers: 2002), Cet. ke-1, h. 25

Page 31: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

18

Namun kendatipun demikian ketiga term tersebut memiliki

kesamaan makna. Namun secara esensial, setiap term memiliki perbedaan,

baik secara tekstual maupun kontekstual. Untuk itu, perlu dikemukakan

uraian dan analisis terhadap ketiga term pendidikan Islam tersebut dengan

beberapa argumentasi tersendiri dari beberapa pendapat para ahli

pendidikan Islam.

a. Istilah al-tarbiyah

Dalam istilah Arab, pendidikan sering dikaitkan dengan kata

tarbiyah, dan muncul sejak adanya bahasa Arab itu sendiri. Artinya

kata tarbiyah muncul sejak awal sebelum datangnya Islam. Kata

tarbiyah sendiri merupakan kata benda dari bentukan kata rabba yang

setidaknya memiliki tiga makna: membenahi dan merawat sesuatu,

menepati sesuatu dan menempatinya, dan menggabungkan sesuatu

dengan sesuatu lainnya.14

Dalam penjelasan lain, kata al-tarbiayh berasal dari tiga

kata, yaitu: Pertama, raba-yarbu yang berarti bertambah, tumbuh,

dan berkembang (Q.S. ar-Ruum/30: 39). Kedua, rabiya-yarba berarti

menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu berarti memperbaiki,

menguasai urusan, menuntun dan memelihara. Kata rabb

sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. al-Fatihah/1:2 (alhamdu li

Allahi rabb al-alamin) mempunyai kandungan makna yang

berkonotasi dengan al-tarbiyah. Sebab kata rabb (Tuhan) dan

murrabi (pendidik) berakar dari kata yang sama. Berdasarkan hal ini

maka Allah adalah pendidik yang paling agung bagi alam semesta.15

Menurut Abdurrahman al-Nahlawi yang dikutip oleh A. Fattah

Yasin, mengatakan bahwa term al-tarbiyah adalah istilah yang paling

tepat untuk mengartikan pendidikan Islam. Menurutnya makna tarbiyah

(pendidikan Islam) setidaknya mengandung empat unsur pokok.

Pertama, menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa.

Kedua, mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki manusia.

Ketiga,membimbing dan mengarahkan fitrah manusia tersebut menuju

14 Ahmad Sastra, Filosofi Pendidikan Islam, (Bogor: Darul Muttaqien Pers, 2014), Cet.

ke-1, h. 103

15

Syamsul Nizar, op.cit, h. 26.

Page 32: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

19

kesempurnaan. Keempat, dilaksanakan secara berangsur-angsur atau

bertahap.16

Dengan demikian menurut al-Qur’an tersebut bahwa alam dan

manusia mempunyai sifat tumbuh dan berkembang dan yang mengatur

pertumbuhan dan perkembangan tersebut tidak lain kecuali Allah jua.

Jadi mendidik dan pendidikan pada hakikatnya adalah fungsi Tuhan,

dan mendidik adalah mengatur serta mengarahkan pertumbuhan dan

perkembangan alam dan manusia sekaligus.17

b. Istilah al-ta‟lim

Selain penggunaan istilah al-tarbiyah, istilah pendidikan dalam

Islam juga sering disebut dengan at-ta‟lim. Para ahli mengatakan bahwa

at-ta‟lim diartikan sebagai bagian kecil dari al-tarbiyah al-aq‟liyah,

yang bertujuan memperoleh ilmu pengetahuan dan keahlian berfikir,

yang sifatnya mengacu pada domain kognitif saja.18

Istilah al-ta‟lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan

pendidikan Islam. Menurut para ahli, kata ini lebih bersifat universal

dibanding dengan kata al-tarbiyah maupun al-ta‟dib. Rasyid Ridha

mislanya, mengartikan al-ta‟lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu

pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan

tertentu.19

Sedangkan menurut Abdul Fatah Jalal dalam kitab Min

Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyah yang dikutip oleh A. Fatah Yasin

dalam bukunya, berpendapat bahwa term at-ta‟lim lah yang paling tepat

digunakan untuk mengartikan pendidikan Islam, karena memiliki

makna yang lebih universal, menurutnya al-tarbiyah hanya cocok

digunakan untuk pengasuhan anak kecil. Lebih lanjut lagi, Fattaah Jalal

menjelaskan bahwa al-ta‟lim lebih luas dari al-tarbiyah karena

16 A. Fattah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press,

2008), Cet. ke-1, h. 22.

17

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), Cet. ke-3, h.

121.

18

Heri Gunawan, Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. ke-

1, h. 4

19

Syamsul Nizar, op.cit, h. 27.

Page 33: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

20

Rasulullah ketika mengajarkan membaca al-Qur’an tidak hanya

mengajarkan agar dapat membacanya saja, melainkan membaca dengan

perenungan yang bersifat pemahaman.20

c. Istilah al-ta‟dib

Secara definitif, istilah al-ta‟dib bermakna pengenalan atau

pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia

tentang tempat-tempat yang tepat, dari segala sesuatu di dalam tatanan

penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan

dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanan

wujud dan keberadaan-Nya. Pengertian ini berdasarkan pada salah satu

hadist yang berbunyi: “Addabani Rabbi fa Ahsana Ta‟dibi”, yang bisa

diartikan “Tuhanku telah mendidikku, sehingga menjadikan baik

pendidikanku”.21

Berdasarkan batasan tersebut, maka al-ta‟dib berarti pengenalan

dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada diri

manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala

sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini,

pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan

pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan

kepribadian-Nya.22

Apabila pendidikan dalam Islam merupakan ekuivalensi dari term

al-ta‟dib sebagaimana dikatakan sebelumnya, maka term tersebutlah

yang paling cocok untuk digunakan sebagai istilah dalam pendidikan

Islam. Hal ini karena konsep ta‟dib-lah yang diajarkan Nabi

Muhammad SAW kepada umatnya pada waktu terdahulu. Al-Attas

mengatakan bahwa orang yang terpelajar adalah orang baik. “baik”

yang dimaksud di sini adalah adab dalam artinya menyeluruh, yang

meliputi kehidupan material dan spritual seseorang, yang berusaha

20 A. Fattah Yasin, loc.cit.

21

Heri Gunawan, op.cit, h. 6

22

Syamsul Nizar, op.cit, h. 30

Page 34: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

21

menanamkan kualitas kebaikan yang diterimanya. Oleh karena itulah,

orang yang benar-benar terpelajar menurut prespektif Islam,

didefinisikan oleh Al-Attas dengan orang yang beradab.23

Syekh

Muhammad al-Nuqib al-Attas juga mengatakan bahwa istilah yang

paling tepat untuk menggambarkan pendidikan Islam adalah al-ta‟dib

bukan al-tarbiyah, sebab kata al-tarbiyah masih terlalu luas

cakupannya, karena di dalamnya mencakup juga pendidikan untuk

hewan, sedangkan al-ta‟dib hanya berlaku untuk manusia.24

2. Pendidikan Islam Menurut Para Ahli

Secara khusus para ilmuan Muslim mencoba mendefinisikan

mengenai terminologi pendidikan dalam prespektif Islam, yang kemudian

muncul beberapa versi, anatara lain:

a. H.M. Arifin memandang bahwa pendidikan Islam adalah “Suatu proses

sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang

dibutuhkan oleh hamba Allah (anak didik) dengan berpedoman pada

ajaran Islam”. Lebih lanjut dikemukakan bahwa pendidikan Islam

adalah usaha dari orang dewasa (muslim) yang bertakwa, yang secara

sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan

fitrah (potensi dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik

maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.

b. Abdul Munir Mulkan, mengartikan pendidikan Islam sebagai “suatu

kegiatan insaniah, memberi atau menciptakan peluang untuk

teraktualkannya akal potensi menjadi akal aktual, atau diperolehnya

pengetahuan yang baru.

c. A. Zaki Badawi, melihat bahwa pendidikan Islam adalah organisasi

masyarakat yang memberi pengaruh aktivitasnya bagi keluarga dan

lembaga sekolah, dalam upaya mengembangkan potensi anak didik,

baik dari aspek jasmani, akal, maupun akhlak. Dengan demikian

23 Heri Gunawan, loc.cit.

24

A. Fattah Yasin, loc.cit.

Page 35: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

22

memungkinkan anak didik dapat hidup sesuai dengan perkembangan

lingkungan di mana ia berada.25

d. Oemar Muhammad al-Syaibani mengatakan bahwa pendidikan Islam

adalah usaha untuk mengubah perilaku manusia dalam kehidupan

pribadinya atau kehidupan bermasyarakatnya melalui proses

pendidikan, dan perubahan tersebut dilandasi oleh nilai-nilai Islam.26

e. Armai Arieh mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah sebuah proses

dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu

mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan

merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT., baik

kepada Tuhannya, sesama manusia dan sesama makhluk lainnya.27

3. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan atau cita-cita sangat penting di dalam aktivitas pendidikan,

karena merupakan arah yang hendak dicapai. Oleh sebab itu, tujuan harus

ada sebelum melangkah atau melakukan sesuatu. Jika pendidikan

dipandang sebagai suatu proses, maka proses tersebut akan berakhir pada

tercapainya tujuan tersebut. Oleh karena itu, usaha yang tidak mempunyai

tujuan tidaklah mempunyai arti apa-apa.

Dalam proses pendidikan, tujuan pendidikan merupakan

kristalisasi nilai-nilai yang ingin diwujudkan ke dalam pribadi murid. Oleh

karena itu, rumusan tujuan pendidikan bersifat komprehensif, mencakup

semua aspek, dan terintegrasi dalam pola kepribadian yang ideal. Menurut

Sikun Pribadi dalam A. Zayadi, tujuan pendidikan merupakan masalah inti

dalam pendidikan, dan sari pati dari seluruh renungan pedagogik.28

Tujuan pendidikan yang paling sederhana adalah “memanusiakan

manusia”, atau “membantu manusia menjadi manusia”. Naquib al-Attas

menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah “manusia yang

25 Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar pemikiran Pendidikan Islam, (Ciputat: Gaya

Media Pratama: 2001), Cet. ke-1, h. 93

26

A. Fattah Yasin, op.cit., h. 24.

27

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), Cet. ke-1, h. 40.

28

Heri Gunawan, op.cit., h. 10.

Page 36: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

23

baik”. Kemudian Marimba mengatakan tujuan pendidikan Islam adalah

terciptanya orang yang berkepribadian Muslim. Al-Abrasy

menghendaki tujuan (goal) akhir pendidikan Islam itu adalah

terbentuknya manusia yang berakhlak mulia. Munir Musyi mengatakan

bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang sempurna

(al-Insan al-Kamil).29

Menurut Mohammad Natsir, tujuan pendidikan Islam adalah

“Membentuk manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, maju dan

mandiri, sehingga memiliki ketahanan rohaniah yang tinggi serta mampu

beradaptasi dengan dinamika perkembangan”.30

Sedangkan menurut pemikiran Hassan al-Banna mengenai tujuan

pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) terciptanya

individu muslim, (2) terciptanya rumah tangga muslim, (3) terciptanya

warga Negara muslim, (4) terciptanya pemerintahan muslim, yang kokoh

akidahnya, benar ibadatnya, luas wawasannya, punya kemandirian hidup,

dan memiliki keanggunan moral.31

Dalam kaitannya dengan pendidikan Islam, perumusan tujuan

pendidikan harus berorientasi setidaknya pada empat aspek, yaitu:

a. Berorientasi pada tujuan dan tugas pokok manusia.

Manusia ada di dunia ini bukan karena kebetulan atau sia-sia. Ia

diciptakan dengan tujuan dan tugas tertentu, yaitu sebagai abd dan

khalifah fi al-ardh. Untuk itu maka tujuan pendidikan Islam harus

mampu mengantarkan manusia ke arah pencapaian tugas dan fungsi

manusia diciptakan di bumi.

b. Berorientasi pada sifat dasar manusia.

Manusia diciptakan Allah SWT. dengan dibekali dengan berbagai

macam fitrah yang memiliki kecenderungan hanif lewat tuntunan

29 Ibid, h. 10.

30

Saidan, Perbandingan Pemikiran Pendidikan Islam Antara Hasan al-Banna dan

Mohammad Natsir, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2011), Cet. ke-1, h. 225.

31

Ibid,h. 187.

Page 37: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

24

agama-Nya. Untuk itu pola pendidikan harus mampu mengembangkan

fitrah insaniah sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

c. Berorientasi pada tuntutan masyarakat dan zaman.

Tuntutan ini berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah

mengakar dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Orientasi kehidupan ideal Islami.

Dimensi ini mengandung nilai bahwa pendidikan Islam harus

mampu menyeimbangkan dan memadukan antara kehidupan dunia dan

ukhrowi. Karena keseimbangan antara kedua hal tersebut menjadi daya

tangkal terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari berbagai gejolak

kehidupan yang menganggu ketenangan hidup manusia, baik yang

bersifat spritual, sosial, kultural, ekonomis, maupun ideologi dalam

kehidupan pribadi manusia.32

Menurut Armai Arief berdasarkan beberapa penjelasan mengenai

tujuan pendidikan Islam, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

islam diarahkan untuk mempersiapkan anak didik dan individu serta

menumbuh kembangkan segala potensi yang dimilikinya, baik jasmani

maupun rohani, dengan pertumbuhan yang terus menerus agar dapat hidup

dan berpenghidupan sempurna, sehingga dapat menjadi manusia yang

berguna bagi dirinya sendiri dan bagi umat.33

Pada hakikatnya tujuan pendidikan Islam adalah mencerdaskan

akal dan membentuk jiwa yang Islami, sehingga akan terwujud sosok

pribadi muslim sejati yang berbekal pengetahuan dalam segala aspek

kehidupan. Rasulullah telah mendidik kaum muslimin di Mekkah dan

Madinah dengan tujuan membentuk pribadi muslim seutuhnya, yang

tercermin dari tata prilaku maupun cara berfikir. Selain mengajarkan

hukum yang berlaku dalam kehidupan Rasulullah juga mengajarkan nilai-

32 Samsul Nizar, op.cit., h. 108-109

33

Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CSRD Press, 2005), Cet. ke-1, h.

21.

Page 38: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

25

nilai hidup yang mulia, misalnya upaya mencari keridhaan Allah

kesadaran akan harga diri, mempertanggungjawabkan kewajiban

menyampaikan dakwah kepada seluruh umat manusia.34

4. Objek Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah ilmu yang berdiri sendiri dan ia

merupakan ilmu ang ilmiah. Artinya ilmu pendidikan Islam telah memiliki

persyaratan sebagai sebuah disiplin ilmu, yang memliki objek kajian dan

metodologi pengembangan ilmu. Objek kajian atau lapangan ilmu

pendidikan Islam adalah lapangan pergaulan, khususnya antara orang ke

orang, atau orang yang sudah dewasa dengan orang yang belum dewasa,

menuju kepada perkembangangan yang optimal yang tentunya sesuai

dengan ajaran agama Islam. Adapun di sini objek pendidikan Islam dapat

dibedakan menjadi dua hal, yaitu objek material dan objek formal.35

Objek material dalam pendidikan Islam adalah manusia dengan

segala komptensi yang dimiliki sebagai objek-subjek didik. Dalam

pandangan Islam adalah manusia yang sudah memiliki potensi, oleh

karena itu, manusia tersebut dapat ditumbuh kembangkan agar menjadi

manusia yang sempurna sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan objek

formal dalam ilmu pendidikan Islam adalah upaya normatif untuk

menumbuhkembangkan potensi manusia dengan menjadikan Islam sebagai

materi yang akan diajarkan melalui aktivitas pendidikan.36

Membicarakan pendidikan terutama pendidikan Islam, pastilah

sangat berkaitan dengan manusia, karena manusia itu sendiri yang menjadi

objek sekaligus subjek dalam pendidikan. Dalam artian bahwa segala

aktivitas pendidikan selalu berkaitan dengan proses humanizing of human

being, yaitu proses memanusiakan manusia atau upaya mengembangkan

segala potensi yang telah dimiliki manusia sehingga manusia tersebut

dapat menjadi manusia yang lebih baik.

34 Ahmad Sastra, op.cit., h. 108

35

A. Fattah Yasin, op.cit., h. 54.

36

Ibid., h. 54

Page 39: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

26

Dalam prosesnya, pendidikan Islam mengidentifikasikan

sasarannya pada empat pengembangan fungsi manusia, yaitu:

a. Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu, yaitu makhluk yang

hidup ditengah makhluk-makhluk lain, manusia juga harus

melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya, manusia akan mampu

berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama di antara makhluk

lainnya dan memfungsikan dirinya sebagai khalifah di muka bumi.

Firman Allah menunjukan kedudukan manusia tersebut sebagai berikut:

“(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat:

"Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka

apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya

roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud

kepadaNya.” (Q.S. Shaad: 71-72)

b. Menyadarkan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk

sosial (homo sosius) manusia harus mengadakan interelasi dan interaksi

dengan sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab dalam Islam

juga mengajarkan pesaudaraan, persamaan, gotong royong, dan

musyawarah sebagai upaya dalam membentuk masyarakat sebagai

kesatuan yang utuh. Prinsip bermasyarakat demikian telah dikehendaki

Allah dalam firman-Nya:

“orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan

takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. al-

Hujurat: 10)

Page 40: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

27

c. Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah SWT. manusia sebagai

homo divinans (makhluk yang berketuhanan), sikap dan watak

religiusitasnya perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu

menjiwai dan mewarnai kehidupannya. Sebagai mana manusia

semenjak lahir telah diberikan firah untuk beragama. Firman Allah

yang menyadarkan posisi manusia sebaga hamba-Nya yang harus

beribadah kebapadanya anatara lain:

“(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan

kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka

sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. Dia tidak

dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala

yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui.

