T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · didukung oleh besarnya arus modal masuk dalam...

40
1 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III 2017 November 2017

Transcript of T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · didukung oleh besarnya arus modal masuk dalam...

1

T0

LAPORAN

NERACA PEMBAYARAN

INDONESIA

Realisasi Triwulan III 2017

Agustus 2013 November 2017

2

Alamat Redaksi:

Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik

Departemen Statistik

Bank Indonesia

Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15

Jl. M.H. Thamrin No. 2

Jakarta 10350

Telepon : (021) 29816688

Faksimili : (021) 3501935

E-mail : [email protected]

Website : www.bi.go.id

3

LAPORAN

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Realisasi Triwulan III 2017

November 2017

4

RINGKASAN

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN

INDONESIA TRIWULAN III 2017

1

3

TRANSAKSI BERJALAN 4

Neraca Perdagangan Barang 4

Neraca Perdagangan Nonmigas 4

Neraca Perdagangan Migas 10

Neraca Perdagangan Jasa 11

Neraca Pendapatan Primer 12

Neraca Pendapatan Sekunder 13

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL 13

Investasi Langsung 14

Investasi Portofolio 16

Investasi Lainnya 18

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL 21

PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA 23

Boks 1: Perubahan Angka Statistik NPI

Dibandingkan Publikasi Triwulan II 2017 25

LAMPIRAN 27

DAFTAR ISI

Transaksi Berjalan

5

DAFTAR TABEL

Hal

Hal

Tabel 1 Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang

(Berdasarkan SITC)

5

Tabel 6 Perkembangan Ekspor Minyak 10

Tabel 2 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama 6

Tabel 7 Perkembangan Impor Minyak (f.o.b) 11

Tabel 3 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama

(Berdasarkan HS)

9

Tabel 8 Perkembangan Ekspor Gas 11

Tabel 4 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang 9

Tabel 9 Indikator Sustainabilitas Eksternal 21

Tabel 5 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama 10

DAFTAR GRAFIK

Hal

Hal

Grafik 1 Neraca Pembayaran Indonesia 3

Grafik 14 Perkembangan Investasi Langsung 14

Grafik 2 Transaksi Berjalan 4

Grafik 15 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi 15

Grafik 3 Neraca Perdagangan Nonmigas 4

Grafik 16 Perkembangan PMA menurut Negara Asal 16

Grafik 4 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas 5

Grafik 17 Perkembangan Investasi Portofolio 17

Grafik 5 Neraca Perdagangan Migas 10

Grafik 18 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN

oleh Asing

17

Grafik 6 Perkembangan Harga Minyak Dunia 11

Grafik 19 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 18

Grafik 7 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa 11

Grafik 20 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara

ASEAN

18

Grafik 8 Pembayaran Jasa Freight 12 Grafik 21 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi 18

Grafik 9 Neraca Jasa Travel 12 Grafik 22 Perkembangan Investasi Lainnya 19

Grafik 10 Perkembangan Neraca Pendapatan Primer 13 Grafik 23 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta 19

Grafik 11 Perkembangan Transfer Personal 13 Grafik 24 Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta 19

Grafik 12 Posisi Tenaga Kerja Indonesia Triwulan III 2017 13 Grafik 25 Perkembangan Pinjaman LN Sektor Publik 19

Grafik 13 Transaksi Modal dan Finansial 14

6

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

1

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan III 2017 mengalami surplus yang meningkat

ditopang oleh penurunan defisit transaksi berjalan dan peningkatan surplus transaksi modal dan

finansial. Surplus NPI triwulan III 2017 tercatat USD5,4 miliar, meningkat signifikan dibandingkan

dengan surplus triwulan II 2017 sebesar USD0,7 miliar. Surplus NPI tersebut mendorong peningkatan

posisi cadangan devisa dari USD123,1 miliar pada akhir triwulan II 2017 menjadi USD129,4 miliar pada

akhir triwulan III 2017. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan

pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,6 bulan dan berada di atas standar

kecukupan internasional.

Defisit transaksi berjalan tercatat sebesar USD4,3 miliar (1,65% PDB), membaik dari defisit

pada triwulan sebelumnya yang sebesar USD4,8 miliar (1,91% PDB), seiring dengan kenaikan

surplus neraca perdagangan barang dan penurunan defisit neraca pendapatan primer . Defisit

transaksi berjalan pada triwulan III 2017 tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada

triwulan III 2016 yang sebesar USD5,1 miliar (2,09% PDB). Kenaikan surplus neraca perdagangan

barang didorong oleh meningkatnya ekspor, baik secara nilai maupun volume, di tengah impor yang

juga mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan permintaan domestik. Sementara itu, penurunan

defisit neraca pendapatan primer terutama dipengaruhi pembayaran dividen yang lebih rendah sesuai

pola musiman.

Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial meningkat signifikan terutama

didukung oleh besarnya arus modal masuk dalam bentuk investasi langsung, seiring dengan

optimisme terhadap kinerja ekonomi domestik. Transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2017

mencatat surplus USD10,4 miliar, meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus triwulan II 2017

sebesar USD5,8 miliar dan juga lebih besar dibandingkan dengan surplus triwulan III 2016 sebesar

USD9,9 miliar. Peningkatan surplus tersebut secara triwulanan didukung oleh meningkatnya surplus

investasi langsung, sejalan dengan kenaikan realisasi investasi domestik, dan menurunnya defisit

investasi lainnya, terutama karena turunnya outflow penempatan simpanan swasta domestik di luar

negeri. Peningkatan surplus transaksi modal dan finansial lebih lanjut tertahan oleh penurunan surplus

investasi portofolio terutama karena keluarnya dana asing dari pasar saham domestik.

RINGKASAN

T

r

an

sa

ksi

Be

rj

ala

n

2

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

3

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan

III 2017 mencatat surplus sebesar USD5,4 miliar,

meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus

pada triwulan II 2017 sebesar USD0,7 miliar, didorong

oleh penurunan defisit transaksi berjalan dan kenaikan

surplus transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan

surplus NPI pada triwulan laporan tersebut, posisi

cadangan devisa meningkat dari USD123,1 miliar pada

akhir triwulan II 2017 menjadi USD129,4 miliar pada

akhir triwulan laporan. Perkembangan NPI secara

keseluruhan tersebut menunjukkan terpeliharanya

keseimbangan eksternal perekonomian sehingga turut

menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi

(Grafik 1).

Grafik 1

Neraca Pembayaran Indonesia

Defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2017

tercatat sebesar USD4,3 miliar (1,65% dari PDB), lebih

rendah dibandingkan dengan defisit pada triwulan II

2017 sebesar USD4,8 miliar (1,91% dari PDB).

Penurunan defisit tersebut dipengaruhi oleh kenaikan

surplus neraca perdagangan barang dan penurunan

defisit neraca pendapatan primer.

Pada neraca perdagangan barang, surplus neraca

perdagangan nonmigas meningkat didukung

peningkatan ekspor nonmigas, baik nilai maupun

volume, melampaui peningkatan impor nonmigas

yang didorong naiknya permintaan domestik. Di sisi

lain, defisit neraca perdagangan migas menyempit

ditopang naiknya volume dan harga ekspor migas.

Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer

menurun dipengaruhi oleh pola musiman menurunnya

pembayaran dividen dan bunga pinjaman luar negeri

yang melampaui meningkatnya pembayaran bunga

surat utang pemerintah.

Defisit transaksi berjalan triwulan III 2017 juga

lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada

triwulan yang sama tahun 2016 sebesar USD5,1 miliar

(2,09% dari PDB) terutama didukung oleh surplus

neraca perdagangan barang yang meningkat

signifikan.

Surplus transaksi modal dan finansial pada

triwulan III 2017 tercatat sebesar USD10,4 miliar

(3,97% dari PDB), lebih besar dibandingkan dengan

surplus pada triwulan II 2017 sebesar USD5,8 miliar

(2,31% dari PDB), ditopang oleh kenaikan surplus

investasi langsung dan penurunan defisit investasi

lainnya. Peningkatan surplus transaksi modal dan

finansial lebih lanjut tertahan oleh penurunan surplus

investasi portofolio seiring aksi jual bersih investor

asing di pasar saham domestik antara lain untuk

merealisasikan keuntungannya di Indonesia seiring

dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) yang meningkat mencetak rekor baru. Surplus

transaksi modal dan finansial triwulan III 2017 juga

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRIWULAN III 2017

4

lebih besar dibandingkan dengan surplus pada

triwulan III 2016 sebesar USD9,9 miliar (4,05% dari

PDB).

TRANSAKSI BERJALAN

Neraca transaksi berjalan pada triwulan III 2017

mencatat defisit yang lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya (Grafik 2). Penurunan

defisit tersebut dipengaruhi oleh perbaikan kinerja

neraca perdagangan barang, baik migas maupun

nonmigas, dan penurunan defisit neraca pendapatan

primer. Surplus neraca perdagangan barang

meningkat ditopang kenaikan ekspor baik dari sisi nilai

maupun volume seiring dengan membaiknya

perekonomian negara-negara tujuan utama ekspor.

Defisit neraca pendapatan primer menurun

dipengaruhi faktor musiman pembayaran dividen dan

bunga pinjaman luar negeri yang lebih rendah di saat

pembayaran bunga surat utang pemerintah tercatat

meningkat.

Grafik 2

Transaksi Berjalan

Neraca Perdagangan Barang

Surplus neraca perdagangan barang meningkat

pada triwulan III 2017 seiring membaiknya

perekonomian negara tujuan utama ekspor. Neraca

perdagangan barang mencatat surplus sebesar USD5,3

miliar, naik 9,5% dibandingkan dengan surplus

triwulan II 2017 sebesar USD4,8 miliar. Perbaikan

kinerja neraca perdagangan barang

tersebut dipengaruhi oleh peningkatan surplus neraca

perdagangan nonmigas yang disertai dengan

penurunan defisit neraca perdagangan migas. Surplus

neraca perdagangan barang pada triwulan laporan

juga lebih tinggi 35,0% dibandingkan dengan surplus

pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar

USD3,9 miliar didukung peningkatan kinerja neraca

perdagangan nonmigas dan migas.

Neraca Perdagangan Nonmigas

Surplus neraca perdagangan nonmigas pada

triwulan III 2017 tercatat sebesar USD6,6 miliar, lebih

tinggi dibandingkan dengan surplus triwulan

sebelumnya sebesar USD6,4 miliar karena ekspor

nonmigas meningkat lebih tinggi dibandingkan

dengan impor nonmigas. Surplus neraca perdagangan

nonmigas triwulan III 2017 juga lebih tinggi

dibandingkan dengan surplus pada periode yang sama

pada 2016 sebesar USD5,3 miliar atau tumbuh

sebesar 25,1% (yoy) karena lebih tingginya

pertumbuhan ekspor di saat impor juga tercatat

meningkat (Grafik 3).

Grafik 3

Neraca Perdagangan Nonmigas

Ekspor Nonmigas

Ekspor nonmigas pada triwulan III 2017 tercatat

sebesar USD39,5 miliar atau tumbuh 25,0% (yoy),

meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan

triwulan sebelumnya sebesar 8,1% (yoy). Secara

triwulanan, ekspor nonmigas naik 10,6% (qtq)

5

dibandingkan dengan ekspor nonmigas triwulan II

2017 sebesar USD35,7 miliar, terutama dipengaruhi

oleh peningkatan kinerja ekspor pasca-liburan panjang

Lebaran (Grafik 4).

Percepatan laju pertumbuhan ekspor nonmigas

secara tahunan didukung peningkatan pertumbuhan

ekspor riil, baik pada produk primer maupun

manufaktur. Selain itu, harga ekspor juga masih

tumbuh positif meskipun dengan laju pertumbuhan

yang melambat (Tabel 1).

