Sumberdaya arkeologi atau benda cagar budaya beserta ...

4
KORELASI SEBARAN SUMBER DAYA ARKEOLOGI TERHADAP DAERAH RAWAN BENCANA Dl KAWASAN BOROBUDUR Olch : 'I'udi Suhartono, My\ Koordiniuor Ptjkja Dokiimcniasi dan Publikasi Balai Konscrvasi Pfninggalan Borobudur Sumberdaya arkeologi atau benda cagar budaya beserta situsnya adalah sisa-sisa hasil budaya fisik peninggalan ncnek moyang yang masih dapat dilihat di muka bumi sampai saat ini. Sumberdaya arkeologi tersebut mcrupakan warisan budaya dan merupakan data yang sangat pcnting untuk merekontruksi sejarah serta mengetahui proses perubahan masa lalu. Scovil, Gordon dan Anderson (1977 dalam Tjahjono, 1996) mengatakan bahwa sumberdaya arkeologi adalah semua bukd fisik atau sisa budaya yangditinggalkan oleh manusia masa lampau pada bentang alam tertentu yang berguna untuk "^'^"gg^mbarkan, mcnjelaskan, serta memahami tingkah laku dan interaksi mereka sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perubahan sistem budaya dan alamnya. Pcndapat yang hampir sama juga dikemukan oleh Subroto (1994) yang mengatakan bahwa sumberdaya arkeologi (benda cagar budaya dan situs) merupakan petunjuk bahwa di tempat tersebut pernah dilakukan aktdvitas-aktivitas tertentu oleh suatu kelompok masyarakat dan lokasi tempat keberadaannya dapat memberikan gambaran tentang lingkungan alam dan penguasaan teknologi masyarakat pendukung situs tersebut. Salah satu kawasan yang memilild i^ant'ak mengandung sumberdaya arkeologi adalah kawasan Borobudur yang terlctak di kabupaten Magclang, Jawa Tengah. Di kawasan Boroljudur terdapat sumberdaya arkeologi yang rerkcnal di seluruh dunia dan merupakan salah satu world heritage di Indonesia yaitu candi J^orobudur. Sclain candi Borobudur, juga terdapat sumberdat'a arkeologi lain \'ang tcrsehardi kawasan tersebut. Berdasarkan data yang ada di Balai Konsert'asi Peninggalan Borobudur dan hasil penelirian di lapangan, dapat di ketahui bahu'a di kawasan Borolnidur terdapat sumberdat'a arkeologi dari masa Hindu Buddha dan 2 sumberdaya arkeologi peninggalan Kolonial Belanda serta 2 rumah tradisionai Jawa. Sumberdava arkeologi tersebut nieiniliki nilai penting \'ang finggi dari sudut sejarah, ilmu pengeiahuan, asosiasi, esiefika, arkeologi, ekonomi dan nilai legitimasi. Pci:i Fi:rsch;ir;»n Siirnhmlaya iirkciiiciiji di Kawasan llorobuciur Dcmikian sumberdaya arkeologi harus dijaga dan dilcstarikan untuk dapat diwariskan padagcnerasi bcrikutnya. Di lain pihak, Indonesia merupakan wilayah rawan bcncana, yang dapat mengancam jiwa manusia, harta benda, infrastruktur termasuk juga sumberdaya arkeologi. Secara fisiologi wilayah Indonesia terdiri atas iandas kontinen, cckungan (basin) samudra dan sabuk orogcnik (orogenic belt). Secara geologis wilayah Indonesia merupakan tempat pertemuan beberapa lempeng utama kcrak bumi, yaitu lempeng liurasia yang membcntang dari barat iaut dan utara, berakhir di sclatan di Sunda Shelf, lempeng India dan Autaralia yang membcntang dari barat dan sekitan, berakhir di utara di Sahul Shelf serta lempeng Samudra Pasifik di timur Iaut. Oleh karena itu wilayah Indonesia Indonesia menjadi rawan tcrhadap bcricana gempa bumi tektonik \-ang kadang-kadang discrtai dcngan terjadinva Tsunami (gelombang pasang Iaut) (1 ladiwonggo, 2002:4). Wi lavah Indonesia juga merupakan tempnt pertemuan sisrem pegunungan etama t'aitu Sistem pegLinungan Alpin Sunda. vang membcntang dan Himalaya, Arakan Vona (M\anmar), Kepulaiian Andaman, Puiau Sumatera, )awa, Bali, l.ombok, Sumbawa, i lores dan berakhirdi lautBanda Sistem pegunungan Asia 'i'imur. sering disehnt pula Sirkiim Pasitlk, yang membcntang dan Jepang, Fiiipina d^tn berakhir di Sulawesi, Sistem pegunungan Sirkiim ,\ustnilia. vang membenrang dan New Zealand, New Celedonia, Papua Nuigini, Irian jaya dan berakhir di pulau Halmahera Akibat pengaruh perputaran bumi, wilayah Indonesia yang menjadi tempat pertemuan errfpat lempeng kerak bumi dan tiga sistem pegunungan utama, terus menerus bergerak yang menyebabkan wilayah Indonesia bcrwujud kepingan- kcpingan daratan yang membentuk ribuan puiau-pulau besar dan kecil (kurang Icbih berjumlah 17.667 pulau). Hal ini juga menyebabkan wilayah Indonesia sangat labil dan rentan akan gempa bumi tektonik, gcrakan tanah, tanah longsor dan erupsi gunung api. Sebagai akibat perputaran bumi itu pula lempeng kcrak bumi yang menjadi landasan Kepulauan Indonesia, bergerak (bergcser) antara 6 8 cm setiap tahun. (Hadiwonggo, 2002:4). Melihat kondisi dcmikian pada wilayah Indonesia, maka perlu dilakukan pcnanganan yangserius untuk mcngurangi dampak yang didmbulkan oleh bencana yang diperkirakan akan terjadi di Indonesia. Dampak yang didmbulkan ddak hanya pada jiwa manusia dan harta benda, tetapi juga pada sumberdava arkeologi, seperd yang terjadi pada gempa bumi tahun 2006 di jogyakarta yang merusak dan menghancurkan Candi Prambanan, Candi Sojiwan, Taman Sari, Komplcks makam di Imogiri dan sumberdaya arkeologi vang berada di Yogyakarta dan jawa Tengah. Hntuk mcminimalkan dampak yang akan terjadi, maka pada tulisan ini akan dibahas mengcnai hubungan seharan sumtDcrdaya arkeologi dcngan daerah rawan bencana vang ada di kawasan BoroliLidur, \ ang akan digunakan sebagai dasar untuk mclakukan manajemen iiencana di kawasan Borot^udur Korelasi Sumberdaya Arkeologi dengan Daearh Rawan Gempa Bum! Indonesia merupakan ncgara kepulauan \ang nunjadi tempat pertemuan antara empat lempeng tektonik bumi vaitu I.empeng Indonesia, i.empeng I'Airasia, I.empeng Pasihk dan Philipina, Dan ki mdisi seismo tektonik berupa A

