STUDY GUIDE Semester V BLOK CLINICAL DENTAL SKILL ......SGD Kelainan Kelenjar Saliva Fasilitator 9...
Transcript of STUDY GUIDE Semester V BLOK CLINICAL DENTAL SKILL ......SGD Kelainan Kelenjar Saliva Fasilitator 9...
-
STUDY GUIDE
Semester V
BLOK CLINICAL DENTAL SKILL IV
28 Desember 2015 – 26 January 2016
School of Dentistry
Faculty of Medicine Udayana University
2015
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
1
~ KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI ~
DOMAIN
III : Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem Stomatognatik
IV : Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik
KOMPETENSI UTAMA
9.3 Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan perawatan
gigi dan mulut
10.1 Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit / kelainan gigi dan mulut
melalui interpretasi, analisis dan sintesis hasil pemeriksaan pasien
11.1 Mengembangkan, mempresentasikan dan mendiskusikan rencana perawatan yang
didasarkan pada kondisi, kepentingan dan kemampuan pasien.
11.2 Menentukan rujukan yang sesuai
12.1 Mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien disertai sikap empati
KOMPETENSI PENUNJANG
9.3.1 Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif (C1, P3, A4 )
9.3.2 Mengelola rekam medik sebagai dokumen legal dengan baik (C3,P3,A4).
9.3.3 Merencanakan perawatan medik kedokteran gigi berdasarkan catatan medik
yang tertulis pada rekam medik (C3,P3,A4).
10.1.8 Menjelaskan keadaan kehilangan gigi yang memerlukan tindakan rehabilitatif
(C2, P3, A4).
10.1.9 Menjelaskan keadaan akibat kelainan oklusal dan gangguan fungsi mastikasi dan
kondisi yang memerlukan perawatan (C4,P4,A4).
10.1.10 Mengidentifikasi kelainan oromaksilofasial (C4,P4,A4).
10.1.11 Menjelaskan hubungan kebiasaan buruk pasien dengan adanya kelainan
oromaksilofasial (C2,P3,A2).
10.1.14 Menganalisis dan menentukan derajat risiko penyakit rongga mulut dalam segala
usia guna menetapkan prognosis (C2,P3,A2).
10.1.15 Memastikan kelainan kongenital dan herediter dalam rongga mulut (C3,P4,A3).
11.1.1 Menganalisis derajat risiko penyakit gigi dan mulut (C4,P3,A2).
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
2
11.1.2 Merencanakan pengelolaan ketidaknyamanan dan kecemasan pasien yang
berkaitan dengan pelaksanaan perawatan (C3,P3,A3).
11.1.4 Merencanakan perawatan dengan memperhatikan kondisi sistemik pasien
(C3,P3,A3).
11.1.5 Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional
berdasarkan diagnosis (C3,P3,A3).
11.1.8 Bekerjasama dengan profesi lain untuk merencanakan perawatan yang akurat
(C4,P3,A3).
11.2.1 Membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan penyakit/
kelainan pasien (C3,P3,A3).
11.2.2 Mampu melakukan rujukan kepada yang lebih kompeten sesuai dengan bidang
terkait (C3,P3,A3).
12.1.3 Menggunakan anastesi lokal untuk mengendalikan rasa sakit (control of pain)
untuk prosedur restorasi dan bedah (C4,P4,A4).
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
3
PLANNERS TEAM
NO. NAMA NOMOR HP KET.
1. drg. Mia Ayustina Prasetya, Sp. KGA 08175053626 Ketua
2. drg. Ni Kadek Fiora Rena Pertiwi, M.Biomed 081805333658 Sekretaris
3. drg. Cinthia Hutomo, Sp.Ort 085857373714 DEU
LECTURERS
NO. NAMA NOMOR HP
1. Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys 085857575227
2. dr. Firman P. Sitanggang, Sp. Rad (K) 081337165566
3. Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K) 08123911858
4. drg. Desak Nyoman Ari susanti,M.Kes 08179767114
5 drg. IGA Dyah Ambarawati 081805598066
6 drg. Sari Kusumadewi, M. Biomed 08123837084
7 drg. Cinthia Hutomo, Sp.Ort 085857373714
8 drg. Steffano A. Handoko, MPH 0811110393
9 Drg. Ni Kd. Fiora Rena Pertiwi, M. Biomed 081805333658
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
4
FACILITATORS
NO. NAMA NOMOR HP
1. drg. Putu Ratna Kusumadewi Giri Sp.KG 0811380970
2. drg.I G A Sri Pradnyani 082147123898
3. drg. Ni Kd Fiora Rena P, M.Biomed 081805333658
4. drg. Dyah Ambarawati 081805598066
5. drg. I.G.A Ari Widiastuti 081916124396
STUDENT PROJECT TOPICS
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan :
Topik Student Project akan diundi dan pembimbing penyusunan makalah langsung
dilakukan oleh pembimbing SGD masing-masing kelompok.
Presentasi dan diskusi Student Project akan dinilai oleh dosen dari bidang
bersangkutan.
