Swamed Kelp 3
-
Upload
andi-dian-permana -
Category
Documents
-
view
466 -
download
21
Transcript of Swamed Kelp 3
DOSEN MATA KULIAH : Dr. Hj. Latifah Rahman, DESS, Apt
MATA KULIAH : Swamedikasi
MAKALAH
OBAT KULIT, GATAL, ALERGI, DAN JERAWAT
O L E H :
KELOMPOK III
KELAS A
Andi Dian Permana N21110012
Arie Arizandi K N21110013
Nirwana N21110014
Inul Hajar S. Ali N21110015
Almustikah N21110016
PROGRAM STUDI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2010
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, masalah kulit yang terjadi pada masyarakat semakin
meningkat. Kurangnya sanitasi kebersihan dan minimnya air bersih turut
mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat termasuk penyakit kulit. Faktor
lain yang mempengaruhi timbulnya penyakit kulit juga didukung tingkat
kelembaban yang tinggi akibat pengaruh curah hujan. Timbulnya penyakit
kulit yang diderita masyarakat dan banyaknya tayangan media yang
menonjolkan produk terbaik sebagai sumber informasi tentang obat,
pengobatan dan pemakaiannya secara tepat memotivasi masyarakat untuk
memilih pengobatan sendiri sebagai salah satu cara untuk mengatasi
keluhan yang ditimbulkan.
Sistem pengobatan sendiri atau sering disebut sebagai swamedikasi
adalah Pelayanan obat non-resep oleh Apoteker kepada pasien yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong
dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan secara tepat, aman, dan
rasional. Oleh sebab itu peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE
(komunikasi, informasi dan edukasi) serta pelayanan obat kepada
masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan pengobatan sendiri.
Obat untuk swamedikasi meliputi obat-obat yang dapat digunakan tanpa
resep yang meliputi obat wajib apotek (OWA), obat bebas terbatas (OBT) dan
obat bebas (OB).
Melalui makalah ini kita akan membahas lebih dalam mengenai cara
mengatasi penyakit kulit, gatal, alergi dan jerawat dengan memakai obat kulit,
gatal, alergi, dan jerawat dalam bentuk obat modern dan herbal / tradisional
secara swamedikasi atau berdasarkan tehnik pengobatan sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obat kulit
- Uraian Kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian
tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Fungsi
perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan
pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu
tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin
untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari. Kulit merupakan
suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan tubuh lainnya,
kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih banyak dari aliran
darah, begitu pula dalam pengeluaran karbondioksida yang lebih banyak
dikeluarkan melalui aliran darah. Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam
kulit dan pengeluaran karbondioksida dari kulit tergantung pada banyak faktor
di dalam maupun di luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu, komposisi
gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit,
tekanan gas di dalam darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan
vitamin dan hormon di kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulit dan
pemakaian bahan kimia pada kulit. Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di
berbagai daerah tubuh sangat berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas,
berhubungan erat dengan tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di masing-
masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki,
kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya merupakan pencerminan
penyesuaiannya kepada fungsinya masing - masing. Kulit di daerah – daerah
tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya dengan lapisan
bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksa yang
ada di dalam lapisan kulitnya. Pada permukaan kulit terlihat adanya alur-alur
atau garis-garis halus yang membentuk pola yang berbeda di berbagai
daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap orang, seperti yang ada pada
jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki atau dikenal dengan pola
sidik jari (dermatoglifi).
1. Struktur kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1. Kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar,
2. Kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan
3. Jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis
atau subkutis) Sebagai gambaran, penampang lintang dan
visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar. Bagian – Bagian Kulit
Kulit Ari (epidermis)
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar ketebalan epidermis berbeda-
beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter
misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis
berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut.
Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis
karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan
antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis
ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
a. Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis yang
paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam.
Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti,
tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin
yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten
terhadap bahan-bahan kimia. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus
berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing
capacity atau kemampuan memperbaiki diri.
b. Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier, terletak
tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung
lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari
protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen
sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya).
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit
berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam
protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri
atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-
jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling
berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Sel-sel di bagian lapis
taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap
mitosis. Kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas;
inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam
amino dan glutation.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) merupakan
lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder)
dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel
torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya.
Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan
dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan
metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam
lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-
sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel
tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells,
melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit
Stratum corneum
Stratum lucidum
Stratum granulosum Stratum spinosum
Stratum germinativum
Gambar Penampang Lapisan Kulit Ari (Epidermis)
Kulit Jangat (dermis)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar
minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak
rambut (muskulus arektor pili). Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua
macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit.
a. Kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet
yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit
membentuk pori-pori keringat. Kelenjar keringat mengatur suhu badan
dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi
dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
- Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan
jernih, yaitu keringat yang mengandung 95–97% air dan
mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida,
granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolism
seluler.
- Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak,
puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur
(anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna
keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang.
b. Kelenjar palit
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan
dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang
bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Pada umumnya, satu
batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar
sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut.
Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah
dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-
cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat.
Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga
benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh
dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak
bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling
tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam
jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi
banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta
makin kehilangan kontur.
2. Gangguan-gangguan kulit:
Gangguan–gangguan kulit banyak sekali terdapat di Indonesia dan
setiap orang pernah dihadapi dengan gejala-gejala seperti panu, kutu air
di kaki, kadas, kurap dan lain-lain. Gangguan fungsi kulit dan struktur kulit
atau dapat disebut sebagai kerusakan kulit dapat dibagi dalam tiga
kelompok yaitu:
a. Kerusakan kulit akut, adalah kerusakan atau luka yang masih baru,
dengan tanda-tanda antara lain bengkak, berdarah, melepuh, dan
gatal.
b. Kerusakan kulit sub-akut, adalah gangguan fungsi dan struktur kulit,
yang telah terjadi antara 7-30 hari, dengan tanda-tanda antara lain
bengkak yang makin parah dan sudah mempengaruhi lainnya.
c. Kerusakan kulit kronik, adalah gangguan fungsi dan struktur kulit yang
telah lama terjadi dan hilang serta timbul kembali, dari beberapa bulan
sampai bertahun-tahun. Biasanya kulit menjadi tebal, keras, dan retak-
retak.
Jenis Penyakit Kulit yang dapat diswamedikasi dibagi menjadi:
a) Disebabkan infeksi oleh bakteri :
- Bisul (furunkulosis), merupakan infeksi yang disebabkan infeksi
pada folikel rambut oleh bakteri S aureus . Gejala-gejalanya dapat
ditunjukkan dengan timbulnya bintik merah dan meradang (abses)
yang terasa nyeri pada tempat yang infeksi, yang merupakan pusat
fluktuasi yang merupakan puncak pustule. Begitu inti bagian tengah
nekrosis hancur, maka secara bertahap rasa sakit akan hilang.
Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut dapat menggunakan
pengobatan antibakteri misalnya dengan menggunakan triklosan
2% dan pemberian flukloksasin.
- Eritrasma, merupakan infeksi yang disebabkan infeksi oleh bakteri
gram positif, Corynebacterium Minitissimum. Gejala-gejalanya dapat
ditunjukkan dengan Eritrasma atau bercak berwarna merah sampai
kecoklatan pada kulit yang timbul di daerah intertrigonesa atau
daerah lipatan seperti lipat paha, dan daerah payudara. Pengobatan
untuk mengatasi gejala tersebut dengan pengobatan antibakteri
misalnya dengan imidazol topical, asam fusidat topical atau
pemberian eritromisin oral selama 2 minggu.
b) Disebabkan infeksi oleh Virus :
- Kutil, merupakan neoplasma jinak epidermis yang disebabkan oleh
virus dari kelompok human papillomavirus (HPV). Gejala-gejalanya
dapat ditunjukkan dengan timbulnya kutil atau tonjolan seperti
kembang kol yang terutama sering terdapat pada tangan, biasanya
sering terdapat pada anak-anak dan usia dewasa. Kutil dapat
menyebar berkelompok atau timbul disekitar kuku. Pengobatan
untuk mengatasi gejala tersebut dapat diobati dengan obat yang
dioles yang mengandung asam salisilat atau glutardehid atau
dengan cara lain seperti dengan semprotan nitrogen cair.
- Herpes simplek, disebabkan oleh Herpes Virus Homonis (HSV)
berdasakan antigennya ada dua tipe : tipe I merupakan tipe klasik
yang berhubungan yang lebih di kenal dengan sariawan (cold
sore/stomatis) pada bibir dan muka.Tipe II berhubungan dengan
genital. Gejala herpes dapat ditunjukkan dengan adanya erosi yang
terasa perih dan nyeri pada mukosa kulit maupun di bibir.
Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut dapat diobati dengan
obat yang dioles atau topikal yang mengandung asiklovir 5% obat
ini digunakan untuk mencegah replikasi virus, bukan untuk
membunuhnya dan tidak untuk menyembuhkan.
c) Disebabkan infeksi oleh Jamur biasanya menyebabkan penyakit pada
manusia antara lain adalah dermatofit (Dermatophyte yang berarti
tumbuhan jamur). Jamur serupa ragi Candida albicans, yang
meyebabkan infeksi jamur. Penyakit akibat infeksi jamur diantaranya:
- Kutu air ( Tinea Pedis), disebabkan oleh jenis jamur Tricophyton
dan merupakan infeksi jamur Dermatophytose yang paling banyak
timbul. Gejala-gejalanya dapat ditunjukkan dengan gatal diantara
jari kaki kemudian terbentuk gelembung yang lalu pecah dan
mengeluarkan cairan, kulit menjadi lunak dan terkelupas, sehingga
membuka peluang bagi infeksi sekundar oleh kuman. Penyebaran
melalui penggunaan bersama kamar mandi dan ruang ganti,
adapun sumber infeksinya adalah serpihan kulit yang terkelupas.
Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut dengan krim
mikonazol atau salep whitifild (benzoate 5%, salisilat 5% dalam
lanolin dan vaselin) dapat juga digunakan griseofulvin atau
ketokonazole untuk peroral.
- Kuku kapur (Anychomycose), Yang bercirikan kuku menebal, kuku
keras, dan mudah patah, berwarna keputih-putihan, dan ada
kalanya tidak lurus, terlebih bila sirkulasi darah di jari-jari tidak baik.
Pengobatan : tebinafin oral 1 kali sehari 250 mg.
- Panu (Tinea Versicolor) merupakan infeksi jamur yang ditandai
dengan adanya bercak putih di kulit, dengan berbagai ukuran dan
warna, ditutupi sisik halus dengan disertai gatal-gatal (Macula), atau
tanpa keluhan kosmetik. Penyebabnya adalah masalah Malassezia
Fufur suatu jamur yang terdiri dari kelompok sel dengan Hypen
pendek diatas kulit. Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut
dapat dilakukan dengan memoleskan bercak-bercak dengan
laurutan salisilat 5-10 % dalam spritus atau menggunakan
ketokonazole selama 2-3 minggu.
- Ketombe (Dandruff, Pityriasis Capitis), bercirikan terlepasnya
serpih-serpih berlebihan dari kulit kepala yang biasanya disertai
gatal-gatal. Menurut perkiraan, penyerpihan meningkat disebabkan
oleh jamur Pityrosporum Ovale. Pengobatan untuk mengatasi gejala
tersebut dapat dilakukan dengan shampo yang mengandung
selensulfida 2,5%, dan piroctone olamine (Oktopiroc).
- Sariawan (Candidiasis mulut), Merupakan infeksi mulut dengan
gejala luka perih dan bercak-bercak putih pada mukosa mulut serta
lidah, yang dapat menjalar ke tenggorokan dan oseophagus. Ciri
lain adalah berupa radang di sudut mulut (cheilitis). Pengobatan
untuk mengatasi gejala tersebut secara efektif dapat dilakukan
dengan flukonazol secara oral, pilihan yang kedua itranozal dan
ketokonazol oral, dan pilihan yang ketiga adalah tablet isap
amfoterisin.
- Eksim (Dermatitis), adalah suatu reaksi kulit yang ditandai dengan
radang dan gatal, bisa disebabkan oleh alergi pada detergen atau
sabun cuci lainnya. Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut
dapat menggunakan obat seperti kortikosteroid topical Ictamol salep
yang dioleskan 1-3 kali sehari.
Pengobatan secara tradisional:
1. Bisul: dapat diobati dengan daun kamboja (Plumeria acuminata
Ait.) Cuci bersih daun kamboja, lalu dipanaskan hingga layu. Olesi
dengan minyak kelapa lalu tempelkan pada bisul.
2. Herpes Simplek: diobati dengan daun kelor (Moringa oleifera
Lamk.) Daun kelor ditumbuk halus dengan kapur, lalu balurkan
pada pada kulit.
3. Eksim: diobati dengan daun dan batang kemuning (Murayya
paniculata L) Rebus daun dan batang kemuning dengan air
secukupnya. Cuci bagian yang sakit dengan air rebusan.
4. Panu: diobati dengan daun ketepeng cina (Cassia alata L.).
Lumatkan satu genggam daun ketepeng cina segar, lalu
tambahkan sedikit tawas/1 sendok makan kapur sirih. Gosokkan
campuran ini dengan kuat pada kulit yang sakit dua kali sehari.
5. Ketombe: diobati dengan buah mengkudu (Morinda citrifolia L.).
cuci bersih 3 buah mengkudu masak, lau diparut. Tambahkan air,
aduk hingga rata sampai menjadi bubur. Balurkan bubur mengkudu
di kulit kepala hingga merata, biarkan kering lalu dibilas dengan air
hingga bersih. Lakukan 3 kali seminggu sampai rasa gatal dikepala
hilang.
