Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
-
Upload
suliyat-indra -
Category
Documents
-
view
290 -
download
4
Transcript of Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
1/82
i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
LEMBAGA PEMBERDAYAAN PENGEMBANGAN KEPALA SEKOLAH
(LPPKS) Kp Dadapan RT 06/RW 07, Desa Jatikuwung Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah
Indonesia Telp. (0271) 8502888, 8502999 / Fac. (0271) 8502000Website:www.lppks.org: Email:[email protected]
SUPERVISI MANAJERIAL
Bahan Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan
Penguatan Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah
TAHUN 2015
http://www.lppks.org/http://www.lppks.org/mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]://www.lppks.org/ -
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
2/82
ii
Apakah Anda ingin memberikan umpan balik/masukan mengenai Bahan Pembelajaran
Penguatan Pengawas Sekolah/Madrasah?
Kami mengajak para individu dan organisasi untuk memberikanumpan balik/masukan, baik positif atau negatif, tentang bahanpembelajaran Penguatan Pengawas Sekolah.
Dalam hal ini, Anda diajak untuk memberikan umpan balik(masukan/keluhan) ke Lembaga Pengembangan dan PemberdayaanKepala Sekolah (LPPKS), melalui:
Situs Web : www.lppks.org
Email : [email protected]
Telephone : (0271) 8502888, 8502999
Fax : (0271) 8502000
Surat : Petugas Penanganan Keluhan
Kp. Dadapan RT. 06/ RW. 07,
Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar,
Jawa Tengah
Terima kasih atas masukan untuk penyempurnaan materi BahanPembelajaran ini.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
3/82
iii
KATA PENGANTAR
Atas berkah rahmat dari Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
berkah dan hidayahnya sehingga dapat disusunnya Bahan Pembelajaran materi
supervisi manajerial ini untuk peserta pendidikan dan pelatihan calon/pengawassekolah/madrasah.
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat urgen untuk
menimgkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut
pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang secara operasionalnya
dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberi arahan terhadap seluruh
satuan pendidikan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan, yang meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar
kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar
sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan dan (8)
standar penilaian.
Pengawas, Kepala Sekolah dan guru merupakan tenaga pendidik dan
kependidikan yang mutlak terstandarisasi kompetensinya secara nasional menurut
PP No 19 tahun 2005 di atas. Karena pengawas, kepala sekolah dan guru adalah
tiga unsur yang berperan aktif dalam persekolahan. Guru sebagai pelaku
pembelajaran yang secara langsung berhadapan dengan para siswa di ruang
kelas, dan pengawas serta kepala sekolah adalah pelaku pendidikan didalam
pelaksanaan tugas Kepengawasan dan Manajerial pendidikan dalam satuanpendidikan yang meliputi tiga aspek yaitu supervisi, pengendalian dan inspeksi
kependidikan.
Bahan Pembelajaran Supervisi Manajerial ini merupakan materi tambahan
yang dapat melengkapi buku-buku maupun modul-modul yang telah banyak
beredar tentang tugas kepengawasan sekolah khususnya supervisi manajerial.
Materi Bahan Pembelajaran ini dapat digunakan sebagai materi pengembang
modul (MPM) pada pendidikan dan pelatihan calon Pengawas Sekolah/Madrasah
maupun pada pendidikan dan pelatihan penguatan Pengawas Sekolah.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan
bahan pembelajaran ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita
semua.
Karanganyar, Januari 2015
Kepala LPPKS,
Prof. Dr. Siswandari, M.Stats.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
4/82
iv
TIM PENGEMBANG BAHAN PEMBELAJARAN LPPKS
Nama Bahan Pembelajaran:
Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah/Madrasah
Pengarah Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Kepala BPSDMP-PMP
Moh. Hatta, M.Ed Kepala Pusbangtendik
Prof. Dr, Siswandari, M.Stats Kepala LPPKS
Penanggung Jawab Gentur Sulistyo, MM. Ka.Sub.Bag. Umum LPPKS
Drs. I Nyoman Rudi K, M.T Ka.Sie. Kompetensi LPPKS
Farikha, MM Ka.Sie. Sistem Informasi LPPKS
Yuli Cahyono, M.Pd. Korwi LPPKS
Tim Penulis Setyo Hartanto, S.Pd. M.Kom.
Dra. Yusnaini Agustina, MPd
Drs.Edy Pudiyanto, MPd,
.
Diterbitkan Oleh
LPPKS, Indonesia
@2015
Dilarang keras menerjemahkan, memfotocopy, atau memperbanyak sebagian atau seluruh
isi buku ini tanpa izin tertulis dari LPPKS.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
5/82
v
PENJELASAN UMUM
A. Pengantar Bahan Pembelajaran Ini
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, puji syukur kita panjatan
pada Tuhan Yang Maha Esa, Mata Diklat Supervisi Manajerial untuk membekali
calon pengawas sekolah/madrash maupun dapat digunakan untuk diklat penguatan
pengawas sekolah/madrasah dalam meningkatkan dan menguatkan kompetensi
supervise manajerial (permendiknas 12 tahun 2007 tentang standar pengawas
sekolah). Mata diklat ini dialokasikan selama proses pembelajaran di kelas melalui
kegiatan teori dan praktik serta diskusi dalam bentuk kegiatan tugas mandiri dan
kelompok.
Dalam melaksanakan kegiatan pada Bahan Pembelajaran ini, Saudara
harus mempertimbangkan inklusi sosial tanpa membedakan suku, agama, ras,
golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, orang dengan HIV/AIDS dan yang
berkebutuhan khusus. Inklusi sosial ini juga diberlakukan bagi pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik.
B. Hasil Pembelajaran yang Diharapkan
Bahan pembelajaran ini diarahkan untuk mencapai target kompetensi yang
berkaitan dengan standar kompetensi supervisi manajerial bagi pengawas
sekolah/madrasah (Permendiknas No. 12 tahun 2007) yang pada akhirnya
berdampak pada peningkatan kualitas pembinaan pengawas sekolah terhadap
satuan pendidikan-satuan pendidikan binaannya dalam rangka meningkatkan
prestasi Akreditasi maupun pencapaian visi, misi sekolah binaan.
Adapun hasil pembelajaran yang diharapkan sebagai berikut:
1. Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat
memahami dan terampiltentang; Kompetensi Pengawas Sekolah, Tugas dan
Fungsi Pengawas Sekolah, Supervisi Manajerial, Kompetensi Supervisi
Manjerial, Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial, Metode Supervisi Manajerial,
Aspek Supervisi Manajerial.
2. Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat
memahami dan terampil menyusun instrument supervisi manajerial, membuat
tindak lanjut dan laporan supervisi manajerial.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
6/82
vi
C. Tagihan
1. Menjelaskan tentang; Kompetensi Pengawas Sekolah, Tugas dan Fungsi
Pengawas Sekolah, Supervisi Manajerial, Kompetensi Supervisi Manjerial,
Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial, Metode Supervisi Manajerial, Aspek
Supervisi Manajerial.
2. Terampil menyusun dan menggunakan instrumen supervisi manajerial
3. Terampil membuat tindak lanjut dan laporan supervisi manajerial
D. Ruang Lingkup Materi
Konsep Dasar tentang; Kompetensi Pengawas Sekolah, Tugas dan Fungsi
Pengawas Sekolah, Supervisi Manajerial, Kompetensi Supervisi Manjerial, Prinsip-
prinsip Supervisi Manajerial, Metode Supervisi Manajerial, Aspek Supervisi
Manajerial. Konsep Dasar langkah-langkah menyusun instrumen supervisi
manajerial dan menyusun tindak lanjut beserta laporan supervisi manajerial.
E. Refleksi
1. Apa yang sudah dikuasai
2. Apa yang belum dikuasai
3. Apa yang harus dilakukan4. Apa yang perlu ditambah
F. Alokasi Waktu
Alokasi Waktu
Selanjutnya, alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rangkaian kegiatan belajar materi
ini dipisahkan antara waktu belajar individual dan kelompok, Untuk waktu belajar individual sifatnya
fleksibel karena dilakukan di luar pertemuan diklat. Sedangkan waktu untuk kegiatan kelompok
diperkirakan sekitar 8 jam pelajaran, dengan rincian sebagai berikut:
1 Mendiskusikan isi bahan belajar untuk memperoleh pemahaman bersama.
2 Mendiskusikan rancangan supervisi manajerial oleh peserta diklat..
3 Melakukan diskusi hasil rancangan supervisi manajerial yang disusun..
4 Membuat rangkuman bersama
5 Melakukan refleksi.
3 jam
3 jam
1 jam
0,5 jam
0,5 jam
Jumlah keseluruhan=8 jam
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
7/82
vii
DAFTAR ISI
Halaman:
HALAMAN JUDUL.... iPENANGANAN KELUHAN (UMPAN BALIK)........ ii
TIM PENGEMBANG BAHAN PEMBELAJARAN LPPKS........ ii
KATA PENGANTAR...... iv
PENJELASAN UMUM .................................................................................. v
A.Pengantar Bahan Pembelajaran Ini........ v
B.Hasil Pembelajaran yang Diharapkan..... v
C Tagihan ..................................................................................................... vi
D. Ruang Lingkup Materi .............................................................................. vi
E. Refleksi .................................................................................................... vi
F. Alokasi Waktu. ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI. ................................................................................................ vii
SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH. ............. 1
A. Kompetensi Pengawas Sekolah ............................................................... 1
B. Tugas dan Fungsi Pengawas Sekolah ..................................................... 2
C. Supervisi Manajerial ................................................................................. 3
D. Kompetensi Supervisi Manjerial ............................................................... 4
E. Instrumen Supervisi Manajerial .................................................................... 7
F. Tindak Lanjut Dan Laporan Supervisi Manajerial .......................................... 11
H. Penutup.. .................................................................................................. 19
Lampiran Contoh Prog ram Semes te r Pengawas .. ............................ 20
Lampiran Aspek-Aspek Supervsi Manajerial Pengawas........................... 24
Lampiran Contoh Instrumen Monitoring Evaluasi RKAS.......................... 59
Lembar Kerja (LK-Konsep)....................................................................... 62
Lembar Kerja (LK-Role Play).................................................................... 63
Lembar Kerja (LK-Keterampilan) .................................................................. 64
Lembar Kerja (LK-Kompetensi)................................................................ 70
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
8/82
1
SUPERVISI MANAJERIAL
PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH
A. Kompetensi Pengawas Sekolah
Mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
12 Tahun 2007 bahwa Kompetensi pengawas sekolah terdiri atas enam(6) dimensi
kompetensi: Kompetensi kepribadian, Kompetensi sosial, Kompetensi supervisi
manajerial, Kompetensi supervisi akademik, Kompetensi evaluasi pendidikan,
dan Kompetensi penelitian dan pengembangan.
1. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan pengawas sekolah dalam
menampilkan dirinya atau performance diri sebagai pribadi yang
bertanggungjawab, kreatif, memiliki motivasi
2. Kompetensi sosia l adalah kemampuan pengawas sekolah dalam membina
hubungan dengan berbagai pihak serta aktif dalam kegiatan organisasi profesi
3. Kompetensi supervis i manajer ia l adalah kemampuan pengawas sekolah
dalam melaksanakan pengawasan manajerial yakni menilai dan membina kepala
sekolah dan tenaga kependidikan lain yang ada di sekolah dalam
mempertinggi kualitas pengelolaan dan administasi sekolah
4. Kom petensi sup ervis i akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam
melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam
rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar
berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.
5. Kompetensi evaluasi pendidikan adalah kemampuan pengawas sekolah
dalam kegiatan mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan
data dan informasi untuk menentukan tingkat keberhasilan pendidikan6. Kompetensi penel i t ian dan pengembangan adalah kemarnpuan pengawas
sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian
pendidikan/pengawasan serta menggunakan hasil-hasilnya untuk kepentingan
peningkatan mutu pendidikan
B. Tugas dan Fungsi Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas (Pusbangtendik, 2011) menjelaskan tugas pokok
pengawas sekolah, diantaranya; melaksanakan pembinaan guru dan kepala
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
9/82
2
sekolah, melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah,
melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala
sekolah serta pembimbingan penelitian tindakan.
Tugas pokok pengawas sekolah adalah melaksanakan pengawasanakademik dan pengawasan manajerial melalui pemantauan, penilaian, pembinaan,
pelaporan, dan tindak lanjut. Ragam kegiatan dalam lingkup tugas pengawas
sekolah Perbedaan tugas dalam supervisi akademik dengan tugas dalam supervisi
manajerial.
1. Kegiatan Supervisi Akademik
a. Memantau: (1) Pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar (2)
Keterlaksanaan kurikulum tiap mata pelajaran
b. Menilai: Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran/
bimbingan
c. Membina: 1. Guru dalam menyusun silabus dan RPP (2) Guru dalam proses
melaksanakan pembelajaran di kelas/laboratorium/lapangan (3) Guru dalam
membuat, mengelola, dan menggunakan media pendidikan dan
pembelajaran (4) Guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan
mutu pendidikan (5) Guru dalam mengolah dan menganalisis data hasil
penilaian (6) Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.
d. Melaporkan dan Tindak Lanjut: (1) Hasil pengawasan akademik pada
sekolah-sekolah yang menjadi binaannya (2) Menindaklanjuti hasil-hasil
pengawasan akademik untuk meningkatkan kemampuan profesional guru
2. Kegiatan Supervisi Manajerial
a. Memantau: (1) Pelaksanaan ujian nasional, PSB, dan ujian sekolah (2)
Pelaksanaan standar nasional pendidikan
b.Menilai: Kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok fungsi dan
tanggung jawabnya.
c.Membina: (1) Kepala Sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah
(2) Kepala Sekolah dalam mengkoordinir pelaksanaan program bimbingan
konseling.
d.Melaporkan dan Tindak Lanjut: (1) Hasil pengawasan manajerial pada
sekolah-sekolah binaannya (2) Menindaklanjuti hasil-hasil pengawasan
manajerial untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan satuan pendidikanDikutip dari Petunjuk Teknis Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research) Peningkatan Komptensi Supersvisi Pengawas Sekolah SMA/SMK, Depdiknas, Dirjen PMPTK, 2007.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
10/82
3
C. Supervisi Manajerial
1. Pengertian Supervisi Manajerial
Supervisi adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh pengawas sekolah
dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan
lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan
dan pembelajaran. Supervisi ditujukan pada dua aspek yakni: manajerial dan
akademik. Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan aspek-
aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung
(supporting) terlaksananya pembelajaran, bermuara pada akhirnya tentang
penjaminan mutu satuan pendidikan, salah satu tujuan diantaranya uji kelayakan.
Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah
(Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009: 20) dinyatakan bahwa supervisi
manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan
sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas
sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian,
pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan
sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas
sekolah/madrasah berperan sebagai: (1) kolaborator dan negosiator dalam
proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2)
asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah,
(3) pusat informasi pengembangan mutu sekolah, dan evaluator terhadap
pemaknaan hasil pengawasan.
Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek
pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan
efektivitas pengelolaan sekolah yang mencakup: (a) perencanaan, (b) koordinasi,
(c) pelaksanaan, (d) penilaian, dan (e) pengembangan
2. Sasaran Supervisi Manajerial
Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan staf
sekolah dalam mengelola administrasi pendidikan seperti: (a) administrasi
kurikulum, (b) administrasi keuangan, (c) administrasi sarana prasarana, (d)
administrasi ketenagaan, (e) administrasi kesiswaan, (f) administrasi hubungan
sekolah dan masyarakat, (g) administrasi budaya dan lingkungan sekolah, (h)
aspek-aspek lainnya dalam rangka meningkatkan mutu/status akreditasi.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
11/82
4
Catatan: Pengawasan di SMP/SMA/SMK ada 2 pengelompokan Pengawasberdasarkan sasaran pengawasan; (1) Pengawas Mapel dan (2) PengawasManajerial, Jika jumlah satuan pendidikan dan guru sebagai sasaran kurang dariyang ditetapkan, maka dapat dilakukan pengawasan akademik secara lintas tingkatsatuan dan jenjang pendidikan. jika jumlah satuan pendidikan kelebihan, maka
dilakukan pembagian berdasarkan banyaknya ruang lingkup/materi kepengawasanakademik dan atau manajerial. (permendiknas 21 th 2011 tentang petunjuk teknispelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya).
D. Kompetensi Supervisi Manajerial
Sebagai supervisor manajerial, pengawas satuan pendidikan bertugas
membantu kepala sekolah dan seluruh staf sekolah agar dapat meningkatkan
mutu penyelenggaraan pendidikan pada sekolah yang dibinanya.
Kompetensi supervisi manajerial adalah kemampuan pengawas sekolah
dalam melaksanakan pengawasan manajerial yakni menilai dan membina kepala
sekolah dan tenaga kependidikan lain yang ada di sekolah dalam mempertinggi
kualitas pengelolaan dan administasi sekolah.
Standar administrasi dan pengelolaan sekolah secara konseptual dan
operasional tersirat dan tersurat dalam rumusan kompetensi inti kepala sekolah
(Permendiknas No. 13 Tahun 2007) khususnya pada dimensi kompetensi mana-
jerial. Selain itu dalam kompetensi manajerial pengawas sekolah, dituntut juga
untuk menguasai program dan kegiatan bimbingan konseling serta memantau
pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah binaannya. Untuk itu
pengawas sekolah harus menguasai teori, konsep serta prinsip tentang metode
dan teknik supervisi pendidikan berikut aplikasinya dalam penyusunan program
dan praktik pengawasan manajerial.
1. Pelaksanaan Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial
Kompetensi yang harus dimiliki pengawas sekolah dalam dimensi
kompetensi supervisi manajerial:
a. menguasai pengetahuan tentang metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi
dalam meningkatkan mutu pendidikan:
1) Menerapkan prinsip-prinsip supervisi manajerial untuk peningkatan mutu
pendidikan di sekolah
2) Menerapkan metode supervisi manajerial (Monitoring dan Evaluasi, Refleksi
dan Focused Group Discussion, Metode Delphi, Workshop)
3) Menerapkan teknik supervisi manajerial untuk meningkatkan mutu
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
12/82
5
pendidikan di sekolah
b. menguasai teknik menyusun program pengawasan berdasarkan visi, misi,
tujuan dan program pendidikan sekolah binaan:
1) Menganalisis kebutuhan Program Kepengawasan Supervisi Manajerial
2) Membagankan Program Kepengawasan Supervisi Manajerial berdasarkan
Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
3) Merancang program kepengawasan supervisi manajerial berdasarkan visi,
misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah
c. menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah binaannya.
1) Merancang metode kerja kepengawasan yang efektif
2) Menerapkan metode kerja
3) Menyusun dan menggunakan Instrumen
d. teknik menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya
untuk perbaikan program pengawasan berikutnya pada sekolah binaannya:
1) Menganalisis hasil supervisi manajerial
2) Menyusun laporan Hasil Supervisi
3) Menyusun rencana tindaklanjut
e. membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah:
1) Melaksanakan pembinaan pengelolaan sekolah yang mendasarkan 8 SNP
2) Melaksanakan pembinaan dalam pengelolaan administrasi sekolah
f. membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan
konseling di sekolah:
1) Mengarahkan Kepala Sekolah dan Guru dalam menganalisis
permasalahan Layanan Bimbingan dan Konseling.
2) Mengarahkan Kepala Sekolah dan Guru dalam Layanan Bimbingan
Konseling
g. mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang
dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan
tugas pokoknya:
1) Meningkatkan motivasi guru untuk mau melakukan Refleksi diri terkait
dengan Tugas Pokoknya.
2) Meningkatkan motivasi kepala sekolah dalam merefleksikan proses dan
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
13/82
6
hasil-hasil pengelolaan dan administrasi sekolah
h. memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-
hasilnya untuk membantu kepala sekolah:
1) Menilai ketercapaian pelaksanaan 8 SNP
2) Menyusun rekomendasi hasil pemantauan 8 SNP untuk penyusunan
program pencapaian 8 SNP.
2. Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial
a. Tidak Otoriter
b. Hubungan Kemanusiaan yang harmonis
c. Berkesinambungan
d. Demokratis
e. Bersifat Integral
f. Komphrehensif
g. Konstruktif
h. Obyektif didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas Supervisor
3. Metode Supervisi Manajerial
Ada 4 metode yang digunakan dalam pelaksanaan supervisi manajerial,
antara lain;
a. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah, apakah sudah
sesuai dengan rencana, program dan/atau standar yang telah ditetapkan,
serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam
pelaksanaan program.
Dalam melakukan monitoring pengawas harus melengkapi diri dengan
parangkat atau daftar isian yang memuat seluruh indikator sekolah yang
harus diamati dan dinilai.
Evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana ketercapaian
pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau sejauhmana keberhasilan yang
telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah
mengetahui tingkat keterlaksanaan program, mengetahui keberhasilan
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
14/82
7
program, mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan tahun berikut-
nya, memberikan penilaian (judgement)terhadap sekolah.
b. Refleksi dan Focused Group Discussion (FGD)
Tujuan dari FGD adalah untuk menyatukan pandangan stakeholder
mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah. Sekolah dapat
melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri
faktor-faktor penghambat serta pendukung yang selama ini mereka rasakan
Peran pengawas dalam hal ini adalah sebagai fasilitator sekaligus
menjadi narasumber apabila diperlukan, untuk memberikan masukan
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
c. Metode Delphi
Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada
sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak.
Langkah-langkah dalam pengguinaan Metode Delphi adalah; (1)
Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami
persoalan, (2) Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara
tertulis, (3) Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar
urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama. (4)
Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak
tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya. (5) Mengumpulkan kembali
urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan hasil akhir prioritas.
d. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat
ditempuh pengawas sekolah, bersifat kelompok dan dapat melibatkan
beberapa kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan/atau perwakilan komite
sekolah
E. Instrumen Supervisi Manajerial
Instrumen dan Penilaian adalah kegiatan memberi keputusan melalui
pengukuran tentang pelaksanaan supervisi dalam bentuk kuantitatif atau
kualitatif dengan menggunakan alat/instrumen pengumpul data untuk
memudahkan pelaksanaan supervisi.
1. Penyusunan Instrumen
Dua cara mengembangkan instrumen (alat ukur), yaitu: (1) dengan
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
15/82
8
mengembangkan sendiri; dan (2) dengan cara menyadur (adaptation).
Sehubungan dengan pengembangan instrumen pengawasan sekolah, untuk
mengawasi bidang-bidang garapan manjemen sekolah, seorang pengawas
dapat mengembangkan sendiri instrument pengawasannya atau dapat
menggunakan instrumen yang sudah ada, baik instrumen yang telah
digunakan dalam pengawasan sekolah sebelumnya maupun berupa
instrumen baku literatur yang relevan.
Sedangkan bila pengawas ingin mengembangkan instrumen dengan
prosedur adaptasi (menyadur), maka langkah-langkah yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut:
a) Penelaahan instrumen asli dengan mempelajari panduan umum (manual)
instrumen dan butir-butir instrumen. Hal itu dilakukan untuk memahami
(a) bangun variabel; (b) kisi-kisinya; (c) butir- butirnya; (d) cara penafsiran
jawaban.
b) Penerjemahan setiap butir instrumen ke dalam bahasa Indonesia.
Penerjemahan dilakukan oleh dua orang secara terpisah, hal ini dilakukan
salah seorang penerjemah akan dijadikan pembanding hasil terjemahannya.
c) Memadukan kedua hasil terjemahan oleh keduanya.
d) Penerjemahan kembali ke dalam bahasa aslinya. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kebenaran penerjemahan tadi.
e) Perbaikan butir instrumen bila diperlukan.
f) Uji pemahaman subjek terhadap butir instrumen.
g) Uji validitas instrumen.
h) Uji reliabilitas instrumen.
Pemilihan instrumen pengawasan sekolah harus didasarkan
kepada rambu-rambu yang tepat. Sehingga jenis instrumen yang dipilih benar-
benar sesuai untuk mengumpulkan data pengawasan secara tepat. Adapun
rambu-rambu yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan
instrumen pengumpulan data pengawasan sekoah dapat dilihat pada tabel di
bawah ini (Arikunto, 1988: 52).
Menurut Arikunto (1988), langkah-langkah yang harus dilalui dalam
menyusun instrumen apapun, termasuk instrumen pengawasan sekolah
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
16/82
9
adalah sebagai berikut:
a) .Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yangakan disusun. Bagi para peneliti atau pengawas sekolah pemula,merumuskan tujuan seperti ini tidak lazim. Padahal sebetulnya
langkah ini sangat perlu. Tidak mungkin kiranya atau apabila mungkinakan sukar sekali dilakukan, menyusun instrumen tanpa tahu untukapa data itu terkumpul, apa yang harus dilakukan sesudah itu apafungsi setiap jawaban dalam setiap butir bagi jawaban problematikadan sebagainya. Contoh: Tujuan menyusun angket untukmengumpulkan data tentang besarnya minat belajar dengan modul.
b) Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variabel danjenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabelyang bersangkutan. (48-52).
Contoh Kisi-kisi: Untuk mengumpulkan data tentang kegiatan belajarmengajar di kelas diperlukan angket, wawancara, observasi, dan dokumen.
Kisi-kisinya adalah sebagai berikut:
NoVariabel/Sub Variabel
Wawancara Angket
Observasi Dokumentasi
Guru Siswa Pengelola Siswa
1 Awal danberakhirnya
pelajaran V V V V
2 Aktivitas siswa V V V
3 Kesulitanbuku
pegangan guru/siswa V V V V
4 Referensi bukuV V V
5 Kelengkapansarana
dan prasarana V V
6 Pelaksanaan ulanganV V V V
7 Mutu soal ulangan V V
8 Pengambilannilai akhirV V V
9 Pendokumentasian nilai
siswa V V V V
10 Situasi belajar secara
umum V
V
V V
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
17/82
10
2. Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen
a) Membuat butir-butir instrumen
Sesudah memiliki kisi-kisi seperti contoh di atas, langkah penilaian
berikutnya adalah membuat butir-butir instrumen. Yang tertera pada kolomkolom disebelah kanan adalah wawancara, angket, observasi dan
dokumentasi. Keempatnya menunjukkan jenis kegiatan yang akan dilakukan
oleh penilai dalam mengumpulkan data. Untuk dapat melakukan
pengumpulan data dengan baik, penilai dilengkapi dengan instrumen (alat)
agar pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis, menghemat waktu dan
data yang diperoleh sudah tersusun.
Menyusun instrumen bukanlah pekerjaan yang mudah. Bagi peneliti
atau pengawas sekolah pemula, tugas menyusun instrumen merupakan
pekerjaan yang membosankan dan menyebalkan. Sebelum memulai
pekerjaannya, mereka menganggap bahwa menyusun instrumen itu mudah.
Setelah tahu bahwa langkah awal adalah membuat kisi-kisi yang menuntut
kejelian yang luar biasa. Tidak mengherankan kalau banyak di antara
pengawas yang merasa kesulitan.
Tanda-tanda (V) yang tertera pada kisi-kisi di atas menunjukkan isi
mengenai informasi yang akan dijaring dengan instrumen yang tertulis pada
judul kolom. Dalam contoh terlihat bahwa butir-butir pada wawancara untuk
siswa dan angket untuk siswa tidak cukup banyak. Dalam keadaan seperti ini,
jika pengawas menghendaki, dapat dipilih salah satu saja. Setiap instrumen
mengandung kebaikan dan kelemahan. Untuk itu harap mempelajari butir-butir
penelitian tentang instrumen penelitian.
b) Mengedit instrumen
Proses editing intrumen dilakukan di akhir penyusunan instrument
sebelum mulai pencetakan instrument, yang dilakukan dalam yaitu:
1) Mencocokan kisi-kisi yang dikehendaki dengan draf instrumen yang telah
jadi.
2) Mengatur sistematika yang dikehendaki penilai atau pengawas untuk
mempermudah pengolahan data.
3) Menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
18/82
11
4) Membuat pengantar permohonan pengisian bagi angket yang diberikan
kepada orang lain. Untuk pedoman wawancara, pedoman pengamatan
(observasi) dan pedoman dokumentasi hanya identitas yang menunjuk
pada sumber data dan identitas pengisi.
Untuk mengakhiri penjelasan tentang penyusunan instrumen, berikut ini
ditambahkan kondensi aturan-aturan penulisan butir angket. Beberapa aturan
dimaksud hampir sama persis dengan aturan-aturan penyusunan tes objektif.
Aturan-aturan tersebut menurut Arikunto (1988: 50-51), yaitu:
(a) Hindarkan penggunaan kata-kata kebanyakan, sebagian besar,
biasanya yang tidak mempunyai arti jelas dalam jumlah.
(b) Rumusan yang pendek lebih baik daripada yang panjang karena kalimat
yang pendek akan lebih mudah dipahami.
(c) Rumusan negatif seyogyanya dihindari atau dikurangi hingga sesedikit
mungkin. Untuk membuat butir arti terbalik (inverse), jika terpaksa
menggunakan kata yang menunjuk pada arti negatif hendaknya
digarisbawahi.
(d) Tidak boleh membuat butir yang mengandung dua pengertian, misalnya:
Pendekatan menjadi tanggung jawab orang tua masyarakat dan negara,
karenanya maka orang tua asuh perlu diharuskan untuk anggota
masyarakat yang mampu. Terhadap pernyataan tesebut responden dapat
setuju terhadap pernyataan pertama tetapi tidak untuk yang kedua.
(e) Hindari penggunaan kata-kata atau kalimat-kalimat yang membingungkan.
Ingat bahwa angket merupakan daftar pertanyaan yang diisi oleh
responden pada waktu mereka tidak berdekatan dengan penyusun. Oleh
karena itu, semua kata, kalimat atau kumpulan kalimat harus jelas.
(f) Hindari pengarahan terselubung. Penyusun instrumen tidak dibenarkan
sedikit atau banyak memberikan isyarat pancingan (hint) yang
menyebabkan responden memilih suatu alternatif tertentu.
