Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat...

14

Transcript of Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat...

Page 1: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan
Page 2: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH:

Tasawuf Kajen Menghadirkan Solusi

Dr.JamalMa’murAsmani,MA.©2019,PTElexMediaKompuindo,JakartaHak cipta dilindungi undang-undang

Diterbitkan pertama kali oleh

PenerbitPTElexMediaKompuindoKompas-Gramedia,AnggotaIKAPI,Jakarta

719100243

ISBN 978-602-04-9067-0 978-602-04-9068-7(Digital)

Dilarangkerasmenerjemahkan,memfotokopi,ataumemper-banyaksebagianatauseluruhisibukuinitanpaizintertulisdaripenerbit.

DicetakolehPercetakanPTGramedia,JakartaIsidiluartanggungjawabpercetakan

TASAWUF SOSIAL (HALDEP).indd 4 28/01/2019 04:42:13

Page 3: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

xi

DAFTAR ISI

PENGANTAR vDAFTARISI xiTABEL xv

BAGIAN1:RELASIFIKIHDANTASAWUFSECARASEIMBANG 1 A. MemahamiFikih 5 1. PengerianFikih 5 2. Komponen Fikih 7

3. KarakterisikFikih 9 B. MemahamiTasawuf 12 1. PengerianTasawuf 12 2. SejarahTasawuf 16 3. PembagianTasawuf 17 4. DominasiTasawufSunnidiIndonesia 21 5. MengenalTarekat 30 C. RelasiFikihdanTasawufSecaraSeimbang 33 1. RelasiYangSangatErat 33 2. IlustrasiRelasiFikihdanTasawuf 35 3. UlamaPengamalFikih-Tasawuf 37

BAGIAN2:MENGENALTASAWUFSOSIAL 39 A.DeinisidanCiriTasawufSosial 40 B.AjaranTasawufSosial 43 1. Tobat 44

2. Qana’ah 45 3. Zuhud 46 4. Ta’allumuAl-IlmiAsy-Syar’i 47 5. Tawakal 47

TASAWUF SOSIAL (HALDEP).indd 11 28/01/2019 04:42:13

Page 4: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

BAGIAN 1 RELASI FIKIH DAN TASAWUF

SECARA SEIMBANG

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 1 28/01/2019 04:43:42

Page 5: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH

Islam adalah agama paripurna yang berkaitan dengan segala

urusan manusia di dunia dan akhirat. Hal ini idak lepas dari tujuan Islam sebagai agama yang mengantarkan kebahagiaan manusia

di dunia dan akhirat. Ajaran-ajaran Islam membukikan bahwa Islam

idak hanya berkaitan dengan akhirat atau ibadah mahdhah (ri- tual-verikal), tapi juga berkaitan dengan kehidupan dunia yang kompleks, seperi ekonomi, pendidikan, dan poliik kebangsaan (mu’amalah-horizontal). Allah mendorong umat Islam untuk meraih prestasi di dunia dan akhirat untuk membukikan bahwa Islam adalah agama yang membangun keduanya secara seimbang. Allah

melarang perbuatan merusak yang membahayakan kebahagiaan

dunia dan akhirat.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berirman dalam QS. Al-Qashash: 77

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan ba-

gianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada

orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya

Allah idak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. 28:77)

Orang yang memburu kenikmatan dunia dengan melupakan

akhirat adalah orang yang pincang dan idak memahami substansi dan tujuan hidup. Orang yang bahagia adalah orang yang mampu menggabungkan kebahagiaan dunia dan akhirat sekaligus.

Hal ini ditegaskan dalam QS. Al-Baqarah: 201:

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 2 28/01/2019 04:43:42

Page 6: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

3

Bagian 1: Relasi Fikih dan Tasawuf Secara Seimbang

Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: "Ya Rabb kami,

berilah kami kebaikan di dunia", dan iadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat. (QS. 2:200). Dan di antara mereka ada

orang yang berdoa: "Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia

dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”

(QS. 2:201). Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian

dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhi-

tungan-Nya.

