Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang...
Transcript of Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang...
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
1/32
STUDI SIFAT FISIK MEKANIK TANAH DAN BAJAK SINGKAL UNTUK
PENGOLAHAN TANAH, STUDI KASUS DI PADANG
SUMATERA BARAT
SANTOSA1, ANDASURYANI1, DAN AZRIFIRWAN1
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi sifat fisik mekanik tanah di Kota
Padang. Penelitian dilaksanakan di Bungus Teluk Kabung, Kuranji, dan Limau Manis, dari
Bulan Mei sampai dengan Agustus 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk : (a)mendapatkan nilai parameter fisik dan mekanik tanah, (b) mendapatkan nilai parameter
fisik dan mekanik bajak serta (b) mendapatkan hubungan matematis antara parameter fisik
bajak dan parameter fisik - mekanik tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode deskriptif, dengan mengambil sampel pada tiga lokasi, yaitu Bungus Teluk
Kabung, Kuranji, dan Limau Manis. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium MekanikaTanah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, yaitu untuk analisis
kekuatan geser langsung, kadar air tanah, berat volume tanah, berat jenis tanah, danbilangan Atterberg; sedangkan analisis tekstur tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Cone index tanah diukur dengan menggunakan
penetrometer. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil : (1) berat volume tanah terbesar diKuranji, (2)berat jenis tanah terbesar di Bungus Teluk Kabung, (3)porositas tanah terbesar
di Limau Manis, (4)Bilangan Atterberg berupa batas cair dan batas plastis terbesar terjadi
di Limau Manis, (5)tekstur tanah pada Bungus Teluk Kabung dan Kuranji adalah lempungliat berdebu (silty clay loam), dan di Limau Manis adalah liat berdebu (silty clay), (6)hasil
pengukuran kekuatan geser tanah : (a) kohesi pada tanah di Bungus Teluk Kabung, Limau
Manis, dan Kuranji berturut turut 0,076, 0,102, dan 0,160 kg/cm2, (b) sudut gesek internalpada tanah di Limau Manis, Bungus Teluk Kabung, dan Kuranji berturut turut 16,539 o ,23,573 o, dan 38,869 o, (7)cone index tanah di Bungus Teluk Kabung adalah 1,858 kg/cm2
(pada kadar air 77,292 %), Kuranji adalah 3,451 kg/cm2 (pada kadar air 54,339 %), dan
Limau Manis adalah 4,167 kg/cm2 (pada kadar air 112,12 %), (8)semakin meningkatnyakandungan liat (clay) pada tanah maka berat volume tanah akan menurun, (9) kenaikan
kandungan pasir pada tanah akan diikuti dengan penurunan nilai draft spesifik tanah, (10)
dengan adanya peningkatan kandungan pasir pada tanah maka berat jenis tanah akansemakin menurun, dan (11) hubungan antara lebar kerja bajak ternak tarik dengan
kandungan liat tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = - 8,66 X + 116,9,
dengan X adalah lebar kerja bajak (cm), dan Y adalah prosentase liat (%),dengan koefisien
determinasi r2 = 1.
Kata Kunci : Tanah, Bajak Singkal, Sifat Fisik Mekanik, Pengolahan Tanah
1 Fakultas Pertanian , Universitas Andalas, Padang, Kampus Limau Manis, Kotak Pos No. 87, Padang
25163, Telp. 0751-72701,72702, Fax. 0751 72702.
1
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
2/32
ABSTRACT
This research have been conducted in Padang, West Sumatra in May November2007. This research is executed as a mean to : (a) get physical and mecanical properties of
soils, (b) get mathematical relation between physical properties and mechanical properties,
(c) get mathematical model which show relation between moisture content and soil pF, (d)get parameter value of moldboard plow, and (e) get mathematical relation between
parameter of moldboard plow and physical mecanical of soil. The materials that used at
this research that is soil sample in three location, that is Bungus Teluk Kabung, Kuranji,Limau Manis Pauh. Appliance weared shall be as follows : for the analysis of cone index
used penetrometer; analyse soil texture use HCL, sodium hexametaphosphate and NaOH;
weight - volume ratio by using sample ring; moisture content of soil by using analytical
balance and oven; specific gravity of soil use piknometer; strength of soil by using DirectShear Apparatus Type 50-520 CV 2-1; number of Atterberg by using casagrande; crudity of
surface of moldboard plow with Dial Indicator Krisbow with correctness 0,01 mm. Method
which used in this research that is descriptive method, by taking sampel at three location.
Analysis of weight volume ratio, moisture content, specific gravity, number of Attenberg,and strength of soil conducted in Soil Mechanics Laboratory, Faculty of Engineering,
Andalas University. Analysis of soil texture and soil pF conducted in Soil Laboratory,Faculty of Agriculture, Andalas University. From research obtained by result : (1) Weight
volume ratio of soil in Limau Manis, Bungus Teluk Kabung, and Kuranji is 1.396, 1.682,
and 1.744 g / cm3, (2) Specific gravity in Kuranji, Limau Manis, and Bungus Teluk Kabung
is 2.591, 2.654, and 2.689 g / cm3, (3) Soil Porosity in Kuranji, Bungus Teluk Kabung, andLimau Manis successively 32.69 %, 37.45 %, and 47.40 %, (4) Number of Attenberg the
yielded is : (a) Liquid Boundary at Bungus Teluk Kabung, Kuranji, and Limau Manis
successively 39.161 %, 44.879 %, and 96.607 %; and ( b) Boundary of Plastis at Kuranji,Bungus Teluk Kabung, and Limau Manis successively 34.305 %, 34.615 %, and 60.459 %,
(5) Soil texture at Bungus Teluk Kabung, Kuranji, and Limau Manis successively is loam
clay silty, loam clay silty, and clay silty, ( 6) Result of measurement of soil strength: (a)Cohesion at Bungus Teluk Kabung, Limau Manis, and Kuranji is 0.076, 0.102, and 0.160
kg / cm2, ( b) Internal Angle of friction at Limau Manis, Bungus Teluk Kabung, and
Kuranji is 16.539 o , 23.573 o, and 38.869 o, ( 7) Cone index in Bungus Teluk Kabung is1.858 kg / cm2 with moisture content is 77.292 %, Kuranji is 3.451 kg / cm2 with moisture
content is 54.339 %, and Limau Manis is 4.167 kg / cm 2 with moisture content is 112.12 %,
( 8) Value of draft specific at Kuranji, Limau Manis, and Bungus Teluk Kabung
successively 0,519, 0,582, and 0,983 kg / cm2.
