T2 MPK Efektivitas Program Live Debat Capres
-
Upload
rahmitaandiny -
Category
Documents
-
view
221 -
download
3
description
Transcript of T2 MPK Efektivitas Program Live Debat Capres
Efektivitas Tayangan Rangkaian Program Live Debat Capres-
Cawapres 2014 Metro TV Terhadap Pemahaman Pemirsa di
Kalangan Mahasiswa UNPAD Mengenai Visi, Misi dan
Program Capres-Cawapres
Oleh
Rahmita Andiny
NPM : 210 110 120 264
MPK I
HUMAS D
Universitas Padjadjaran
Fakultas Ilmu Komunikasi
Public Relations
Jatinangor
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang Masalah
Pesta Demokrasi lima tahunan di Indonesia yaitu Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden RI 2014 telah dihelat. Selama Masa kampanye, Capres-Cawapres kiat beretorika
menyampaikan visi, misi, dan program kepada rakyat. Pemaparan mengenai visi, misi dan
program sesungguhnya menjadi hal yang paling penting masuk dalam pertimbangan pemilih.
Wadah yang disediakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) salah satunya melalui tayangan
debat capres di beberapa stasiun televisi tak terkecuali Metro TV. Tayangan Debat disiarkan
media elektronik televisi yang merupakan salah satu media yang dapat menampilkan
informasi secara sempurna, menampilkan perpaduan antara teknologi audio dan visual,
sehingga dengan mudah dapat diterima oleh khalayak sebagai komunikan. Dengan
kesempurnaan yang dimiliki oleh media televisi, minat komunikan untuk memilih media ini
lebih besar dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, surat kabar, dan film.
Pesan-pesan media televisi disampaikan melalui gambar dan suara secara bersamaan, hidup,
cepat, aktual, serta dapat menjangkau ruang yang sangat luas. Maka Ekspresi komunikasi dan
wawasan para capres akan dilihat dan didengar oleh khalayak dalam debat. Sebagai prosesi
komunikasi, indikator debat yang akan diperhatikan pertama kalinya oleh khalayak tentu saja
retorika para capres. Retorika sebagai seni berbicara (art of speech) akan memberi kesan pada
kemampuan kandidat dalam menangani persoalan susbtantif yang mereka janjikan. Dari
debat calon akan diketahui kualitas dan kapabilitas pasangan calon. Di dalam debat tentu
akan diketahui sejauh mana argumentasi dan rasionalisasi para calon dalam mempertahankan
dari visi, misi, dan program masing-masing. Sehingga pemirsa yang menyaksikan debat
sepatutnya memahami visi, misi dan program yang diusung Capres-Cawapres.
Debat Capres-Cawapres menjadi ajang untuk adu argumentasi mengumbar visi, misi
dan program yang dijanjikan kepada rakyat. Pagelaran debat yang telah dilakukan sejak
Pilpres 2004 hingga kini merupakan media pendidikan politik yang tepat bagi masyarakat.
Penyelenggaraan debat ini mengurangi kampanye dalam bentuk pengumpulan dan arak-
arakan massa. Kampanye model konvensional ini tetap boleh diselenggarakan, tetapi bukan
menjadi model utama. Kampanye dalam bentuk pengumpulan massa kurang mampu
menggali visi dan misi pasangan capres-cawapres. Acara hiburan lebih mengemuka dalam
kampanye tersebut. Model kampanye ini juga rawan menimbulkan kesenjangan antara
pasangan capres-cawapres yang memiliki dana kampanye berlimpah dan terbatas. Debat
Capres-Cawapres diharapkan memunculkan perdebatan gagasan di ranah publik. Perdebatan
gagasan di ranah publik bertujuan untuk menghasilkan pemahaman masyarakat akan visi-
misi yang digagas masing-masing Capres dan Cawapres. Oleh karena itu debat merupakan
upaya pendidikan politik masyarakat guna membentuk tatanan masyarakat yang lebih
demokratis.
Pelaksanaan debat dalam Pilpres telah diatur dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun
2008 Tentang Pemilu. Dalam Pasal 38 ayat (1) g Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008
yang menyatakan bahwa kampanye salah satunya dapat dilakukan dengan cara debat para
kandidat mengenai materi kampanye. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan
lima seri debat yang diikuti oleh pasangan Capres dan Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla
dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pilpres 2014 ini. Pada debat ini, dipaparkan visi-
misi dan program dari masing-masing pasangan capres-cawapres terkait beberapa tema yang
telah diatur oleh KPU. Masyarakat dapat menilai sejauh mana visi, misi dan program Capres
dan Cawapres.
