STUDI DESKRIPTIF: PENGUNGKAPAN DIRI PADA ODHA (ORANG ...
Transcript of STUDI DESKRIPTIF: PENGUNGKAPAN DIRI PADA ODHA (ORANG ...
i
STUDI DESKRIPTIF: PENGUNGKAPAN DIRI PADA ODHA (ORANG
DENGAN HIV/ AIDS) YANG BERADA DI WILAYAH DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA (DIY)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
DEVITA MARIE ASTRIANA MARTHIN
NIM : 039114106
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
ii
iii
SKRIPSI
STUDI DESKRIPTIF: PENGUNGKAPAN DIRI PADA ODHA (ORANG
DENGAN HIV/ AIDS) YANG BERADA DI WILAYAH DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA (DIY)
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Devita Marie Astriana Marthin
NIM : 039114106
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 15 Desember 2010
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Penguji 1 : A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si ……………..
Penguji 2 : Agung Santoso, S.Psi., M.A ……………..
Penguji 3 : Y. Heri Widodo, S.Psi., M. Psi ……………..
Yogyakarta,
Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. Christina Siwi Handayani, M. Si
iv
HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT
(Amsal 17: 22a)
Jangan pernah membiarkan seseorang pergi darimu tanpa
merasa lebih baik dan lebih bahagia. Jadilah ekspresi hidup
dari kebaikan Tuhan:
Kebaikan pada wajahmu, kebaikan pada matamu dan kebaikan
pada senyummu
(Mother Theresa)
♥ HIDUP DARI ALLAH, HIDUP BAGI ALLAH ♥ DevMarAsMar
v
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
Papa & Mama yang sangat mengasihi, menyayangi &
memperhatikanku,
Adik-adikku yang selalu menyayangiku(Rico, Kiki & Deny),
Nando yang dengan tulus mencintaiku,
Tnt’ Susi yang selalu setia padaku.,
Almamaterku Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, dan
Semua orang terkasih yang tlah memberi makna & warna, serta
berproses dalam kehidupanku.
vi
vii
STUDI DESKRIPTIF: PENGUNGKAPAN DIRI PADA ODHA(ORANG DENGAN HIV/ AIDS) YANG BERADA DI WILAYAH
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)
Devita Marie Astriana Marthin
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengungkapan diri Odha yang hidupdi masyarakat, secara khusus untuk mengetahui pada siapa Odha cenderung untuk melakukanpengungkapan diri, topik apa saja yang umumnya disampaikan Odha ketika melakukan pengungkapandiri, dan alasan yang memudahkan serta alasan yang menghambat Odha dalam mengungkapkan kondisikesehatannya pada orang lain. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner penggungkapan diri Odha, yang terdiri dariskala pengungkapan diri Odha dan pernyataan tertutup. Subjek dalam penelitian ini adalah penderitaHIV/ AIDS yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Jumlah subjek dalam penelitianadalah 44 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengolahan datadilakukan dengan program SPSS for Windows versi 15 yaitu dengan menggunakan teknik analisisdeskriptif dan metode uji- t berpasangan antar topik pengungkapan diri dan target share Odha. Uji cobaskala dilakukan pada 44 Odha yang menghasilkan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach’s sebesar 0.972.Hasil penelitian menunjukan bahwa Odha lebih cenderung melakukan pengungkapan diri padapasangannya, kemudian pada konselor, keluarga dan teman. Topik yang umumnya disampaikan Odhaketika melakukan pengungkapan diri adalah pada topik yang sifatnya umum dan tidak terlalu terkaitdengan diri mereka, serta cenderung menghindari pembahasan topik yang secara lebih terkait dengankondisi kesehatan mereka. Topik mengenai kepribadian, kondisi fisik serta tentang kondisi keuangan,tergolong topik yang jarang diungkapkan Odha pada orang lain. Alasan Odha untuk terbuka pada targetshare tentang kondisi kesehatannya adalah untuk curhat atau sebagai katarsis, mencari bantuan ataudukungan, membagikan informasi yang diketahui, serta karena ingin menjalin atau memiliki relasi yanglebih dalam dengan target share. Alasan Odha untuk tidak terbuka pada target share tentang kondisikesehatannya adalah karena takut mendapatkan penolakan, belum dapat menerima keadaan diri sendiri,untuk menjaga privasi pribadi, serta karena tidak memiliki relasi yang mendalam dengan target share.
Kata kunci: pengungkapan diri, Odha (orang dengan HIV/ AIDS)
viii
DESCRIPTIVE STUDY: SELF DISCLOSURE OF PHAs(PEOPLE LIVING WITH HIV/AIDS) IN SPECIAL REGION OF
YOGYAKARTA
Devita Marie Astriana Marthin
ABSTRACT
This study was aimsed to describe on how the people living with HIV/AIDS (PHAs) who lives incommunity are doing self-disclosure , especially to investigate whom PHAs tend to disclose themselves,topics generally presented by them, and reasons for easier or hinder to express their health conditionsto others. This research is a descriptive survey method. Data were collected by using PHAs self-disclosure questionnaire which consist of PHAs self-disclosure scale and enclosed statements. Subjectsin this research were people living with HIV/AIDS (PHAs) who live in Yogyakarta. The number ofsubjects were 44 choosen by using purposive sampling technique. Data processing was performed withSPSS for Windows ver.15 i.e by using descriptive analysis techniques and paired t-test method betweenself-disclosure topics and target share of PHAs. Scale tryout conducted on 44 PHAs which producedCronbach's alpha reliability coefficient of 0.972. The result showed that PHAs tend to disclose themselfto their partner, then counselor, family and friends. When they disclose themself, topics they presentedwas general issue – something not related to their life exactly – and they tend to avoid all of the topicsrelated to their health condition. Topics like personality, physical condition and financial, classified asinfrequent topics. The reason of why PHAs disclose on the target share about their health condition is toconfide or as a catharsis, to seek assistance or support, to share information, and because they want toestablish or to have a deeper relationship with the target share. The reasons they are not open on targetshare about their health condition is due to fear of rejection, inability to accept their reality, to protectpersonal privacy, and superficial relationship with the target share.
Keywords: self disclosure, people living with HIV/AIDS (PHAs)
ix
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, hikmat, dan kekuatan-Nya yang
begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Berbagai proses dan
pengalaman baru telah dilewati sejak awal pengerjaan skripsi ini dan tentunya
melibatkan berbagai pihak yang dengan hati tulus memberikan motivasi dan bantuan
bagi penulis. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, M. Si selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih untuk
waktu, perhatian dan banyak masukan yang diberikan bagi penulis selama
proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan (trima kasih
banyak karena Ibu bersedia mendengar beberapa sharing pengalaman saya
sukses selalu untuk setiap tugas dan tanggung jawab yang Ibu lakukan).
3. Bapak Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi dan Bapak Agung Santoso, S.Psi.,
M.A selaku dosen penguji. Terima kasih atas kesediaannya menguji penulis,
dan terima kasih telah memberikan banyak masukan untuk
menyempurnakan skripsi ini.
4. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi, Psi, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik. Terima kasih atas kebaikan, motivasi yang diberikan serta
kesediaan konsultasinya.
5. Ibu Silvia Carolina M. Y. M, S.Psi, M.Si, Ibu MM. Nimas Eki S, S.Psi, Psi,
M.Si dan Bapak Minto Istono, S.Psi, M.Si, yang telah memberikan masukan
dan dukungan bagi penulis untuk terus semangat menyelesaikan skripsi ini.
6. Semua dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma , terima kasih
untuk kesempatan penulis berproses menimba pengetahuan selama penulis
menempuh studi.
xi
7. Bapak Dr. Bambang Sigit R, Sp.PD-KP dan Pak Prapto (Klinik Edelweis,
RSUP Dr Sardjito Yogyakarta), Bu Mamik dan Pak Totok (Diklit RSUP Dr
Sardjito) terima kasih atas bantuannya selama penulis melaksanakan
penelitian.
8. Bapak Samuel Rahmat Subekti (Koordinator Victory Plus), Mas Yan, Ibu
Ida dan K’Win, terima kasih atas segala bantuannya selama proses
pengambilan data di Victory Plus.
9. Bapak dr. Riyanto (Provincial Project Officer) beserta staff di KPAD
Prop.DIY, terima kasih untuk kesempatan berdiskusi dan banyak masukan
yang diberikan, terutama dalam informasi tentang subjek penelitian.
10. Bruder Michael, K’Rina (Binterbusi), K’Deavey (twin), Pak Tri (Pusdep
USD), Ibu Basilika (Pusat Studi Kebijakan UGM) atas informasi dan akses
penulis untuk bertemu dengan subjek penelitian.
11. Seluruh responden dalam penelitian ini, tanpa kalian skripsi ini tidak
mungkin dapat diselesaikan. (Tetap semangat dalam menjalani kehidupan
kalian, terus berjuang,dan jangan pernah menyerah dengan kondisi yang
kalian alami, karena “Hati yang gembira adalah obat yang mujarab ”).
12. Orang tua ku tersayang, Bapak Richard O.W. Marthin, S.Sos dan Ibu Connie
Koliludjur, terima kasih untuk cinta yang diberikan, trima kasih untuk
kesabaran, dukungan moril dan materi, perhatian serta kasih sayang yang
diberikan (kalian orang tua terbaik yang aku miliki, aku bangga memiliki
kalian. ♥FAMILY, Father And Mother, I Love You ♥).
13. Adik-adikku tersayang Charles Elisa Rico Marthin, Frangky Daud Gerry
Marthin (Alm), dan Daniel Yehezkiel Marthin, trima kasih karna sudah
mejadi ‘pelatih’ kesabaranku , trima kasih juga mau aku repotin..
pokoknya trima kasih untuk sgala perhatian dan kasih sayang yang kalian
berikan, I ♥ you brothers always ViChaNiel
xii
14. Jarot Budiasto, S.T, M.T (Nando Bediast ku ) atas cinta kasih dan
perhatianmu yang tulus untukku, trima kasih juga untuk setiap waktu yang
kau berikan. I ♥ you Jer…. You are my everything
15. Seluruh keluarga besar Marthin – Koliludjur – Pepiana, atas doa dan
perhatian yang diberikan, aku sangat mengasihi kalian semua.. (Oma
Leonora Koliludjur, loph u grand Ma ; Ma Ake, Bp Tri, Dyan & Ditha,
trima kasih untuk hari2 yang dilalui bersama @ Jogja, thx u/ sgla kasih &
perhatian yang diberikan, Mr Nathex, thx uda jadi kakak yg baik; Om Joe
‘Lius’ (Alm), tengkyu so much u/ perhatianmu, thx u/ ‘warisan’ yang
diberikan, kangen dengar kamu panggil ‘kariting’, saya yakin kamu sudah
sangat bahagia disana; MCC, thx u/ persaudaraan, suka & duka yang terjalin
antara kita ).
16. Tnt Susi, atas kesetiannya menemaniku melewati berbagai masa dalam
perjalanan hidupku, terima kasih untuk cinta dan kasih sayang yang
diberikan.
17. Choky LiLaNoS, yang begitu setia menemaniku melewati stiap waktu di
Jogja, kemanapun dan kapanpun aku pergi selalu ditemani, bersamamu aku
menemukan & mengalami banyak hal, entah bagaimana kisahku tanpa mu.
18. Segenap staff Fakultas Psikologi, Mas Gandung, Pak Gie, Mbak Nanik, Mas
Muji dan Mas Doni, atas segala bantuan yang diberikan untuk kelancaran
studi penulis di Fakultas Psikologi.
19. Christina Ayu ’tenan’, ’Jenk’ Ella Maturbongs, Jacky Maturbongs ’mitos’,
’Jenk’ Gina Klopfleisc, ’Jenk’ Otep, dan Elsi Bani, atas segala bantuan yang
diberikan...maaf klo sering banget ngerepotin kalian.. skali-skali gantian
dunk kalian yang repotin aku
20. Sahabat-sahabatku terkasih, Budhi Ardiyndhani (dan Ade Dirgantara),
Yohanny Apriyanti Palamba, Sr. Hedwig CB, Rakhel Ririn, Margaretha,
Sari Laksmi ,atas banyak pengalaman (dikala suka maupun duka) yang
boleh kita dilalui bersama selama studi di Fakultas Psikologi USD. Kita
xiii
bertemu karena ilmu, dan berpisah karena cita-cita.. walaupun jauh, namun
persahabatan kita tetap ada selamanya... sukses ya untuk setiap karya yang
kalian lakukan.
21. Teman-teman Ψ USD 2003, Eka Dian Perwithasari (Ita), atas perhatian,
dukungan, dan bantuanmu selama ini, thx so much ya; Agatha Dewan Ayu
dan Herdian Wahyuni, teman2 seperjuanganku & sepenantian (dari lt 2, lt 1,
sampe balik lagi ke lt 2), trima kasih u/ kebersamaan kita dalam melewati
masa2 penuh ’ujian’, sukses u/ planning2 selanjutnya yach...; Ria Mariana,
Devi Paramitha, Ronald, Miera, Marthin, Toa, Vicky, Benny, Aprinta,
Syamsul, tetap semangat yach dan terus lakukan yang terbaik; Diana, Rissa,
Sri, Sadel, Christa, Abe, Melan, Okky, Melati, Rondang, Conrad, Mia,
Nanang, dll, kangen nyanyiin ’Come along my friends, come along with
me... I want to go to find my way, in Psychology’. Selamat berkarya &
berproses di jalan yang kalian pilih, good luck ).
22. Saudara-saudari ku terkasih di Cell Group (dari CG Devita- CG Agnes),
Agnes, Marhan, Eva, Yoel, Tina, Leo, Helty, K’Fly, Linda, K’Via, K’Rona,
K’Esti, Tina, Fano, Ricky atas persaudaraan yang terjalin, kalian adalah
keluargaku di dalam Kristus.
23. Keluarga besar JOY Fellowship Indonesia (Teman2 di team HRD: K’Vony,
Jenk Lisye, Ce’Dwi, K’Cia, Ko’Felix, K’Anton, K’Dudy, Alex, Harley, Ike,
Nancy ’Buncay’, atas kebersamaan dan banyak hal yang didapat selama
bekerja bersama kalian; Teman2 di Drama Ministry (DJ’Crew): Miss Ibeth,
Mas Sigit, the exo’ girls, Fanny, Wenef, Retno, Nita, Olan, Dodo, K’Tari,
Flare, Ruth, Yupha, Echon atas persaudaraan dan persahabat yang terjalin
selama ini, trima kasih untuk pengalaman suka dan duka yang pernah
dilewati bersama, tetap eksis yach ; Teman2 di Campus Ministry
Departement: K’Yery, K’Astrid, K’Youyou, atas kepercayaan yang
diberikan pada saya untuk mengemban tugas di ZEE ’Zona Extra
Encourage’ thx u/ dukungannya; Bang Renold, Ko’Mike, Bang Sopar,
xiv
terima kasih banyak untuk sgala bantuan dan support yang diberikan, sukses
u/ pelayanan kalian. For all: ”JOY Spirit !!! Jesus first, Others second, You
third... spelled JOY”).
24. Rekan-rekan di Bidang V GKI Gejayan (Ibu Pdt Rima, Mb Betty, Bu Rosa,
Pak Ferry, Mas Agung, K’Laomi, Mb’ Ruth, Mb’Erika, Mb Dina, Roli,
Fatrick) atas dukungan dan perhatiannya, sukses selalu dalam pelayanan
yang dilakukan.
25. Semua pihak, teman dan kerabat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
per satu. Terima kasih atas doa, bantuan, dukungan yang diberikan bagi
penulis, dan trima kasih atas pengalaman hidup yang kulalui bersama kalian.
xv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………….......... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………......... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….... iii
HALAMAN MOTTO ................………………………………….......... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………........ vi
ABSTRAK …………………………………………………………...... vii
ABSTRACT ………………………………………………………....... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH......... ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………….... x
DAFTAR ISI ………………………………………………………....... xv
DAFTAR TABEL …………………………………………………....... xix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xxi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………...... xxii
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………….... 1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………......... 7
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 8
D. Manfaat Penelitian ……………………………………........ 8
xvi
BAB II. LANDASAN TEORI …………………………………..…....... 10
A. Pengungkapan Diri ………………………………………….. 10
1. Pengertian Pegungkapan Diri ………………..………… 10
2. Aspek- aspek Pengungakapan Diri……….….……........ 12
3. Topik- topik Pengungkapan Diri ………………………. 14
4. Jenis-jenis Pengungkapan Diri ………………………… 15
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Diri……………………………………… 16
6. Manfaat Pengungkapan Diri…………………………… 21
7. Risiko Pengungkapan Diri ……………………………... 23
B. HIV/ AIDS ……..……………………………………………. 25
1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)………..……….. 25
2. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).............. 26
3. Gejala HIV/AIDS ………………………….………….. 27
4. Siklus Penyakit HIV/ AIDS ……………..……………… 28
5. Cara penularan HIV/AIDS ……………………………… 29
6. Dampak HIV/AIDS ……………………………………. 30
7. Alasan yang mempengaruhi
pengungkapan diri Odha ………………………………... 33
C. Pengungkapan Diri pada Odha
yang hidup di masyarakat ………………………………........... 34
D. Kerangka Konsep ……...………………………………….….. 36
xvii
BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………........... 39
A. Jenis Penelitian ……………………………………………….. 39
B. Variabel Penelitian ……………………………………............ 39
C. Definisi Operasional …………………..……………………… 40
D. Subjek Penelitian …………………………………………….... 41
E. Instrumen dan Pertanggung Jawaban Mutu …………………...41
1. Instrumen ……………………………………………………41
2. Pertanggungjawaban Mutu ………………………………….46
a. Validitas ……………………………………………… .. 46
b. Analisis Aitem …………………………………………..47
c. Reliabilitas ………………………………………………48
F. Prosedur Pengambilan Data …..........................................…….. 49
G. Teknik Analisa Data …………………………………….…….. 50
BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ………............. 51
A. Orientasi Kancah Penelitian …………………………………. 51
1.Gambaran Umum Tempat Penelitian ……………………….. 51
2. Karakteristik Sampel ……………………………………….. 53
B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian …………………..…….. 56
C. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………….. 59
D. Uji Asumsi Hasil Penelitian ………………………..………......66
1.Uji Normalitas ………………………………………………..67
2. Uji- t berpasangan ……………………………………………69
xviii
E. Pembahasan ………………………………………………….. 75
F. Keterbatasan Penelitian ……………………………………… 87
BAB V. PENUTUP ………………………………………………........... 90
A. Kesimpulan …………………………………………………. 90
B. Saran …………………………………………………........... 91
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….......... 94
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Blue Print Skala Pengungkapan Diri Odha …………………. 44
Tabel 2 Aitem yang gugur dan sahih dari skala
pengungkapan diri Odha…………………………………….. 48
Tabel 3 Distribusi subjek berdasarkan usia …………………………. 53
Tabel 4 Distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin ………………… 54
Tabel 5 Distribusi subjek berdasarkan status pernikahan …………….. 55
Tabel 6 Distribusi subjek berdasarkan lamanya
terinfeksi HIV/ AIDS ………………………………………... 56
Tabel 7 Data statistik target share pengungkapan diri Odha ………… 59
Tabel 8 Data statistik topik yang disampaikan Odha
pada target share secara umum ……………………………… 60
Tabel 9 Data statistik topik yang disampaikan Odha pada
Keluarga ……………………………………………………... 61
Tabel 10 Data statistik topik yang disampaikan Odha pada
Teman ……………………………………………………… 61
Tabel 11 Data statistik topik yang disampaikan Odha pada
Pasangan …………………………………………………… 62
Tabel 12 Data statistik topik yang disampaikan Odha pada
Konselor …………………………………………………… 63
Tabel 13 Alasan Odha terbuka soal kondisi kesehatannya ………….. 65
xx
Tabel 14 Alasan Odha tidak terbuka soal kondisi kesehatannya ……. 66
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian ……………………………. 37
Gambar 2 Grafik topik yang disampaikan Odha
pada tiap target share …………………………………… 63
Gambar 3 Grafik Target share Odha ………………………………. 69
Gambar 4 Grafik Topik Pengungkapan Diri Odha ……………….... 71
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A: Kuesioner Pengungkapan Diri Odha …………………. 98
Lampiran B: Hasil Penelitian ……………………………………….. 108
Lampiran C: Koefisien Reliabiitas Skala Pengungkapan
Diri Odha ……………………………………………… 141
Lampiran D: Hasil Statistik Deskriptif dan Hasil Uji Normalitas
Data Hasil Penelitian …………………………………... 143
Lampiran E: Hasil Uji-T Berpasangan Data Hasil Penelitian ……….. 145
Lampiran F: Hasil Crosstabs ………………………………………… 149
Lampiran G: Surat Keterangan Penelitian ……………………………. 151
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hingga kini kasus HIV/ AIDS masih menjadi masalah penting dalam dunia
kesehatan, karena selain obat atau vaksinnya belum ditemukan secara tepat,
penyebarannya pun sangat cepat dan mudah. Di Indonesia dan juga dunia, HIV/
AIDS merupakan suatu penyakit terminal dengan dampak yang sangat kompleks,
yang meliputi aspek fisik, sosial dan juga psikis (Ginanjar & Yunita, 2001).
Jumlah kasus HIV/ AIDS yang ditemukan di Indonesia hingga Oktober
2007 tercatat 5183 kasus, dengan kasus tertinggi terjadi di Papua (Depkes RI).
Tidak hanya Papua yang perlu menjadi pusat perhatian penyebaran dan
perkembangan HIV/ AIDS,tetapi setiap wilayah di Indonesi perlu mendapat
perhatian yang serius, agar epidemik HIV/ AIDS dapat dikendalikan. Salah satu
wilayah yang perlu mendapat perhatian terhadap kasus HIV/ AIDS adalah
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hingga September 2007, jumlah
kasus HIV/ AIDS yang ditemukan di DIY adalah sebanyak 318 kasus, dengan
prevalensi kasus terbesar terjadi pada usia 20-29 tahun (Depkes RI). Angka ini
merupakan angka yang cukup besar, sehingga setiap orang diharapkan untuk tidak
2
menutup mata terhadap masalah ini, agar generasi selanjutnya dapat diselamatkan
dari bahaya HIV/ AIDS.