Transcript of Sumberdaya arkeologi atau benda cagar budaya beserta ...

Page 1: Sumberdaya arkeologi atau benda cagar budaya beserta ...

KORELASI SEBARAN SUMBER DAYA ARKEOLOGI TERHADAP

DAERAH RAWAN BENCANA Dl KAWASAN BOROBUDUR

Olch :

'I'udi Suhartono, My\

Koordiniuor Ptjkja Dokiimcniasi dan PublikasiBalai Konscrvasi Pfninggalan Borobudur

Sumberdaya arkeologi atau benda cagarbudaya beserta situsnya adalah sisa-sisahasil budaya fisik peninggalan ncnekmoyang yang masih dapat dilihat dimuka bumi sampai saat ini.Sumberdaya arkeologi tersebutmcrupakan warisan budaya danmerupakan data yang sangat pcntinguntuk merekontruksi sejarah sertamengetahui proses perubahan masalalu. Scovil, Gordon dan Anderson(1977 dalam Tjahjono, 1996)mengatakan bahwa sumberdayaarkeologi adalah semua bukd fisik atausisa budaya yangditinggalkan olehmanusia masa lampau pada bentang alamtertentu yang berguna untuk"^'^"gg^mbarkan, mcnjelaskan, sertamemahami tingkah laku dan interaksimereka sebagai bagian yang tidak dapatdipisahkan dari perubahan sistem budayadan alamnya. Pcndapat yang hampir samajuga dikemukan oleh Subroto (1994) yangmengatakan bahwa sumberdaya arkeologi(benda cagar budaya dan situs) merupakanpetunjuk bahwa di tempat tersebut pernahdilakukan aktdvitas-aktivitas tertentu olehsuatu kelompok masyarakat dan lokasitempat keberadaannya dapat memberikangambaran tentang lingkungan alam danpenguasaan teknologi masyarakatpendukung situs tersebut.

Salah satu kawasan yang memilildi^ant'ak mengandung sumberdayaarkeologi adalah kawasan Borobudur yangterlctak di kabupaten Magclang, JawaTengah. Di kawasan Boroljudur terdapatsumberdaya arkeologi yang rerkcnal diseluruh dunia dan merupakan salah satuworld heritage di Indonesia yaitu candiJ^orobudur. Sclain candi Borobudur, jugaterdapat sumberdat'a arkeologi lain \'angtcrsehardi kawasan tersebut.

