Studi Penyusunan Standar Pelayanan Kereta...
Transcript of Studi Penyusunan Standar Pelayanan Kereta...
Ringkasan Eksekutif - 1
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
I. PENDAHULUAN
Angkutan umum (public transport) telah berkembang menjadi kebutuhan
pokok suatu kota, mulai dari kota kecil, kota sedang, kota besar sampai
dengan kota metropolitan. Angkutan umum merupakan salah satu penggerak
roda ekonomi baik secara langsung maupun tak langsung, karena berkaitan
dengan banyak unsur ekonomi. Angkutan umum yang lancar akan membuat
roda ekonomi berputar lebih cepat juga secara langsung berpengaruh pada
mutu penikmat jasanya. Buruknya pelayanan angkutan umum bisa
mempengaruhi tingkat produktivitas manusia yang sedang menjalani proses
produksi di berbagai bidang profesi.
Kereta api merupakan salah satu angkutan umum yang banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat terutama masyarakat perkotaan yang menginginkan
kecepatan dan ketepatan waktu. Selama ini banyak masyarakat pengguna
yang mengeluhkan berbagai kelalaian dan kelamahan pelayanan transportasi
kereta api, dan tidak sesuai dengan yang diharapkan seperti keterlambatan.
Tingginya angka kecelakaan kereta api, minimnya fasilitas didalam kereta
dan lain-lain. Oleh karena belum adanya Standar Pelayanan Minimal (SPM)
mengenai pelayanan bidang transportasi kereta api di Indonesia, sehingga
pemerintah maupun masyarakat pengguna tidak dapat mengontrol dan
menunut apabila terjadi kelalaian dalam operasional kereta api.
Departemen Perhubungan yang mempunyai kewenangan dalam meregulasi
kegiatan transportasi kereta api harus melakukan standar pelayanan minimal
(SPM) yang baku sehingga menguntungkan bagi semua pihak (pemerintah,
RINGKASAN EKSEKUTIF
Ringkasan Eksekutif - 2
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
operator dan pemakai jasa). Selain itu kemajuan teknologi perkeretaapian
dan tuntutan globalisasi yang mengarah pada persaingan yang makin ketat
menuntut peningkatan kualitas maupun kuantitas pelayanan. Berdasarkan
uraian diatas, studi mengenai standar pelayanan di bidang transportasi kereta
api sangat penting untuk dilaksanakan.
Maksud studi ini adalah merumuskan konsep standar pelayanan yang baku
dibidang transportasi kereta api. Sementara tujuan studi adalah
meningkatnya pelayanan di bidang transportasi kereta api.
Sasaran studi ini adalah :
1. Mengidentifikasi peratutan-peraturan yang terkait dengan standar
pelayanan perkeretaapian,
2. Menginventarisasi kebutuhan pelayanan di bidang transportasi kereta api,
3. Mereview kebijakan tentang pelayanan di bidang transportasi
4. Menyusun rancangan naskah akademis konsep standar pelayanan di
bidang kereta api.
Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah terwujudnya rancangan akademis
standar Nasional Indonesia (RSNI) dalam pelayanan di bidang transportasi
kereta api yang sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa dan operator.
Ruang lingkup rancangan naskah akademik konsep standar pelayanan di
bidang kereta api meliputi sepuluh standar yaitu :
a. standar pelayanan kereta penumpang bisnis;
b. standar pelayanan kereta penumpang eksekutif;
c. standar pelayanan kereta penumpang Kereta Rel Diesel (KRD);
d. standar gerbong datar 4 (empat) gandar PPCW untuk peti kemas;
e. standar fasilitas pokok dan penunjang stasiun besar (ukuran, bentuk,
warna, letak dan penempatan papan pengumuman/informasi, ruang
bebas iklan, pergudangan dan fasilitas sarana);
Ringkasan Eksekutif - 3
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
f. standar fasilitas pokok dan penunjang stasiun sedang (ukuran, bentuk,
warna, letak dan penempatan papan pengumuman/informasi, ruang
bebas iklan, pergudangan dan fasilitas sarana);
g. standar fasilitas pokok dan penunjang stasiun kecil (ukuran, bentuk,
warna, letak dan penempatan papan pengumuman/informasi, ruang
bebas iklan, pergudangan dan fasilitas sarana);
h. standar peralatan sinyal;
i. standar peralatan telekomunikasi;
j. standar peralatan listrik.
Pendekatan yang akan digunakan dalam studi ini adalah :
1. Pendekatan Suplay – Demand; pendekatan ini digunakan untuk
melakukan analisis kebutuhan standar pelayanan yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan dengan membandingkan antara standar yang saat ini
sudah ada dengan kebutuhan standar yang diperoleh dari analisis isi
peraturan, contoh baik dan standar internasional,
2. Pendekatan Perbandingan; pendekatan ini terutama digunakan untuk
membandingkan muatan dan struktur peraturan pendukung UU No. 13
Tahun 1992 dengan UU No. 23 Tahun 2007.
3. Pendekatan Standar Pelayanan Minimum; pendekatan ini digunakan
untuk merumuskan standar pelayanan kereta api dengan mendasarkan
pada kondisi pelayanan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara sarana
perkeretaapian sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah.
4. Pendekatan Partisipatif; pendekatan ini terutama digunakan untuk
melibatkan semua stakeholder kereta api (regulator, operator dan
pengguna) kereta api untuk memberikan masukan pada draft standar
pelayanan kereta api.
Kajian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan data sekunder. Data yang
dikumpulkan tersebut adalah (1) Peraturan Perkeretaapian yang berupa
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
Ringkasan Eksekutif - 4
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Menteri dan sebagainya, (2) Kondisi prasarana sarana kereta api dan kinerja
pelayanannya, (3) Contoh-Contoh Baik Penyelenggaraan perkeretaapian,
dan (4) Standar pelayanan kereta api. Pada tahap ini juga dilakukan
observasi terhadap sarana dan prasarana kereta api di wilayah studi dan
dilakukan wawancara terstruktur dengan pengelola sarana prasarana kereta
api.
Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data awal tersebut maka akan
dilakukan beberapa analisis (1) analisis deskriptif terhadap prasarana dan
sarana kereta api serta kinerja pelayanannya, (2) analisis muatan dan
struktur regulasi yang terkait dengan penyelenggaraan kereta api, (3) analisis
pemilihan contoh baik terhadap prasarana dan sarana kereta api, dan (4)
analisis kebutuhan standar pelayanan kereta api.
Berdasarkan analisis tersebut maka akan disusun rancangan standar
pelayanan sarana – prasarana kereta api. Dalam rangka untuk mempertajam
lingkup dan muatan standar pelayanan kereta api, maka dilakukan Fokus
Group Discussion (FGD) yang mengundang unsur-unsur regulator, operator
dan masyarakat pengguna kereta api.
II. KEBIJAKAN PERKERETAAPIAN
Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian,
mengamanahkan perubahan fungsi pemerintah baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah sebagai pembina penyelenggaraan
perkeretaapian semakin menonjol. Pembinaan perkeretaapian
bertujuan untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas,
pendorong, dan penggerak pembangunan nasional.
Ringkasan Eksekutif - 5
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Pembinaan perkeretaapian nasional dilaksanakan oleh Pemerintah
yang meliputi:
a. penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan
perkeretaapian nasional, provinsi, dan kabupaten/kota,
b. penetapan, pedoman, standar, serta prosedur penyelenggaraan
dan pengembangan perkeretaapian,
c. penetapan kompetensi pejabat yang melaksanakan fungsi di
bidang perkeretaapian,
d. pemberian arahan, bimbingan, pelatihan, dan bantuan teknis
kepada Pemerintah Daerah, penyelenggara dan pengguna jasa
perkeretaapian,
e. pengawasan terhadap perwujudan pengembangan sistem
perkeretaapian.
Pembinaan perkeretaapian provinsi dilaksanakan oleh pemerintah
provinsi yang meliputi:
a. penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan
perkeretaapian provinsi, dan kabupaten/kota,
b. pemberian arahan, bimbingan, pelatihan dan bantuan teknis
kepada kabupaten/kota, penyelenggara dan pengguna jasa
perkeretaapian,
c. pengawasan terhadap penyelenggaraan perkeretaapian provinsi.
Pembinaan perkeretaapian kabupaten/kota dilaksanakan oleh
pemerintah kabupaten/kota yang meliputi:
a. penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan
perkeretaapian kabupaten/kota,
Ringkasan Eksekutif - 6
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
b. pemberian arahan, bimbingan, pelatihan, dan bantuan teknis
kepada penyelenggara dan pengguna jasa perkeretaapian,
c. pengawasan terhadap penyelenggaraan perkeretaapian
kabupaten/kota.
Dalam rangka mempermudah menelaah peraturan yang terkait dengan
standar pelayanan kereta api maka dilakukan pemetaan struktur
regulasi perkeretaapian dalam suatu pohon regulasi. Struktur regulasi
perkeretaapian tersebut disajikan dalam Gambar 1.
UU 13/1992Perkeretaapian
PP 69/1998Prasarana dan
Sarana KA
PP 81/1998Lallintas danAngkutan KA
KM 81/2000Sarana KA
KM 41/PL304/Phb-86SST KRL
KM 29/1990SST KeretaPenumpang
KM 13/1991SST Gerbong Barang
KM 185/PL 304/Phb-87SST KRD
KM 08/2001Angkutan KA
UU 23/2007PerkeretaapianDIUBAH DENGAN
Rencana Induk PerkeretaapianPembinaan PerkeretaapianPenyelenggaraan Perkeretaapian KhususJalur Kereta ApiStasiun Kereta ApiFasilitas Pengoperasian KAPerawatan Prasarana PerkeretapianKelaikan Prasarana PerkeretaapianPenyelenggaraan Prasarana KAPerpotongan & Pesinggungan Jalur KAPersyaratan Teknik & Kelaikan Operasi SaranaPerkeretaapianPerawatan Sarana PerkeretaapianAwak Sarana PerkeretaapianRancang Bangun dan Rekayasa PerkeretaapianLalu Lintas Kereta ApiJaringan Pelayanan PerkeretaapianPengangkutan Orang dengan KAPengangkutan Barang dengan KAAngkutan Multimoda dengan KAPelayanan Angkutan Perkeretaapian KhususTarif Angkutan KA dan Biaya Penggunaan PrasaranaPerkeretaapianTanggung Jawab Penyelenggaraan SaranaPerkeretaapianHak Penyelenggaraan Sarana PerkeretaapianPengajuan Keberatan dan Ganti RugiAsuransi dan Ganti Kerugian Penyelenggaraan SaranaPerkeretaapianPeran Serta MasyarakatPemeriksaan dan Penelitian Penyebab Kecelakaan KA
Hal-Hal Yang Diamanatkan Diatur dalam PP
NB. SST = Standar Spesifikasi Teknis
Gambar 1Pohon Regulasi Yang Terkait Dengan Standar Pelayanan
Perkeretaapian
Ringkasan Eksekutif - 7
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Di akhir waktu studi ini (September 2009) telah dikeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 59 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian yang mencabut berlakunya PP No. 69 Tahun 1998.
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau suatu urutan kegiatan yang
terjadi dalam interaksi langsung dengan manusia atau mesin secara
fisik untuk menyediakan kepuasan konsumen. (Lehtinen 1983 p. 21).
Berdasarkan definisi tersebut maka pelayanan terkait dengan
manusia/orang yang melakukan pelayanan, dan mesin atau prasarana
yang digunakan untuk melayani. Terkait dengan pelayanan
perkeretaapian maka pelayanan tersebut terkait dengan sumberdaya
manusia, sarana prasarana dan separangkat aturan. Hal ini karena
.definisi perkerataapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria,
persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta
api.
Berdasarkan telaah terhadap beberapa peraturan terkait (sebagaimana
telah diuraikan dalam phon regulasi diatas), maka terdapat 3 aspek
utama yang terkait dengan pelayanan perkeretaapian. Ketiga aspek
tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Jaringan Pelayanan Perkeretaapian
Angkutan kereta api dilaksanakan dalam lintas-lintas pelayanan kereta
api yang membentuk satu kesatuan dalam jaringan pelayanan
perkeretaapian. Jaringan pelayanan perkeretaapian tersebut meliputi
Ringkasan Eksekutif - 8
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
(a) jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota dan (b) jaringan
pelayanan perkeretaapian perkotaan. Jaringan pelayanan angkutan
kereta api tersebut berisi :
Lintas pelayanan,
Frekuensi maksimum yang diijinkan,
Tekanan gandar lintas kereta api,
Kecepatan maksimum yang diijinkan.
Menurut PP No 81 Tahun 1998 Tentang Lalulintas dan Angkutan
Kereta Api, maka pada jaringan pelayanan antarkota terdiri dari
pelayanan lintas utama dan lintas cabang. Sementara jaringan
pelayanan perkotaan meliputi pelayanan lintas utama dalam satu
sistem angkutan kota. Pelayanan lintas utama memiliki ciri (1)
melayani jarak jauh atau sedang dan (2) menghubungkan antar stasiun
yang berfungsi sebagai pengumpul, yang ditetapkan untuk melayani
pelayanan lintas utama. Pelayanan Lintas Cabang memiliki ciri (1)
melayani jarak sedang atau dekat, dan (2) menghubungkan antar
stasiun yang berfungsi sebagai pengumpan dengan stasiun yang
berfungsi sebagai pengumpul antar stasiun yang ditetapkan untuk
melayani lintas cabang.