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
5
TIME TABLE CDS IV
DAYS/DATE TIME ACTIVITY CONVEYER
1 08.00 - 09.00 Lecture. Fisika Radiasi & Efek Biologi Radiasi
Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys
28-Dec-15 09.00 - 10.00 Lecture. Pengenalan Perangkat Diagnostik
Monday 10.00 – 11.00 Lecture Film dan Processing
11.00 – 12.00 Break
12.00 – 13.00 SGD Fisika Radiasi & Efek Biologi Radiasi
Fasilitator 14.00 - 15.00 SGD Pengenalan Perangkat Diagnostik
13.00 – 15.00 SGD Film dan Processing
Independent Learning
2 09.00-12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO
29-Dec-15 12.00 - 13.00 BREAK
Tuesday 13.00 - 15.00
Pleno. Fisika Radiasi & Efek Biologi Radiasi, Pengenalan Perangkat Diagnostik, Film dan Processing
Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys
3 08.00 – 09.00 Lecture Teknik Radiografi intra dan ekstra oral
Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys
30-Dec-15 09.00 – 10.00 Lecture kegagalan radiografi intra dan extra oral
Wednesday 10.00 - 11.00 Lecture Radiografik Panoramik
11.00 – 12.00 BREAK
12.00-13.00 SGD Teknik Radiografi intra dan ekstra oral
13.00 - 14.00 SGD kegagalan radiografi intra dan extra oral Fasilitator
14.00 - 15.00 SGD Radiografik Panoramik
4 08.00 - 09.00 Independent Learning
31-Dec-15 09.00 - 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO
Thursday 12.00 - 13.00 BREAK
13.00 - 15.00 Student Project
5 08.00 – 09.00 Lecture Prinsip Interpretasi Radiograf dr. Firman P. Sitanggang, Sp. Rad
(K) 4-Jan-16 09.00 - 10.00 Lecture Radioanatomi
Monday 10.00 – 11.00 Lecture Kontrol Infeksi di Bidang RKG
11.00 - 12.00 BREAK
12.00 – 13.00 Pleno. Teknik Radiografi intra dan ekstra oral
Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys
13.00 - 14.00 Pleno. kegagalan radiografi intra dan extra oral
14.00-15.00 Pleno. Radiografik Panoramik
6 08.00 - 09.00 Independent Learning
5-Jan-16 09.00 - 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO
Tuesday 12.00 - 13.00 BREAK
13.00-15.00
SGD Prinsip Interpretasi Radiograf, Radioanatomi, Kontrol Infeksi di Bidang RKG
Fasilitator
7 08.00 - 09.00 Lecture Kelainan Sistemik drg. Desak Ari
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
6
Susanti, M. Kes
6-Jan-16 09.00 – 10.00 Lecture Impaksi drg. IGA. Dyah Ambarawati
Wednesday 10.00 - 11.00 Lecture Kelainan Kelenjar Saliva
drg. Sari Kusumadewi, M.
Biomed
11.00 - 12.00 BREAK
12.00 - 13.00 Pleno Prinsip interpretasi radiograf dr. Firman P. Sitanggang, Sp. Rad
(K)
13.00 – 14.00 Pleno Radioanatomi
14.00 – 15.00 Pleno Kontrol Infeksi di Bidang RKG
8 08.00 - 09.00 Student Project Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes,
Sp. RKG (K)
7-Jan-16 09.00 – 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO
Thursday 12.00 - 13.00 BREAK
13.00 - 15.00 SGD Kelainan Sistemik Fasilitator
SGD Impaksi Fasilitator
SGD Kelainan Kelenjar Saliva Fasilitator
9 08.00 – 09.00 Lecture kista odontogen dan non odontogen Dr. drg. Haris
Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)
11-Jan-16 09.00- 10.00 Lecture Kelainan sinus Paranasal
Monday 10.00 – 11.00 Lecture Trauma Gigi dan Rahang
11.00 - 12.00 Break
12.00 - 13.00 SGD Kista odontogen dan non odontogen
Fasilitator 13.00 - 14.00 SGD Kelainan Sinus Paranasal
14.00 - 15.00 SGD Trauma Gigi dan Rahang
10 08.00 - 09.00 Independent Learning
12-Jan-16 09.00 – 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO Fasilitator
Tuesday 12.00 - 13.00 Break Fasilitator
13.00 – 15.00 Student Project Fasilitator
11 08.00 - 09.00 Plenary Kelainan Sistemik drg. Desak Ari
Susanti, M. Kes
13-Jan-16 09.00 - 10.00 Plenary Impaksi drg. IGA. Dyah Ambarawati
Wednesday 10.00 - 11.00 Plenary Kelainan Kelenjar Saliva
drg. Sari Kusumadewi, M.
Biomed
11.00 – 12.00 BREAK
12.00 - 13.00 Plenary Kista Odontogen dan Non Odontogen
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes,
Sp. RKG (K) 13.00 – 15.00 Plenary Kelainan Sinus Paranasal
Plenary Trauma Gigi dan Rahang
12 08.00 - 09.00 Independent Learning
14-Jan-16 09.00-12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO
Thursday 12.00 - 13.00 BREAK
13.00 - 15.00 Student Project
13 08.00 - 09.00 Lecture Kelainan TMJ drg. L. Cinthia Hutomo, Sp. Ort
15-Jan-16 09.00 - 10.00 Lecture Manifestasi Kelainan Tulang pada Rahang
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes,
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
7
Friday 10.00 - 11.00 Lecture Tumor Jinak dan Tumor Ganas Sp. RKG (K)
11.00 – 12.00 Break / Lunch
12.00 – 13.00 SGD Kelainan TMJ Fasilitator
13.00 - 14.00 SGD Manifestasi Kelainan Tulang pada Rahang Fasilitator
14.00 – 15.00 SGD Tumor Jinak dan Tumor Ganas Fasilitator
14 08. 00 – 09.00 Lecture Dental Karies dan Kelainan Periapikal
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes,
Sp. RKG (K)
18-Jan-16 09.00 - 10.00 Lecture Jaringan Periodontal dan kelainannya
Monday 10.00 – 11.00 Lecture Anomali Gigi
11.00 - 12.00 Break / Lunch
12.00 – 13.00 Plenary Manifestasi Kelainan Tulang pada Rahang
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes,
Sp. RKG (K) 13.00 – 14.00 Plenary Tumor Jinak dan Tumor Ganas
14.00 - 15.00 Plenary Kelainan TMJ drg. L. Cinthia Hutomo, Sp. Ort
15 08.00 – 09.00 Independent Learning
