STUDI KEPEMILIKAN DAN KUALITAS JAMBAN KELUARGA DI ... · formulir Inspeksi Sanitasi Jamban. Data...
Transcript of STUDI KEPEMILIKAN DAN KUALITAS JAMBAN KELUARGA DI ... · formulir Inspeksi Sanitasi Jamban. Data...
-
TUGAS AKHIR
STUDI KEPEMILIKAN DAN KUALITAS JAMBAN KELUARGA DI KELURAHAN TANJUNG KECAMATAN RASANAE BARAT
KOTA BIMA
Oleh :
NURARFINATHY NIM: PO 5303330181497
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2019
-
i
STUDI KEPEMILIKAN DAN KUALITAS JAMBAN KELUARGA DI KELURAHAN TANJUNG KECAMATAN RASANAE BARAT
KOTA BIMA
Tugas Akhir Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kesehatan
Oleh :
NURARFINATHY NIM: PO 5303330181497
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2019
-
ii
HALAMAN PENGESAHAN
-
iii
BIODATA PENULIS
Nama : Nurarfinathy
Tempat Tanggal lahir : Sape Kabupaten Bima, 03 Desember 1973
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Lingkungan Nusantara RT 011/ RW 005 Kelurahan
Monggonao Kecamatan Mpunda Kota Bima – NTB
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Inpres Nae Sape Tahun 1985
2. SMP Negeri 1 Sape Tahun 1988
3. SMA Muhammadiyah Sape Tahun 1991
4. D I AKL YAPMA Mataram Tahun 2002
Riwayat Pekerjaan :
Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 2016
Karya Tulis ini saya persembahkan untuk :
“ Almarhum Bapak Tercinta H. Azis Muhayah &
Almarhumah Mama Tercinta Hj. Siti Yahari ”
Motto:
Jadilah Diri Sendiri
-
iv
ABSTRAK
STUDI KEPEMILIKAN DAN KUALITAS JAMBAN KELUARGA DI KELURAHAN TANJUNG KECAMATAN RASANAE BARAT
KOTA BIMA
Nurarfinathy, Ferry WF Waangsir *) Program Studi Kesehatan Lingkungan Poltekes Kemenkes Kupang
xii + 38 halaman : tabel, gambar, lampiran
Di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima terdapat 1688 Kepala Keluarga (KK), 930 KK sudah memiliki Jamban, 82 KK masih sharing dalam menggunakan jamban (pemakaian bersama) dan 573 KK masih melakukan praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kepemilikan jamban keluarga dan kualitas jamban keluarga yang digunakan oleh masyarakat di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan metode survei. Variabel dalam penelitian ini adalah kepemilikan dan kualitas jamban keluarga. Data dikumpulkan melalui observasi atau pengamatan di lapangan menggunakan formulir Inspeksi Sanitasi Jamban. Data dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepemilikan jamban keluarga di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat mencapai 86,2% dan yang tidak punya jamban sebanyak 13,8%. Kondisi sarana jamban keluarga dengan tingkat resiko pencemaran “Rendah” sebanyak 63 sarana (77,8%) dan resiko pencemaran “Sedang” sebanyak 18 sarana (22,2%).
Disarankan kepada intansi terkait agar memberikan penyuluhan dan kegiatan pemicuan terkait pentingnya memiliki sarana jamban keluarga dan kepada masyarakat agar membuat penampungan tinja atau kotoran manusia. Kata Kunci : Kepemilikan Jamban, Kualitas Jamban Daftar Pustaka : 11 buah (1983 – 2018 )
-
v
ABSTRACT
THE STUDY OF OWNERSHIP AND QUALITY OF FAMILY LATRINE IN TANJUNG VILLAGES - RASANAE BARAT SUB DISTRICT
BIMA CITY
Nurarfinathy, Ferry WF Waangsir *) Environmental Health Department – Kupang Health Polytechnic
xii + 38 pages : tables, picture, attachments
In Tanjung Village’s, Rasanae Barat Subdistrict, Bima City, there are 1688 heads of households (KK), 930 households already have latrines, 82 families still share in using latrines and 573 households still practice open defecation. This study aims to describe the ownership of family latrines and the quality of family latrines used by the community in Tanjung Village’s, Rasanae Barat Sub District, Bima City.
This study uses descriptive design with survey methods. The variables in this study are the ownership and quality of family latrines. Data is collected through observation or observation in the field using the latrine sanitation inspection form. Data was analyzed descriptively.
The results showed the level of ownership of family latrines in Tanjung Village’s Rasanae Barat Sub District reached 86.2% and those without latrines were 13.8%. The condition of family toilet facilities with a "Low" pollution risk level was 63 facilities (77.8%), and pollution risk was "Medium" as many as 18 facilities (22.2%).
It is recommended to the relevant institutions to provide counseling and triggering activities related to the importance of having toilet facilities for families and for the community to make feces or human waste storage. Keywords : Latrine Ownership, Latrine Quality References : 11 references (1983 – 2018)
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan
judul "Studi Kepemilikan dan Kualitas Jamban Keluarga di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima” sebagai salah satu persyaratan akademik
dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Kesehatan Lingkungan pada
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam rangkaian penyusunan Tugas
Akhir ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya
bantuan dari beberapa pihak yang turut berperan. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis meyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Keluarga tercinta, terima kasih tak terhingga atas segala dukungan baik moril
maupun materil sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penulisan Tugas Akhir
ini;
2. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI yang telah merancang
program RPL sehingga membantu kami para ASN dapat melaksanakan studi
dalam waktu yang singkat;
3. Ibu R. H. Kristina, SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kesehatan Kemenkes Kupang;
4. Direktur Poltekkes Mataram atas dukungan dan fasilitasi pelaksanaan
perkuliahan kelas RPL di Mataram dan Bima;
5. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB atas dukungan dan fasilitasi
pelaksanaan kelas RPL;
-
vii
6. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima atas dukungannya dalam pelaksanaan
kuliah Kelas RPL;
7. Bapak Karolus Ngambut, SKM., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Kupang;
8. Kepala Puskesmas dan semua staf Puskesmas Paruga atas dukungannya
kepada penulis;
9. Bapak Ferry WF Waangsir, ST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir;
10. Ibu Lidia Br Tarigan, SKM., M.Si dan Ibu Olga M. Dukabain, ST., M.Kes
selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan arahan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini;
11. Ibu Dr. Christine JK Ekawati, SSi., M.Si sebagai Dosen Pembimbing
Akademik;
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu semoga amal
baiknya mendapat balasan di sisi Allah SWT.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal yang telah diberikan dan semoga Tugas Akhir ini berguna bagi Penulis
dan bagi Pembaca pada umumnya.
Kupang, Juli 2019
Penulis
-
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
BIODATA PENULIS................................................................................. iii
ABSTRAK...................................................................................................
ABSTRACT................................................................................................
