SWOT Analysis
-
Upload
aditya-mukti-setyaji-nursamsi -
Category
Documents
-
view
252 -
download
0
description
Transcript of SWOT Analysis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di abad 21 ini, masing-masing negara di dunia seolah tanpa ada sekat dan batas ruang
maupun waktu, diprediksikan orientasi bisnis para pengusaha akan berubah. Jika sebelumnya
orientasi bisnis yang berkembang adalah produsen dengan leluasa dapat memaksakan
kehendaknya kepada konsumen dengan produk-produk hasil produksinya, yang terkadang tidak
sesuai dengan keinginan konsumen, maka yang terjadi saat ini adalah kebalikannya. Pergeseran
orientasi tersebut ialah para pengusaha telah menyadari sepenuhnya bahwa didalam dunia
industri saat ini, konsumenlah sebagai pemegang kendali atas produk yang akan dan ada dipasar,
konsumen sangat menentukan jenis dan bentuk produk seperti apa yang bisa atau tidak berada
dipasar, dengan demikian produsen seolah “dipaksa” untuk mengikuti dan menghasilkan produk
yang sesuai dengan nilai dan keinginan konsumen jika mereka tetap ingin bertahan survive
(Rangkuti, 2004).
Langkah terbaik untuk mempertahankan dan atau memperluas pasar adalah dengan mengikuti
tren perkembangan teknologi terkini. Namun demikian, langkah tersebut harus diikuti dengan
melakukan edukasi pasar melalui penawaran solusi yang menyeluruh. Maka, fungsi dari analisis
SWOT dan strategi kompetitif adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan, kelemahan serta
keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan/usaha yang dilakukan melalui analisa terhadap
kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan yang dilakukan melalui analisa terhadap kondisi eksternal perusahaan.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari analisis SWOT ini adalah:
1. Mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai input untuk merancang
proses, sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optimal, efektif, dan efisien,
2. Untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan
sesuatu,
3. Mengetahui keuntungan yang dimiliki organisasi kompetittor,
2
4. Menganalisis prospek organisasi untuk penjualan, keuntungan, dan pengembangan produk
yang dihasilkan,
5. Menyiapkan organisasi untuk siap dalam menghadapi permasalahan yang terjadi,
6. Menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan dalam perencanaan pengembangan di
dalam organisasi.
.
1.3 Manfaat Penulisan
Analisis SWOT adalah alat perencanaan strategis yang melibatkan kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman organisasi, atau SWOT. Berikut ini merupakan manfaat analisis SWOT,
antara lain:
1. Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan melakukan
pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang sumber daya dan kemampuan
yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa depan,
2. Untuk menganalisis kesempatan/peluang dan kekuatan dalam membuat rencana jangka
panjang,
3. Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan menghasilkan
rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan,
4. Untuk mengidentifikasi faktor eksternal (O dan S) dan faktor internal (S dan W).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi SWOT
Bisnis yang baik jika bisnis tersebut memiliki strategi yang baik pula dalam menjalankan
usahanya. Menurut Freddy Rangkuti, Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis
faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi
yang ada saat ini.
Menurut Kotler, Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity, Threaths) merupakan
cara untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal.
Menurut Kurtz, SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk
membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan
kesempatan dan ancaman dari eksternal. Pearce dan Robonson menjelaskan bahwa analisis
SWOT perlu dilakukan karena analisis SWOT untuk mencocokkan kesesuaian antara sumber
daya internal dan situasi eksternal perusahaan. Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan
kekuatan dan peluang perusahaan dan meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi
sederhana ini mempunyai implikasi yang kuat untuk desain strategi yang sukses.
Menurut Fred, analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang berfungsi untuk
mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dan spekulasi bisnis serta mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak mendukung dalam mencapai tujuan
tersebut.
Menurut Gitosudarmo, Kata SWOT merupakan pendekatan dari Strenghts, Weakness,
Opportunity, and Threats, yang dapat diterjemahkan menjadi: Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Ancaman. Terjemahan tersebut sering disingkat menjadi “KEKEPAN”. Dalam metode atau
pendekatan ini kita harus memikirkan tentang kekuatan apa saja yang kita miliki, kelemahan apa
4
saja yang melekat pada diri atau perusahaan kita kemudian kita juga harus melihat kesempatan
atau opportunity yang terbuka bagi kita dan akhirnya kita harus mampu untuk mengetahui
ancaman, gangguan, hambatan serta tantangan (AGHT) yang menghadang di depan kita.