Key Word : Soil, Moldboard Plow, Physical - Mechanical Properties, Soil Tillage
2
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
3/32
PENDAHULUAN
Bajak singkal (moldboard plow) merupakan alat pengolah tanah yang sudah dipakai
berabad abad dari jaman nenek moyang. Hingga kini bajak singkal masih dipakai, dan di
Sumatera Barat secara mayoritas masih menggunakan hewan tarik sebagai sumber dayapengolahan tanah dengan menarik bajak singkal.
Agar pengoperasian bajak singkal bisa mencapai optimum, dari sisi kemampuan
pengolahan tanah berdasarkan daya (power) yang diperlukan untuk menarik bajak singkal
tersebut, serta kaitannya dengan parameter tanah, baik secara fisik serta mekanik, serta
parameter bajak (bentuk, ukuran, sudut potong, kelengkungan singkal, kekasaran
permukaan bajak), dan parameter kecepatan operasional bajak tersebut.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi parameter fisik mekanik tanah, hubunungan matematis antar parameter tanah tersebut, serta hubungan
antara parameter bajak dengan parameter tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mendapatkan nilai parameter fisik dan mekanik
tanah, (b) mendapatkan hubungan matematis antara parameter fisik dan parameter fisik -
mekanik tanah, dan (c) mendapatkan hubungan antara parameter bajak singkal dengan
parameter tanah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2007 di Bungus Teluk
Kabung, Kuranji, dan Limau Manis, Kota Padang, Sumatera Barat. Bahan yang digunakan
pada penelitian ini yaitu sampel tanah di tiga lokasi, yaitu Bungus Teluk Kabung, Kuranji,
dan Limau Manis. Alat yang dipakai adalah sebagai berikut : untuk analisis cone index
tanah digunakan penetrometer; analisis tekstur tanah menggunakan zat kimia peroksida,
HCl, sodium hexametaphosphate, dan NaOH; berat volume tanah dengan menggunakan
ring sampel; kadar air tanah dengan menggunakan oven dan neraca analitis; berat jenis
tanah menggunakan piknometer; kekuatan geser tanah dengan menggunakan Direct Shear
Apparatus Tipe 50-520 CV 2-1; bilangan Atterberg dengan menggunakan casagrande untuk
menentukan batas cair, sedangkan pelat kaca dan palu karet dipakai untuk menntukan batas
plastis. Pengukuran parameter bajak meliputi : lebar kerja, kedalaman maksimum
3
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
4/32
menggunakan meteran, sudut potong vertikal dan sudut potong horizontal dengan busur
derajat, kekasaran permukaan bajak diukur dengan Dial Indicator Krisbow dengan
ketelitian 0,01 mm.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, denganmengambil sampel pada tiga lokasi, yaitu Bungus Teluk Kabung, Kuranji, dan Limau
Manis. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Andalas, yaitu untuk analisis kekuatan geser langsung, kadar
air tanah, berat volume tanah, berat jenis tanah, dan bilangan Atterberg; sedangkan analisis
tekstur tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas.
Cone index tanah diukur dengan menggunakan penetrometer.
Pelaksanaan Penelitian
(a) Pengukuran kadar air tanah
Kadar air tanah diukur dengan metode gravimetri, yaitu :
Ka = (b-c) / (c a) x 100 % (1)
dengan Ka = kadar air tanah (%), a = berat cawan kosong (g), b = berat cawan + sampel
tanah (g), dan c = berat cawan + sampel tanah setelah dioven pada suhu 105 oC dalam
waktu 24 jam (g).
(b) Pengukuran berat volume tanah
Nilai berat volume tanah kering diukur dengan menggunakan ring sampel tanah.
BV = Bk / ( . r2 . t ) . (2)
dengan BV = berat volume kering tanah (g/cm3), Bk = berat tanah pada ring sampel yang
sudah dioven selama 24 jam pada suhu 105 oC (g), r = jari-jari ring sampel (cm), dan t =
tinggi ring sampel (cm).
Pengukuran BV tanah dilakukan pada tiga jenis tanah dengan lima kali ulangan.
(c) Pengukuran berat jenis tanah
Nilai berat jenis tanah diukur dengan menggunakan piknometer, sesuai dengan
standar ASTM D 854-58. Pengukuran dilakukan pada tiga jenis tanah sebanyak lima kali
ulangan.
4
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
5/32
(d) Perhitungan porositas tanah
Dari data berat jenis tanah dan berat volume tanah, maka dapat ditentukan besarnya
porositas tanah (n), dengan menggunakan rumus :
..(3)
dengan, n adalah porositas tanah (%), BV adalah berat volume tanah (g/cm3), dan BJ
adalah berat jenis tanah (g/cm3).