iv
v
KATA PENGANTAR............................................................................... vi
DAFTAR ISI.............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL...................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan masalah........................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembuangan Kotoran Manusia .................................................... 6
B. Pola Pencemaran Bakteri dan Kimia Dalam Tanah..................... 7
-
ix
C. Konsep Jamban Keluarga…………………………..................... 9
D. Tipe – tipe Jamban…………………………................................ 12
E. Bangunan Pokok Jamban Keluarga.............................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................................. 23
B. Kerangka Konsep Penelitian......................................................... 23
C. Variabel Penelitian........................................................................ 23
D. Definisi Operasional..................................................................... 24
E. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................... 24
F. Metode Pengumpulan Data........................................................... 25
G. Tahapan Pengumpulan Data......................................................... 26
H. Tahapan Pengolahan Data…….................................................... 27
I. Tahapan Analisa Data…………………………………………... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.......................................................................... 29
B. Pembahasan............................................................................... 33
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................... 37
B. Saran.......................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Definisi Operasional Penelitian 24
Tabel 2. Distribusi Pendidikan Responden Di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima Tahun 2019
30
Tabel 3. Distribusi Jenis Pekerjaan Responden Di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima Tahun 2019
30
Tabel 4. Distribusi Kepemilikan Jamban Keluarga Di Kelurahan
Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima Tahun 2019
31
Tabel 5. Distribusi Jenis Jamban Keluarga Di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima Tahun 2019
32
Tabel 6. Distribusi Kualitas Jamban Keluarga Menurut Tingkat
Risiko Pencemaran Di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima Tahun 2019
33
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pola Penyebaran Penyakit 6
Gambar 2. Pola Pencemaran Mikroorganisme dan Bahan Kimia Dalam Pencemaran Terhadap Air Tanah
8
Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian 23
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Surat Ijin Penelitian Lampiran II. Instrumen Penelitian Lampiran III . Master Tabel Penelitian Lampiran IV. Dokumentasi Penelitian Lampiran V. Surat Keterangan Selesai Penelitian
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya besar Bangsa Indonesia dalam meluruskan kembali arah
pembangunan nasional yang telah dilaksanakan dalam tiga dasa warsa
terakhir ini, menuntut total informasi kebijakan pembangunan dalam segala
bidang. Untuk bidang kesehatan tuntutan reformasi total tersebut muncul,
karena adanya ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan
antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan
negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan
selain itu informasi kesehatan juga diperlukan mengingat ada beberapa
fenomena utama, salah satu diantaranya adalah perubahan lingkungan yang
berpengaruh terhadap derajat dan upaya kesehatan.
Hendrik L. Blum mengatakan bahwa ada empat faktor yang
mempengaruhi status kesehatan masyarakat yaitu lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan yang mempunyai peranan
terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Kemudian perilaku
adalah faktor kedua yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat, karena
sehat dan tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat tergantung dari perilaku manusia itu sendiri, disamping itu juga
dipengaruhi oleh kebiasaan dan adat istiadat. Kepercayaan, pendidikan sosial
ekonomi dan perilaku-perilaku lainnya yang melekat pada diri setiap individu.
-
2
Perilaku yaitu cara hidup seseorang yang dipengaruhi oleh kebiasaan
hidup seseorang yang melekat dimana kebiasaan hidup itu dapat merugikan
kesehatan dan menguntungkan kesehatan itu sendiri sehingga dapat membuat
seseorang sehat atau sakit. Dengan memperhatikan definisi perilaku diatas
maka kita dapat mengetahui bahwa perilaku sangat berpengaruh terhadap
kesehatan keluarga dimana perilaku keluarga dapat membuat orang menjadi
sehat atau sakit.
Berdasarkan hasil survey awal penelitian dilapangan serta laporan Dinas
Kesehatan Kota Bima bahwa masih terdapat perilaku keluarga yang tidak
memenuhi syarat kesehatan khususnya dalam hal membuang kotoran pada
tempat terbuka serta yang tidak memiliki Jamban Keluarga. Di Kelurahan
Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima terdapat 1688 Kepala Keluarga
(KK), 930 KK sudah memiliki Jamban, 82 KK masih sharing dalam
menggunakan jamban (pemakaian bersama) dan 573 KK masih melakukan
praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) (Data Program Kesling
Puskesmas Paruga Kota Bima, 2018).
Disadari bahwa sebagian masyarakat Indonesia masih mempunyai
penghasilan rendah, sehingga masih sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan juga sulit untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Banyak
keluarga di masyarakat dengan penghasilan yang rendah, terutama penduduk di
lokasi yang dekat dengan laut dan sungai, masih membuang kotorannya di
tempat terbuka, laut, sungai, dan lain-lain. Padahal dalam kotoran manusia
terdapat banyak kuman penyebab penyakit. Kebiasaan buruk ini menimbulkan
-
3
terjadinya penyakit pada manusia yang disebabkan oleh tercemarnya
lingkungan oleh kotoran manusia. Berdasarkan data dari Puskesmas Paruga
bahwa tahun 2015 bahwa kasus diare sebesar 335 kasus, tahun 2016 kasus
diare sebesar 428 kasus dan tahun 2017 kasus diare sebesar 529 kasus, dari
data Puskesmas dapat dilihat bahwa tiap tahunnya kasus diare meningkat.
Salah satu penyebab terjadinya kasus diare ini adalah kondisi sarana
sanitasi seperti jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat. Tinja atau
kotoran manusia yang dibuang secara sembarangan, menyebabkan
kontaminasi secara langsung pada air permukaan, tanah ataupun bisa
mencemari makanan minuman lewat perantara lalat atau kecoak.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti kepemilikan dan
kwalitas Jamban Keluarga di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat
Kota Bima.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah kepemilikan dan kwalitas Jamban Keluarga di Kelurahan
Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kepemilikan jamban
keluarga dan kualitas jamban keluarga yang digunakan oleh masyarakat di
Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima.
-
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Keluarga
Dapat memberikan gambaran bagi keluarga dalam upaya
peningkatan perilaku keluarga hidup sehat khususnya dalam hal
pembuangan kotoran secara baik dan benar yang memenuhi syarat
kesehatan di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima.
2. Bagi peneliti dan Masyarakat
Dapat memberikan gambaran atau informasi bagi peneliti sendiri
pada khususnya serta masyarakat pada umumnya tentang kepemilikan dan
kwalitas Jamban keluarga serta motivasi untuk kepemilikan Jamban
Keluarga di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima.
3. Bagi Instansi Kesehatan
Dapat memberikan gambaran dan informasi bagi institusi
pendidikan dan atau para peneliti berikutnya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Materi
Materi dalam penelitian ini adalah tentang kepemilikan dan kwalitas
Jamban.
2. Ruang Lingkup Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah rumah yang ada di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima.
-
5
3. Ruang Lingkup Lokasi
Lokasi dalam penelitian ini adalah Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae
Barat Kota Bima.
4. Ruang Lingkup Waktu
Waktu dalam penelitian ini adalah tiga bulan Mulai bulan April sampai
Juni 2019.
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembuangan Kotoran Manusia
Menurut Sutedjo (2003, h.25) Yang dimaksud dengan kotoran manusia
adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam
tubuh berbentuk tinja (faces), air seni (urine) dan CO2 .
Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area
pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari
segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan
masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi.
Menurut Kusnopurtanto (1983, h.42) karena kotoran manusia adalah
sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang
bersumber dari tinja dapat melalui berbagai macam jalan atau cara. Hal ini
dapat diilustrasikan seperti gambar berikut ini :
Gambar 1. Pola Penyebaran Penyakit (Sumber: Kusnoputranto,1983)
Tinja
Air
Tangan Makanan, minuman dan sayur-
sayuran Lalat
Tanah
Pejamu (host)
sakit
Mati
-
7
Dari skema tersebut tampak bahwa perana tinja dalam penyebaran
penyakit sangat besar. Disamping dapat langsung terkontaminasi
makanan,minuman dan sayuran juga air,tanah, serangga dan bagian-bagian
tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut.
Menurut (Notoatmodjo, 1997, h.26), kurangnya perhatian terhadap
pengolahan tinja disertai dengan cepatnya pertumbuhan penduduk, akan
mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja.
Berdasarkan hasil penelitian, seseorang yang normal diperkirakan
menghasilkan tinja rata-rata sehari 330 gram. Apapun mata rantai yang
ditempuh, hal terpenting ialah harus dilakukan suatu tindakan sedini mungkin
agar transmisi penyakit tidak terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengisolasi tinja sebagai sumber infeksi, sehingga agen tidak mungkin
mencapai pejamu yang baru. Gambar berikut menunjukan tahapan pemutusan
mata rantai transmisi penyakit dari tinja dengan rintangan sanitasi
(Kusnopurtanto, 1983 )
B. Pola Pencemaran Bakteri dan Kimia Dalam Tanah
Mikroorganisme yang terdapat dalam tinja manusia terdiri dari sel – sel
mikroba yang jumlahnya terlampau banyak dan memungkinkan untuk
mencermari sumber air jika tidak dikelola dengan baik. Air dalam
perjalanannya mulai dari sumber sebelum sampai ke masyarakat, melalui
berbagai cara dan sarana penyediaan air bersih, potensial mendapatkan
pencemaran baik secara fisik, kimia maupun bakteriologis.
