Summary of Water Consumption

3
SUMMARY OF WATER CONSUMPTION Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor-faktor : 1) Usia. Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh dan aktivitas organ, sehingga dapat memengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit. 2) Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan. 3) Diet. Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi penggerakan cairan dari interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan. 4) Stress dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui proses peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium dan air. 5) Sakit. Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhan cairan yang cukup. PERBEDAAN KEBUTUHAN AIR UNTUK TIAP KELOMPOK USIA Untuk ibu hamil dan menyusui Dr. Budi Iman Santoso, SpOG (K), ketua Departemen Obstetri & Ginekologi FKUI-RSCM mengatakan, Wanita hamil & menyusui memerlukan asupan cairan tambahan untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan. Dehidrasi ringan atau kurangnya cairan dalam tubuh baik yang akut maupun kronik dapat menyebabkan sejumlah gangguan tubuh selama kehamilan. Dehidrasi ringan yang terjadi secara mendadak atau dehidrasi ringan akut dapat menyebabkan terjadinya oligohidroamnion (keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc), gangguan pada janin & kala persalinan yang lama. Sedangkan dehidrasi ringan yang terjadi dalam waktu lama atau dehidrasi ringan kronik dapat menyebabkan terjadinya batu pada saluran kemih, infeksi saluran kemih, sembelit & tekanan darah tinggi. Menurut The Institute of Medicine, konsumsi air pada ibu menyusui perlu diperbanyak, disarankan bagi ibu menyusui untuk mengkonsumsi 3,1 L air (atau 13 gelas) setiap harinya. Saran umum adalah minum segelas air setiap kali makan & setiap kali menyusui. Untuk Bayi Untuk menghitung kebutuhan air bagi bayi, lazimnya digunakan 3 metode perhitungan, yaitu berdasarkan rumus Darrow : Bagi berat badan 20 kg, membutuhkan 1500 ml + 200 ml untuk setiap kenaikan BB diatas 20 kg, demikian menurut dr. Sudung O. Pardede, SpA (K). Untuk Manula (Pediatrik) mengenai kebutuhan air untuk lanjut usia, Dr.dr. Parlindungan Siregar, SpPD- KGH dari Divisi Ginjal-Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI mengatakan, Pada kelompok usia lanjut (> 60 tahun) telah terjadi perubahan fungsi fisiologis, antara lain penurunan volume air tubuh total & penurunan kemampuan pemekatan urin. Sehingga asupan air optimal pada kelompok usia ini adalah 1 L sehari (pada orang dewasa normal dianjurkan asupan air sebanyak 2 L sehari), optimal disini artinya volume asupan air tidak menyebabkan hipovolemia & hiponatremia (kekurangan natrium plasma). Selain itu yang harus

description

health

Transcript of Summary of Water Consumption

  • SUMMARY OF WATER CONSUMPTION

    Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Kebutuhan cairan elektrolit

    dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor-faktor :

    1) Usia. Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh dan aktivitas organ,

    sehingga dapat memengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.

    2) Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat

    cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.

    3) Diet. Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan

    makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi penggerakan cairan dari

    interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan

    kebutuhan cairan.

    4) Stress dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui

    proses peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan

    metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat

    menimbulkan retensi natrium dan air.

    5) Sakit. Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk

    memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhan cairan yang cukup.

    PERBEDAAN KEBUTUHAN AIR UNTUK TIAP KELOMPOK USIA

    Untuk ibu hamil dan menyusui Dr. Budi Iman Santoso, SpOG (K), ketua Departemen Obstetri & Ginekologi FKUI-RSCM mengatakan, Wanita hamil & menyusui memerlukan asupan cairan tambahan untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan. Dehidrasi ringan atau kurangnya cairan dalam tubuh baik yang akut maupun kronik dapat menyebabkan sejumlah gangguan tubuh selama kehamilan. Dehidrasi ringan yang terjadi secara mendadak atau dehidrasi ringan akut dapat menyebabkan terjadinya oligohidroamnion (keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc), gangguan pada janin & kala persalinan yang lama. Sedangkan dehidrasi ringan yang terjadi dalam waktu lama atau dehidrasi ringan kronik dapat menyebabkan terjadinya batu pada saluran kemih, infeksi saluran kemih, sembelit & tekanan darah tinggi. Menurut The Institute of Medicine, konsumsi air pada ibu menyusui perlu diperbanyak, disarankan bagi ibu menyusui untuk mengkonsumsi 3,1 L air (atau 13 gelas) setiap harinya. Saran umum adalah minum segelas air setiap kali makan & setiap kali menyusui.

    Untuk Bayi Untuk menghitung kebutuhan air bagi bayi, lazimnya digunakan 3 metode perhitungan, yaitu berdasarkan rumus Darrow : Bagi berat badan 20 kg, membutuhkan 1500 ml + 200 ml untuk setiap kenaikan BB diatas 20 kg, demikian menurut dr. Sudung O. Pardede, SpA (K).