Penyebaran HIV/ AIDS tidak hanya menyangkut masalah kesehatan, tetapi
juga menyangkut masalah psikologis, sosial dan budaya. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Derlega, Winstead, Greene, Serovich & Elwood (2004),
ditemukan bahwa keputusan seseorang untuk mengungkapkan status HIV/ AIDS
nya pada orang lain dapat dilihat dari bagaimana sikap suatu budaya terhadap
HIV/ AIDS dan faktor kontekstual mengenai hubungan antar pribadi. Dalam
budaya individualis (budaya barat) pengungkapan diri merupakan suatu hal yang
dianggap penting dan bernilai apalagi jika dilakukan secara mutual. Pada budaya
kolektif (budaya timur), mengetahui keadaan dan perasaan seseorang bukanlah
sesuatu yang penting (Peter & Bond, 1993). Budaya Indonesia tergolong dalam
kebudayaan timur yang menganut budaya kolektif, sehingga masyarakat
Indonesia umumnya sukar untuk menerima pengungkapan diri dari orang lain,
apalagi jika hal itu menyangkut masalah yang berat (Kim dan Sherman, 2007).
Merawat penderita HIV/ AIDS tidak hanya dilakukan terhadap aspek
medisnya saja, tetapi juga terkait dengan perawatan terhadap aspek non medis
(Ginanjar & Yunita, 2001). Pengobatan medis tidak berfungsi untuk
menyembuhkan (karena belum ditemukan obat yang benar-benar dapat
menyembuhkan HIV/ AIDS), tetapi hanya untuk menjaga dan mempertahankan
kondisi fisik Odha. Untuk perawatan non medis, yang dibutuhkan oleh Odha
3
adalah dukungan psikologis dari anggota keluarga, teman serta masyarakat secara
umum (Ginanjar & Yunita, 2001) agar mereka dapat memiliki kualitas hidup
yang lebih baik.
Fakta yang sering dijumpai di masyarakat adalah perawatan non medis bagi
Odha cenderung diabaikan. Yang sering diterima oleh Odha adalah stigma dan
diskriminasi dari lingkungan di sekitarnya (Brown et al dalam Wong & Wong,
2006). Bentuk stigma dan diskriminasi yang sering dialami oleh Odha antara lain
direndahkan, dikucilkan, dihakimi, dan tak jarang hak-hak mereka pun dilanggar,
bahkan pada beberapa kasus Odha akan ditinggalkan oleh keluarga dan orang-
orang terdekatnya.
Hal seperti itulah yang dialami oleh Bani dan Tika, dua dari sekian banyak
Odha yang harus tetap berjuang melawan stigma yang ada di masyarakat (Budi,
2006). Bani terinfeksi HIV sejak masa remajanya akibat berkenalan dengan
narkoba. Sejak itu, Bani dijauhi, tidak disapa, dan tidak diajak salaman karena
orang-orang disekitarnya pura-pura tidak mengenalnya, padahal mereka adalah
teman dan tetangganya sendiri. Akibatnya, Bani menjadi seorang yang apatis dan
semakin menenggelamkan dirinya di dunia narkoba. Berbeda dengan Bani, Tika
harus tegar menerima kenyataan dirinya terinfeksi HIV/ AIDS dari suaminya. Hal
itu membuatnya terpenjara di rumahnya sendiri, karena tidak ada lagi tetangga
yang mendekat, mereka semua menjauhinya. Apalagi sejak anaknya dinyatakan
positif tertular HIV, reaksi tetangga pun semakin buruk terhadap mereka.
4
Pada umumnya, kesedihan dan ketakutan yang dialami Odha lebih
dikarenakan stigma yang diterima akibat HIV/ AIDS daripada penyakit itu sendiri
(Brown et al dalam Wong & Wong, 2006). Cohen, Deverts & Miller (2007)
menemukan bahwa stres berat yang dialami Odha tentu saja akan sangat
mempengaruhi kondisi fisik seseorang serta dapat mengakibatkan menurunnya
sistem imunitas tubuhnya yang mengakibatkan kematian. Harapan-harapan atau
perasaan yang negatif terhadap suatu penyakit dapat pula membawa orang
tersebut pada kematian yang lebih awal (Taylor, 1999).
Derlega et al (2004) menemukan bahwa diskriminasi yang dialami oleh
Odha tidak hanya dilakukan oleh orang awam, tetapi terkadang dilakukan oleh
tenaga medis, sehingga Odha cenderung untuk tidak memberitahukan statusnya
pada mereka saat menjalani pemeriksaan kesehatan, karena mereka akan
diabaikan saat proses pemeriksaan kesehatan. Hal seperti itulah yang ikut
mengakibatkan sulitya akses Odha terhadap pelayanan kesehatan yang memadai.
Di Indonesia, ada beberapa rumah sakit yang menolak merawat pasien yang
diketahui terinfeksi HIV/ AIDS, karena takut pasien tersebut menulari pasien
lainnya yang tidak terinfeksi HIV/ AIDS (Nadya, 2006).
Stigma dan diskriminasi yang dialami oleh Odha membuat mereka takut
untuk mengungkapkan diri, terutama mengungkapkan status kesehatannya pada
orang lain (Derlega et al, 2004). Padahal ketika Odha mampu membuka diri pada
orang lain maka hal itu dapat membuatnya lebih mengenal kondisi dirinya sendiri
5
dan dapat dijadikan sebagai katarsis sehingga mampu mengurangi tegangan dan
stres yang dialami (Widyarini, 2005).
Mengungkapkan diri yang dimaksud di sini adalah bagaimana individu
tersebut menyampaikan atau mengekspresikan pikiran, pilihan maupun perasaan
yang sedang dialami (Kim & Sherman, 2007). Ada berbagai faktor yang
mempengaruhi pengungkapan diri seseorang, seperti jenis kelamin, kebudayaan
setempat, proses atribusi, adanya rasa suka terhadap orang lain, waktu, kualitas
suatu hubungan serta karakteristik kepribadian seseorang (Derlega, Metts,
Petronio & Margulis, 1993).
Jika individu dapat mengekspresikan dirinya secara bebas, maka hal itu
dapat menjadi suatu tanda kekuatan dari kebebasan individu itu sendiri. Di saat
seseorang telah merasakan kebebasan, maka ia dapat dengan mudah membagikan
berbagai pengalaman atau perasaannya (baik itu perasaan yang menyenangkan
atau pun menyedihkan) pada orang lain, sehingga beban mental yang ada dalam
dirinya dapat sedikit berkurang (DeVito, 1994).
Pengungkapan diri bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan oleh
setiap orang, karena ada berbagai konsekuensi dari pengungkapan diri, misalnya
ada kemungkinan seseorang ditolak atau ditinggalkan oleh rekannya setelah ia
mengungkapkan hal-hal tentang dirinya (Papu, 2002). Umumnya orang akan
lebih mudah terbuka pada sesama jenisnya, pasangan juga terhadap orang tua,
tertama pada ibunya (Derlega et al, 2004). Pada Odha, hal seperti itu belum tentu
6
terjadi, karena adanya perasaan takut ditolak dan dikucilkan oleh orang lain ketika
mereka mengetahui status Odha, sehingga Odha akan lebih selektif dalam
memilih orang untuk melakukan pengungkapan diri.
Pada kasus HIV/ AIDS yang dialami oleh Odha, untuk mengetahui fakta
bahwa mereka terinfeksi HIV/AIDS saja sudah merupakan suatu hal yang sangat
berat, apalagi mau menyampaikan fakta tersebut pada orang lain. Hal tersebut
menunjukan bahwa status sebagai penderita HIV/AIDS memiliki pengaruh yang
cukup besar ketika Odha menyampaikan pengungkapan dirinya pada orang lain
(Ginanjar & Yunita, 2001). Kasus tersebut pernah juga dijumpai peneliti ketika
melakukan survei awal untuk penelitian ini, yakni Odha tidak ingin statusnya
diketahui oleh orang lain, mereka merasa lebih nyaman jika orang lain tidak
mengetahui bahwa mereka menderita HIV/ AIDS, sehingga mereka dapat lebih
dapat menjalani hidupnya dengan baik seperti sebelum mereka mengidap HIV/
AIDS.
Stigma dan diskriminasi tidak akan pernah mengatasi penyebaran HIV/
AIDS di masyarakat, namun hanya akan menghambat usaha pencegahan dan
memperparah epidemi HIV/ AIDS, serta mempengaruhi kondisi fisik dan psikis
Odha, karena mereka akan menjadi stres. Stigma dan diskriminasi dapat pula
mengakibatkan Odha untuk sulit bahkan tidak mengungkapkan diri terutama
mengungkapkan kondisi kesehatannya pada orang lain agar ia tidak dikucilkan
atau ditinggalkan oleh orang-orang disekitarnya (Derlega et al, 2004).
7
Pengungkapan diri merupakan hal yang sangat penting, karena
pengungkapan diri yang dilakukan secara tepat dapat dijadikan sebagai indikasi
dari kesehatan mental seseorang (Corsini, 1987). Seseorang yang mampu
mengungkapkan diri secara tepat tepat terbukti lebih mampu menyesuaikan diri
(adaptive), lebih percaya pada diri sendiri, lebih kompeten, dapat diandalkan,
lebih mampu bersikap positif dan percaya terhadap orang lain, lebih objektif dan
terbuka (Johnson, 1981). Pengungkapan diri dapat meringankan beban yang
tengah dihadapi, mengurangi tegangan dan stres, dapat mempererat hubungan
satu sama lain, serta meningkatkan kesehatan jiwa individu yang bersangkutan
(Widyarini, 2005). Pengungkapan diri dapat pula meningkatkan kesehatan fisik
dan kesehatan psikologis (Baron, 1995).
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Odha secara umum kurang
dapat mengekspresikan atau mengungkapkan diri pada orang lain, sehingga
peneliti secara khusus ingin mengetahui pengungkapan diri Odha yang hidup di
masyarakat, khususnya mereka yang berada di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY).
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan tentang pengungkapan
diri Odha yang hidup di masyarakat, khususnya mereka yang berada di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga pertanyaan yang ingin dijawab adalah:
8
1. Pada siapa Odha cenderung untuk melakukan pengungkapan diri?
2. Topik apa sajakah yang paling sering disampaikan Odha ketika melakukan
pengungkapan diri pada orang lain (target share)?
3. Alasan apa sajakah yang memudahkan dan yang menghambat Odha dalam
melakukan pengungkapan diri pada orang lain(target share)?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana
pengungkapan diri Odha yang hidup di masyarakat, secara khusus pada siapa
Odha cenderung untuk melakukan pengungkapan diri, topik apa saja yang sering
disampaikan Odha ketika melakukan pengungkapan diri, dan alasan apa saja yang
memudahkan serta alasan apa yang menghambat Odha dalam melakukan
pengungkapan diri pada orang lain tentang kondisi kesehatannya.
D. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
9
1. Manfaat teoritis:
Untuk memperkaya atau menambah kajian teoritis dalam dunia Psikologi,
khususnya Psikologi Klinis dan Kesehatan, tentang pengungkapan diri Odha
yang hidup di masyarakat.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi Odha:
1). agar mereka lebih mengenal, memahami dan menerima keadaan dirinya
sehingga dapat membagikan perasaannya pada orang lain sehingga dapat
mengurangi beban mental, stres, maupun tekanan yang dialami akibat
HIV/ AIDS yang dideritanya.
2). agar mereka dapat mengetahui apa saja hambatan dalam mereka
mengungkapkan dirinnya, sehingga mereka dapat berusaha untuk lebih
terbuka pada orang lain.
b. Bagi masyarakat umum maupun pihak lain yang terkait dan berinteraksi
dengan Odha:
agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pembuatan program dan pelayanan kesehatan terhadap Odha.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengungkapan Diri
1. Pengertian Pengungkapan Diri
Pengungkapan diri (self-disclosure) pertama kali diperkenalkan oleh
Sidney Jourard pada tahun 1964 (Magill, 1966). Pengungkapan diri merupakan
proses komunikasian informasi personal pada orang lain. Proses komunikasi
ini dapat membuat relasi antar orang menjadi semakin akrab dan intim.
Menurut Jourard (1971), pengungkapan diri adalah cara seseorang membuat
diri mereka transparan pada orang lain lewat komunikasi. Dijelaskan pula
pengungkapan diri dapat menolong seseorang untuk melihat keunikannya
sebagai manusia.
DeCenzo & Beth (2002) menyatakan bahwa pengungkapan diri
merupakan proses menceritakan informasi tentang diri kita pada orang lain.
Ketika kita menceritakan pada seseorang tentang apa yang kita sukai apa yang
kita inginkan, atau bagaimana perasaan kita terhadap sesuatu, maka kita telah
mengungkapkan diri kita pada orang lain. Pengungkapan diri merupakan
pengungkapan pikiran kita yang terdalam dan menceritakan hal-hal yang
mungkin tidak diketahui oleh orang lain. Pengungkapan diri juga merupakan
11
pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang
dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang
berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini (Johnson, 1981).
Pengungkapan diri tidaklah berarti mengungkapan secara detail hal-hal
yang terjadi di masa lalu, tetapi lebih ditekankan pada apa yang dirasakan pada
saat ini (Supratiknya, 1995). Dengan mengungkapan hal-hal yang terjadi di
masa lalu hanya akan menimbulkan perasaan akrab yang sesaat, dan orang lain
tidak mengenal diri kita dengan menyelidiki masa lalu kita, tetapi dengan
mengetahui bagaimana cara kita bereaksi saat ini. Hal itu sama seperti apa
yang disampaikan oleh Johnson (1981) tentang pengungkapan diri, yaitu
pengungkapan diri lebih banyak dilakukan dengan menceritakan apa yang
terjadi dalam diri seseorang pada masa sekarang ini dari pada menceritakan
hal-hal yang terjadi di masa lalu.
Corsini (1987) menyatakan bahwa pengungkapan diri merupakan proses
yang dilakukan secara sukarela dan intensif oleh seseorang untuk menunjukan
hal-hal yang penting, pribadi dan rahasia pada orang lain. Pembukaan diri
dapat dilihat sebagai pusat perkembangan dan dapat pula memelihara relasi
dengan orang lain. Selain itu pengungkapan diri dilihat sebagai hal yang
penting dalam kesehatan mental, terutama dalam seseorang mengurangi rasa
penolakan orang lain terhadapnya.
12
Definisi lain mengenai pengungkapan diri adalah suatu tindakan yang
bersifat verbal yang mengungkapkan hal-hal mengenai diri seseorang pada
orang lain termasuk pikiran, perasaan dan pengalamannya (Derlega et al,
1993). Collins & Miller (1994) menyatakan pengungkapan diri melibatkan
tindakan pengungkapan informasi pribadi mengenai diri sendiri kepada orang
lain.
Pengungkapan diri dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan pada
orang lain, sehingga dapat ditemukan keunikan yang ada dalam diri seseorang,
pilihan-pilihan, perhatian, serta bagian yang tidak dapat diukur dari seseorang.
Dari berbagai definisi tentang pengungkapan diri, maka dapat
disimpulkan bahwa pengungkapan diri adalah proses pemberian informasi
yang sifatnya pribadi dari seseorang pada orang lain, baik secara lisan maupun
tulisan pada orang lain, dilakukan secara sadar dan sukarela mengenai pikiran,
pengalaman, keinginan, atau pun tentang hal-hal yang sedang dialami dan
dirasakan pada saat ini.
2. Aspek- aspek Pengungkapan Diri
Pengungkapan diri (Omarzu, 2000) merupakan perilaku
multidimensional yang memiliki tiga aspek, yaitu :
13
a. Keluasan informasi (breadth). Yang dimaksudkan dengan keluasan
informasi meliputi sejumlah topik yang disampaikan seseorang dalam
mengungkapkan diri pada orang lain.
b. Kedalaman informasi (depth), merupakan tingkat keintiman dari
pengungkapan diri, yang menunjukan bahwa orang yang mengungkapkan
dirinya itu akan memberikan informasi pribadi bahkan yang sifatnya
sangat pribadi.
c. Lamanya pengungkapan diri (duration), adalah banyaknya jumlah waktu
yang digunakan untuk melakuan pengungkapan diri secara berkala.
Menurut Papu (2002), dalam pengungkapan diri harus terdapat kejujuran
dan keterbukaan, karena informasi yang diberikan pada orang lain hendaknya
bukan merupakan topeng atau kebohongan yang hanya menampakan sisi baik
dari diri seseorang. Dengan mengungkapkan diri pada orang lain, seseorang
pun harus mau menerima pengungkapan diri yang dilakukan oleh orang lain,
atau dapat dikatakan pengungkapan diri ini bersifat resiprokal dan terjadi
secara serentak (Johnson dalam Supratiknya, 1995).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang
ada ketika seseorang mengungkapkan dirinya pada orang lain meliputi
keluasan dan kedalaman informasi yang disampaikan, lamanya proses
pengungkapan diri, serta adanya kejujuran dan keterbukaan.
14
3. Topik-topik pengungkapan diri
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang dapat mengungkapkan
persaannya pada orang lain dalam berbagai topik. Jourard dan Lasakow
(Jourard, 1971) mengelompokan topik-topik pengungkapan diri seseorang ke
dalam enam topik, yaitu:
a. sikap dan pendapat (attitudes and options), yang berisi tentang pemikiran,
pandangan, serta standar pribadi seseorang mengenai isu atau masalah
yang terjadi di lingkungannya,
b. selera dan minat (tastes and intersest), merupakan hal-hal yang menjadi
kesukaan dan ketertarikan pribadi,
c. pekerjaan atau pendidikan (work or studies), adalah topik yang berkaitan
dengan hal-hal yang terjadi atau dialami seseorang dalam pendidikan
maupun dalam pekerjaannya,
d. keuangan (money) membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan
keungan pribadi seseorang,
e. kepribadian (personality), yang meliputi aspek-aspek pribadi dalam diri
seseorang, termasuk emosi dan perasaan pribadi terkait dengan
pengalaman masa kini, masa lalu dan juga pengalaman seksual, serta
f. keadaan fisik dan penampilan (body), yang membahas hal-hal yang
berhubungan dengan tubuh, kesehatan dan penampilan pribadi seseorang.
15
Dari keenam topik tersebut, Jourard dan Lasakow (Jourard, 1971)
membuat Self- Disclosure Questionare (SDQ) untuk mengetahui seberapa luas
dan dalamnya pengungkapan diri yang dilakukan oleh seseorang.
4. Jenis- jenis Pengungkapan Diri
Derlega et al (1993) mengemukakan bahwa secara garis besar
pengungkapan diri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Desriptive self disclosure, yaitu pengungkapan diri yang berisikan
informasi dan fakta-fakta mengenai diri seseorang, contohnya: “kegiatan
yang sering saya lakukan di pagi hari…” ; “saya bekerja sebagai…” ;
“saya mempunyai rencana….”.
b. Evaluative self disclosure, yaitu pengungkapan diri yang berisi ekspresi-
ekspresi dan perasaan, pendapat, serta keputusan, contohnya: “saya
merasa sungkan untuk meminta tolong kepadanya” ; “saya bangga
mempunyai saudara sepertimu” ; “saya tidak setuju dengan perceraian”.
Saat seseorang mengungkapkan diri, topik-topik yang diungkapan bisa
hanya berisi deskriptif atau evaluatif saja. Akan tetapi, pada umumnya ketika
seseorang membuka dirinya secara mendalam, maka biasanya dalam topik
yang dibicarakan akan terkandung unsur deskriptif dan evaluatif.
16
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Diri
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, tidak semua hal atau topik
dapat disampaikan ketika seseorang melakukan pengungkapan diri, karena
ada topik yang mudah untuk diungkapkan dan ada pula topik yang sulit untuk
diungkapkan. Hal itu dipengaruhi oleh adannya beberapa faktor berikut ini:
a. Proses atribusi (attributional processes)
Orang akan lebih terbuka kepada orang yang memiliki atribusi
positif terhadapnya, seperti orang yang dapat dipercaya, dapat menjaga
rahasia, atau orang yang memiliki kompetensi untuk membantunya
daripada terhadap orang lain dengan atribusi negatif seperti orang yang
tidak jujur, tidak bisa menjadi pendengar yang baik atau suka
menyebarkan gosip (Derlega et al, 1993).
Saat seseorang mengatribusi bahwa orang mengungkapkan diri
kepadanya karena ia adalah orang yang dapat dipercaya, maka ia akan
merasa senang dan mungkin akan membalas pengungkapan diri tersebut.
Apabila seseorang memberi atribusi bahwa orang yang menerima
pengungakapan dirinya bersikap menerima dan menghargai
pengungkapan dirinya, maka ia pun akan lebih mungkin untuk
mengungkapkan dirinya lebih luas dan lebih dalam lagi. Akan tetapi, jika
ia menilai bahwa orang yang menerima pengungkapan diri darinya tampak
17
acuh tak acuh atau menolaknya, maka kemungkinan ia tidak akan
melanjutkan pengungkapan dirinya.
b. Pengaruh diadik (dyadic effect)
Seseorang dapat mengungkapan diri dalam rangka meresponi
pengungkapan diri dari orang lain. DeVito (1994) menyebutkan tindakan
meresponi atau membalas pengungkapan diri itu sebagai pengaruh diadik
(dyadic effect), sedangkan Derlega et al (1993) menyebut istilah itu
dengan reciprocity.
Saat seseorang menerima pengungkapan diri dari orang lain, maka
ia dapat merasakan adanya dorongan untuk mengungkapkan dirinya pula.