(e) Pengukuran bilangan Atterberg
Pengukuran bilangan Atterberg atau batas konsistensi tanah dilaksanakan sesuai
dengan standar ASTM D 423 66 untuk mendapatkan nilai batas cair ( liquid limit), dan
batas plastis (plastic limit) diukur dengan standar ASTM D 424 59.
(f) Pengukuran tekstur tanah
Nilai tekstur tanah ditentukan dengan analisis granuler cara pipet. Klas tekstur
tanah ditetapkan dengan menggunakan segitiga tekstur yang dikeluarkan oleh USDA.
(g) Pengukuran kekuatan geser tanah
Nilai parameter mekanika tanah untuk mengetahui kekuatan geser tanah adalah
berupa kohesi, dan sudut gesek dakhil (internal friction angle). Alat ukur yang digunakan
adalahDirect Shear Apparatus Tipe 50-520 CV 2-1, berdasarkan standar ASTM D 3080
82.
(h) Pengukuran cone index tanah
Cone index diukur dengan menggunakan penetrometer. Pengukuran dilakukan pada
kedalaman 5 cm, 10 cm, 15 cm, dan 20 cm. Pengukuran tersebut dilakukan pada tiga jenis
tanah dengan lima kali ulangan. Rumus yang digunakan :
24/14,3 D
FCi= ...... (4)
dengan Ci = cone index (kg/cm2), F = gaya tekan pada tanah (kg), dan D = diameter alas
kerucut penetrometer (cm).
5
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
6/32
(i) Perhitungan draft spesifik tanah
Dengan menggunakan Fomula Kisu (1972) dalam Santosa (1994a), Santosa
(1994b) dan Santosa (2005a), maka nilai draft spesifik tanah secara berturut turut dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan 5, 6, dan 7.
..(5)
dengan IP adalah index plastisitas tanah (%), dan c adalah kandungan liat (clay) (dalam
%).
.(6)
dengan Dst adalah draft spesifik tanah yang dimodifikasi dengan indeks plastisitas tanah
(kg/cm2), dan ci adalah cone index (kg/cm2).
....(7)
dengan : Ds adalah draft spesifik tanah (kg/cm2).
6
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
7/32
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air
Hasil pengukuran kadar air tanah disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kadar Air Tanah
No LokasiRata-Rata Kadar Air
(%)
1 A (Bungus Teluk Kabung ) 77,292
2 B (Kuranji ) 54,339
3 C (Limau Manis ) 112,12
Dari Tabel 1 tampak bahwa kondisi lapangan pada saat pengambilan sampel tanah, yang
kadar airnya tertinggi adalah pada daerah Limau Manis.
Berat Volume Tanah
Hasil pengukuran berat volume tanah disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Berat Volume Tanah
No LokasiRata-Rata Berat Volume
(g/cm3)
1 A (Bungus Teluk Kabung) 1,682
2 B (Kuranji) 1,744
3 C (Limau Manis) 1,396
Tampak bahwa berat volume tanah terbesar terjadi di daerah Kuranji. Istilah berat volume
tanah ini disebut juga kerapatan menyeluruh tanah atau bulk density (Madyayanti, 1982).
Hardjowigeno (1987) menyebutnya dengan istilah kerapatan limbak.
Berat Jenis Tanah
Hasil pengukuran berat jenis tanah disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Berat Jenis Tanah
No LokasiRata-Rata Berat Jenis
(g/cm3
)1 A (Bungus Teluk Kabung) 2,689
2 B (Kuranji) 2,591
3 C (Limau Manis) 2,654
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa berat jenis tanah terbesar terjadi di Bungus Teluk
Kabung.
7
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
8/32
Porositas Tanah
Nilai porositas tanah disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Porositas Tanah
No Lokasi Porositas Tanah (%)
1 A (Bungus Teluk Kabung) 37,45
2 B (Kuranji) 32,69
3 C (Limau Manis) 47,40
Nilai porositas tanah di Kuranji adalah paling rendah, sesuai dengan data fraksi
pasir di daerah tersebut yang terendah pula. Sebagaimana yang diutarakan oleh Hakim et
al. (1986) bahwa ruang pori pori total pada tanah berpasir semakin rendah.
Batas Konsistensi Tanah (Atterberg Limit)
Hasil pengukuran batas konsistensi tanah disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Batas Konsistensi Tanah
No Lokasi Batas Cair (%)Batas Plastis
(%)
1 A (Bungus Teluk Kabung) 39,161 34,615
2 B (Kuranji) 44,879 34,305
3 C (Limau Manis) 96,607 60,459Tampak bahwa nilai batas cair tertinggi dan batas plastis tertinggi terjadi pada daerah
Limau Manis. Adapun grafik batas cair untuk tanah di Limau Manis disajikan pada
Gambar 1.
8
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
9/32
Gambar 1. Grafik Batas Cair Contoh Tanah di Limau Manis
Tekstur Tanah
Hasil pengukuran tekstur tanah disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Tekstur Tanah
No Lokasi Pasir (%) Debu (%) Liat (%)
1 B (Kuranji) 8,93 52,04 39,012 A (Bungus Teluk Kabung) 19,93 45,39 34,68
3 C (Limau Manis) 11,09 40,77 48,15
Berdasarkan kelas tekstur tanah dengan menggunakan Segitiga USDA, maka tanah
pada Bungus Teluk Kabung, Kuranji, dan Limau Manis berturut-turut termasuk dalam kelas
tekstur lempung liat berdebu (silty clay loam), lempung liat berdebu (silty clay loam), dan
liat berdebu (silty clay).