Penetapan jaringan pelayanan kereta api ditentapkan oleh Menteri,
dengan memperhatikan hal –hal sebagai berikut :
Keterpaduan intra dan antar moda transportasi,
Perpindahan orang dan atau barang menurut asal tujuan
perjalanan,
Ringkasan Eksekutif - 9
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Aspek pelayanan angkutan kereta api yang berupa cakupan
pelayanan jaringan, ketersediaan sarana kereta api, kapasitas
lintasan dan permintaan jasa angkutan pada lintasan tersebut.
Dalam KM No. 8 Tahun 2001 Tentang Angkutan Kereta Api, pelayanan
jaringan kereta api dibagi kedalam tiga kategori. Ketiga kategori
jaringan peyanan kereta api tersebut adalah :
Pelayanan kereta api jarak dekat adalah pelayanan angkutan untuk
penumpang dan atau barang dalam satu wilayah/daerah operasi
dengan maksimum jarak sejauh 150 Km,
Pelayanan kereta api jarak sedang adalah pelayanan angkutan
untuk penumpang dan atau barang dala satu atau antar
wilayah/daerah operasi dengan jarak antara 151 - 450 Km,
Pelayanan kereta api jarak jauh adalah pelayanan angkutan untuk
penumpang dan atau barang dala satu atau antar wilayah/daerah
operasi dengan jarak lebih dari 450 Km.
Dalam keputusan menteri tersebut memuat ketentuan pengangkutan
penumpang dan barang sebagai berikut :
Pengangkutan orang dilakukan dengan menggunakan kereta,
Pengangkutan barang dilakukan dengan menggunakan gerbong
dan atau kereta bagasi,
Dalam keadaan tertentu pengangkutan orang dapat dilakukan
dengan menggunakan gerbong dan atau kereta bagai. Keadaan
tertertentu tersebut adalah (1) sarana angkutan penumpang tidak
tersedia atau tidak mencukupi pada jalur yang bersangkutan, (2)
adanya permintaan yang mendesak, (3) hanya bersifat sementara
Ringkasan Eksekutif - 10
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
dan (4) gerbong tersebut memenuhi persyaratan keselamatan dan
keamanan penumpang.
Gerbong barang atau kereta bagasi dapat digunakan untuk
mengangkut orang bila memenuhi persyaratan keselamatan dan
keamanan penumpang. Persyaratan tersebut terpenuhinya
persyaratan yang terkait dengan :
Rangka dasar dan alat perangkai,
Dinding gerbong,
Pintu masuk/keluar,
Peralatan pengereman,
Memiliki fasilitas minimal untuk pelayanan penumpang berupa atap,
ventilasi udara, alas untuk duduk, penerangan dan kebersihan.
2. Sarana dan Prasarana Perkerataapian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1998 tentang
Prasarana dan Sarana Kereta Api, maka agar dalam penyelenggaraan
angkutan kereta api dapat diperoleh pelayanan jasa transportasi
dengan tingkat keselamatan, keamanan, ketepatan, kelancaran dan
kenyamanan yang tinggi, maka prasarana dan sarana kereta api yang
dioperasikan harus mempunyai keandalan dan memenuhi persyaratan
keselamatan, agar prasarana dan sarana kereta api selalu dalam
kondisi siap pakai dan secara teknis laik untuk dioperasikan.
Berdasarkan Peraturan pemerintah tersebut membedakan antara
prasarana dan sarana kereta api. Prasarana kereta api adalah jalur
dan stasiun kereta api, termasuk fasilitas yang diperlukan agar sarana
Ringkasan Eksekutif - 11
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
kereta api dapat dioperasikan. Sementara sarana kereta api adalah
Sarana kereta api adalah segala sesuatu yang dapat bergerak di atas
jalan rel. Dalam peraturan pemerintah tersebut yang termasuk
prasarana kereta api adalah jalur kereta api, stasiun kereta api dan
fasilitas operasional sarana kereta api. Sementara sarana kereta api
terdiri dari sarana penggerak, sarana pengangkut dan sarana untuk
keperluan khusus. Cakupan prasarana dan sarana kereta api disajikan
dalam Gambar 2.
Gambar 2Cakupan Prasana Sarana Kereta Api
Dalam studi penyusunan standar pelayanan perkeretaapian ini tidak
semua prasarana dan sarana kereta api tersebut dibahas.
Pembahasan tersebut akan difokuskan pada (1) Stasiun kereta api, (2)
Fasilitas operasi sarana kereta api, dan (3) sarana pengangkut.
Ringkasan Eksekutif - 12
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Dalam UU 23 Tahun 2007 Tentang Perkerataapian, digariskan
kebijakan pelayanan pengangkutan penumpang dan barang.
Pelayanan angkutan orang harus memenuhi standar pelayanan
minimum. Standar pelayanan minimum tersebut meliputi pelayanan di
stasiun keberangkatan, dalam perjalanan, dan di stasiun tujuan.
Dalam kaitannya dengan penyusunan Standar Pelayanan Minimum,
Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Permendagri No. 6 Tahun
2007 Tentang Petunjuk Teknis Peyusunan dan Penetapan Standar
Pelayanan Minimal. Berdasarkan Permendagri tersebut Standar
Pelayanan Minimal didefinisikan sebagai ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Maksud dikeluarkan
pedoman ini adalah untuk memberikan acuan kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen dalam
menyusun dan menetapkan SPM sesuai lingkup tugas dan fungsinya.
Dalam menyusun dan menetapkan SPM, Menteri/Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non- Departemen memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
konsensus, yaitu disepakati bersama oleh komponen-komponen
atau unit-unit kerja yang ada pada departemen/Lembaga
Pemerintah Non-Departemen yang bersangkutan;
sederhana, yaitu mudah dimengerti dan dipahami;
nyata, yaitu memiliki dimensi ruang dan waktu serta persyaratan
atau prosedur teknis;
terukur, yaitu dapat dihitung atau dianalisa;
Ringkasan Eksekutif - 13
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
terbuka, yaitu dapat diakses oleh seluruh warga atau lapisan
masyarakat;
terjangkau, yaitu dapat dicapai bersama SPM jenis-jenis pelayanan
dasar lainnya dengan menggunakan sumber-sumber daya dan
dana yang tersedia;
akuntabel, yaitu dapat dipertanggungjawabkan kepada publik; dan
bertahap, yaitu mengikuti perkembangan kebutuhan dan
kemampuan keuangan, kelembagaan, dan personil dalam
pencapaian SPM.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 Tentang
Standarisasi Nasional, pengertian standar adalah spesifikasi teknis
atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang
disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan
memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan
datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Sementara Standar Nasional Indonesia (SNI) didefinisikan sebagai
standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan
berlaku secara nasional.
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan
dan merevisi standar, yang dilaksanakan secara tertib dan
bekerjasama dengan semua pihak Perumusan Standar Nasional
Indonesia adalah rangkaian kegiatan sejak pengumpulan dan
pengolahan data untuk menyusun Rancangan Standar Nasional
Ringkasan Eksekutif - 14
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Indonesia sampai tercapainya konsensus dari semua pihak yang
terkait.
Standardisasi Nasional bertujuan untuk :
Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha,
tenaga kerja, dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan,
keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup,
Membantu kelancaran perdagangan,
Mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan.
Proses perumusan Standar Nasional Indonesia dilakukan dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Standar Nasional Indonesia disusun melalui proses perumusan
Rancangan Standar Nasional Indonesia.
2. Perumusan Rancangan Standar
3. Nasional Indonesia dilaksanakan oleh Panitia Teknis melalui
konsensus dari semua pihak yang terkait.
4. Rancangan Standar Nasional Indonesia ditetapkan menjadi
Standar Nasional Indonesia oleh Kepala Badan Standardisasi
Nasional.
5. Standar Nasional Indonesia tersebut diberi nomor urut, dan kode
bidang standar sesuai Pedoman Badan Standardisasi Nasional.
6. Perumusan Standar nasional Indonesia dapat dilaksanakan dengan
melakukan Kaji ulang dan revisi Standar Nasional Indonesia
dilaksanakan oleh Panitia Teknis melalui konsensus dari semua
pihak yang terkait.
Ringkasan Eksekutif - 15
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Berdasarkan penelusuran database dalam Sistem Informasi Standar
nasional indonesia (SISNI) yang dikembangkan oleh BSN, maka
diperoleh daftar 21 Standar Nasional Indonesia yang terkait dengan
perkeretaapian. Ke-21 standar tersebut umumnya terkait dengan
sarana kereta api sebanyak 10 SNI, istilah umum sebanyak 2 SNI dan
9 SNI terkait dengan jalur Kereta Api. Daftar SNI seloengkapnya
disajikan dibawah ini.
Daftar SNI yang terkait dengan perkeretaapian (hasil penelusuran
database SISNI) sebagai berikut :
1. SNI 05-7115-2005 Spesifikasi paku baja berulir untuk pengikat rel
kereta api
2. SNI 11-1078-1989 Kereta api, Istilah umum
3. SNI 11-0197-1987 Bantalan kayu untuk kereta api, Peraturan
pengujian
4. SNI 11-1650-1989 Bahu bantalan beton rel kereta api tipe II
5. SNI 11-1653-1989 Sepatu rem besi tuang untuk kereta api
6. SNI 11-2756-1992 Bahu bantalan beton rel kereta api tipe I
7. SNI 11-3675-1995 Pelat andas rel kereta api dari baja
8. SNI 11-3676-1995 Pelat andas rel kereta api dari besi cor
9. SNI 11-3677-1995 Penjepit elastis rel kereta api
10.SNI 11-4013-1996 Mutu dan cara uji sambungan las termit rel
kereta api
11.SNI 11-4040-1996 Alas rel untuk penambat elastis rel kereta api
dari bahan polietilen
12.SNI 11-4041-1996 Insulator untuk penambat elastis rel kereta api
dari bahan logam
13.SNI 11-1651-1989 Kerangka samping tipe barber 5 x 9
Ringkasan Eksekutif - 16
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
14.SNI 11-1652-1989 Nakel
15.SNI 11-1649-1989 Alat perangkai otomatis untuk kereta
16.SNI 11-3388-1994 Bantalan beton blok tunggal dan sistem
penambat rel, Metode pengujian
17.SNI 09-1246-2002 Istilah-istilah rem kendaraan bermotor roda
empat atau lebih kereta gandeng dan tempelannya
18.SNI 11-1079-1989 Kasut roda untuk kereta gerbong dan lokomotif
19.SNI 11-1080-1989 Roda pejal (solid) baja karbon untuk kereta
gerbong dan lokomotif
20.SNI 04-3866-1995 Peraturan tentang pantograf kereta rel listrik
21.SNI 11-4013-1996 Mutu dan cara uji sambungan las termit rel
kereta api
III. STANDAR PERKERETAAPIAN YANG ADA
Uraian standar sarana perkeretaapian ini akan menggunakan
beberapa rujukan. Rujukan-rujukan tersebut adalah (1) Keputusan
Menteri Perhubungan yang mengatur Standar Spessifikasi Teknis
Kereta, (2) Hasil studi Standar Teknis Kereta Api Indonesia Untuk
Sarana yang dihasilkan dari Layanan Jasa Konsultasi Teknik Untuk
Improvement of Maitenanace and Operation (JBIC LOAN IP-469 &
518), dan (3) Spesifikasi Teknis yang dikeluarkan oleh Direktur Teknik
PT. KAI, dan (4) Spesifikasi Teknis yang dikeluarkan oleh PT. Industri
Kereta Api.
Ringkasan Eksekutif - 17
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
1. Pelayanan Kereta Api Penumpang Kelas Bisnis
Pelayanan angkutan penumpang kelas bisnis antar kota mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
memiliki faslitas tempat duduk maksimum 80 (delapan puluh)
tempat duduk per kereta,
dilengkapi dengan sistem pengaturan udara minimal kipas angin,
berhenti pada stasiun tertentu sebagai simpul yang membutuhkan
pelayanan angkutan kereta api penumpang bisnis,
toleransi keterlambatan maksimum 20 % dari waktu tempuh,
kecuali dalam keadaan yang memaksa.
Fasilitas pelayanan minimal yang harus disediakan pada pelayanan
kereta penumpang kelas bisnis adalah :
a) jendela/pintu,
b) tempat duduk yang bersandaran dengan konstruksi yang dapat
dibalik arah,
c) toilet kecuali untuk kereta api jarak dekat,
d) lampu penerangan,
e) kipas angin,
f) air sesuai kebutuhan minimal per orang kecuali kereta jarak dekat,
g) fasilitas pemadam kebakaran,
h) rak bagasi,
i) restorasi kecuali jarak dekat.
PT KAI menetapkan standar pelayanan kereta api penumpang kelas
bisnis sebagaimana disajikan dalam Tabel 1.