19-Jan-16 09.00 - 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO
Tuesday 12.00 – 13.00 BREAK
13.00 – 15.00 SGD Dental Karies dan Kelainan Periapikal
Fasilitator
SGD Jaringan Periodontal dan kelainannya
SGD Anomali Gigi
16 08. 00 – 09.00 Independent Learning
20-Jan-16 09.00 - 10.00 Lecture Pasien Safety & pencegahan infeksi dalam praktik dokter gigi
Drg. Steffano A. Handoko, MPH
Wednesday 10.00 – 11.00 Lecture kontrol infeksi, sterilisasi dan desinfeksi dalam praktek dokter gigi
Drg. Ni Kd Fiora Rena Pertiwi. M.Biomed
11.00 - 12.00 Break / Lunch
12.00 – 13.00 Plenary Dental Karies dan Kelainan Periapikal Dr. drg. Haris
Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K) 13.00 - 14.00
Plenary Jaringan Periodontal dan Kelainnya
14.00 – 15.00 Plenary Anomali Gigi
17 08. 00 – 09.00 independent learning
21-Jan-16 09.00 - 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO
Thursday 12.00 - 13.00 Break
13.00-15.00 Student Project
18 08.00 - 09.00 Independent Learning
22-Jan-16 09.00 - 10.00 SGD Pasien safety & pencegahan infeksi
dalam praktik kedokteran gigi Fasilitator
Friday 10.00 - 11.00 SGD kontrol infeksi, sterilisasi dan
desinfeksi dalam praktek dokter gigi Fasilitator
11.00-12.00 BREAK
12.00 – 13.00 Pleno Pasien safety & pencegahan infeksi dalam praktik kedokteran gigi
Drg. Steffano A. Handoko, MPH
13.00 – 14.00 SGD kontrol infeksi, sterilisasi dan Drg. Ni Kd Fiora Rena
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
8
desinfeksi dalam praktek dokter gigi Pertiwi. M.Biomed
14.00 – 15.00 Student Project 19
09.00 – 10.00 Presentasi Student Project Kelompok I 25-Jan-16 10.00 – 11.00 Presentasi Student Project Kelompok II
11.00 – 12.00 Presentasi Student Project Kelompok III
12.00 – 13.00 Break
13.00 – 14.00 Presentasi Student Project Kelompok IV
14.00 – 15.00 Presentasi Student Project Kelompok V
20
09.00 - 11.00 ASSESMENT 26-Jan-16
ABSTRACTS
Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys
Radiasi pengion banyak digunakan dalam diagnostik medik untuk mendapatkan suatu
radiograf. Pemahaman tentang fisika radiasi menuntun kita pada efek biologi radiasi yang
bisa membahayakan pasien, pekerja dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, penerapan
proteksi radiasi diperlukan sebagai dasar keselamatan kerja.
Learning Task:
1. Sebut dan jelaskan satuan yang digunakan dalam fisika radiasi!
2. Jelaskan perbedaan efek stokastik dan non-stokastik!
3. Sebut dan jelaskan azas dan prinsip proteksi radiasi!
4. Jika pada suatu pemeriksaan gigi, seorang pasien menerima dosis sebesar 180 µSv,
berapakah dosis yang diterima oleh petugas yang berdiri sejauh 3 m dari pasien?
5. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi agar mendapatkan ijin BAPETEN untuk
sebuah pesawat radiologi gigi?
Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys
Pemeriksaan radiografi (rontgen gigi) sering digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosa penyakit gigi dan mulut dengan lebih akurat. Ada beberapa macam alat radiologi
diagnostik untuk pemeriksaan gigi dan mulut, yang secara garis besar terbagi intra dan ekstra
Lecture 1
FISIKA RADIASI DAN EFEK BIOLOGI
RADIASI
Lecture 2 :
Pengenalan Perangkat Diagnostik
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
9
oral. Pengetahuan tentang penggunaan masing-masing alat sangat diperlukan untuk dapat
menghasilkan gambar diagnostik yang tepat.
Learning Task:
1. Jelaskan cara terbentuknya sinar-X!
2. Sebutkan peralatan radiologi diagnostik intra oral dan ekstra oral!
3. Jelaskan tentang unit cephalometry dan mengapa unit tersebut didesain seperti itu?
4. Jelaskan tentang unit CBCT-3D!
5. Upaya apa saja yang anda lakukan untuk mengurangi radiasi pasien saat rontgen gigi?
Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys
Gambaran radiografi yang tercetak pada sebuah film, memerlukan suatu proses baik
secara konvensional maupun secara digital. Untuk cara konvensional, diperlukan prosesing di
kamar gelap dengan larutan developer dan fixer. Prosesing film baik di kamar gelap maupun
secara digital, sangat penting untuk dipahami agar tidak terjadi gambaran artefak yang dapat
menyebabkan kesalahan interpretasi film.
Learning Task:
1. Sebut dan jelaskan macam-macam film yang digunakan dalam radiografi gigi!
2. Sebut dan jelaskan peralatan dan bahan yang ada di kamar gelap!
3. Jelaskan perbedaan pembentukan gambar radiografi secara konvensional dan digital!
Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys
Pemeriksaan radiografi gigi terdiri dariteknik intra oral dan extra oral. Pada teknik
intra oral dapat digunakan teknik periapikal, bite wing dan oklusal. Sedangkan pada teknik
extra oral, teknik yang dapat dilakukan adalahproyeksi Eissler, Water’s, Towne’s, PA/AP,
Lecture 4 : Teknik Radiograf Intra Oral dan Ekstra Oral
Lecture 3 :
Film dan Processing
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
10
Lateral, Submentovertex , Cephalometrik dan Panoramik, serta teknik pemotretan dengan
pesawat CBCT-3D (Cone Bean Computerize Tomography-Tiga Dimensi).
Learning Task:
1. Bagaimana cara menentukan orientasi/identifikasi sebuah radiograf?
2. Jelaskan tentang prinsip geometris dari teknik radiografi untuk mendapatkan
gambaran yang optimal!