(Q.S. al-An’am: 102-103)37

5. Materi Pendidikan Islam

Materi pendidikan Islam terkait dengan kurikulum. Kurikulum

ialah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh

peserta didik untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.38

Materi

pendidikan merupakan bahan yang akan disajikan kepada peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Materi pelajaran tersebut telah

ditetapkan di dalam kurikulum yang disusun bersama oleh pengambil

kebijakan satuan pendidikan dan disesuaikan dengan kurikulum nasional

dan kearifan lokal. Dengan demikian, materi pendidikan adalah semua

37 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Cet. ke-1, h. 23-

24.

38

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Cet.

ke-4, h. 16.

Page 41: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

28

bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu

sistem institusional pendidikan.39

Sumber materi pendidikan Islam adalah al-Qur’an dan hadist. Dari

kedua sumber tersebut kemudian melahirkan materi tentang ajaran Islam

yang membicarakan mengenai kepercayaan atau keyakinan (akidah)

manusia kepada Tuhan sebagai landasan spritual keagamaan. Kekuatan

keyakinan manusia terhadap Tuhan tersebut yang kemudian melahirkan

kepatuhan untuk menjalankan semua aturan (syariat) yang dibuat oleh

Tuhan dengan menggunakan perilaku atau akhlak yang baik dan benar

dalam sistem kehidupan sehari-hari. Keyakinan kepada Tuhan, syariat, dan

akhlak yang dijalankan manusia dalam sistem kehidupan telah berlangsung

sepanjang sejarah umat Islam, yang dalam hal ini dibicarakan dalam

materi sejarah Islam.40

Untuk menggambarkan ketiga wilayah hubungan tersebut, maka

tema-tema materi kajian dalam pendidikan Islam secara garis besar dapat

digambarkan ruang lingkupnya pada bagan 2.1

Bagan 2.1

39

Hamdani Ihsan dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 133 40

A. Fattah Yasin, op.cit., h. 128.

Sumber Materi

Pendidikan Islam

Al-Qur’an dan

Hadist

Akidah Syariah:

Fiqh Ibadah

Fiqh Muamalah

Akhlak

Insan Kamil

(Pribadi Taqwa

Page 42: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

29

6. Metode Pendidikan Islam

a. Pengertian Metode Pendidikan

Menurut bahasa metode berasal dari dua suku kata, dalam bahasa

Yunani metode berasal dari kata “meta” yang berarti “melalui” dan

“hodos” yang berarti “jalan atau cara” untuk mencapai tujuan.

Sedangkan dalam bahasa Arab metode diungkapkan dalam berbagai

kata. Terkadang menggunakan kata al-Thariqah, manhaj dan al-

Wasilah. al-Thariqah sendiri berarti jalan, manhaj berarti sistem, dan

al-Wasilah berarti perantara atau mediator. Dengan demikian ungkapan

dalam bahasa Arab yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan

pengertian metode adalah al-Thariqah.41

Dapat dipahami bahwa

metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan

pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.42

Selanjutnya jika dikaitkan dengan proses pendidikan Islam, metode

berarti suatu prosedur yang digunakan oleh pendidik dalam

melaksanakan tugas-tugas kependidikan untuk mencapai tujuan yang

yang telah ditetapkan. Juga dapat berarti teknik yang digunakan peserta

didik untuk menguasai materi tertentu dalam proses mencari ilmu

pengetahuan.43

Munir Mulkan dalam buku “Ilmu Pendidikan Islam”

oleh Hery Noer Aly mengemukakan bahwa metode pendidikan adalah

suatu cara yang dipergunakan untuk menyampaikan atau

mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada peserta didik.44

b. Macam-macam Metode Pendidikan Islam

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa metode memiliki

peran penting dalam proses pembelajaran, pemilihan metode juga

menentukan dapat tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran

41 Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (Sebuah Perbandingan

dalam Konsep Teori Pedidikan Islam dan Barat), Management of Education, Vol. 1, 2015, h. 107.

42

Armai Arief, op.cit., h. 40.

43

Al-Rasyidin, Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005),

h. 66.

44

Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 250.

Page 43: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

30

yang telah dirumuskan sebelumnya. Di antara metode-metode yang

digunakan dalam pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

1) Metode Nasihat (Mau‟izzah)

Metode mau‟izzah adalah metode yang digunakan oleh

pendidik dalam proses pendidikan dengan cara memberi nasehat-

nasehat yang baik dan dapat digugu atau dipercaya, sehingga dapat

dijadikan pedoman oleh peserta didik untuk bekal kehidupan sehari-

hari. Islam juga merupakan agama nasehat (al-Din al-Nasihah).45

2) Metode Pembiasaan

Secara etimologi, pembiasaan mamiliki asal kata “biasa”,

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “biasa” memiliki arti: 1).

Lazim atau uum; 2). Seperti sedia kala; 3) Sudah menjadi hal-hal

yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.” Dengan

ditambahkannnya prefiks “pe” dan sufiks “an” menunjukan arti

proses. Hingga kemuadia dapat diartikan bahwa pembiasaan adalah

suatu proses membuat sesuatu atau seseorang menjadi terbiasa.46

Metode ini dapat digunakan dengan cara memberikan

pengalaman yang baik untuk kemudian dapat dibiasakan sehingga

dapat tertanam dalam diri murid. Pengalaman baik tersebut harus

diciptakan oleh guru dalam setiap proses pembelajaran, misalkan

ketika ingin mengajarkan tentang solat maka murid bisa diajak

kemesjid, belajar tentang hadis diajak ke perpustakaan dengan

mencari kitab hadis dan membacanya, belajar tentang sejara Islam

maka bisa diajak ke museum atau tempat-tempat peninggalan

sejarah.47

3) Metode Keteladanan

Yakni metode yang digunakan dengen memberi contoh

keteladanan atau perilaku yang baik dengan cara dicontohkan oleh

45 A. Fattah Yasin, op.cit., h. 145.

46

Ibid., h. 110.

47

A. Fattah Yasin, op.cit., h. 145.

Page 44: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

31

guru itu sendiri, maupun mengambil dari sifat keteladanan Nabi,

sahabat, maupun keteladanan dari para tokoh Islam.48

Abdullah Ulwan dalam buku “Ilmu Pendidikan Islam” oleh

Hery Noer Aly, mengatakan bahwa pendidik akan merasa mudah

mengkomunikasikan pesannya secara lisan. Namun, anak akan

merasa kesulitan dalam memahami pesan itu apabila ia melihat

pendidiknya tidak memberi contoh tentang pesan yang

disampaikannya.49

Dan di dalam al-Qur’an kata teladan disebut dengan kata

“uswah” dan kata “uswah” tersebut selalu digandengkan dengan

sesuatu yang positif: “hasanah” (baik) dan suasana yang

menyenangkan yaitu bertemu dengan Tuhan sekalian alam.50

Pendidikan dengan teladan berarti pendidikan dengan

memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikri dan

sebagainya. Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa

pendidikan dengan teladan merupakan metode yang paling berhasil

guna. Hal ini karena dalam belajar, orang pada umumnya lebih

mudah menangkap yang konkrit ketimbang yang abstrak.

4) Metode Pemberian Ganjaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “ganjaran” memiliki

beberapa arti, di antaranya “1). Hadiah (sebagai pembalas jasa); 2).

Hukuman; Balasan.” Dari definisi tersebut dapat kita pahami bahwa

“ganjaran” da;am bahasa Indonesia dapat berupa balasan baik

ataupun balasan buruk. Sedangkan dalam bahasa Arab “ganjaran”

diistilahkan dengan “tsawab”. Kata “tsawab” bisa juga berarti upah,

pahala dan balasan. Kata “tsawab” banyak ditemukan dalam al-

48 Ibid., h. 144-145.

49

Hery Noer Aly, op.cit., h. 178.

50

Armai Arief, op.cit., h. 117-119.

Page 45: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

32

Qur’an, khususnya ketika membicarakan mengenai balasan yang

akan ia terima dari perbuatannya baik di dunia mapun akhirat.51

5) Metode Pemberian Hukuman

Hukuman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan

dengan: 1). Siksa dan sebagainya yang dikenakan kepada orang yang

melanggar undang-undang dsb; keputusan yang dijatuhkan oleh

hakim; 3). Hasil atau akibat menghukum. Sedangkan dalam bahasa

Arab, “hukuman” diistilahkan dengan beberapa ungkapan di

antaranya “iqab”, “jaza” dan “uqubah”. Kata “iqab” bisa juga

berarti balasan.52

Metode hukuman adalah metode terburuk di antara metode

lainnya, namun dalam kondisi tertentu dapat pula digunakan.

Tentunya dalam memberikan hukuman ada hal-hal yang harus

diperhatikan. Hukuman adalah metode kuratif, artinya pemberian

hukuman tidak boleh dengan tujuan balas dendam, dan hukuman

sebaiknya digunakan apabila metode yang lain tidak berhasil,

sebelum diberi hukuman sebaiknya murid diberikan kesempatan

untuk memperbaiki dirinya, dan hendaknya hukuman yang diberikan

adalah hukuman yang dapat dimengerti oleh peserta didik, sehingga

ia sadar akan kesalahnnya.53

6) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penyampaiian sebuah meteri

menggunakan penuturan lisan kepada peserta didik. Ini sejalan

dengan definisi yang dikemukakan oleh Ramayulis yang dikutip oleh

Armai Arief bahwa metode ceramah adalah “Penerangan dan

penuturan memalui lisan oleh guru kepada murid-murid di ruangan

kelas.” Zuhairini juga menjelaskan bahwa metode ceramah adalah

51 Ibid., h. 125.

52

Ibid., h. 129.

53

Nurjannah Rianie, op.cit., h. 113.

Page 46: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

33

suatu metode dalam pendidikan di mana cara penyampaian materi-

materi dengan cara penerangan dan penuturan secara lisan.54

7) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah di mana guru mengajukan

pertanyaan dan murid menjawabnya. Atau suatu metode di dalam

pendidikan di mana guru bertanya sedangkan murid menjawab

tentang materi yang ingin diperolehnya. Pengertian lain dari metode

tanya jawab adalah penyajikan bahan materi pelajaran dalam bentuk

pertanyaan oleh guru yang harus dijawab oleh murid atau bisa juga

oleh murid kepada guru.55

8) Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan metode yang menyajikan

pelajaran melalui proses pemikiran kritis dan teliti tentang suatu

permasalahan tertentu melalui jalan bertukar pikiran, bantah

membantah dengan argumen dan memeriksa dengan teliti hubungan

yang terdapat di dalamnya, dengan cara mengurai, membandingkan

dan menarik kesimpulan. Dalam penggunaan metode diskusi ini

dapat ditemui lebih dari satu jawaban yang seluruhnya dapat

diterima kebenarannya.56

9) Metode Kisah

Metode kisah adalah suatau cara yang digunakan dalam

menyampaikan materi pelajaran dengan menuturkan secara rinci

kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu peristiwa, baik yang

sebenarnya terjadi atau hanya rekaan saja. Metode kisah merupakan

salah satu metode yang paling mashur dan terbaik, karena kisah itu

54 Armai Arief, op.cit., h. 135-136.

55

Ibid., h. 140-141.

56

Mumtazul Fikri, Konsep Pendidikan Islam; Pendekatan Metode Pengajaran, Jurnal

Ilmiah Islam Futura, Vol. 11, 2011, h. 121.

Page 47: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

34

dapat menyentuh jiwa jika didasari oleh ketulusan hati yang

mendalam.57

10) Metode Perumpamaan/metofora (Al-Amtsal)

Metode perumpamaan adalah metode yang digunakan oleh

pendidik dengan cara mengambil perumpamaan-perumpamaan

dalam ayat al-Qur’an untuk diketahui dan diresapi peserta didik,

sehingga peserta didik dapat mengambil pelajaran dari perumpamaan

tersebut.58

Metode ini dapat mempermudah peserta didik dalam

memahami konsep yang masih bersifat abstrak. Ini terjadi karena

perumpamaan tersebut mengambil contoh-contoh yang konkret,

seperti kelmaham Tuhan orang kafir yang digambarkan dengan

sarang laba-laba. Sarang itu lemah sekali, bahkan disentuh dengan

lidi pun dapat rusak. Metode ini juga memiliki kelebihan dapat

memberikan konsep abstrak bagi peserta didik serta dapat memberi

kesan yang mendalam. Selain itu dapat pula membawa pemahaman

rasional yang mudah dipahami, sekaligus dapat menumbuhkan daya

motivasi untuk meningkatkan imajinasi yang baik dan meninggalkan

imajinasi yang tercela.59

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam suatu penelitian, diperlukan hasil-hasil penelitian yang relevan

untuk mendukung serta memperkuat pentingnya penelitian ini dilakukan.

Penulis telah menelaah beberapa kajian atau hasil penelitian yang terkait

dengan judul “Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam (Kajian Tafsir Q.S.

Al-Baqarah: 31 dan Luqman: 12-19), yaitu sebagai berikut:

1. Jurnal “Tauhid Dasar Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam”

(Jurnal Al-Hikmah Vol. 8, No. 1, April 2011 ISSN 1412-5382) yang

57 Armai Arief, op.cit., h. 160

58

A. Fattah Yasin, op.cit., h. 154.

59

Sri Minarti, Ilmu Penddikan Islam (Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-Normatif,

(Jakarta: Amzah, 2013), Cet. ke-1, h. 142.

Page 48: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

35

ditulis oleh Mastuki HS dan Lathifatul Hasanah. Jurnal ini menerangkan

tentang tauhid sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan Islam,

dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa dalam prespektif pandangan dunia

tauhid, kurikulum pendidikan Islam haruslah berorientasi pada

pengembangan nilai-nilai Ilahiah (teologis), alamiah (kosmologis), dan

insaniah (antropo-sosiologis. Dari kemestian tersebut, bangunan

pendidikan Islam harus dilandasi dan sekaligus hendak mengarahkan anak

didik pada tiga pola hubungan fungsional, yaitu hubungan manusia dengan

Allah (hablun min Allah, aspek teologis), hubungan manusia dengan

sesamanya (hablun min al-Nas, aspek antropo-sosiologis), dan hubungan

manusia dengan alam lingkungannya (hablun min al-Alam, aspek

kosmologis).

2. Skripsi “Konsep Tauhid Ismail Raji Al-Faruqi dan Amin Rais serta

Implikasinya Terhadap Pendidikan Agama Islam” yang ditulis oleh Siti

Rofiah mahasiswi UIN Sunan Kalijaga, fakultas ilmu tarbiyah dan

keguruan. Skripsi ini membahas mengenai pandangan kedua tokoh

tersebut mengenai tauhid dan kaitannya dengan dunia pendidikan Islam.

Serta membandingkan persamaan dan perbedaan pemikiran kedua tokoh

tersebut. Juga dijelaskan implikasi konsep tauhid hasil pemikiran Ismail

Raji Al-Faruqi dan Amin rais dalam pendidikan Islam.

3. Jurnal “Tauhid Sebagai Prinsip Ilmu Pengetahuan (Studi Analisis Ismail

Raji Al-Faruqi)” yang ditulis oleh Firda Inayah (Tafsiyah: Jurnal

Pemikiran Islam, Vol. 2, No. 1, Februari 2018, hlm. 97-121, ISSN 2549-

6905). Jurnal ini membahas konsep tauhid dalam membangun ilmu

pengetahuan yang menjadi bagian konstruksi kajian keislaman dalam

pandangan Ismail Raji al-Faruqi. Dalam jurnal tersebut menyimpulkan

bahwa tuahid secara epistemologi memiliki hubungan yang sangat erat

dengan ilmu pengetahuan.

4. Jurnal yang berjudu “Tauhid, Akhlak, dan Manusia dalam Pendidikan

Islam” oleh M. Noor Fuady (Jurnal Tarbiyah Islamiyah, Vol. 6, No. 1,

Januari 2016, ISSN: 2088-4095). Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa

Page 49: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

36

pendidikan Islam berfungsi membimbing dan mengarahkan manusia agar

mampu mengemban amanah dari Allah. Agar mampu mengemban amanah

dari Allah maka manusia dibekali alat-alat potensial, sehingga manusia

dapat mengetahui, memahami, dan menjalankan tugas tersebut.

5. Jurnal “Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam” yang ditulis oleh Yulinda

Aini Ulfa, mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama

Islam Negeri Metro. Jurnal ini menjelaskan bahwa pendidikan Islam punya

ciri yang khas dan identitasnya sendiri yang membuatnya berbeda dengan

pendidikan pada umumnya. Pilar pendidikan Islam adalah tauhid, yang

berkaitan erat dengan fitrah manusia. Pilar-pilar tauhid dan fitrah ini akan

berkaitan satu dengan sama lainnya, dan akan membangun pendidikan

Islam yang kokoh.

Dari beberapa penelitian di atas, terdapat beberapa persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu:

1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mastuki HS dan Lathifatul Hasanah,

penelitian lebih fokus kepada pengembangan pendidikan pada aspek

kurikulum dengan berlandaskan tauhid. Berbeda dengan penelitain yang

penulis lakukan lebih terfokus pada tauhid itu sendiri sebagai prinsip

pendidikan Islam. Sedangkan persamaan dengan penelitian yang penulis

lakukan sama-sama menekankan bahwa tauhid adalah prinsip ilmu

pengetahuan.