Pemahaman masyarakat yang kurang terhadap visi, misi dan program Capres-
Cawapres dapat menimbulkan masalah dikemudian hari. Apabila masyarakat tidak
memahami hal tersebut maka masyarakat tidak akan menjadi pemilih rasional dan tidak dapat
menagih janji-janji Capres-Cawapres. Proses pemahaman masyarakat terhadap visi, misi dan
program memang tidak semata-mata dapat dilakukan dengan menyuguhkan Rangkaian
Program Live Debat Capres-Cawapres 2014 Metro TV tetapi pemirsa dapat memperoleh
gambaran lebih jelas dengan melihat langsung adu visi, misi dan program antar Capres-
Cawapres.
Dalam penelitian ini penulis berusaha menunjukan efektivitas program televisi,
sehingga melalui penelitian ini diharapkan akan diketahui bagaimana pemahaman pemirsa di
kalangan mahasiswa UNPAD mengenai visi, misi dan program Capres-Cawapres tanpa
melalui buku, media cetak, dan lainnya, tetapi melihat secara langsung tentang seluruh unsur
yang terlibat di media televisi Metro TV dalam tayangan Rangkaian Program Live Debat
Capres-Cawapres 2014. Penulis memilih objek penelitian pada kalangan mahasiswa UNPAD
Ini disebabkan oleh tingkat pendidikan mahasiswa telah lebih baik dan pola berpikir
mahasiswa lebih cenderung rasional. Peneliti memilih tayangan debat ini sebagai bagian yang
sangat penting dalam penyusunan karya ilmiah, karena hanya di dalam tayangan ini para
kandidat Capres RI dapat tampil bersama di media TV dan juga berdebat secara bersama-
sama dalam satu tempat dan waktu. Penulis juga harus menunggu lima tahun lagi untuk
melihat hal yang menarik ini. Terlebih terjadi situasi berbeda dalam pilpres 2014 ini dimana
pertarungan politik pada pilpres 2014 berupa head to head. Pertarungan head to head menjadi
daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Dapat kita lihat dengan fenomena munculnya relawan-
relawan politik mendukung Capres-Cawapres tertentu. Maka penelitian mengenai efektivitas
tayangan rangkaian program live debat Capres-Cawapres 2014 Metro TV terhadap
pemahaman pemirsa di kalangan mahasiswa UNPAD mengenai visi, misi dan program
Capres-Cawapres menjadi hal penting bagi kita sebagai negara demokrasi.
I.2 Perumusan Masalah
Dalam upaya memperjelas ruang lingkup permasalahan yang dihadapi serta
memperoleh pola pikir yang tepat dalam mencapai penelitian, maka rumusan
permasalahannya adalah :
“Sejauhmana efektivitas tayangan rangkaian program live debat Capres-Cawapres 2014
Metro TV terhadap pemahaman pemirsa di kalangan mahasiswa UNPAD mengenai visi, misi
dan program Capres-Cawapres”
I.3 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
penulis dapat mengidentifikasikan masalahnya sebagai berikut :
1. Sejauhmana hubungan intensitas menonton tayangan rangkaian program live debat
Capres-Cawapres 2014 Metro TV terhadap pemahaman pemirsa di kalangan
mahasiswa UNPAD mengenai visi, misi dan program Capres-Cawapres?
2. Sejauhmana hubungan isi pesan yang disampaikan dalam tayangan rangkaian
program live debat Capres-Cawapres 2014 Metro TV terhadap pemahaman pemirsa di
kalangan mahasiswa UNPAD mengenai visi, misi dan program Capres-Cawapres?
3. Sejauhmana hubungan daya tarik tayangan rangkaian program live debat Capres-
Cawapres 2014 Metro TV terhadap pemahaman pemirsa di kalangan mahasiswa
UNPAD mengenai visi, misi dan program Capres-Cawapres?
I.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneltian ini adalah :
Untuk mengetahui Sejauhmana hubungan intensitas menonton tayangan rangkaian
program live debat Capres-Cawapres 2014 Metro TV terhadap pemahaman pemirsa di
kalangan mahasiswa UNPAD mengenai visi, misi dan program Capres-Cawapres.
