STUDI TENTANG EFEKTIVITAS BELAJAR...
Transcript of STUDI TENTANG EFEKTIVITAS BELAJAR...
STUDI TENTANG EFEKTIVITAS BELAJAR MANDIRI
DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP TERBUKA 3 TEMPEL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
HERI SUSANTO
10411044
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
STUDI TENTANG EFEKTIVITAS BELAJAR MANDIRI
DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP TERBUKA 3 TEMPEL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
HERI SUSANTO
10411044
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
STUDI TENTANG EFEKTIVITAS BELAJAR MANDIRI
DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP TERBUKA 3 TEMPEL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
HERI SUSANTO
10411044
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
v
MOTTO
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.
(Surat Al-A’laq ayat 1-5)1
“Setiap murid bisa belajar, hanya saja tidak pada hari yang
sama atau dengan cara yang sama”
(George Evans)2
1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Quran dan Terjemahannya, ( Jakarta :CVDarus Sunnah, 2002), hal. 598.
2 http:/Kata Bijak Kata Mutiara Tentang Pendidikan dari Para Tokoh Dunia Baca.htm,Diakses Pada tanggal 03 November 2014, Pukul 16.00 WIB.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini
ku persembahkan kepada
Almamater Tercinta,
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun manusia
menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat mengenai Studi Tentang
Efektivitas Belajar Mandiri Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di
SMP Terbuka 3 Tempel. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak
dapat terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Mujahid M.Ag. selaku Pembimbing Penasihat Akademik sekaligus
Dosen Pembimbing Skripsi yang arif bijaksana membimbing dan mengarahkan
selama proses penyelesaian skripsi.
ix
ABSTRAK
HERI SUSANTO. Studi Tentang Efektivitas Belajar Mandiri Dalam MataPelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Terbuka 3 Tempel Tahun Pelajaran2013/2014. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Latar belakang penelitian ini adalah bahwa dalam sistem pendidikan diSMP Terbuka siswa dituntut untuk belajar secara mandiri karena SMP Terbukaberbeda dengan SMP Reguler yang memiliki jam belajar di dalam kelas lebihbanyak sehingga untuk menutupi kekurangan tersebut di SMP Terbuka siswadituntut untuk dapat belajar secara mandiri, begitu juga di SMP Terbuka 3 Tempeldalam kegiatan belajar mengajar menggunakan belajar mandiri. Begitu juga matapelajaran PAI, materi yang dipelajari sebenarnya sering dilakukan oleh siswadalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dalam belajar mandiri dapat lebihmudah. Yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaanbelajar mandiri mata pelajaran PAI dan sejauh mana efektifitas belajar mandiridalam mata pelajaran PAI di SMP Terbuka 3 Tempel.
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pelaksanaan Belajar MandiriDalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di SMP Terbuka3 Tempel serta untuk mengetahui sejauh mana Efektivitas Belajar mandiri dalamMata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel tahunpelajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbanganpemikiran untuk kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan dan dijadikansebagai bahan rujukan bagi pembelajaran yang lain.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang mengambil latar diSMP Terbuka 3 Tempel. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakanobservasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Analisis data dilakukan denganmemberi makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna ituahditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pelaksanaan kegiatan belajar mandiridalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel dapatberjalan dengan baik dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran jugacukup efektif, karena dapat membangkitkan semangat belajar siswa, dilihat darikegiatan- kegiatan yang telah dilaksanakan seperti belajar mandiri siswa dalammata pelajaran Pendidikan Agama Islam maupun kegiatan pembelajaran di kelasyang berlangsung sesuai dengan tujuan yang diinginkan. (2) Efektivitas belajarmandiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka 3Tempel dapat dilihat dari tiga tahap yaitu persiapan, proses, dan hasil. Persiapan,meliputi beberapa hal yaitu persiapan guru yaitu seorang guru harusmempersiapan strategi belajar supaya mengarah kepada tujuan belajar mandiri danpersiapan siswa dalam belajar mandiri. Proses, belajar mandiri dalam matapelajaran PAI di SMP Terbuka 3 Tempel dilakukan secara individual oleh siswa.Hasil siswa SMP Terbuka 3 Tempel mengenai belajar mandiri PAI dapat dilihatdari nilai rata-rata Ulangan Harian siswa kelas VII dan VIII yaitu 76,10 dan nilaiUAS kelas VII dan VIII yaitu 77,10.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iHALAMAN SURAT PERNYATAAN ......................................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iiiHALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ivHALAMAN MOTTO .................................................................................... vHALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viHALAMAN KATA PENGANTAR.............................................................. viiHALAMAN ABSTRAK ................................................................................ ixHALAMAN DAFTAR ISI............................................................................. xHALAMAN TRANSLITERASI................................................................... xiiHALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................... xivHALAMAN DAFTAR LAMPIRAN............................................................ xvi
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 8
D. Kajian Pustaka ............................................................................ 9
E. Landasan Teori ........................................................................... 12
F. Metode Penelitian ....................................................................... 22
G. Sistematika Pembahasan............................................................. 31
BAB II : GAMBARAN UMUM SMP TERBUKA 3 TEMPEL................. 33
A. Letak dan Keadaan Geografis..................................................... 33
B. Sejarah Berdiri ............................................................................ 33
C. Visi, Misi .................................................................................... 35
D. Struktur Organisasi ..................................................................... 35
E. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan ......................................... 38
F. Sarana dan Prasarana .................................................................. 42
xi
BAB III : KEGIATAN PELAKSANAAN BELAJAR MANDIRI DALAMMATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPTERBUKA 3 TEMPEL................................................................ 47
A. Gambaran Umum Pelaksanaan Belajar Mandiri Dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Terbuka 3 Tempel. 47
B. Efektivitas Belajar Mandiri Dalam Mata Pelajaran Pendidika Agama
Islam Di SMP Terbuka 3 Tempel……………………………… 85
BAB IV : PENUTUP ...................................................................................... 102
A. Kesimpulan ................................................................................. 102
B. Saran-saran.................................................................................. 104
C. Kata Penutup............................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 109
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/U/1987, tanggal 22
Januari 1988.
Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
alifTidak
dilambangkanTidak dilambangkan
ba’ B Be
ta’ T Te
sa’ ṡ Es (dengan titik di atas)
jim J Je
ha’ ḣ Ha (dengan titik di atas)
kha’ Kh Ka dan Ha
dal D De
zal ż Zet (dengan titik di atas)
ra’ T Er
zai Z Zet
sin S Es
syin Sy Es dan Ye
sad ṣ Es (dengan titik di bawah)
dad ḍ De (dengan titik di bawah)
xiii
ta’ ṭ Te (dengan titik di bawah)
za’ ẓ Zet (dengan titik di bawah)
‘ain - Koma terbalik di atas
gain G Ge
fa’ F Ef
qaf Q Qi
kaf K Ka
lam L El
mim M Em
nun N En
wawu W We
ha’ H Ha
hamzah · Apostrof
ya’ Y Ye
Untuk bacaan panjang ditambah:
= ā
= ī
= ū
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I : Kisi-kisi angket kemandirian belajar .......................................... 29
Tabel II : Jumlah Siswa............................................................................... 38
Tabel III : Daftar Guru dan karyawan .......................................................... 40
Tabel IV : Analisis angket ............................................................................ 50
Tabel V : Analisis angket ............................................................................ 54
Tabel VI : Analisis angket ............................................................................ 56
Tabel VII : Analisis angket ............................................................................ 57
Tabel VIII : Analisis Angket ........................................................................... 60
Tabel IX :Analisis angket ............................................................................. 61
Tabel X : Analisis angket ............................................................................ 62
Tabel XI : Analisis angket ............................................................................ 63
Tabel XII : Analisis angket ............................................................................ 64
Tabel XIII : Analisis angket ............................................................................ 65
Tabel XIV : Analisis angket ............................................................................ 65
Tabel XV : Analisis angket ............................................................................ 66
Tabel XVI : Analisis angket ............................................................................ 67
Tabel XVII: Analisis angket ............................................................................ 68
Tabel XVIII: Analisis angket ........................................................................... 68
Tabel XIX : Analisis angket ............................................................................ 69
Tabel XX : Analisis angket ............................................................................ 70
Tabel XXI : Analisis angket ............................................................................ 71
Tabel XXII: Analisis angket ............................................................................ 72
xv
Tabel XXIII: Analisis angket ........................................................................... 73
Tabel XXIV: Analisis angket........................................................................... 73
Tabel XXV: Analisis angket ............................................................................ 75
Tabel XXVI: Analisis angket........................................................................... 76
Tabel XXVII: Analisis angket ......................................................................... 76
Tabel XXVIII: Analisis angket ........................................................................ 77
Tabel XXIX : Analisis angket.......................................................................... 78
Tabel XXX : Analisis angket ........................................................................... 79
Tabel XXXI: Analisis angket........................................................................... 80
Tabel XXXII: Analisis angket ......................................................................... 81
Tabel XXXIII: Analisis angket ........................................................................ 82
Tabel XXXIV: Analisis angket ........................................................................ 82
Tabel XXXV : Analisis angket ........................................................................ 83
Tabel XXXVI: Analisis angket ........................................................................ 87
Tabel XXXVII: Daftar nilai Ulangan Harian Kelas VII-A.............................. 92
Tabel XXXVIII: Daftar nilai Ulangan Harian Kelas VII-B............................. 92
Tabel XXXIX: Daftar nialai Ulangan Harian Kelas VIII-A............................ 93
Tabel XXXX : Daftar nilai Ulangan Harian Kelas VIII-B .............................. 93
Tabel XXXXI : Daftar nilai UAS Kelas VII-A ............................................... 96
Tabel XXXXII : Daftar nilai UAS Kelas VII-B .............................................. 97
Tabel XXXXIII : Daftar nilai UAS Kelas VIII-A ........................................... 98
Tabel XXXXIV : Daftar nilai UAS Kelas VIII-B ........................................... 99
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Instrument Pengumpulan Data
Lampiran II : Angket Kemandirian Belajar Siswa
Lampiran III : Catatan Lapangan
Lampiran IV : Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran V : Surat Pengajuan Tema
Lampiran VI : Surat Permohonan Izin Penelitian ke Sekertariat DIY
Lampiran VII : Surat Permohonan Izin Penelitian Ke SMP Terbuka 3 Tempel
Lampiran VIII: Surat Izin Pe nelitian Dari Sekertariat DIY
Lampiran IX : Surat Izin Penelitian Dari Pemerintah Sleman
Lampiran X : Bukti Seminar Proposal
Lampiran XI : Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran XII : Sertifikat PPL-1
Lampiran XIII: Sertifikat PPL-KKN
Lampiran XIV: Sertifikat TOEC
Lampiran XV : Sertifikat IKLA
Lampiran XVI: Sertifikat ICT
Lampiran XVII: Curiculum Vitae Guru PAI SMP Terbuka 3 Tempel
Lampiran XVIII: Curiculum Vitae Peneliti
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sistem pendidikan di SMP Terbuka siswa dituntut untuk belajar
secara mandiri. Islam memberikan kewajiban bagi setiap pemeluknya untuk
belajar. Karena agama memberikan penegasan bahwa setiap zaman akan
mengalami masa perkembangan dan perubahan. Sehingga pengetahuan saat ini,
akan mengalami perkembangan pengetahuan–pengetahuan baru. Maka sebagai
manusia mempunyai konsekuensi untuk melakukan proses belajar setiap saat.
