Tabloid Teknokra Edisi 144 Juni 2015
-
Upload
teknokra-unila -
Category
Documents
-
view
262 -
download
13
description
Transcript of Tabloid Teknokra Edisi 144 Juni 2015
Halaman 10Salah satu faktor penyebab aklamasi secara berturutturut karena adanya kekecewaaan atau ketidakpercayaan dari sebagian mahasiswa terhadap sistem yang ada.
www.teknokra.com
Ed i s i J un i 2015No 144 Tahun XV Trimingguan
Halaman 6Tahun ini Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila menempati posisi teratas sebagai jurusan yang paling digandrungi tahun ini.
Tetap Berpikir Merdeka!Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh
TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG
Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas
Teknokra Unila@TeknokraUnila
Halaman 5Skripsi hanya salah satu cara mencetak calon sarjana yang memiliki kompetensi penelitian. Masih banyak opsi lain seperti artikel yang diterbitkan atau responsi tentang fenomena tertentu.
RUSUNAWARIWAYATMU KINI
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 20152 No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 201522SALAM KAMI
Judul : Rusunawa Riwayatmu Kini
Ide & Desain : Defi ka Putri Nastiti
KYAY JAMO ADIEN
Oleh Retno Wulandari
Kini dengan membayar 1,8 juta rupiah maka mahasiswa Unila dari angkatan berapa pun bisa tinggal dan menikmati semua fasilitas Rusunawa Unila. Namun, mahasiswa yang terlanjur menjadi penghuninya harus gigit jari.
Seperti tak ada habisnya, penghuni Rusunawa kembali keluhkan hunian empat lantai bercat krem itu. Mulai dari lantai hingga atap yang tak lagi tampak terawat. Kesan kumuh menjadi hal pertama yang dirasakan siapa pun yang masuk ke sana.
Selain sarana dan prasarana yang tak layak, keamanan di lingkungan Rusunawa pun sudah menurun. Terbukti dari hilangnya motor mahasiswa yang di parkir di lantai dasar Rusunawa. Tak hanya motor, pencuri bahkan sudah mampu menjangkau areal kamar mahasiswa dan menggasak beberapa laptop. Mahasiswa hanya bisa pasrah. Satpam yang diharapkan mampu menjaga keamanan malah sering terlelap di tengah malam.
Dalam satu kamar berukuran 4x5 meter itu ditinggali empat mahasiswa. Dengan penghuni yang cukup banyak tersebut, sudah sepatutnya Rusunawa dijaga dan dirawat penghuninya sendiri. Namun, mahasiswa terlihat tidak peduli dengan kebersihan huniannya. Mahasiswa Rusunawa seharunya tak hanya mengeluhkan sarana dan prasarana yang ada, gaya hidup mereka yang malas juga menyumbang kerusakan yang ada.
Hal yang lebih disayangkan pengelola rusun pun seperti tutup telinga dengan keluhan mahasiswa. Meski sudah diperbaiki beberapa kali, hasilnya selalu tak optimal. Usaha yang dilakukan hanya sebatas mendata keluhan dan kerusakan yang terjadi. Tapi tetap tak ada reaksi. Jika sudah seperti itu, siapa yang harus diandalkan untuk menjaga Rusunawa? Tahun ini penghuni Rusunawa diimingimingi janji perbaikan dengan dana sebesar 800 juta rupiah. Mungkinkah Rusunawa menjadi bangunan yang terawat, dan kembali pada konsep awal pembangunannya, yaitu menjadi hunian student welfear. Mahasiswa hanya bisa menunggu realisasi dan hasilnya.=
Jurnalisme
Dalam bukunya yang berjudul Agama Saya adalah Jurnalisme, An
dreas Harsono mencoba untuk menjelaskan tentang deideologisasi tanpa bertendensi untuk berbicara tentang religiusitas. Buku ini hanya ingin menegaskan betapapun sulitnya, jurnalis tidak boleh menonjolkan kecondongan ideologis tertentu dalam karya jurnalistiknya.
Pemahaman kami tangkap bahwa jurnalis harus mengesampingkan ideologi yang dianutnya ketika melakukan peliputan. Sebagaimana kedekatan personal, kecondongan ideologis dapat membuat jurnalis bias dalam melihat fakta, bersikap dogmatis dalam menulis berita, dan akhirnya mudah terjebak dalam keberpihakkan yang tidak perlu.
Deideologisasi juga merupakan proses belajar kami selama di Teknokra, yang jelas kami sadari untuk menjadikan Teknokra tetap pada pakemnya yaitu sebagai kontrol sosial. Maka sebagai penggiatnya kami harus melalui proses deideologi terse
Sampul
but. Kami yang awalnya datang ke Pojok PKM ingin belajar untuk menulis, menggali bakat dan minat kami, perlahan berubah dalam memandang Teknokra.
Awalnya kami memandang Teknokra hanya sebatas organisasi minat dan bakat, tak ada bedanya dengan UKM lainnya. Namun, semua proses dan gemblengan selama menjadi penghuni Pojok PKM mengubah cara pandang kami tersebut. Kami yang awalnya hanyalah mahasiswa dari berbagai jurusan, bahkan di awal banyak dari kami yang merupakan anggota dari organisasi lain, baik internal atau pun eksternal, perlahan mulai paham ideologi awal kami harus diganti dengan ideologi Teknokra yaitu jurnalisme.
Maka yang bertahan adalah orangorang yang mau menerima proses deideologi tersebut. Kami pun membuktikannya dalam kerjakerja jurnalistik yang kami lakukan. Kami tak pandang bulu dalam meliput suatu peristiwa. Walaupun sulit, tapi sebisa mungkin kami menghindari bias yang mungkin akan
Comment
timbul jika kami tidak meninggalkan ideologi awal kami.
Hal inilah yang membuat kami berbeda dalam melihat sesuatu, yang tak jarang membuat kami mendapatkan intervensi dari pihak yang merasa keberatan saat kami kritik, mulai dari mahasiswa sampai birokrat kampus. Tapi itulah Teknokra, mengajarkan kami untuk total dalam memaknai peran jurnalisme dalam kehidupan. Mengajarkan kami untuk menjadi mahasiswa yang jauh dari kata apatis apalagi pragmatis.
Kembali kami terbitkan tabloid trimingguan Teknokra, yang ternyata dalam penggarapannya kami butuh waktu lebih dari tiga minggu, untuk keterlambatan ini kami meminta maaf kepada para pembaca setia. Untuk membayar kekurangan kami ini, dalam tabloid edisi 144 kami memuat berita Rusunawa Unila dalam reportase khusus, dan aklamasi pemilihan Presma dalam liputan khusus, dan berita seputar Unila selama beberapa minggu ini.=
Tetap Berpikir Merdeka!
TABLOID TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl.Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL [email protected], [email protected] WEBSITE www.teknokra.com Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembi na: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajair Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Riva’i, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswa-nto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. Burhan, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi
Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: Ayu Yuni Antika Redaktur Pelaksana Daring: Khorik Istiana Redaktur Berita: Rika Andriani Reporter : Fahmi Bastiar (Non Aktif), Fitri Ardiani, Enindita Prastiwi, Retnoningayu JU Redaktur Foto: Wawan Taryanto Fotografer: Luvita Wilya H Redaktur Artistik: Retno Wulandari Staf Artistik: Defi ka Putri Nastiti Kameramen: Fajar Nurrohmah, Redaktur Daring: Yola Septika Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Manajer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Riska Martina, Enin-dita Prastiwi Staf Pemasaran: Yola Septika Staf Kesekretariatan: Fitri Ardiani Staf Analisis dan Perpustakaan: Fajar Nurrohmah Staf Pengkaderan dan SDM: Wawan Taryanto Magang: Aditya, Sheli P.S, Adi F, Agung M, Aldi H, Ana U, Ari A, Arif S, Ariz N, Bayu F.H, Eka S, Endani A, Faiza U.A, Febriel M, Fonny B, M. Ghufroni A, Niko F, Novita L, Nur Azizah D.A, Nur Intan F, Trias S.P.N, Winda S, Yessi E.N.
Rusunawa Butuh Realisasi!
Dok
.
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015 3KAMPUS IKAM
NGEKHIBAS IMAPESI Gandeng FKIP EkonomiOleh Defi ka Putri Nastiti
FKIP-Tek: Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung (Unila) mengikuti agenda Ikatan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Seluruh Indonesia (Imapesi) bertempat di Universitas Surabaya (UNESA), JumatSabtu (2930/5). Agenda tahunan Imapesi ini membahas Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang dihadiri 21 Universitas seluruh Indonesia. Dalam pertemuan ini juga digelar seminar yang mengangkat tema Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Sukur Pamudi (Pendidikan Ekonomi ’13) selaku ketua
umum Association of Econo mic Education Students (Assets) Unila mengaku bahwa awalnya ia hanya berkenalan dengan salah satu Sekretaris Jendral Imapesi. Kemudian ia diundang bersama ketiga rekannya yaitu, Avivah Nur Rahmah (Pendidikan Ekonomi ’13), Nurhoiriyah (Pendidikan Ekonomi ’13) dan Panji Ari Wibowo (Pendidikan Ekonomi ’13) untuk berangkat ke Universitas Surabaya (UNESA). “Kami enggak dapat dana dari pihak universitas dan fakultas untuk berangkat ke Surabaya, jadi kami berangkat ke sana memakai dana
dari hasil sumbangan dosen dan alumni serta dana pribadi, walau kami ke sana membawa nama Universitas,” Ujar Sukur saat ditemui di laboratorium akuntansi, Senin (8/6).
Salah satu dosen Pendidikan Ekonomi yang juga Pembina Assets Unila, Pujiati mengatakan bahwa ia senang dan bangga atas prestasi Pendidikan Ekonomi Unila yang dapat bergabung dengan Imapesi. “Saya berharap Pendidikan Ekonomi dapat lebih maju lagi dan dapat meneruskan serta mengikuti setiap agenda Imapesi,” ujarnya berharap.=
Skripsi tidak diwajibkan?Buat Kajian dulu, baru ambil kebijakan
Hima yang tidak resmi saja aktifMasa yang resmi gak aktif?
Hima Pertanian aktif lagi?
Semoga enggak melakukan pelanggaran lagi deh!
800 juta untuk perbaikan Rusunawa?Terealisasi enggak ya?
Unila-tek: Unit Kegitan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung (Unila) adakan hajatan Teater 2015. Mengusung tema “Bersatu dalam Seni”, gelaran cara ini dilaksanakan pada 28 Mei1 Juni 2015. Acara kali itu diisi oleh beberapa teater lokal seperti Teater UKMF KSS FKIP Unila, Teater Jabal Tanggamus, Teater Tiga Topeng UKMBS Polinela, Teater Kita UKMBS Malahayati, Teater Nol SBI IAIN Raden Intan, Teater Kuntara Bandar Lampung, dan teater asal Jakarta, Teater Keliling.
Ketua Pelaksana Nevia Setiana (Ilmu Pemerintahan ’12) mengatakan kendala yang dihadapi selama berlangsungnya acara yaitu kondisi gedung yang memang bukan gedung khusus pertunjukkan sehingga penonton begitu sesak dan tak jarang menjadi gaduh. Selain itu ruangan tersebut juga dapat berpengaruh pada konsentrasi
Bersatu Dalam SeniOleh Wawan Taryanto
pemain dalam membawakan peran.
Menurutnya acara tersebut sukses karena sesuai dengan target, setidaknya ada delapan kelompok teater dari perguruan tinggi berbeda memeriahkan acara ini. Terbukti dari banyaknya apresiasi yang muncul dari kelompok pecinta teater, penonton dan ahli seni pertunjukan Lampung.
Sebagai sutradara, Nevi mengutarakan masih banyak catatan untuk para aktor dengan penyesuaian kapasitas penonton . “Perlu upaya lebih keras bagi pemula untuk dapat tampil secara totalitas,” tambah Nevi.
Diakhir acara, para pengamat Rifian A. Chepy, Ari Pahala Hutabarat, dan Imas Sobariah, memberikan tanggapannya pada pertunjukan yang disuguhkan tiap teater. Mulai dari setting ruang, pencahayaan, aksen para tokoh, hingga
tiap kata dan raut muka para tokoh tak luput untuk diamati.
Kemudian Imas Sobariah membacakan nominasi sebagai wujud apresiasi pada Hajatan Teater 2015. Aktor terbaik diberikan kepada pemeran Suminta Lakon “Sayang ada Orang Lain” dari Teater Jabal, Tanggamus, Aktris terbaik diberikan kepada pemeran Yusni lakon “Tanah” dari Teater UKMF KSS FKIP Unila, dan Sutradara terbaik diberikan kepada Sutradara lakon “Bila Malam Bertambah Malam” Teater Kurusetra UKMBS Unila, dan tiga grup terbaik yaitu Teater KSS FKIP Unila, Teater Kuntara Bandar Lampung, dan Teater UKMBS Unila.
Di akhir acara Ketua Umum UKMBS, Edythia Rio Wirawan (Manajemen’12) mengucapkan terimakasih atas respon positif dari pecinta teater dan semua pihak yang telah menyukseskan acara tersebut..=
Membangun . Seorang pekerja tengah bekerja untuk membangun taman di lingkungan FMIPA Biologi. Pem-bangunan dilakukan untuk menambah kawasan tempat belajar dan berkumpul mahasiswa. Foto dibidik Se-lasa (19/05).
Foto Luvita Willya Hendri
FEB-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (UKMF) Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam dan Lingkungan (Mahepel), merayakan dies natalies ke18. Kegiatan yang berlangsung di Lapangan FEB, KamisSabtu (2123/05) ini mengusung tema “Fun and Healty with a Good Environtmen”. Kegiatan donor darah, �lying fox, kejuaraan catur untuk umum, dan lomba daur ulang untuk SMP dan SMA sederajat. Hari kedua masih dilakukan donor darah, �lying fox, penanaman pohon, �ind the case untuk lembaga kemahasiswaan, himpunan mahasiswa FEB Unila dan Mahasiswa Pecinta Alam seBandar Lampung, serta lomba Akustik. Puncak acara di hari terakhir, dilakukan Run for nature care yang dimulai dari FEB menuju Wisma Unila dan kembali ke garis finis di FEB. Dilanjutkan dengan dekorasi lingkungan penuh lampion dan pengumuman para juara pada malam harinya.
