STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan...

41
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN.S DENGAN EFUSI PLEURA DI RUANG BOUGENVIL RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : WAHYU MARYUDIANTO NIM. P. 09113 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Transcript of STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan...

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA TN.S DENGAN EFUSI PLEURA

DI RUANG BOUGENVIL RUMAH SAKIT

PANTI WALUYO SURAKARTA

DI SUSUN OLEH :

WAHYU MARYUDIANTO

NIM. P. 09113

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA TN.S DENGAN EFUSI PLEURA

DI RUANG BOUGENVIL RUMAH SAKIT

PANTI WALUYO SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Progam Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

WAHYU MARYUDIANTO

NIM. P. 09113

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wahyu Maryudianto

NIM : P. 09113

Program Studi : D III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn.S

DENGAN EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT

PANTI WALUYO

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 12 April 2012

Yang Membuat Pernyataan

WAHYU MARYUDIANTO

NIM. P. 09113

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Wahyu Maryudianto

NIM : P. 09113

Program Studi : D III Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA Tn.S DENGAN EFUSI PLEURA DI

RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Jum’at, 27 April 2012

Pembimbing : Nurul Devi Ardiani, S.Kep, Ns, (…………………….)

NIK . 201186080

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Wahyu Maryudianto

NIM : P. 09113

Program Studi : D III Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA Tn.S DENGAN EFUSI PLEURA DI

RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Senin, 30 April 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Nurul Devi Ardiani, S.Kep, Ns, (…………………….)

NIK . 201186080

Penguji III : Oktavianus, S.Kep., Ns (…………………….)

NIK . 201086056

Penguji II : Amalia Senja, S.Kep., Ns (…………………….)

NIK . 201189090

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S. Kep, Ns

NIK. 201084050

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn. S DENGAN EFUSI PLEURA DI

RUMAH SAKIT PANTI WALUYO’’

Dukungan dari berbagi pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang

terhormat :

1. Setiyawan, S. Kep, Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKES Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S. Kep, Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan menimba ilmu di STIKES

Kusuma Husada Surakarta.

3. Nurul Devi Ardiani S. Kep, Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi kesempurnaannya studi kasus ini.

4. Oktavianus, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan

cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

vi

5. Amalia Senja, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasanya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orangtuaku, Bp. Sunardi dan Ibu Sumarsi yang selalu menjadi inspirasi

dan memberikan semangat untuk membiayai pendidikan saya.

8. Buat saudaraku mas Joko dan mas Deky memberi saya arahan, dukungan

moral.

9. Buat neng Niniq yang telah memberikan motivasi dan selalu berjuang bersama

dalam satu tekad, satu tujuan.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan, Amin.

Surakarta, April 2012

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................ 1

B. Tujuan Penulisan ......................................................... 7

C. Manfaat Penulisan ....................................................... 8

BAB II LAPORAN KASUS

A. Pengkajian .................................................................. 10

B. Perumusan Masalah Keperawatan ............................... 12

C. Perencanaan Keperawatan ........................................... 13

D. Implementasi Keperawatan ......................................... 14

E. Evaluasi Keperawatan ................................................. 16

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ................................................................ 17

B. Simpulan ..................................................................... 23

C. Saran ........................................................................... 25

Daftar Pustaka

Daftar Riwayat Hidup

Lampiran

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Asuhan Keperawatan

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 4 Log Book

Lampiran 5 Format Pendelegasian Pasien

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wahyu Maryudianto

Tempat, tanggal lahir : Sragen, 3 Maret 1991

Jenis Kelamin : Laki – laki

Alamat Rumah : Dk Gerdu RT 03, Kel. Pilangsari, Kec. Ngrampal,

Kab. Sragen

Riwayat Pendidikan : TK PERTIWI 2 Bener (tahun 1994)

: SD Negeri 3 Bener (tahun 1996)

: SMP Negeri 2 Ngrampal (tahun 2002)

: SMA Negeri 1 Sambung Macan (tahun 2006)

Riwayat Pekerjaan : Belum Ada

Riwayat Organisasi : - Tahun 2003 : Takmir Masjid Nurul Huda (Anggota)

- Tahun 2003 : OSIS SMP (Anggota)

- Tahun 2007 : PKS SMA (Anggota)

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

LAMPIRAN

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa
Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Paru dibungkus oleh membrane tipis yang disebut pleura. Lapisan

terluar paru membrane paru melekat dinding toraks. Lapisan dalam pleura

menempel ke paru. Pada saat ekspansi rongga toraks terjadi selama inspirasi,

lapisan terluar mengembang; daya ini disalurkan ke pleura lapisan dalam,

yang akan mengembangkan paru diantara pleura lapisan dalam dan luar

terdapat ruang/rongga pleura. Ruang paru ini terisi milliliter cairan yang

mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan

membawa gaya kolaps (rekoil) elatis paru. Mekanisme paru tetap dapat

mengembang. (Elisabeth J.Corwin, 2009)

Pleura adalah membrane penting yang membungkus setiap paru.

Pleura pariental melapisi rongga toraks (kerangka iga, diagframa,

mediastinum). Pleura visceral melapisi paru dan bersambungan dengan pleura

pariental di bagian bawah paru. Rongga pleura (ruang interpertual) ruang

potensial antara pleura pariental dan visceral yang mengandung lapisan tipis

cairan pelumas. Cairan ini diekresikan oleh sel-sel pleural sehingga paru-paru

dapat mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan cairan (tekanan

intrapleural) agak negatif dibandingkan tekanan atmosfir. Resesus pleura

adalah area rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru. Area ini muncul saat

pleura pariental bersilangan dari satu permukaan ke permukaan lain. Saat

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

2

bernapas, paru-paru bergerak keluar masuk lewat area ini. (Ethel Sloane,

2003)

Efusi pleura merupakan pengumpulan cairan dalam ruang pleural yang

terletak diantara permukaan visceral dan parental, adalah proses penyakit

primer yang jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder

terhadap penyakit lain secara normal ruang pleura mengandung sejumlah kecil

cairan (5 sampai 15 ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan

permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi. (Smeltzer & Barre, 2002)

Efusi pleura adalah istilah yang digunakan untuk penimbunan cairan

dalam rongga pleura dapat berupa transudat dan eksudat. Transudat terjadi

peningkatan tekanan vena pulmonalis, misalnya pada gagal ginjal kongesti.