2. Pada skripsi yang ditulis oleh Siti Rofiah yang berjudul “Konsep Tauhid

Ismail Raji Al-Faruqi dan Amin Rais serta Implikasinya Terhadap

Pendidikan Agama Islam” yang menjadi fokus pembahasannya adalah

pemikiran tokoh mengenai tauhid serta implikasinya dalam pendidikan

Islam. Sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan, penulis lebih

fokus terhadap tauhid yang menjadi dasar epistemologi. Persamaan antara

penelitian yang penulis lakukan dengan skripsi milik Siti Rofiah tersebut

dalam pembahasannya sama-sama terdapat pembahasan mengenai tauhid

Page 50: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

37

sebagai prinsip ilmu pengetahuan, yang dalam skripsi tersebut merupakan

hasil pemikiran dari Ismail Raji Al-Faruqi.

3. Pada jurnal yang ditulis oleh Firda Inayah yang berjudul “Tauhid Sebagai

Prinsip Ilmu Pengetahuan (Studi Analisis Ismail Raji Al-Faruqi)” yang

menjadi fokus penelitian adalah mengenai tauhid yang merupakan sesutau

yang substansial serta berimplikasi terhadap segala dimensi dalam

kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Perbedaan dengan penelitian

yang penulis sendiri lakukan adalah, penulis lebih fokus untuk mengkaji

tauhid itu sendiri yang menjadi prinsip pendidikan maupun ilmu

pengetahuan menurut al-Qur’an.

4. Persamaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan yang M. Noor

Fuady lakukan dalam jurnalnya adalah, keduanya sama-sama

menyinggung mengenai tauhid sebagai prinsip pendidikan Islam (konsep

fitrah), namun perbedaannya pada jurnal yang ditulis M. Noor Fuady juga

dibahas mengenai potensi-potensi yang telah dianugerahkan kepada

manusia, agar manusia mampu mengemban amanah dari Allah SWT.

5. Persamaan anatara jurnal yang ditulis oleh Yulinda Aini Ulfa dengan

penelitian yang penulis sendiri lakukan adalah sama-sama membahas

mengenai tauhid sebagai prinsip pendidikan Islam, namun perbedaan

dengan penelitian yang penulis lakukan adalah, penulis mengkaji tauhid

sebagai prinsip pendidikan Islam berdasarkan al-Qur’an dengan mengkaji

tafsir dari Q.S. al-Baqarah: 31 dan an-Nahl: 12-19

Page 51: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek yang dibahas dalam penelitian ini adalah fokus kepada tauhid

sebagai dasar pendidikan Islam menurut al-Qur’an dengan mengkaji tafsir

Q.S. al-Baqarah: 21-22 dan an-Nahl: 12-15, bagaimana ayat tersebut

menjelaskan mengenai tauhid sebagai dasar pendidikan Islam, kemudian

tauhid apa saja yang terkandung dalam ayat tersebut, serta metode pendidikan

apa saja yang terkandung di dalamnya.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian penulis membatasi selama enam

bulan terhitung dari bulan Juni 2019 sampai bulan Desember 2019.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok.1

Jenis penelitian yang digunakan adalah pure library research (penelitian

kepustakaan murni) yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang

bertujuan dengan obyek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat

kepustakaan. Atau telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu

masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam

terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan, dengan mempelajari kitab-kitab

tafsir seperti tafsir Al-Misbah, Tafsir Ibnu Qayim, Al-Maraghi, Tafsir Al-

Qurthubi dan kitab-kitab tafsir lainnya.

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013), Cet. ke-3, h. 60

Page 52: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

39

C. Sumber Data

Semua sumber data berasal dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan

dengan topik yang dibahas, Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua

sumber data, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yang digunakan adalah al-Qur’an dan kitab-kitab

tafsir, seperti kitab Tafsir al-Azhar, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Tafsir al-

Wasith, Tafsir Al-Misbah, Tafsir al-Maraghi dan Tafsir Ibn Katsir.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan adalah berasal dari sumber pustaka

lain, seperti: buku-buku pendidikan Islam, jurnal ilmiah, skripsi dan lain

sebagainya yang relevan dengan pokok pembahasan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan. Oleh karena itu teknik

yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah dengan studi

dokumentasi, yaitu mengumpulkan data literer baik dari sumber data primer

ataupun sekunder. Kemudian mengkaji bahan-bahan pustaka yang koheren

dengan objek pembahasan peneliti. Dokumen dapat berupa catatan pribadi,

catatan kasus, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, buku teks, jurnal

ilmiah dan lain sebagainya. 2

Untuk mendapatkan data-data penelitian, penulis mengumpulkan bahan

kepustakaan dengan cara membaca, menelaah buku-buku, jurnal ilmiah dan

bahan-bahan informasi lainnya terutama yang berkaitan dengan tema

pembahasan. Penulis juga menggunakan pendekatan berfikir deduktif, yaitu

menganalisis data yang bersifat umum untuk menuju kepada kesimpulan yang

bersifat khusus

2

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gajah Mada University Pers,

2012), Cet. 4, h. 101.

Page 53: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

40

E. Analisis Data

Analisis data merupakan langkah setelah proses pengumpulan data selesai

dilakukan. Analisis data merupakan bagian terpenting dalam metode ilmiah,

karena analisis data digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Data

mentah yang dikumpulkan tidak berguna jika tidak dianalisis. Sedangkan

menurut Imam Gunawan. “analisis data kualitatif sesungguhnya sudah

dimulai ketika peneliti mulai mengumpulkan data, dengan cara memilah

mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran penting atau

tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab fokus

penelitian”.3

Analisis data dalam kajian pustaka (library research) ini adalah analisis

mengenai konten atas data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya, analisi

ini bersifat mendalam dan komprehensif mengenai informasi tertulis atau

tercetak dalam sumber-sumber data seperti buku, jurnal dan sumber bacaan

lainnya yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian.

Karena penelitian ini merupakan penelitian tafsir, maka dalam menganalisi

data, metode yang penulis gunakan adalah metode tafsir tahlili, metode ini

adalah suatu metode tafsir yang mufassirnya berusaha menjelaskan

kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai seginya dengan memperhatikan

runtutan ayat-ayat al-Qur’an sebagaimana tercantum dalam mushaf. Dalam

hubungan ini mufassir mulai dari ayat-ke ayat berikutnya, atau dari surat-ke

surat berikutnya dengan mengikuti urutan ayat atau surat sesuai yang

termaktub di dalam mushaf.4

Metode tafsir tahlili sampai saat ini masih relevan dan dapat digunakan

dalam penafsiran al-Qur’an sebagaimana perkembangan kehidupan manusia

secara umum. Berikut adalah beberapa langkah yang digunakan ulama

terdahulu dalam penafsiran al-Qur’an menggunakan metode tahlili; Pertama,

penjelasan makna kata dalam al-Quran. Kedua, penjelasan asbabun nuzul

3

Imam Gunawan, Metode penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), h. 209. 4

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.

9, h. 219.

Page 54: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

41

ayat (sebab turunnya ayat). Ketiga, penjelasan munasabah antar ayat dengan

surah sebelumnya. Keempat, menjelaskan i’rab ayat dan macam-macam

qira’at ayat. Kelima, menjelaskan makna umum dari ayat dan petunjuk-

petunjuknya.5

F. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tafsir yang menggunakan metode tafsir tahlili, ada

beberapa prosedur atau langkah-langkah yang harus diperhatikan, yaitu

sebagai berikut:

1. Menerangkan makki dan madani di awal surat. Ayat-ayat al-Qur’an yang

diturunkan ketika Nabi Muhammad masih menetap di Makkah disebut

ayat-ayat Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi

Muhammd hijrah ke Madinah dinamakan ayat-ayat Madaniyah. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui masa dan tempat turunnya ayat al-Qur’an,

serta memberi penjelasan lebih jelas mengenai latar belekang turunnya

suatu ayat al-Qur’an, sehingga dapat memahami dan dapat menafsirkannya

lebih tepat.

2. Menjelaskan asbabun-nuzul (jika ada). Asbabun-nuzul adalah ilmu al-

Qur’an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu

atau beberapa ayat al-Qur’an diturunkan. Pada umumnya asbabun-nuzul

memudahkan para mufassir untuk menemukan tafsir dan pemahaman

mengenai suatu ayat dari balik kisah atau peristiwa yang menjadi sebab

diturunkannya ayat tertentu.

3. Menerangkan arti mufradat (kosakata), pada tahap ini penulis menjelaskaj

kosa kata yang terdapat pada Q.S. al-Baqarah: 31 dan Luqman: 12-19

dengan mengacu pada kamus-kamus bahasa Arab.

4. Menerangkan kandungan ayat secara umum dan maksudnya. Menjelaskan

makna yang terkandung dalam Q.S. al-Baqarah: 31 dan Luqman: 12-19

5 Syaeful Rokim, Mengenal Metode Tafsir Tahlili, Jurnal STAI Al-Hidayah Bogor, 2017,

h. 51.

Page 55: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

42

dengan dibantu dari penjelasan dari ayat lain atau ilmu pendidikan lain

yang berkaitan dengan ayat tersebut. Pada tahap ini penulis berusaha

menjelaskan makna yang terkandung dalam Q.S. al-Baqarah: 31 dan

Luqman: 12-19 menggunakan literatur dari kitab-kitab tafsir juga buku-

buku penunjang, seperti buku-buku pendidikan yang membicarakan

seputar makna ayat tersebut.

5. Tahap selanjutnya yang dilakukan penulis setelah menjelaskan dan

menganalisis kandungan ayat-ayat tersebut adalah menarik kesimpulan

dari penjelasan dan analisis terhadap ayat tersebut.

Page 56: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

42

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Teks dan Terjemahan Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15

1. Surah Al-Baqarah Ayat 21-22

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu

dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang

menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan

Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan

hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu

janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu

mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 21-22)

2. Surah Luqman Ayat 12-15

Page 57: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

43

Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,

yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur

(kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;

dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha

Kaya lagi Maha Terpuji". Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada

anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,

janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan

(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami

perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-

bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan

dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka

janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia

dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian

hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang

telah kamu kerjakan. (Q.S. Luqman: 12-15)

B. Sejarah Surah Al-Baqarah dan Surah Luqman

1. Surah al-Baqarah

Surah ini turun setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, surah

ini berjumlah 286 ayat. Begitu banyak persoalan yang dibicarakan dalam

surah ini, ini terjadi karena masyarakat Madinah yang saat itu sangat

heterogen, baik dari agama, suku dan kecenderungan. Kemudia juga ayat-

ayat dalam surat ini berbicara mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi

pada masa yang cukup panjang. Kalaulah peristiwa pengalihan kiblat (ayat

Page 58: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

44

142), atau perintah berpuasa (ayat 183), dijadikan awal masa turunnya

surah ini, dan ayat 281 sebagai akhir ayat yang diterima Nabi Muhammad,

maka berarti surah al-Baqarah turun dalam kurun waktu 10 tahun. Karena

perintah pengalihan kiblat terjadi setelah sekitar 18 bulan Nabi

Muhammad Saw. berada di Madinah, sedangkan ayat terakhir turun

beberapa saat atau hari sebelum Nabi wafat, tanggal 12 rabiul Awal tahun

13 Hijriah.1

Surah ini dinamai al-Baqarah karena memiliki tema pokok yang

menguraikan ayat-ayat mengenai kisah al-Baqarah, yaitu kisah Bani Israil

dan seekor sapi, ketika itu ada seseorang yang terbunuh dan tidak

diketahui siapa pembunuhnya, kemudian timbullah saling kecurigaan di

antara masyarakat Bani Israil, bahkan mereka saling tuduh menuduh

tentang pelaku pembunuhan tanpa adanya bukti, sehingga mereka tidak

memperoleh kepastian. Mengahadapi persoalan tersebut maka mereka

meminta kepada Nabi Musa agar beliau berdoa kepada Allah agar

ditunjukan siapa pembunuhnya. Kemudian Allah memerintahkan kepada

mereka agar menyembelih seeokor sapi. Dari sini dimulailah kisah al-

Baqarah, dan akhir kisah ini adalah, mereka menyembelih sapi tersebut –

setelah dialog tentang sapi berkepanjangan- dan dengan memukulkan

bagian sapi itu kepada mayat yang terbunuh, lalu atas kuasa Allah SWT

korban hidup kembali dan memberikan kesaksian siapa yang membunuh

dirinya.2

2. Surah Luqman

Surah Luqman adalah surat yang turun sebelum Nabi Muhammad

SAW hijrah ke kota Madinah. Menurut mayoritas ulama semua ayat-

ayatnya Makkiyah. Namun ada ulama yang mengecualikan tiga ayat, yaitu

ayat 27-29 atau dua ayat yakni ayat 27-28, dengan alasan ayat ini turun

berdasar diskusi dengan orang-orang Yahudi yang saat itu banyak

1 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol. 1, (Ciputat: Lentera Hati, 2000), Cet. 1, h.

83.

2 Ibid., h. 83-84

Page 59: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

45

bermukin di kota Madinah. Pendapat ini, disamping jalur sanadnya lemah,

juga kalaupun dipahami sebagai diskusi dengan orang Yahudi, tidak

tertutup kemungkinan untuk dipahaminya terjadi di Makkah, antara kaum

Muslimin dan masyarakat Makkah yang memeroleh “Pertanyaan dan

contoh keberatan” yang dapat diajukan kepada Nabi SAW, seperti kasus

pertanyaan mereka tentang Ruh di surat al-Isra‟[17]: 85.3

Penamaan surat ini dengan nama surat Luqman sangat wajar

karena nama dan nasehat beliau yang sangat menyentuh diuraikan di sini,

dan hanya disebut dalam surat ini. Tema utama dari surat ini adalah ajakan

kepada tauhid dan kepercayaan akan keniscayaan hari kiamat serta

pelaksanaan dasar-dasar agama. Sedangkan Al-Biqa‟i berpendapat bahwa

tujuan utama dari surat ini adalah membuktikan betapa al-Qur‟an

mengandung hikmah yang sangat dalam, yang mengandung kesimpulan

bahwa yang menurunkannya adalah Dia (Allah) yang Maha Bijaksana

dalah setiap firman-Nya. Dia memberi petunjuk kepada orang-orang yang

bertaqwa. Mengenai jumlah ayat dalam surat ini, ulama Makkah dan

Madinah berpendapat surat ini terdiri dari 33 ayat, sedangkan menurut

ulama Syam, Kuffah dan Bashrah surat ini terdiri dari 34 ayat. Perbedaan

tersebut sebagaimana diketahui hanya perbedaan dalam cara menghitung,

bukan berarti ada yat yang tidak diakui oleh yang menilainya hanya 33

ayat.4

C. Asbabun Nuzul

Bila dikaji dengan cermat, sebab turunnya suatau ayat al-Qur‟an itu

berkisar pada dua hal, pertama, apabila terjadi sesuatu peristiwa, lalu

turunlah ayat al-Qur‟an yang berkaitan dengan peristiwa itu. Kedua,

Rasulullah SAW ditanya mengenai sesuatu hal, maka turunlah ayat al-Qur‟an

yang menjelaskan hukumnya.5 Oleh sebab itu maka asbab an-Nuzul

3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol. 10, (Ciputat: Lentera Hati, 2002), Cet. 1, h.

273.

4 Ibid., h. 273-274.

5 Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi‟i, Shahih Asbabun Nuzul, (Jakarta: Pustaka As-

Sunnah, 2007), Cet. ke-1, h. 43-44.

Page 60: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

46

didefinisikan sebagai “Sesuatu yang karenanya al-Qur‟an diturunkan, sebagai

penjelas terhadap apa yang terjadi, baik berupa peristiwa maupun

pertanyaan.6

Berdasarkan pengertian di atas penulis berusaha merujuk ke berbagai

literatur untuk mencari sebab-sebab turunnya ayat-ayat yang penulis bahas

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Surah al-Baqarah ayat 21-22

Mengenai ayat ini penulis tidak menemukan riwayat yang cukup

kuat yang menjelaskan asbab an-Nuzul ayat tersebut.

2. Surah Luqman ayat 12-15

Surat Luqman termasuk surat Makkiyah. Demikian juga ayat 12-

15. Mengenai ayat ini tidak ditemukan riwayat yang kuat tentang asbab

an-Nuzul ayat ini, selain ayat 15 yang berbunyi:

Namun pendapat ini dibantah oleh ahli lainnya. Hanya ada orang

yang menghubungkannya dengan peristiwa Saad bin Abi Waqqas. Saad

bercerita, aku ini orang yang sangat berkhidmat kepada ibuku. Setelah aku

masuk Islam ibuku berkata:

“Apakah yang aku lihat telah terjadi pada dirimu ini? Engkau

tinggalkan agamamu ini atau aku tidak makan tidak minum sampai aku

mati, sehingga semua orang menyalahkan engkau, dikatakan orang, hai

pembunuh ibunya?” Lalu aku menjawab, “jangan engkau berbuat begitu

wahai ibuku, aku tidak akan meninggalkan agamaku ini walaupun apa

6 Syaikh Manna‟ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟an, (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2004), Cet. ke-13, h. 95.