Grafik 4

Pertumbuhan Ekspor Nonmigas

Tabel 1

Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang

(Berdasarkan SITC)

-20.0

-15.0

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

Tw

.III

**

2015 2016* 2017y.o.y q.t.q

(%)

A. Produk Primer

Nominal 47.3 51.5 -12.6 -17.6 -15.9 -3.4 27.2 -15.9 41.8 27.4 34.6

Riil 52.2 54.5 3.0 -5.5 -11.2 -5.0 7.3 -11.2 10.7 8.0 16.5

Indeks Harga - - -15.2 -12.8 -5.3 1.7 18.5 -5.3 28.1 18.0 15.5

Produk Pertanian

Nominal 29.7 31.9 -9.8 -11.4 -13.5 -5.2 23.4 -13.5 45.2 21.2 33.0 Riil 31.1 35.3 5.6 -3.3 -16.0 -11.9 5.0 -16.0 19.0 17.4 33.0

Indeks Harga - - -14.6 -8.4 3.0 7.6 17.5 3.0 22.0 3.2 0.0

Makanan

Nominal 23.6 24.4 -8.9 -11.1 -14.2 -3.2 26.3 -14.2 42.7 17.8 28.6

Riil 24.1 27.3 7.4 -4.1 -19.2 -14.6 3.4 -19.2 18.6 20.3 34.3

Indeks Harga - - -15.2 -7.3 6.2 13.3 22.2 6.2 20.3 -2.1 -4.2

Bahan Baku

Nominal 6.1 7.5 -12.6 -12.4 -10.6 -12.0 11.5 -10.6 54.4 33.3 49.1 Riil 7.0 8.0 -0.3 -0.8 -4.0 -3.0 9.5 -4.0 21.4 9.6 28.8

Indeks Harga - - -12.4 -11.7 -6.9 -9.3 1.9 -6.9 27.1 21.7 15.7

Produk Bahan Bakar & Pertambangan

Nominal 17.6 19.5 -17.0 -26.6 -19.8 -0.3 34.2 -19.8 35.7 38.3 37.3 Riil 21.0 19.6 -1.1 -9.2 -2.8 6.6 11.7 -2.8 -1.8 -4.2 -2.4

Indeks Harga - - -16.1 -19.2 -17.5 -6.5 20.2 -17.5 38.3 44.4 40.6

B. Produk Manufaktur

Nominal 51.2 47.1 -6.9 -2.0 4.2 -1.3 9.2 4.2 6.2 -7.3 15.2 Riil 46.8 44.2 -5.5 -2.2 0.6 -5.7 1.3 0.6 -3.6 -16.5 5.5

Indeks Harga - - -1.5 0.2 3.5 4.7 7.8 3.5 10.2 11.1 9.3

C. Lainnya

Nominal 1.5 1.5 -17.1 -10.8 0.1 -6.3 15.7 0.1 -2.1 15.8 50.3 Riil 1.4 1.6 -10.8 -6.5 -1.5 -19.9 4.3 -1.5 -5.6 15.2 53.4

Indeks Harga - - -7.0 -4.6 1.6 17.0 10.9 1.6 3.7 0.6 -2.0

Total

Nominal 100.0 100.0 -10.0 -9.7 -5.7 -2.4 18.1 -5.7 21.9 8.1 25.0 Riil 100.0 100.0 -1.4 -4.2 -5.7 -5.6 4.9 -5.7 3.7 -4.7 11.9

Indeks Harga - - -8.7 -5.8 0.0 3.4 12.6 0.0 17.6 13.4 11.7

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

Tw. I*

20162015

Tw. II* Tw. III* Tw. IV* Total*

Rincian

2016*TOTAL

2017**

Pangsa (%) Pertumbuhan Tahunan (% yoy)

Tw. I* Tw. II* Tw. III**

2017

6

Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama

Ekspor nonmigas ke sepuluh negara tujuan utama

pada triwulan III 2017 tumbuh 29,2% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II 2017

sebesar 13,3% (yoy). Percepatan pertumbuhan ekspor

terjadi pada sebagian besar negara tujuan utama

kecuali India yang tumbuh melambat. Ekspor ke

Amerika Serikat dan Singapura yang mengalami

kontraksi pada triwulan sebelumnya juga tumbuh

tinggi pada triwulan III 2017 (Tabel 2).

Tabel 2

Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama

Akselerasi pertumbuhan ekspor ke Tiongkok

dipengaruhi peningkatan pertumbuhan ekspor minyak

nabati dan barang dari logam tidak mulia. Selain itu,

ekspor batubara dan bahan kimia juga masih tumbuh

positif meskipun mengalami perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Keempat

komoditas utama tersebut memiliki pangsa sebesar

54,3% dari keseluruhan ekspor ke Tiongkok.

Ekspor ke Amerika Serikat kembali tumbuh positif

setelah mengalami penurunan pada triwulan II 2017.

Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kinerja

ekspor tekstil dan alat kaki yang menyumbang 33,5%

dari keseluruhan ekspor ke negara tersebut. Selain itu,

ekspor karet alam olahan dan minyak nabati (pangsa

18,1%) juga masih tumbuh positif meskipun

melambat.

Percepatan pertumbuhan ekspor ke Jepang

dipengaruhi oleh kinerja ekspor batubara, alat listrik,

dan tekstil yang meningkat (pangsa 35,2% dari total

ekspor ke Jepang), serta didukung pula oleh

pertumbuhan ekspor barang dari logam tidak mulia

yang meski melambat namun masih kuat.

Kinerja ekspor ke India masih kuat meski tumbuh

melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Melambatnya laju pertumbuhan ekspor dipengaruhi

perlambatan pertumbuhan ekspor minyak nabati dan

batubara, serta penurunan ekspor bijih tembaga yang

menyumbang 75,1% dari total ekspor ke India.

Penurunan pertumbuhan ekspor minyak nabati

dipengaruhi oleh penerapan pajak impor yang lebih

tinggi dan peningkatan produksi oilseeds domestik

India. Di sisi lain, pertumbuhan ekspor barang dari

logam tidak mulia (pangsa 4,4%) tercatat meningkat

signifikan dipengaruhi oleh peningkatan ekspor

besi/baja dan tembaga.

Sejalan dengan ekspor ke Amerika Serikat, ekspor

ke Singapura yang terkontraksi pada triwulan II 2017

menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi pada

triwulan III 2017. Hal ini terutama didorong oleh

kembali positifnya pertumbuhan ekspor alat listrik yang

memiliki pangsa 18,6% dari keseluruhan ekspor ke

Singapura. Selain itu, laju penurunan ekspor mesin &

peralatan mekanik serta barang dari logam tidak mulia

(pangsa 18,5%) juga melambat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya.

Naiknya pertumbuhan ekspor batubara, barang

dari logam tidak mulia, dan makanan olahan

mendorong akselerasi pertumbuhan ekspor ke

Malaysia pada triwulan III 2017. Selain itu,

pertumbuhan ekspor ke Malaysia juga didukung oleh

pertumbuhan ekspor minyak nabati yang masih tinggi

meskipun melambat dibandingkan dengan triwulan II

2017.

Membaiknya ekspor ke Filipina terutama

disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor

kendaraan, bijih tembaga, dan makanan olahan

(pangsa 47,3% dari total ekspor ke Filipina). Selain itu,

pertumbuhan ekspor juga didorong oleh peningkatan

ekspor batubara meskipun dengan laju pertumbuhan

yang melambat. Ekspor kendaraan ke Filipina pada

umumnya adalah kendaraan beroda empat utuh.

1 Tiongkok 11.5 13.0 -19.5 -9.4 -6.9 11.7 61.9 14.4 66.6 35.0 48.5

2 Amerika Serikat 11.9 11.4 -3.5 -4.0 4.4 -1.8 10.7 2.3 18.1 -4.0 19.9

3 Jepang 10.0 9.4 -5.0 -6.0 -2.2 -2.0 15.7 1.2 4.3 3.6 26.8

4 India 7.6 9.1 -11.2 -28.5 -32.4 3.4 7.8 -14.3 60.7 47.7 33.9

5 Singapura 6.6 5.9 -3.3 -3.3 5.4 -4.6 1.6 -0.3 -5.0 -8.1 20.6

6 Malaysia 4.5 4.6 -11.4 -12.9 -15.4 -4.5 17.2 -4.5 24.0 11.9 32.6

7 Filipina 4.0 4.2 0.8 7.6 34.6 30.8 63.8 33.9 46.5 11.8 21.2

8 Korea Selatan 4.0 4.2 -5.5 -12.5 -7.5 -4.5 15.0 -3.0 28.6 14.8 19.7

9 Thailand 3.5 3.6 -8.0 -12.3 0.1 -0.7 16.5 0.4 18.3 11.1 29.0

10 Belanda 2.4 2.6 -12.8 -25.6 -18.6 7.5 20.3 -5.6 52.0 23.1 26.7

Total 10 Negara 65.9 68.1 -9.1 -10.5 -5.9 2.5 22.2 1.7 28.7 13.3 29.2

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

Pangsa (%)

2017

Tw. I* Tw. II* Tw. III**

Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

2016* 2017**TOTAL

Rincian

Tw. II*

2015 2016

Tw. I* Tw. III* Tw. IV* TOTAL*

7

Percepatan pertumbuhan ekspor ke Korea Selatan

pada triwulan laporan disebabkan oleh meningkatnya

pertumbuhan ekspor tekstil, setelah pada triwulan

sebelumnya terkontraksi, dan batubara. Selain itu,

pertumbuhan ekspor barang dari logam tidak mulia

dan karet olahan masih tinggi meskipun melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Keempat

komoditas ekspor tersebut memiliki pangsa 54,9% dari

keseluruhan ekspor ke Korea Selatan.

Membaiknya kinerja ekspor ke Thailand didukung

oleh naiknya pertumbuhan ekspor kendaraaan dan

bagiannya, batubara, barang dari logam tidak mulia,

serta mesin dan alat mekanik (pangsa sebesar 52,9%).

Peningkatan pertumbuhan ekspor menuju

Belanda pada triwulan III 2017 didorong oleh kenaikan

pertumbuhan ekspor asam berlemak dan alat listrik.

Sementara itu, ekspor minyak nabati dan bahan kimia

masih tercatat positif, namun dengan laju

pertumbuhan yang jauh melambat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya.

Ekspor Nonmigas menurut Komoditas Utama

Meningkatnya pertumbuhan ekspor nonmigas

triwulan III 2017 juga tercermin dari nilai ekspor

sepuluh komoditas utama yang tumbuh 27,8% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sebesar 12,8% (yoy). Percepatan pertumbuhan ekspor

tersebut terutama didorong oleh naiknya

pertumbuhan ekspor riil pada hampir seluruh

komoditas utama, kecuali batubara serta mesin dan

alat mekanik. Sementara itu, peningkatan

pertumbuhan harga komoditas lebih terbatas, dan

bahkan harga minyak nabati telah tumbuh negatif

(Tabel 3).

Ekspor minyak nabati, sebagian besar (86,8%)

berupa minyak kelapa sawit, tumbuh 34,2% (yoy) di

triwulan III 2017, lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan pada periode sebelumnya sebesar

29,3% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ekspor

minyak nabati didorong oleh meningkatnya ekspor riil

sementara harga ekspor tercatat menurun seiring

naiknya inventori CPO global.

Peningkatan pertumbuhan ekspor minyak nabati

didorong oleh kinerja ekspor ke Tiongkok dan Pakistan

(pangsa 18,6%) yang tumbuh meningkat. Sementara

itu, pertumbuhan ekspor ke India sebagai negara

tujuan utama ekspor minyak nabati Indonesia (pangsa

23,4%) juga masih tinggi meskipun melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Selain itu,

ekspor ke Belanda juga menunjukkan perlambatan

dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Peningkatkan ekspor minyak nabati ke Tiongkok

disebabkan oleh upaya yang dilakukan oleh

pemerintah Tiongkok untuk menjaga stok ketahanan

CPO dalam negeri serta peningkatan permintaan

biodiesel.

Ekspor batubara pada triwulan III 2017 tumbuh

tinggi meskipun sedikit melambat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Kinerja ekspor batubara

terutama ditopang oleh masih tingginya pertumbuhan

harga ekspor, sementara pertumbuhan ekspor riil lebih

terbatas. Perlambatan pertumbuhan ekspor batubara

terutama terjadi pada negara tujuan Tiongkok dan

India, sementara pertumbuhan ekspor ke Jepang dan

Korea Selatan terakselerasi.

Ekspor tekstil dan produk tekstil pada triwulan III

2017 tumbuh 23,4% (yoy), setelah turun 11,1% (yoy)

pada triwulan II 2017, didorong oleh peningkatan

pertumbuhan ekspor riil (9,3% yoy) dan harga ekspor

(12,9% yoy). Peningkatan ekspor tekstil terjadi pada

seluruh negara tujuan utama. Ekspor menuju Amerika

Serikat, Jepang, dan Korea Selatan yang memiliki

pangsa 50,1% dari keseluruhan ekspor tekstil tercatat

tumbuh positif setelah pada triwulan II 2017

mengalami penurunan. Sementara itu, pertumbuhan

ekspor ke Tiongkok (pangsa 6,1%) meningkat

signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Peningkatan ekspor tekstil didukung oleh penambahan

kapasitas produksi tekstil Indonesia yang disertai

dengan adanya negara tujuan ekspor baru. Selain itu,

8

meningkatnya upah buruh di Tiongkok dan Banglades

turut membantu perbaikan daya saing ekspor tekstil

Indonesia.

Ekspor alat listrik pada triwulan III 2017 kembali

tumbuh positif sebesar 15,8% (yoy) didorong oleh

harga ekspor yang masih meningkat meskipun

melambat dan ekspor riil yang mulai tumbuh positif

(1,2% yoy). Peningkatan ekspor alat listrik terutama

terjadi pada ekspor tujuan Singapura, Jepang, dan

Thailand.

Ekspor barang dari logam tidak mulia pada

periode laporan tumbuh lebih tinggi menjadi sebesar

29,4% (yoy) karena naiknya ekspor riil dan kenaikan

harga ekspor yang lebih moderat. Percepatan

pertumbuhan ekspor terjadi pada negara tujuan

Tiongkok dan Malaysia, sementara pertumbuhan

ekspor ke Jepang melambat. Jenis barang dari logam

tidak mulia yang menjadi komoditas utama ekspor

adalah besi/baja (dalam bentuk lempengan dan

campuran) dan tembaga (dalam bentuk katoda).