Sebelum melakukan pola pikir pendekatan analisa SWOT ini di bagi menjadi 3 aspek.
Adapun ketiga aspek dalam analisa SWOT ini adalah terdiri dari:
1. Aspek Global.
Dalam aspek global ini kita harus mengetahui SWOT atau KEKEPAN kita yang berkaitan
dengan aspek global, aspek yan bersifat garis besar, yang kadang-kadang bersifat
internasional serta tidak jarang bernuansa religius. Aspek global ini sangat berkaitan dengan
“Misi” dan “Visi” yang harus dikembangkan oleh perusahaan kita.
2. Aspek Strategis.
Aspek strategi ini merupakan penjabaran yang lebih rinci kedalam rencana kerja yang lebih
bersifat jangka menengah (biasanya 5 tahunan) guna merealisasikan apa yang sudah
dirumuskan oleh rencana global di atas. Dalam tahap strategis ini kita harus mampu untuk
memikirkan berbagai alternatif strategi yang mungkin dapat kita lakukan untuk
merealisasikan rancangan global, dengan tetap memperhatikan SWOT yang ada pada
organisasi.
3. Aspek Operasional.
Aspek operasional merupakan aspek yang bersifat jangka pendek atau tahunan, atau bahkan
kurang dari setahun. Rencana operasional ini akan menjabarkan secara operasional serta rinci
terhadap rencan strategis. Operasionalisasi terhadap strategi yang dipilih dan ditetapkan harus
ditindak lanjuti dalam bentuk keterampilan atau keahlian yang harus dikuasai, bentuk-bentuk
latihan yang harus dilaksanakan, alat-alat macam apa yang harus disiapkan, begitu pula siapa
personalis yang harus melakukannya dan sebagainya.
2.2 Matriks SWOT
Menurut Rangkuti, matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif
strategis.
5
Internal
Eksternal
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
Peluang (Opportunity) STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Ancaman (Threats) STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang menggunakan
keukatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang meninimalkan
kelemahan dan menghindari
ancaman/rencana pencegahan ancaman
luar karena kelemahan
Tabel 2.1 Matriks SWOT (Rangkuti, 2006)
Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas:
1. Strategi SO (Strength and Opportunity).
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran organisasi, yaitu dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
2. Strategi ST (Strength and Threats).
Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (Weakness and Oppurtunity).
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT (Weakness and Threats).
Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2.3 Pengamatan Lingkungan
Sebelum perusahaan dapat memulai perumusan strategi, manajemen harus mengamati
lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi kesempatan dan ancaman yang mungkin terjadi.
Pengamatan lingkungan adalah pemantauan, pengevaluasian dan penyebaran informasi dari
6
lingkungan eksternal kepada orang-orang kunci dalam perusahaan. Pengamatan lingkungan
adalah alat manajemen untuk menghindari kejutan strategis dan memastikan kesehatan
manajemen dalam jangka panjang. Penelitian menunjukkan hubungan yang positif antara
pengamatan lingkungan dengan laba (Hunger, 2003).
2.3.1 Variabel Lingkungan
Menurut Hunger, dalam melakukan pengamatan lingkungan, manajer strategis pertama-tama
harus mengetahui berbagai variabel yang ada dalam lingkungan sosialndan lingkungan kerja.
Lingkungan sosial termasuk kekuatan umum yang secara tidak langsung berhubungan dengan
aktivitas-aktivitas organisasi jangka pendek tetapi dapat sering kali dapat mempengaruhi
keputusan jangka panjang, yaitu:
1. Kekuatan Ekonomi yang mengatur pertukaran material, uang, energi, dan informasi
2. Kekuatan Teknologi yang menghasilkan penemuan pemecahan masalah
3. Kekuatan Hukum-Politik yang mengalokasikan kekuasaan dan menyediakan pemaksaan
dan perlindungan hukum dan aturan-aturan
4. Kekuatan Sosiokultural yang mengatur nilai-nilai, adat istiadat dan kebiasaan lingkungan
Lingkungan kerja termasuk elemen-elemen atau kelompok yang berpengaruh langsung pada
perusahaan dan pada gilirannya akan mempengaruhi oleh perusahaan. Lingkungan ini terdiri dari
pemerintah, komunitas lokal, pemasok, pesaing, pelanggan, kreditur, tenaga kerja/serikat buruh,
kelompok kepentingan khusus dan asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja perusahaan umumnya
adalah industri dimana perusahaan dioperasikan. Manajer yang memonitor baik lingkungan sosial
mapun kerja untuk mendeteksi faktor-faktor strategis yang besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan dan kegagalan perusahaan.