3. Jelaskan teknik pengambilan gambarTrue Oklusal Mandibula!
4. Sebut dan jelaskan teknik apa saja yang dapat digunakan pada kasus impaksi gigi!
5. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara teknik periapikal parelling dan bisecting
Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys
Kegagalan radiografi menyebabkan diagnosa tidak dapat ditegakkan. Secara umum,
kegagalan radiografi dapat disebabkan karena obyek terpotong, perubahan bentuk obyek, dan
kualitas radiograf yang rendah. Hal tersebut dapat terjadi pada saat proses pengambilan
gambar (teknik radiografi) atau saat prosesing film di kamar gelap. Pemahaman akan
penyebab kegagalan ini dapat membantu menghindari kekeliruan dalam mendiagnosa suatu
penyakit gigi dan mulut.
Learning Task:
1. Sebut dan jelaskan komponen dari kualitas radiograf!
2. Sebut dan jelaskan penyebab radiograf tidak terbaca karena sebagian atau seluruh
gambar berwarna hitam!
3. Apa yang dimaksud dengan distorsi dan bagaimana cara mengatasinya?
4. Sebut dan jelaskan penyebab radiograf susah terbaca karena kabur!
5. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari kegagalan radiografi?
Lecture 5
Kegagalan Radiograf Intra Oral dan Ekstra Oral
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
11
Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys
Radiografik panoramik merupakan teknik tomografi tunggal yang menghasilkan
gambaran menyeluruh yang memperlihatkan stuktur gigi geligi dan struktur facial termasuk
mandibula, maksila beserta struktur pendukungnya. Foto ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi,
mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.
Learning Task:
1. Jelaskan cara pembentukan gambar panoramik!
2. Jelaskan tentang teknik pengambilan gambar panoramik!
3. Apakah keuntungan dan kerugian menggunakan radiografik panoramik?
dr. Firman P. Sitanggang, Sp. Rad (K)
Definisi
Pemeriksaan radiologi merupakan pengungkapan informasi, bukti dan data-data,
menganalisa dan pada akhirnya berujung pada kesimpulan yang benar dengan menggunakan
sinar pengion (sinar X).
Tujuan
Pemeriksaan denganX-Ray ini bertujuan untuk identifikasi ada tidaknya penyakit,
informasi karakteristik dan perluasan suatu pernyakit, dan menegakkan Diagnosis dan
Differential Diagnosis
Lecture 7 :
Prinsip Interpretasi Radiograf
Lecture 6 :
Radiografik Panoramik
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
12
Evaluasi Hasil Foto
Perubahan/kelainan yang dapat terjadi pada radiografi misalnya maloklusi, perubahan
bentuk dan jumlah gigi, serta kondisi soft tissue disekitarnya
Learning Task Menyusul
ABSTRAK DAN LEARNING TASK MENYUSUL
dr. Firman P. Sitanggang, Sp. Rad (K)
KONTROL INFEKSI PADA PEMERIKSAAN DENTAL X-RAY
Pada dental oral foto dan panoramic view bila tidak dikerjakan dengan baik akan
memudahkan terjadinya penularan infeksi dari pasien ke pasien melalui saliva.
Penyakit yang dapat dipindahkan antara lain :
Hepatitis B dan C
HIV
TB
Herper simplex
Rubella
Sifilis
Difteri
Parotitis
Influenza
Semua tindakan harus dianggap sebagai beresiko memindahkan bahan infeksius sehingga
prosedur universal precaution harus dijalankan. Penggunaan alat pelindung diri harus
dilaksanakan
Lecture 9 :
Kontrol Infeksi di Bidang RKG
Lecture 8 :
Radioanatomi
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
13
LEARNING TASK MENYUSUL
drg. Desak Ari Susanti, M. Kes
ABSTRAK
Gangguan sistem endokrin, metabolisme tulang, dan penyakit sistemik lainnya dapat memiliki efek
pada bentuk dan fungsi tulang dan gigi. Fungsi tulang tidak hanya mencakup dukungan,
perlindungan,dan lingkungan untuk hematopoiesis tetapi juga berfungsi sebagai cadangan utama
kalsium bagi tubuh. Lebih dari 99% dari total kalsium tubuh terkandung dalam struktur rangka.
Ketika kondisi sistemik dianggap mempengaruhi kondisi di rahang , tulang terus-menerus
melakukan remodeling. Sekitar 5% sampai 10% dari massa tulang total diganti setiap tahun. Efek dari
penyakit sistemik terhadap tulang adalah perubahan dalam jumlah dan aktivitas osteoklas,
osteoblas, dan osteosit . Beberapa penyakit kelainan sistemik dapat mempengaruhi kondisi tulang
rahan dan gigi, maupun perkembangannya, diantaranya:
1. Hiperparatiroid
2. Hipoparatiroid
3. Hipertiroid
4. Hipotiroid
5. Hipertiroidism
6. Hipotiroidism
7. Osteoporosis
8. Diabetes mellitus
9. Hipopospatasia
10. Hipopospatemia dll
Kelainan yang tampak akan beragam baik secara klinis maupun radiografi. Sebagai seorang dokter
gigi dirasa perlu untuk mengetahui manifestasi dari penyaki-penyakit ini secara klinis di dalam
rongga mulut, begitu juga gambaran radiograpi.
LEARNING TASK :
Lecture 10 :
Kelainan Sistemik
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
14
1. Gangguan sistemik mempengaruhi seluruh tubuh, demikian juga perubahan dapat
terjadi pada tulang rahang maupun gigi walaupun pada sebagian besar kasus tidak
mungkin untuk mengidentifikasi penyakit berdasarkan karakteristik radiografi.
Perubahan umum pada tulang dapat terjadi meliputi..?
