SYOK SEPTIK

download SYOK SEPTIK

of 5

description

syok septik

Transcript of SYOK SEPTIK

SYOK SEPTIK

SYOK SEPTIK

Iyan Asiana Syafaat

PEDAHULUAN

Sepsis merupakan respon sistemik tubuh manusia terhadap infeksi dimana patogen atau toksin yang dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivasi proes inflamasi. Definisi yang saat ini digunakan di klinik adalah definisi yang ditetapkan dalam konsensus American College of Chesthysician and Society of Critical Care Medicine tahu 1992. Sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS) : respon tubuh mencakup 2 keadaan: Suhu > 38oC atau 90 x menit, frekuensi nafas >20x/menit atau PCO2 12.000/mm3, 10%. Sepsis: Keadaan klinis berkaitan dengan infeksi dengan manifestasi SIRS Sepsis berat : Sepsis yang disertai dengan disfungsi organ, hipoperfusi, atau hipotensi termasuk asidosis laktat, oligourea, dan penurunan kesadaran.

Sepsis dengan hipotensi : Sepsis dengan tekanan darah sistolik 40mmHg dan tidak ditemukan penyebab hipotensi. Syok septik : sepsis dengan hipotensi meskipun telah diberikan resusitasi cairan secara adekuat atau memerlukan vasopropessor.PATOFISIOLOGI Endotoksin (liposakarida) yang dilepaskan mikroba akan menyebabkan proses inflamasi yang melibatkan berbagai mediator inflamasi yaitu: sitokin, nutrofil, komplemen, NO, dan berbagai mediator lain. Proses inflamasi pada orang sepsis merupakan proses hemostasis antara proses inflamasi dan anti inflamasi. Apabila terjadi inflamasi yang melebihi kemampuan hemostasis, maka akan terjadi proses infalamasi yang maladaptif, sehingga terjadi berbagai proses inflamasi yang bersifat destruktif, keadaan tersebut akan menimbulkan gangguan pada tingkat seluler berbagai organ.Gangguan pada tingkat sel juga menimbulkan disfungsi endotel, vasodilatasi akibat pengaruh NO menyebabkan terjadinya maldistribusi volume darah sehingga terjadi hipoperfusi jaringan dan syok. Faktor lain yang juga berperan adalah disfungsi miokard akibat pengaruh berbagai mediator sehingga terjadi penurunan CO.Berlanjutnya proses inflamasi yang maladaptif akan menyebabkan gangguan fungsi berbagai organ yang dikenal sebagai disfungsi/gagal organ multipel (MODS/MOF). Proses MOF merupakan kerusakan (injury) pada tingkat seluler, gangguan perfusi ke organ/jaringan iskemia reperfusi, dan mikrotrombus.

Berbagai faktor lain yang diduga ikut berperan adakah terdapatnya faktor-faktor humoral dalam sirkulasi (myocardial deppresant substances), malnutrisi kalori-protein, translokasi toksin bakteri, gangguan pada eritrosit dan efek samping dari terapi yang diberikan.PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan mencakup eliminasi patogen penyebab infeksi, eliminasi sumber infeksi dengan drainase atau bedah bila perlu. Terapi antimikroba yang sesuai, resusitasi bila terjadi kegagalan organ atau syok,vasopresor dan inotropik, terapi supportif terhadap kegagalan organ, gangguan koagulasi dan terapi imunologi bila terjadi respon imun maladaptif terhadap infeksi.Resusitasi dilakukan dalam 6 jam pertama, mencakup ABC, oksigenasi, terapi cairan, vasopressor / inotropik serta transfusi bila diperlukan. Pemantauan dengan kateter vena sentral sebaiknya dilakukan untuk menjaga tekaan vena sentral 8-12 mmHg, tekanan arteri rata-rata (MAP)>65 mmHg, dan produksi urine>0.5ml/kgbb/jam.Oksigeniasi : Semua faktor yang mempengaruhi baik ventilasi, perfusi , maupun delivery. Pada keadaan hipoksemia berat dan gagal nafas, bila disertai dengan penurunan kesadaran, atau kerja ventilasi yang berat, ventilasi mekanik perlu segera dilakukan. Oksigenasi bertujuan untuk mengatasi hipoksia dan upaya meningkatkan saturasi oksigen di darah, meningkatkan transport oksigen dan memperbaiki utilisasi oksigen ke jaringan.Terapi Cairan : Hipovolemia pada sepsis harus segera diatasi dengan pemberian cairan baik kristaloid (NaCl0.9% atau RL), maupun koloid. Kristaloid merupakan pilihan terapi awal, namun perlu dimonitor volume input dan outputnya. Secar klinis, respon terhadap pemberian cairan terlihat dari peningkatan tekanan darah, penurunan frekuensi jantung, kecukupan isi nadi, perabaan kulit dan ekstremitas, produksi urine dan membaiknya penurunan kesadaran. Perlu diperhatikan volume intravaskuler melalui CVP dan tekanan arteri pulmonalis. Perlu diperhatikan juga tanda kelebihan cairan berupa peningkatan tekanan vena jugular, ronki, galop S3 dan penurunan saturasi oksigen. Pada keadaan serum albumin rendah (8mcg/kg/mnt, norepinefrin (0.1-0.5mcg/kb/mnt). Sebagai inotropik, dapat digunakan dobutamin dosis 2-28 mcg, dopamin 3-8mcg/kg/nmt, epinefrin 0.1-0.5 mcg/kb/mnt dan inhibitor fosfodisesterese (Amrinon dn milrinon)Bikarbonat : terapi bikarbonat untuk mengatasi asidemia diraguan manfaatnya. Karena pada sepsis terjadi hipoperfusi ke jaringan sehingga terjadi gangguan proses traspor karbodioksida dari jaringan, sehingga pH sel semakin rendah. Secara empirik bikarbonat dapat diberikan pada pH