F. Tindak Lanjut Dan Laporan Supervisi Manajerial
Tindak lanjut dan pembauatan laporan supervisi manajerial merupakan
tindakan yang dilakukan oleh pengawas dengan berkolaborasi bersama kepala
sekolah dalam rangka memperbaiki temuan-temuan ketidaksesuaian ataumengatasi permasalahan yang ditemukan. Temuan dalam kegiatan supervisi
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
19/82
12
manajerial dapat dikategorikan berdasarkan tingkat kepentingannya, berdasarkan
dampak yang ditimbulkan, frekuensinya.
1. Tindak Lanjut
Pengawas sekolah di awal tahun melakukan pemantuan terhadap
pengelolaan sekolah, dikuti menilai dan membina langkah berikutnya adalah
melakukan tindak lanjut. Tindak lanjut dalam kegiatan supervisi manajerial
dapat berupa tindak lanjut korektif yang memperbaiki temuan ketidaksesuai
dalam pengelolaan sekolah dan tindak lanjut preventif yang berupa upaya
untuk mengatasi timbulnya permasalahan di masa yang akan datang. Tindak
lanjut supervisi manajerial dapat berupa tindakan saran-saran improvisasi untuk
meningkatkan keunggulan pengelolaan sekolah.
a. Mencari Penyebab Permasalahan
Tindak lanjut korektif dan preventif memerlukan kegiatan analisis akar
penyebab masalah secara terstruktur agar tindakan efektif dan efisien. Terdapat
berbagai metode evaluasi terstruktur untuk mengidentifikasi akar penyebab
(root cause analysis) suatu kejadiaan yang tidak diharapkan (undesired
outcome). Analisis Penyebab Masalah merupakan pendekatan terstruktur
untuk mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh pada satu atau lebih
kejadian- kejadian yang lalu agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja
(Corcoran 2004). Selain itu, analisis penyebab masalah dapat memudahkan
pelacakan terhadap faktor yang mempengaruhi kinerja. Penyebab masalah
adalah bagian dari beberapa faktor (kejadian, kondisi, faktor organisasional)
yang memberikan kontribusi, atau menimbulkan kemungkinan penyebab dan
diikuti oleh akibat yang tidak diharapkan.
Chandler (2004) dalam Ramadhani et. al (2007) menyebutkan bahwa
dalam memanfaatkan analsisi penyebab masalah terdapat empat langkah
yang harus dilakukan pertama mengidentifikasi dan memperjelas definisi
undesired outcome(suatu kejadiaan yang tidak diharapkan), kedua
mengumpulkan data, ketiga menempatkan kejadian-kejadian dan kondisi-
kondisi pada event and causal factor table, dan keempat lanjutkan pertanyaan
mengapa untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang paling kritis.
Metode yang mudah untuk dilaksanakan dalam melakukan analisis
penyebab masalah adalah metode Why Analysis (analisa kenapa) adalah
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
20/82
13
suatu metode yang digunakan dalam rangka problem solving yaitu mencari
akar suatu masalah atau penyebab dari defect supaya sampai ke akar
penyebab masalah. Istilah lain dari why analysis adalah 5 whys analysis.
Metoda ini dikembangkan oleh pendiri Toyota Motor Corporation yaitu Sakichi
Toyoda yang menginginkan setiap individu dalam organisasi memiliki skill
problem solving dan mampu menjadi problem solver di area masing-masing.
Metoda yang digunakan oleh why analysis adalah dengan menggunakan
iterasi yaitu pertanyaan MENGAPA yang diulang beberapa kali sampai
menemukan akar masalahnya.
Tahapan umum dengan why analysis:
1) Masalah dan areanya ditentukan terlebih dahulu
2) Dibentuk tim untuk brainstorming sehingga kita bisa memiliki berbagai
pandangan, pengetahuan, pengalaman, dan pendekatan yang berbeda
terhadap masalah dan areanya
3) Melakukan blusukan untuk melihat tempat, objek dan data yang lebih actual
dan akurat.
4) Mulailah bertanya menggunakan mengapa (why) berulang.
Masalah: Jam dinding yang mati tidak berfungsi tetap berada di atas
ruangan dan terjadi selama bertahun-tahun.
a) Mengapa? Komponen karena sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki
dan tidak dibuang.
b) Mengapa rusak dan tidak dibuang? Tidak pernah diperbaiki dan
sarana prasarana milik negara, jadi susah dihapuskan.
c) Mengapa tidak diperbaiki dan tidak dihapuskan? Tidak ada yang tahu
d) Mengapa tidak ada yang tahu? Tidak ada jadwal rutin pemeliharaan
dan tidak tahu prosedurnya.
e) Mengapa tidak tahu prosedurnya? Inilah akar masalahnya
Setelah sampai pada akar masalah, ujilah setiap jawaban dari yang
terbawah apakah jawaban tersebut akan berdampak pada akibat di level
atasnya. Contoh: apakah kalau mengetahui prosedur dan ada jadwal rutin
pemeliharaan maka akan mudah buat pemeliharaan untuk melakukan
pemeliharaan dan penghapusan barang. Apakah hal tersebut paling masuk akal
dalam menyebabkan dampak di level atasnya. Apakah ada alternatifkemungkinan penyebab lainnya? Pada umumnya solusi tidak mengarah pada
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
21/82
14
menyalahkan ke orang tapi bagaimana cara melakukan perbaikan sistem atau
prosedur. Jika akar penyebab sudah diketahui maka segera implementasikan
solusinya.
Temuan yang mempunyai tingkat kepentingan tinggi, berdampak luas dan
sering terjadi berulang kali memerlukan tindak lanjut sesegera mungkin.
Efektivitas tindak lanjut supervisi manajerial dalam mengatasi ketidaksesuaian
atau temuan bergantung dari ketepatan dalam melakukan analisis akar penyebab
masalah dan pemilihan alternatif solusi yang dipilih untuk mengatasi
permasalahan.
b. Bentuk Tindak Lanjut
Bentuk tindak lanjut supervisi manajerial harus tidak menimbulkan masalah-
masalah baru, yang berupa pembimbingan, pendampingan sampai pembinaan
hingga muncul harapan perubahan di sekolah. Pengawas sekolah dalam
memberikan saran tindak lanjut harus memperhatikan/berdasarkan ketentuan,
standar, rencana, dan atau norma/hukum yang telah ditetapkan, solusi terpilih
tidak menimbulkan permasalahan yang baru. Hasil-hasil tindak lanjut dibuatkan
catatan khusus sesuai klasifikasi akar permasalahan yang muncul (diinventarisir).
Beberapa dokumen resmi yang dapat dijadikan referensi dan standar dalam
kegiatan supervisi manajerial antara lain.
Aspek 8 SNP Standar dan Referensi Terkait
KompetensiLulusan Permendikbud no 54 tahun 2013 dsb
Isi Permendibud no 67, 68, 69,70 tahun 2013 dsb
Proses Permendikbud 65 thn 2013 , dan no. 81 a thn 2013, dan no:160 tahun 2014
Penilaian Permendibud no 66 tahun 2013
PTK PP no 53 tahun 2010 dsbPerka BKN no 1 tahun 2013 dsb
Pengelolaan Permendiknas no19 thn 2007PP no 34 tahun 1974 dsb
Sarana PrasaranaPermendiknas no 24 thn 2007 Permendagri no 17 tahun 2007
Permendikbud 71 tahun 2013 dsb
Pembiayaan Permendiknas no 69 tahun 2009Panduan penggunaan dana BOS, dsb
Ada 3 bentuk tindak lanjut supervisi manajerial; (1) pembinaan
perorangan/individual, (2) pembinaan kelompok, (3) pembinaan terpadu.
Pembinaan secara individual yaitu pembinaan yang dilakukan secara
perseorangan setelah memantau, membimbing, warga sekolah binaan denganpendekatan kemitraan dari pengawas sekolah. Pembinaan individual lebih
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
22/82
15
mengena jika akar masalah terletak pada seseorang, mencegah masalah tersebut
menular ke orang lain. Pembinaan secara kelompok yaitu pembinaan yang
dilakukan secara kelompok (dewan guru, atau staf Tata Usaha) sepanjang akar
permasalahan berada di kelompok itu, maupun kendalanya yang dihadapi oleh
kepala sekolah belum terselesaikannya maka untuk dicarikan solusi
pemecahannya pengawas melakukannya. Pembinaan terpadu yaitu
pembinaan yang dilakukan secara terpadu (seluruh stakeholdersekolah) dalam
lingkungan sekolah, untuk menyamakan persepsi tentang bidang tugas kepala
sekolah, kebersamaan dalam upaya menjaga ketahanan sekolah dan
memperjuangkan visi, misi, tujuan sekolah.
2.Laporan Supervisi ManajerialLaporan berarti segala sesuatu yang dilaporkan (hasil kegiatan), dan
pelaporan berarti perihal melaporkan. Laporan hasil supervisi manajerial
merupakan media yang digunakan oleh pengawas untuk mengkomunikasikan
hasil supervisi manajerial kepada pimpinan organisasi, unit-unit kerja, serta pihak
lain yang berkepentingan untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Pelaporan hasil supervisi manajerial kepada pihak-pihak yang
berkepentingan merupakan hal yang penting dan nilai tambah pekerjaanpengawas terletak pada penilaian dan penyajian informasi tersebut.
Penerimaan dan perhatian pihak yang berkepentingan terhadap simpulan akhir
laporan hasil supervisi, serta tindak lanjut terhadap permasalahan yang
dilaporkan merupakan ukuran kesuksesan supervisi manajerial. Pelaporan dapat
dijadikan bukti pertanggungjawaban telah menyelesaikan suatu tugas dengan
dibuktikan berupa laporan tertulis dan dilengkapi laporan secara lisan, sehingga
pihak lain mempercayai dan akan memberikan tanggung jawab/pekerjaan yang
lebih besar lagi. Eksistensi pengawas sangat dipengaruhi oleh bukti-bukti hasil
tugas pekerjaannya, hal ini mengingat pengawas sekolah sebagai pejabat
fungsional yang merencanakan, mengatur, mengelola, dan mengerjakan sendiri.