Pertumbuhan ekspor riil yang meningkat

mendorong pertumbuhan nilai ekspor karet olahan

pada triwulan III 2017. Namun demikian, pertumbuhan

ekspor lebih lanjut tertahan oleh pertumbuhan harga

ekspor yang melambat. Perlambatan pertumbuhan

ekspor karet olahan terjadi pada negara tujuan

Amerika Serikat, Tiongkok, dan India dengan pangsa

mencapai 43,4% dari total ekspor karet olahan

Indonesia. Penurunan pertumbuhan harga karet terjadi

akibatnya tingginya supply karet dunia di tengah

kelesuan permintaan.

Pertumbuhan ekspor makanan olahan meningkat

menjadi sebesar 20,0% (yoy) di triwulan III 2017

terutama disebabkan oleh perbaikan ekspor riil yang

tumbuh positif setelah mengalami kontraksi pada

triwulan sebelumnya. Peningkatan lebih lanjut

tertahan oleh melambatnya pertumbuhan harga

ekspor dibandingkan dengan triwulan II 2017.

Peningkatan ekspor terutama terjadi pada ekspor ke

Amerika Serikat, Malaysia, Filipina, dan Tiongkok yang

memiliki pangsa sebesar 41,2% dari total ekspor

makanan olahan. Jenis makanan olahan yang diekspor

Indonesia adalah ikan olahan, rokok dan tembakau

olahan, serta coklat olahan.

Ekspor kendaraan dan bagiannya mencatat

pertumbuhan sebesar 25,8% (yoy) di triwulan III 2017

setelah mengalami kontraksi pada triwulan

sebelumnya. Peningkatan ekspor tersebut terjadi

karena naiknya ekspor riil, sementara pertumbuhan

harga ekspor melambat. Pertumbuhan ekspor terjadi

pada seluruh negara tujuan utama, yaitu Filipina,

Thailand, Jepang, dan Arab Saudi yang secara total

memiliki pangsa 54,1% dari total ekspor produk

ini.

Pertumbuhan ekspor mesin dan alat mekanik

pada triwulan laporan (5,0% yoy) ditopang oleh

harga ekspor yang masih tumbuh positif dan

kontraksi ekspor riil yang lebih kecil. Pertumbuhan

ekspor mesin dan alat mekanik terjadi pada negara

tujuan Amerika Serikat, Jepang, dan Thailand yang

memiliki pangsa 30,9% dari keseluruhan ekspor

produk tersebut.

Sementara itu, ekspor alas kaki mencatat

pertumbuhan sebesar 21,2% (yoy) setelah pada

triwulan II 2017 mengalami kontraksi. Pertumbuhan ini

disebabkan oleh ekspor riil yang meningkat secara

signifikan dibandingkan dengan periode laporan

sebelumnya dan harga yang masih meningkat

meskipun lebih terbatas. Peningkatan pertumbuhan

ekspor alas kaki terjadi untuk negara tujuan Amerika

Serikat, Belgia, dan Jepang dengan pangsa sebesar

41,8% dari total ekspor alas kaki.

9

Tabel 3

Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama (Berdasarkan HS)

Impor Nonmigas

Secara triwulanan, impor nonmigas (cif) triwulan

III 2017 tumbuh 12,2% (qtq) dibandingkan dengan

impor nonmigas triwulan II 2017. Secara tahunan,

impor nonmigas (cif) pada triwulan III 2017 tumbuh

25,0% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,2% (yoy)

seiring dengan meningkatnya permintaan domestik.

Percepatan laju pertumbuhan impor nonmigas secara

tahunan didukung peningkatan pertumbuhan impor

riil, baik bahan baku maupun barang modal. Selain itu,

pertumbuhan harga impor yang relatif stabil juga

mendukung pertumbuhan impor pada triwulan

laporan (Tabel 4).

Tabel 4

Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang

Peningkatan pertumbuhan impor nonmigas

triwulan III 2017 didorong oleh peningkatan

pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal,

sementara pertumbuhan impor barang konsumsi

tercatat mengalami perlambatan.

Impor barang konsumsi pada triwulan III 2017

tumbuh 17,4% (yoy), melambat dibandingkan dengan

19,7% (yoy) pada triwulan sebelumnya karena

melambatnya pertumbuhan impor riil, sementara

harga impor masih terus meningkat. Perlambatan

impor barang konsumsi terutama dipengaruhi oleh

melambatnya pertumbuhan impor buah-buahan serta

penurunan impor sayuran dan obat-obatan.

Impor bahan baku pada triwulan III 2017 tumbuh

25,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan II 2017 didukung oleh

peningkatan impor riil. Pertumbuhan impor lebih lanjut

tertahan oleh menurunnya pertumbuhan harga impor.

Pertumbuhan impor bahan baku didukung oleh

naiknya impor bagian dan perlengkapan kendaran

bermotor, biji gandum dan meslin, serta bahan plastik.

Sementara itu, impor barang modal tumbuh

24,3% (yoy) pada triwulan III 2017 setelah mengalami

penurunan pada triwulan sebelumnya. Peningkatan

pertumbuhan impor barang modal didorong

peningkatan pertumbuhan impor riil dan harga impor.

Beberapa komoditas yang mendorong peningkatan

impor barang modal tersebut adalah mesin otomatis

pengolah data, pesawat telekomunikasi dan

1. Minyak Nabati 13.3 14.6 -16.3 -22.6 -3.6 33.1 -3.0 62.5 29.3 34.2 -3.7 -29.9 -19.3 -3.8 -13.6 16.2 26.4 36.3 -13.2 10.4 19.4 38.4 12.3 39.9 2.3 -1.5

2. Batubara 11.1 13.1 -28.4 -21.6 -5.9 26.9 -9.0 45.0 48.7 45.5 -11.9 -3.1 4.2 5.0 -1.4 4.2 2.2 0.7 -18.8 -19.1 -9.6 20.8 -7.7 39.2 45.6 44.4

3. Tekstil dan Produk Tekstil 9.0 8.4 -4.7 1.1 -8.6 -2.9 -3.7 4.1 -11.1 23.4 -5.6 -2.3 -10.7 -9.3 -6.9 -6.7 -20.7 9.3 1.0 3.4 2.4 7.1 3.5 11.6 12.1 12.9

4. Alat Listrik, Ukur, Fotografi, dll 6.4 5.9 -8.6 -3.8 -5.5 0.2 -4.5 5.8 -1.1 15.8 -9.3 -7.3 -11.4 -10.7 -9.7 -6.1 -16.1 1.2 0.7 3.8 6.6 12.2 5.9 12.6 17.9 14.5

5. Barang dari Logam tdk Mulia 5.7 5.9 -24.4 -12.5 7.3 27.6 -1.9 32.0 13.6 29.4 -18.9 -12.5 0.0 10.7 -5.5 6.4 -5.6 14.0 -6.8 -0.1 7.3 15.2 3.8 24.0 20.4 13.5

6. Karet Olahan 4.2 5.0 -13.0 -10.4 -10.8 16.1 -5.2 67.3 29.3 28.1 3.5 -3.8 -1.0 11.1 2.3 17.9 4.2 14.6 -15.9 -6.8 -9.8 4.5 -7.3 41.8 24.1 11.8

7. Makanan Olahan 5.0 4.6 1.7 -0.8 7.6 8.7 4.4 9.6 0.6 20.0 9.4 5.2 8.8 4.7 7.2 5.1 -3.6 16.8 -7.0 -5.7 -1.1 3.9 -2.6 4.3 4.4 2.7

8. Kendaraan & Bagiannya 4.5 4.5 -14.1 14.8 2.7 34.7 8.5 37.1 -0.1 25.8 -16.4 11.7 -3.7 27.9 4.0 30.1 -6.8 19.0 2.7 2.7 6.7 5.3 4.3 5.3 7.2 5.7

9. Mesin & Mekanik 4.1 3.8 -9.3 13.4 6.6 9.4 5.1 19.8 -7.8 5.0 -7.3 12.2 2.7 1.6 2.4 9.6 -16.3 -1.4 -2.1 1.1 3.8 7.6 2.6 9.2 10.2 6.4

10. Alas Kaki 3.5 3.2 3.3 2.6 1.6 4.0 2.9 8.1 -7.9 21.2 13.4 5.9 -2.2 -8.2 1.9 -2.1 -13.4 19.9 -8.9 -3.2 3.9 13.3 1.0 10.3 6.4 1.1

Total 10 Komoditas 66.7 69.0 -14.3 -8.8 -2.4 17.4 -2.4 31.6 12.8 27.8 -8.3 -7.6 -5.1 4.9 -3.9 11.5 -1.1 15.7 -6.5 -1.3 2.9 12.0 1.6 18.1 14.1 10.5

*) angka sementara **) angka sangat sementara **) angka sangat sementara

Uraian 2016*

Tw. II Tw. III Tw. IV TOTAL2017**

Pangsa (%)Nominal

2017

Tw. I* Tw. II* Tw. III**

Pertumbuhan (%, yoy)

Tw. I2016*

Tw. I Tw. I

Riil Indeks Harga

2016* 2017

Tw. II Tw. III Tw. IV TOTAL Tw. I* Tw. II* Tw. III**

2016* 2017

Tw. II Tw. III Tw. IV TOTAL Tw. I* Tw. II* Tw. III**

Barang Konsumsi

Nominal 10.2 10.2 -9.9 27.3 6.5 13.0 16.7 15.6 1.0 19.7 17.4

Riil 9.3 9.2 -8.3 25.9 6.9 12.7 11.4 14.0 -6.7 8.4 2.8

Indeks Harga - - -1.7 1.1 -0.4 0.3 4.7 1.4 8.3 10.4 14.2

Bahan Baku

Nominal 69.8 70.6 -12.3 -9.5 -2.6 1.7 9.2 -0.6 9.0 5.6 25.3

Riil 72.3 73.4 -6.1 0.0 6.4 6.2 8.0 5.1 2.2 -2.8 16.2

Indeks Harga - - -6.6 -9.5 -8.5 -4.2 1.1 -5.4 6.7 8.7 7.8

Barang Modal

Nominal 19.1 18.2 -15.6 -19.0 -12.2 -7.7 -1.6 -10.2 6.7 -4.5 24.3

Riil 17.7 16.8 -14.3 -18.5 -12.0 -8.4 -3.5 -10.7 -2.9 -10.8 14.8

Indeks Harga - - -1.6 -0.6 -0.2 0.7 1.9 0.5 9.9 7.1 8.3

Total

Nominal 100.0 100.0 -12.4 -8.6 -3.4 0.3 8.1 -1.0 8.2 5.2 25.0

Riil 100.0 100.0 -7.7 -2.1 2.8 3.2 6.5 2.6 0.6 -3.1 15.2

Indeks Harga - - -5.1 -6.6 -6.0 -2.8 1.6 -3.5 7.5 8.6 8.5

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

2017**

Pangsa (%)

2016*

Tw. II Tw. III Tw. IV TOTAL

2017

Tw. I* Tw. II*Tw.

III**

Pertumbuhan Tahunan (% yoy)

Total

2015

Tw. I

Rincian 2016*

10

bagiannya, mesin untuk industri tertentu, serta mesin

bangunan dan konstruksi.

Impor Nonmigas menurut Negara Asal

Berdasarkan negara asal, peningkatan

pertumbuhan impor pada triwulan III 2017 terjadi pada

sebagian besar negara asal impor, kecuali impor dari

Amerika Serikat dan India yang tumbuh melambat.

Impor dari Tiongkok dan Malaysia tumbuh tinggi

setelah mengalami kontraksi pada triwulan II 2017

(Tabel 5).

Tabel 5

Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama

Neraca Perdagangan Migas

Neraca perdagangan migas triwulan III 2017

mencatat defisit yang lebih rendah. Defisit neraca

migas triwulan III 2017 tercatat sebesar USD1,3 miliar,

membaik dibandingkan dengan defisit triwulan II 2017

sebesar USD1,5 miliar didorong oleh pertumbuhan

ekspor yang melebihi pertumbuhan impor (Grafik 5).

Grafik 5

Neraca Perdagangan Migas

Ekspor Minyak

Pada triwulan III 2017, ekspor minyak naik 18,9%

(qtq) menjadi sebesar USD1,8 miliar dari USD1,5 miliar

di triwulan sebelumnya (Tabel 6). Peningkatan ekspor

minyak terjadi pada ekspor minyak mentah sebesar

18,5% (qtq) dan produk kilang sebesar 19,8% (qtq).

Naiknya ekspor minyak ini didukung oleh tingginya

volume dan harga ekspor minyak, baik untuk minyak

mentah maupun untuk produk kilang. Peningkatan

harga ini sesuai dengan peningkatan harga minyak

dunia yang membaik seiring dengan terjadinya

peningkatan demand di tengah supply dunia yang

lebih ketat.

Peningkatan volume ekspor minyak mentah

triwulan III 2017 terjadi pada saat lifting minyak

mentah menurun 3,6% (qtq) menjadi 0,787 juta

barel/hari dari 0,816 juta barel/hari pada triwulan

sebelumnya. Hal ini mengindikasikan adanya

peningkatan porsi penggunaan lifting minyak mentah

untuk ekspor.