Berdasarkan data yang ada diBalai Konsert'asi Peninggalan Borobudurdan hasil penelirian di lapangan, dapat diketahui bahu'a di kawasan Borolnidurterdapat sumberdat'a arkeologi darimasa Hindu Buddha dan 2 sumberdayaarkeologi peninggalan Kolonial Belandaserta 2 rumah tradisionai Jawa.Sumberdava arkeologi tersebut nieinilikinilai penting \'ang finggi dari sudut sejarah,ilmu pengeiahuan, asosiasi, esiefika,arkeologi, ekonomi dan nilai legitimasi.

Pci:i Fi:rsch;ir;»n Siirnhmlaya iirkciiiciiji di Kawasan llorobuciur

Dcmikian sumberdaya arkeologiharus dijaga dan dilcstarikan untuk dapatdiwariskan padagcnerasi bcrikutnya.

Di lain pihak, Indonesiamerupakan wilayah rawan bcncana, yangdapat mengancam jiwa manusia, hartabenda, infrastruktur termasuk jugasumberdaya arkeologi. Secara fisiologiwilayah Indonesia terdiri atas iandaskontinen, cckungan (basin) samudra dansabuk orogcnik (orogenic belt). Secarageologis wilayah Indonesia merupakantempat pertemuan beberapa lempengutama kcrak bumi, yaitu lempeng liurasiayang membcntang dari barat iaut dan utara,berakhir di sclatan di Sunda Shelf, lempengIndia dan Autaralia yang membcntang daribarat dan sekitan, berakhir di utara di Sahul

Shelf serta lempeng Samudra Pasifik ditimur Iaut. Oleh karena itu wilayahIndonesia Indonesia menjadi rawan

tcrhadap bcricana gempa bumi tektonik\-ang kadang-kadang discrtai dcnganterjadinva Tsunami (gelombang pasangIaut) (1 ladiwonggo, 2002:4).

Wilavah Indonesia juga

merupakan tempnt pertemuan sisrempegunungan etama t'aitu

Sistem pegLinungan Alpin Sunda.vang membcntang dan Himalaya,Arakan Vona (M\anmar), KepulaiianAndaman, Puiau Sumatera, )awa, Bali,l.ombok, Sumbawa, i lores danberakhirdi lautBanda

Sistem pegunungan Asia 'i'imur.sering disehnt pula Sirkiim Pasitlk,yang membcntang dan Jepang,Fiiipina d^tn berakhir di Sulawesi,

Sistem pegunungan Sirkiim

,\ustnilia. vang membenrang dan

New Zealand, New Celedonia,Papua Nuigini, Irian jaya danberakhir di pulau Halmahera

Akibat pengaruh perputaran bumi,wilayah Indonesia yang menjaditempat pertemuan errfpat lempengkerak bumi dan tiga sistempegunungan utama, terus menerus

bergerak yang menyebabkan wilayahIndonesia bcrwujud kepingan-kcpingan daratan yang membentukribuan puiau-pulau besar dan kecil(kurang Icbih berjumlah 17.667pulau). Hal ini juga menyebabkanwilayah Indonesia sangat labil danrentan akan gempa bumi tektonik,gcrakan tanah, tanah longsor

dan erupsi gunung api. Sebagai akibatperputaran bumi itu pula lempeng kcrakbumi yang menjadi landasan KepulauanIndonesia, bergerak (bergcser) antara 6 — 8cm setiap tahun. (Hadiwonggo, 2002:4).

Melihat kondisi dcmikian padawilayah Indonesia, maka perlu dilakukanpcnanganan yangserius untuk mcngurangidampak yang didmbulkan oleh bencanayang diperkirakan akan terjadi diIndonesia. Dampak yang didmbulkanddak hanya pada jiwa manusia dan hartabenda, tetapi juga pada sumberdavaarkeologi, seperd yang terjadi pada gempabumi tahun 2006 di jogyakarta yangmerusak dan menghancurkan CandiPrambanan, Candi Sojiwan, Taman Sari,Komplcks makam di Imogiri dansumberdaya arkeologi vang berada diYogyakarta dan jawa Tengah.

Hntuk mcminimalkan dampakyang akan terjadi, maka pada tulisan iniakan dibahas mengcnai hubungan seharansumtDcrdaya arkeologi dcngan daerahrawan bencana vang ada di kawasanBoroliLidur, \ ang akan digunakan sebagaidasar untuk mclakukan manajemen

iiencana di kawasan Borot^udur

Korelasi Sumberdaya Arkeologidengan Daearh Rawan Gempa Bum!