Umumnya, topik yang diungkapkan kemudian adalah topik yang sama
dan pada tingkat kedalaman yang relatif sama. Seseorang dapat pula
terdorong untuk membalas pengungkapan diri orang lain karena ia ingin
menunjukkan penghargaan terhadap kepercayaan yang diberikan
kepadanya untuk menerima pengungkapan diri, atau untuk menunjukkan
adanya kesamaan ide, pikiran, perasaan dan pengalaman. Pengaruh
diadik ini dapat membuat orang lebih aman dan mampu menguatkan
perilaku pengungkapan diri. Dengan adanya pengungkapan diri yang
terus menerus dan berbalasan, maka topik yang diungkapkan dapat
menjadi semakin luas dan mendalam.
18
c. Waktu (time)
Waktu juga berperan dalam pengungkapan diri, karena keluasan
dan kedalaman suatu informasi akan terus berkembang dan tiada akhir
seiring berjalannya waktu. Karena itu, dalam suatu hubungan
keterbukaan akan senantiasa meningkat. Pengaruh waktu terhadap
pengungkapan diri tampak pula pada harapan masyarakat tentang
pengungkapan diri yang dianggap ‘wajar’ atau ‘normal’. Keterbukaan
yang positif, cukup intim (tapi tidak terlalu dalam), dan disampaikan
pada saat yang tepat (beberapa lama setelah interaksi awal) dapat
meningkatkan ketertarikan dan rasa menyukai. Sedangkan keterbukaan
yang terlalu personal, negatif dan diberikan terlalu awal dapat
menghambat rasa suka dan keterbukaan diri lebih lanjut, kecuali jika
ketertarikan awal yang kuat telah terbentuk (Derlega et al, 1993). Jadi,
pengungkapan diri yang dapat diterima oleh umum adalah pengungkapan
diri yang disampaikan tidak terlalu awal.
d. Rasa suka (liking)
Orang cenderung untuk membuka diri kepada orang-orang yang
mereka sukai atau cintai, dan tidak membuka diri pada orang-orang yang
tidak disukai. Hal itu dikarenakan orang yang disukai (yang biasanya
juga menyukainya) umumnya akan mendukung dan merespon secara
positif (DeVito, 1994).
19
Rasa suka terhadap orang lain dapat mempengaruhi pengungkapan
diri, karena orang yang menyukai orang lain umumnya memiliki
keinginan agar ia juga disukai. Perasaan suka terhadap orang lain juga
membuat seseorang ingin mengenal dan mengetahui orang yang
disukainya itu. Akan tetapi, meskipun orang akan lebih membuka diri
pada orang yang mereka sukai daripada yang tidak mereka sukai, tidak
berarti bahwa rasa suka selalu diikuti dengan pengungkapan diri atau
pengungkapan diri selalu didahului oleh rasa suka, karena pengungkapan
diri dapat terjadi tanpa adanya rasa suka (Collins & Miller, 1994).
e. Definisi tentang hubungan (relational definition)
Definisi seseorang tentang hubungannya dengan orang lain dapat
mempengaruhi bagaimana dan seberapa besar pengungkapan dirinya
pada orang lain. Hal tersebut dapat menjadi dasar bagi seseorang dalam
menetapkan hubungan dan tingkah laku yang dianggap pantas dalam
hubungan suatu hubungan.
Suatu hubungan dapat didefinisikan secara sederhana yaitu
dengan melihat kategori sosial yang ada, dimana kategori ini meliputi
teman, sahabat, kekasih, pasangan kencan, suami/ istri, tetangga dan
sebagainya. Pada tingkat lain, suatu hubungan dapat didefinisikan
berdasarkan ‘salient qualities’ yakni berdasarkan karakteristik-
karakteristik yang dirasakan harus ada sehingga suatu hubungan dapat
20
didefinisikan, misalnya sebagai hubungan yang “intim” atau “tidak
intim”, “baik” atau “buruk”, dan lain-lain. Salient qualities ini sifatnnya
relatif berbeda pada setiap orang.
Dari berbagai penelitian tampak bahwa seseorang lebih
mungkin untuk mengungkapkan hal-hal yang sifatnya pribadi pada
sahabat daripada kepada teman biasa (Fehr, 1996). Derlega et al (1993)
juga menyebutkan bahwa orang lebih mungkin untuk mengungkapkan
diri pada orang yang ia anggap dekat atau akbrab daripada kepada
orang asing.
f. Kepribadian (personality)
Individu yang ekstrovert dan yang mampu bersosialisasi
cenderung lebih banyak membuka diri daripada individu yang introvert.
Selain itu, individu yang sering merasa khawatir, gugup dalam
berbicara juga akan lebih sedikit membuka diri dibandingkan dengan
mereka yang lebih merasa tenang dan nyaman dalam berkomunikasi
(DeVito, 1994).
21
6. Manfaat Pengungkapan Diri
Dengan mengungkapkan diri pada orang lain, akan diperoleh berbagai
keuntungan bagi pihak yang mau mengungkapkan dirinya. Manfaat yang
didapatkan dapat meliputi (Papu, 2002) :
a. Meningkatkan kesadaran diri (self-awareness). Seseorang yang
mengungkapkan dirinya pada orang lain akan lebih jelas dalam menilai
kebutuhan, perasaan, dan hal psikologis dalam dirinya. Selain itu, orang
lain akan membantu kita dalam memahami diri sendiri, melalui berbagai
masukan yang diberikan, terutama jika hal itu dilakukan dengan penuh
empati dan jujur.
b. Membangun hubungan yang lebih dekat dan mendalam, saling
membantu dan lebih berarti bagi kedua belah pihak. Dari keterbukaan
tersebut, akan timbul kepercayaan dari kedua pihak sehingga akhirnya
akan terjalin hubungan yang sejati dan semakin akrab.
c. Mengurangi rasa malu dan meningkatkan penerimaan diri (self
acceptance). Saat orang lain dapat menerima diri kita maka kita pun
dapat menerima diri sendiri.
d. Memecahkan berbagai konflik dan masalah interpersonal. Jika orang lain
mengetahui kebutuhan, ketakutan, rasa frustrasi yang sedang dialami,
22
maka akan lebih mudah bagi mereka untuk bersimpati atau memberikan
bantuan sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan.
e. Memperoleh energi tambahan dan menjadi lebih spontan. Dalam
menyimpan suatu rahasia dibutuhkan energi yang besar dan dalam
kondisi demikian seseorang akan lebih cepat marah, tegang, pendiam
dan tidak riang. Dengan membagikan informasi pada orang lain
mengenai perasaan yang sedang dihadapi maka berbagai ketegangan
yang ada akan hilang atau berkurang dengan sendirinya.
Pennebaker (1995) menyebutkan bahwa dengan
mengungkapkan perasaan atau informasi tentang diri kita pada orang
lain, maka hal itu dapat meningkatkan kesehatan jiwa, mencegah
penyakit dan mengurangi masalah-masalah psikologis yang menyangkut
hubungan interpersonal maupun personal. Pengungkapan diri pun
penting dilakukan karena dapat membangun suatu hubungan yang lebih
berarti dan untuk membentuk sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain, serta mencapai kesesuaian atas perbedaan (Pearson, 1985).
Pengungkapan diri dapat pula dijadikan sebagai katarsis
terhadap suatu hal atau masalah yang dialami oleh seseorang sehingga
lebih meringankan beban pikirannya (DeVito, 1994). Melalui
pengungkapan diri, seseorang pun akan menemukan kejelasan pendapat,
keyakinan sikap, nilai, standar serta perasaannya sendiri (Jourard, dalam
23
Buhrmester dan Prager, 1995). Pengungkapan diri dapat pula dijadikan
sebagai suatu validasi sosial, di mana seseorang akan menemukan bahwa
orang lain memiliki pikiran, pendapat dan rasa ketidaksamaan seperti
orang yang melakukan pengungkapakan diri, sehingga dari sana
seseorang akan lebih mudah menentukan hal-hal yang tepat dan pantas
untuk dilakukan (Derlega, dalam Buhrmester dan Prager, 1995).
7. Risiko Pengungkapan Diri
Mengungkapkan diri pada orang lain haruslah dilakukan secara baik
dan hati- hati (Papu, 2002), sebab jika dilakukan secara tidak tepat, maka
pengungkapan diri yang tadinya dapat dijadikan sarana berbagi perasaan atau
pengalaman pada orang lain akan menjadi suatu boomerang bagi diri sendiri.
Risiko lain dari pengungkapan diri adalah bocornya informasi yang telah
diberikan pada seseorang kepada pihak ketiga padahal informasi tersebut
dianggap sangat pribadi oleh si pemberi informasi, atau informasi yang
disampaikan itu dapat menyinggung perasaan orang lain sehingga dapat
mengganggu hubungan interpersonal yang sebelumnya sudah terjalin dengan
baik.
Risiko dari pengungkapan diri tersebut mengakibatkan adanya
kemungkinan seseorang tidak berani mengungkapkan diri untuk menjaga
privasi pribadinya (Derlega et al, 2004). Menjaga privasi pribadi yang
24
dimaksudkan adalah dengan tidak menyampaikan hal-hal yang mungkin saja
merugikan diri sendiri, karena tidak semua yang terjadi dalam diri seseorang
harus diungkapkan pada orang lain. Hal ini sejalan dengan apa yang
disampaikan oleh Joe Luft dan Harry Ingham (Johnson, 1981) mengenai
daerah-daerah dalam diri individu, yaitu tidak semua tentang diri seseorang
diketahui oleh orang lain dan individu yang bersangkutan atau termasuk dalam
daerah terbuka, tetapi ada hal-hal lain yang mungkin saja hanya diketahui oleh
diri sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain yang termasuk dalam daerah
tersembunyi.
Risiko lain yang bisa diterima ketika orang melakukan pengungkapan
diri adalah (Baxter & Montgomery, 1996, dalam Shirley, Powers & Sawyer,
2004) mendapatkan penolakan dari orang yang mendengar pengungkapan diri
yang disampaikan, dapat mengurangi integritas pribadi, seseorang bisa saja
kehilangan kontrol bahkan mungkin saja yang apa yang diungkapkan bisa
melukai atau memalukan orang yang mendengar apa yang
diungkapkan. Meskipun
pengungkapan diri mengandung rsiko baik bagi si pelaku (pemberi informasi)
maunpun si penerima informasi, namun pengungkapan diri sangatlah penting
untuk dilakukan .
25
B. HIV/ AIDS
1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan suatu virus yang
menyerang kekebalan tubuh manusia (Gifford et al, 2000). HIV menyerang sel
T- helper dari sistem kekebalan tubuh manusia (Sarafino, 1994). Fungsi T-cell
adalah untuk mengenali berbagai infeksi virus-virus asing (pathogen) yang
masuk ke dalam tubuh manusia dan merangsang produksi sel-sel lain yang
berguna untuk melawan infeksi berbagai virus. HIV sendiri melumpuhkan dan
mumbunuh sel-sel tersebut, sehingga dapat mengganggu fungsi seluruh sistem
kekebalan manusia. Jika sistem kekebalan tubuh manusia rusak, maka tubuh
akan menjadi rentan terhadap penyakit umum yang lain (sering dikenal dengan
istilah infeksi oportunistik) seperti demam, flu, dan juga meningkatkan risiko
berkembangnya penyakit kronis, termasuk kanker (Nevid, 2005). HIV pun
secara terus menerus akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dengan jalan
menyerang dan menghancurkan kelompok sel darah putih, merusak otak,
bahkan merusak sistem saraf pusat (Richardson & Seidman, 2002).
HIV merupakan virus penyebab AIDS atau yang lebih dikenal dengan
Acquired Immune Deficiency Syndrome (Sarafino, 1994). Meskipun HIV
menyebabkan AIDS, namun tidak semua penderita HIV akhirnya akan
mengidap AIDS (Listyawati, 2004). Hingga saat ini belum ditemukan vaksin
yang tepat untuk HIV, sehingga pencegahan (baik itu yang prefentif maupun
26
yang kuratif) dan perawatan terhadap penderita HIV/ AIDS sangat perlu
dilakukan oleh berbagai pihak.
2. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan salah satu
penyakit kronik dengan tingkat atau risiko kematian yang sangat tinggi, dan
disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus/ HIV (Sarafino, 1994).
Rachimhadhi (Listyawati, 2004) menambahkan bahwa AIDS
merupakan sekumpulan gejala-gejala penyakit infeksi atau keganasan tertentu
yang timbul sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh penderita. Gejala
penyakit AIDS hampir mirip dengan penyakit biasa seperti demam, bronchitis,
dan flu, tetapi pada AIDS gejala tersebut lebih parah dan berlangsung lama
(Gifford et al, 2000).
Berdasarkan uraian di atas tentang HIV dan AIDS, dapat dilihat bahwa
antara HIV dan AIDS terdapat adanya saling keterkaitan yang sangat erat.
Orang yang mengidap penyakit AIDS tentu mengidap virus HIV, namun orang
yang mengidap HIV belum tentu akan mengidap penyakit AIDS (Listyawati,
2004). Proses tersebut sangat tergantung dari sistem kekebalan tubuh dari
orang yang bersangkutan. Jika kekebalam tubuhnya baik, maka orang yang
telah mengidap virus HIV tidak akan sampai pada tahap AIDS. Yang
27
membedakan antara HIV dan AIDS adalah besar kecilnya risiko kematian yang
akan diterima. Mereka yang mengidap AIDS memiliki kemungkinan jauh lebih
besar untuk mengalami kematian dalam jangka waktu yang singkat
dibandingkan dengan mereka yang terjangkit HIV. Dampak yang dialami
oleh pengidap HIV-AIDS pada dasarnya sama beratnya, yaitu mereka
umumnya dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Dampak lain dari HIV-
AIDS akan dibahas tersendiri pada poin ke enam. Karena itu, untuk
pembahasan selanjutnya peneliti akan menggunakan istilah HIV-AIDS secara
bersama-sama.
3. Gejala HIV/AIDS
Pada awalnya, gejala yang dialami oleh penderita HIV/AIDS hampir
mirip dengan penyakit lain, seperti flu, bronchitis, dan demam, namun pada
penyakit HIV/AIDS itu sendiri penderita akan mengalami gejala yang lebih
parah dalam jangka waktu yang lama. Gejala-gejala umum HIV/AIDS, antara
lain (Gifford et al, 2000):
a. Kelelahan yang sangat, dan berlangsung selama beberapa minggu tanpa
sebab yang jelas.
b. Demam tanpa sebab yang jelas, menggigil kedinginan atau berkeringat
berlebihan di malam hari, berlangsung selama beberapa minggu.
28
c. Hilangnya berat badan lebih dari 5kg dalam waktu kurang dari dua bulan.
d. Pembengkakan kelenjar, terutama di leher atau ketiak.
e. Sariawan di mulut atau tenggorokan. Sariawan adalah infeksi yang
umumya terjadi di vagina, mengakibatkan keluarnya cairan berwarna
putih yang mengganggu (jamur vagina tidak berhubungan dengan AIDS).
Pada laki-laki, jamur ini mungkin timbul berupa bintik-bintik putih yang
mengganggu di ujung penis atau munculnya kotoran putih yang keluar
dari anus.
f. Diare yang terus-menerus.
g. Nafas menjadi pendek-pendek, lambat laun menjadi buruk setelah
beberapa minggu, disertai dengan gangguan batuk kering yang tidak
diakibatkan oleh rokok dan berlangsung lebih lama dari batuk karena flu
berat.
h. Bisul atau jerawat baru, berwarna merah muda atau ungu, rata atau timbul
di kulit bagian mana saja, termasuk di mulut dan kelopak mata.
4. Siklus Penyakit HIV/ AIDS
Virus HIV yang terinfeksi dalam tubuh seseorang tidak akan dengan
cepat berkembang sehingga orang yang bersangkutan tidak langsung menderita
AIDS. Menderita HIV belum tentu menderita AIDS, namun menderita AIDS
29
sudah tentu menderita HIV (Listyawati, 2004). Masa inkubasi virus ini
tergolong sangat lama, karena bisa berjalan selama 15 tahun bahkan lebih.
Siklus perjalanan virus HIV dimulai ketika seseorang terinfeksi firus
HIV (Ginanjar & Bernadetta, 2001). Pada tahap pertama ini, orang yang
terinfeksi masih terlihat sehat dan belum ada gejala penyakit AIDS yang
muncul. Pada tahap selanjutnya (yang berlangsung sekitar 10 hingga 15
tahun), penderita tadi dinyatakan menderita HIV positiv, dengan gejala ringan,
serta belum perlu untuk dibawa ke Rumah Sakit. Setelah melewati tahap
tersebut, penderita HIV positif dinyatakan menderita AIDS, sehingga ia perlu
perawatan intesnsif dari rumah sakit karena mengalami infeksi oportunistik.
Masa ini akan berlangsung sekitar 1 hingga 2 tahun, kemudian penderita
tersebut akan meninggal. Lamanya waktu seseorang yang menderita HIV-
AIDS akan meninggal lebih tergantung pada kondisi fisik orang yang
bersangkutan.
5. Cara penularan HIV/AIDS
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui berbagai cara, baik melalui
hubungan seksual maupun non seksual. Penularannya bisa melalui transfusi
darah, IDU, hemofili, homo-biseksual, heteroseksual, dan perinatal atau
transplacenta, yang biasanya ditularkan dari si ibu yang menderita HIV/AIDS
pada janin yang tengah dikandungnya (Listyawati, 2004).
30
6. Dampak HIV/AIDS
HIV/AIDS menimbulkan dampak yang sangat luas, baik bagi si
penderita, keluarganya maupun masyarakat. Salah satu dampak yang
dirasakan oleh penderita adalah dampak (tekanan) psikologis; seperti
kecemasan, depresi, merasa terisolasi dan berkurangnya dukungan sosial,
merasa takut jika ada orang lain yang mengetahui atau akan mengetahui
penyakit yang diderita, merasa khawatir (terhadap biaya perawatan, kehilangan
pekerjaan, dan pengaturan hidup selanjutnya), serta merasa malu dengan
adanya stigma sebagai penderita HIV/AIDS (Muma, 1997).
Stigma dari masyarakat terhadap Odha tidaklah memberi solusi atau
menyelesaikan masalah penyebaran HIV- AIDS, namun dapat menjadi
masalah baru bagi Odha. Stigma yang ada di masyarakat terhadap Odha tidak
akan secara langsung mempengaruhi kondisi fisik mereka, namun tekanan
batin yang mendalam dan berkepanjangan dapat berpengaruh buruk terhadap
kesehatan Odha. Hal itu sejalan dengan apa yang ditemukan oleh Pollack
(1992), yakni adanya hubungan yang signifikan antara tekanan batin dengan
penurunan kualitas kesehatan Odha, serta adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara tubuh dan status psikologis seseorang (Weisz, 1986).
Dampak HIV/AIDS bagi penderitanya sangat besar, karena
mengakibatkan dampak yang tidak menyenangkan, dan dampak yang
31
ditimbulkan pun sangat kompleks, yang meliputi dampak fisik, psikis maupun
sosial (Listyawati, 2004):
Dampak psikologis:
a. Penderita mungkin saja akan mengalami berbagai dampak berupa tekanan
psikologis seperti berikut ini:
1) Kecemasan: berupa rasa tidak pasti tentang penyakit yang
diderita,perkembangan dan pengobatannya; merasa cemas dengan
berbagai gejala-gejala baru, merasa cemas dengan prognosis dan
ancaman kematian; hiperventilasi, serangan panik.
2) Depresi: merasa sedih, tidak berdaya, merasa rendah diri, merasa
bersalah, merasa tidak berharga, putus asa, berkeinginan untuk bunuh
diri, menarik diri, memberikan ekspresi “pasrah”, sulit tidur,
kehilangan nafsu makan.
3) Merasa terisolasi dan berkurannya dukungan sosial; merasa ditolak oleh
keluarga dan orang lain. Sedikitnya jumlah orang yang menjenguk saat
pasien dirawat semakin memperkuat perasaan-perasaan ini.
4) Merasa takut bila ada orang yang mengetahui atau akan mengetahui
penyakit yang diderita, karena akan dikucilkan.
5) Merasa khawatir dengan biaya perawatan, khawatir kehilangan
pekerjaan, serta pengaturan hidup selanjutnya.
32
6) Merasa malu dengan adanya stigma sebagai Odha, sehingga mereka
akan cenderung menyangkali kebiasaan seksualnya atau kebiasaan
menggunakan obat-obatan terlarang (Muma, 1997)
Jika berbagai perasaan tertekan itu tidak ditangani secara tepat,
cepat dan serius, maka akan memperburuk kondisi psikis maupun
penurunan kondisi kesehatannya.
b. Dampak fisik:
Penderita HIV/AIDS umumnya akan mengalami perubahan pada
fisiknya, seperti: kondisi fisik yang semakin kurus, mulut kering, susah
menelan, mudah tertular berbagai penyakit akibat menurunnya kekebalan
tubuh, sehingga dapat mengakibatkan kematian.
c. Dampak sosial:
Dampak sosial yang muncul tidak hanya berpengaruh terhadap
kondisi pasien, tetapi juga ikut mempengaruhi keadaan masyarakat di
sekitarnya. Dampak sosial yang dialami penderita HIV/AIDS pada
umumnya adalah ketakutan tidak diterima dalam pergaulan di masyarakat
bahkan dalam keluarganya sendiri. Selain itu, yang paling
mengkhawatirkan penderita adalah ketakutannya dalam menghadapi masa
depan dan dalam menjalani sisa hidupnya. Ketakutan yang muncul di
masyarakat umumnya berupa perasaan takut tertular penyakit HIV/AIDS
33
dari mereka yang telah terinveksi sebelumnya, dan hal ini tentu saja
membuat mereka dijauhi dan mereka pun akan cenderung menghindari
orang lain, sehingga dapat memperparah keadaan pasien, karena mereka
akan merasa ditolak dan tidak berguna.