Ringkasan Eksekutif - 18
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Tabel 1Deskripsi Pelayanan Kereta Api Kelas Bisnis
Item Kelas Bisnis
Interior Desain disesuaikan dengan aspekestetika, keselamatan & kenyamanan,dilengkapi peredam suara & isolasi panastidak mudah terbakar
Tempat duduk Kapasitas 64 tempat duduk per kereta Reversing seat system Desain ergonomis
Pintu ruangan Sistem geser manual
Jendela Kaca tetap dupleks dapat dibuka bagianatas, lapisan laminasi isolator panas
Penyegar udara Kipas angin (fan)
Jenis boogie K5/ TB.398 dengan sistem suspensidouble, ruber paddan coil springdilengkapi bolster anchor serta verticalshock absorber memperhalusguncangan)
Fasilitas keselamatan Tabung pemadam kebakaran,emeregency brake
Fasilitas lainnya ToiletSumber : PT KAI
2. Pelayanan Kereta Ai Penumpang Kelas Eksekutif
Pelayanan angkutan penumpang kelas eksekutif antar kota
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
memiliki faslitas tempat duduk maksimum 60 (enam puluh) tempat
duduk per kereta,
Ringkasan Eksekutif - 19
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
dilengkapi dengan sistem penyejuk udara,
berhenti pada stasiun tertentu sebagai simpul yang membutuhkan
pelayanan angkutan kereta api penumpang eksekutif,
toleransi keterlambatan maksimum 20 % dari waktu tempuh,
kecuali dalam keadaan yang memaksa.
Fasilitas pelayanan minimal yang harus disediakan pada pelayanan
kereta penumpang kelas eksekutif adalah :
a) jendela/pintu,
b) tempat duduk yang bersandaran dengan konstruksi yang dapat
diatur (reclining dan revolving seat),
c) toilet dengan persediaan air yang mencukupi kebutuhan,
d) lampu penerangan,
e) fasilitas penyejuk udara (AC),,
f) fasilitas keselamatan,
g) rak bagasi,
h) fasilitas lampu baca untuk penumpang,
i) sound sistem dan televisi atau audio video,
j) restorasi kecuali jarak dekat.
Salah satustandar pelayanan kereta api eksekutif adalah pelayanan
kereta eksekutif kelas Argo yang diberikan oleh PT KAI dengan
standar pelayanan sebagai berikut :
1) Interior Desain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan &
kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas tidak
mudah terbakar
2) Tempat duduk
3) Kapasitas 50 tempat duduk per kereta
Ringkasan Eksekutif - 20
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Reclining dan revolving seat system
Dilengkapi meja lipat dan sandaran kaki
Desain ergonomis
4) Pintu ruangan Sistem geser otomatis
5) Jendela Kaca tetap dupleks lapisan laminasi isolator panas
dilengkapi dengan tirai Ukuran dan desain disesuaikan dengan
aspek keselamatan dan keamanan
6) Penyegar udara 2 set Air Conditioner (AC) tiap kereta Temperatur
21 - 26o C
7) Jenis boogie K9/ CL243 bolstreless, dengan sistem suspensi ganda
: conical rubber bounded dan air spring (pegas udara) serta
dilengkapi vertical & horizontal shock absorber sehingga
memmbuat goncangan terasa lembut
8) Fasilitas keselamatan Tabung pemadam kebakaran, emeregency
brake
9) Fasilitas lainnya Audio/video, lampu baca, toilet .
3. Standar pelayanan kereta penumpang Kereta Rel Diesel (KRD)
Standar Kereta Rel Diesel diatur dalam Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM 158/PL 304/PHB-87. Dalam KM ini
disebutkan 15 paremeter desain KRD. Kelima belas parameter
tersebut adalah:
1. Badan Kereta,
2. Pintu,
3. Interior,
4. Kursi,
5. Kabin Masinis,
6. Sistem Pengaturan Udara,
Ringkasan Eksekutif - 21
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
7. Bogie
8. Peralatan Rem
9. Motor Diesel
10.Transmisi Daya
11.Sistem Kontrol
12.Roda
13.Alat Perangkai
14.Peralatan Catu Daya
15.Motor dan Kompresor
4. Standar gerbong datar 4 (empat) gandar PPCW untuk peti kemas
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2007, Angkutan barang dengan kereta
api dilakukan dengan menggunakan gerbong. Angkutan barang terebut
terdiri atas (1) barang umum, (2) barang khusus, (3) bahan berbahaya
dan beracun, dan (4) limbah bahan berbahaya dan beracun. Angkutan
barang umum dan barang khusus tersebut wajib memenuhi
persyaratan:
a) pemuatan, penyusunan, dan pembongkaran barang pada tempat-
tempat yang telah ditetapkan sesuai dengan klasifikasinya;
b) keselamatan dan keamanan barang yang diangkut; dan
c) gerbong yang digunakan sesuai dengan klasifikasi barang yang
diangkut.
Standar Spesifikasi Teknis Kereta Barang diatur dalam dalam KM 13
Tahun 1991 tentang Standar Spesifikasi Teknik Gerbong Barang.
Berdasarkan KM tersebut bahwa secara umum gerbong barang harus
memiliki parameter desain berikut ini :
1. Keadalan operasi tinggi,
Ringkasan Eksekutif - 22
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
2. Minimisasi biaya total,
3. Mudah dalam pemasangan dan perawatan,
4. Umur operasi panjang,
5. Konstruksi sederhana dan ringan.
Secara lebih rinci KM ini memuat 7 parameter yang yang harus
diperhatikan dalam desain dan pengadaanya. Ketujuh parameter
tersebut adalah (1) Paremeter desain rangka dasar, (2) parameter
desain bogi, (3) Parameterdesain bogie, (4) Parameter desain
perangkat roda, (5) parameter desain peralata rem, (6) Parameter
desain badan gerbong, dan (7) parameter desain pintu.
Kereta pengangkut tangki ISO (PPCW) parameternya tidak sebanyak
kereta yang lain. Hal ini karena sifatnya yang terbuka sehingga standar
diarahkan pada keragka dasar, roda dan pengereman. Salah satu
parameter yang tidak dipunyai pada jenis keret yang lain adalah
adanya Parameter Pengunci Tangki.
5. Pelayanan Stasiun Kereta Api
Dalam menunjang fungsi-fungsi stasiun, sebuah stasiun harus
dilengkapi oleh berbagai berbagai fasilitas yang mendukung fungsi
tersebut. Fasilitas-fasiitas yang dibutuhkan tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Untuk mendukung fungsi naik turunnya penumpang dibutuhkan
fasilitas-fasilitas Keselamatan, keamanan; kenyamanan, naik turun
penumpang,penyandang cacat, kesehatan, dan fasilitas umum.
Ringkasan Eksekutif - 23
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
b) untuk keperluan bongkar muat barang, stasiun dilengkapi dengan
fasilitas: keselamatan, keamanan, bongkar muat barang, dan
fasilitas umum. Selanjutnya dalam rangka mendukung kepentingan
bongkar muat barang di luar stasiun dapat dibangun jalan rel yang
menghubungkan antara stasiun dan tempat bongkar muat barang,
c) Dalam rangka mendukung keperluan pengoperasian kereta api
sebagaimana harus dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
kepentingan pengoperasian kereta api.
Stasiun kereta api dikelompokkan dalam 3 kelas. Ketiga kelas stasiu
tersebut adalah (1) kelas besar, kelas sedang; dan kelas kecil.
Pengelompokan kelas stasiun kereta api berdasarkan kriteria:
a) fasilitas operasi;
b) frekuensi lalu lintas;
c) jumlah penumpang;
d) jumlah barang;
e) jumlah jalur; dan
f) fasilitas penunjang.
PT KAI (1999) telah menyusun standar operasi pelayanan di stasiun.
Standar operasi pelayanan di tasiun tersebut dituangkan dalam
Keputusan Direksi PT KAI Nomor LL006/VIII/7/KA-99.Dalam
menyusun standar operasi pelayanan menggunakan dasar yang
disebut dengan Lingkar Pelayanan Penumpang di Stasiun. Lingkar
pelayanan penumpag ditasiun tersebut adalah bermacam-macam
pelayanan di stasiun yang diberikan kepada penumpang masuk
stasiun (stasiun asal) sampai keluar dari stasiun akhir.
Ringkasan Eksekutif - 24
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Gambar 3Lingkar Pelayanan di Stasiun
Berdasarkan Gambar 3 tersebut maka pelayanan-pelayanan bagi
penumpang KA di stasiun dapat dibagi menjadi dua kategori besar,
yaitu (1) pelayanan pada fasilitas utama, dan (2) pelayanan pada
fasilitas pendukung. Uraian masing-masin pelayanan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Pelayanan Fasilitas Utama, meliputi :
a. Pelayanan parkir kendaraan; pada pelayanan ini dilakukan
pelayanan parkir yang berupa penyimpanan dan pengaturan
pergerakan kendaraan di area parkir dengan
mempertimbangkan kelancaran pergerakan kendaraan.
Ringkasan Eksekutif - 25
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
b. Loket kercis; pada fasiliras ini diberikan pelayanan penjualan
tiket langsung pada hari keberangkatan dan atau pemesanan
tiket (reservasi) sesuai kebutuhan,
c. Pelayanan pintu peron(portir); pada tahap ini dilakukan
pemeriksaan karcis dan juga memberikan informasi kepada
penumpang terkait dengan posisi kereta api yang akan
digunakan penumpang (letak jalur, nomor kereta, jam
pemberangkatan dan sebagainya)
d. Informasi kepada penumpang; informasi ini dapat berupa (1)
papan petunjuk di stasiun berupa nama stasiun dan jam, loket
penjualan, information desk, dan sebagainya, (2) papan
pengumuman yang diletakkan di hall dalam stasiun seperti
ruang tunggu, ruang kepala stasiun, musholla, toilet dan
sebagainya, dan (3) informasi yang diletakkan di emplasemen
seperti papan penunjuk jalur, nomor rangkaian kereta dan
sebagainya. Informasi yang diperleh dapat juga mendengarkan
dari pengumuman-pengumuman serta infomasi yang diperoleh
dari meja informasi.
e. Meeting Point (tempat bertemu); merupakan ruang atau tempat
bertemen antara penumpag dengan penjemput dengan
persyaratan tempat mudah diketahui, mudah dilihat, mudah
dicapai, dan lokasi terbuka.
2. Fasiltas Penunjang yaitu meliputi :
a. FasilitasTelepon umum; berfungsi melayani penumpang, mudah
dijangkau da berfungsi melayani penumpang.
b. Toilet; berfungsi untuk kenyamanan penumpang. Toilet ini
tersdia dalam jumlah yang memadahi, tersedia cukup air, bersih
dan terdapat pengharum ruangan,
Ringkasan Eksekutif - 26
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
c. Penitipan barang; berguna untuk mempermudah melakukan
mobilitas, karena tidak peru membawa barang-barang yang
berat. Penumpang dapat memitipkan barang yang sementara
tidak diperlukan dengan perjanjian dan biaya tertentu,
d. Ruang Tunggu eksekutif; berguna untuk menunggu
keberangkatan kereta dalam ruangan yang aman, nyaman, dan
dilengkapi perlengkapan hiburan dan toilet.
e. Kios; sebagai bagian pelayan penunjang, calon penumpang
dapat memperoleh barang-barang yang diperlukan dengan
harga yang wajar,
f. Mushola; sebagai pelayanan untuk mendukung aktivitas
peribadatan kaum muslimin. Fasilitas yag harus
disediakantempat wudhu, perangkat sholat, penitipan
sepatu/sandal, dan tdak dikenakan biaya.
g. Ruang kepala stasiun; persyaratan ruang ini adalah mudah
diihat, mempunyai fasilitas telp, TOKA, HT, lemari, meja dan
kursi kerja serta meja/kursi tamu.
h. Ruang PPKA; letaknya relatif dekat dengan peron, sehingga
mudah memberikan pelayanan perjalanan KA.
i. Pos Keamanan; persyaratan mudah diketahui, terdapat petugas
jaga, terdapat buka pencatat pengaduan dan tindak lanjutnya
j. Ruang ibu menyusui bayi; persyaratan ruangan tertutup dan
terdapat meja kecil dan kursi.
Dalam rangka memberikan memberikan pelayanan yang baik terhadap
para penumpang, maka fasilitas-fasilitas baik fasilitas utama maupun
fasilits pendukung tersebut harus ditata sedemikian rupa sehingga
mampu memberikan kemudahan untuk mengetahui dan kemudahan
Ringkasan Eksekutif - 27
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
untuk menfaatkannya. Oleh karena itu tata letak dari masing-masing
fasilitas tersebut sangat berpengaruh pada kualitas pelayanan di
stasiun kereta api. Tata letak pelayanan tersebut merupakan
perpaduan antara konsep lingkar pelayanan di satasiun dengan kondisi
eksisting yang ada. Dan akan lebih baik lagi apabila denah yang
menunjukkan posisi-posisi fasilitas stasiun tersebut diletakkan di papan
informasi sehingga mampu membantu calon penumpang untuk
mencapai fasilitas tersebut
Berdasarkan SK Direksi PT KAI No. LL006/VIII/7/KA-99 sudah
dicatumkan beberapa pembakuan papan petunjuk di stasiun. Telah
dilakukan standar papan-papan petunjuk di lingkungan stasiun. Papa
petujuk tersebut dibagi ke dalam 3 lokasi, yaitu (1) Lokasi Di Hall Luar,
(2) Lokasi di Hall Dalam, dan (3) Papan Pengumuman di Emplasmen.