Indonesia merupakan ncgarakepulauan \ang nunjadi tempatpertemuan antara empat lempeng tektonikbumi vaitu I.empeng Indonesia, i.empengI'Airasia, I.empeng Pasihk dan Philipina,Dan ki mdisi seismo tektonik berupa

A

Page 2: Sumberdaya arkeologi atau benda cagar budaya beserta ...

interaksi dari lempeng —lempeng vangberbeda jenis tersebut, telah terbentukjalur subduksi / penunjaman dan jalanmbrukan vang terus akrif, hal inimengakibatkan kepulauan dan kota-kota Indonesia memiliki aktivitas

seismik vang tinggi danmempengaruhi dngkat seismisitas diantara wilayah-wilavah di Indonesia.Jalur penunjaman lempeng Hindia -Australia bergerak ke utara reladfterhadap lempeng Eurasia dengankecepaian rata-rata 7,'^ cm per tahun dipulau Sumatera mcmbuat sudut serongsambil membentuk patahan geser vangdikenal sebagai Patahan GeserSumatera.

Penunjaman tegak lurus terjadi disebelah timur mulai dari pulau Jawa,Bali, Nusa Tenggara dalam kecepatansekitar 7 cm per tahun. Akibatpenunjaman tegak lurus tersebut disebelah utara pulau-pulau tersebut,terjadi hunjaman balik vang dikenalsebagai Patahan Geser Naik BusurBelakang Flores. Lempeng Pasifikbergerak ke barat relatif terhadaplempeng Hindia — Australia danlempeng Eurasia. Di Papua lempengPasifik berbenturan dengan lempengkerak bcnua Australia, sehingga di'"("entral Range" Irian Ja\'a terbentukpatahan aktiv di antaran\'a JalurPatahan Naik Membramo, "Foreland

Frontal Fault", Highland Fold ThrustBelt" dan Patahan Geser Tarera —

Aiduna (Sangaran, 2007 ; 2).Dari gambar persebaran gempa

di bawah ini, terlihat bahwa kota-kota di

lawa Tcngah tcrmasuk daerah KeduSelatan merupakan daerah rawan gempabumi. Di Daerah Kedu Selatan ini terlctak

kawasan Borobudur. Dilihat dari

kclctakan, kawasan Borobudur merupakandaerah i^erbentuk lembah vang di kelilingoleh gunng-gunung scperti gunungMerapi, gunung Mcrbabu, pergununganManoreh dan Ireberapa gunung lainnva.Kawasan Borcjbudur juga rawan terhadapgempa bumii mengingat kawasanl^< irt )budur terdapat garis sesar vang direka\ang ditunjukan pada peia geologi lembar^'ogvakarta tahun 1995 \'ang mencankupkawasan ii< )rt )budur. Di lain pihak dikawasan Borobudur tetxiapat iran\ aksumberda\a .irkeologi \'ang tersebar dikawvisan Borobudur. Melihar kondisi

ilemikian, perlu dilakukan rindakanpencegahan unfuk menyelamarkan'NUtnbertU\a arkeologi vang ban\aklerstEar di kawasan Borobutlur tiari

liampak \ang limbul jika terjadi gempabumi sehitigga kelestanan sumbertla\a

Pcia Scbaran ticmpii Itumi "Jekonik 'l ang I'crnali "rL-rjailidi Indiincsia. Tiiik-tiiik mi.-nuniukkan Inkasi yanj: pcrnali

dan scriny tL-rjatii gtmpa liumi tcktonik(Sumljcr: Karnawaii, 2'ifn)

arkeologi dapat terjaga dan dapatdiwariskan kcpada .generasi pada masamendatang.

Korelasi Sumberdaya ArkeologiDengan Rawan GerakanTanah

Kondisi geografis di kawasanBorfjbudur yang terdiri pegunungan danperbukitan menyebabkan kawasan inisangat rawan terhadap bencana gerakantanah. Berdasarkan data dari Badan

Pcrencanaan Pembangunan DaerahKabupaten Magelang tahun 2002, dapatdiketahui potensi kerawanan gerakantanah di kawasan Borobudur, yang terbagimenjadi4/cona sebagai berikut:

1. Zona kerawanan Tinggi

Zona kerawanan tinggimerupakan daerah yang hampir seialumengalami gerakan tanah apabila terjadipemicLi. Pemicu ini dapat berupa hujanderas atau hujan tidak deras namun turunterus mcnerus selama lebih dari 2 jam,getaran-gctaran, penggalian ataupemotongan lereng, penebangan ataupenanaman pohon sccara sembarangandan penambahan beban pada lereng. Zonakerawanan tinggi ini secara umum terletakpada daerah akumulasi air misalnya daerahlereng-lereng pada lembah sungai atauleieng-lci cng di sekitar parit alamiah(gully), dengan sudut kemiringan lereng20" - 40" dengan mayoritas lerengmcndekati 40". i.ereng-lereng tli tiaerahtersebut tersusun oleh liatuan hasilpengendapan (junung Sumbing Tua yangberupa batu pasir tuhian \'ang miring keaiah luar lereng dengan sutkit perlapisanlebih kecil dari kemiringan lereng. Selain itubatuan produk Gunung Merlrabu .\ludaberupa i^atu pasir tuH vang terpotong-potong oleh kekar secara insentit, iireksiandesir formasi antlesir tua ilan batu pasirdengan sisipan lempung i-'ormasi

Nanggulan juga merupakan batuanvang rentan bergerak. Sebagian besarbatuan tersebut telah lapuk menjaditanah lempung dengan ketebalan > 4m. Rembesan-rembesan atau mata air

scring dijumpai pada lereng-lerengdengan kerawanan tinggi meskipun dmusim hujan. Gerakan tanah yangterjadi di zona tersebut umumnyaberupa nendatan, luncuran, jatuhanserta tipc komplek (kombinasi) .atauravapan pada lereng yang relatif landai(dengan kemiringan <20"). Di kawasanBorobudur, wilayah masuk zona inimeliputi desa Girl Purwo bagianselatan dan tengah, desa Cjiri Fengah

bagian selatan dan tengah, desa Majaksingi,desa Ngargogondo bagian selatan, desaCandirejo bsgian selatan, desa Kenalan,desa Sambeng, desa Kebonsari, dansepanjang sungai besar.

Sumberdaya arkeologi yangmasuk dalam zona ini adalaii situs Pekem(PAK) dan situs-situs di tepi sungai-sungaiiicsar seperti situs-situs di sekitar Alendutdan situs Gedongan.

2. Zona Kerawanan Mencngah

Zona kerawanan menengahmerupakan zona yang kadang-kadangmengalami gerakan tanah apabila terjadipemicu, setelah hujan deras, penggalian /pemotongan lereng, penanaman ataupenebangan pohon secara sembarangandan pembebanan yang beriebihan padalereng. Zona kerawanan menengahtersebut terlctak pada daerah dengankemirigan lereng 20" - 40 " denganma\-oritas lebih mendekati kemiringanlereng 20". Lereng-lereng tersusun olehberbagai jenis batuan produk gunung apitua hingga muda, \aitu batu pasir rufaan,tuf pas'iran dan i^reksi andesit dari gunungSumbing; breksi tuf dan lava dari GunungMerbabu; tuf, breksi aglomerat dan lavadari Gunung Merapi serta andesit danFormasi /Vndesit Tua. Batuan tersebutsel^agian besar telah lapuk menjadi tanahpasir lempungan dengan ketebalan 2 m - 4m. Tata guna lahan umumnya berupahutan dan kebun campuran. Gerakantanah terjadi di zona terseinit berupanendatan, jatuhan serta tipe komplek(kombinasi) dan rayapan,

Di kaNvasan Borobudur, xvila>'ah tangmasuk zona im niel.puti sebagian besardesa Ngadiharjo, bagian barat desa KebonSan bagian utara desa Cnn Purwo, C.iriTengah'dan Majaksingi. Bagian selatanDesa Kembang Limus, Karanganvar danGandirejo, bagian tengah desa Kenalan,dan Sambeng.

A

Page 3: Sumberdaya arkeologi atau benda cagar budaya beserta ...

Sumberdaya arkeologi yang masuk dalamzona ini adalah Situs Malangan (MAL) dansitus I-Ci}aidan (I-CRJ).

3. ZonaKerawananRendah

Zona kerawanan rendah

merupakan daerah yang jarang mengalamigerakan mcskipun terjadi pemicu. Zona initerletak pada daerah dengan kemiringanlereng 10° - 20" dan lereng-lereng tersebuttersusun oleh cndapan aluvial, breksivulkanik, lava andesit, batuan yangtersingkap keras dan masif denganketebalan tanah pelapukan 1 m - 2 m, tataguna lahan umumnya berupa hutan dankebun campuran. Gerakan tanah terjadi dizona tersebut umumnya berupa rayapanmassa tanah lempung pasiran melaluibidang rayapan yang berupa lapisan batulempung lunak dan sensitif berkembangsaat jenuh air.