2. Sebutkan penyakit sistemik yang disebabkan oleh kelainan system endokrin dan
pengaruhnya terhadap tulang dan gigi dan gambaran radiografinya
3. Sebutkan penyakit sistemik yang disebabkan oleh kelainan system metabolic tulang
dan pengaruhnya terhadap tulang dan gigi dan juga gambaran radiografinya.
drg. IGA. Dyah Ambarawati
Abstrak
Gambaran Radiologi Impaksi Gigi
Perawatan penyakit gigi dan mulut agar tercapai hasil yang optimal perlu ditunjang oleh
pemeriksaan penunjang, diantaranya pemeriksaan radiografi, sehingga dapat membantu
menegakkan diagnosa suatu penyakit. Salah satu dari pemeriksaan radiografi tersebut adalah
periapikal foto, dan panoramik foto. Gambaran yang dihasilkan dapat berupa: radiolusen, radiopak
dan radio intermediate.
Gigi impaksi adalah gigi yang erupsinya terhalang oleh gigi tetangga, tulang sekitarnya atau
jaringan patologis, gigi yang letaknya tidak normal pada lengkung rahang. Penegakan diagnosa gigi
impaksi memerlukan pemeriksaan penunjang yaitu rontgen foto. Dental radiografi ini memegang
peranan yang penting dalam menegakkan diagnosis yang secara klinis tidak terlihat, merencanakan
perawatan dan mengevaluasi hasil perawatan.
Learning task
1. Jelaskan tentang gambaran radiologi yang ditunjukkan pada tanda panah dibawah
ini serta apa diagnosanya!
Lecture 11 :
Impaksi
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
15
2. Cari gambaran radiologi impaksi kelas II dan jelaskan !
3. Cari gambar impaksi pada gigi anterior dan jelaskan secara radiologi!
4. Jelaskan perbedaan klinis dan gambaran radiologi antara impaksi kelas I dengan
pericoronitis pada gigi molar 3!
drg. Sari Kusumadewi, M. Biomed
Kelainan kelenjar saliva merupakan kasus yang cukup sering terjadi. Kelainan
kelenjar saliva secara garis besar dibagi menjadi beberapa kategori: inflammatory disorders,
noninflammatory disorders, dan space-occupying masses. Kelainan ini dapat melibatkan
kelenjar saliva mayor dan minor, namun yang akan dibahas adalah yang mengenai kelenjar
saliva mayor saja. Cakupan materi yang akan dibahas pada topic ini adalah: definisi, tanda
dan gejala, diagnose diferensial, beberapa metode pengambilan radiografis, serta gambaran
dari sejumlah kelainan kelenjar saliva, baik yang inflammatory maupun non inflammatory.
Dokter gigi diharapkan memiliki kemampuan untuk mendeteksi adanya kelainan kelenjar
saliva. Kemampuan membaca gambaran tersebut berguna dalam proses penegakan suatu
diagnose.
Learning tasks:
Lecture 12 :
Kelainan Kelenjar Saliva
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
16
1. Sebutkan dan jelaskan definisi dari kelainan kelenjar saliva.
2. Sebutkan dan jelaskan tanda dan gejala dari kelainan kelenjar saliva.
3. Sebutkan dan jelaskan diagnose diferensial dari kelainan kelenjar saliva.
4. Jelaskan beberapa metode pengambilan gambaran radiografi dari kelenjar saliva.
5. Jelaskan beberapa gambaran radiografis dari kelainan-kelainan kelenjar saliva.
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)
Kista adalah ronga patologis yang berisi cairan , dilapisi epitel, dan dikelilingi oleh
dinding jaringan ikat yg jelas. Secara umum gambarannya radiolusen, bulat atau oval,
berbatas jelas, kadang dikelilingi garis tipis radiopak.
Kista odontogen antara lain : Kista radikuler, Kista residual, Kista dentigerous,
Keratocystic odontogenic tumor dan Lateral periodontal cyst. Kista nonodonogen antara lain
Nasopalatine duct cyst dan nasolabial cyst.
LEARNING TASK
1). Sebutkan macam kista odontogen dan non odontogen beserta gambaran radiografnya
2). Jelaskan perbedaan radiograf antara KOT, Kista Dentigerous, dan Simple bone cyst
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)
Sinus paranasal terdiri dari sinus maxillaris, frontalis, sphenoidalis dan
ethmoidalis. Dari ke empatnya, Sinus maxillaris adalah yang penting dibidang ked okteran
gigi karena letaknya yang berdekatan dengan gigi geligi dan jaringan sekitarnya.
Lecture 13 :
kista odontogen dan non odontogen
Lecture 14 :
Kelainan sinus Paranasal
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
17
Untuk pemeriksaan sinus dapat digunakan Computed tomography(CT), CBCT,
MRI dan Dental radiograf konvensional. Sebelum memahami kelainan pada sinus maxillaris,
terlebih dahulu harus dipahami bentuk, ukuran dan variasi normal.
Pemeiksaan dental radiograf yang digunakan untuk memeriksa sinus maxillaris
antara lain : Periapikal, Upper oblique occlusal, Panoramic, Occipito mental (water’s), True
lateral skull.
Kelainan pada sinus paranasal (terutama pada sinus maxillaris) antara lain :
Mukositis, Sinusitis, Retention Pseudocyst, Polip, Antrolith, Periostitis dan pembentukan
tulang baru.
LEARNING TASK
1). Jelaskan gambaran normal sinus maksilaris
2). Sebutkan macam proyeksi ekstra oral yang digunakan untuk memeriksa sinus maksilaris
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)
Tanda tanda adanya fraktur secara radiologis biasanya berupa garis radiolusen
yang jelas, adanya bentuk atau outline yang abnormal, hilangnya kontinyuitas atau adanya
overlapping 2 fragmen gigi atau tulang.
