Studi Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan...
Transcript of Studi Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan...
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
STUDI KOMPARASI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA BABAKAN
DAN DESA CIWARINGIN KECAMATAN CIWARINGIN KABUPETEN CIREBON
Oleh :
G.Yogiswatin, W. Kastolani*), D.Sungkawa*)
Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Email :
[email protected] , [email protected] , [email protected]
ABSTRAK
Kondisi lingkungan di Desa Babakan dan Desa Ciwaringin secara fisik sangatlah berbeda,
dimana lingkungan Desa Babakan tidak lebih bersih daripada lingkungan di Desa Ciwaringin. Cara
pengelolaan sampah kedua desa tersebut didasari oleh perilaku masyarakatnya itu sendiri. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku masyarakat lingkup keluarga Desa Babakan dan Desa
Ciwaringin dalam pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan caranya, menganalisis faktor yang
mempengaruhi perilaku masyarakat Desa Babakan dan Desa Ciwaringin dalam pengelolaan sampah,
dan mendeskripsikan perbedaan perilaku masyarakat Desa Babakan dengan Desa Ciwaringin dalam
pengelolaan sampah rumah tangga. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan metode
pengambilan sampel random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan pedoman Skala Likert. Secara umum, perilaku
masyarakat Desa Babakan cenderung kurang baik dalam pengelolaan sampahnya dibandingkan dengan
perilaku masyarakat Desa Ciwaringin. Melalui penelitian ini, diharapkan pemerintah kabupaten
maupun kecamatan semakin peka terhadap fenomena permasalahan sampah ini, dan masyarakat di
kedua desa tersebut semakin sadar akan kebersihan lingkungan, sehingga terciptanya pengeloaan
sampah yang lebih baik.
Kata Kunci : Kondisi Lingkungan, Pengelolaan Sampah, Perilaku Masyarakat, Desa Babakan dan
Desa Ciwaringin.
2 |Yogiswatin, dkk
Studi Komparasi Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga...
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
ABSTRACT
The condition of environment in Babakan Village and Ciwaringin Village physically are very
differents, the environment in Ciwaringin Village is more clean than Babakan Village. Waste
management system in these villages is created based on the society’s behavior of the two villages. The
aim of the research is to analyze society’s behaviors in Babakan Village and Ciwaringin Village in
waste management which is based on management system, analyzing factor affectng societies behavior
of Babakan and Ciwaringin Villages’ in case of waste management, and describing the differences of
society’s behaviors in Babakan and Ciwaringin Villages in case of waste management. The writer uses
survey research methods with random sampling method. Data analyse is qualitative and quantitative
descriptive analyses by using Likert Scale. Generally, in the case of waste management system, the
society’s behavior in Ciwaringin is better than society’s behavior in Babakan. By this research, the
writer hopes that the governments become more aware to the phenomenon of the waste’s problem, and
the last hopefully the society in both villages are more aware of hygiene and environmental health, in
order to create better waste managements.
Key Words : Environment Conditions, Waste Management, Society’s Behavior, Babakan and
Ciwaringin Village.
*) Penulis Penanggung Jawab
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 3
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
PENDAHULUAN
Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa hidup yang sehat dan bersih adalah
hidup yang terbebas dari sampah, namun
pada kenyataannya sampah telah menjadi
permasalahan yang tiada ujungnya sejak
masyarakat mulai berperilaku buruk dalam
pengelolaan sampah, permasalahan sampah
tersebut semakin sulit ditangani seiiring
barjalannya waktu. Sampah yang dibuang
secara sembarangan dalam jangka waktu
yang cukup singkat akan mengakibatkan
penumpukan sampah yang berlebihan,
sehingga akan menimbulkan masalah
lingkungan. masalah tersebut tidak hanya
dialami oleh masyarakat yang berperilaku
buruk dalam pengelolaan sampah, akan
tetapi masyarakat yang berperilaku baik
dalam pengelolaan sampah pun akan ikut
merasakan dampaknya.
Untuk menciptakan lingkungan yang
terbebas dari sampah, tentunya perilaku
masyarakat yang menempati lingkungan
tersebut haruslah baik khususnya dalam
pengelolaan sampah. Menurut PP No 81
Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Samoah,
bahwa pengelolaan sampah yang baik
adalah pengelolaan yang mengacu kepada
dua sistem, yaitu sistem pengurangan
sampah dan sistem penanganan sampah.