Ida Bagus Komang (Manajemen ’13) selaku Ketua Pelaksana mengungkapkan tujuan dari kegiatan ini selain untuk memeriahkan ulang tahun Mahepel yang ke18 juga untuk mengajak masyarakat Unila dan masyarakat umum agar menjaga lingkungan. “Agar masyarakat tahu cara menjaga lingkungan dan memanfaatkan limbah,” ujarnya.
M. Reza Budiman (Akuntansi ’12) selaku ketua umum Mahepel mengatakan kegiatan ini sebagai media penyambung silaturahmi internal ekonomi dan silaturahmi dengan Mapala lainnya.=
Mapala Latih Anggota Muda
Dies Natalis Mahepel
Oleh Retnoningayu Janji Utami
Oleh Faiza Ukhti Annisa
Unila-Tek: Anggota baru selalu diharapkan menjadi bibit unggul yang menjadi nafas baru pada setiap organisasi. Sama halnya seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pencipta Alam (Mapala) Unila yang mengadakan Latihan Pemantapan Anggota Muda Mapala 2015 pada Kamis, (4/6). Delapan anggota muda yaitu, Martin Saliman (FKIP Bahasa Indonesia ’13), Rangga Isriadi (Agroteknologi ’14), Renaldi Nur Rahma Putera (Agroteknologi ‘14 ), Giri Saputra (FMIPA ’14), Eca Wamrou (Hukum ’14), Deva Susanti Dahra (Manajemen Ekonomi Pembangunan ’14), Hermawan Toni (FMIPA ’14), Afis Prada (Teknik Sipil ’14) telah melalui be-berapa pelatihan ruang. Seperti keorganisasian, pengenalan alat selam, fotografi, jurnalistik dan dilanjutkan dengan pemberian materi ruang dan pelatihan lapangan hingga 10 Agustus.
Pelatihan ini diikuti angkatan 23 dan 24 untuk menjadi anggota baru yang selanjutnnya akan menjadi anggota biasa melalui Latihan Pemantapan (Lantap) dan Masa Bimbingan (Mabim) yang dilanjutkan dengan pengambilan nomor induk agar diangkat sebagai pengurus. Nantinya, para anggota muda ini akan turun lapang ke beberapa lokasi seperti Gunung di daerah Register 19 (Pesawaran), Tebing (Margodadi, Pesawaran), Goa di Krui, Arum Jeram (Wai Besai, Lampung Barat) serta Diving ke Pulau Tegal. “Semoga semua anggota dapat menguasai materi yang diberikan dan dapat mempraktekannnya, serta nantinya dapat menjadi pengurus yang lebih baik,” harap Sior Putra selaku Koordinatoor Badan Diklat Mapala.=
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 20154KAMPUS IKAM
Unila-Tek : Pemilihan Mahasiswa berprestasi tingkat Jurusan dan Universitas yang berlangsung dari April hingga Juni, kini telah siap untuk mewakili Unila ke tingkat Nasional. Dari tujuh kandidat perwakilan setiap Jurusan, terpilihlah Rizki Putera Kesuma (Akuntansi’12) yang meraih peringkat pertama di Universitas dengan skor 93,72, disusul peringkat kedua Delima Nur Ramadhani (Pertaian’12) dengan skor 83,62, serta di peringkat ketiga James Reinaldo (Ilmu hukum) dengan skor 74,55.
Pemilihan Mawapres yang diselenggarakan oleh Dikti dan Kemenristik ini mengangkat tema Kemandirian dan Kepribadian bangsa. Rizki Putera Kesuma (Akuntansi’12) mengangkat judul “Inkubasi Bisnis Sebagai Solusi Untuk Meningkatkan Keberlangsungan Hidup dan Kinerja Usaha Dalam Industry Start up di Indonesia”.
“Setelah saya bandingkan dengan Amerika sebagai variable terikat, di Amerika pertumbuhannya stabil, karena
Mawapres ke Tingkat NasionalOleh Retnoningayu Janji Utama
inkubator bisnisnya seimbang dengan start up , inkubator bisnis ini sebagai agen yang mementor industry start–up tadi. Mementor bantuan dana, perluasan investor, mengajarkan bagaimana membuat model bisnis yag baik,” ujar Rizki.
Pada 28 Mei seluruh PTN di Indonesia sudah mengirimkan delegasinnya. Penjurian tahap awal berlangsung 46 Juni , Pada 12 Juni akan diumumkan peserta yang lolos 15 besar yang akan disaring lagi menjadi tiga peringkat terbaik. Ada dua tahap dalam penilain, pertama seleksi dokumen, dan kedua berdasarkan hasil penilaian naskah, presentasi, wawancara, diskusi dalam bahasa inggris, serta tes dan pengamatan kepribadian.
Sebagai perwakilan di tingkat nasional kemampuan non akademik yang dimasukkkan oleh Rizki ialah menggunggulkan kejuaraan tertingginya sebagai google student ambas-sador 2014, pemenang story telling tingkat nasional , dan kejuaraan lainnya yang lebih
kepada kemampuan berbahasa inggrisnya.
Sebagai Mawapres unila dirinnya berharap bisa menginspirasi tementeman di universitas lampung untuk berprestasi lagi bukan hanya dalam akademik maupun non akademik. Ia juga berharap dirinya dapat memberikan terbaik pada tingkat nasional ini. “menang atau kalah urusan belakangan, karena kunci dari kesuksesan adalah persiapan matang, kerja keras dan do’a, jadi apapun yang terjadi dan hasilnya nanti saya akan tetap memberikan yang terbaik,“ ungkapnya.
Sunarto selaku Wakil Rektor sidang Kemahasiswaan dan Alumni mengatakan Universitas akan mendukung seluruh Mawapres yang terpilih, karena telah mengharumkan nama baik Unila. “Kita ‘kan ada dana pembinaan, ya walaupun itu sedikit pasti kita dukung juga, seperti memfasilitasi sebelum dan saat keberangkatan, dan kalau memungkinkan untuk memberikan beasiswa, kita akan berikan,” ujarnya.=
Unila-Tek : Unit Pusat Teknologi Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPT PKK) mengadakan Workshop Kiat Mencari Kerja (WKMK) di Balai Bahasa, SeninSelasa (2526/5). Workshop yang mengusung tema “Kiat Mencari Kerja” ini diikuti sekitar 50 mahasiswa berbagai jurusan di Unila.
Kepala UPT PKK, Ayi Ahadiat dalam sambutannya mengharapkan lulusan Unila siap menghadapi dunia kerja dan mulai menata kemampuan diri. Ia juga mengatakan bahwa ke
FEB-Tek: Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa Fakultas (UKPM F) Pilar FEB Unila mengadakan Forum Publik di Lapangan gedung A FEB, Rabu (20/5).
Acara yang mengusung tema “Mahasiswa Aktif, Pers Informatif, Bandar Lampung Bangkit” ini mengahadirkan Tobroni Harun (Wakil Walikota Bandar Lampung), Yoso Muliawan (Ketua Umum Aji Lampung),
Mahasiswa di Dunia Kerja
Mahasiswa Aktif, Pers Informatif
Oleh Fitri Adriani
Oleh Rika Andriani
cepatan pertumbuhan pencari kerja lebih cepat dari jumlah lapangan pekerjaan. “Kompetisi pencari kerja sangat ketat, semua harus bersertifikasi,” ungkapnya.
Diah Utaminingsih selaku Ketua Pelaksana, mengatakan kegiatan yang berlangsung tiga kali dalam setahun ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja. Dalam workshop tersebut, peserta diajarkan cara membuat CV (Curiculum Vitae) dengan banar, diberikan wawasan men
dan Dany Afriando (Gubernur BEM FEB) sebagai pembicara.
Diskusi membahas tentang peran pemuda khususnya mahasiswa dalam rangka pemba ngunan Indonesia yang semakin sejahtera. Saat ini mahasiswa seakan tertidur, terlena dengan dunia yang serba instan. Mahasiswa yang dulunya idealis kini menjadi pragmatis. “Mahasiswa jangan lagi loyo, ayo bangkit untuk
genai kondisi dunia kerja sekarang dan apa yang akan mereka hadapi kelak saat akan memasuki dunia kerja, serta diajarkan bagaimana cara melakukan interview dengan baik.
Yaqub Rakhazoni (Agribisnis ’11) berharap workshop tersebut dapat memberikan bekal untuk terjun di dunia kerja dan dapat menambah pengetahuan tentang caracara melamar kerja dengan baik. “Semoga setelah lulus nanti bisa lebih cepat mendapat pekerjaan,” harapnya.=
menyongsong Indonesia yang sejahtera,” ungkap Tobroni Harun.
Farhan Aulia (Manajemen ’14) selaku Ketua Pelaksana mengatakan diskusi publik yang di adakan dalam rangka mempe ringati hari Kebangkitan Nasional tersebut bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat mahasiswa dalam menyongsong kesejahteraan masyarakat.=
FKIP-Tek: Panitia Khusus (Pansus) mengadakan Pemilihan Raya (Pemira) anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (DPM FKIP) Kamis, (28/5). Masingmasing program studi hanya diperbolehkan mengirim lima calon anggota DPM. Mustofa Rudin (Pend. Ekonomi 14) selaku ketua Pansus mengatakan tahun ini Pansus hanya mempersiapkan Pemira untuk anggota DPM, karena Pemira Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih lewat aklamasi. “Saya berharap tahun selanjutnya tidak aklamasi lagi. Kedepannya, lebih digencarkan sosialisasinya,” ujarnya.
Ahmad Ansori (Pend. Matematika ‘11) selaku Ketua DPM berharap pemira dapat berjalan lancar sesuai dengan azas Pemira. Agung Ardiansyah (PPKN ‘12) sebagai salah satu calon anggota DPM mengungkapkan siapapun yang terpilih bukan jadi masalah, yang terpenting kapasitas dari calon. Berbeda halnya dengan Dani Rasanjani (Kimia ‘12), ia mengaku sudah siap dengan hasil Pemira nantinya. “Terpilih atau enggaknya saya sudah siap,” ujarnya.
Risko Apriandi (Pend. Kimia ‘12) sebagai Gubernur terpilih mengatakan akan melakukan gebrakan terutama kebersihan dan parkir. “Lalu kami akan menyoroti prestasi mahasiswa lewat PKM dan PMW mahasiswa,” ungkapnya.=
Unila-Tek: Selasa (19/05), Unila menghelat kuliah umum di Gedung Serba Guna (GSG) Unila. Acara ini diikuti oleh seluruh mahasiswa di provinsi Lampung.
Kuliah umum yang bertemakan Eksistensi Indonesia di putaran Globalisasi ini menghadirkan Jendral TNI Dr. Moeldoeko sebagai pemateri. Panglima TNI KOREM 043 Garuda Hitam ini menyampaikan tentang stabilitas politik, keamanan negara dan juga ketahanan ekonomi di Indonesia.
Agenda yang menggaet Forum Komunikasi (Forkom) Bidikmisi Unila ini juga dihadiri Gubernur Lampung, Rektor Unila, Rektor Universitas seBandar Lampung, Wakil rektor III Unila dan beberapa Dekan dari Universitas seLampung.
Andi Kurniaawan (Manajemen ’13) selaku ketua Forkom Bidikmisi mengungkapkan bahwa kuliah umum ini dilaksankan untuk memberikan informasi kepada seluruh elemen masyarakat Lampung khususnya mahasiswa tentang froxy war.
Qodar Hasani selaku ketua pengelola Bidikmisi mengatakan bahwa kuliah umum ini merupakan kegiatan Korem yang kebetulan salah satu tempatnya di Unila.=
Pemira DPM FKIP
Kuliah Umum Panglima TNI
Oleh Arif Sabarudin
Oleh Faiza Ukhti Annisa
Rektor Cup. Beberapa juri dari Pelestarian Burung Indonesia (PBI) se-dang menilai durasi dan keelokan kicau burung dalam ajang Rektor Cup yang diadakan di pelataran parkir gedung A Fakultas Pertanian Univer-sitas Lampung. Foto dibidik Minggu (31/05).
Foto Luvita Willya Hendri
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015 5KAMPUS IKAM
Unila-Tek: Merebaknya kasus dugaan kecurangan hingga pemalsuan ijazah dan skripsi mahasiswa S1 Mei lalu, membuat Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir angkat bicara. Ia melontarkan wacana agar skripsi tak lagi menjadi syarat wajib kelulusan pada program Sarjana (S1). Hal tersebut menuai tanggapan berbeda dari berbagai pihak di Universitas Lampung.
Bujang Rahman salah satunya, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan (FKIP) ini turut menganalisis wacana tersebut. Menurutnya perlu dilakukan peninjauan kembali terkait skripsi sebagai prasyarat kelulusan mahasiswa. Skripsi hanya salah satu cara mencetak calon sarjana yang memiliki kompetensi penelitian. Ia meyakini masih banyak opsi lain seperti artikel yang diterbitkan atau responsi tentang fenomena tertentu. “yang menjadi substansi adalah bahwa seorang sarjana harus memiliki kompetensi dalam penelitian,” ujarnya.
Menurutnya, kecuran
Skripsi Masih RelevanOleh Rika Andriani
gankecurangan dalam pembuatan skripsi dapat dihindari dengan membentuk karakter mahasiswa yang jujur dan pengawasan saat proses ujian yang benar. “Yang terpenting bukan skripsi itu dibuat oleh dia atau bukan, tetapi dia menguasai isi skripsinya atau tidak,” tambahnya. Ia pun menghimbau mahasiswa tidak perlu risau atau merasa galau dengan berbagai kebijakan, karena yang terpenting menguasai kompetensi dirinya untuk mengaktualisasikan ilmunya di dalam masyarakat.