Pada kasus ini terjadi keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran

cairan dalam pembuluh darah. Dan penimbunan eksudat disebabkan oleh

peningkatan atau keganasan pleura dan akibat peningkatan permeabilitas

kapiler atau gangguan absorsi getah bening. Pleura cenderung tertimbun pada

dasar paru akibat gaya gravitasi. (Sylvia A. Price, 2005; 779)

Pasien dengan efusi pleura di dalam rongga pleura terdapat kurang

lebih 5 ml cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura

parientalis dan viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parientalis

karena adanya tekanan hidrotastik, tekanan koloid, dan daya tarik elatis.

Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis,

sebagian kecil lainnya (10 – 20%) mengalir ke dalam pembuluh limfe

sehingga pasase cairan disini mencapai satu liter seharian. Terkumpulnya

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

3

cairan di rongga pleura disebut efusi pleura. Ini terjadi bila keseimbangan

antara produksi dan absorbsi terganggu. Misalnya pada hyperemia akibat

inflamasi. Perubahan tekanan osmotic (hipoalbumin). Peningkatan tekanan

vena (gagal jantung). (Syamsuhidayat, 2004: 414 - 415)

Faktor pencetus dari efusi pleura dapat dibedakan atas transudat dan

eksudat. Pleura Transudat, misalnya terjadi gagal jantung karena bendungan

vena disertai peningkatan hidrostatik, dan pada sirosis hepatis karena tekanan

osmotik koloid yang menurun. Eksudat disebabkan antara lain oleh keganasan

dan infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein

dan berat jenis tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak sel darah putih.

Sebaliknya, transudat kadar protein rendah sekali atau nihil sehingga berat

jenisnya rendah. Pada efusi transudat (protein <30 gr/l; b.d. <1015). Efusi

eksudat (protein >30 gr/l b.d. >1015). (Syamsuhidayat, 2004:414 - 415)

Menurut WHO Health Journal (2005), penyakit ganas menyumbang

41% dan tuberkulosis untuk 33% dari 100 kasus efusi pleura eksudatif, 2

pasien (2%) memiliki koeksistensi tubercolosis dan keganasan dan dianalisis

dengan kelompok ganas. Para-pneumonia efusi ditemukan hanya 6% kasus.

Alasan lain adalah: gagal jantung kongestif 3%, komplikasi dari operasi

bypass koroner 2%, rheumatoid arthritis 2%, erythaematosus lupus sistemik

1%, gagal ginjal kronis 1%, kolesistitis akut 1%, etiologi tidak diketahui 8 %.

Efusi pleura besar ditemukan pada 24% pasien, sedang pada 58%, serta efusi

ringan pada 18%. Pada cairan pleura berdarah 15% kasus.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

4

Dari penelitian pada penderita yang dirawat di Rumah Sakit Dokter

Kariadi Semarang, semua penderita yang di diagnosa efusi pleura, dalam

penelitian ini didapatkan 18 penderita efusi pleura, distribusi jumlah penderita

perempuan 12 orang orang (66,7%) dan penderita laki-laki 6 orang (33,3%).

Sebagian besar penderita yaitu 13 orang (72,2%) berasal dari luar kota

Semarang, dan 5 orang (27,8%) dari kota Semarang. Sebanyak 10 orang

(55,6%) penderita efusi pleura memerlukan perawatan antara 1 – 10 hari.

Penyebab efusi pleura terbanyak dalam penelitian ini adalah karena neoplasma

yaitu didapatkan 5 penderita (27,8%), kemudian DHF (Dengue Haemoragic

Fever) 4 penderita, tuberkulosis (TBC) 3 penderita, gagal ginjal 2 penderita,

gagal jantung 2 penderita, pnemonia 1 penderita dan SLE (Lupus

Eritematosus Sistematik) 1 penderita. Dan 18 penderita efusi pleura ditemukan

penyebab terbanyak adalah neoplasma, yang terjadi pada usia dewasa (> 14

tahun) yang disebabkan karena mempunyai riwayat penyakit kronis. (Ariyanti,

2003)

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan

manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme

sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi

tubuh, salah satunya kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu selalu

dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik.

Dalam pelaksanaannya, pemenuhan kebutuhan dasar tersebut masuk ke dalam

bidang garapan perawat. Karenanya, setiap perawat harus paham dengan

manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

5

berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk

itu, perawat perlu memahami secara mendalam konsep oksigenasi pada

manusia. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007)

Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis

menurut Hirarki Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses

kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh

kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan

oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan

otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. System

yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan adalah pernapasan,

persyarafan, dan kardiovaskuler. (Aziz Alimul Hidayat, 2004)

Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur pertukaran

oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh

semua sel untuk menghasilkan sumber energi, adenosin triposfat (ATP),

karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara metabolisme aktif dan

membetuk asam, yang harus dibuang dari tubuh. Untuk melakukan pertukaran

gas, system kardiovaskuler dan system respirasi harus bekerja sama. System

kardiovaskuler bertanggung jawab untuk perfusi darah melalui paru. System

pernapasan melakukan dua fungsi terpisah ventilasi dan respirasi. (Elisabeth

J.Corwin, 2009)

Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar

pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari

atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

6

respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus memahami indikasi

pemberian O2, metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2.