Di kawasan Borobudur, wilayahmasuk zona ini melipud bagian barat lautdesa Ngadiharjo, desa Karangrejo dan desaKembanglimus. Dalam wilayah zona initidak ada sumberdaya arkeologi.

4. Zona Kerawanan Sangat Rendah

Zona kerawanan sangat rendahmerupakan zona yang sangat jarangatau hampir tidak akan mengalamigerakan. Zona tersebut secara umumterletak pada daerah dengan kemiringanlereng 0" - 10" dan tersusun oleh endapanaluvial yang berupa pasir lempungan,batuan yang tersingkap sangat keras danmasif, ketebalan tanah pelapukan <1 m,tata guna lahan umumnya berupa hutan,pemukiman penduduk dan sawah.Gerakan tanah terjadi di zona tersebutumumnva jarang terjadi.

Di kawasan Borobudur, wilayahmasuk zona ini meliputi sebagian besardesa Tegalarum, \X'ringin Putih,Bumiharjo, Borobudur, Tanjung Sari danTuksongo. Bagian utara desa Kebonsari,Karanganyar, Majaksingi, Ngargogondodan Candirejo. Untuk sumberda\aarkeologi sebagian besar masuk dalamzona ini seperti candi Borobudur, candiPawon, situs Dipan, Brongsongan danbeberapa situs lainya.

Korelasi Sumberdaya ArkeologiDengan RawanGunungApi

Kawasan Borobudur beradapada kctinggian 265 meter dpi dan padabentang alam berupa dataran bcrbukit diwilayah Kedu. Di scbclah timur dataran initerdapat Gunung Merapi dan Ciunung

Merbabu, di sebelah barat lautterdapat Gunung Sumbing dan Sindoro,sedangkan Pegunungan Menorehmembatasi daerah ini dari barat sampaiselatan

Di antara Gunung Api tersebut GunungMerapi dengan kednggian ± 2.968 m dpi(daei permukaan air laut) adalah gunungapi aktif yang sering menimbulkanbencana alam berupa letusan. GunungMerapi boleh dikatakan selalu akdf sejaktahun 1,822 sampai denga sekarang terjadi33 kali erupsi dengan periode diam atauisdrahat yang pendek (rata-rata ddak lebihdari 3,5 tahun) (Yusup, 2006 : 3). ErupsiGunung Merapi banyak menimbulkanbencana mulai tahun 1672 tercatat 5.691

koban jiwa, 1480 rumah hancur dan 2.218ternak mad, belum termasuk korban akibat

bencana lahar. Erupsi terbesar abad 20terjadi pada tahun 1930 menimbulkan1.369 korban jiwa, 1.109 rumah hancur dan2.140 ternak mad. Erupsi terakhir yangmenimbulkan bencana terjadi pada tahun1994 dengan korban jiwa 64 jiwa dan 25rumah hancur (Kusumadinata, 1979 dalamYusup, 2006:4)

Bahaya Gunung Api dibedakanmenjadi bahaya primer dan bahayasekunder (Smith, 1996, Stieltjes andWagner, 1999, Wright et al. 1992, Crandell,1984 dalam Yusuf, 2006 : 15) BahayaPrimer atau bahaya langsung didasarkanpada dampak langsung dari hasil-hasilerupsi, meliputi aliran lava (lava flows),aliran piroklastik (pyroclastic flow),bahan jatuhan (free-fall deposits) dan gas.Bahaya sekunder atau bahava tidaklangsung didasarkan pada akibat sekunderdari erupsi melipud lahar, gerakan massa(slumps, slides, subsidence, block falls,debris avalanche), tsunami dan hujanasam / hujan abu.

Berdasarkan pcta daerah rawanGunung Merapi yang dikeluarkan olehDirektorat Vulkanologi, kawasanBorobudur berada diluar kawasan bahava

Gunung Merapi, namun dcmikian,dampak dari aktivitas Gunung Merapi jugatcrasa hingga Borobudur. Salah contohadalah aktivias Gunung Merapi pada bulanjuni tahun 2006 mcnyebabkanmcnyebabkan hujan abu di sekitar GunungMerapi termasuk menjangkau kawasanBorobudur. Hujan abu \'ang terjadimenyebabka batu-hatu candi Borobdurtertutup oleh abu vulkanik Gunung Merapi

Mitigasi Bencana di KawasanBorobudur

Mitigasi (pcnjinakan) adalahsegala upaya dan kegiatan \ ang tlilakukan

akibat-akibat yang ditimbulkanoleh bencana, yang meliputi kesiapsiagaanserta penyiapan kesiapan fisik,kewaspadaan dan kemampuan (Depdagri,2003 dalam Sudkno, 2007). MenurutAdrisijand (2007) midgasi adalah upayayang dilakukan untuk mengurangi dampakbencana, baik secara fisik struktural

melalui pembuatan bangunan-bangunanfisik, maupun non fisik struktural melaluiperundangan-perundangan dan pelarihan.

