Tasbih Jurnal

17
KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I Wahyu dkk KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I Wahyu Ardhiningtika 100406033, Putri Amanda Nst 100406034, Rifqi Sudrajat 100406036, Jeumpa Kemalasari 100406037, Daniel 100406038,Hilda Syarika Nst 100406039 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA In this research, the housing of Taman Setia Budi Indah I will be analyzed thoroughly through the aspects involved in the housing and settlement discipline of study, whether it follows the philosophy of good housing and settlement or not. Experimental field studies, questionnaires, and numbers of interviews were done in order to gain the data needed for the research. Several points of the macro aspects of housing actually meet quite a good result for this housing, yet a numbers of micro aspects of housing and settlement still off the standards. If it is compared to the other housing in Medan, however, this housing still have its goodness more than other housing near the location of Taman Setia Budi Indah I. Keywords: (dalam Bhs. Inggris). PENDAHULUAN Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian penghuninya. Permukiman merupakan proses bermukim manusia dalam menciptakan ruang kehidupan untuk bermasyarakat dan menunjukkan jati dirinya. Diperlukan berbagai hal untuk mendirikan sebuah rumah, seperti: tanah, kepemilikan, struktur bangunan, tes kelayakan dan izin pendirian bangunan. Banyak masyarakat yang menginginkan untuk menghuni di perumahan yang memiliki banyak fasilitas juga tingkat keamanan yang tinggi. Tidak hanya itu, masyarakat cenderung memilih 1

description

Journal about a housing in Medan.

Transcript of Tasbih Jurnal

Page 1: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I

Wahyu dkk

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I

Wahyu Ardhiningtika 100406033, Putri Amanda Nst 100406034, Rifqi Sudrajat 100406036, Jeumpa Kemalasari 100406037, Daniel 100406038,Hilda Syarika Nst 100406039

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

In this research, the housing of Taman Setia Budi Indah I will be analyzed thoroughly through the aspects involved in the housing and settlement discipline of study, whether it follows the philosophy of good housing and settlement or not. Experimental field studies, questionnaires, and numbers of interviews were done in order to gain the data needed for the research. Several points of the macro aspects of housing actually meet quite a good result for this housing, yet a numbers of micro aspects of housing and settlement still off the standards. If it is compared to the other housing in Medan, however, this housing still have its goodness more than other housing near the location of Taman Setia Budi Indah I.

Keywords: (dalam Bhs. Inggris).

PENDAHULUAN

Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian penghuninya. Permukiman merupakan proses bermukim manusia dalam menciptakan ruang kehidupan untuk bermasyarakat dan menunjukkan jati dirinya. Diperlukan berbagai hal untuk mendirikan sebuah rumah, seperti: tanah, kepemilikan, struktur bangunan, tes kelayakan dan izin pendirian bangunan. Banyak masyarakat yang menginginkan untuk menghuni di perumahan yang memiliki banyak fasilitas juga tingkat keamanan yang tinggi. Tidak hanya itu, masyarakat cenderung memilih tempat perumahan yang tenang dan nyaman yang jauh dari sumber kebisingan.

Ada berbagai masalah yang terjadi di permukiman di Indonesia : 1. Belum adanya sistem penyelenggaraan termasuk sistem kelembagaan yang diperlukan. 2. Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau. 3. Menurunnya kualitas lingkungan permukiman, dimana secara fungsional kualitas pelayanan sebagian besar perumahan dan permukiman yang ada masih terbatas dan belum memenuhi standar pelayanan yang memadai. Rumah merupakan aspek penting dalam kehidipan manusia. Selain untuk tempat berlindung dari cuaca, rumah juga dapat menjadi lebih dari sebuah bangunan. Rumah juga merupakan tempat dimana sebuah keluarga hidup dan berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya.