Page 61: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

47

sebabnya. Maka ia pun tidak mau makan sehari semalam. Ketika hari pagi

kelihatan ia letih ditambahnya sehari semalam lagi tidak makan dan tidak

minum, paginya ia sudah sangat letih. Lalu hari ketiga ia tidak makan dan

tidak minum pula. Paginya ia tidak dapat bangkit karena letihnya. Setelah

aku lihat keadaannya demikian, berkatalah aku. “Wahai ibuku, hendaklah

engkau ketahui kalaupun ibu mempunyai 100 nyawa, lalu nyawa itu lepas

dari tubuh ibu satu demi satu, tidaklah aku meninggalkan agamaku ini.

Kalau ibu suka lebih baik ibu makan, kalau tidak suka teruskan tidak

makan.” Demikian peristiwa Saad dan ibunya, lalu turunlah ayat 15 itu.7

D. Penjelasan Kosa Kata Inti

1. Penjelasan Kosa Kata Surah Al-Baqarah Ayat 21-22

Kata ( انىاس ياأيها ) ya ayyuha an-nas/wahai seluruh manusia,

biasanya digunakan untuk menyeru mereka yang belum beriman.

Sedangkan untuk menyeru orang yang telah beriman dipanggil dengan

ya ayyuhalladzina amanu. Sebagaimana dikuatkan juga (ياأيها انذيه امىوا)

oleh lanjutan ayat berikut yang menyatakan janganlah kamu mengadakan

sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.8

Kemudian kata ( نعم) pada firman-Nya: (نعهكم تتقون) la‟allaum

tattaqun/agar kamu bertaqwa, ula memahami kata la‟alla memiliki arti

bahwa harapan tersebut adalah bagi mitra bicara bukan bagi pembicara,

dalam arti mendorong lawan bicara untuk menharap, atau berarti tujuan,

dan dari sini ia diartikan dengan “agar supaya”.9

Kata (فراشا) al-firaasy: hamparan untuk tempat menetap.

Maksudnya: Allah meratakan bumi agar bisa dipakai untuk bermukim dan

menjadi tempat tinggal. (بىاء) atap yang terpasang tinggi dan kokoh. (أودادا)

7 Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CSRD Press, 2005), Cet. ke-1, h.

181-182.

8 M. Quraish Shihab, Vol. 1, op.cit., h. 146.

9 Ibid., h. 147.

Page 62: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

48

adalah bentuk jamak dari kata ( ود) yang artinya: yang setara. Yakni Tuhan-

tuhan yang serupa; kalian menyembahnya dan bukan menyembah Allah.10

2. Penjelasan Kosa Kata Surah Luqman Ayat 12-15

Luqman (نقمان): dia adalah seorang tukang kayu, berkulit hitam,

Lukman termasuk di antara penduduk Mesir yang berkulit hitam, serta ia

adalah orang yang hidup serba sederhana. Allah telah memberinya hikmah

kebijaksanaan dan kecerdikan, banyak perkataan bijak yang :(انحكمه)

berasal dari Luqman, di antaranya perkataan Luqman kepada anak

lelakinya, “Hai anakku, sesungguhnya dunia itu adalah laut yang dalam,

dan sesungguhnya banyak manusia yang tenggelam di dalamnya. Maka

jadikanlah perahumu di dunia bertakwa kepada Allah, muatannya iman

dan lautannya bertawakal kepada Allah, barangkali kau dapat selamat

(tidak tenggelam ke dalamnya) akan tetapi aku yakin kau dapat selamat.”

Asy-Syukru (انشكر): memuji kepada Allah, menjurus kepada perkara yang

hak, cinta kebaikan untuk manusia, dan mengarahkan seluruh anggota

tubuh serta semua nikmat yang diperoleh kepada ketaatan kepada-Nya.11

Al-Idzah (انعظه): mengingatkan dengan cara yang baik, hingga hati

orang yang diingatkan menjadi lunak karenanya. Al-Wahn (انوهه): lemah.

Al-Fishal (انفصال): menyapih. Jahadaka (جاحدك): keduanya menginginkan

sekali kau mengikuti keduanya dalam kekafiran. Anaba (اوب): kembali

(bertaubat).12

E. Tafsir Ayat

1. Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 21-22

a. Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 21

“Wahai manusia!” (pangkal ayat 21), rata seruan kepada seluruh

manusia yang telah dapat berfikir.“Sembahlah olehmu akan Tuhanmu

10 Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani, 2013), Cet. ke-1, h.

67.

11

Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Juz 19, (Tanpa penerbit, 1974), h. 78-

79

12

Ibid, h. 81

Page 63: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

49

yang telah menciptakan kamu”, dari tidak ada, kamu telah diadakan

dan hidup di atas bumi. “Dan orang-orang yang sebelum kamu”,

artinya datang ke dunia mendapat sawah dan ladang, rumah tangga dan

pusaka yan lain dari nenek moyang sehingga yang datang kemudian

hanya melanjutkan apa yang dicencang dan dilatih oleh orang tua-tua.

Maka orang tua yang telah meninggalkan pusaka itupun Allah jualah

yang menciptakan mereka. Disuruh mengingat itu “Supaya kamu

terpelihara” (ujung ayat 21), disuruh kamu mengingat itu agar insaf

akan kedudukanmu dalam bumi ini. Dengan mengingat diri dan

mengingat kejadin nenek moyang bersambung ingatannya yang

sekarang dengan zaman lampau, supaya kelak diwariskan lagi kepada

anak-anak cucu, supaya terpelihara dan memelihara diri dan

kemanusiaan.13

Seruan kepada semua manusia ini adalah untuk beribadah kepada

Tuhan yang telah menciptakan mereka dan orang-orang sebelum

mereka. Tuhan yang sendirian dalam menciptakan, karena itu wajiblah

ia ditunggalkan dalam beribadah. Dan ibadah itu memiliki tujuan yang

harus mereka capai dan mereka wujudkan, yaitu “Agar kamu

bertaqwa.”14

b. Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 22

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan

langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu

Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki

untukmu...”

Alam semesta ini, buminya dihamparkan bagi manusia dan

langitnya dibangun dengan teratur; serta dialirkannya air untuk

menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan dan menghasilkan buah-buahan

13 Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Tafsir Al-Azhar, (Juzu‟ 1), (Jakarta: PT Pustaka

Panjimas: 1948), h. 139-140.

14

Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur‟an, Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h.

77.

Page 64: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

50

sebagai rezeki bagi manusia ini. Seluruh karunia ini adalah kepunyaan

Yang Maha Pencipta lagi Maha Esa.15

“Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi

Allah, padahal kamu mengetahui.”

Padahal, kamu mengetahui bahwa Dialah yang menciptakan kamu

dan orang-orang sebelummu. Kamu mengetahui bahwa Dialah yang

telah menjadikan bumi sebagai hamparan untukmu dan langit-langit

sebagai atap, dan yang menurunkan air dari langit. Dan kamu pun tahu

bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka, mempersekutukan-Nya

sesudah mengetahui semua ini adalah tindakan yang sangat tidak layak

dan tidak etis.16

Tentulah jika kita gunakan fikiran kita, kita akan mengetahui

bahwa Yang Maha Kuasa hanyalah diri-Nya, hanya Dia yang

menyedikan bumi untukmu, yang menurunkan hujan, menumbuhka dan

menghasilkan buah-buahan untuk makananmu hanya Dia sendiri-Nya.

Sebab itu tidaklah pantas bagi kamu buatkan untuk Dia sekutu yang

lain. Padahal kamu sendiri merasa bahwa tidak ada yang berkuasa

selain-Nya. Yang lain hanyalah yang kamu buat-buat saja.17

2. Tafsir Surah Luqman Ayat 12-15

a. Tafsir Surah Luqman Ayat 12

“Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,

Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur

(kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya

15 Ibid, h. 79.

16

Ibid, h. 79.

17

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, op.cit., h. 140.

Page 65: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

51

sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya

Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

“Dan sesungguhnya telah Kami karuniakan kepada Luqman Al-

Hikmah.” (pangkal ayat 12). Adalah tepat sekali bila ayat 12

menerangkan bahwa Luqman mendapatkan hikmat dari Allah SWT

sesudah pada ayat 11 diterangkan bahwa orang-orang yang zalim

senantiasa dalam kesesatan yang nyata. Kemudian datanglah ayat 12 ini

yang menerangkan bahwa Allah mengaruniakan hikmat kepada

Luqman yang oleh sebab itu maka ia terhindar dari kesesatan yang

nyata. Hamka juga mengutip pernyataan Ar-Razi dalam tafsirnya

bahwa hikmat itu ialah “Sesuai antara perbuatan dengan ilmu

pengetahuan.”18

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan maksud dari

hikmah dalam ayat ini adalah pemahaman yang mendalam, ilmu yang

luas dan cara pengungkapan yang bagus.19

Luqman yang dipilih oleh al-Qur‟an untuk memaparkan melalui

lisannya mengenai perkara tauhid dan perkara akhirat ini, memiliki

bermacam-macam riwayat berbeda yang menjelaskan mengenai siapa

dirinya. Ada yang mengatakan bahwa Luqman adalah seorang nabi,

namun ada juga yang mengatakan bahwa ia hanya seorang hamba yang

shaleh bukan seorang nabi, dan mayoritas ulama mendukung pendapat

ini. Terlepas dari pendapat-pendapat yang mengutarakan siapa Luqman

tersebut, al-Qur‟an telah menetapkan bahwa dia adalah seorang yang

diberi hikmah dan kebijaksanaan oleh Allah, yaitu hikmah yang

mengandung dan menuntut kesyukuran kepada Allah.20

Maka tiap-tiap orang yang telah dikarunia taufiq oleh Allah

sehingga sesuailah perbuatannya dengan pengetahuannya atau amalnya

dengan ilmunya, orang-orang itulah yang benar-benar telah mendapat

18 Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Tafsir Al-Azhar, Juzu‟ 21, (Jakarta: PT Pustaka

Panjimas: 1948), h. 126-127.

19

Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka

Ibnu Katsir, 2017), Cet. ke-12, h. 149.

20

Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, Jilid 17, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004),

h. 261.

Page 66: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

52

karunia hikmat dari Allah. Namun sebaliknya walaupun ada orang yang

sungguh-sungguh dalam bekerja tapi ia tidak memiliki ilmu mengenai

apa yang ia kerjakan, maka sia-sialah seluruh pekerjaannya. Dan ada

juga orang yang memiliki pengetahuan banyak, paham akan segala teori

tapi ia berdiam diri saja, tidak ada yang ia lakukan, maka orang lainlah

yang akan mendapatkan hasil bukan dirinya.21

Maka di dalam ayat ini diterangkanlah bahwa Luqman telah

mendapat hikmat itu, ia telah sanggup mengerjakan suatu amalan

dengan tuntunan ilmu-ilmunya sendiri. “Bahwa bersyukurlah

kepada Allah!” inilah puncak hikmat yang didapati oleh Luqman.

Dia sudah berpengetahuan, baik karena berpengalaman atau karena

berguru kepada orang lain bahwasanya nikmat Allah meliputi

seluruh kehidupanya. Sebab itu tidak ada jalan lain, yaitu bersyukur

kepada Allah.22

Hikmah yang diberikan Allah kepada Luqman, yaitu ilmu yang

bermanfaat dan penerapannya. Tuntutan hikmah; bersyukurlah kepada

Allah dengan baik, atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-

Nya. Karena barang siapa yang bersyukur kepada Allah SWT, sejatinya

ia bersyukur untuk dirinya sendiri, artinya meraih manfaat dan pahala

untuk dirinya sendiri, selamat dari siksa. Namun barang siapa yang

mengingkari nikmat yang Allah berikan, lalu menyekutukan-Nya

dengan yang lain, dan mendurhakai perintah-perintah-Nya, sejatinya ia

memperlakukan dirinya sendiri dengan tidak baik, tidak membahayakan

siapapun selain dirinya sendiri, karena Allah Maha Kaya, tidak

memerlukan hamba dan syukur yang mereka haturkan, ketaatan seorang

hamba tidak membawa guna bagi-Nya, dan kedurhakaan seorang

hamba tidak membawa bahaya bagi-Nya23

b. Tafsir Surah Luqman Ayat 13

“Dan ingatlah tatkala Luqman berkata kepada puteranya, di kala

dia mengajarinya.” (pangkal ayat 13). Yaitu bahwasanya inti hikmat

21 Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Op.cit., h 127.

22

Ibid, h. 127.

23

Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Wasith, Jilid 3, (Jakarta: Gema Insani, 2013), Cet. ke-1,

h. 101.

Page 67: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

53

yang tekah Allah karuniakan kepada Luqman telah disampaikan dan

diajarkan kepada anaknya, sebagai pedoman utama dalam kehidupan.

“Wahai anakku! Janganlah engkau persekutukan dengan Allah”

artinya janganlah engkau mempersekutukan sesuatu hal apapun dengan

Allah. Karena yang selain Tuhan hanyalah alam belaka, ciptaan Tuhan

belaka. Dan tidaklah Allah itu bersekutu dengan siapapun dalam

menciptakan alam ini. “Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah

benar-benar kedzaliman yang besar” (ujung ayat 13).24

Sesungguhnya nasihat seperti ini tidak bersifat menggurui dan

mengandung tuduhan. Karena orang tua tidak menginginkan bagi

anaknya melainkan kebaikan, dan orang tua hanya menjadi penasihat

bagi anaknya. Dalam ayat ini Luqman melarang anaknya untuk

melakukan perbuatan syirik, dan Luqman memberikan alasannya atas

larangan tersebut bahwa perbuatan syirik adalah benar-benar

kedzaliman yang besar. Pernyataan Luqman tersebut dikuatkan dengan

dua penekanan. Pertama, dengan mengawalinya dengan larangan

berbuat syirik dan alasannya. Dan yang kedua, dengan huruf inna

„sesungguhnya‟ dan huruf la „benar-benar‟.25

c. Tafsir Surah Luqman Ayat 14

Di sela-sela wasiat dan nasihat Luqman, terdapat dua ayat yang

berasal dari Allah, berdasarkan pendapat yang rajih ini merupakan

perkataan Allah, bukan perkataan Luqman. Yang pertama adalah ayat

ke-13 ini.26

“Dan kami wasiatkan kepada manusia terhadap kedua ibu-

bapaknya.” (pangkal ayat 14). Wasiat jika datangnya dari Allah

sifatnya ialah perintah. Tegasnya ialah bahwa Allah memerintahkan

manusia agar mereka menghormati dan memuliakan kedua ibu

bapaknya. Sebab melalui jalan ibu bapaknya itulah mereka dilahirkan

24 Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, op.cit. h. 127-128.

25

Sayyid Quthb, op.cit, h. 262

26

Wahbah Az-Zuhaili, op.cit., h. 102

Page 68: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

54

ke dunia. Sebab itu maka sudah sewajibnya kita menghormati ibu dan

bapak. 27

Wasiat bagi anak agar berbakti kepada kedua orang tuanya muncul

berulang-ulang di dalam al-Qur‟an. Namun wasiat untuk orang tua

terhadap anaknya sangat sedikit. Kalaupun ada, kebanyakan muncul

dalam tema kasih sayang. Karena fitrah kasih sayang yang dimiliki itu

sendiri yang telah menjamin pengasuhan orang tua terhadap anak-

anaknya. Jadi, fitrah tersebut selalu mendorong seseorang agar

mengasuh generasi baru yan tumbuh untuk menjamin penerusan

kehidupan manusia di bumi ini sebagaimana yang dikehendaki oleh

Allah. 28

Sesungguhnya orang tua pasti mengeluarkan segalanya bagi anak-

anaknya. Jadi, fitrah saja sudah cukup sebagai wasiat bagi orang tua

untuk menjamin kehidupan anak-anaknya, tanpa perlu lagi wasiat-

wasiat lain. Sedangkan seorang anak membutuhkan wasiat yang

berulang-ulang agar mengingat generasi yang telah berkorban demi

dirinya. Dan seorang anak tidak akan mungkin mampu membalas budi

kedua orang tuanya, walaupun anak tersebut mewakafkan seluruh

umurnya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Inilah gambaran

yang mengisyaratkan itu,

“...ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun...”29

Ayat ini begitu menggambarkan nuansa pengorbanan yang begitu

agung dan dahsyat yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Dari

sela-sela gambaran nuansa pengorbanan inilah al-Qur‟an mengarahkan

agar bersyukur kepada Allah sebagai pemberi nikmat yang pertama.

Kemudia berterima kasih kepada kedua orang tua yang menjadi sarana

disampaikannya nikmat itu. Dalam hal ini al-Qur‟an menggambarkan

27 Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, op.cit., h. 128

28

Sayyid Quthb, loc.cit.

29

Ibid., h. 262.

Page 69: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

55

urutan-urutan kewajiban. Jadi bersyukur kepada Allah dahulu, baru

kemudia berterima kasih kepada kedua orang tua.