Tabel 6

Perkembangan Ekspor Minyak

Pada sisi harga, peningkatan harga ekspor minyak

Indonesia tersebut tidak lepas dari peningkatan harga

minyak dunia pada triwulan III 2017. Rata-rata harga

minyak jenis SLC, Brent, dan OPEC meningkat masing-

masing dari USD47,8/barel, USD50,2/barel, dan

USD48,6/barel pada triwulan II 2017 menjadi

USD49,6/barel, USD51,7/barel, dan USD50,0/barel

pada triwulan III 2017 (Grafik 6). Di sisi lain, WTI

menunjukkan sedikit penurunan dari USD48,3/barel di

triwulan II 2017 menjadi USD48,1/barel di triwulan III

2017. Peningkatan harga minyak dunia pada periode

laporan disebabkan oleh penurunan supply sebagai

akibat penurunan output minyak OPEC dan Rusia di

1 Tiongkok 26.1 25.0 -4.5 7.8 3.1 12.0 4.7 7.6 -1.1 22.2

2 Jepang 11.0 11.5 -19.1 -6.7 6.5 14.8 -2.3 13.8 5.0 29.7

3 Singapura 6.6 7.1 -6.4 -20.4 -23.0 -5.3 -14.0 14.4 16.0 42.3

4 Thailand 7.3 7.0 11.7 5.1 9.1 2.2 7.1 -11.0 2.3 13.4

5 Amerika Serikat 6.2 5.9 -10.6 -19.7 23.3 -3.6 -4.2 13.1 4.8 0.8

6 Korea Selatan 5.0 5.8 -18.8 -7.8 -1.2 5.9 -6.2 34.6 16.3 36.2

7 Australia dan Oseania 4.5 4.6 -11.1 -9.2 -4.5 18.3 -2.2 14.6 7.6 36.4

8 Malaysia 4.1 3.9 -12.0 -2.5 -7.0 1.3 -5.0 10.8 -9.2 21.4

9 India 2.4 2.7 -10.7 -10.9 16.3 37.2 6.1 29.3 42.9 23.2

10 Jerman 2.7 2.6 -26.0 -13.4 0.8 8.1 -8.6 2.9 11.3 18.2-8.6 -3.4 0.3 8.1 -1.0 8.2 5.2 0.0

Total 10 Negara 75.9 76.1 -9.0 -4.1 1.8 8.2 -0.9 10.3 4.8 23.6

*) angka sementara ** angka sangat sementara

2016*

Tw.I Tw.III TotalTw.IV Tw.II*

2017

2017**

Pangsa (%)

2016*

Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

Tw.I* Tw.III**Tw.II

Rincian

Ekspor 1,548.4 33.0 1,841.0 35.4

Minyak Mentah 1,047.8 23.1 45.8 1,241.2 25.1 48.9

Produk Kilang 500.6 9.9 50.4 599.8 10.3 58.0

¹⁾ nilai ekspor dibagi dengan volume ekspor

Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah)

* angka sementara ** angka sangat sementara

Rincian

2017

Tw. III**

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

Tw. II*

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

11

saat permintaan minyak meningkat, terutama dari

Tiongkok dan India.

Grafik 6

Perkembangan Harga Minyak Dunia

Impor Minyak

Impor minyak triwulan III 2017 naik 3,0% (qtq)

menjadi USD4,6 miliar dari triwulan sebelumnya

sebesar USD4,4 miliar. Peningkatan impor minyak

didorong oleh naiknya volume impor produk dan

minyak mentah. Di sisi lain, harga impor minyak

tercatat mengalami penurunan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya (Tabel 7).

Tabel 7

Perkembangan Impor Minyak (f.o.b)

Ekspor Gas

Ekspor gas pada triwulan III 2017 naik 7,9% (qtq)

menjadi USD2,0 miliar disebabkan oleh peningkatan

ekspor LNG (11,1% qtq) dan ekspor gas alam (0,4%

qtq). Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh

naiknya volume ekspor LNG dan gas alam (Tabel 8).

Tabel 8

Perkembangan Ekspor Gas

Neraca Perdagangan Jasa

Defisit neraca jasa pada triwulan III 2017 tercatat

sebesar USD2,2 miliar, relatif sama dengan defisit pada

triwulan sebelumnya. Perkembangan tersebut

dipengaruhi oleh kenaikan defisit jasa transportasi

yang diimbangi oleh perbaikan kinerja neraca jasa

perjalanan dan jasa lainnya (Grafik 7).

Grafik 7

Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa

Jasa tansportasi yang merupakan komponen

penyumbang defisit neraca jasa terbesar mencatat

defisit yang meningkat pada triwulan III 2017.

Peningkatan defisit tersebut terutama karena naiknya

pembayaran jasa freight sejalan dengan meningkatnya

impor barang (Grafik 8).

Impor 4,450.1 79.7 4,582.1 84.0

Minyak Mentah 1,538.5 31.3 49.2 1,677.9 34.1 49.1

Produk Kilang 2,911.6 48.4 60.3 2,904.3 49.9 58.2

¹⁾ nilai impor dibagi dengan volume impor

Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah)

* angka sementara ** angka sangat sementara

Rincian

2017

Tw. II*

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

Tw. III**

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

Ekspor 1,876.4 - 2,023.8 -

LNG 1,277.2 184.1 6.9 1,418.4 222.7 6.4

Gas Alam 587.3 74.0 7.9 589.8 74.6 7.9

LPG 0.3 0.4 0.0 0.0 0.0 0.0

Gas Lainnya 11.6 0.9 12.8 15.7 1.1 13.6

¹⁾ vol LNG, gas alam, dan gas lainnya dlm juta mmbtu, vol LPG dalam ribu m/t, total volume dlm juta mmbtu

²⁾ harga LNG, gas alam, dan gas lainnya dalam USD/juta mmbtu, harga LPG dalam USD/ribu metric ton

Sumber: SKK Migas

* angka sementara ** angka sangat sementara

Rincian

2017

Tw. II**

Nilai

(juta USD)Volume¹ Harga²

Tw. III**

Nilai

(juta USD)Volume¹ Harga²

12

Grafik 8

Pembayaran Jasa Freight

Surplus neraca jasa perjalanan pada triwulan III

2017 sedikit meningkat menjadi USD0,9 miliar dari

USD0,8 miliar pada triwulan sebelumnya. Peningkatan

surplus neraca jasa perjalanan tersebut dipengaruhi

oleh kenaikan penerimaan jasa perjalanan yang

melampaui kenaikan pembayaran jasa perjalanan

(Grafik 9).

Grafik 9

Neraca Jasa Travel

Penerimaan jasa perjalanan meningkat dari

USD2,8 miliar pada triwulan II 2017 menjadi USD3,4

miliar pada triwulan laporan seiring dengan

bertambahnya jumlah wisatawan mancanegara

(wisman) yang berkunjung ke Indonesia. Pada periode

laporan, jumlah wisman yang berkunjung mengalami

peningkatan menjadi 3,48 juta orang dari sebelumnya

1 Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) 2017

yang dikeluarkan secara resmi oleh World Economic Forum

(WEF) pada 6 April 2017.

2,97 juta orang pada triwulan sebelumnya. Secara

tahunan, jumlah wisman pada triwulan III 2017

meningkat 19,1% (yoy), sementara untuk keseluruhan

2017 sampai dengan September, jumlah wisman

meningkat 17,5% (yoy). Selain jumlah wisman yang

meningkat, pengeluaran wisman juga tercatat lebih

tinggi sehingga mendorong naiknya penerimaan jasa

perjalanan pada triwulan III 2017.

Meningkatnya penerimaan jasa perjalanan

tersebut tidak terlepas dari berbagai upaya yang terus

dilakukan Pemerintah untuk terus meningkatkan

pembangunan pariwisata Indonesia dengan branding

. Salah satu capaian positif

yang berhasil diraih adalah kembali meningkatnya

indeks daya saing pariwisata Indonesia yang melesat

naik 8 peringkat ke peringkat 42 pada tahun 20171,

setelah sebelumnya melompat tajam dari ranking 70

pada tahun 2013 menjadi ranking 50 pada tahun

2015.

Wisatawan asal Tiongkok, Singapura, dan

Malaysia merupakan kelompok wisman terbesar yang

berkunjung ke Indonesia selama triwulan III 2017.

Adapun tujuan favorit wisman ke Indonesia masih

terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali, Jakarta, dan

Batam.

Sementara itu, pembayaran jasa perjalanan naik

menjadi USD2,5 miliar pada triwulan laporan dari

USD2,0 miliar pada triwulan sebelumnya, terutama

karena meningkatnya pengeluaran wisnas selama

kunjungan ke luar negeri pada triwulan laporan sesuai

pola musimannya.

Neraca Pendapatan Primer

Defisit neraca pendapatan primer pada triwulan

III 2017 tercatat sebesar USD8,4 miliar, lebih rendah

dibandingkan dengan defisit triwulan sebelumnya

sebesar USD8,6 miliar. Penurunan defisit neraca

pendapatan tersebut dipengaruhi oleh pola musiman

penurunan pembayaran dividen yang melampaui

13

peningkatan pembayaran bunga surat utang

pemerintah. Selain itu, penurunan defisit neraca

pendapatan juga karena menurunnya pembayaran

pendapatan investasi langsung dan bunga pinjaman

luar negeri (Grafik 10).

Grafik 10

Perkembangan Neraca Pendapatan Primer

Neraca Pendapatan Sekunder

Neraca pendapatan sekunder pada triwulan III

2017 mencatat surplus sebesar USD1,0 miliar, sedikit

lebih rendah dibandingkan dengan surplus triwulan

sebelumnya sebesar USD1,1 miliar. Penurunan surplus

tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan

pembayaran bersih transfer lainnya sektor swasta yang

melampaui peningkatan penerimaan bersih hibah

pemerintah di saat penerimaan bersih transfer personal

(berupa remitansi dari tenaga kerja) relatif sama

dengan triwulan sebelumnya (Grafik 11).

Grafik 11

Perkembangan Transfer Personal

Pada triwulan laporan, penerimaan remitansi dari

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri

relatif sama dengan triwulan sebelumnya sebesar

USD2,2 miliar. Ditinjau dari negara asal remitansi, TKI

yang bekerja di kawasan Asia Pasifik menjadi

penyumbang remitansi terbesar, yaitu mencapai

USD1,3 miliar, diikuti kawasan Timur Tengah dan

Afrika yang mencapai USD0,8 juta.

Pada akhir triwulan III 2017 tercatat 3,5 juta

penduduk Indonesia bekerja menjadi TKI di luar negeri.

Data BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)

mengindikasikan bahwa 67,8% dari jumlah TKI

tersebut bekerja di wilayah Asia Pasifik dengan porsi

terbesar Malaysia, Taiwan, Hongkong, dan Singapura.

Sementara itu, 31,3% dari total TKI bekerja di wilayah

Timur Tengah dan Afrika, terbesar berada di Arab

Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Kuwait (Grafik

12).

Grafik 12

Posisi Tenaga Kerja Indonesia Triwulan III 2017

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL

Transaksi modal dan finansial pada triwulan III

2017 mencatat surplus yang meningkat seiring

masuknya aliran dana asing ke Indonesia yang

didorong optimisme terhadap kinerja ekonomi

domestik. Surplus transaksi modal dan finansial pada

triwulan III 2017 tercatat USD10,4 miliar, meningkat

signifikan dibandingkan dengan surplus pada triwulan

sebelumnya sebesar USD5,8 miliar. Peningkatan

surplus transaksi modal dan finansial tersebut

14

ditopang oleh membaiknya kinerja investasi langsung

dan investasi lainnya. Sementara itu, investasi

portofolio mencatat surplus yang lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya terutama

karena keluarnya dana asing dari pasar saham

domestik (Grafik 13).

Grafik 13

Transaksi Modal dan Finansial

Investasi Langsung

Investasi langsung mencatat surplus yang

meningkat pada triwulan III 2017 seiring dengan

meningkatnya kinerja investasi domestik. Surplus

investasi langsung pada triwulan III 2017 tercatat

sebesar USD6,8 miliar, naik dibandingkan dengan

surplus pada triwulan II 2017 sebesar USD4,8 miliar

maupun triwulan III 2016 sebesar USD6,6

miliar. Peningkatan surplus investasi langsung tersebut

terutama dipengaruhi oleh kenaikan aliran masuk

investasi langsung di sisi kewajiban (Grafik 14).

2 Bank Indonesia, Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV 2016.

Perkembangan investasi langsung pada triwulan IV 2016 sangat dipengaruhi

oleh transaksi tutup sendiri (crossing) atas saham emiten di sektor perbankan

pada bursa saham domestik dengan nilai sekitar Rp177 triliun (ekuivalen

USD13,3 miliar). Investasi langsung asing yang semula tercatat pada sektor

perbankan tersebut awalnya berasal dari dana yang bersumber dari dalam

negeri (round-tripping FDI), sehingga pada saat terjadi divestasi asing (outflow

di sisi kewajiban investasi langsung), terjadi pula divestasi oleh investor

domestik atas entitas di luar negeri yang memiliki saham perbankan dimaksud

(inflow di sisi aset investasi langsung) dengan nilai yang sama. Dengan

demikian, meskipun DI liabilities mengalami outflow, namun net DI relatif tidak

berubah karena pada saat yang sama DI asset mengalami net inflow dengan

jumlah yang relatif sama seiring dengan menurunnya investasi langsung pada

SPV di LN.