(Rufaidah, Volume 1, Mei 2005)

Kapasitas (daya muat) udara dalam paru-paru dalah 4.500 – 5.000 ml

(4,5 – 5 l). Udara yang diproses dalam paru-paru hanya sekitar 10% 9 ± 00

ml), yakni yang dihirup (inspirasi) dan yang dihembuskan (ekspirasi) pada

pernapasan biasa. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007)

Kriteria pada pasien efusi pleura yang sedikit biasanya asimtomatik,

sementara efusi pleura yang banyak menimbulkan dispnea, khususnya bila ada

penyakit kardiopulmonar yang mendasari. Nyeri dada pleuritik dan batuk

kering dapat terjadi, cairan pleura yang berhubungan adanya nyeri dada

biasanya eksudat. Gejala fisik tidak dirasakan bila cairan kurang dari 200-300

ml. Tanda-tanda yang sesuai efusi pleura yang lebih besar adalah penurunan

fremitus, redup pada perkusi, dan berkurang suara nafas. Pada efusi yang luas

yang menekan paru, aksentuasi suara nafas dan egofoni ditemukan tepat diatas

batas efusi. Adanya friction rub pleural menandai pleuritis. Efusi pleura masif

dengan tekanan intrapleural yang meninggi dapat menyebabkan pergeseran

trakea ke arah kontralateral dan pendataran spatium interkostal. (Tierney,

Lawrence M. Jr, 2002 : 186). Selain itu pada penyakit efusi pleura ditemukan

tanda gejala : dispnea bervariasi, nyeri pleuritik biasanya mendahului efusi

jika penyakit pleura, trakea bergeser menjauhi sisi yang mengalami efusi,

ruang intercosta menonjol pada efusi yang berat, pergerakan dada berkurang

dan terhambat pada bagian yang terkena, egofoni diatas paru yang tertekan

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

7

dekat efusi, suara nafas berkurang di atas efusi pleura, vocal fremitus dan raba

berkurang. (Sylvia A. Price, 2005: 779)

Pada Tn. S ada beberapa kriteria yang masuk dalam penyakit efusi

pleura yang berupa dispnea, sesak nafas dan dada terasa seseg saat melakukan

aktifitas badan terasa nyeri, dan batuk-batuk disertai dahak atau sputum,

tenggorokan terasa terasa panas dan gatal, pada pemeriksaan fisik Palpasi:

Vokal Fremitus frekuensi getaran lebih besar yang kiri dada dari pada yang

kanan, Perkusi: pekak di intercosta kelima sebelah kanan, dari hasil rongent

terlihat putih di lapang paru sebelah kanan.

Berdasarkan berbagai data dan informasi di atas maka penulis tertarik

untuk melakukan studi kasus tentang efusi pleura dan penatalaksanaannya,

termasuk menangani efusi pleura berdasarkan manifestasi klinis yang dilihat

secara mendasar melalui konsep kebutuhan dasar manusia yaitu pemenuhan

kebutuhan oksigenasi. Dengan adanya berbagai data dan pertimbangan maka

penulis melakukan Laporan Studi Kasus “Asuhan Keperawatan Pemenuhan

Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn.S Di Ruang Bougenvil Rumah Sakit Panti

Waluyo Surakarta”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Melaporkan studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

kebutuhan Oksigenasi pada Tn. S dengan Efusi Pleura di ruang Bougenvil

Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

8

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian kebutuhan oksigenasi pada

pasien dengan efusi pleura.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan kebutuhan

oksigenasi pada pasien dengan efusi pleura.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan kebutuhan

oksigenasi pada pasien dengan efusi pleura.

d. Penulis mampu melakukan implementasi kebutuhan oksigenasi pada

pasien dengan efusi pleura.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi kebutuhan oksigenasi pada pasien

dengan efusi pleura.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi bersihan jalan nafas yang terjadi

pada pasien dengan efusi pleura.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi pendidikan

Dapat memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan

praktik keperawatan dan pemecahan masalah khususnya dalam bidang

profesi keperawatan.

2. Bagi penulis

Dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan

optimal pada praktek klinik keperawatan, dan sebagai tambahan ilmu baru

bagi penulis.

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

9

3. Bagi pembaca

Memberikan kemudahan bagi pembaca untuk sarana dan prasarana

dalam pengembangan ilmu keperawatan, diharapkan setelah pembaca

membaca buku ini dapat menjadi acuan atau ada sebuah penilitian untuk

kasus ini.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

10

BAB II

LAPORAN KASUS

Dalam bab ini menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang

dilakukan pada Tn. S dengan diagnosa medis efusi pleura, dilaksanakan pada

tanggal 5 – 7 April 2012. Asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi

Dari pengkajian tanggal 5 April 2012 jam 07.30 WIB, pasien masuk pada

tanggal 2 April 2012, pada pengkajian kasus ini diperoleh dengan metode auto

anamnesa dan aulloanamnesa, dari data pengkajian tersebut didapat hasil identitas

klien, bahwa klien bernama Tn. S, jenis kelamin : laki-laki, umur 75 tahun,

pendidikan SD, agama Islam, pekerjaan tani, alamat : Ds Ngambil Ambil, Nguter,

Sukoharjo, nomor catatan medis : 17.63.86, dirawat di bangsal Bougenvil kamar

2A RS. Panti Waluyo, di diagnosa oleh dokter efusi pleura. Yang bertanggung

jawab kepada klien adalah Ny S, umur 65 tahun, pendidikan SD, pekerjaan ibu

rumah tangga, yang beralamat Ds Ngambil Ambil, Nguter, Sukoharjo, hubungan

dengan klien sebagai istri.