-
8
Pencemaran secara bakteriologis menunjukkan masuknya
mikroorganisme yang berasal dari tinja manusia atau kotoran binatang berdarah
panas ke dalam sumber air. Air tanah seperti sumur gali dapat tercemar secara
bakteriologis melalui perembesan dari jamban. Jamban merupakan tempat
penampungan kotoran manusia yang mengandung bakteri pathogen dan
terbawa rembesan hingga mencapai air tanah. Sumber kontaminan yang paling
mungkin adalah kotoran dari ternak, tinja dari septik tank tetapi kemungkinan
lain meliputi binatang liar, bahan organik yang masuk ke dalam sumur dan
mikroorganisme yang berasal dari tanah.
Pola pencemaran bakteri dan kimia terhadap air dan tanah dengan jarak
yang ditempuh tergantung beberapa faktor, faktor yang terpenting adalah
porositas tanah. Pola pencemaran oleh bakteri dapat digambarkan seperti
gambar dibawah.
Gambar 2. Pola Penyebaran Mikroorganisme Dan Bahan Kimia Dalam Pencemaran Terhadap Air Tanah (Sumber: Sugiharto,1987)
-
9
Gambar diatas menjelaskan bahwa pencemaran yang ditimbulkan oleh
bakteri terhadap air yang ada di dalam tanah melebar sampai ± 2 meter pada jarak
5 meter dari sumber pencemar serta menyempit hingga jarak 11 meter searah
dengan arah aliran air tanah. Oleh karena itu, pembuatan sumur pompa tangan dan
sumur gali untuk keperluan air rumah tangga sebaiknya berjarak 11 meter dari
sumber pencemar. Pola pencemaran oleh zat kimia mengikuti bentuk yang
hampir sama dengan pencemaran bakteri. Pada jarak 25 meter dari sumber
pencemar, area kontaminasi melebar sampai ± 9 meter untuk kemudian
menyempit hingga jarak ± 95 meter.Dengan demikian, sumber air yang ada di
masyarakat sebaiknya harus berjarak lebih dari 95 meter dari tempat
pembuangan bahan kimia.
C. Konsep Jamban Keluarga
1. Pengertian
Jamban adalah suatu ruangan yang mempuyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau cemplung yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Jamban sehat adalah fasilitas penanganan tinja yang efektif
memutuskan rantai penuranan penyakit.Pembuatan jamban merupakan
usaha manusia memelihara kesehatan (Soedjono 2009)
Jamban Keluarga adalah suatu sarana pelayana sanitasi yang
digunakan untuk aktivitas keluarga dalam membuang kotoran manusia
(tinja dan urine). Jamban keluarga sebaiknya dibangun, dimiliki dan
-
10
digunakan oleh satu keluarga, dengan penempatan yang mudah terjangka
oleh penghuni rumah (bisa didalam rumah atau diluar rumah).
2. Manfaat jamban
a. Meningkatkan martabat privasi
b. Kotoran tidak berserakan disembarang tempat, sehingga tidak
mencemari air bersih.
c. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau,
d. Tidak mengundang datanya lalat atau serangga yang dapat menular
penyakit diare, kolera, disentry, thypus,kecacingan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit kulit dan lain – lain.
e. Sanitasi dan kesehatan meningkat
3. Tujuan pembuangan dijamban
a. Untuk mengurangi dan menghilangkan pengaruh buruk tinja pada
kesehatan manusia dan lingkungan
b. Meningkatkan mutu lingkungan hidup melalui pengolahan,
pembuangan, dan pemanfaatan tinda untuk keperluan hidup manusia
c. Menjaga estetika.
4. Syarat – syarat Jamban
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak 10 meter)
b. Tidak berbau
c. Kotoran tidak menjadi syarat fektor
d. Tidak mencemari tanah sekitarnya
e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan
-
11
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Mempunya fentilasi
h. Lantai kedap air dan tidak licin
i. Tersedia air, sabun dan alat pembersih.
5. Bagaimana cara memelihara jamban
Menurut Depkes RI (2009), dalam menjaga jamban agar tetap sehat
dan bersih kegiatan keluarga dapat dilakukan adalah :
a. Dinding, lantai dan pintu ruang jamban harus dibersihkan secara teratur
dan rutin.
b. Bersihakan tempat duduk dengan menggunakan pembersih toilet dan
air bersih
c. Sediakan sabun untuk cuci tangan setelah BAB dan alat pembersih
seperti sikat dan air bersih
d. Harus ada ventilasi
e. Tidak ada serangga atau kecoa dan tikus berkeliaran
f. Tidak ada kotoran yang terlihat
g. Cuci tangan pake sabun dengan air bersih yang mengalir setelah BAB
dijamban.
h. Bila ada kerusakan segera diperbaiki
6. Memilih jenis jamban
a. Jamban cemplung di gunakan untuk daerah yang sulit air
b. Jamban leher angsa digunakan untuk
1). Daerah yang cukup air
-
12
2). Daerah yang padat penduduk,krn dapat menggunakan
”multiplelatrine” yaitu 1 lubang penampungan tinja atau tangki
septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat
menampung kotoran atau tinja dari 3-5 jamban)
3). Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran atau tinja
hendaknya di tinggikan lebih kurang 60 cm dari permukaan air
pasang.
D. Tipe – Tipe Jamban
Teknologi pembuangan kotoran manusia untuk daerah pedesaan berbeda
dengan teknologi jamban didaerah perkotaan.Oleh karena itu, teknologi
jamban di daerah pedesaan harus memenuhi persyaratan – persyaratan jamban
sehat.
Tipe-tipe jamban yang sesuai dengan teknologi pedesaan antara lain
sebagai berikut:
1. Jamban cemplung (pitlatrine)
Jamban cempung ini sering kita jumpai di saerah pedesaan yang
kesulitan air tetapi sering dijumpai jamban cemplung kurang sempurna,
misalnya tanpa rumah jamban dan tanpa tutup. Sehingga seranga mudah
masuk dan menimbulkan bau tidak sedap. Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah bahwa jamban cemplung itu tidak boleh terlalu dalam, sebab bila
terlalu dalam akan mengotori air tanah dibawahnya. Dalamnya pit latrine
berkisar antara 1,5 – 3 meter saja. sesuai dengan daerah pedesaan maka
-
13
rumah jamban tersebut dapat dibuat dari bambu dan atap dari daun kelapa.
Jarak dari sumber air minum .
2. Jamban cemplung berventilasi (Ventilasi Pit Latrine = VIP Latrine)
Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih
lengkap yakni menggunakan ventilasi pipa untuk daerah pedesaan.
3. Jamban empang
Jamban ini dibangun diatas empang ikan.Didalam sistem jamban
empang ini terjadi daur ulang (recycling), yakni tinja langsung dimakan
ikan, ikan dimakan orang dan selanjutnya orang yang mengeluarkan tinja
yang dimakan dan seterusnya.Jamban empang ini mempunyai fungsi yaitu
mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja dan dapat menambah protein
bagi masyarakat (menghasilkan ikan).
4. Jamban pupuk
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih
dangkal galiannya. Disamping itu juga untuk membuat kotoran binatang
dan sampah daun – daunan. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
a. Membuat jamban cemplung biasa
b. Lapisan bawah ditaruh sampah daun – daunan
c. Diatas ditaruh kotoran manusia dan kotoran binatangtiap hari
d. Setelah lebih kurang 20 inci ditutup lagi dengan daun – daunan
sampah, selanjutnya ditaruh kotoran lagi dan selanjutnya sampai penuh
e. Setelah penuh ditimbun tanah dan membuat jamban baru
f. Setelah 6 bulan kemudian dipergunakan untuk pupuk tanaman.