7. Alasan pengungkapan diri Odha
Dalam Odha mengungkapkan diri, terdapat tiga kategori alasan
mengapa mereka mau atau tidak mau mengungkapkan diri pada orang lain
(Derlega et al, 2004), yang meliputi diri (self-), orang lain (other-)dan
hubungan (relationship).
a. Alasan Odha mengungkapkan diri
Self-, alasan untuk mengungkapkan diri yang tergolong sebagai
sebuah katarsis dan mencari bantuan. Other-, meliputi keinginan untuk
mengajarkan orang lain tentang HIV serta kewajiban untuk
menginformasikannya pada orang lain. Relationship-, meliputi keinginan
seseorang untuk menjalin hubungan yang lebih dalam lagi dengan orang
lain dan juga untuk mengetes bagaimana reaksi seseorang terhadap
mereka yang menderita HIV/ AIDS (Derlega et al, 2004).
b. Alasan ODHA untuk tidak mengungkapkan diri
34
Alasan untuk tidak mengungkapkan diri pada Odha pun terbagi
atas tiga kategori, dengan penjelasan sebagai berikut. Self-, berfokus untuk
menjaga privasi, sulitnya seseorang menerima konsep dirinya, serta
adanya ketakuatan terhadap penolakan. Other-, meliputi perlindungan
terhadap seseorang, sedangkan relationship- meliputi adanya hubungan
dalam taraf yang superficial (Derlega et al, 2004).
C. Pengungkapan Diri pada Odha yang hidup di masyarakat
Ketika seseorang mengetahui dirinya dinyatakan positif mengidap HIV/
AIDS, tentu saja akan ada beragam reaksi dari orang yang bersangkutan, seperti
marah dan menolak kenyataan tersebut, karena biasanya seseorang akan merasa
bahwa tak lama lagi dirinya akan segera mengalami kematian. Tidak hanya itu,
ketika orang yang bersangkutan mengetahui kenyataan dirinya mengidap HIV/
AIDS, ia pun akan memikirkan bagaimana respon orang-orang yang ada di
sekitarnya terkait dengan keadaan yang tengah dialaminya. Hal ini umumnya
yang sering menjadi masalah yang cukup besar bagi mereka (Muma, 1997).
Bagi sebagian besar masyarakat, HIV/ AIDS merupakan suatu aib,
sehingga orang yang menderita HIV/ AIDS umumnya mendapat stigma dan
penolakan dari lingkungan sekitarnya, terutama dari orang-orang yang kurang
paham akan apa sebenarnya HIV/ AIDS, bagaimana penularan serta
pencegahannya. Menderita HIV/ AIDS, otomatis akan mendapat stigma dari
35
masyarakat (Brown et al dalam Wong & Wong, 2006). Karena itu, ketika
seseorang tau dirinya mengidap HIV/ AIDS, setidaknya ada dua hal yang
mungkin saja ia lakukan terkait dengan statusnya, yaitu: apakah orang tersebut
akan memberitahukan pada orang lain bahwa ia sedang mengidap HIV/AIDS atau
justru orang tersebut akan menyembunyikan statusnya dari orang lain.
Pada umumnya, seseorang yang dapat menerima keadaan dirinya apa
adanya, akan lebih mudah untuk bersikap terbuka pada orang lain, terkait dengan
berbagai hal yang dialaminya, begitu pun sebaliknya (Jonhson, 1981). Pada kasus
penderita HIV/ AIDS, hal serupa sudah sering terjadi. Mereka yang divonis
menderita HIV/ AIDS (Odha), umumnya menjadi lebih menutup diri dalam
berbagai hal, terutama terkait dengan kondisi fisik mereka. Meskipun demikian,
tak jarang ada juga Odha yang justru mau membagikan pengalaman hidupnya
pada orang lain.
Umumnya Odha bersikap terbuka pada orang lain karena ia mencari
dukungan atau bantuan dari orang lain, membagikan informasi yang ia ketahui,
menjalin relasi yang lebih mendalam, atau sebagai salah satu bentuk katarsisnya
agar beban mental yang dialami bisa sedikit berkurang sehingga kualitas
hidupnya bisa lebih baik (Derlega et al, 2004). Di sisi lain, Odha yang bersikap
tidak terbuka pada orang lain, biasanya dikarenakan yang bersangkutan belum
dapat menerima keadaan diri sendiri, relasi yang kurang mendalam dengan orang
lain, untuk menjaga privasi pribadi, bahkan karena takut mendapat penolakan.
36
Menutup diri terhadap orang lain tidaklah mendatangkan hal yang positif bagi
orang yang bersangkutan, namun jika hal itu dibiarkan terus-menerus, maka tidak
menutup kemungkinan ia akan mengalami stres dan tentu saja hal itu akan
mempengaruhi kualitas kehidupan yang ia jalani.
Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan untuk melihat bagaimana
pengungkapan diri yang dilakukan oleh Odha yang ada di masyarakat, tidak
hanya berkaitan dengan kondisi fisiknya, namun juga terkait dengan bagaimana
mereka mengungkapkan dirinya dalam berbagai hal. Peneliti ingin melihat
sejauh mana Odha melakukan pengungkapan dirinya terhadap orang-orang yang
ada di sekitarnya, yakni terhadap keluarga, teman, pasangan maupun terhadap
konselor.
D. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teoritis tersebut, maka kerangka konsep dalam penelitian
adalah:
37
Gambar 1
Kerangka Konsep Penelitian
ODHA
MASALAH: - Stres karena sakit yang diderita - Stigma di masyarakat
PENGUNGKAPAN DIRI
Target share: - Keluarga - Teman - Pasangan - Konselor
Topik- topik pengungkapan diri : - Sikap & pendapat - Selera & minat - Pekerjaan/ pendidikan - Keuangan - Kepribadian - Kondisi Fisik
MEMBUKA DIRI, karena : 1. Katarsis / curhat 2. Mencari bantuan/ dukungan 3. Membagikan info yang diketahui 4. Menjalin/ memiliki relasi yang
lebih mendalam
MENUTUP DIRI, karena : 1. Menjaga privasi diri 2. Takut mendapat penolakan 3. Belum dapat menerima keadaan diri
sendiri 4. Relasi yang tidak/ kurang mendalam
- Risiko ditolak - Kalau diterima/ didukung → kualitas
hidup akan lebih baik
- STRES → kualitas hidup menjadi buruk
38
Dari kerangka konsep tersebut, terlihat bahwa pengungkapan diri sangatlah
penting bagi Odha, karena hal itu akan mempengaruhi kondisi fisiknya. Pada
Odha, pengungkapan diri tidaklah mudah untuk dilakukan karena adanya HIV/
AIDS yang diderita membuat mereka mendapat stigma dan diskriminasi di
masyarakat, padahal hal itu sangat mempengaruhi kondisi fisiknya. Bedasarkan
kerangka konsep tersebut, maka melalui penelitian ini peneliti ingin melihat
pengungkapan diri Odha di masyarakat. Secara khusus peneitian ini ingin
melihat:
1. Pada siapa Odha lebih membuka diri? Apakah Odha lebih membuka diri pada
keluarga, teman, pasangan ataukah pada konselor?
2. Topik-topik apa saja yang biasanya disampaikan Odha ketika melakukan
pengungkapan diri pada target share (keluarga, teman, pasangan atau
konselor)? Apakah lebih sering menyampaikan topik tentang sikap dan
pendapat, selera dan minat, pekerjaan atau pendidikan, keuangan, kepribadian
atau topik tentang kondisi fisik?
3. Alasan apa sajakah yang mempengaruhi Odha ketika mau terbuka ataupun
ketika menutupi kondisi kesehatannya pada target share?
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan model survey (Narbuko & Achmadi, 1991). Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan keadaan yang terjadi pada saat
ini.
B. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah pengungkapan diri (self
disclosure) Odha pada beberapa target share, yaitu keluarga, teman, pasangan
dan konselor. Variabel pengungkapan diri ini mencakup beberapa topik yang
disampaikan dalam seseorang mengungkapkan dirinya, yaitu: sikap dan pendapat,
selera dan minat, pekerjaan atau pendidikan, keuangan, kepribadian serta kondisi
fisik. Penelitian ini juga ingin melihat apa saja yang menghambat dan apa saja
yang memudahan seseorang (Odha) dalam mengungkapkan dirinya pada orang
lain (target share) tentang kondisi kesehatannya.
40
C. Definisi Operasional
Pengungkapan diri (self disclosure) adalah kesediaan Odha dalam
menyampaikan berbagai informasi atau topik yang relevan tentang dirinya pada
keluarga, teman, pasangan maupun pada konselor. Topik-topik yang dapat
disampaikan Odha ketika melakukan pengungkapan diri adalah topik tentang
sikap dan pendapat, selera dan minat, pekerjaan atau pendidikan, keuangan,
kepribadian dan topik tentang kondisi fisik. Untuk mengetahui topik mana yang
sering diungkapkan Odha adalah dengan melihat rata-rata skor total tiap topik
pada skala pengungkapan diri Odha, sedangkan untuk melihat pada siapa Odha
lebih cenderung mengungkapkan diri dapat diperoleh dari skor total tiap target
share pada skala pengungkapan diri Odha.
Dalam pengungkapan diri ada alasan- alasan yang mempengaruhi Odha
untuk terbuka maupun tidak tidak terbuka pada orang lain. Untuk mengetahui
alasan apa saja yang mempengaruhi pengungkapan diri Odha pada orang lain
khususnya mengenai kondisi fisiknya dapat dilihat dari prosentase jawaban Odha
pada kuesioner alasan Odha untuk terbuka dan tidak terbuka pada orang lain.
41
D. Subjek Penelitian
Seluruh individu yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi.
Populasi dibatasi sebagai sejumlah individu dengan sifat yang sama (Hadi, 2000).
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah para penderita HIV/ AIDS.
Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan cara purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang
terkait dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2000).
Subjek penelitian diambil berdasarkan kriteria didiagnosis menderita HIV/ AIDS
dan bersedia menjadi responden.
E. Instrumen dan Pertanggung Jawaban Mutu
1. Instrumen
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
pengungkapan diri Odha. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari dua
bagian, yaitu: skala pengungkapan diri Odha, dan kuesioner alasan Odha
untuk terbuka dan tidak terbuka pada orang lain.
1. Skala Pengungkapan Diri Odha
Bagian pertama dalam kuesioner ini merupakan adapasi dari Self-
Disclosure Questionare (Jourard dan Lasakow, 1958) yang ingin melihat
topik-topik apa saja yang sering disampaikan Odha dalam
42
mengungkapkan diri pada orang lain, dan pada siapa Odha lebih
cenderung melakukan pengungkapan diri.
Self- Disclosure Questionare (SDQ) yang disusun oleh Jourard
dan Lasakow berisi 60 aitem tentang 6 topik umum mengenai diri
seseorang, yaitu: tentang sikap dan pendapat seseorang, selera dan minat,
kondisi pekerjaan atau pendidikan, keadaan keuangan, kepribadian dan
kondisi fisik dari seseorang. Masing-masing topik terdiri dari 10 aitem
pernyataan.
Pada SDQ tersebut, Subjek diminta mengidentifikasikan sejauh
mana dirinya membicarakan tiap aitem yang ada (tiap aitem
menggambarkan kondisi subjek) pada lima orang yang ada di sekitar
Subjek, yaitu terhadap ayah, ibu, teman laki-laki, teman perempuan serta
terhadap pasangan; dengan memberi skor 0 jika subjek sama sekali tidak
pernah membicarakan topik tersebut pada orang lain, skor 1 jika subjek
pernah membicarakan dengan orang lain secara umum, dan skor 2 jika
subjek membicarakan topik tersebut secara detail pada orang lain. SDQ
yang dibuat Jourard dan Lasakow bertujuan untuk melihat topik-topik
apa saja yang sering disampaikan dalam seseorang mengungkapkan
dirinya pada orang lain.
Pada penelitian ini, peneliti mengadaptasi SDQ yang dibuat oleh
Jourard dan Lasakow. Peneliti melakukan penyesuaian terhadap skala
43
pengungkapan diri Odha yaitu penyesuaian pada beberapa aitem yang
disesuaikan dengan kondisi subjek penelitian ini yaitu Odha, serta
mengadakan penyesuaian target share subjek, yaitu terhadap keluarga,
teman, pasangan dan konselor. Keekmpat target share tersebut dipilih
karena mereka merupakan orang-orang yang berada dekat dan sering
berinteraksi dengan Odha (significant others). Selanjutnya, hasil
pengadaptasian SDQ tersebut dikonsultasikan pada dosen pembimbing
(professional judgement) untuk dilihat lagi, apakah alat tersebut sudah
mencakup hal-hal yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini.
Skala pengungkapan diri Odha yang digunakan dalam penelitian
ini berisi 60 aitem penyataan tentang topik-topik yang umumnya
disampaikan seseorang dalam mengungkapkan dirinya pada orang lain.
Subjek diminta mengindentifikasikan sejauh mana dirinya
menyampaikan topik-topik tersebut pada orang lain (target share),
dengan memberi skor:
0: jika Subjek sama sekali tidak pernah membicarakan topik tersebut
pada orang lain,
1: jika Subjek pernah membicarakan dengan orang lain secara umum,
2: jika Subjek membicarakan topik tersebut secara detail pada orang lain.
44
Pada penelitian ini, peneliti menempatkan 4 kelompok target
yang menjadi tempat Odha membagikan informasi tentang keadaan
dirinya, yaitu: keluarga, teman, pasangan, serta konselor. Empat
kelompok target tersebut merupakan orang-orang yang berada di sekitar
Odha (significant others).
Tabel 1
Blue print Skala pengungkapan diri Odha:
Target Share
Topik
Keluarga Teman Pasangan Konselor
Jumlah nomor aitem
Sikap & Pendapat
1, 7, 13, 19, 25, 30, 35, 41, 47, 53 10
Selera & Minat 2, 8, 14, 20, 26, 31, 36, 42, 48, 54 10
Pekerjaan/ pendidikan
3, 9, 15, 21, 27, 32, 37, 40, 43, 49 10
Keuangan 4, 10, 16, 22, 28, 44, 50, 55, 58, 60 10
Kepriadian 5, 11, 17, 23,33, 38, 45, 51, 56, 59 10
Keadaan fisik 6, 12, 18, 24, 29, 34, 39, 46, 52, 57 10
Jumlah: 60
45
2. Kuesioner alasan Odha untuk terbuka dan tidak terbuka pada orang lain.
Kuesioner pada bagian ini dibuat dalam bentuk forced choice. Forced
choice merupakan bentuk pilihan yang hanya terdapat beberapa alternatif
jawaban, yaitu ‘ya’ dan ‘tidak’ (Hadi, 2004). Format kuesioner dibuat dengan
menggunakan pernyataan tertutup mengenai hal-hal yang umumnya menjadi
alasan bagi Odha ketika mereka mau terbuka tentang kondisi kesehatannya
pada orang lain, maupun alasan-alasan Odha ketika mereka tidak terbuka pada
orang lain terkait dengan kondisi kesehatannya.
Pada kuesioner ini, peneliti telah menentukan beberapa pilihan
jawaban, sehingga subjek diminta untuk memilih pada alasan mana saja yang
sesuai dengan keadaan yang dialaminya pada masing-masing target share,
yaitu keluarga, teman, pasangan, dan konselor. Dalam hal ini, subjek diminta
untuk memberi tanda (√) pada alternatif jawaban yang sesuai dengan
keadaannya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang biasanya menjadi alasan bagi
Odha untuk terbuka maupun tidak terbuka pada orang lain tentang kondisi
kesehatannya:
1. Alasan terbuka:
- untuk curhat/ katarsis,
- mencari bantuan atau dukungan,
46
- membagi informasi yang mereka ketahui tentang HIV/ AIDS,
- menjalin/ memiliki relasi yang lebih mendalam.
2. Alasan tidak terbuka:
- menjaga privasi pribadi,
- takut mendapatkan penolakan,
- belum dapat menerima keadaan diri sendiri,
- relasi yang tidak mendalam.
2. Pertanggungjawaban Mutu
a. Validitas
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur melakukan fungsi ukurnya.Pada penelitian ini, validitas data yang
dipakai adalah validitas isi. Validitas isi yaitu pengujian terhadap isi tes
dengan analisis rasional atau professional judgement yang dapat diperoleh
dengan cara meminta pihak yang berkompeten untuk memeriksa kuesioner
yang aka diberikan. Pada penelitian ini, seluruh aitem yang akan digunakan
telah dikoreksi oleh pihak yang telah ahli yaitu dosen pembimbing, hal ini
bertujuan supaya kuesioner tersebut relevan dengan tujuan penelitian
47
(Azwar, 2005). Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
isi.
Validitas logis dilakukan dengan merumuskan ranah isi yang hendak
diteliti dengan penelitian serta menyusun aitem yang mampu mencakup
wilayah ranah isi tersebut.
b. Analisis aitem
Analisis aitem bertujuan agar peneliti mendapatkan aitem yang
berkualitas pada skala penelitian. Analisis aitem dilakukan dengan meihat
nilai dari koefisien korelasi aitem total (rix), yaitu konsistensi antar fungsi
aitem dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 15, setelah
itu dilakukan seleksi aitem dengan koefisien korelasi minimal 0.3. Aitem-
aitem yang memiliki koefisien korelasi minimal 0.3 dianggap memiliki
daya beda yang cukup memuaskan, sedangkan aitem yang nilainya kurang
dari 0.3 dianggap memiliki daya diskriminasi aitem yang sangat rendah dan
harus digugurkan (Azwar, 2005).
Setelah uji coba dilakukan pada skala pengungkapan diri Odha,
diperoleh 46 aitem yang sahih, dan 14 aitem digugurkan. Koefisien korelasi
aitem total dalam peneitian ini berkisar antara 0.308 sampai 0.823.
48
Tabel 2
Aitem yang gugur dan sahih dari skala pengungkapan diri Odha:
Topik Aitem gugur Jumlah Aitem sahih Jumlah
Sikap & Pendapat 47, 53 2 1, 7, 13, 19, 25, 30, 35, 41 8
Selera & Minat 48, 54 2 2, 8, 14, 20, 26, 31, 36, 42 8
Pekerjaan/ pendidikan 43, 49 2 3, 9, 15, 21, 27, 32, 37, 40 8
Keuangan 44, 50, 55, 60 4 4, 10, 16, 22, 28, 58 6
Kepriadian 51 1 5, 11, 17, 23,33, 38, 45,56, 59 9
Keadaan fisik 46, 52, 57 3 6, 12, 18, 24, 29, 34, 39 7
Jumlah 14 46
c. Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan suatu pengukuran, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2005). Reliabilitas
hasil pengukuran dalam penelitian ini akan dilihat dengan menggunakan
pendekatan konsistensi internal, yang hanya memerlukan satu kali
pengukuran kepada sekelompok individu sebagai subjek penelitian.
Pengukuran reliabilitas dilakukan terhadap skala yang berisi aitem-
aitem yang telah lolos seleksi berdasarkan perhitungan koefisien korelasi
aitem total (rix). Dengan koefisien korelasi yang tinggi, akan terdapat
konsistensi pada skor yang diperoleh dari hasil pengukuran seorang subjek
penelitian. Reliabilitas pada skala pengungkapan diri Odha menggunakan
49
teknik Alpha Cronbach’s dengan bantuan SPSS for Windows versi 15.
Aitem yang gugur adalah aitem dengan koefisien korelasi < 0.3.
Untuk melihat reliabilitas dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik Alpha Cronbach’s dengan bantuan SPSS for
Windows versi 15. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh
reliabilitas aitem valid dari skala pengungkapan diri Odha sebesar 0.972.
Angka tersebut termasuk dalam kategori tingkat reliabilitas sangat tinggi.
Dengan demikian, skala pengungkapan diri Odha dalam penelitian ini
dipandang reliabel.
F. Prosedur Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner pengungkapan diri Odha. Kuesioner tersebut disebarkan pada Odha
yang berada di wilayah DIY, selanjutnya Odha diminta untuk mengisi kuesioner
tersebut berdasarkan keadaan dirinya. Dalam uji coba alat penelitian ini
(kuesioner pengungkapan diri Odha), peneliti menggunakan uji coba (try out)
terpakai mengingat sulitnya memperoleh subjek, sehingga peneliti hanya sekali
saja melakukan proses pengambilan data.
Setelah kuesioner penelitian jadi, maka penelitian siap untuk dilaksanakan.
Sebelum melakukan penelitian di lembaga atau instansi terkait, peneliti mengurus
50
perijinan terlebih dahulu. Setelah mendapat ijin untuk melakukan penelitian maka
peneliti mulai melakukan penelitian di lembaga atau instansi terkait dengan
menyebarkan kuesioner. Selain mengadakan penelitian di instansi atau lembaga,
peneliti juga mengambil data dengan langsung mendatangi subjek yang dilayani
di luar tempat tersebut, sehingga tidak diperlukan perijinan yang resmi.
G. Teknik Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dipahami untuk diinterpretasikan. Pada penelitian ini, data hasil penelitian
akan dianalisis dengan menggunakan pedekatan kuantitatif yaitu dengan analisa
deskriptif, uji asumsi, uji-t berpasangan serta dengan melihat prosentase jawaban
subjek. Data penelitian ini dianlisis dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 15.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah Penelitian
1. Gambaran umum tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada beberapa tempat berbeda karena sulitnya
mendapatkan subjek untuk memenuhi jumlah standar penelitian. Peneliti
melakukan penelitian di Klinik Edelweis, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
Victory Plus yang berlokasi di Jl. Tunggorono 5, Mrican, Yogyakarta, serta
dengan langsung mendatangi rumah Odha yang menjadi subjek dalam
penelitian.