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk melakukan proses belajar.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya
siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan- kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.2 Dengan
demikian, pendidikan adalah salah satu sarana untuk mengembangkan
kemampuan dasar manusia yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT.
1 Undang-undan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional.
2 Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003),hal. 69.
2
Siswa merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran yang
tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. Bahkan, siswa dapat dikatakan
bagian terpenting dalam proses pendidikan. Dikatakan demikian karena, siswa
merupakan output pendidikan yang kelak diharapkan menjadi individu-
individu yang berguna bagi kemaslahatan umat manusia. Di era modern saat ini
banyak teknologi yang muncul untuk menunjang pendidikan dalam proses
pembelajaran, baik itu dari media televisi, internet, komputer dan lain-lain.
Sehingga guru maupun siswa dapat menggunakan media yang ada untuk
menunjang mereka dalam proses belajar maupun dalam pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal ada tiga kegiatan, (1) kegiatan
klasikal (berkelompok), (2) belajar mandiri, (3) interaksi antar pengajar dan
siswa.3 Dari ketiga kegiatan belajar di atas peneliti mengambil point yang
kedua yaitu tentang belajar mandiri, karena pada kegiatan belajar mandiri
siswa dituntut untuk dapat belajar sesuai dengan karakter dan kebutuhan siswa
itu sendiri. Ini sesuai dengan yang diterapakan di SMP Terbuka 3 Tempel
bahwa siswa dituntut untuk dapat belajar secara mandiri, karena SMP Terbuka
berbeda dengan SMP Reguler yang mempunyai jam belajar di dalam kelas
lebih banyak, sehingga untuk menutupi kekurangan tersebut SMP Terbuka 3
Tempel menerapkan sistem belajar mandiri. Akan tetapi penerapan kegiatan ini
tidak terlepas dari bimbingan dan arahan guru. Guru tidak memainkan
peranannya di kelas, hanya saja proses pemberian informasi dalam
3http:/Konsep Belajar Mandiri Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam KelasCerdas Internasional SMA Negeri Pontianak Tahun Ajaran 2009.htm, Diakses Pada Tanggal 29Februari 2014, pukul 15.00 WIB.
3
pembelajaran lebih sedikit dikarenakan siswa telah dapat mencari informasi
sendiri.
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk membentuk manusia yang
taqwa, berbudi luhur yang memahami dan menyakini serta mengamalkan
ajaran agamanya. Sama halnya pendidikan yang lain, Pendidikan Agama Islam
juga meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ini
berarti materi pelajaran yang diajarkan guru tidak hanya diketahui dan diresapi
saja melainkan dituntut untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.4
Perkembangan tingkat kemampuan menerima pelajaran PAI dalam proses
pembelajaran, siswa harus dapat mandiri untuk mempelajari materi-materi
yang telah diberikan oleh guru PAI. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat
mempunyai rasa percaya diri dan secara sadar bersedia menerima stimulus
berupa kegiatan belajar mandiri PAI secara rutin. Dalam proses pembelajaran
PAI kemampuan siswa memberi respon ditunjukkan dengan rasa tanggung
jawab terhadap proses pembelajaran tersebut.
Sikap mandiri merupakan sikap atau ciri kepribadian yang dimiliki
seseorang. Dengan PAI diharapkan dapat mengarahkan dan memelihara proses
pendidikan di sekolah serta membantu siswa merealisasikan tujuan akhir dalam
seluruh fenomena kehidupan sekolah, aktivitas, ilmu, tingkah laku dan akhlak.
Dalam membentuk sikap mandiri seseorang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan terutama lingkungan yang terdekat yakni peraturan-peraturan dan
nilai-nilai yang diberikan orang tua. Taraf hasil belajar yang dicapai dalam
4 Mahfud Shalahuddin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987),hlm. 11.
4
materi pelajaran hanya ditentukan oleh besarnya usaha atau kerajinan yang
ditunjukkan olehnya. Oleh karena itu, keberhasilan dan kegagalan seseorang
disebabkan karena usaha dan kemampuannya.
Konsep kemandirian belajar bertumpu pada prinsip bahwa siswa yang
belajar hanya akan sampai kepada perolehan hasil belajar, mulai keterampilan,
pengembangan penalaran, pembentukan sikap sampai kepada penemuan diri
sendiri, apabila siswa mengalami sendiri dalam proses perolehan hasil belajar
tersebut.5 Menurut Brawer yang dikutip oleh M. Chabib Thoha mengartikan
kemandirian adalah suatu perasaan otonom. Sikap kemandirian menunjukkan
adanya konsistensi organisasi tingkah laku pada seseorang, sehingga tidak
goyah, memiliki self reliance atau kepercayaan diri sendiri.6 Seseorang yang
mempunyai sikap mandiri harus dapat mengaktualisasikan secara optimal dan
tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Jadi, kemandirian merupakan
kemampuan seseorang untuk menguasai dan mengendalikan tindakannya
sesuai dan bebas pengendaliannya, serta adanya usaha untuk mencoba sendiri
sehingga bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalannya sendiri.
Dalam kemandirian dikenal dengan pola pembelajaran yang mengarahkan
siswa untuk memperluas wawasan ataupun memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi. Kemandirian belajar sebagai suatu bentuk perilaku yang
mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus
dilakukan, menentukan dan memilih kemungkinan-kemungkinan dari hasil
5 Umar Tirtaraharja dan Lasula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000),hlm. 50.
6 M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1996), hlm. 121.
5
perbuatannya dan akan memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapi
tanpa harus mengharapkan orang lain.
Siswa yang memiliki kemandirian yang kuat tidak akan mudah
menyerah. Sikap kemandirian dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan
dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tingkah laku. Dengan
adanya perubahan tingkah laku maka anak juga memiliki peningkatan dalam
berfikir, menganggap bahwa dalam belajar khususnya PAI harus dapat mandiri
tanpa mengandalkan bantuan dari orang lain terus dan juga tidak
menggantungkan belajar dari guru PAI saja, tapi belajar juga dapat dari media
cetak, elektronik, alam, atau yang lainnya.
Kepribadian seorang siswa yang memiliki ciri kemandirian berpengaruh
positif terhadap prestasi belajarnya. Hal ini dapat terjadi karena siswa mulai
dengan kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri secara sadar, teratur dan
disiplin berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengejar prestasi belajar,
mereka tidak merasa rendah diri dan siap mengatasi masalah yang muncul.
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Semua aktivitas
yang dicapai manusia pada dasarnya tidak lain adalah hasil belajar. Oleh
karena itu, belajar berlangsung secara aktif dengan berbagai macam bentuk
perbuatan dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan sebagai bekal untuk
hidup. Secara umum belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah
6
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.7
Untuk itu diperlukan cara belajar yang dapat digunakan oleh siswa yang
beraneka ragam kemampuannya. Cara belajar itu dikenal dengan nama belajar
mandiri, yaitu suatu bentuk belajar yang didasarkan kepada siswa itu sendiri
dengan mempertimbangkan kemampuannya. Dalam hal ini siswa diharapkan
lebih banyak belajar sendiri atau kelompok dengan bantuan seminimal
mungkin dari orang lain. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri
adalah peningkatan kemauan dan keterampilan siswa tidak tergantung pada
guru/instruktur, pembimbing, teman, orang lain dalam belajar. Dalam belajar
mandiri siswa dapat berusaha sendiri untuk memahami isi pembelajaran yang
dibaca atau mendiskusi dengan teman, guru, atau orang lain, karena siswa yang
mandiri dapat mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkan. Sebab
kelancaran kegiatan belajar mandiri sangat ditentukan oleh sejauh mana siswa
telah memiliki pengetahuan yang relevan sebagai awal untuk menciptakan
pengetahuan baru atas rangsangan dari informasi baru yang diperoleh dari
guru, atau orang lain, serta dari sumber belajar manapun.
Dalam hal ini, berdasarkan hasil observasi awal di SMP Terbuka 3
Tempel, peneliti melihat bahwa belajar mandiri PAI yang diuraikan di atas
sudah dilakukan oleh siswa-siswi di SMP Terbuka 3 Tempel. Sebab, di SMP
Terbuka 3 Tempel guru dalam meyampaikan materi hanya memberi sedikit
penjelasan/ pengarahan secara garis besar dari isi materi. Dan siswalah yang
7 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.68.
7
banyak mencari informasi atau mencari bahan untuk dikaitkan dalam materi.
Jelasnya, siswalah yang sangat aktif dalam mencari sumber lain yang akan
membantu mereka untuk mencapai tujuan belajar yang mereka harapkan, baik
dari sumber buku, pengalaman ataupun keterampilan lain. Khususnya mata
pelajaran PAI, materi-materi yang dipelajari sebenarnya sering dilakukan oleh
siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dalam belajar mandiri mata
pelajaran PAI akan lebih mudah karena informasi atau bahan materi lebih
mudah di dapat. Selain itu SMP Terbuka 3 Tempel merupakan satu-satunya
SMP Terbuka yang ada didaerah sleman dengan latar belakang siswanya
mayoritas dari keluarga kurang mampu dan berpendidikan rendah. Sehingga
menurut peneliti SMP Terbuka 3 Tempel ini menarik untuk diteliti karena
dengan latar belakang orang tua siswa yang kurang mampu dan berpendidikan
rendah sistem belajar mandiri yang diterapkan di SMP Terbuka 3 Tempel dapat
berjalan dengan efektif atau tidak terutama dalam mata pelajaran PAI8.
Oleh karena itu dari penjelasan di atas maka peneliti ingin mengetahui
sejauh mana efektifitas belajar mandiri siswa. Khususnya pada mata pelajaran
PAI. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat
masalah tentang ” STUDY TENTANG EFEKTIVITAS BELAJAR
MANDIRI DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMP TERBUKA 3 TEMPEL TAHUN PELAJARAN
2013/2014”.