Tekstur tanah menurut Sarief (1986) adalah perbandingan kandungan partikel partikel tanah primer berupa fraksi liat, debu, dan pasir dalam suatu massa tanah.
9
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
10/32
Kekuatan Geser Langsung (Direct Shear)
Hasil pengukuran kekuatan geser langsung disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Kekuatan Geser Langsung pada Tanah
No LokasiKohesi
(kg/cm2)
Sudut Geser
(o)
1 A (Bungus Teluk Kabung) 0,076 23,573
2 B (Kuranji) 0,160 38,869
3 C (Limau Manis) 0,102 16,539
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa daerah yang mempunyai kohesi terbesar adalah
Kuranji, dan di daerah tersebut juga mempunyai nilai sudut geser atau sudut gesek dakhil
(internal) tertinggi. Grafik hubungan antara tegangan geser dan tegangan normal padacontoh tanah di Kuranji disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Grafik Tegangan Geserversus Tegangan Normal Sampel Tanah Kuranji
Cone IndexTanah
Hasilperhitungan cone index disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Cone Index Tanah
No LokasiCone index
(kg/cm2)
1 A (Bungus Teluk Kabung) 1,858
2 B (Kuranji) 3,451
3 C (Limau Manis) 4,167
10
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
11/32
Dari tabel tampak bahwa daerah Limau Manis mempunyai nilai cone index tanah yang
terbesar.
Draft Spesifik Tanah
Pada daerah Bungus Teluk Kabung,
Pada daerah Kuranji,
Pada daerah Limau Manis Pauh,
Pada daerah Bungus Teluk Kabung,
Pada daerah Bungus Kuranji,
Pada daerah Bungus Limau Manis - Pauh
Pada daerah Bungus Teluk Kabung,
Pada daerah Kuranji,
Pada daerah Limau Manis,
Dari perhitungan tersebut tampak bahwa daerah Bungus Teluk Kabung mempunyai nilai
draft spesifik tanah yang terbesar. Draft spesifik tanah merupakan besarnya gaya potong
11
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
12/32
tanah arah horisontal setiap satu satuan luasan penampang potongan tanah (Santosa,
2005b).
Suprodjo (1980) telah melakukan pengukuran nilai draft spesifik tanah di Sumatera
Barat. Pada tanah lembab, kisaran nilai draft spesifik tanah adalah 0,263 1,087 kg/cm2.
5.1 Sifat Fisik Bajak Singkal yang Ditarik Traktor
Ada sembilan contoh bajak singkal yang ditarik traktor, yang disajikan pada
Gambar 1 sampai dengan 9, yaitu :
(1) Kec. Bungus Teluk Kabung [BT-1] ( Bajak No. 1)
(a) Tampak Samping (b) Tampak Atas (c) Tampak Depan
Gambar 1. Bajak Singkal (BT-1) yang Ditarik Traktor di Kec. Bungus TelukKabung
(2) Kel. Ambacang Kec. Kuranji [BT-2] ( Bajak No. 3)
(a) Tampak Samping (b) Tampak Atas
Gambar 2. Bajak Singkal (BT-2) yang Ditarik Traktor di Kel. Ambacang,
Kec. Kuranji
(3) Kel. Belimbing Kec. Kuranji [BT-3] ( Bajak No. 5)
12
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
13/32
(a) Tampak Samping (b) Tampak Atas (c) Tampak Depan
Gambar 3. Bajak Singkal (BT-3) yang Ditarik Traktor di Kel. Belimbing,
Kec. Kuranji
(4) Kel.. Kuranji Kec. Kuranji [BT-4] ( Bajak No. 6)
(a) Tampak Samping (b) Tampak Depan
Gambar 4. Bajak Singkal (BT-4) yang Ditarik Traktor di Kel. Kuranji, Kec.
Kuranji
(5) Kel. Koto Panjang Kec. Koto Tangah [BT-5] ( Bajak No. 8)
13
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
14/32
(a) Tampak Samping (b) Tampak Depan
Gambar 5. Bajak Singkal (BT-5) yang Ditarik Traktor di Kel. Koto
Panjang, Kec. Koto Tangah
(6) Kel. Limau Manis Kec. Pauh [BT-6] ( Bajak No. 10)
(a)Tampak Samping (b)Tampak Atas
Gambar 6. Bajak Singkal (BT-6) yang Ditarik Traktor di Kel. Limau Manis,
Kec. Pauh
(7) Kel. Bungus Timur Kec. Bungus Teluk Kabung [BT-7] ( Bajak No. 12)
14
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
15/32
(a)Tampak Samping (a)Tampak Depan
Gambar 7. Bajak Singkal (BT-7) yang Ditarik Traktor di Kel. Bungus Timur,
Kec. Bungus Teluk Kabung
(8) Kel. Bungus Timur Kec. Bungus Teluk Kabung [BT-8] ( Bajak No. 13)
(a)Tampak Samping (b)Tampak Depan
Gambar 8. Bajak Singkal (BT-8) yang Ditarik Traktor di Kel. Bungus Timur,
Kec. Bungus Teluk Kabung
(9) Kel. Bungus Timur Kec. Bungus Teluk Kabung [BT-9] ( Bajak No. 14)
15
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
16/32
(a)Tampak Samping (b)Tampak Atas
Gambar 9. Bajak Singkal (BT-9) yang Ditarik Traktor di Kel. Bungus Timur,
Kec. Bungus Teluk Kabung
Nilai rataan kekasaran dan persamaan kelengkungan singkal (moldboard) pada