“...bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu

bapakmu...”30

Kemudian di akhir diperingatkanlah kemana akhir perjalanan ini;

“Kepada-Kulah tempatmu kembali.” Yaitu lambat atau cepat ibu bapak

akan dipanggil oleh Tuhan, dan anak-anak yang ditinggalkan akan

bertugas pula mendirikan rumah tangga, mencari teman pasangan hidup

dan beranak cucu; untuk semuanya akhirnya pulang juga kepada

Tuhan.31

d. Tafsir Surah Luqman Ayat 15

Ikatan antara anak dan kedua orang tuanya adalah ikatan yang

penuh dengan segala kasih sayang dan segala kemuliaan, namun ikatan

tersebut tetap dalam urutan setelah ikatan akidah. Jadi sisa wasiat

kepada anak dalam hubungannya kepada kedua orang tua adalah: “Jika

keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu

yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu

mengikuti keduanya.”32

Apabila suatu waktu seorang anak yang sangat setia kepada kedua

orang tuanya didesak, dikerasi atau bahkan dipaksa oleh orang tuanya

untuk mengubah pendirian yang telah diyakininya, bahkan orang tua

tersebut justru mengajak agar menukar ilmu dengan kebodohan,

menukar tauhid dengan kesyirikan, tegas-tegas dalam ayat ini Tuhan

memberikan pedoman: “Maka janganlah kamu mengikuti keduanya.”33

Allah memutuskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua bukan

dalam lingkup kekafiran dan kemaksiatan, karena taat kepada orang tua

buka berarti boleh melakukan dosa besar atau meninggalkan kewajiban.

30 Ibi.d, h. 262.

31

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, op.cit., h. 129

32

Sayyid kutub, op.cit., h. 264.

33

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, op.cit., h. 130.

Page 70: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

56

Taat kepada kedua orang tua harus berada dalam hal-hal mubah, dan

dianjurkan untuk meninggalkan ibadah-ibadah yang dianjurkan, seperti

turut serta dalam jihad fadhu kifaiyah, memenuhi panggilan ibu saat

sholat (sunnah) bila dimungkinkan bisa diulang dan dikhawatirkan ibu

celaka atau semacamnya yang diperbolehkan meninggalkan sholat.34

Hingga apabila orang tua menyentuh titik syirik ini, maka gugurlah

kewajiban anak untuk patuh kepada kedua orang tuanya, karena ikatan

akidah harus mengalahkan dan mendominasi segala ikatan lainnya.

Walaupun kedua orang tua telah mengeluarkan segala upaya, usaha dan

tenaganya untuk menggoda anaknya agar menyekutukan Allah, maka

pada saat itu anak diperintahkan untuk tidak taat. Dan perintah itu

datangnya dari Allah sebagai Pemilik hak pertama dalam ketaatan.35

Namun perbedaan akidah dan perintah dari Allah agar tidak taat

kepada orang tua dalam perkara yang melanggar akidah, tidaklah

menjatuhkan kewajiban anak agar tetap bermuamalah dengan baik

dengan kedua orang tuanya. “Pergaulilah keduanya di dunia dengan

baik.” Karena wisata dunia ini hanyalah sementara di mana ia tidak

mempengaruhi apa-apa terhadap hakikat yang pokok dan murni.36

“Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,” Yaitu,

orang-orang yang beriman. “Kemudian hanya kepada-kulah

kembalimu,” Setelah wisata kehidupan di dunia ini yang terbatas.

“Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan,” Bagi

masing-masing terdapat balasan amalnya baik berupa kekufuran

maupun kesyukuran, dan kemusyrikan ataupun tauhid.37

34 Wahbah Az-Zuhaili, op.cit., h. 102.

35

Sayyid kutub, op.cit., h. 265.

36

Ibid., h. 265

37

Ibid., h. 265

Page 71: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

57

F. Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Q.S.

Al-Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15

Pendidikan Islam merupakan suatu hal yang dipentingkan bagi umat

Islam, karena melalui pendidikan Islam, seorang muslim dapat terbentuk

jiwanya untuk menjadi pribadi yang mulia, bertaqwa kepada Allah dan

berakhlakul karimah. Melalui pendidikan Islam dapat menghantarkan

seseorang untuk mengarahkan segala pikiran manusia, perilaku dan tindakan,

serta emosinya berdasarkan ajaran Islam dengan maksud untuk meralisasikan

tujuan ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan yang diarahkan untuk

mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT.

Islam telah menyajikan seluruh pemikiran ini dalam tatanan konsepsi yang

indah dan saling berkaitan. Islam juga telah menyajikan akidah-akidah yang

wajib dipercayai oleh manusia untuk dapat menggerakan berbagai perasaan di

dalam jiwanya. Tatanan tersebut mengatur segala spek kehidupan manusia,

tatanan tersebut berdasarkan al-Qur‟an yang menjadi pedoman utama dan

pertama bagi umat Islam. Di dalam al-Qur‟an dijelaskan bagaimana hukum-

hukum dalam berhubungan sesama manusia (muamalah), menjelaskan tata

cara bagaimana manusia menjalankan seluruh peraturan dalam hubungannya

dengan Dzat Yang Maha Pencipta (ibadah), serta dijelaskan pula bagaimana

keyakinan yang benar dan kuat agar manusia tidak menyekutukan Dzat Yang

Maha Esa (aqidah).38

1. Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22

Pada ayat 21 dalam surat ini telah jelas disampaikan ajaran tauhid

yaitu melalui perintah untk menyembah hanya kepada Allah Yang Maha

Pencipta, tidak ada yang berhak disembah selain diri-Nya, yang telah

menciptakan manusia dan orang-orang sebelumnya.

Lalu pada ayat 22 menyuruh kita untuk berfikir dan merenungkan,

diikuti dengan merasakan. Bukankah kehidupan kita sangat bergantung

pada pertalian langit dengan bumi lantaran hujan? Adanya gunung-gunung

38 Nurul Hidayat, Konsep Pendidikan Islam Menurut Q.S Luqman: 12-19, Jurnal

Ta‟allum, Vol. 2, No. 2, 2019, 2016, h. 360.

Page 72: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

58

dan kayu-kayuan, yang menghambat air hujan itu agar tidak tumpah

percuma saja ke laut, tetapi tertahan-tahan dan menimbulkan sungai-

sungai. Setengahnya terpendam ke dalam bumi sebagai persediaan air.

Pertalian antara langit dengan bumi dengan adanya air hujan itu teratur

dengan sangat rapinya, sehingga kehidupan kita di atas bumi menjadi

terjamin.39

Ayat ini memerintahkan kepada manusia untuk berfikir dan

merenungkan, bahwasanya semua itu ada yang menciptakan; itulah Allah.

Tak mungkin ada kekuasaan lain yang dapat membuat aturan setertib dan

seteratur itu. Oleh sebeb itu maka datanglah ujung ayat yang mengatakan

tidaklah patut bagi kita menyembah Tuhan yang lain, selain Allah. Karena

kamu sudah mengetahui yang menghamparkan bumi dan membangun

langit, lalu menurunkan hujan itu, tidak dicampuri oleh kekuasaan yang

lain.40

Maka jelaslah penjelasan dalam ayat ini bahwa nilai ketauhidanlah

yang menjadi dasar dalam setiap pemikiran manusia. Jika kita berfikir

akan segala sesuatu maka akan sampai pada suatu titik kesimpulan bahwa

sesuatu itu ada karena kuasa Allah, paradigma ini menyatakan bahwa

tauhid wajib dijadikan landasan dalam setiap pemikiran (qaidah fikriyah)

bagi seluruh bangunan ilmu pengatahuan. Ini bukan berarti tauhid menjadi

sumber segala ilmu pengetahuan, melainkan menjadikan tauhid sebagai

standar bagi segala ilmu pengetahuan. Bila sudah seperti itu maka segala

aspek dalam kehidupan kita akan selalu dihiasi dengan nilai-nilai

ketahuhidan, terutama dalam pendidikan.

2. Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam dalam Q.S. Luqman: 12-15

Allah telah memperingatkan kepada Rasulullah SAW melalui

kisah nasihat Luqman yang pernah diberikan kepada anaknya, ketika ia

memberikan pelajaran, nasihat itu adalah: “Wahai anakku, janganlah

39 Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (Juzu 1), op.cit., 140-141

40

Ibid., h. 141.

Page 73: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

59

engkau mempersekutukan sesuatu dengan Allah, sesungguhnya

mempersekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar.”

Mempersekutukan Allah dikatakan kedzaliman yang besar karena

hal itu berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, yaitu

menyamakan sesuatu mampu melimpahkan nikmat dan karunia dengan

sesuatu yang tidak dapat melimpahkan nikmat dan karunia. Dalam hal ini

menyamakan Allah Sang Maha Pemberi Nikmat dengan sesembahan

berhala yang tidak dapat mendatangkan manfaat apa-apa. Dikatakan

kedzaliman yang besar karena menyamakan Allah Sang Maha Pencipta

dan Penguasa alam semesta, yang seharusnya hanya kepada-Nya semua

makhluk hidup menyembah dan mengabdi.41

Berdasarkan ayat al-Qur‟an di atas maka dapat dipahami bahwa

tauhid merupakan ajaran yang sangat esensial dalam al-Qur‟an. Selain itu

tauhid adalah misi risalah terpenting yang telah diajarkan oleh para nabi

dan rasul sebelum Nabi Muhammad, karena tauhid atau mengesakan

Tuhan adalah ajaran universal yang juga diajarkan oleh semua agama

samawi. Kisah Luqman yang memberikan nasihat kepada anaknya agar

tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun merupakan prinsip

tauhid dalam suatu pendidikan, sehingga Allah mengingatkan Nabi

Muhamammda melalui kisah Luqman tersebut. Hal ini pun sejalan dengan

fitrah manusia ketika dilahirkan, bahwa setiap anak lahir atas fitrah aqidah

tauhid, dan condong terfitrah kepada mengenal penciptanya, yang

mengadakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada, tidak menyekutukan-Nya

dan tidak menyembah kepada selain-Nya. Akan tetapi lingkungan yang

merubah dan menyelewengkan manusia dari fitrah aslinya. 42

Al-Ghazali mengatakan bahwa akidah tauhid seharusnya diajarkan

sedini mungkin kepada anak-anak pada masa pertumbuhannya. Supaya

dihafal dengan baik, dan kemudian berangsur-angsur ia memahami apa

41 Bustami A. Gani dkk, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf

UII, 1990), h. 634.

42

A. Fattah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press,

2008), h. 121.

Page 74: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

60

yang dihafalnya itu. Setelah dipahami dan dimengerti, akidah tauhid

tersebut diyakini dan dipercayai.43

Pembinaan keimanan ini merupakan hal yang mendasar dan

fundamental dalam pendidikan Islam, karena dari keimanan inilah

berpangkalnya segala peribadatan. Makin tebal kadar keimaman seseorang

makin baik kualitas ibadahnya. Ibadat yang menjadi manifestasi iman

seseorang itu bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, agar dengan

demikian roh manusia selalu diingatkan dengan hal-hal yang lagi suci.,

sehingga akhirnya rasa kesucian seseorang menjadi kuat dan tajam. Roh

suci yang akan membawa kepada akhlak yang mulia.44

Masalah pendidikan tauhid atau keimanan ini telah diperioritaskan

dalam pendidikan Islam untuk upaya pembentukan kepribadian muslim,

sebagaimana diilustrasikan berturut-turut dalam Q.S. Luqman (31): 12-15.

Seperti pada ayat 13, dalam ayat ini Luqman memberikan pendidikan dan

pengajaran kepada anaknya berupa aqidah yang mantap, agar tidak

menyekutukan Allah, itulah akidah tauhid, karena tidak ada Tuhan selain

Allah, dan yang selain Allah adalah makhluk.

Ayat ini mendidik manusia bahwa keyakinan pertama dan utama

yang perlu ditanamkan dan diresapkan kepada anak (peserta didik) adalah

tauhid. Kewajiban ini terpikul di pundak orang tua sebagai pendidik awal

dalam pendidikan informal. Demikian juga yang harus dilaksanakan oleh

pendidikan formal dan non formal. Tujuannya agar anak (peserta didik)

terbebas dari perbudakan materi dan duniawi, sehingga keyakinannya

mantap dan aqidahnya kokoh. 45

Salah satu usaha untuk menanamkan dan menguatkan jiwa tauhid

adalah melalui pendidikan, namun pendidikan itu pun harus memiliki

dasar tauhid. Pendidikan dengan tauhid sebagai dasar utama akan memberi

43 Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Ihya „Ulum al-Din, Jilid 1, (semarang: Toha

Putra), h. 93.

44

Harun Nasution, Manusia menurut Konsep Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), h.

71.

45

Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), h. 188-189.

Page 75: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

61

nilai tambah terhadap manusia dan menumbuhkan kepercayaan pada

dirinya serta mempunyai pegangan hidup yang benar. Sedangkan bagi

orang yang tidak menjadikan tauhid sebagai pegangan hidupnya, maka ia

seakan orang yang kehilangan tempat berpijak, hidupnya akan terombang-

ambing, tidak memiliki arah tujuan yang jelas. Keimanan akan menjadikan

pemiliknya mampu mengendalikan hawa nafsu, dan menempatkan pada

ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul, tempat memulangkan segala

persoalan yang diperselisihkan.46

Pendidikan haruslah berdasarkan kepada tauhid, sebab tauhid yang

menjadi dasar pijakan dalam segala aspek kehidupan, termasuk

pendidikan. Dasar tauhid ini mencakup konsep filosofis maupun

metodologis yang terstruktur dan koheren terhadap pemahaman kita

terhadap dunia dan seluruh aspek kehidupan. Dengan dasar tauhid dalam

pendidikan menjadikan pendidikan mampu mengarahkan manusia kepada

fitrah aslinya, menjaga dan membimbing manusia dari fitrah yang salah.

Lebih dari itu dengan dasar tauhid dalam pendidikan dapat

menuntut para pendidik untuk mempunyai pandangan yang menyeluruh

dan tujuan yang sejati terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Oleh

karena itu konsep tauhid harus menjadi landasan tentang bagaimana kita

mendidik anak, termasuk (1) apa yang diajarkan (isi), (2) bagaimana kita

mengorganisir dan apa yang harus diajarkan, (3) bagaimana kita

mengajarkannya. Akhirnya tauhid haruslah membentuk fondasi pemikiran,

metodologi, dan praktik pendidikan kita.47

46 A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 100.

47

M. Zainudin, Paradigma Pendidikan Terpadu, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h.

109.

Page 76: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

62

G. Macam-macam Tauhid yang Terkandung dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22

dan Luqman: 12-15

1. Tauhid yang Terkandung dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22

Bila kita cermati pada ayat 21 kita disuruh menyembah kepada

Allah, itulah tauhid uluhiyah; penyatuan tempat menyembah. Kemudian

dijelaskan pula pada ayat ini bahwa Allahlah yang telah menjadikan kita

dan nenek moyang kita, Dia tidak bersekutu dengan siapapun dalam hal

penciptaan, Dia Maha Pencipta, dan kita harus mengimani Allah dalam hal

penciptaannya, hal seperti inilah yang menjadi implementasi tauhid yang

bersifat rububiyah.48

Kemudian pada ayat 22 ditegaskan sekali lagi mengenai tauhid

rububiyah, yaitu Dia yang menjadikan bumi sebagai hamparan,

menjadikan langit sebagai bangunan dan Dia yang menurunkan hujan,

sehingga tumbuhlah tumbuh-tumbuhan untuk rezeki bagi kamu. Ini adalah

bentuk nilai-nilai ketauhidan rububiyah. Kemudian pada ujung ayat 21

dikatakan “Janganlah menyekutukan Allah dengan yang lain” perintah

tersebut adalah perintah untuk melaksanakan tauhid uluhiyah.49

2. Tauhid yang Terkandung dalam Q.S. Luqman: 12-15

Secara harfiah surat Luqman mempunyai makna dasar dalam

agama Islam, yakni Luqman sebagaimana diceritakan dalam al-Qur‟an

telah banyak mengajarkan (menasehati) kepada anaknya tentang nilai-nilai

ketauhidan, yang mana nasehat-nasehat itu pada intinya bukanlah untuk

anaknya saja, melainkan ditujukan kepada seluruh umat pada umumnya.

Sehingga dari sini dapat dikatakan bahwa pengajaran tentang nilai-nilai

ketauhidan yang dilakukan Luqman kepada anaknya itu juga tidak berbeda

jauh dengan pengajaran tauhid (mengenalkan prinsip tauhid terlebih

dahulu sebelum yang lainnya) yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad

SAW kepada umatnya, begitu juga nabi-nabi sebelumnya. Esensi yang

48 Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (Juzu 1), op.cit.,h. 141.

49

Ibid., h. 141

Page 77: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

63

sama itu adalah meng-Esa-kan Tuhan dan menyembah-Nya, inilah yang

disebut tauhid.

Akan tetapi ketika seseorang bertauhid tidaklah cukup diucapkan

dengan lisan saja, melainkan dari sikap dan perilaku kehidupannya sehari-

hari, sebagaimana digambarkan pada surah Luqman ayat 12-15, yaitu:

dalam ayat 12 Allah berfirman ( أن اشكر لل)“Bersyukurlah kepada Allah...”

perintah bersyukur hanya kepada Allah merupakan penetapan tauhid

uluhiyah.

Kata syukur sendiri terambil dari kata syakara yang maknanya

berkisar antara lain pada pujian atas kebaikan serta penuhnya sesuatu.

Syukur manusia kepada Allah dimulai dengan menyadari dari lubuk

hatinya yang paling dalam betapa besar nikmat dan anugerah-Nya disertai

dengan ketundukan hanya kepadanya.50

Penetapan mengenai tauhid uluhiyah ini juga kembali ditekankan

Allah pada ayat ke 13-15. Pada ayat 13 yaitu, melalui nasihat Luqman

kepada anaknya agart tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu

apapun, kemudian pada ayat ke 14 melalui perintah untuk bersyukur

kepada Allah dan selanjutnya kepada kedua orang tua, kemudian

dilanjutkan pada ayat ke 15 yang menjelaskan sekalipun kedua orang tua

memaksa untuk mempersekutukan Allah (apalagi hanya salah satunya,

lebih-lebih kalau orang lain) maka kita harus tetap berpegang teguh pada

akidah tauhid kita. Ini semua merupakan bentuk implementasi nilai

ketauhidan yang bersifat uluhiyah.