1

Page 2: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I, JANUARI 2013

TEORI

2.1 Aspek Fisik

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman dikatakan bahwa : Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkugan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagai mestinya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya

2.2 Aspek Sosial dan Budaya

Menurut Rapoport (1997) yang menekankan bahwa latar belakang budaya manusia akan berpengaruh pada perilaku seseorang. Pada dasarnya kerangka pendekatan ini menganggap perlunya memperhatikan latar belakang budaya manusia seperti pandangan hidup,dan peran yang dipilihnya di masyarakat. Selanjutnya cara hidup dan peran yang dipilih seseorang akan menentukan sistem kegiatannya. Sistem kegiatan akan menentukan macam dan wadah bagi kegiatan tersebut. Ada 3 aspek budaya yang mempengaruhi pembangunan. Kegiatan aspek itu adalah agama,adat istiadat dan aturan.

Menurut Melvin Kohn, ada pengelompokan individu yang menempati posisi yang sama dalam skala prestis (ditentukan oleh tingkat pendidikan.pekerjaan,penghasilan).Berasarkan konsep Kohn membagi kelas sosial dalam empat golongan : lower class,working class, middle class,elite class.

2.3 Aspek Ekonomi

Menurut Richard dan Muth (1968) bahwa pasar perumahan di kawasan kota lebih tinggi dari pada di pinggiran kota atau pedesaan. Masyarakat berpenghasilan rendah yang tinggal di daerah kumuh dipusat kota banyak menimbukan permasalahan. Apabila ingin meningkatkan daya beli masyarakat yang

tinggal di permukiman kumuh bukan dengan cara mensubsidi perumahan.

2.4 Aspek Teknis

Menurut McLaughlin (1969), karena semakin kompleksnya masalah lingkungan buatan dan kehidupan manusia yang tidak diikuti dengan landasan teori dan pendeketan perencanaan yang mantap maka beliau melahirkan paradigma baru dalam perncanaan yang disebut “Pendekatan Sistem”.

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang berarti penelitian ini dilakukan melalui pendekatan pada aspek fisik, sosial budaya, ekonomi dan teknis. Metodologi kualitatif adalah metodologi yang melihat fakta pada Perumahan Taman Setia Budi Indah 1 dengan cara pembagian kuisioner, wawancara, dan asumsi dimana info tersebut digunakan sebagai hasil penelitian untuk melihat perbedaan antara aturan dan ketentuan yang berlaku pada Perumahan Taman Setia Budi Indah 1.

3.2 Lokasi Penelitian

Perumahan Setia Budi Indah 1 ini terletak di Jalan Setia Budi Kecamatan Medan Selayang.

3.3 Definisi Operasional

Aspek Fisik dalam penelitian ini meliputi tipologi hunian, lahan / tanah, sarana prasarana, fasilitas umum dan struktur bangunan, yang meliputi: air bersih, sistem pembuangan, jalan, jaringan listrik, dan bahan bangunan. Aspek Sosial dan Budaya dalam penelitian ini meliputi budaya, pencapaian, yang meliputi: agama, suku, dan penghasilan penghuni. Aspek Ekonomi dalam penelitan ini meliputi harga bangunan, yang meliputi harga lahan, material/ bahan bangunan dan upah tukang. Aspek Teknis

2

Page 3: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I

Wahyu dkk

dalam penelitian ini meliputi identifikasi hierarki jalan, kepadatan penduduk, ketinggian bangunan, GSB, aturan sosial, aturan ekonomi, material bangunan, yang meliputi; jalan primer, sekunder, tagihan bulanan, persentase kepadatan.

3.4 Metode dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan cara pembagian kuisioner dengan memberikan beberapa pertanyaan dengan pilihan-pilihan, sedangkan untuk mengukur tingkat kepadatan penduduk, peraturan dan letak bangunan melalui cara wawancara kepada pihak pengurus perumahan tersebut.

3.5 Rencana Pengolahan, Analisis Data, Kegiatan Penelitian

Data-data yang penulis temukan melalui cara kuisioner, wawancara dan foto lokasi kemudian penulis kelompokan dan penulis saring kembali sesuai dengan aspek yang dibutuhkan. Seperti kepadatan penduduk, aturan- aturan, fasilitas dan survey- survey fisik, sosial dan budaya ekonomi dan teknis. Dimana pengelompokan yang sudah dibuat disusun kembali sesuai fakta yang ada pada kuisioner. Pengurusan perijinan untuk proses wawancara dan survey di dalam kompek tersebut.