Sistem pengurangan sampah meliputi 3
indikator, antara lain: 1) pembatasan
timbunan sampah, dan; 2) pendaur ulangan
sampah; 3) pemanfaatan kembali sampah.
Sistem penanganan sampah meliputi 5
indikator, antara lain: 1) pemilahan
sampah; 2) pengumpulan sampah; 3)
pengangkutan sampah; 4) pengolahan, dan;
5) pemrosesan akhir sampah.
Kedua sistem pengelolaan sampah
yang baik tersebut akan tercapai apabila
masyarakat dan pemerintah setempat mau
berjalan beriringan, apabila hanya
salahsatunya saja yang melaksanakan,
maka pengelolaan sampah belum 100%
baik.
Sebagai Kabupaten yang memiliki
banyak Kecamatan yaitu sekitar 40
Kecamatan, Kabupaten Cirebon belum
sepenuhnya melaksanakan sistem
pengelolaan sampah yang baik, dimana dari
pihak pemerintah Kabupaten Cirebon itu
sendiri sampai saat ini belum menyanggupi
untuk mengelola sampah secara merata
pada setiap Kecamatannya, dikarenakan
faktor internal seperti kurangnya
pendanaan, lemahnya hukum, kurang
diterapkannya kebijakan, dll. Kemudian
faktor eksternal, seperti kurangnya
kesadaran masyarakat terhadap sampah.
Salah satu Kecamatan yang belum
tertangani pengelolaan sampahnya adalah
Kecamatan Ciwaringin Kabupaten
Cirebon, sehingga terdapat cukup banyak
sampah yang menumpuk di beberapa
wilayah, seperti Desa Babakan.
4 |Yogiswatin, dkk
Studi Komparasi Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga...
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Desa Babakan merupakan desa di
Kecamatan Ciwaringin yang tidak memiliki
Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Sampah, sehingga sebagian besar
masyarakat membuang sampah di lahan
kosong atau kebun dekat pemukiman
secara sembarangan, hal tersebut
berdampak kepada lingkungan desa
babakan yang kotor dan banyak timbunan
sampah, ada sekitar 5 timbunan sampah
yang paling banyak dan tersebar di setiap
dusunnya.
Lain lagi di Desa Ciwaringin, yaitu
desa yang bersebelahan dengan Desa
Babakan memiliki kondisi lingkungan yang
cukup berbeda, dimana kondisi lingkungan
Desa Ciwaringin lebih bersih dibandingkan
dengan Desa Babakan, padahal kedua desa
tersebut masih dalam satu kecamatan yang
mana Kecamatan Ciwaringin pengelolaan
sampahnya tidak ditangani oleh
pemerintah, selain itu letak kedua Desa
tersebut bersebelahan. Masalah tersebut
menimbulkan pertanyaan yang terangkum
ke dalam rumusan masalah yang meliputi :
(1) Bagaimana cara masyaakat dalam
pengelolaan sampah rumah tangga di Desa
Babakan dan Desa Ciwaringin? (2) Faktor
apa saja yang mempengaruhi masyarakat
dalam pengelolaan sampah rumah tangga di
Desa Babakan dan Desa Ciwaringin? (3)
Bagaimana perbedaan perilaku masyarakat
dalam pengelolaan sampah rumah tangga di
Desa Babakan dengan Desa Ciwaringin?
Berkaitan dengan rumusan masalah
tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk : (1) Menganalisis cara
masyaakat dalam pengelolaan sampah
rumah tangga di Desa Babakan dan Desa
Ciwaringin. (2) Mengidentifikasi faktor
yang mempengaruhi masyarakat dalam
pengelolaan sampah rumah tangga di Desa
Babakan dan Desa Ciwaringin. (3)
Mendeskripsikan perbedaan perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sampah
rumah tangga di Desa Babakan dengan
Desa Ciwaringin.
METODE
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis teliti
berada di Desa Babakan dan Desa
Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin
Kabupaten Cirebon.