8 Hasil Observasi pra-research pada hari Jum’at 28 Februari 2014.
8
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Pelaksanaan Belajar Mandiri Dalam Mata Pelajaran Pendidikan
agama Islam yang diterapkan di SMP Terbuka 3 Tempel tahun pelajaran
2013/2014?
2. Sejauh mana Efektivitas Belajar mandiri dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel tahun pelajaran 2013/2014?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini antara lain :
a. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Belajar Mandiri Dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di SMP Terbuka 3 Tempel
tahun pelajaran 2013/2014.
b. Untuk mengetahui Sejauh mana Efektivitas Belajar mandiri dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel tahun
pelajaran 2013/2014.
2. Kegunaan Penelitian
Dari tujuan yang telah dirumuskan dapat diambil kegunaan penelitian
sebagai berikut :
9
a. Secara Teoritis
1) Menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia
pendidikan serta menjadi salah satu referensi dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
2) Sebagai sumbangsih pemikiran yang positif dalam rangka kemajuan
dan peningkatan mutu pendidikan dan apabila memungkinkan dapat
dijadikan sebagai bahan rujukan bagi pembelajaran yang lain.
b. Secara Praktis
1) Memberikan informasi bagi pihak sekolah yang mengadakan sekolah
terbuka agar meningkatkan pelaksanaan pembelajaran mandiri.
2) Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan mengenai
pelaksanan pembelajaran mandiri pada Sekolah Terbuka.
3) Sebagai bahan masukan bagi para guru bahwa pelaksanaan
pembelajaran mandiri harus dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat
mendorong terciptanya motivasi dan prestasi belajar siswa.
4) Memberikan informasi bagi kepala sekolah khususnya di SMP N 3
Tempel tentang pelaksanaan pembelajaran mandiri pada Sekolah
Tebuka yang dirintisnya.
5) Sebagai masukan kepada para guru untuk lebih meningkatkan
pelaksanaan pembelajaran mandiri.
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan salah satu kebutuhan ilmiah yang berguna
untuk memberikan kejelasan dan batasan pemahaman informasi yang
10
digunakan, dan diteliti melalui khasanah pustaka dan sebatas jangkauan yang
didapatkan utnuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan tema
penulisan.
Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan terhadap hasil penelitian
skripsi sebelumnya, telah ditemukan beberapa hasil penelitian skripsi yang
relevan dengan permasalahan yang akan penulis teliti, yaitu sebagai berikut:
1. Skripsi Jubaedah, mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun
2006, yang berjudul “ Metode Belajar Mandiri Dalam Hafalan Al-Quran
Di Pondok Putri Ali Maksum Krapyak Yogyakarta”.9 Skripsi tersebut
bertujuan mendiskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang metode
belajar mandiri dalam hafalan di pondok Pesantren Putri Ali maksum
Krapyak Yogyakarta 2006 serta kendala- kendala yang dihadapi.
Persamaan antara penelitan Jubaedah dengan penelitian yang
dilakukan peneliti adalah sama-sama penelitian kualitatif yang mengambil
objek mengenai belajar Mandiri. Meskipun sama-sama meneliti mengenai
belajar mandiri namun keduanya memiliki perbedaan. Penelitia yang
dilakukan Jubaedah membahas mengenai metode belajar mandiri dalam
hafalan Al-quran di Pondok sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti
mengenai Efektivitas belajar mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
9 Jubaedah, “Metode Belajar Mandiri Dalam Hafalan Al-Quran Di Pondok Putri AliMaksum Krapyak Yogyakarta”, Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah UINSunan Kalijaga Yogyakarta, 2006.
11
2. Skripsi Asep Abdul Rohman, mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009, yang berjudul “ Konsep Belajar
Mandiri Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di MAN 13
Jakarta”10. Ini membahas tentang konsep belajar mandiri siswa pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang difokuskan pada bentuk
perbuatan belajar mandiri siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, disiplin belajar mandiri siswa pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, Serta Inisiatif siswa dalam menyelesaikan tugas pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN 13 Jakarta.
Persamaan antara penelitian Asep Abdul Rohman dengan penelitian
yang dilakukan peneliti adalah sama- sama penelitian kualitatif yang
mengambil objek mengenai belajar mandiri. Meskipun sama- sama
meneliti mengenai belajar mandiri namun keduanya memiliki perbedaan.
Penelitian yang dilakukan Asep Abdul Rohman membahas mengenai
konsep belajar mandiri siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam
sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti mengenai efektifitas belajar
mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Setelah meneliti dan menelaah hasil penelitian skripsi di atas, maka
dapat diketahui bahwa posisi penulis dalam hasil telaah di atas adalah
peneliti ingin melengkapi hasil penelitian yang telah diteliti sebelumnya.
10 Asep Abdul Rohman, “Konsep Belajar Mandiri Siswa Pada Pembelajaran PendidikanAgama Islam Di MAN 13 Jakarta”, Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
12
E. Landasan Teori
1. Studi
Kata studi berasal dari bahasa Inggris “to Study” yang berarti pelajaran
atau Penyelidikan.11 Yang dimaksud di sini adalah suatu penyelidikan dengan
menyelidiki, meneliti dan mempelajari data yang ada hubungannya dengan
permasalahan dalam penelitian dengan cara mengumpulkan data, membahas,
serta menganalisis data tersebut melalui prosedur ilmiah guna diambil
kesimpulan.
2. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata ” Efektif” yang berarti dapat membawa
hasil atau berhasil guna12. Menurut E. Mulyasa, Efektivitas adalah adanya
kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang
dituju. Kaitannya dengan organisasi, Efektivitas adalah bagaimana suatu
organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam
usaha mewujudkan tujuan operasional.13
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa efektivitas
berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan,
ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Yang dimaksud
efektifitas di sini adalah efektivitas belajar Mandiri. Maka dari itu suatu
program dapat dikatakan efektif apabila mencangkup aspek- aspek berikut :
11 John M. Echol dan Hasan Sadeli, Kamus Inggris Indonesia, ( Jakarta : Gramedia,1984), hal. 84.
12 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta : Dept. Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1988), hal. 219.
13 E.Mulyasa, Manajemen Berbasis sekolah; Konsep, strategi, dan Implementasi,(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, Cet V, 2003), hal. 82.
13
a. Aspek tugas berfungsi
Seseorang atau lembaga dikatakan efektif jika melaksanakan tugas
atau fungsinya sebagaimana Firman Allah dalam surat Al- An’am ayat
135 :
Artinya : Katakanlah (Muhammad), “Wahai kaumku! Berbuatlah
menurut kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan
mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) di akhirat
(nanti). Sesungguhya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung.14
Begitu juga suatu program pengajaran akan efektif jika tugas dan
fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik.
b. Aspek rencana atau program.
Jika suatu rencana atau program telah dilaksanakan dan
diselesaikan dalam waktu tertentu, sehingga tercapai tujuan yang telah
digariskan dapat dikatakan efektif. Jadi efektivitas dalam suatu kegiatan
berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan dapat terlaksana
atau tercapai. Bila ada sepuluh jenis kegiatan yang direncanakan dapat
tercapai hanya ada empat. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut masih
belum efektif.
14 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Quran dan Terjemahannya , (Jakarta : CVDarus Sunnah, 2002), hal. 146.
14
c. Aspek ketentuan dan aturan.
Efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari sudut berfungsi
atau tidaknya ketentuan dan aturan yang telah dibuat dalam rangka
menjaga berlangsungya proses pengajaran. Aspek ini mencangkup
aturan-aturan baik yang berhubungan dengan guru atau berhubungan
dengan peserta didik. Jika ketentuan ini dilaksanakan berarti ketentuan
aturan telah berlaku secara efektif.
d. Aspek tujuan.
Suatu program atau kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika
tujuan program tersebut dapat tercapai.
Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari kesesuaiannya masing-
masing komponen sistem yang terdiri dari input, proses, output terhadap
pencapaian tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Pembelajaran dapat
dikatakan efektif apabila antara komponen input, proses, Output saling
mendukung dan saling menunjang kearah pencapaian tujuan.
Lebih jelasnya dapat digambarkan pada skema di bawah ini :15
Ket:
Input : Dapat diketahui dengan melihat dan megungkapkan kesiapan guru,
siswa dan sarana belajar dalam pembelajaran.
15 Umi Fatonah, Efektivitas Pembelajaran PAI pada program kelas Akselerasi di SMU N8 Yogyakarta, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam, ( Yogyakarta : Perpustakaan UIN SunanKalijaga, 2003), hal.29.
Input Proses Output
15
Proses : Dapat diketahui dengan melihat dan mengungkapkan proses belajar
mengajar berlangsung serta hambatan-hambatan yang dialami dan
solusinya.
Output : dapat diketahui dengan melihat dan mengungkapkan hasil yang
dicapai dari pembelajaran tersebut.
Masalah Efektivitas biasanya berkaiatan erat dengan perbandingan
antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.
Kriteria Efektivitas harus mecerminkan keseluruhan siklus input, proses,
output, jadi tidak hanya output atau hasilnya saja yang dilihat melainkan
seluruh sistem.16
3. Ukuran Efektivitas
Menurut Mudhafir, ukuran efektif dapat diukur dari berapa jumlah
siswa yang berhasil mencapai tujuan belajar dalam waktu yang telah
ditentukan, Spesifikasi jumlah tersebut dinyatakan dalam prosentase.
Mengenai berapa besarnya prosentase dikatakan efektif tergantung pada
standar keberhasilan yang sudah ditentukan oleh pengajar yang
bersangkutan.17
Penulis mengambil ukuran keefektifan sebagai berikut :18
a) 80 – 100 : Sangat Efektif
b) 66 – 79 : Efektif.
16 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis…, hal.8217 Mudhafir, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1987),
hal. 16418 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bima Aksara, 1986),
hal. 236
16
c) 40 – 65 : Kurang Efektif.
d) 0 – 39 : Tidak Efektif.
Spesifikasi jumlah tersebut dinyatakan dalam presentase. Mengenai
berapa besarnya presentase tergantung pada standar keberhasilan yang
sudah ditentukan oleh pengajar yang bersangkutan
Indikator efektifitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari penguasaan
siswa terhadap materi Pendidikan Agama Islam melalui belajar mandiri
yang telah dilakukan oleh siswa kemudian dievaluasikan.
4. Belajar Mandiri
Belajar adalah kegiatan alamiah manusia. Manusia “survive’ dan
makin sejahtera karena belajar. Berpegang kepada pengalaman sebagai
guru, manusia melakukan kegiatan belajar, dengan tujuan supaya dapat
memiliki kemampuan untuk menjawab tantangan alam. Mereka belajar
Mandiri.
Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri. Belajar mandiri bukan
merupakan usaha untuk mengasingkan siswa dari teman belajarnya dan dari
guru. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri adalah peningkatan
kemampuan dan keterampilan siswa dalam proses belajar tanpa bantuan
orang lain, sehingga pada akhirnya siswa tidak tergantung pada guru,
pembimbing, teman atau orang lain dalam belajar. Dalam belajar mandiri
siswa akan berusaha sendiri dahulu untuk memahami isi pelajaran yang
dibaca atau dilihatnya. Kalau mendapat kesulitan, barulah siswa akan
17
bertanya atau mendiskusikannya dengan teman, guru, atau orang lain. Siswa
yang mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya.
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau
motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu
masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang
telah dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara
pencapaiannya, baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar,
tempo belajar, cara belajar, sumber belajar, maupun evaluasi hasil belajar,
dilakukan oleh pembelajar sendiri.19
Belajar mandiri juga merupakan belajar di masa depan . Di satu sisi
tantangan kehidupan semakin keras, dan masalah yang menghadang
kehidupan manusia semakin banyak, di sisi lain biaya pendidikan dalam
system tradisional semakin mahal. Satu segi yang menguntungkan pada
masa ini adalah semakin tersedianya sumber-sumber belajar yang dapat
dipelajari sendiri, tanpa perlu banyak bantuan dari orang lain. Sumber-
sumber ini terutama berupa pustaka, baik pustaka konvensional maupun
elektronik.
Kegiatan belajar mandiri di awali dengan kesadaran adanya masalah,
disusul dengan timbulya niat melakukan kegiatan belajar secara sengaja
untuk menguasai sesuatu kompetensi yang diperlukan guna mengatasi
masalah. Kegiatan belajar itu berlangsung dengan ataupun tanpa bantuan
orang lain. Maka beajar mandiri secara fisik dapat berupa kegiatan belajar
19 Haris Mudjiman, Belajar Mandiri(Self-Motivated Learning), ( Surakarta : LPP UNSdan UNS Press, 2009), hal.7.
18
sendiri, atau bersama orang lain, dengan atau tanpa bantuan guru
profesional.
Belajar mandiri yang merupakan kemampuan dasar manusia terganggu
oleh penyelenggaraan sistem pendidikan formal-tradisional, yang bersifat
guru sentries. Proses pembelajaran dirancang melalui kurikulum yang
instruktif, dan guru bertugas sebagai pelaksananya. Akibatnya, Belajar
mandiri sebagai kemampuan alamiah manusia kurang berkembang.
Kemampuan ini menjadi kemampuan potensioanal yang harus digali
kembali oleh sistem pendidikan formal-Tradisional.20
Adapun indikator belajar mandiri adalah:21
a. Memiliki sifat inisiatif.
b. Percaya kepada kemampuan diri sendiri.
c. Puas dalam pekerjaannya.
d. Tanggung jawab.
e. Bebas dari keterikatan.
f. Kemauan yang keras
g. Mengatasi kesulitan belajar.
Tujuan belajar mandiri adalah mencari kompetensi baru, baik yang
berbentuk pengetahuan maupun keterampilan, untuk mengatasi sesuatu
masalah. Untuk mendapatkan kompetensi baru itu, secara aktif pembelajar
20 Ibid., hal.2.21 M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1996), hlm. 125.
19
mencari informasi dari berbagai sumber dan mengolahnya berdasar
pengetahuan yang telah dimiliki.22
Dalam konteks lifelong learning, tujuan belajar mandiri dan cara
pencapaiannya memang ditetapkan sendiri oleh pembelajar. Misalnya
seseorang berniat mempelajari cara memelihara anggrek, maka tujuan
belajar untuk memiliki kompetensi memelihara anggrek ditetapkan sendiri
oleh yang bersangkutan. Cara mencapai tujuan itu pun ditetapkan sendiri
oleh pembelajar. Akan tetapi dalam konteks pedidikan Formal-Tradisional,
lebih-lebih dalam konteks pelatihan belajar mandiri, Tujuan belajar dapat
ditetapkan oleh guru atau pihak lain yang menugasi dia untuk melakukan
sesuatu kegiatan. Misalnya meneliti suatau masalah. Dalam kasus ini,
kompetensi yang diinginkan guru agar dapat dimiliki pembelajar adalah
kompetensi untuk menjawab masalah penelitian.
Dalam belajar mandiri terbentuk struktur tujuan belajar (yang identik
dengan struktur kompetensi) berbentuk pyramid. Besar dan bentuk pyramid
sangat bervariasi di antara para pembelajar. Sangat banyak faktor yang
berpengaruh, diantaranya adalah kekuatan motivasi belajar, kemampuan
belajar, dan ketersediaan sumber belajar. Pada umumnya dapat dikatakan
bahwa semakain kuat motivasi belajar, semakin tinggi kemampuan belajar,
dan semakin tersedia sumber belajar, akan semakin besar piramid tujuan
belajarnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa keadaan ini menunjukan
22 Ibid., hal.10.
20
kemungkinan semakin tingginya kualitas kegiatan belajar, dan semakin
banyaknya kompetensi yang diperoleh.23
Belajar mandiri dapat dilakukan di sekolah, di rumah, di perpustakaan,
di warnet, dan di mana pun tempat yang memugkinkan berlangsungnya
kegiatan belajar. Akan tetapi, memang ada tempat-tempat belajar tertentu
yang paling sering digunakan pembelajar, yaitu rumah dan sekolah.
Lingkungan belajar di tempat-tempat tersebut perlu mendapatkan perhatian,
sehingga pembelajar merasa nyaman melakukan kegiatan belajar
Unsur-unsur metode belajar mandiri:
a. Memiliki Kompetensi tertentu sebagai tujuan belajar.
b. Belajar aktif sebagai strategi belajar.
c. Motivasi belajar sebagai prasyarat berlangsungnya kegiatan belajar.24
d. Berfikir maju, menciptakan pengetahuan baru atas rangsangan dari
informasi baru yang diperolehnya dalam proses pembelajaran.
5. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dari segi bahasa, kata pendidikan berasal dari bahasa Arab
“Tarbiyah” dengan kata kerja “rabba”. Kata pengajaran dalam bahasa
Arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “’allama’”. Pendidikan
dan pengajaran dalam bahasa arabnya “tarbiyah wa ta’alim” sedangkan
23 Ibid., hal 16-17.24 Haris Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2006), hal.3.
21
“pendidikan Islam” dalam bahasa arabnya adalah “Tarbiyah
Islamiyah”.25
Pengertian Pendidikan Agama Islam Secara Istilah adalah “Usaha
sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,
memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran/latihan.26
Pendidikan agama Islam yang pada hakikatnya merupakan sebuah
proses ilmu, dalam pengembangannya juga dimaksud sebagai rumpun
mata pelajaran yang diajarakan di sekolah maupun di perguruan tinggi.
Dengan demikian pendidikan agama Islam dapat di maknai dalam dua
pengertian : 1) Sebagai proses penanaman ajaran agama Islam, 2)
sebagai bahan kajian yang menjadi materi dari proses penanaman
pendidikan itu sendiri.
b. Tujuan dan Dasar Pendidikan Agama Islam
Pusat kurikulum Depdiknas mengemukakan bahwa :
“Pendidikan Agama Islam di Indonesia adalah bertujuan untukmenumbuhkan dan meningkatkan keimanan, peserta didik melaluipemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalanserta pengalaman peserta didik tentang ajaran agama islam sehinggamenjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,ketakwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupanpribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.”27
Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam
pendidikan. Oleh karena itu, berbicara tentang Pendidikan Agama Islam
25 Zakiyah Darajdat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal. 25.26 Mgs. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik dan
Metodelogi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum), Yogyakarta: Sukses offset, 2007, hal 12.27 Ahmad Munjin Nasih & Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran PAI,
(Bandung : PT Rafika Aditama, 2009), hal. 7.
22
baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-
nilai Islam (Meumbuhkan rasa agama) dan tidak dibenarkan melupakan
etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai- nilai ini juga dalam
rangka menuai keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang
kemudian akan mampu membuahkan kebaikan di akhirat kelak.
Pelaksanaan Pedidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar
yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk. Dapat ditinjau dari
berbagai segi, yaitu:28
1) Dasar Yuridis/Hukum
2) Segi Religius.
3) Aspek Psikologi.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian lapangan (Field
Research), yaitu penyelidikan mendalam yang dilakukan dengan suatu
prosedur penelitian lapangan.29 Penelitian ini juga menggunakan data
deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan
atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang
bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.30 Penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam
28 Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 132- 133.
29 Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda karya,2004), hal.5-6.
30 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. RemajaRosda Karya, 2012), hal. 72.
23
konteks tertentu), lebih banyak meneliti dalam kehidupan sehari-hari.31
Adapun data kualitatif peneliti gunakan untuk melakukan analisis tentang
efektivitas belajar mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMP Terbuka 3 Tempel.
Penelitian ini juga termasuk penelitian kuantitatif, karena dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data, serta penampilan dan hasilnya.32 Adapun data kuantitatif digunakan
untuk menganalisis hasil tingkat kemandirian belajar siswa terhadap mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diperoleh melalui angket.
Penelitiaan ini menggunakan pendekatan psikologi pendidikan yaitu
mendiskripsikan sesuatu yang berhubungan dengan penghayatan dan
tingkah laku serta perbuatan dan aktifitas mental manusia dan situasi
pendidikan.33 Secara garis besar, cakupan psikologi pendidikan ada tiga
macam yaitu mengenai belajar, proses belajar, dan situasi belajar.34 Dalam
penelitian ini terfokus pada belajar yaitu keefektifan belajar mandiri siswa
dalam mata pelajaran PAI.
2. Lokasi Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menentukan lokasi
penelitian di SMP Terbuka 3 Tempel, Sleman, Yogyakarta, dengan
31 Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hal. 3.32 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2010), hal. 27.33 Tajab, Ilmu JiwaPendidikan, (Surabaya: Karya Abdi Tama, 1994), hal.13.34 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 25.
24
harapan untuk mengetahui Efektivitas belajar mandiri dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel.
3. Penentuan Subyek dan Obyek Penelitian
a. Subyek Penelitian.
Subyek penelitian merupakan sumber untuk memperoleh
keterangan penelitian. Penentuan subyek penelitian juga sering disebut
dengan penentuan sumber data. Sumber data dalam penelitian ini adalah
subyek di mana data dapat diperoleh.35 Adapun yang menjadi subjek
dalam penelitian ini adalah:
1) Siswa- siswi Kelas VII dan VIII SMP Terbuka 3 Tempel, Sleman,
Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 sebagai subjek penelitian,
sekaligus sasaran utama atau fokus penelitian dalam proses
penelitian berlangsung.