3.6 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan yang dilakukan untuk survey ini dengan membagikan kuisioner, wawancara dan foto langsung pada lokasi yang dibutuhkan agar info yang didapat lebih akurat.

3.7 Penyelesaian Penelitian

Penyelesaian penelitian ini dilakukan dengan menganalisa dan menyaring data yang sudah dikumpulkan. Setelah itu data tersebut data disusun secara rapi dan dikelompokan sesuai dengan aspek-aspek yang ditentukan secara jelas dan tepat.

TEMUAN

4.1 Aspek Fisik

Prasarana lingkungan di setia budi indah sudah cukup memadai dengan adanya fasilitas air bersih dan kebersihan lingkungan yang setiap harinya dilakukan pegutipan sampah pada setiap rumah. Bukan hanya itu, sarana di lingkungan ini sudah sangat memadai. Hampir semua kebutuhan dapat terpenuhi di dalam kompleks, seperti adanya bank, supermarket, kegiatan olahraga, tempat makan dan lain sebagainya.

4.2 Aspek Sosial Budaya

Kehidupan masyarakat pada kompleks ini dapat dikatakan cukup maju. Mereka memiliki kehidupan yang tertutup dan mementingkan privasi, interkasi sempit, bersifat individualistis, kemampuan berfikir juga relatif tinggi dan juga cepat menerima pengaruh dari luar. Di kompleks ini terdapat juga kegiatan-kegiatan keagamaan yang masih berlangsung sedangkan untuk kegiatan adat istiadat sudah jarang dilakukan antar masyarakat komplek.

Selain itu, sebagian besar penghuni kompleks ini berasal dari kalangan middle class dan elite class. Hal ini dapat dibuktikan dari survey yang dilakukan - penghasilan rata-rata masyarakat di dalamnya Rp. 5.000.000,00 ke atas.

4.3 Aspek Ekonomi

Harga hunian/tanah dalam kompleks ini sangat ditentukan oleh lokasinya pada perumahan ini. Contohnya perumahan BHR yang mana harga dan lokasi bangunanya tertinggi dikarenakan suasana yang masih hijau dan keamanan yang lebih terjamin. Sedangkan bangunan di luar komplek BHR harga sesuai dengan luasan rumah.

4.4 Aspek Teknis

Beberapa peraturan di kompleks ini acap kali terabaikan oleh penghuni di dalamnya. Contoh yang paling sederhana adalah peraturan

3

Page 4: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I, JANUARI 2013

pewarnaan atap pada bangunan yang telah disepakati. Dapat terlihat kini telah diabaikan oleh penghuninya karena penghuni merasa telah memiliki bangunan tersebut dengan sepenuhnya. Tetapi masih ada peraturan yang masih dilaksanakan dengan baik, contohnya pada area BHR, yaitu peraturan untuk tidak memasang pagar pada halaman depan rumah yang sampai saat ini masih dilaksanakan oleh setiap penghuninya.

HASIL PENELITIAN

5.1 Aspek Fisik

Pada awal perencanaan dan pembangunan perumahan TASBIH 1, ada terdapat cukup banyak blok, yaitu sebanyak 36 blok, menggunakan huruf abjad dalam penamaan blok dan terbagi menjadi dua bagian besar yang dipisah oleh sebuah sungai, pada bagian depan (yang menghadap jalan) terdapat 13 blok dengan penamaan menggunakan satu abjad (A, B, C, D, dst). Sedangkan pada bagian belakang sungai menggunakan penamaan blok dengan

dua abjad (AA, CC, DD, EE, FF, dst). Dalam tahap pembangunan berikutnya, lahan kosong yang terletak di sebelah barat perumahan dijadikan menjadi sebuah kompleks perumahan baru yang dinamai Bukit Hijau Regency (BHR),

terdapat 60 kavling dan 49 unit town house.