-
14
E. Bangunan Pokok dari Jamban keluarga
Bangunan pokok dari jamban keluarga terdiri dari:
1. Bangunan atas jamban
Bangunan atas berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan
cuaca dan kontaminasi dari tinja dengan manusia dan/ atau lingkungannya,
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui vektor pembawa
penyakit.
a. Faktor yang Berpengaruh
Untuk pemilihan bangunan atas dipengaruhi oleh:
1) Kemampuan keuangan pemakai
2) Tradisi dan kebiasaan setempat
3) Ketersediaan air bersih
4) Kemudahan dalam pembangunan
5) Kemudahan dalam pengoperasian dan pemeliharaan
b. Pilihan untuk Bangunan Atas
1) Lokasi dan Ukuran
Lokasi untuk bangunan atas jamban yaitu:
a) Didalam rumah.
b) Diluar rumah, dengan syarat, lokasi jamban harus cukup dekat
dan mudah dijangkau oleh seluruh anggota rumah
2) Bangunan Pelindung Utama dan Pelengkap Untuk bangunan
pelindung utama yaitu dinding pilihannya adalah pada pemakaian
bahan, seperti; dinding kayu, dinding tembok, atau dari bahan
-
15
lainnya. Bangunan pelengkap yang bisa ditambahkan disesuaikan
dengan kemampuan dan keinginan pemakai, misalnya
a) Pintu
b) Atap
c) Bak Penampung Air
d) Lampu Penerangan
e) Ventilasi
Ukuran luas untuk jamban keluarga harus bisa memberikan
kenyamanan bagi pemakaiannya, jika jamban keluarga digunakan
juga untuk kegiatan mandi dan cuci maka ukurannya akan lebih
besar dibanding jika digunakan untuk kegiatan buang kotoran tinja
saja. Luas jamban keluarga minimum adalah 1,0 m2 dengan
ketinggian disesuaikan dengan kenyamanan pemakai.
3) Kombinasi Pilihan Komponen untuk Bangunan Atas Jaga
Untuk pemilihan kombinasi komponen-komponen bangunan atas
akan dipengaruhi oleh berbagai hal dan faktor yang berpengaruh,
kemampuan keuanga ketersediaan lahan, tradisi setempat akan
mempengaruhi dalam penentuan pilihan.
Dibawah ini diberikan contoh pemilihan komponen utama
bangunan atas dari jamban keluarga yang harus diperhatikan,
diantaranya adalah:
a) Perencanaan dan Konstruksi
(1) Bangunan harus mendapat sirkulasi udara yang baik
-
16
(2) Dapat digunakan pada malam hari (tidak gelap;
(3) Letaknya harus terjangkau/dekat dengan rumah
(4) Dilengkapi dengan saluran pembuangan air bekas dari lantai
jamban dan dialirkan ke SPAL
b) Operasi dan Pemeliharaan
(1) Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember
(2) Sehabis digunakan,lantai dan lubang jongkok harus
disiram bersih agar tidak bau dan mengundana lalat
(3) Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin,
sehingga tidak membahayakan pemaka
(4) Tidak memasukan bahan kimia dan detergen pan lubang
jamban
(5) Tidak ada aliran air masuk kedalam lubang jamban selain
untuk membilas tinja.
c. Bangunan tengah jamban
Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban:
1) Lubang jongkok, berfungsi sebagai sarana lubang pembuangan
kotoran (tinja dan urine). Lubang Jongkok yang saniter dilengkapi
oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana (semi
saniter), Lubang Jongkok dapat dibuat tanpa leher angsa, akan tetapi
lubang jamban harus diberi tutup.
2) Lantai Jamban, lantai jamban sebaiknya terbuat dari bahan kedap
air, tidak licin dan mempunyai saluran untuk pembuangan air bekas
-
17
ke SPAL.
Untuk lantai jamban pilihannya terutama untuk bahan pelapis
lantai seperti, pemakaian bahan semen (difloor), pemakaian ubin
biasa, pemakaian ubin keramik, dsb. Jika bangunan bawah tidak
terletak di bawah lantai maka diperlukan pula pipa penyalur yang
pilihannya tergantung dari bahan (PVC, tanah liat, semen dsb) dan
ukuran (diameter minimal sebaiknya 100 milimeter).
d. Bangunan Bawah Jamban
Merupakan bangunan penampung, pengolah dan pengurai
kotoran/tinja setempat, bangunan ini akan mencegah terjadinya
kontaminasi dari tinja dengan manusia dan/atau lingkungannya, baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui vektor pembawa
penyakit. Umumnya bangunan ini berupa :
1) Tangki Septik
Adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai penampung
limbah kotoran manusia (tinja & urin). Bagian padat dari kotoran
manusia akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian
cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui
Bidang/Sumur Resapan, jika tidak memungkinkan dibuat resapan
maka dibuat suatu filter untuk mengolah cairan tersebut. Hal-hal
yang perlu diperhatikan
a) Perencanaan dan Konstruksi
-
18
Bisa digunakan secara individu maupun bersama
(komunal) sampai dengan 5 (lima) rumah, jika menggunakan
sumur resapan /bidang resapan tergantung dari ketersediaan
lahan, jika digunakan untuk pemakaian lebih dari 5 (lima) rumah
bidang resapan yang diperlukan akan memerlukan lahan yang
cukup luas, untuk mengatasi kebutuhan lahan yang luas ini
dibangun suatu filter untuk menggantikan fungsi bidang resapan.
Dibuat pada lahan yang memudahkan untuk dilakukan
pengurasan. Ukuran dan volume hanya dipengaruhi oleh :
(1). Jumlah pemakai
(a). Periode pengurasan yang direncanakan
(b). Asumsi jumlah kotoran manusia/tahun yang masuk
dan diolah tangki septik
(c). Ukuran dan volume tangki septik tidak dipengaruhi
oleh jenis tanah, daya serap tanah, maupun tinggi
muka air tanah
(d). Air yang keluar dan tangki septik masih harus diolah
dalam bidang resapan, sumur resapan atau filter.
(2). Bidang Resapan / Sumur Resapan
(3). Konstruksi dan ukuran tergantung pada tinggi muka air
tanah dan jenis tanah
(4). Jarak dengan sumber air bersih > 10 m
(5). Hanya digunakan untuk pelayanan sampai 5 rumah
-
19
(6). Peresapan dengan Aliran Keatas
(7). Bangunan harus kedap air
(8). Kontruksi tidak tergantung pada tinggi muka air tanah dan
jenis tanah
(9). Ukuran dan volume hanya dipengaruhi oleh Jumlah pemakai
(10). Asumsi jumlah aliran air yang masuk
(11). Waktu tinggal yang direncanakan
(12). Bisa digunakan untuk pelayanan lebih 5 (lima) rumah/kk
b) Operasi dan Pemeliharaan
(1). Tangki septik hanya menerima buangan kakus / tinja saja,
tidak untuk air bekas (mandi dan cuci)
(2). Pengurasan dilakukan sesuai rencana, 1 tahun sebelum waktu
pengurasan, lumpur dalam tangki septik diukur
ketinggiannya. Pengurasan sebaiknya dilakukan jika 3/4
tangki septik sudah penuh.
(3). Tidak membuang bahan-bahan kimia berbahaya kedalam
tangki septik, seperti insektisida, karbol pembersih lantai,
pemutih pakaian.
(4). Lumpur tinja hasil pengurasan tangki septik masih berbahaya
bagi manusia dan lingkungan, pengurasan sebaiknya
dilakukan oleh orang/petugas yang mempunyai peralatan
penguras yang memenuhi syarat.
(5). Lumpur hasil pengurasan tidak boleh dibuang ke sungai, atau
-
20
ketempat terbuka akan tetapi harus dibuang ketempat yang
telah direncanakan untuk menampung lumpur tinja (misal
Instalasi Pengolah Lumpur Tinja /IPLT).