6. Sariawan: diobati dengan daun ketepeng cina (Cassia alata L.) cuci
bersih 4 lembar daun ketepeng cina, lalu ditumbuk dengan garam
secukupnya. Lalu diperas airnya, dan diminum. Ampasnya
dibuang.
B. Obat gatal
Gatal merupakan suatu gejala yang timbul akibat adanya alergi
pada permukaan kulit dapat akibat banyaknya kontak zat alergen dan
gigitan nyamuk. Gatal (pruritus) adalah suatu perasaan yang secara
otomatis menuntut penggarukan. Penggarukan terus-menerus bisa
menyebabkan kemerahan dan goresan pada kulit yang selanjutnya akan
menyebabkan bertambahnya rasa gatal. menyebabkan terbentuknya
jaringan parut dan penebalan kulit. Gatal-gatal merupakan salah satu
penyakit yang banyak diderita masyarakat, maka sering dianggap remeh.
Namun jika gatal-gatal dibiarkan bisa menjadi infeksi sekunder pada kulit.
Melihat bentuk gatal-gatal pada kulit biasanya langsung diketahui
penyebabnya.
Gatal disebabkan oleh:
a. Obat. Bermacam-macam obat dapat menimbulkan gatal, terutama
obat sistemik, seperti obat-obat golongan pinisilin, sulfonamide,
analgesic dan diuretic
b. Makanan, berupa protein atau bahan lain yang dicampurkan dalam zat
warna, penyedap rasa atau bahan pengawet dapat menimbulkan
alergi.
c. Gigitan atau sengatan serangga, dapat menimbulkan gatal tepat
disekitar gigitan yang biasanya akan hilang sendiri.
d. Kontakan, yang sering menimbulkan gatal adalah kutu binatang, air
liur binatang, dan tumbuh-tumbuhan serta bahan kosmetik.
e. Trauma Fisik, dapat disebabkan karena faktor dingin atau panas
seperti : sinar matahari, sinar UV, ataupun radiasi, keringat, pijatan
demam, dan emosi dapat juga menyebabkan gatal fisik.
f. Trauma Psikis (jiwa), dapat memicu timbulnya gatal, misalnya
ketakutan dan teringat akan gatal, justru akan menimbulkan gatal.
g. Penyakit. Beberapa penyakit yang sering disertai gatal antara lain
hepatitis, demam, reumatik, kanker, penyakit hati dan urtikaria
pigmentasi.
Swamedikasi gatal-gatal:
Sebelum diambil tindakan pengobatan sendiri, sebaiknya dilakukan
tindakan pencegahan yaitu: menjauhkan dari faktor-faktor penyebab
tersebut di atas serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Pengobatan sendiri diarahkan hanya terhadap penanggulangan
keluhan gatal tanpa mempengaruhi sebab-sebabnya. Untuk maksud ini
umumnya digunakan obat-obat sebagai berikut:
1. Zat-zat antigatal. Biasanya dalam bentuk sediaan cairan kocok, yang
mengandung mentol, kamfer atau fenol. Obat-obat ini biasanya
tercampur dengan sengoksida atau kalamin dengan daya
mengerutkan. Sediaan-sediaan ini berefek menyejukkan sebab
adanya penguapan air dari permukaan kulit, yang merupakan
kelebihan sediaan-sediaan ini dibandingkan dengan bentuk serbuk.
Suatu obat lain dengan khasiat antigatal kuat adalah crotamiton yang
juga bekerja sebagai antikudis.
2. Antihistamin, biasanya yang tersedia bebas yaitu dalam bentuk
krem/lotion dengan zat aktif prometazin, difenhidramin, dan turunan
klorfenoksamin. Untuk gatal-gatal dibanyak tempat sekaligus dari
tubuh sebaiknya digunakan dalam bentuk tablet sebab lebih praktis
dan efektif. Obat-obat yang tersedia bebas adalah prometazin,
feniramin, deksklorfeniramin, dimetinden.
Pengobatan dengan antihistamin tidak selalu berhasil baik,
karena disamping histamin masih terdapat beberapa mediator lainnya
yang dapat menimbulkan urticaria.
3. Kortikoid. Untuk gangguan gatal yang lebih parah dapat menggunakan
kortikoid. Karena efek sampingnya, penggunaan kortikoid dibatasi
hanya untuk gatal-gatl yang parah seperti ekzim. Dapat digunakan
krem hidrokortison asetat 1%, hidrokortison butirat 0,1%.
Pengobatan dengan herbal
1. Daun Trengguli (Cassia fistula L.). Hancurkan daun trengguli muda,
gosokkan pada bagian yang terserang hingga bebas dari gatal-gatal.
2. Buah dan biji srikaya (Annona squamosa) mentah. Tumbuk dan peras
srikaya mentah (1 buah) bubuhkan sarinya pada gigitan nyamuk, 3 x
sehari hingga gatalnya hilang.