Ketika dilakukan pengkajian tentang riwayat kesehatan sekarang, keluhan

utama yang dirasakan klien mengatakan sesak nafas dan dada terasa seseg. Pada

riwayat penyakit sekarang klien mengatakan sesak nafas dan dada terasa seseg

saat melakukan aktifitas, badan terasa nyeri, dan batuk- batuk disertai dahak atau

sputum, tenggorokan terasa terasa panas dan gatal, pasien merupakan rujukan dari

dokter Hendry, Sp.P dari Sukoharjo setelah tidak ada perkembangan klien dirujuk

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

11

ke RS Panti Waluyo dan dibawa ke UGD dilakukan berbagai pemeriksaan dan

penanganan medis berupa pemeriksaan pemasangan infuse RL 20 tpm di tangan

kanan, TTV : Tekanan Darah 160/90 mmHg, Nadi 88 kali per menit, suhu 365o

C,

pernapasan 28 kali per menit, terpasang O2 3 liter per menit, injeksi starxone 100

mg.

Riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan kurang lebih 5 tahun yang

lalu pernah mengalami operasi Benigna Prostat Hiperplasi, dan pernah mondok di

rumah sakit selama 4 bulan dengan penyakit yang sama, klien mempunyai riwayat

merokok sejak SMP sehari bisa menghabiskan sehari 3 bungkus rokok dan baru

berhenti sekitar 6 bulan yang lalu. Untuk riwayat alergi pasien tidak mempunyai

alergi obat, debu ataupun makanan. Pada riwayat keluarga tidak yang mempunyai

penyakit keturunan berupa Diabetus Melitus, Hipertensi, dan Asma.

Pada pengkajian fungsi kesehatan menurut Gordon, pada persepsi dan

kognitif dan pemeliharaan pasien mengatakan tinggal di pedesaan sejak SMP

pasien sudah mempunyai kebiasaan merokok habis 3 bungkus per hari, apabila

klien batuk-batuk klien cuma beli obat di warung terdekat, dan pihak keluarga

apabila klien sakit parah akan membawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Pada

pola aktifitas dan latihan klien mengatakan selama di rumah sakit bisa makan dan

minum dengan sendiri, dalam toileting klien pakai pispot, dalam berpakaian

dibantu dengan orang lain, dalam mobilitas fisik di tempat tidur dibantu dengan

orang lain, dan juga saat berpindah karena selama melakukan aktifitas klien

merasa dadanya sesak kemudian batuk-batuk. Pada pola kognitif-perseptual klien

mengatakan sebelum sakit dapat dengan lancar, mampu berorientasi penuh pada

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

12

lingkungan dan mengidentifikasi keadaan orang dan situasi dengan kesadaran

penuh dan dapat mengpersepsikan tingkat kenyamanan, selama sakit klien

mengatakan merasa sesak nafas dan dada terasa seseg, sering batuk-batuk sampai

mengeluarkan dahak. Pada pola istirahat dan tidur sebelum sakit pasien

mengatakan bisa tidur nyenyak dengan kwantitas 5 sampai 6 jam siang hari

selama 3 sampai 4 jam selama sakit klien kurang tidur baik dari kwantitas maupun

kualitas tidur kwantitas tidur kurang lebih selama 3 sampai 4 jam, kualitas tidur

sering terbangun pada malam hari karena batuk- batuk, pada siang hari jarang

tidur.

Pada pengkajian pemeriksaan fisik keadaan umum pasien composmentis

dengan kesan lemah, untuk pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil

tekanan darah 150/90 mmHg, nadi : 86 kali per menit, suhu, 365o

C, pernapasan :

28 kali per menit, hidung terpasang O2 3 liter per menit, mulut agak kotor ada

sputum. Pada hasil pemeriksaan fisik pada paru, inspeksi : simetris, tidak ada

bekas luka menggunakan otot bantu pernapasan diperut. Palpasi : Vokal Fremitus

frekuensi getaran lebih besar yang kiri dada dari pada yang kanan, Perkusi: pekak

di intercosta kelima sebelah kanan, auskultasi tidak ada suara tambahan,

Pemeriksaan penunjang yang dijalani oleh klien adalah radiologi dan

pemeriksaan darah. Pada data penunjang dari hasil laboratorium tanggal 2 april

2012 yaitu : Hemoglobin 14,5 g/dL, Hematrokit 40,1 %, Eritrosit 4,75 juta/mm3,

Leukosit 13.800 /mm3, Trombosit 230.000 u/L.

Analisa data yang dilakukan pada tanggal 5 April 2012, didapatkan data

yaitu data subyektif pasien mengatakan sering batuk-batuk di sertai sputum, data

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

13

obyektif pasien tampak lemah terdapat sputum di tenggorokan, sputum berwarna

kuning keputihan dan kental, dari hasil pemeriksaan fisik paru di dapatkan,

inspeksi : simetris, tidak ada bekas luka menggunakan otot bantu pernapasan

diperut. Palpasi : pengembangan dada sebelah kanan tidak sama dengan yang kiri,

Perkusi : pekak di intercosta kelima, auskultasi tidak ada suara tambahan, dari

hasil rongent terlihat putih di lapang paru sebelah kanan, pernapasan 28 kali per

menit. Dari data di atas maka penulis mengangkat masalah keperawatan utama

pada Tn.S Bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah yang

berlebih.

Berdasarkan hasil prioritas diagnosa masalah keperawatan maka penulis

menentukan rencana keperawatan pada diagnosa bersihan jalan nafas

berhubungan dengan mukus dalam jumlah yang berlebihan dengan tujuan dan

kriteria hasil, setelah di lakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam di harapkan

jalan nafas kembali normal dengan kriteria hasil sekret dapat keluar, pernapasan

dalam rentang normal 16 sampai 24 kali per menit, mempunyai irama dan

frekuensi dalam rentang normal, dispnea tidak ada, mengeluarkan sekresi secara

efektif, mudah untuk bernapas. Dengan intervensi observasi keadaan umum

pasien dengan rasional, untuk mengetahui kondisi pasien. Mengobservasi pola

fungsi pernapasan, dengan rasional untuk mengetahui adanya seseg atau tidak.

