SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN...

61
i SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN KEAMANAN DI PUSKESMAS DAN KLINIK MITRA BPJS MENURUT PERSPEKTIF PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Laporan Penelitian ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Disusun oleh : Mochammad Billy Adam 1113103000040 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M

Transcript of SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN...

Page 1: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

i

SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN,

KENYAMANAN, DAN KEAMANAN DI PUSKESMAS

DAN KLINIK MITRA BPJS MENURUT PERSPEKTIF

PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Disusun oleh : Mochammad Billy Adam

1113103000040

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2016 M

Page 2: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan
Page 3: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan
Page 4: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan
Page 5: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillahirabbil a’lamin segala puja dan puji syukur atas kehadirat

Allah SWT yang telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sangat sempurna

dan melimpahkan rahmat serta ridho-Nya kepada kita semua, shalawat serta salam

semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, mas permatanya kota mekkah,

jantung hatinya Siti Aminah, yang membawa kita dari zaman gelap gulita ke

zaman yang terang benderang dialah kekasih Allah Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Dengan rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

laporan penelitian dengan judul “ SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN,

KENYAMANAN, DAN KEAMANAN DI PUSKESMAS DAN KLINIK

MITRA BPJS MENURUT PRESPEKTIF PASIEN JAMINAN

KESEHATAN NASIONAL” Penyusunan laporan penelitian ini dapat

terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof.Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Keseharatan UIN Jakarta,

2. dr. Achmad Zaki,Sp.OT, M.Epid selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter,

3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

Studi Pendidikan Dokter 2013,

4. dr. Risahmawati, Ph.D dan dr.Jono Ulomo, Sp.PK selaku pembimbing

pertama dan kedua saya yang selalu membimbing, mengajarkan,

memfasilitasi, dan menyemangati.

Page 6: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

vi

5. Kedua orang tua saya, H.Achmad Zaeni, S.E dan Hj.Nurlaila, S.Pd yang

selalu memberikan kasih sayang yang tulus, cinta, semangat, dan doa yang

tak pernah putus yang membuat saya kuat dalam melakukan penelitian ini.

6. Kakak tercinta, Mochammad Zia Ulhaq, S.Kom.I yang selalu

mengingatkan saya akan pentingnya solat menggunakan ilmu dan

pentingnya doa orangtua apalagi seorang Ibu, serta selalu memberikan

semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Adik Tercinta, Ananda Ayu islami dan Anindya Aulia Tajriani yang selalu

perhatian kepada saya dan selalu memberikan support serta motivasi saya

untuk menyelesaikan penelitian ini.

8. Seluruh keluarga tercinta yang ada di rumah yang selalu memberikan doa

serta motivasi semangat untuk menyelesaikan penelitian ini.

9. Sepupu terhebat, Nende, Ali Monek, Idan maplane, Adhi Febriawan.

10. Teman Spesial, Mutiara Pratama Putri semoga sebentar lagi menjadi

teman hidup amin, dia yang selalu memberikan support, motivasi,

perhatian, kasih sayang, dan selalu mengingatkan agar saya tidak malas

dalam mengerjakan skripsi.

11. Sahabat – sahabat terhebat, Babang Deny, Mas Kamsoi, Rifai Syarif, Iqbal

Dzaky, Sisjufri, Yusuf Abdul, Agung Sapta, Eway , Hasan Cabol, Bang

Egar, Mufti Dop, Yuda Belerioso, Surya Alvarez, Dzeko Capae, Yusran

Coise, Fachri Coise, Rizal bangher, Firman Suit, Agus Aza.

12. Seluruh petugas di Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Pisangan, Klinik

Makmur Jaya 1 dan Klinik Makmur Jaya 2.

13. Teman sekelompok dan seperjuangan penelitian Muhammad Rafdi Akbar,

Muhanmmad Fajar Ihsan yang telah menyemangati, membantu, dan

berjuang bersama di dalam penelitian ini.

14. Semua responden yang telah bersedia untuk menjalani penelitian ini.

15. Seluruh mahasiswa PSKPD UIN Jakarta angkatan 2013.

16. Serta untuk semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Page 7: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

vii

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat

kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan penulis

terima demi laporan penelitian yang lebih baik. Penulis berharap penelitian ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Penulis akhiri, semoga

segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasam dari

Allah SWT sang maha pengasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ciputat, 8 Desember 2016

Penulis

Page 8: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

viii

ABSTRAK

Mochammad Billy Adam. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.

Survei gambaran kebersihan, kenyamanan, dan keamanan di puskesmas dan

klinik mitra BPJS menurut prespektif pasien jaminan kesehatan nasional

Latar Belakang : Kepuasan pasien dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.

Kebersihan, kenyamanan, dan keamanan fasilitas kesehatan mempengaruhi

kepuasan pasien. Belum ada penelitan yang membahas tentang prespektif pasien

mengenai kebersihan, kenyamanan, dan keamanan di puskesmas dan klinik mitra

BPJS di Kota Tangerang Selatan.

Tujuan : Mengetahui gambaran kebersihan, kenyamanan, dan keamanan di

puskesmas dan klinik mitra BPJS yang berada di Tangerang Selatan melalui

survei pasien jaminan kesehatan nasional.

Metode : Observasional dengan pendekatan potong lintang. Responden terdiri

dari 96 pasien. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random

sampling. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah pasien yang telah

menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang berkunjung di Puskesmas

Pisangan, Puskesmas Ciputat Timur Klinik Makmur Jaya dan Klinik Makmur

Jaya II.

Hasil : Dari tujuh tempat yang diteliti, pada aspek kebersihan sebesar 84,8%

mayoritas menjawab cukup bersih dan sebesar 7,6% menjawab sangat bersih. Dari

tujuth tempat yang diteliti, pada aspek keamanan sebesar 84.5% mayoritas

menjawab cukup aman dan sebesar 8,3% responden menjawab sangat aman. Dari

tujuh tempat yang diteliti, pada aspek kenyamanan sebesar 84.7 % mayoritas

menjawab cukup nyaman dan sebesar 6.7 % responden menjawab sangat nyaman.

Kesimpulan : Puskesmas dan klinik mitra BPJS di Kota Tangerang Selatan

tergolong bersih dengan persentase 92,5% mayoritas responden mengatakan

bersih. Puskesmas dan klinik mitra BPJS di Kota Tangerang Selatan tergolong

aman dengan persentase 92,8% mayoritas responden mengatakan aman.

Puskesmas dan klinik mitra BPJS di Kota Tangerang Selatan tergolong nyaman

dengan persentase 91,4% mayoritas responden mengatakan nyaman.

Kata Kunci : Kebersihan, Kenyamanan, Keamanan, Peserta Jaminan Kesehatan

Nasional

Page 9: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

ix

ABSTRACT

Mochammad Billy Adam. Medical and Professional Studies Program Doctor.

Survey overview of cleanliness, comfort, and safety in health centers and

BPJS partner clinics according to the perspective of national health

insurance patients

Background: Patient satisfaction is influenced by various factors. Cleanliness,

comfort, and safety of health facilities affect patient satisfaction. There is no

research that discusses perspective of patients regarding cleanliness, comfort, and

safety in health centers and BPJS partner clinics in South Tangerang City.

Objectives: To overview the cleanliness, comfort, and safety in health centers and

BPJS partner clinics who were in South Tangerang through patient surveys of

national health insurance.

Methods: Observational with cross sectional approach. Respondents consisted of

96 patients. The Sampling technique used cluster random sampling. In this study,

sample who used is the patient who has participated in the National Health

Insurance who visit the health center Pisangan, East Ciputat health center,

Makmur Jaya I Clinic and Makmur Jaya II Clinic.

Results: From seven placeswere investigated, on hygiene of 84.8% majority

answered quite clean and 7.6% answered very clean. From seven places were

investigated, in the safety aspect of 84.5% majority answered quite safe and by

8.3% of respondents answered very safe. From seven places were investigated, in

the comfort aspect of 84.7% majority answered quite comfortable and amounted

6.7% of respondents answered very comfortable.

Conclusion: Health centers and BPJS partner clinics in South Tangerang

relatively clean with a percentage of 92.5% majority of respondents reported

clean. Community health centers and BPJS partner clinics in South Tangerang

city is safe with a percentage of 92.8% majority of respondents reported safe.

Community health centers and BPJS partner clinics in South Tangerang quite

comfortable with a percentage of 91.4% majority of respondents reported

comfortable.

Keyword : Cleanliness, Comfort, Safety , JKN member

Page 10: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

x

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3

1.4.1 Untuk Institusi ........................................................................ 3

1.4.2 Untuk Peneliti ......................................................................... 3

1.4.3 Untuk Peneliti lain .................................................................. 3

1.4.5 Untuk Perguruan Tinggi ......................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

2.1 Landasan Teori ........................................................................................... 4

2.2 BPJS Kesehatan ......................................................................................... 4

2.3 Jaminan Kesehatan Nasional ..................................................................... 5

2.3.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan ................................................ 5

2.3.2 Puskesmas............................................................................... 6

2.3.3 Klinik ...................................................................................... 8

2.4 Kepuasan .................................................................................................... 10

2.4.1 Aspek yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien ....................... 11

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien ....................... 12

2.5 Dimensi Keamanan, Kenyamanan, dan Kebersihan .................................. 12

2.6 Kerangka Teori .......................................................................................... 15

2.7 Kerangka Konsep ....................................................................................... 16

2.8 Definisi Operasional .................................................................................. 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 19

3.1 Desain Penelitian........................................................................................ 19

3.2 Lokasi dan Tempat Penelitian .................................................................... 19

Page 11: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

xi

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................. 19

3.4 Kriteria Penelitian ...................................................................................... 19

3.5 Besar Sampel.............................................................................................. 20

3.6 Cara Kerja Penelitian ................................................................................. 20

3.7 Cara Pengumpulan Data............................................................................. 21

3.7.1 Alat dan Instrumen ................................................................. 21

3.7.2 Jenis Data................................................................................ 21

3.7.3 Pengumpulan Data.................................................................. 21

3.7.4 Alur Penelitian ........................................................................ 22

3.7.5 Analisa Data ........................................................................... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 24

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 24

4.2 Hasil ......................................................................................................... 24

4.2.1 Data dan Jumlah Responden yang disebarkan ....................... 26

4.2.2 Karakteristik Responden ........................................................ 26

4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................................... 27