    Untuk Manula (Pediatrik) mengenai kebutuhan air untuk lanjut usia, Dr.dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH dari Divisi Ginjal-Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI mengatakan, Pada kelompok usia lanjut (> 60 tahun) telah terjadi perubahan fungsi fisiologis, antara lain penurunan volume air tubuh total & penurunan kemampuan pemekatan urin. Sehingga asupan air optimal pada kelompok usia ini adalah 1 L sehari (pada orang dewasa normal dianjurkan asupan air sebanyak 2 L sehari), optimal disini artinya volume asupan air tidak menyebabkan hipovolemia & hiponatremia (kekurangan natrium plasma). Selain itu yang harus

  • diperhatikan adalah, kepekaan rasa haus dari kelompok usia ini telah berkurang, sehingga dibutuhkan perhatian lebih dari anggota keluarga/care-giver untuk menjaga supaya lansia tidak mengalami dehidrasi

    Untuk Penderita Gagal ginjal akut Kemudian bagi penderita gangguan ginjal akut, volume asupan cairan yang

    diperbolehkan adalah sebanyak volume urin sehari ditambah dengan volume air yang menguap dari kulit (ditetapkan sebesar 500 ml). Sedangkan untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih, terutama pada wanita hamil, disarankan untuk minum setidaknya 3 L air minum sehari & tidak menahan keinginan untuk berkemih. Selain itu juga disarankan, untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh meminum air putih akan jauh lebih baik daripada minum minuman lain seperti teh, kopi atau minuman bersoda. Pilihlah air yang berkualitas baik, bila mengkonsumsi air keran, pastikan telah dimasak dengan baik & bebas kuman. Bila mengkonsumsi air minum dalam kemasan, pastikan sumber & proses pemurniannya telah dilakukan dengan baik.

    Survei Jurnal KEBIASAAN MINUM, KEBUTUHAN CAIRAN DAN KECENDERUNGAN DEHIDRASI SISWI SEKOLAH DASAR Data kebiasaan minum contoh diperoleh dari FFQ (Food Frequency Questionaire). Kebiasaan minum di sekolah diperoleh melalui wawancara langsung dengan contoh. Data intake cairan merupakan total intake cairan dari makanan dan minuman. Kecenderungan dehidrasi dilihat dari tanda-tanda dehidrasi antara lain haus, lelah, kulit kering, mulut dan tenggorokan kering (Asian Food Information Centre 2000). Kebutuhan cairan contoh dihitung dengan rumus Grant & DeHoog (1999) yang diacu dalam Mahan K. & Escott- Stump (2004) serta berdasarkan rekomendasi dari The National Research Council (NRC) diacu dalam Sawka M et al. (2005). Hubungan antara persentase tingkat konsumsi cairan dengan kecenderungan dehidrasi dianalisis menggunakan Uji Chi Square, hubungan antara intake energi dengan persentase tingkat konsumsi cairan dianalisis menggunakan Uji Korelasi Pearson.Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap kebiasaan minum contoh sehari-hari, diketahui sebesar 52,3% contoh memiliki kebiasaan minum air putih 5-6 kali per hari. Sebesar 64,0% contoh memiliki kebiasaan minum susu non kemasan setiap hari. Sebesar 62,8% contoh minum susu kemasan 1-3 kali per minggu. Sebesar 53,5% contoh minum teh non kemasan dan 55,8% contoh minum teh kemasan sebanyak 1-3 kali per minggu. Pada saat di sekolah, sebesar 36,0% contoh menyukai minum teh kemasan. Lebih dari setengah (52,3% contoh) memperoleh informasi tentang minuman kesukaan dari iklan di televisi. Sebesar 37,2% contoh minum minuman kesukaan karena alasan rasanya yang enak. Sebesar 55,8% contoh memiliki minuman larangan dan 44,2% contoh sisanya tidak memiliki minuman larangan. Sebesar 37,5% contoh memiliki minuman larangan berupa es. Sebesar 55,4% contoh minum sebanyak 3-4 kali saat berada di sekolah. Sebagian besar contoh (76,7% contoh) memperoleh minuman dari kantin dan pedagang kaki lima yang terdapat di sekitar lokasi sekolah. Sebesar 47,7% contoh minum air pada saat haus. Sebesar 70,9% contoh minum setelah melakukan aktivitas olahraga. Intake cairan berasal dari makanan dan minuman. Rata-rata intake cairan dari makanan dan minuman sebesar 2024,4 287,4 ml/hari. Rata-rata

  • intake cairan dari makanan adalah 426,6 126 ml/hari. Rata-rata intake cairan dari minuman adalah 1597,8 243 ml/hari. Intake cairan dari makanan yang terbesar berasal dari kelompok pangan makanan pokok, sayur dan buah serta lauk hewani. Intake cairan dari makanan pokok sebesar 218 48 ml/hari, sayur dan buah sebesar 111,6 94 ml/hari serta lauk nabati sebesar 76,7 42 ml/hari. Intake cairan dari minuman yang paling besar berasal dari air putih, susu dan teh. Intake cairan dari air putih sebesar 1128,8 203 ml/hari. Intake cairan dari susu sebesar 251,9 ml/hari dan intake cairan dari teh sebesar 113,0 169,5 ml/hari. Rata-rata kebutuhan cairan contoh (umur 10-12 tahun) berdasarkan Grant & DeHoog (1999) yang diacu dalam Mahan K. & Escott-Stump (2004) adalah 1789,7 158,1 ml. Rata-rata tingkat konsumsi cairannya adalah 113,8 17,6%. Rata-rata kebutuhan cairan contoh (umur 10-12 tahun) berdasarkan The National Research Council (NRC) diacu dalam Sawka M et al. (2005) adalah 1516,7 125,3 ml. Rata-rata tingkat konsumsi cairannya adalah 132,8 20,6%. Berdasarkan tanda-tanda dehidrasi, sebesar 62,8% contoh mengalami dehidrasi ringan dan 37,2% contoh tidak mengalami dehidrasi. Hasil Uji Chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0,05) antara persentase tingkat konsumsi cairan dengan kecenderungan dehidrasi. Hasil analisis bivariat dengan Uji Korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara intake energi dengan persentase tingkat konsumsi cairan berdasarkan Grant & DeHoog (1999) yang diacu dalam Mahan K. & Escott- Stump (2004) (r=0,302 ; p