Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
-
Upload
hasriadi-al-farabi -
Category
Documents
-
view
88 -
download
0
Transcript of Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
STUDI PERBEDAAN STATUS GIZI BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI PADA ANAK SD INP 234 TAKALAR KOTA dan ANAK SD INP BONTONOMPO KAB.
TAKALAR THN 2011
SUKFITRIANTY SYAHRIR70200107109
GIZI
A. Latar Belakang Kekurangan zat gizi pada anak usia muda akan
menghambat perkembangan mental dan kecerdasan otak dimasa yang akan datang. Kelainan yang terjadi pada jaringan otak akibat gizi buruk itu akan menyebabkan turunnya fungsi otak, yang akan berpengaruh terhadap kemampuan belajar (Syahmien Moehji, 2004:10).
Kondisi kesehatan anak usia sekolah 0-18 tahun di Indonesia tergolong rendah menurut peringkat HDI Indonesia berada pada urutan 112 dari 175 negara di dunia, sejauh di bawah Negara-negara ASEAN lain Malaysia, Filiphina, Thailand, Singapura, Brunai dan Vietnam ( Sanusi Ahmad, 2005)
Pendahuluan
Berdasarkan standar WHO, secara nasional prevalensi kurus adalah 13,3%
pada laki-laki dan 10,9% pada perempuan. Sedangkan prevalensi BB lebih
pada laki-laki 9,5% dan perempuan 6,4%. Provinsi Sulawesi Selatan
prevalensi Kurus baik pada Laki-laki maupun perempuan lebih tinggi dari
angka nasional. Kebalikannya prevalensi BB-Lebih untuk kedua jenis
kelamin di Sulawesi Selatan lebih rendah dibanding angka nasional
( Riskesda, 2007 ).
Berdasarkan data Riskesda 2007, kabupaten Takalar mempunyai
prevalensi kurus tertinggi pada anak laki-laki (23,5%) sedangkan pada
anak perempuan adalah Tana Toraja (19,2%). Sedangkan prevalensi kurus
terendah di Kota Palopo, yaitu 9,2% pada anak laki-laki dan 7,2% di Luwu
Utara untuk anak perempuan. Untuk prevalensi BB-Lebih, terendah adalah
0,9% pada anak laki-laki di Kabupaten Takalar, dan 0,9% pada anak
perempuan di Kabupaten Jeneponto. Prevalensi BB-Lebih tertinggi di Kota
Makassar (20,2%) pada anak laki-laki, dan 10,1% pada anak perempuan.
B. Rumusan Masalah “Apakah Ada Perbedaan Status Gizi Berdasarkan
Status Sosial Ekonomi Pada Anak SD Inp 234 Takalar Kota dan Anak SD Inp Bontonompo Kab. TakalarTahun 2011”.
C. Tujuan Umum Penelitian Untuk mengetahui perbedaan status gizi
berdasarkan status sosial ekonomi pada siswa SD Inp 234 Takalar Kota dan siswa SD Inp Bontonompo Kab. TakalarTahun 2011”.
Tinjauan Pustaka
A. Anak Usia Sekolah Anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang
mengalami pertumbuhan, baik pertumbuhan intelektual, emosional, maupun pertumbuhan badaniah adalah suatu kenyataan bahwa kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersbut adalah tidak sama. Ada yang pertumbuhan badan lebih cepat. Demikian situasinya sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Inilah suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak usia SD walaupun mereka dalam usia yang sama (Prayekti, 2005).
B. Status Gizi 1. Pengertian gizi & status gizi
2. Penilaian status gizi3. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi4. Kebutuhan zat gizi pada kelompok usia anak SD
C. Status Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi adalah suatu konsep, dan untuk mengukur
sosial ekonomi keluarga harus melalui variabel-variabel
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan pekerjaan
(Notoatmodjo, 2005 : 68).
1. PendapatanPendapatan merupakan nilai maksimal yang
dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti semula (Rustam, 2002).
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makan. Orang dengan tingkat ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan untuk makanan, sedangkan orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang belanja untuk makanan (FKM UI, 2007 : 176).
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No.
20 tahun 2003).
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah
menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan
yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai
yang baru diperkenalkan (Kuncoroningrat, 1997).
4. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu. Ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba serta
proses belajar dalam pendidikan formal maupun
informal. (Notoatmodjo, 2002).
Kerangka Konsep
A. Dasar Pemikiran Variabel Status Gizi
Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dari zat-zat gizi. Dengan kata lain status gizi adalah suatu keadaan gizi seseorang atau keadaan tubuh yang diakibatkan karena konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi tersebut ( Sunita Almatsier,2001:3).