4.3.1 Hasil Uji Kualitas Data ........................................................... 27

4.3.1.1 Hasil Uji Validitas ............................................................... 28

4.3.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................... 29

4.4 Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 30

4.4.1 Kebersihan .............................................................................. 30

4.4.2 Keamanan ............................................................................... 34

4.4.3 Kenyamanan ........................................................................... 38

4.4.4 Klinik dan Puskesmas............................................................. 40

4.5 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 41

4.6 Kelebihan Penelitan ................................................................................... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 42

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 42

5.2 Saran ......................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 43

LAMPIRAN ..................................................................................................... 47

DAFTAR TABEL

Tabel 2.7 Definisi Operasional ........................................................................ 17

Tabel 4.1 Kuesioner yang disebarkan kepada Responden .............................. 25

Tabel 4.2 Karakteristik Responden ................................................................. 26

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas ........................................................................... 29

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 30

Page 12: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5 Kerangka Teori ........................................................................... 15

Gambar 2.6 Kerangka Konsep ....................................................................... 16

Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 24

Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur .................................. 27

Gambar 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................ 28

Gambar 4.4 Distribusi Jawaban Mengenai Kebersihan ................................. 30

Gambar 4.5 Distribusi Jawaban Mengenai Keamanan................................... 34

Gambar 4.6 Distribusi Jawaban Mengenai Kenyamanan............................... 38

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Validasi ...................................................................... 51

Lampiran 2 Riwayat Hidup Penulis .............................................................. 53

Page 13: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

1

BAB I

1.1 Identifikasi Masalah

Jaminan kesehatan adalah suatu jaminan perlindungan kesehatan bagi

individu yang mendaftarkan diri sebagai peserta untuk mendapatkan manfaat

kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada

setiap peserta yang telah membayarkan iurannya atau iurannya dibayarkan oleh

pemerintah.1

Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah suatu

keadaan seseorang yang mempunyai fisik, mental dan keadaan sosial yang baik

serta terbebas dari penyakit dan kelemahan fisik. Keinginan seseorang dalam

mencapai standar kesehatan yang tinggi adalah salah satu hak dasar setiap

manusia tanpa membedakan ras, agama, keyakinan politik, kondisi ekonomi atau

sosial.2

Untuk memenuhi kebutuhan dalam hal kesehatan setiap warga negara,

Indonesia mempunyai suatu program pemerintah yang dinamakan Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN). JKN merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi

kesehatan sosial yang bersifat wajib dan dikelola menggunakan prinsip gotong

royong.3 Pelaksanaan program JKN mewajibkan semua peserta membayar iuran.

Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6

(enam) bulan di Indonesia, dan telah membayar iuran.1

Seiring dengan dimulainya JKN pada 1 Januari 2014, semua program

jaminan kesehatan yang telah dilaksanakan pemerintah tersebut (Askes PNS, JPK

Jamsostek, TNI, Polri, dan Jamkesmas), diintegrasikan ke dalam satu Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).4

BPJS Kesehatan merupakan suatu badan hukum yang dibentuk oleh

pemerintah untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Dalam hal ini

program yang dijalankan ialah program JKN. Berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan (Permenkes) nomor 71 tahun 2013 menyatakan bahwa Puskesmas,

klinik, praktik dokter, maupun rumah sakit kelas D merupakan fasilitas kesehatan

tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.1

Data yang diambil

1

Page 14: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

2

dari situs resmi BPJS Kesehatan RI, jumlah peserta BPJS per 18 November 2016

mencapai 170.954.111 jiwa.2 Dengan semakin bertambahnya peserta BPJS

Kesehatan Puskesmas dan klinik yang fungsinya sebagai fasilitas kesehatan

tingkat pertama tentunya berusaha meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan

pasien.5 Tingkat kepuasan pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

kebersihan, kenyamanan, dan keamanan.6,7,8

Menurut beberapa penelitian sebelumnya kepuasan pasien dipengaruhi

oleh kebersihan, kenyamanan, dan keamanan ruangan, salah satunya ruang rawat

inap. Terdapat penelitian sebelumnya mengenai kebersihan dan kepuasan pasien

di Indonesia. Penelitian tersebut dilakukan oleh Orysa Satifa Tawil (2015), di

RSUD Datoe Bingakang Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara

menunjukan bahwa, terdapat hubungan antara kebersihan kamar mandi/WC

terhadap kepuasan pasien (p = 0,006).6 Hal ini juga didukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Setiawati E (2012) disebutkan bahwa terdapat hubungan

antara kebersihan ruangan Kelas III dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Gombong dengan nilai (p=0,031).9

Selain kebersihan, didapatkan juga penelitian sebelumnya bahwa kepuasan

dipengaruhi oleh kenyamanan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

wiranto R (2013) didapatkan adanya hubungan kenyamanan dengan kepuasan

pasien (p=0,001).7 Kemudian diperoleh literatur mengenai survei tingkat kepuasan

terhadap keamanan di Puskesmas Halmahera Kota Semarang. Mayoritas

responden mengatakan puas terhadap keamanan Puskesmas.8

Belum terdapat data serupa di fasilitas kesehatan yang bermitra dengan

BPJS dengan menilai gambaran tingkat kebersihan, kenyamanan dan keamanan.

Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran kebersihan, kenyamanan, dan keamanan di

Puskesmas dan klinik mitra BPJS yang berada di Tangerang Selatan menurut

perspektif pasien jaminan kesehatan nasional ?

Page 15: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

3

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran kebersihan, kenyamanan, dan keamanan di

Puskesmas dan klinik mitra BPJS yang berada di Tangerang Selatan menurut

perspektif pasien jaminan kesehatan nasional.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa :

1.4.1 Untuk Institusi Pemerintah

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi guna

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas

1.4.2 Untuk Peneliti

1. Memperoleh banyak pengalaman dari penelitian ini karena dilakukan

dengan cara observasi

2. Melatih kemampuan diri dalam melakukan penyusunan penelitian

1.4.3 Untuk Peneliti Lain

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk penelitian lebih

lanjut mengenai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

1.4.4 Untuk Perguruan Tinggi

1. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi berkaitan dengan fungsi dan

tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan

pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat

Page 16: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.2. BPJS Kesehatan

Di Indonesia terdapat badan hukum yang dibentuk untuk

menyelenggarakan program pemerintah yaitu BPJS Kesehatan. Program

pemerintah yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan adalah program JKN.

BPJS Kesehatan dibentuk oleh Undang - undang No. 40 Tahun 2004 Tentang

SJSN dan Undang - Undang No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS). BPJS Kesehatan bertanggungjawab langsung kepada

Presiden. Kantor BPJS Kesehatan berpusat di ibukota Negara RI yaitu Jakarta.

Selain itu juga BPJS Kesehatan mempunyai kantor perwakilan di provinsi dan

kantor cabang di kabupaten/kota.3

Dari kedua Undang - undang tersebut didapatkan kebijakan baru yang

mengatur pembubaran PT.Askes Persero dan merubahnya menjadi BPJS

Kesehatan. Pembubaran ini dilakukan dengan cara mengalihkan aset, hak, dan

kewajiban hukum PT.Askes Persero menjadi aset, hak, dan kewajiban hukum

BPJS Kesehatan. Selain itu, seluruh pegawai PT.Askes Persero akan menjadi

pegawai BPJS Kesehatan.3

Berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tentang

Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan menyatakan BPJS Kesehatan dalam

rangka menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara program jaminan kesehatan

mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menerima pendaftaran bagi orang yang ingin mendaftarkan diri sebagai

Peserta JKN

2. Mengumpulkan uang iuran peserta JKN

3. Mengelola keuangan peserta JKN

4. Membiayai pelayanan kesehatan JKN

5. Mengumpulkan dan mengelola data peserta JKN

6. Memberikan informasi secara jelas dan dapat di pahami peserta JKN

mengenai penyelenggaraan program JKN

4

Page 17: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

5

Untuk melaksanakan tugasnya tersebut, BPJS Kesehatan diberikan kewenangan

yaitu :

1. Menagih pembayaran uang iuran apabila terjadi keterlambatan

2. Menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan

jangka panjang dengan mempertimbangkan keamanan dana, dan hasil

yang memadai

3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan yang benar atas kepatuhan

Peserta dan Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya

4. Membuat perjanjian dengan fasilitas kesehatan yang bekerja sama

dengan BPJS mengenai nominal pembayaran fasilitas kesehatan yang

sesuai dengan standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah.3

2.3. Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah program pemerintah yang

mempunyai cita – cita besar untuk memberikan jaminan kesehatan kepada seluruh

rakyat Indonesia secara merata. Program JKN dibuat berdasarkan kondisi

kesehatan yang dialami bangsa Indonesia. Program ini termasuk kedalam Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sesuai dengan Undang - undang No. 40 Tahun

2004 tentang SJSN dikatakan bahwa, setiap peserta diwajibkan membayar iuran

guna mendapatkan suatu perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa

peserta dan/atau anggota keluarganya. Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional,

program Jaminan Kesehatan Nasional itu merupakan bentuk komitmen nyata

pemerintah untuk memeberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat Indonesia .1

Program JKN sudah diatur menggunakan prinsip – prinsip yang telah di buat

berdasarkan Undang - undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional . Salah satu prinsip yang dimiliki JKN ialah menggunakan sistem gotong

royong yang dimana sistem ini cukup membantu karena akan terjadi subsidi

silang yang nantinya dapat membantu pasien yag tidak mampu. Dengan

mewajibkan semua peserta membayar iuran maka akan terjadi prinsip gotong

royong secara menyeluruh.3

Page 18: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

6

2.2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes

RI) Nomor 75 tahun 2014, yang dimaksud Fasilitas Pelayanan Kesehatan

merupakan wadah yang memiliki fungsi sebagai penyelenggara upaya pelayanan

kesehatan, mulai dari promotif, preventif, kuratif hingga rehabilitatif yang

dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.10

BPJS Kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk

peserta JKN beserta keluarganya membutuhkan suatu wadah/tempat untuk

menjalankan fungsi dan tugasnya oleh karena itu, BPJS Kesehatan melakukan

kerjasama dengan Fasilitas Kesehatan milik pemerintah atau swasta. Fasilitas

kesehatan ini terbagi atas tiga kelompok utama, yaitu fasilitas kesehatan tingkat

pertama, fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, dan fasilitas kesehatan pendukung.3

Fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) menyelenggarakan pelayanan

kesehatan non spesialistik, sedangkan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan

menyelenggarakan pelayanan kesehatan spesialistik dan subspesialistik. Fasilitas

kesehatan pendukung melayani pelayanan obat, optik, dan dukungan medis

lainnya.3

Sebagai tulang punggung dalam sistem pelayanan kesehatan program

JKN, FKTP itu sendiri diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan

komunitas. Untuk menjalankan fungsinya pelayanan primer tidak akan berarti

tanpa kompetensi yang memadai dan komitmen yang tinggi dari FKTP.1

2.1.1. Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan suatu unit pelaksana

teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.10

Selain itu juga Puskesmas

berperan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.10

Untuk

wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan

terdapat lebih dari dari satu Puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi

antar Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah

(desa/kelurahan atau RW). Masing - masing Puskesmas tersebut secara

Page 19: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

7

operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.12

Puskesmas sebagai FKTP untuk menjalankan fungsinya sebagai pelayanan

kesehatan tentunya mempunyai tugas, berikut tugas Puskesmas :

1. Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),

Puskesmas berperan melaksanakan sebagian dari tugas teknis operasional

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan yang terpenting Puskesmas

merupakan ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan kesehatan merupakan pelaksanaan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemauan, kesadaran dan

kemampuan untuk hidup sehat serta terwujudnya derajat kesehatan

masyarakat yang optimal.