Sumber : Hasil Kutipan, 2016
Gambar 1. Peta Administrasi
Dimana Desa Babakan berbatasan
dengan Kecamatan Susukan di sebelah
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 5
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
utara, Kabupaten Majalengka sebelah
timur, dan Desa Gintungranjeng dan Desa
Ciwaringin sebelah timur. Desa Budur di
sebelah barat. Sedangkan Desa Ciwaringin
berbatasan dengan Desa Gintungranjeng
dan Desa Galagamba sebelah timur, Desa
Babakan di sebelah barat, Kecamatan
Gempol di sebelah selatan dan timur.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
survey. Metode survey adalah “pengamatan
yang kritis untuk mendapatkan keterangan
yang terang dan baik terhadap suatu
persoalan tertentu dan di dalam suatu
daerah tertentu” (Amin N dalam Soeharto,
2011 hlm. 1)
Penelitian survey umumnya
bertujuan untuk mencapai generalisasi dan
juga untuk membuat prediksi. Metode
survey dalam penelitian ini menggunakan
Skala Likert dengan Rumus Indeks.
Dalam penelitian ini penulis ingin
membandingkan perilaku masyarakat
dalam pengelolaan sampah di Desa
Babakan dan Desa Ciwaringin Kecamatan
Ciwaringin Kabupaten Cirebon.
Data Penelitian
Data yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan penelitian, terdiri dari
dua jenis data, yaitu : (1) data primer, terdiri
data hasil observasi, data hasil angket
dengan menggunakan Skala Likert, dan
data hasil. Data-data primer ini seluruhnya
diperoleh melalui survey lapangan. (2) data
sekunder, yaitu data BPS, data DCKTR,
dan data Monografi.
Sampel Penelitian
Dalam penentuan sampel, peneliti
menggunakan sampel acak sederhana
dengan menggunakan Rumus Slovin
sebagai berikut :
𝒏 =𝐍
𝟏 + 𝐍𝐞²
Berdasarkan perhitungan Rumus
Slovin, maka jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini di Desa Babakan
sebanyak 100 responden, dan di Desa
Ciwaringin sebanyak 100 responden.
Dimana sampel setiap desa, jadi sampel
keseluruhannya adalah 200 responden.
Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang telah
dikumpulkan dianalisis secara kualitatif
dan kuantitatif dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif dan
kuantitatif dengan analisis data yang
digunakan yaitu menggunakan Rumus
Indeks sebagai berikut :
𝑹𝒖𝒎𝒖𝒔 𝑰𝒏𝒅𝒆𝒌𝒔 % = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒌𝒐𝒓
∶ 𝒀 𝒙 𝟏𝟎𝟎
Setelah melakukan perhitungan di
atas, maka hasil dari perhitungan berupa
persentase tersebut digunakan untuk
6 |Yogiswatin, dkk
Studi Komparasi Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga...
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
mempermudah dalam penafsiran dan
pengumpulan data. Kemudian persentase
tersebut diklasifikasikan dengan kategori
sebagai berikut :
Tabel 1. Persentase Bobot Nilai Skala
Likert dengan Rumus Indeks
Sumber : Sappaile, 2007 hlm.5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi
Desa Babakan dan Desa Ciwaringin
berada pada Kecamatan Ciwaringin
Kabupaten Cirebon, rata – rata ketinggian
pada Kecamatan Ciwaringin tersebut yaitu
sekitar 10 Mdpl, hal ini membuat
Kecamatan Ciwaringin memiliki suhu yang
terbilang cukup panas yaitu rata – rata
suhunya sekitar 26˚ C.
Keadaan suhu tersebut didukung pula
oleh keadaan alam yang terdapat di
Kecamatan Ciwaringin, yang mana
sebagian besar terdiri dari penggunaan
lahan didominasi oleh sawah tadah hujan &
irigasi, lahan kosong, dan pemukiman.
Dengan keberadaan tumbuh – tumbuhan
yang ketinggiannya cukup rendah, hal
tersebut membuat Kecamatan Ciwaringin
memiliki suhu yang terbilang cukup panas,
termasuk pada Desa Babakan dan Desa
Ciwaringin. Kemudian, rata – rata curah
hujan tahunan di Kecamatan Ciwaringin
mencapai 2580,5 mm/tahun.
Cara Pegelolaan Sampah Rumah
Tangga di Desa Babakan dan Desa
Ciwaringin
Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 81 Tahun 2012, pengelolaan
sampah yang baik itu mencakup kepada 2
pengelolaan, yang pertama adalah
pengurangan sampah dan penanganan
sampah, pengurangan sampah itu sendiri
terdiri dari pembatasan timbunan, pendaur
ulangan, dan pemanfaatan kembali sampah,
sedangkan penanganan sampah terdiri dari
pemilahan, pengumpulan, pengolahan, dan
pemrosesan akhir sampah.