Lalu pada ujung ayat 12 dikatakan (إن لل غىي حميد) “Sesunguhnya

Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” Menurut Imam al-Ghazali yang

dikutip oleh Quraish Shihab, Allah yang bersifat Ghaniyy adalah “Dia

yang tidak mempunyai hubungan dengan selain-Nya, tidak dalam zat-Nya

tidak pula dalam sifat-Nya, bahkan Dia Maha Suci dari segala macam

50 M. Quraish Shihab, op.cit., h. 292

Page 78: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

64

hubungan ketergantungan.51

Keyakinan kita pada kekhususan sifat-sifat

yang hanya dimiliki Allah ini merupakan penetapan tauhid asma dan sifat.

H. Materi Pendidikan Tauhid dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan Luqman:

12-15

1. Materi Pendidikan Tauhid dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22

Apabila kita cermati surat al-Baqarah ayat 21-22 ini, terdapat

materi pendidikan yang coba disampaikan kepada manusia, melalui

metode pendidikan yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya,

berdasarkan analisis penulis, materi pendidikan yang terkandung dalam

kedua ayat ini adalah:

a. Adanya Wujud Allah

Bila kita perhatikan alam semesta ini, maka kita akan mendapatkan

adanya penrsesuaian dengan kehidupan manusia dan makhluk lain.

persesuaian ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan menunjukan

adanya penciptaan yang rapi dan teratur yang berdasarkan ilmu dan

kebijaksanaan. Sebagaimana siang dan malam, matahari dan bulan,

empat musim, hewan dan tumbuhan serta hujan. Hal ini menampakkan

kebijaksanaan Tuhan.

Dengan memperhatikan penciptaan manusia, hewan dan lainnya,

menunjukan bahwa makhluk-makhluk tersebut tidak mungkin ada

dalam wujud dengan sendirinya. Hal ini menunjukan adanya sang

pencipta yang menghendaki adanya segala sesuatu tersebut, yaitu Allah

azza wa jalla Zat Yang Maha Pencipta.

Dalam surah al-Baqarah ayat 21 dijelaskan bahwa Allah adalah

Sang Pencipta, yang menciptakan manusia dan orang-orang

sebelumnya, hal ini terdapat dalam kalimat “Sembahlah Tuhanmu yang

telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu.” Kemudian

pada ayat 22 juga dijelaskan bahwa Allah lah yang telah menciptakan

51 Ibid., h. 264

Page 79: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

65

dan menjadikan bumi sebagai hamparan tempat manusia berpijak dan

langit sebagai atapnya. Lalu Allah juga yang menurunkan hujan, dan

dengan air hujan tersebut tumbuhlah beraneka ragam buah-buahan. Hal

ini terdapat dalam kalimat “Dialah yang menjadikan bumi sebagai

hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air

(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala

buah-buahan sebagai rezki untukmu.”

Maka jelaslah dari uraian di atas bahwa untuk meyakinkan adanya

Tuhan (wujud Allah), akal pikiran hendaknya di arahkan pada

fenomena alam, bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini ada

wujudnya karena ada Allah yang menciptakan, dan segala sesuatu yang

terjadi dibumi ini pula terjadi karena ada Allah yang mengatur dengan

sangat teratur.

b. Perintah untuk Menyembah Kepada Allah

Dengan bertauhid, seorang Muslim tidak hanya dituntut untuk

mengakui keesaan Allah Swt. secara lisan, tetapi juga membuktikan

keimanannya lewat amal perbuatan. Hal ini sejalan dengan tujuan

diciptakannya manusia di muka bumi seperti yang ditegaskan dalam al-

Qur‟an, “Dan, tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk

beribadah kepada-Ku.” (Q.S. adz-Dzariyat: 56)

Ayat 21 dari surat al-Baqarah merupakan seruan kepada manusia

untuk memeluk agama tauhid, yaitu dengan menghambakan diri hanya

kepada Allah Swt., Tuhan satu-satunya, tunduk serta mengikhlaskan

diri kepada-Nya. Hal ini terdapat dalam kalimat “Hai manusia,

sembahlah Tuhanmu.” Kemudian pada ayat selanjutnya mereka

diingatkan bahwa Allah-lah yang telah mencipta, mengatur urusan

dengan sunnah-Nya serta menganugerahi mereka hidayah dan jalan

untuk ber-taqarrub. Maka dari itu tidak ada yang layak dan pantas

Page 80: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

66

disembah selain Dia. Sebab menyekutukan-Nya hany akan

mendatangkan azab dan kehancuran.52

2. Materi Pendidikan Tauhid dalam Q.S. Luqman: 12-15

Apabila kita melihat beberapa nasehat Luqman kepada anaknya

yang terdapat dalam surah Luqman ayat 12-15, terdapat beberapa materi

pendidikan tauhid yang terkandung di dalamnya, yang mana Luqman

berusaha mengajarkan anaknya akan ke-Esaan dan kebesaran Allah.

Berikut beberapa materi pendidikan tauhid dalam surah Luqman ayat 12-

15 yang telah penulis analisis:

a. Larangan Menyekutukan Allah

Allah adalah Tuhan Yang Maha Agung, Tuhan yang memberikan

berbagai nikmat kepada makhluk-Nya. Segala kebutuhan yang

dibutuhkan manusia untuk hidup di bumi ini telah Allah penuhi. Tidak

hanya itu, bahkan Allah jugalah yang mengatur segala macam

kenikmatan yang akan diberikan kepada manusia. Oleh karena itu, kita

sebagai makhluk yang telah dimanjakan oleh segala macam kenikmatan

yang Allah berikan, tidaklah sepatutnya kita menyekutukan Allah.

Apabila seseorang menyekutukan Allah maka sesungguhnya ia telah

melakukan kedzaliman yang besar, karena tidak ada yang mampu

memberikan nikmat di seluruh alam jagat raya ini, kecuali Allah azza

wa jalla.

Di dalam surah Luqman ayat 13, nasehat yang disampaikan

Luqman benar-benar menekankan dengan keras larangan

menyekutukan Allah, hal ini terlihat dari nasehat Luqman yang

disampaikan kepada anaknya, “Hai anakku sayang!, janganlah engkau

menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah adalah

kedzaliman yang amat besar.”

Ayat ini juga mengisyaratkan begitu pentingnya memberikan

nasehat kepada anak, terutama nasehat yang dilakukan oleh orang tua

52 Inong Satriadi, Tujuan Penciptaan Manusia dan Nilai Edukasinya (Kajian Tafsir

Tematis), Jurnal Ta‟dib, Vol. 12, 2009, h. 35.

Page 81: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

67

sendiri supaya anak-anaknya menjadi anak yang sholeh yang dicintai

Allah. Hal ini dicontohkan oleh Luqman ketika menasehati anaknya

dengan lemah lembut, yaitu ketika Luqman menasehati anaknya untuk

menghindari syirik.

Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-

hal yang seharusnya ditujukan khusus untuk Allah, seperti berdoa

meminta kepada selain Allah. Atau, memalingkan suatu ibadah tertentu

seperti dzabh (penyembelihan qurban), ber-nadzar, doa dan lain

sebagainya kepada selain Allah. Barangsiapa yang beribadah kepada

selain Allah berarti ia telah meletakkan ibadah tidak pada tempatnya

dan memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya.53

Jika diperhatikan secara mendalam ayat ini mengandung nilai

pendidikan yang sangat baik, ini terlihat pada penggunaan kata-kata

Luqman ketika memberikan nasehat. Walaupun nasehatnya

mengandung penekanan yang sangat keras agar tidak menyekutukan

Allah, akan tetapi Luqman tetap menggunakan kata ya bunayya, yang

menurut Quraish Shihab adalah panggilan mesra untuk memanggil

seorang anak. Hal ini membuktikan bahwa ayat tersebut

mengisyaratkan kepada kita agar bersikap lemah lembut dalam

memberikan pelajaran kepada anak atau peserta didik, walaupun materi

pelajaran yang disampaikan mengandung pesan yang keras atau

mengandung peringatan dan ancaman. Peringatan syirik ini

mengandung ancaman yang keras karena memang hal ini tidak boleh

dilakukan oleh makhluk yang telah diberi nikmat oelh Allah.

Hal ini terlihat pada ayat 13 di atas, huruf la nahy pada kata la

tusyrik billah dijadikan Tuhan sebagai bentuk pencegahan terhadap

tindakan syirik, dalam ilmu Ushul Fiqih termasuk memberikan makna li

tahdid (bentuk larangan secara keras).54

Dengan demikian ayat tersebut

mengandung pesan Allah yang sangat keras agar manusia tidak

53 Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Kitab Tauhid, (Solo: Ummul Qura, 2012), h. 329.

54

Abdul Hamid Hakim, Al-Bayan, Juz III, (Jakarta: Sa‟adiyah Putra, 1991), h. 31.

Page 82: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

68

melakukan kesyirikan karena tindakan tersebut adalah tindakan

kedzholiman yang amat besar, sehingga apabila masih saja dilakukan,

Allah akan memalingkan wajah-Nya dari pelaku syirik, dan dosanya

pun tidak terampuni.

Allah tidak akan mengampuni orang musyrik yang mati di atas

kesyirikannya. Allah Ta‟ala berfirman:55

...

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia

mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang

dikehendaki-Nya...” (Q.S. an-Nisa: 48)

Selain itu, syurga juga diharamkan atas orang musyrik. Allah

Ta‟ala berfirman:56

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)

Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan

tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu

seorang penolongpun.” (Q.S. al-Maidah: 72)

Kita sudah mengetahui betapa orang yang syirik itu amat dibenci

oleh Allah SWT. bahkan dosanya pun tidak terampuni. Maka dari itu

meteri pendidikan mengenai larangan menyekutukan Allah sangatlah

penting ditanamkan sejak dini kepada anak ataupun peserta didik, agar

mereka dijauhkan dari tindakan yang sangat tercela tersebut.

b. Meyakini Adanya Tempat Kembali (Hari Pembalasan)

Dunia ini hanyalah tempat singgah kita sementara, masih ada

kehidupan yang kekal setelah kita meninggalkan dunia ini, yakni

akhirat. Akhirat adalah tempat kita sesungguhnya, di sana kita tidak

55 Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, op.cit., h. 330.

56

Ibid., h. 330.

Page 83: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

69

akan pernah mati, di sana adalah tempat kembali kita yang

sesungguhnya, di sana kita akan mempertanggung jawabkan segala

sesuatu yang telah kita perbuat selama di dunia.

Sesungguhnya manusia yang berkeyakinan bahwa “kehidupan

dunia” ini merupakan kehidupan yang sesungguhnya, maka hal itu

adalah keyakinan yang salah seandainya ia mengerti hakikat hidup

tentulah ia mengerti dengan sempurna bahwa kehidupan di “akhirat”

adalah kehidupan yang sebenarnya. Dalam hal ini Allah Ta‟ala

berfirman:57

“Dan Sesungguhnya akhirat Itulah yang sebenarnya

kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Q.S. al-Ankabut: 64)

Surat Luqman sudah banyak mengingatkan tentan adanya hari

pembalasan, diantaranya pada ayat 14 dan 15. Peringatan ini tergambar

dalam ungkapan “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang

tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu” pada ayat 14, dan ungkapan

“Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku

beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” pada akhir ayat

15. Semua ayat ini menggambarkan bahwa akan ada hari pembalasan di

mana kita semua akan kembali kepada Rabb kita di akhirat sana. Pada

ayat 14 dan 15 ini Luqman mengingatkan adanya tempat kembali, ini

menitik beratkan agar kita sebagai orang tua atau pendidik untuk

mengenalkan anak-anak didik kita akan adanya hari pembalasan, agar

mereka menjaga perilakunya sesuai perintah Allah, mengingat bahwa

segala perbuatan mereka akan dimintai pertanggung jawaban di

hadapan Allah.

Jika kita perhatikan kedua ayat tersebut, mengandung nilai

pendidikan untuk meyakini adanya tempat kembali. Dan kedua ayat

57 Abdurrazak Naufal, Hidup di Alam Akhirat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), Cet. 1, h.

116.

Page 84: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

70

tersebut menggunakan awalan nasehat untuk meninggalkan perbuatan

yang buruk ataupun memerintahkan untuk melaksanakan amal yang

baik. hal ini menandakan bahwa tujuan dari penanaman keyakinan

bahwa adanya tempat kembali yakni untuk mencegah seseorang

melakukan suatu yang dzholim (amal tercela). Sungguh Allah sangat

adil, selain menciptakan dan menyediakan segala kebutuhan, Allah juga

memberikan peta kehidupan berupa al-Qur‟an agar manusia tidak

tersesat dalam menjalani kehidupan di dunia.

c. Mengutamakan Allah

Mengutamakan Allah dalam segala hal adalah suatu kewajiban

yang harus kita laksanakan dalam kehidupan di dunia. Karena berkat

rahmat dan kasih sayang-Nyalah kita dapt hidup dengan damai dan

tentram. Dalam mengutamakan Allah dalam segala hal telah al-Qur‟an

jelaskan pada surah Luqman pada ayat 15. Bahwasanya kita harus

mengutamakan Allah lebih dari segala hal apapun, termasuk melebihi

orang yang dekat dan sayang dengan kita, yakni kedua orang tua kita.

Pada ayat 15 ini kita dilarang mengikuti perintah kedua orang tua

apabila keduanya mengajakmu untuk mempersekutukan Allah.

Betapa pentingnya materi mengenai mengutamakan Allah ini bagi

kita semua, sampai-sampai sekalipun orang tua memaksa kita untuk

mempersekutukan Allah, kita dilarang untuk mengikuti ajakan tersebut.

Hal ini dibuktikan dengan kata jahadaka yang menurut Quraish Shihab

menandakan adanya upaya sungguh-sungguh dalam mengajak kepada

kemusyrikan atau ada sebuah ancaman yang terselip di dalam

ajakannya.58

Hal ini menandakan bahwa upaya sungguh-sungguh dalam

mengajak kemusyrikanpun harus ditolak mentah-mentah, apalagi hanya

sekedar himbauan atau ajakan.

58 M. Quraish Shihab, Vol. 10, op.cit., h. 303.

Page 85: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

71

I. Metode Pendidikan yang Digunakan dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan

Luqman: 12-15

1. Metode Pendidikan dalam Q.S. Al-Baqarah Ayat 21-22

Adapun analisis penulis dalam metode pendidikan yang

terkandung dalam surah al-Baqarah ayat 21-22 mengenai metode yang

digunakan adalah metode cermah. Di mana Allah sebagai murabbi atau

pendidik, memberikan pengetahuan kepada manusia sebagai peserta didik

dengan penjelasan mengenai ilmu tersebut melalui perantara penuturan

oleh lisan.

Hal ini sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh Ramayulis

yang dikutip oleh Armai Arief bahwa metode ceramah adalah “Penerangan

dan penuturan memalui lisan oleh guru kepada murid-murid di ruangan

kelas.” Zuhairini juga menjelaskan bahwa metode ceramah adalah suatu

metode dalam pendidikan di mana cara penyampaian materi-materi dengan

cara penerangan dan penuturan secara lisan.59

Penyampaian materi dalam ayat 21 tergambarkan melalui seruan

yang disampaikan untuk menyembah Allah yang telah menciptakan

manusia dan orang-orang sebelumnya, kemudian pada ayat 22 diajarkan

pula kepada manusia bahwa Allah lah yang telah menjadikan bumi sebagai

hamparan dan langit sebagai atap, kemudian disampaikan pula bahwa

Allah lah yang menurunkan air hujan, dan sebab air hujan itu pula

tumbuhlah segala jenis buah-buahan, sebagai rezeki untuk manusia. Allahu

a‟lam.

2. Metode Pendidikan dalam Q.S. Luqman Ayat 12-15

Adapun analisis penulis dalam metode-metode pendidikan yang

digunakan Luqman al-Hakim ketika mendidik anaknya adalah

menggunakan nasehat (mau‟izzah), targhib wa tarhib, diaolog (hiwar),

keteladanan, pembiasaan dan perumpamaan.

59 Armai Arief, op.cit., h. 135-136.

Page 86: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

72

a. Metode Nasihat (Mau‟izzah)

Mau‟izzah adalah nasihat bijaksana yang dapat diterima oleh

pikiran dan perasaaan orang yang menerimanya. Mau‟izzah sering

diartikan sebagai nasihat yang disajikan dengan cara yang dapat

menyentuh kalbu.