Standar tersebut sudah memuat ukuran, warna, jenis huruf, lokasi dan
cara pemasangan. Standar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Standar Papan Petunjuk di Hall Luar; papan petunjuk ini biasanya
berisi nama stasiun, loket dan jam stasiun.
2. Stadar Papan Petunjuk di Hall Dalam; papan petunjuk tersebut
berisi papan petunjuk fasilitas stasiun.
3. Standar Papan Petunjuk di Emplasemen; papan petunjuk
tersebut biasanya berisi keterangan nomor jalur/peron.
6. Standar peralatan sinyal
Peralatan sinyal adalah sepeangkat fasilitas yag berfungsi untuk
memberiikan isyarat berupa bentuk, warna atau cahaya, yag
Ringkasan Eksekutif - 28
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
ditempatkan pada suatu tempat tertentu untuk mengatur dan
mengontrol pengoperasian kereta api. Peralatan sinyal dalam
kaitannya dengan layanan angkutan kereta api adalah sistem yang
diharapkan dapat menjamin unsur keselamatan (safety). Keselamatan
dari kecelakaan antar kereta dan kecelakaan diperlintasan. Sinyal
perkeretaapian dibagi kedalam empat jenis sinyal, yaitu (1) Sinyal
Utama, (2) Sinyal Pembantu, (3) Sinyal pelengkap, dan (4) Sinya
khusus. Fungsi masing-masing jenis sinyal tersebut adalah
1. Sinyal utama berfungsi menunjukkan semboyan aman atau tidak
aman kepada masinis kereta api yang mendekati sinyal yang
bersangkutan. Termasuk jenis sinyal utama adalah sinyal masuk,
sinyal masuk berjalan jalur kiri, sinyal keluar, sinyal blok dan sinyal
langsir.
2. Sinyal Pembantu berfungsi menunjukkan semboyan kepada
masinis yang mendekatinya tentang aspek/kedudukan sinyal utama
yang akan dihadapi, kecuali sinyal pengulang yang menunjukkan
semboyan kepada PAP atau kondektur. Termasuk sinyal jenis ini
adalah sinyak muka, sinyal muka berjalan kiri, sinyal pendahulu dan
sinyal pengulang.
3. Sinyal pelangkap berfungsi menunjukkan semboyan pelengkap
pada sinyal utama kepada masinis kereta api yang mendekati
dengan rincian sebagai berikut
a. Sinyak darurat berfungsi memberikan ijin melewati sinyal utama
yang berkedudukan tidak aman,
b. Sinyak penunjuk batas kecepatan berfungsi menunjukkan
angka batas kecepatan maksimum yang diijinkan sampai kereta
api melewati bagian yang dibatasi kecepatannya,
Ringkasan Eksekutif - 29
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
c. Sinyal penunjuk jalur kiri berfungsi memberikan petunjuk tentag
perjalanan keretaapi akan melewatkan jalur kiri.
4. Sinyal khusus berfungsi untuk memberitahukan kepada masinis
untuk menghentikan keretaapi pada lokasi yang diperlukan.
Persyaratan umum sinyal kereta api adalah adalah :
1. Sinyal utama harus mampu menunjukkan indikasi aman atau tidak
aman dengan jelas dalam segala cuaca baik siang hari maupun
malam hari,
2. Aspek/kedudukan sinyal harus dapat dilihat oleh masinis kereta api
pada jarak tampak sebagaimana diatur dalam pasal pemasangan,
Disamping persyaratan tersebut maka terdapat persyaratan khusus
untuk sinyal mekanik dan sinyal elektrik.
7. Standar peralatan telekomunikasi
Peralatan komunikasi dalam kaitannya dengan layanan angkutan
kereta api diharapkan dapat meningkatkan aspek ‘nyaman’ kepada
penumpang. Beberapa standar peralatan komunikasi yang telah ada
adalah sebagai berikut.
Sistem penyiaran umum:
Berfungsi untuk memberi informasi yang jelas kepada pengguna jasa
perihal keberangkatan, kedatangan dan kelambatan kereta api.
Pemasangan system penyiaran umum di lakukan di setiap setasiun,
sedangkan pemasangan load speaker di peron dan ruang tunggu
Ringkasan Eksekutif - 30
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
pengguna jasa serta pemasangan amplifier di ruang PPKA/pengawas
peron.
Beberapa persyaratan:
Amplifier: daya output sesuai kebutuhan; AC 220V, 50Hz;
dilengkapi Ambient Noise Sensor
Mikropon: tipe dynamic; frekuensi 100 – 8000 Hz
Speaker: tipe column, horn, ceiling sesuai kebutuhan; frekuensi
respon 100 – 10.000 Hz
Sistem telepon khusus:
Berfungsi untuk memberi informasi kepada calon pengguna jasa
tentang harga tiket, jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api.
Pemasangan system telepon khusus di lakukan di ruang khusus
(information center) di setiap setasiun besar.
Beberapa persyaratan:
Menggunakan fasilitas telepon PSTN
Nomor khusus mudah diingat
Mudah diakses (sistem group hunting)
Sistem display:
Berfungsi untuk menampilkan informasi yang jelas kepada calon
pengguna jasa kereta api perihal jadwal keberangkatan, kedatangan
dan kelambatan kereta api. Pemasangan system display di lakukan di
peron setasiun dengan memperhatikan estetika, mudah dilihat dan
dibaca.
Beberapa persyaratan:
Alat peraga tipe digital dengan LED/monitor
Ringkasan Eksekutif - 31
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Jelas dilihat dari jarak min.15 meter
Dapat menampilkan nama KA, jadwal keberangkatan &
kedatangan KA, perkiraaan kelambatan KA
Sistem tiket online:
Dipergunakan untuk dukungan sistem pemesanan / pembelian tiket
dan sistem informasi lainnya di setiap stasiun besar yang melayani
naik turun pengguna jasa kereta api.
Beberapa persyaratan:
Dilengkapi server dan database yang handal
Dilengkapi fasilitas workgroup atau domain
Dilengkapi fasilitas hubungan intern dan public switching /
internet
Sistem penunjuk waktu:
Memberikan penunjukan waktu yang sama bagi setiap stasiun,
lokomotif, kantor pengendali operasi kereta api terpusat dan seluruh
kantor jaringan kereta api. Sistem penunjuk waktu terdiri dari Jam
Induk, Jam Induk Regional dan Jam Anak. Pemasangan sistem
penunjuk waktu dilakukan di
Jam Induk Terpusat: di ruang peralatan telekomunikasi di kantor
pusat kereta api
Jam Induk Regional di ruang telekomunikasi tiap Daop dan
Divre
Jam Anak di setiap kantor PK, lokomotif, stasiun, PPKA, ruang
tunggu pengguna jasa
Ringkasan Eksekutif - 32
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Beberapa persyaratan:
Jam Induk Terpusat: tipe digital; jam, menit, detik; ketepatan
waktu 1 detik tiap minggu tanpa perawatan; sistem pengaturan
waktu manual & otomatis; dapat memberhentikan semua Jam
Induk Regional apabila tegangan sinyal turun sampai kurang
dari tegangan yang diizinkan; dilengkapi sistem redundant;
outputnya dapat disambungkan ke jaringan transmisi radio atau
serat optic.
Jam Induk Regional: tipe digital; jam, menit, detik; ketepatan
waktu 1 detik tiap minggu tanpa perawatan; mempunyai fasilitas
untuk dihubungkan dengan Jam Anak; sistem pengaturan waktu
manual & otomatis; dapat disinkronkan dengan Jam Induk Pusat
Jam Anak: tipe digital; jam, menit, detik.
8. Standar peralatan listrik
Instalasi listrik, dipergunakan untuk menggerakkan keretaapi
bertenaga listrik, dan bagi berfungsinya persinyalan listrik dan
peralatan telekomunikasi. Instalasi listrik tersebut terdiri dari (1)
pencatu daya listrik, dan (2) peralatan transmisi. Ketentuan masing-
masing perelatan tersebut adalah sebagai berikut :
Pencatu daya listrik harus disertai dengan peralatan cadangan,
Peralatan transmisi untuk menggerakkan sarana kereta api harus
ditempatkan pada lokasi atau posisi tertentu sehingga tidak
mengganggu atau membahayakan operasi kereta api dan
lingkungan,
Ringkasan Eksekutif - 33
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Pencatu daya listrik dan peralatan transmisi tersebut harus
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagalistrikan
Sistem catu daya untuk mendukung operasi perkeretaapian dapat
diperleh dari tiga jenis sumber energi. Ketiga sumber energi tersebut
adalah (1) catu daya utama yang bersumber dari PLN atau PDL
jaringan atas, (2) catu daya darurat yang bersumber dari batterey, dan
(3) catu daya cadangan yang bersumber dari diesel generator. Fungsi
masing-masing catu daya tersebut adalah :
1. Catu daya utama berfungsi sebagai penyedia daya utama untuk
kebutuhan beban instalasi sinyal dan telekomunikasi,
2. Catu daya darurat berfungsi sebagai catu daya pengganti
sementara, sampai dengan catu daya cadangan berfungsi,
3. Catu daya cadangan berfungsi untuk menggantikan fungsi catu
daya utama ketika mengalami gangguan.
Sistem catu daya perkeretaapian harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Sistem catu daya dapat memenuhi kebutuhan beban instalasi
sinyal telekomunikasi dan penerangan darurat ruang PPKA serta
ruang peralatan sinyal secara terus menerus tanpa terputus,
b. Mempunyai sistem pengisian batere secara otmatik,
c. Catu daya utama dan cadangan harus memenuhi pesyaratan
sebagai berikut :
Setiap saluran masuk harus dilengkapi dengan penangkal
petir, pemutus arus, trafo isolasi dan stabiliser tegangan,
Ringkasan Eksekutif - 34
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Peralatan stabilizer tegangan tersebut harus dapat bekerja
pada tegangan 220/380 Volt denga frekuensi 50 Hz,
Harus mempunyai kemampuan paling rendah 1,25 x beban
maksimum normal instalasi sinyal dan telekomunikasi berikut
sistem pengisian baterray,
Harus mampu bekerja selama 24 jam dengan beban 80 % dari
kemampuannya.
d. Catu daya darurat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
Jenis batteray NiCd atau dari jenis sealed lead acid yang
bebas pemeliharaan,
Dapat di rechargeable,
Batere harus dari tipe yang dapat diisi ulang dan mudah
diperoleh di pasaran,
Harus mampu bekerja sebagai catu daya pengganti sementara
selama minimum 3 jam pada operasi normal dengan seluruh
peralatan persinyalan dan telekomunikasi serta penerangan
darurat ruang PPKA dan ruang peralatan sinyal.
IV. ANALISIS STANDAR PELAYANAN KERETA API
Berdasarkan analisis terhadap peraturan-peraturan yang terkait, maka
ditetapkan beberapa parameter kinerja pelayanan yang akan dianalisis
secara kualitatif hubungannya dengan parameter standar teknis.
Identifikasi terhadap intensitas hubungan tersebut maka akan
disarankan parameter-parameter yang harus dimuat dalam proses
standarisasi. Beberapa parameter yang akan digunakan untuk diambil
dari Pasal 3 UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkerataapian. Dalam
pasal 3 tersebut dinatakan “
Ringkasan Eksekutif - 35
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Perkeretaapian diselenggarakan dengan tujuan untuk
memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara
massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar,
tepat, tertib dan teratur, efisien, serta menunjang
pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan
penggerak pembangunan nasional.
Berdasarkan pasal tersebut maka dalam analisis ini parameter standar
pelayanan kereta api akan dianalisis secara kualitatif pengaruh
terhadap Keselamatan, Keamanan, Kenyamanan, dan Kelancaran.
Selanjutnya tidak semua sarana dan prasarana perkeretaapian yang
menjadi lingkup studi ini mempunyai pengaruh langsung terhadap
pengguna kereta api yang berupa penumpang dan barang. Terdapat
beberapa prasarana pelayanan yang tidak berpengaruh langsung
terhadap penggunan kereta api. Tingkatan pengaruh ini dapat
digunakan untuk menyusun prioritas penyusunan standar pelayanan.
Pengaruh masing-masing sarana dan prasarana kereta api tersebut
disajikan dalam Gambar 4.
Ringkasan Eksekutif - 36
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Gambar 4.Tingkatan Pengaruh Sarana Prasarana Dengan Pengguna Kereta Api
Berdasarkan gambar diatas, maka yang berpengaruh langsung
terhadap pelayanan penumpang dan barang adalah Stasiun KA dan
Sarana Pengangkut (kereta). Sementara sarana dan prasaraa lainnya
seperti jalur kereta api, sarana penggerak dan fasiliras operasi sarana
KA tidak langsung berhubungan dengan pelanggan kereta api.