Untuk jumlah hunian pada awal perencanaan setiap blok adalah sebagai berikut:

Blok A 56 Unit

Blok B 77 Unit

Blok C 61

Blok D 68

Blok E 75

Blok F 48

Blok G 82

Blok H 49

Blok I 92

Blok J 17

Blok K 47

Blok L 57

Blok N 98

Blok AA 58

Blok BB 24

Blok CC 28

Blok DD 58

Blok FF 34

Blok GG 66

Blok HH 69

Blok II 24

Blok JJ 37

Blok KK 18

Blok LL 20

Blok MM 20

Blok OO 114

Blok PP 46

Blok QQ 93

4

Page 5: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I

Wahyu dkk

Blok RR 147

Blok SS 71

Blok TT 66

Blok VV 44

Blok XX 20

Blok YY 220

Blok ZZ 71

Pada perumahan ini terdapat bermacam-macam jenis hunian, yaitu:

Rumah Tunggal / Detached House

Rumah yang berdiri sendiri dan terpisah dari rumah di sebelahnya. Rumah jenis ini sangat sering ditemukan pada perumahan Tasbih 1 maupun pada kompleks BHR

Rumah Koppel / Semi Detached House

Rumah yang umumnya berada pada satu persil, dimana dua rumah memiliki atap yang digabung menjadi satu. Rumah koppel yang terdapat pada

perumahan ini sudah sangat sulit untuk dikatakan sebagai rumah koppel karena banyaknya renovasi. Namun pada kompleks BHR, town house yang terdapat pada kompleks tersebut sebagian besar merupakan rumah koppel.

Rumah Deret / Row Houses

Rumah yang terdiri lebih dari dua unit hunian yang menyatu satu sama lain. Rata-rata rumah memiliki luas persil 200m2 (maksimal berderet 6 unit rumah).

Ruko (Rumah Toko/Shophousses)

Rumah deret bertingkat 2 atau lebih yang dibedakan dari fungsi hunian yaitu fungsi hunian dan fungsi niaga, umumnya berada di pusat kegiatan.

5

Page 6: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I, JANUARI 2013

Pada umumnya, hunian yang dibangun di tahap awal pembangunan perumahan masih menggunakan pondasi batu kali, dinding bata, rangka atap kayu, dan genteng tanah liat. Namun seiring perkembangan zteknologi pondasi telapak dengan menggunakan beton bertulang, dinding fabrikasi, atap cor maupun genteng metal, rangka atap baja ringan semakin sering dijumpai pada hunian – hunian di dalam perumahan ini. Adapun bahan bangunan yang dipakai pada perumahan BHR adalah sebagai berikut:

Pondasi Cor 1:3:5+20% Koral, Rollag Bata, Foot Platk

Kolom/Ring Balk Beton Bertulang

Lantai Keramik

Rangka Atap Kayu Damar Laut

Penutup Atap Genteng Beton

Plafond Triplex 4mm, 6mm+list Profil

Kusen Kayu Damar Laut

Pintu Kayu Meranti Batu

Jendela Kayu Meranti Batu

FinishingTembok dan Plafond di cat tembokKusen, daun jendela dan jendela di cat kilat

Fixture Kloset Duduk, Jongkok, Bak Mandi Lapis Keramik

Instalasi Air Bersih Pipa PVC, Air Kotor Buls Beton (15cm) Septic Tank Pipa PVC+ Peresapan

Listrik Daya PLN 2.200 Watt

Pagar Tiang (pasang Bata di cat tembok) + Bak Sampah, Pagar dan Pintu Dorong (Besi)

5.2 Aspek Sosial Budaya

Pada bagian ini penulis akan membahas hasil survei akan perumahan ini bila ditinjau dari aspek sosial dan budaya. Total sampel penghuni yang tinggal di kompleks ini dipakai sebanyak 50 orang.

