Tanti Pkmd

download Tanti Pkmd

of 32

Transcript of Tanti Pkmd

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

TERHADAP KELUARGA BAPAK HENDRA

DI LINGKUNGAN III KELURAHAN MARGODADI KECAMATAN METRO SELATAN

KOTA METRO TAHUN 2010

Disusun oleh :

ARI KUSTANTI

NIM 08242004

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO

TAHUN 2010LEMBAR PENGESAHAN

MENYETUJUI,

Ka. Kelurahan Margodadi

Ka. Puskesmas Sumber Sari

TRIYONO, S.Sos

dr. DEASY HENDRIATI

NIP. 196807221994021002

NIP. 19760902 200604 2 021

MENGETAHUI,

Ketua Progam Studi Kebidanan Metro

SEPTI WIDIYANTI, M.KES

NIP. 19640922 198603 2 002

HALAMAN PENGESAHANMENYETUJUI

Pembimbing Lapangan

Pembimbing Institusi

EZZY GAPMELEZY, S. Si.T

M.RIDWAN, SKM.MKMNIP. 19740523 199212 2 001

NIP. 1966611101986031002

HALAMAN PERSETUJUAN

Pembimbing Lapangan

Pembimbing Akademik

Ezzy Gapmalezi, S.ST

Sumiyati, S.pd NIP

NIP 19Mengetahui,

Kepala Kelurahan Margodadi

Triyono, S.SosNIP 196807221994021002

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah menerangi hati kita semua dengan cahaya, petunjuk, limpahan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan Komunitas ini tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah pada kita semua, dan penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu menyusyn laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa penyusun makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami berharap saran dan keritik dari pembaca untuk perbaikan penyusunan di masa yang akan datang. Dan saya selalu berharap makalah ini berguna bagi kita semua. Amin..

Margodadi, Desember 2010

penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Depan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Waktu dan Tempat

D. Peserta

BAB II DAYA POTENSIAL LINGKUNGAN IIIA. Gambaran Umum Kelurahan

I. Geografi

II. Demografi

III. Sumber Daya Alam

IV. Sosial Budaya, Agama, Pendidikan

B. Gambaran Umum Kelurahan MargodadiBAB III MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

A. Pengumpulan Data Dasar ( Data Subyektif )

B. Data Obyektif

C. Analisa

D. Plan / Perencanaan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

B. Saran

BAB V PENUTUP

LAMPIRAN

SATUAN PENYULUHAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran dan Latar belakang

Pendidikan Diploma III kebidanan merupakan Pendidikan Bidan tingkat Ahli madya sebagai bagian integral dari sistem pendidikan tinggi tenaga kesehatan untuk mendukung upaya pembangunan kesehatan. Pendidikan bidan pada tingkat ahli madya ini diharapkan mampu mengembangkan diri berdasarkan kaidah-kaidah akademik dan profesi, dengan memandang manusia sebagai makhluk Tuhan yang terdiri dari unsur bio-psiko-sosial-spiritual.

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, bidan harus memahami kaidah-kaidah yang mendasari pelayanan kebidanan di setiap tatanan palayanan kesehatan baik di institusi maupun pelayanan kesehatan di komunitas dengan sasaran pada wanita sepanjang siklus kehidupannya,neonatus,bayi dan anak balita.Dalam menyongsong kesehatan bagi semua dimana sarana utamanya adalah ibu dan anak, sehubungan masih tingginya angka kematian dan kesakitan ibu dan anak. Untuk menurunkan IMR dan MMR tersebut sebagai usaha yang telah dilaksanakan oleh pemerintah khususnya tenaga bidan baik secara kualitas maupun kuantitas di mana kelak diharapkan dapat menanggulangi masalah kesehatan dengan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan peran dan fungsi serta wewenangnya, terutama di desa-desa yang selama ini belum atau sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan lainnya.

Praktik kebidanan komunitas ini memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik yang diarahkan kepada pencapaian keterampilan dalam mengkaji kondisi dan sarana pelayanan kesehatan di masyarakat,mengelola pelayanan kebidanan di masyarakat dalam meningkatkan pelayanan kesejahteraan ibu dan anak di masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas pada hakikatnya merupakan upaya yang dilakukan oleh bidan untuk pemecahan masalah kesehatan anak, menyelesaikan masalah kesehatan, membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. Perhatian yang lebih diberikan kepada balita yang menderita diare karena faktor lingkungan dan hygiene sanitasi yang kurang.