3.Fungsi Laporan Hasil Supervisi
Laporan hasil supervisi berfungsi sebagai media komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi
tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan
keputusan yang sangat beragam sesuai dengan kepentingan masing-masing.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
23/82
16
Laporan hasil supervisi menginformasikan hasil penilaian kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi sekolah.
Laporan hasil supervisi menginformasikan apakah kegiatan tersebut
telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma
yang telah ditetapkan. Laporan juga menginformasikan hasil penilaian kemajuan
suatu program/kegiatan. Laporan hasil supervisi berfungsi sebagai dokumen
pertanggungjawaban kegiatan pengawas. Pelaksanaan kegiatan supervisi
manajerial menyerap sumber daya dan harus dipertanggungjawabkan
penggunaannya dalam bentuk kinerja. Laporan hasil supervisi dapat dijadikan
sebagai indikator output kegiatan supervisi.
Untuk dapat memberikan fungsinya secara optimal maka laporan
supervisi manajerial harus memenuhi kriteria empat sesuai yaitu:
a) Sesuai Isi. Laporan harus didasarkan pada hasil pelaksanaan supervisi
yang didokumentasikan secara baik. Isi laporan harus sesuai dengan
pedoman pelaporan yang berlaku.
b) Sesuai Waktu. Laporan hasil supervisi harus disampaikan sesuai waktu.
Keterlambatan/kedaluarsa pelaporan dapat membuat manfaat laporan
berkurang bahkan tidak bermakna/ tidak bermanfaat.
c) Sesuai Menu. Laporan hasil supervisi disajikan secara menarik sehingga
mengundang minat manajemen untuk membacanya. Laporan ditulis
menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana serta materi laporan
mudah dipahami pembaca, menggunakan bahasa tulis sesuai Bahasa
Indonesia Ejaan Yang Disempurnakan.
d) Sesuai Alamat. Laporan hanya boleh disampaikan kepada pihak-pihak
yang berwenang mengetahui isi sebab menyangkut pemangku
kebijaksanaan. Laporan yang salah alamat (tidak sesuai alamat) akan tidak
berguna bagi si penerima, bahkan dapat disalahgunakan pihak yang tidak
berwenang.
4. Tujuan Pembuatan Laporan Supervisi Manajerial
Penyusunan laporan supervisi manajerial oleh setiap pengawas
sekolah bertujuan untuk:
a) Menginformasikan gambaran mengenai keterlaksanaan setiap butir
kegiatan supervisi manajerial yang menjadi tugas fungsi pengawas sekolah.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
24/82
17
b) Menginformasikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan
berdasarkan hasil supervisi manajerial berupa hasil pemantauan,
pembinaan, dan penilaian.
c) Menyajikan berbagai f aktor pendukung dan penghambat/kendala dalam
pelaksanaan setiap butir kegiatan supervisi manajerial, sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan pemangku kebijakan untuk mengembangkan
lebih lanjut.
5. Manfaat Laporan Hasil Supervisi Akademik
Laporan hasil supervisi dapat dimanfaatkan sebagai landasan dalam
penyusunan program kerja supervisi tahun yang akan datang. Bagi Dinas
Pendidikan, laporan hasil supervisi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam
menilai kinerja pengawas sekolah yang bersangkutan, sumber informasi
untuk mengetahui gambaran spesifikasi sekolah, landasan untuk menentukan
tindak lanjut pembinaan dan memfasilitasi 8 standar nasional pendidikan
terhadap tiap-tiap sekolah, serta dapat dijadikan sumber informasi untuk
menyusun data statistik Sekolah atau yang lainnya.
Laporan yang tidak direspon pemangku kebijakan (yang berwenang)
berdampak buruk akan kelanjutan dan potensi perkembangan sekolah binaan,
terlalu banyaknya laporan yang kurang direspon/ditindaklanjuti oleh yang
berwenang sedikit-demi sedikit akan selalu menumpuk sejalan berputarnya roda
pendidikan yang akan menjadi beban bola salju permasalahan besar suatu
institusi pendidikan/lembaga.
6. Sistematika Pelaporan Hasil Supervisi
Pelaporan yang legal memenuhi dua kriteria yaitu laporan secara lisan
dan laporan secara tertulis. Laporan secara lisan dapat dikemukakan dalam
forum-forum terkait, jika forum kegiatan tersebut bertujuan mengevaluasi
bersama apabila bukan maka laporan dapat langsung secara lisan kepada
pemangku kebijakan dengan dilengkapi secara tertulis. Laporan-laporan tertulis
secara administratif dibuat rangkap sebanyak kebutuhan jumlah penerima plus 2
rangkap, hal ini dimaksudkan 1 rangkap untuk dokumen arsip di ruang
pengawas, dan 1 rangkap untuk pegangan pengawas dalam kesinambungan
tugas selanjutnya.
Secara umum pedoman dalam pembuatan pelaporan supervisi manajerial
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
25/82
Kerangka Laporan Pelaksanaan Program Supervisi Manajerial
HALAMAN JUDUL (SAMPUL)
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Masalah
C.Tujuan dan Sasaran Supervisi Manajerial
D.Tugas dan Ruang Lingkup Supervisi Manajerial
BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH
BAB III PENDEKATAN DAN METODE
BAB IV HASIL SUPERVISI MANAJERIAL PADA SEKOLAH BINAANHasil Pemantauan dan Pembinaan
Pembahasan Hasil
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. SaranC. Rekomendasi
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
Surat Keputusan (SK) tentang pembagian tugas wilayah dabin atausekolah/guru binaan, Surat Tugas Supervisi, Surat Keterangan telah
melaksanakan tugas, Daftar hadir Guru dan atau Kepala Sekolah padasaat pembinaan/pemantauan/penilaian, Contoh-contoh instrumen 8 SNP,dokumentasi berupa foto-foto, dll.
18
adalah:
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
26/82
19
G. Penutup
Pengawas Sekolah merupakan jabatan fungsional tertinggi di tingkat
pendidikan dasar maupun menengah, Pengawas Sekolah merupakan ujung tombak
penjaminan mutu pendidikan di tiap-tiap kabupaten/kota serta mempunyai tugas
yang sangat penting di dalam mendorong Kepala Sekolah, Guru dan TenagaKependidikan untuk melakukan proses pengelolaan Manajerial sekolah agar
mampu menumbuhkan daya kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan
masalah serta berpikir dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah. 6
Kompetensi Pengawas Sekolah sangat berpengaruh dalam penjaminan mutu
pendidikan di satuan pendidikan-satuan pendidikan, salah satu diantaranya
Kompetensi Supervisi Manajerial ya n g berpengaruh langsung di sekolah binaan-
sekolah binaan.
H. Daftar Pustaka
Dirjen PMPTK; (2009); Bahan Belajar Mandiri KKPS, Dimensi Kompetensi
Penelitian dan Pengembangan: DIKNAS; Jakarta.
Permendiknas 21 (2011). Juknis Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan angka
kreditnya. Kemendikbud, Jakarta
Pusbangtendik. (2011). Buku Kerja Pengawas Sekolah. Kementerian Pendidikan
Nasional. Jakarta
Pusbangtendik (2014). Supervisi Manajerial Implementasi Kurikulum 2013.
BPSDMPK&PMP, KEMENDIKBUD, Jakarta.
Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan,Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 12 tahun 2007, Standar Nasional
Pengawas Sekolah/Madrasah, Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 13 tahun 2007, Standar Nasional
Kepala Sekolah/Madrasah, Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
27/82
20
PROGRAM SEMESTER PENGAWASAN SEKOLAH
TAHUN .
Nama Pengawas:.
Jenjang jabatan:Pengawas Sekolah ..