Untuk mengetahui Sejauhmana hubungan isi pesan yang disampaikan dalam tayangan
rangkaian program live debat Capres-Cawapres 2014 Metro TV terhadap pemahaman
pemirsa di kalangan mahasiswa UNPAD mengenai visi, misi dan program Capres-
Cawapres.
Untuk mengetahui Sejauhmana hubungan daya tarik tayangan rangkaian program live
debat Capres-Cawapres 2014 Metro TV terhadap pemahaman pemirsa di kalangan
mahasiswa UNPAD mengenai visi, misi dan program Capres-Cawapres.
I. 5. Kegunaan Penelitian
Kegunaan Teoritis
Penelitian diharapkan akan menjadi masukan bagi pengembangan Ilmu Komunikasi
khususnya jurusan Hubungan Masyarakat dalam masalah penelitian pembuatan
program yang memiliki dampak efektif. Penelitian juga dapat memberikan informasi
pada organisasi atau institusi sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi,
memperbaiki ataupun merumuskan program yang lebih baik ke depan.
Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini akan menjadi masukan bagi organisasi atau institusi
dalam mengkaji program-program yang akan atau telah dibuat terutama program
melalui media televisi. Bagi institusi yang bersangkutan dalam hal ini adalah Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dapat dijadikan sebagai referensi yang baik dalam
menjalankan fungsinya sebagai suatu lembaga pemerintah. Bagi masyarakat luas,
diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak lain yang terkait
secara langsung ataupun tidak langsung tertarik pada masalah yang diteliti oleh
penyusun.
1.6 Kerangka Penelitian
1.6.1 Penelitian Terdahulu
Salah satu penelitian berupa skripsi berjudul “Fungsi Program ”Bandung Hits”
Bandung TV dalam Meningkatkan Pengetahuan Musik Lokal di Purwacaraka Musik Studio
Bandung” hampir memiliki permasalahan sama seperti judul yang saya rumuskan. Dalam
pejabaran mengenai teori juga skripsi milik Yosef Firmansyah menggunakan teori yang sama
yakni teori agenda setting. Berikut ringkasan skripsi tersebut.
Media elektronik menyampaikan informasi dengan beragam cara tanpa mengenal
usia, tempat dan waktu,disini masyarakat memiliki peran untuk bisa menyaring terhadap
segala sesuatu yang diinformasikan. Media massa elektronik selain bisa memberikan hiburan
juga dapat memberikan segala macam pengetahuan karena banyaknya penduduk tanpa
diimbangi dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai akan menyebabkan
kesenjangan antara cita-cita dengan kenyataan akan menjadi semakin terlihat, tidak dapat
dipungkiri sampai sekarang keberadaan masih tetap relevan. Dalam hal ini dapat
dipertanyakan sampai sejauh mana para pengelola siaran Televisi mampu mengemas
informasi yang disiarkan pada pemirsa. Seiring dengan arus desentralisme atau otonomi
daerah di Indonesia, sejak Januari 2001, kita menyaksikan pertumbuhan stasiun televisi
swasta lokal ditengah menjamurnya televisi-televisi swasta nasional yang sudah lebih dulu
muncul. Saat ini secara nasional sudah mengudara sekitar 10 stasiun televisi swasta dan
TVRI yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sejak tahun 2004 di beberapa
daerah mulai bermunculan sejumlah stasiun televisi swasta regional dan lokal. Untuk kota
Bandung sendiri saat ini sudah ada 6 stasiun televisi diantaranya adalah Bandung TV, STV,
PJ TV, IM TV, MQ TV, dan spacetoon.
Bandung Hits adalah salah satu program musik lokal yang disiarkan di stasiun
televisi lokal di Bandung yaitu Bandung TV. Program ini merupakan salah satu program
musik yang ada di stasiun televisi Bandung TV yang tayang setiap hari Jum’at pukul 14.30
WIB, tayangan ini tayang dengan durasi 30 menit. Acara ini dikhususkan sebagai wadah
promosi band - band lokal Bandung program ini juga bertujuan untuk memacu kreatifitas
musisi lokal Bandung anak muda khususnya untuk menghasilkan dan menampilkan karya -
karya terbaik mereka. Berdasarkan latar belakang di atas, mendorong penulis untuk
melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan mengambil Perumusan masalah, yaitu
Sejauhmana Fungsi Program “Bandung Hits”Bandung TV Dalam Meningkatkan
Pengetahuan Musik Lokal di Purwacaraka Musik Studio Bandung.