(QS. 2:202)

Secara simplisik, cakupan Islam ada dalam rukun Islam, Iman, dan Ihsan yang disebutkan dalam hadis Nabi yang terkenal. Hadis

ini diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat Umar bin Khatab yang menceritakan sahabat Nabi keika sedang duduk bersama Nabi, datang seorang laki-laki puih bajunya, hitam rambutnya, yang idak diketahui asalnya dan idak ada yang mengenalnya. Ia ber-tanya tentang Islam. Nabi menjawab: Islam adalah membaca sya-hadat, mendirikan salat, membayar zakat, berpuasa Ramadan, dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Ia kemudian bertanya tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan buruk. Ia lalu bertanya tentang ihsan. Nabi menjawab: me-nyembah Allah seakan-akan melihat Allah, dan jika idak melihat Allah, maka Allah pasi melihatmu. Ia lalu tanya tanda-tanda kiamat. Nabi menjawab: budak perempuan melahirkan majikannya, banyak orang-orang tanpa alas kaki, telanjang, fakir, dan yang menggem-bala kambing bermegah-megahan dalam bangunan dan dunia.1

Dari hadis ini, lahir klasiikasi ilmu dalam Islam, yaitu: syariat, thariqat, dan hakikat. Syariat sebagai manifestasi dari Islam dan iman. Syariat mencakup akidah (ushuluddin) dan ikih (furu’uddin). Sementara thariqat dan hakikat sebagai manifestasi dari ihsan.

_______________________

1Yahya bin Syarafuddin An-Nawawi, Syarah Al-Arba’in An-Nawawiyyah Fi Al-Ahadisi as-Shahi-hah An-Nabawiyyah, Surabaya: Al-Hidayah, t.t., h. 16-21

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 3 28/01/2019 04:43:42

Page 7: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH

4

Thariqat dan hakikat terwadahi dalam ilmu tasawuf (pembersihan hai). Keiganya adalah satu kesatuan yang saling melengkapi se-bagaimana diprakikkan teladan agung Nabi Muhammad, para sa-habat, dan para ulama salafus shalih.

Menurut KH. MA. Sahal Mahfudh, syariat Islam adalah mani-festasi dari akidah Islam yang menjamin kehidupan dan kesejahte-raan manusia. Tujuan syariat Islam dijabarkan secara detail dalam ikih, yaitu terkait dengan hal ihwal manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat, kehidupan individual, bermasyarakat, dan bernegara.2

Orang yang beruntung dunia dan akhirat adalah orang yang mampu

memahami syariat, khususnya ikih secara mendalam sebagai pe-doman dalam kehidupan sehari-hari dan berani mendakwahkan ke-pada umat manusia supaya mereka berada di jalan Allah yang lurus.

Allah berirman dalam QS. At-Taubah:

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semua-

nya (ke medan perang). Mengapa idak pergi dari iap-iap golong-an di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam penge-

tahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan

kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya

mereka itu dapat menjaga dirinya.

(QS. 9:122)

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:

Orang yang dikehendaki Allah baik, maka Allah memahamkannya

dalam agama. (HR. Bukhari-Muslim)

_______________________

2KH. MA. Sahal Mahfudh, Nuansa Fikih Sosial, Yogyakarta: LKiS, 1994, h. 4

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 4 28/01/2019 04:43:42

Page 8: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

Bagian 1: Relasi Fikih dan Tasawuf Secara Seimbang

5

A. Memahami Fikih

1. Pengerian FikihFikih secara bahasa bahasa adalah pemahaman (al-fahmu). Hal

ini dicontohkan dalam QS. Hud: 91: (Mereka berkata:"Hai Syu'aib,

kami idak banyak mengeri tentang apa yang kamu katakan itu) dan QS. An-Nisa: 78: (Maka mengapa orang-orang itu (orang mu-

naik) hampir-hampir idak memahami pembicaraan sedikit pun.)Secara isilah, deinisi ikih dikemukan oleh banyak pakar. Imam

Abu Hanifah menyatakan, ikih adalah mengetahui jiwa manusia, apa yang bermanfaat untuk jiwa dan apa yang membahayakan jiwa . Mengetahui adalah mene mukan semua bagian dengan dalil . Maksudnya adalah sebab mengetahui tersebut, yaitu kemampuan inheren (mamlakah) yang dihasilkan dari menelii kaidah-kaidah secara berulang-ulang. Deinisi Imam Abu Hanifah ini mencakup hukum akidah, seperi iman, akhlak dan tasawuf, dan amaliah, seperi salat, puasa, dan jual beli. Ini adalah iqhul akbar. Hal ini sesuai dengan era Abu Hanifah di mana ilmu ikih belum menjadi dis-iplin ilmu tersendiri, tapi masih menjadi bagian dari ilmu syariat. Dalam perkembangannya, ilmu-ilmu tersebut menjadi disiplin ilmu tersendiri. Ilmu kalam menjadi disiplin ilmu yang mengkaji akidah. Ilmu akhlak dan tasawuf seperi zuhud, sabar, rida, hadirnya hai dalam salat, dan lainnya, mengkaji esteika (wujdaniyat). Sedang-kan ilmu ikih mengkaji hukum-hukum amali.