Mengobservasi karakteristik batuk dan sputum dengan rasional untuk mengetahui

bakteri yang ada didalamnya atau mengidentifikasi patogen. Berikan oksigen

sesuai indikasi, dengan rasional untuk pemenuhan suplay oksigen dalam tubuh.

Berikan posisi postural drainase dengan rasional untuk mengeluarkan secret dari

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

14

segmen paru dengan memanfaatkan gaya gravitasi Ajarkan batuk efektif dengan

rasional untuk mengeluarkan sekresi secara efektif. Kolaborasi dengan tim dokter

pemberian nebulizer dengan rasional untuk mengencerkan dahak dalam tubuh.

Kolaborasi pemasangan water seal drainase dengan rasional untuk mengeluarkan

cairan udara patologis dari rongga pleura sehingga fungsi dan anatomi paru dapat

kembali seperti semula dengan segera.

Pada tanggal 5 April 2012 dilakukan implementasi pada diagnosa utama

yaitu pada pukul 08.00 WIB mengobservasi keadaan umum pasien diperoleh data

subyektif pasien mengatakan masih batuk berdahak, dan data obyektif pasien

tampak lemah, terlihat batuk serta kurang tidur. Mengobservasi pola pernapasan

klien diperoleh data subyektif pasien mengatakan masih sesak nafas, data

obyekifnya pernapasan klien 28 kali per menit. Pada pukul 09.00 WIB

mengajarkan batuk efektif dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia

melakukan teknik yang diajarkan, data obyektif tampak sputum keluar, warna

kuning keputihan dan konsistensi kental. Pada pukul 09.30 WIB memberikan

oksigen 3 liter per menit dengan data subyektif pasien bersedia dan data obyektif

oksigen masuk sebanyak 3 liter per menit. Pada pukul 10.00 WIB melakukan

terapi nebulizer combivent 10 ml sesuai advis dokter dengan data subyektif pasien

mengatakan bersedia, dan data obyektif obat combivent telah masuk melalui

nebulizer.

Pada tanggal 6 April 2012 dilakukan implementasi pada diagnosa utama

pada pukul 07.30 WIB mengobservasi keadaan umum pasien diperoleh data

subyektif pasien mengatakan masih batuk berdahak, dan data obyektif pasien

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

15

tampak lemah, terlihat batuk serta kurang tidur. Mengobservasi pola pernapasan

klien diperoleh data subyektif pasien mengatakan masih sesak nafas, data

objekifnya pernapasan klien 28 kali per menit. Pada pukul 08.30 WIB

mengajarkan batuk efektif dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia

melakukan teknik yang diajarkan, data obyektif tampak sputum keluar, warna

kuning keputihan dan konsistensi kental. Pada pukul 09.00 WIB memberikan

oksigen 3 liter per menit dengan data subyektif pasien bersedia dan data obyektif

oksigen masuk sebanyak 3 liter per menit. Pada pukul 09.40 WIB melakukan

terapi nebulizer combivent 10 ml sesuai advis dokter dengan data subyektif pasien

mengatakan bersedia, dan data obyektif obat combivent 10 ml telah masuk

melalui nebulizer.

Pada tanggal 7 April 2012 dilakukan implementasi pada diagnosa utama

pada pukul 07.30 WIB mengobservasi keadaan umum pasien diperoleh data

subyektif pasien mengatakan masih batuk berdahak, dan data obyektif pasien

tampak lemah, terlihat batuk. Mengobservasi pola pernapasan klien diperoleh data

subyektif pasien mengatakan masih sesak nafas, data objekifnya pernapasan klien

26 kali per menit. Pada pukul 08.30 WIB mengajarkan batuk efektif dengan data

subyektif pasien mengatakan bersedia melakukan teknik yang diajarkan, data

obyektif tampak sputum keluar, warna putih dan konsistensi cair. Pada pukul

09.00 WIB memberikan oksigen 3 liter per menit dengan data subyektif pasien

bersedia dan data obyektif oksigen masuk sebanyak 3 liter per menit. Pada pukul

09.40 WIB melakukan terapi nebulizer combivent 10 ml sesuai advis dokter

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

16

dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia, dan data obyektif obat

combivent telah masuk melalui nebulizer.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 5 April 2012 pukul

14.00 WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah Subyektif

pasien mengatakan batuk berdahak, kurang tidur. Obyektif tampak ada sputum

yang keluar warna kuning keputihan konsistensi kental, pernapasan klien 28 kali

per menit. Asessment masalah belum teratasi. Planning intervensi dilanjutkan

dengan ajarkan batuk efektif, berikan oksigen 3 liter per menit, kolaborasi dengan

dokter pemberian terapi nebulizer combivent 2 kali sehari 10 ml.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 6 April 2012 pukul

14.00 WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah Subyektif

pasien mengatakan batuk berdahak, kurang tidur. Obyektif tampak ada sputum

yang keluar warna kuning keputihan konsistensi kental, pernapasan klien 28 kali

per menit. Asessment masalah belum teratasi. Planning intervensi dilanjutkan

dengan ajarkan batuk efektif, berikan oksigen 3 liter per menit, kolaborasi dengan

dokter pemberian terapi nebulizer combivent 2 kali sehari 10 ml.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 7 April 2012 pukul

14.00 WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah Subyektif

pasien mengatakan batuk berdahak. Obyektif tampak ada sputum yang keluar

warna putih konsistensi cair, pernapasan klien 26 kali per menit. Asessment

masalah teratasi sebagian, Planning intervensi dilanjutkan dengan ajarkan batuk

efektif, berikan oksigen 3 liter per menit, kolaborasi dengan dokter pemberian

terapi nebulizer combivent 2 kali sehari 10 ml.