Karena siswa Kelas VII dan VIII SMP Terbuka 3 tempel tahun
pelajaran 2013/2014 kurang dari 100 siswa yaitu berjumlah 54
siswa, maka penulis mengambil seluruhnya sebagai subjek
penelitian, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.
Dalam menentukan populasi penulis menggunakan pendapat
Suharsimi Arikunto yaitu :36
“Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya
35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek, ( Jakarta :Rineka Cipta, 1998), hal.121.
36Ibid.,hal.107.
25
jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25% atau Lebih”.
2) Guru Pendidikan Agama Islam, Merupakan sumber untuk
memperoleh data tentang proses belajar mengajar dalam pelaksanaan
belajar Mandiri.
3) 54 Wali murid, Merupakan sumber untuk memperoleh data tentang
kegiatan belajar siswa di rumah.
4) Kepala Sekolah , Merupakan sumber untuk memperoleh data tentang
hal-hal yang berkaitan dengan sekolah.
5) Karyawan dan Tata Usaha, merupakan sumber untuk memperoleh
data tentang keadaan sekolah beserta hal-hal yang berkaitan dengan
data yang dibutuhkan peneliti.
Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah efektivitas belajar
mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka 3
Tempel.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menyusun penelitian,
penulis menggunakan metode – metode sebagai berikut :
a. Interview/wawancara
Interview atau wawancara adalah cara menghimpun bahan- bahan
keterangan yang dilakukan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara
sepihak, bertatap muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah
ditentukan. Dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak
26
terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunkaan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis- garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara harus sudah menyiapkan pertanyaan- pertanyaan yang
hanya merupakan garis besar hal-hal yang akan ditanyakan kepada
pihak yang akan diwawancarai agar mendapat data yang terstruktur.
Adapun yang menjadi sasaran wawancara yang dilakukan oleh
peneliti secara langsung adalah :
1) Siswa kelas VII dan VIII SMP Terbuka 3 Tempel. Informasi yang
akan digali adalah mengenai persiapan siswa dalam belajar mandiri
terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan sejauh mana
efektivitas belajar mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam serta faktor- faktor apa saja yang mempegaruhi
belajar Pendidikan Agama Islam siswa.
2) Orang tua siswa, sebagai pengawas dalam pelaksanaan belajar
mandiri siswa di rumah. Informasi yang akan digali adalah terkait
dengan peran orang tua terhadap anaknya dalam mengawasi belajar
Pendidikan Agama Islam serta pelaksanaan belajar mandiri siswa
di rumah.
3) Guru Pendidikan Agama Islam. Informasi yang akan digali pada
subyek penelitian ini adalah tentang pelaksanaan belajar mandiri
27
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka 3
Tempel.
4) Kepala sekolah di SMP Terbuka 3 Tempel, sebagai pengawas dari
pelaksanaan pembelajaran. Informasi yang akan digali adalah
terkait kurikulum serta efektifitas pelaksanaan belajar mandiri
siswa di SMP Terbuka 3 Tempel dan hal-hal yang berkaitan dengan
sekolah.
b. Observasi/pengamatan
Selain wawancara, teknik pengumpulan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi atau pengamatan. Menurut Sutrisno Hadi
mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Serta yang terpenting adalah proses–proses pengamatan dan ingatan.37
Dalam metode ini, observasi yang dilakukan adalah observasi non-
partisipan, yaitu mengamati, dan mencatat tanpa terlibat langsung
sebagai aktor dalam pelaksanaan belajar mandiri dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel.
Metode ini digunakan untuk melihat secara langsung proses
kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMP Terbuka 3 Tempel.
37 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D), (Bandung : Alfabeta, 2012), hal. 203.
28
c. Dokumentasi
Dokumetasi merupakan suatu teknik pengumpula data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar, maupun elektronik.38 Dalam penelitian ini, metode
dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran
umum sekolah, meliputi letak geografis, sejarah berdirinya, visi dan
misi sekolah, sarana dan Prasarana dll. Serta Dokumen atau arsip yang
berkaitan dengan efektifitas belajar mandiri dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel.
d. Metode Angket
Pengertian metode angket adalah cara pegumpulan data berbentuk
pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang
sudah disiapkan sebelumnya.39
Adapun angket yang digunakan ini merupkan angket tertutup.
Maksudnya sudah disediakan jawabannya dan para siswa tinggal
memilih jawabannya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data
tentang sejauh mana tingkat kemandirian belajar siswa terhadap mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel.
38 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009), hal.220
39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta :Rineka Cipta,1998),hal.130.
29
Tabel I
Kisi - Kisi Angket Kemandirian Belajar.
Indikator Nomor Butir Soal Jumlah
Memiliki sifat inisiatif 4, 7, 20, 30 4
Percaya pada kemampuan diri
sendiri
3, 12, 15, 18, 23*, 29 6
Puas dalam pekerjaan 2, 13, 14 3
Tanggung jawab 5, 9, 19, 22*, 24* 5
Bebas dari keterkaitan 17, 25*, 27, 28* 4
Kemauan yang keras 1, 10, 11, 16 4
Mengatasi kesulitan belajar 6, 8, 21, 26 4
Jumlah 30
Ket : tanda * adalah tanda pertanyaan tersebut adalah pertanyaan negative
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, angket dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
melakukan sintesa, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.40
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis analisa data
yaitu analisa data yang bersifat kualitatif dan data kuantitatif.
40 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, danR&D…, hal.335.
30
a. Analisa Data Kualitatif.
Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan metode analisis non
statistik atau sering disebut dengan metode deskriptif analitik. Cara ini
digunakan untuk menganalisis data yang berwujud konsep, Keterangan-
keterangan dengan cara :
1) Induktif, yaitu pembahasan yang diawali dari suatu peristiwa atau
keadaan khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum.
Dalam penelitian ini peneliti mengamati fenomena-fenomena yang
tampak dalam kegiatan belajar mandiri, kemudian megambil
kesimpulan dari fenomena-fenomena yang ada.
2) Deskriptif, yaitu pembahasan yang diawali dari suatu peristiwa atau
keadaan umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
b. Analisa Data Kuantitatif.
Metode ini digunakan untuk menganalisis data yang berwujud angka
untuk diolah secara statistik deskriptif, data ini digunakan penulis untuk
menganalisis hasil angket dalam hal ini penulis menggunakan rumus
distribusi Frekuensi:41
P = F/N x 100 %
P = Angka Prosentase
F = Jumlah Frekuensi
N = Number of Class
41 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta : Rajawali Press, 2005) , hal.23.
31
Analisa data kuantitatif ini digunakan dalam angka-angka, agar
dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas dan jelas mengenai
gejala, keadaan, atau peristiwa sehingga dapat ditarik kesimpulan
pengertian tertentu.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan di dalam penyusunan skripsi ini dibagi ke dalam
tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan, bagian akhir. Bagian awal
terdiri dari halaman judul, halaman surat pernyataan, halaman persetujuan
pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan,
kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
Bagian tengah berisi uraian penelitian mulai dari bagian pendahuluan
sampai bagian penutup yang tertuang dalam bentuk bab- bab sebagai satu-
kesatuan. Pada skripsi ini penulis menuangkan hasil penelitian dalam empat
bab. Pada tiap bab terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan dari
bab yang bersangkutan. Bab I skripsi ini berisi gambaran umum penulisan
skripsi yang meliputi latar beakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
Bab II berisi gambaran umum tentang SMP Terbuka 3 Tempel.
Pembahasan pada bagian ini difokuskan pada letak geografis, sejarah berdiri,
struktur organisasi, keadaan guru, program- program, keadaan peserta didik,
dan sarana dan prasarana yang ada pada SMP Terbuka 3 Tempel. Berbagai
32
gambaran tersebut dikemukakan terlebih dahulu sebelum membahas berbagai
hal tentang efektifitas belajar mandiri pada bagian selanjutnya.
Setelah membahas gambaran umum lembaga, pada bab III berisi
pemaparan data beserta analisis kritis tentang efektivitas belajar mandiri dalam
mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel. Pada
bagian ini uraian difokuskan pada pelaksanaan belajar mandiri dalam mata
pelajaran pendidikan agama Islam yang diterapkan di SMP Terbuka 3 Tempel,
dan sejauh mana efektivitas belajar mandiri dalam mata pelajaran pendidikan
agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel tahun pelajaran 2013/ 2014.
Adapun bagian terakhir dari bagian inti adalah bab IV. Bagian ini
disebut penutup yang memuat simpulan, saran-saran, dan kata penutup.
Akhirnya, bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan
berbagai lampiran yang terkait dengan penelitian.
47
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil uraian dan data yang penulis peroleh dari observasi,
wawancara, dokumentasi dan angket yang dijelaskan di awal sebagai jawaban
atas rumusan masalah, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Pelaksanaan kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel bahwa alokasi waktu yang
diberikan kepada siswa adalah 2 x 30 menit, itu artinya jumlah jam tatap
muka pembelajaran PAI dalam satu minggu hanya 60 menit. Oleh karena
itu dalam pelaksanaan kegiatan belajar mandiri mata pelajaran PAI siswa
diberi modul sebagai bahan belajar. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mandiri PAI di SMP Terbuka 3 Tempel guru di dalam kelas hanya
membahas materi-materi modul yang kurang dipahami oleh siswa.
Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas siswa di tuntut
untuk bertanya kepada guru materi-materi yang kurang dipahami,
selanjutnya nanti akan dibahas bersama-sama didalam kelas. Pada sistem
SMP Terbuka 3 Tempel ada beberapa jenis evaluasi, yaitu evaluasi
mandiri, evaluasi akhir modul, evaluasi akhir unit, dan evaluasi belajar
tahap akhir (EBTA).
2. Efektivitas belajar mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMP Terbuka 3 Tempel dapat dilihat dari tiga tahap yaitu persiapan,
proses, dan hasil. Ukuran efektifitas juga dapat dilihat dari keberhasilan
48
pelaksanaan tugas atau fungsi, rencana atau program, ketentuan atau
aturan dan juga tujuan kondisi ideal.
a. Persiapan meliputi beberapa hal :
1) Persiapan guru Agama SMP Terbuka 3 Tempel yaitu seorang guru
harus mempersiapakan strategi belajar supaya mengarah kepada
tujuan belajar mandiri. Dalam pembelajaran aktif guru yang harus
pertama membuka jalan.