Grafik 14

Perkembangan Investasi Langsung2

Membaiknya kinerja investasi langsung tersebut

didukung oleh sentimen positif terhadap prospek

perekonomian domestik dan iklim investasi yang

lebih kondusif. Kondisi tersebut, selain tercermin dari

kenaikan peringkat kredit Indonesia menjadi

investment grade yang diberikan oleh lembaga

pemeringkat pada bulan Mei

2017 lalu, juga terlihat pada peningkatan peringkat

Ease of Doing Business (EODB) Indonesia dari

posisi 91 pada 2016 ke posisi 72 di tahun

20173.

Perkembangan investasi langsung pada triwulan

laporan tersebut juga sejalan dengan hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang

mengindikasikan berlanjutnya ekspansi kegiatan usaha

pada triwulan III 2017 meskipun tidak setinggi triwulan

sebelumnya.

3 Berdasarkan publikasi World Bank pada laporan

2018: Reforming to Create Jobs tanggal 31 Oktober 2017

15

Di sisi aset, arus keluar neto investasi langsung

penduduk Indonesia di luar negeri sepanjang triwulan

III 2017 tercatat sebesar USD0,8 miliar, berkebalikan

dengan triwulan sebelumnya yang mencatat arus

masuk neto sebesar USD0,1 miliar atau periode yang

sama tahun sebelumnya yang mencatat arus masuk

neto sebesar USD0,5 miliar.

Di sisi kewajiban, investasi langsung yang

dilakukan oleh investor asing di Indonesia mencatat

arus masuk neto (surplus) sebesar USD7,5 miliar,

meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sebesar USD4,7 miliar. Peningkatan arus masuk

investasi langsung tersebut terutama terjadi pada

sektor nonmigas, didorong adanya transaksi akuisisi

beberapa perusahaan e-commerce domestik oleh

investor asing dan penerbitan obligasi global oleh

beberapa perusahaan melalui Special Purpose Vehicle

(SPV) di luar negeri. Meningkatnya investasi pada

perusahaan e-commerce Indonesia sejalan dengan

upaya Pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi

para pelaku e-commerce dalam rangka mendorong

percepatan dan pengembangan sistem perdagangan

nasional berbasis elektronik (e-commerce), usaha

pemula (start-up), pengembangan usaha, dan

percepatan logistik4.

Sementara itu, investasi langsung di sektor migas

masih mencatat arus keluar neto seiring masih

rendahnya investasi di sektor migas akibat belum

pulihnya harga minyak global. Berdasarkan data yang

dipublikasikan oleh SKK Migas, realisasi nilai investasi

di sektor hulu migas sampai dengan triwulan III 2017

hanya tercatat sebesar USD6,74 miliar atau sekitar

54% dari target yang ditetapkan dalam rencana kerja

dan anggaran (work plan&budget/WP&B) Kontraktor

Kontrak Kerja Sama (KKKS) 2017 sebesar USD12,3

miliar.

4 Sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.74

Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional

Secara tahunan, arus masuk kewajiban investasi

langsung pada triwulan laporan tumbuh 23,2% (yoy)

sejalan dengan meningkatnya aktivitas investasi

domestik sebagaimana tercermin pada indikator

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) triwulan

laporan yang tumbuh 7,11% (yoy).

Berdasarkan arah investasi, arus masuk neto

penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada

triwulan III 2017 mencapai USD7,9 miliar, meningkat

signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar USD5,9 miliar maupun triwulan

yang sama tahun sebelumnya sebesar USD5,0 miliar.

Secara sektoral, aliran masuk modal PMA selama

triwulan III 2017 masih didominasi oleh aliran PMA di

sektor manufaktur, sektor perdagangan, sektor

pertanian, perikanan dan kehutanan, serta sektor

keuangan (termasuk asuransi) (Grafik 15). Aliran PMA

pada ketiga sektor tersebut memiliki pangsa sebesar

82,6% dari total PMA atau senilai USD6,5 miliar.

Meningkatnya aliran masuk modal PMA di sektor

manufaktur terutama didorong oleh aktivitas

penarikan utang antar-afiliasi yang dilakukan

perusahaan-perusahaan di sektor tersebut. Sementara

itu meningkatnya arus masuk PMA sektor

perdagangan dan sektor keuangan antara lain

didorong oleh kegiatan akuisisi saham perusahaan

Indonesia yang bergerak di sektor tersebut selama

triwulan laporan.

Grafik 15

Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi5

Berbasis Elektronik (Road Map e-Commerce) Tahun 2017-2019

tanggal 21 Juli 2017 5 Bank Indonesia, op.cit.

16

Berdasarkan negara asal investasi, aliran masuk

modal PMA selama triwulan III 2017 masih didominasi

oleh aliran investasi asing yang berasal dari negara di

kawasan ASEAN, disusul kemudian oleh negara

emerging market Asia (termasuk Tiongkok), dan

negara di kawasan Eropa. Sepanjang triwulan III 2017

ketiga kawasan tersebut melakukan investasi langsung

masing-masing senilai USD3,9 miliar, USD1,7 miliar,

dan USD1,5 miliar atau total sebesar USD7,1 miliar

(Grafik 16).

Grafik 16

Perkembangan PMA menurut Negara Asal6

Meningkatnya arus masuk PMA dari kawasan

ASEAN terutama didorong oleh peningkatan

penyertaan modal ekuitas dari Singapura kepada

perusahaan di dalam negeri. Sementara itu,

meningkatnya arus masuk PMA dari emerging market

Asia terkait dengan kegiatan akuisisi yang dilakukan

oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok terhadap

beberapa perusahaan e-commerce di dalam negeri.

Adapun peningkatan arus masuk PMA dari kawasan

Eropa terutama didorong oleh naiknya pemberian

pinjaman oleh induk perusahaan yang berasal dari

Belanda kepada anak perusahaannya di dalam negeri.

Perkembangan PMA pada triwulan III 2017

tersebut sejalan dengan realisasi PMA yang

dipublikasikan oleh Badan Koordinasi Penanaman

6 Bank Indonesia, op.cit. 7Data realisasi PMA BKPM mencatat keseluruhan nilai proyek yang

direalisasikan pada suatu periode dan tidak mencakup investasi di

sektor migas, perbankan dan lembaga keuangan lainnya, serta

Modal (BKPM)7. Berdasarkan data BKPM, realisasi PMA

selama triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp111,7

triliun (ekuivalen dengan USD8,34 miliar). Nilai realisasi

tersebut meningkat sebesar 12,0% (yoy) dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar Rp99,7 triliun (ekuivalen dengan

USD7,39 miliar) atau meningkat 1,6% jika

dibandingkan dengan triwulan II 2017 yang tercatat

sebesar Rp109,9 triliun (ekuivalen dengan USD8,26

miliar). Secara sektoral, BKPM mencatat bahwa

realisasi PMA selama triwulan III 2017 terkonsentrasi

pada sektor industri logam dasar, barang logam, mesin

dan elektronik senilai USD1,2 miliar (pangsa 14,0%

dari total PMA), disusul oleh sektor pertambangan

senilai USD1,0 miliar (pangsa 12,4%), sektor listrik, gas

dan air senilai USD1,0 miliar (pangsa 11,9%); dan

industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi senilai

USD0,9 miliar (pangsa 11,2%). Sementara itu, jika

ditinjau dari negara asal investasi, Singapura, Jepang,

Tiongkok, Amerika Serikat, dan Korea Selatan tercatat

sebagai negara dengan nilai realisasi terbesar dengan

nilai investasi secara berturut-turut tercatat sebesar

USD2,5 miliar, USD1,1 miliar, USD0,8 miliar, USD0,6

miliar, dan USD0,5 miliar, dengan pangsa mencapai

65,0% dari total PMA.

Investasi Portofolio

Investasi portofolio pada triwulan III 2017

mencatat surplus sebesar USD4,1 miliar, terutama

didukung oleh arus masuk modal asing pada instrumen

surat utang pemerintah. Surplus investasi portofolio

pada triwulan III 2017 tersebut lebih rendah

dibandingkan dengan surplus pada triwulan

sebelumnya sebesar USD8,1 miliar terutama karena

aliran keluar bersih dana asing dari pasar saham

domestik (Grafik 17).

industri rumah tangga. Sementara, data PMA yang tercatat di NPI

mencakup hanya data aliran modal yang diterima perusahaan PMA

dari investor langsungnya dan perusahaan dalam satu grup di luar

negeri selama suatu periode dan meliputi investasi langsung di

seluruh sektor ekonomi.

17

Aksi jual bersih investor asing di pasar saham

domestik tersebut menyebabkan surplus investasi

portofolio sisi kewajiban pada triwulan III 2017 tercatat

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Selain itu, penurunan surplus kewajiban

investasi portofolio tersebut juga dipengaruhi

penjualan bersih investor asing atas SBI dan pembelian

bersih SUN rupiah yang lebih rendah. Penurunan

surplus kewajiban investasi portofolio lebih lanjut

tertahan oleh penerbitan Euro Bond oleh Pemerintah

pada Juli 2017 dan meningkatnya penerbitan obligasi

global korporasi untuk tujuan ekspansi usaha maupun

refinancing utang.

Sementara itu, di sisi aset, penduduk Indonesia

tercatat kembali melakukan neto pembelian surat

berharga di luar negeri (outflow) sebesar USD0,7

miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi

triwulan sebelumnya dengan neto pembelian surat

berharga di luar negeri sebesar USD0,2 miliar.

Grafik 17

Perkembangan Investasi Portofolio

Selama triwulan III 2017, aliran masuk dana asing

pada instrumen surat utang pemerintah terutama

terjadi pada Surat Utang Negara (SUN) rupiah yang

mencapai USD3,0 miliar, sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

USD3,4 miliar. Dengan pembelian bersih SUN rupiah

selama triwulan laporan tersebut, posisi kepemilikan

asing pada akhir triwulan naik menjadi sekitar USD57,0

miliar (47,3% dari total posisi SUN rupiah) dari posisi

pada akhir triwulan sebelumnya sebesar USD54,7

miliar (46,1% dari total posisi SUN rupiah).

Grafik 18

Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN

oleh Asing

Di sisi lain, investor asing pada triwulan III 2017

melakukan net penjualan Sertifikat Bank Indonesia

(SBI) sebesar USD0,5 miliar setelah pada triwulan

sebelumnya mencatat net beli sebesar USD0,1 miliar.

Kondisi ini menyebabkan posisi SBI yang dimiliki oleh

asing turun menjadi USD0,04 miliar (7,4% dari total

posisi SBI) di akhir triwulan III 2017 dari posisi akhir

triwulan sebelumnya sebesar USD0,6 miliar (20,4%

dari total posisi SBI) (Grafik 18).

Pada triwulan laporan tercatat aliran masuk dana

asing dari penerbitan Euro Bond pemerintah sekitar

USD2,9 miliar pada Juli 2017. Secara keseluruhan,

aliran masuk modal asing neto pada instrumen surat

utang sektor publik sepanjang triwulan III 2017 tercatat

sebesar USD6,1 miliar, lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya sebesar USD4,5 miliar.

Sementara itu, di pasar saham domestik pada

triwulan laporan investor asing tercatat membukukan

net jual sebesar USD0,2 miliar setelah pada triwulan

sebelumnya mencatat net beli sebesar USD1,0 miliar.

Meskipun diwarnai oleh aksi jual asing, pasar saham

domestik pada triwulan III 2017 menunjukkan kinerja

yang positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

secara point-to-point mengalami peningkatan dan

ditutup pada level 5.900,9 dari posisi akhir triwulan II

2017 sebesar 5.829,7 (Grafik 19).

18

Grafik 19

Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG

Pada triwulan III 2017, peningkatan kinerja IHSG

berjalan searah dengan pergerakan indeks harga

saham beberapa negara di bursa regional Asia

Tenggara, di antaranya Filipina dan Thailand.

Sementara itu, pergerakan indeks harga saham

Malaysia dan Singapura tercatat mengalami sedikit

penurunan dibandingkan dengan harga penutupan

akhir triwulan II 2017 (Grafik 20).

Grafik 20

Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN

Aktivitas pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada triwulan III 2017 ditopang oleh tambahan empat

emiten baru yang melakukan penawaran saham

perdana (IPO), yaitu Megapower Makmur Tbk.

(MPOW), MarK Dynamics Indonesia Tbk. (MARK),

Ayana Land International Tbk. (NASA), dan Emdeki

Utama Tbk. (MDKI) dengan total emisi senilai Rp0,6

triliun atau setara dengan USD43,5 juta. Capaian

tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan

realisasi triwulan sebelumnya yang mencatat

tambahan tujuh belas emiten baru dengan nilai emisi

sebesar Rp3,4 triliun atau setara dengan USD254,9

juta.