Konsekuensi dari hal ini maka stasiun KA dan sarana pengangkut
merupakan prioritas standar yang harus disusun.
1. Analisis Standar Pelayanan Kereta Penumpang
Berdasarkan Pasal 137 UU No. 23 Tahun 2007 tentang
Perkerataapian, pelayanan angkutan orang harus memenuhi standar
pelayanan minimum. Standar pelayanan minimum sebagaimana
Ringkasan Eksekutif - 37
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
dimaksud meliputi pelayanan di stasiun keberangkatan, dalam
perjalanan, dan di stasiun tujuan.
Berdasarkan analisis terhadap UU No. 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian dan PP No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian serta beberapa Keputusan Menteri Perhubungan dan
Keputusan Direksi PT KAI, maka ditetapkan beberapa parameter
sebagai berikut.
Berdasarkan telaah terhadap beberapa peraturan yang ada, maka
teridentifikasi 7 parameter pelayanan pelayanan sebelum
keberangkatan menghasilkan, 28 parameter pelayanan selama
perjalanan, dan 9 parameter setelah sampai di tasiun tujuan.
Parameter pelayanan KA sebelum berangkat adalah (1) Informasi
Tentang Jadwal Dan Tarif Tiket, (2) Ketepatan Jadwal Keberangkatan,
(3) Pemberitahuan Pembatalan, (4) Penggantian Biaya Tiket Akibat
Pembatalan, (5) Pengembalian Tiket, (6) Penyediaan KA Lain atau
Moda Transportasui lain dan (7) Pemberian Ganti Rugi Tiket.
Parameter pelayanan KA selama perjalanan kereta api dikelompokkan
dalam 5 kelompok parameter. Kelima Kelompok parameter tersebut
adalah (1) Tingkat keselamatan, 3 parameter, (2) Kenyamanan, 10
parameter, (3) Kemudahan, 6 parameter, (4) Keamanan, 7 parameter,
danm (5) Kelancaran, 2 parameter.
Pameter pelayanan KA setelah tiba di tujuan dikelompokkan ke dalam
3 kelompok parameter. Ketiga parameter tersebut adalah (1)
Ringkasan Eksekutif - 38
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Pelayanan Informasi, 5 parameter, (2) Penanganan Barang Bawaan, 3
parameter dan (3) Pelayanan Pengaduan, 1 parameter.
Tabel. 2Analisis Standar/Peraturan Yang Ada, Jenis Pelayaan dan
Rekomendasi Bentuk Dokumen Standar Pelayanan Kereta
Penumpang
NO. PAMATERER
SAAT INI JENIS REKOMEN-DASI
SNI KM KAI REKAYASA
KINERJA
SNI SPM
1 SEBELUM KEBERANGKATANa. Informasi Tentang Jadwal Dan Tarif Tiket ● ●
b. Ketepatan Jadwal Keberangkatan ● ●
c. Pemberitahuan Pembatalan ● ●
d Penggantian Biaya Tiket Akibat Pembatalan ● ●
e. Pengembalian Tiket ● ●
f. Penyediaan KA Lain atau Moda Transportasui lain ● ●
g. Pemberian Ganti Rugi Tiket ● ●
2 SELAMA PERJALANAN KERETA APIa. Tingkat Keselamatan
- Persyaratan Keamanan ● ●
- Fasilitas Keselamatan ● ●
- Penanganan kondisi darurat ● ●
b. Kenyamanan
- Kapasitas Tempat Duduk Maksimum ● ● ●
- Jenis Tempat Duduk ● ● ●
- Suhu dan Kelembaban ruangan ● ● ●
- Toilet ● ● ●
- Lampu Penerangan ● ● ●
- Sistem Tata Udara ● ● ●
- Restorasi ● ● ●
- Air ● ● ●
- Rak bagasi ● ● ●
- Tingkat Kebisingan maksimum ● ●
c. Kemudahan
- Pintu Masuk ● ● ●
- Jendela ● ● ●
Ringkasan Eksekutif - 39
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
NO. PAMATERER
SAAT INI JENIS REKOMEN-DASI
SNI KM KAI REKAYASA
KINERJA
SNI SPM
- Gang Antar Baris Kursi ● ●
- Akses Pintu Untuk Orang Lemah atau Cacat ● ●
- Ruang Untuk Kursi Roda ● ●
- Akes Orang lemah atau Cacat ke Toilet ● ●
d. Keamanan- Standar Pengamanan Selama Dalam Perjalanan ● ●
- Penampatan Bagasi/Barang Bawaan ● ●
- Standar Kekuatan Kaca Terhadap TumbukanBenda Keras
● ●
- Standar Alram Kebakaran ● ●
- Locker Penitipan Barang Berharga ● ●
- Jumlah Petugas Keamanan ● ●
- Nomor Kontak Pos Keamanan di Kereta ● ●
e. Kelancaran- Toleransi Keterlambatan Maksimum ● ● ●
- Kompensasi keterlambatan ● ●
3 PELAYANAN SETELAH TIBA DI TUJUANa. Pelayanan Informasi
- Stasiun Tujuan ● ●
- Pengecekan Tujuan Penumpang ● ●
- Lama berhenti ● ●
- Kuli dan Tarifnya ● ●
- Sirkulasi Keluar Masuk Penumpang ● ●
b. Penanganan Barang Bawaan
- Ketersediaan Kuli Resmi ● ●
- Penanganan Barang Tertinggal di Kereta ● ●
- Pengambilan Barang di Locker Kereta ● ●
c. Pelayanan Pengaduan- Nomor Kontak Pengaduan Pelayanan ● ●
Sumber : hasil analisis, 2009
Paremeter-paremater tersebut selanjutnya diihat apakah sudah
tercantum dalam peraturan standar pelayanan yang ada dan jenis
parameternya.Apabila standar tersebut belum ada maka
direkomendasikan untuk dibuat standarnya. Selanjutnya berdasarkan
Ringkasan Eksekutif - 40
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
jenis paremeternya, maka direkomendasikan bentuk standar
pelayanannya. Apabila bentuk parameternya adalah rekayasa arau
keteknikan maka direkomendasikan disusun Standar Sasional
Indonesia (SNI), sementara apabila standar berupa kinerja atau
keberadaan fasilatas maka direkomendasikan pelayanan tersebut
dimuat dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Berdasarkan Tabel 2 dapat dililhat bahwa standar pelayanan yang ada
saat ini lebih mengarah pada parameter-parameter pelayanan selama
dalam perjalanan. Sementara pelayanan sebelum keberangkatan dan
setelah tiba di stasiun tujuan kurang diatur standar pelayanannya.
Selanjutnya apabila dilihat dari jenis standar yang sesuai, maka
sebagian besar direkomendasikan berbentuk standar pelayanan
minimum (SPM).
Selanjutnya apabila dilihat dari kelas pelayanan penumpang, maka
perbedaan antara pelayanan kereta ekonomi, bisnis dan eksekutif
terletak pada pelayanan selama perjalanan, khususnya pada kelompok
fasilitas kenyamanan dan kelancaran perjalanan kereta api. Beberapa
parameter pembeda pelayanan kereta api pada berbagai klas tersebut
disajikan dalam Tabel 3.
Ringkasan Eksekutif - 41
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Tabel 3.Perbedaan Pelayanan Kereta Api Pada Berbagai Kelas Pelayanan
No Fasilitas Kelas Pelayanan Kereta Api
Eksekutif Bisnis Ekonomi
1 Kursi Reclining,
revolving,
sandaran kepala,
lengan & kaki
Revolving Non Reclining
dan Non
Revolving
2 Sirkulasi udara Pendingin udara Kipas angin -
3 Hiburan TV Video - -
4 Catu daya 220 V - -
5 Makan minum Restorasi, kereta
dorong
Kereta dorong -
6 Lampu baca Intensitas cukup - -
7 Toilet Bersih, air cukup Bersih, air
cukup
Bersih, air
cukup
8 Tambahan Selimut, bantal - -Sumber : diolah dari berbagai sumber
2. Analisis Standar Pelayanan Kereta Barang
Spesifikasi Kereta Bagasi yang diuat oleh PT KAI menggunakan 13
parameter yang hampir mirip dengan pamater kereta penumpang.Ke-
13 parameter tersebut adalah (1) Badan Kereta, (2) Pintu, (3) Ventilasi
Udara, (4) Isolasi Suara dan Panas, (5) Lantai dan Penutup Lantai, (6)
Badan Kereta Bagian Dalam, (7) Perlengkapa Badan Bagian Luar, (8)
Sistem Kelistrikan, (9) Fasilitas Keselamatan, (10) Alat Perangkai, (11)
Ringkasan Eksekutif - 42
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Bogie, (12) Sistem Pengereman dan (13) Pengecetan dan Penandaan,
Pengamanan Komponen dan Tanda Samping. Sementara Spesifikasi
Gerbong PPCW hanya 6 parameter, yaitu (1) Rangka dasar, (2) Alat
Perangkai, (3) Sistem Pengereman, (4) Bogie, (5) Peralatan Pengunci
Tangki Standar ISO, dan (6) Pengecatan dan Penandaan.
Studi yang dilaksanakan oleh Pusat Kajian Strategis Pelayanan Jasa
Perhubungan (PKSPJP), Sekretariat Jenderal Departemen
Perhubungan dan hasil observasi merelkomenmdasikan beberapa
parameter yang dimasukkan dalam standar pelayanan pelayanan
kereta barang yaitu :
1. Pengaktifan kembali jembatan timbang yang sudah rusak dan tidak
berfungsi untuk angkutan barang dengan gerbong.
2. Perlunya dibuat Keputusan Menteri Perhubungan tentang
Standarisasi Pelayanan Jasa Angkutan Kereta Api Barang yang
isinya mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Standar sebelum keberangkatan meliputi : kelengkapan
administrasi, bongkar muat barang, tempat tunggu barang,
sistem informasi.
b. Standar keberangkatan (operasi) meliputi : standar kecepatan,
standar ketepatan waktu, standar keselamatan, kehilangan,
standar kerusakan barang, standar kapasitas gerbong, standar
fasilitas darurat, standar gangguan perjalanan.
c. Standar kedatangan yang meliputi : standar bongkar barang,
standar fasilitas tempat barang, dan standar sarana angkutan.
3. Perlu dibuat standar keamanan dan keselamatan angkutan barang
untuk menjamin kelancaran pengangkutan barang dan
Ringkasan Eksekutif - 43
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
meminimalisasi dampak angkutan barang terhadap sepanjang jalan
yang dilalui kereta api,
4. Standar pintu gerbong dan peralatan pendukung untuk
mempermudah bongkar muat barang.
5. Standar sistem alram kebakaran untuk kemudahan pencegahan
kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran.
Pelayanan kereta barang juga akan melihat pelayanan sebelum
keberangkatan, selama perjalanan dan setelah tia di stasiun tujuan.
Berdasarkan telaah terhadap beberapa regulasi terkait, maka
diidentifikasi 33 parameter pelayanan kereta barang. Ke 33 parameter
tersebut terbagi kadalam 10 parameter pelayanan sebelum
keberangkatan, 19 paremeter parameter pelayanan selama perjalanan,
dan 5 parameter pelayanan setelah tiba di stasiun tujuan.
Paremeter-paremater tersebut selanjutnya dilihat apakah sudah
tercantum dalam peraturan standar pelayanan yang ada dan jenis
parameternya. Hasil analisis rekoemnadasi parameter dan bentuk
standarnya disajikan alam Tabel 4.
Ringkasan Eksekutif - 44
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Tabel 4.Analisis Standar/Peraturan Yang Ada, Jenis Pelayaan dan
Rekomendasi Bentuk Dokumen Standar Pelayanan Kereta Barang
NO PAMATERER
SAAT INI JENIS REKOMEN-DASI
SNI KM KAI REKA-YASA
KINERJA
SNI SPM
1 SEBELUM KEBERANGKATANa. Informasi Tentang Jadwal Dan Tarif Angkutan ● ●
b. Ketepatan Jadwal Keberangkatan ● ●
c. Pemberitahuan Pembatalan ● ●
d Penimbangan Barang ● ●
e. Pelayanan Surat Angkutan Barang ● ●
f. Pengecekan Kesesuaian Barang ● ●
g. Penyediaan KA Lain atau Moda Transportasi Lain ● ●
h. Penyimpanan Barang Sementara ● ●
i. Pemuatandan Penyusunan barang Barang ● ●
j.Pelayanan Pelaporan Pembatalan PengirimanBarang
● ●
2 SELAMA PERJALANAN KERETA APIa. Tingkat Keselamatan
- Standar Keselamatan Barang Yang Diangkut ● ●
- Fasilitas Keselamatan ● ●
- Persyaratan Keselamatan Barang B3 ● ●
- Penandaan Barang B3 ● ●
- Kualifikasi Petugas Barang B3 ● ●
b. Keamanan- Standar Pengamanan Barang SelamaPerjalanan
● ●
- Standar Kerusakan dan Kehilangan Barang ● ●
- Standar Penanganan Gangguan Di Perjalanan ● ●
- Standar Alram Kebakaran ● ●
- Standar Fasilitas Darurat ● ●
c. Kelancaran- Toleransi Keterlambatan Maksimum ● ● ●
- Kompensasi keterlambatan ● ●
- Alih Kereta atau Moda Lain Bila TerjadiGangguan
● ●
d. Gerbong- Rangka Dasar ● ● ●
Ringkasan Eksekutif - 45
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
NO PAMATERER
SAAT INI JENIS REKOMEN-DASI
SNI KM KAI REKA-YASA
KINERJA
SNI SPM
- Desain Bogie ● ● ●
- Perangkat roda ● ● ●
- Peralatan Rem ● ● ●
- Badan Gerbong ● ● ●
- Peralatan Pengunci ● ● ●
3 PELAYANAN SETELAH TIBA DI TUJUANa. Pembongkaran Barang ● ●
b. Penyimpanan Sementara ● ●
c. Pemberitahuan Kedatangan Barang ● ●
d. Pelayanan Pengambilan Barang ● ●
e. Keterlambatan Pengambilan Barang ● ●
Sumber : hasil analisis , 2009
Berdasarkan Tabel 4. terlihat bahwa peraturan/standar pelayanan
kereta barang yang ada baru sampai pada spesifikasi teknis kereta
barang. Sementara parameter-parameter pelayanan lainnya belum
diatur. Oleh karena itu penyusunan standar pelayanan untuk kereta
barang ini akan difokuskan pada pelayanan sebelum berangkat, pada
saat berangkat dan setelah tiba di stasiun tujuan.