3. Daun cocor bebek (kalanchoe pinnata). Tumbuk dan peras 5-10
lembar daun, gosokkan pada gigitan yang gatal 3 x sehari.
C. Obat alergi
Alergi (Lat. = berlaku berlainan) adalah kepekaan berbeda
terhadap suatu antigen exogen atas dasar proses imunologi. Pada
dasarnya reaksi imun tersebut berfungsi melindungi organisme
terhadap zat-zat asing yang menyerang tubuh. Bila suatu protein asing
(antigen) masuk berulang kali kedalam aliran darah seseorang yang
berbakat hipersensitif , maka limfosit B (disamoing IgG dan IgM ) IgE
ini, yang juga disebut regain, mengikatkan diri pada membrane mast-
cell tanpa menimbulkan gejala.
Histamine adalah suatu hasil pertukaran zat alami yang
terdapat dimana-mana diseluruh tubuh, dengan bentuk bebas dalam
otak dan darah. Dalam keadaan terikat terutama dalam sel-sel mast
antara lain terdapat di saluran napas, selaput lendir hidung dan mata
serta kulit. Dalam keadaan normal kadar histamin dalam darah rendah
sehingga tidak menimbulkan efek-efek tersebut. Nanti apabila histamin
dilepaskan berlebihan oleh mast cells akibat reaksi alergi, terjadilah
gejala-gejala alergi seperti penyempitan cabang tenggorokan,
penurunan tekanan darah serta gatal-gatal.
Alergen
Imunogen adalah zat yang mampu menimbulkan respons imun
spesifik berupa pembentukan antibodi atau kekebalan selular, atau
keduanya. Antigen adalah zat yang mampu bereaksi dengan antibodi
atau sel T yang sudah sensitif. Imunogen selalu bersifat antigenik
tetapi antigen tidak perlu imunogenik, misalnya hapten, kecuali kalau
bergabung dengan protein. Alergen adalah antigen khusus yang
menginduksi reaksi hipersensitivitas tipe cepat dan dapat dibagi dalam
2 kelompok, yaitu alergen protein lengkap dan alergen dengan sel
molekul rendah (hapten).
a. Alergen protein lengkap, Alergen yang terdiri dari protein lengkap
mampu merangsang pembentukan IgE tanpa bantuan zat lain
karena mempunyai determinan antigen yang dikenal sel B dan
gugus karier yang merangsang makrofag dan sel T untuk
mengembangkan aktivasi sel B. Yang termasuk kelompok ini
misalnya serbuk sari, bulu binatang, ATS (serum antitetanus) dan
ADS (serum antidifteri).
b. Alergen dengan berat molekul rendah. Kelompok ini tidak dapat
menimbulkan respons antibodi berupa IgE karena hanya berfungsi
sebagai hapten. Biasanya hapten harus berikatan dengan protein
jaringan atau protein serum in vivo membentuk kompleks hapten-
karier untuk dapat menimbulkan respons antibodi IgE. Yang
termasuk kelompok ini misalnya adalah obat-obatan.
Faktor-Faktor Penyebab Alergi
Alergi didapatkan melalui beberapa factor, diantaranya adalah
factor keturunan. Bila ayah, ibu atau saudara mengalami alergi. Dan
kemungkinan itu bias terjadi antara 50-70%. Tetapi penyakit alergi
yang dialami bias berbeda dengan dialami oleh orang tuanya, karena
yang diturunkan bukan penyakitnya, tetapi bakat alerginya. Kalau
orang tuanya asma, belum tentu anaknya asma, kmungkinan mata
gatal-gatal atau kulit bengkak.
Faktor kedua adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
Reaksi alergi muncul setelah beberapa kali terpapar allergen, yaitu
zat yang dapat menimbulkan alergi. Allergen masuk kedalam tubuh
melalui makan, minuman, hirupan, suntikan, ataupun sentuhan
(tempelan). Contoh allergen yang berupa makanan yaitu susu, telur,
coklat, ikan laut, dan lain-lain. Contoh allergen yang berupa hirupan
yaitu debu rumah, spora jamur, tepung sari rumput, serpihan kulit
binatang, seperti : anjing, kucing, kuda, atau bahan-bahan untuk
keperluan industri
Gejala-gejala alergi:
Biasanya ditandai dengan system imun tubuh menurun,
biasanya muncul demam, ruam pada kulit dan tersa gatal pada
permukaan tubuh yang alergi. Dapat juga terdapat keluhan lain
seperti keluhan-keluhan pada lambung (mual, muntah, diare atau
sembelit, kurang nafsu makan), keluhan pada saluran pernapasan
(hidung mampat, sesak napas), atau gangguan kulit lainnya seperti
ekzim, duran, kaligata).