Proyeksi yang digunakan untuk trauma dan fraktur pada gigi adalah: Periapikal,
Oklusal, CBCT. Sedangkan trauma atau fraktur pada Rahang Bawah digunakan: Panoramik,
lateral Oblique, Reverse Towne’s, dan PA. Untuk trauma atau fraktur pada maksila
digunakan: Periapikal, Okusal, Occipitomental, Lateral Skull, Submentovertex, PA dan
CBCT.
LEARNING TASK
1). Gambarkan skema fraktur rahang atas dan rahang bawah
2). Jelaskan macam proyeksi ekstra oral yang digunakan pada kasus fraktur rahang atas dan
rahang bawah
Lecture 15 :
Trauma Gigi dan Rahang
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
18
drg. L. Cinthia Hutomo, Sp. Ort
RADIOGRAFI TEMPOROMANDIBULAR JOINT
Kelainan Temporomandibular Joint ( TMJ ) merupakan suatu keadaan yang menyimpang dari
bentuk dan fungsi normal dari persendian. Beberapa macam kelainan yang mengenai TMJ antara
lain, fungsi abnormal dari articular disk yang berhubungan dengan ligaments dan otot-otot, arthritis,
inflamasi, neoplasma serta pertumbuhan dan perkembangan yang abnormal. KelainanTMJ ini
merupakan kelainan yang paling sering terjadi dibandingkan dengan kelainan pada persendian lain.
Tanda-tanda klinis dan gejala dari kelainan ini meliputi sakit pada TMJ atau telinga atau keduanya,
pembengkakan pada TMJ dan daerah sekitarnya, suhu badan meningkat, kemerahan, sakit kepala,
kaku sendi, clicking serta keterbatasan membukamulut.
Radiografi TMJ diperlukan untuk menunjang hasil pemeriksaan klinis, terutama apabila
dicurigai adanya kelainan, infeksi, kegagalan perawatan atau adanya rasa sakit yang bertambah
parah pada TMJ.Tujuan dari tindakan ini adalah untuk mengevaluasi integriatas dan hubungan
antara jaringan keras dan lunak, memastikan perkembangan dari suatu penyakit dan mengevaluasi
efek dari perawatan. Radiografi TMJ juga dipertimbangkan untuk pasien-pasien dengan riwayat
trauma, disfungsi, gangguan atau keterbatasan pergerakan TMJ, gerakan dan rasa yang abnormal
serta apabila terdapat perubahan pada oklusi pasien. Radiografi TMJ tidak diindikasikan apabila
terdapat clicking pada saat membuka mulut tetapi tidak disertai tanda atau gejala lain. Dengan
mempelajari radiografi TMJ diharapkan seorang dokter gigi dapat menghubungkan antara bacaan
radiografi, riwayat pasien dan hasil dari pemeriksaan klinis sehingga menghasilkan diagnosa final dan
rencana perawatan yang akurat.
Learning Task
1. Sebutkan tehnik radiologi apa yang dapat digunakan untuk kelainan-kelainan TMJ di
bawah ini dan jelaskan alasannya !
a. Trauma atau fraktur
b. Condylar Hyperplasia / Hypoplasia
c. Ankylosos
Lecture 16 :
Kelainan TMJ
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
19
2. Jelaskan perbedaan gambaran Panoramik TMJ normal dengan gambaran TMJ pada
kasus kelainan- kelainan di bawah ini !( berupa table ).
a. Condylar Hyperplasia
b. Juvenile Arthrosis
c. Ankylosis
3. Apabila terdapat kelainan pada disk, radiografi apa yang digunakan untuk
mendiagnosa ?Jelaskan !
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)
Ada beberapa kelainan tulang yang mempunyai manifestasi pada rahang, misalnya
Fibrous dysplasia, Periapical osseous dysplasia, Central giant cell granuloma, aneurysmal
bone cyst dll.
Fibrous dysplasia mempunyai gambaran radiograf yang khas antara lain ground-
glass appearance, orange peel, cotton woll, amorf atau sidikjari. Sedangkan radiograf
Periapical osseous dysplasia (Periapical cemental dysplasia, cementoma) tergantung dari
stage nya. Pada stage awal gambaran radiolusen bulat batas jelas sedangkan pada stage akhir
terlihat radiopak dengan dikelilingi radiolusen.
LEARNING TASK :
1). Jelaskan macam kelainan tulang yang mempunyai manifestasi pada rahang beserta radiografnya
2). Jelaskan perbedaan radiograf antara POD, Periapikal Sclerosing osteitis dan Enostosis/Bone
dense island
Lecture 17 :
Manifestasi Kelainan Tulang pada Rahang
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
20
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)
Gambaran tumor jinak seringkali radiolusen atau radiopak berbatas jelas, kadang
meresorpsi akar gigi serta mendesak gigi.
Pencitraan diagnostik sangat penting dalam penanganan tumor ganas, antara lain
untuk diagnosis awal, stage kanker, perencanaan radioterapi, biopsi, penanganan post
perawatan. Imaging yang digunakan antara lain: Periapikal, panoramik, CBCT, MRI, dan PET.
Beberapa pencintraan bisa menunjukkan adanya tumor ganas, antara lain
lokasinya ( tumor ganas sering pada posterior RA dan RB) Batas dan bentuk (tidak berbatas
jelas dan bentuknya tidak berarturan), radiolusen, jarang merorpsi akar gigi, merusak tulang
alveolar.
LEARNING TASK :
1). Sebutkan bermacam macam tumor jinak rongga mulut beserta gambaran radiografnya
2). Jelaskan secara umum perbedaan radiograf antara tumor jinak dan tumor ganas
Lecture 18 :
Tumor Jinak dan Tumor Ganas
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
21
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)
1. KARIES GIGI DAN KELAINAN PERIAPIKAL
Karies adalah penyakit infeksi olehkarena demineralisasi pada jaringan keras gigi.
Demineralisasi terjadi akibat asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri dari fermentasi
karbohidrat . Gambaran radiografnya radiolusen. Secara radiograf tidak bisa dibedakan
apakah karies aktif atau tidak. Proyeksi yang digunakan adalah Periapikal, Bitewing.