Pembangunan kesehatan tersebut mempunyai tujuan yang dimana ingin

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas.

3. Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan

kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, sedangkan Puskesmas hanya bertanggungjawab sebagian

saja sesuai dengan kemampuannya.12

Puskesmas memiliki beberapa fungsi :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dimana Puskesmas

selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat di wilayah kerjanya,

sehingga mendukung pembangunan kesehatan. Selain itu, Puskesmas juga

harus berperan aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan/akibat

dari penyelenggaraan setiap programnya. Khusus untuk pembangunan

kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa melupakan

pengobatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat dimana Puskesmas selalu berupaya agar

masyarakat terutama tokoh masyarakat memiliki kesadaran, kemauan, dan

Page 20: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

8

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.

Selain itu, Puskesmas harus bisa berperan dalam memperjuangkan

kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan,

menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Untuk

pemberdayaan perorangan, Puskesmas harus bisa menyelenggaraan

program dengan baik kepada keluarga dan masyarakat dengan

memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat

setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama dimana Puskesmas

bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat

pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas

meliputi:

a). Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan

adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan

utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,

tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas

tertentu ditambah dengan rawat inap.

b). Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat

adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan

kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan,

pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,

peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta

berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.12

Page 21: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

9

2.3.2. Klinik

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes

RI) Nomor 28 tahun 2011, yang dimaksud klinik adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang dimana

menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan lebih

dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga

medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis.

Tenaga kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan

serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan.13

Berdasarkan jenis pelayanannya klinik dibagi menjadi klinik pratama dan

klinik utama. klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan

medik dasar sedangkan klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan

pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Klinik

pratama dan utama dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu

berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu.12

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes

RI) Nomor 28 tahun 2011 Tentang Klinik disebutkan bahwa, pimpinan Klinik

Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi, sedangkan untuk pimpinan Klinik

Utama yang memimpin adalah seorang dokter spesialis atau dokter gigi spesialis

yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya.13

Tenaga yang bekerja pada klinik terdiri atas tenaga medis, tenaga

kesehatan lain dan tenaga non kesehatan.13

1. Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang

dokter dan/atau dokter gigi.

2. Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu) orang

dokter spesialis dari masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan

yang diberikan.

3. Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai

tenaga pelaksana pelayanan medis.

Page 22: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

10

4. Dokter atau dokter gigi harus mempunyai kompetensi yang baik setelah

mengikuti pendidikan atau pelatihan sesuai dengan jenis pelayanan yang

diberikan oleh klinik.

5. Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga non

kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang

diberikan oleh klinik.

Klinik melakukan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan berupa one day care,

rawat inap dan/atau home care. Klinik yang dalam penyelenggaraannya terdapat

pelayanan kesehatan 24 jam harus menyediakan dokter dan tenaga kesehatan lain

sesuai kebutuhan yang setiap saat berada di tempat.13

Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang

diselenggarakan di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan

berdasarkan rasio jumlah penduduk yang ada. Klinik diselenggarakan pada

bangunan yang permanen dan tidak dapat bergabung dengan bangunan lain.

Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing-masing.

2.4. Kepuasan

Menurut Kotler (2012) kepuasan memiliki arti sebagai perasaan seseorang

berupa rasa puas atau kecewa terhadap hasil akhir suatu produk atau pekerjaan

dibandingkan dengan ekspektasi yang ia harapkan. Apabila hasilnya lebih rendah

dibandingkan dengan ekspektasinya, seseorang akan merasa tidak puas. Jika

hasilnya sesuai atau melebih ekspektasi , seseorang akan merasa puas.14

Menurut Band (1991) dikatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan

suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan dari pelanggan dapat

terpenuhi, maka akan terjadinya pembelian ulang dari suatu produk/barang.15

Menururt Mowen (1995) kepuasan seseorang terhadap sesuatu

dipengaruhi oleh berbagai macam hal, terutama hubungan loyalitas yang dimiliki

seseorang terhadap suatu merk. Seseorang akan lebih memilih merk yang dia

anggap sudah bagus dan cocok bagi dirinya.16

Produk jasa yang berkualitas mempunyai peran penting untuk membuat

kepuasan pelanggan.14

Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan

kepada pelanggan, maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi.

Page 23: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

11

Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan

bagi badan usaha tersebut. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian

pada badan usaha tersebut. Sebaliknya, jika rasa puas itu tidak didapatkan dari

pelanggan mengakibatkan pelanggan pindah pada produk lain.17

Kepuasan pasien menurut Pohan (2012) adalah suatu perasaan pasien yang

keluar akibat dari hasil pelayanan kesehatan yang diterimanya setelah pasien

membandingkan dengan apa yang diharapkan.18

Kepuasan yang dirasakan oleh

pasien setelah mendapat pelayanan kesehatan bisa menentukan nasib penyedia

layanannya, oleh karena itu perlu dilakukan secara berkala mengukur tingkat

kepuasan pasien guna meningkatkan kualitas pelayanan. Kepuasan pasien juga

merupakan masalah penting baik untuk perbaikan maupun evaluasi pelayanan

kesehatan. Hasil dari evaluasi pasien mampu mendidik staf medis tentang prestasi

mereka serta kegagalannya membantu mereka untuk menjadi lebih baik dari

sebelumnya mengenai kebutuhan pasiennya.19,20

2.4.1. Aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Terdapat beberapa aspek yang dapat diukur untuk melihat kepuasan

pasien :

1. Kompetensi teknis petugas, dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan

meliputi keterampilan dalam penggunaan teknologi, pengalaman

petugas medis, kecepatan pelayanan pendaftaran, gelar medis yang

dimiliki, memiliki keberanian dalam mengambil keputusan.

2. Kenyamanan dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan meliput

kenyamanan ruangan, kebersihan ruangan, makanan dan minuman,

peralatan ruangan, tata letak, penerangan, kebersihan wc, pembuangan

sampah, kesegaran ruangan dll.

3. Hubungan pelanggan dengan petugas rumah sakit, dapat dijabarkan

dengan pertanyaan yang menyangkut keramahan, informasi yang

diberikan, sejauh mana tingkat komunikasi antara pelanggan dengan

petugas, responsi, dan support.

4. Biaya, dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan tarif standar yang

ditetapkan, serta adanya rincian biaya.21

Page 24: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

12

2.4.2. Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kepuasan pasien anatara lain :

1. Faktor emosional, pasien yang yakin bahwa pendapat/penilaian orang

lain terhadap rumah sakit yang biasa dikatakan rumah sakit mahal,

cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

2. Kualitas produk atau jasa hasil evaluasi,apabila suatu produk atau jasa

yang digunakan berkualitas pasien cenderung akan mengatakan puas.

Persepsi pasien terhadap kualitas suatu produk atau jasa dipengaruhi

oleh dua hal yaitu komunikasi dalam mempromosikan suatu produk

atau jasa dan kenyamanan kualitas suatu produk.

3. Kualitas pelayanan memegang peranan penting dalam industri jasa.

Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka

memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang

diharapkan.18

2.5. Dimensi Keamanan, Kenyamanan, dan Kebersihan

Sarana adalah segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai alat dalam

mencapai suatu tujuan. Sedangkan prasarana merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses.22,23

Sarana dan Prasarana yang terdapat di

Puskesmas maupun klinik harus memenuhi standar yang telah ditetapakan

pemerintah. Untuk kelancaran dalam memberikan pelayanan dan manjamin

kesinambungan pelayanan maka fasilitas kesehatan harus dilengkapi dengan

tempat yang dipersyaratkan.24,25

A. Keamanan Pelayanan

Suatu keadaan dimana terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat

dapat merasakan ketenangan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan

terhindar dari resiko – resiko yang muncul akibat dari pelaksanaan pelayanan

tersebut. Sehubungan hal di atas, menurut Carlson dan Schwartz (dalam denhardt,

2003) Security yaitu bebas dari resiko, bahaya dan keragu – raguan. Security yaitu

ukuran tingkat dimana pelayanan yang disediakan membuat masyarakat merasa

aman dan yakin ketika menerimanya.26,27

Page 25: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

13

B. Kebersihan dan Kenyamanan pelayanan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor 1204 Tahun

2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit mengatakan

bahwa, pelayanan kesehatan rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya orang

yang sakit maupun orang yang sehat, sehingga dapat menjadi tempat penularan

penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan

kesehatan. Untuk menghindari risiko pencemaran lingkungan dan gangguan

kesehatan tersebut maka perlu diadakan penyelenggaraan kesehatan lingkungan

Rumah Sakit yang sesuai dengan persyaratan kesehatan dan kebersihan.

Kebersihan Rumah Sakit adalah suatu keadaan atau kondisi yang bebas dari

bahaya dan risiko minimal untuk terjadinya infeksi silang.