Swamedikasi alergi:
Sebelum melakukan swamediksi ada baiknya jika dilakukan
pencegahan terhadap alergi. Sangat penting untuk memperhatikan
kebersihan rumah khususnya kamar tidur, terutama kasur. Pakaian
juga harus disimpan didalam lemari serta tidak meletakkan tanaman
bunga/pohon hias di kamar tidur. Selain itu juga, konta dengan hewan
peliharaan juga harus dibatasi.
Guna mengatasi alergi, dapat digunakan obat-obat pilihan
pertama seperti antihistamin dalam bentuk tablet, sirup, tetes hidung
dan tetes mata. Sebagai obat bebas terbatas tersedia sejumlah
tablet/sirup misalnya prometazin, feniramin, deksklorfeniramin.
Tetes hidung yang mengandung antihistamin seperti
dimentinden yang dikombinasi dengan fenilefrin. Antihistamin lainnya
yaitu metinden dan triprolidin. Selain itu juga dapat digunakan
oksatomida yang dapat menstalisir mast cell. Terfenadin dan astemizol
memiliki dapat diberikan hanya 2x sehari sebab durasinya panjang
serta tidak menimbulkan efek sedasi. Jika alerginya parah dokter
dapat memberikan kortikoid dalam bentuk tablet, semprot hidung atau
tetes mata.
Pengobatan dengan obat herbal
Jintan hitam (Nigella sativa L.)
Minyak nigellone yang diisolasi dari Habbatussauda, Penelitian yang
dilakukan tahun 1993 membuktikan kristal dari niggelone memberikan
efek suppressive. Kristal-kristal ini dapat menghambat protemkinase
C, sebuah zat yang memicu pelepasan histamin. Ia melakukan
pengujian terhadap 600 orang yang mederita alergi. Hasilnya cukup
meyakinkan 70 % yang mederita alergi terhadap, sebuk, jerawat
sembuh setelah diberi minyak Nigella (Habbatussauda’)
d. Obat jerawat
Masalah paling sering terjadi pada kulit berminyak adalah jerawat,
meskipun tidak tertutup kemungkinan timbul pada jenis kulit lain. Pada
dasarnya jerawat disebabkan oleh tumbuhnya kotoran dan sel kulit mati
yang mengakibatkan folikel dan pertumbuhan sebum terhambat.
Produksi minyak pada kulit biasanya disalurkan melalui folikel rambut.
Jerawat sangat umum terdapat pada anak-anak masa pubertas dan
dianggap fisiologis oleh karena perubahan hormonal.. Selain perubahan
hormonal, kesalahan memilih kosmetik juga dapat menyebabkan
timbulnya jerawat. Kurang lebih 90% remaja, wanita dan pria terkena
jerawat dan biasanya menghilang sebelum usia mencapai 20 tahun tetapi
dapat pula berlangsung terus. Perkecualian, jerawat juga sering dialami
oleh wanita dewasa yang menjadi akseptor KB dengan pil bahkan pada
wanita saat memasuki masa menopause. Jerawat timbul di daerah
sebore yaitu daerah kulit yang mengandung lebih banyak kelenjar palit di
daerah kulit yang lain. Daerah sebore terdapat pada daerah hidung, pipi,
dahi dan dagu serta di dada dan punggung.
Penyebab Jerawat
Adapun penyebab jerawat yaitu ;
1. Faktor Internal
- Hormonal
- Genetik/keturunan
- Stres/Emosi
2. Faktor Eksternal
- Makanan berlemak
- Makanan yang bersifat merangsang ( pedas & alkohol )
- Kosmetik
- Kuman jerawat
- Kebersihan kulit
Gejala timbulnya jerawat :
1. Peningkatan produksi sebum.
2. Munculnya kondisi abnormal karena bakteri atau jamur sering kali
menimbulkan rasa sakit.
3. Terjadi penebalan jaringan terkadang menjadi benjolan kecil.
4. Peningkatan hormon estrogen.
Proses timbulnya jerawat:
a) Pada kulit yang semula dalam kondisi normal, sering kali terjadi
penumpukan kotoran dan sel kulit mati karena kurangnya perawatan
dan pemeliharaan, khususnya pada kulit yang memiliki tingkat
reproduksi minyak yang tinggi. Akibatnya saluran kandung rambut
(folikel) menjadi tersumbat.
b) Sel kulit mati dan kotoran yang menumpuk tersebut kemudian terkena
bakteri acne, maka timbulah jerawat.
c) Dalam waktu tertentu, jerawat yang tidak diobati akan mengalami
pembengkakan (membesar dan berwarna kemerahan), disebut
papule.