Hunian dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Kelompok A (Kelompok hunian dekat dengan sungai), Kelompok B (Kelompok hunian daerah belakang), Kelompok C (Kelompk hunian yang tinggal di BHR)

Hasil Survei untuk Tingkatan Interaksi Sosial Penghuni Komplek Di Setiap Jenis Hunian.

6

Page 7: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I

Wahyu dkk

Pie Chart diatas menunjukkan bagaimana tingkatan interaksi sosial di masing-masing jenis hunian. Dari Pie Chart itu, bisa kita simpulkan bahwa interaksi sosial paling tinggi terjadi pada jenis hunian KELOMPOK C, hal ini karena memang didukung oleh hunian yang lebih sedikit sehingga mereka lebih muda untuk berinteraksi satu sama lain. Lalu, type hunian dengan interaksi sosial terendah ada pada KELOMPOK B. Secara urut dari tingkatan interaksi tertinggi ke tingkatan interaksi terendah, urutannya meliputi:

Bila dilihat dari keseluruhan jenis perumahan ini, tingkatan interaksi sosial di Komplek Taman

Setia Budi Indah ini cukup tinggi yakni sebesar 64.32%

Hasil Survai Agama/Kepercayaan yang dianut Penghuni Komplek Untuk Semua Jenis Hunian

Dari hasil diagram di atas, kita dapat melihat bahwa corak penghuni yang menetap di Komplek Taman Setia Budi Indah I ini beragam.

Budaya masyarakat yang ada akan menghasilkan kelakuan sosial tertentu pula. Berikut ini kita akan membahas kelakukan sosial para penghuni di Kompleks Setia Budi ini. Hasil Survey didasarkan pada data kuesioner yang telah dikumpulkan dari setiap jenis hunian yang ada. Total sampel yang ada sebanyak 50 sampel. Nah dari ke 50 sampel inilah penulis akan menganalisa kelakukan sosial para penghuni di Komplek Taman Setia Budi Indah I ini.

Hasil Survai Tingkatan Aktivitas Sosial Penghuni Komplek Untuk Semua Jenis Hunian.

Aktivitas Sosial yang dimaksud disini meliputi: kegiatan berenang, kegiatan olahraga outdoor (tenis meja, basket,lapangan bola), kegiatan golf, mengunjungi , mengunjungi mesjid. Diagram di bawah merupakan perbandingan terhadap total keseluruhan penghuni dari berbagai tipe hunian yang ada dengan total sampel = 50 sampel.

7

Page 8: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I, JANUARI 2013

Dari diagram batang diatas, penulis bisa menyimpulkan: Tingkatan Aktivitas Sosial paling tinggi ada pada penghuni yang tinggal di KELOMPOK A, Tingkatan Aktivitas Sosial paling rendah ada pada penghuni yang tinggal di KELOMPOK B, Kegiatan Bermain Golf hanya dilakukan oleh penghuni yang tinggal di KELOMPOK C, hal ini juga karena didukung oleh tingkat sosial dari penghuni dimana penghuni yang menetap di Kelompok C mempunyai tingkat pendapatan tertinggi dari keseluruhan penghuni yang menetap di Komplek Taman Setia Budi Indah I.

Hasil Survai Interaksi Sosial Penghuni Komplek Untuk Semua Jenis Hunian.

Hubungan interaksi sosial yang akan penulis tinjau disini ada 3 yaitu: antara orang perorangan, perorangan dan kelompok serta kelompok dengan kelompok. Total sampel = 50 sampel

Dari diagram di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa: Hubungan Interaksi Kelompok dengan

Kelompok merata pada setiap hunian, hubungan Interaksi perorangan dan kelompok hanyak berselang sedikit pada setiap hunian, hubungan Interaksi Orang Perorangan paling tinggi terdapat di Kelompok C, hubungan Interaksi Perorangan dan Kelompok paling tinggi terdapat di Kelompok C.

Hasil Survai: Stratifikasi Sosial Dari Segi Pekerjaan dan Penghasilan Penghuni Komplek Untuk Semua Jenis Hunian.