2.3.2 Analisis Lingkungan Internal
Menurut Jatmiko, analisis lingkungan internal disebut juga analisis kekuatan dan kelemahan
perusahaan, analisis kapabilitas dan budaya organisasi, atau kadang juga disebut analisis jati diri
organisasi/perusahaan merupakan analisis mengenai sumberdaya perusahaan, dan peluang-
peluang industri. Adapun identifikasi faktor yang terdapat dalam lingkungan internal perusahaan
adalah sebagai berikut:
1. Aspek Pemasaran.
Pemasaran adalah proses penentuan, pengantisipasian, penciptaan, dan pemenuhan
keinginan dalam kebutuhan pelanggan atas produk atau jasa.
7
2. Aspek Keuangan dan Akuntansi.
Kondisi keuangan seringkali dipertimbangkan sebagai ukuran yang terbaik kekuatan ata
posisi persaingan perusahaan dan daya Tarik utama bagi para investor. Penetapan
kekuatan dan kelemahan keuangan organisasi/perusahaan merupakan hal yang penting
dalam formulasi strategi secara efektif.
3. Aspek Sumber Daya Manusia.
Sumber daya manusia merupakan faktor lingkungan internal dalam perusahaan yang
menjalankan seluruh aktivitas-aktivitas di dalam perusahaan. Perusahaan dapat bekerja
dengan baik apabila memiliki sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas, keahlian
dalam bersaing, dan manajemen yang baik.
4. Aspek Produksi/Operasi dan Peneliti Pengembangan.
Aktivitas-aktivitas produksi merupakan gambaran bagian terbesar dari sumberdaya
manusia dan modal suatu organisasi. Penelitian dan pengembangan secara spesifik juga
mempengaruhi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perusahaan yang yang sedang
menerapkan strategi pengembangan produk membutuhkan fungsi R&D yang kuat.
5. Aspek Sistem Informasi.
Sistem informasi merupakn suatu istilah yang berhubungan dengan mekanisme formal
dimana setiap organisasi sebaiknya menggunakan sistem informasi untuk memperoleh
informasi tentang lingkungan eksternal yang relevan dan tentang kapabilitas internal
organisasi itu sendiri.
2.3.3 Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan Eksternal bisa dikatakan sebagai komponen-komponen atau variabel lingkungan
yang berada atau berasal dari luar organisasi/perusahaan. Komponen tersebut cendrung berada di
luar jangkauan organisasi, artinya organisasi/perusahaan tidak bisa melakukan intervensi
terhadap komponen-komponen tersebut. Komponen itu lebih cenderung diperlukan sebagai
sesuatu yang given atau sesuatu yang mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana
organisasi berkompromiatau menyiasati komponen-komponen tersebut. (Dirgantoro, 2004)
Menurut Jatmiko, analisis lingkungan eksternal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Lingkungan Eksternal Makro. Faktor-faktor lingkungan eksternal adalah terdiri dari:
a. Faktor Fisik.
8
Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal-balik antara perusahaan dengan
lingkungan hidupnya atau ekologinya.
b. Faktor Ekonomi.
Faktor ekonomi mencakup tingkat inflasi, tingkat bunga, defisit atau surplus
neraca perdagangan, defisit atau surplus anggaran, tingkat simpanan pribadi,
tingkat simpanan perusahaan dan produk domestic bruto.
c. Faktor Sosial.
Faktor ekonomi mencakup wanita dalam angkatan kerja, variasi dalam angkatan
kerja, perilaku atas kualitas kerja, pertimbangan mengenai lingkungan dalam
prepensi mengenai karakteristik produk dan jasa.
d. Faktor Politik dan Hukum.
Faktor politik dan hukum mencakup hukum perpajakan, filosofi, hukum pelatihan
tenaga kerja, kebijakan dan filosofi pendidikan.
e. Faktor Teknologi.
Faktor teknologi mencakup inovasi produk, inovasi proses, aplikasi pengetahuan,
fokus pada penelitian pengembangan yang didukung pemerintah maupun swasta,
dan teknologi komunikasi baru.
f. Faktor Demografis.
Faktor demografis mencakup besarnya populasi, struktur usia, distribusi geografi,
komposisi etnis, dan distribusi pendapatan.