bajak singkal yang ditarik traktor, disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kekasaran dan Kelengkungan Bajak Singkal yang Ditarik Traktor
Kode BajakRerata
Kekasaran
( x 0,01 mm)
Persamaan Kelengkungan
Y = a1 X + a2 X2 + a3 X
3
KonstantaKelengkungan
(a3)
BT 1 15,5 y = 0,778x 0,135x2 + 0,047x3 0,047
BT 2 35 y = 0,129x + 0,600x2 +0,009x3 0,009
BT 3 9,6 y = 0,749x 0,322x2 0,055x3 - 0,055
BT 4 20,2 y = 0,259x 0,096x2
+ 0,004x3
0,004BT 5 10,1 y = 0,568x 0,190x2 0,051x3 - 0,051
BT 6 4,1 y = 0,593x 0,324x2 0,207x3 - 0,207
BT 7 13,1 y = 0,092x 0,016x2 + 0,054x3 0,054
BT 8 5,1 y = 0,209x 0,031x2 0,026x3 - 0,026
BT 9 14,8 y = 0,527x 0,124x2 0,034x3 - 0,034
5.2 Sifat Fisik Bajak Singkal yang Ditarik Sapi
Ada lima contoh bajak singkal yang ditarik sapi (ternak tarik), yang disajikan pada
Gambar 10 14, yaitu :
(1) Kel. Pasar Ambacang Kec. Kuranji [BS-1] ( Bajak No. 2)
16
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
17/32
(a)Tampak Samping (b)Tampak Depan
Gambar 10. Bajak Singkal (BS-1) yang Ditarik Sapi di Kel. PasarAmbacang, Kec. Kuranji
(2) Kel. Gunung Sarik Kec. Kuranji [BS-2] ( Bajak No. 4)
(a)Tampak Samping (b)Tampak Atas
Gambar 11. Bajak Singkal (BS-2) yang Ditarik Sapi di Kel. Gunung Sarik,
Kec. Kuranji
(3) Kel. Pasar Ambacang Kec. Kuranji [BS-3] ( Bajak No. 7)
17
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
18/32
(a)Tampak Samping (b)Tampak Depan
Gambar 12. Bajak Singkal (BS-3) yang Ditarik Sapi di Kel. Pasar
Ambacang, Kec. Kuranji
(4) Kec. Kuranji [BS-4] ( Bajak No. 9)
Gambar 13. Bajak Singkal (BS-4) yang Ditarik Sapi di Kec. Kuranji
(5) Kec. Lubuk Begalung [BS-5] ( Bajak No. 11)
(a)Tampak Samping (a)Tampak Atas
Gambar 14. Bajak Singkal (BS-5) yang Ditarik Sapi di Kec. Lubuk Begalung
18
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
19/32
Nilai rataan kekasaran dan persamaan kelengkungan singkal (moldboard) pada
bajak yang ditarik ternak tarik, disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kekasaran dan Kelengkungan Bajak Singkal yang Ditarik Ternak Tarik
Kode Bajak RerataKekasaran
( x 0,01 mm)
Persamaan KelengkunganY = a1 X + a2 X
2 + a3 X3
KonstantaKelengkungan
(a3)
BS - 1 9 y = 1,424x 0,567x2 0,183x3 - 0,183
BS 2 4,5 y = 0,509x 0,023x2 + 0,012x3 0,012
BS 3 15,6 y = 0,496x 0,002x2 + 0,004x3 0,004
BS 4 4,3 y = 1,787x 0,213x2 + 0,027x3 0,027
BS 5 9,7 y = 0,335x + 0,006x2 + 0,026x3 0,026
Analisis Data
Hubungan antara Tekstur Tanah dengan Berat Volume Tanah
(1). Hubungan antara Kandungan Liat dengan Berat Volume
Hubungan antara kandungan liat dengan berat volume tanah disajikan pada Gambar
3.
Gambar 3. Hubungan antara Kandungan Liat dengan Berat Volume Tanah
19
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
20/32
Dari Gambar 3 tampak bahwa dengan semakin meningkatnya kandungan liat pada
tanah maka berat volume tanah akan menurun, mengikuti persamaan garis lurus Y = - 0,026
X + 2,69, dengan X adalah kandungan liat (%) dan Y adalah berat volume tanah (g/cm3),
dengan koefisien determinasi r2 = 0,976.
(2). Hubungan antara Kandungan Debu dengan Berat Volume
Hubungan antara kandungan debu dengan berat volume tanah disajikan pada
Gambar 4.
Gambar 4. Hubungan antara Kandungan Debu dengan Berat Volume Tanah
Dari Gambar 4 tampak bahwa hubungan antara kandungan debu pada tanah dengan
berat volume tanah mengikuti persamaan kuadratik Y = - 0,007 X2 + 0,722 X 15,57,
dengan X adalah kandungan debu (%) dan Y adalah berat volume tanah (g/cm3), dengan
koefisien determinasi r2 = 1.
Hubungan antara Kandungan Pasir dengan Draft Spesifik Tanah
Hubungan antara kandungan pasir dengan draft spesifik tanah disajikan pada
Gambar 5.
20
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
21/32
Gambar 5. Hubungan antara Kandungan Pasir dengan Draft Spesifik Tanah
Dari Gambar 5 tampak bahwa hubungan antara kandungan pasir pada tanah dengandraft spesifik tanah mengikuti persamaan kuadratik Y = 0,016 X2 - 0,51 X + 4,247, dengan
X adalah kandungan pasir (%) dan Y adalah draft spesifik (kg/cm2), dengan koefisien
determinasi r2 = 1. Dari grafik dapat pula dikatakan bahwa kenaikan kandungan pasir pada
tanah akan diikuti dengan penurunan nilai draft spesifik tanah.
Hubungan antara Kandungan Pasir dengan Berat Jenis Tanah
Hubungan antara kandungan pasir dengan berat jenis tanah disajikan pada Gambar
6.