Diare Infeksius adalah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja yang encer sebagai akibat dari suatu infeksi. Diare banyak dialami oleh balita dengan beberapa faktor penyebab diantaranya adalah faktor lingkungan dan hygiene sanitasi yang kurang. Bayi bisa terinfeksi jika menelan organisme tersebut ketika melewati jalan lahir yang terkontaminasi atau ketika disentuh/dipegang oleh tangan yang terkontaminasi. Sumber penularan lainnya adalah barang-barang, makanan maupun botol susu yang terkontaminasi. Kadang infeksi bisa terjadi akibat menghirup organisme yang melayang-layang di udara, terutama ketika sedang terjadi wabah virus. Diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih atau pada lingkungan yang penuh sesak. (http://www.balita-anda.com/kesehatan-anakbalita/648-diare-pada-bayi.html). Asuhan kebidanan komunitas yang dilakukan di Kelurahan Margodadi Metro Selatan menemukan bayi dengan diare. Pendataan dengan kuisioner yang dilakukan ditemukan kurangnya pengetahuan keluarga Bapak Hendra tentang diare pada bayinya.Kelurahan Margodadi yang terdiri dari 6 Rukun Wilayah dan 25 Rukun tetangga memiliki distribusi bayi sebanyak 20 jiwa dari 2.354 jiwa penduduk (0,85%) dan dari 20 bayi terdapat 5 bayi dengan diare atau sebesar 25% dan salah satu keluarga yang memiliki bayi dengan diare adalah keluarga Bapak Hendra(Data PKMD Mahasiswa Poltekkes tahun 2010). Berdasarkan data diatas dengan berpedoman pada kurikulum Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjung Karang Program Studi Kebidanan Metro tahun pelajaran 2010/2011 melakukan asuhan kebidanan komunitas keluarga Bapak Hendra terhadap bayi dengan diare di Kelurahan Margodadi Metro Selatan.

B. Rumusan Masalah

Kelurahan Margodadi terletak di Kecamatan Metro Selatan Kota Metro. Menurut data yang diambil dari hasil pendataan Mahasiswa Poltekkes Prodi Kebidanan Metro pada tahun 2010 Kelurahan Margodadi terdiri dari 6 Rukun Wilayah dan 25 Rukun Tetangga memiliki distribusi bayi sebanyak 20 jiwa dari 2.354 jiwa penduduk (0,85%) dan dari 20 bayi terdapat 5 bayi dengan diare atau sebesar 25% dan salah satu keluarga yang memiliki bayi dengan diare adalah keluarga Bapak Hendra.

Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penulisan ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan keluarga Bapak Hendra tentang diare pada bayi?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Kelurahan Margodadi tentang diare pada bayi.2. Tujuan Khusus

a. untuk meningkatkan pengetahuan keluarga Bapak Hendra tentang diare pada bayi

b. untuk meningkatkan pendidikan kesehatan keluarga Bapak Hendra

c. untuk menurunkan frekuensi kejadian diare pada keluarga Bapak Hendra.

D. Manfaat

1. Bagi Keluarga Bapak HendraMenigkatkan pengetahuan keluarga Bapak Hendra tentang diare pada bayi pada khususnya dan meningkatkan pendidikan kesehatan keluarga Bapak Hendra pada umumnya.

2. Bagi Kelurahan Margodadi

Menigkatkan pengetahuan masyarakat Kelurahan Margodadi tentang diare pada bayi pada khususnya dan meningkatkan pendidikan kesehatan keluarga Bapak Hendra pada umumnya.3. Bagi Institusi Prodi Kebidanan Metro