2.2.4. Lingkungan Eksternal Mikro
Menurut Jatmiko, lingkungan industri disebut juga dengan lingkungan kompetitif yang
merupakan lingkungan eksternal yang paling penting bagi kebanyakan manajer dan perumusan
manajemen stratejik suatu perusahaan untuk dianalisis secara mendalam. Lingkungan eksternal
mikro merupakan lingkungan eksternal yang dimana perusahaan mempunyai sedikit kemampuan
untuk mengendalikan atau mempengaruhi yang dapat dilihat pada gambar 2.1.
9
Gambar 2.1 Kekuatan Pesaing Industri (Jatmiko, 2004)
Kekuatan persaingan industri terdapat beberapa unsur antara lain:
1. Ancaman Pendatang Baru.
Pendatang baru dalam suatu industri biasanya membawa dan menambah kapabilitas baru,
keinginan mendapatkan pangsa pasar (market share), dan juga sumberdaya baru. Berat
ringannya ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan masuk dan reaksi dari para
pesaing yang telah ada dimana pendatang baru akan memasuki industri tinggi dan pendata
tersebut. Jika hambatan masuk ke industry atau pasar baru dapat dikalahkan oleh para
pesaing yang telah ada, maka perusahaan secara nyata tidak akan mendapatkan ancaman
serius dari pendatang baru.
2. Kekuatan Pemasok (Powerful Of Suppliers).
3. Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk memproduksi
barang atau menyediakan jasa oleh industri atau perusahaan. Apabila pemasok mampu
mengendalikan perusahaan dalam hal penyediaan input, sedang industri tidak mempunyai
kemampuan untuk mengendalikan pemasok maka posisi tawar industri menjadi lemah
dan sebaliknya posisi tawar menjadi kuat.
4. Kekuatan Pembeli/Pelanggan (Power of Buyers).
Dalam pembelian terdapat dua jenis pelanggan yang dimaksud yaitu yang terdiri dari
pelanggan individual dan pelanggan organisasi. Dalam industri tertentu mungkin terdapat
beberapa perantara pelanggan antara indusrtri atau pemakai akhir atau konsumen akhir,
10
namun juga ada industri atau perusahaan yang menjual secara langsung kepada konsumen
akhir.
5. Ancaman Produk Pengganti.
Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan/pembeli dan akan
mengurangi keuntungan perusahaan.
6. Pesaing Dalam Industri.
Analisis pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai apakah organisasi tersebut dapat
bersaing dengan sukses di dalam atau pasar yang memberikan peluang-peluang
keuntungan.
11
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konseptual
Dalam analisis SWOT kerangka operasional merupakan urutan langkah menemukan sebuah
strategi yang sesuai antara capabilities dan environment suatu organisasi atau perusahaan.
Berikut ini merupakan gambaran kerangka operasional SWOT, yaitu:
Gambar 3.1 Gambaran Kerangka Konseptual SWOT
Dari Gambar 3.1 diatas dapat diketahui bahwa gambaran kerangka operasional SWOT dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Operasional sebuah analisis SWOT diawali dengan mengidentifikasi faktor internal yaitu,
Strength dan Weakness serta, faktor eksternal yaitu, Opportunity dan Threats suatu
organisasi,
2. Melakukan pembobotan dan ranking dari beberapa variabel yang mempengaruhi, kemudian
merubahnya kedalam bentuk matrik sehingga bisa menentukan posisi suatu organisasi atau
perusahaan tersebut berada di kuadran mana,
3. Membuat kesimpulan dan pemilihan strategi yang tepat yang sesuai dengan capabilities dan
environment. Agar suatu organisasi atau perusahaan tersebut mampu bersaing dengan
kompetitior yang lainnya.
4. Merealisasikan strategi tersebut dalam suatu tindakan/kegiatan
3.2 Kerangka Operasional
Kerangka Operasional atau Kerangka Kerja adalah kerangka yang menyatakan tentang urutan
langkah dalam melaksanakan penelitian. Dalam analisis SWOT kerangka operasional merupakan
Identifikasi Faktor Internal
Rencana Aksi/KegiatanPemilihan Strategi
Pembobotan dan Ranking
Identifikasi Faktor Internal
12
urutan langkah menemukan sebuah strategi yang sesuai antara capabilities dan environment suatu
organisasi
Gambar 3.2 Gambaran Kerangka Operasional SWOT
3.2.1 Identifikasi Variabel dan Indikator SWOT
Adapun variabel yang dapat digunakan dalam identifikasi faktor ekternal dan internal meliputi
variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas
atau variabel X adalah variabel yang sering juga disebut variabel stimulus, predictor, antecedent.