Di dalam kamus Al-Muhith terdapat kata “wa‟azhahu, ya‟izhhu,

wa‟zhan, wa‟izhah, wamau‟izhah” yang berarti mengingatkannya

terhadap sesuatu yang dapat meluluhkan hatinya dan sesuatu itu dapat

berupa pahala maupun siksa, sehingga ia dapat ingat.60

Nasihat Luqman al-Hakim merupakan metode pendidikan yang

mampu menggugah perasaan dan hati, serta dilakukan secara terus

menerus. Secara eksplisit, metode yang diterapkan Luqman sesuai

dengan perkembangan kejiwaan peserta didik. Karena nasihat

memberikan implikasi psikologis terhadap perkembangan pendidikan

anak. Nasihat selalu dibutuhkan oleh jiwa karena memberikan

ketenangan hati, apalagi bila nasihat itu timbul dari hati yang ikhlas dan

jiwa yang suci. Luqman memberikan nasihat kepada anaknya dengan

penuh kasih sayangdan rasa cinta seorang ayah, oleh karena itu Luqman

mengulang-ulang katanya dengan “Hai anakku”. 61

Nasihat dimaksudkan untuk mengajak orang yang diberi nasihat

untuk menjauhkan diri dari bahaya dan membimbingnya ke jalan yang

bahagia dan berfaedah baginya. Suatu pertanda nasihat yang baik

adalah yang diberi nasihat tidak sekedar mementingkan maslahat bagi

dirinya yang bersifat duniawi, tetapi ia juga mementingkan terhadap

orang lain. Oleh karena itu, pendidik yang memberikan nasihat

hendaknya bersih dari sikap riya dan bersih dari anggapan orang bahwa

perbuatannya itu memiliki maksud lain dari yang disampaikan.62

60 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1995), Cet. ke-1, h. 289.

61

Abd. Basir, Model Pendidikan Keluarga Qur‟ani Studi Surah Ali Imran dan Luqman,

(Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2015), h. 177-178.

62

Abdurrahman An-Nahlawi, op.cit., h. 290

Page 87: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

73

Nasihat dalam Islam memiliki peran yang penting, karena dapat

menciptakan terciptanya kesejahteraan, ketentraman dan keberkahan

dalam masyarakat. Memberikan nasihat dapat memantapkan ikatan

persaudaraan di antara umat Islam, terlebih jika nasihat itu diberikan

hanya karena Allah Swt. dan muncul karena kasih sayang dan

memberikan gambaran bahwa pemberi nasihat memberi perhatian besar

agar saudaranya mendapatkan kebaikan dari nasehat tersebut.

Dalam ayat 13 dalam surah Luqman dapat dipahami bahwa

Luqman al-Hakim sebagai orang tua sedang memberi nasihat kepada

anaknya agar tidak menyekutukan Allah. Hal ini mengindikasikan

bahwa salah satu kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah

mengajarkan nilai-nilai tauhid dan mencegah atau menjauhkan anaknya

dari kemusyrikan.

b. Targhib wa Tarhiib

Metode targhib dan tarhiib sama dengan pemberian motivasi dan

intimidasi, atau pemberian ganjaran/hadiah bagi yang melaksanakan

kebaikan dan siksaan/hukuman bagi yang melakukan

kejahatan/kesalahan. Secara psikologis dalam diri manusia memiliki

potensi kepada kecenderungan berbuat kebaikan dan keburukan. Oleh

karena itu pendidikan Islam berupaya semaksimal mungkin

menjauhkan manusia dari perbuatan buruk dengan berbagai aspeknya.

Jadi tabiat baik harus dikembangkan dengan memberikan imbalan,

penguatan dan dorongan. Sementara tabiat buruk harus dicegah dan

dibatasi ruang geraknya.

Model Pendidikan Islam ini didasarkan atas perkara yang memang

telah Allah ciptakan dalam diri manusia, yaitu kecintaan terhadap

kelezatan, kenikmatan, kemewahan, kehidupan yang lestari, serta

ketakutan terhadap kepedihan, kecelakaan dan tempat kembali yang

buruk.63

63 Abd. Basir, op.cit., h. 295

Page 88: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

74

Keberadaan hukuman dan ganjaran diakaui dalam Islam, dan

digunakan dalam rangka membina umat manusia melalui kegiatan

pendidikan. Hukuman dan ganjaran ini diberikan kepada sasaran

pembinaan yang lebih bersifat khusus. Hukuman untuk orang yang

melanggar dan berbuat jahat, sedangkan pahala untuk orang yang patuh

dan menunjukan perbuatan baik.64

Konteksnya dengan pendidikan yang diberikan Luqman al-Hakim

ketika mendidik anaknya, Luqman di samping menggunakan metode

nasihat juga menerapkan metode targhib dan tarhiib. Hal ini bisa

dibuktikan dari ayat-ayat yang diungkapkan Allah SWT, tentang

Luqman. Seperti ketika Luqman memberikan nasihat kepada anaknya

dengan mengatakan “Janganlah kamu berbuat syirik, karena syirik itu

suatu kezaliman yang besar.” Begitu juga ketika Luqman mengatakan,

“bersyukurlah kepada Allah, barangsiapa yang bersyukur, maka

sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri.” Ayat ini memberikan

sebuah penjelasan tentang reward bersyukur, di mana reward tersebut

akan bermanfaat bagi diri sendiri. Kemudia pada ayat 15 Allah

memerintahkan untuk megikuti jalan orang yang kembali kepada Allah.

Reward yang diberikan , Allah memberitakan apa yang telah dikerjakan

oleh individu. Artinya Allah membalas perbuatan yang baik dengan

yang baik pula. Waallu a‟lam.

Metode targhib dan tarhiib sebenarnya sangat berguna dalam

rangka menanamkan nilai-nilai keimanan kepada anak. Apabila

keimanan telah menjadi nilai dalam kehidupan seorang anak, maka

pada akhirnya akan berimplikasi kepada amal shaleh dan akhlak yang

mulia.

c. Dialog (Hiwar)

Seperti yang diungkapkan oleh Abd al-Rahman al-Nakhlawy yang

dikutip oleh Sri Minarti dalam bukunya, metode dialog dalam bahasa

64 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 105.

Page 89: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

75

Arab dikenal dengan istilah al-hiwar, yaitu percakapan antara dua pihak

atau lebih mengenai suatu topik tertentu dan dengan sengaja diarahkan

kepada suatu tujuan yang dikehendaki oleh pendidik. Dalam

percakapan itu, bahan pembicaraan tidak dibatasi yang dapat

diaplikasikan ke berbagai bidang, seperti sains, filsafat, seni dan

agama.65

Komunikasi efektif antara Luqman dan anaknya, mengisyaratkan

bahwa seorang pendidik agar tidak menempatkan peserta didik sebagai

objek pendidikan saja. Kalau hanya sekedar dijadikan objek pendidikan

saja, maka komunikasi pendidikan hanya akan berjalan satu arah saja.

Seorang pendidik mesti memposisikan anak sebagai subjek pendidikan

sehingga pendidikan berjalan dua arah. Dengan demikian potensi pikir

anak dapat dikembangkan untuk lebih mendekatkan anak didik kepada

Allah SWT.

d. Keteladanan

Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang sangat

efektif untuk membentuk kepribadian peserta didik, terutama pada

aspek moral, sprirtual maupun sosial. Pentingnya metode keteladanan

ini, bahwa peserta didik lebih banyak mengambil pelajaran dengan

meniru perilaku gurunya. Peniruan bersumber dari kondisi mental

seseorang yang senantiasa merasa bahwa dirinya berada dalam perasaan

yang sama dengan kelompok lain (empati) sehingga dalam peniruan ini,

anak-anak cenderung meniru orang dewasa, kaum lemah cenderung

meniru kaum kuat, serta bawahan cenderung meniru atasannya.66

Cara

ini menurutnya jauh lebih berpengaruh kepada peserta didik daripada

melalui metode nasehat dan petuah lisan.

Keteladanan dalam pendidikan menempatkan orang tua dan

pendidik sebagai contoh atau model terbaik dalam pandangan peserta

65 Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam (Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-Normatif,

(Jakarta: Amzah, 2013), Cet. ke-1, h.

66

Abdurrahman An-Nahlawi, op.cit., h. 263.

Page 90: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

76

didik yang akan ditirunya dalam segala perilakunya, sopan santunnya,

dan semua ucapannya. Bahkan disadari atau tidak, figure seorang

pendidik tercetak atau tergambar dalam jiwa peserta didik. Sebab secara

psikologis, peserta didik memang senang meniru, tidak saja sifat-sifat

yang baik, tetapi juga sifat-sifat tercela sekalipun. Untuk menerapkan

metode teladan dengan baik seorang pendidik harus memulai lebih

dahulu untuk dirinya sendiri.67

Dengan demikian, seorang pendidik harus bisa menjadi teladan

dalam aspek kehidpan, baik perkataan dan perbuatannya bagi peserta

didik, karena pada hakikatnya akhlak yang baik dan mulia merupakan

dakwah praktis bagi anak didiknya. Karena itu, setiap gerak-gerik

pendidik harus mengandung dasar-dasar dan nilai-nilai kebaikan serta

mengajak peserta didik untuk turut melaksanakan akhlak yang baik

sebagaimana akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Secara eksplisit dalam ayat-ayat ini memang tidak ada yang

menunjukan cara Luqman mendidik dengan contoh, akan tetapi dalam

ayat 12 yang menceritakan tentang kepribadian Luqman menjadi

rujukan bahwa keteladanan dari orang tua merupakan hal pertama yang

perlu dilakukan dalam pendidikan bagi anak. Dalam ayat 12 kata

“Luqman” disertai dengan kata “hikmah”. Seperti telah dijelaskan

sebelumnya dalam tafsir ayat 12 bahwa hikmah diartikan sebagai

“mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan

maupun perbuatan. Sehingga dengan demikian orang yang telah

dikarunia hikmah adalah orang yang sepenuhnya yakin tentang

pengetahuan dan tindakan yang diambilnya, dengan begitu pantaslah

bahwa sosok Luqman untuk dijadikan sosok teladan.

e. Pembiasaan

Pembiasaan menurut Muhammad Quthud yang dikutip oleh Abd.

Basir dalam bukunya, merupakan metode yang sangat istimewa dalam

67 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), h. 117.

Page 91: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

77

kehidupan manusia, karena melalui pembiasaan inilah terjadi perubahan

seluruh sifat dan menjadi kebiasan yang terpuji pada diri seseorang.68

Metode pembiasaan ini adalah membiasakan peserta didik untuk

melakukan sesuatu sejak ia lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah

pengulangan. Jadi sesuatu yang dilakukakan peserta didik hari ini akan

diulang keesokan harinya dan begitu pula seterusnya.69

Jika dicermati, Luqman al-Hakim dalam mendidik anaknya

menerapkan metode pembiasaan. Metode ini diterapkan dengan

memberikan penanaman nilai secara berulang-ulang menyangkut semua

materi pendidikan. Indikator penerapan metode ini selaras dengan

metode nasihat dan keteladanan yang telah ia lakukan. Nasihat dan

keteladanan diberikan secara terus menerus kepada anaknya, proses

kontinuitas ini menunjukan adanya pembiasaan.

68 Abd. Basir, op.cit., h. 184.

69

Sri Minarti, op.cit., h. 143.

Page 92: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada penelitian ini, penulis meneliti mengenai tauhid sebagai dasar

pendidikan Islam, dengan mengkaji tafsir Q.S. al-Baqarah: 21-22 dan Luqman:

12-15, macam-macam tauhid, metode dan materi apa saja yang terkandung

dalam ayat-ayat tersebut. Sebagaimana telah dipaparkan pada bagian (BAB)

satu sampai empat, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut:

1. Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Q.S. Al-

Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15

a. Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22

Pada ayat 21-22 dalam surah al-Baqarah digambarkan bahwa nilai

ketauhidanlah yang menjadi dasar dalam setiap pemikiran manusia. Jika

kita berfikir akan segala sesuatu maka akan sampai pada suatu titik

kesimpulan bahwa sesuatu itu ada karena kuasa Allah.

b. Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam dalam Q.S. Luqman: 12-15

Hal diilustrasikan berturut-turut dalam Q.S. Luqman (31): 12-15.

Seperti pada ayat 13, dalam ayat ini Luqman memberikan pendidikan dan

pengajaran kepada anaknya berupa aqidah yang mantap, agar tidak

menyekutukan Allah, itulah akidah tauhid. Ayat ini mendidik manusia

bahwa keyakinan pertama dan utama yang perlu ditanamkan dan

diresapkan kepada anak (peserta didik) adalah tauhid.

2. Macam-macam Tauhid yang Terkandung dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan

Luqman: 12-15

a. Tauhid yang Terkandung dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22

pada ayat 21 kita disuruh menyembah kepada Allah, itulah tauhid

uluhiyah; penyatuan tempat menyembah. Kemudian dijelaskan pula pada

ayat ini bahwa Allahlah yang telah menjadikan kita dan nenek moyang

Page 93: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

79

kita, Dia tidak bersekutu dengan siapapun dalam hal penciptaan, hal

seperti inilah yang menjadi implementasi tauhid yang bersifat rububiyah.

Kemudian pada ayat 22 ditegaskan sekali lagi mengenai tauhid

rububiyah, kemudian pada ujung ayat 21 dikatakan “Janganlah

menyekutukan Allah dengan yang lain” perintah tersebut adalah perintah

untuk melaksanakan tauhid uluhiyah.

b. Tauhid yang Terkandung dalam Q.S. Luqman: 12-15

Dalam ayat 12 terdapat perintah bersyukur hanya kepada Allah

merupakan penetapan tauhid uluhiyah. Lalu pada ujung ayat 12 dikatakan

”.Sesunguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji“ (إن لله غنيه حميد)

Keyakinan kita pada kekhususan sifat-sifat yang hanya dimiliki Allah ini

merupakan penetapan tauhid asma dan sifat.

Penetapan mengenai tauhid uluhiyah ini juga kembali ditekankan

Allah pada ayat ke 13-15. Pada ayat 13 yaitu, melalui nasihat Luqman

kepada anaknya agart tidak mempersekutukan Allah, kemudian pada ayat

ke 14 melalui perintah untuk bersyukur kepada Allah dan selanjutnya

kepada kedua orang tua, kemudian dilanjutkan pada ayat ke 15 yang

menjelaskan sekalipun kedua orang tua memaksa untuk mempersekutukan

Allah (apalagi hanya salah satunya, lebih-lebih kalau orang lain) maka kita

harus tetap berpegang teguh pada akidah tauhid kita. Ini semua merupakan

bentuk implementasi nilai ketauhidan yang bersifat uluhiyah.

3. Metode Pendidikan yang Digunakan dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan

Luqman: 12-15

a. Metode Pendidikan dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22

Metode pendidikan yang terkandung dalam surah al-Baqarah ayat

21-22 mengenai metode yang digunakan adalah metode cermah.

b. Metode Pendidikan dalam Q.S. Luqman: 12-15

1) Metode Nasihat (Mau’izzah)

Page 94: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

80

2) Targhib wa Tarhiib

3) Dialog (Hiwar)

4) Keteladanan (Uswatun Hasanah)

5) Pembiasaan

4. Materi Pendidikan Tauhid dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15

a. Materi Pendidikan Tauhid dalam Q.S. Al-Baqarah: 21-22

1) Adanya Wujud Allah

2) Perintah untuk Menyembah Kepada Allah

b. Materi Pendidikan Tauhid dalam Q.S. Luqman: 12-15

1) Larangan Menyekutukan Allah

2) Meyakini Adanya Tempat Kembali (Hari Pembalasan)

3) Mengutamakan Allah

B. Saran

Adapun saran-saran yang penulis dapat sampaikan adalah:

1. Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi seluruh umat Muslim dan sebagai

penyempurna kitab-kitab yang sebelumnya, karena di dalam al-Aqur’an

telah dijelaskan berbagai tuntunan hidup, karena banyak mengandung

berbagai petunjuk, pelajaran, ilmu pengetahuan, hukum-hukum dan

berbagai kisah yang dapat dijadikan pelajaran. Oleh karena itu manusia

haruslah terus berpegang teguh kepada al-Qur’an, sebab dengan al-Qur’an

hidup manusia akan terarah dan teratur.

2. Pendidikan tauhid adalah hal yang paling mendasar yang harus orang tua

atau pendidik ajarkan kepada anak atau peserta didik jika ingin memiliki

anak-anak yang soleh dan solehah. Karena pendidikan tauhid adalah

pondasi yang nantinya akan membentuk karakter anak. Banyak orang yang

berpengetahuan dan pandai tapi banyak juga yang terjerumus dalam

keburukan. Maka dari itu pendidikan tauhid sangat penting untuk

membentengi dan meluruskan jalan menuju kehidupan yang lebih baik.

Page 95: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

81

3. Metode pembelajaran dalam pendidikan harus semakin dikembangkan

terlebih di era globalisasi sekarang ini. Banyak cara yang bisa dilakukan,

salah satunya dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan

efektif yang tentunya disesuaikan dengan karakter peserta didik.

4. Banyak hal yang masih perlu dikaji, tidak hanya wasiat-wasiat para tokoh

yang disebutkan dalam al-Quran, akan tetapi kita juga dapat mengkaji dari

berbagai aspek yang dapat menginspirasi dan justru belum banyak diketahui

oleh banyak orang.

Page 96: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

82

DAFTAR PUSTAKA

A. Gani, Bustami, dkk. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Yogyakarta: PT Dana Bhakti

Wakaf UII, 1990.

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (Juzu 1), op.cit.,h. 141.

Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan. Kitab Tauhid. Solo: Ummul Qura, 2012.

Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. Ihya ‘Ulum al-Din. Jilid 1. Semarang: Toha

Putra.

Al-Kaaf, Abdullah Zakiy dan Djaliel, Maman Abdul. Mutiara Ilmu

Tauhid. Bandung: CV Pustaka Setia, 1999

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi. Juz 19. Tanpa penerbit, 1974.

Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyurrahman. Shahih Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta:

Pustaka Ibnu Katsir, 2017.

Al-Qaththan, Syaikh Manna. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2004.

Al-Utsaimin, Syaikh Muhammad. Syarah Kitab Tauhid. Bekasi: PT Darul Falah,

2006.