Dari diagram di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa: Tidak semua penghuni di komplek ini termasuk kedalam elite class, Penghuni yang menetap di Kelompok C memiliki stratifikasi sosial tertinggi dibanding semua jenis hunian lainnya di komplek ini, semua penghuni di Kelompok C didominasi oleh elite class.

Hasil Survai Stratifikasi Sosial Dari Segi Status Penghuni Rumah Untuk Semua Jenis Hunian.

8

Page 9: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I

Wahyu dkk

Dari diagram di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa: Semua penghuni yang tinggal di Hunian Kelompok C berstatus sebagai pemilik rumah yang rumahnya hanya dipakai untuk tempat tinggal keluarga mereka, tidak untuk tujuan lainnya seperti berdagang.

Hasil Survai: Stratifikasi Sosial Dari Segi Pekerjaan Penghuni Rumah Untuk Semua Jenis Hunian.

Dari diagram di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa: Penghuni yang tinggal di Komplek Setia Budi Indah ini didominasi oleh para penghuni yang berprofesi sebagai wiraswasta, Para anak-

anak yang menghuni komplek ini semuanya berstatus pelajar, tidak ada yang tidak sekolah, Tidak ada kepala keluarga yang menggangur/tidak mempunyai pekerjaan, Untuk penghuni yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak, kebanyakan istrinya sudah tidak bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga.

Hasil Survei Suku yang paling banyak terdapat di setiap hunian

Dari diagram di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa: Penghuni yang tinggal di Komplek Setia Budi Indah ini didominasi oleh suku aceh, Suku tionghoa adalah suku paling rendah di komplek ini.

Hasil Survei Keamanaan yang terdapat di dalam kompleks

Dari diagram di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa: Tingkat Keamanan paling tinggi berada pada kelompok C karena hunian yang lebih sedikit dan hanya terdapat satu pintu masuk

9

Page 10: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I, JANUARI 2013

hunian, Penghuni di taman setia budi merasa hunian tersebut aman dari tingkat kejahatan.

Hasil survey Tingkat Kriminalitas di Komplek Taman Setia Budi Indah I

Dari diagram di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa: Tingkat Kriminal paling tinggi berada pada kelompok B karena berada pada daerah yang banyak huniannya, Hunian yang tingkat kriminalnya paling sedikit adalah kelompok C karena penerangan yang cukup serta hunian yg tidak begitu banyak

5.3 Aspek Ekonomi

Berikut akan dijelaskan komponen – kompeonen yang mempengaruhi harga rumah per unit yang merupakan pembahasan aspek ekonomi perumahan secara mikro. Harga lahan juga termasuk dalam komponen yang mempengaruhi harga rumah. Meskipun lokasi perumahan Tasbi I berada pada pinggiran kota, namun karena banyaknya fasilitas dalam perumahan yang sangat mendukung kebutuhan hidup sehari – hari, harga lahan pada perumahan ini dikatakan berada di atas rata-rata harga rumah – rumah di sekitar perumahan ini. Selain itu, karena berdekatan dengan berbagai jenis restoran, Ring Road, Universitas Sumatera Utara, Bandara Udara Polonia, dan akses yang cukup mudah untuk keluar kota Medan, juga menjadikan harga lahan perumahan Tasbi I melambung tinggi seiring waktu.

1. Material/ Bahan Bangunan

Seperti yang telah dipaparkan sekilas di atas, material atau bahan bangunan yang dipakai untuk membangun hunian-hunian pada perumahan di Tasbi I menggunakan material dengan kualitas yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan lamanya ketahanan sebuah hunian dan tleransi hunian terhadap berbagai jenis renovasi.

2. Tenaga kerja dan upahUntuk membangun hunian-hunian di perumahan Tasbi I, kontraktor bangunan mengandalkan tenaga setempat, tukang batu, tukang besi, maupun tukang kayu yang dipekerjakan datang dari masyarakat lokal. Untuk biaya perancangan/disain, perumahan Tasbi I pada awalnya menetapkan cost yang sama tergantung jenis hunian yang dibeli.