Beberapa Kesimpulan yang didapatkan :
Dari hasil keseluruhan penelitian ini menyatakan bahwa adanya program acara
Bandung Hits sangat bermanfaat bagi pemirsa Bandung TV, hal ini terlihat dari Sensasi
dalam program Bandung Hits dimana penyajian informasi sudah baik sehingga bisa
menambah pengetahuan baru
bagi pemirsa Bandung TV khususnya tentang musik.
Teori Agenda setting yang digunakan peneliti yang disesuaikan dengan penelitian di
Bandung TV. Hal ini terlihat dari kegunaan teori ini yang mengasumsikan adanya hubungan
positif antara penilaian yang diberikan pada suatu persoalan tersebut. Dengan kata lain apa
yang dianggap penting oleh media maka dianggap penting juga oleh khalayak. Pada setiap
penayangan program acara dibuat untuk memenuhi kebutuhan para pemirsanya karena
program acara dibuat supaya pemirsa lebih mengerti dan tahu sekitar dunia musik lokal yang
ada di kota Bandung dan wilayah Jawa Barat.
I.6.2 Landasan Teoritis
Teori Agenda Setting
Sejalan dengan perkembangan jaman manusia terlihat semakin membutuhkan
informasi untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Tidak dapat dipungkiri, informasi tersebut
sebagian besar dapat diperoleh khalayak dengan memilih media massa yang sesuai dengan
kebutuhannya, tetapi orang sering kali tidak menyadari efek yang dialami setelah ia
menggunakan media massa.
Salah satu efek penting yang menandai penggunaan media massa oleh khalayak
adalah munculnya kesadaran dan pengetahuan mengenai suatu topik atau persoalan
munculnya kesadaran dan pengetahuan tersebut sering tidak disadari masyarakat sebagai
suatu akibat yang memang diinginkan kalangan media massa melalui penyajian suatu topik
tertentu.
Menurut teori agenda setting, media massa memang tidak dapat mempengaruhi orang
untuk berubah sikap tetapi dengan fungsinya sebagai gate keeper (penjaga gawang atau
penyaring) yang memilih suatu topik dan persoalan tertentu dan mengabaikan yang lain.
Dengan menonjolkan suatu persoalan tertentu dan mengesampingkan yang lain, media
membentuk citra atau gambaran dunia seperti yang disajikan dalam media massa. (Rakhmat,
1989:259-260), ini berarti media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan
orang dan mempengaruhi persepsi khalayak tentang yang dianggap penting.
Bernard Coher, (1963) seorang ahli politik dengan singkat menyatakan asumsi
dasarnya mengenai agenda setting, menurutnya media massa lebih sekedar memberi
informasi atau opini media massa mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk
memikirkan sesuatu, tetapi media massa sangat berhasil mendorong khalayak untuk
menentukan apa yang perlu dipikirkan. (Rakhmat, 1989:227)
Hampir satu dasa warsa Mc Combs dan Shaw mengemukakan agenda setting
khalayak terhadap persoalan tersebut, singkatnya apa yang dianggap penting media dianggap
penting oleh masyarakat dan apa yang dilupakan oleh media massa juga akan luput dari
perhatian masyarakat. Penelitian empiris tentang teori agenda setting dilakukan oleh Mc.
Combs dan Shaw ketika mereka meneliti pemilihan presiden pada tahun 1972 mereka
menulis antara lain : dampak media dalam kemampuan untuk menimbulkan perubahan
kognitif diantara individu-individu telah dijuluki sebagai fugsi agenda setting dan
komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi, yang terpenting kemampuan media
untuk strukrurisasi dunia untuk kita.