Grafik 21

Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi

Dengan perkembangan tersebut, surplus investasi

portofolio neto pada triwulan III 2017 disumbang oleh

sektor publik. Sektor publik mencatat arus masuk

investasi portofolio neto sebesar USD6,1 miliar, lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sebesar USD4,5 miliar. Sementara itu, investasi

portofolio sektor swasta secara neto mencatat defisit

sebesar USD2,0 miliar, setelah pada triwulan

sebelumnya mencatat surplus sebesar USD3,6 miliar

(Grafik 21).

Investasi Lainnya

Transaksi investasi lainnya pada triwulan III

2017 mengalami defisit sebesar USD0,4 miliar, jauh

lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada

periode sebelumnya sebesar USD7,1 miliar dan periode

yang sama tahun sebelumnya sebesar USD3,2 miliar.

Penurunan defisit pada triwulan laporan tersebut

dipengaruhi oleh lebih rendahnya arus keluar di sisi

aset seiring menurunnya penempatan simpanan

sektor swasta domestik di luar negeri dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya (Grafik 22).

19

Grafik 22

Perkembangan Investasi Lainnya

Pada sisi aset, transaksi investasi lainnya sektor

swasta pada triwulan laporan mencatat defisit sebesar

USD1,1 miliar, menurun dibandingkan dengan defisit

USD7,3 miliar pada triwulan sebelumnya. Penurunan

defisit tersebut terutama dipengaruhi oleh

menurunnya penempatan simpanan di luar dan

pemberian pinjaman ke luar negeri (Grafik 23).

Grafik 23

Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta

Pada sisi kewajiban, transaksi investasi lainnya

sektor swasta pada triwulan III 2017 mencatat surplus

sebesar USD0,7 miliar, lebih rendah dibandingkan

dengan surplus triwulan sebelumnya sebesar USD1,5

miliar, terutama dipengaruhi oleh neto pembayaran

pinjaman luar negeri. Neto pembayaran pinjaman luar

negeri terutama dilakukan oleh bank dan BUMN bukan

lembaga keuangan. Sementara itu, lembaga keuangan

bukan bank masih melakukan neto penarikan

pinjaman luar negeri (Grafik 24).

Grafik 24

Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta

Sementara itu, transaksi kewajiban investasi

lainnya sektor publik pada triwulan III 2017 mencatat

surplus sebesar USD22 juta setelah pada triwulan

sebelumnya mengalami defisit USD1,4 miliar. Namun

demikian, neto penarikan pinjaman luar negeri pada

triwulan III 2017 tersebut lebih rendah dibandingkan

dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya

(Grafik 25).

Grafik 25

Perkembangan Pinjaman Luar Negeri Sektor Publik

Pada triwulan III 2017, penarikan pinjaman luar

negeri pemerintah tercatat sebesar USD0,9 miliar,

sebagian besar (76%) dalam bentuk pinjaman

program dan sisanya dalam bentuk pinjaman proyek.

Penarikan pinjaman luar negeri pemerintah tersebut

berasal dari lembaga internasional yaitu ADB dan IBRD

serta dari Pemerintah Tiongkok, Prancis, dan Korea

Selatan.

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10T

w.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

Tw

.III

**

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016* 2017

Inv. Lainnya - Kewajiban Inv. Lainnya - Aset Investasi Lainnya (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

Tw

.III

**

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016* 2017

Aset lainnya Uang & Simpanan Pinjaman Investasi Lainnya - Aset

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

Tw

.III

**

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016* 2017

Utang Dagang Kewajiban lainnyaUang & Simpanan PinjamanInvestasi Lainnya - Kewajiban

miliar USD

* angka sementara;** angka sangat sementara

-3

-2

-1

0

1

2

3

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

Tw

.III

**

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016* 2017

Pembayaran Penarikan Pinjaman (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

20

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

21

Keseimbangan eksternal perekonomian Indonesia

pada triwulan III 2017 terjaga dan bahkan sebagian

besar terus membaik, tercermin dari perkembangan

beberapa indikator sustainabilitas eksternal. Rasio

defisit transaksi berjalan terhadap PDB lebih rendah

dibandingkan dengan rasio triwulan sebelumnya

maupun rasio triwulan yang sama tahun 2016 sejalan

dengan menyusutnya defisit transaksi berjalan.

Surplus neraca perdagangan barang yang

meningkat disertai dengan defisit neraca perdagangan

jasa yang relatif stabil mendorong naiknya kontribusi

sektor eksternal terhadap perekonomian domestik

(rasio net ekspor barang dan jasa terhadap PDB) dari

1,0% pada triwulan II 2017 menjadi 1,2% pada

triwulan laporan. Kondisi tersebut juga diikuti dengan

peningkatan derajat keterbukaan ekonomi Indonesia

(ditunjukkan oleh rasio akumulasi ekspor dan impor

barang serta jasa terhadap PDB) menjadi 36,7% di

triwulan laporan dibandingkan dengan 34,3% pada

triwulan sebelumnya.

Di samping itu, hampir semua rasio yang terkait

dengan utang luar negeri (ULN) pada triwulan III 2017

bergerak membaik yang menunjukkan semakin

meningkatnya kemampuan perekonomian untuk

memenuhi kewajiban ULN. Kondisi tersebut

ditunjukkan antara lain oleh rasio posisi ULN terhadap

cadangan devisa dan rasio posisi ULN jangka pendek

terhadap PDB pada triwulan laporan yang lebih rendah

dibandingkan dengan periode sebelumnya maupun

periode yang sama tahun sebelumnya.

Tabel 9

Indikator Sustainabilitas Eksternal

Total Tw. I Tw. I I Tw.I I I Tw.IV Total Tw. I* Tw. I I* Tw. I I I**

Transaksi Berjalan/PDB (%) 1) -2.03 -2.17 -2.24 -2.09 -0.75 -1.80 -0.96 -1.91 -1.65

Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) 0.6 0.7 0.6 0.9 1.4 0.9 1.8 1.0 1.2

Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) 39.2 35.1 35.4 32.4 37.3 35.1 36.7 34.3 36.7

Posisi ULN Total/PDB2) (%) 36.1 36.8 37.3 36.3 34.2 34.2 34.3 34.4 34.5

Posisi ULN Jangka Pendek3)/PDB2) (%) 6.4 6.6 6.7 6.4 5.9 5.9 5.8 5.9 5.6

Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) 293.3 295.7 297.8 283.9 273.9 273.9 269.6 274.0 266.0

Posisi ULN Jangka Pendek3)/Cadangan Devisa (%) 52.4 53.4 53.7 50.4 47.0 47.0 45.7 46.9 42.8

Keterangan:1)

Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan 2)

Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triw ulan ke belakang)

* Angka sementara ** Angka sangat sementara

2015 2016* 2017

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL

22

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

23

Prospek Neraca Pembayaran Indonesia ke depan

diprakirakan terus membaik. Meningkatnya optimisme

terhadap prospek perekonomian Indonesia yang

didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang

konsisten diharapkan mampu mendorong perbaikan

investasi dan permintaan domestik. Selain itu,

dukungan harga komoditas yang masih tinggi dan

perbaikan perekonomian dunia yang terus berlanjut

akan berdampak positif bagi kinerja ekspor Indonesia.

Secara keseluruhan, defisit transaksi berjalan tahun

2017 diprakirakan sedikit lebih rendah dibandingkan

dengan 2016.

Meskipun masih dibayangi sejumlah risiko, baik

yang berasal dari global maupun domestik, aliran

masuk modal asing diprakirakan meningkat. Risiko

global di antaranya terkait rencana pengetatan

kebijakan moneter dan reformasi fiskal di AS serta

tekanan geopolitik di Eropa dan Semenanjung Korea.

Sementara itu, risiko dari domestik antara lain masih

berlanjutnya konsolidasi sektor korporasi dan

perbankan. Prakiraan meningkatnya aliran modal

masuk asing tersebut didukung oleh membaiknya

fundamental ekonomi Indonesia sejalan dengan

reformasi struktural yang terus berlangsung sehingga

mendorong peningkatan surplus neraca transaksi

modal dan finansial dan diharapkan mampu membiayai

defisit neraca transaksi berjalan.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus mewaspadai

berbagai risiko eksternal dan domestik yang dapat

memengaruhi kinerja NPI. Bank Indonesia meyakini

kinerja NPI tetap baik, didukung oleh bauran kebijakan

moneter dan makroprudensial yang berhati-hati, serta

penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah

dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi,

stabilitas sistem keuangan, dan memperkokoh

fundamental ekonomi Indonesia.

PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

24

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

25

Boks 1:

Perubahan Angka Statistik NPI Dibandingkan Publikasi Triwulan II 2017

Dalam publikasi triwulan III 2017 ini terdapat beberapa perubahan terhadap data yang telah dirilis

sebelumnya pada publikasi triwulan II 2017. Perubahan tersebut disebabkan adanya pengkinian data dari

beberapa sumber data dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1

Perbandingan Publikasi NPI

Transaksi Barang perubahan data barang pada triwulan II 2017 karena adanya realisasi data open file dari

sebelumnya close file.

Transaksi Jasa perubahan data transaksi jasa sejak tahun 2016 sampai dengan triwulan II 2017 karena

pengkinian data lalu lintas devisa (LLD).

Transaksi Pendapatan Primer perubahan data transaksi pendapatan primer sejak triwulan II 2016 sampai

dengan triwulan II 2017 karena pengkinian data LLD.

Transaksi Pendapatan Sekunder perubahan data transaksi pendapatan sekunder pada triwulan I 2017 dan

triwulan II 2017 karena pengkinian data penempatan TKI di luar negeri oleh BNP2TKI.

Transaksi Investasi Langsung perubahan data investasi langsung pada tahun 2016 sampai dengan triwulan

II 2017 karena pengkinian data utang luar negeri (ULN) dan data lalu lintas devisa (LLD).

Transaksi Investasi Portofolio perubahan data investasi portofolio pada triwulan II 2017 karena pengkinian

data LLD.

Transaksi Investasi Lainnya perubahan data investasi lainnya pada 2016 sampai dengan triwulan II 2017

karena pengkinian data ULN dan LLD.

Juta USD

Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru

Transaksi Berjalan -17,519 -17,519 -4,708 -4,714 -5,189 -5,179 -4,974 -5,098 -1,897 -1,799 -16,769 -16,790 -2,363 -2,333 -4,963 -4,834

Barang 14,049 14,049 2,648 2,648 3,753 3,753 3,923 3,923 5,112 5,112 15,437 15,437 5,646 5,646 4,788 4,835

Jasa -8,697 -8,697 -1,122 -1,128 -2,384 -2,405 -1,530 -1,626 -1,928 -1,857 -6,964 -7,015 -1,257 -1,216 -2,309 -2,180

Pendapatan Primer -28,379 -28,379 -7,439 -7,439 -7,755 -7,723 -8,343 -8,372 -6,148 -6,121 -29,685 -29,656 -7,769 -7,787 -8,538 -8,603

Pendapatan Sekunder 5,508 5,508 1,205 1,205 1,196 1,196 976 976 1,067 1,067 4,444 4,444 1,016 1,024 1,095 1,115

Transaksi Modal dan Finansial 16,860 16,860 4,099 4,310 6,915 6,724 9,862 9,899 7,886 7,684 28,762 28,617 7,969 7,149 5,862 5,852

Investasi Langsung 10,704 10,704 2,786 2,804 3,331 3,136 6,519 6,585 3,308 3,538 15,943 16,063 2,755 2,792 4,575 4,832

Investasi Portofolio 16,183 16,183 4,438 4,438 8,304 8,304 6,563 6,563 -309 -309 18,995 18,996 6,571 6,572 7,422 8,121

Derivatif Finansial 20 20 -22 -22 -25 -25 -28 -28 66 66 -9 -9 -72 -72 25 25

Investasi Lainnya -10,064 -10,064 -3,104 -2,911 -4,700 -4,697 -3,198 -3,226 4,793 4,360 -6,209 -6,473 -1,285 -2,143 -6,164 -7,132

* angka sementara

Komponen TOTAL Tw. II*

20172015 2016*

Tw. IV TOTAL Tw. I*Tw. IIITw. IITw. I

26

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

27

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Tabel 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: RINGKASAN ...................... 29

Tabel 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, BARANG ...................... 30

Tabel 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, JASA-JASA ...................... 31

Tabel 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN PRIMER ...................... 32

Tabel 5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN SEKUNDER ...................... 32

Tabel 6 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LANGSUNG ...................... 33

Tabel 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI PORTOFOLIO ...................... 33

Tabel 8 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LAINNYA ...................... 34

LAMPIRAN

T

ra

n

sa

ksi

Be

rjal

a

n

28

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

29

TABEL 1

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

RINGKASAN

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II** Tw.III

I . Transaksi Berjalan -17,519 -4,714 -5,179 -5,098 -1,799 -16,790 -2,333 -4,834 -4,337

A. Barang 14,049 2,648 3,753 3,923 5,112 15,437 5,646 4,835 5,296

- Ekspor 149,124 33,039 36,285 34,891 40,229 144,445 40,760 39,171 43,393

- Impor -135,076 -30,391 -32,533 -30,967 -35,117 -129,008 -35,114 -34,336 -38,096