21
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
22/32
Gambar 6. Hubungan antara Kandungan Pasir dengan Berat Jenis Tanah
Dari Gambar 6 tampak bahwa hubungan antara kandungan pasir pada tanah dengan
berat jenis tanah mengikuti persamaan garis lurus Y = - 0,008 X + 2,756, dengan X adalah
kandungan pasir (%) dan Y adalah berat jenis tanah (g/cm3), dengan koefisien determinasi
r2 = 0,97. Jadi, dengan adanya peningkatan kandungan pasir pada tanah maka berat jenis
tanah akan semakin menurun.
Hubungan Parameter Tanah dengan Parameter Bajak
(1) Hubungan antara Cone IndexTanah dengan Lebar Kerja Bajak
(1). Bajak Traktor
Hubungan antara cone index tanah dengan lebar kerja maksimum bajak traktor
disajikan dalam Gambar 7.
Gambar 7. Hubungan Cone Index Tanah versus Lebar Kerja Bajak dengan
Tenaga Penggerak Traktor
Dari Gambar 7 tampak bahwa hubungan antara cone index tanah dengan lebar kerja
bajak dengan sumber penggerak traktor mengikuti persamaan garis lurus Y = - 2,598 X +
35,82, dengan X adalah cone index (kg/cm2), dan Y adalah lebar kerja bajak (cm), dengan
koefisien determinasi r2 = 1.
22
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
23/32
(2). Bajak Ternak
Hubungan antara cone index tanah dengan lebar kerja maksimum bajak ternak
disajikan dalam Gambar 8.
Gambar 8. Hubungan Cone Index Tanah dengan Lebar Kerja Maksimum Bajak yang
Ditarik Ternak
Dari Gambar 8 tampak bahwa hubungan antara cone index tanah dengan lebar kerja
bajak yang ditarik ternak mengikuti persamaan garis lurus Y = 0,313 X + 8,417, dengan X
adalah cone index (kg/cm2), dan Y adalah lebar kerja bajak (cm), dengan koefisien
determinasi r2 = 1.
(2). Hubungan antara Cone IndexTanah dengan Kelengkungan Bajak(1). Bajak Traktor
Hubungan antara cone index tanah dengan kelengkungan bajak traktor disajikan
pada Gambar 9.
23
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
24/32
Gambar 9. Hubungan antara Cone Indexversus Kelengkungan Bajak dengan
Sumber Tenaga Traktor
Dari Gambar 9 tampak bahwa hubungan antara cone index tanah dengan koefisien
kelengkungan bajak yang ditarik traktor mengikuti persamaan garis lurus Y = - 0,094 X +
0,185, dengan X adalah cone index (kg/cm2), dan Y adalah koefisien kelengkungan bajak,
dengan koefisien determinasi r2 = 1.
(2). Bajak Ternak
Hubungan antara cone index tanah dengan kelengkungan bajak ternak disajikan
pada Gambar 10.
Gambar 10. Hubungan antara Cone Index Tanah dengan Kelengkungan Bajak
24
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
25/32
yang Ditarik oleh Ternak Tarik
Dari Gambar 10 tampak bahwa hubungan antara cone index tanah dengan
kelengkungan bajak yang ditarik oleh ternak tarik, ternyata mengikuti persamaan garis
lurus Y = - 0,038 X + 0,097, dengan X adalah cone index (kg/cm2
), dan Y adalahkelengkungan bajak, dengan koefisien determinasi r2 = 1.
(3) Hubungan antara Kandungan Liat dan Pasir Tanah dengan Lebar Kerja
Bajak
(1). Bajak Traktor
Hubungan antara kandungan liat dan pasir tanah dengan lebar kerja bajak traktor
disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11. Hubungan antara Kandungan Liat pada Tanah dan Pasir pada Tanah denganKelengkungan Bajak Traktor
Dari Gambar 11 tampak bahwa hubungan antara lebar kerja bajak traktor dengan
kandungan liat tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = - 1,523 X + 86,23,
dengan X adalah lebar kerja bajak (cm), dan Y adalah prosentase liat (%),dengan koefisien
determinasi r2 = 1. Kemudian diperoleh hubungan antara lebar kerja bajak traktor dengan
kandungan pasir pada tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = - 0,36 X +
20,09, dengan X adalah lebar kerja bajak (cm), dan Y adalah prosentase pasir (%), dengan
koefisien determinasi r2 = 1.
(2). Bajak Ternak
Hubungan antara kandungan liat dan pasir tanah dengan kelengkungan bajak ternak
tarik disajikan pada Gambar 12.
25
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
26/32
Gambar 12. Hubungan antara Kandungan Liat pada Tanah dan Pasir pada Tanah denganLebar Kerja Bajak Ternak Tarik
Dari Gambar 12 tampak bahwa hubungan antara lebar kerja bajak ternak tarik
dengan kandungan liat tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = - 8,66 X +
116,9, dengan X adalah lebar kerja bajak (cm), dan Y adalah prosentase liat (%),dengan
koefisien determinasi r2 = 1. Kemudian diperoleh hubungan antara lebar kerja bajak
dengan kandungan pasir pada tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = 22 X -
189, dengan X adalah lebar kerja bajak (cm), dan Y adalah prosentase pasir (%), dengan
koefisien determinasi r2 = 1.
(4). Hubungan antara Kandungan Liat dan Pasir Tanah dengan Kelengkungan
Bajak
(1). Bajak Traktor
Hubungan antara kandungan liat dan pasir tanah dengan kelengkungan bajak traktor
disajikan pada Gambar 13.