2) Persiapan siswa SMP Terbuka 3 Tempel yaitu ada beberapa hal
yang perlu dipersiapkan siswa dalam belajar mandiri mata
pelajaran PAI antara lain : Waktu belajar, sumber dan media
belajar, tempat belajar, dan cara belajar. Selain itu juga kondisi
mental dan fisik siswa juga perlu dipersiapkan sehingga dengan
kondisi yang sehat siswa dapat belajar dengan baik.
b. Proses belajar mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMP Terbuka 3 Tempel. Yakni dilakukan secara individual oleh
siswa. Dalam proses belajar mandiri mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMP Terbuka 3 Tempel guru di sini hanya sebagai fasilitator,
menjadi orang yang siap memberikan bantuan kepada siswa bila
diperlukan, terutama bantuan dalam menentukan tujuan belajar,
memilih bahan dan media belajar.
c. Hasil siswa SMP Terbuka 3 Tempel mengenai Belajar mandiri dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, penulis dapatkan dari
dokumentasi nilai Ulangan Harian siswa yang dilakukan setelah
49
pelaksanaan belajar mandiri dengan nilai rata-rata siswa kelas VII dan
VIII 76,10. Sedangkan nilai rata-rata Ujian Akhir Semester (UAS)
siswa kelas VII dan VIII adalah 77,10.
Selain ketiga tahap di atas dan juga waktu yang cukup untuk
proses belajar mandiri, penulis juga melihat efektivitas belajar mandiri
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dari segi keberhasilan
pelaksanaan tugas dan fungsi, rencana atau program, dan juga tujuan
kondisi ideal.
Dari ukuran keefektifan, penulis dapat menyimpulkan bahwa
kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMP Terbuka 3 Tempel dapat dikatakan efektif.
B. Saran- saran.
Beberapa saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan
pembahasan penelitian sebagai berikut :
1. Penelitian yang telah penulis lakukan mengangkat tentang efektivitas
belajar mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Terbuka 3 Tempel tahun ajaran 2013/2014. Dari penelitian yang penulis
lakukan tentunya masih kurang begitu lengkap dan banyak kesalahan di
sana sini seperti dari segi penulisan, dan juga hal- hal yang harus lebih
diteliti lagi. Oleh karena itu pada penelitian yang akan datang hendaknya
diadakan penelitian yang lebih detail lagi mengenai kegiatan belajar
mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
50
2. Bagi lembaga pendidikan supaya lebih memperhatikan lagi tentang
kegiatan belajar mandiri siswa khususnya dalam mata pelajaran
Pendididikan Agama Islam dan menyediakan sarana dan prasarana
misalnya tambahan untuk buku pegangan siswa supaya dalam belajar
mandiri lebih mudah. Karena sarana itu sendiri merupakan media yang
dapat digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam mengekspresikan diri
mereka.
C. Penutup
Alhamdulilah segala puji bagi Allah atas segala rahmat, taufiq, hidayah,
dan inayah-Nya. Mungkin inilah kata yang paling layak untuk diungkapkan
sebagai rasa syukur bagi penulis yang telah menyelesaikan penelitian ini.
Namun penulis menyadari, dengan segala keterbatasan yang ada tentunya
penelitian ini jauh dari pada kata sempurna. Segala kesalahan, kekurangan,
maupun kekhilafan dalam penelitian ini adalah semata kesalahan penulis,
adapun kelebihan yang ada semata- mata atas karunia Allah. Oleh karena itu
segala kritik dan koreksi konstruksi demi perbaikan penelitian ini sangat
penulis harapkan dengan segala kerendahan hati.
Sebagai penutup kata, penulis menyampaikan terimakasih sedalam-
dalamnya kepada segenap pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penelitian ini, dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca pada umumnya.
51
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003.
Ahmad Munjin Nasih & Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik PembelajaranPAI, Bandung : PT Rafika Aditama, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bima Aksara,1986.
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta : RinekaCipta,1998.
Abdul Rohman, Asep, “Konsep Belajar Mandiri Siswa Pada PembelajaranPendidikan Agama Islam Di MAN 13 Jakarta”, Skripsi JurusanPendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Quran dan Terjemahannya , Jakarta :CV Darus Sunnah, 2002.
Darajdat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
E.Mulyasa, Manajemen Berbasis sekolah; Konsep, strategi, dan Implementasi,Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, Cet V. 2003.
Fatonah, Umi, Efektivitas Pembelajaran PAI pada program kelas Akselerasi diSMU N 8 Yogyakarta, Skripsi Jurusan Pendidikan AgamaIslam,Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2003.
H.Muhaimin,dkk, Dasar-Dasar kependidikan Islam (Suatu Pengantar Ilmupendidikan Islam), Surabaya : Karya Aditama,1996.
Jubaedah,” Metode Belajar Mandiri Dalam Hafalan Al-Quran Di Pondok PutriAli Maksum Krapyak Yogyakarta”, Skripsi Jurusan PendidikanAgama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SunanKalijaga Yogyakarta, 2006.
Majid, Abdul & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006.
M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1996.
Mujiman, Haris, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2006.
52
, Belajar Mandiri (Self-Motivated Learning), Surakarta : LPP UNSdan UNS Press, 2009.
M. Echol, John & Hasan Sadeli, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia,1984.
Mudhafir, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1987.
Mgs. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristikdan Metodelogi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum),Yogyakarta : Sukses offset, 2007.
Moloeng, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: RemajaRosdakarya, 2004.
Nyoman kutha Ratna, Metodologi Penelitian (kajian Budaya dan Ilmu socialHumaniora pada umumnya), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009.
Shalahudin, mahfud, Metodologi Pendidikan Agama, Surabaya: Bina Ilmu, 1987.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PTRemaja Rosdakarya, 2011.
, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press, 2005.
Slameto, Belajar dan Faktor- faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta : PT RinekaCipata, 1995.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, danR&D
Suyono & Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar,Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Tajab, Ilmu JiwaPendidikan, Surabaya: Karya Abdi Tama,1994.
Tirtaraharja, Umar dan Lasula, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,2000.
Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, kamus BesarBahasa Indonesia , Jakarta: Dept. Pendidikan dan Kebudayaan RI.1988.
53
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung : CV. Pustaka Setia, 1996.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistempendidikan Nasional.
http:/Konsep Belajar Mandiri Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan AgamaIslam Kelas Cerdas Internasional SMA Negeri Pontianak TahunAjaran 2009.htm, Diakses Pada Tanggal 29 Februari 2014, pukul15.00 WIB.
109
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pedoman Pengumpulan Data
1. Pedoman Observasi.
a. Keadaan dan letak geografis SMP Terbuka 3 Tempel.
b. Keadaan sarana dan prasarana SMP Terbuka 3 Tempel.
c. Pelaksanaan belajar mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Terbuka 3 Tempel.
d. Keadaan siswa SMP Terbuka 3 Tempel.
2. Pedoman Wawancara.
a. Pedoman wawancara untuk Siswa.
1. Bagaimana siswa mempersiapkan belajar mandiri dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam?
2. Persiapan siswa ketika belajar mandiri dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam?
3. Sejauh mana hasil/efektifitas belajar mandiri selama ini dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ditinjau dari metode yang
digunakan?
4. Dimana, kapan, dan bagaimana anda dapat memaksimalkan belajar
mandiri anda?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi belajar PAI anda?
6. Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan dalam belajar PAI?
7. Cara membuat jadwal belajar?
110
b. Pedoman wawancara untuk orang tua.
1. Bagaimana peran anda sebagai orang tua terhadap anaknya dalam
mengawasi belajar pendidikan agama islam?
2. Menurut bapak, apakah anak anda sudah melakukan belajar pai
dengan disiplin dan secara mandiri dirumah?
3. Bagaimana perilakau beragama putra putri anda selama ini, apakah
sudah melaksankan perintah agama dengan baik?
4. Bagaimana peran anda sebagai orang tua dalam meningkatkan
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI?
c. Pedoman wawancara untuk Guru PAI
1. Bagaimana pelaksanaan belajar mandiri di smp terbuka 3 tempel?
2. Strategi apa yang bapak gunakan dalam pelaksanaan pembelajaran
PAI untuk bisa mencapai tujuan belajar madiri?
3. Apa tujuan yang ingin dicapai dalam belaja rmandiri mata
pelajaran PAI?
4. Hal apa saja yang perlu dipersiapkan dalam belajar mandiri mata
pelajaran PAI?
5. Sejauh mana Efektifitas belajar mandiri dalam mata Pelajaran PAI
selama ini?
6. Kendala apa saja yang bapak hadapi dalam Pengajaran PAI dan
solusinya di SMP Terbuka 3 Tempel?
111
7. Usaha- usaha apa saja yang Bapak lakukan dalam menumbuhkan
dan meningkatkan minat belajar mandiri siswa terhadap mata
pelajaran PAI di SMP Terbuka 3 Tempel?
d. Pedoman wawancara untuk kepala Sekolah
1. Bagaimana sejarah singkat SMP Terbuka 3 Tempel?
2. Apa visi, misi dan motto SMP Terbuka 3 Tempel?
3. Kurikulum apa yang digunakan di SMP Terbuka 3 Tempel?
4. Sejauh mana efektifitas belajar mandiri dalam mata plajaran PAI
selama ini?
5. Apa bukti nyata hasil efektifitas belajar mandiri PAI yang
dilakukan selama ini?
6. Apa saja Kendala-Kendala yang dihadapi anda dalam mengelola
SMP Terbuka ini?
3 Pedoman Dokumentasi
a. Letak dan keadaan Geografis SMP Terbuka 3 Tempel.
b. Sejarah berdiri SMP Terbuka 3 Tempel.
c. Visi dan Misi SMP Terbuka 3 Tempel.
d. Tujuan berdirinya SMP Terbuka 3 Tempel.
e. Struktur organisasi SMP Terbuka 3 Tempel.
f. Keadaan guru, siswa, dan karyawan SMP Terbuka 3 Tempel.
g. Sarana dan Prasarana SMP Terbuka 3 Tempel.
h. Kurikulum SMP Terbuka 3 Tempel.
i. Daftar nama siswa kelas VII dan VIII SMP Terbuka 3 Tempel.
112
j. Daftar nilai UAS kelas VII dan VIII
4. Angket
. Kisi - Kisi Angket Kemandirian Belajar
Indikator Nomor Butir Soal Jumlah
Memiliki sifat inisiatif 4, 7, 20, 30 4
Percaya pada kemampuan diri sendiri 3, 12, 15, 18, 23*, 29 6
Puas dalam pekerjaan 2, 13, 14 3
Tanggung jawab 5, 9, 19, 22*, 24* 5
Bebas dari keterkaitan 17, 25*, 27, 28* 4
Kemauan yang keras 1, 10, 11, 16 4
Mengatasi kesulitan belajar 6, 8, 21, 26 4
Jumlah 30
Ket : tanda * adalah tanda pertanyaan tersebut adalah pertanyaan negative.