NO JENIS KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DI HARAPKAN
ALOKASI WAKTU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Supervisi profil awal
sekolah
Kondisi akademik, non
akademik awal tahun
pelajaran
Diketahuinya kondisi awal
sekolah sebagai landasan
program kegiatan sekolah
2 Supervisi rapat kerja dan
kegiatan awal tahun
Kegiatan awal tahun
administrasi rapat kerja,
bukti fisik kegiatan awal
tahun
Diketahuinya persiapan awal
tahun pelajaran terutama
pembagian tugas dan jadwal
kegiatan
3 Supervisi administarasi
kurikulum, perangkat
pembelajaran, referensi /
buku pegangan guru dan
siswa serta sistem
penilaian
Administrasi kurikulum,
perangkat pembelajaran
guru, referensi guru dan
siswa serta sistam
penilaian
Tersusunnya KTSP dan
perangkat pembelajaran serta
tersedianya referensi / buku
pegangan guru dan siswa
yang memedai serta memilikin
sistem penilaian yang
terprogram
4 Supervisi kehadiran guru
dan siswa, pengelolaan
Kehadiran guru dan siswa, Kehadiran guru dan peserta
didik di atas 90%,
Lampiran: 1
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
28/82
21
PBM di kelas pengelolaan PBM terlaksananya pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan
5 Supervisi administrasi PPD,
MOS, KKM, hasil UN,
lomba akademik/ non
akademik, etika dan
kedisiplinan
PPD & MOS, SKL, KKM,
hasil UN, lomba
akademik / non
akademik, Etika dan
kedisiplinin PD
Meningkatkan prestasi
Akademik dan non akademik
SKL di atas 75%
6 Supervisi rasio guru dan
siswa, dokumen
pengangkatan staf, guru
mapel, guru pembimbing,
tenaga ketata usahaan,
pustakawan, laboran, tenaga
kebersihan, penjaga sekolah
Guru, tenaga
kependidikan
Tenaga yang tersedia
memiliki kompetensi
kualifikasi memadai sesuai
SPM sehingga mampu
meningkatkan kualitas
pendidikan
7 Supervisi bukti kepemilikan
gedung sekolah, rekening
listrik, air, telepon, ruang
belajar, lapangan olahraga,
ruang laboratorium, ruang
perpustakaan, ruangBK,ruang kantor, ruang Kepala
Sekolah, ruang Guru, ruang
UKS, ruang OSIS, gudang,
KM/ WC, ruang serbaguna,
sarana peribadatan,
Gedung sekolah, sarana
pembelajaran, sarana
peribadatan, barang-
barang inventarais dan
administrasinya
Tersedianya sarana prasrana
pembelajaran melalui
pengadaan dan perawatan
sesuai SPM sarana
prasarana
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
29/82
22
8 Supervisi dan pembinaan
program jangka panjaang,
menengah dan tahunan,
ketatalaksanaan administrasi
dan program supervisi dan
tindak lanjut Kepala Sekolah
Program jangka panjang,
menengah, dan tahunan
sekolah, ketatalaksanaan
administrasi, Program
monitoring, evaluasi dan
tindak lanjut pelaksanaan
program sekolah
Tersusunnya program
jangka panjang, menengah
dan tahunan yang efektif
dan efisien untuk mencapai
standar pengelolaan
sekolah
Terlaksananya program
monitoring, evaluasi dan
tindak lanjut pelaksaanprogram sekolah
Pelaksaan APBS sesuai
rencana dan dapat di9 Suvervisi administrasi
keuangan dari semua sumber
dana yang di terima oleh
sekolah
APBS dan administrasi
keuangan
Sekolah memiliki dana yang
memadai untuk menunjang
kegiatan operasional dan
mengembangkan program
kegiatan PBM
Sekolah mengalokasikan
dana pad APBS sesuai
dengan 8 SNP dan dapat
dipertanggung jawabkan
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
30/82
23
10 Supervisi Daftar nilai, analisis
hasil penilaian dan
pelaksanaan tindak lanjut,
analisis KKM permapel dan
SK Kepala Sekolah tentang
KKM serta instrumen
evaluasi dan kisi-kisinya yang
di buat oleh guru
Daftar nilai, analisis
hasil penilaian dan
pelaksanaan tindak
lanjut
Analisis KKM per
mapel dan SK Kepala
Sekolah tentang KKM
Instrumen evaluasi dan
kisi-kisinya yang di buatoleh guru
Tersedianya data penilaian
akademik yang tertib dan
akurat
Tersedianya SK Kepala
Sekolah tentang KKM dan
analisis KKM oleh para guru
Tersedianya bank soal yang
sudah di analisis
11 Supervisi profil akhir sekolah Rekap dan analisia nilai
akhir tahun
Diketahuinya peningkatan
kegiatan sekolah dan
peningkatan prestasi / kinerja
sekolah
12 Menyusun laporan akhir
tahun
Rekap laporan
pengawas akhir tahun
Pengawas dapat melaporkan
hasil pengawasannya selama
satu tahun
.,Juli 20
Kepala dinas, Korwas, Pengawas Satuan Pendidikan,
( ). (________________________) ( )
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
31/82
24
ASPEK: Supervisi Manajerial
1. Rencana Kerja Sekolah
NOASPEK /
KOMPONEN KONDISI IDEAL
1 Komponen
utama R K S
Melaksanakan analisis lingkungan strategis empat tahun ke
depan tentang kondisi sosial, ekonomi, politik, keamanan,
kemajuan IPTEK, budaya, dsb.
Melaksanakan analisis kondisi pendidikan saat ini secara
umum, tingkat nasional atau internasional
Melaksanakan analisis tentang kondisi pendidikan yang
ideal, sempurna, dan yang seharusnya terjadiAnalisis pengidentifikasian tantangan nyata (Kesenjangan
Kondisi) antara kondisi pendidikan saat ini terhadap kondisi
pendidikan empat tahun ke depan, khususnya ditinjau dari 8
aspek SNP
2 Visi sekolah
Sekolah merumuskan dan menetapkan visi serta
mengembangkannya
Terdapat Rambu-rambu merumuskan Visi SekolahTerdapat Indikator-indikator VISI sekolah
Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga
sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan,
selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan
nasional
Diputuskan oleh rapat dewan pendidi
Disosialisasikan kepada warga sekolah
3 Misi Sekolah
Sekolah merumuskan
mengembangkannya
dan menetapkan misi serta
Misi mengacu kepada indikator Visi
Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang
berkepentinganDisosialisasikan kepada warga sekolah
4 Tujuan Sekolah
Sekolah merumuskan
mengembangkannya
dan menetapkan tujuan serta
Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah
ditetapkan oleh sekolah dan Pemerintah
Disosialisasikan kepada warga sekolah
5
Rencana Kerja
Sekolah
Rencana kerja jangka menengah menggambarkan tujuan
yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun
Lampiran: 2
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
32/82
25
Unsur-unsur RKS empat tahuan meliputi: Analisis lingkungan
strategis, Analisis pendidikan saat ini, Analisis pendidikan
dimasa yang akan datang, Identifikasi tantangan nyata
Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S) dilaksanakanberdasarkan rencana jangka menengah
Disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan
pertimbangan dari komite sekolah
Disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota
Dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-
pihak yang terkait
6 Rencana kerja
tahunan
Memuat Kurikulum dan kegiatan pembelajaran
Memuat Pendidik dan tenaga kependidikan serta
pengembangannya
Memuat Sarana dan prasarana
Memuat Keuangan dan pembiayaan
Memuat Budaya dan lingkungan sekolah
Memuat Peranserta masyarakat dan kemitraan
Memuat Rencana-rencana kerja lain yang mengarah
7
Program
strategis dan
StrategiPelaksanaan/
Pemenuhan Delapan Standar Nasional Pendidikan
Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah
8Supervisi,
monitoring dan
evaluasi
Minimal Ranah Supervisi meliputi: 8 SNP dan satu aspek
pendidikan (budaya dan lingkungan sekolah)
Dilakukan oleh kepala sekolah atau tim yang dibentuk sekolah
Lingkup Kegiatan Monev meliputi: Persiapan, Pembentukan
Tim, Pengembangan perangkat instrumen,Pelaksanaan,
Pelaporan, Tindak lanjut)
9 Pembiayaan Dibuat dalam bentuk RAPBS
Pembiayaan untuk 4 tahunTiap tahunnya dapat dibuat rinci dari berbagai sumberMengambil satu tahun dari RKS
Dibuat setiap Tahun
Isi keseluruhan RKAS atau rencana kerja jangka pendek/
rencana kerja satu tahun berdasarkan aspek-aspek 8 SNP
Memuat Perencanaan kegiatan bidang kesiswaan
Perencanaan kegiatan pengembangan kurikulum dan
pembelajaran
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
33/82
26
10Rencana
Kegiatan dan
Anggaran
Sekolah (RKAS )
Memuat Perencanaan kegiatan bidang pengelolaan
pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan
Memuat Pengelolaan kegiatan bidang sarana dan
Memuat Pengelolaan kegiatan bidang keuangan dan
pembiayaan pendidikan
Memuat Perencanaan penciptaan suasana, iklim, dan
lingkungan pembelajaran yang kondusif
Memuat Perencanaan yang melibatkan masyarakat
pendukung dan membangun kemitraan dengan lembaga lain
Perencanaan pengawasan: Supervisi,Monitoring,
Evaluasi,Pelaporan, Tindak lanjut hasil pengawasan
Memuat Perencanaan kegiatan evaluasi diri, melalui pengajian
analisis: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
Memuat Perencanaanevaluasi kinerja pendidik dan tenagakependidikan
Memuat Perencanaan kegiatan persiapan bahan yang diperlukan
untuk akreditasi sekolah
11 SistematikaRKAS
Cover yang mencantumkan periode tahun keberlakuan RKJM
Lembar Pengesahan yang berisi tandatangan Kepala Sekolah,
Komite Sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten
Kata Pengantar dan Daftar IsiIdentitas Sekolah dan Kepala Sekolah
Bab I. Pendahuluan yang memuat: Latar Belakang , Visi,
Misi, dan Tujuan Sekolah
Bab II. Deskripsi Hasil Analisis Konteks
Bab III. Rencana Kerja Sekolah yang berisi rencana kegiatan
untuk kurun waktu 4 (empat) tahun
Bab IV. Penutup
Lampiran lampiran: Fotocopy surat keputusan pendirian
sekolah,Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite
Sekolah, Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala
Sekolah,Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas
Sekolah, Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Kerja
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
34/82
27
ASPEK: Pendidik dan Tenaga Kependidikan
NO
ASPEK /
KOMPONEN
KONDISI IDEALStandar
Pendidik
1
Kualifikasi
Akademik Guru
Kepala sekolah memiliki kualifikasi akademik minimum
sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
Kepala sekolah berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat
pendidik, dan Surat Keputusan (SK) sebagai kepala sekolahGuru memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau
diploma empat (D-IV).