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam analisis
SWOT ini adalah meliputi empat unsur penyusun SWOT, yaitu Strenght sebagai X1, Weaknesses
sebagai X2, Opportunities sebagai X3 dan Threats sebagai X4.
Contoh variabel bebas adalah:
Kekuatan (Strengths):
1. Ketersediaan tablet Fe dan kapsul Vitamin A cukup
2. Kabupaten/kota sudah membentuk Pusat Pemulihan Gizi (Therapeutic Feeding Center/TFC)
3. Dukungan peraturan pemerintah tentang ASI eksklusif, Gerakan Nasioanl Percepatan
Perbaikan Gizi
4. Semua rumah sakit umum daerah sudah memiliki Tim Asuhan Gizi
Kelemahan (Weakness):
1. Jumlah nutrisionis di puskesmas maupun rumah sakit terbatas
2. Tenaga kesehatan yang terlatih tata laksana gizi buruk masih terbatas
3. Sosialisasi gerakan nasional sadar gizi masih rendah
4. Cakupan ASI eksklusif masih jauh dibawah target
Rencana Kegiatan
Membuat kesimpulan dan memilih strategi berdasasar posisi kuadran
Menentukan posisi organisasi pada kuadran SWOT
Melakukan Skoring atas faktor eksternal dan internal
Mengidentifikasi Faktor Eksternal :1. Peluang2. Ancaman
Mengidentifikasi Faktor Internal :1. Kekuatan2. Kelemahan
13
5. Cakupan kunjungan balita di posyandu (D/S) masih jauh dari target
Peluang (Opportunities):
1. Adanya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) untuk mendukung akselerasi perbaikan gizi
pada 1000 hari pertama kelahiran
2. Adanya Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) untuk mendukung cakupan ASI eksklusif
3. Dukungan dari Tim Penggerak PKK Provinsi
4. Adanya organisasi profesi Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
Ancaman (Threats):
1. Data menunjukkan bahwa 36% kasus gizi disebabkan oleh kesalahan pola asuh di masyarakat
2. Belum semua tempat kerja dan tempat umum menyediakan ruang laktasi
3. Budaya masyarakat yang salah tentang pemberian makanan pada bayi dan anak
4. Kepatuhan kader dalam melakukan pencatatan program gizi masih rendah
Variabel terikat (dependent variable) atau variabel Y adalah sering juga disebut dengan
variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam analisis
SWOT ini adalah strategi kompetetif.
14
BAB IV
LANGKAH PENGUKURAN
4.1. Langkah Pengukuran SWOT
Dalam melakukan analisis SWOT perlu melakukan beberapa tahapan dari penganalisaan itu
sendiri. Dengan demikian akan membantu untuk merumuskan analisis dengan mudah dan teratur.
Tahapan ini dimulai dari penentuan variabel yang mendukung dan diperlukan oleh organisasi
atau perusaahaan tersebut hingga menentukan strategi apa yang dapat digunakannya sesuai
dengan posisinya dalam kuadran SWOT sehingga didapatkan solusi yang tepat. Adapun tahapan
pengukurah analisis SWOT yaitu:
1. Mengidentifikasi variabel yang berhubungan dengan organisasi
Pada langkah awal ini dilakukan identifikasi variabel yang berhubungan dengan
keberlangsungan organisasi, baik variabel yang mendukung, mengancam maupun yang
dibutuhkannya. Variabel disini adalah sebuah karakteristik, angka, atau kuantitas yang
bertambah atau berkurang dari waktu ke waktu atau mengambil yang berbeda nilai dalam
situasi yang berbeda.
2. Mengklasifikasikan variabel internal atau eksternal.
Dari variabel yang telah ditentukan pada langkah pertama, maka dilangkah ini variabel
akan diklasifikasikan atau dikelompokkan sesuai dengan varibel ini berasal. Apakah
variabel tersebut datangnya dari dalam organisasi, yang disebut variabel internal. Atau
variabel tersebut berasal dari luar organisasi tersebut, yang disebut variabel eksternal.
3. Menentukan bobot tiap variabel
Bobot adalah persentase pentingnya suatu variabel atau indikator dalam sebuah
organisasi. Total bobot masing-masing analisa adalah 100 atau 1. Bobot dapat ditentukan
oleh Top Manager atau kelompok manajer yang berdiskusi dalam penentuan bobotnya.