Selanjutnya khusus pelayanan gerbong datar untuk pengangkutan
maka standar yang akan disusun terkait dengan dimensi peti kemas
atau tangki ISO yangdapat diangkut, waktu bongkar muat dan
kecepatan kereta.
3. Analisis Standar Pelayanan Stasiun Kereta Api
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2007 Pasal 54 disebutkan bahwa
Stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang dilengkapi
Ringkasan Eksekutif - 46
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
dengan fasilitas (1) keselamatan, (2) keamanan, (3) kenyamanan, (4)
naik turun penumpang, (5) penyandang cacat; (6) kesehatan, dan (7)
fasilitas umum.
PT KAI (1999) telah menyusun standar operasi pelayanan di stasiun.
Standar operasi pelayanan di tasiun tersebut dituangkan dalam
Keputusan Direksi PT KAI Nomor LL006/VIII/7/KA-99. Menurut PT KAI
(1999), pelayanan-pelayanan bagi penumpang KA di stasiun dapat
dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu (1) pelayanan pada fasilitas
utama, dan (2) pelayanan pada fasilitas pendukung. Selanjutnya
dengan menggabungkan UU No. 23 Tahun 2007 dan Keputusan
Direktur PT KAI Nomor LL006/VIII/7/KA-99, maka dalam studi ini
fasilitas satasiun dibagi menjadi tiga kategori, yaitu (1) fasilitas
pokok/utama, (2) fasilitas penunjang, dan (3) fasilitas khusus.
Tabel 5Analisis Standar/Peraturan Yang Ada, Jenis Pelayaan dan
Rekomendasi Bentuk Dokumen Standar Pelayanan Stasiun Kereta Api
NO. PAMATERERSAAT INI JENIS REKOMEN-
DASISNI KM KAI REKA-
YASAKINER-
JASNI SPM
1 FASILITAS POKOK ● ●
a. Parkir Kendaraan ● ●
b. Pelayanan Kuli Angkut ● ●
c. Papan Informasi Berisi Jadwal dan Tarif KA ● ●
d. Loket Tiket
- Pembelian Tiket Hari itu ● ●
- Reservasi Tiket
e. Pelayanan Pintu Peron ● ●
Ringkasan Eksekutif - 47
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
f. Papan Petunjuk
- Informasi Umum Stasiun ● ●
- Informasi di dalam Hall Stasiun ● ●
- Informasi di Emplasement ● ●
- Denah Stasiun dan Jalur Evakuasi ● ●
g. Meeting Point ● ●
h. Informasi Kereta, Gerbong dan Tempat Duduk ● ●
i. Counter Informasi ●
2 FASILITAS PENUNJANGa. Fasilitas Telepon Umum dan Internet ● ●
b. Kursi Tunggu ● ●
c. Toilet ● ●
d. Musholla ● ●
e. Kios ● ●
f. Ruang Kepala Stasiun ● ●
g. Ruang PPKA ● ●
h. Pos Keamanan ● ●
i. Ruang Ibu Menyusui ● ●
j. Fasilitas Akses Penyandang Cacat ● ●
k. Klinik Kesehatan ● ●
3 FASILTAS KHUSUSa. Ruang Tunggu Penumpang ● ●
- Ruang Tunggu Penumpang Biasa ● ●
- Ruang Tunggu Penumpang Eksekutif ● ●
b. Bongkar Muat Barang ● ●
c. Pergudangan ● ●
d. Penitipan Barang ● ●
Sumber : hasil analisis, 2009
Dari Tabel 5 diatas, fasilitas penyandang cacat di stasiun yang
diarahkan untuk memberikan kemudahan (aksesebiliti) penumpang
yang mengalami gangguan fisik (disability) belum diatur dalam
peraturan atau santar. Fasilitastersebut dapat berupa fasilitas kereta
dorong dan disediakan ramp access pada semua peron. Hal yang
sama juga seharusnya disediakan juga untuk akses ke fasilitas umum
seperti toilet dan telepon umum serta marka atau petunjuk di stasiun
juga disesuaikan juga untuk penyandang cacat.
Ringkasan Eksekutif - 48
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Berdasarkan tabel yang sama, dapat diketahui bahwa fasilitas
kesehatan ini yang harus ada di stasiun, bertdasrkan amanah UU No.
23 Tahun 2007. Pada kenyataan fasilitas ini jarang dijumpai di stasiun-
stasiun dan tidak termasuk yang dimasukkan dalam standar pelayanan
stasiun yang disusun oleh PT KAI. Dalam rangka melaksanakan
amanah konstitusi dalam bidang perekeretaapian maka disarankan
untuk dimasukkan standar fasilitas kesehatan di stasiun dalam rangka
peningkatan pelayanan stasiun
Disamping itu berdasarkan pengamatan di lapangan, kelancaran
pelayanan stasiun dan kemudahan untuk mencapai fasilitas yang
disediakan sangat ditentukan oleh desian tata letak stasiun. Desain
tata letak stasiun yang efisien terutama diperlukaan saat pelayanan
pada jam-jam sibuk atau pelayanan pada hari-hari sibuk (biasanya
menjelang dan sesudah perayaan agama seperti lebaran, natal dan
tahun baru). Oleh karena itu perlu ditetapkan standar tata letak stasiun
dan standar-standar perencanaan fasilitas stasiun. Disamping itu tata
letak tersebut perlu diinformasikan ke penumpang kereta api dalam
rangka memudahkan pencapaian fasilitas tersebut dan mendukung
penanganan kedaruratan di stasiun.
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2007 Pasal 56, stasiun kereta api
dikelompokkan tiga kelompok. Ketige kelompok tersebut adalah kelas
besar, kelas sedang dan kelas kecil. Pengelompokan kelas stasiun kereta
api didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut, yaitu (1) fasilitas
operasi; (2) frekuensi lalu lintas; (3) jumlah penumpang; (4) jumlah
barang; (5) jumlah jalur; dan (6) fasilitas penunjang.
Ringkasan Eksekutif - 49
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Padri Aksan (2009) mengusulkan kriteria pengelompokkan Stasiun ke
dalam Stasiun Besar, Sedang dan Kecil. Kriteria yang digunakan
menggunakan junlah jalur kereta, luas bangunan, luas area parkir,
penyimpanan lokomotif dan tempat bongkar muat. Hasil
pengelompokkan stasiun berdasarkan kriteria-kriteria tersebut disajikan
dalam Tabel 6.
Tabel 6.Pengelompokan stasiun Besar, Sedang, Kecil
Kriteria Kelas StasiunStasiunBesar
StasiunSedang
StasiunKecil
1 Jumlah jalur Lebih dari6
3 - 6 1 - 2
2 Luas bangunan > 2000 m2 1000 – 2000m2
< 1000 m2
3 Luas area parkir > 2000 m2 1000 – 2000m2
< 100 m2
4 Penyimpananlokomotif
ada Tidak ada Tidak ada
5 Tempat bongkarmuat barang
ada ada Tidak ada
Sumber : Padri Aksan (2009)
4. Analisis Standar Peralatan Pendukung Operasi Kereta
Peralatan fasilitas operasional kereta api berpengaruh terhadap
kelancaran dan keselamatan opersi kereta api. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 69 Tahun 1998, terdapat beberapa persyaratan
yang peralatan dalam menggunakan atau menempatkan peralatan
tersebut. Persyarataan tersebut adalah :
a. mempunyai tingkat keamanan tinggi;
Ringkasan Eksekutif - 50
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
b. berkeandalan tinggi dan didukung dengan peralatan cadangan;
c. tidak saling mengganggu dengan peralatan listrik lainnya baik di
jalur dan/atau stasiun maupun di sarana kereta api dan mempunyai
alat pendeteksi kesalahan/ kegagalan.
Di dalam standar pelayanan fasilitas opersional terdapat dua macam
fasilitas peralatan yang harus disiapkan cadangan sumber energinya
yaitu peralatan persinyalan dan ruang/fasilitas Pengatur Perjalanan KA
(PPKA). Kedua fasilitas inilah yang dianggap berpengaruh besar
terhadap pergerakan kereta. Oleh karena itu direkomendasikan untuk
menyusun standar :
1. Standar Peralatan Persinyalan khususnya terkait dengan
kerterandalan, keamanan, sistem cadangan (backup system) dan
pemeliharaan dan pengawasan terhadap peralatan tersebut,
2. Standar peralatan komunikasi pendukung PPKA dan backup sistem
untuk mendukung peralatan komunikasi,
3. Dalam rangka mengantisipasi perkembangan teknologi, maka
disarankan untuk memasang peralatan monitoring berbasis satelit
(Global Positioning System) dan pengembangan sistem monitoring
berbasis web. Peralatan monitoring ini akan membantu untuk
menitoring aset, status perjalanan dan komunikasi berbasis teks.
Analisis bentuk standar peralatan pendukung operasional kerata api
yang berupa peralatan listrik, peralatan sinyal dan peralatan
komunikasi disajikan dalam Tabel 7. Berdasarkan analisis tersebut
maka perlu dilakukan beberapa 3 SNI terkait dengan peralatan
pendukung operasional. Ke-3 SNI tersebut adalah (1) SNI Pencantu
Daya, (2) SNI Peralatan Sinyal dan (3) SNI Peralatan Komunikasi.
Ringkasan Eksekutif - 51
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Tabel 7.Analisis Bentuk Standar Peralatan Pendukung Operasional Kereta Api
NO. PAMATERERSAAT INI JENIS REKOMEN-
DASISNI KM KAI REKA-
YASAKINER-
JASNI SPM
1. PERALATAN LISTRIKPencatu Daya Listrik Utama
Pencatu Daya Listrik Darurat
Pencantu Daya Listrik Cadangan
2. PERALALATAN SINYALSinyal Utama
Sinyal Pembantu
Sinyal Pelengkap
Sinyal Khusus
3. PERALATAN KOMUNIKASISistem Penyiaran Umum
Sistem Telepon Khusus
Sistem Display
Tiket Online
GPS
Sumber : hasil analisis
V. RANCANGAN STANDAR PELAYANAN KERETA API
Berdasarkan hasil analisis tentang pelayanan kereta api, maka disusun
pokok-pokok rancangan standar pelayanan di bidang perkeretaapian.
Standar pelayanan tersebut akan mencakup 10 jenis pelayanan
perkeretaapian. Pokok-pokok rancangan standar tersebut akan
dijabarkan dalam Naskah Akademis Rancangan Standar Nasional
Indonesia (RSNI), yang akan disajikan dalam dokumen atau buku
terpisah dari laporan ini. Kesepuluh jenis pelayanan perkeretaapian
tersebut adalah :a. standar pelayanan kereta penumpang bisnis;
a. standar pelayanan kereta penumpang eksekutif;
Ringkasan Eksekutif - 52
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
b. standar pelayanan kereta penumpang Kereta Rel Diesel (KRD);
c. standar gerbong datar 4 (empat) gandar PPCW untuk peti kemas;
d. standar fasilitas pokok dan penunjang stasiun besar
e. standar fasilitas pokok dan penunjang stasiun sedang
f. standar fasilitas pokok dan penunjang stasiun kecil
g. standar peralatan sinyal;
h. standar peralatan telekomunikasi;
i. standar peralatan listrik.
Disamping itu untuk menjaga layanan penumpang kereta api pada
tingkat yang diinginkan, maka di badan yang berwenang mengatur
pelayanan perkeretaapian, dalam hal ini Departemen Perhubungan
ataupun Pemerintah Daerah, dapat menerbitkan suatu “Piagam
Layanan Penumpang Kereta Api” sebagai referensi bagi setiap
perusahaan yang melakukan layanan angkutan penumpang dengan
kereta api.