Guru pelajaran mengajar sesuai dengan latar belakang
pendidikannya
2
Kompetensi
Guru
Kepala sekolah memiliki pengalaman mengajar sekurang-
kurangnya 5 tahun
Kepala sekolah memiliki kemampuan manajerial
Kepala sekolah memiliki kemampuan kewirausahaandalam mengelola kegiatan
Kepala sekolah melakukan supervisi dan monitoring
Guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran sesuai
dengan prinsip-prinsip pembelajaran
Guru memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
Guru memiliki Sertifikat Pendidik
Guru memiliki integritas kepribadian dan bertindak sesuai
dengan norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan
ketentuan yang berlaku
Guru menguasai materi pelajaran yang diampu serta
mengembangkannya dengan metode ilmiah
Tunjangan profesi diberikan kepada Guru yang memenuhi
persyaratan
Ada penghargaan / mendapatkan promosi atas dasar prestasi
Guru, dedikasi luar biasa,
Lampiran: 3
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
35/82
28
3
Penghargaan
bagi guru
Maslahat tambahan: tunjangan pendidikan, asuransi
pendidikan, beasiswa, atau penghargaan bagi Guru,
pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain
Keringanan biaya pendidikan bagi putra dan/atau putri
kandung atau anak angkat Guru yang telah memenuhipersyaratan akademik, masih menjadi tanggungannya
4 Hak-hak guru
Guru berhak mendapat perlindungan hukum, profesi,
keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan tugas
Guru berhak memperoleh akses memanfaatkan sarana dan
prasarana pembelajaran yang disediakan oleh satuan
pendidikan
Guru memiliki kesempatan untuk berperan dalam
penentuan kebijakan pendidikan
Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan danmeningkatkan Kualifikasi Akademik dan kompetensinya,
serta untuk memperoleh pelatihan dan pengembangan
profesi dalam bidangnya
Guru berhak memperoleh cuti
5 Beban Kerja
Guru
Merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih
peserta didik, melaksanakan tugas tambahan yang melekat
pada pelaksanaan kegiatan pokok
Beban kerja Guru paling sedikit memenuhi 24 (dua puluhempat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat
puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
Beban kerja kepala satuan pendidikan paling sedikit 6 (enam)
am tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing 40
(empat puluh) peserta didik
Beban kerja wakil kepala, ketua program keahlian, kepala
perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit
produksi paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1
(satu) mingguBeban kerja Guru bimbingan dan konseling atau konselor
paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik
Standar Tenaga
Kependidikan KONDISI IDEAL
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
36/82
29
6 Tenaga
Perpustakaan
Sekolah mempunyai jumlah tenaga perpustakaan
sekolah lebih dari satu orang Kepala perpustakaan
sekolah berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu
Perpustakaan
Kepala perpustakaan sekolah mempunyai sertifikatkompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah
Kepala perpustakaan sekolah memiliki Kompetensi:
Manajerial Pengelolaan Informasi, Kependidikan,
Kepribadian, Sosial, Pengembangan Profesi
Setiap perpustakaan sekolah memiliki sekurang-
kurangnya satu tenaga perpustakaan sekolah yang
berkualifikasi SMA atau yang sederajat
Tenaga Perpustakaan Sekolah memiliki Kompetensi:
Manajerial, Pengelolaan Informasi, Kependidikan,Kepribadian, Sosial, Pengembangan Profesi
7
Tenaga
laboratorium
Standar tenaga laboratorium sekolah mencakup kepala
Kepala Laboratorium Sekolah memiliki Pendidikan minimal
diploma tiga (D3) dan memiliki sertifikat kepala laboratorium
sekolah
Kepala Laboratorium Sekolah memiliki Kompetensi:
kepribadian, Sosial, Manajerial, Profesional,
Teknisi Laboratorium Sekolah minimal lulusan programdiploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan
laboratorium dan memiliki sertifikat teknisi
Teknisi Laboratorium Sekolah memiliki Kompetensi:
kepribadian, Sosial, Administratif, Profesional,
Laboran Sekolah minimal lulusan program diploma satu
(D1) yang relevan dengan jenis laboratorium, memiliki
sertifikat laboran
Laboraton Sekolah memiliki Kompetensi: kepribadian, Sosial,Administratif, Profesional,
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
37/82
30
ASPEK: Kurikulum dan Pembelajaran
NO ASPEK /KOMPONEN KONDISI IDEAL
A K T S P
1Visi, Misi dan
Tujuan:
Memuat penguatan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik
2
Muatan Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum
3
Muatan Kurikulum
pada Tingkat
Daerah
Menentukan muatan lokal sudah diperkuat dengan
Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati/walikota
4
Muatan Kekhasan
Satuan Pendidikan
Sudah melakukan analisis kebutuhan peserta didik dalam
menentukan muatan lokal kekhasan satuan pendidikan
5Pengaturan Beban
Belajar
Alokasi waktu setiap mata pelajaran Sudah mengacu
kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
6
Tatap muka,
penugasan
terstruktur, dan
kegiatan mandiri
Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada satuan
pendidikan sudah menggunakan 0%-60% dari waktu
kegiatan tatap muka
7Beban Belajar
Tambahan
Menambah beban belajar per minggu melalui analisis
kebutuhan belajar peserta didik
8Kalender
Pendidikan
Mengatur waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif, dan hari libur
B
MEKANISME
PENYUSUNAN DAN
PENGELOLAAN
KTSPKONDISI IDEAL
Tahapan
Penyusunan
Menyusun KTSP sebagai bagian dari kegiatan
perencanaan sekolah melalui kegiatan rapat kerja
dan/atau lokakarya sekolah dan/atau kelompok sekolah
yang diselenggarakan sebelum tahun pelajaran baru.
Lampiran: 4
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
38/82
31
Prinsip-prinsip
PenyusunanMenggunakan minimal 13 prinsip Penyusunan KTSP
Mekanisme
PengelolaanMenggunakan minimal 7 prinsip pengelolaan KTSP
Pihak yang terlibat
Tim penyusun KTSP terdiri dari: guru, konselor, dankepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota dan
melibatkan komite sekolah, nara sumber, dan pihak lain
yang terkait serta melibatkan koordinasi dan supervisi
dilakukan oleh dinas pendidikan
C DOKUMEN KTSP KONDISI IDEAL
Halaman sampulBerisi judul, logo sekolah dan atau logo pemda, tahun
pelajaran, dan alamat sekolahLembar
Pengesahan
Ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Ketua Komite
Sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan atau pejabat yang
ditun uk
Kata Pengantar
Berisi pernyataan tim pengembang yang menyatakan
syukur, pernyataan sukacita dapat menyajikan KTSP, dan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
Daftar Isi Memuat seluruh komponen isi yang tersaji dalam dokumen
Isi Dokumen:
Pendahuluan Memuat: Latar Belakang, Landasan, TujuanTujuan Satuan
Pendidikan Memuat: Visi, Misi, Tujuan
Struktur dan
Muatan Kurikulum
Memuat Analisis kebutuhan siswa
Memuat SKL yang sekolah hendak wujudkan
Memuat Kompetensi inti untuk tiap satuan pendidikan
Memuat Kompetensi
kompetensi inti
Dasaryangdirumuskanuntukmencapai
Muatan dan struktur pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, termasukTerdapat muatan lokal dan kegiatan kegiatan
ekstrakurikuler yang mengacu pada Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
Struktur dikembangkan berdasarkan kebutuhan
peserta didik dan potensi sumber daya sekolah
Memuat pengalokasian waktu alokasi waktu pembelajaran
tatap muka seluruh mata pelajaran, kegiatan di luar kelas
Mencantumkan jenis mata pelajaran, muatan lokal, dan
ekstrakuriuler.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
39/82
32
Memuat Pengaturan peminatan dan lintas minat.
D MUATAN K T S P KONDISI IDEAL
Daftar MataPelajaran Berisi Sejumlah mata pelajaran yang harus peserta didiktempuh pada satu jenjang pendidikan
Muatan Lokal
Berisi Jenis, strategi pemilihan, dan pelaksanaan muatan
lokal yang diselenggarakan oleh sekolah dengan
memperhatikan rambu- rambu/panduan pengembangan
muatan lokal
Bimbingan dan
Konseling
Berisi: komponen Layanan Bimbingan dan Konseling,
strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, pihak Yang
terlibat dan mekanisme pengembangan pembelajaran
Ekstrakurikuler
Berisi:Jenis, strategi pemilihan, dan pelaksanaan kegiatan;
definisi Operasional, Komponen visi-misi, Fungsi dan
tujuan,Prinsip, jenis kegiatan, format kegiatan; Mekanisme
kegiatan.
Peraturan
Akademik
Sejumlah aturan yang harus siswa ikuti DALAM BIDANG
AKADEMIK
Jumlah jam
pelajaran/tema
yang harus siswa
ikuti
Berisi stuktur jumlah mata pelajaran dan jumlah jam yang
harus siswa ikuti pada suatu jenjang pendidikan
Kriteriaketuntasan
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan olehsekolah yang mengacu pada nilai ketuntasan standar
Kriteria kenaikan
kelas dan
kelulusan
Berisi kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, serta strategi
penanganan peserta didik yang tidak memenuhi syarat
tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh
sekolah, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku
Kalender
Pendidikan
Berisi kalender pendidikan yang digunakan oleh sekolah,
yang disusun berdasarkan kalender pendidikan yang
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat, disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah, sertakebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan
memperhatikan struktur kurikulum
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Berisi dokumen RPP, informasi tentang pengembangan
RPP, kewajiban guru untuk menyusun RPP, penjelasan
tentang prinsip penyusunan RPP
Memuat persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran
yang meliputi alokasi waktu jam tatap muka, buku teks
pelajaran,pengelolaan kelas
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
40/82
33
Pelaksanaan
Pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup
Kegiatan pendahuluan berisi penyiapan peserta didik,
pemberian motivasi, mengaitkan materi dengan
mengajukan pertanyaan, menjelaskan tujuan pembelajaran
dan cakupan materi
Kegiatan inti berisi uraian tentang penggunaan model,
metode, media, dan sumber pembelajaran, serta
pendekatan yang digunakan meliputi tematik, terpadu,
sintifik, inkuiri, sesuai dengan karakteristik kompetensi dan
enjang sekolah. Kegiatan inti menggambarkan aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Kegiatan penutup berisi refleksi selama pembelajaran
berupa evaluasi selama proses pembelajaran, umpan
balik, tindak lanjut, dan rencana pembelajaran berikutnya
Guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri
Penilaian.
Penilaian proses menggunakan pendekatan penilaian
otentik yang dimanfaatkan untuk program perbaikan,
pengayaan, atau konseling, serta untuk perbaikan proses
pembelajaran
Lampiran KTSP
SK tim pengembang yang menyusun KTSP
RPP seluruh matapelajaran
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
41/82
34
ASPEK: Sarana dan Prasarana (SD)
NOASPEK /
KOMPONENKONDISI IDEAL
1 Satuan
Pendidikan
Memiliki minimum 6 rombongan belajar dan maksimum 24
rombongan belajar (Untuk SD)
2 Lahan
Rasio Minimum Luas Lahan terhadap Peserta Didik 12,7
dengan Luas Minimum Lahan 1340
Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam
kesehatan dan keselamatan
Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di
dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api
Lahan terhindar dari gangguan-gangguan: a. Pencemaran air,
b. Kebisingan, c. Pencemaran udara
Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi dan mendapat
izin pemanfaatan tanah
Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki
izin pemanfaatan
3 Bangunan
gedung
Rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik 3,8
Luas Minimum Lantai Bangunan 400
Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan
Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan: struktur
yang stabil dan kukuh, dilengkapi sistem proteksi pasif
dan/atau proteksi aktif
Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan:
ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai,
Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk
memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor
dan/atau air limbah, kotoran dan tempat sampah, serta
penyaluran air hujan
Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas
yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang
cacatBangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan
setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan
Lampiran: 5
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
42/82
35
NOASPEK /
KOMPONENKONDISI IDEAL
Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan: pintu
keluar darurat, dan jalur evakuasi
Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya
minimum 900 wattPemeliharaan bangunan gedung sekolah: Pemeliharaan
ringan, dan Pemeliharaan berat
Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan
izin penggunaan
4 Prasarana
Ruang
Kelas
Minimum jumlah ruang kelas sama dengan banyak
rombongan belajar
Luas minimum ruang kelas 30 m2. Lebar minimum ruang kelas
Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan yang memadai
Ruang kelas memiliki pintu yang memadai dapat dikunci
dengan baik
Ruang kelas dilengkapi sarana: Kursi dan meja peserta didik,
Kursi dan guru, Lemari, Rak hasil karya peserta didik, Papan
pajang minimum 60 cm x 120 cm., Papan tulis minimum 90 cm
x 200 cm, Tempat sampah, Tempat cuci tangan, Jam dinding,Soket listrik, Alat peraga.