Sebagai bahan acuan kurikulum pada asuhan kebidanan komunitas sehingga mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuahan di komunitas apabila menemukan diare pada bayi.4. Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulis dalam pembuatan laporan hasil praktek kerja lapangan dan menambah pengetahuan penulis tentang kasus diare pada bayi.5. Bagi Penulis Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan data dasar untuk melakukan penulisan lanjutan yang berhubungan dengan kasus diare pada bayiE. Ruang LingkupRuang lingkup pada penulisan ini terbatas hanya pada masalah diare pada bayi keluarga Bapak Hendra di Kelurahan Margodadi Kecamatan Metro Selatan pada Desember 2010.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAA. PENGERTIANDiare Infeksius adalah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja yang encer sebagai akibat dari suatu infeksi. (http://www.balita-anda.com/kesehatan-anakbalita/648-diare-pada-bayi.html). Diare adalah kondisi di mana frekuensi BAB meningkat dari biasanya, disertai dengan feses yang lebih cair.( http://www.sulastowo.com/2008/05/04/diare-penyakit-perut-pada-balita/)B. PENYEBABPenyebab yang paling sering adalah infeksi oleh bakteri atau virus.Bayi bisa terinfeksi jika menelan organisme tersebut ketika melewati jalan lahir yang terkontaminasi atau ketika disentuh/dipegang oleh tangan yang terkontaminasi. Sumber penularan lainnya adalah barang-barang, makanan maupun botol susu yang terkontaminasi. Kadang infeksi bisa terjadi akibat menghirup organisme yang melayang-layang di udara, terutama ketika sedang terjadi wabah virus. Diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih atau pada lingkungan yang penuh sesak. (http://www.balita-anda.com/kesehatan-anakbalita/648-diare-pada-bayi.html)

Infeksi saluran cerna, umumnya disebabkan kuman pembawa penyakit, seperti bakteri Escherichia coli pada air yang kurang bersih. Bakteri ini masuk melalui makanan ke saluran pencernaan, dan berkembang biak dalam usus terutama usus besar (kolon). Jika jumlahnya berlebihan, bakteri ini dapat menimbulkan sakit perut serta diare atau mencret. Dampaknya, kerja usus terganggu karena tak bisa menyerap sari makanan dari makanan yang kita konsumsi. Suplai zat-zat makanan yang diperlukan untuk tumbuh-kembang anak serta untuk kecerdasan otak pun terganggu. Lebih fatal lagi, jika telah menyebabkan anak dehidrasi (kekurangan cairan tubuh secara berlebihan), yang jika terlambat ditangani bisa menyebabkan kematian. (http://www.sulastowo.com/2008/05/04/diare-penyakit-perut-pada-balita/)Diare dapat disebabkan Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit, alergi terhadap makanan atau obat tertentu, Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll. Diare (mencret) terutama pada Balita Sangat Berbahaya. Karena dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan cairanKematian akibat diare (mencret) dapat dicegah. Sebagian besar diare akut (diare mendadak) pada anak dapat disembuhkan hanya dengan pemberian cairan dan meneruskan pemberian makanan saja.C. GEJALA DAN TANDAGejala:Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.

Tanda-tanda:

Anak bersikap rewel atau justru apatis dan lesu pada dehidrasi yang lanjut. Bagi anak usia di bawah 1 tahun, dapat ditemukan tanda ubun-ubun yang cekung. Pada dehidrasi yang ringan dan sedang, anak akan merasa haus. Namun bila dehidrasinya berat, anak justru tidak merasa haus lagi. Pada kulit perut terdapat turgor kulit, atau berkurang kelenturannya. Cara memeriksanya dengan menjepit/mencubit kulit selama 30-60 detik, kemudian lepaskan. Bila turgor kulit anak masih baik, kulit akan cepat kembali ke keadaaan semula. Bila tidak, lambat kembalinya. Selain itu, anak yang mengalami dehidrasi, matanya akan terlihat cekung, mulut dan lidah pun terasa kering.Tanda-tanda lainnya:

1. penurunan berat badan2. penurunan frekuensi berkemih3. warna air kemih menjadi lebih gelap dan lebih pekat - denyut nadi cepat4. haus (rasa haus bisa ditunjukkan dengan menangis dan rewel)5. menangis tanpa air mata.Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.D. DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel darah putih. Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap contoh tinja.E. PENCEGAHANUntuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut). Untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat bayi yang sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih. Diare (Mencret) adalah berak encer (biasanya 4 x atau lebih dalam sehari).

kadang-kadang disertai:-Muntah- Badan lesu atau lemah- Panas- Tidak nafsu makan- Darah dan lender dalam kotoranJaga kebersihan makanan si kecil, begitu juga dengan alat makannya. Pada balita, pastikan makanan yang ia konsumsi bersih dan sehat, dan meminum air yang dipastikan sudah matang/mendidih. Hindari mengkonsumsi jajanan yang tidak terjamin kebersihannya.