Untuk menghadapi bahava bencanaalam yang dmbul di kawasan Borobudur,perlu dilakukan manajeman mitigasibencana dengan langkah-langkah sebagai

Pemahaman terhadap karesterisrikbahava bencana alam

Dengan di ketahui pemahamanterhadap karesteristik terhadapbahaya bencana alam, diharapkanadanva kesiapan untuk menghadapibencana alam yang di kawasanBorobudur

Pendataan dan pemetaan daerahrawan bencana yang ada di kawasanBorobudur

Hasil dari pendataan dan pemetaandaerah rawan bencana ini sangatberguna untuk mengetahui kondisilingkungan sumberdava arkeologiyang masuk dalam daerah rawanbencana, sehingga dapat dilakukanpersiapan dan perkuatan strukturalbagi sumberdava arkeologi vangmemiliki nilai pendng yang sangatdnggi.Melakukan sosialisasi kepadamasyarakat tentang daerah rawanbencana yang ada di sekitar mereka,sehingga masyarakat dapatmengantisipasi jika dmbul bencanaalam yang akhirn\-a dapatmempcrkecil korban dan kerusakanyang timbuk termasuk kerusakanpada sumbcdaya arkeologi.Monin >ring Sumberda\-a arkeologiPerlu dilakukan monotoring padasumberdaya sehingga dapat diketahuijika terjadi kerusakan akibat bencanaalam

Pcmasangan alar peringatan dim padabeberapa tempat yang memilikikerawanan tinggii, jika terjadibencana alam

Penetapan peraturan tata ruang secarakctat untuk mencegah perusakanlingkungan di kawasan Borobudur.yang mcmpcngaruhi terjadinyabencana alam.

I ntuk menghindan tcrjadinva l^ahavagerakan tanah dan longsor perludilakukan cindakan penccgahanantara tain dapat dilakukan dengandua cara vaitu cara mekanik dan n

A

Page 4: Sumberdaya arkeologi atau benda cagar budaya beserta ...

vf4a'3lf

vegetatif Cara Mekanik adalahperlakukan fisik mekanik yangdikerjakan dengan tujuan mengurangigaya pendorong atau menambah gayapenahan dari massa tanah atau batuanyang mengalami longsor. Metodepenanggulangan longsor secaramekanik yang dapat dilakukan adalahmengubah geometri lereng,penambatan dan pengendalian airrembesan. Cara Vegetatif adalahpenamaan pohon tertentu yangbersifat konservatif pada kelerengantertentu, dan penerapan carabercocok tanam yang tepat untukdilakukan pada daerah berbukit ataubergunung atau lereng-lerengnya yangberpotensi longsor dengan tujuanuntuk menjaga kestabilan lereng.Tanaman yang digunakan harusmemiliki kemampuan mengikatagregat tanah yang kuat sehingga ddakmudah bergerak dan relatif ringan(tidak membebani lahan), dan mampumenyimpan air dalam jumlah vangcukup banvak serta mampumenguapkan air relatif cepat. Dengandemikian tanah tidak mendapat bebanberlebih akibat suplai air hujan danbeban tanaman. Tanaman pciindungyang digunakan juga harusdisesuaikan dengan kemampuanlahan setempat dan diusahakanmerupakan tanaman vang mudahdibudidayakan (Santoso, et.al., 20(14,dalam Adibrata, 2007:126).

Mitigasi Bencana Gempa Bumi diCandi Borobudur

Candi Borobudur sebagai salah satu canditerbesar di dunia dan memiliki nilai pentingyang sangat tinggi, merupakan salah satudaerah kunjungan wisata di Indonesia danbanyak dikunjungi dikunjungi olehwisatawan baik wisatawan nusantaramaupun wisatawan macam negara. Daridata pcngunjung, dapat diketahuikunjungan wisatawan setiap tahun ke canditersebu lebih dari 1 juta orang. Melihatkondisi demikian jika terjadi bencana alamseperti gempa bumi, yang menjadi korban,tidak hanya pada candi Borobudur sebagaiSLimbeidaya arkcologi tctapi jugawisatawan yang mengunjungi candiret-sebut. Lntuk itu, perlu dilakukanmana|emen mitigasi bencana gempa bumipada candi tersebui untuk menghindaridan mengurangi kerusakan dan korban\ang timbul jika pada suatu saat jika terjadibencana gempa bumi. bangkah-langkahvang dapat tiilakukan dalam konteksmanaiemen mitigasi bencana di candi

Borobudur sebagai berikut:1. Memperkuat struktur bangunan candi

Borobudur yang meliputi strukturpondasi untuk menahan gctaran jikaterjadi gempa bumi; dan strukturkomponen-komponen arsitekturpada candi tersebut sehingga bila adagempa bumi tidak mudah runtuh danjatuh mengcnai wisatawan.