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

17

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan

Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi pada Tn. S Dengan Efusi Pleura di Ruang

Bougenvil Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta”. Prinsip dari pembahasan

ini dengan memfokuskan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam asuhan

keperawatan.

Efusi pleura merupakan pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang

terletak diantara permukaan visceral dan parental, adalah proses penyakit

primer yang jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder

terhadap penyakit lain secara normal ruang pleura mengandung sejumlah

kecil cairan (5 sampai 15 ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan

permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi. (Smeltzer & Barre, 2002)

Efusi pleura merupakan adanya cairan di rongga pleura, dapat bersifat

eksudat atau transudat. Efusi pleura yang transudat disebut hidrotoraks akibat

gagal jantung kongestif mungkin merupakan penyebab tersering adanya

cairan rongga pleura. Eksudat yang ditandai dengan sel radang,

mengisyaratkan pleuritis. Dan penyebabnya invasi mikroba melalui perluasan

langsung infeksi paru atau hematogen, kanker (karsinoma bronkogenik,

metastasis neoplasma ke paru atau permukaan pleura infark paru, pleuritis

paru. (Robbins, 2007:567)

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

18

Efusi pleura adalah istilah yang digunakan untuk penimbunan cairan

dalam rongga pleura dapat berupa transudat dan eksudat. Transudat terjadi

peningkatan tekanan vena pulmonalis, misalnya pada gagal ginjal kongesti.

Pada kasus ini terjadi keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran

cairan dalam pembuluh darah. Dan penimbunan eksudat disebabkan oleh

peningkatan atau keganasan pleura dan akibat peningkatan permeabilitas

kapiler atau gangguan absorsi getah bening. Pleura cenderung tertimbun pada

dasar paru akibat gaya gravitasi. (Sylvia A. Price, 2005: 779)

Pasien dengan efusi pleura di dalam rongga pleura terdapat kurang

lebih 5 ml cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura

parientalis dan viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parientalis

karena adanya tekanan hidrotastik, tekanan koloid, dan daya tarik elatis.

Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis,

sebagian kecil lainnya (10-20%) mengalir ke dalam pembuluh limfe sehingga

pasase cairan di sini mencapai satu liter seharian. Terkumpulnya cairan di

rongga pleura disebut efusi pleura. Ini terjadi bila keseimbangan antara

produksi dan absorbsi terganggu. Misalnya pada hyperemia akibat inflamasi.

Perubahan tekanan osmotic (hipoalbumin). Peningkatan tekanan vena (gagal

jantung). Atas dasar kejadiannya, efusi pleura dapat dibedakan atas transudat

dan eksudat pleura. Transudat, misalnya terjadi gagal jantung karena

bendungan vena disertai peningkatan hidrostatik, dan pada sirosis hepatis

karena tekanan osmotik koloid yang menurun. Eksudat disebabkan antara lain

oleh keganasan dan infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

19

kaya akan protein dan berat jenis tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak

sel darah putih. Sebaliknya, transudat kadar protein rendah sekali atau nihil

sehingga berat jenisnya rendah. Pada efusi transudat (protein <30 gr/l; b.d.

<1015). Efusi eksudat (protein >30 gr/l b.d. >1015). (Syamsuhidayat, 2004:

414 - 415)

Tanda gejala pasien efusi pleura yang sedikit biasanya asimtomatik,

sementara efusi pleura yang banyak menimbulkan dispnea, khususnya bila

ada penyakit kardiopulmonal yang mendasari. Nyeri dada pleuritik dan batuk

kering dapat terjadi, cairan pleura yang berhubungan adanya nyeri dada

biasaya eksudat. Gejala fisik tidak dirasakan bila cairan kurang dari 200 – 300

ml. Tanda-tanda yang sesuai efusi pleura yang lebih besar adalah penurunan

fremitus, redup pada perkusi, dan berkurang suara nafas. Pada efusi yang luas

yang menekan paru, aksentuasi suara nafas dan egofoni ditemukan tepat

diatas batas efusi. Adanya friction rub pleural menandai pleuritis. Efusi pleura

masif dengan tekanan intrapleural yang meninggi dapat menyebabkan

pergeseran trakea ke arah kontralateral dan pendataran spatium interkostal.

(Tierney, Lawrence M. Jr, 2002 : 186). Selain itu pada penyakit efusi pleura

ditemukan tanda gejala : dispnea bervariasi, nyeri pleuritik biasanya

mendahului efusi jika penyakit pleura, trakea bergeser menjauhi sisi yang

mengalami efusi, ruang intercosta menonjol pada efusi yang berat, pergerakan

dada berkurang dan terhambat pada bagian yang terkena, egofoni di atas paru

yang tertekan dekat efusi, suara nafas berkurang di atas efusi pleura, vocal

fremitus dan raba berkurang. (Sylvia A. Price, 2005: 779)

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

20

Dalam teori ini permasalahan utama pada pasien efusi pleura adalah

pola nafas, tetapi dalam kasus ini penulis lebih memprioritaskan bersihan

jalan nafas karena berdasarkan keluhan utamanya pasien merasakan batuk

yang sangat mengganggu sampai sputum berwarna kuning keputihan

kosistensi kental sampai dada seseg. Dan bersihan jalan nafas sangat berat

karena berupa penumpukan cairan di rongga pleura dan harus segera diatasi

bila tidak segera dikeluarkan akan semakin banyak terjadi penumpukan di

rongga pleura sehingga oksigen yang masuk ke paru akan terganggu sehingga

ekspansi paru kurang maksimal. Pada dasarnya bersihan jalan nafas adalah

ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran

pernapasan untuk memepertahankan jalan nafas. (Judith, M Wilkinson, 2006 :

16 – 20). Maka kebutuhan oksigenasi harus terpenuhi dan bersihan jalan

nafas harus segara teratasi dan Tn. S bisa bernafas secara normal tidak seseg

lagi, sputum dapat keluar atau bisa melakukan mengeluarkan sekresi secara

optimal melalui batuk efektif, tidak menggunakan alat bantu pernapasan, serta

pernapasan kembali normal.