F. PENGOBATAN DAN KLASIFIKASIPada kondisi tertentu, diare bisa berakibat fatal. Segera ke dokter bila sakit perut si kecil terus-menerus berlangsung selama 6 jam atau lebih, disertai muntah, tak mau minum, mata nampak cekung, pusing, dan berat badan turun. Agar tak sampai terjadi dehidrasi, usahakan si kecil tetap minum (ASI, susu atau cairan lain). Bila anak Anda sudah lebih besar, berikan larutan oralit. Biasanya balita perlu sekitar 3 bungkus oralit yang dicampur ke dalam 200 cc air, sedikit demi sedikit. jangan memberi makanan yang merangsang timbulnya sakit perut. Untuk sementara bisa diberikan makanan lembek agar mudah dicernaLangkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infus. Jika penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas. ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu. Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah dehidrasinya teratasi, diberikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Susu formula yang biasa bisa diberikan secara bertahap beberapa hari kemudian. Meskipun diare infeksius bisa disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak perlu diberikan antibiotik karena infeksi biasanya akan mereda tanpa pengobatan. Memberikan obat untuk menghentikan diare sebenarnya bisa membahayakan bayi karena obat ini bisa menghalangi usaha tubuh untuk membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja. Klasifikasi1. Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda-tandanya:- Berak cair 1-2 kali sehari- Muntah tidak adaB - Haus tidak ada- Masih mau makan- Masih mau bermain Tindakan:- Untuk mencegah dehidrasi, beri anak minum lebih banyak dari biasanya- ASI (Air Susu Ibu) diteruskan- Makanan diberikan seperti biasanya- Bila keadaan anak bertambah berat, segera bawa ke Puskesmas terdekat

2. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang. Tanda-tandanya:- Berak cair 4-9 kali sehari- Kadang muntah 1-2 kali sehari- Kadang panas- Haus- Tidak mau makan- Badan lesu lemas

Tindakan:- Berikan oralit- ASI (Air Susu Ibu) diteruskan- Teruskan pemberian makanan- Sebaiknya yang lunak, mudah dicerna dan tidak merangsang- Bila tidak ada perubahan segera bawa kembali ke Puskesmas terdekat.3. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat. Tanda-tandanya:- Berak cair terus-menerus- Muntah terus-menerus- Haus sekali- Mata cekung- Bibir kering dan biru- Tangan dan kaki dingin- Sangat lemah- Tidak mau makan- Tidak mau bermain- Tidak kencing 6 jam atau lebih- Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi Tindakan:- Segera bawa ke Rumah Sakit / Puskesmas dengan fasilitas Perawatan- Oralit dan ASI diteruskan selama masih bisa minum

G. TAKARAN PEMBERIAN ORALIT.Umur Jumlah Cairan1. Di bawah 1 thn 3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0.5 gelas setiap kali mencret2. Di bawah 5 thn (anak balita) 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret. 3. Anak diatas 5 thn 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret 4. Anak diatas 12 thn & dewasa 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret (1 gelas : 200 cc).

Dimana Oralit dapat diperoleh:Oralit dapat diperoleh di Puskesmas, Posyandu, Apotik dan Toko ObatPenyakit Diare dapat ditularkan melalui:- Pemakaian botol susu yang tidak bersih- Menggunakan sumber air yang tercemar- Buang air besar disembarang tempat- Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.

Bagaimana mencegah penyakit diare:

Penyakit diare dapat dicegah melalui:1. Pemberian ASI (Air Susu Ibu)2. Pemberian makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi setelah bayi berumur 6 bulanBAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kegiatan yang kami lakukan selama praktek kerja lapangan di Kelurahan Margodadi Kecamatan Metro Selatan dari tanggal 1 Desember 2010 sampai 21 Desember 2010.

Maka kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan praktek kerja lapangan dapat berjalan dengan partisipasi pamong dan masyarakat yang baik. Bimbingan dari Puskesmas, Tenaga Kesehatan, dan Pejabat Kelurahan banyak membantu dalam kegiatan praktek ini.