113
I. Identitas Responden.
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
No :
Alamat Rumah :
Nama orang tua :
II. Petunjuk :1. Tulislah identitas pada lembar jawaban yang telah tersedia.2. Perhatikan dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawab.3. Pilihlah jawaban yang telah tersedia dengan cara memberi tanda (
X ) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan kenyataan yangada.
4. Kejujuran anda dalam mengisi angket ini adalah merupakan suatupenghargaan yang setinggi-tingginya
5. Hasil pengisian angket ini sama sekali tidak mempengaruhi nilaianda.
Keterangan.
S : Selalu.
HS : Hampir Selalu.
KK : Kadang- kadang.
HTP : Hampir Tidak Pernah.
TP : Tidak Pernah.
Angket Kemandirian Belajar
1. Saya belajar PAI sungguh-sungguh agar nilai ulangan saya baik.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
2. Saya puas dengan nilai ulangan PAI saya karena bukan hasil nyontek teman.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
3. Bila ada ulangan PAI saya mengerjakan sendiri, karena saya sebelumnya telah
belajar dirumah.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
114
4. Saya belajar PAI tidak hanya akan ada ulangan PAI saja.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
5. Saya menunjukkan hasil ulangan kepada orang tua.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
6. Saya mengatasi kesulitan belajar PAI dengan mengikuti belajar kelompok atau
ikut bimbingan belajar.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
7. Saya belajar PAI tidak perlu diperintah oleh orang tua.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
8. Apabila ada soal PAI yang sulit saya akan bertanya kepada teman bagaimana
cara mengerjakannya.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
9. Saya mengerjakan tugas sendiri, tanpa kerja sama dengan teman.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
10. Saya giat belajar karena saya ingin mempunyai prestasi PAI yang baik.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
11. Apabila ada ulangan PAI saya akan belajar dengan sungguh-sungguh agar nilai
ulangan saya dapat diatas rata- rata kelas.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
12. Saya optimis untuk dapat berprestasi dimasa yang akan datang.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
13. Saya berusaha sendiri mengerjakan sesuatu hal walaupun hasilnya kurang
sempurna.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
14. Saya merasa puas bila dapat mengerjakan sendiri soal-soal PAIyang diberikan
oleh sekolah.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
15. Saya merasa beruntung dengan kemampuan dan prestasi PAI yang saya miliki.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
16. Saya rajin belajar PAI karena saya ingin menyaingi prestasi belajar teman-
teman.
115
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
17. Saya tidak akan mengganti hasil pekerjaan saya apabila jawabannya berbeda
dengan teman.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
18. Apabila ada PR PAI saya mengerjakan sendiri.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
19. Saya selalu kerjakan PR PAI walaupun tidak ada perintah untuk
mengumpulkan.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
20. Saya tidak perlu diperintah mengerjakan latihan soal-soal PAI di buku paket
atau buku pegangan siswa
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
21. Saya banyak mengerjakan soal- soal PAI agar tidak kesulitan dalam mengikuti
pelajaran PAI.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
22. Saya tidak pernah mengerjakan PR PAI yang tidak dikumpulkan.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
23. Saya mudah berkecil hati apabila berdekatan dengan teman yang lebih pandai
dalam pelajaran PAI.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
24. Apabila ada ulangan PAI saya tidak perlu belajar karena minta diajari oleh
teman sebangku.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
25. Saya belajar apabila ada ulangan PAI saja.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
26. Apabila ada soal PAI yang sulit, saya akan mencoba megerjakannya terlebih
dahulu sebelum bertanya kepada teman atau kepada guru.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
27. Saya belajar PAI bukan karena diperintah oleh orang tua.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
28. Saya belajar PAI karena diperintah oleh guru.
116
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
29. Semua tugas individu dari guru saya kerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
30. Setelah sholat shubuh saya selalu mengulang pelajaran PAI yang telah lalu.
a. S b. HS c. KK d. HTP e. TP
31. Apakah Guru menguasai materi yang Diajarkan
a. Menguasai. b. Cukup Menguasai. c. Kurang Menguasai.
117
Catatan Lapangan 1
Metode Pengumpulan Data: Wawancara dan Observasi
Hari/ Tangal : Jum’at, 28 Februari 2014
Jam : 14.00 – 15.00 WIB
Lokasi : Di SMP Terbuka 3 Tempel
Sumber Data : Bapak Drs. Moh Nawazi
Deskripsi data :
Informan adalah guru PAI di SMP Terbuka 3 Tempel. Wawancara ini
merupakan wawancara pertama dengan informan yang dilakukan di SMP Terbuka
3 Tempel. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan menyangkut masalah
efektivitas belajar mandiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
dilaksanakan di SMP Terbuka 3 Tempel, bagaimana pelaksanaan pembelajaran
PAI, serta bagaimana efektivitas belajar mandiri dalam mata pelajaran PAI . serta
observasi mengenai pelaksanaan belajar mandiri PAI di SMP Terbuka 3 Tempel.
Dari hasil wawancara dan observasi tersebut terungkap bahwa
pelaksanaan pembelajaran PAI di SMP Terbuka 3 Tempel dilaksaakan secara
mandiri oleh siswa. Dari wawancara tersebut terungkap juga bahwa pelaksanaan
pembelajaran PAI secara mandiri yang dilaksanakan oleh siswa SMP Terbuka 3
Tempel selama ini dapat berjalan dengan baik.
Interpretasi :
Dalam wawancara dan observasi ini penulis dapat mengetahui tentang
adanya pelaksanaan pembelajaran PAI secara mandiri oleh siswa di SMP
Terbuka 3 Tempel.
118
Catatan Lapangan 2
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tangal : Rabu, 16 April 2014
Jam : 09.30 – 10.30
Lokasi : SMP Terbuka 3 Tempel
Sumber Data : Bapak Drs. Moh Nawazi
Deskripsi data :
Informan adalah guru PAI di SMP Terbuka 3 Tempel. Wawancara ini
merupakan wawancara kedua kalinya dengan beliau yang dilaksanakan di
Sekolah. Wawancara ini memfokuskan pada pelaksanaan belajar mandiri mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di SMP Terbuka 3 Tempel.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah meliputi bagaimana pelaksanaan
belajar mandiri PAI, Strategi yang digunakan dalam pembelajaran, tujuan belajar
mandiri PAI, hal-hal yang perlu dipersiapakan dalam belajar mandiri PAI, usaha
yang dilakukan dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar mandiri
siswa terhadap mata pelajaran PAI, serta sejauh mana efektivitas belajar mandiri
mata pelajaran PAI Selama ini.
Dari hasil wawancara tersebut penulis memperoleh beberapa temuan data.
Diantara temuan data datanya adalah bahwa bahwa proses pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan di SMP Terbuka 3 Tempel tidak seperti di SMP
regular, di SMP Terbuka 3 Tempel siswa dituntut untuk dapat melaksanakan
pembelajaran secara mandiri karena jumlah tatap muka di dalam kelas sangat
terbatas, oleh karena itu strategi yang digunakan guru pun harus tepat.
119
Berdasarkan hasil wawancara bahwa strategi yang paling tepat digunakan di SMP
Terbuka 3 Tempel adalah strategi belajar aktif sehingga menuntut siswa untuk
lebih aktif dalam belajar mandiri. Menurut Bapak Moh Nawazi dalam belajar
mandiri siswa perlu mempersiapkan beberapa hal diantaranya sumber dan media
belajar, waktu, cara belajar, dan tempat belajar. Adapun tujuan dari belajar
mandiri PAI adalah menurut beliau adalah supaya siswa bisa lebih menguasai
materi Pendidikan Agama Islam dan memahaminya sehingga ketika nanti ada
soal- soal siswa sudah bisa mengerjakan. Selain itu tujuan belajar mandiri adalah
mencari kompetensi baru, baik yang berbentuk pengetahuan maupun keterampilan
untuk mengatasi suatu masalah
Interpretasi :
Dalam wawancara ini penulis dapat mengetahui pelaksanaan pembelajaran
PAI yang dilakukan di SMP Terbuka 3 Tempel yaitu dengan pembelajaran secara
mandiri dan guru menggunaka strategi belajar aktif dalam proses pembelajaran
supaya dapat menarik siswa dalam belajar mandiri PAI. Tujuan dari belajar
mandiri ini adalah untuk mencari kompetensi baru baik yang berbentuk
pengetahuan maupun ketrampilan untuk mengatasi suatu masalah.
120
Catatan Lapangan 3
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tangal : Senin, 21 April 2014
Jam : 15.00-16.00 WIB
Lokasi : SMP Terbuka 3 Tempel
Sumber Data : Dimas Trisanjaya
Deskripsi data :
Informan adalah salah seorang siswa kelas VIII-A di SMP Terbuka 3
Tempel. Wawancara kali ini merupakan wawancara pertama dengan informan
yang dilaksanakan di SMP Terbuka 3 Tempel. Pertanyaan yang disampaikan
mengenai proses belajar mandiri PAI dan faktor yang mempengaruhi belajar
mandiri PAI.
Dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa dalam belajar mandiri
PAI guru hanya sebagai fasilitator, menjadi orang yang siap memberikan bantuan
bila diperlukan oleh siswa, akan tetapi menurut Dimas Trisajaya siswa lebih
senang dan berani berdiskusi dengan teman sebayanya dari pada dengan guru.
Sedangkan faktor penghambat belajar mandiri PAI menurut Dimas Trisanjaya
salah satunya adalah kurangya bimbingan dari guru karena terbatasnya jam tata
muka di dalam kelas dan faktor keluarga yang mayoritas siswa berasal dari
keluarga petani dan berpendidikan rendah.
Interpretasi :
Dari wawancara kali ini penulis dapat mengetahui bahwa siswa lebih
senang berdiskusi dengan teman-temannya dari pada berdiskusi dengan gurunya
121
dalam menyelesaikan suatu masalah. Faktor kurangnya jam tatap muka da factor
keluarga juga mejadi penghambat dalam belajar mandiri PAI.
122
Catatan Lapangan 4
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tangal : Senin, 21 April 2014
Jam : 14.30-15.00 WIB
Lokasi : SMP Terbuka 3 Tempel
Sumber Data : Sri Rifan Sari.
Deskripsi data :
Informan adalahh salah seorang siswa kelas VII-B di SMP Terbuka 3
Tempel. Wawancara kali ini merupakan wawancara pertama dengan informan
yang dilaksanakan di SMP Terbuka 3 Tempel. Pertanyaan yang disampaikan
Sama dengan pertanyaan yang diberikan kepada Dimas Trisanjaya yaitu
mengenai proses belajar mandiri PAI dan faktor yang mempengaruhi belajar
mandiri PAI di SMP Terbuka 3 Tempel.