Dari hasil penelitian, sebagian kecil
masyarakat di Desa Babakan mengelola
sampah dengan cara membakar di halaman
rumahnya, dan sebagian besar membuang
sampah pada lahan kosong, sehingga
menghasilkan timbulan sampah yang
tingginya +50 cm di beberapa tempat.
Lain hal di Desa Ciwaringin yang
memiliki 2 tempat pembuangan sampah
sementara (TPS) tepatnya berada di Blok
Cikaranti dan Blok Lebak Bawah. Cara
pengelolaan sampah rumah tangga
masyarakat memiliki cara tersendiri dalam
mengelola sampah, sebagian besar
masyarakat mengelola sampah rumah
tangga dengan cara memilah atau
memisahkan jenis sampah pada tong
1 E
2 D
3 C
4 B
5 A
Bobot Nilai
Tabel Presentasi Nilai
Keterangan
Sangat (Tidak Setuju, Buruk, atau Kurang Sekali)
Jawaban
0 % - 19.99 %
20 % - 39.99 %
40 % - 59.99 %
60 % - 79.99 %
80 % - 100 %
Tidak Setuju atau Kurang Baik
Cukup atau Netral
Setuju,Baik,atau Suka
Sangat (Setuju, Baik, Suka)
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 7
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
pembuangan sampah di rumahnya, hal
tersebut dimaksudkan agar memudahkan
dalam pembuangan sampah rumah tangga
yang organik dan non organik, sampah non
organik sebagian besar dikumpulkan oleh
masyarakat untuk dijual ke pengepul
sampah atau dibakar, sampah organik
sebagian besar dibuang dengan cara
dikubur di halaman rumah atau dibuang ke
TPS. Sebagian masyarakat Desa
Ciwaringin dapat menggunakan kembali
barang atau benda yang dapat digunakan
berulang – ulang, seperti tas jinjing untuk
belanja sayur, drum cat digunakan untuk
penampungan air, botol atau kaleng
digunakan sebagai pot tanaman, dan masih
banyak lagi. Selain itu, masyarakat Desa
Ciwaringin memiliki jadwal khusus untuk
mengadakan bersih – bersih desa yang
dilaksanakan setiap dua bulan sekali,
dimana pada saat bersih – bersih hal yang
dilakukan adalah membersihkan sampah
khususnya pada TPS, memperbaiki sarana
prasarana yang rusak, dan lain – lain.
Dapat disimpulkan bahwa Desa
Ciwaringin memiliki cara yang lebih
efisien dalam pengelolaan sampah rumah
tangganya dibandingkan dengan Desa
Babakan.
Faktor yang Mempengaruhi
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga
Perilaku masyarakat khususnya
keluarga dalam pengelolaan sampah rumah
tangga dipengaruhi oleh 5 faktor, antara iali
1) Jenis Kelamin; 2) Usia; 3) Mata
Pencaharian; 4) Pendidikan Terakhir; dan
5) Pendapatan.
Dari kelima identitas responden
tersebut akan mempengaruhi bagaimana
perilaku masyarakat dalam pengelolaan
sampah khususnya sampah rumah tangga.
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori
dalam masyarakat yang didasarkan pada
perbedaan biologis, dari perbedaan biologis
tersebut terdapat perbedaan perilaku pula.
Berdasarkan jenis kelamin, perilaku
masyarakat terhadap pengelolaan sampah
tentunya berbeda – beda.
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
Gambar 2. Komparasi Perilaku
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Berdasarkan Jenis Kelamin
komparasi perilaku masyarakat Desa
Babakan dan Desa Ciwaringin dalam
pengelolaan sampah berdasarkan jenis
kelamin, dimana perilaku masyarakat Desa
Ciwaringin lebih baik dalam pengelolaan
sampah dengan rata – rata nilai 72,1%
dibandingkan Desa Babakan dengan rerata
nilai 34,78%. (Lihat Gambar 2).
8 |Yogiswatin, dkk
Studi Komparasi Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga...