1. Barang Dagangan Umum 13,319 2,340 3,521 3,706 5,282 14,849 5,481 4,575 5,080

- Ekspor, fob. 147,725 32,687 35,980 34,554 39,843 143,064 40,436 38,815 42,824

- Impor, fob. -134,406 -30,347 -32,460 -30,848 -34,561 -128,215 -34,954 -34,241 -37,744

a. Nonmigas 19,023 3,244 4,959 5,042 6,401 19,645 7,662 6,114 6,362

- Ekspor, fob 130,541 29,836 32,752 31,292 36,293 130,173 36,480 35,390 38,960

- Impor, fob -111,518 -26,592 -27,793 -26,250 -29,892 -110,527 -28,817 -29,277 -32,598

b. Migas -5,703 -904 -1,438 -1,336 -1,119 -4,797 -2,181 -1,539 -1,282

- Ekspor, fob 17,184 2,851 3,228 3,262 3,550 12,891 3,956 3,425 3,865

- Impor, fob -22,887 -3,755 -4,667 -4,597 -4,669 -17,688 -6,137 -4,964 -5,146

2. Barang Lainnya 730 308 232 217 -170 588 165 260 216

- Ekspor, fob. 1,400 352 305 337 387 1,381 324 356 568

- Impor, fob. -670 -44 -73 -120 -556 -793 -159 -96 -352

B. Jasa - jasa -8,697 -1,128 -2,405 -1,626 -1,857 -7,015 -1,216 -2,180 -2,201

- Ekspor 22,221 5,771 5,308 5,854 6,395 23,328 5,839 5,588 6,370

- Impor -30,918 -6,898 -7,713 -7,480 -8,252 -30,343 -7,055 -7,769 -8,571

C. Pendapatan Primer -28,379 -7,439 -7,723 -8,372 -6,121 -29,656 -7,787 -8,603 -8,409

- Penerimaan 2,822 711 859 1,175 1,297 4,041 1,338 1,426 1,303

- Pembayaran -31,201 -8,150 -8,582 -9,547 -7,418 -33,697 -9,125 -10,029 -9,712

D. Pendapatan Sekunder 5,508 1,205 1,196 976 1,067 4,444 1,024 1,115 977

- Penerimaan 10,362 2,444 2,536 2,368 2,467 9,815 2,352 2,493 2,468

- Pembayaran -4,853 -1,240 -1,340 -1,392 -1,400 -5,371 -1,328 -1,378 -1,491

17 1 5 6 29 41 0 5 11

- Penerimaan 17 1 5 6 29 41 0 5 11

- Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16,843 4,309 6,718 9,894 7,655 28,576 7,149 5,848 10,428

- Aset -21,489 -657 -4,766 3,087 19,271 16,935 -3,721 -7,242 -2,468

- Kewajiban 38,332 4,967 11,484 6,806 -11,616 11,641 10,871 13,090 12,896

1. Investasi Langsung 10,704 2,804 3,136 6,585 3,538 16,063 2,793 4,833 6,752

a. Aset 5) -9,075 -370 -1,372 466 12,870 11,594 -395 108 -786

b. Kewajiban 5) 19,779 3,175 4,508 6,119 -9,332 4,469 3,188 4,726 7,538

2. Investasi Portofolio 16,183 4,438 8,304 6,563 -309 18,996 6,572 8,121 4,071

a. Aset -1,268 -167 402 1,938 46 2,218 -983 -216 -662

b. Kewajiban 17,451 4,605 7,902 4,625 -355 16,777 7,555 8,337 4,733

- Sektor publik2) 17,386 4,919 7,213 3,211 1,492 16,835 6,437 4,525 6,107

- Sektor swasta3) 65 -314 690 1,414 -1,847 -57 1,118 3,812 -1,374

3. Derivatif Finansial 20 -22 -25 -28 66 -9 -72 25 -12

4. Investasi Lainnya -10,064 -2,911 -4,697 -3,226 4,360 -6,473 -2,143 -7,132 -384

a. Aset -11,812 -396 -3,967 524 6,354 2,514 -2,528 -7,257 -1,109

b. Kewajiban 1,748 -2,515 -730 -3,749 -1,993 -8,987 385 125 725

- Sektor publik2) -190 -119 -1,599 -1,242 -319 -3,279 -66 -1,410 22

- Sektor swasta3) 1,938 -2,395 869 -2,508 -1,675 -5,709 451 1,535 703

-659 -404 1,544 4,801 5,885 11,826 4,816 1,019 6,102

-439 117 617 907 -1,379 263 -302 -280 -743

-1,098 -287 2,162 5,708 4,505 12,089 4,514 739 5,359

1,098 287 -2,162 -5,708 -4,505 -12,089 -4,514 -739 -5,359

A. Transaksi Cadangan Devisa 1,098 287 -2,162 -5,708 -4,505 -12,089 -4,514 -739 -5,359

B. Kredit dan Pinjaman IMF 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Exceptional Financing 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Memorandum:

- Posisi Cadangan Devisa 105,931 107,543 109,789 115,671 116,362 116,362 121,806 123,094 129,402

7.4 7.7 8.0 8.5 8.4 8.4 8.6 8.6 8.6

- Transaksi Berjalan (% PDB) -2.03 -2.17 -2.24 -2.09 -0.75 -1.80 -0.96 -1.91 -1.65

Catatan

1) Berdasarkan BPM6, namun penggunaan tanda "+" and "-" mengikuti BPM5

2) Terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral

3) Terdiri dari Bank and Non Bank

4) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit

5) Besarnya Inflow DI aset dan outflow DI liabilities pada Tw.IV'16 dan 2016 dipengaruhi oleh transaksi divestasi sektor perbankan melalui crossing di pasar negosiasi

*angka sementara ** angka sangat sementara

November 2017

20172015

I I I . Transaksi Finansial

IV. Total (I + I I + I I I )

V. Selisih Perhitungan Bersih

VI. Neraca Keseluruhan (IV + V)

VII . Cadangan Devisa dan yang terkait 4)

ITEMS

Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

2016*

I I . Transaksi Modal

30

TABEL 2

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

BARANG

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II** Tw.III

Barang 1) 14,049 2,648 3,753 3,923 5,112 15,437 5,646 4,835 5,296

- Ekspor 149,124 33,039 36,285 34,891 40,229 144,445 40,760 39,171 43,393

- Impor -135,076 -30,391 -32,533 -30,967 -35,117 -129,008 -35,114 -34,336 -38,096

A. Barang dagangan umum 13,319 2,340 3,521 3,706 5,282 14,849 5,481 4,575 5,080

1. Nonmigas 19,023 3,244 4,959 5,042 6,401 19,645 7,662 6,114 6,362

a. Ekspor 130,541 29,836 32,752 31,292 36,293 130,173 36,480 35,390 38,960

b. Impor -111,518 -26,592 -27,793 -26,250 -29,892 -110,527 -28,817 -29,277 -32,598

2. Minyak -13,106 -2,030 -2,463 -2,621 -2,566 -9,680 -3,486 -2,902 -2,741

a. Ekspor 7,833 1,221 1,816 1,631 1,600 6,267 1,962 1,548 1,841

b. Impor -20,938 -3,250 -4,279 -4,252 -4,166 -15,947 -5,448 -4,450 -4,582

3. Gas 7,402 1,126 1,025 1,286 1,447 4,883 1,305 1,363 1,460

a. Ekspor 9,351 1,631 1,413 1,631 1,950 6,624 1,994 1,876 2,024

b. Impor -1,949 -505 -388 -345 -503 -1,741 -689 -514 -564

B. Barang lainnya 730 308 232 217 -170 588 165 260 216

a.l. Emas nonmoneter 730 308 232 217 -170 588 165 260 216

a. Ekspor 1,400 352 305 337 387 1,381 324 356 568

b. Impor -670 -44 -73 -120 -556 -793 -159 -96 -352

Memorandum:

1. Nominal

a. Total Ekspor (fob) 149,124 33,039 36,285 34,891 40,229 144,445 40,760 39,171 43,393

- Nonmigas 131,941 30,188 33,057 31,629 36,680 131,554 36,804 35,746 39,528

- Migas 17,184 2,851 3,228 3,262 3,550 12,891 3,956 3,425 3,865

b. Total Impor (fob) -135,076 -30,391 -32,533 -30,967 -35,117 -129,008 -35,114 -34,336 -38,096

- Nonmigas -112,189 -26,636 -27,866 -26,370 -30,448 -111,320 -28,977 -29,372 -32,950

- Migas -22,887 -3,755 -4,667 -4,597 -4,669 -17,688 -6,137 -4,964 -5,146

2. Pertumbuhan (% , yoy)

a. Total Ekspor (fob) -14.9 -13.0 -9.1 -3.6 14.8 -3.1 23.4 8.0 24.4

- Nonmigas -10.0 -9.7 -5.7 -2.4 18.1 -0.3 21.9 8.1 25.0

- Migas -40.2 -36.9 -34.0 -14.1 -10.8 -25.0 38.7 6.1 18.5

b. Total Impor (fob) -19.7 -12.6 -8.5 -3.1 7.0 -4.5 15.5 5.5 23.0

- Nonmigas -12.2 -8.5 -3.2 0.9 8.3 -0.8 8.8 5.4 25.0

- Migas -43.6 -33.4 -31.0 -20.7 -0.3 -22.7 63.4 6.4 11.9

3. Harga rata-rata ekspor minyak mentah (USD/barel) 48.8 28.7 41.3 40.6 46.5 39.3 50.8 45.8 48.9

4. Produksi minyak mentah (juta barel per hari) 0.787 0.836 0.834 0.833 0.823 0.831 0.815 0.803 0.800

Catatan:1) Dalam free on board (fob).

November 2017

2017ITEMS

2016*2015

31

TABEL 3

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

JASA-JASA

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II** Tw.III

Jasa-jasa -8,697 -1,128 -2,405 -1,626 -1,857 -7,015 -1,216 -2,180 -2,201

- Ekspor 22,221 5,771 5,308 5,854 6,395 23,328 5,839 5,588 6,370

- Impor -30,918 -6,898 -7,713 -7,480 -8,252 -30,343 -7,055 -7,769 -8,571

A. Jasa manufaktur 356 83 89 94 84 351 90 86 86

- Ekspor 356 83 89 94 84 351 90 86 86

- Impor 0 0 0 0 0 0 0 0 0

B. Jasa pemeliharaan dan perbaikan -340 -113 -71 -108 -61 -353 -53 -25 -52

- Ekspor 284 91 88 99 133 411 51 43 34

- Impor -624 -204 -159 -207 -194 -764 -104 -68 -86

C. Transportasi -6,146 -1,212 -1,375 -1,335 -1,616 -5,538 -1,382 -1,542 -1,773

- Ekspor 3,456 886 948 917 822 3,572 833 842 892

- Impor -9,602 -2,098 -2,323 -2,252 -2,437 -9,110 -2,215 -2,384 -2,665

a. Penumpang -1,215 -143 -251 -293 -319 -1,006 -105 -223 -376

- Ekspor 1,293 331 317 387 324 1,360 381 440 383

- Impor -2,508 -474 -568 -681 -643 -2,366 -487 -663 -759

b. Barang -5,204 -1,088 -1,034 -983 -1,276 -4,381 -1,253 -1,284 -1,395

- Ekspor 1,406 412 497 402 366 1,676 331 265 318

- Impor -6,610 -1,499 -1,531 -1,386 -1,642 -6,057 -1,584 -1,549 -1,713

c. Lainnya 273 18 -90 -58 -21 -151 -23 -35 -2

- Ekspor 758 143 134 128 131 536 121 136 191

- Impor -484 -125 -224 -186 -152 -687 -144 -172 -193

D. Perjalanan 3,469 1,089 595 907 962 3,554 1,419 844 869

- Ekspor 10,761 2,722 2,364 3,082 3,070 11,238 3,138 2,823 3,398

- Impor -7,292 -1,633 -1,769 -2,174 -2,107 -7,684 -1,719 -1,979 -2,529

E. Jasa konstruksi -74 32 5 12 43 93 14 38 43

- Ekspor 379 63 44 43 75 226 51 131 56

- Impor -453 -31 -39 -31 -33 -133 -36 -94 -13

F. Jasa asuransi dan dana pensiun -888 -145 -186 -153 -205 -688 -157 -129 -153

- Ekspor 54 5 9 11 28 53 5 8 11

- Impor -942 -149 -195 -164 -233 -741 -162 -137 -163

G. Jasa keuangan -497 -181 -108 -110 -177 -577 -147 -62 -179

- Ekspor 248 76 93 89 78 336 109 106 110

- Impor -744 -257 -202 -199 -255 -913 -257 -168 -289

H. Biaya penggunaan kekayaan intelektual -1,601 -358 -635 -319 -374 -1,686 -389 -564 -381

- Ekspor 52 13 10 8 15 47 9 18 10

- Impor -1,653 -371 -645 -327 -389 -1,732 -399 -583 -391

I . Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi -820 -207 -467 -200 -302 -1,175 -365 -471 -378