26
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
27/32
Gambar 13. Hubungan antara Kandungan Liat dan Pasir Tanah dengan Kelengkungan
Bajak Traktor
Dari Gambar 13 tampak bahwa hubungan antara koefisien kelengkungan bajak
traktor dengan kandungan liat pada tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = -
42,07 X + 39,44, dengan X adalah koefisien kelengkungan bajak, dan Y adalah prosentase
liat (%), dengan koefisien determinasi r2 = 1; dan hubungan antara koefisien kelengkungan
bajak traktor dengan kandungan pasir pada tanah juga mengikuti persamaan garis
lurus, yaitu Y = - 9,942 X + 9,031, dengan X adalah koefisien kelengkungan bajak,
dan Y adalah prosentase pasir (%), dengan koefisien determinasi r2 = 1.
(2). Bajak Ternak
Hubungan antara kandungan liat dan pasir tanah dengan kelengkungan bajak ternak
disajikan pada Gambar 14.
27
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
28/32
Gambar 14. Hubungan antara Kandungan Liat dan Pasir Tanah dengan KelengkunganBajak Ternak
Dari Gambar 14 tampak bahwa hubungan antara koefisien kelengkungan bajak
ternak tarik dengan kandungan liat tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y =
70,98 X + 37,16, dengan X adalah koefisien kelengkungan bajak, dan Y adalah prosentase
liat (%), dengan koefisien determinasi r2 = 1. Kemudian diperoleh hubungan antara
koefisien kelengkungan bajak dengan kandungan pasir pada tanah, ternyata mengikuti
persamaan garis lurus Y = - 180,3 X + 13,61, dengan X koefisien kelengkungan bajak, dan
Y adalah prosentase pasir (%), dengan koefisien determinasi r2 = 1.
KESIMPULAN
1. Berat volume tanah di Limau Manis, Bungus Teluk Kabung, dan Kuranji berturut
turut 1,396, 1,682, dan 1,744 g/cm3.
2. Berat jenis tanah di Kuranji, Limau Manis, dan Bungus Teluk Kabung berturut turut
2,591, 2,654, dan 2,689 g/cm3.
3. Porositas tanah di daerah Kuranji, Bungus Teluk Kabung, dan Limau Manis berturut-
turut 32,69 %, 37,45 %, dan 47,40 %.
4. Bilangan Attenberg yang dihasilkan adalah : (a) Batas Cair pada tanah Bungus Teluk
Kabung, Kuranji, dan Limau Manis berturut-turut 39,161 %, 44,879 %, dan 96,607 %;
28
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
29/32
dan (b) Batas Plastis pada tanah di Kuranji, Bungus Teluk Kabung, dan Limau Manis
berturut-turut 34,305 %, 34,615 %, dan 60,459 %.
5. Tekstur tanah pada Bungus Teluk Kabung, Kuranji, dan Limau Manis berturut-turut
termasuk dalam kelas tekstur lempung liat berdebu (silty clay loam), lempung liat
berdebu (silty clay loam), dan liat berdebu (silty clay).
6. Hasil pengukuran kekuatan geser tanah : (a) Kohesi pada tanah di Bungus Teluk
Kabung, Limau Manis, dan Kuranji berturut turut 0,076, 0,102, dan 0,160 kg/cm2, (b)
Sudut gesek internal pada tanah di Limau Manis, Bungus Teluk Kabung, dan Kuranji
berturut turut 16,539 o , 23,573 o, dan 38,869 o.
7. Cone index tanah di Bungus Teluk Kabung adalah 1,858 kg/cm2 (pada kadar air 77,292
%), Kuranji adalah 3,451 kg/cm2 (pada kadar air 54,339 %), dan Limau Manis adalah
4,167 kg/cm2 (pada kadar air 112,12 %).
8. Nilai draft spesifik tanah pada daerah Kuranji, Limau Manis, dan Bungus Teluk Kabung
berturut-turut 0,519, 0,582, dan 0,983 kg/cm2.
9. Semakin meningkatnya kandungan liat pada tanah maka berat volume tanah akan
menurun.
10. Kenaikan kandungan pasir pada tanah akan diikuti dengan penurunan nilai draft
spesifik tanah.
11. Dengan adanya peningkatan kandungan pasir pada tanah maka berat jenis tanah akan
semakin menurun.
12. Parameter bajak singkal di kota Padang adalah : (a) kekasaran bajak singkal yang
ditarik traktor adalah 4,1 35,0 x 10-2 mm, (b) kekasaran bajak singkal yang ditarik
ternak tarik adalah 4,3 15,6 x 10-2 mm, (c) konstanta kelengkungan bajak singkal
yang ditarik traktor adalah -0,207 0,054, (d) konstanta kelengkungan bajak singkal
yang ditarik ternak tarik adalah -0,183 0,027, (e) lebar kerja bajak yang ditarik
traktor 25 38 cm, (f) lebar kerja bajak yang ditarik ternak tarik 8 10 cm, (g)
kedalaman maksimum bajak yang ditarik traktor 12 30 cm, (h) kedalaman maksimum
bajak yang ditarik ternak tarik 12 15 cm, (i) sudut potong horisontal bajak yang
ditarik traktor 50 110 o, (j) sudut potong horisontal bajak yang ditarik ternak tarik 65
90 o, (k) sudut potong vertikal bajak yang ditarik traktor 20 - 40 o, (l) sudut potong
vertikal bajak yang ditarik ternak tarik 20 - 40 o.
29
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
30/32
13. Hubungan antara cone index tanah dengan lebar kerja bajak dengan sumber penggerak
traktor mengikuti persamaan garis lurus Y = - 2,598 X + 35,82, dengan X adalah cone
index (kg/cm2), dan Y adalah lebar kerja bajak (cm), dengan koefisien determinasi r2 =
1.