Penelitian yang dilakukan di Victory Plus, seluruh data diperoleh
peneliti lewat menitipkan kuesioner pada pengurus Victory Plus. Victory Plus
merupakan salah satu lembaga sosial yang secara khusus menangani
permasalahan HIV/ AIDS di Yogyakarta, mulai dari pendampingan sebelum
seseorang mengetahui dirinya terinfeksi HIV/ AIDS hingga memberikan
berbagai perawatan bagi Odha yang telah mengetahui statusnya. Secara rutin
(sebulan sekali) selalu diadakan pertemuan antara seluruh Odha yang ditangani
di Victory Plus dengan para konselor, sehingga mereka dapat saling berbagi
52
informasi seputar HIV/ AIDS, serta mengadakan beberapa event-event
tertentu.
Selain dilakukan di Victory Plus, penelitian ini juga dilakukan di Klinik
Edelweis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Di Klinik ini, sebagian kuesioner
dititipkan pada petugas yang bekerja di sana, karena ada beberapa Odha yang
tidak bersedia untuk bertemu langsung dengan peneliti, dan sebagian
kuesioner lainnya langsung diberikan peneliti pada subjek. Klinik Edelweis
merupakan salah satu klinik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang secara
khusus menangani pasien yang menderita HIV/ AIDS. Pelayanan yang
diberikan di Klinik Edelweis bermacam-macam, mulai dari konseling
(sebelum dan sesudah pemeriksaan) maupun pemeriksaan kesehatan secara
rutin setiap bulan.
Penelitian ini juga dilakukan peneliti dengan mengunjungi rumah-
rumah Odha maupun bertemu di luar tempat tinggal Odha. Informasi tentang
subjek tersebut peneliti dapatkan dari berbagai pihak yang mengetahui
tentang perawatan maupun penanganan Odha selain di tempat-tempat yang
sudah peneliti datangi. Jumlah penderita HIV/ AIDS di Yogyakarta memang
cukup banyak, namun untuk mendapatkan subjek Odha tidaklah mudah,
karena terbentur dengan kode etik beberapa rumah sakit (terkait juga dengan
menjaga privasi pasien) serta tergantung pula dari kesediaan Odha untuk
menjadi subjek dalam penelitian ini.
53
2. Karakteristik sampel
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 8 bulan, yaitu sejak bulan
April hingga Desember 2008, dan diperoleh subjek sebanyak 60 orang. Dari
60 subjek, hanya 44 subjek yang digunakan peneliti sebagai responden dalam
penelitian ini.
a. Usia
Dari data yang diperoleh, usia subjek dalam penelitian ini berkisar
dari usia 20 hingga 46 tahun. Secara umum, kebanyakan dari mereka berada
dalam usia dewasa muda, yaitu berada pada usia sekitar 20 – 40 tahun
(Hurlock, 1995). Di sini peneliti membagi kategori usia subjek dalam dua
kategori, yaitu 20- 30 tahun, dan 31- 46 tahun. Pembagian ini peneliti
lakukan karena usia sekitar 20- 30 tahun tergolong usia produktif (Bradbury,
1975), karena pada usia tersebut seseorang mulai menempatkan diri dalam
masyarakat dengan menerima berbagai tugas dan tanggung jawab yang
baru.
Tabel 3
Distribusi subjek berdasarkan usia
No Usia (tahun) N %
1. 20 – 30 33 75 %
2. 31- 46 11 25 %
Total 44 100 %
54
Tabel 3 menunjukan bahwa hampir sebagian besar subjek penelitian
ini berada pada usia antara 20- 30 tahun yaitu sebesar 75 %. Hal ini sejalan
dengan data kasus HIV/ AIDS yang terjadi di Indonesia, di mana umumnya
kasus HIV/ AIDS ditemukan pada usia dewasa muda yang tergolong dalam
usia produktif. Dari data terakhir yaitu data bulan Juni 2010 (Depkes RI),
dari 21770 kasus HIV/ AIDS di Indonesia, 10471 kasus (48.09 %)
merupakan kasus yang daitemui pada usia 20-29 tahun (tergolong usia
produktif).
b. Jenis kelamin
Data sampel yang diperoleh menunjukan sebagian Odha dalam
penelitian ini adalah laki-laki dengan persentase sebesar 59.09 %.
Sedangkan pasien perempuan hanya sebesar 40.91 %. Data tersebut sejalan
pula dengan data kasus HIV/ AIDS yang ada di Indonesia (Depkes RI),
yakni: dari 21770 kasus yang ada, 16093 kasus terdapat pada laki-laki
(73.92%) dan 5578 kasus terdapat pada perempuan (25.62 %) sedangkan
sisanya (0.46 %) tidak diketahui.
Tabel 4
Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin
No Jenis kelamin n %
1. Laki- laki 26 59.09 %
2. Perempuan 18 40. 91 %
Total 44 100 %
55
c. Status pernikahan
Dari data sampel yang diperoleh pada penelitian ini, terlihat bahwa
hampir sebagian besar Odha adalah mereka yang telah menikah (termasuk
mereka yang telah kehilangan pasangan). Hal ini dapat dikaitkan dengan
data mengenai faktor risiko terjadinya infeksi HIV/ AIDS, yaitu faktor
heteroseksual menduduki peringkat paling tinggi.
Dari 21770 kasus HIV/ AIDS di Indonesia (Depkes RI), 10722 kasus
(49.25 %) yang terjadi tergolong dalam faktor risiko heteroseksual. Data
penelitian ini ditemukan 47.73 % Odha telah menikah, 9.09 % nya janda,
2.27 % nya duda, sedangkan sisanya belum menikah.
Tabel 5
Distribusi sampel berdasarkan status pernikahan
No Status Pernikahan N %
1. Menikah 21 47.73 %
2. Belum menikah 18 40.91 %
3. Janda 4 9.09 %
4. Duda 1 2.27 %
Total 44 100 %
d. Lamanya terinfeksi HIV/ AIDS
Dari data yang diperoleh pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian
besar Odha terinfeksi HIV/ AIDS sekitar 5 tahun terakhir. Dari 44 Odha, 25
orang (56.82 %) diantaranya baru terinfeksi dalam kurun waktu 5 tahun
56
terakhir, sedangkan 19 (43.18%) orang lainya telah terinfeksi sejak kurang
lebih 6 tahun yang lalu. Hal ini sejalan dengan data kasus HIV/ AIDS yang
terjadi di Indonesia (Depkes RI), yaitu jumlah kasus baru berdasarkan tahun
pelaporan, dari tahun ke tahun didapatkan terjadinya peningkatan jumlah
yang cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat dari kasus baru yang
dilaporkan tahun 2002 hanya ada 345 kasus, sedangkan pada tahun-tahun
selanjutnya terjadi peningkatan yang cukup besar, yakni kasus baru tahun
2004 sebesar 1195 kasus, dan pada tahun 2008 ditemukan 4969 kasus baru.
Tabel 6
Distribusi sampel berdasarkan lamanya terinfeksi HIV/ AIDS
No Lamanya terinfeksi HIV/ AIDS N %
1. 1 – 5 tahun 25 56.82 %
2. ≥ 6 tahun 19 43.18 %
Total 44 100 %
B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melaksanakan sebuah penelitian, dibutuhkan persiapan yang
matang agar penelitian berjalan lancar. Persiapan yang dilakukan peneliti adalah
mempersiapkan alat dan juga mengurus perijinan penelitian.
Alat yang harus dipersiapkan adalah kuesioner pengungkapan diri Odha.
Kuesioner ini terdiri dari skala pengungkapan diri Odha dan kuesioner tanpa skala
57
tentang alasan Odha membuka diri maupun menutupi kondisi kesehatannya pada
target share.
Penelitian ini dilakukan di beberapa instansi dan juga langsung dengan
menemui subjek penelitian. Sebelum melakukan sebuah penelitian di instansi,
diperlukan sebuah ijin dari instansi yang bersangkutan. Peneliti mengajukan
permohonan ijin kepada Victory Plus dan juga Klinik Edelweis RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Setelah permohonan ijin diterima, pihak instansi terkait
meminta untuk melihat terlebih dahulu kuesioner yang akan digunakan dalam
penelitian. Ada beberapa aitem pernyataan dalam skala pengungkapan diri Odha
yang tidak diterima di salah satu instansi, sehingga peneliti mengadakan
penyesuaian aitem yang baru dengan mengkonsultasikannya pada dosen
pembimbing. Setelah peneliti menyesuaikan beberapa aitem, skala penelitian
diliat lagi di instansi terkait, dan peneliti diperbolehkan untuk menyebarkan
kuesioner penelitian.
Penelitian ini dilakukan sejak bulan April hingga Desember 2008. Lokasi
penelitian adalah di beberapa tempat yakni di Victory Plus, Klinik Edelweis
RSUP Dr. Sardjito, dan dengan langsung mendatangi subjek perorangan yang
menderita HIV/ AIDS yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk penelitian kuantitatif, waktu yang digunakan untuk penelitian ini tergolong
lama, hal ini dikarenakan sulitnya untuk mendapatkan Odha yang bersedia untuk
dijadikan subjek dalam penelitian ini, serta sulitnya akses terhadap Odha di
58
beberapa instansi karena terbentur oleh kode etik yang dipegang di instansi
terkait. Data yang diperoleh peneliti tentang jumlah kasus HIV/ AIDS yang
terjadi di DIY tergolong cukup besar, namun akses untuk bertemu dengan Odha
tidaklah mudah, dan hal ini merupakan salah satu kendala dalam penelitian ini.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh lewat kuesioner
pengungkapan diri yang diisi oleh Odha. Dalam prosedur pengambilan data, tidak
semua data diperoleh peneliti lewat bertemu langsung dengan Odha, tetapi ada
beberapa kuesioner yang dititipkan pada konselor di lembaga atau instansi tempat
penelitian. Hal tersebut dikarenakan peneliti terbentur dengan kode etik yang ada
di sana, yaitu peneliti tidak boleh bertemu langsung dengan Odha demi menjaga
privasi Odha.
Pada penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner sejak 14 April 2008
hingga pertengahan bulan Desember 2008. Penyebaran kuesioner dilakukan
secara bertahap pada beberapa tempat. Karena keterbatasan subjek dalam
penelitian ini, dari 70 kuesioner yang disebarkan, yang terisi hanya 60 kuesioner,
16 kuesioner diantaranya tidak dapat digunakan karena pegisiannya tidak
lengkap, sehingga hanya 44 kuesioner yang dapat digunakan untuk dianlisis lebih
lanjut dalam penelitian ini.
59
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian mengenai
pengungkapan diri pada Odha yang hidup di masyarakat, yang meliputi topik-
topik yang disampaikan, pada siapa saja Odha cenderung melakukan
pengungkapan diri, serta alasan Odha untuk terbuka maupun tidak terbuka pada
orang lain terkait dengan kondisi kesehatannya.
1. Target share Odha
Secara umum Odha dalam penelitian ini lebih mudah melakukan
pengungkapan diri pada pasangannya, selanjutnya pada konselor, keluarga dan
teman. Data deskriptif tentang hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 7
Tabel 7
Data statistik target share pengungkapan diri Odha
Xmin Xmax Rata-rata
Std. Deviation
Keluarga
Teman
Pasangan
Konselor
.00
5.00
.00
8.00
76.00
82.00
92.00
92.00
36.2273
30.2727
49.4318
45.3864
21.28966
18,19707
25.68449
18.33946
2. Topik pengungkapan diri Odha
Dalam mengungkapkan diri pada orang lain, topik yang sering
diungkapkan Odha adalah topik mengenai sikap dan pendapat, kemudian topik
60
mengenai selera dan minat, topik tentang pekerjaan atau pendidikan, topik
tentang kepribadian, topik mengenai kondisi fisik, serta topik tentang keuangan.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8
Data statistik topik yang disampaikan Odha pada target share secara umum
Xmin Xmax Rata-rata Std. Deviation
Sikap dan Pendapat 10.00 54.00 30.2500 10.88444
Selera dan Minat 10.00 48.00 28.3864 10.34344
Pekerjaan/ pendidikan 9.00 50.00 28.2727 10.42886
Keuangan 2.00 34.00 20.4091 7.59840
Kepribadian 7.00 49.00 27.7955 10.28790
Kondisi fisik 5.00 44.00 26.2045 9.55420
Peneliti juga akan mendeskripsikan secara spesifik mengenai topik yang
sering disampaikan Odha pada masing-masing target share. Topik yang dibahas
Odha pada keluarga lebih banyak tentang topik selera dan minat, topik
pendidikan atau pekerjaan, topik mengenai sikap dan pendapat, sedangkan topik
tentang keadaan fisik, topik kepribadian serta topik keuangan adalah topik yang
jarang diungkapkan. Data tentang hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 9.
61
Tabel 9
Data statistik topik yang disampaikan Odha pada Keluarga
Xmin Xmax Rata-rata
Std. Deviation
Sikap dan Pendapat .00 16.00 6.1136 4.47326
Selera dan Minat .00 14.00 6.5227 3.91472
Pekerjaan/ pendidikan .00 14.00 6.4545 4.17331
Keuangan .00 11.00 5.2500 2.96589
Kepribadian .00 15.00 5.9318 3.67517
Kondisi fisik .00 13.00 5.9545 3.86971
Ketika mengungkapkan diri pada teman, Odha pada penelitian ini lebih
mudah menyampaikan topik tentang sikap dan pendapat, kemudian topik
pekerjaan atau pendidikan, topik selera dan minat, topik kondisi fisik, topik
kepribadian, sedangkan topik keuangan merupakan topik yang jarang
diungkapkan. Data tentang hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10
Data statistik topik yang disampaikan Odha pada teman
Xmin Xmax Rata-rata
Std. Deviation
Sikap dan Pendapat 2.00 15.00 6.1591 3.31973
Selera dan Minat 1.00 14.00 5.7500 3.70496
Pekerjaan/ pendidikan .00 16.00 5.8864 4.06469
Keuangan .00 10.00 3.0227 2.67437
Kepribadian .00 13.00 4.5909 3.13508
Kondisi fisik .00 14.00 4.8636 3.25356
62
Topik yang paling sering disampaikan Odha pada pasangannya adalah
topik kepribadian, topik sikap dan pendapat, topik tentang pekerjaan atau
pendidikan, topik selara dan minat, sedangkan topik kondisi fisik, serta topik
keuangan adalah topik yang jarang disampaikan pada pasangan. Data tentang
hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11
Data statistik topik yang disampaikan Odha pada pasangan
Xmin Xmax Rata-rata
Std. Deviation
Sikap dan Pendapat .00 16.00 8.6591 4.83179
Selera dan Minat .00 16.00 8.3864 4.34670
Pekerjaan/ pendidikan .00 16.00 8.5455 4.53131
Keuangan .00 13.00 7.1364 4.00343
Kepribadian .00 18.00 9.2955 4.73767
Kondisi fisik .00 14.00 7.4091 4.65217
Dalam mengungkapkan diri pada konselor, Odha lebih menyampaikan topik
sikap dan pendapat, topik kepribadian, topik keadaan fisik, topik selera dan minat,
topik tentang pekerjaan atau pendidikan, serta topik keuangan. Data tentang hasil
tersebut dapat dilihat pada tabel 12.
Data statistik topik yang disampaikan
Sikap dan Pendapat
Selera dan Minat
Pekerjaan/ pendidikan
Keuangan
Kepribadian
Kondisi fisik
Data tentang topik
dapat secara ringkas dilihat pada gambar 2.
Grafik topik yang disampaikan
Keterangan: 1 = Topik tentang sikap dan pendapat
2 = Topik tentang selera dan minta
3 = Topik tentang pekerjaan atau pendidikan
4 = Topik tentang ke
5 = Topik tentang kepribadian
6 = Topik tentang kondisi fisik
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0
Ra
ta -
Ra
ta
Tabel 12
opik yang disampaikan Odha pada konselor
Xmin Xmax Rata-rata
Std. Deviation
Sikap dan Pendapat 2.00 16.00 9.3182 3.52910
2.00 16.00 7.7273 3.06794
Pekerjaan/ pendidikan .00 16.00 7.3864 3.74921
.00 12.00 5.0000 2.81193
1.00 18.00 7.9773 3.85486
.00 14.00 7.9773 3.41330
Data tentang topik-topik yang disampaikan Odha pada tiap
dapat secara ringkas dilihat pada gambar 2.
Gambar 2
topik yang disampaikan Odha pada tiap target share
Keterangan: 1 = Topik tentang sikap dan pendapat
2 = Topik tentang selera dan minta
3 = Topik tentang pekerjaan atau pendidikan
4 = Topik tentang keuangan
5 = Topik tentang kepribadian
6 = Topik tentang kondisi fisik
2 4 6
Topik Pengungkapan Diri
Keluarga
Teman
Pasangan
Konselor
63
Std. Deviation
52910
06794
74921
81193
85486
41330
topik yang disampaikan Odha pada tiap target share
target share
Keluarga
Teman
Pasangan
Konselor
64
3. Alasan Odha untuk terbuka dan tidak terbuka pada orang lain tentang kondisi
kesehatannya
Secara umum, yang menjadi alasan Odha untuk terbuka pada orang lain
terkait dengan kondisi kesehatannya adalah karena sebagai salah satu bentuk
katarsis mereka atau untuk curhat, mencari dukungan atau bantuan,
membagikan informasi yang diketahui, serta untuk menjali atau memiliki
relasi yang lebih dalam. Ketika Odha mau terbuka pada keluarga terkait
kondisi kesehatannya, alasannya adalah untuk mencari dukungan atau
bantuan, untuk curhat atau katarsis, untuk menjalin atau memiliki relasi yang
mendalam, serta untuk membagikan informasi yang mereka ketahui. Alasan
Odha untuk terbuka pada teman adalah untuk membagikan informasi yang
mereka ketahui, sebagai katarsis atau curhat, untuk menjalin relasi atau karena
memiliki relasi yang mendalam, serta untuk mencari dukungan atau bantuan.
Alasan Odha untuk terbuka pada pasangan adalah untuk curhat atau katarsis,
untuk membagikan informasi yang diketahui, mencari bantuan dan dukungan,
serta karena memiliki relasi atau ingin menjalin relasi yang lebih mendalam.
Yang menjadi alasan Odha untuk terbuka pada konselor adalah untuk curhat
atau katarsis, mencari bantuan dan dukungan, menjalin atau memiliki relasi
yang mendalam serta untuk membagikan informasi yang diketahui. Data
tentang apa saja yang menjadi alasan Odha untuk terbuka pada orang lain
terkait dengan kondisi kesehatannya, dapat dilihat dalam tabel 13
65
Tabel 13
Alasan Odha terbuka soal kondisi kesehatannya
Alasan Target share Total
(%) Keluarga Teman Pasangan Konselor
untuk curhat/ katarsis
24
(29.27 %)
22
(25.58 %)
28
(31.46%)
26
(30.59%)
100
(29.24%)
mencari bantuan atau dukungan
25
(30.49 %)
17
(19.77 %)
21
(23.59%)
24
(28.24%)
87
(25.44%)
membagi informasi yang mereka ketahui tentang HIV/ AIDS
15
(18.29 %)
27
(31.39 %)
23
(25.84%)
16
(18.82%)
81
(23.68%)
menjalin/ memiliki relasi yang lebih
mendalam
18
(21. 95 %)
20
(23.26 %)
17
(19.10%)
19
(22.35%)
74
(21.64%)
Total (%) 82
(100 %)
86
(100 %)
89
(100 %)
85
(100 %)
342
(100 %)
Yang menjadi alasan Odha untuk tidak terbuka pada orang lain terkait
kondisi kesehatannya adalah karena mereka takut mendapatkan penolakan,
mereka belum dapat menerima keadaan diri sendiri, untuk menjaga privasi,
serta karena relasi mereka yang kurang mendalam. Alasan Odha untuk tidak
terbuka pada keluarga adalah karena takut ditolak, mereka belum dapat
menerima keadaan diri sendiri, relasi mereka tidak terlalu mendalam, serta
untuk menjaga privasi. Ketika Odha tidak terbuka pada teman terkait kondisi
kesehatannya biasanya lebih dikarenakan untuk menjaga privasi, relasi yang
tidak terlalu mendalam, mereka belum dapat menerima keadaan diri sendiri,
66
serta karena takut mendapatkan penolakan. Odha umumnnya tidak terbuka pada
pasangan karena takut ditolak, belum dapat menerima keadaan diri sendiri,
relasi yang tidak terlalu mendalam serta untuk menjaga privasi. Alasan Odha
untuk tidak terbuka pada konselor mengenai kondisi fisiknya adalah karena
relasi yang kurang mendalam, menjaga privasi, belum dapat menerima keadaan
diri sendiri serta karena takut ditolak. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14
Alasan Odha tidak terbuka soal kondisi kesehatannya
Alasan Target share Total
(%) Keluarga Teman Pasangan Konselor
menjaga privasi pribadi
5
(9.8 %)
38
(34.23%)
7
(14.29%)
13
(25.49%)
63
(24.05%)
takut mendapatkan penolakan
20
(39.22%)
21
(18.92%)
19
(38.78%)
11
(21.57%)
71
(27.09%)
belum dapat menerima keadaan diri sendiri
15
(29.41%)
24
(21.62%)
15
(30.61%)
12
(23.53%)
66
(25.19%)
relasi yang tidak mendalam
11
(21.57%)
28
(25.23%)
8
(16.33%)
15
(29.41%)
62
(23.64%)
Total (%) 51
(100 %)
111
(100 %)
49
(100 %)
51
(100 %)
262
(100 %)
D. Uji Asumsi Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan model survei, karena itu dalam penelitian ini peneliti tidak
bermaksud untuk menguji hipotesis, tetapi hanya mendeskripsikan hasil temuan
67
yang diperoleh sebagai mana adanya. Dari hasil deskriptif (rata-rata) yang
didapat, peneliti ingin melihat lagi lebih dalam tentang tingkat perbedaan antar
rata-rata yang diperoleh, sehingga peneliti juga menggunakan uji statistik
parametrik, yaitu dengan melakukan uji-t antar rata-rata yang diperoleh, baik
rata-rata antar topik yang diungkapkan maupun rata-rata antar target share
Odha.