5 Ruang
Perpustakaan
Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu
ruang kelas
Ruang perpustakaan dilengkapijendela untuk memberi
pencahayaan
Dilengkapi sarana: Buku teks pelajaran, Buku panduan
pendidik, Buku pengayaan, Buku referensi, Sumber belajar
lain, Rak buku, Rak majalah, Rak surat kabar, Meja dan
Kursi baca,Kursi dan Meja kerja, Lemari katalog, Lemari,
Papan pengumuman, Meja multimedia, Peralatan multimedia,
Buku inventaris,Tempat sampah, Soket listrik, Jam dinding,
6 Laboratorium
IPA
Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas.
Sarana Laboratorium IPA: Lemari, Model kerangka manusia,
Model tubuh manusia, Globe, Model tata surya, Kaca
pembesar, Cermin datar / Cembung/Cekung, Lensa
datar/Cembung/cekung, Poster IPA,
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
43/82
36
NOASPEK /
KOMPONENKONDISI IDEAL
7 Ruang
Pimpinan
Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3 m.
Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah,
dapat dikunci dengan baik
Sarana Ruang Pimpinan: Meja dan Kursi pimpinan, Kursi dan
meja tamu, Lemari, Papan statistik, Simbol kenegaraan,
Tempat sampah, Mesin ketik/komputer, Filing cabinet, Brankas,
Jam dinding
8 Ruang Guru
Rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik dan luas
minimum 32 m2.
Ruang guru dilengkapi sarana: Meja dan Kursi kerja / guru,
Lemari, Papan statistik, Papan pengumuman, Tempat
sampah, Tempat cuci tangan, Jam dinding,Penanda waktu
9 Tempat
Beribadah
Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap
satuan pendidikan, dengan luas minimum 12 m2.
Sarana Tempat Beribadah: Lemari/rak, Perlengkapan ibadah,
Jam dinding
10 Ruang UKS
Luas minimum ruang UKS 12 m2
Ruang UKS dapat dimanfaatkan sebagai ruang konseling
Ruang UKS dilengkapi sarana: Tempat tidur, Meja, Kursi,
Almari, Tandu, selimut, Tensimeter, Termometer badan,
Timbangan Badan, Pengukur tinggi badan, Perlengkapan
P3K, Tempat cuci tangan, Tempat sampah, jam dinding,
Catatan Kesehatan siswa
11 Jamban
Banyak minimum jamban setiap sekolah 3 unit
Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 60 peserta didik
pria, 1 unit jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita, dan 1
unit jamban untuk guru.
Luas minimum 1 unit jamban 2 m2.
Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan
mudah dibersihkan
Tersedia air bersih di setiap unit jamban
Jamban dilengkapi sarana: Kloset jongkok, Tempat air,
Gayung, Tempat sampah, Gantungan pakaian
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
44/82
37
NOASPEK /
KOMPONENKONDISI IDEAL
12 Gudang
Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan
pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan
sementara peralatan sekolah yang tidak/belum
berfungsi di satuan pendidikan, dan tempat
menyimpan arsip sekolah yan telah berusia lebih dari 5
Luas minimum gudang 18 m2
Gudang dapat dikunci dan dilengkapi sarana: Lemari
dan Rak
13 Ruang Sirkulasi
Berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang
dalam bangunan sekolah dan sebagai tempatberlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial
peserta didik di luar jam pelajaran
luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang
pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, tinggi minimum
2,5 m
14
Tempat
Bermain/Berolahraga
berfungsi sebagai area bermain, berolahraga,
pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan
ekstrakurikuler
Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga 3
m2 / peserta didik
Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk
tempat parkir
Sarana Tempat Bermain/Berolahraga: Tiang bendera,
bendera, Peralatan bola voli, Peralatan senam,
Peralatan atletik, Peralatan sepak bola Peralatan seni
budaya, Peralatan ketrampilan, Pengeras suara
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
45/82
38
ASPEK: Keuangan Sekolah
NO
ASPEK /
KOMPONEN KONDISI IDEAL
1Perencanaan
Pembiayaan
Sekolah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
Sekolah (RKAS) dengan melibatkan stakeholders
Sekolah mengalokasikan biaya kegiatan rapat
Penetapan uang sekolah mempertimbangkan
kemampuan ekonomi orangtua siswa
Sekolah melaksanakan subsidi silang untuk membantu
siswa kurang mampu
Sekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya
investasi (penyediaan sarana prasarana, pengembangan
SDM, dan modal ker a tetaSekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya
operasi (gaji pendidik dan tenaga kependidikan)
Sekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya
bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, biaya
o erasi endidikan tak lan sunSekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya
personal (biaya pendidikan dari peserta didik)
Sekolah memiliki modal kerja sebesar yang tertuangdalam RKAS membiayai seluruh kebutuhan pendidikan
2 Pembelanjaan
Sekolah membelanjakan biaya untuk pengembangan
pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan RKAS
Sekolah membelanjakan biaya untuk menunjang
pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Sekolah membelanjakan dana untuk kegiatan kesiswaan
Sekolah membelanjakan biaya pengadaan alat tulis untuk
kegiatan pembelajaran
Sekolah membelanjakan biaya pengadaan bahan habis
pakai untuk kegiatan pembelajaran
Sekolah membelanjakan biaya pengadaan alat habis
pakai untuk kegiatan pembelajaran
Lampiran: 6
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
46/82
39
Sekolah membelanjakan biaya transpor dan perjalanan dinas.
Sekolah membelanjakan biaya penggandaan soal-soal
Sekolah membelanjakan biaya pengadaan daya dan jasa.
Sekolah membelanjakananggaran untuk mendukungkegiatan operasional tidak langsung
Sekolah membayar gaji, insentif, transpor, dan tunjangan lain
pendidik
Sekolah membayar gaji, insentif, transpor, dan tunjangan
lain tenaga kependidikan
3 Pelaporan
Adanya program dan upaya sekolah menggali dan
mengelola serta memanfaatkan dana dari berbagai sumber
(orang tua siswa, masyarakat, pemerintah dan donatur
lainnya) melalui laporan pertanggung-jawaban secara
akuntabel dan transparan.
Sekolah memiliki pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional yang mengacu pada standar pendidikan.
Sekolah mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
pendidikan secara mandiri
Sumbangan pendidikan atau dana dari masyarakat
dikelola secara sistematis, transparan dan dilaporkan kepada
komite sekolah
Pengelolaan dana dari masyarakat sebagai biaya personal
dilakukan secara transparan, dan akuntabel yang ditunjukkan
oleh adanya RKAS
Sekolah memiliki pedoman pengelolaan keuangan
sebagai dasar dalam penyusunan RKAS
Sekolah memiliki pembukuan biaya operasional
Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan dan menyampaikannya kepada Dinas
terkaitPengambilan keputusan dalam penetapan besarnya dana
yang digali dari masyarakat sebagai biaya operasional
dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak terkait (kepala
sekolah melibatkan komite sekolah perwakilan guru,
perwakilan tenaga kependidikan, perwakilan siswa dan
penyelenggara pendidikan
Sekolah memiliki catatan tahunan berupa dokumen
investasi sarana dan prasarana secara menyeluruh.
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
47/82
40
ASPEK: Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
NOASPEK INDIKATOR PEMBIAYAAN
1
STANDAR ISI
1,1 Review / Penyusunan / Sosialisasi Dokumen KTSP
1,2 Pengesahan Dokumen KTSP
1,3Pemetaan SKL dan Analisis Kontek Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD)
1,4 Pengembangan Silabus
1,5 Penyusunan dan atau Pengembangan Silabus mata pelajaran muatan
1,6 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1,7 Penentuan dan Sosisalisasi KKM
1,8 Penyusunan Program Pengembangan diri dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler1,9 Penyusunan Program Pengembangan diri dalam bentuk kegiatan
1.10 Pemberdayaan Perpustakaan dan Laboratorium sebagai Sumber Belajar
1,11 Penyediaan / pengadaan bahan ajar berbasis IT
2
STANDAR PROSES
2,1 Penilaian hasil belajar ( UH, UTS, UU, Ujian )
2,2 Supervisi proses pembelajaran
2,3 Pengawasan proses pembelajaran
2,4 Pengadaan Buku Pelajaran
2,5 Penyusunan Perumusan Penilaian Akhir pada LHBS
2,6 Rapat koordinasi evaluasi proses pembelajaran
3
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
3,1 Peningkatan rata-rata nilai ketuntasan belajar
3,2 Kegiatan Praktikum
Lampiran: 7
-
7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko
48/82
41
NOASPEK INDIKATOR PEMBIAYAAN
3,3 Pelatihan Lomba Mapel / Olimpiade/IPTEK
3,4 Lomba Mapel / Olimpiade/IPTEK
3,5 Kegiatan-kegiatan Diskusi Siswa
3,6 Pembinaan Khusus Ekstra Minat siswa
3,7 Rapat sosialisasi Ujian Nasionbal bersama orang tua / wali siswa
3,8 Kegiatan di luar kelas