Piagam Layanan Penumpang Kereta Api memuat beberapa
aspek/kriteria dasar yang dapat digunakan untuk menilai kinerja
layanan. Di negara-negara maju diawali Piagam Layanan Penumpang
Kereta Api disebut sebagai Passenger Charter. Sebagai contoh UIC
(Union International des Chemins de Fer) mengeluarkan “ Charter on
Rail Passenger Services” untuk diimplementasikan oleh para
anggotanya.
Berikut disajikan pokok-pokok naskah akademis Rancangan Standar nasional
Indonesia tentang Pelayanan Kereta Api dan Pokok-Pokok Muatan Piagam
Layanan Penumpang Kereta api.
Ringkasan Eksekutif - 53
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
1. Pokok-Pokok Muatan Piagam Layanan Penumpang KA
No. Parameter/Standar Nilai1 Pernyataan operator
tentang komitmennya
kepada penumpang
Piagam ini adalah komitmen
sukarela dari operator dan
dirancang untuk meningkatkan
kualitas layanan dengan cara
memenuhi kebutuhan penumpang.
Operator akan berusaha keras
untuk memenuhi harapan
penumpang sebagaimana
tercantum dalam piagam ini
2 Keselamatan dan
keamanan penumpang
Keselamatan penumpang dan
pegawai kereta pai meruplkan
prioritas utama.
Operator akan berusaha sekuat
mungkin untuk menjamin
keselamatan dalam operasi kereta
api.
Operator akan berusaha sekuat
mungkin menjamin keamanan
penumpang dengan bekerjasama
dengan pihak berwenang untuk
menjamin keamanan penumpang
3 Informasi untuk
penumpang
Informasi untuk penumpang akan
akurat dan relevan. Infomrasi
tersebut akan disediakan dalam
Ringkasan Eksekutif - 54
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
berbagai bentuk untuk memenuhi
kebutuhan penumpang.
Informasi jadwal kereta, harga
karcis dll akan disediakan
secara tercetak, via telepon, via
internet, atau meja informasi
Setiap stasiun akan memasang
papan nama secara jelas.
Informasi akan disediakan di
setiap stasiun
4 Keandalan dan
ketepatan waktu
Jadwal akan dipenuhi.
Apabila terdapat factor eksternal
yang menyebabkan jadwal tidak
dapat dipenuhi, maka operator
akan berusaha sekuat mungkin
untuk meminimalkannya
5 Kondisi dan kebersihan
fasilitas dan sarana
kereta api
Operator akan berusaha keras
menjaga kebersihan di stasiun dan
kereta.
Bila terdapat kerusakan, maka
perbaikan akan dilakukan
secepatnya.
2. Pokok-Pokok Muatan Standar Pelayanan Penumpang KA KelasBisnis
a. Sebelum keberangkatan dengan standar pelayanan sebagai
berikut :
Ringkasan Eksekutif - 55
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Parameter StandarInformasi jadwal kereta Informasi disediakan melalui media
berikut:
Papan pengumuman / monitor
secara real time
Website
Operator telepon
Bentuk tercetak (brosur/ leaflet)
Informasi tarif kereta
Informasi potongan tarif /
discount
Informasi bawaan yang
diijinkan
Informasi penundaan jadwal Informasi disediakan melalui media
berikut:
Website
Operator telepon
Informasi gangguan di lintas
Pemesanan karcis Pemesanan dapat melalui:
Loket penjualan
Pembayaran dapat melalui:
Tunai
Kartu kredit/kartu debit/dompet
elektronik
Penggantian karcis Lebih dari 3 hari sebelum
keberangkatan, diganti 100%
dipotong biaya administrasi
24 jam - 3 hari sebelum
keberangkatan dikembalikan 75%
6 jam – 24 jam sebelum
keberangkatan dikembalikan 50%
Kurang dari 6 jam tidak
dikembalikan
Ringkasan Eksekutif - 56
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Bantuan menunjukkan nomor
kereta
Berupa awak kereta
Bantuan keperluan khusus Berupa awak kereta
b. Selama Perjalanan dengan sntandar pelayanan dengan standar
pelayanan sebagai berikut :
Parameter StandarWaktu keberangkatan Sesuai jadwal + 20 menit, - 0 menit
Waktu kedatangan Sesuai jadwal + 20 menit, - 5 menit
Informasi stasiun perhentian
berikut
Pengumuman disampaikan melalui
Pengeras suara/system audio
keretaInformasi perkiraan waktu tiba
di stasiun berikut
Informasi kondisi di tempat
tujuan
Informasi kejadian khusus
disepanjang perjalanan
Petugas keamanan Berupa awak kereta/petugas
keamanan
Akses tebatas ke atas kereta Pedagang tidak boleh naik ke atas
kereta
Kenyamanan tempat duduk Sandaran kepala
Kenyamanan penyejuk udara Kipas angin
Kenyamanan makan minum Tersedia layanan restorasi
Kenyamanan toilet Tersedia toilet 2 buah setiap
gerbong, kloset, wastafel, selang
air, air tersedia selama perjalanan
Ringkasan Eksekutif - 57
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Petugas kebersihan Berupa awak kereta/petugas
kebersihan
Kondisi kebersihan Kebersihan selalu terjaga, tidak
ada kotoran
c. Setelah tiba di stasiun tujuan dengan standar pelayanan sebagai
berikut :
Parameter StandarInformasi Pengurusan bawaan Informasi disediakan melalui:
Meja layanan pelangganInformasi kereta untuk tujuan
lanjutan
Kehilangan barang bawaan Layanan diberikan melalui:
Meja lost and found
Troli barang bawaan Berupa troli gratis
Kuli panggul resmi barang bawaan Berupa kuli berseragam dengan
upah terstandar per koli
Layanan pelanggan pengaduan Informasi disediakan melalui:
Meja layanan pelanggan
3. Pokok-Pokok Muatan Standar Pelayanan KA Penumpang EksekutifStandar pelayanan sebelum penumpang naik dan setelah sapai di stasiun
tujuan sama dengan standar pelayanan kereta api penumpang kelas bisnis.
Sementara standar pelayanan selama dalam perjalan kereta adalah sebagai
berikut :
Ringkasan Eksekutif - 58
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Parameter StandarWaktu keberangkatan Sesuai jadwal + 15 menit, - 0 menit
Waktu kedatangan Sesuai jadwal + 15 menit, - 5 menit
Informasi stasiun perhentian
berikut
Pengumuman disampaikan melalui
Pengeras suara/system audio
kereta
Layar monitor TV
Informasi perkiraan waktu tiba
di stasiun berikut
Informasi kondisi di tempat
tujuan
Informasi kejadian khusus
disepanjang perjalanan
Petugas keamanan Berupa awak kereta/petugas
keamanan
Akses tebatas ke atas kereta Pedagang tidak boleh naik ke atas
kereta
Kenyamanan tempat duduk Reclining, revolving, sandaran
kepala, sandaran kaki
Kenyamanan penyejuk udara AC di set pada 23 derajat celcius
Kenyamanan hiburan TV/ video
Kenyamanan stop kontak Tersedia 220V
Kenyamanan makan minum Tersedia layanan restorasi
Kenyamanan lampu baca Tersedia untuk setiap kursi
Kenyamanan toilet Tersedia toilet 2 buah setiap
gerbong, kloset, wastafel, selang
air, air tersedia selama perjalanan
Kenyamanan selimut/bantal Tersedia untuk setiap kursi
Ringkasan Eksekutif - 59
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Petugas kebersihan Berupa awak kereta/petugas
kebersihan
Kondisi kebersihan Kebersihan selalu terjaga, tidak
ada kotoran
4. Pokok-Pokok Muatan Standar Pelayanan KA Penumpang KRDStandar pelayanan sebelum penumpang naik dan setelah sapai di stasiun
tujuan sama dengan standar pelayanan kereta api penumpang kelas bisnis.
Sementara standar pelayanan selama dalam perjalan kereta adalah sebagai
berikut :
Parameter StandarWaktu keberangkatan Sesuai jadwal + 10 menit, - 0 menit
Waktu kedatangan Sesuai jadwal + 10 menit, - 5 menit
Informasi stasiun perhentian
berikut
Pengumuman disampaikan melalui
Pengeras suara/system audio
keretaInformasi kejadian khusus
disepanjang perjalanan
Akses tebatas ke atas kereta Pedagang tidak boleh naik ke atas
kereta
Kenyamanan penyejuk udara Kipas angin
Petugas kebersihan Berupa petugas kebersihan
Kondisi kebersihan Kebersihan selalu terjaga, tidak
ada kotoran
Ringkasan Eksekutif - 60
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
5. Pokok-Pokok Muatan Standar Pelayanan KA Gerbong Datar
Parameter StandarA Jenis peti kemas yang
harus dapat diangkut
Peti kemas, ISO Tank
B Dimensi peti kemas
yang harus dapat
diangkut
20 ft, 40 ft
C Waktu bongkar muat Waktu muat: maksimal 10 menit
Waktu bongkar maksimal 10 menit
D Penjejak (Tracking) Gerbong PPCW harus dapat di
ketahui posisinya setiap saat.
Dilengkapi dengan peralatan GPS
dengan akurasi sekurang-kurangnya
100 meter
E Kemanan pada
kecepatan tempuh
Gerbong bersama peti kemas/ISO
Tank yang diangkut harus aman
untuk berjalan dengan kecepatan
hingga 100 km/jam.
F Ketepatan waktu Sesuai waktu yang direncanakan +
10 %
Ringkasan Eksekutif - 61
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
6. Pokok-Pokok Muatan Standar Fasilitas Stasiun KA Besar
a. Standar Fasilitas Pokok
Parameter StandarAkses ke peron tanpa melintasirel
Berupa jembatan atau jalur melalui
bawah peron, menggunakan tangga
atau eskalator
Peralatan pemadam kebakaran Berupa hydran dengan selang
Berupa tabung min. 1 unit, 7 kg,
jarak semprot 10 m
Pos keamanan Berupa ruangan dengan petugas
piket selama 24 jam
Ruang tunggu eksekutif Berupa ruang ber AC dengan
hiburan TV dengan tempat duiduk
nyaman, kapasitas minimal 50 orang
Bancik Berupa tangga dilengkapi roda
dengan tinggi sesuai tinggi kereta
Kursi roda Berupa kursi roda individual, standar
Akses ke peron Berupa akses landai
Berupa lift bila peron terletak dilantai
atas
Ruang P3K Berupa ruang dengan satu tempat
tidur, dilengkapi dengan obat-obatan
P3K dan dijaga oleh tenaga medis
selama jam operasi stasiun
Ringkasan Eksekutif - 62
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Loket karcis Berupa loket dengan pembatas
antrian, dengan jumlah mencukupi,
pembeli mengantri maksimal 15
menit
Parkir kendaraan Berupa lahan atau gedung parkir
yang dapat menampung minimal 200
kendaraan roda 4 dan 200
kendaraan roda 2
Toilet Terpisah untuk pria dan wanita
Kapasitas masing-masing minimal 10
bilik, 3 kamar mandi, 5 wastafel
dilengkapi dengan sabun tangan dan
cermin besar, 2 pengering tangan
dan 10 urinoir untuk pria
Telepon umum Telepon koin, telepon kartu minimal
10 bilik
Tempat ibadah Musholla, tempat wudhu terpisah
pria wanita, kapasitas minimal 20
orang
Ruang ibu menyusui Ruang tertutup, meja bayi minimal 2
buah
Tempat sampah Tempat sampah ukuran 25 liter
ditempatkan di setiap tempat
strategis
Layanan pelanggan (customer
service)
Berupa ruang/meja khusus, dijaga
petugas selama jam operasi stasiun
Ringkasan Eksekutif - 63
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Papan informasi Berupa papan atau monitor real time
ukuran besar
Infromasi keberangkatan dan
kedatangan KA serta nomor
peronnya
Peta Ukuran AO, dengan sekala minimal 1
: 25.000 menampilkan peta jaringan
KA dan peta wilayah sekitar stasiun
7. Pokok-Pokok Muatan Standar Fasilitas Stasiun KA Sedang
Fasilitas pokok stasiun sedang sekurang-kurangnya harus memenuhi
standar berikut:
Parameter StandarAkses ke peron Berupa tempat melintas dengan
marka pengaman
Peralatan pemadamkebakaran
Berupa hydran dengan selang
Berupa tabung min. 1 unit, 7 kg,
jarak semprot 10 m
Pos keamanan Berupa ruangan dengan petugas
piket selama jam operasi stasiun
Ruang tunggu Berupa ruang kapasitas minimal 10
orang
Bancik Berupa tangga dilengkapi roda
dengan tinggi sesuai tinggi kereta
Kursi roda Berupa kursi roda individual, standar
Akses ke peron Berupa akses landai
Ringkasan Eksekutif - 64
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Ruang P3K Berupa ruang dilengkapi dengan
obat-obatan P3K
Loket karcis Berupa loket dengan pembatas
antrian, dengan jumlah mencukupi,
pembeli mengantri maksimal 15
menit
Parkir kendaraan Berupa lahan atau gedung parkir
yang dapat menampung minimal 20
kendaraan roda 4 dan 100
kendaraan roda 2
Toilet Terpisah untuk pria dan wanita
Kapasitas masing-masing minimal 5
bilik, 1 kamar mandi, 2 wastafel
dilengkapi dengan sabun tangan dan
cermin besar, dan 3 urinoir untuk pria
Telepon umum Telepon koin, telepon kartu minimal
2 bilik
Tempat ibadah Musholla, tempat wudhu terpisah
pria wanita, kapasitas minimal 10
orang
Tempat sampah Tempat sampah ukuran 25 liter
ditempatkan di setiap tempat
strategis
Layanan pelanggan
(customer service)
Berupa ruang/meja khusus, dijaga
petugas selama jam operasi stasiun
Ringkasan Eksekutif - 65
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Papan informasi Berupa papan atau monitor real time
ukuran besar. (Untuk papan
berukuran minimal 594 x 841 cm,
sementara untuk monitor minimal
mempunrai ukuran diameter 17 Inchi
Infromasi keberangkatan dan
kedatangan KA serta nomor
peronnya
Peta Ukuran besar dengan ukuran
minimal A1, menampilkan peta
jaringan KA dan peta wilayah sekitar
stasiun dengan minimal skala 1:
50.000
Fasiltas penunjang -kurangnya harus memenuhi ketentuan standar :
a) Kantin: Buka selama jam operasi stasiun
b) Kios buku: Buka selama jam operasi stasiun
c) Mini market: Buka selama jam operasi stasiun
8. Pokok-Pokok Muatan Standar Fasilitas Stasiun KA KecilStandar fasilitas pokok stasiun :
Parameter StandarAkses ke peron Berupa tempat melintas dengan
marka pengaman
Peralatan pemadam kebakaran Berupa hydran dengan selang
Berupa tabung min. 1 unit, 5 kg, jarak
semprot 5 m
Ringkasan Eksekutif - 66
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Pos keamanan Berupa petugas piket selama jam
operasi stasiun
Ruang tunggu Berupa ruang kapasitas minimal 10
orang
Bancik Berupa tangga dilengkapi roda
dengan tinggi sesuai tinggi kereta
Kursi roda Berupa kursi roda individual, standar
Akses ke peron Berupa akses landai
Ruang P3K Berupa ruang dilengkapi dengan
obat-obatan P3K
Loket karcis Berupa loket dengan pembatas
antrian, dengan jumlah mencukupi,
pembeli mengantri maksimal 15
menit
Parkir kendaraan Berupa lahan atau gedung parkir
yang dapat menampung minimal 10
kendaraan roda 4 dan 50 kendaraan
roda 2
Toilet Terpisah untuk pria dan wanita
Kapasitas masing-masing minimal 2
bilik, 1 kamar mandi, 1 wastafel
dilengkapi dengan sabun tangan dan
cermin besar, dan 1 urinoir untuk pria
Telepon umum Telepon koin, telepon kartu minimal 1
bilik
Tempat ibadah Musholla, tempat wudhu terpisah pria
wanita, kapasitas minimal 5 orang
Ringkasan Eksekutif - 67
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Tempat sampah Tempat sampah ukuran 25 liter
ditempatkan di setiap tempat
strategis
Layanan pelanggan (customer
service)
Berupa petugas selama jam operasi
stasiun
Papan informasi Berupa papan atau monitor real time
ukuran besar . Untuk papan
berukuran minimal 594 x 841 cm,
sementara untuk monitor minimal
mempunrai ukuran diameter 17 Inchi.