Imam Syaii mendeinisikan ikih dengan:

Mengetahui hukum-hukum syara’ amali yang diambil dari dalil-

dalilnya yang terperinci

Ilmu di sini yang dimaksud adalah menemukan secara mutlak, baik lewat dalil pasi (qath’i) atau asumif (dzanni). Hukum yang

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 5 28/01/2019 04:43:43

Page 9: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH

6

dimaksud adalah irman Allah yang berhubungan dengan peker-jaan orang mukallaf (muslim-akil-baligh), baik berupa tuntutan (iqidla’), pilihan (takhyir), atau penetapan (wadha’). Firman Allah yang dimaksud adalah implikasi hukumnya, seperi wajibnya salat, haramnya membunuh, bolehnya makan, dan disyaratkan wudu ke-ika salat. Syara’ maksudnya adalah hukum yang ditetapkan dari syara’, bukan dari pancaindra, akal, bahasa, dan undang-undang. Amal maksudnya adalah amal hai seperi niat dan amal selain hai, seperi membaca Al-Quran, salat, dan lain-lain yang dilakukan oleh anggota tubuh, baik yang idak tampak maupun yang tampak.

Maksud yang digali adalah ilmu yang dihasilkan oleh analisis dan kesungguhan . Hal ini berbeda dengan ilmu

Allah, ilmu Malaikat, dan ilmu Rasul dengan jalan wahyu, bukan ijihad, yang bisa diketahui dengan cepat tanpa dalil dan anali-sis, se peri wajibnya salat lima waktu. Dalil terperinci maksudnya adalah se suatu yang ada dalam Al-Quran, sunnah, ijma’, dan qiyas. Hal ini berbeda dengan ilmu orang yang bertaklid (mengikui) ke-pada imam-imam mujtahid. Orang yang bertaklid idak mempunyai landasan dalil terperinci dari seiap masalah yang diamalkan. Ia hanya membutuhkan satu dalil untuk semua hal yang dilakukan, yaitu dalil yang menunjukkan tuntutan bertanya kepada orang yang ahli zikir dan ilmu. Ia wajib mengamalkan sesuatu sesuai dengan fatwa yang diberikan kepadanya. Oleh sebab itu, dalam perkem-bangan terbaru, deinisi ikih sesuai kaidah Imam Zarkasyi adalah: mengetahui hukum-hukum masalah-masalah kontemporer baik secara nash (Al-Quran-sunnah) atau isinbath (digali dalam ijma’-qiyas) yang berpijak pada satu mazhab dari beberapa mazhab

.3

Imam Syarafuddin al-Imrithi dalam kitab Tashilut Thuruqat

mendeinisikan ikih dengan:

_______________________

3Wahbah Az-Zuhaili, al-Fikih al-Islami wa Adillatuhu, Juz 1, Damaskus: Dar al-Fikri, 2007, cet. 10, h. 29-31

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 6 28/01/2019 04:43:43

Page 10: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

Bagian 1: Relasi Fikih dan Tasawuf Secara Seimbang

7

Mengetahui seiap hukum syara’ yang digali dengan jalan ijihad, bukan hukum pasi..

Topik ilmu ikih adalah perbuatan orang mukallaf dari aspek hu-kum. Sumber pengambilannya dari Al-Quran, sunnah, ijma’, qiyas, dan dalil-dalil lain yang sudah dikenal. Sedangkan fungsinya adalah mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangannya yang meng-hasilkan faedah dunia dan akhirat. 4

2. Komponen Fikih

Komponen ikih terdiri dari ibadah, mu’amalah, munakahah, dan jinayah. Ibadah bersifat luas, baik sosial maupun individual, terikat syarat dan rukun (muqayyadah) atau idak terikat syarat dan rukun dalam operasionalnya (muthlaqah). Mu’amalah berkaitan dengan relasi transaksional untuk memenuhi kebutuhan hidup. Munaka-hah mengatur relasi dan tata cara berkeluarga. Sedangkan jinayat menata relasi yang menjamin adanya ketenteraman dan keadilan.