Menanggapi hal itu, Slamet Riyanto (Pend. Bahasa Inggris ’11) menilai skripsi sebagai karya seorang mahasiswa hasil dari proses belajar di kampus. Skripsi menjadi ajang pembuktian diri sejauh mana kualitas mahasiswa dalam proses belajar. Ia pun berharap, skripsi tetap diadakan, karena sebagai wujud dari Tri Darma Perguruan Tinggi.
Senada dengan Fahmi Badar (Ilmu Komputer ’09), mahasiswa FMIPA ini tetap berharap skripsi menjadi salah satu persyaratan kelulusan
seorang sarjana. Menurutnya skripsi bagian dari karya ilmiah mahasiswa yang dapat diimplementasikan atau diaplikasikan di masyarakat nantinya.
Mengenai skripsi yang dihilangkan dengan dampak bagi sebuah Universitas itu sama sekali tidak ada. Dan untuk kualitas mahasiswa juga tergantung bagaimana cara mahasiswa tersebut menggarapnya. “Mungkin ada yang dikerjakan orang lain, ada juga yang benarbenar murni garapannya ia sendiri”, Ujar Prof. Sudjarwo selaku ketua program pascasarjana P.IPS yang juga merupakan salah satu pakar pendidikan. Cara melihat kualitasnya juga dengan melihat bagaimana proses yang ia jalani.
Sejak abad 8 di jaman Daud Yusuf terdapat dua jalur yang biasanya dilewati oleh para mahasiswa yang ingin menempuh Sarjana Strata 1. Yang pertama jalur skripsi, dan yang kedua jalur nonskripsi. Mereka dibebaskan untuk memilih salah satu di antara kedua jalur tersebut.=
Selebrasi. Beberapa mahasiswa tengah berkeliling di lingkungan Uni-versitas Lampung merayakan terpilihnya presiden dan wakil presiden BEM Universitas Lampung periode 2015/2016. Foto dibidik Kamis (28/05).
Foto Luvita Willya Hendri
Rohingya. Seorang mahasiswi yang ter-
gabung dalam Forum Silaturahmi Lembaga
Dakwah Kampus (FSLDK) Universitas
Lampung sedang menggalang dana
untuk etnik Rohing-ya yang terdampar di Aceh silam, dari pengendara yang melintas di lampu merah Universitas
Lampung. Foto dibi-dik Senin (25/05).
Foto Luvita Willya Hendri
Unila Siapkan Para Wirausaha MudaOleh Rika Andriani
Unila-Tek: Universitas Lampung, kembali mencetak calon wirausahawan muda di kalangan mahasiswa. Program tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Perguruan Tinggi Negeri (Dikti) berhasil meloloskan 60 mahasiswa dalam seleksi Proposal Mahasiswa Wirausaha (PMW).
Dari 282 mahasiswa yang mendaftar. Hanya 60 mahasiswa yang terpilih setelah proses wawancara. Tahun lalu, salah satu syarat calon peserta adalah sudah menempuh masa studi 80 SKS. Namun, tahun ini mahasiswa diperbolehkan mendaftar minimal sudah menempuh 36 SKS. Salah satu kriteria yang lolos adalah mahasiswa yang sudah memulai usahanya, atau yang pernah memulai tetapi berhenti karena tidak ada dana.
“Memang kami prioritaskan untuk usaha yang sudah berjalan, tapi tidak menutup kemungkinan bagi yang akan memulai. Tapi memang tahun ini yang lolos, semua yang sudah ada usaha,” ujar Hartono selaku pembimbing wirausaha.
Setiap mahasiswa akan diberi dana hibah dari Dikti sebesar lima juta per orang. Dana itu sebagai penunjang usaha yang nantinya akan ada penga
wasan dari pihak Rektorat yang berperan sebagai konsultan bisnis. “Nanti, satu orang akan memegang 10 mahasiswa untuk menjadi pengawas dan konsultasi usaha,” tambah Hartono.
Hartono berharap, dengan adanya program ini mahasiswa menjadi bagian dari solusi pengangguran. Mahasiswa bukan lagi sebagi pelamar kerja, melainkan menjadi seorang pembuka lapangan pekerjaan.
Singgih Samsuri (Ilmu Pembangunan ’12), salah satu mahasiswa yang memiliki usaha Centra Lele Barokah di Padang Cermin, merasa terbantu dengan adanya program PMW. Dana hibah yang ia terima akan digunakan untuk mengembangkan usaha ysng sudah dirintis selama tiga bulan. “Tahun depan mungkin kuota untuk mahasiswa yang mendapat dana stimulan dari PMW diperbanyak, dan jumlah dananya bisa ditambah lagi, supaya bisa benarbenar untuk pengembangan usaha,” ujarnya.
Fajar Wahyudi (Manajemen ’13) mahasiswa yang memiliki bisnis kuliner ini berharap program PMW bisa konsisten berjalan. Supaya lebih banyak menampung mahasiswa yang berniat untuk menjadi seorang wirausahawan. =
FKIP-Tek: Beberapa Himpunan Mahasiswa Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan belum tercatat secara resmi di fakultas, namun masih tetap berkegiatan. Dani Rasanjani (Pend. Kimia’12) selaku Ketum Forum Silaturahmi Mahasiswa Pendidikan Kimia (Fosmaki) mengatakan selama ini untuk berkegiatan mereka memperoleh dana dari berdikarya. “Seperti iuran pengurus dan mahasiswa, di sini juga ada bidang dana dan usaha yang mengkoordinir mahasiswa baru untuk peralatanperalatan laboratorium seperti jas dan masker,” ungkapnya.
Produktif Meski Tak ResmiOleh Arif Sabarudin
Senada dengan Dani, Ari Wiranata (Pend. Matematika ’12), selaku Ketua umum Math-ematic Education Forum Ukhu-ah (MEDFU) mengungkapkan semua pendanaan kegiatan disiapkan mandiri dengan cara iuran dari pengurus. “Kalo ada event kami berusaha mencari link kerjasama dengan beberapa Perusahaan,” ujarnya.
Nurohim (PPKn’12) selaku ketum Forum Pendidikan Kewarganegaraan (Fordika) mengungkapkan untuk pendanaan mereka mengandalkan kas mahasiswa PPKn yang dikumpulkan setiap sebulan sekali. “Kalau ada agenda besar biasanya kita
membuat proposal yang ditujukan ke alumni dan ke instansi pemerintahan,” paparnya.
Menanggapi hal itu, Muhammad Fuad selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni mengungkapkan Hima sebaiknya membuat kegiatan seperti pembinaan jam belajar masyarakat, karena itu lebih terlihat nyata manfaatnya dan lebih relevan dengan mahasiswa FKIP. “Hima harus dapat membuat program yang berdampak lingkungan dan pendidikan. Harapannya prodi dapat memberikan gebrakan nyata yang tak hanya teori saja,” ungkapnya.=
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 20156KAMPUS IKAM
Pengaktivan Kembali Hima PertanianOleh Luvita Willya Hendri, Winda Septina
FP-Tek: Himpunan Mahasiswa Jurusan Tekhnologi Hasil Pertanian (HMJTHP) dan Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (Perma Agt) resmi aktif kembali pada 10 April lalu. Kedua himpunan mahasiswa ini sempat dibekukan karena dianggap melakukan pelanggaran tata pergaulan warga Unila berupa perploncoan atau kekerasan terhadap mahasiswa lain pada Medio tahun lalu.
Menurut Rendi Julian Saputra (Agroteknologi ’12) selaku Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Pertanian (DPM FP) Universitas Lampung,
pembekuan kegiatan pada kedua Hima tersebut karena adanya miskomunikasi antara pihak mahasiswa, jurusan, dan dekanat. “Himanya tidak dibekukan, hanya kegiatannya saja yang dibekukan,” jelasnya.
Kini HMJ THP telah memilki Ketua Umum yang baru, Mahesa Reyhan Prayoga (THP ’12) yang terpilih pada Sabtu (23/5). Sebagai Ketua Umum baru HMJ THP Unila, Mahesa siap mengadakan beberapa kegiatan yang berkualitas di Himanya itu.
Sedangkan Perma AGT telah mengadakan kuliah umum,
(9/4) sebagai langkah awal keaktivannya. Untuk mencegah hal yang sama terulang pihak DPM melakukan pemantauan lebih lanjut. DPM juga berencana membuat Standart Operation Program (SOP) pengkaderan dengan pengaturan serempak persatuan sistem pengkaderan.
Rendi mengaku merasa bangga keduanya dapat aktif kembali “Bisa mengharumkan nama pertanian dan Unila, dapat mendidik adikadiknya menjadi lebih baik, dan halhal serupa tidak terjadi lagi,” harapannya.=
Unila-Tek: Sebanyak 18.342 calon mahasiswa mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN) di panitia lokal Lampung (Panlok 27), Selasa (9/06). Dimana 6.840 orang diantaranya mengikuti ujian tulis Sains Teknologi (Saintek) yang terpusat di Universitas Lampung (Unila). Tahun ini jumlah pendaftar Unila yang masuk melalui jalur SBMPTN secara nasional berjumlah 46.123 calon. Sebanyak 15.476 orang diantaranya menempatkan Unila sebagai pilihan pertama, 15.505 orang menempatkaan Unila sebagai pilihan kedua dan 15.142 orang menempatkan Unila pada posisi ketiga.
Tahun ini Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila menempati posisi teratas sebagai jurusan yang paling digandrungi ta
Peminat Unila MeningkatOleh Wawan Taryanto
hun ini. Jumlah pendaftar Jurusan Manajemen menembus angka 6.000 calon mahasiswa. Tak hanya itu, program studi baru seperti Teknik Informatika juga menunjukkan jumlah pendaftar yang mengejutkan. Karena tahun ini terdapat 1.200 pendaftar dengan kuota penerimaan yang hanya 12 kursi.
Musanif Alvian Revaldi (18), yang merupakan peserta lulusan Sekolah Menengah Akhir (SMA) Kartikatama Metro mengaku memilih Unila sebagai pilihan ketiga. Ia beralasan tidak menjadikan Unila pilihan pertama karena jurusan yang dikehendaki orangtuanya tidak ada di Unila. Namun karena syarat pilihan harus ada dari wilayah I, maka ia pilih Unila. Dalam menghadapi SBMPTN ia mengaku bahwa pengawas dan panitia lokasi ujian kurang menyosialisasikan cara
pengisian lembar jawaban dan kurang teliti dalam pembagian soal, sehingga ada yang salah mendapatkan kode soal.
Muhammad Komarudin, selaku Koordinator Hubungan Masyarakat SBMPTN mengatakan, bahwa Unila yang dijadikan tempat untuk test mengalami kendala seperti adanya peserta yang kekurangan berkas sehingga harus mengurus ke rektorat terlebih dahulu. Selain itu, ada peserta yang pingsan saat mengerjakan soal sehingga membuat tim medis harus bekerja lebih sigap. Komar juga menambahkan keseluruhan pelaksanaan SBMPTN berjalan lancar, aman, tertib, terkendali dan terjauh dari halhal yang menciderai pelaksanaan kegiatan ini. “Selanjutnya SBMPTN akan diumumkan pada 9 Juli nanti”, ujarnya menutup pembi caraan.=
Membludak. Beberapa mobil parkir berjejer memakan badan jalan di seberang gedung dekanat teknik. Hal ini disebabkan parkir yang membludak di belakang rektorat. Foto dibidik Kamis (21/05).
Foto Luvita Willya Hendri
FKIP-Tek: Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Magister Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila mengadakan Seminar Nasional dan Temu Alumni Pendidikan Bahasa Inggris (SEMNASTA) 2015. Acara yang diselenggarakan pada Sabtu, (23/5) di Aula K FKIP Unila tersebut dihadiri oleh lebih dari 140 alumnus Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unila.
Seminar yang membahas tentang keprofesionalan guru dalam pengajaran ini dihadiri oleh tiga pemateri inti, yaitu Siti Wachidah (Dosen UNJ), Bambang Setiyadi (Dosen Unila), dan Antoni Iswantoro (Kepala MAN 1 Sukarame). M. Sukirlan selaku ketua pelaksana mengungkapkan bahwa acara ini bukan sekadar seminar semata, tetapi juga sebagai ajang silaturahmi alumnus antar angkatan. “Tidak ada batasan dari angkatan berapa sampai berapa, semua alumnus Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Unila bisa hadir,” jelasnya.
“Saya ikut acara ini untuk mempererat tali silaturahmi antar alumnus yang kini sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Faizin (Pend. Bahasa Inggris ’97). Ina Mutmainah (Pend. Bahasa Inggris ’09) mengaku banyak mendapatkan materi tentang karakter profesionalitas pengajar yang dapat menambah wawasannya.=
Arsida in Action 2015
SEMNASTA, Pererat Ukhuwah
Oleh M. Ghufroni An’ars
Oleh M. Ghufroni An’ars
FKIP-Tek: Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (HMJPBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menggelar acara bertajuk Arsida in Action 2015 di gedung F2 FKIP, SabtuMinggu (2324/5). Ada berbagai perlombaan yang memeriahkan acara tersebut, diantaranya pemilihan Duta Bahasa Unila, HMJPBS Got Talent, Cipta Puisi, Cipta Cerpen, serta Doodle yang juga diikuti oleh mahasiswa di luar Unila. Ardion Pandu Winata (Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia ’14) selaku Ketua Angkatan Generasi Muda (Arsida) mengatakan bahwa tahun ini menjadi tahun ke5 terselenggaranya acara tersebut.
Salah seorang peserta lomba Doodle, Mesia Wulan Adiputri (D3 Akuntansi Polinela ’14) mengaku antusias dengan diadakannya acara ini. “Kalau bisa diadakan terus setiap tahunnya, dan juga publikasinya dimaksimalkan lagi,” harapnya.