2) Cubluk
Merupakan lubang galian yang akan menampung limbah padat
dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan
meresapkan cairan limbah tersebut kedalam tanah dengan tidak
mencemari air tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut
akan diuraikan secara biologis. Bentuk cubluk bisa dibuat bundar
atau segi empat, dindingnya harus aman dari longsoran, jika
diperlukan dinding cubluk bisa diperkuat dengan pasangan bata,
batu kali, buis beton, anyaman bambu, penguat kayu dan sebagainya
a) Jenis Cubluk
(1). Cubluk tunggal
(2). Cubluk Ganda (kembar)
b) Perencanaan dan Konstruksi
Kriteria teknis dalam perencanaan cubluk adalah :
(1). Kedalamam muka air tanah > 3 m dengan jarak minimal
antara dasar cubluk dengan muka air tanah adalah 2m pada
saat kemarau
(2). Jarak dengan sumber air bersih > 10 m
(3). Dinding tidak mudah rubuh, untuk pengamanan dapat
diperkuat dengan berbagai bahan seperti; pasangan batu,
-
21
anyaman bambu, buis beton dsb
(4). Dapat digunakan untuk 1 - 3 KK, tergantung kondisi lahan
yang ada
(5). Ukuran dan volume cubluk dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti jenis resapan tanah, rencana umur cubluk,
jumlah pemakai, ketinggian muka air tanah
(6). Konstruksi cubluk kembar adalah sama dengan cubluk
tunggal, hanya dibuat dua buah cubluk yang berdampingan
dengan jarak yang aman.
c) Operasi dan Pemeliharaan
(1). Cubluk digunakan dalam jangka waktu 2-3 tahun sesuai
dengan periode perencanaannya.
(2). Jika cubluk menggunakan ventilasi, maka ujung pipa
ventilasi luar harus diberi kawat kasa nyamuk, untuk
mencegah keluar-masuknya serangga dari dalam cubluk ke
lingkungan luar atau sebaliknya
(3). Jika cubluk sudah hampir penuh (sekitar 40 cm dari tutup
cubluk) maka cubluk sudah tidak dapat dipergunakan. Sisa
ruang pada cubluk diisi/ditutup dengan tanah. Lumpur tinja
yang terdapat dalam cubluk ini baru bisa digali setelah 2
(dua) tahun, dan cubluk bisa digunakan kembali.
(4). Pada cubluk tunggal, setelah cubluk penuh maka pemakai
harus membuat cubluk baru. Jarak antara cubluk lama
-
22
dengan cubluk baru harus mempertimbangkan keamanan
konstruksi maupun kesehatan.
(5). Pada cubluk kembar jika salah satu cubluk sudah penuh
maka pemakaian dialihkan ke cubluk berikutnya dengan
menutup saluran yang menuju cubluk-1 dan membuka
saluran yang menuju cubluk-2. jika cubluk2 sudah hampir
penuh (2 tahun), cubluk-1 sudah aman untuk digali kembali
dan dipergunakan untuk menggantikan cubluk-2.
-
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan metode survei
dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran kepemilikan dan kualitas jamban
keluarga di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima.
B. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep yang satu terhadap konsep-konsep yang lain yang ingin diteliti
(Notoatmodjo, 1993).
Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yang terdiri dari:
1. Kepemilikan jamban keluarga
2. Kualitas Jamban Keluarga
Kualitas Jamban Keluarga
Jamban Keluarga
- Cakupan Kepemilikan Jamban
- Cakupan Jenis Jamban
Kepemilikan Jamban
-
24
D. Definisi Operasional
Definisi operasional terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Definisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi Operasional
Kriteria Obyektif Skala Pengukuran
Alat Ukur
1 Kepemilikan Jamban Keluarga
Gambaran cakupan kepemilikan jamban dan jenis jamban di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima
• Memenuhi syarat jika semua KK (100% KK) sudah memiliki jamban dan laik digunakan
• Tidak memenuhi syarat jika kepemilikan jamban belum mencapai 100%
Nominal
Formulir IS Jamban
2 Kualitas Jamban Keluarga
Keadaan yang mengambarkan tingkat risiko dari jamban yang dimiliki oleh masyarakat di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima
• Tinggi • Sedang • Rendah
Ordinal
Formulir IS Jamban
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga baik yang
memiliki maupun yang tidak memiliki jamban keluarga yang bertempat
tinggal di Kelurahan Tanjung sebanyak 1688 Kepala Keluarga.
-
25
2. Sampel
a. Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan
rumus Slovin:
n = __N___
1 + Ne2
= 1688
1 + 1688 (0,1) 2
= 1688
17,88
= 94 KK
keterangan : n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = derajat kepercayaan = 10% (0,1)
b. Teknik Sampling
Sampel diambil menggunakan teknik acak sederhana (random
sampling) dimana dari jumlah populasi yang ada, akan diambil secara
acak sebanyak 94 KK dengan cara diundi dan nama KK yang diundi
itulah yang akan dijadikan sampel penelitian.
F. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas:
-
26
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan atau
observasi secara langsung di lapangan yaitu data kepemilikan jamban dan
kualitas jamban keluarga.
2. Data Sekunder
Data yang didapat dari instansi terkait seperti puskesmas atau pemerintah
setempat terkait data demografi atau data lainnya yang mendukung
penelitian ini.
G. Tahapan Pengumpulan Data
Langkah – langkah dalam pengumpulan data tergantung pada rancangan
penelitian dan teknik instrument yang digunakan. Dalam melakukan penelitian
ini prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengurus perizinan dari Kepala Puskesmas Paruga;
2. Mengurus perizinan Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota
Bima;
3. Memberikan penjelasan kepada calon responden;
4. Peneliti melakukan observasi terhadap kualitas jamban keluarga dengan
menggunakan formulir Inspeksi Sanitasi Jamban dari responden yang
pertama hingga responden yang ke 94.
5. Setelah itu semua formulir diperiksa kembali untuk memastikan ada
tidaknya kesalahan dalam pengisian formulir tersebut sebelum datanya
diolah.
-
27
H. Tahapan Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan pada variabel yang diteliti yaitu:
1. Kepemilikan Jamban
Kepemilikan jamban dihitung dengan melihat cakupan jamban
berdasarkan kepemilikan dan berdasarkan jenisnya. Proses perhitungan ini
menggunakan rumus:
a. Cakupan Kepemilikan Jamban
b. Cakupan Jenis Jamban
2. Kualitas Jamban Keluarga
Kualitas jamban keluarga diolah menurut uraian yang ada pada formuir IS
Jamban yaitu sebagai berikut:
a. Pengisian formulir dilakukan dengan memberi tanda ( √ ) pada kolom
“YA” atau pada kolom “TIDAK” yang ada disebelah kanan pada setiap
pertanyaan. Jawaban “YA” menunjukkan bahwa sarana pembuangan
kotoran mempunyai risiko pencemaran yang dapat membahayakan
pemakai maupun masyarakat. Sebaliknya jawaban “TIDAK” berarti
kemungkinan sarana pembuangan kotoran tidak menimbulkan resiko
pencemaran yang dapat membahayakan penghuni maupun pemakai.
Cakupan Kepemilikan Jamban
= Jumlah KK Yang Memiliki Jamban
x 100% Jumlah KK Keseluruhan
Cakupan Jenis Jamban ……
= Jumlah Jamban Jenis …….
x 100% Jumlah Jamban Keseluruhan
-
28
b. Setelah selesai pengisian, kemudian jumlahkan tanda ( √ ) untuk semua
jawaban “YA”. Penjumlahan jawaban “YA” ini merupakan jumlah
skor risiko pencemaran dari sarana pembuangan kotoran.
c. Untuk mengetahui tingkat pencemaran dari setiap sarana pembuangan
kotoran adalah dengan kategori:
Jumlah Skor Kategori Pencemaran
1 – 4
5 – 8
9 – 11
Rendah
Sedang
Tinggi
I. Tahapan Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan dan diolah, selanjutnya akan dimasukkan
dalam bentuk tabel atau grafik dan akan dianalisis secara deskriptif untuk
mendapatkan gambaran terkait kepemilikan dan kualitas jamban di Kelurahan
Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima.