Dengan ditegakkan diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan mukus dalam jumlah yang berlebih. (Nanda, 2011)

Penulis merencanakan tindakan untuk mengatasi bersihan jalan nafas Dengan

intervensi observasi keadaan umum pasien dengan rasional, untuk

mengetahui kondisi umum pasien. Mengobservasi pola fungsi pernapasan,

dengan rasional untuk mengetahui adanya seseg atau tidak. Karakteristik

batuk dan sputum dengan rasional untuk mengetahui bakteri yang ada

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

21

didalamnya atau mengidentifikasi patogen. Berikan oksigen sesuai indikasi,

dengan rasional untuk pemenuhan suplay oksigen dalam tubuh. Berikan

posisi postural drainase dengan rasional untuk mengeluarkan secret dari

segmen paru dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Ajarkan batuk efektif

dengan rasional untuk mengeluarkan sekresi secara efektif. Kolaborasi

dengan tim dokter pemberian nebulizer dengan rasional untuk mengencerkan

dahak dalam tubuh. Kolaborasi pemasangan water seal drainase dengan

rasional untuk mengeluarkan cairan udara patologis dari rongga pleura

sehingga fungsi dan anatomi paru dapat kembali seperti semula dengan

segera.

Pada kasus ini Tn.S lebih condong atau mengarah ke efusi pleura

eksudatif karena pada penyakit Tn.S terjadi batuk batuk, dan keluar sputum

warna kuning keputihan. Batuk sendiri adalah mekanisme fisiologis untuk

membersihkan sekresi yang berlebih dan melindungi saluran pernapasan dari

makanan atau benda asing yang masuk ke saluran pernapasan, dan merupakan

gejala penyakit pernapasan yang paling sering, batuk yang menetap selama

lebih dari 3 minggu ditandai dengan sputum yang produktif maupun tidak

produktif dan dapat diindikasikan. Sputum berwarna kuning atau hijau

adanya leukosit yang banyak dan supuratif yang menyerang saluran

pernapasan atau paremkim paru seperti bronchitis akut atau kronik atau

pnuemonia. (Sylvia A. Price, 2005: 780). Pada pemeriksaan mikroskopik dan

sitologi jika didapatkan sel darah putih sebanyak > 1000 /mL, hal ini

mengarah ke eksudatif, Jika sel darah putih > 2000 /mL keadaan ini

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

22

menunjukkan empiema. Neutrofil menunjukkan kemungkinan adanya

pneumonia, infark paru, tubercolosis fase awal, atau pancreatitis, limfosit

dalam jumlah banyak mengarah kepada tuberkulosis, limfoma atau

keganasan, jika ada torakosintesis didapatkan banyak eosinofil, tubercolosis

disingkirkan. (Darmanto Djojodibroto, 2009).

Untuk dapat ditegakkan penyakit efusi pleura bisa dilakukan dengan

cara anamnesa yang baik, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi, dan

pemeriksaan laboratorium atas cairan torakosintesis. Cairan di rongga pleura

dapat menyebabkan sesak nafas dan kemampuan fisik yang menurun

bergantung pada jumlah cairan serta kecepatan timbulnya cairan, makin

banyak cairan, makin jelas sesaknya, makin cepat terbentuknya cairan, makin

cepat dan jelas pula timbulnya keluhan. Bila pada penderita yang diperiksa

dalam sikap tegak ditemukan cairan atau atau pada gambaran radiologi

lengkung diafragma hilang. Biasanya berjumlah sekurang-kurangnya 300 ml.

Cairan efusi pleura diperiksa untuk menentukan berat jenis, kadar protein,

kadar glukosa, dan gambaran sitologinya. (Syamsuhidayat, 2004:415)

Keberadaan cairan dikuatkan dengan rontgen dada, pemeriksan fisik,

dan torakkosintesis. Cairan pleura dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan

gram, basil tahan asam (untuk tubercolosis). Hitung sel darah merah dan

darah putih, pemeriksaan kimiawi (glukosa, amylase, laktak dehigronase

[LDH], protein), analisis sitologi untuk sel-sel maligna dan pH. Biopsy pleura

mugkin juga bisa dilakukan. Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan,

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

23

untuk mendapatkan spesimen guna keperluan analisis dan untuk

menghilangkan dispnea. (Smeltzer & Barre, 2002).

Dalam penulisan ini penulis mengalami kesulitan dalam mencari

referensi untuk penulisan karya tulis, tetapi dengan kesungguhan dan

motivasi demi tercapainya penulisan karya tulis, penulis mampu mendapat

referensi yang dapat membantu dan mendukung dalam penulisan karya tulis

ilmiah, serta kami tidak dapat melaksanakan semua tindakan di intervensi

karena keterbatasan waktu.

Penulisan berharap karya tulis ilmiah ini dapat memberikan informasi

lebih lanjut kepada pihak tenaga medis yang lain ataupun tenaga medis yang

lainnya sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang penyakit efusi

pleura. Walaupun dalam penulisan ini, penulis masih mempunyai banyak

kekurangan, mendapatkan masukan dari pihak tenaga kerja medis lainya agar

lebih menjadi sempurna serta di jadikan acuan penulis jadi proses

pembelajaran serta mampu meningkatkan tingkat asuhan keperawatan yang

lebih berkualitas, memberikan tingkat pelayanan keperawatan yang bermutu.

B. Simpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, penentuan

diagnosa, perencanaan, implemantasi, dan evaluasi tentang Asuhan

Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi pada Tn. S dengan Efusi

Pleura di Ruang Bougenvil Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta secara

metode studi kasus, maka dapat ditarik kesimpulan.