2. Keberhasilan suatu program pemerintah, dalam hal ini bidang kesehatan khususnya program KIA/ KB, kesehatan Kelurahan Margodadi tidak akan berhasil dengan baik tanpa kerjasama yang baik antara pemerintah/ pamong setempat, tenaga kesehatan dan masyarakat.

3. Setelah kami melaksanakan praktek kerja lapangan, kami merasakan kegiatan tersebut sangat bermanfaat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang komunitas. Dan kami dapat membandingkan antara teori dibangku kuliah dan praktek di lapangan sehingga kami dapat menyerap ilmu yang ada di masyarakat sebagai bekal untuk terjun di masyarakat.

4. Asuhan Kebidanan Komunitas yang diberikan kepada masyarakat Kelurahan Margodadi khususnya keluarga Bapak Hendra dapat menambah pengetahuan pendidikan kesehatan khususnya pendidikan kesehatan tentang diare pada balita5. Keberhasilan asuhan kebidanan komunitas tersebut tidak akan terwujud tanpa kerja sama dan peran aktif dari masyarakan Kelurahan Margodadi pada umumnya dan keluarga Bapak Hendra pada Khususnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami dapat memberikan sedikit saran antara lain :

1. Kerjasama yang baik antara Pejabat Kelurahan, Ketua RW/RT dan masyarakat yang sudah berjalan baik perlu dipertahankan dan ditingkatkan sehingga pembangunan Kelurahan Margodadi Kecamatan Metro Selatan dapat lebih baik lagi.

2. Perlu peningkatan kegiatan lintas sektoral terutama dalam pelayanan keterpaduan khususnya kegiatan posyandu-posyandu Lansia dan kegiatan yang menunjang kesehatan KIA-KB.

3. Keaktifan kader-kader sudah cukup baik namun perlu ditingkatkan lagi/ kemajuan pembangunan kesehatan.

4. Perlu pengingkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

5. Perlu peningkatan kerja sama dan peran serta masyarakat pada umumnya dan keluarga Bapak Hendra pada khususnya dalam penerapan asuhan kebidanan komunitas untuk merubah tingkat pengetahuan pendidikan di bidang kesehatan.

STRUKTUR PEMERINTAHAN

PETA ADMINISTRASI

KELURAHAN MARGODADI

Keterangan :

Kantor Kelurahan

Sungai

Batas KotaSaluran Saluran Irigasi

Kecamatan

Kelurahan

Batas LingkunganMasjid

Gereja

Jalan

SekolahSekolahBAB III

ASUHAN KEBIDANAN

PADA KELUARGA BAPAK HENDRA

DI KELURAHAN MARGODADI KECAMATAN METRO SELATAN

A. Identitas keluarga

1. Kepala keluarga

a) Nama KK

: Tn Hendrab) Umur

: 27 tahun

c) Pendidikan

: SDd) Pekerjaan

: Tanie) Agama

:Islam

f) Alamat

: RT.12/RW.03 Kelurahan margodadi

2. Data keluarga

NONamaUmurL/PHub.kelPend.PekerjaanKeadaan sekarang

1Samini30thnPIstriSMPIRTSehat

2Virni4,5 blnPAnak--Sakit

B. Kebiasaan keluarga

1. Tempat biasa keluarga berobat: puskesmas

2. Kebiasaan makan:

a) Frekunsi makan

: 3x sehari

b) Lauk pauk

: tiap hari

c) Sayur mayor

: kadang-kadangd) Buah-buahan

: kadang-kadang

e) Minuman susu

: kadang-kadang

C. Riwayat kesehatan keluarga

1. Pengawasan ibu hamilSaat ini ibu tidak dalam kondisi hamil.

2. Persalinan dan nifas ( Dalam 5 tahun terakhir )a) Penolong persalinan

: Dokterb) Tempat persalinan

: RS. Mardiwaluyoc) Lama perawatan pasca perssca persalinan: 3 hari

d) Kesulitan waktu persalinan

: kelainan letak e) Pemeriksaan masa nifas

: 2 jam post partum

f) BB bayi lahir baru lahir

: 2800 gram

3. Tumbuh kembang bayi dan balita

a) Data imunisasi balita

1. BCG

: lengkap

2. DPT I, II, III

: lengkap

3. Polio I, II, III, IV

: lengkap

4. Hep I, II, III

: -5. Campak

: -b) KMS balita

: Ada

c) Status gizi anak

: sedang

d) Pemberian ASI ekslusif

: tidak

e) Peberian vitamin A

: Belumf) Perkembangaan anak sesuai dengan umur: ya

4. Status kesehatan balita

: Sakita) Jenis penyakit

: gastritis (diare)