Rumah sakit, Puskesmas, dan klinik merupakan fasilitas kesehatan yang diberikan

pemerintah sebagai penyelenggara upaya pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Selain rumah sakit yang harus menjaga kebersihannya, Puskesmas dan klinik pun

harus menjaga kebersihannya karena didalam pelaksanaannya tempat tersebut

terdapat orang sakit, dan orang yang sehat yang dimana bisa menyebabkan

terjadinya risiko infeksi silang. Apabila Puskesmas dan Klinik yang merupakan

fasilitas kesehatan tingkat pertama menjaga kebersihan akan terciptanya Indonesia

yang bersih dan sehat.28

Presiden RI telah mengintruksikan melalui Surat Sekretaris Wakil

Presiden Nomor B.1082/Seswapres/KK.04.01.10/2011 tanggal 17 Oktober 2011

untuk melaksanakan gerakan Indonesia Bersih. Hal ini merupakan salah satu

upaya pemerintah untu menciptakan kondisi fasilitas pelayanan publik yang sehat.

Kementerian Kesehatan RI memprioritaskan gerakan Indonesia Bersih ini pada

fasilitas pelayanan kesehatan dan dalam pelaksanaannya diperlukan pedoman

teknis fasilitas pelayanan kesehatan bersih.28

Berikut ini merupakan kriteria bersih

terhadap fisik bangunan menurut Pedoman Teknis Rumah Sakit Bersih

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) :

A. Tidak terdapat sampah berserakan

B. Lantai bersih dan tidak licin

C. Dinding berwarna terang dan bersih

Page 26: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

14

D. Ventilasi udara cukup atau menggunakan peralatan mekanik

E. Sirkulasi udara baik

F. Langit-langit bersih dan tidak bocor

G. Penerangan cukup

H. Instalasi kabel dan pipa rapi

I. Bebas serangga dan binatang pengganggu

J. Tidak berdebu

K. Tersedia sarana cuci tangan pakai sabun

Kebersihan dan kenyamanan merupakan suatu kondisi dimana sarana dan

prasarana pelayanan tertata rapi, penampilan fisiknya bersih, dan teratur sehingga

bisa memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan. Sehubungan dengan

hal tersebut, menurut Gaspersz (1997), dimensi yang harus diperhatikan dalam

perbaikan kualitas pelayanan antara lain : 1.) Kenyamanan dalam memperoleh

pelayanan yang berkaitan dengan lokasi. Ruang tempat pelayanan, kemudahan

jangkauan, ketersediaan informasi dan lain-lain. 2.) Atribut pendukung pelayanan

, yaitu yang berkaitan dengan lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, dan fasilitas

lainnya. Kemudian menurut Zeithaml dkk (1985) salah satu dimensi untuk

mengukur suatu kepuasan pelanggan antara lain: Tangibles, yaitu dijabarkan

berupa bentuk fisik bangunan, komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat

informasi dan lain-lain. Menurut Warella (1997) menyebutkan bahwa untuk

menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria penilaian fisik

lainnya antara lain, kebersihan dan kesejukan lingkungan.26,29,30

Pada aspek

kebersihannya fasilitas pelayanan kesehatan harus dilengkapi dengan sarana

tempat kebersihan untuk mendukung Gerakan Nasional Bersih Negeriku.

Kelayakan ruangan pelayanan dinilai berdasarkan ketersediaan ruangan sesuai

kebutuhan, fungsinya, memenuhi syarat, mempunyai ventilasi, serta ketersediaan

tempat cuci tangan.24,25

Page 27: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

15

2.5. Kerangka Teori

Pasien

Dimensi Kualitas

1.Kebersihan

2.Kenyamanan

3.Keamanan

4.Fasilitas yang tersedia :

a) Tempat pendaftaran b) Tempat tunggu c) Tempat periksa dokter d) Tempat pengambilan

obat e) Kamar mandi f) Mushola g) Tempat parkir

1.Kualitas Produk atau Jasa

2.Kualitas Pelayanan

3.Faktor Emosional

Faktor yang mempengaruhi

Kepuasan 18

Aspek yang mempengaruhi

kepuasan17

Kualitas Kinerja Pelayanan

Page 28: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

16

2.6. Kerangka Konsep

Keterangan tulisan bold : Yang diteliti

Pasien

Pelayanan yang dirasakan

Dimensi Kualitas

Kebersihan Tempat Keamanan Tempat Kenyamanan Tempat

Tingkatan Penilaian:

1. Sangat Kotor 2. Kotor 3. Tidak Tahu 4. Cukup Bersih 5. Sangat Bersih

Tingkatan Penilaian:

1. Sangat Tidak Aman

2. Tidak Aman 3. Tidak Tahu 4. Cukup

Aman 5. Sangat

Aman

Tingkatan Penilaian :

1. Sangat Tidak Nyaman

2. Tidak Nyaman

3. Tidak Tahu 4. Cukup

Nyaman 5. Sangat

Nyaman

Page 29: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

17

2.7. Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur

1 Kebersihan Ruangan

1. Ruang

pendaftaran

2. Ruang Tunggu

3. Ruang periksa

4. Ruang

pengambilan

obat

5. Toilet

6. Tempat ibadah

7. Tempat parkir

Keadaan ruangan

yang berdasarkan

kasat mata terlihat

bersih dan bebas

dari kotoran

Kuesioner Ordinal Sangat Kotor, Kotor,

Tidak Tahu, Cukup

Bersih, Sangat Bersih

2 Kenyamanan Ruangan

1. Ruang

pendaftaran

2. Ruang Tunggu

3. Ruang periksa

4. Ruang

pengambilan

obat

5. Toilet

6. Tempat ibadah

7. Tempat parkir

Keadaan ruangan

yang

menimbulkan rasa

nyaman akibat

dari kondisi

ruangan yang

terlihat bersih,

tidak berbau,

pencahayaan yang

cukup serta

terdapat udara

yang sejuk

Kuesioner Ordinal Sangat Tidak Nyman,

Tidak Nyaman, Tidak

Tahu, Cukup

Nyaman, Sangat

Nyaman

3 Keamanan Ruangan

1. Ruang

pendaftaran

2. Ruang Tunggu

3. Ruang periksa

4. Ruang

pengambilan

obat

5. Toilet

6. Tempat ibadah

Keadaan ruangan

yang terbebas

dari bahaya/

ancaman dan

membuat rasa

tentram

Kuesioner Ordinal Sangat Tidak Aman,

Tidak Aman, Tidak

Tahu, Cukup Aman,

Sangat Aman

Page 30: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

18

7. Tempat parkir

4. Peserta JKN Setiap orang,

termasuk orang

asing yang

bekerja paling

singkat 6 (enam)

bulan di

Indonesia, dan

telah membayar

iuran.

Telah

terdaftar di

BPJS sebagai

peserta dan

memiliki

nomor

identitas

peserta

5. Klinik Mitra BPJS Klinik yang

melakukan

kerjasama dengan

BPJS Kesehtan

dan mempunyai

komitmen

terhadap BPJS

Telah

terdaftar di

BPJS

Kesehatan

sebagai

fasilitas

kesehatan

mitra BPJS

6. Puskesmas Mitra BPJS Puskesmas yang

melakukan

kerjasama dengan

BPJS Kesehatan

dan mempunyai

komitmen

terhadap BPJS

Telah

terdaftar di

BPJS

Kesehatan

sebagai

fasilitas

kesehatan

mitra BPJS

7. Jenis Kelamin Laki – laki dan

perempuan

Nominal

8. Umur Lamanya waktu

hidup seseorang

di dunia

Interval

Page 31: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan potong

lintang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober 2016 di Puskesmas

Pisangan, Puskesmas Ciputat Timur, Klinik Makmur Jaya, dan Klinik Makmur

Jaya II yang berada di Tangerang Selatan.

3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi target adalah semua pasien yang berkunjung di Puskesmas

Pisangan, Puskesmas Ciputat Timur, Klinik Makmur Jaya, dan Klinik

Makmur Jaya II di Tangerang Selatan.

2. Populasi terjangkau adalah semua pasien yang telah menjadi peserta JKN

yang berkunjung di Puskesmas Pisangan, Puskesmas Ciputat Timur,

Klinik Makmur Jaya, dan Klinik Makmur Jaya II di Tangerang Selatan.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah pasien yang telah menjadi

peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang berkunjung di Puskesmas Pisangan,

Puskesmas Ciputat Timur Klinik Makmur Jaya dan Klinik Makmur Jaya II

dengan cara pemilihan sampel yaitu cluster random sampling. Subjek dipilih

dengan cara pengocokan nomor antrian pasien, kemudian nomor yang keluar akan

menjadi subjek penelitian. Bila subjek tidak setuju untuk menjadi subjek

penilitian dilakukan pengocokan kembali sampai jumlah sample terpenuhi.

3.4 Kriteria Penelitian

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Pasien peserta JKN yang berobat ke Puskesmas dan Klinik

2. Pasien tidak mengalami gangguan jiwa

3. Pasien yang berusia 18 – 75 Tahun

4. Pasien dapat membaca

5. Pasien dapat menulis

6. Pasien dapat berkomunikasi

19

Page 32: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

20

3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Pasien yang menolak untuk menjadi responden

2. Pasien dalam keadaan sakit berat

3. Pasien yang perlu penanganan emergensi

4. Pasien yang tidak mengisi lembar identitas dan 10% bagian dari kuesioner

3.5 Besar Sampel

Penelitian akan menggunakan rumus deskriptif kategorik

Zα= Deviat baku alfa

P = Proporsi kategori yang diteliti

Q = Proporsi sampel yang tidak dapat diolah (1-P)

d = Tingkat kesalahan/presisi

n = Besar sample

dari rumus tersebut peneiliti menetapkan alfa sebesar 5% sehingga Zα = 1,96.

Karena belum ada penelitian sebelumnya, peneliti menetapkan P = 50 % sehingga

Q = 50 %, dengan nilai presisi (d) sebesar 10 % maka didapatkan :

Besar sampel yang diteliti sebesar 96 orang. Karena terdapat 4 tempat maka besar

sampel dibagi 4 sehingga didapatkan 24 orang untuk satu tempat. Teknik

pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling.

3.6 Cara Kerja

3.6.1 Variabel

a. Variabel Terikat

1. Tingkat kepuasan peserta BPJS

b. Variabel Bebas

1. Kebersihan, kenyamanan, dan keamanan di Puskesmas Pisangan,

Puskesmas Ciputat Timur, Klinik Makmur Jaya, dan Klinik Makmur

Jaya II

Page 33: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

21

3.7 Cara Pengumpulan Data

3.7.1 Alat dan Instrumen

Materi dan alat yang akan digunakan meliputi :

1. Lembar Identitas

2. Kuesioner Penelitian

3. Informed Consent

3.7.2 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data waktu registrasi

pasien peserta JKN di Puskesmas. Data Primer adalah data yang peneliti dapatkan

secara langsung bukan salinan. Data waktu registrasi adalah data yang diperoleh

dari pendaftaran pasien peserta JKN.