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

24

Hasil pengkajian pada Tn. S dengan Efusi pleura adalah keluhan

utamanya pasien merasakan batuk yang sangat mengganggu sampai sputum

berwarna kuning keputihan kosistensi kental sampai dada seseg. Akibatkan

oleh penumpukan cairan di rongga pleura.

Hasil perumusan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan Efusi

Pleura adalah bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah

yang berlebih.

Hasil perencanaan keperawatan asuhan keperawatan pada Tn. S

Dengan intervensi observasi keadaan umum pasien dengan rasional, untuk

mengetahui kondisi pasien. Mengobservasi pola fungsi pernapasan, dengan

rasional untuk mengetahui adanya seseg atau tidak. Mengobservasi

karateristik batuk dan sputum dengan rasional untuk mengetahui bakteri yang

ada didalamnya atau mengidentifikasi patogen. Ajarkan batuk efektif dengan

rasional untuk mengeluarkan sekresi secara efektif. Berikan oksigen sesuai

indikasi, dengan rasional untuk pemenuhan suplay oksigen dalam tubuh

mengurangi sesak. Berikan posisi postural drainase dengan rasional untuk

mengeluarkan secret dari segmen paru dengan memanfaatkan gaya gravitasi.

Kolaborasi dengan tim dokter pemberian nebulizer dengan rasional untuk

mengencerkan dahak dalam tubuh. Kolaborasi pemasangan water seal

drainase dengan rasional untuk mengeluarkan cairan udara patologis dari

rongga pleura sehingga fungsi dan anatomi paru dapat kembali seperti semula

dengan segera.

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

25

Hasil implementasi keperawatan yang dilakukan pada Tn. S dengan

Efusi Pleura adalah sesuai dengan perencanaan tindakan asuhan keperawatan,

tindakan keperawatan dilakukan modifikasi sesuai kondisi pasien tanpa

meninggalkan prinsip dan konsep keperawatan.

Hasil evaluasi keperawatan pada Tn. S dengan Efusi Pleura adalah

menunjukan sedikit perbaikan respirasi dan peningkatan kesehatan pasien.

Hasil analisa asuhan keperawatan pada Tn. S dengan Efusi Pleura adalah

teratasi sebagian karena mengalami peningkatan ventilasi yang menuju

perbaikan dari penyakitnya.

C. Saran

1. Rumah Sakit

Bagi institusi pelayanan kesehatan, diharapkan dapat memberikan

pelayanan dan mempertahankan hubungan kerja sama yang baik antar

tenaga kesehatan dan pasien yang ditunjukan untuk meningkatkan mutu

pelayanan asuhan keperawatan yang optimal.

2. Profesi Keperawatan

Dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan yang selanjutnya

mampu dikembangkan untuk memberikan pelayanan pada pasien Efusi

Pleura yang lebih berkualitas dengan mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan kaidah dalam konsep

keperawatan.

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

26

3. Penulis

Mampu meningkatkan tingkat asuhan keperawatan yang lebih berkualitas,

memberikan tingkat pelayanan keperawatan yang memperhatikan isu dan

etika yang sedang berkembang dengan memodifikasi tindakan

keperawatan tanpa meninggalkan konsep dan etika keperawatan.

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Tatik (2003) Karakteristik Dan Penyebab Efusi Pleura Pada Penderita

Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Karyadi Semarang

Official URL: http://www.fkm.undip.ac.id R Medicine RA Public aspects of

medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicin, di akses

tanggal 11 April 2012.

B. Heidari, dkk, 2005, Efusi Pleura Eksudatif: Efektivitas Analisis Cairan Pleura

Dan Biopsi Pleura, Health Journal WHO. Diakses tangal 11 April 2012.

Corwin, Elisabeth J, (2009), Buku Saku Patofisiologi, Edisi, 3, Alih Bahasa, Nike

Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Dr, R, Darmanto Djojodibroto Sp, P, FCCP, (2009), Respirologi (Respiratory

Medicine), Editor Penyelaras dr Teungku Istia Mada Perkan, dkk, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Hidayat, Aziz Alimul, (2004), Buku Saku Pratikulum Kebutuhan Dasar Manusia,

editor Monica Ester, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Mubarak, Wahit, Iqbal, (2007), Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Teori Dan

Aplikasi Dalam Praktik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

NANDA, Internasional, (2010), Diangnosa Keperawatan Definii Dan Klasifikasi

2009 – 2010, Penerjemah Made Surawarti, dkk, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Price, Sylvia Anderson, (2005), Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Edisi, 6,

Alih Bahasa, Brahm U. Pendit, Editor Bahasa Indonesia, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileRuang paru ini terisi milliliter cairan yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan membawa

Robbins, (2007) Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Vol. 2. EGC, Jakarta.

Rufaidah, 2005, Jurnal Keperawatan Medikal Bedah, www.usu.ac.id. Vol 1,

Universitas Sumatra Selatan.

Sjamsuhidayat. R, Jong, Wim De, (2004), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sloane, Ethel, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula, Alih Bahasa Indonesia James

Veldman, Editor Bahasa Indonesia, Cetakan Ke 1, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Smeltzer, Suzane C, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Brunner &

Suddarth / editor, Suzane C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; Alih Bahasa Agung

Waluyo [Et. Al] ; Editor Bahasa Indonesia, Monica Ester, Ellen Pangabean,

Edisi 8, EGC, Jakarta

Tierney, Kawrence M, Jr, (2002), Diagnosis Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit

Dalam, Edisi 1, Penerjemah Dr. Abdul Gofur, Sp.S, dkk, Penerbit Salemba

Medika, Jakarta.

Willkinson, Judith (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC

Dan Kriteria Hasil NOC. Edisi 7. EGC, Jakarta. �