4. Menentukan skala atau rating tiap variabel.
Skala adalah penilaian yang diberikan untuk kondisi atau keadaan yang sudah berjalan
dalam organisasi.
5. Menentukan nilai atau score dari setiap aspek SWOT
Nilai adalah perkalian antara bobot dengan skala yang akan menjadi ukuran untuk
menentukan posisi organisasi secara umum.
15
6. Menghitung strength posture dan competitive posture.
Langkah ini merupakan tahap perhitungan komulatif dari varibel tiap faktor yang telah
didapatkan nilai atau score dari hasil perkalian bobot dengan skala tadi. Perhitungan
strength posture dan competitive posture bertujuan untuk menetukan posisi titik ordinat
organisasi dalam grafik SWOT.
Strenght posture adalah perhitungan komulatif nilai atau score dari variabel faktor
internal yang telah didapatkan dengan rumus:
Sedangkan competitive posture adalah perhitungan komulatif nilai atau score dari variabel
faktor ekstenal yang telah didapatkan pula dengan rumus:
7. Menggambarkan ordinat pada kuadran SWOT untuk mengetahui posisi. Langkah
selanjutnya dalam analisis SWOT adalah menggambarkan posisi dari organisasi tersebut
kedalam kuadran SWOT. Terdapat dua penggambaran dalam tahap ini. Yang pertama
yaitu penggambaran daerah posisi terluas dengan menempakan titik ordinat tiap aspek
SWOT sesuai dengan nilai atau score masing aspek. Jadi, ada titik ordinat strength,
ordinat weakness, ordinat opportunity dan ordinat threat yang kemudian ditarik garis
putus-putus. Dan berguna untuk mengetahui aspek mana yang perlu dipertahankan serta
diminimalisir dari organisasi atau perusahaan tersebut. Sedangkan penggambaran yang
kedua adalah penempatan ordinat perhitungan komulatif nilai variabel tiap faktor internal
maupun faktor eksternal yang sebelumnya telah kita hitung yaitu hasil dari strength
posture dan competitive posture. Penggambaran ini berguna untuk mengetahui posisi
organisasi dalam kuadran serta dalam daerah terluas dari aspek SWOT.
8. Menentukan strategi dan solusi untuk organisasi.
Setelah diketahui posisi organisasi dalam kuadran SWOT maka dpat diketahui strategi
yang harus digunakan oleh organisasi tersebut. Apakan strategi OS, strategi ST, strategi
WT ataupun WO yang cocok untuk keadaan organisasi tersebut. Setelah mengetahui
menggunakan strategi apa maka dapat pula ditentukan solusi penggunaan metoda
manajemen yang akan digunakan dalam menjalankan organisasi tersebut.
Strength posture: S + (-W)
Competitive posture: O + (-T)
16
4.2. Analisis SWOT
4.2.1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns, (1992)
menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (peluang dan
tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (kekuatan dan kelamahan).
Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan
antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Eksternal
Internal
OPPORTUNITY THREATS
STRENGTHComparative
AdvantageMobilization
WEAKNESSDivestment/
investmentDamage Control
Tabel 4.1 Matriks SWOT
Dari Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bagaimana Matriks SWOT tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1. Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan
kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.
2. Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya
mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak
ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah
peluang.
3. Sel C: Divestment atau Investment
17
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi
seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat
meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk
menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk
dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
4. Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan pertemuan
antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang
salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil
adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari
yang diperkirakan.
4.2.2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan
Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce and Robinson (1998) agar diketahui secara
pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total perkalian
skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor
a. Masing-masing poin faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah
poin faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi penilaian terhadap poin
faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian
namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti
skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang paling tinggi.
b. Masing-masing poin faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya,
penilaian terhadap satu poin faktor adalah dengan membandingkan tingkat
kepentingannya dengan poin faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya
adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya poin faktor)
dibagi dengan banyaknya jumlah poin faktor).
2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T
(e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara
perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y.
18
3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
Gambar 4.1 Matriks Kuadran SWOT
Dari Gambar 4.1 diatas dapat diketahui bagaimana Matriks kuadran SWOT yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap
sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
2. Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga
diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya
bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya.
3. Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan
19
untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk
dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
4. Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal
organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk
meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin
terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
Eksternal
Internal
OPPRTUNITY
1……
2……
3……
THREATS
1……
2……
3……
STRENGTH
1….