d) Bila peradangan semakin parah, sel darah putih mulai naikke
permukaan kulit dalam bentuk nanah (pus), jerawat tersebut disebut
pastules. Jerawat radang terjadi akibat folikel yang ada di dalam
dermis mengembang karena berisi lemak padat, kemudian pecah,
menyebabkan serbuan sel darah putih ke area folikel sebasea,
sehingga terjadilah reaksi radang. Peradangan akan semakin parah
jika kuman dari luar ikut masuk ke dalam jerawat akibat perlakuan
yang salah seperti dipijat dengan kuku atau benda lain yang tidak
steril. Jerawat radang mempunyai ciri berwarna merah, cepat
membesar, berisi nanah dan terasa nyeri.
e) Bila jerawat mengandung nanah, lemak dan cairan-cairan lain berarti
jerawat sudah berada pada kondisi terparah, disebut cyst.
f) Bila Cyst tidak terawat, maka jaringan kolagen akan mengalami
kerusakan sampai pada lapisan dermis, sehingga kulit/wajah menjadi
bopeng (Scar).
Jenis - jenis jerawat:
1) Akne Juvenil. Muncul pada masa pubertas. Penyebabnya adalah
masalah hormonal yang belum stabil dalam memproduksi sebum.
Akne juvenil dirawat dengan menggunakan sabun ber-pH seimbang
atau sabun bayi transculent.
2) Akne Vulgaris adalah jenis jerawat yang berbentuk komedo, yang
timbul pada kulit berminyak. Perawatan jerawat ini dengan penguapan
hingga kulit cukup kenyal dan lembab. Kemudian jerawat diambil
dengan sendok una dan olesi dengan krim jerawat atau acne lotion,
biarkan semalam baru dibilas dengan air hangat pada keesokan
harinya
3) Akne Rosacea, yaitu jerawat yang muncul pada wanita yang berusia
30 hingga 40 tahun, tandanya mula-mula jerawat akan tampak
kemerahan kemudian menjadi radang hingga menimbulkan sisik di
lipatan hidung. Perawatan kulit yang terkena akne jenis ini biasanya
dengan penguapan, kompres air panas atau penyinaran dengan lampu
infra merah agar jerawat cepat kering.
4) Akne Nitrosica, merupakan jenis jerawat yang sangat berbahaya
karena akan menimbulkan lubang atau bopeng. Tahap yang terjadi
sudah termasuk tahap akhir yang memerlukan penanganan khusus
dokter ahli kulit.
Pencegahan timbulnya jerawat:
1. Makanan, seringkali dikatakan bahwa makanan berlemak seperti
goreng-gorengan, daging babi, keju, coklat dan kacang-kacangan
dapat meningkatkan kecenderungan timbulnya jerawat.
2. Kosmetika, ketika menggunakan make-up sebaiknya setelahnya
segera dibersihkan terutama jika menggunakan krem dan bedak,
karena produk tersebut dapat menyumbat pori-pori. Selain itu, harus
dihindari kosmetik yang berlemak misalnya emulsi.
3. Obat-obatan, beberapa jenis obat diketahui dapat memacu timbulnya
jerawat. Misalnya, fenitoin, luminal, vitamin A dalam kadar tinggi,
steroid dan INH. Selain itu, garam-garam iodida dan bromida juga
menimbulkan jerawat.
4. Stress, faktor steress juga dapat menimbulkan jerawat.
Swamedikasi jerawat:
1. Jerawat dengan peradangan ringan dapat diobati sendiri dengan
krem/lotio bebas yang mengandung asam salisilat atau resorsin atau
belerang.
2. Keratolotika. Obat-obat ini dapat melarutkan lapisan tanduk yang
menyumbat pori, sehingga dapat mencegah terbentuknya komedo.
Selain itu obat-obat ini juga bersifat bakteriostatik, seperti resorsin,
asam salisilat dan benzoylperoksida.
3. Jerawat dengan peradangan berat, harus dikonsultasikan dengan
dokter. Beberapa preparat akne mengandung antibiotic topical, seperti
erythromycin, clindamycin, dan neomycin, dengan atau tanpa
kombinasi dengan benzoyl peroxide, dan harus disimpan didalam
lemari es. Preparat ini umumnya bekerja dengan cara membersihkan
kulit dari bakteri. Antibiotik biasanya digunakan dalam kombinasi
dengan obat lain yang dapat mencegah penyumbatan folikel.
