Supervisi Guru Yang Menyenangkan
-
Upload
taufik-takagi -
Category
Documents
-
view
9 -
download
4
description
Transcript of Supervisi Guru Yang Menyenangkan
Apa yang terbayang dibenak para guru ketika mendengar besok kepala sekolah
akan mengadakan supervisi kelas? Mungkin dalam pikiran guru, supervisi kelas
adalah saatnya mengajar dengan diawasi oleh kepala sekolah sehingga akan
ditemukan kelemahannya dalam mengajar. Lalu, siap-siap untuk mendengar
banyak nasehat dari kepala sekolah. Bila dipikirkan begitu, bisa jadi kehadiran
kepala sekolah dalam supervisi dianggap sebagai hantu yang menakutkan bagi
guru.
Siswa aktif dalam pembelajaran sudah menjadi budaya di SMPN 5 Garut, Supervisi
klinis yang dilakukan kepala sekolah cukup efektif dalam membantu guru untuk
melakukan inovasi dalam pembelajaran.
Menjawab masalah itu, Kepala SMPN 5 Drs.H. Yana Darmana, M.Pd. membuat
terobosan dengan program supervisi yang berlabel BPS (bantuan profesional
sekolah). Teknik-teknik yang dilaksanakan dalam BPS membuat supervisi
menjadi lebih bersahabat bahkan menjadi kegiatan yang dinantikan para guru.
Supervisi tidak dilakukan untuk mengawasi tetapi memberikan bantuan pada
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Langkah-langkah yang dilakukannya dalam melakukan supervisi kelas dengan
teknik BPS sebagai berikut:
Membuat kesepakatan waktu pelaksanaan supervisi kelas dengan guru.
Mendiskusikan materi pelajaran apa yang akan diajarkan pada saat
supervisi kelas.
Membantu guru dalam membuat persiapan mengajar.
Meyakinkan pada guru kedatangan kepala sekolah sebagai supervisor
bukan akan menilai atau mengawasi namun untuk memberikan bantuan
teknis yang diperlukan oleh guru.
Membuat kesepakatan untuk berbagi peran antara supervisor dan guru
dalam proses pembelajaran.
Untuk lebih memantapkan program supervisi dan meyakinkan guru-guru bahwa
program supervisi ini akan memberikan manfaat bagi guru, yang dilakukan
Kepala SMPN 5 Garut:
Datang lebih pagi sebelum guru masuk kelas untuk melakukan “kontrak”
ulang tentang: langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, peran
masing-masing yang akan dilakukan, dan pengorganisasian waktu.
Masuk ke dalam kelas bersama-sama dengan guru yang bersangkutan.
Kalau supervisor masuk ke dalam kelas belakangan, dikhawatirkan akan
menganggu konsentrasi anak pada saat proses pembelajaran, dan
mungkin menimbulkan rasa takut.
Meminta guru yang bersangkutan untuk menyampaikan bahwa kepala
sekolah (supervisor) datang di kelas tersebut akan membantu dalam
proses pembelajaran sehingga tidak menimbulkan rasa penasaran bagi
anak.
Kepala sekolah ikut berperan dalam proses pembelajaran tersebut, dan
tidak lupa membuat catatan-catatan kecil tentang kelebihan-kelebihan
maupun hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran yang
memerlukan perbaikan.
Kepala sekolah tidak akan mengambil alih peran guru.
Setelah supervisi kelas selesai, tindaklanjut yang dilakukan adalah
1. Melakukan diskusi dengan guru atas dasar sikap menghargai,
2. Melakukan refleksi diri misalnya melalui pertanyaan, “Bagaimana
perasaan Bapak/Ibu selama proses pembelajaran tadi? Apakah masih ada
kekurangan yang Bapak/Ibu lakukan selama proses pembelajaran tadi, di
bagian mana saja?”,
3. Menanyakan peningkatan yang ingin dilakukan oleh guru,
4. Memberikan saran atau arahan, dan
5. Merencanakan tindak lanjut, misalnya: “Apa yang perlu Bapak/Ibu lakukan
selanjutnya agar pembelajaran yang akan dilakukan besok lebih baik?”
Setelah menerapkan teknik BPS dalam supervisi kelas di SMPN 5 Garut,
dampaknya membuat pelaksanaan supervisi kelas menjadi lebih diterima oleh
guru sebagai hal yang wajar, bahkan dinantikan pelaksanaannya