2….
3….
Strategi SO
Gunakan S untuk
memanfaatkan O
Strategi ST
Gunakan S untuk
menghindari T
WEAKNESS
1….
2….
3….
Strategi WO
Atasi W dengan
memanfaatkan O
Strategi WT
Minimalkan W
dan hindari T
Tabel 4.2 SWOT Strategic Issue
Dari analisis seluruh faktor internal dan eksternal yang ada, menurut matrik pada tabel 4.4
dapat dihasilkan empat macam strategi organisasi dengan karakteristiknya masing-masing, yakni
sebagai berikut:
1. Strategi SO adalah strategi yang harus dapat menggunakan kekuatan sekaligus
memanfaatkan peluang yang ada.
20
2. Strategi WO adalah strategi yang harus ditunjukkan untuk mengurangi kelemahan yang
dihadapi dan pada saat yang bersamaan memanfaatkan peluang yang ada.
3. Strategi ST adalah strategi yang harus mampu menonjolkan kekuatan guna mengatasi
ancaman yang mungkin timbul.
4. Strategi WT adalah strategi yang bertujuan mengatasi hambatan serta meminimalkan
dampak dari ancaman yang ada
4.3. Simulasi Excel SWOT
4.3.1 Permasalahan Penanggulangan Masalah Gizi
Dalam simulasi SWOT ini, topik bahasan yang diambil adalah Strategi Meningkatkan
Penanggulangan Masalah Gizi di Jawa Timur.
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x
Rating
Keterangan
Kekuatan
1. Ketersediaan tablet Fe dan
kapsul Vitamin A cukup
0.75 4 3
2. Kabupaten/kota sudah
membentuk Pusat Pemulihan
Gizi (Therapeutic Feeding
Center/TFC)
0.75 4 3
3. Dukungan peraturan pemerintah
tentang ASI eksklusif, Gerakan
Nasioanl Percepatan Perbaikan
Gizi
0.5 4 2
4. Semua rumah sakit umum daerah
sudah memiliki Tim Asuhan Gizi
0.5 3 1.5
Jumlah Skor Kekuatan X X 9.5
Kelemahan
1. Jumlah nutrisionis di puskesmas
maupun rumah sakit terbatas
0.5 2 1
2. Tenaga kesehatan yang terlatih
tata laksana gizi buruk masih
0.3 2 0.6
21
terbatas
3. Sosialisasi gerakan nasional
sadar gizi masih rendah
0.5 3 1.5
4. Cakupan ASI eksklusif masih
jauh dibawah target
0.2 2 0.4
5. Cakupan kunjungan balita di
posyandu (D/S) masih jauh dari
target
0.4 2 0.8
Jumlah Skor Kelemahan X X 4.3
Selisih (Kekuatan+Kelemahan) X X 5.2
Tabel 4.3. Matrik Faktor Strategi Internal
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa total skor kekuatan (strength) lebih tinggi dari skor
kelemahan (weakness) sehingga selisihnya bernilai positif yang berarti bahwa Dinas Kesehatan
mempunyai kemampuan dalam melakukan kreatifitas dan inovasi dalam penanggulanan masalah
gizi di Provinsi Jawa Timur.Selain faktor internal di atas, Renstra Dinas Kesehatan juga disusun
dengan melihat berbagai faktor eksternal lainnya berupa peluang (opportunity) yang mungkin
dapat dikembangkan, dan mengidentifikasi berbagai ancaman (threats) yang mungkin timbul.
Faktor eksternal tersebut dapat dilihat dalam matriks EFAS (External Strategic Factors Analysis
Summary) pada tabel 4.4
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x
Rating
Keterangan
Peluang
1. Adanya kelompok pendukung
ASI (KP-ASI) untuk mendukung
akselerasi perbaikan gizi pada
1000 hari pertama kelahiran
0.3 3 0.9
2. Adanya Asosiasi Ibu Menyusui
Indonesia (AIMI) untuk
mendukung cakupan ASI
eksklusif
0.5 3 1.5
3. Dukungan dari Tim Penggerak
PKK Provinsi
0.5 2 1
22
4. Adanya organisasi profesi
Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(PERSAGI)
0.3 4 1.2
Jumlah Skor Peluang X X 4.6
Ancaman X X X
1. Data menunjukkan bahwa 36%
kasus gizi disebabkan oleh
kesalahan pola asuh di
masyarakat
0.2 3 0.6
2. Belum semua tempat kerja dan
tempat umum menyediakan
ruang laktasi
0.2 2 0.4
3. Budaya masyarakat yang salah
tentang pemberian makanan
pada bayi dan anak
0.5 3 1.5
4. Kepatuhan kader dalam
melakukan pencatatan program
gizi masih rendah
0.2 3 0.6
Jumlah Skor Ancaman X X 3.1
Selisih (Peluang+Ancaman) X X 0.5
Tabel 4.4 Matrik Faktor Strategi Eksternal
Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa total skor peluang (opportunity) lebih tinggi dari
skor ancaman (threats) sehingga selisihnya bernilai positif yang berarti bahwa Dinas Kesehatan
memiliki cara yang baik dalam meminimalisir berbagai kemungkinan timbulnya tantangan dan
ancaman dalam penanggulangan masalah gizi di Provinsi Jawa Timur.