4. Derivate vitamin A atau retinoid dapat membantu mencegah
penyumbatan pori-pori untuk menghilangkan jerawat derajat sedang
sampai berat dengan cara menormalkan pertumbuhan kulit. Derivate
retinoid, seperti tretinoin atau isotretinoin, diketahui efektif untuk kulit
yang sangat berminyak cenderung berjerawat. Obat-obat ini dapat
dikombinasikan dengan produk anti akne lainnya, seperti benzoyl
peroxide dan antibiotic oral. Dapat menyebabkan efek samping yang
bermakna pada beberapa orang termasuk cacat bawaan pada bayi
bila dikonsumsi 1-3 bulan sebelum atau selama kehamilan. Selain itu
juga dapat menyebabkan kekeringan pada kulit dan mata sehingga
untuk mengatasinya dibutuhkan pelembab yang tidak mengandung
minyak dan tetes sebagai pelumas.
5. Preparat topical nicotinamide dapat digunakan untuk mengobati
jerawat yang meradang.
6. Kontrasepsi oral membantu meniadakan efek androgen pada akne.
Senyawa ini mengandung kombinasi hormone seperti cyproterone dan
ethinylestradiol, yang lebih efektif dibandingkan kombinasi lain dalam
membersihkan akne.
7. Kortikosteroid dapat disuntikkan langsung pada lesi akne yang sangat
meradang untuk membantu penyembuhannya.
Pengobatan Jerawat secara Tradisional:
Pengobatan jerawat secara tradisional ini menggunakan bahan
alami yang mudah didapat dan dengan biaya yang relatiif terjangkau.
Jenis pengobatan alternatif ini terdiri atas :
1. Temulawak (Curcuma xanthorizha Roxb.) 5 iris, daun mimba 7 lembar,
dan pegagan 30 gram. Semua bahan direbus dengan 5 gelas air
hingga tersisa menjadi 2 gelas. Hasil rebusan tersebut diminum 2 kali
sehari masing-masing 2 gelas. Selama proses penyembuhan,
penderita jerawat, hindari mengkonsumsi makanan berlemak, minyak
hewani, santan, otak, telur, kacang tanah, jeroan dan makanan pedas.
2. Daun sirih (Piper betle L.) sebanyak 5-10 lembar, kemudian direbus
dengan 2 gelas air dalam wadah tertutup. Setelah mendidih, angkat
dan diamkan. Ramuan ini gunakan untuk mencuci muka berjerawat,
sebaiknya dilakukan secara rutin menjelang tidur dan sehabis
bepergian.
3. Setengah siung bawang putih (Allium sativum L.), seruas jari kunyit
dan sebutir kentang ukuran sedang tambah mentimun dan lidah
buaya. Semua bahan dihaluskan dan dicampur hingga rata. Ramuan
ini dioleskan ke seluruh permukaan kulit berjerawat sebagai masker,
biarkan selama 30 menit, kemudian bilas dengan air hangat, disusul
dengan air dingin.
4. Sebuah jeruk nipis (Citrus auratifolia) diperas dan sebuah mentimun
atau bengkuang, dihaluskan dan diperas diambil airnya, kemudian
campurkan. Oleskan campuran bahan ke seluruh permukaan kulit
wajah sebagai masker, biarkan selama 30 menit kemudian bilas
dengan air hangat. Lakukan secara teratur 2 hari sekali. Jika jerawat
terasa perih, pemakaian dihentikan.
5. Bunga melati (Jasminum sambac L.)sebanyak 20 kuntum, 2 jari asam
jawa, 2 sdm sari jeruk nipis dan belerang sebesar kelereng, dicampur
dan ditumbuk halus, kemudian oleskan pada kulit wajah berjerawat
pada pagi dan malam hari sebelum tidur Ramuan ini dapat
menyebabkan jerawat mengempis.
6. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) 5 buah dan air garam
secukupnya ditumbuk halus kemudian airnya dioleskan pada kulit
yang berjerawat dua kali sehari pada pagi dan malam hari sebelum
tidur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. “Anatomi dan Fisiologi Kulit” http://pharzone.com. Di akses 23 September 2010.
2. Dalimartha, S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid Ketiga. Trubus Agriwidya. Jakarta. 2003. Hal. 78,79.
3. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik. “Penggunaan obat bebas dan bebas terbatas”. http://www.binfar.depkes.go.id. Di akses 23 September 2010.
4. Hariana H. “Tumbuhan Obat dan Khasiatnya”. Penebar swadaya. Jakarta. 2002. Hal 7, 25, 51,114,118
5. Harper, J. “Acne Vulgaris”. Medicine. http://www.emedicine.com diakses 1 oktober 2010.
6. Pediatric klinik. “Anafilaksis” (http://id.klinikpediatri.org/wiki/Alergi), diakses 3 Oktober 2010.
7. Tan, Hoan Tjay dan Kirana, R. Swamedikasi. Depkes RI. Jakarta. 1993. Hal 167-171, 174-176, 180-181, 186-189
.