1. Uji Normalitas
Dalam sebuah penelitian yang menggunakan uji statistik parametrik
diasumsikan bahwa setiap variabel yang akan dianalisa membentuk
distribusi normal. Apabila data tidak normal, teknik statitik parametrik tidak
dapat digunakan (Sugiyono, 2002). Oleh karena itu, peneliti melakukan uji
normalitas pada setiap variabel penelitian, agar dapat mengetahui apakah
sebaran variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai p >
0.05 berarti data yang ada berdistribusi normal (Santoso, 2001).
a. Sebaran data target share
Uji normalitas data target share (pada keluarga, teman, pasangan
dan konselor) dilakukan dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pada program SPSS for Windows versi 15. Uji normalitas data tentang
pengungkapan diri Odha pada keluarga dengan koefisien 0.670
diperoleh nilai p sebesar 0.760. Uji normalitas data tentang
pengungkapan diri Odha pada teman dengan koefisien 0.991 diperoleh
68
nilai p sebesar 0.280. Pada data tentang pengungkapan diri Odha pada
pasangan dengan koefisien 0.535 diperoleh nilai p sebesar 0.937.
Sedangkan untuk uji normalitas data tentang pengungkapan diri Odha
pada konselor dengan koefisien 0.540 diperoleh nilai p sebesar 0.932.
Secara umum sebaran data target share adalah normal, karena nilai p
yang didapat adalah > 0.05.
b. Sebaran data topik pengungkapan diri
Uji normalitas data topik pengungkapan diri dilakukan dengan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada program SPSS for
Windows versi 15. Uji normalitas data tentang pengungkapan diri
Odha terhadap topik sikap dan pendapat dengan koefisien 0.664
diperoleh nilai p sebesar 0.770. Uji normalitas data pengungkapan diri
Odha terhadap topik selera dan minat dengan koefisien 0.504
diperoleh nilai sebesar 0.961. Untuk uji normalitas data tentang
pengungkapan diri Odha terhadap topik pekerjaan atau pendidikan
dengan koefisien 0.532 diperoleh nilai p sebesar 0.939. Uji normalitas
data tentang pengungkapan diri Odha terhadap topik keuangan dengan
koefisien 0.682 diperoleh nilai p sebesar 0.740. Pada uji normalitas
data pengungkapan diri Odha terhadap topik kepribadian dengan
koefisien 0.442 diperoleh nilai p sebesar 0.990. Untuk uji normalitas
data pengungkapan diri Odha terhadap topik kondisi fisik dengan
koefisien 0.605 diperoleh nilai p sebesar 0.857. Secara umum sebaran
69
data topik pengungkapan diri adalah normal, karena nilai p yang
didapat adalah > 0.05.
2. Uji t- berpasangan
Uji- t berpasangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk
melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara data yang satu dengan
data yang lain, yaitu peneliti ingin melihat apakah dari rata-rata yang
diperoleh baik pada data tentang target share maupun data tentang topik
pengungkapan diri berbeda secara signifikan. Dasar pengambilan keputusan
dalam uji-t berpasangan adalah: jika p > 0.05 maka tidak ada perbedaan
yang signifikan, dan jika p < 0.05 maka ada perbedaan yang signifikan dari
dua data yang diujikan (Santoso, 2001).
Gambar 3 Grafik Target share Odha
Gambar 3 tersebut menunjukan tingkat pengungkapan diri Odha
pada masing-masing target share, yaitu Odha lebih terbuka pada pasangan,
0
10
20
30
40
50
60
Keluarga Teman Pasangan Konselor
Ra
ta -
Ra
ta
70
kemudian pada konselor, keluarga dan yang paling rendah adalah tingkat
keterbukaan Odha pada teman.
Dari data mengenai target share, diperoleh 6 pasang uji-t, yaitu uji-t
berpasangan terhadap teman dengan pasangan, uji-t berpasangan pada
teman dengan konselor, uji-t berpasangan pada pasangan dengan konselor,
uji-t berpasangan pada keluarga dengan teman, uji-t berpasangan pada
keluarga dengan pasangan, serta uji-t berpasangan pada keluarga dengan
konselor. Dari keenam pasang hasil uji-t tersebut, didapatkan bahwa antara
keterbukaan Odha pada pasangan dengan konselor, serta keterbukaan Odha
pada keluarga dengan teman tidak signifikan, yang berarti tidak terdapat
perbedaan yang signifikan ketika Odha membuka diri pada tiap target share
tersebut, karena untuk masing-masing pasangan uji-t yang dilakukan nilai p
yang didapat adalah 0.410 dan 0.111 (p > 0.05).
Untuk hasil uji-t berpasangan terhadap keterbukaan Odha pada
teman dan pasangan, uji-t berpasangan pada teman dengan konselor, uji-t
berpasangan pada keluarga dengan pasangan, serta uji- t berpasangan pada
keluarga dengan konselor, hasilnya signifikan, menunjukan bahwa ada
perbedaan yang signifikan, dengan nilai p untuk masing-masing uji-t
berpasangan 0.000, 0.000, 0.000 dan 0.018. Hal tersebut menunjukan bahwa
dalam Odha mengungkapkan dirinya antar target share tersebut terdapat
perbedaan yang signifikan. Pada perbandingan pengungkapan diri Odha
pada teman dengan pasangan serta pengungkapan diri pada keluarga dengan
71
pasangan, terlihat bahwa Odha dalam penelitian ini memiliki tingkat
keterbukaan yang lebih tinggi pada pasangan. Hal itu dapat dilihat dari
rata-rata keterbukaan Odha pada pasangan (49.4318 ) yang lebih tinggi dari
rata-rata keterbukaan Odha pada teman (30.2727) dan keluarga (36.2273).
Untuk perbandingan tingkat pengungkapan diri Odha pada teman dengan
konselor dan pada keluarga dengan konselor, dapat dilihat bahwa Odha
dalam penelitian memiliki tingkat perbedaan keterbukaan yang lebih tinggi
pada konselor dibandingkan terhadap keluarga ataupun teman. Hal itu
dikarenakan nilai rata-rata keterbukaan Odha pada konselor (45.3864) lebih
tinggi dari rata-rata keterbukaan Odha pada keluarga (36.2773) dan juga
teman (30.2727).
Selanjutnya, dapat dilihat grafik mengenai topik-topik yang
umumnya disampaikan Odha ketika melakukan pengungkapan diri pada
target share.
Gambar 4 Grafik Topik Pengungkapan Diri Odha
0.00
4.00
8.00
12.00
16.00
20.00
24.00
28.00
32.00
Topik 1 Topik 2 Topik 3 Topik 4 Topik 5 Topik 6
Rata-rata
72
Keterangan: Topik 1 = sikap dan pendapat
Topik 2 = selera dan minta
Topik 3 = pekerjaan atau pendidikan
Topik 4 = keuangan
Topik 5 = kepribadian
Topik 6 = kondisi fisik
Dari gambar 4 tersebut, dapat dilihat bahwa dalam mengungkapkan
diri pada target share secara umum, Odha lebih banyak menyampaikan
topik mengenai sikap dan pendapat, topik tentang selera dan minat, topik
tentang pekerjaan atau pendidikan, topik kepribadian, topik mengenai
kondisi fisik dan yang paling jarang disampaikan Odha adalah topik tentang
keuangan.
Dari data mengenai topik yang disampaikan dalam pengungkapan
diri Odha diperoleh 15 pasang uji-t, yang terdiri dari kombinasi pasangan
antar topik. Berdasarkan hasil uji-t berpasangan tersebut, uji-t berpasangan
terhadap topik selera dan minat dengan topik pekerjaan atau pendidikan, uji-
t berpasangan pada topik selera dan minat dengan topik kepribadian, uji- t
berpasangan pada topik pekerjaan atau pendidikan dengan topik
kepribadian, uji-t berpasangan pada topik kepribadian dengan topik kondisi
fisik menunjukan bahwa hasil uji-t tersebut tidak signifikan karena nilai p
yang didapat > 0.05, dengan nilai p masing-masing 0.872, 0.437, 0.569 dan
0.056. Tidak signifikan disini berarti bahwa ketika Odha mengungkapkan
dirinya antar topik tersebut tidak terdapat perbedaan, atau Odha cenderung
73
mengungkapkan topik-topik tersebut secara sama tingkatannya pada target
share.
Hasil yang diperoleh dari uji-t berpasangan pada topik tentang
sikap dan pendapat dengan topik selera dan minat (p= 0.001), uji-t
berpasangan untuk topik tentang sikap dan pendapat dengan topik pekerjaan
atau pendidikan (p= 0.013), uji-t berpasangan untuk topik tentang sikap dan
pendapat dengan topik keuangan (p= 0.000), uji-t berpasangan untuk topik
tentang sikap dan pendapat dengan topik kepribadian (p= 0.007), serta uji-t
berpasangan untuk topik tentang sikap dan pendapat dengan topik tentang
kondisi fisik (p= 0.000) adalah signifikan, yang berarti terdapat perbedaan
tingkat pengungkapan diri Odha terhadap topik-topik yang dibandingkan.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa Odha dalam penelitian ini lebih
tinggi tingkat keterbukaannya pada target share terutama tentang topik yang
mengenai sikap dan pendapatnya, karena rata-ratanya (30.2500) lebih
tinggi dibandingkan topik-topik lainnya, yaitu topik selera dan minat
(28.3864), topik pekerjaan atau pendidikan (28.2727), topik keuangan
(20.4091), topik kepribadian (27.7955), maupun topik tentang kondisi fisik
(26.2045).
Dari hasil uji-t berpasangan yang dilakukan, diperoleh juga hasil
uji-t berpasangan antara topik tentang selera dan minat dengan topik tentang
keuangan (p= 0.000), serta hasil uji-t berpasangan antara topik tentang
selera dan minat dengan topik kondisi fisik (p= 0.004) yang signifikan. Hal
74
tersebut berarti ada perbedaan tingkat pengungkapan diri Odha pada target
share untuk perbandingan topik-topik tersebut, yaitu tingkat pengungkapan
diri Odha dalam penelitian ini lebih tinggi dilakukan pada topik mengenai
selera dan minat dibandingkan dengan topik tentang keuangan maupun
terhadap topik kondisi fisik.
Pada penelitian ini juga dilakukan uji-t berpasangan terhadap topik
tentang pekerjaan dan pendidikan dengan topik tentang keuangan (p= 0.000)
dan uji-t berpasangan pada topik tentang pekerjaan dan pendidikan dengan
topik mengenai kondisi fisik (p= 0.007). Hasil tersebut signifikan dan itu
berarti bahwa adanya perbedaan tingkat pengungkapan diri Odha antar
topik tersebut, yaitu Odha pada penelitian ini lebih terbuka soal topik
tentang pekerjaan atau pendidikan pada target share dibandingkan dengan
topik tentang keuangan dan kondisi fisiknya. Hal ini dapat dilihat dari lebih
tingginya nilai rata-rata topik tentang pekerjaan atau pendidikan (28.2727)
dibandingkan dengan rata-rata topik keuangan (20.4091) dan kondisi fisik
(26.2045).
Uji-t berpasangan juga dilakukan pada topik tentang keuangan
dengan topik tentang kepribadian (p= 0.000). Hasil uji-t tersebut signifikan,
karena nilai p yang diperoleh adalah 0,000 dan nilai p tersebut < 0.05. Hal
itu berarti ada perbedaan yang signifikan ketika Odha mengungkapkan diri
pada target share tentang topik tersebut, yaitu tingkat keterbukaan Odha
lebih tinggi pada topik tentang kepribadian daripada keterbukaannya pada
75
topik keuangan, karena rata-rata topik kepribadian lebih tinggi dari rata-
rata topik keuangan. Hasil lain yang diperoleh dari uj-t berpasangan adalah
hasil yang diperoleh dari uji-t berpasangan antar pasangan topik tentang
keuangan dengan topik tentang kondisi fisik (p= 0.000) adalah signifikan.
Hal itu berarti tingkat keterbukaan Odha dalam penelitian ini lebih tinggi
terhadap topik tentang kondisi fisik daripada topik tentang keuangan karena
rata-rata topik kondisi fisik (26.2045) lebih tinggi dari rata-rata topik
tentang keuangan (20.4091).
E. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum Odha lebih mudah
melakukan pengungkapan diri pada pasangannya, kemudian konselor, keluarga
dan teman. Hal tersebut menunjukan bahwa Odha lebih cenderung terbuka pada
orang yang memiliki relasi yang lebih dekat mereka. Odha dalam penelitian ini
lebih cenderung mengungkapkan diri pada pasangan dikarenakan adanya
kedekatan hubungan diantara Odha dengan pasangannya masing-masing ataupun
karena adanya rasa suka dengan pasangannya (DeVito, 1994). Hal ini sejalan pula
dengan apa yang disampaikan Derlega et al (1993), bahwa orang akan lebih
mudah membuka diri pada orang yang dekat dengan mereka daripada kepada
orang asing atau orang yang tidak memiliki relasi mendalam dengan mereka.
76
Dalam mengungkapan diri pada orang lain (target share), setelah
cenderung lebih mudah terbuka pada pasangan, Odha lebih mudah
mengungkapkan diri pada konselor dibandingkan pada keluarga. Hal ini
dikarenakan pada beberapa kasus Odha masih menutupi statusnya pada keluarga
karena takut mendapatkan penolakan (Budi, 2006) dan mereka lebih dekat dengan
konselor karena konselor sudah mengetahui kondisi Odha. Mungkin saja dalam
mengungkapkan diri pada orang lain, Odha merasa bahwa orang yang
bersangkutan dapat dipercaya, dapat menjaga rahasia maupun memiiki
kompetensi tertentu sesuai dengan apa yang diungkapkan (Derlega et al, 1993),
misalnya pada konselor yang dirasa memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
lebih banyak tentang HIV/ AIDS serta tentang kondisi fisiknya.
Berdasarkan uji-t berpasangan yang dilakukan terhadap pengungkapan diri
Odha pada pasangan dan konselor, serta uji-t berpasangan terhadap
pengungkapan diri Odha pada keluarga dan teman, ditemukan hasil yang tidak
signifikan. Hal itu dapat berarti, baik ketika Odha melakukan pengungkapan diri
pada pasangan dan konselor, maupun ketika mengungkapkan diri pada keluarga
dan teman tidak ada perbedaan tingkat keterbukaan. Di sini dapat dilihat bahwa
kualitas suatu relasi mempengaruhi tingkat pengungkapan diri Odha (Derlega et
al, 1993).
Dari uji-t berpasangan yang dilakukan terhadap rata-rata antar target
share, diperoleh juga adanya hasil uji-t berpasangan yang signifikan. Hasil uji-t
77
berpasangan yang signifikan menunjukan bahwa terdapat perbedaan tingkat
pengungkapan diri yang dilakukan antar target share. Pada penelitian ini, hasil
uji-t berpasangan yang termasuk signifikan adalah hasil uji-t berpasangan antara
teman dengan pasangan, dan antara keluarga dengan pasangan. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa tingkat pengungkapan diri Odha pada pasangan lebih
tinggi dibandingkan dengan tingkat keterbukaan Odha pada keluarga maupun
teman, karena rata-rata pasangan lebih tinggi dari rata-rata teman dan rata-rata
keluarga.
Berdasarkan uji-t berpasangan yang dilakukan terhadap rata-rata antar
target share Odha pada teman dengan konselor dan rata-rata antar keluarga dan
konselor, didapatkan hasil yang signifikan. Hal tersebut berarti ada perbedaan
tingkat pengungkapan diri Odha terhadap teman, keluarga dan konselor, yaitu
Odha memiliki keterbukaan yang lebih tinggi kepada konselor dibandingkan
dengan keterbukaan terhadap keluarga maupun teman, karena rata-rata konselor
lebih tinggi dari rata-rata keluarga dan teman.
Dari hasil uji-t berpasangan tersebut, dapat dilihat bahwa tidak ada
kesetaraan kualitas relasi antar target share yang diuji perbedaannya, sehingga
terdapat perbedaan ketika Odha menyampaikan pengungkapan dirinya pada tiap
target share yang diuji dengan uji-t berpasangan. Sebagai contoh, dapat dilihat
dari hasil uji-t berpasangan terhadap keterbukaan Odha pada teman dan pasangan,
yakni Odha lebih terbuka pada pasangan. Ada perbedaan yang signifikan ketika
78
Odha mengungkapkan diri pada dua target share tersebut, karena kualitas
maupun definisi hubungan antara Odha dengan pasangan dipandang sebagai relasi
yang dekat, sedangkan hubungan antara Odha dengan teman dipandang sebagai
relasi yang tidak terlalu dekat. Hasil tersebut sejalan dengan apa yang
disampaikan Derlega et al (1993), bahwa orang akan lebih mudah terbuka pada
orang yang dianggap dekat daripada terhadap orang yang tidak terlalu dekat.
Pada penelitian ini ditemukan pula bahwa ketika mengungkapkan diri
pada orang lain, secara umum Odha lebih mudah membahas hal-hal yang terkait
dengan topik mengenai sikap dan pendapatnya tentang suatu hal, kemudian
membahas topik tentang selera dan minat, topik pekerjaan atau pendidikan, topik
tentang kepribadian, kondisi fisik dan topik keuangan. Topik tentang kondisi fisik
cenderung untuk dihindari untuk dibahas ketika Odha mengungkapkan dirinya
pada orang lain, padalah topik ini sangatlah penting untuk dibicarakan karena
HIV/ AIDS yang diderita mengakibatkan adanya penurunan kondisi fisik Odha
yang tentu saja akan mempengaruhi kondisi psikisnya, sebab adanya hubungan
yang saling terkait antara kondisi fisik dengan psikis seseorang (Weisz, 1986).
Hal ini dapat dikaitkan pula dengan adanya stigma dan penolakan terhadap Odha
jika mereka membahas hal-hal yang terkait dengan kondisi fisiknya pada orang
lain (Derlega et al, 2004), sehingga mereka cenderung memilih untuk
membicarakan hal-hal yang tidak langsung terkait dengan kondisi pribadinya
sehingga tidak ditolak atau dikucilkan oleh orang lain.
79
Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam mengungkapan dirinya Odha
sudah mengungkapkan dalam topik-topik yang luas namun kurang mendalam,
karena apa yang lebih mudah disampaikan adalah hal-hal yang sifatnya umum,
sedangkan hal- hal yang lebih menyangkut kondisi pribadinya cenderung sedikit
untuk dibicarakan. Hal ini terkait dengan aspek- aspek pengungkapan diri, yaitu
keluasan informasi dan kedalaman informasi, seseorang bisa saja
mengungkapkan diri dalam berbagai topik, namun belum tentu pengungkapan itu
dilakukan secara mendalam (Omarzu, 2000).
Pada penelitian ini juga diperoleh bahwa ketika Odha mengungkapkan diri
pada orang lain, baik pada keluarga, teman, pasangan, maupun konselor terdapat
perbedaan tingkat mengenai topik yang dibahas. Pada keluarga, Odha lebih
mudah membahas topik tentang selera dan minat, kemudian topik terkait
pekerjaan atau pendidikan, sikap dan pendapat, sedangkan topik mengenai
kondisi fisik, kepribadian, serta topik keuangan cenderung sedikit untuk dibahas.
Topik yang umumnya lebih mudah diungkapkan Odha pada teman adalah topik
tentang sikap dan pendapat, pekerjaan atau pendidikan, selera dan minat. Topik
yang tergolong sulit untuk dibahas Odha pada teman adalah topik mengenai
kondisi fisik, kepribadian dan keuangan.
Dalam mengungkapkan diri pada pasangan, topik-topik yang dibahas
Odha lebih pada topik tentang kepribadian, kemudian topik tentang sikap dan
pendapat, pekerjaan atau pendidikan, selera dan minat, sedangkan topik tentang
80
kondisi fisik dan topik tentang keuangan merupakan topik- topik yang jarang
dibahas. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa dalam mengungkapkan diri
pada konselor,Odha lebih cenderung menyampaikan topik tentang sikap dan
pendapat, selanjutnya topik kepribadian, kondisi fisik, selera dan minat, pekerjaan
atau pendidikan, serta topik keuangan.
Yang menarik dari hasil penelitian ini adalah topik tentang keuangan
selalu menjadi topik yang paling sulit atau jarang dibahas Odha, baik dengan
teman maupun dengan pasangan meskipun relasi Odha dengan pasangannya
merupakan relasi yang sangat dekat dan relasi Odha dengan teman tergolong
tidak terlalu dekat. Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan Jourard
(1971) bahwa hal-hal yang terkait dengan keuangan umumnya cenderung sulit
untuk dibagikan pada orang lain.
Baik pada keluarga, teman, maupun konselor, hal-hal yang lebih mudah
untuk diungkapkan oleh Odha dalam penelitian ini terlihat sama, yaitu pada hal-
hal yang sifatnya umum, sedangkan ketika mengungkapkan diri pada pasangan,
hal yang lebih mudah disampaikan adalah mengenai kepribadian, hal ini dapat
dikarenakan adanya hubungan yang sangat dekat antara Odha dengan
pasangannya dibandingkan dengan target share yang lain, sehingga ada
perbedaan dalam hal topik mana yang lebih mudah diungkapkan. Kondisi ini
terkait dengan bagaimana seseorang mendefinisikan hubungannya dengan orang
81
lain , yaitu semakin dekat suatu hubungan, maka akan lebih mudah membahas
hal-hal yang sifatnya lebih pribadi (Derlega et al, 1993).