-
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Kelurahan Tanjung merupakan kelurahan yang terletak diujung barat
Kecamatan Rasanae Barat dan merupakan daerah yang paling barat di
Kota Bima. Kelurahan Tanjung merupakan daerah pesisir yang dekat
berbatasan langsung dengan teluk. Adapun batas-batasnya adalah sebagai
berikut:
a. Sebelah barat berbatasan dengan Teluk Bima;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sarae;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Paruga;
d. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Melayu.
2. Gambaran Umum Penelitian
a. Gambaran Pendidikan Responden
Hasil penelitian terkait pendidikan responden di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima terlihat pada tabel 2. Dari tabel
2, terlihat bahwa pendidikan resonden terbanyak ada pada tingkat
pendidikan SLTA, yaitu sebesar 42 responden (44,68%) sedangkan
yang paling sedikit adalah pendidikan Sarjana yaitu sebesar 1
responden (1,06%).
-
30
Tabel 2
Distribusi Pendidikan Responden Di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima Tahun 2019
No Pendidikan Responden Jumlah Prosentase (%) 1 Tidak sekolah 14 14.89 2 SD/SMP 34 36.17 3 SLTA 42 44.68 4 Diploma 3 3.19 5 Sarjana 1 1.06 Total 94 100.0
Sumber: Data Primer Terolah, 2019
b. Gambaran Jenis Pekerjaan Responden
Gambaran jenis pekerjaan responden terlihat pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3
Distribusi Jenis Pekerjaan Responden Di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima Tahun 2019
No Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase (%) 1 Buruh 9 9.57 2 Guru 4 4.26 3 Ibu Rumah Tangga 13 13.83 4 Karyawan Swasta 1 1.06 5 Mekanik 2 2.13 6 Mu'azin 1 1.06 7 Nelayan 8 8.51 8 Pedagang 9 9.57 9 Petani 1 1.06 10 Pensiunan PNS 1 1.06 11 PNS 6 6.38 12 Satpam 1 1.06 13 Sopir 2 2.13 14 Tukang 5 5.32 15 Wiraswasta 31 32.98
Total 94 100 Sumber: Data Primer Terolah, 2019
-
31
Dari tabel 3, terlihat bahwa jenis pekerjaan terbanyak ada pada
kelompok dengan jenis pekerjaan wiraswasta, yaitu sebesar 31
responden (32,98%).
c. Gambaran Jumlah Pemakai Jamban Keluarga
Hasil penelitian terkait jumlah pemakai atau pengguna jamban
keluarga pada 94 responden di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae
Barat Kota Bima berkisar antara 2 – 8 pemakai dengan rata – rata
jumlah pemakai jamban sebanyak 5 orang.
3. Gambaran Kepemilikan Jamban Keluarga
a. Cakupan Kepemilikan Jamban Keluarga
Hasil penelitian terkait kepemilikan Jamban Keluarga di Kelurahan
Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima terlihat pada tabel 6
berikut ini.
Tabel 4
Distribusi Kepemilikan Jamban Keluarga Di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima Tahun 2019
No Kepemilikan Jumlah Prosentase (%)
1 Milik Sendiri 81 86.2
2 Pakai Bersama (Sharing) 0 0.0
3 Tidak Punya Jamban 13 13.8
Total 94 100.0
Sumber: Data Primer Terolah, 2019
-
32
Dari tabel 4, terlihat bahwa Kepala Keluarga (KK) yang sudah
memiliki jamban sendiri sebanyak 81 KK dan yang belum memiliki
jamban sebanyak 13 KK.
Kepala Keluarga (KK) yang tidak memiliki jamban ini sebenarnya
sudah memiliki rumah jamban, tetapi untuk pembuangan kotorannya
dialirkan menggunakan pipa dan langsung dibuang ke air permukaan
atau sungai yang ada di sekitar lokasi perumahan tanpa dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.
b. Cakupan Jenis Jamban Keluarga
Hasil penelitian terkait jenis jamban keluarga yang digunakan
masyarakat di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota
Bima dapat tergambar pada tabel 5 berikut ini.
Tabel 5
Distribusi Jenis Jamban Keluarga Di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima Tahun 2019
No Jenis Jamban Jumlah Prosentase (%)
1 Leher Angsa dengan Tanki Septik dan Resapan 81 86.2
2 Tidak Punya Jamban 13 13.8
Total 94 100.0 Sumber: Data Primer Terolah, 2019
Dari tabel 5, terlihat bahwa jenis jamban terbanyak ada pada jenis
jamban leher angsa dengan tangki septik dan resapan, yaitu sebesar 81
jamban (86,2%) sedangkan sisanya adalah yang tidak memiliki sarana
jamban keluarga (13,8%).
-
33
4. Gambaran Kualitas Jamban Keluarga
Hasil penelitian terkait kualitas Jamban Keluarga di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima diperoleh melalui pengukuran
langsung di lapangan dan terlihat pada tabel 6.
Tabel 6
Distribusi Kualitas Jamban Keluarga Menurut Tingkat Risiko Pencemaran Di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat
Kota Bima Tahun 2019
No Tingkat Risiko Pencemaran Jumlah Prosentase (%)
1 Tinggi 0 0,0 2 Sedang 18 22,2 3 Rendah 63 77,8
Total 81 100.0 Sumber: Data Primer Terolah, 2019
Dari tabel 6 terlihat bahwa kondisi jamban keluarga dengan tingkat resiko
tertinggi ada pada kategori “Rendah” sebanyak 63 jamban (77,8%) dan 18
jamban atau 22,2%) berada pada kategori “Sedang”.
B. Pembahasan
1. Kepemilikan jamban
Hasil penelitian terkait dengan kepemilikan jamban menunjukan
bahwa semua responden di Kelurahan Tanjung yang sudah memiliki
jamban keluarga sendiri sebanyak 81 responden (86,2%) dan yang belum
memiliki jamban sebanyak 13 responden (13,8%). Responden yang belum
memiliki jamban keluarga ini, sebenarnya sudah memiliki rumah jamban,
menggunakan closet leher angsa, tetapi kotorannya dialirkan melalui pipa
-
34
ke air permukaan atau sungai disekitar perumahan, tanpa dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.
Jamban keluarga yang sehat dan memenuhi syarat, harusnya
dilengkapi dengan bangunan jamban itu sendiri, ditambah dengan sarana
pelengkap berupa bak penampungan kotoran atau tinja yang dimiliki
sendiri atau dapat dikumpulkan secara komunal untuk dilakukan
pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar,
tinja atau kotoran manusia tersebut tidak mencemari air permukaan, atau
tanah di sekitar perumahan atau pemukiman warga.
Secara umum, jamban keluarga merupakan salah satu fasilitas
sanitasi dasar yang sudah selayaknya dimiliki oleh setiap rumah. Banyak
hal yang mempengaruhi kepemilikan jamban itu sendiri. Tingkat
pendidikan dan pengetahuan masyarakat terkait pentingnya jamban
keluarga menjadi salah satu indikator ada atau tidaknya jamban keluarga
pada setia rumah tangga. Disamping itu, faktor ekonomi, ketersediaan
sarana sanitasi lainnya seperti ketersediaan air bersih juga tidak kalah
pentingnya menjadi faktor yang mempengaruhi kepemilikan jamban
keluarga. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indah, dkk (2018)
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan,
sikap, tingkat pendidikan, status ekonomi dengan kepemilikan jamban
sehat. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Devi, dkk (2016)
menunjukkan bahwa 70% responden atau masyarakat yang tinggal di
Daerah Tertinggal Kabupaten Sampang sudah memiliki jamban sendiri,
-
35
namun sebagian besar masih berupa jamban cemplung dan tempat
pembuangan akhirnya langsung ke tanah. Hal ini jika dikaitkan dengan
hasil penelitian menunjukkan kontradiksi dimana jenis jamban yang
dimiliki oleh masyarakat di Kelurahan Tanjung umumnya berupa jenis
jamban leher angsa dengan tanki septik (86,2%).