Empat komponen ikih ini menjadi teknis operasional dari re-alisasi lima tujuan prinsip syariat Islam (maqashidusy syariah), yaitu memelihara agama, akal, jiwa, nasab (keturunan), dan harta benda secara luas. Kelima tujuan syariat Islam ini menata secara bulat dan padu bidang-bidang pokok dalam kehidupan manusia se-bagai ikhiar melaksanakan taklifat (beban hukum) dalam rangka mencapai kesejahteraan duniawi dan ukhrawi (sa’adatud darain). Manusia dalam hal ini menempai posisi kunci dalam mencapai kesejahte raan hakiki lahir dan bain.5

Jika kita membaca kitab ikih, maka sebelum menjelaskan iba-dah diterangkan terlebih dahulu tentang tata cara bersuci (tha-

harah) sebagai kunci keabsahan ibadah. Dalam thaharah dikaji

_______________________

4Abi Yahya Zakariyya al-Anshari, Fath al-Wahhab, Kediri: Petuk, t.t., h. 35 KH. MA. Sahal Mahfudh, Nuansa Fikih Sosial, h. 4-6

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 7 28/01/2019 04:43:43

Page 11: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH

8

macam-macam air, siwak, wudu, isinja’ (menyucikan najis karena kencing dan buang air besar), mandi, mengusap sepatu kulit (mu-

zah), tayamum, najis dan cara menyucikannya, dan masalah haid, nifas, dan isihadhah.

Keika membahas masalah ibadah, maka hal-hal yang diterang-kan adalah salat, zakat, puasa, iikaf, haji dan umrah. Adapun kajian muamalah adalah tentang jual beli, riba, salm, gadai, hajr, shulh,

hi wa lah, dlaman, syirkah, wakalah, iqrar, ariyah, ghasab, syuf’ah,

qiradl, musaqah, ijarah, ju’alah, muzara’ah, ihyaul mawat, wakaf,

hibah, wadiah, dan luqathah. Kajian ini ditambah dengan warisan dan wasiat.

Keika mengkaji munakahah, yang dijelaskan adalah hal-hal ter-kait pernikahan yang melipui syarat dan rukun menikah, cerai, sum pah Ila’, dzihar, qadzaf, li’an, iddah, radla’, nakah, dan hadla-

nah.

Bab jinayat membahas diyat, had (menuduh zina, minum kha-mar, mencuri, merampok, memberontak, murtad, dan orang yang meninggalkan salat). Selain itu dalam kitab ikih juga dijelaskan tentang jihad, berkurban, berburu, makanan, aqiqah, perlombaan, sumpah, nazar, qadhi, persaksian, dan ditutup dengan kajian budak.6

Kajian dan topik ikih ini menunjukkan luasnya bidang kajian ikih yang melipui seluruh perbuatan manusia yang tampak dalam segala aspek kehidupan, baik kaitannya dengan relasi verikal mau-pun relasi horizontal. Keseimbangan dua relasi ini menegakkan ke-adilan dalam kehidupan manusia dan mengantarkan kebahagiaan

sejai lahir dan bain. Aspek ikih ini dalam kehidupan sehari-hari memang dominan karena aspek inilah yang bisa dilihat orang lain.

Kajian hukum di berbagai lembaga fatwa misalnya, adalah kajian ikih yang sifatnya formalisik sebagai pedoman umum bagi semua umat Islam.

Oleh sebab itu, watak dasar ikih dalam bidang ibadah (relasi verikal) adalah stais dan dalam bidang muamalat (relasi horizon-tal) adalah dinamis dan leksibel. _ ______________________

6Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi, Tausyih Ala Ibn Qasim, Semarang: Thaha Putra, t.t., h. 302-304

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 8 28/01/2019 04:43:43

Page 12: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

237

SEKILAS PENULIS

Jamal Ma’mur Asmani, lahir pada 11 Oktober 1979, adalah anak ke-3 dari lima bersaudara dari Irham Asmani (bapak) dan Siti Ruqoyyah (Ibu). Sesuai dengan nomor urut saudara, mulai Amin

Musthofa, Siti Maryam, Jamal Ma’mur Asmani, Muhammadun AS., Munfa’atun Khotimah.

Lulus Ibtidaiyah dan tsanawiyah dari Madrasah Misbahul Ulum Paucen Trangkil Pati, desa kelahirannya, Aliyah di Matholi’ul Falah Kajen Margoyoso Pati, asuhan KH. Sahal Mahfudh (Rais Am Syuri-yah PBNU) pada tahun 1997.

Pendidikan nonformalnya di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Kajen Pati (1995-1998), lalu meneruskan di Pondok Pesantren Su-nan Ampel Jombang, asuhan KH. Taufiqurrahman Muhid, putra menantu KH. Mahfudh (1998-2002), Pondok Pesantren Salafiyah Seblak Jombang (2002), dan Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Aqo-bah Kwaron Diwek Jombang (2002-2004).