b) Upaya pengobatan

: ya

c) Berobat ke

: Bidan

D. PUS

a) Ibu menjadi akseptor KB : MOWb) Motivasi ibu ikut program KB : Anjuran petugas kesehatanc) Ibu mendapatkan pelayanan KB : Dokter

E. Data penunjang kesehatan

1. Peran serta masyarakat

a) Mengikuti kegiatan PSM

: ya

b) Memanfaatkan posyandu

: ya

c) Mengikuti pertemuaan kesehatan: ya di posyandu

2. Data kesehatan lingkungan

a) Perumahan

1) Keadaan rumah

: kurang bersih

2) Lantai rumah

: semen

3) Keadaan lantai

: kurang bersih

4) Kebiasaan membersihkan lantai: 1 x sehari

5) Ventilasi rumah

: ada

6) Pencahayaan

: ada

b) Sumber air minum(SAM)

1) Status kepemilikan

: ada

2) Sumber air

: sumur gali

3) Keadaan air

: baik

4) Bentuk fisik

: di cincin

c) Jamban keluarga (JAGA)

1) Status kepemilikan

: ada

2) Bentuk fisik

: laterin

3) Kondisi

: kurang bersih

4) Kebiasaan membersihkan

: kadang-kadang

5) Jarak jamban

: 10 m

d) Kebiasaan membuang sampah: dibakar

e) Kandang ternak

: Ada, jadi 1 dengan rumah Keadaan kandang

: kurang bersih Kebiasaan membersihkan

: kadang- kadang

f) Pemanfaatan pekarangan

: warung hidup

3. Data kematian 1 tahun terakhir

Tidak ada anggota keluarga yang meninggal dalam 1 tahun terakhir. 4. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

: Kurang baik2) Tanda-tanda vital

:

Pols : 83x/menit

RR : 45x/menit

Temp : 37,5 C

3) Tinggi badan

: 60cm

4) Berat badan

: 6 kg

5) Inspeksi

Rambut

: bersih,tidak berketombe

Mata

: simetris, tidak ada pembengkakan

dan konjungtiva agak pucat Hidung

: bentuk, simetris,keadaan bersih

Gigi dan mulut

: tidak ada kelainan, tidak stomatitis,

bersih, Telinga

: bersih, simetris,

Leher

: tidak pembesaran kelenjar tiroid

dan vena jugularis

Dada

: simetris, tidak ada ronchi dan tidak

terdengar mur-mur

Abdomen

: tidak ada pembesaran abdomen,

bising usus normal

Genetalia eksterna: hygiene baik, tidak ada kelainan

Ektermitas

: simetris, keadaan kuku bersih,

turgor kulit kurang baik, dan dapat

digerakkan dengan baik

F. Analisa data dan masalah

1) Pola makan keluarga yang belum memenuhi standar gizi seimbang

Dasar:

Keluarga masih kadang- kadang dalam mengkonsumsi buah

buahan dan daging

Keluarga masih kadang- kadang dalam mengkonsumsi susu

Bayi tidak diberikan ASI eksklusif, diberi nasi blender sejak usia 1bulan.

2) Kebersihan rumah dan jamban keluarga kurang dijagaDasar :

Keadaan rumah kurang bersih

Keadaan lantai kurang bersih

Kebiasaan membersihkan jamban kadang-kadang

Kandang ternak jadi satu dengan rumah dan keadaannya kurang bersih karena membersihkannya kadang-kadang

G. Masalah dan Pemecahan masalah

NoMasalahPemecahan masalahMateri penyuluhanEvaluasi

1Pola makan kelurga yang belum memenuhi standar gizi seimbang Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya ASI eksklusif

Memberikan penyuluhan tentang nutrisi bayi dibawah 6 bulan kaitannya dengan diare yang sedang diderita bayi saat ini.