3. Nilai RumahSeperti yang telah dijelaskan pada bagian komponen yang mempengaruhi harga hunian – bagaimana lokasi, prospek, dan sesuai dengan aspek sosial budaya yang menunjukkan adanya kecenderungan dimana terdapat banyak keluarga yang dikatakan kaya, pasar perumahan kompleks ini mampu bersaing dengan pasar perumahan elit lainnya. Hunian yang terdapat pada perumahan ini di jual oleh pihak pengembang maupun sektor privat ataupun secara pribadi. Berikut merupakan contoh hunian yang dijual secara pribadi:

Luas tanah

Luas bangunan

HargaFoto

300 m2 228 m2 Rp.950.000.000

240 m2 180 m2Rp.925.000.000

10

Page 11: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I

Wahyu dkk

500 m2 200 m2 Rp. 1.550.000.000

543 m2 365 m2 Rp. 3.800.000.000

450 m2 260 m2 Rp. 2.500.000.000

Dari beberapa contoh di atas, dapat terlihat kebanyakan rumah yang dijual, meskipun sudah tampak tua, namun masih memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Melalui hal ini, dapat diambil kesimpulan bahwa penjualan lebih melihat kepada nilai/harga jual lahan. Berikut akan dipaparkan kisaran kenaikan harga lahan per meter persegi dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2012.

TAHUN HARGA

1990 200 rb - 300 rb

2000 800 rb – 900 rb

2002 1 jt - 1,2 jt

2004 1,3 jt - 1,4 jt

2007 1,6 jt – 1,7 jt

2008 1,8 jt – 1,9 jt

2011 2,1 jt - 2,3 jt

2012 2,5 jt – 2,7 jt

Jika dilihat dari harga tahun 1990 dapat disimpulkan selama 22 tahun, harga naik sekitar 12 kali lipat. Kurva juga menunjukkan kenaikan harga yang konstan dari tahun ke tahun Hal ini juga yang menjadikan banyak sekali peminat investor yang menjadikan tanah maupun hunian di perumahan Taman Setia Budi Indah I sebagai investasi yang sangat terjamin. Sampai pada saat ini, sekitar 85% tanah dan hunian pada perumahan ini sudah terjual dan/atau dihuni.Aspek ekonomi makro Tasbi I, bila ditinjau dari pengaruhnya terhadap ekonomi daerah cukup

baik. Dari proses pemasaran hunian/tanah yang juga melibatkan sistem perbankan, lembaga-lembaga maupun perusahaan yang bertempat di kompleks tersebut, sangat membantu ekonomi makro daerah/wilayah kota Medan.

5.4 Aspek Teknis

Besar lahan komplek TASBIH 1 ± 160 Ha. Lahan yang telah dibangun sekitar 2800 rumah, sedangkan lahan yang masih kosong sekitar 200 kavling.

Perumahan ini berkonsep umum untuk menghindari kesan eksklusif, oleh sebab itu banyak terdapat pintu masuk dan keluar yang dapat dilalui oleh masyarakat umum yang bukan merupakan penghuni komplek tersebut. Tetapi konsep tersebut menimbulkan efek negatif yaitu meningkatnya kriminalitas, sehingga banyak jalan yang ditutupi oleh portal. Namun dalam perkembangan terakhirnya, sistem cluster diterapkan pada perumahan Bukit Hijau Residence (BHR) sehingga lebih menjamin keamanan.

Terdapat dua jenis jalan, yaitu jalan arteri primer dan sekunder

Lebar jalan primer di komplek tasbih sebesar 16 meter termasuk saluran air kotor dan perkerasan. Letak jalan premier tersebut berada di depan atau pintu masuk komplek ini. Simbol jalan ini ditandai dengan warna MERAH. Sedangkan lebar jalan sekunder di komplek tasbih sebesar 10 meter termasuk saluran air kotor dan perkerasan. Letak jalan sekunder tersebut berada di depan atau pintu masuk komplek ini. Simbol jalan ini ditandai dengan warna PUTIH.