23
4.3.2 Contoh Program Pelaksanaan
Ideas That Leverage Internal Strengths So We Can Maximize Our Opportunties
Ideas To Correct Our Internal Weaknesses In Order To Maximize Our Opportunities
Memberdayakan masyarakat dalam peningkatan cakupan ASI eksklusif Meningkatkan jumlah nutrisionis bekerjasama dengan institusi pendidikan gizi
Melakukan penguatan terhadap tim pangan dan gizi Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam penanganan gizi buruk
Akselerasi perbaikan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan gizi buruk dan stunting
Ideas That Leverage Internal Strengths So We Can Overcome Ideas To Correct Our Internal Weaknesses In Order To Overcome Mendorong penyediaan ruang laktasi di tempat kerja dan tempat umum sesuai dengan PP 33/2012
melakukan sosialisasi pemberian makanan pada bayi dan anak untuk merubah pola asuh dan budaya masyarakat
Meningkatkan peran serta masyarakat daam keamanan pangan meningkatkan jumlah nutrisionis melalui peningkatan status puskesmas menjadi BLUD
Meningkatkan cakupan pemulihan gizi buruk melalui pembentukan TFC di puskesmas perawatan
Gambar 4.3 Simulasi Program SWOT dalam Microsoft Excel
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil yaitu posisi Renstra Dinas Kesehatan
berada di kuadran I (positif, positif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat sehingga
kemungkinan besar program yang akan dikembangkan untuk 5 (lima) tahun kedepan dapat
diakomodir oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur untuk menanggulangi permasalahan
gizi yang terjadi.
5.2 Saran
Saran strategi yang diberikan adalah memberdayakan masyarakat untuk secara sadar mulai
menanggulangi permasalah gizi di mulai dari lingkungan terdekatnya, namun Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur juga dituntut untuk berperan aktif sebagai fasilitator untuk menunjang
proses pemberdayaan masyarakat sehingga nantinya dapat diharapkan masyarakat akan mandiri
25
DAFTAR PUSTAKA
Thompson, AA and Strickland III, AJ. 1993. Strategic management: concept and cases. 7th ed.
New York: Richard D. Irwin,inc.
Benson, BE. Strategi and competition analysis.
Dess, GG. Lumpkin, GT and Taylor, ML. 2005. Strategic management. 2nd ed. New York:
McGraw-Hill.
Dirgantoro, C. 2001. Manajemen Strategi. Jakarta. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Freddy Rangkuti. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia. Jakarta
Fred, D. 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Gitosudarmo, HI. 2001. Manajemen Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka
Hunger, JD and Wheelen, TL. 2000. Manajemen Srategis. Prentice Hall.
Jatmiko, RD. 2004. Manajemen Strategik. UMM Press. Malang.
Jogiyanto. 2005. Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif. Penerbit Andi Offset.
Yogyakarta.
Kearns, KP. 1992. “From Comparative Advantage to Damage Control: Clarifying Strategic
Issues Using SWOT Analysis,” Nonprofit Management and Leadership, Vol. 3, No. 1.
New York: Henry Holt University
Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran, terjemahan Hendra Teguh, edisi keduabelas,
cetakan kedua, Penerbit: Prenhalindo, Jakarta
Kurtz, D. L. 2008. Principle of Contemporary Marketing. Stamford: South-Western Educational
Publishing.
Robinson, P. 1997 Manajemen Stratejik Formulasi, Implementasi dan Pengendalian Jilid I,
Jakarta: Binarupa Aksara
Pearce II, JA and Robinson JR, JB. 1998. Strategic Management. 3rd ed. USA: Richard D. Irwin,
Illinois.