Aly, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Amrullah, Abdul Malik Abdul Karim. Tafsir Al-Azhar, (Juzu’ 21). Jakarta: PT

Pustaka Panjimas: 1948.

Amrullah, Abdul Malik Abdul Karim. Tafsir Al-Azhar. (Juzu’ 1). Jakarta: PT

Pustaka Panjimas: 1948.

An-Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan

Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Page 97: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

83

Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat

Pers, 2002.

Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan. Jakarta: Ciputat Pers,

2002.

Arief, Armai. Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta: CSRD Press, 2005

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.

Asmuni, Muhammad Yusron. Ilmu Tauhid. Jakarta: PT Raka Grafindo Persada:

1996.

Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Munir. Jilid 1. Jakarta: Gema Insani, 2013.

Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Wasith. Jilid 3. Jakarta: Gema Insani, 2013.

Basir, Abd. Model Pendidikan Keluarga Qur’ani Studi Surah Ali Imran dan

Luqman. Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2015..

Daulay, Haidar Putra dan Pasa, Nurgaya. Pendidika Islam dalam Lintasan

Sejarah. Jakarta: Kencana, 2013.

Fakih, Abdul Latif. Deklarasi Tauhid (Sebuah Akidah Pembebasan, Sisik-melik

Surah Al-Ikhlas). Pamulang: Inbook, 2011.

Fikri, Mumtazul. Konsep Pendidikan Islam; Pendekatan Metode Pengajaran.

Jurnal Ilmiah Islam Futura. Vol. 11. 2011.

Gunawan, Heri. Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Gunawan, Imam. Metode penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara, 2013

Hakim, Abdul Hamid. Al-Bayan, Juz III. Jakarta: Sa’adiyah Putra, 1991.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.

Page 98: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

84

Hidayat, Nurul. Konsep Pendidikan Islam Menurut Q.S Luqman: 12-19. Jurnal

Ta’allum. Vol. 2. No. 2. 2019.

Ihsan, Hamdani dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2007.

Mannan, Audah. Transformasi Nilai-nilai Tauhid dalam Perkembangan Sains dan

Teknologi. Jurnal Aqidah. Vol. IV, 2018.

Minarti, Sri. Ilmu Penddikan Islam (Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-

Normatif). Jakarta: Amzah, 2013.

Mudyaharjo, Redja. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Nasution, Harun. Manusia menurut Konsep Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1991.

Nata, Abuddin. Pendidikan dalam Prespektif Al-Qur’an. Ciputat: UIN Jakarta

Pers, 2005.

Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004

Naufal, Abdurrazak. Hidup di Alam Akhirat. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992.

Nizar, Samsul. Filsafat Pendidkan Islam. Jakarta: Ciputat Pers: 2002.

Nizar, Samsul. Pengantar Dasar-Dasar pemikiran Pendidikan Islam. Ciputat:

Gaya Media Pratama: 2001.

Quthb, Sayyid. Tafsir fi Zhilalil Qur’an. Jilid 1. Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Quthb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Jilid 17. Jakarta: Gema Insani Press,

2004.

Rianie, Nurjannah. Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (Sebuah

Perbandingan dalam Konsep Teori Pedidikan Islam dan Barat).

Management of Education. Vol. 1. 2015.

Page 99: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

85

Saidan. Perbandingan Pemikiran Pendidikan Islam Antara Hasan al-Banna dan

Mohammad Natsir. Jakarta: Kementrian Agama RI, 2011.

Sastra, Ahmad. Filosofi Pendidikan Islam. Bogor: Darul Muttaqien Pers, 2014.

Satriadi, Inong. Tujuan Penciptaan Manusia dan Nilai Edukasinya (Kajian Tafsir

Tematis). Jurnal Ta’dib. Vol. 12. 2009.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah, Vol. 1. Ciputat: Lentera Hati, 2000.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah, Vol. 10. Ciputat: Lentera Hati, 2002.

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gajah Mada University

Pers, 2012.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013.

Susanto, Ahmad. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2009.

Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i. Shahih Asbabun Nuzul. Jakarta: Pustaka As-

Sunnah, 2007.

Yasin, A. Fattah. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang Press,

2008.

Zainudin, M. Paradigma Pendidikan Terpadu. Malang: UIN Malang Press, 2008.

Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004.

Page 100: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Abdurrohman Arif

NIM : 11150110000134

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam (Kajian Tafsir Q.S. Al-

Baqarah: 21-22 dan Luqman: 12-15)

No. Referensi (Berdasarkan Urutan Catatan

Kaki)

Halaman

Skripsi

Paraf

Pembimbing

1. Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. 7, h. 11.

2

2. Samsul Nizar, Filsafat Pendidkan Islam,

(Jakarta: Ciputat Pers: 2002), Cet. 1, h. 25.

2

3. Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam,

(Jakarta: Amzah, 2013), Cet. 1, h. 25

2

4. Haidar Putra Daulay dan Nurgaya Pasa,

Pendidika Islam dalam Lintasan Sejarah,

(Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 1, h. 3.

3

5. Ibid., h. 3. 3

6. Abuddin Nata, Pendidikan dalam

Prespektif Al-Qur’an, (Ciputat: UIN

Jakarta Pers, 2005), Cet. 1, h. 15

3

7. Audah Mannan, Transformasi Nilai-nilai

Tauhid dalam Perkembangan Sains dan

Teknologi, Jurnal Aqidah, Vol. IV, 2018,

h. 255.

3

8. Muhammad Yusron Asmuni, Ilmu Tauhid,

(Jakarta: PT Raka Grafindo Persada:

1996), Cet. 3, h. 7.

5

Page 101: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

9. Ibid., h. 7 6

10. Abuddin Nata, op.cit.,h. 50 6

11. Audah Mannan, op.cit, h. 254. 8

12. Ibid.h.50. 8

13. Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman

Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu

Tauhid.(Bandung: CV Pustaka Setia,

1999), h. 11

12

14. Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, Syarah

Kitab Tauhid, (Bekasi: PT Darul Falah,

2006), h.xvii

12

15. Abdul Latif Fakih, Deklarasi Tauhid

(sebuah Akidah Pembebasan, Sisik-melik

Surah Al-Ikhlas), (Pamulang: Inbook,

2011, Cet. 1, h. 73-74.

13

16. Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman

Abdul Djaliel, op.cit., h. 12

13

17. Muhammad Yusron Asmuni, Ilmu Tauhid,

(Jakarta: PT Raka Grafindo Persada:

1996), Cet. 3, h. 2.

13

18. Ibid., h. 2. 13

19. Ibid., h. 3. 14

20. Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, op.cit..,

h. xviii-xiv

15

21. Ibid., h. xxi 16

22. Ibid, h. xviii-xxiii 16

23. Muhammad Yusron Asmuni, op.cit.., h. 6. 17

24. Ibid.,h. 7 17

25. Samsul Nizar, Filsafat Pendidkan Islam,

(Jakarta: Ciputat Pers: 2002), Cet. 1, h. 25

17

Page 102: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

26. Ahmad Sastra, Filosofi Pendidikan Islam,

(Bogor: Darul Muttaqien Pers, 2014), Cet.

1, h. 103

18

27. Syamsul Nizar, op.cit, h. 26. 18

28. A. Fattah Yasin, Dimensi-dimensi

Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang

Press, 2008), Cet. 1, h. 22.

19

29. Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), Cet. 3,

h. 121.

19

30. Heri Gunawan, Pendidikan Islam,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014),

Cet. 1, h. 4

19

31. Syamsul Nizar, op.cit, h. 27. 19

32. A. Fattah Yasin, loc.cit. 20

33. Heri Gunawan, op.cit, h. 6 20

34. Syamsul Nizar, op.cit, h. 30 20

35. Heri Gunawan, loc.cit. 21

36. A. Fattah Yasin, loc.cit. 21

37. Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar

pemikiran Pendidikan Islam, (Ciputat:

Gaya Media Pratama: 2001), Cet. 1, h. 93

22

38. A. Fattah Yasin, op.cit., h. 24. 22

39. Armai Arief, Pengantar Ilmu dan

Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

Ciputat Pers, 2002), Cet. 1, h. 40.

22

40. Heri Gunawan, op.cit., h. 10. 22

41. Ibid, h. 10. 23

42. Saidan, Perbandingan Pemikiran

Pendidikan Islam Antara Hasan al-Banna

23

Page 103: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

dan Mohammad Natsir, (Jakarta:

Kementrian Agama RI, 2011), Cet. 1, h.

225.

43. Ibid,h. 187. 23

44. Samsul Nizar, op.cit., h. 108-109 24

45. Armai Arief, Reformulasi Pendidikan

Islam, (Jakarta: CSRD Press, 2005), Cet.

1, h. 21.

24

46. Ahmad Sastra, op.cit., h. 108 25

47. A. Fattah Yasin, op.cit., h. 54. 25

48. Ibid., h. 54 25

49. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Cet. 1,

h. 23-24

27

50. Oemar Hamalik, Kurikulum dan

Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2003), Cet. 4, h. 16.

27

51. Hamdani Ihsan dkk, Filsafat Pendidikan

Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h.

133

28

52. A. Fattah Yasin, op.cit., h. 128. 28

53. Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode

Pendidikan Islam (Sebuah Perbandingan

dalam Konsep Teori Pedidikan Islam dan

Barat), Management of Education, Vol. 1,

2015, h. 107.

29

54. Armai Arief, op.cit., h. 40. 29

55. Al-Rasyidin, Syamsul Nizar, Filsafat

Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2005), h. 66.

29

Page 104: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

56. Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam,

(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h.

250.

29

57. Ibid., h. 110. 30

58. A. Fattah Yasin, op.cit., h. 145. 30

59. Ibid., h. 144-145. 31

60. Hery Noer Aly, op.cit., h. 178. 31

61. Armai Arief, op.cit., h. 117-119. 31

62. Ibid., h. 125. 32

63. Ibid., h. 129. 32

64. Nurjannah Rianie, op.cit., h. 113. 32

65. Armai Arief, op.cit., h. 135-136. 33

66. Ibid., h. 140-141. 33

67. Mumtazul Fikri, Konsep Pendidikan

Islam; Pendekatan Metode Pengajaran,

Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol. 11, 2011,

h. 121.

33

68. Armai Arief, op.cit., h. 160 34

69. A. Fattah Yasin, op.cit., h. 154. 34

70. Sri Minarti, Ilmu Penddikan Islam (Fakta

Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-Normatif,

(Jakarta: Amzah, 2013), Cet. 1, h. 142.

34

71. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode

Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013), Cet. 3, h. 60

38

72. Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Pers,

2012), Cet. 4, h. 101.

39

73. Imam Gunawan, Metode penelitian

Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta:

40

Page 105: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

Bumi Aksara, 2013), h. 209.

74. Abudin Nata, Metodologi Studi Islam,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),

Cet. 9, h. 219.

40

75. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol.

1, (Ciputat: Lentera Hati, 2000), Cet. 1, h.

83.

44

76. Ibid., h. 83-84 44

77. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol.

10, (Ciputat: Lentera Hati, 2002), Cet. 1,

h. 273.

45

78. Ibid., h. 273-274. 45

79. Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i, Shahih

Asbabun Nuzul, (Jakarta: Pustaka As-

Sunnah, 2007), Cet. 1, h. 43-44.

45

80. Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar

Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2004), Cet. 13, h. 95.

46

81. Armai Arief, Reformulasi Pendidikan

Islam, (Jakarta: CSRD Press, 2005), Cet.

1, h. 181-182.

47

82. M. Quraish Shihab, Vol. 1, op.cit., h. 146. 47

83. Ibid., h. 147. 47

84. Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, Jilid

1, (Jakarta: Gema Insani, 2013), Cet. 1, h.

67.

67

85. Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-

Maraghi, Juz 19, (Tanpa penerbit, 1974),

h. 78-79

67

86. Ibid, h. 81 67

Page 106: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

87. Abdul Malik Abdul Karim Amrullah,

Tafsir Al-Azhar, (Juzu’ 1), (Jakarta: PT

Pustaka Panjimas: 1948), h. 139-140.

49

88. Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an,

Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000),

h. 77.

49

89. Ibid, h. 79. 50

90. Ibid, h. 79. 50

91. Abdul Malik Abdul Karim Amrullah,

op.cit., h. 140.

50

92. Abdul Malik Abdul Karim Amrullah,

Tafsir Al-Azhar, Juzu’ 21, (Jakarta: PT

Pustaka Panjimas: 1948), h. 126-127.

51

93. Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri,

Shahih Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta:

Pustaka Ibnu Katsir, 2017), Cet. 12, h.

149.

51

94. Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an,

Jilid 17, (Jakarta: Gema Insani Press,

2004), h. 261.

51

95. Abdul Malik Abdul Karim Amrullah,

Op.cit., h 127.

52

96. Ibid, h. 127. 52

97. Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Wasith,

Jilid 3, (Jakarta: Gema Insani, 2013), Cet.

1, h. 101.

52

98. Abdul Malik Abdul Karim Amrullah,

op.cit. h. 127-128.

53

99. Sayyid Quthb, op.cit, h. 262 53

100. Wahbah Az-Zuhaili, op.cit., h. 102 53

Page 107: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

101. Abdul Malik Abdul Karim Amrullah,

op.cit., h. 128

54

102. Sayyid Quthb, loc.cit. 54

103. Ibid., h. 262. 54

104. Ibi.d, h. 262. 55

105. Abdul Malik Abdul Karim Amrullah,

op.cit., h. 129

55

106. Sayyid kutub, op.cit., h. 264. 55

107. Abdul Malik Abdul Karim Amrullah,

op.cit., h. 130.

55

108. Wahbah Az-Zuhaili, op.cit., h. 102. 56

109. Sayyid kutub, op.cit., h. 265. 56

110. Ibid., h. 265 56

111. Ibid., h. 265 56

112. Nurul Hidayat, Konsep Pendidikan Islam

Menurut Q.S Luqman: 12-19, Jurnal

Ta’allum, Vol. 2, No. 2, 2019, 2016, h.

360.

57

113. Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (Juzu

1), op.cit., 140-141

58

114. Ibid., h. 141. 58

115. Bustami A. Gani dkk, Al-Qur’an dan

Tafsirnya, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti

Wakaf UII, 1990), h. 634.

59

116. A. Fattah Yasin, Dimensi-dimensi

Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang

Press, 2008), h. 121.

59

117. Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Ihya

‘Ulum al-Din, Jilid 1, (semarang: Toha

Putra), h. 93.

60

Page 108: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

118. Harun Nasution, Manusia menurut Konsep

Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), h.

71.

60

119. Armai Arief, Reformulasi Pendidikan

Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), h.

188-189.

60

120. A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam,

(Jakarta: Amzah, 2009), h. 100.

61

121. M. Zainudin, Paradigma Pendidikan

Terpadu, (Malang: UIN Malang Press,

2008), h. 109.

61

122. Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (Juzu

1), op.cit.,h. 141.

62

123. Ibid., h. 141 62

124. M. Quraish Shihab, op.cit., h. 292 63

125. Ibid., h. 264 64

126. Inong Satriadi, Tujuan Penciptaan

Manusia dan Nilai Edukasinya (Kajian

Tafsir Tematis), Jurnal Ta’dib, Vol. 12,

2009, h. 35

66

127. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Kitab

Tauhid, (Solo: Ummul Qura, 2012), h.

329.

67

128. Abdul Hamid Hakim, Al-Bayan, Juz III,

(Jakarta: Sa’adiyah Putra, 1991), h. 31.

67

129. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, op.cit., h.

330.

68

130. Ibid., h. 330 68

131. Abdurrazak Naufal, Hidup di Alam

Akhirat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992),

69

Page 109: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

Cet. 1, h. 116.

132. M. Quraish Shihab, Vol. 10, op.cit., h.

303.

70

133. Armai Arief, op.cit., h. 135-136. 71

134. Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan

Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1995), Cet. 1,

h. 289.

72

135. Abd. Basir, Model Pendidikan Keluarga

Qur’ani Studi Surah Ali Imran dan

Luqman, (Banjarmasin: IAIN Antasari

Press, 2015), h. 177-178.

72

136. Abdurrahman An-Nahlawi, op.cit., h. 290 72

137. Abd. Basir, op.cit., h. 295 73

138. Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam,

(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h.

105.

74

139. Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam (Fakta

Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-Normatif,

(Jakarta: Amzah, 2013), Cet. 1, h.

75

140. Abdurrahman An-Nahlawi, op.cit., h. 263. 75

141. Armai Arief, Pengantar Ilmu dan

Metodologi Pendidikan, (Jakarta: Ciputat

Pers, 2002), h. 117.

76

142. Abd. Basir, op.cit., h. 184 77

143. Sri Minarti, op.cit., h. 143 77

Page 110: TAUHID SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Q.S. al-Baqarah…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51376... · 2020. 7. 21. · iii KATA PENGANTAR مِيحِرهلٱ

BIODATA DIRI

ABDURROHMAN ARIF, Dilahirkan di Jakarta, pada

tanggal 23 Oktober 1996. Anak kedua dari tiga

bersaudara pasangan dari H. Ahmad Zawawi dan Hj.

Marinah. Peneliti menyelesaikan pendidikan di Sekolah

Dasar di SDN Slipi 05 Pagi Jakarta Barat pada tahun

2009. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan

pendidikan di tingkat MTs dan MA di Pondok Pesantren

Darunnajah, Ulujami, Jakarta Selatan dan tamat pada

tahun 2015. Kemudia peneliti melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi, tepatnya di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan dengan mengambil Jurusan

Pendidikan Agama Islam.