Reffky Reza Darmawan (Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia ’13) selaku Ketua Umum HMJPBS mengatakan bahwa Arsida in Action ini, menjadi tahun awal bagi para pemenang dari ajang pemilihan Duta Bahasa Unila yang dipandu oleh Kantor Bahasa Bandar Lampung untuk mengembangkan kemampuan berbahasa agar dapat maksimal dalam mengerjakan program kerja para duta bahasa. Risayanda (D3 Akuntansi ’13) pun terpilih sebagai Duta Bahasa Unila 2015.
Fajar Kurniasih (Pend. Bahasa Inggris ’12) sebagai Duta Bahasa Unila 2014 mengaku antusias dengan calon penerusnya. “Tahun ini Duta Bahasa akan dipandu langsung oleh Kantor Bahasa Bandar Lampung, jadi saya optimis program kerja Duta Bahasa Unila 2015 dapat terlaksana dengan maksimal,” ungkapnya.=
Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Zoom Unila menggelar pa meran foto “PASTA” (Photos About Some Taste) di Pendopo Beringin Unila. Acara yang diadakan selama tiga hari (1012/6) merupakan pameran perdana angkatan bagi anggota baru ke17 ZOOM. Menurut Ketua Pelaksana, Jerry Wandro Utama (Hukum ’14) pameran dengan tema kuliner ini bertujuan untuk memperkenalkan kuliner yang ada di Lampung sekaligus sebagai syarat merekrut anggota baru UKM Zoom.
Pameran wajib tiap tahun ini diikuti oleh sembilan orang anggota baru dengan penilaian terhadap karyanya dilakukan melalui kotak kritik saran dari para pengunjung. Ketua Umum UKM Zoom, Ade Putri Damayanti (Sosiologi ’12) berharap ke depan akan lebih baik dan mengalami peningkatan di bidang fotografi.
Salah satu pengunjung pameran, Erik Jonathan Sinaga (Pendidikan Ekonomi ’13) mengatakan pameran tersebut menarik karena dapat menambah wawasan tentang cara mengambil foto, namun menurutnya foto yang dipamerkan kurang menarik. Ia berharap acara seperti ini bisa dilanjut dan diperbaiki sehingga bisa berjalan lebih baik.=
Kenali Rasa Lewat FotoOleh Luvita Willya Hendri
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015 7ZONA AKTIVIS
Berbagai cara banyak dilakukan para mahasiswa untuk menunju
kan kepedulian pada kesehatan jasmani maupun rohani. Pemberdayaan insan yang kuat jasmani dan rohani pun menjadi modal daya juang mereka. PIKMRAYA Unila adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Lampung yang fokus di bidang tersebut.
Dua suku kata dalam nama PIKMRAYA Unila memiliki dua kepanjangan. PIKM adalah Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa. RAYA adalah Respect and Advocation Youth Association. Lembaga
Oleh Yola Septika
Oleh Enindita Prastiwi
PergULatan dan pergaulan seni
PIKM-RAYA:peduli kesehatan pemuda
mahasiswa tingkat universitas ini mendapat dukungan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BkkbN) dan Unila.
Organisasi yang berdiri sejak 22 Maret 2013 kini di nahkodai oleh Satya Wira tamas Riangga. Mahasiswa Fakultas Hukum Unila ini tak menyangka jika pertemuannya dengan Muhammad Zaini (Teknik Pertanian ’11), Ketua Umum sebelumnya di Forum Anak Lampung akan memba ngkitkan kembali sinar PIKMRAYA yang sempat redup.
UKM ini berkontribusi aktif melalui pembinaan konseling,
menemukan solusi atas masalah yang dialami, dan memberikan pengetahuan tentang Triad KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja). Triad merupakan tiga masalah yang kerap diha
dapi remaja saat ini yaitu, sex bebas, narkotika, psikotropika, dan zat aditif (Napza), serta HIV/AIDS. Sedang KRR mem-bahas penundaan usia kawin muda, serta memahami fungsi keluarga dan kesehatan reproduksi. Masih banyak mahasiswa yang acuh terhadap masalah ini. Satya mengatakan bahwa pengidap HIV/AIDS bu-kan untuk dijauhi melainkan harus tetap dirangkul.
Pasang surut dinamika organisasi pun sudah mereka lalui. Tepat tanggal 9 Mei 2015 PIKMRAYA kembali bangkit mencapai visi dan misinya. PIKMRAYA berusaha menca
pai tujuan untuk mewujudkan pemahaman masyarakat tentang bahaya masalah Triad KRR. UKM yang kini memiliki sekretariat di belakang Rusunawa Unila mendapat bantuan dari BkkbN berupa laptop, proyektor dan LCD. Satya menambahkan kemungkinan awal bulan Juni atau sebelum bulan Ramadhan Surat Keputusan Rektor Unila sudah keluar. Sehingga UKM ini dapat menjalankan semua program kerja yang telah disusun secara konkret.
Dalam proses perekrutan anggota, tidak ada persyaratan khusus asalkan mahasiswa tersebut berkompeten dan paham tentang PIK. Saat ini, anggota dan pengurusnya kurang lebih ada 15 orang. UKM ini juga mengembangkan program Generasi Berencana (GenRe). Program ini bertujuan untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi para remaja dalam hal pendidikan, berkarir,
pekerjaan dan siklus kesehatan reproduksi.
Prestasi gemilang pun turut mewarnai roda kehidupan organisasi ini. Juara 1 Duta Mahasiswa GenRe Putra Tingkat Provinsi Lampung 2014. 10 besar Duta Mahasiswa GenRe Tingkat Nasional 2014. Juara Duta Persahabatan Tingkat Nasional 2014. Pada Oktober 2014, PIKMRAYA meraih juara 1 PIK seprovinsi Lampung. Kemudian mewakili PIKMRAYA Unila ke jambore nasional di Lembang, Bandung. Juara harapan 1 yelyel GenRe pada jambore PIK Nasional 2014.
Kedepannya PIKMRAYA akan mengadakan kegiatan seminar, kampanye, gerakan 1000 tanda tangan mahasiswa Unila menolak kawin muda, memperingati hari AIDS sedunia, jambore provinsi dan nasional dan GenRe action. GenRe action adalah cara sosialisasi PIKMRAYA memperkenalkan tentang Triad KRR.=
Dok
.
Sastra atau pun teater bukan sekedar sebuah pementasan karya seni
semata, namun lebih dalam dan jauh lagi, yaitu sebagai salah satu media untuk mencapai pengetahuan tertinggi. Keduannya sebagai jalan, sebagai disiplin hidup bagi para penggiatnya. Komunitas Ber
kat Yakin (KoBER) yang berdiri pada 26 Mei 2002 menjadi media penyalur obsesi artistik para penggiat seni di Lampung.
Penggagasnya adalah Ari Pahala Hutabarat, ia merupakan alumni Teater Kurusetra Unit Kegiatan Mahasiswa Budaya dan Seni (UKMBS) Universitas
Lampung. Format komunitas sejak awal dipilih karena dianggap longgar, dan lebih mengutamakan kekeluargaan, sehingga memungkinkan siapa pun untuk turut terlibat, baik alumnus UKMBS Unila atau siapa pun yang sejalan dengan visi dan misi KoBER.
KoBER juga membuka kes
empatan yang luas untuk memasuki arena pergulatan dan pergaulan kesenian, baik tradisi atau modern serta medan artistik, dalam pengertian seluas yang bisa dirambah, dengan teater dan sastra sebagai basis utamanya.
Beralamat di Jl. Purnawirawan Gg. Swadaya 10, Gunung Terang, Bandarlampung, KoBER rutin menggelar p elatihan menulis (creative writting) setiap Rabu dan Sabtu.
Berlatih menulis menurut Alexander GB tak hanya diperuntukkan bagi yang mencintainya saja. Urgensi menulis beralasan karena dengan menulis orang dapat merunut gagasan dalam hidupnya.
“Menulis kami anggap penting karena bisa menjadi metode untuk memperbaiki sistem penalaran atau logika pemikiran anggota KoBER dan siapapun yang turut terlibat kelas menulis,” kata Pelaksana Harian KoBER itu. Selain itu, menulis bertujuan untuk pemberdayaan diri.
KoBER memiliki dua bidang kerja, yaitu Bidang Pertunjukan dan Bidang Pendidikan dan Pelatihan. Setiap tahunnya
komunitas yang bekerjasama dengan berbagai komunitas teater yang ada di Indonesia ini memproduksi pertunjukan, baik dalam rangka studi keaktoran maupun sosialisasi gagasan artistik KoBER.
Dengan memanfaatkan gedung Kominte Nasional Pemuda Indosesia (KNPI) Bandarlampung, KoBER rutin berlatih teater tiap Kamis dan Minggu.
Pementasan Nyanyian Angsa karya Anton Chekov yang disutradarai Iswadi Pratama adalah pementasan pertama KoBER yang dihelat di halaman sekretariat Aliansi Jurnalisme Independen (AJI) Lampung, pada 2002. Sederet pementasan teater diselenggarakan KoBER sendiri maupun berkobalorasi dengan kelompok seni lain. Pada 2004, KoBER mementaskan Inspektorat Jendral. Tahun 2014 KoBER mementaskan Pinangan, Wu Wei, dan Pada Suatu Hari.
Selain pemantasan teater, KoBER melalui Lampung Literatur menggelar banyak workshop dan pelatihan menulis antara lain, prosa, puisi, esei, opini, pengembangan diri, penerbitan jurnal dan bukubuku teater dan sastra.=
Dok
.
Komunitas
Komunitas Berkat Yakin:
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 20158REPORTASE KHUSUS
Sejak berdiri pada 2007 lalu, gedung empat lantai yang terletak di ujung
areal kampus Unila itu kini tampak tak terawat. Gedung dengan cat krem itu mulai mengelupas. Peraturan yang melarang penggunaan alas kaki ke lantai atas rusun tidak diindahkan oleh mahasiswa, membuat kotor lantai berkeramik putih itu. Tetesan air dari plafon sering terasa jatuh ke kepala di beberapa area lantai dasar karena air yang merembes. Sampah berserakan pun menjadi pemandangan yang mudah ditemukan. Saat menengok belakang gedung ini, terlihat sampahsampah yang mengendap di dalam selokan. Mulai dari sampah plastik, limbah sabun serta sisa makanan bercampur menjadi satu menyebabkan bau busuk yang menyengat.
Saat berjalan menyusuri tangga ke lantai satu hingga empat, di depan kamar terlihat sampah sisa makanan dan kertas yang berserakan. Areal pintu kamar pun dibuat becek akibat air yang menetes dari jemuran mahasiswa. Setiap lantai di Rusunawa dilengkapi empat toilet, tetapi hanya dua yang bisa digunakan. Itupun tidak bisa dikatakan berfungsi secara baik karena kail pengunci beberapa pintu kamar mandi rusak bahkan ada yang tidak dilengkapi dengan pintu. Kesan tak terawat kamar mandi pun terlihat jelas kala melihat genangan air di kamar mandi dan sawang di plafon kamar mandinya. Shower untuk mandi pun banyak yang rusak. Beberapa kamar mandi pun sudah ditutup.
Tak hanya kamar mandi, kamar yang ditempati Bayu Dirgantara (Ilmu Komunikasi ’14) pun jauh dari kata layak. Kamarnya yang berada di lantai dua dekat kamar mandi, sejak awal semester genap lalu air
terus merembes dari plafonnya. “Tadinya nggak apa-apa. Tapi sejak semester dua ini udah bocor. Sekitar dua meter bocornya,” ungkap Bayu. Lain Bayu, lain Yayan. Lantai kamar yang ditempati Mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2014 itu hampir 60 persen rusak dan lepas. “Ini sudah dari pertama kali saya tempatin. Lantai yang rusak banyak seperti ini pasti menggangu. Sudah
sempat melaporkan tapi yang dibenarkan hanya pintu kamar saja, dan untuk keramik lantai yang rusak ini belum ada kelanjutannya,” keluhnya. Koran dan banner bekas pun menjadi solusi menutup lantainya.
Perbaikan Tak OptimalMeski sudah beberapa kali
diperbaiki, namun hasilnya tak dirasa optimal oleh mahasiswa. Winanti Puspa (Agribisnis ‘12) yang telah tiga tahun
menghuni rusunawa mengaku bahwa selama ia tinggal di Rusunawa baru tahun ini ada perbaikan di semester pertama. “Renovasinnya nggak maksimal, pintunya ada, tapi masih ada yang bisa ketutup sendiri,” ungkapnya.
Tak nyaman dengan lampu kamar yang ditempatinya mati sejak satu bulan yang lalu, Wahyudi (D3 Perkebunan ‘14) akhirnya memutuskan untuk membeli terminal dan merakitnnya sendiri. Meski sempat melapor dan telah dibenahi, tapi dua hari setelahnnya lampu rusak kembali. Tak hanya itu, ketidakoptimalan dalam perbaikan toilet diungkapkan Aprian (Teknik Pertanian ’12). “Kamar mandi yang bisa digunkan cuma dua. Kalau pagi dari jam 6 sampai 7 itu saat penuhpenuhnnya, jadi kita harus mengantri dulu,” ujar nya. Menurutnya, setelah mahasiswa 2013 menempati, tidak ada pembaharuan yang dilakukan. Meski sempat didata kerusakan yang dialami pe nghuni Rusun, tetap tak kunjung ada realisasinnya. Mahasiswa Bidik Misi yang menghuni Rusunawa harus membayar 1,8 juta per tahunnya dan menempati kamar ukuran 4x5 meter yang harus ditinggali oleh empat orang. Hal ini menurut Aprian sangat tak sebanding dengan
jumlah yang harus dibayar seluruh mahasiswa yang ada.