Semasa di Jombang inilah, penulis berkesempatan membaca banyak literatur keislaman dan kemodernan di tiga Perpustakaan, Mastrib milik Pemerintah Daerah, Masjid Agung milik Masjid Agung Jombang, dan Tebuireng milik Pondok Pesantren Tebuireng yang didirikan oleh KH. A. Wahid Hasyim. Penulis juga berkesempatan membaca di Perpustakaan Undar, Universitas Darul Ulum. Namun yang mengagumkan penulis adalah Perpustakaan Pondok Pesantren Tebuireng, seperti ada nuansa keilmuan dan barakah yang terpan-car dalam perpustakaan ini, di samping nilai historis yang luar biasa.

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 237 28/01/2019 04:43:49

Page 13: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH

238

Saat di Jombang ini penulis berkecimpung dalam LSM Cepdes, center for pesantren and democracy studies (Pusat Studi Pesantren dan Demokrasi) yang memberikan pelaihan-pelaihan tentang demokrasi, kesetaraan, pluralisme, dan visi kepemimpinan pro-gresif).

Bakat menulisnya dimulai sejak kelas masih Aliyah, dan dikem-bangkan di Jombang. Sejak tahun 2001, tulisannya sudah menyebar di berbagai media massa, seperi Duta Surabaya, Jawa Pos, Surya, Radar Surabaya, Kompas Jaim, Surabaya Pagi, Surabaya Pos, Bang-sa, Suara Merdeka, Pelita Jakarta, bullein Al-Nadhar P3M Jakarta, dan lain-lain.

Buku tulisannya dimuat di Menggagas Pesantren Masa Depan (Qirtas Qalam Yogyakarta, 2003), Wakil Rakyat, Presiden Pilihanku (Qirtas Qalam Yogyakarta, 2003), buku terjemahan Sang Kiai, Fatwa KH. M. Hasyim Asy’ari Seputar Islam dan Masyarakat (Qirtas Qalam Yogyakarta, 2005), Kedahsyatan Puasa Dawud (Mitra Pustaka, Yog-yakarta, 2007), Fikih Sosial Kiai Sahal Mahfudh, Antara Konsep dan Implementasi (Khalista, Surabaya, 2007).

Setelah kembali ke kampung halaman, Pasucen Trangkil Pai pada tahun 2004, akivitas pertamanya adalah mengajar di al-mamaternya, yaitu Perguruan Islam Matholi’ul Falah Kajen Pai, akif di forum syuriyah Nahdlatul Ulama, menjadi Pengurus Harian di Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pai, dan ikut nimbrung anak-anak muda NU di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Mendiri-kan forum diskusi dengan tokoh-tokoh muda Pai dalam wadah Isi, Insitut Studi Fikih Progresif.

Merinis Perpustakaan di desa kelahirannya Wonokerto Pasucen Trangkil Pai dengan nama Perpustakaan Al-Hikmah, sebagai taman baca bagi anak-anak desanya dan melaih bagaimana menulis yang baik. Sekarang penulis akif menulis di Koran Suara Merdeka Jawa Tengah seputar NU, Islam, dan Sosial.

Akhir tahun 2008 melanjutkan studi di Ciputat Tangerang Ban-ten. Akif di Perpustakaan Pusat Studi Al-Quran (PSQ) dibawah pimpinan Prof. Dr. M. Quraish Shihab dan Perpustakaan Insitut Ilmu Al-Quran (IIQ), peninggalan ulama kondang Prof. Ibrahim Ho-

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 238 28/01/2019 04:43:49

Page 14: Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh · tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah, baik dan

Sekilas Penulis

239

sen. Sejak Agustus 2010 melanjutkan studi di Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang dan selesai pada tahun 2014.

Pada tahun 2013-2014 merinis Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Luthful Ulum (MA NU LU) di dukuh Wonokerto Pasucen Trangkil Pai di bawah naungan Yayasan Luthful Ulum Wonokerto Pasucen Trangkil Pai. Sekarang akif di IPMAFA (Insitut Pesantren Mathali’ul Falah) Pai, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pai, dan Pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Jawa Te-ngah.

Sehari-hari selalu ditemani istri tercinta tersayang Susianah, putra pertamanya, Su’aidi Na’im, dan anak keduanya, Samhah Sa’idah Nai’ah, yang lucu sekali. Semoga Allah menjadikan keluar-ga kami berkah-sukses-bahagia dunia-akhirat, amin. E-mail: [email protected], HP: 085726836184

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 239 28/01/2019 04:43:49