Infromasi keberangkatan dan
kedatangan KA serta nomor
peronnya
Peta Ukuran besar dengan ukuran
minimal A1 menampilkan peta
jaringan KA dan peta wilayah sekitar
stasiun dengan skala minimal 1 :
50.000.
Fasiltas penunjang -kurangnya harus memenuhi ketentuan standar :
d) Kantin: Buka selama jam operasi stasiun
e) Kios buku: Buka selama jam operasi stasiun
f) Mini market: Buka selama jam operasi stasiun
Ringkasan Eksekutif - 68
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
9. Pokok-Pokok Muatan Standar Peralatan Sinyal KA
Parameter StandarA Deteksi kereta Pintu diaktifkan oleh sistem deteksi
kereta sesuai dengan standar teknis
sistem sinyal yang digunakan.
B Operasi pintu
perlintasan
Pintu harus menutup sempurna
sekurang-kurangnya 20 detik
sebelum kereta lewat
Pintu harus membuka sempurna
sekurang-kurangnya 10 detik setelah
kereta lewat
C Suara Operasi pintu harus diikuti dengan
suara peringatan 90 dB yang dapat
terdengar hingga jarak 100 meter
dari perlintasan
D Lampu Operasi pintu harus diikuti dengan
lampu peringatan yang terlihat jelas
hingga jarak 100 meter dari
perlitasan
E Rambu Rambu perlintasan harus ada pada
jarak dan ukuran sesuai dengan
peraturan yang berlaku dipasang
minimal 50 m sebelum perlintasan,
dengan ukuran rambu 250 x 300 cm
dipasang dengan ketinggian 1,6 m
Ringkasan Eksekutif - 69
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
F Pintu pejalan kaki Perlintasan dilengkapi pintu pejalan
kaki yang membuka/menutup
bersamaan dengan pintu perlintasan
10. Pokok-Pokok Muatan Standar Peralatan Telekomunikasi
a. Standar layanan sistem penyiaran umum
Paremeter StandarDaya output amplifier Sesuai kebutuhan
Power supply amplifier AC 220V, 50 Hz
Noise sensor amplifier Dilengkapi ambient noise sensor
Type mikrofon dynamic
Frekuensi mikrofon 100 – 8000 Hz
Type pengeras suara Column, horn, ceiling
Frekuensi response pengeras
suara
100 – 10.000 Hz
b. Standar layanan sistem telepon khusus
Parameter Standar Jenis PSTN dan telepon nirkabel
Nomor Nomor khusus/nomor cantik
mudah diingat
Kemudahan akses Group hunting
Ringkasan Eksekutif - 70
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
c. Standar layanan sistem displai
Parameter Standar Tipe Digital LED monitor atau TV datar
Jarak Terlihat jelas dari jarak 15 m
Jenis informasi Nama KA, jadwal keberangkatan &
kedatangan KA, perkiraaan
kelambatan KA, nomor peron
d. Standar layanan sistem tiket on line
Parameter Standar Server Database server handal
Workgroup Fasilitas workgroup atau domain
Jaringan Terhubung intranet dan internet
e. Standar layanan sistem penunjuk waktu
Parameter Standar Penempatan Jam Induk terpusat: di ruang
peralatan telekomunikasi di kantor
pusat kereta api
Jam induk regional: di ruang
telekomunikasi tiap Daop dan
Divre
Jam anak: di setiap kantor PK,
lokomotif, stasiun, PPKA, ruang
tunggu pengguna jasa
Ringkasan Eksekutif - 71
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Tipe Jam Induk terpusat: tipe digital;
jam, menit, detik
Jam induk regional: tipe digital;
jam, menit, detik
Jam anak: tipe digital; jam, menit,
detik
Ketepatan waktu Jam Induk terpusat: ketepatan
waktu 1 detik tiap minggu tanpa
perawatan; sistem pengaturan
waktu manual & otomatis; dapat
memberhentikan semua Jam
Induk Regional apabila tegangan
sinyal turun sampai kurang dari
tegangan yang diizinkan;
Jam induk regional: ketepatan
waktu 1 detik tiap minggu tanpa
perawatan; sistem pengaturan
waktu manual & otomatis
Jam anak
Ringkasan Eksekutif - 72
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
I/O Jam Induk terpusat: outputnya
dapat disambungkan ke jaringan
transmisi radio atau serat optic
Jam induk regional: mempunyai
fasilitas untuk dihubungkan
dengan Jam Anak; dapat
disinkronkan dengan Jam Induk
Pusat
Jam anak: dapat dihubungkan
dengan Jam Induk Regional
11. Pokok-Pokok Muatan Standar Peralatan Listrik
Catu daya listrik di stasiun berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga,
yaitu catu daya utama, catu daya darurat dan catu daya cadangan.
Ringkasan Eksekutif - 73
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Parameter StandarCatu daya utama
dan cadangan
Memenuhi kebutuhan daya listrik di stasiun
secara terus menerus tanpa terputus
Dilengkapi dengan penangkal petir, pemutus
arus, trafo isolasi dan stabiliser tegangan,
Peralatan stabilizer tegangan bekerja pada
tegangan 220/380 Volt denga frekuensi 50 Hz,
Mempunyai kemampuan minimal 1,25 x beban
maksimum
Mampu bekerja selama 24 jam dengan beban
80 % dari kemampuannya.
Mempunyai sistem pengisian batere secara
otmatik
Catu daya
darurat
Jenis batteray NiCd atau dari jenis sealed lead
acid yang bebas pemeliharaan,
Dapat diisi ulang dan mudah diperoleh di
pasaran,
Mampu bekerja sebagai catu daya pengganti
sementara selama minimum 3 jam pada
operasi normal.
Pelayanan penerangan di stasiun. sekurang-kurangnya harus
memenuhi standar sebagai berikut :
Parameter StandarTipe lampu Lampu hemat energi
Intensitas cahaya Cukup terang
Ringkasan Eksekutif - 74
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
Peralatan Mechanical Enginering (ME) harus memenuhi standar
sebagai berikut :
Parameter StandarEscalator Kecepatan aman untuk derajat kemiringan
yang digunakan, dilengkapi dengan tombol
emergency stop, terdapat ruang bebas yang
cukup disetiap ujungnya
Lift Kecepatan aman, kapasitas minimal 400 kg,
mampu memuat kursi roda, dilengkapi dengan
tombol panggilan darurat
Peralatan catu daya untuk sistem informasi/komputer harus memenuhi
persyaratan :
Parameter StandarSistem komputer Dapat bekerja dengan catu daya 220 V 50
Hz, dilengkapi dengan UPS
Jaringan
komputer
Media transmisi dengan kabel UTP/fiber
optik atau nirkabel
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapat kesimpulan sebagai
berikut:
1. Standar pelayanan yang perlu segera disusun adalah standar
tentang secara langsung bersentuhan dengan penumpang. Standar
yang harus segera disusun itu adalah: standar pelayanan kereta
Ringkasan Eksekutif - 75
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
penumpang untuk semua kelas dan standar pelayanan stasiun
kereta.
2. Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
dapat berupa Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar
Nasional Indonesia (SNI). SPM digunakan untuk mengatur standar
kinerja yang akan dicapai dan atau fasilitas yang diperlukan.
Sementara SNI lebih digunakan untuk menampung standar yang
derifat teknis atau rekayasa teknis.
3. Standar sarana gerbong datar, peralatan sinyal, perlalatan
telekomunikasi, peralatan listrik dapat mengacu pada standar
spesifikasi teknis dari Departemen Perhubungan atau PT.Kereta
Api (persero).
4. Standar Pelayanan Kereta Penumpang
1) Belum ada “Piagam Layanan Penumpang Kereta Api” sebagai
referensi bagi setiap perusahaan yang melakukan layanan
angkutan penumpang dengan kereta api. Keberadaan dokumen
ini sangat penting agar baik penyedia jasa maupun penumpang
mempunyai acuan yang jelas agar dapat saling memonitor
kualitas pelayanan yang ada.
2) Informasi kepada penumpang adalah aspek yang sangat
penting yang harus senantiasa tersedia secara memadai baik
sebelum naik kereta, diatas kereta, maupun setelah turun
kereta. Untuk itu teknologi informasi dan komunkasi (TIK) perlu
lebih dimanfaatkan.
5. Standar Pelayanan Stasiun Kereta
a. Belum ada kriteria jelas untuk pengelompokan stasiun yang
dituangkan dalam suatu dokumen resmi. Kriteria yang jelas
Ringkasan Eksekutif - 76
Studi Penyusunan Standar Pelayanan di Bidang Transportasi Kereta Api
ini diperlukan untuk menentukan standar pelayanan yang
harus dipenuhi oleh sebuah stasiun.
b. Kondisi yang saast in iada dibeberapa stasiun yang disurvei
menunjukkan bahwa PT.Kereta Api telah melakukan upaya-
upaya untuk membenahi stasiun-stasiun tersebut. Namun
demikian belum terlihat adanya suatu acuan tentang fasilitas
yang sebenarnya harus dipenuhi.
Berdasarkan hasil penelitian itu disarankan:
a) Membentuk Panitia Teknis dan atau Panitia Sub Teknis di
Departemen Perhubungan yang akan melakukan penyempurnaan
dan memproses Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar
Pelayanan Minimum (SPM),
b) Pemerintah perlu menyusun sebuah “Piagam Layanan Penumpang
Kereta Api”. Penelitian ini memberikan alternatif/usulan aspek yang
perlu dimasukkan dalam piagam tersebut ,
c) Pemerintah perlu menyusun suatu kriteria untuk mengelompokkan
stasiun-stasiun kereta api di Indonesia. Penelitian ini memberikan
alternatif/usulan kriteria untuk mengelompokkan stasiun menjadi
stasiun besar/sedang/kecil dan kelas I/II/III.