Lemahnya Keamanan Rusunawa
Lokasi yang letaknya cu kup jauh dari fakultasfakultas, membuat beberapa penghuni Rusunawa memutuskan untuk memboyong kendaraan roda duanya ke Rusun. Beberapa motor dan sepeda terlihat parkir di lantai dasar. Namun demikian, satu orang Satpam nampaknya tak cukup menjaga keamanan di Rusunawa. Penghuninya sering mengalami kehilangan. Tak ha nya kehilangan Handpone dan Laptop, belum lama ini juga terjadi pencurian sepeda motor milik mahasiswa D3 Perkebunan, Ronot Sianturi. Motor Honda Beat yang belum memiliki nomor polisi raib dibawa pencuri Sampai saat ini belum ada perkembangan meski sudah melapor ke Satpam dan Polsek Kedaton. Ia mengeluhkan Satpam yang kurang bertanggung jawab menjaga keamanan Rusun. “Satpam kalau tengah
malam sudah pindah kamar. Portalnya lebih tepat waktu lagi, agar orang luar kalau masuk tidak semenamena,” ujarnya.
Sebelum Ranot, Wahyudi (D3 Perkebunan ’14) juga mengalami hal serupa. Pagi itu, sekitar pukul enam pagi setelah bangun dan berniat mencuci motor, betapa terkejutnya Wahyudi karna motor Jupiter MZ dengan BE 3446WF tak lagi nampak di tempat parkir. “Kalau bisa dibuatkan kartu rusun bagi mahasiswa yang tinggal di sini. Satpam juga diketatin lagi,” ujarnya berharap.
Bukan hanya kendaraan, Pitono Adiputra (D3 Perkebunan ’14) dan Hizbulloh (D3 Perkebunan ‘14) mengaku telah kehilangan Laptop yang ditinggalkan di dalam kamar. “Saat itu sedang ditinggal kuliah satu hari penuh, pas pulang jam lima laptop saya sudah tidak ada, sudah tiga minggu yang lalu,” jelas Pitono. Dari dua laptop yang ada dalam lemari, hanya miliknya yang hilang. Laptop Hizbulloh yang baru dua bulan ia miliki pun raib April lalu. Saat pulang kuliah pukul 17.00 WIB, ia mendapati kunci lemari kamarnya rusak. Benar saja, laptop barunya telah dicuri. ”Bukti tidak ada. Dugaan ada, orang dalam yang mengambil rasanya,” tebak Hizbulloh.
Menanggapi hal ini, Syafei se
Oleh Retnoningayu Janji Utami
RUSUNAWA
Dibangun sebagai tempat pembinaan mahasiswa, kondisi Rusunawa kini jauh dari konsep awal yang ditawarkan. Fasil-itas, sarana dan prasa-rananya semakin dikeluh-kan mahasiswa.
Potret bangunan bagian dalam Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa) Universitas Lampung. Terlihat cat yang telah terkelupas dan memudar, ditambah tidak terdapat tempat menjemur pakaian yang memadai sehing-ga mahasiswa banyak menggantung pakaian sembarangan membuat Rusunawa menjadi tampak kurang
terawat. Foto dibidik Selasa (19/05).
Riwayatmu Kini
Keramik di lantai dua Rusunawa mengalami kerusakan dan tampak air yang menggenang di dalam retakannya. Foto dibidik Selasa (19/05).
“Rusunawa jika untuk sekedar
tempat tinggal untuk apa, rusunawa
untuk pembinaan kemahasiswaan baru
bermanfaat”
M. Toha B Sampurna Jaya
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015 9REPORTASE KHUSUSlaku Kepala Satpam Unila menilai rentetan kehilangan tersebut bukan kesalahan Satpam semata. Perangkat kemamanan yang kurang memadai serta peraturan yang kurang jelas dianggap menjadi penyebabnya. “Jam 12 tepat harus di tutupportalnya, tapi gemboknnya tidak ada. Seperti juga orangorang yang bukan Rusunawa tidak jelas atu rannya. Setiap kejadian selalu menyorot Satpam, tapi tidak pernah menciptakan kemanan sendiri,” ujarnya. Ia juga berharap ada penambahan personil dan pos Satpam dekat portal masuk Rusunawa yang dilengkapi CCTV agar bisa dipantau langsung. “Keamanan itu bukan hanya ditangan Satpam, tapi ditangan kita semua,” ujarnya saat ditemui di pos Satpam utama.
Tak Ada KoordinasiTahun ini, Denny Hellen
Prayoga (D3 Perkebunan ’14) dipilih sebagai RW untuk wilayah kamar bagian lakilaki. Sebagai RW dirinya mengatakan bahwa memang tidak ada jadwal khusus untuk bersihbersih. “Lihat kondisi saja, kalau kotor banget biasanya kita bersihbersih bareng,” terangnya.
Tak mau tinggal diam atas keluhan mahasiswa. Pada Maret lalu, dirinya telah melakukan pendataan seperti kerusakan lampu, meja, pintu, dan kunci kamar ataupun lemari. Namun demikian, tetap tak ada tindakan. Denny merasa selama ini tidak ada koordinasi langsung dengan pengelola Rusunawa. Suarno Sadar, berdasarkan Surat Keputusan (SK) adalah koordinator Rusunawa terplih. Namun saat beberapa kali dimintai tanggapan dan informasi terkait keadaan Rusunawa, ia menolak memberikan komentarnya dengan alasan tak mempunyai kapasitas karena SK yang belum diperpanjang.
Konsep AwalRusunawa dibangun atas
usulan Anshori Djausal (Wakil Rektor IV) dan M.Toha B Sam-purna Jaya (Wakil Rektor III) kepada Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera) pada 2006. Rusunawa yang rampung dibangun pada 2007 ini, termasuk program student welfare (Asrama, Poliklinik, serta Beasiswa) y ang dibangun untuk pembinaan kemahasiswaan. “Rusunawa jika untuk sekedar tempat tinggal untuk apa, Rusunawa untuk pembinaan kemahasiswaan baru bermanfaat,” ujar M. Toha.
Konsep awal yang ditawarkan saat itu adalah diiadakannya koperasi, fotokopi, tempat diskusi mahasiswa, dan kegiatan UKM lainnya. Hal ini diharapkan agar soft skill
mahasiwa selama di Rusun berkembang dan semakin terasah. Dahulu mahasiswa hanya diperbolehkan tinggal selama 11 bulan saja, waktu satu bulan yang tersisa digunakan untuk perbaikan bagi penghuni selanjutnya. Tetapi sekarang mahasiswa dibolehkan tinggal lebih dari satu tahun. Ia per
caya bahwa Rusunawa akan menjadi lebih baik jika dijaga. “Dana yang berasal dari dana kemahasiswaan harus kembali lagi kepada mahasiswa. Memeliharanya, harus dianggarkan dari dana yang dibayarkan mahasiswa itu,” terangnya.
Rencana PerbaikanTahun ini, dana APBN sebe
sar 800 juta rupiah siap digelontorkan pemerintah pusat untuk perbaikan Rusunawa Unila. Perbaikan dikonsentrasikan pada pembangunan gedung, perbaikan kamar mandi, lantai yang retak, kamar yang merembes, lampu, kunci kamar hingga pos Satpam untuk meningkatkan keamanan Rusunawa.
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan yang diwakili oleh Badrul Huda (Humas Unila) mengatakan bahwa per
Foto-Foto Luvita WH
Resensi
baikan ini sempat mengalami kendala karena perpindahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud) ke Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Ia beralasan dana sebelumnnya memang tidak besar untuk perbaikan. Menyinggung tak adanya fasilitas tempat menjemur pakaian, Badrul mengatakan bahwa hal ini juga telah menjadi komitmen Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan untuk memfasilitasinya. “Akan ada dua alternatif yaitu di belakang Rusunawa, tepat di depan beberapa UKMU dan yang kedua di atas balkon. Kita akan perbaiki dan pengelolaan akan dimaksimalkan,” tegasnya.
Prof. Jhon Hendri (Wakil Rektor Bidang Perencanaaan ,Kerjasama,Teknologi Informasi dan Komunikasi) mengatakan bawa perbaikan ini me rupakan bagian dari perawatan. “Itu hanya untuk perbaikan fasilitas, bukan pertambahan pembangunan gedung. Kita ingin memperbaiki fasi litas yang utility dalam bentuk perawatan,” terangnya. Dirinya juga berharap dapat menambah dua sampai empat Rusu nawa. “Visi kita siap untuk menerima mahasiswa asing, jadi harus ada dormitorinnya. Mengenai biaya, rencana rusunawa yang baru ini akan disesuaikan. Kita lihat kemungkinankemungkinan yang tidak membebani mahasiswa dan institusi,” ujarnya mengakhiri.=
Menjadi seorang yang hebat haruslah menjadi pusat perhatian, menjadi seorang yang menarik haruslah seorang yang mudah ber
gaul. Dunia ini menunjukkan dengan begitu dramatis cara setiap orang menilai orang lain bahkan diri mereka sendiri, bahwa hidup sebagai seorang ektrovert adalah kehidupan yang paling ideal.
Para ekstrovert merupakan orangorang dengan kepribadian yang berorientasi pada popularitas diri, mereka dinilai begitu menarik, karena mampu dengan mudah berasismilasi dengan lingkungan manapun, begitu mudah untuk berteman, dan tak pernah membosankan.
Di dunia yang mengagungkan pribadi ekstrovert ini, secara sadar atau tidak kita menyisihkan para introvert atau orangorang yang cenderung pendiam dan memilih untuk menjauhi keramaian atau sering mereka anggap sebagai suatu kegaduhan yang membuat mereka tak nyaman. Lewat bukunya “Quiet: The Power of Introverts in A World That Can’t Stop Talking” Susan Cain seorang pengacara dan konsultan hukum yang juga seorang introvert mencoba untuk mengubah standar penilaian tersebut.
Quiet menunjukkan kepada pembaca, bias tentang introvert yang sebenarnya. Sekolah, tempat kerja, dan institut keagamaan memang didesain untuk para ekstrovert, dan karena itu para introvert merasa ada yang salah dengan diri mereka. Bias penilaian ini akhirnya berdampak pada pembunuhan kreativitas para introvert, mengubur secara paksa talenta yang dimiliki para introvert, bahkan kebahagiaan karena mereka dituntut untuk melakukan sesuatu dengan cara yang sulit untuk mereka lakukan.
Buku yang terbit sejak 2012 ini ditulis berdasarkan penelitian tentang kekuatan yang dimiliki para introvert yang Susan lakukan selama lima tahun. Di awal bab melalui cerita dari Dale Carnagey, seorang anak petani intovert yang bermetamorfosa menjadi seorang public speaker. Kisah Dale itu menjadi awal kebangkitan dari kehidupan ekstrovert yang ideal.
Buku yang mendapatkan banyak penghargaan seperti New York Times Bestseller ini menjelaskan mengenai kepribadian introvert yang lebih mendalam, penyuka berkarya dan berpikir.
Buku yang sudah diterjemahkan lebih dari tiga puluh bahasa ini memberikan penyadaran kepada para pembaca bahwa seorang introvert dapat menjadi seoarang pemimpin yang lebih baik dari pada seorang ekstrovert.
Buku nonfiksi ini berisi pengalaman orang-orang yang Susan temui, kemasan cerita pendek yang ditulis perbab mungkin akan membuat pembaca menikmati kisah tentang para introvert tersebut, namun di lain sisi hal ini akan menjadi menjemukan bagi pembaca yang cenderung ingin cepat mengambil poin dari buku ini.=
Melawan Dunia yang Tidak Bisa Diam
Judul buku : Quiet: The Power of Introvert in A World that Can’t Stop Talking
Penulis : Susan Cain
Penerbit : Crown
Tebal Buku : 352 halaman
Harga : U.S $16.00
Oleh Riska Martina
“Kita akan perbaiki dan
pengelolaan akan dimaksimalkan”
Badrul Huda
Beberapa keramik terlepas dan rusak dari permukaan lantai salah satu kamar penghuni Rusunawa lantai dua sehingga membuat lantai kamar menjadi berlubang. Foto dibidik Selasa (19/05)
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 201510LIPUTAN KHUSUS
Oleh Rika Andriani
Aklamasi, Sinyal Buruk Dinamika Mahasiswa
Sore itu, Jumat 29 Mei hujan baru saja reda, ketika para mahasiswa yang ter
gabung dalam Panitia Khusus Pemilihan Raya (Pansus Pemira) Universitas Lampung 2015 mulai menata kursikursi plastik berwarna biru di tenda yang sudah berdiri di belakang Grha Kemahasiswaan Unila. Ada dua tenda yang didirikan disana, yang satu untuk meletakan kursi plastik, satunya lagi tenda panggung yang sudah diisi dengan dua kursi plastik dan dua kursi rotan yang akan digunakan untuk tempat duduk Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa terpilih 20152016.
Satusatu mahasiswa mulai datang dan duduk di kursikursi yang disediakan Pansus. Dialog publik pun dimulai, Bambang Irawan (Administrasi Negara ’11) dan Deni Yuniardi (P. Bahasa Indonesia dan Sastra ’11) pun naik ke panggung setinggi setengah meter itu. Keduanya menyerukan jargon “Hidup Mahasiswa!” dan dibalas oleh seluruh mahasiswa lainnya.
Bambang kini telah terpilih sebagai Presiden Mahasiswa Unila, menggandeng Deni sebagai wakilnya untuk kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Unila (BEM U) setahun ke depan. Selain penyampaian visimisi, pasangan Presma dan wakilnya itu melakukan tanya jawab dengan kurang lebih 50 mahasiswa yang datang dari sekitar 25 ribu mahasiswa Unila.
Berdasarkan jadwal yang dibuat Pansus saat sosialisasi Pemira, hari itu seharusnya merupakan hari penetapan hasil Pemira yang seharusnya diadakan pada 28 Mei lalu. Namun, Pansus dengan kecewa harus mengubah agenda yang sudah mereka tetapkan tersebut, karena pesta demokrasi bagi mahasiswa Unila kembali gagal digelar. Dua tahun berturutturut terjadi aklamasi untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.