Dasar Pemikiran Variabel
PendapatanTingkat pendapatan di dalam suatu rumah tangga akan mempengaruhi tingkat konsumsi, terutama konsumsi pangan rumah tangga tersebut karena pendapatan berbanding lurus dengan daya beli. Apabila pendapatan suatu rumah tangga tinggi, maka daya beli juga tinggi. Begitupun sebaliknya, apabila tingkat pendapatan suatu rumah tangga rendah, maka daya beli juga akan rendah. Hal ini berarti juga bahwa tingkat pendapatan akan mempengaruhi pola kebiasaan makan yg selanjutnya berperan dalam prioritas penyediaan pangan berdasarkan ekonomi dan nilai gizinya.
Dasar Pemikiran VariabelPendidikan
Pendidikan adalah suatu proses pengembangan kepribadian dan intelektual seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap serta nilai-nilai yang sesuai dengan sarana pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan menambah kemampuan berfikir untuk menyerap informasi.Tingkat pendidikan akan mempengaruhi konsumsi pangan yaitu melalui cara pemilihan bahan makanan. Orang yang berpendidikan lebih tinggi cenderung memeilih makanan yang lebih baik dibandingkan dengan yang berpendidikan lebih rendah.
Dasar Pemikiran Variabel
Pengetahuan
Pentingnya gizi (dalam hal ini pangan ) sebagai kebutuhan pokok
keluarga, harus dapat diterapkan secara proporsional, khususnya
dalam kaitan pengelolaan sumber bahan pangan. Pengetahuan gizi
yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun menu
yang baik untuk dikonsumsi. Semakin banyak pengetahuan gizi
seseorang, maka ia akan semakin memperhitungkan jeins dan
jumlah makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi. Dan
semakin bertambah pengetahuan ibu akan semakin mengerti jenis
dan jumlah makanan untuk dikonsumsi anggota keluarga.
B. Model Hubungan antara Variabel
Gambar 2Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
Variabel Independen :
Variabel Dependen :
Pendidikan
Pendapatan
Pengetahuan
STATUS GIZI
Defenisi Operasional
1. Status gizi anak usia sekolah
Berat Badan Menurut Umur (BB/U)-3 s/d < -2 SD: Gizi kurang-2 s/d +2 SD : Gizi baik> +2 SD : Gizi lebih
Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)-3 s/d < -2 SD: Pendek-2 s/d +2 SD : Normal
Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/T)-3 s/d < -2 SD: Kurus-2 s/d +2 SD : Normal> +2 SD : Gemuk
2. Tingkat pendapatan Kriteria objektif :
Cukup : Jika Pendapatan Orang Tua ≥ Rp. 1.040.232Kurang : jika pendapatan orang tua < Rp. 1.040.232
3. Tingkat pendidikanTinggi : jika minimal tamat SLTP / sederajat (SLTP ke atas )Rendah : Jika tidak tamat SLTP/sederajat (SLTP ke bawah)
4. Pengetahuan Kriteia objektif :
Pengetahuan baik : Bila ≥ 60% jawaban benarPengetahuan kurang : Bila < 60% jawaban benar
Metode PenelitianA. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan
cross sectional study dimana data yang menyangkut variabel
bebas dan terikat, akan dikumpul dalam waktu yang
bersamaan (Soekidjo Notoatmodjo, 2002). B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Inp 234 Takalar Kota
Jl. Jend Sudirman Kecamatan Pattallassang Kab. Takalar dan
SD Inp Bontonompo Desa Bulukunyi Kecamatan
Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.
C. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid di SD Inp 234 Takalar Kota dengan jumlah 250 murid dan SD Inp Bontonompo Kab. Takalar berjumlah 90 murid. dengan total populasi 30 murid.
b. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian murid SD Inp 234 Takalar Kota dan SD Inp Bontonompo Kab. Takalar yang diperoleh dengan menggunakan rumus :
N n = 1 + N (d2)
Setelah dilakukan perhitungan diperoleh jumlah sampel keseluruhan 118 murid. Jumlah sampel di SD Inp 234 Takalar Kota 71 murid dan jumlah sampel di SD Inp. Bontonompo 47 murid, maka digunakan sampling metthod dipilih proporsional random sampling.
D. Teknik Pengambilan Data1.Data Primer2.Data Sekunder
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Timbangan injak Mikrotoice atau pita pengukur Kuesioner
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Editing
b. Coding
c. Memasukkan data
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
3. Penyajian Data
TERIMA KASIH !!!