Jamban Keluarga adalah suatu sarana pelayanan sanitasi yang
digunakan untuk aktivitas keluarga dalam membuang kotoran manusia
(tinja dan urine). Jamban keluarga sebaiknya dibangun, dimiliki dan
digunakan oleh satu keluarga, dengan penempatan yang mudah terjangkau
oleh penghuni rumah (bisa didalam rumah atau diluar rumah).
2. Kualitas Jamban Keluarga
Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi kualitas menurut
tingkat resiko pencemaran dari 81 responden yang memiliki jamban
keluarga yang dimanfaatkan masyarakat di Kelurahan Tanjung Kecamatan
Rasanae Barat Kota Bima berada pada kategori tingkat risiko pencemaran
“Rendah” sebesar 63 sarana jamban keluarga (77.8%) dan kategori
“Sedang” sebanyak 18 sarana jamban keluarga (22,2%). Hasil ini jika
diuraikan secara terperinci, untuk setiap item pertanyaan yang dinilai maka
masih menunjukan kondisi yang dapat dikatakan tidak memenuhi syarat.
Item tersebut diantaranya adalah luasan slab jamban yang kurang dari 1
meter, lantai jamban yang terlihat masih kotor dan terdapat lalat dan
kecoak dalam jamban tersebut. Disamping itu, kondisi tempat
penampungan tinja yang tidak dimiliki dan langsung disalurkan melalui
-
36
pipa untuk dibuang ke sungai juga menjadi salah satu masalah tersendiri
pada kondisi jamban keluarga terutama dengan tingkat risiko pencemaran
“Tinggi”.
Menurut Depkes RI (2009), jamban dikategorikan memenuhi
persyaratan jika :
a. Dinding, lantai dan pintu ruang jamban dibersihkan secara teratur dan
rutin;
b. Tempat duduk dibersihkan dengan menggunakan pembersih toilet dan
air bersih;
c. Tersedia sabun untuk cuci tangan setelah BAB dan alat pembersih
seperti sikat dan air bersih;
d. Harus ada ventilasi;
e. Tidak ada serangga atau kecoa dan tikus berkeliaran;
f. Tidak ada kotoran yang terlihat;
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nalang, dkk (2018)
menunjukkan bahwa sebanyak 113 sarana jamban keluarga di Kelurahan
Tumumpa Dua Kecamatan Tuminting Kota Manado memenuhi syarat
(73,4%) dan sebanyak 41 sarana jamban keluarga yang tidak memenuhi
syarat (26,6%). Secara umum, dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan dimana semua sarana
jamban keluarga yang ada di Kelurahan Tanjung dikelompokkan dalam
sarana yang memenuhi syarat.
-
37
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian kepemilikan dan kualitas jamban
keluarga di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Tingkat kepemilikan jamban keluarga di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Rasanae Barat mencapai 86,2%;
2. Kondisi jamban keluarga dengan kategori “Rendah” sebanyak 63
sarana (77,8%) dan kategori “Sedang” sebanyak 18 sarana (22,2%).
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima
harus membuat bak penampungan atau septic tank terutama bagi warga
yang belum memiliki tempat penampungan tinja agar kotorannya tidak
mencemari ari permukaan yang ada di sekitar perumahan.
2. Bagi Puskesmas atau Instansi Terkait
Agar memberikan penyuluhan dan kegiatan pemicuan terkait
pentingnya memiliki sarana jamban keluarga yang memenuhi syarat
kesehatan.
-
38
3. Bagi Peneliti Lain
Perlu melakukan kajian atau analisis lanjutan terkait hubungan antara
pendidikan, pengetahuan dan status ekonomi dengan kepemilikan
sarana jamban keluarga serta melakukan kajian tentang kualitas air
permukaan di sekitar lokasi perumahan warga di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Rasanae Barat.
-
DAFTAR PUSTAKA
Aditama Yoga Tjandra, Dirjen PP dan PL, Pendekatan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat(STBM), 2013
Adi. Heru S. Dr. Vasmin Asih S.Kp, 2015. Kader Kesehatan Masyarakat, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2009, Katalog Informasi Pilihan Sarana Sanitasi, Jakarta
Devi, Shrimarti., Nadhiroh, Siti,R., Rahmayanti, Riris D., Martini, Santi., 2016,
Gambaran Sarana Air Bersih dan Jamban Keluarga di Daerah Tertinggal Kabupaten Sampang, Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia
Indah, Meilya Farika., Asrinawaty., Noeana, Noor Azizah, 2018, Analisis
Kepemilikan Jamban Sehat Pada Masyarakat Tepi Sungai Di Kota Banjarmasin (Studi di RT 01 Kelurahan Alalak Utara), Jurnal An – Nadaa, Desember 2018, Hal. 101 - 107
Kemenkes RI, 2012, Katalog informasi pilihana Sarana sanitasi, Jakarta Kusnopurtanto, Haryato, 1983, Kesehatan Lingkungan, Jakarta, Penerbit Rineka
Cipta Nalang, Ovelya Christy., Akili, Rahayu H., Sumampouw, Oksfriani Jufri, 2018,
Kondisi Jamban Keluarga Di Kelurahan Tumumpa Dua Kecamatan Tuminting Kota Manado, Jurnal KESMAS, Volume 7 Nomor 4
Notoatmodjo, Soekitdjo, Prof. Dr. 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekitdjo, 2000, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rhineka Cipta, Cetakan ke 3
R. Beagle gole R. BonitaT. Kjelistrom, Dasar- Dasar Epidemiologi, Gadjah Mada
University Press
S. Moleljono Notosodirdjo, Latipun, 2001, Kesehatan Mental Konsep dan Penerapan, Universitas Muhammadiyah Malang
Sugiharto, 1987, Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. Universitas Indonesia:
Jakarta Sutedjo, 2003, Analisi Perilaku Masyakarat Dalam Penggunaan Jamban
Keluarga, Semarang, Penerbit Undip Semarang
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 02/01 Salmah H. Arsyad 4 PNS 13 Mei 2019 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan2 02/01 Ilham 4 Wiraswasta 13 Mei 2019 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan3 04/02 Maskur 6 Wiraswasta 14 Mei 2019 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan4 05/02 Rusli Hasan 4 Buruh Pelabuhan 24 Mei 2019 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan5 05/02 Rosnani 4 IRT 24 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan6 01/01 Syamsuddin 6 Wiraswasta 24 Mei 2019 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan7 01/01 Robin Anton 8 Wiraswasta 24 Mei 2019 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan8 01/01 Noor Hidayat 5 PNS 24 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan9 01/01 Rajawiah 4 Pedagang 24 Mei 2019 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan10 01/01 Ayub Rahmat 4 Wiraswasta 24 Mei 2019 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan11 03/01 Suhartini 4 Guru 24 Mei 2019 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan12 03/01 Burhan 4 Karyawan Swasta 24 Mei 2019 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan13 06/02 Lukman Hakim Setiawan 6 Nelayan 24 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan14 06/02 Abdul Azis M. Ali 5 Mekanik 24 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan15 06/02 Agus 3 Petani 24 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan16 13/02 Edi Kurniawan 3 Salesman 24 Mei 2019 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan17 13/02 Sugianto 5 Montir 24 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan18 13/02 Arifin M. Noor 6 Tukang Batu 24 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan19 07/03 Ruwaidah 2 IRT 27 Mei 2019 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan20 07/03 A. Bakar H. Marhaban 5 Wiraswasta 27 Mei 2019 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan21 07/03 Rusdin M.Noor 7 Wiraswasta 27 Mei 2019 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan22 08/03 Edi Jumanto 3 Wiraswasta 27 Mei 2019 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan23 08/03 Riyanto 3 Wiraswasta 27 Mei 2019 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan24 08/03 Ilham 3 Guru 27 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan25 09/03 Hj. St. Hawa 1 IRT 27 Mei 2019 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan26 09/03 Yusuf H. Nasrah 3 Pedagang 27 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan27 09/03 Budiman 6 Nelayan 27 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan28 09/03 Fariz 3 Wiraswasta 27 Mei 2019 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan29 09/03 Ermis 3 Wiraswasta 27 Mei 2019 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan30 09/03 Aminah Caco 3 Wiraswasta 27 Mei 2019 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan31 10/04 Amran 4 Sopir 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan32 10/04 Irfan Ahmad 4 Wiraswasta 28 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan33 10/04 Sumitro 6 Wiraswasta 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan34 10/04 Siti Kadharti 2 Wiraswasta 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan35 10/04 Sofian Anwar 5 Pol PP 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan36 11/04 Baharudin 5 Wiraswasta 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan37 11/04 Arif Sa'er 5 Wiraswasta 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan38 11/04 Hj. Aminah 4 IRT 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan
Lampiran III
MASTER TABEL HASIL PENELITIANINSPEKSI SANITASI SARANA JAMBAN KELUARGA
NO Lokasi (RT / RW) Nama Pemilik SaranaJlh Pemakai
(Orang) PekerjaanTanggal
KunjunganUraian Diagnosa ∑ Kategori Jenis Jamban
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1139 11/04 Rikan 8 Pedagang 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan40 11/04 Wardinah 4 Pedagang 28 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan41 12/04 Jaenab 3 IRT 28 Mei 2019 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan42 12/04 Baharudin 2 Wiraswasta 28 Mei 2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan43 12/04 Abdul Samad 7 PNS 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan44 12/04 Indratno 5 PNS 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan45 12/04 Sutijan 6 Pedagang 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan46 15/04 Husen, S.Pt 4 PNS 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan47 15/04 Bambang Sugianto 8 Tukang Parkir 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan48 15/04 Ilham M. Saleh 6 Pedagang 28 Mei 2019 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan49 15/04 Sugiman 5 Tukang Kayu 28 Mei 2019 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan50 05/02 Abdul Azis 5 Wiraswasta 15 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban51 02/01 Tajul Arifin 4 Buruh Bangunan 13 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan52 04/02 Rio Ardiansyah 5 Buruh Bangunan 14 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan53 14/01 Hasan A. Bakar 5 Sopir 15 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan54 03/01 Ibrahim Caco 5 Nelayan 24 Mei 2019 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan55 07/03 Nuraeni Yusuf 2 Pedagang 27 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan56 07/03 Agus Heriyanto 5 Buruh Pelabuhan 27 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan57 08/03 Sufiah A. Bakar 6 IRT 27 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan58 08/03 M. Said 4 Guru 27 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan59 09/03 Hj. Aminah 4 IRT 27 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan60 10/04 Jayadin 5 Nelayan 28 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan61 11/04 Ramli 5 Buruh Pasar 28 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan62 12/04 Abdurahman 3 Guru 28 Mei 2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan63 02/01 Lukman 3 Satpam 13 Mei 2019 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan64 14/01 Taufan Mustakim 5 Pelaut 15 Mei 2019 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 Rendah Leher Angsa dengan septic tank dan resapan65 02/01 Ismail Abdullah 8 Nelayan 13 Mei 2019 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 6 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan66 02/01 A. Rafik 7 Tukang Batu 13 Mei 2019 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 6 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan67 02/01 Hamidah 2 IRT 13 Mei 2019 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan68 04/02 Dedi Rosadi 8 Buruh Bangunan 14 Mei 2019 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan69 04/02 M. Said 5 Wiraswasta 14 Mei 2019 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 6 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan70 04/02 Sunaidin 8 Wiraswasta 14 Mei 2019 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 5 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan71 04/02 Siti Maryam 2 Pedagang 14 Mei 2019 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan72 04/02 Suharto 7 Penjahit 14 Mei 2019 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 6 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan73 05/02 Mariyati 3 IRT 24 Mei 2019 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 7 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan74 14/01 Ahmad Kotipan 3 Wiraswasta 15 Mei 2019 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan75 01/01 Ricardus Maweming 4 Wiraswasta 24 Mei 2019 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 7 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan76 03/01 Ismail Umar 8 Mu'azin 24 Mei 2019 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan77 06/02 Aminah 4 IRT 14 Mei 2019 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 6 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan78 06/02 Ratnah Yasin 7 IRT 14 Mei 2019 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan79 13/02 Jumhar 6 Nelayan 14 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan80 13/02 M. Farhan 3 Buruh Pelabuhan 14 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan81 13/02 Syarifuddin M. Ali 2 Tukang Ojek 24 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan82 07/03 Syaiful A. Rahman 4 Wiraswasta 27 Mei 2019 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 Sedang Leher Angsa dengan septic tank dan resapan83 15/04 Kirani 8 IRT 28 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban
NO Lokasi (RT / RW) Nama Pemilik SaranaJlh Pemakai
(Orang) PekerjaanTanggal
KunjunganUraian Diagnosa ∑ Kategori Jenis Jamban
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1184 15/04 Nanang Supratman 5 Wiraswasta 28 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban85 05/02 Khairul H. Abdullah 5 Nelayan 15 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban86 05/02 Ibrahim Husen 3 Pensiunan 15 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban87 05/02 Sutiyono 5 Wiraswasta 15 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban88 14/01 M. Yunus 6 Wiraswasta 15 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban89 14/01 M. Yasin 3 Wiraswasta 15 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban90 14/01 Bahtiar Husen 4 Buruh Bangunan 15 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban91 14/01 Joni Santoso 4 Wiraswasta 15 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban92 03/01 Rusdin A. Rahim 6 Wiraswasta 15 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban93 03/01 Nani Ahmad 3 IRT 24 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban94 06/02 Syamsuddin 5 Buruh Pelabuhan 14 Mei 2019 Tidak Memiliki Jamban
Tanggal Kunjungan
Uraian DiagnosaNO Lokasi (RT / RW) Nama Pemilik Sarana
Jlh Pemakai (Orang) Pekerjaan ∑ Kategori Jenis Jamban
-
NO DOKUMENTASI
Nama Kegiatan : Penelitian Tugas Akhir
Tujuan :Mendapatkan informasi berkaitan Kepemilikan Jamban Keluarga, Jumlah Pemakai dan Jenis Jamban
Tempat : RT 15 / RW 04 KELURAHAN TANJUNG
Waktu Pelaksanaan : Mei 2019
Nama Kegiatan : Penelitian Tugas Akhir
Tujuan :
Mendapatkan informasi berkaitan Kepemilikan Jamban Keluarga, Jumlah Pemakai dan Jenis Jamban
Tempat :RT 14 / RW 01 KELURAHAN TANJUNG
Waktu Pelaksanaan : Mei 2019
Nama Kegiatan : Penelitian Tugas Akhir
Tujuan :
Mendapatkan informasi berkaitan dengan Faktor yang Berhubungan dengan kepadatan lalat
Tempat :RT 12 / RW 04 KELURAHAN TANJUNG
Waktu Pelaksanaan : Mei 2019
3
Lampiran IV
DOKUMENTASI PENELITIAN
URAIAN KEGIATAN
1
2
-
NO DOKUMENTASINama Kegiatan : Penelitian Tugas Akhir
Tujuan :Melakukan Pemantauan Kondisi Jamban Keluarga
Tempat :RT 02 / RW 01 KELURAHAN TANJUNG
Waktu Pelaksanaan : Mei 2019
Nama Kegiatan : Penelitian Tugas Akhir
Tujuan :Melakukan Pemantauan Kondisi Jamban Keluarga
Tempat :RT 13 / RW 02 KELURAHAN TANJUNG
Waktu Pelaksanaan : Mei 2019
Nama Kegiatan : Penelitian Tugas Akhir
Tujuan :Melakukan Pemantauan Kondisi Jamban Keluarga
Tempat :RT 07 / RW 03 KELURAHAN TANJUNG
Waktu Pelaksanaan : Mei 2019
3
Lanjutan Lampiran IV. Dokumentasi Penelitian
URAIAN KEGIATAN1
2
NURARFINATHYPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG2. Hal Judul, KP, Biodata, Abstrak.pdfNURARFINATHYPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
Master Tabel Tugas Akhir.pdfRekapan (2)
Dokumentasi Penelitian.pdfpenelitian