3.7.3 Pengumpulan Data

Penelitian dilaksanakan setelah mendapat pasien yang sesuai dengan kriteria

inklusi. Setelah itu mencari pasien dan dipilih secara acak melalui pengocokan

sampai mendapatkan jumlah sampe minimal. Meminta persetujuan kepada

responden untuk mengisi kuesioner. Setelah responden menyetujui, responden

diminta untuk mengisi kuesioner. Responden yang telah mengisi kuisioner akan

mendapatkan bingkisan.

Page 34: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

22

3.7.4 Alur Penelitian

Penelitian diawali dengan mencari

pasien peserta JKN

Meminta persetujuan pasien

untuk mengisi Kuesioner

Pengisian kuesioner Input data Pengolahan dan analisis

data

Randomisasi subjek penelitian

dengan cara pengocokan

Sesuai kriteria inklusi Tidak sesuai kriteria

Inklusi

Pasien menyetujui Pasien tidak menyetujui

Clearing data

Permintaan surat izin dari kampus dan Dinas

Kesehatan Tangerang Selatan untuk melakukan

penelitian

Surat izin penelitian telah di

izinkan oleh klinik dan puskesmas

Mendapatkan jumlah

sampel yang dibutuhkan

Pembuatan kuesioner

penelitian

Pembuatan proposal penelitian

Penulisan laporan

Uji Validitas dan

Uji Reliabilitas

Page 35: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

23

3.7.5 Analisis Data

Sebelum dilakukan pengolahan data, variabel diberi skor sesuai dengan bobot

jawaban dari pertanyaan yang disediakan pengolahan data yang dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut :

Tahap-tahap pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Tahap editing, yaitu dengan mengedit data yang tersedia. Tahap ini

mencakup pengecekan kembali kuesioner yang telah diisi, lengkap atau

tidak.

2) Tahap coding, yaitu menuliskan kode untuk masing-masing item.

3) Tahap entry, yaitu memasukan data yang berupa kode ke dalam program

komputer kemudian dimasukkan ke dalam tabel pengukuran.

4) Tahap cleaning, yaitu pengecekan kembali data yang telah dimasukkan

dan diperiksa adanya kejanggalan.

5) Analisis data.

Page 36: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Makmur Jaya I, Klinik Makmur Jaya II,

Puskesmas Ciputat Timur, dan Puskesmas Pisangan.

Populasi penelitian adalah seluruh pasien peserta JKN yang datang untuk

berobat di Puskesmas dan klinik. Peneliti mendapatkan sampel sebanyak 104

responden, dengan rincian 24 responden di Klinik Makmur Jaya I, 24 reponden di

Klinik Makmur Jaya II, 24 responden di Puskesmas Ciputat Timur dan 24

responden di Puskesmas Pisangan.

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari kuesioner yang

diisi oleh pasien peserta JKN yang telah dilakukan informed consent terlebih

dahulu.

4.2. Hasil

4.2.1. Data jumlah kuisioner yang disebarkan

Tabel 4.1. Kuisioner yang disebarkan kepada responden

No. Keterangan Jumlah Presentase

1 Jumlah kuesioner yang disebar 104 100%

2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0%

3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 8 0%

4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 96 92.3%

Sumber: Data primer

Terdapat 8 kuisioner yang tidak dapat diolah karena tidak mengisi identitas

yaitu nama. Dikarenakan responden tersebut masuk kedalam kriteria eksklusi hal

ini membuat peneliti tidak bisa memasukan data responden untuk diolah.

24

Page 37: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

25

Tabel 4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Total (N) Total (%)

Jenis

Kelamin

Laki – laki 37 38,5

96 100

Perempuan 59 61,5

Umur

(Tahun)

20 - 30 17 17,7

96 100

31 - 40 38 39,6

41 - 50 24 25

51 - 60 11 11,5

61 - 70 3 3,1

71 - 75 3 3,1

Pekerjaan

PNS 6 6,3

96 100

Pegawai

Swasta 4 4,2

Guru 4 4,2

Ibu Rumah

Tangga 40 41,7

Karyawan 23 24

Wiraswasta 17 17,7

Tidak Memiliki

Pekerjaan

Tetap

2 2,1

Sumber : Data primer

Page 38: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

26

4.2.2. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Gambar 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 37 orang atau 38.5%

responden berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 59 orang atau 61.5%

responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas

responden adalah perempuan.

4.2.3. Deskripsi responden berdasarkan usia

Gambar 4.2. Distribusi responden berdasarkan usia

Diagram diatas menunjukan kelompok usia responden terbanyak adalah

usia 31 - 40 tahun sebanyak 39,6 % dan kelompok usia responden paling sedikit

adalah usia 61 – 70 dan 71 – 75 tahun masing – masing sebanyak 3,1 %.

0 5 10 15 20 25 30 35 40

71 - 75

61 - 70

51 - 60

41 - 50

31 - 40

20 - 30

Distribusi Umur Responden

Laki - laki 38,5% Perempuan 61,5%

Jumlah

Page 39: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

27

4.2.4. Deskripsi responden berdasarkan pekerjaan

Gambar 4.3. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

Diagram diatas menunjukan kelompok pekerjaan responden terbanyak

adalah ibu rumah tangga sebanyak 40 orang dan kelompok responden yang paling

sedikit adalah responden yang tidak memiliki pekerjaan yaitu sebanyak 2 orang.

4.3. Hasil Uji Instrumen Penelitian

4.3.1. Hasil Uji Kualitas Data

4.3.1.1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation,

pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05

maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan

hasil uji validitas dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Kebersihan (KB), Keamanan (KA) dan Kenyamanan (KN) dengan 20 sampel

responden.

Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel yang

digunakan dalam penelitian ini.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Tidak Memiliki Pekerjaan Tetap

Wiraswasta

Karyawan

Guru

Ibu Rumah Tangga

PNS

Pegawai Swasta

Distribusi Pekerjaan Responden

Page 40: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

28

1. Uji Validitas

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas

Nomor

Butir Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed) Keterangan

KB 1 0,735 0,000 Valid

KB 2 0,735 0,000 Valid

KB 3 0,745 0,000 Valid

KB 4 0,704 0,001 Valid

KB 5 0,767 0,000 Valid

KB 6 0,767 0,000 Valid

KB 7 0,767 0,000 Valid

KA 1 0,762 0,000 Valid

KA 2 0,762 0,000 Valid

KA 3 0,649 0,002 Valid

KA 4 0,726 0,000 Valid

KA 5 0,522 0,018 Valid

KA 6 0,657 0,002 Valid

KA 7 0,682 0,001 Valid

KN 1 0,759 0,000 Valid

KN 2 0,676 0,001 Valid

KN 3 0,492 0,028 Valid

KN 4 0,745 0,000 Valid

KN 5 0,704 0,001 Valid

KN 6 0,767 0,000 Valid

KN 7 0,767 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.4 menunjukkan variabel kebersihan, keamanan dan kenyamanan

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan. Ditemukan r tabel dengan

tingkat signifikansi 0,05 uji 2 arah sebesar 0,4438. Setelah dibandingkan nilai

Pearson Corelation dengan r tabel didapatkan semua pertanyaan dalam kuesioner

valid.

Page 41: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

29

4.3.1.2. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach

Alpha berada diatas 0,60. Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk

variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas

Tabel 4.5 menunjukkan nilai cronbach’s sebesar 0,950. Nilai cronbach’s

yang baik adalah 0,70 – 0,95.31

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha

lebih dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang

digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila

pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan

jawaban sebelumnya.

Cronbach’s

Alpha

N of Items

.950 21

Page 42: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

30

4.4. Hasil dan Pembahasan Kuesioner Penelitian

4.4.1. Hasil Kuesioner Kebersihan

Adapun data hasil penyebaran kuesioner mengenai kebersihan didapatkan

hasil sebagai berikut :

Pada lembar kuesioner penelitian ini, peneliti menanyakan pendapat

responden tentang bagaimana kebersihan di ruang pendaftaran, ruang tunggu

pasien, ruang periksa dokter, ruang pengambilan obat, kamar mandi/WC, tempat

ibadah/mushola, serta tempat parkir. Kategori penilaiannya yaitu sangat kotor,

kotor, tidak tahu, cukup bersih, dan sangat bersih.

Pada lembar kuesioner yang dibagikan kepada responden terdapat

pertanyaan mengenai penilaian “Sangat Kotor” pada tempat yang diteliti, namun

pada tabel dan diagram dibawah ini peneliti hilangkan dikarenakan tidak ada

responden yang menjawab pada kategori penilaian tersebut.

Gambar 4.4 Distribusi jawaban responden mengenai kebersihan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

RuangPendaftaran

RuangTunggu

RuangPeriksa

RuangPengambilan

Obat

KamarMandi

TempatIbadah

TempatParkir

91,7 92,7 89,6

92,7

69,8

63,5

93,8

7,3 7,3 10,4

7,3 5,2 9,4

6,2

Cukup Bersih Sangat Bersih Tidak Tahu Kotor

27,1

1

24

Page 43: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

31

4.4.1.1. Pembahasan Kebersihan

Dari tujuh tempat di Puskesmas dan klinik yang dinilai kebersihannya

ruang pendaftaran, ruang pengambilan obat, ruang periksa dokter, ruang tunggu,

dan tempat parkir merupakan tempat yang paling banyak dinilai bersih oleh

responden. Dilihat dari jawaban responden rata – rata menjawab cukup bersih

pada kelima tempat ini sekitar 92,1% sedangkan pada kedua tempat lainnya yaitu

mushola dan kamar mandi hanya 66,65%, artinya responden menilai kelima

tempat tersebut lebih bersih dibandingkan kamar mandi dan mushola.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes

RI) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan yakni Puskesmas maupun klinik harus

memperhatikan fungsi , keamanan, serta kenyamanan dalam memberikan

pelayanannya.

Menurut observasi peneliti dilapangan melihat dari segi kebersihan yang

terdapat di klinik maupun Puskesmas masih tergolong bersih secara keseluruhan.