Bermacam karies sesuai lokasinya antara lain: Karies proksimal, karies oklusal, Rampant
caries, karies bukal/lingual, karies akar dan karies sekunder
Kelainan periapikal dapat berupa periapical rarefyng osteitis, periapical sclerosing
osteitis. Periapical rarefyng osteitis dapat berupa periodontitis apikalis, abses periapikal dan
granuloma periapikal.
LEARNING TASK :
1). Jelaskan gambaran radiograf dari bermacam macam karies gigi
2). Jelaskan macam proyeksi yang digunakan untuk melihat karies gigi
3). Sebutkan bermacam macam kelainan periapikal serta gambaran radiografnya.
4). Jelaskan macam proyeksi yang digunakan untuk memeriksa kelainan periapikal
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)
Penyakit periodontal secara umum diklasifikasikan sebagai 1). Penyakit gingiva
2).Periodontitis kronis, 3) Periodontitis Agresif, 4)Periodontitis sebagai menifestasi penyakit
sistemik, 5)Penyakit periodontal nekrotik, 6)Abses periodontal, 7) Periodontitis oleh karena
lesi endodontik dan 8)Cacat bawaan atau dapatan.
Lecture 19 :
Karies gigi dan kelainan periapikal
Lecture 20 :
Jaringan Periodontal dan Kelainannya
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
22
Radiografi pada penyakit periodontal digunakan untukmenilai: keadaan puncak tl
alveolar, PDLS, melihat luasnya kerusakan tulang & furcation involvement, penyebab
sekunder lokal, panjang dan bentuk akar serta rasio crown-to-root. Selain itu juga untuk
rencana terapi, evaluasi (terutama Guided tissue regeneration/GTR).
Proyeksi yang digunakan adalah bitewing, periapikal. Pada kasus tertentu
digunakan CBCT. Perubahan bentuk tulang alveolar dapat berupa kerusakan tulang awal,
kerusakan horisontal dan vertikal.
LEARNING TASK
1). Jelaskan gambaran apa saja yang perlu diperhatikan untuk menilai penyakit periodontal?
2). Jelaskan macam kerusakan puncak tulang alveolar dan tulang kortikal pada penyakit
periodontal.
Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)
Anomali gigi bisa disebabkan karena congenital, gangguan saat pertumbuhan dan
dapatan (acquired). Kelainan dapat berupa kelainan pada jumlah, ukuran, bentuk atau
gangguan erupsi.
Kelainan jumlah gigi meliputi : Supernumerary teeth (hyperdontia, distodens,
mesiodens, peridens, parateeth, supplemental teeth) dan Missing teeth (hypodontia,
oligodontia, anodontia)
Kelainan ukuran gigi dapat berupa: Macrodontia dan Microdontia
Kelainan erupsi gigi berupa: Transposisi, Wandering teeth dan Infraocclusion
Perubahan pada bentuk gigi dapat berupa: Fusion (Synodontia), Concresence,
Gemination (Twinning), Taurodontism, Dilaserasi, Dens invaginatus/Dens in dente/Dilated
odontome, Dens evaginatus (Leong’s premolar), Amelogenesis imperfecta, Dentinogenesis
imperfecta, Osteogenesis imperfecta, Dentin dysplasia, Regional odontodysplasia, Enamel
pearl, Talon cusp, Turner’s hypplasia, dan congenital syphilis.
Kelainan karena dapatan dapat berupa: Attrisi, Abrasi, Erosi, Resorpsi, Dentin
sekunder, Pulp stone, Sklerosis pulpa dan Hypercementosis.
Lecture 21: Anomali Gigi
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
23
LEARNING TASK
1). Sebutkan bermacam macam anomali gigi beserta gambaran radiografnya
2). Sebutkan anomali gigi yang mirip radiografnya dan bagaimana membedakannya?
Lecture 22
Pasien safety & pencegahan infeksi dalam praktik kedokteran gigi
drg. Steffano Aditya Handoko, MPH. SID.
Perkembangan teknologi kedokteran gigi akhir-akhir ini semakin berkembang pesat yang
menjadikan proses pelayanan kesehatan gigi semakin kompleks. Tetapi sebagian besar
kemajuan teknologi ini tidak dibarengi juga dengan perubahan budaya pelayanan kesehatan
gigi yang memadai. Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Dalam
beberapa situasi, pasien justru sering menjadi korban, yang berdampak sangat bervariasi
mulai dari yang ringan dan reversible hingga menimbulkan kecacatan tetap (permanent
disability) atau bahkan kematian, meskipun didalam kenyataannya tidak pernah ada unsur
kesengajaan di dalamnya. Oleh karena itu harus diterapkan Standart Operasional Prosedur
(SOP) yang benar untuk dapat mengurangi resiko.
Tenaga kesehatan gigi dan mulut meliputi dokter gigi, asisten dokter gigi, tehniker gigi.
Tenaga kesehatan gigi dan mulut mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menangani
pasien tetapi jangan sampai terlupakan mereka juga lebih rentan terkena dan terserang
penyakit menular seperti influenza, hepatitis, tetanus, rubella bahkan sampai HIV AIDS.
Oleh karena itu mereka harus mendapat pelatihan pencegahan dan kontrol infeksi. Begitu
juga dengan tempat praktek tempat mereka bekerja harus ditangani dengan baik mengenai
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
24
kontrol infeksi agar tidak menyebar penyakit ke pasien atau tenaga kesehatan gigi dan mulut.
Oleh karena itu harus dibuatkan tempat atau instalasi pembuangan air limbah (IPAL) dan
sterilisasi intrumen yang telah berkontak langsung dengan pasien sehingga dapat
dipergunakan kembali.
Kata kunci : patient safety, keselamatan pasien, keselamatan kerja, kontrol infeksi.