Memberikan penyuluhan tentang PASI

Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang pentingnya gizi seimbang bagi kesehatan

Menganjurkan pada keluarga untuk makan sayuran dan buah-buahan agar dapat menjadi tambahan gizi setiap hari ditambah dengan segelas susu bagi keluarga.Pemenuhan menu gizi seimbang Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

Ibu mau melaksanakan anjuran yang diberikan

2Kebersihan rumah dan jamban keluarga kurang dijaga Memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan rumah

Memberikan penyuluhan tentang dampak dari keadaan rumah yang kurang bersih karena dapat menimbulkan penyakit dan penyuluhan tentang kebersihan jamban keluarga serta dampak yang ditimbulkan bila JAGA kurang bersih

Menganjurkan keluarga untuk membersihkan rumah dan jamban setiap hari

Menganjurkan agar kandang ternak terpisah dengan rumah dengan jarak minimal 5 meter dan menjaga kebersihannya.Pola hidup bersih dan sehat Keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberika

Keluarga akan berusaha melaksanakan anjuran yang diberikan

Berdasarkan prioritas masalah dan hasil pembobotan masalah kesehatan adalah :

a) Kurangnya pemenuhan gizi seimbang dan ASI eksklusifb) Kebersihan rumah, jamban keluarga, dan kandang ternak kurang dijaga

H. Evaluasi

1. Ibu mengatakan akan lebih memperhatikan kualitas makanan untuk keluarganya dan akan memberikan PASI yang tepat untuk bayinya kaitannya dengan ASI ibu yang sudah tidak lancer keluar sejak bayi berusia 1 bulan.2. Keluarga mulai membersihkan rumah, jamban, dan kandang ternak setiap hari

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan yang kami lakukan selama praktek kerja lapangan di Kelurahan Margodadi Kecamatan Metro Selatan dari tanggal 1 Desember-21 Desember 2010.

Maka kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan praktek kerja lapangan dapat berjalan dengan lancar dan partisipasi pamong serta masyarakat Kelurahan Margodadi juga baik. Bimbingan dari Puskesmas banyak membantu dalam kegiatan praktek kami.

2. Keberhasilan suatu program pemerintah, dalam hal ini bidang kesehatan khususnya program KIA/KB, kesehatan lingkungan tidak akan berhasil dengan baik tanpa kerja sama yang baik antara pemerintah/pamong setempat, tenaga kesehatan dan masyarakat.

3. Setelah kami melaksanakan praktek kerja lapangan, kami merasakan kegiatan tersebut sangat bermanfaat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dibidang komunitas. Kami dapat membandingkan antara teori yang didapat dibangku kuliah dan praktek di lapangan sehingga kami dapat menyerap ilmu yang ada di masyarakat sebagai bekal untuk terjun di masyarakat.B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka kami dapat memberikan saran-saran antara lain:

1. Kerjasama yang baik antara pamong desa dan masyarakat yang sudah berjalan dengan baik perlu dipertahankan dan ditingkatkan sehingga pembangunan Kelurahan Margodadi dapat lebih baik lagi.

2. Perlu peningkatan kegiatan lintas sektoral terutama dalam pelayanan keterpaduan khususnya kegiatan Posyandu-posyandu Lansia,KPKIA.

3. Keaktifan kader-kader perlu ditingkatkan lagi guna kemajuan pembangunan kesehatan.

4. Perlu peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

BAB V

PENUTUP

Demikian laporan ini kami buat berdasarkan data survey keluarga yang telah dilaksanakan pada tanggal 1-4 Desember 2010 dan telah kami sajikan dihadapan masyarakat. Dalam gambaran laporan ini kami masih banyak kekurangan dan hambatan yang dihadapi (semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi institusi setempat, Pendidikan, Mahasiswa khususnya keluarga bapak Hendra.

LURAH

TRIYONO, S.Sos

SEKERTARIS KELURAHAN

NASRODIN LATIF

KELOMPOK FUNGSIONAL

KASI PEREKONOMIAN

MEGAWATI,S.IP

CHOIRUL MUAMIROH

KASI SOSIAL KEMASYARAKATAN

SUPARDI, S.IP

MUHIDI

KASI PEMBANGUNAN

AHMAD HUDRI, S.IP

KASI PEMERINTAHAN

AMRI YUSI SAPUTRA

BAYU TANOYO

VINDI PUSPITA AYU

.

S