Hal ini tentu sangat disayangkan oleh banyak pihak, termasuk Bambang yang merasa kehilangan proses demokrasi
yang ia harapkan ada pertempuran politik di dalamnya. Meski tak dipungkiri dirinya memang senang karena mendapat kesempatan untuk memimpin BEM U setahun ke depan.
Mengetahui Unila kembali aklamasi, Mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Unila periode 19931994 pun angkat bicara. Menurut Habibullah Jimad, Pemira memberikan pembelajaran kepada mahasiswa tentang dunia demokrasi. Terjadinya aklamasi tidak sehat untuk kehidupan berdemokrasi. Ia menyarankan Pansus melakukan evaluasi. “Mengapa saat pendaftaran dari delapan pasangan Presma dan Wakil Presma yang mengambil berkas, hanya satu yang mengembalikan berkas. Apakah kriterianya yang terlalu berat, atau waktu yang terlalu sempit, atau ada faktorfaktor lain,” ujarnya.
Ia juga menilai aklamasi yang terjadi karena kinerja BEM U yang lalu belum optimal, belum bisa menggerakkan partisipasi mahasiswa Unila. Habibullah juga berharap Presma terpilih harus sering melakukan dialog dengan mahasiswa. Supaya mengerti kebutuhan mahasiswa saat ini, dan memfasilitasi apa yang dibutuhkan mahasiswa. Dedy Hermawan selaku Dosen Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila juga menyayangkan terjadinya aklamasi, ia menilai salah satu faktor penyebab aklamasi secara berturutturut karena adanya kekecewaaan atau ketidakpercayaan dari sebagian mahasiswa terhadap sistem yang ada, sehingga mereka memilih untuk tidak ikut di dalam Pemira. Ia membandingkan kondisi saat ini dengan dinamika Unila beberapa tahun lalu yang sangat tinggi dan direpresentasikan oleh beragam sikap politik yang berbeda atau warna politik yang berbeda, contohnya HMI, PMII, KAMMI dan kekuatan yang lain.
Menurutnya hal itu merupakan kemunduran yang dapat merusak dinamika mahasiswa. “Presiden lewat aklamasi secara politik dapat diakui karena sesuai dengan konstitusi. Tapi secara sosial kita tidak tahu seluruh mahasiswa mengakui atau tidak. Yang kita harapkan adanya legitimasi dari seluruh elemen mahasiswa, itu baru bagus,” katanya.
Ahmad Khairudin Syam (Ilmu Komputer ’10) yang masih menjabat Presiden BEM U pun sepakat aklamasi merupakan suatu kemunduran. Menurutnya pihak yang tidak mencalonkan diri mungkin merasa lawannya nanti akan
berat, sehingga memang tidak siap. “Masalahnya bukan aklamasinya, yang penting dia mau kerja atau enggak. Banyak loh Gubernur BEM yang terpilih lewat cara pemilihan tapi gak ada kerja, ikut aksi gak pernah, kerjaannya cuma nongkrong dengan dekan,” ujarnya.
Kekecewaan terhadap kerja Pansus juga dirasakan oleh Ahmad Naufal A. Gaya (Ilmu Komunikasi ’14) yang tak jadi mencalonkan diri sebagai calon wakil Presma.
“Saya baru tahu Pemira ketika hari pertama pembukaan pendaftaran. Saya merasa berat untuk melengkapi berkas dengan hanya waktu seminggu,” jelas Naufal. Menurutnya KTM terkadang tidak efektif. “Terkadang yang punya KTM tidak tahu kalau KTM nya difotokopi untuk Pemira oleh para tim sukses,” keluhnya.
Menanggapi berbagai keluhan terhadap kerjakerjanya, Pansus yang diwakili Tri Bandrio (T. Mesin ’13) selaku Ketua Pansus mengatakan aklamasi sampai terjadi kembali karena semangat mahasiswa Unila untuk berpolitik di kampus mulai menurun, khususnya untuk calon Presma. Menurutnya kerja Pansus yang ia ketuai kali ini telah maksimal, mulai dari media cetak hingga media sosial.=
WAWANCARA KHUSUS
Dua tahun berturut-turut Presiden Mahasiswa Universitas Lampung terpilih secara aklamasi, banyak faktor yang menyebabkan aklamasi kembali terjadi. Hal ini menjadi sinyal buruk bagi dinamika pergerakan mahasiswa.
Gagalnya perhelatan pesta demokrasi di Unila dua tahun ber
turutturut, menimbulkan banyak pertanyaan, apa penyebabnya. Aklamasi kali ini membawa Bambang Irawan muncul sebagai Presiden Mahasiswa terpilih. Jelas hal tersebut juga menjadi tantangan klise bagi Bambang untuk menyelesaikannya. Reporter Teknokra Rika Andriani melakukan wawancara dengan Presma terpilih pada Rabu, (27/5) untuk mengetahui tanggapannya.
Bagaimana perasaan Anda terpilih menjadi Presma se-cara aklamasi?
Terpilih menjadi presiden, yang penting bukan perasaan senangnya. Tapi ada tanggung jawab besar yang harus saya bawa nantinya.
Apa tanggapan Anda ketika dibilang melegitimasi diri sendiri?Saya tidak takut dibilang meligitimasi diri sendiri. Karena saya tidak serta merta menjadi Presma, karena ada proses yang berjalan. Saya mendaftar sesuai prosedur.
Bagaimana menurut Anda demokrasi di Unila saat ini?Demokrasi di Unila dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Kare
na in dikator dari demokrasi ruhnya adalah dipilih secara langsung. Namun, tetap adanya mu syawarah mufakat. Namun, dua tahun terakhir terjadi aklamasi. Menurut saya ini sebuah penurunan.
Apa yang menjadi masalah terberat yang mengancam pergerakan mahasiswa saat ini?Menurut saya, salah satu masalah adalah peraturan masa studi lima tahun. Kemudian proses akademik yang terlalu mengekang. Gaya hidup yang hedonisme. Namun, semua itu kembali lagi ke manajemen waktu masingmasing personal.
Apa solusi Anda menanggapi masalah tersebut?Visi misi kami adalah gerakan baru untuk Lampung dan Indonesia. Gerakan kami akan berbasis kajian strategis, berbasis media, dan berbasis mas
Bambang Irawan :“Saya Tidak Serta Merta Menjadi Presma”
sa. Dari segi kajian strategis, BEM U hanya sebagai fasilitator. Nanti kami cari profesor dan mahasiswa yang memiliki ide dan gagasan untuk dieksplor. Media akan dimasifkan lagi, bukan hanya pemberitaan saja, tetapi lebih ke cara pembangun an sistem. Kami akan mencoba mengajak pihak rektorat untuk mengaktifkan webomatriks untuk seluruh UKM yang ada di Unila. BEM U akan memfasilitasi hal itu, baik dari segi bagaimana membuat web yang bagus dan lainlain. Kita akan sebar kor isu, lewat analisis permasalahan perlini supaya lebih menjaring masa yang lebih banyak.
Apa harapan
Anda untuk kepemimpinan BEM U selanjutnya?BEM U akan menjadi gerakan yang sifatnya membangun, mengkritisi, dan akan lebih
menggigit lagi. Baik dari segi jaringan
yang kuat dan kokoh, kekeluargaan terjaga, dan gerakan yang lebih kuat
lagi.=
Dok.
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015 11INOVASI
Iklan
Setiap harinya, sampah buangan manusia semakin bertambah. Tempat
pembuangan yang masih belum memadai mempunyai masalah tersendiri dan menimbulkan berbagai bibit penyakit. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan bahkan tidak jarang yang membuangnya ke sungai dann laut. Sampah yang hanyut di sungai maupun di laut sering kali meresahkan karena adanya dampak negatif yang akan ditimbulkan. Seperti laut di Pulau Pasaran dan sungaisungai yang ada di kota Bandar Lampung, sampah yang ada di sepanjang sungai dan tepian laut membuat keresahan bagi warga sekitar, keresahan itulah yang membuat Dosen Teknik Elektro untuk membuat sebuah terobosan berbasis ekonomis.
Sri Ratna Sulastri mengusulkan dua mahasiswa bimbingannya untuk dapat membuat alat yang dapat mengambil sampahsampah di sungai sebagai tugas akhir. Merasa diberi amanah, Muhammad Jerry dan Yudi Eka Putra bertekad untuk mencari tahu tugas yang dimaksud sang dosen. Banyak literatur yang mereka temukan, namun yang paling menarik bagi mereka adalah kapal pengangkut sampah di India. Cara kerja , desain dan perakitan yang sederhana namun menarik dan
Oleh Wawan Taryanto
fungsional menjadi salah satu pertimbangan untuk mereka. Tak mau bergantung pada literatur, kedua Mahasiswa Teknik elektro 2010 tersebut membuat kapal pengangkut sampah yang lebih modern dengan kemampuan pengangkutan lebih baik.
Untuk mendapatkan dana, Yudi dan Jerry membuat kelompok dari teman angkatannya di jurusan Teknik Elektro. Kelompok yang terdiri dari Muhammad Jerry, Yudi Eka Putra dan Andri Gunawan kemudian mengajukan proposal ke dalam Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) tahun 2014. Mereka menamakan projek mereka sebagai Monstrolibo, yakni akronim
dari Monster of River and Lit-ter Roboboat, sesuai dengan fungsinya untuk mengangkut sampah di sungai secara otomatis.
Sri Ratna Sulastri, dan Kusmiyanto yang juga penjaga laboratorium turut ikut andil dalam design perancangan kapal. Dalam sebulan badan kapal berbentuk boat dengan ukuran 100x60 cm yang terbuat dari tripleks berlapis resin dan bercatkan cat kapal selesai dibuat. Desain ini jauh lebih modern dibandingkan dengan contoh yang di India yang berbentuk sampan dan terbuat dari sterofoam berukuran kecil. Dana yang mereka dapatkan dari pengajuan proposal yaitu 7 juta. Lama
dalam berproduksi menjadi kendala bagi mereka karena perlu 2 minggu untuk mendatangkan setiap komponen mesin kapal dari Hongkong. Begitu juga dengan pengetahuan tentang perkapalan yang masih sangat awam membuat mereka belajar merancang, mengukur, memperhitungkan bahan dan program dari awal. Tahap pertama selesai dalam waktu 6 bulan, kapal pengangkut sampah dengan menggunakan remot ini sebenarnya berisi mesin kapal motor Brushless 620 KV, dengan penggeraknya motor Servo Cordi 16 Kilo, putaran balingbaling mencapai 6200 KV yang diatur oleh Electron-ic Speed Control (ESC) dan
baterai Lippo 6S 20 Ampere. Cara kerja monstrolibo ini menggunakan perintah dari remot helikopter mainan, dikirimkan melalui sinyalsinyal yang kemudian diterima oleh receiver. vb, ini memiliki 2 chanel perintah. Chanel perta-ma untuk menggerakan motor Brushless yang berfungsi untuk menggerakan kapal maju dan mundur. Chanel kedua untuk menggerakan motor Servo, yang berfungsi untuk menggerakkan kapal berbelok ke kiri maupun ke kanan. Kapal yang sudah diprogram selanjutnya diarahkan ke target yaitu sampah yang akan diambil, dengan menggunakan jaring yang terpasang di kapal sepanjang 120 cm, kapal ditabrakkan langsung ke sampah sehingga sampahsampah tersebut masuk kedalam jaring kapal, seperti halnya menangkap ikan menggunakan kapal nelayan. Kapal ini sebenarnya masih dalam proses pengembangan. Hasil akhirnya, tanpa harus menggunakan remot kapal dapat bergerak sendiri sesuai petunjuk dari kamera yang terpasang secara otomatis direncanakan selesai pada akhir Agustus tahun ini.
“Kita tak perlu repot untuk menggerakkan dan mengarahkan kapal, tinggal taruh saja di sungai yang bersampah”, ujar Andri. =
Monstrolibo Si Pengangkut Sampah
Ilustrasi Waw
an Taryanto
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 201512ARTIKEL TEMA
Iklan
Silahkan kirimkan kritik, saran, dan pertanyaan andake alamat e-mail Teknokra
Mahasiswa dan PancasilaOleh Erzal Syahreza Aswir*
Tabloid Teknokra menerima keluhan yang bisa disampaikan melalui rubrik konsultasi. Rubrik ini diasuh langsung oleh Dosen Bimbingan
Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)Unila, Diah Utaminingsih, S.Psi, M.A, Psi. Lulusan Psikologi Universitas
Gajah Mada (UGM) ini akan menjawabpertanyaan seputar akademik, kejiwaan, dan pertanyaan lain yang dia
jukan.
ilust
rasi
Agu
ng M
aula
na
Berbicara mengenai mahasiswa dan Pancasila merupakan sesuatu
yang sangat berhubungan. Mahasiswa yang merupakan estafet pergerakan bangsa tentunya harus benarbenar memahami makna yang terkandung dalam Pancasila. Tidak hanya itu, pengamalan akan nilainilai Pancasila pun harus dilakukan setiap hari, lantaran Pancasila merupakan ideologi sebuah negara yang dahulu bernama Nusantara, yakni Indonesia.
Pancasila yang bisa dikatakan sebagai kebudayaan bangsa Indonesia merupakan way of live dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Tentunya tidak sertamerta Founding Father kita menetapan Pancasila sebagai dasar ideologi negara ini, namun pertimbangan yang matang sangat mereka perhatikan. Berdasarkan kebudayaan bangsa ini, mereka merumuskan Pancasila yang mencakup berbagai keanekaragaman yang ada tanpa mendiskreditkan golongan tertentu.