Topik-topik yang dibahas Odha dalam penelitian ini lebih banyak
dilakukan pada topik yang umum, topik yang dirasa aman dan mudah untuk
dibicarakan, seperti membahas soal pekerjaan, minat dan selera, atau hal-hal yang
menjadi hobi mereka, sedangkan untuk topik-topik yang tergolong sulit akan
sedikit dibahas. Topik-topik yang tergolong sulit adalah topik tentang
kepribadian, kesehatan dan keuangan. Hal ini dikarenakan dalam pengungkapan
diri ada topik-topik yang mudah untuk diungkapkan dan ada pula topik-topik
yang agak sulit untuk diungkapkan . (Jourard, 1971).
Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan uji-t untuk analisis lebih
lanjut terhadap topik-topik yang disampaikan ketika Odha mengungkapkan
dirinya pada orang lain. Hasil uji-t berpasangan antar topik yang signifikan dalam
penelitian ini adalah uji-t berpasangan antar topik sikap dan pendapat dengan
topik selera dan minat, topik sikap dan pendapat dengan topik pekerjaan atau
pendidikan, sikap dan pendapat dengan topik keuangan, sikap dan pendapat
dengan topik kepribadian, sikap dan pendapat dengan topik keadaan fisik. Hasil
uji-t berpasangan tersebut menunjukan adanya perbedaan tingkat pengungkapan
diri Odha pada target share terkait dengan topik-topik tersebut, yakni
pengungkapan diri Odha lebih tinggi pada topik tentang sikap dan pendapat
dibandingkan dengan topik-topik lainnya.
82
Uji-t berpasangan yang dilakukan pada topik selera dan minat dengan
topik keuangan, serta uji-t berpasangan antar topik selera dan minat dengan topik
keadaan fisik, menunjukan hasil yang signifikan. Hal ini berarti terdapat
perbedaan tingkat pengungkapan diri Odha pada target share, yakni Odha lebih
banyak mengungkapkan topik tentang selera dan pendapat dibandingkan dengan
topik keuangan dan kondisi fisik.
Pada penelitian ini juga didapatkan hasil uji-t berpasangan terhadap topik
tentang pekerjaan atau pendidikan dengan topik keuangan serta uji-t berpasangan
pada topik pekerjaan atau pendidikan dengan topik keadaan fisik. Hasil uji-t
tersebut menunjukan hasil yang signifikan, yakni terdapat perbedaan tingkat
pengungkapan diri Odha terhadap topik yang diuji-t tersebut. Data tentang uji-t
menunjukan bahwa Odha lebih cenderung mengungkapkan topik tentang
pekerjaan atau pendidikan dibandingkan dengan topik tentang keuangan ataupun
keadaan fisik.
Hasil lain dari uji-t berpasangan yang dilakukan terhadap rata-rata topik
yang diungkapkan Odha pada target share adalah hasil uji-t berpasangan pada
topik keuangan dengan topik kepribadian, serta uji-t berpasangan pada topik
keuangan dengan topik kondisi fisik. Hasil yang didapat adalah signifikan, yang
berarti bahwa ada perbedaan tingkat keterbukaan Odha pada target share pada
topik-topik yang diuji, yakni Odha lebih cenderung terbuka tentang topik
83
kepribadian daripada topik keuangan, dan Odha lebih mengungkapkan topik
kondisi fisik dibandingkan topik keuangan.
Hasil uji-t berpasangan yang tidak signifikan dari uji-t antar topik adalah
uji-t berpasangan antar topik selera dan minat dengan topik pekerjaan atau
pendidikan, uji- t berpasangan antar topik selera dan minat dengan topik
kepribadian, uji- t berpasangan antar topik pekerjaan atau pendidikan dengan
topik kepribadian, serta uji- t berpasangan antar topik keadaan fisik dengan topik
kepribadian. Hasil tersebut menunjukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat
pengungkapan diri Odha pada target share ketika menyampaikan topik-topik
tersebut.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui pula alasan-alasan yang biasanya
melatarbelakangi Odha dalam bersikap terbuka maupun bersikap tertutup pada
target share tentang kondisi kesehatannya. Secara umum, alasan Odha untuk
terbuka pada target share terkait dengan kondisi kesehatannya lebih dikarenakan
sebagai katarsis atau untuk curhat, kemudian untuk mencari dukungan,
membagikan informasi yang dimiliki serta karena memiliki atau ingin menjalin
relasi yang lebih mendalam. Hal tersebut sejalan dengan apa yang ditemukan
oleh Derlega et al (2004) tentang aspek-aspek yang ada dalam pengungkapan diri
seseorang, yaitu aspek self-, relationship-, serta others-.
Dari penelitian ini juga diperoleh gambaran tentang apa saja yang menjadi
alasan Odha ketika tidak mau terbuka pada orang lain terkait dengan kondisi
84
kesehatannya. Secara umum, yang menjadi alasan Odha untuk tidak terbuka pada
orang lain tentang kondisi kesehatannya adalah lebih karena takut mendapatkan
penolakan. Odha pada penelitian ini takut mendapat penolakan karena umumnya
Odha dikucilkan, ditolak dan mendapatkan diskriminasi di masyarakat ketika
masyarakat mengetahui status Odha yang dimiliki, seperti kasus yang dialami
Tika dan Bani (Budi, 2006). Alasan berikutnya adalah karena Odha belum dapat
menerima keadaan diri sendiri, untuk menjaga privasi pribadi serta karena relasi
yang kurang mendalam dengan orang lain.
Secara spesifik, dari penelitian ini juga diperoleh adanya perbedaan alasan
Odha dalam bersikap terbuka pada tiap-tiap target share tentang dengan kondisi
kesehatannya. Yang menjadi alasan utama Odha ketika mau terbuka pada
keluarga tentang kondisi kesehatannya adalah karena ingin mencari dukungan,
untuk curhat, memiliki relasi yang mendalam, dan untuk membagikan informasi
yang diketahui. Alasan Odha untuk terbuka pada teman lebih dikarenakan untuk
berbagi informasi yang diketahui, kemudian untuk curhat, menjalin relasi yang
semakin mendalam serta untuk mencari dukungan. Ketika Odha mau terbuka soal
kondisi kesehatannya pada pasangan, yang lebih menjadi alasan utama ialah
untuk curhat atau katarsis, membagikan informasi yang dimiliki, mencari bantuan
kemudian untuk menjalin relasi yang akin mendalam. Alasan Odha untuk terbuka
pada konselor adalah lebih untuk curhat, mencari dukungan, menjalin relasi agar
semakin dalam serta untuk berbagi informasi.
85
Secara khusus dapat dilihat mengenai fokus alasan Odha ketika mau
terbuka pada orang lain. Fokus utama alasan Odha untuk terbuka secara umum
pada orang lain, terbuka pada keluarga, pasangan dan konselor adalah lebih
karena aspek self yang menyangkut dirinya sendiri, sedangkan fokus utama alasan
Odha terbuka pada teman adalah lebih karena aspek relationship. Aspek self dan
relationship ini dilihat berdasarkan kategori yang dibuat Derlega et al (2004).
Ketika terbuka pada orang lain, ada hal-hal yang tentu saja menjadi pertimbangan
Odha, misalnya tentang berbagai kemungkinan konsekuensi yang mungkin saja
akan diterima akibat pengungkapan diri yang dilakukan. Berdasarkan alasan-
alasan Odha mau terbuka pada orang lain dapat dilihat pengaruhnya pada pribadi
Odha itu sendiri, seperti apakah dengan bersikap terbuka pada orang lain maka
hal itu dapat membagun relasi yang lebih mendalam, memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi atau mungkin saja dapat dijadikan sebagai katarsis
dengan meringankan beban pikirannya (DeVito, 1994).
Secara spesifik dari penelitian ini dapat dilihat juga alasan-alasan Odha
untuk tidak terbuka pada tiap target share terkait kondisi kesehatannya. Alasan
utama Odha untuk tidak terbuka pada orang lain tentang kondisi kesehatannya
adalah karena takut ditolak, yaitu penolakan itu berupa stigma dan diskriminasi.
Hal tersebut sejalan apa yang disampaikan Brown et al (dalam Wong & Wong,
2006) bahwa ketakutan terbesar Odha bukan merupakan ketakutan terhadap
86
penyakit yang diderita, tetapi lebih merupakan ketakutan terhadap stigma yang
muncul di masyarakat terhadap mereka.
Odha kurang dapat terbuka pada keluarga tentang kondisi kesehatanya
karena takut mendapat penolakan, belum dapat menerima keadaan diri sendiri,
relasi yang kurang mendalam serta untuk menjaga privasi. Alasan Odha untuk
tidak terbuka pada teman adalah lebih untuk menjaga privasi pribadi, relasi yang
kurang mendalam, Odha kurang dapat menerima keadaan diri sendiri, serta
karena takut mendapatkan penolakan. Yang menjadi alasan Odha untuk tidak
terbuka pada pasangannya adalah karena takut mendaptkan penolakan, belum
dapat menerima keadaan diri sendiri, relasi yang kurang mendalam dan karena
untuk menjaga privasi. Ketika Odha tidak terbuka pada konselor, hal itu lebih
dikarenakan relasi yang masih belum terlalu dalam dengan konselor, untuk
menjaga privasi, kemudian karena Odha belum dapat menerima keadaan
pribadinya, sedangkan takut mendapatkan penolakan merupakan alasan yang
paling sedikit kemungkinannya.
Secara umum, dapat dilihat aspek utama yang dijadikan alasan Odha
ketika tidak mau terbuka pada keluarga, teman maupun pasangan tentang kondisi
kesehatannya adalah aspek self,. Hal ini terkait dengan bagaimana pengaruh
pengungkapan diri yang dilakukan terhadap dirinya sendiri. Aspek utama yang
menjadi alasan Odha ketika tidak terbuka pada konselor lebih dikarenakan aspek
relationship. Hal itu pun terkait dengan konsekuensi dari dilakukannya
87
pengungkapan diri. Ketika seseorang mengungkapkan suatu hal tentang dirinya,
hal itu harus dilakukan secara tepat, karena jika tidak demikian maka apa yang
disampaikan bisa saja merugikan dirinya sendiri (Papu, 2002), misalnya akan ada
kemungkinan si pemberi informasi mendapatkan penolakan dari orang yang
menerima informasi yang diberikan (Baxter & Montgomery, 1996, dalam Shirley,
Powers & Sawyer, 2004). Ketika seseorang tidak bersedia mengungkapkan
sesuatu tentang dirinya, mungkin saja dikarenakan ia memiliki rasa curiga
terhadap orang lain, kurang percaya diri, serta tidak ingin terlihat lemah di
hadapan orang lain.
F. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang sekiranya dapat
dijadikan sebagai masukan bagi peneli lain ketika akan melakukan penelitian
seanjutnya. Kelemahan tersebut antara lain:
1. Pada kuesiner penelitian, salah satu target share Odha untuk membuka
dirinya adalah ‘teman’. Dalam hal ini, ‘teman’ yang dimaksudkan
sebenarnya kurang memiliki batasan yang jelas, karena aka nada dua
pengertian tentang teman, yaitu: teman Odha yang juga menderita HIV/
AIDS, atau teman Odha yang tidak menderita HIV/ AIDS. Diharapkan
untuk penelitian selanjutnya, batasan-batasan tentang target share Odha
harus lebih diperjelas agar tidak ambigu.
88
2. Pada bagian kedua dari kuesioner penelitian, peneliti hanya memberikan
pernyataan-pernyataan tertutup mengenai alasan Odha untuk membuka
diri maupun tidak membuka diri pada orang lain terkait dengan kondisi
kesehatannya. Ada baiknya jika peneliti memberi satu alternatif
pernyataan terbuka sebagai alternatif jawaban bebas kepada responden,
sehingga responden dapat memberikan jawaban lain yang masih relevan
dengan apa yang ingin dilihat namun tidak terdapat dalam pernyataan
tertutup yang sudah disajikan sebelumnya.
3. Peneliti tidak secara langsung bertemu dengan subjek penelitian. Hal itu
dikarenakan ada beberapa kuesioner yang dititipkan, sebab pada tempat
penelitian peneliti tidak boleh bertemu dengan Odha yang menjadi subjek
dalam penelitian ini. Hal tersebut terkait dengan kode etik yang berlaku di
tempat penelitian. Keadaan tersebut akan mempengaruhi kevalidan hasil
yang didapat dan kelengkapan data yang ingin diperoleh dari subjek. Pada
penelitian selanjutnya, diharapkan agar peneliti bertemu langsung dengan
subjek, sehingga jika mungkin ada hal-hal yang kurang jelas, bisa
langsung subjek tanyakan pada peneliti, begitupun sebaliknya.
4. Peneliti kurang memperoleh data lengkap mengenai Odha yang menjadi
subjek penelitian terkait dengan latar belakang kehidupannya. Jikan hal
tersebut bisa diperoleh, maka akan sangat membantu dalam melakukan
89
pembahasan, karena peneliti benar-benar mengetahui kondisi subjek yang
sesungguhnya.
5. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini tergolong sedikit. Jika subjek
yang diperoleh bisa lebih banyak, maka dapat dilakukan uji coba terlebih
dahulu terhadap instrumen penelitian sebelum penelitian yang
sesungguhnya dilakukan dan uji coba (try out) terpakai bisa dihindari,
serta hasil penelitian ini bisa lebih representatif.
6. Jumlah aitem yang digunakan dalam penghitungan mean antar topik
pengungkapan diri pada penelitian ini berbeda sehingga hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil uji perbedaan mean antar topik. Untuk mendapatkan
hasil perbedaan mean yang lebih meyakinkan perlu dilakukan penyetaraan
jumlah aitem per aspek terlebih dahulu.
7. Untuk mengetahui keluasan topik pengungkapan diri pada Odha, analisis
aitem dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat korelasi aitem total
pada skala pengungkapan diri Odha. Sebaiknya, analisis aitem dilakukan
dengan melihat korelasi aitem total per target share, agar hasil yang
diperoleh bisa lebih teliti.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menunjukan bahwa secara umum pengungkapan diri Odha
pada orang lain disekitarnya masih terbatas pada hal-hal yang umum dan mereka
cenderung menyembunyikan status mereka pada orang lain. Mereka lebih
cenderung mengungkapkan hal-hal yang sifatnya umum dan tidak terlalu terkait
dengan diri mereka, serta cenderung menghindari pembahasan topik-topik yang
secara lebih spesifik terkait dengan kondisi mereka.
Odha dalam penelitian ini umunya lebih terbuka pada orang lain tentang
topik sikap dan pendapat mereka terhadap sesuatu, selanjutnya mengenai hal-hal
yang menjadi selera dan minat mereka, serta pekerjaan atau pendidikan. Topik
mengenai kepribadian, kondisi fisik serta tentang keadaan keuangan, tergolong
jarang diungkapkan Odha pada orang lain.
Dari penelitian ini didapatkan pula bahwa Odha lebih cenderung
menyampaikan pengungkapan diri pada pasangannya, baru kemudian pada
konselor, keluarga serta teman. Pada penelitian ini dapat diketahui juga alasan-
alasan Odha untuk terbuka pada orang lain terkait masalah kesehatannya, yaitu
untuk curhat atau sebagai katarsis, mencari bantuan atau dukungan, membagikan
91
informasi yang diketahui, serta karena menjalin atau memiliki relasi yang lebih
dalam dengan orang lain. Sedangkan alasan Odha untuk tidak terbuka pada orang
lain terkait dengan kondisi kesehatannya adalah karena takut mendapatkan
penolakan, belum dapat menerima keadaan diri sendiri, untuk menjaga privasi
pribadi, serta karena tidak memiliki relasi yang mendalam dengan orang lain.
Secara umum, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas hubungan
sangat mempengaruhi pengungkapan diri Odha, baik pada siapa Odha akan
mengungkapkan diri, topik-topik apa saja yang akan diungkapkan, maupun apa
saja yang menjadi alasan Odha untuk terbuka atau tidak terbuka pada orang lain.
B. Saran
1. Bagi Odha
a. Sebaiknya Odha mencoba untuk lebih terbuka pada orang lain tentang
hal-hal yang dialami dan dirasakan, terutama mengenai hal-hal yang
terkait dengan kondisi fisik atau kondisi kesehatan yang sedang dialami
saat ini. Dengan membuka diri pada orang lain, maka hal itu
diprediksikan akan mempengaruhi kondisi kesehatan Odha, terutama
kondisi fisiknya, dan hal ini tentu saja akan mempengaruhi kondisi psikis
serta kualitas hidupnya.
92
b. Jika Odha sulit untuk bersikap terbuka pada orang lain, terutama terbuka
tentang kondisi kesehatannya, maka Odha bisa membagikannya dengan
rekan sesama Odha, atau terbuka dengan konselor (dan tenaga medis
lainnya), ataupun dengan alternatif lain seperti menulis.
2. Bagi orang-orang yang ada di sekitar Odha
a. Tidak mendiskriminasikan Odha, tidak mengucilkan Odha, agar Odha
merasa dirinya diterima oleh orang lain dan mereka dapat lebih membuka
diri pada orang lain.
b. Dari penelitian ini ditemukan bahwa yang umumnya menjadi alasan
Odha untuk terbuka pada orang lain tentang kondisi fisiknya adalah
untuk curhat atau katarsis, namun ada perasaan takut mendapatkan
penolakan jika mereka terbuka pada orang lain tentang kondisinya.
Berdasakan hasil tersebut, diharapkan agar orang-orang yang ada di
sekitar Odha mau bersikap lebih peduli dan lebih terbuka lagi pada Odha
serta tidak menganggap HIV/ AIDS sebagai sesuatu yang patut untuk
dijauhi.
c. Mau menerima pengungkapan diri dari Odha sebagai suatu bentuk
penghargaan teradap diri mereka, bukan malah mengucilkan mereka.
93
3. Bagi penelitian selanjutnya
a. Penelitian dilakukan dengan menggunakan subjek yang lebih banyak
agar hasil penelitian nantinya bisa lebih representatif.
b. Peneliti berupaya untuk bertemu subjek secara langsung agar ketika
terdapat hal-hal yang kurang jelas terkait dengan data yang ingin
diperoleh bisa langsung ditanyakan atau diadakan cross check.
c. Memperbaiki skala penelitian (kuesioner pengungkapan diri Odha),
terutama pada petunjuk awal tentang pemberian skor dengan lebih
menjelaskan detail frekuensi pengungkapan diri yang dilakukan pada
orang lain. Secara khusus yang dimaksud adalah pada pemberian skor
atau angka 1, petunjuk pemberian skornya diperbaiki menjadi ‘Angka 1
diberikan jika Saudara pernah sekali membicarakan hal tersebut pada
orang lain’.
94
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifudin, MA. (2005). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bardbury, W. (1975). Adult Year. Virginia: Time Life Book Baron, Robert A. (1995). Psychology (3rd ed). New York: Allyn & Bacon Brehm, S. S. (1992). Intimate Relationship (2nd ed). New York: McGraw-Hill,
Co Budi. (2006, 18 Agustus). Odha Juga Manusia. Dipungut 20 Februari 2007
dari http://republika.co.id Buhrmester, D & Prager, K. (1994). Patterns and Functions of Self-
Disclosure during Childhood and Adolesence. Dalam Ken J. Rotenberg (Ed) Disclosure Processes in Children and Adolescents. Melbourne: Cambridge University Press
Cohen, Sheldon PhD., Deverts, Denise Janicki PhD., Miller, Gregory E PhD.
(2007). Psychological Stress and Disease. Journal of the American Medical Association, Vol. 298 No 14, 10 Oktober 2007
Collins, N.L & Miller L.C. (1994). Self-Disclosure and Liking: A Meta-
Analytic Review. Psychological Bullettin, 166 (3). 457- 475 Corsini, Raymond J. (1987). Concise Encyclopedia of Psychology. John
Willey & Sons Inc DeCenzo, David A & Beth, S. (2002). Human Relations, personal and
professional development (2nd ed). New Jersy: Prentice Hall Derlega, V. J., Metts, S., Petronio, S & Margulis, S.T. (1993). Self Disclosure.
California: Sage Publications, Inc Derlega, V. J., Winstead, Barbara A., & Greene, Kathryn. (2004). Reason for
HIV Disclosure/ Nondisclosure in Close Relationships: Testing A Model of HIV- Disclosure Decision Making. Journal of Social and Clinical Psychology. Dec 2004. Vol.23, lss 6
95
DeVito, J.A. (1994). Human Communication: The Basic Course. 6th Edition. New York: Harper Collins College Publ
Fehr, B. (1996). Friendship Processes. Thousand Oaks: Sage Publ Ginanjar, Adriana Soekandar, & Bernadetta, Yunita S. (2001). Perkembangan
Status Identitas Pada Penderita HIV/ AIDS. Jurnal Psikoogi Sosial No: IX/Th VII, Juni 2001
Gifford, Allen L. Gifford., Lorig,Kate., Laurent, Diana., Gonzalez, Virginia.
(2000). Living Well with HIV and AIDS. Colorado: Bull Publishing Company
Hadi, Prof.Drs. Sutrisno. MA. (2000). Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit
ANDI Hadi, Prof.Drs. Sutrisno. MA. (2004). Metodologi Research Jilid 2.
Yogyakarta: Penerbit ANDI Hurlock, E.B. (1995). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga Johnson, D.W. (1981). Reaching out. Interpersonal Effectiveness and Self-
actualization. Englewood Cliffs: Prentice-Hall Jourard, S.M & Lasakow, P. (1958). Some factors in self-disclosure. Journal
of Abnormal and Social Psychology, Vol. 56 No 1, January 1958 Jourard, S. M. (1971). The Transparent Self (2nd ed). New York: Van
Nostrand Reinhold
Kim, Heejung S & Sherman, David K.(2007). “Ekspress Yourself”. Culture and the Effect of Self-Expression on Choice. Journal of Personality and Social Psychology, 2007, vol 9
Listyawati. (2004). Antisipasi Meledaknya Virus HIV/ AIDS Melalui Fungsi
Keluarga. Media Informasi Penelitian No. 178 Th. Ke 28 April – Juni 2004
Magill, Frank N (ed). (1996). International Encyclopedia of Psychology (Vol.