- Ekspor 971 194 226 224 327 970 168 188 285

- Impor -1,791 -400 -693 -424 -629 -2,146 -533 -659 -663

J. Jasa bisnis lainnya -2,670 -275 -434 -610 -343 -1,661 -416 -535 -474

- Ekspor 4,917 1,454 1,231 1,078 1,595 5,359 1,185 1,128 1,239

- Impor -7,587 -1,729 -1,665 -1,689 -1,937 -7,020 -1,601 -1,662 -1,712

K. Jasa personal, kultural, dan rekreasi 45 -1 11 15 10 36 11 11 13

- Ekspor 111 15 25 26 23 89 25 27 33

- Impor -67 -16 -14 -11 -12 -53 -14 -16 -20

L. Jasa pemerintah 469 158 172 180 119 630 159 169 177

- Ekspor 632 169 182 182 146 678 174 188 216

- Impor -163 -11 -9 -2 -26 -48 -15 -19 -39

Memorandum:

Jumlah pelawat (ribuan orang)

- Ke dalam negeri 9,794 2,427 2,551 2,921 2,960 10,860 2,828 2,972 3,480

- Ke luar negeri 8,345 2,068 2,075 2,184 2,182 8,509 2,178 2,284 2,263

November 2017

20172016*2015ITEMS

32

TABEL 4

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

PENDAPATAN PRIMER

(Juta USD)

TABEL 5

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

PENDAPATAN SEKUNDER

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II** Tw.III

Pendapatan Primer -28,379 -7,439 -7,723 -8,372 -6,121 -29,656 -7,787 -8,603 -8,409

- Penerimaan 2,822 711 859 1,175 1,297 4,041 1,338 1,426 1,303

- Pembayaran -31,201 -8,150 -8,582 -9,547 -7,418 -33,697 -9,125 -10,029 -9,712

A. Kompensansi tenaga kerja -1,361 -360 -367 -407 -419 -1,553 -366 -334 -397

- Penerimaan 213 55 63 50 51 219 57 65 52

- Pembayaran -1,574 -415 -430 -457 -470 -1,772 -423 -399 -449

B. Pendapatan investasi -27,018 -7,079 -7,356 -7,965 -5,703 -28,103 -7,421 -8,269 -8,012

- Penerimaan 2,609 656 796 1,125 1,246 3,822 1,281 1,361 1,252

- Pembayaran -29,627 -7,735 -8,152 -9,090 -6,948 -31,925 -8,703 -9,630 -9,263

a. Pendapatan investasi langsung -18,504 -4,441 -4,269 -5,002 -3,880 -17,593 -4,962 -4,959 -4,954

1) Pendapatan modal ekuitas -17,081 -4,126 -4,088 -4,642 -3,701 -16,557 -4,656 -4,723 -4,587

- Penerimaan 72 196 199 403 302 1,101 452 508 502

- Pembayaran -17,153 -4,322 -4,287 -5,045 -4,003 -17,658 -5,108 -5,231 -5,089

2) Pendapatan utang (bunga) -1,423 -315 -181 -360 -180 -1,035 -306 -237 -367

- Penerimaan 16 2 33 5 34 74 1 1 8

- Pembayaran -1,440 -317 -214 -364 -214 -1,109 -307 -238 -374

b. Pendapatan investasi portofolio -6,460 -2,203 -2,406 -2,587 -1,129 -8,325 -2,113 -2,632 -2,634

1) Pendapatan modal ekuitas -1,936 -200 -1,363 -206 -150 -1,920 -185 -1,565 -346

- Penerimaan 283 56 147 306 319 828 111 88 33

- Pembayaran -2,219 -256 -1,510 -512 -469 -2,748 -296 -1,653 -378

2) Pendapatan utang (bunga) -4,525 -2,003 -1,043 -2,381 -979 -6,406 -1,928 -1,068 -2,288

- Penerimaan 1,812 245 249 241 392 1,126 527 544 502

- Pembayaran -6,337 -2,248 -1,292 -2,622 -1,370 -7,532 -2,456 -1,611 -2,790

c. Pendapatan investasi lainnya -2,053 -435 -681 -376 -693 -2,185 -346 -677 -424

- Penerimaan 426 157 167 171 199 694 189 219 207

- Pembayaran -2,479 -592 -848 -546 -892 -2,878 -535 -896 -631

November 2017

2017ITEMS

2015 2016*

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II** Tw.III

Pendapatan Sekunder 5,508 1,205 1,196 976 1,067 4,444 1,024 1,115 977

- Penerimaan 10,362 2,444 2,536 2,368 2,467 9,815 2,352 2,493 2,468

- Pembayaran -4,853 -1,240 -1,340 -1,392 -1,400 -5,371 -1,328 -1,378 -1,491

A. Pemerintah 149 6 49 52 258 365 -1 41 100

- Penerimaan 150 6 49 53 258 366 1 42 102

- Pembayaran -1 0 0 -1 0 -1 -2 -1 -2

B. Sektor lainnya 5,360 1,199 1,147 925 809 4,079 1,025 1,074 877

1. Transfer personal 6,415 1,491 1,386 1,295 1,121 5,294 1,348 1,347 1,304

- Penerimaan 9,447 2,267 2,226 2,142 2,038 8,672 2,173 2,182 2,181

- Pembayaran -3,031 -775 -840 -847 -916 -3,378 -825 -835 -876

2.Transfer lainnya -1,056 -292 -239 -370 -313 -1,214 -323 -272 -427

- Penerimaan 765 172 261 174 171 778 178 269 186

- Pembayaran -1,821 -464 -500 -544 -484 -1,992 -501 -541 -613

Memorandum:

- Jumlah Tenaga Kerja Indonesia/TKI (ribuan orang) 3,686 3,678 3,630 3,553 3,509 3,509 3,492 3,480 3,475

- Jumlah Tenaga Kerja Asing/TKA (ribuan orang) 86 83 89 93 97 97 80 91 92

November 2017

2016* 20172015ITEMS

33

TABEL 6

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI LANGSUNG

(Juta USD)

TABEL 7

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI PORTOFOLIO

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II** Tw.III

Investasi Langsung 10,704 2,804 3,136 6,585 3,538 16,063 2,793 4,833 6,752

A. Aset -9,075 -370 -1,372 466 12,870 11,594 -395 108 -786

1. Modal ekuitas 1) -7,998 -659 -1,746 -53 13,134 10,676 -457 -39 -971

2. Instrumen utang -1,076 289 375 519 -264 918 62 147 186

B. Kewajiban 19,779 3,175 4,508 6,119 -9,332 4,469 3,188 4,726 7,538

1. Modal ekuitas 1) 18,822 3,538 5,253 4,446 -8,568 4,670 3,068 4,932 6,224

2. Instrumen utang 957 -363 -746 1,673 -765 -201 120 -207 1,314

a. Penerimaan 75,588 12,048 13,194 13,175 12,139 50,556 11,251 10,634 13,861

b. Pembayaran -74,631 -12,411 -13,939 -11,503 -12,904 -50,757 -11,131 -10,841 -12,547

Memorandum:

Investasi langsung berdasarkan arah investasi 10,704 2,804 3,136 6,585 3,537 16,062 2,792 4,832 6,751

A. Ke luar negeri -5,937 56 -479 1,586 11,052 12,215 -277 -1,082 -1,111

1. Modal ekuitas 1) -4,237 -192 -819 -60 13,129 12,058 -465 -56 -990

2. Instrumen utang -1,700 248 340 1,646 -2,077 156 187 -1,026 -121

B. Di Indonesia (PMA) 16,641 2,748 3,615 4,999 -7,515 3,847 3,069 5,915 7,861

1. Modal ekuitas 1) 15,060 3,070 4,326 4,453 -8,562 3,287 3,075 4,950 6,242

2. Instrumen utang 1,581 -322 -710 546 1,048 560 -6 965 1,619

Catatan:1) Besarnya Inflow DI aset dan outflow DI liabilities pada Tw.IV'16 dan 2016 dipengaruhi oleh transaksi divestasi sektor perbankan melalui crossing di pasar negosiasi

November 2017

2016* 20172015ITEMS

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II** Tw.III

Investasi Portofolio 16,183 4,438 8,304 6,563 -309 18,996 6,572 8,121 4,071

A. Aset -1,268 -167 402 1,938 46 2,218 -983 -216 -662

1. Sektor publik 392 174 -53 1,579 96 1,795 -123 18 6

a. Modal ekuitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Surat utang 392 174 -53 1,579 96 1,795 -123 18 6

2. Sektor swasta -1,660 -340 455 359 -50 423 -860 -234 -667

a. Modal ekuitas -758 -146 -118 269 -215 -210 -370 -129 -189

b. Surat utang -903 -195 573 90 164 633 -490 -105 -479

B. Kewajiban 17,451 4,605 7,902 4,625 -355 16,777 7,555 8,337 4,733

1. Sektor publik 17,386 4,919 7,213 3,211 1,492 16,835 6,437 4,525 6,107

a. Modal ekuitas N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A

b. Surat utang 17,386 4,919 7,213 3,211 1,492 16,835 6,437 4,525 6,107

1) Bank sentral -135 68 248 86 -287 114 396 66 -530

2) Pemerintah 17,521 4,851 6,965 3,125 1,779 16,720 6,040 4,459 6,636

a) Jangka pendek -38 -172 176 124 -572 -444 1,731 2 336

b) Jangka panjang 17,559 5,022 6,789 3,001 2,351 17,164 4,310 4,458 6,300

2. Sektor swasta 65 -314 690 1,414 -1,847 -57 1,118 3,812 -1,374

a. Modal ekuitas -1,547 314 667 1,637 -1,299 1,319 626 1,029 -2,039

b. Surat utang 1,612 -628 23 -223 -548 -1,376 492 2,783 665

1) Jangka pendek -2,335 -480 35 -89 242 -291 -29 105 -57

2) Jangka panjang 3,947 -148 -12 -135 -790 -1,085 521 2,678 722

Memorandum:

Surat Utang Pemerintah, Kewajiban 17,521 4,851 6,965 3,125 1,779 16,720 6,040 4,459 6,636

1. Dalam Rupiah 7,518 3,501 2,862 3,125 -1,441 8,047 4,305 3,558 3,755

2. Dalam Valuta Asing 10,003 1,350 4,103 0 3,221 8,673 1,735 901 2,882

Catatan:

N/A : Tidak dapat diterapkan

November 2017

ITEMS2015 20172016*

34

TABEL 8

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI LAINNYA

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II** Tw.III

Investasi Lainnya -10,064 -2,911 -4,697 -3,226 4,360 -6,473 -2,143 -7,132 -384

A. Aset -11,812 -396 -3,967 524 6,354 2,514 -2,528 -7,257 -1,109

1. Sektor publik 0 0 -269 0 0 -269 0 0 0

2. Sektor swasta -11,812 -396 -3,698 524 6,354 2,783 -2,528 -7,257 -1,109

a. Uang dan simpanan -7,411 -1,250 -1,912 836 6,274 3,948 -1,289 -4,335 -1,166

b. Pinjaman -1,034 331 -720 -319 235 -474 -831 -1,241 -262

c. Piutang datang dan uang muka -2,232 118 -722 73 -193 -725 -235 137 -747

d. Aset lainnya -1,134 405 -344 -66 38 33 -173 -1,817 1,066

B. Kewajiban 1,748 -2,515 -730 -3,749 -1,993 -8,987 385 125 725

1. Sektor publik -190 -119 -1,599 -1,242 -319 -3,279 -66 -1,410 22

a. Uang dan simpanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Pinjaman 202 54 -1,653 337 -223 -1,484 -189 -1,392 28

1) Bank sentral 1) -33 0 -24 0 -24 -48 0 -29 -121

a) Penarikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b) Pembayaran -33 0 -24 0 -24 -48 0 -29 -121

2) Pemerintah 235 54 -1,628 337 -199 -1,436 -189 -1,363 148

a) Penarikan 5,139 778 412 1,046 1,473 3,709 517 323 879

(1) Program 3,891 529 148 900 1,070 2,648 400 168 667

(2) Proyek 1,248 249 264 146 403 1,061 117 156 212

(3) Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b) Pembayaran -4,904 -724 -2,040 -709 -1,672 -5,144 -706 -1,686 -731

c. Kewajiban lainnya -392 -174 53 -1,579 -96 -1,795 123 -18 -6

2. Sektor swasta 1,938 -2,395 869 -2,508 -1,675 -5,709 451 1,535 703

a. Uang dan simpanan 768 -820 1,056 -34 -673 -471 -137 86 -86

b. Pinjaman 883 -1,755 -697 -2,718 -864 -6,034 153 962 -115

1) Penarikan 30,372 3,566 5,579 4,082 6,420 19,646 5,281 5,135 5,114

2) Pembayaran -29,489 -5,320 -6,276 -6,800 -7,284 -25,680 -5,128 -4,172 -5,229

c. Utang dagang dan uang muka 401 147 557 273 11 988 236 471 638

d. Kewajiban lainnya -114 33 -47 -29 -148 -192 198 16 267

Catatan:1) Tidak termasuk kredit dan pinjaman dengan IMF.

November 2017

2016*ITEMS

2015 2017