Sebuah pedoman dalam menjalankan roda kehidupan berbangsa ini sudah sangat tepat diterapkan di Indonesia. Pancasila yang merupakan asupan dari berbagai ideologi besar dunia sudah diolah dengan baik oleh para penggerak bangsa kala itu, komunisme, sosialisme, serta tidak meninggalkan kehidupan beragama yang termaktub dalam sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Ideologiideologi berpengaruh dunia yang digodog oleg Founding Father kita yang dikolaborasikan dengan kebudayaan Nusantara,
sehingga bisa diterima dan sesuai dengan keadaan negara ini.
Selama perjalanan hingga saat ini, Pancasila sudah banyak mengalami berbagai permasalahan yang mengucilkan Pancasila. Gerakangerakan separatis sudah banyak berkembang di Indonesia. Seperti beberapa tahun silam muncul Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang menginginkan Provinsi Aceh memisahkan diri dari Republik Indonesia. Dewasa ini muncul gerakan dari belahan Nusantara bagian timur, yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Tidak hanya itu, ada pula gerakangerakan separatis yang mengatasnamakan agama sebagai penguat untuk menolak Pancasila. Pemberian label haram pada penghormatan Bendera Merah Putih. Pelarangan mengajarkan lagulagu nasional dan daerah yang diganti dengan bangsa asing asal agama tersebut, pelarangan mengenakan batik yang diganti dengan kain putih sebagai simbol kesucian. Bangsa ini telah diserang nilainilai perbedaannya, diharamkan keindahannya oleh kelompok separatisradikal.
Kelompokkelompok seperti ini tentunya membahayakan eksistensi serta esensi Pancasila. Nilainilai Pancasila mulai luntur. Sebuah kemirisan ketika perbedaan dipandang sebagai titik kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki. Pada hakikatnya perbedaan memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan yang Maha Esa, juga merupakan sebuah keindahan yang harus disyukuri bersama. Bayangkan jika Indonesia hanya memiliki satu
bahasa, satu warna kulit, satu agama, satu suku, alangkah akan sempit Bangsa yang besar ini.
Halhal tersebut harus diantisipasi oleh mahasiswa, sehingga tidak terjerumus dalam jurang yang ingin menenggelamkan keindahan Pancasila. Mahasiswa harus peka dengan gerakan tersebut, lantaran mahasiswa merupakan proyek internalisasi nilainilai separatisradikal. Pilihan menetapkan mahasiswa sebagai objek utama lantaran mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa, dan pemimpin bangsa akan menjadi policy maker. Sehingga akan mempermudah jalan untuk
menggulirkan keagungan Pancasila.
Secara historis, bangsa ini sudah rukun dengan segala perbedaannya, seperti pada zaman Majapahit ketika umat Hindu dan Budha dapat hidup bersama, bahkan memiliki pengelola agama berupa lembaga Dharmaadyaksa yang memiliki tugas mengelola kesejahteraan kedua umat beragama.
Dr. Daisaku Ikeda yang merupakan Presiden Soka Gakkai Internasional pernah mengatakan dalam buku Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian karyanya dengan KH. Abdurrahman Wahid, bahwa Indonesia merupakan tempat berbagai agama hidup rukun, karena hakikatnya
perdamaian merupakan misi agama.
Sehingga, sebagai mahasiswa kita harus senantiasa paham serta menanamkan nilainilai Pancasila, juga menghargai segala bentuk perbedaan. Mahasiswa sebagai Agent of Change harus bisa mengubah keadaan yang saat ini nilainilai Pancasila mulai memudar menjadi Pancasila yang memiliki eksistensi tinggi, serta menjadi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.=
*Mahasiswa Pendidikan Ekonomi, aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) rayon Fakultas Keguruan
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015 13APRESIASI
Sampaikan keluhanmu lewat SMS Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 08982252881/08978669233
Redaksi hanya akan memuat SMS/Komentar yang disertai identias lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/Angkatan. Kami men-cocokkannya dengan data siakad Unila.
Suara Mahasiswa
KISAH TAK BERUJUNG
Kisah...
Engkau hadir tiba tiba
Menyergap seluruh perasaanku
Entah sejak kapan rasa ini hadir
Ku tak tau apakah rasa ini berbalas
Biarlah rasa ini terpendam
Ku kan letakan di tempat terbaik didalam hati ini
Maka esok, bila tiba waktunya kau kan tau
Itupun jika berbalas..
Jika tidak, maka biarlah rasa ini bersemi didalam hati ini...
Ini adalah kisah yang entah dimana ujung nya, aku menikmati setiap perjalanan
kisah ini berharap ketika sampai diujung akan ada sebuah kisah baru antara kau
dan aku yang membuat kisah ini tak berujung ...
M. Agung Perakoso
FP, Peternakan ‘14
Taman Beriklim Hutan Hujan
Beragam hara yang kautumbunkan di duniaku yang gersang
Menghasilkan perasaan yang ranum
Begitu manis; hingga beberapa kupu dan ngengat
Tak ketinggalan kolibri kecil
Terlibat pertarungan sengit yang disaksikan para sangit
Lihatlah waktuku--bertaburan atasmu
Hingga pinus tak lagi sungkan menjatuhkan buahnya
Sebagai sedekah dari hidup yang pahit dan keras
Di mana sebelumnya rimba malam adalah ceritanya
Maka gantilah panorama dan skenario hati
Sedikit demi sedikit; perlahan demi perlahan
Kian paripurna di antara selasar taman
Waktu yang seolah beku
Dan mengelijang karena ragu
Sementara awas penglihatan ini kian padu.
Prima HelaubudiFEB, Manajemen '10
Lembayung Jingga
Lembayung yang menyelimuti
Remang di balik warna-warni
Coba mengungkap tabir sang surya
Rahasia apa di balik senja
Jingga...
Mulai menembus celah kecil
Celah yang kian terkikis
Jingga yang akan lenyap
Seiring napas dihembuskan
Teka-teki yang tak teterka
Berduyun di pesisir lara
Menuntut jawaban,
Pantaskah jingga turut bersama senja?
Murni Mutia
FMIPA, Kimia ‘12
Sang Raja Hutan
Aku ini cuma kucing
Benar, cuma kucing, Yang katanya, sang penguasa
Aku punya sebuah kisah pilu,
Ini tentang teman-temanku
Mereka bertengkar, entah karena apa
Buaya melawan cicak. Menang siapa?Ya tikus.
Padahal mereka tahu, tikus harus diburu
Bukannya berteman. Eh, tahu-tahu malah berseteruBagaimana tikus tak girang?
Aku malu pada hutan jika tak bertitah
Aku ini cuma kucing,
Bisa apa?
Tapi aku ini ... Raja,
Jadi, aku harus apa?
Mohammad Ghufroni An’ars
FKIP, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ‘14
Anggun Puspi-ta Yuandari (FKIP SENI TARI ’14) 089681111XXX
Mohon untuk memperhatikan sarana dan prasarana kampus 2 Unila di Jalan Panglima Polim. AC kelas tidak pernah hidup,
kami selalu kekurangan bangku untuk kuliah, akibatnya kami masih sering belajar di bawah pohon agar mendapatkan udara segar dan duduk bersamasama di atas rumput. Penjaga keamanan masih minim, sehingga orang luar kampus
mudah masuk sesukanya. Motormotor banyak yang mengintai sehingga sering terjadi kehilangan.
Rifal A�iarudin (D3 Perkebunan ’14) 087899514xxx
Satpam Rusunawa Unila kurang baik dalam bekerjatidak mengutamakan keamanan melainkan hanya sebagai pelengkap.
Hizbullah (Agrote-knologi ’14) 081996930xxx
Semakin suka dengan Rusunawa, jalan menuju Rusunawa sudah di aspal. Tapi kebersihan dan keamanannya masih kurang dan perlu diperhatikan.
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 201514
Rep
ro
SEBAIKNYA ANDA TAHU
Musik khas Lampung terdengar mengiringi suara bersu ngut
sungut Ina Batin, janda tua itu begitu kesal karena bena ngnya tak kunjung masuk ke lubang jarum yang dipegang di tangan kirinya. Mengambil latar tahun 90an, rumah papan adat Lampung itu dihuni oleh Ina Batin, Rosim, dan Fatma.
Dalam lakon “Malam Bertambah Malam” itu Ina Batin yang diperankan Ayu Kartika Sari (Administrasi Negara’13) mampu membawa penonton merasakan kebencian yang dirasakan Fatma gadis yang sudah tiga belas tahun hidup bersama janda tua itu, akibat hinaan dan makian yang selalu Ina Batin lontarkan kepada Fatma.
Fatma Rahayu yang diperankan Kurnia Dwi Permatasari (Agribisnis ‘13) akhirnya tak tahan selalu dijadikan kambing hitam di rumah itu. Berkalikali Ina Batin mengusir Fatma namun gadis itu tetap bertahan dan tak pergi. Hingga akhir nya
Oleh Retno Wulandari
Kebohongan Tuaia tak tahan dan angkat kaki dari rumah itu dengan kebencian kepada Ina Batin yang tak usai.
Tak hanya Fatma yang selalu kena semprot Ina batin yang sangat tempramen, Rosim teman almarhum suaminya yang tinggal Reza Fadli mengabdi di rumahnya juga menjadi objek luapan amarah Ina Batin setiap hari. Rosim yang diperankan Reza Fadli (FH’12) itu mengundang gelak tawa para penonton, adegan ‘nakal’ Rosim yang membikin risih Ina Batin, terlihat lucu karena dilakukan oleh orang setua itu.
Sikap ketus yang Ina Batin tunjukan juga membuat Grha Kemahasiswaan malam itu riuh gelak tawa penonton. Merasa tak dihargai, Rosim pun diusirnya. Tinggalah Ina Batin di ruangan itu, meratapi hidupnya sembari memeluk foto lawas suaminya yang meninggal karena ditembak orang dalam perang, ia pun tertidur di kursi kayu.
Kemudian muncul tokoh lain, yaitu Abdul Ghani. Tokoh
yang diperankan Edythia Rio Wirawan (Manajemen’12) merupakan anak semata wayang Ina Batin, yang merantau untuk bersekolah akhirnya pun pulang. Namun, bukannya senang melihat anaknya yang sudah delapan tahun tak ditemuinya itu kembali. Ina Batin malah kembali marahmarah, tersebab Dul pulang kampung hanya untuk memberitahukan ibunya, ia ingin menikahi Fatma gadis yang baru saja pergi dari rumahnya itu.
Pertunjukkan lalu menampilkan Rosim yang akan meninggalkan rumah dengan mem
bawa buntelan dan bedil yang selama ini menjadi hiasan di rumah Ina Batin. Sebelum pergi Rohim memberitahukan kenyataan yang selama ini tak diketahui oleh siapa pun, bahwa Dul adalah anak Rosim bersama Ina Batin. Mengetahui kenyataan itu, Dul pun begitu marah kepada Rosim dan ibunya, lalu ia memutuskan untuk pergi dari rumah itu membawa rahasia pahit yang baru terungkap selama berpuluh tahun. Selain itu terungkaplah bahwa orang yang membunuh suami Ina Batin adalah Rohim, karena penghianatan yang dilakukan suami
Ina Batin saat sedang menghadapi perang.
Lakon yang disutradarai Nevia Setiana (Ilmu Pemerin tahan’12) mendapatkan komentar baik dari para pengamat seni yang datang malam itu terhadap setting tempat, pencahayaan dan tata suara yang menggambarkan suasana lampung yang mendukung, membawa Nevia terpilih sebagi sutradara terbaik dalam acara Hajatan Teater 2015 yang digelar UKMBS dan dimeriahkan juga oleh pertunjukan teater dari beberapa teater yang ada di Lampung dan Jakarta.=
Foto
Ret
no W
ulan
dari
Seni
Belajar ke Negeri SakuraOleh Luvita Willya Hendri
Jepang sering kali menjadi tujuan para mahasiswa Indonesia yang ingin melan
jutkan pendidikan di bangku kuliah, atau pun mereka yang ingin ikut pertukaran mahasiswa. Salah satunya program yang memberi kesempatan mahasiswa Indonesia untuk merasakan kuliah di Universitas Tokyo, yaitu ShortTerm Exchange Program @Tokyo University of Agriculture and Technology (STEP@TUAT).
Program pertukaran mahasiswa ini dilakukan selama satu tahun antara Universitas Tokyo yang membidangi pertanian dan teknologi dengan perguruan tinggi yang telah melakukan kerja sama. Program yang diadakan tiap tahun ini diikuti oleh 20 negara di seluruh dunia. Masingma sing negara partisipan dapat mengirimkan 35 delegasi, termasuk Indonesia. Program ini juga memungkink
an untuk pertukaran peneliti dan dosen bagi yang ingin melanjutkan jenjang studi S2 maupun S3.
Sejak Oktober 2008 silam, Rektor UnilaProf. Sugeng P. Haryanto telah menandatangani MOU yang berisi kerjasama antara Tokyo University of Agriculture and Technology dengan IPB, UGM, serta Unila. Program yang mulai berjalan di tahun 2011 ini sudah mengirimkan delegasi dari Unila seperti Eko Prasetyo (Kehutanan ), Shandy Utama (Komputer ) dan Leoni Delta Ellania (Kehutanan) di tahun 2012, Desis Kurniati (Agroteknologi) di tahun 2013 serta Tethy Maryebti (Agroteknologi), dan Chintya T. (Ekonomi) pada 2014.
Dalam satu tahun program STEP@TUAT, delegasi akan diberikan bekal enam bulan belajar bahasa Jepang , enam bulan selanjutnya tiap delegasi
memasuki laboratotium sesuai bidang ilmu yang digeluti. Informasi terkait program ini dapat diakses di www.tuat.com.
Syarat mengikuti program ini antara lain, mengumpulkan formulir pendaftaran, transkrip dicetak dalam bahasa Inggris dengan Indeks Prestasi mini
mal 2,3, score Toefl 450, dan su-rat keterangan kesehatan serta diutamakan mahasiswa yang bisa berbahasa Jepang dengan tes Nihonggo Nouryouku Shiken. Tes ini mengharuskan tiap peserta menguasai Hiragana, Katakana serta Kanji yang
mempunyai lima level. Tahun ini penyeleksian su
dah dilakukan sejak akhir Desember sampai Januari lalu dan pengumuman sudah disampaikan pada 20 Maret. Program yang sudah berjalan empat generasi ini menerapkan independent study namun untuk mata kuliah yang sama dapat
mengambil nilainya dari Universitas asal.