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
2. Berdasarkan Usia
Berdasarkan Gambar 3 dapat
diketahui komparasi perilaku masyarakat
Desa Babakan dan Desa Ciwaringin dalam
pengelolaan sampah berdasarkan usia,
dimana perilaku masyarakat Desa
Ciwaringin lebih baik dalam pengelolaan
sampah dengan rata – rata nilai 74,3%
dibandingkan Desa Babakan dengan rata –
rata nilai 35,9%.
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
Gambar 3. Komparasi Perilaku
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Berdasarkan Usia
3. Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
Gambar 4. Komparasi Perilaku
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Berdasarkan Status pekerjaan
Berdasarkan Gambar 4 dapat
diketahui komparasi perilaku masyarakat
Desa Babakan dan Desa Ciwaringin dalam
pengelolaan sampah berdasarkan status
pekerjaan, dimana perilaku masyarakat
Desa Ciwaringin lebih baik dalam
pengelolaan sampah dengan rata – rata nilai
73,7% dibandingkan Desa Babakan dengan
rata – rata nilai 48,2%.
4. Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
Gambar 5. Komparasi Perilaku
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan Gambar 5 dapat
diketahui komparasi perilaku masyarakat
Desa Babakan dan Desa Ciwaringin dalam
pengelolaan sampah pendidikan terakhir,
dimana perilaku masyarakat Desa
Ciwaringin lebih baik dalam pengelolaan
sampah dengan rata – rata nilai 72,4%
dibandingkan Desa Babakan dengan rata –
rata nilai 45,78%.
5. Berdasarkan Pendapatan/Bulan
Berdasarkan Gambar 6 dapat
diketahui komparasi perilaku masyarakat
Desa Babakan dan Desa Ciwaringin dalam
pengelolaan sampah pendidikan terakhir,
dimana perilaku masyarakat Desa
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 9
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Ciwaringin lebih baik dalam pengelolaan
sampah dengan rata – rata nilai 70,3%
dibandingkan Desa Babakan dengan rata –
rata nilai 49,89%.
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
Gambar 6. Komparasi Perilaku
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Berdasarkan Pendapatan/Bulan
Perbedaan Perilaku Masyarakat dalam
Pengelolaan Sampah di Desa Babakan
dan Desa Ciwaringin
1. Perilaku tertutup (Covert Behavior)
masyarakat Desa Babakan dengan Desa
Ciwaringin
Dalam teori perilaku masyarakat,
terdapat bahasan mengenai perilaku
tertutup (Covert Behavior).
Skiner (dalam Rohani, 2007, hlm. 28)
menjelaskan bahwa Perilaku Tertutup
(Covert Behavior), yaitu respon seseorang
terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup yang masih
terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang
terjadi terhadap orang yang menerima
stimulus tersebut dan belum diamati secara
jelas oleh orang lain.
Perilaku tersebut bukan berarti tidak
dapat dilihat, perilaku tersebut dapat dilihat
melalui persepsi, pengetahuan, sikap, dan
perhatian, khususnya dalam pengelolaan
sampah.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa
rata – rata perilaku tertutup masyarakat
Desa Babakan dalam pengelolaan sampah
rumah tangga bernilai C atau 3, yang
artinya cukup. Sedangkan rata – rata
perilaku masyarakat Desa Ciwaringin
dalam pengelolaan sampah bernilai B atau
4, yang artinya baik.
2. Perilaku Terbuka (Overt Behavior)
Masyarakat Desa Babakan dan Desa
Ciwaringin
Selain perilaku tertutup (Cover
Behavior), perilaku masyarakat juga ada
yang terbuka (Overt Behavor).
Perilaku Terbuka (Overt Bahavior),
yaitu respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka
atau praktek dan dengan mudah dapat
diamati atau dilihat oleh orang lain. Skiner
(dalam Rohani, 2007, hlm. 28)
Perilaku masyarakat dapat dilihat
melalui beberapa kategori, seperti
pengalaman, tindakan, dan keterampilan
khususnya dalam pengelolaan sampah
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa rata – rata perilaku
10 |Yogiswatin, dkk
Studi Komparasi Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga...
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
terbuka masyarakat Desa Babakan dalam
pengelolaan sampah bernilai B atau 4, yang
artinya baik. Sedangkan rata – rata perilaku
masyarakat Desa Ciwaringin dalam
pengelolaan sampah bernilai B atau 4, yang
artinya baik.