2. Mempersiapkan jalur evakuasi dantempat }'ang a man untukmengcvakuasi pengunjung jika terjadigempa bumi.

3. Memberikan informasi kepadawisatawan mengcnai hal-hal yangberkaitan dengan gempa bumi danapa vang diharuskan jika terjadigempa bumi sehingga pada diri setiapwisatawan mempunyai kesiapan dankesiagaan dalam mcnghadapi gempabumi. Jika hal ini tclah dilakukan akanmempermudah dalam melakukanevakuasi.

4. Member! tanda-tanda arah di manajalur dan tempat evakuasi padawisatawan

5. Mcmasang alat peringatan dini jikaterjadi gempa bumi di (^andi Borobudur6. Mempcrsiapakan dan melatih tcnaga-

tenaga vang siap mcmbantu danmengarahkan wisatawan jika terjadigempa bumi.

Penutup

Di kawasan Borobudur terdapat!o\asi vang rawan terhadap bencana alamgempa, gcrakan tanah dalam hal ini longsordan bencana gunung api (gunung iMerapi).LIntuk daerah rawan gampa bumi, seluruhsumberdava arkcologi rawan terhadapancaman gempa bumi. Mai ini discbabkangempa bumi bisa terjadi di mana saja tanpadicluga termasuk di kawasan Borobudur.Sedangkan untuk daerah rawan bencanalongsor, scbagian bcsar sumberdavaarkcologi termasuk dalam katagorikerawanan sangat rendah dan aman dariarcaman bencana longsor. Hanya adabcberapa sumberdaya arkologi yang masukkategori kerawanan sangat tinggi danmcnengah, namun sumberdava arkcologitersebut, hanya bcrupa tcmuan lepas.

Kawasan Borobudur tidaktermasuk dalam wila\'ah xona 1 dan xona 2ilaerah rawan bencana gunung Mcrapi,akan tctapi dampak sekunder aktivitasgunung Mcrapi bcrupa hujan abu sangatmengganggu kclcstarian sumbctalavaatkcologi yattg ada. I'nttik mcnghadapiancaman bahaya bencana alam patiaSLiml)crda\'a arkcologi dan lingkungann\ a,perlu tliambil langkah-langkah penccgahan

berupa manajemen mitigasibencana sehingga akan timbul kesiapandan kesiagaan dalam mcnghadapi ancamanbencana alam. E

Daftar Pustaka

Adibrata, Ambarini 2007 "BahavaLongsor Pada Situs-situs Arkcologidi Pcgunungan Baturagung DaerahIstimewa Yogyakarta" TesisProgram Studi Gcografi ProgramPasca Sarjana UGM.

Hadiwonggo, Hernowo 2002 " StrategiMitigasi Bencana Dalam RangkaPerlindungan dan PelestarianBcnda Cagar Budaya, Museum danSitus Berdasarkan ManajemenBencana" Makalah padaPendidikan Manajemen SiagaBencana Benda Cagar BudayaMuseum dan Situs. Jakarta •Badan Pcngcmbangan Kebudavaandan Pariwisata..

Karnawati, Dwikorita, 2007 "AntisipasiBahaya Geologi Dalam KonteksTata Ruang" Makalah dalamSeminar Nasional ManajemenBencana dalam Konteks TataRuang. "^'ogyakarta: IMPl UGAI

Subroto, Ph. 1994. 'Tola-pola ZonalSitus-situs Arkcologi", dalatriBerkala Arkeologi Manusia dalamRuang •. Studi Kawasan dalamArkeologi. Tahun XYI, edisiKhusus. ^"ogvakarta •. BalaiArkcok^gi

Tjahjono, Baskoro Daru, 1996"Pemikiran Inklusif Atas DampakPernbangunan TerhadapKclcstarian S u m b e r d a \' a

Arkcologi'" Berkala ArkeologiNo. 1 Tahun X\'l. jogvakarta: Balai/Vrkclogi

Ri lu t Ji < .null

Sciri^.i I'c iMi.i, iliiiiiitiu'iiiilt.ii III.\i

A