Yuli Damar Wati (Ilmu Komunikasi’12) adalah generasi kelima yang akan mewakili Unila. Ia mengaku sudah kedua kali nya mendaftar, namun kesempatan untuk ikut dalam
program tersebut baru ia akan rasakan tahun ini dengan jadwal keberangkatan akhir September.
Dalam program step@tuat ini Yuli akan mendapatkan biaya hidup dan kuliah tiap bulan sebesar 80.000 yen atau sekitar sepuluh juta rupiah, besarnya biaya akan bergantung naik turunnya kurs dari Japan Stu-dent Services Oranization(JAS-SO) Scholarship.
Yuli mengaku program ini merupakan ajang belajar bahasa Jepang, cara berinteraksi dan berkomunikasi, melakukan penelitian dengan mahasiswamahasiswa berbeda kebudayaan. Ia berharap dengan mengikuti program ini terjadi perubahan besar dalam diri sendiri dan mendapatkan banyak manfaat, ilmu pe ngetahuan, serta pengalaman. “Harus belajar banyak dan mengambil banyak ilmu,” tambahnya.=
Dalam
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015 15POJOK PKM
Indonesia, Sejarah, dan Dialektika
Sejarah dan dialektika itu yang membuat suatu bangsa maju. Eropa mempunyai latar belakang sejarah yang begitu panjang. Berbagai sistem pemerintahan sudah pernah dicoba. Dari demokrasi di Yunani, republik di Roma, monarki, bahkan sampai teokrasi. Eropa sejak dulu mempunyai sekolah. Tempat berbagai ilmu dipelajari, dan yang paling penting adalah mereka tidak mencaplok ilmu dari luar begitu saja. Proses berkembang ilmu terjadi pelanpelan, perlahan tapi pasti, dan dikonstruksi sendiri dari dalam.
Sampai sekarang, kalau kita ingin melakukan dekonstruksi terhadap sesuatu, kita dapat memulainya dari model pertanyaan Socrates. Kalau ingin belajar tentang teori pemerintahan, bisa dimulai dari Plato. Kalau ingin belajar tentang logika, bisa dimulai dari Aristotles. Belajar matematika, bisa mulai dari Pythagoras atau Archimedes.
Belajar dasar-dasar fisika (filsafat alam), bisa mulai dari Galileo dan Newton. Belajar dasar-dasar ekonomi (filsafat moral), bisa mulai dari Adam Smith. Belajar teori seni visual, bisa mulai dari Da Vinci, Michelangelo, Raphael, dan lainnya. Belajar teori seni audio, bisa mulai dari Bach, Mozart, Beethoven, dan masih banyak lagi tokohtokoh mereka yang sering kali kita jadikan acuan untuk mempelajari banyak hal.
Mereka memiliki banyak contoh. Mau membikin sistem demokrasi, bisa melihat Yunani. Mau melihat jeleknya monarki, bisa menengok ke revolusi Prancis. Atau ingin belajar intrikintrik politik yang terjadi, bisa lihat ke Romawi dulu.
Berbagai sistem sudah pernah dicoba di Eropa. Sistem kontrol penuh dari pemerintah model Uskup Roma, hingga sistem limited government akhirnya dicoba di negara peranakannya, yaitu Amerika. Lahirnya konsep kapitalisme, sosialisme, komunisme, fasisme itu pun muncul di Eropa. Jika kita ingat genosida terhadap bangsa Yahudi oleh Hitler, hanya Eropa yang pernah melakukan pembantaian sekejam itu.
Contoh-contoh tersebut tidak selalu bisa dipakai untuk daerah lain karena kecenderungannya untuk tidak sesuai konteks di daerah lain lebih besar. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Bangsa kita tidak mengenal zaman perunggu, karena saat bangsa kita baru akan memasuki zaman perunggu, bangsa lain masuk ke Indonesia membawa seperangkat kebudayaan dan pemikirannya.
Dimulai dari Hindu yang kemudian berkembang di tanah air, begitu juga Buddha. Tapi saat bangsa kita berorientasi membangun peradaban yang Hindu dan Budha bawa, Islam masuk, baik dari Cina maupun dari Timur Tengah. Karena hal tersebut Kerajaan Majapahit pun hancur, dan kerjaan di nusantara kembali dirombak, dan bangsa ini mulai dari awal menggunakan sistem baru dari bangsa lain.
Ketika kerjaan Islam sedang berkembang di berbagai wilayah di nusantara, meskipun tidak dalam satu kesatuan seperti zaman Majapahit, Eropa pun masuk. Tak berhenti di situ, masuknya Eropa membawa rakyat Indonesia untuk berjuang meraih kemerdekaan. Sampai akhirnya Soekarno membawa panjipanji merah putih untuk mempersatukan Nusantara, dengan pertumpahan darah yang semoga sampai sekarang tetap kita maknai sebagai perjuangan yang tak boleh dilupakan.
Tapi apa yang terjadi kemudian? Pemberontakan demi pemberontakan terjadi. Tarikmenarik antara blok barat dan blok timur. Indonesiaku hancur lagi, tahun 1965 terjadi revolusi lagi. Dan Soeharto yang saat itu merupakan Panglima Komando Strategi Angkatan Darat dengan senang hati membantai lawanlawan politiknya. Jutaan warga tanah air dibantai hanya karena dicap komunis.
Sampai akhirnya 1998, kembali kita melakukan revolusi. Berikutnya, kita melakukan impeachment untuk Gus Dur, hingga ia pun terpaksa turun dari kursi kepresidenan yang cukup menegangkan pada 2001. Kini pemerintahan Jokowi mulai menuai banyak protes, para mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI melakukan demonstrasi menuntut janji Jokowi di setengah tahun pemerintahan nya. Entah kajian yang seperti apa yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut. Melihat kondisi tersebut, jelas bahwa bangsa ini tak pernah diberi waktu untuk berkembang dangan mengontruksi sistem sendiri.
Mungkin seharusnya Indonesia mulai merevolusi pemikiran bahwa untuk berkembang dengan baik, harus dilakukan perlahan seperti bangsa Eropa yang belajar perlahan tapi pasti. Maka sejarah tak pernah dilupakan, dan dialektika menjadi begitu penting.=
Oleh Yola Savitri
Foto
Luv
ita W
illya
Hen
dri
Kepandaian berbahasa Inggris ternyata menghantarkan Delima merasakan sejuknya hutan Robinson di Kentucky, Amerika Serikat. Membawanya untuk dapat berkontribusi membina warga Penyangga kawasan TNBBS, dan mema-hami kunci pelestarian alam.
Delima Nur Ramadhani,
Pandai Berbahasa Inggris dan Cinta Alam
Kasibukan bandar udara Kentucky menyambut kedatangan Delima Nur
Ramadhani serta dua rekannya. Siapa sangka bisa merasakan udara musim panas di Kentucky, Amerika Serikat, pada medio Juli tahun lalu. Kesempatan mengikuti kegiatan di negeri Paman Sam itu ia dapatkan saat mengikuti lomba Bahasa Inggris di Unila, seorang juri yang tertarik dengan kemampuan berbahasa Inggrisnya, menawarinya untuk mewakili Fakultas Pertanian Unila dalam International Youth Water Justice Summit and Workshop yang diadakan Universitas Kentucky.
Kegiatan yang fokus mengkaji hak atas air bersih serta isu lingkungan lainnya tersebut diikuti oleh perwakilan mahasiswa, NGO, dan pelajar dari seluruh penjuru dunia seperti Srilanka, Negara Bagian Ame rika dan lainlain. Dalam kegiatan tersebut ia pun mendapatkan kesempatan merasakan sejuknya hutan Robinson selama lima hari ia di sana.
Ia kagum dengan lingku ngan kota yang tertata rapih dan asri, “Masih banyak pohonnya, semua serba teratur, karena setiap warganya punya kesadaran untuk membayar,” ujar mahasiswi Jurusan Kehutanan tersebut.
Banyak yang ia persiapkan sebelum terbang ke Kentucky. Selama satu bulan ia melakukan studi ke perusahaan air minum serta mengadakan penelitian tentang hutan kemasyarakatan di Lampung Barat. Sebelum keberangkatan, materi diuji di tingkat fakultas untuk memantapkannya. Dalam presentasi yang akan disampaikan di hutan Robinson tersebut, Delima dan rekannya mejelaskan mengenai regulasi penyediaan air baik di hulu dan hilir pada hutan kemasyarakatan, menjaga kelestarian air serta betapa penting fungsi hutan kemasyarakatan yang dapat menjadi sumber ekonomi masyarakat dengan penge
lolaan yang baik.Delima mendapatkan ban
yak ilmu serta pengalaman baru yang sangat berharga. Kearifan masyarakat serta partisipasi peserta yang sangat besar dalam menjaga lingkungan mereka. Tempat yang tadinya berupa tambang direstorasi menjadi hutan kembali. “River keeper di sana juga ngajak buat ngukur air secara langsung, ngambil sampel hewan untuk indikator pencemaran lingkungan, juga pengukuran DAS sungai yang ada di Robin-son Forest, berkesan banget,” tambahnya.
Mahasiswi angkatan 2012 ini juga aktif Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva), Delima aktif dalam kegiatan penanaman yang diadakan oleh jurusannya dalam rangka menjaga lingkungan misalnya penanaman mangrove di Ketapang yang diadakan bulan April lalu, serta pembagian bibit pohon buah gratis pada Hari Bumi. “Mengabdi pada Masyarakat dan melakukan banyak hal,” ujarnya.
S e p u l a n g nya dari
Amerika, Ia diminta oleh dosennya Cristin Wulandari yang memegang jabatan tinggi di proyek Tro pical Forest Con-servation Alert (TFCA)- Suma-tra yang bekerjasama dengan Unila Peduli Lingkungan untuk mengajar bahasa Inggris di kawasan Desa Penyangga Taman Nasional Bukit Barisn Selatan (TNBBS) Lampung. Selama dua minggu di bulan Agustus, Delima mengisi pelatihan untuk pemberdayaan masyarakat konservasi seperti Kubu Prahu. Ia melatih masyarakat lokal agar mahir berbahasa Inggris yang nantinya dapat diaplikasikan saat berkomunikasi dengan turis asing yang berkunjung ke resort mereka.
”Kegiatannya full tentang English Daily Communication and Application yang diarahkan lebih bagaimana kalau mereka jadi tour guide,” ujar Delima menambahkan.
Antusias dari warga membuat Delima salut, pasalnya Desa yang terbilang tertinggal tersebut mau belajar dan ingin menjadi Desa yang terus berkembang. .“Saya ingin menjadi ilmuwan kehutanan yang dapat membantu merubah pengelolaan alam menjadi lebih baik,” ujar Delima.
Tak semudah kelihatan nya, Delima tekun melatih kemam
puan berbahasa Inggris nya sedari duduk di bangku
SMA, keaktifannya untuk mengikuti lombalomba newscasting, telah membawanya sampai kancah nasional. Memasuki bangku perkuliahan, Delima meneruskan hobinya dengan bergabung menjadi member di English Society (ESo)
dan fokus di bidang newscasting. Prestasi terakhir yang
ia dapat yaitu menjadi juara dua dalam Asian Law Student Assosiated UI tahun 2014 lalu. Tak henti sampai di situ, saat ini Delima masih aktif melatih juniornya di ESo, berbagai undangan juga Ia peroleh untuk menjadi juri lomba news-casting baik di tingkat Unila maupun di luar Lampung.=
Pemimpin Redaksi
Hayatun Nisa Fahmiyati
pun mendapatkan kesempatan merasakan sejuknya hutan Robinson selama lima hari ia di
Ia kagum dengan lingku ngan kota yang tertata rapih dan asri, “Masih banyak pohonnya, semua serba teratur, karena setiap warganya punya kesadaran untuk membayar,” ujar mahasiswi Jurusan Kehutanan
Banyak yang ia persiapkan sebelum terbang ke Kentucky. Selama satu bulan ia melakukan studi ke perusahaan air minum serta mengadakan penelitian tentang hutan kemasyarakatan di Lampung Barat. Sebelum keberangkatan, materi diuji di tingkat fakultas untuk memantapkannya. Dalam presentasi yang akan disampaikan di hutan Robinson tersebut, Delima dan rekannya mejelaskan mengenai regulasi penyediaan air baik di hulu dan hilir pada hutan kemasyarakatan, menjaga kelestarian air serta betapa penting fungsi hutan kemasyarakatan yang dapat menjadi sumber ekonomi masyarakat dengan penge
Bumi. “Mengabdi pada Masyarakat dan melakukan banyak hal,” ujarnya.
S e p u l a n g nya dari
Desa yang terbilang tertinggal tersebut mau belajar dan ingin menjadi Desa yang terus berkembang. .“Saya ingin menjadi ilmuwan kehutanan yang dapat membantu merubah pengelolaan alam menjadi lebih baik,” ujar Delima.
Tak semudah kelihatan nya, Delima tekun melatih kemam
puan berbahasa Inggris nya sedari duduk di bangku
SMA, keaktifannya untuk mengikuti lombalomba newscastingbawanya sampai kancah nasional. Memasuki bangku perkuliahan, Delima meneruskan hobinya dengan bergabung menjadi English Society (ESo)
dan fokus di bidang newscasting. Prestasi terakhir yang
ia dapat yaitu menjadi juara dua dalam Assosiated Tak henti sampai di situ, saat ini Delima masih aktif melatih juniornya di ESo, berbagai undangan juga Ia peroleh untuk menjadi juri lomba castingmaupun di luar Lampung.