Namun apabila dilihat dari hasil penyebaran kuesioner, ruang tunggu, ruang

periksa dokter, ruang pengambilan obat, dan tempat parkir merupakan tempat

yang mendapatkan penilaian bersih dari responden dengan persentase 100%

apabila dijumlahkan antara jawaban kategori cukup bersih dan kategori sangat

bersihnya. Hal tersebut sejalan dengan observasi yang dilakukan peneliti. Menurut

observasi peneliti di lapangan, tempat parkir yang terdapat di klinik maupun

Puskesmas memang terjaga kebersihannya.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebersihan tempat parkir

salah satunya kinerja petugas kebersihannya. Tempat parkir merupakan suatu

tempat untuk menaruh kendaraan yang disediakan oleh fasilitas kesehatan bagi

pasien yang membawa kendaraan. Dalam hal ini, peran petugas kebersihan sangat

penting karena pada umumnya dan sesuai dengan observasi peneliti, tempat

parkir berada di depan gedung utama yaitu sebagai tempat persinggahan pertama

bagi pasien yang berkunjung ke Puskesmas maupun klinik. Apabila pada saat

pasien tiba di Puskesmas maupun klinik yang terlihat pertama kali adalah kondisi

tempat parkir yang bersih, hal itu dapat menimbulkan rasa puas pasien terhadap

kebersihan Puskesmas maupun klinik. Selain tempat parkir terdapat ruangan yang

Page 44: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

32

mendapat penilaian tinggi dari responden yaitu ruang pengambilan obat dan ruang

periksa dokter.

Observasi yang dilakukan peneliti mengenai kebersihan ruang

pengambilan obat dan ruang periksa dokter sejalan dengan hasil yang terdapat

pada penyebaran kuesioner. Pada ruang pengambilan obat peneliti melihat mulai

dari lantai, tempat duduk untuk menunggu, dan loket pengambilan obat terjaga

kebersihannya dan tidak terdapat sampah disekitar ruang pengambilan obat.

Peneliti berpendapat bahwa, terjaganya kebersihan di ruang pengambilan obat

dikarenakan kinerja petugas kebersihan yang baik selain itu juga, kesadaran

pasien akan kebersihan lingkungan yaitu tidak membuang sampah sembarangan.

Pada ruang periksa dokter, menurut observasi peneliti di lapangan memang

kebersihannya terjaga, disamping itu ruang periksa dokter merupakan tempat

bertemunya pasien dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi

seputar keluhan yang dialami pasen. Untuk menjaga kepuasan pasien dalam hal

mendapatkan pelayanan yang baik dari fasilitas kesehatan khususnya pelayanan

dokter yang meliputi ruang periksa dokter, tentunya fasilitas kesehatan selalu

menjaga kebersihan pada ruangan tersebut.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Pangestu (2013) melalui

pembagian kuesioer pada pasien rawat jalan di RSU Kota Tangerang Selatan

menunjukan bahwa, kebersihan pada ruang pemeriksaan dokter dan ruang

pengambilan obat memiliki penilaian kategori bersih dengan jumlah responden

yang tinggi, yaitu masing-masing 98% dan 78%.32

Seperti halnya hasil pada

penelitian ini, didapatkan penilaian kebersihan pada ruang periksa dokter dan

ruang pengambilan obat memiliki jumlah responden yang tinggi pula yakni

dengan masing – masing persentase 100%. Dengan rincian persentase sebagai

berikut : ruang periksa dokter (Cukup bersih 89,6%, Sangat bersih 10,4%) dan

ruang pengambilan obat (Cukup bersih 92,7%, Sangat bersih 7,3%).32

Terdapat perbedaan hasil penilaian kebersihan pada ruang tunggu dan

pendaftaran. Pada penelitian sebelumnya responden yang menganggap ruang

tunggu dan pendaftaran dengan kategori kotor, cukup banyak (53% dan 46%).32

Sedangkan pada studi ini mayoritas responden menilai ruang pendaftaran dan

ruang tunggu dalam kategori bersih.32

Page 45: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

33

Tempat ibadah yang mendapatkan penilaian kategori cukup bersih 63,5%

dan kategori sangat bersih 9,4% dari responden menurut observasi peneliti masih

tergolong bersih, namun apabila dibandingkan dengan ruangan lain penilaian

kebersihan tempat ibadah lebih rendah. Menurut pendapat peneliti hal ini terjadi

kemungkinan karena kurangnya perhatian pengelola kebersihan di Puskesmas dan

klinik mengingat tempat ibadah itu hanya digunakan pada waktu tertentu.

Menurut observasi yang peneliti lakukan, jadwal kunjungan paling banyak berada

di pagi hingga siang hari yaitu dibawah pukul 12.00 WIB. Pada waktu tersebut

tidak ada waktu pelaksanaan solat wajib, oleh karena itu kemungkinan alasan

mayoritas responden menjawab rendah pada pertanyaan mengenai kebersihan

tempat ibadah/mushola dikarenakan pasien tidak mengunjungi dan melihat

kebersihan pada tempat ibadah/mushola yang terdapat di Puskesmas maupun

klnik.

Pada penelitian mengenai kebersihan yang dilakukan di tujuh ruangan

yang terdapat di Puskesmas dan klinik mitra BPJS yakni ruang pendaftaran, ruang

tunggu, ruang periksa dokter, ruang pengambilan obat, kamar mandi, tempat

ibadah, serta tempat parkir secara keseluruhan semua tempat tergolong bersih.

Menurut analisa peneliti dari hasil jawaban responden mengenai kebersihan dan

juga ditambah observasi peneliti di lapangan Puskesmas dan klinik mitra BPJS di

Kota Tangerang Selatan tergolong bersih dilihat dari jawaban responden ditiap

tempat yang dinilai menjawab cukup bersih diatas 90% dan hanya pada tempat

ibadah serta kamar mandi saja yang mayoritas menjawab cukup bersih 65%.

Artinya yang mengatakan tidak bersih maupun tidak tahu hanya 35% pada kamar

mandi dan tempat ibadah sedangkan pada kelima tempat lainnya hanya dibawah

10% yang mengatakan tidak bersih ataupun tidak tahu.

Page 46: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

34

4.4.2. Hasil Kuesioner Keamanan

Adapun data hasil penyebaran kuesioner mengenai keamanan didapatkan

hasil sebagai berikut :

Pada lembar kuesioner penelitian ini, peneliti menanyakan pendapat

responden tentang bagaimana keamanan di ruang pendaftaran, ruang tunggu

pasien, ruang periksa dokter, ruang pengambilan obat, kamar mandi/WC, tempat

ibadah/mushola, serta tempat parkir. Kategori penilaiannya yaitu sangat tidak

aman, tidak aman, tidak tahu, cukup aman, dan sangat aman.

Pada lembar kuesioner yang dibagikan kepada responden terdapat

pertanyaan mengenai penilaian “Sangat Tidak Aman” pada tempat yang diteliti,

namun pada tabel dan diagram dibawah ini peneliti hilangkan dikarenakan tidak

ada responden yang menjawab pada kategori penilaian tersebut.

Gambar 4.5 Distribusi jawaban responden mengenai keamanan

4.4.2.1. Pembahasan Keamanan

Dari tujuh tempat di Puskesmas dan klinik yang dinilai dari segi

keamanan, ruang pengambilan obat, ruang pendaftaran, ruang tunggu, ruang

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

RuangPendaftaran

RuangTunggu

RuangPeriksa

RuangPengambilan

Obat

Kamar Mandi TempatIbadah

TempatParkir

90,6 90,6 89,6 92,7

70,8 67,7

89,6

9,4 9,4 10,4 7,3 5,2 6,2

10,4

Cukup Aman Sangat Aman Tidak Tahu

24 26

Page 47: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

35

periksa dokter, dan tempat parkir merupakan tempat yang paling banyak dinilai

aman oleh responden. Dilihat dari jawaban responden rata – rata menjawab cukup

aman pada kelima tempat ini 90,62% sedangkan pada kedua tempat lainnya yaitu

mushola dan kamar mandi hanya 69,25%, artinya responden menilai kelima

tempat tersebut lebih aman dibandingkan kamar mandi dan mushola.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes

RI) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan yakni Puskesmas maupun klinik harus

memperhatikan fungsi, keamanan, serta kenyamanan dalam memberikan

pelayanannya.

Menurut observasi peneliti dilapangan melihat segi keamanan yang

terdapat di klinik maupun Puskesmas masih tergolong aman secara keseluruhan.

Apabila dilihat dari hasil penyebaran kuesioner, ruang pendaftaran, ruang tunggu,

ruang periksa dokter, ruang pengambilan obat, dan tempat parkir merupakan

tempat yang mendapatkan penilaian aman dari responden dengan persentase

100% apabila dijumlahkan antara jawaban kategori cukup aman dan sangat

amannya. Hal itu sejalan dengan observasi yang dilakukan peneliti pada

Puskesmas dan klinik. Menurut observasi peneliti di ruang pengambilan obat,

disana tersedia kursi/bangku yang memadai untuk pasien menunggu mendapatkan

obat . Selain itu, terdapat petugas keamanan yang melakukan kontrol dengan

melakukan keliling ke setiap ruangan – ruangan yang terdapat di Puskesmas

maupun klinik terkecuali ruang periksa dokter. Dengan adanya kursi/bangku

untuk pasien menunggu mendapatkan obat ditambah dengan adanya kontrol

keliling petugas keamanan berdampak baik untuk pasien yaitu timbulnya perasaan

aman terhadap ruang pengambilan obat.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Morte F (2008) Dilihat

dari keamanan lingkungan tempat pelayanan sebagian besar responden (lebih dari

50 %) menyatakan aman baik di dalam ruangan tempat pelayanan maupun diluar

(tempat parkir kendaraan).29

Dari tujuh tempat yang dinilai keamanannya lima

tempat diantaranya mendapat predikat aman oleh seluruh responden (100%).

Namun hasil yang berbeda didapatkan pada penilaian keamanan di kamar

mandi/WC dan tempat ibadah yaitu dengan jumlah responden yang menilai aman

Page 48: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

36

sebesar 76% untuk kamar mandi/WC dan 73,9% untuk tempat ibadah. Selebihnya

responden menyatakan tidak tahu.26

Tempat ibadah merupakan tempat yang masih tergolong aman menurut

observasi peneliti di lapangan dan dilihat dari jawaban responden mengenai

keamanan di tempat ibadah lebih dari 50% responden menyatakan aman. Namun

apabila dibandingkan dengan ruangan lain penilaian keamanan pada tempat

ibadah lebih rendah. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan berbagai macam faktor.