14. Hubungan antara cone index tanah dengan lebar kerja bajak yang ditarik ternak
mengikuti persamaan garis lurus Y = 0,313 X + 8,417, dengan X adalah cone index
(kg/cm2), dan Y adalah lebar kerja bajak (cm), dengan koefisien determinasi r2 = 1.
15. Hubungan antara cone index tanah dengan koefisien kelengkungan bajak yang ditarik
traktor mengikuti persamaan garis lurus Y = - 0,094 X + 0,185, dengan X adalah cone
index (kg/cm2), dan Y adalah koefisien kelengkungan bajak, dengan koefisien
determinasi r2 = 1.
16. Hubungan antara cone index tanah dengan kelengkungan bajak yang ditarik oleh ternak
tarik, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = - 0,038 X + 0,097, dengan X
adalah cone index (kg/cm2), dan Y adalah kelengkungan bajak, dengan koefisien
determinasi r2 = 1.
17. Hubungan antara lebar kerja bajak traktor dengan kandungan liat tanah, ternyata
mengikuti persamaan garis lurus Y = - 1,523 X + 86,23, dengan X adalah lebar kerja
bajak (cm), dan Y adalah prosentase liat (%),dengan koefisien determinasi r2 = 1.
Kemudian diperoleh hubungan antara lebar kerja bajak traktor dengan kandungan pasir
pada tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = - 0,36 X + 20,09, dengan X
adalah lebar kerja bajak (cm), dan Y adalah prosentase pasir (%), dengan koefisien
determinasi r2 = 1.
18. Hubungan antara lebar kerja bajak ternak tarik dengan kandungan liat tanah, ternyata
mengikuti persamaan garis lurus Y = - 8,66 X + 116,9, dengan X adalah lebar kerja
bajak (cm), dan Y adalah prosentase liat (%),dengan koefisien determinasi r2 = 1.
Kemudian diperoleh hubungan antara lebar kerja bajak dengan kandungan pasir pada
tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = 22 X - 189, dengan X adalah
lebar kerja bajak (cm), dan Y adalah prosentase pasir (%), dengan koefisien
determinasi r2 = 1.
19. Hubungan antara koefisien kelengkungan bajak traktor dengan kandungan liat pada
tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = - 42,07 X + 39,44, dengan X
30
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
31/32
adalah koefisien kelengkungan bajak, dan Y adalah prosentase liat (%), dengan
koefisien determinasi r2 = 1; dan hubungan antara koefisien kelengkungan bajak traktor
dengan kandungan pasir pada tanah juga mengikuti persamaan garis lurus,
yaitu Y = - 9,942 X + 9,031, dengan X adalah koefisien kelengkungan bajak, dan Y
adalah prosentase pasir (%), dengan koefisien determinasi r2 = 1
20. Hubungan antara koefisien kelengkungan bajak ternak tarik dengan kandungan liat
tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = 70,98 X + 37,16, dengan X adalah
koefisien kelengkungan bajak, dan Y adalah prosentase liat (%), dengan koefisien
determinasi r2 = 1. Kemudian diperoleh hubungan antara koefisien kelengkungan bajak
dengan kandungan pasir pada tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = -
180,3 X + 13,61, dengan X koefisien kelengkungan bajak, dan Y adalah prosentase
pasir (%), dengan koefisien determinasi r2 = 1.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Nurhajati, M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Rusdi Saul,
M. Amin Diha, Go Ban Hong, dan H. H. Bailey. 1986. Dasar Dasar Ilmu
Tanah. Penerbit Universitas Lampung.
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Edisi Revisi. Jakarta, Mediyatama SaranaPerkasa.
Madyayanti, Elly. 1984. Mekanika Tanah. Edisi Keempat. Alih Bahasa dari Soil
Mechanics, 4th Edition, by Smith, M. J. , George Godwin Ltd., 1981. Jakarta,
Erlangga.
Santosa. 1994a. Interaksi Tanah dan Alat Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas
Andalas, Padang.
Santosa. 1994b. Studi Nilai Draft Spesifik Tanah dengan Berbagai Metoda. 1994.
Buletin Enjiniring Pertanian, Vol. 1, No. 3, Okt, 1994 : 8-14.
Santosa. 2005a. Aplikasi Visual Basic 6.0 dan Visual Studio.Net 2003 dalam Bidang
Teknik dan Pertanian. Yogyakarta. Andi.
Santosa. 2005b. Peranan Teknik Pertanian Dalam Penerapan Pertanian Berkelanjutan.
Pidato Ilmiah, Disampaikan pada Peringatan Dies Natalis Fakultas Pertanian
Universitas Andalas yang ke 51, pada tanggal 30 November 2005 di Padang.
31
-
8/14/2019 Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang Sumatera Barat
32/32
Sarief, E. Saifuddin. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Cetakan Kedua. Bandung, Pustaka
Buana.
Suprodjo. 1980. Cara Cara Menentukan Ukuran Utama dari Traktor untuk
Pengolahan Tanah. Bagian Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi PertanianUniversitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
((** Catatan : Makalah ini sudah dimuat pada Santosa, Andasuryani, dan Azrifirwan.
2008. Studi Sifat Fisik - Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi
Kasus di Padang, Sumatera Barat. Jurnal AGRITEK, Vol. 16 No. 6 Juni 2008 : 1150-1168.
[Terakreditasi No. 026 / DIKTI / KEP / 2005] **))
((***http://santosa764.wordpress.com***))
32
http://santosa764.wordpress.com/http://santosa764.wordpress.com/