Menurut Rakhmat, teori agenda setting dimulai dengan asumsi bahwa media massa
menyaring berita, artikel, tulisan yang akan disiarkan, setiap kejadian atau isu diberi bobot
tertentu dengan panjang penyajian (ruang dalam surat kabar atau waktu televisi dan radio),
dan cara penonjolan (ukuran judul pada surat kabar, frekuensi penyiaran pada televisi dan
radio). (Rakhmat, 1994:229)
Masyarakat mendengar dan memperoleh banyak informasi melalui media massa oleh
karena itu agenda media tertentu berkaitan dengan agenda publik. Untuk lebih jelas dapat
dilihat model agenda setting yang dipaparkan oleh Jalaluddin Rakhmat dan diambil dari
panduan model Becker, Mc Comb dan Mc Leod, Degeorge, Winter dan Weaver berikut ini:
Model “Agenda Seting”
Variabel Variabel Variabel Variabel
Media massa Antara Efek Lanjutan
- Panjang - Sifat Stimulus - Pengenalan - Persepsi
- Penonjolan - Sifat khalayak - Salience - Aksi
- Konflik - - Prioritas -
Sumber : Rakhmat, (1997:69)
Berikut ini penjelasan variabel dalam Agenda Setting tersebut :
1. Variabel Media Massa.
Media massa diukur dengan analisa isi, dimana isi dari media disusun berdasarkan
panjang (ruang dan waktu) penonjolan (ukuran, headline, lokasi, dan frekuensi), serta
konflik (cara penyajian bahan).
2. Variabel Antara
Setelah media massa disusun, maka kondisi-kondisi antara yang mempengaruhi proses
agenda setting yang mempengaruhi proses agenda setting juga diteliti melalui sifat-sifat
stimulus menggunakan karakteristik issue termasuk jarak issue, lama terpaan, kedekatan
geografis dan sumber. Selanjutnya sifat-sifat khalayak menunjukan variabel-variabel
psikososial termasuk data demografi, keanggotaan dalam sistem, kebutuhan sikap,
diskusi, interpersonal dan terpaan media.
3. Variabel Efek
Efek berkaitan dengan issue dalam pengenalan khalayak dari semua issue tersebut, mana
yang dianggap terpenting oleh khalayak dan bagaimana issue itu dirangsang oleh
responden sesuai dengan urutan prioritas.
4. Variabel Efek lanjutan
Efek lanjutan berupa persepsi, pengetahuan tentang peristiwa tertentu atau tindakan.
(Rakhmat, 1997:69-70)
Adapun aplikasi teori agenda setting pada masalah ini, yakni terletak pada penekanan
tayangan rangkaian program debat Capres-Cawapres yang menimbulkan menimbulkan daya
tarik tertentu pada khalayak. Seperti yang dipaparkan dalam teori agenda setting bahwa apa
yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting pula oleh khalayak. Dianggap
penting atau tidaknya tayangan rangkaian program debat Capres-Cawapres oleh khalayak,
acara debat telah menunjukan adanya kesamaan kepentingan antara media dengan khalayak,
yakni dalam hal menganggap tayangan rangkaian program debat Capres-Cawapres
menyangkut kepentingan orang banyak.
Dalam tayangan rangkaian program debat Capres-Cawapres ini secara tidak langsung
masyarakat atau khalayak diajak untuk melakukan proses pembelajaran mengenai visi, misi
dan program Capres-Cawapres, lebih jauh lagi dampak dari acara ini masyarakat atau
khalayak menjadi paham visi, misi dan program Capres-Cawapres. Selain hal tersebut
khalayak juga disuguhi informasi yang cepat, akurat dan transparan mengenai perisrtiwa yang
sedang terjadi.
Terlepas dari paham atau tidaknya khalayak terhadap visi, misi dan program yang
disajikan dalam program debat hasil dari efek lanjutannya mungkin bisa berupa suatu field of
reference atau gambaran yang tertanam dalam benak khalayak.
Kerangka model agenda setting
tentang pemahaman pemirsa
Variabel Media Massa Variabel Efek
“Metro TV”
- Durasi menonton - Pemahaman pemirsa
- Frekuensi menonton
- Isi pesan
- Daya tarik program
Penjelasan :
1. Variabel Media Massa adalah Metro TV, yang diukur dengan susunan berdasarkan
pada Durasi Menonton, Frekuensi menonton, Isi pesan, serta Daya tarik program.
2. Variabel Efek yang berkaitan dengan pemahaman pemirsa di kalangan mahasiswa
UNPAD mengenai visi, misi dan program Capres-Cawapres
3. Variabel antara dan Variabel lanjutan tidak termasuk pada penelitian yang dilakukan
oleh penulis.