11

Page 12: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I, JANUARI 2013

Gambar diatas menjelaskan beberapa area, yaitu Lahan Perniagaan (Swalayan, Bank, Rumah Makan, dll.) ditandai dengan warna BIRU, Lahan Peribadatan + Perniagaan (Mesjid, Poliklinik, Sekolah) ditandai dengan warna Ungu, Jalur Hijau (Taman, Kolam berenang, Area Golf, Lapangan Tennis/Badminton, dan Lapangan Sepak Bola) ditandai dengan warna HIJAU, dan Lahan permukiman ditandai dengan warna ORANYE.

Kepadatan tertinggi terdapat di bagian tengah dari perumahan, yang rata-rata daerah ini digunakan sebagai lahan hunian dengan type rumah yang lebih kecil, berbagai ruko, dan pusat aktivitas berada sehingga ramai akan pengunjung ditandai dengan warna MERAH. Bagian yang memiliki kepadatan sedang pada perumahan Taman Setia Budi Indah 1 terdapat pada bagian belakang dari perumahan ini. Rata-rata daerah ini digunakan sebagai lahan hunian dengan type rumah yang menengah ditandai dengan warna MERAH MUDA. Bagian yang memiliki kepadatan terendah berada padabagian

depan dari perumahan. Daerah ini didominasi oleh kavling-kavling, dan terkadang terdapat pula hunian yang dibangun diatas kumpulan beberapa kavling. Area ini identik dengan hunian yang mewah dan penjagaan yang cukup ketat, area ini ditandai dengan warna ORANYE

Ada beberapa peraturan yang digunakan di komplek ini, yaitu Pemakaian GSB sesuai denga peraturan yang telah ditetapkan oleh tata kota. Maksimal tingkat yang digunakan pada hunian adalah 2 lantai sedangkan untuk perniagaan maksimal 3 lantai. Untuk warna genteng perumahan ini menentukan pembagian warna di beberapa daerah, yaitu warna biru untuk bagian depan kompleks, Warna Coklat untuk bagian tengah komplek, Warna Coklat Kemerahan untuk bagian belakang komplek, dan Warna Coklat Kemerahan untuk bagian belakang komplek. Perumahan ini juga mnengatur pengunaan pagar pada setiap rumah untuk meningkatkan keamanan karena komplek ini sering dilalui oleh masyarakat umum. Namun pada BHR tidak dibenarkan untuk menggunakan pagar, karena telah menggunakan system cluster sehingga keamanan lebih terjaga. Hal ini juga membuat suasana lebih luas dan lebih bersahabat. Adapun iuran untuk keamanan dan kebersihan yang harus dibayar oleh penghuni perumahan Tasbih yang umumnya disebut sebagai IKK (IURAN KEBERSIHAN KEAMANAN) setiap bulannya. Nominal pembayaran IKK ini tergantung dengan type rumah ataupun ruko dan rumah usaha. Contohnya Rumah type 0-100 Rp 150.000/

bulan, Type 101-200 Rp 200.000/ bulan,

Type 201-300 Rp 280.000/ bulan, Type 301-400 Rp 400.000/ bulan, Type Rumah Mewah/ Ukuran type 400 keatas Rp 450.000/ bulan, sedangkan Supermarket Rp 800.000/ bulan, BANK/ Perkantoran/ pintu Rp 450.000/ bulan, Ruko/ Pintu Rp 350.000/ bulan, dan Usaha lain/ pintu Rp 250.000/ bulan.

12

Page 13: Tasbih Jurnal

KAJIAN ILMIAH MENGENAI PERUMAHAN TAMAN SETIA BUDI INDAH I

Wahyu dkk

KESIMPULAN

Paragraf 1

Paragraf 2

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Dwira N.; Bahri, Samsul (2011) Buku Ajar Perumahan dan Permukiman, Medan: Penerbit Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara

13