LEARNING TASK
Sebuah klinik gigi di daerah Denpasar didatangi kemabli oleh pasien karena pasien merasa
ada tindakan malpraktek dari dokter yang bekerja di klinik tersebut. Pasien mengalami
pendarahan yang tidak berhenti-berhenti setelah 6 jam pasca pencabutan gigi bungsunya
sehingga mengganggu dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Pasien merasa cemas dan panik
karena kondisinya tersebut.
1. Mengapa terjadi error?
2. Strategi untuk meminimalkan error?
3. Kondisi penyebab terjadinya error?
Seorang dokter gigi diketahui terpapar penyakit hepatitis. Pada pemeriksaan lanjutan ternyata
diketahui bahwa salah satu pasiennya menderita penyakit yang sama dan pasiennya sering
datang berobat gigi.
1. Kemungkinan yang terjadi sampai dokter bisa tertular penyakit dari pasien?
2. Cara menghindari penularan penyakit?
Lecture 23
Cleaning, disiinfeksi dan sterilisasi dalam praktek dokter gigi
Drg. Ni Kd Fiora Rena Pertiwi, M.Biomed
Cleaning, disiinfeksi dan sterilisasi merupakan hal yang sangat penting dalam praktek
dokter gigi. Tujuan dari cleaning, disinfeksi dan sterilisasi dalam praktek dokter gigi antara
lain mencegah penyebaran mikroorganisme dan infeksi silang pada pekerja kesehatan dan
pasien, meminimalkan kerusakan instrument karena salah penggunaan atau kontaminasi dari
benda asing, serta penggunaan disinfeksi kimia yang aman. Instrument yang telah
terkontaminasi sebaiknya harus selalu ditangani dengan dengan hati-hati untuk mencegah
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
25
infeksi prekutan. Seluruh instrument harus dibersihkan dengan cara yang tepat, dibilas dan
dikeringkan sebelum didisinfeksi atau di sterilisasi. Tahap ini penting karena sisa dari debris
organik dapat menganggu proses disinfeksi dan sterilisasi. Dalam sub bab ini kita akan
mempelajari bagaimana memproses sterilisasi critical dan semikritikal items. Mulai dari
proses receiving, cleaning, dan denkotaminasi, persiapan dan packaging, sterilisasi dan
monitoring sterilisasi, storage. Sterilisasi dari unpackaged instrument, prosesing peralatan
yang tidak tahan panas.
Kebersihan dalam praktek dokter gigi dan penatalaksanaan pembuangan limbah
dalam praktek dokter gigi
Praktek dokter gigi sebaiknya tidak berkontak dengan pasien dan tidak menyebabkan
resiko langsung pada keselamatan pasien. Peralatan seperti permukaan handle lampu dental
unit, kontrol pad dental unit dapat terkontaminasi selama perawata pasien dan menjadi tempat
melekatnya mikroorganisme. Perpindahan mikroorganisme biasanya terjadi melalui kontak
tangan atau menyentuh permukaan wilayah kerja dengan instrument yang telah
terkontaminasi, lingkungan permukaan kerja lainya atau dari tangan, hidung, mulut dan mata
pasien dan operator.
Higienitas tangan yang baik dan penggunaan alat pelindung perorangan sangat penting untuk
meminimalisir penyebaran atau perpindahan microorganism. Sebagai tambahan penggunaan
barier atau pembersihan dan disinfeksi dari permukaan kerja dapat melindungi perpindahan
mikroorganisme.
Lingkungan kerja dibagi menjadi dua yaitu
1. Permukaan wilayah kerja yang berkontak dengan pasien
2. Permukaan peralatan/instrument dalam praktik dokter gigi
Selain itu sebagai dokter gigi juga perlu memperhaikan tentang penatalaksanaan limbah dari
tempat praktiknya.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah cleaning, desinfeksi dan sterilisasi dari
wilayah kerja dan peralatan yang spesifik. Seperti sistem pengairan untuk dental unit,
handpiece dan peralatan intra oral, saliva ejectors, peralatan single use, peralatan radiografi,
sensor digital radiografi dan kamera intra ora, laser dan peralatan elektro surgery,asepsis
dental laboratory, dan specimen biopsy,
Teknik asepsis general dan surgical
Teknis asepsis adalah suatu tindakan untuk mencegah kontaminasi microbial. Tindakan
asepsis meliputi cleaning lingkungan kerja, hand hygiene yg efektif, memakai peralatan
seperti handscone, pelindung mata, masker dan jas/gowns, dll. Sedangkan teknik asepsis
surgical addalah tindakan untuk memberikan dan mempertahankan objek dan area sekitarnya
secara maksimal bebas dari mikroorganisme, mencegah kontaminasi pada luka, isolasi daerah
operasi dari lingkungan disekelilingnya yang tidak steril, dan membuat area yang steril untuk
menjalankan operasi seaman mungkin.
-
Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016
26
LEARNING TASK
1. Sebutkan alat2 atau instrument yang termasuk kategori kritikal item, semi kritikal
items dan non-kritikal items dan jelaskan cara cleaning, desinfeksi dan sterilisasi yg
tepat
2. Bagaimana cara untuk sterilisasi alat dan bahan yang tidak tahan panas
3. Dokter gigi Frankenstein ingin membuka praktek dokter gigi di daerah perkotaan.
a. alat sterilisasi apa yang perlu disiapkan dalam tempat prakteknya
b. bagaimana cara drg, Frakenstein mengelola limbah (bahan atau alat bekas
pakai) tempat prakteknya
4. Seorang dokter gigi bernama budi baper, ditugaskan ptt di desa terpencil dengan
peralatan sterilisasi yang tidak memadai, upaya apa yang dapat drg budi baper
lakukan untuk meminimalisir perpindahan mikroorganisme
5. Bagaimana cara teknik asespsis sebelum melakukan tindakan bedah odontektomi