Tempat ibadah/mushola merupakan suatu tempat yang digunakan oleh umat

muslim untuk melakukan sholat/ibadah. Sholat wajib terdiri dari 5 (lima) waktu

yakni, subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. Waktu pelayanan kesehatan di

Puskesmas berkisar antara pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.45 WIB. Pada

jenjang waktu antara pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.45 WIB tidak ada waktu

pelaksanaan solat wajib, oleh karena itu peneliti berpendapat bahwa penilaian

cukup aman pada tempat ibadah lebih rendah dibandingkan dengan ruangan lain

karena pada waktu tersebut banyak pasien yang tidak berada di mushola.

Kamar mandi/WC merupakan tempat yang dimana paling sedikit juga

mendapatkan penilaian aman dari responden. Hal ini bisa dilihat dari hasil

jawaban responden pada kuesioner tentang keamanan yang dimana mayoritas

responden menjawab kategori cukup aman hanya 70,8% sedangkan pada tempat

lain rata – rata jawaban mencapai angka 90% untuk penilaian kategori cukup

aman. Berdasarkan observasi peneliti dilapangan mengenai kamar mandi/WC,

peneliti berpendapat bahwa kondisi kamar mandi tergolong cukup aman. Dilihat

dari fungsinya, instalasi air dan listrik masih berjalan dengan baik namun

dibeberapa kamar mandi masih terdapat kekurangan yaitu, tidak terdapat kunci

yang memadai pada pintu kamar mandi mungkin hal ini yang menyebabkan

responden menjawab rendah pada penilaian cukup aman di kamar mandi/WC.

Selain fungsinya, dilihat dari kondisi fisik kamar mandinya, peneliti berpendapat

bahwa kamar mandi masih tergolong aman dan tidak ada kerusakan fisik yang

berarti.

Pada penelitian mengenai keamanan yang dilakukan di tujuh ruangan yang

terdapat di Puskesmas dan klinik mitra BPJS yakni ruang pendaftaran, ruang

tunggu, ruang periksa dokter, ruang pengambilan obat, kamar mandi, tempat

Page 49: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

37

ibadah, serta tempat parkir secara keseluruhan semua tempat tergolong aman.

Menurut analisa peneliti dari hasil jawaban responden mengenai keamanan dan

juga ditambah observasi peneliti di lapangan Puskesmas dan klinik mitra BPJS di

Kota Tangerang Selatan tergolong aman dilihat dari jawaban responden ditiap

tempat yang dinilai menjawab cukup aman diatas 90% dan hanya pada tempat

ibadah serta kamar mandi saja yang mayoritas menjawab cukup aman 69%.

Artinya yang mengatakan tidak aman maupun tidak tahu hanya 30% pada kamar

mandi dan tempat ibadah sedangkan pada kelima tempat lainnya hanya dibawah

10% yang mengatakan tidak aman ataupun tidak tahu.

Page 50: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

38

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

RuangPendaftaran

RuangTunggu

RuangPeriksa

RuangPengambilan

Obat

Kamar Mandi TempatIbadah

TempatParkir

92,7 89,6 90,6

93,8

66,7 65,6

93,8

6,3 8,3 8,3 5,2 7,2 6,3 5,2

Cukup Nyaman Sangat Nyaman Tidak Tahu Tidak Nyaman

4.4.3. Hasil Kuesioner Kenyamanan

Adapun data hasil penyebaran kuesioner mengenai kenyamanan

didapatkan hasil sebagai berikut :

Pada lembar kuesioner penelitian ini, peneliti menanyakan pendapat

responden tentang bagaimana kebersihan di ruang pendaftaran, ruang tunggu

pasien, ruang periksa dokter, ruang pengambilan obat, kamar mandi/WC, tempat

ibadah/mushola, serta tempat parkir. Kategori penilaiannya yaitu sangat tidak

nyaman, tidak nyaman, tidak tahu, cukup nyaman, dan sangat nyaman.

Pada lembar kuesioner yang dibagikan kepada responden terdapat

pertanyaan mengenai penilaian “Sangat Tidak Nyaman” pada tempat yang diteliti,

namun pada tabel dan diagram dibawah ini peneliti hilangkan dikarenakan tidak

ada responden yang menjawab pada kategori penilaian tersebut.

Gambar 4.6 Distribusi jawaban responden mengenai kenyamanan

4.4.3.1. Pembahasan Kenyamanan

Dari tujuh tempat di Puskesmas dan klinik yang dinilai kenyamanannya,

ruang pendaftaran, ruang tunggu, ruang pengambilan obat, ruang periksa dokter,

1 2,1 1 2,1 1

24 27,1

1 1

Page 51: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

39

dan tempat parkir merupakan tempat yang paling banyak dinilai nyaman oleh

responden. Dilihat dari jawaban responden rata – rata menjawab cukup nyaman

pada kelima tempat ini sekitar 92,1% sedangkan pada kedua tempat lainnya yaitu

mushola dan kamar mandi hanya 66,2%, artinya responden menilai kelima tempat

tersebut lebih nyaman dibandingkan kamar mandi dan mushola. Tempat ibadah

mendapatkan penilaian kenyamanan terendah kemungkinan karena kurangnya

perhatian pengelola sarana ibadah di Puskesmas dan klinik seperti tidak

tersedianya mukena untuk perempuan dan sarung untuk laki – laki. Untuk kamar

mandi mendapatkan penilaian kenyamanan terendah kemungkinan karena WC

nya berbau, licin, dan ada beberapa kamar mandi/WC yang tidak memiliki kunci

pada pintu.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes

RI) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan yakni Puskesmas maupun klinik harus

memperhatikan fungsi , keamanan, serta kenyamanan dalam memberikan

pelayanannya.

Menurut observasi peneliti dilapangan melihat dari segi kenyamanan yang

terdapat di klinik maupun Puskesmas masih tergolong nyaman secara

keseluruhan. Observasi yang peneliti lakukan mengenai kenyamanan pada ruang

pengambilan obat dan ruang periksa dokter sejalan dengan hasil yang terdapat

pada penyebaran kuesioner. Pada ruang pengambilan obat peneliti menilai

nyaman dikarenakan pada ruangan tersebut terlihat bersih, tidak didapatkan

sampah, tidak didapatkan bau yang tidak sedap serta pencahayaan pada ruangan

tersebut cukup . Peneliti berpendapat bahwa, apabila kenyamanan pada setiap

ruangan terjaga akan berdampak baik bagi fasilitas kesehatan terhadap kepuasan

pasien mengenai pelayanan kesehatan yang pasien dapatkan. Selain itu, terjaganya

kenyamanan merupakan salah satu peran penting dari pengelola kebersihan di

fasilitas kesehatan tersebut.

Kemudian peneliti mendapatkan literatur penelitian sebelumnya dengan

hasil yang sejalan yaitu oleh Pangestu (2013) pada pasien rawat jalan di RSU

Kota Tangerang Selatan menunjukan bahwa, kenyamanan pada ruang

pemeriksaan dokter dan ruang pengambilan obat memiliki penilaian kategori

nyaman dengan jumlah responden yang tinggi, yaitu masing-masing 98% dan

Page 52: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

40

78%.28

Seperti halnya hasil pada penelitian ini, didapatkan penilaian kebersihan

pada ruang periksa dokter dan ruang pengambilan obat memiliki jumlah

responden yang tinggi pula yakni dengan masing – masing persentase 99% dan

99%. Dengan rincian persentase sebagai berikut : ruang periksa dokter (yang

menilai cukup nyaman 90,6%, sangat nyaman 8,3 %), ruang pengambilan obat

(yang menilai cukup nyaman 93,8%, sangat nyaman 5,2%).

Pada penelitian mengenai kenyamanan yang dilakukan di tujuh ruangan

yang terdapat di Puskesmas dan klinik mitra BPJS yakni ruang pendaftaran, ruang

tunggu, ruang periksa dokter, ruang pengambilan obat, kamar mandi, tempat

ibadah, serta tempat parkir secara keseluruhan semua ruangan tergolong nyaman.

Menurut analisa peneliti dari hasil jawaban responden mengenai kenyamanan dan

juga ditambah observasi peneliti di lapangan Puskesmas dan klinik mitra BPJS di

Kota Tangerang Selatan tergolong nyaman dilihat dari jawaban responden ditiap

tempat yang dinilai menjawab cukup nyaman diatas 92% dan hanya pada tempat

ibadah serta kamar mandi saja yang mayoritas menjawab cukup nyaman 66%.

Artinya yang mengatakan tidak nyaman maupun tidak tahu hanya 30% pada

kamar mandi dan tempat ibadah sedangkan pada kelima tempat lainnya dibawah

9% yang mengatakan tidak nyaman ataupun tidak tahu.

4.2.3.2. Puskesmas dan Klinik

Mengenai kebersihan berdasarkan penelitian di Puskesmas dan klinik,

hasil yang diperoleh dari penyebaran kuesioner didapatkan hasil di Puskesmas

lebih bersih dibandingkan dengan klinik dengan perbedaan sangat tipis. Dilihat

dari persentase jawaban responden mayoritas yang mengatakan Puskesmas bersih

sebanyak 45 responden (94%) dari 48 responden, sedangkan mayoritas responden

yang mengatakan klinik bersih yaitu 44 responden (92%) dari 48 responden yang

diteliti. Menurut observasi peneliti di lapangan sejalan dengan hasil yang

didapatkan dari penyebaran kuesioner. Terdapat perbedaan yang sangat tipis

antara jawaban responden yang mengatakan bersih pada klinik maupun

Puskesmas.

Mengenai keamanan berdasarkan penelitian di Puskesmas dan klinik, hasil

yang diperoleh dari penyebaran kuesioner didapatkan hasil di klinik lebih aman

Page 53: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

41

dibandingkan dengan Puskesmas. Dilihat dari persentase jawaban responden

mayoritas yang mengatakan klinik aman sebanyak 46 responden (95%) dari 48

responden, sedangkan mayoritas responden yang mengatakan Puskesmas aman di

klinik hanya terpaut 1 responden saja yaitu 45 responden (94%) dari 48 responden

yang diteliti, hal ini sejalan dengan observasi peneliti di lapangan di Puskesmas

dan klinik sama – sama aman.

Mengenai kenyamanan berdasarkan penelitian di Puskesmas dan klinik,

hasil yang diperoleh dari penyebaran kuesioner cukup berbeda jika dilihat dari

hasil persentase jawaban responden yang mengatakan nyaman. Didapatkan hasil

dari persentase jawaban responden mayoritas yang mengatakan klinik nyaman

sebanyak 47 responden dan hanya 1 responden saja yang tidak mengatakan

nyaman ataupun mengatakan tidak tahu, bila dilihat persentasenya sekitar (97%)

dari 48 responden, artinya hampir keseluruhan responden mengatakan nyaman

pada klinik. Sedangkan mayoritas responden yang mengatakan Puskesmas

nyaman 43 responden (90%) dari 48 responden yang diteliti.