Dari wawancara tersebut terugkap juga bahwa jawaban Sri Rifan Sari
tidak jauh berbeda dengan jawabannya Dimas Trisanjaya yaitu dalam proses
pembelajaran PAI yang dilakukan secara mandiri guru hanya sebagai fasilitator
saja dan memberikan bantuan ketika diperlukan saja seperti menentukan tujuan
pembelajaran dan menentukan media dan sumber belajar. Adapun faktor
penghambat belajar mandiri PAI menurut Sri Rifan Sari adalah faktor keluarga
dan kurangnya bimbingan dari guru karena minimnya jam tatap muka di dalam
kelas.
123
Interpretasi :
Dari wawancara kali ini penulis dapat mengetahui bahwa siswa lebih
senang berdiskusi dengan teman-temannya dari pada berdiskusi dengan gurunya
dalam menyelesaikan suatu masalah. Faktor kurangnya jam tatap muka di dalam
kelas dan faktor keluarga juga mejadi penghambat dalam belajar mandiri PAI.
124
Catatan Lapangan 5
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tangal : Sabtu, 26 April 2014
Jam : 16.30 – 17.30
Lokasi : Rumah Bapak Sumarno.
Sumber Data : Bapak Sumarno.
Deskripsi data :
Informan adalah salah seorang wali murid di SMP Terbuka 3 Tempel.
Wawancara ini merupakan wawancara pertama dengan informan yang
dilaksanakan di rumah Bapak Sumarno. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan
menyangkut masalah peran orang tua dalam mengawasi dan memotifasi anaknya
dalam belajar mandiri PAI.
Dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa biasanya anak sebelum
masuk sekolah dibiasakan untuk membantu orang tuanya bekerja selain itu orang
tua juga selalu mengawasi belajar anaknya. Biasanya menurut bapak Sumarno
anakya belajar di malam hari atau pagi hari sesudah sholat shubuh.
Interpretasi :
Dalam wawancara kali kali ini penulis dapat mengetahui tentang kebiasaan
siswa sebelum berangkat sekolah yaitu membantu orang tuanya bekerja dan
kebiasaan siswa belajar pada malam hari atau pagi hari sesudah sholat Shubuh.
125
Catatan Lapangan 6
Metode Pengumpulan Data: Dokumentasi
Hari/ Tangal : Sabtu, 03 Mei 2014
Jam : 09.00-10.00 WIB
Lokasi : SMP Terbuka 3 Tempel
Sumber Data : Bapak Sudoyo
Deskripsi data :
Informa adalah Staff TU SMP Terbuka 3 Tempel. Dokumentasi ini
merupakan dokumentasi pertama yang dilaksanakan pada tanggal 03 Mei 2014.
Dokumentasi yang dihimpun adalah permintaan data mengenai data profil
sekolah, letak dan keadaan geografis, Visi dan Misi, sejarah berdirinya, Stuktur
Organisasi sekolah, keadaan siswa, guru, dan karyawan, sarana dan prasarana,
kurikulum serta daftar nama siswa kelas VII dan VIII.
Dokumen yang berhasil dihimpun adalah data profil sekolah, letak dan
keadaan geografis, visi dan misi, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan
siswa, guru, dan karyawan, sarana dan prasarana, kurikulum serta daftar nama
siswa kelas VII dan VIII.
Interpretasi :
Dari hasil dokumentasi yang dihimpun, penulis behasil memperoleh data
profil sekolah, letak dan keadaan geografis, visi dan misi, struktur organisasi,
keadaan siswa, guru, dan karyawan, sarana dan prasarana, kurikulum, serta daftar
nama siswa kelas VII dan VIII. Selanjutnya hasil dokumentasi ini akan
dipergunakan sebagai keperluan data skripsi pada Bab II.
126
Catatan Lapangan 7
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tangal : Senin, 05 Mei 2014
Jam : 11.00-11.30 WIB
Lokasi : SMP Terbuka 3 Tempel
Sumber Data : Ibu Lilik Mardiningsih
Deskripsi data :
Informan adalah kepala sekolah di SMP Terbuka 3 Tempel. Wawancara
ini merupakan wawancara pertama dengan informan yang dilaksanakan di SMP
Terbuka 3 Tempel. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan adalah mengenai
sejarah singkat SMP Terbuka 3 Tempel dan visi, misi serta tentang peran sebagai
kepala sekolah.
Dari hasil wawancara tersebut penulis berhasil mengumpulkan data
terkait dengan sejarah singkat dan visi, misi SMP Terbuka 3 Tempel serta peran
dan tugas beliau sebagai kepala sekolah. Diantara peran dan tugasnya adalah
mengatur pelaksanaan belajar mandiri PAI di SMP Terbuka 3 Tempel supaya
berjalan dengan lancar.
Interpretasi :
Dari wawancara tersebut diperoleh data tentang sejarah singkat dan visi,
misi di SMP Terbuka 3 Tempel serta peran dan tugas kepala sekolah adalah
mengatur pelaksanaan belajar mandiri PAI di SMP Terbuka 3 Tempel supaya
berjalan dengan lancar.
127
Catatan Lapangan 8
Metode Pengumpulan Data: Angket
Hari/ Tangal : Sabtu, 10 Mei 2014
Jam : 14.00-15.00 WIB
Lokasi : SMP Terbuka 3 Tempel
Sumber Data : Siswa-siswi kelas VII SMP Terbuka 3 Tempel
Deskripsi data :
Informan adalah semua siswa kelas VII di SMP Terbuka 3 Tempel.
Penyebaran angket diberikan kepada semua siswa dengan pertanyaan-pertanyaan
yang telah disiapkan. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan
yang berkaitan dengan tingkat kemandirian belajar siswa terhadap mata pelajaran
PAI.
Dari penyebaran angket tersebut, penulis berhasil mengumpulkan data
tentang tingkat kemandirian belajar siswa. Adapun hasil datanya dapat dilihat
dalam pengelompokan data BAB III yaitu dalam analisis angket.
Interpretasi :
Dari penyebaran angket tersebut diperoleh data siswa tentang tingkat
kemandirian belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI di SMP Terbuka 3
Tempel. Adapun hasil pengelompokan data angket, dapat dilihat dalam
pengelompokan data khususnya analisis angket.
128
Catatan Lapangan 9
Metode Pengumpulan Data: Angket
Hari/ Tangal : Sabtu, 10 Mei 2014
Jam : 15.00-16.00 WIB
Lokasi : SMP Terbuka 3 Tempel
Sumber Data : Siswa-siswi kelas VIII SMP Terbuka 3 Tempel
Deskripsi data :
Informan adalah semua siswa kelas VIII di SMP Terbuka 3 Tempel.
Penyebaran angket diberikan kepada semua siswa dengan pertanyaan-pertanyaan
yang telah disiapkan. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan
yang berkaitan dengan tingkat kemandirian belajar siswa terhadap mata pelajaran
PAI.
Dari penyebaran angket tersebut, penulis berhasil mengumpulkan data
tentang tingkat kemandirian belajar siswa. Adapun hasil datanya dapat dilihat
dalam pengelompokan data BAB III yaitu dalam analisis angket.
Interpretasi :
Dari penyebaran angket tersebut diperoleh data siswa tentang tingkat
kemandirian belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI di SMP Terbuka 3
Tempel. Adapun hasil pengelompokan data angket, dapat dilihat dalam
pengelompokan data khususnya analisis angket.
129
Catatan Lapangan 10
Metode Pengumpulan Data: Dokumentasi
Hari/ Tangal : Rabu, 2 Juli 2014
Jam : 13.30-14.00
Lokasi : SMP Terbuka 3 Tempel.
Sumber Data : Drs. Moh Nawazi
Deskripsi data :
Informan adalah guru PAI di SMP Terbuka 3 Tempel. Dokumentasi ini
merupakan dokumentasi pertama dengan informan yang dilaksanakan pada
tanggal 2 juli 2014. Dokumentasi yang dihimpun adalah permintaan data
mengenai Nilai UAS siswa kelas VII dan VIII.
Dokumen yang berhasil dihimpun adalah mengenai data nilai UAS siswa
kelas VII dan VIII
Interpretasi :
Dari hasil dokumentasi yang dihimpun, penulis berhasil memperoleh data
nilai UAS siswa kelas VII dan VIII. Selanjutnya hasil dokumentasi ini akan
dipergunakan sebagai keperluan data skripsi pada Bab III.
130
Catatan Lapangan 11
Metode Pengumpulan Data: Dokumentasi
Hari/ Tangal : Selasa, 07 Oktober 2014
Jam : 16.00-17.00 WIB
Lokasi : Di Rumah Bapak Moh Nawazi
Sumber Data : Drs. Moh Nawazi
Deskripsi data :
Informan adalah guru PAI di SMP Terbuka 3 Tempel. Dokumentasi ini
merupakan dokumentasi kedua dengan informan yang dilaksanakan pada tanggal
07 oktober 2014. Dokumentasi yang dihimpun adalah permintaan data mengenai
Nilai Ulangan Harian siswa kelas VII dan VIII.
Dokumen yang berhasil dihimpun adalah mengenai data nilai Ulangan
Harian siswa kelas VII dan VIII
Interpretasi :
Dari hasil dokumentasi yang dihimpun, penulis berhasil memperoleh data
nilai Ulangan Harian siswa kelas VII dan VIII. Selanjutnya hasil dokumentasi ini
akan dipergunakan sebagai keperluan data skripsi pada Bab III.
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Heri Susanto
Tempat Tanggal Lahir : Purworejo, 13 November 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Orang Tua : a. Ayah : Tugiman
b. Ibu : Sumiyati
Alamat Asal : Kedung Pomahan Kulon, Rt 02/ 01. Kecamatan
Kemiri, Kabupaten Purworejo.
Alamat Yogyakarta : Sapen Rt 22/07
Nomor Handphone : 085725856731
E-mail : [email protected]
PENDIDIKAN
1. SD Negeri 1 Kedung Pomahan (1997-2003)
2. SMP Islam Sudirman Bruno (2003-2006)
3. SMA Negeri 10 Purworejo (2006-2009 )
4. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2010-Sekarang)
RIWAYAT ORGANISASI
1. Wakil ketua Karang Taruna Karya Remaja I Desa kedung Pomahan Kulon
2013-sekarang.
Demikian riwayat hidup ini peneliti buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 06 November 2014
Peneliti,
Heri Susanto
NIM. 10411044