Dalam pengelolaan sampah rumah
tangga, perilaku masyarakat di Desa
Ciwaringin lebih baik dibandingkan dengan
perilaku masyarakat Desa Babakan. Hal ini
disebabkan karena beberapa faktor, seperti
faktor internal yaitu kesadaran masyarakat
itu sendiri terhadap sampah beserta
pengelolaannya, dan faktor eksternal yaitu
fasilitas – fasilitas yang tersedia dalam
mengelola sampah itu sendiri.
Tabel 6. Komparasi Perilaku
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
di Desa Babakan dan Desa Ciwaringin
Sumber : Hasil Penelitian, 2015
Tabel 6 menunjukan bahwa perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sampah
rumah tangga secara keseluruhan di Desa
Ciwaringin lebih baik dibandingkan dengan
Desa Babakan, hal ini dapat diketahui hasil
akhir dari perhitungan Skala Likert dengan
menggunakan Rumus Indeks, yang mana
Desa Ciwaringin mendapatkan nilai
72,64% atau B, itu artinya perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sampah di
Desa Ciwaringin sudah baik. Sedangkan
Desa Babakan mendapatkan nilai 45,21%
atau D, itu arttinya perilaku Desa Babakan
kurang baik dalam pengelolaan sampahnya.
No Ds. Babakan Nilai Ds. Ciwaringin Nilai
1 50,2 C 71,4 B
2 63 B 76,8 B
3 73 B 81 A
4 67,8 B 78,6 B
5 32 D 58,2 B
6 31,4 D 60,6 B
7 30 D 69,2 B
8 43,2 C 78 B
9 70,6 B 77,2 B
10 30,4 D 66,8 B
11 49,2 C 75,4 B
12 55 C 77,8 B
13 46,4 C 76,6 B
14 30,2 D 60 B
15 52,4 C 73,4 B
16 40,8 C 71,2 B
17 32,6 D 70 B
18 35,2 D 72 B
19 38,4 D 79,8 B
20 32,4 D 78,8 B
R 45,21 C 72,64 B
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 11
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Gambar 7. Peta Komparasi Perilaku Desa Babakan dan Desa Ciwaringin dalam Pengelolaan Sampah Sumber: Peta RBI
12 |Yogiswatin, dkk
Studi Komparasi Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga...
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian,
maka dapat diketahui bahwa perilaku
masyarakat di Desa Babakan dan Desa
Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin
dalam pengelolaan sampah rumah
tangga memiliki perbedaan, yang mana
perilaku masyarakat dalam pengelolaan
sampah rumah tangga di Desa
Ciwaringin lebih baik dibandingkan
dengan Desa Babakan. Hal tersebut
dapat dibuktikan melalui analisis data
yang dilakukan melalui angket Skala
Likert dengan menggunakan Rumus
Indeks, hasilnya antara lain nilai dari
Desa Ciwaringin yaitu 72,64% atau B,
artinya perilaku masyarakat Desa
Ciwaringin tergolong kategori baik
dalam pengelolaan sampahnya.
Sedangkan nilai yang diperoleh oleh
Desa Babakan yaitu 45,21% atau C,
artinya perilaku masyarakat Desa
Babakan dalam pengelolaan sampah
cukup baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Amin N, Bimbingan dan Konseling
Unnes. (2011). Penelitian Survey.
Paper pada Jurusan Bimbingan
dan Konseling, FIP-UNNES,
Semarang : Tidak Diterbitkan.
Putri dan Putro (2015). “Kajian
Hubungan Faktor – Faktor yang
Membentuk Perilaku Masyarakat
Terhadap Pola Pembuangan
Sampah di Luwuk”. Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota B
SAPPK V4N2.
Rohani (2007). Perilaku Masyarakat
dalam Pengelolaan Sampah di
Desa Medan Senembah Kabupaten
Deliserdang dan di Kelurahan
Asam Kumbang Kota Medan
(Skripsi). Kesehatan Masyarakat,
Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Sumber Dokumen
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Cirebon 2015
Sumber Jurnal
Hasanah U, (2013). Pembentukan
Identitas Diri dan Gambaran Diri
Pada Remaja Putri Bertato di
Samarinda. eJournal Psikologi,
Volume 1, Nomor 2, 20013 : 177-
196
Sappaile. 2007. Pembobotan Butir
Pernyataan dalam Skala Likert
dengan Pendekatan Distribusi Z.
Volume 13, No. 064, Januari
2007.