4.5. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross-sectional

sehingga hanya menggambarkan kebersihan, kenyamanan, dan keamanan tidak

mengkaji adanya hubungan antara variabel penelitian. Selain itu juga cakupan

wilayah penelitian masih belum luas. Tempat penelitian juga masih tergolong

sedikit yaitu hanya 2 Puskesmas dan 2 Klinik yang bermitra dengan BPJS yang

berada di Tangerang Selatan saja. Pada penelitian ini tidak membandingkan

kebersihan, kenyamanan, dan keamanan antara Puskesmas dan klinik hanya

melihat gambarannya saja.

4.6. Kelebihan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian baru berdasarkan data yang peneliti

dapat yang membahas gambaran kebersihan, kenyamanan, dan keamanan di

Puskesmas dan klinik mitra BPJS di Tangerang Selatan menurut prespektif pasien

Jaminan Kesehatan Nasional.

Page 54: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Secara umum Puskesmas dan Klinik yang bermitra dengan BPJS di Kota

Tangerang Selatan tergolong bersih, aman, dan nyaman. Berikut ini adalah rincian

persentasenya :

1. Puskesmas dan klinik mitra BPJS di Kota Tangerang Selatan tergolong

bersih dilihat dari tujuh ruangan yang dinilai rata – rata responden

mengatakan bersih dengan persentase 92,5% mayoritas responden

mengatakan bersih.

2. Puskesmas dan klinik mitra BPJS di Kota Tangerang Selatan tergolong

aman dilihat dari tujuh ruangan yang dinilai rata – rata responden

mengatakan aman dengan persentase 92,8% mayoritas responden

mengatakan aman.

3. Puskesmas dan klinik mitra BPJS di Kota Tangerang Selatan tergolong

nyaman dilihat dari tujuh ruangan yang dinilai rata – rata responden

mengatakan nyaman dengan persentase 91,4% mayoritas responden

mengatakan nyaman.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang menggunakan metode analitik

sehingga tidak hanya menggambarkan kebersihan, kenyamanan, dan

keamanan melainkan mencari adanya hubungan antara kebersihan,

keamanan, dan kenyamanan dengan kepuasan pasien.

2. Diperlukan penelitian serupa dengan cakupan tempat penelitian yang lebih

luas mengenai gambaran kebersihan, kenyamanan, dan keamanan di

Puskesmas dan klinik mitra BPJS Kota Tangerang Selatan.

42

Page 55: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

43

DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2011 Tentang Pelayanan

Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional. 2011. Diakses pada

tanggal 21 September 2016.

2. World Health Organization. Constitution of The World Health

Organization. 2006.

http://www.who.int/governance/eb/who_constitution_en.pdf. Diakses

pada tanggal 24 September 2016.

3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Pegangan

Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan

Sosial Nasional. Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

Kementerian Kesehatan R.I. 2013.

4. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Program

Jaminan Kesehatan Nasional. 2014. www.tnp2k.go.id. Diakses pada

tanggal 24 September 2016

5. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Visi dan Misi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. www.bpjs-kesehatan.go.id.

Diakses pada tanggal 22 September 2016.

6. Tawil, Orysa. Hubungan antara Fasilitas Sanitasi Ruangan Rawat Inap

Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Datoe Binangkang

Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Kesehata. 2015. Di akses

pada tanggal 15 November 2016.

7. Wiranto, Muh. Analisis Kepuasan Pada Instalasi Rawat Inap di Rumah

Sakit Umum Daerah Lanto Dg.Pasewang Kbupaten Jeneponto. Jurnal

Kesehatan. 2013. Diakses pada tanggal 15 November 2016.

8. Royanah, Ulfa. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Jaminan

Kesehatan Nasional Bukan Penerima Bantuan Iuran ( NON PBI) di

Puskesmas Halmahera Kota Semarang. 2015. Diakses pada tanggal 15

November 2016.

43

Page 56: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

44

9. Setiawati, Eka. Hubungan Sanitasi Rawat Inap Kelas III dengan

Kepuasan Pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong.

2012. Diakses pada tanggal 15 November 2016.

10. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat. 2014. Diakses tanggal 1 November 2016.

11. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat. 2014. Diakses tanggal 1 November 2016.

12. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 128/MENKES/SKII/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat

Kesehatan Masyarakat. 2004. Di akses tanggal 29 September 2016.

13. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 28/Menkes/Per/1/2011 Tentang Klinik.

2011. Diakses Tanggal 25 Oktober 2016.

14. Kotler,Philip dan Lane Kevin, Keller. Marketing Management. New

Jersey: Pearson. 2012.

15. Band, William A. Creating value for customer: Designing and

Implementation a Total Corporate Strategy, John Walley and Sons Inc,

Canada. 1991.

16. Mowen, John C. Consumer behavior, Prentice Hall, Inc, Englewood

Cliffs, New Jersey, International Edition. 1995.

17. Musanto, Trisno. Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas

Pelanggan: Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya.

Universitas Kristen Petra. 2004. Diakses tanggal 7 November 2016.

18. Pohan I. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Buku

Kedokteran ECG. 2002.

19. Farooqi JH. Patient expectation of general practitioner care, focus

group discussion and questionnaire survey in an urban primary health

cen-tre, Abu Dhabi-UAE (A Pilot Study). Middle East J Fam Med

2005; 3:6.

Page 57: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

45

20. Ahmad I, Din S. Patient Satisfaction from The Health Care Services.

Gomal University, Pakistan. Gomal Journal of Medical Sciences. 2010

January; 8.

21. Nofiana, Hendri dan Sugiarsi, Sri. Hubungan Mutu Pelayanan

Pendaftaran Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Karanganyar. 2011. Jurnal Kesehatan. 5 (1) :

90-106.

22. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sarana. http://kbbi.web.id/sarana.

Diakses tanggal 29 September 2016.

23. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Prasarana. http://kbbi.web.id/tempat.

Diakses tanggal 29 September 2016.

24. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang

Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri

Dokter, Tempat Praktik Dokter Gigi. Di akses pada tanggal 12

November 2016.

25. Rukmini. Availability and Eligibility of Primary Health Center Room

for Services Based on Topography Demography and Geography in

Indonesia. Jurnal Kesehatan. Di akses pada tanggal 12 November 2016

26. Mote, Frederik. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap

Pelayanan Publik di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang. 2008.

27. Denhardt, Janet V and Denhardt, Robert B. The New Public Service;

Serving, not Steering, New York, M.E. Sharpe, Inc. 2003.

28. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Teknis Rumah

Sakit Bersih. 2011. Diakses pada tanggal 1 Desember 2016.

29. Zeithaml, Valarie A., (et.al). Servqual : A Multiple-Item Scale for

Measuring Consumer Perceptions of Service Quality dalam Journal of

Retailing, Spring. 1985.

30. Warella, Y. Administrasi Negara dan Kualitas Pelayanan Publik Pidato

Pengukuhan jabatan Guru Besar Madya ilmu Administrasi Negara.

Semarang, Universitas Diponegoro. 1997.

Page 58: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

46

31. Takavol Mohsen, Dennick Reg. Making sense of Cronbach’s Alpha.

International Journal of Medical Education. 2011. Diakses tanggal 8

November 2016.

32. Pangestu, Achmad. Gambaran Kepuasan Pasien pada Rawat Jalan di

RSU Kota Tangerang Selatan. 2013. Diakses pada tanggal 15

November 2016.

Page 59: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

47

Lampiran 1

Kuesioner Validasi

Tanggal Pengambilan

KUESIONER KEPUASAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN

NASIONAL TERHADAP PELAYANAN DI PUSKESMAS DAN

KLINIK MITRA BPJS DI TANGERANG SELATAN

No. Kuesioner:

No. SPSS:

PERSETUJUAN PENGAMBILAN DATA

(INFORMED CONSENT)

Saya telah mendapatkan penjelasan dan mengerti mengenai riset Kepuasan

Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Pelayanan di Puskesmas dan

Klinik Mitra BPJS di Tangerang Selatan oleh Mochammad Billy Adam

(1113103000040), Muhammad Rafdi Akbar (1113103000038), Muhammad Fajar

Ihsan (1113103000007) Mahasiswa jurusan pendidikan dokter angkatan 2013

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya bersedia mengisi kuesioner ini sebagai

bentuk partisipasi saya terhadap penelitian ini.

Tangerang Selatan,……..………….2016

47

Page 60: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

48

______________________

Bapak / Ibu yang terhormat,

Kami mohon bantuan Bapak / Ibu untuk memberikan informasi

dibawah ini. Semua keterangan dan jawaban yang diperoleh semata-mata hanya

untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya. Oleh sebab itu jawaban

Bapak/Ibu berikan besar sekali artinya bagi kelancaran penelitian ini. Isilah

pertanyaan berikut ini dengan mencentang pada jawaban yang sesuai dengan

pendapat Bapak/Ibu.

Atas bantuan Bapak/Ibu peneliti mengucapkan terimakasih.

IDENTITAS RESPONDEN:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Alamat :

Pekerjaan :

DAFTAR PERTANYAAN / KUESIONER PENELITIAN

KEPUASAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

TERHADAP PELAYANAN DOKTER DI PUSKESMAS DAN KLINIK

MITRA BPJS DI TANGERANG SELATAN

Page 61: SURVEI GAMBARAN KEBERSIHAN, KENYAMANAN, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34322/1... · safety in health centers ... kesehatan sosial yang bersifat wajib dan

49

Lampiran 2

RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : Mochammad Billy Adam

Jenis Kelamin : Laki – laki

Tempat tanggal lahir : Serang 2 Agustus 1995

Status : Belum menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl.Sunan Kudus 1 No.23 Kecamatan Citangkil Kelurahan

Samangraya Cilegon – Banten

No.HP : 081283417400

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 2002 – 2007 : Kelas Akselerasi SD Al Azhar Syifa Budi Cilegon

2. Tahun 2007 – 2010 : SMP Al Azhar Syifa Budi Cilegon

3. Tahun 2010 – 2013 : SMA Negeri 1 Cilegon

4. Tahun 2013 – Sekarang : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Uin

Syarif Hidayatullah Jakarta