2). London: Fitzroy Dearborn Publisher
96
Muma, Richar D. dkk. (1997). HIV Manual untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC
Nadya. (2006, 1 Desember). Diskriminasi pada Odha. Dipungut 20 Februari
2007 dari http://republika.co.id Narbuko Cholid & Achmadi Abu (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT
Bumi Aksara Nevid, S. Jeffrey., Rathus, Spencer A & Greene, Beverly (2005). Psikologi
Abnormal, edisi 5 jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga Norman, Amy., Chopra, M., & Kadilaya, Suneetha. (2007). American Journal
of Public Health, Washington: Oct 2007, Vol 97, ed 10 Omarzu, J. (2000). A Disclosure decision model: Determining how and when
individuals will self- disclose. Personality and Social Psychology Review, 4
Papu, Johanes. (2002). Pengungkapan Diri (self- discosure). Dipungut 17
Oktober 2006 dari http:// www.e-psikologi.com Pearson, J.C. (1985). Gender and Communication. Dubuque: William C
Brown Pennebaker, J.W (ed). (1995). Emotion, Disclosure and Health. Washington,
DC: American Psychological Association Petter, B. Smith & Bond, Michael Harris. (1993). Social Psychology Across
Cultures, Analysis and Perspectives. Great Britain: The University Press Cambrige
Pollack, M (1992), Attitudes, beliefs and opinions, in Pollack, M., Phaiceler,
G., & Pierret, J. (Eds). AIDS: A problem for sociological Research. London: SAGE
Richardson, Diane & Seidman, Steven. 2002. Handbook of Lesbian and Gay
studies. London: SAGE Santoso. 2001. Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
97
Sarafino, Edward. P. (1994). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. New York: Willey
Shaver, P (1977). Emotions, relationships, and health. SAGE Publication Shirley, J.A., Powers, W.G. & Sawyer, C.R. (2004). Human Communication:
Psychologically Abusive Relationships and Self-Disclosure Orientations. A Publication of the Pacific and Asian Communication Association, 10(3), 289 – 302
Smith, Peter. B & Bond, Michael Harris. (1993). Social Psychology Accross
Cultures Analysis and Perspectives. Great Britain: Cambridge University Press
Sugiyono. 2002. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabet Supratiknya, A. (2007). Kiat Merujuk Sumber Acuan dalam Penyusunan
Karya Ilmiah. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi, Tinjauan Psikologis.
Yogyakarta: Kanisius Taylor, SE (1999). Health Psychology (4th ed). Boston MA: McGraw-Hill Weisz, J.R., King, R.A., & Morgan, C.T (1986). Introduction to Psychology
(7th ed). New York: McGraw-Hill Book Co Widyarini, MM. Nilam (2005, 18 Agustus). Pengungkapan Diri. Dipungut 23
Oktober 2006 dari http://nasional.kompas.com Wong, Victor & Wong, Loretta. (2006). Management of Stigma and
disclosure of HIV/ AIDS status in healthcare setting. Journal of Health Organization and Management. Bradford: 2006. Vol. 20, lss 2.
LAMPIRAN
98
LAMPIRAN A
KUESIONER
KUESIONERKUESIONERKUESIONERKUESIONER
PENGUNGKAPAN DIRI ODHAPENGUNGKAPAN DIRI ODHAPENGUNGKAPAN DIRI ODHAPENGUNGKAPAN DIRI ODHA
Oleh:Oleh:Oleh:Oleh:
Devita Marie A. MDevita Marie A. MDevita Marie A. MDevita Marie A. M
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
99
Salam sejahtera !!!
Yth: Bpk/ Ibu/ Saudara/i
Sehubungan dengan penelitian untuk tugas akhir saya tentang 'pengungkapan
diri pada ODHA', perkenankanlah saya meminta kesediaan Anda untuk meluangkan
sedikit waktu guna mengisi kuesioner yang saya lampirkan. .
Setiap jawaban yang Anda berikan hanya akan digunakan untuk keperluan
tugas akhir saya. Dalam kuesioner ini, tidak akan dinilai baik/ buruk atau
benar/salahnya jawaban Anda, karena setiap jawaban yang Anda berikan adalah
sesuai dengan keadaan pribadi Anda masing-masing.
Anda diharapakan untuk mengisi identitas pada tempat yang disediakan dan
menjawab setiap pernyataan yang ada. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya
sampaikan terima kasih.
Hormat saya,
Devita Marie AM
Selamat Mengerjakan
100
Kuesioner Pengungkapan Diri Odha
Usia :
Jenis kelamin :
Status pernikahan :
Terinfkesi HIV/AIDS sejak :
1. Berikut ini disajikan sejumlah pernyataan tentang hal-hal yang sering Saudara
ungkapkan pada keluarga, teman, pasangan atau konselor mengenai diri saudara.
Saudara diminta untuk menjawab setiap pernyataan sesuai dengan keadaan
pribadi Saudara masing-masing pada setiap kolom yang disediakan.
Berilah angka:
0 : jika Saudara sama sekali tidak pernah membicarakan hal tersebut pada orang
lain,
1 : jika Saudara pernah membicarakan hal tersebut secara umum pada orang
lain, sehingga orang lain memiliki sedikit ide dan pengetahuan tentang
pribadi Saudara, “
2 : jika Saudara pernah membicarakan hal tersebut secara lengkap dan detail
pada orang lain, sehingga mereka dapat mengenal Saudara seutuhnya, serta
mampu menjabarkan keadaan Saudara secara akurat.
Contoh:
No. Hal-hal yang Saudara ungkapkan
Keluarga Teman Pasangan Konselor
1. Hal-hal yang membuat Saudara merasa tertekan/ sedih
0 1 2 2
101
No. Hal- hal yang
Saudara ungkapkan
Keluarga Teman Pasangan Konselor
1 Pendapat Saudara tentang sikap
tenaga medis terhadap ODHA
2 Hal- hal yang Saudara lakukan dalam mengisi waktu luang
3 Hal-hal yang membosankan
dalam studi/pekerjaan saudara
4 Cara Saudara mengatur keuangan
5 Hal-hal yang membuat Saudara
bangga dengan diri sendiri
6 Riwayat/ catatan kesehatan Saudara di masa lampau
7 Pandangan Saudara tentang perilaku orang- orang yang hidup di sekitar ODHA.
8 Keinginan Saudara untuk
mencari info terbaru seputar dunia kesehatan
9 Keberhasilan dalam setiap hal
yang Saudara kerjakan
10 Biaya yang Saudara butuhkan untuk pengobatan
11 Perasaan Saudara terhadap masukan atau kritik dari orang lain
12 Perasaan Saudara Terhadap kondisiKesehatan Saudara saat
102
ini terkait dengan HIV/ AIDS
13
PandanganSaudara tentang kebijakan pemerintah terhadap ODHA
14 Hal-hal yang menjadi hobby atau kegemaran Saudara
15 Kesesuaian Saudara dengan standar pekerjaan yang dilakukan
16 Pengaruh kesehatan Saudara terhadap pengeluaran rutin.
17 Hal-hal yang membuat Saudara mudah akrab dengan orang lain
18 Penyakit lain yang Saudara derita akibat HIV/ AIDS
19 Pendapat Saudara tentang peran LSM bagi ODHA
20 Keterlibatan Saudara dalam
Kelompok
21 Hal hal yang menghambat Saudara dalam usaha mencapai
hasil kerja yang maksimal
22 Manfaat tabungan bagi masa depan Saudara
23 Pengetahuan Saudara tentang
seks
24 Keteraturan Saudara dalam meminum obat sesuai anjuran
dokter
103
25 Pandangan Saudara tentang
makna agama bagi ODHA
26 Kegiatan- kegiatan yang ingin Saudara hindari
27 Pengaruh kesehatan dalam Studi pekerjaan
28 Biaya hidup yang tinggi sekarang ini
29 Pola makan dan istirahat yang
Saudara lakukan
30 Pendapat Saudara tentang usaha usaha orang yang saklt dalam mencan pengobatan alternativ
31 Jenls perabot/ peralatan/ benda benda yang Saudara sukai
32 Tujuan Saudara dalam Study/
bekerja
33 Cara Saudara mengekspresikan emosi yang ada dalam diri Saudara
34 Kepatuhan Saudara terhadap larangan dan dokter
35 Sikap Saudara terhadap orang
orang yang meno1ak ODHA
36 Tempat-tempat yang sering, Saudara kunjungi saat berlibur
37 Hal-hal yang memicu Saudara untuk terus bekerja
104
38 Hal-hal yang menyinggung perasaan Saudara
39 Kebiasaan Saudara dalam berolahraga
40 Relasi Saudara dengan orang lain (rekan sejawat/ atasan)
41 Pendapat Saudara tentang peran agama bagi penderita HIV/ AIDS
42 Selera Saudara dalam berpakaian
43 Rincian kebutuhan dan pengeluaran rutin saudara
44 Tekanan-tekanan atau diskriminasi yang saudara rasakan saat bekerja
45 Hal hal yang membuat Saudara merasa tertekan dan sedih
46 Kekuatiran tentang kondisi kesehatan Saudara
47 Pandangan pribadi Saudara pribadi Saudara tentang hal hal
yang menjadi daya tank dari lawan enis
48 Makanan dan minuman yang Saudara sukai
49 Kegagalan Saudara dalam studi/pekerjaan
50 Usaha Saudara dalam memenuhi kebutuhan keuangan/ biaya hidup
105
51 Hal hal yang memalukan bagi diri Saudara
52 Keinginan Saudara untuk menjaga penampilan yang rapi
53 Pendapat Saudara tentang kehidupan dan kematian
54 Keinginan Saudara untuk bergabung dalam suatu kelompok yang memiliki kesamaan dengan Saudara
55 Jumlah penerimaan/ gaji dan tabungan yang Saudara miliki
56 Kehidupan seks Saudara
57 Gambaran bentuk tubuh yang ideal
58 Hutang Saudara pada orang lain
59 Hal-hal yangmembuat Saudara
merasa rendah iri tidak berharga
60 Orang yang meminjam uang pada Saudara
106
II.
Berikut ini disajikan beberapa hal yang menjadi alasan Saudara untuk terbuka pada
orang lain terkait dengan kondisi kesehatan Saudara saat ini Berikanlah tanda (√ )
pada alasan mana saja Saudara cenderung lebih mudah “terbuka” pada keluarga
teman pasangan ataupun pada konselor Jawaban atau alas in Saudara boleh lebih dari
satu untuk setiap kolom
Relasi dg saudara
Alasan
Keluarga
Teman Pasangan Konselor
Untuk Curhat/ katarsis
Mencari bantuan/
dukungan
Membagi informasi
yang anda ketahui
Menjalin/ memiliki relasi yang lebih dalam
107
Berikut ini disajikan beberapa hal yang menjadi alasan Saudara untuk “tidak
terbuka' pada orang lain terkait dengan kondisi kesehatan Saudara saat ini.
Berikanlah tanda (√) pada alasan mana saja Saudara cenderung tidak mudah 'terbuka'
pada keluarga, teman, pasangan ataupun pada konselor. Jawaban atau alasan Saudara
boleh lebih dari satu untuk setiap kolom.
Relasi dg saudara
Alasan
Keluarga
Teman Pasangan Konselor
Menjaga privasi pribadi
Takut mendapatkan penolakan
Belum dapat menerima keadaan diri sendiri
Relasi yang tidak mendalam
Terima kasih atas bantuan dan kerjasama SaudaraTerima kasih atas bantuan dan kerjasama SaudaraTerima kasih atas bantuan dan kerjasama SaudaraTerima kasih atas bantuan dan kerjasama Saudara
GBUGBUGBUGBU *_**_**_**_*
108
LAMPIRAN B
HASIL PENELITIAN
Subjek Usia (thn) Jenis Kelamin Status Pernikahan Terinfeksi sejak tahun
1 33 Laki-laki Belum menikah 2004
2 22 Perempuan Janda 2006
3 30 Laki-laki Belum menikah 2007
4 30 Laki- laki Menikah 2002
5 28 Laki-laki Menikah 2005
6 24 Laki- laki Menikah 2002
7 23 Perempuan Belum menikah 2007
8 24 Perempuan Menikah 2004
9 22 Perempuan Menikah 2008
10 23 Laki-laki Belum menikah 2006
11 20 Perempuan Belum menikah 2007
12 22 Perempuan Menikah 2005
13 30 Laki-laki Belum menikah 2005
14 26 Laki- laki Belum menikah 2007
15 24 Laki-laki Menikah 2007
16 20 Perempuan Belum menikah 2007
109
17 31 Laki-laki Menikah 2006
18 26 Laki- laki Menikah 2007
19 28 Laki-laki Belum menikah 2007
20 20 Laki- laki Belum menikah 2008
21 21 Laki-laki Belum menikah 2008
22 26 Perempuan Menikah 2006
23 22 Perempuan Janda 2007
24 25 Laki-laki Duda 2006
25 28 Perempuan Menikah 2007
26 25 Perempuan Menikah 2006
27 21 Laki-laki Belum menikah 2007
28 44 Laki- laki Belum menikah 2005
29 40 Laki-laki Belum menikah 2006
30 31 Laki- laki Belum menikah 2005
31 31 Laki-laki Menikah 2007
32 26 Perempuan Menikah 2007
33 31 Perempuan Janda 2006
34 29 Laki-laki Menikah 2006
35 24 Laki- laki Belum menikah 2007
36 28 Laki-laki Menikah 2006
110
37 31 Perempuan Menikah 2005
38 30 Laki-laki Menikah 2008
39 24 Laki-laki Menikah 2006
40 24 Perempuan Menikah 2006
41 46 Perempuan Janda 2007
42 34 Laki-laki Belum menikah 2006
43 23 Perempuan Belum menikah 2007
44 40 Perempuan Menikah 2006
111
DATA MENTAH KELUARGA
Subj/Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 2 1 1 0 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 0 2 1 0 2 0 2 0 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 5 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0 6 1 2 0 1 2 0 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 0 2 1 2 1 2 2 7 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 2 0 8 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 0 1 1 9 1 2 0 0 2 1 2 0 2 2 2 2 0 2 0 0 0 1 2 0 2 1 2 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 2 2 0 1 1 1 2 1 1 2 2 2 0 2 2 1 1 2 13 0 1 0 0 1 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 2 0 1 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 1 0 0 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 1 1 1 1 0 2 0 1 2 2 0 1 2 2 1 2 2 0 1 1 1 2 1 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 26 1 1 2 2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 27 0 0 2 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 29 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 30 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0
112
31 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 2 0 1 0 0 1 1 0 32 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 33 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 2 1 2 1 1 0 1 1 1 0 34 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 35 1 0 2 1 2 2 1 2 2 2 1 0 2 0 0 1 0 1 2 1 0 0 0 36 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 37 2 1 1 1 0 1 0 1 1 2 0 1 1 0 1 2 1 0 0 0 1 0 0 38 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 39 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 0 1 2 0 2 1 1 0 1 0 40 2 2 1 1 1 2 0 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 0 1 1 2 1 41 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 42 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 43 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 44 2 2 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0
113
Subj/Item 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 2 1 1 1 1 2 1 0 2 2 1 4 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 0 2 2 0 2 6 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 0 1 2 1 1 0 1 1 0 7 1 0 0 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 1 8 0 0 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 2 1 9 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 2 0 1 1 0 2 0 1 1 1 2 1 0 10 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 12 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 2 2 2 2 13 0 1 1 2 2 2 0 0 1 2 0 0 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 1 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 0 2 2 1 1 1 1 1 2 0 2 2 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 2 2 0 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 26 0 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 2 1 27 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 2 2 1 0 0 2 1 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 30 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 31 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 2 1 0 1 0 32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
114
33 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 34 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 35 2 0 2 1 0 0 2 1 2 0 2 2 0 2 0 0 0 1 0 2 1 2 0 36 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 37 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 0 2 1 38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 39 2 1 2 1 1 1 2 1 2 0 1 0 1 2 1 0 1 0 0 1 1 1 0 40 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 0 2 2 41 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 42 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 43 1 1 1 1 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 44 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 0
115
Subj/Item 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 2 0 0 2 3 0 2 0 1 0 2 1 0 1 1 1 1 1 2 4 1 1 2 2 1 1 2 1 2 0 2 0 0 1 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 1 0 1 6 0 1 1 2 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 2 2 8 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9 1 2 2 0 1 2 0 2 0 1 0 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 11 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 12 2 2 2 2 2 2 1 2 2 0 2 1 1 0 13 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 2 1 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 2 0 1 1 2 0 1 1 2 1 0 1 1 1 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 26 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 28 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 29 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 30 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 31 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 32 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1
116
33 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 34 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 35 2 1 2 1 2 1 2 1 0 0 2 0 0 1 36 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 37 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2 38 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 39 1 1 1 1 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 40 2 0 0 1 2 0 1 1 2 1 1 2 1 2 41 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 42 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 43 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 44 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2
117
DATA MENTAH TEMAN
Subj/Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 1 2 2 0 0 1 0 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 0 2 1 1 1 0 0 2 1 1 2 0 0 0 1 2 0 6 1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 8 2 2 1 0 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 0 0 1 2 2 2 1 1 2 9 1 0 1 1 0 0 2 1 0 1 1 1 1 1 2 1 2 0 2 2 0 0 2 10 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 13 2 2 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 14 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 0 1 1 0 0 0 2 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 22 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 23 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 24 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 25 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 2 1 26 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 27 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 30 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
118
31 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 33 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 34 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 35 1 1 2 0 1 0 0 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 36 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 37 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 38 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 39 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 40 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 41 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 42 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 43 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 44 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0
119
Subj/Item 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 0 1 3 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 5 0 0 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 2 2 2 2 1 1 1 2 0 0 0 6 1 0 1 0 1 1 0 0 1 2 1 1 0 1 2 1 0 0 1 1 1 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 2 0 1 9 0 1 0 0 0 1 1 0 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 0 2 0 0 0 10 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 12 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 0 1 2 1 1 0 1 1 0 1 13 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 15 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 0 1 17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 2 2 0 2 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 21 0 1 0 0 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 22 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 23 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 24 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 25 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 0 2 2 1 0 1 1 0 1 29 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 30 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 31 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 32 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
120
33 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 34 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 35 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 36 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 37 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 38 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 39 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 40 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 41 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 42 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 43 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 44 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0
121
Subj/Item 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 2 2 2 2 2 2 0 1 2 2 0 2 0 0 2 3 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 5 2 1 1 2 1 0 0 2 0 0 2 0 0 0 6 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 2 0 0 1 7 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 8 2 0 2 2 2 0 1 1 2 0 2 0 0 2 9 1 2 0 0 1 0 0 2 0 0 2 0 0 1 10 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 12 2 1 1 2 2 0 1 1 1 0 1 0 1 1 13 2 2 2 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 2 14 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 15 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 17 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 19 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 0 1 2 20 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 21 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 22 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 23 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 24 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 25 2 1 2 2 1 0 1 1 1 0 1 0 0 2 26 1 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 27 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 2 28 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 29 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 30 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 31 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 32 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
122
33 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 34 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 35 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 36 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 37 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 39 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 40 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 41 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 42 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 43 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 44 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
123
DATA MENTAH PASANGAN
Subj/Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 0 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 1 2 0 2 1 1 0 1 1 1 1 7 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 0 2 2 1 2 1 2 2 8 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 9 0 1 2 2 1 2 0 2 1 0 0 2 2 0 1 0 1 2 0 1 1 2 0 10 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2 2 1 2 1 1 2 2 0 1 0 2 2 2 0 1 1 2 1 1 0 2 2 13 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 1 1 1 1 0 1 0 2 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 2 22 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 24 2 2 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 25 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 27 0 1 1 2 1 0 0 0 2 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 30 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
124
31 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 0 1 1 2 32 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 33 2 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 0 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 34 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 35 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 0 0 1 36 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 37 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 38 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 39 2 1 1 2 0 0 0 2 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 2 40 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 41 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 42 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 44 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
125
Subj/Item 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 1 1 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 0 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 6 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 1 1 1 1 1 0 7 0 1 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 2 0 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 9 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 0 2 1 2 0 1 0 1 0 0 1 10 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0 1 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2 1 2 0 15 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 2 1 1 2 0 0 0 0 1 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 1 1 1 1 10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 22 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 24 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 2 1 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 30 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 2 31 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 32 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2
126
33 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 34 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 0 0 2 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 36 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 37 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 38 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 39 2 1 2 1 1 1 1 0 2 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 40 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 41 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 42 1 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 43 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2
127
Subj/Item 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 0 0 0 0 0 0 1 2 1 2 0 1 1 0 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 0 0 2 0 2 2 2 1 2 1 0 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 6 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 0 2 1 2 8 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 9 1 2 0 2 0 1 1 0 1 1 1 1 0 2 10 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 1 1 2 2 2 0 1 1 1 1 1 1 1 2 13 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 14 0 0 0 0 0 0 1 2 2 2 0 2 1 1 15 0 1 0 1 1 1 2 0 0 0 1 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 2 2 2 2 0 2 1 2 2 2 2 2 1 2 22 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2 1 2 1 0 24 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 25 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 26 0 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 27 1 0 0 0 1 1 1 1 2 2 1 2 1 0 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 31 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 32 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2
128
33 1 0 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 0 34 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 35 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 36 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 37 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 38 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 39 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 40 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 41 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 42 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 43 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
129
DATA MENTAH KONSELOR
Subj/Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 1 1 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 4 2 1 0 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 5 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 6 1 0 1 1 1 0 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 0 1 1 0 1 1 2 1 0 0 1 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 8 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 1 1 1 0 2 1 1 2 1 1 0 2 9 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 0 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 13 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 14 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 0 1 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 2 0 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 22 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 23 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 24 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 25 2 2 0 0 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 0 0 0 2 2 2 2 2 0 26 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 27 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 0 2 28 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 0 0 29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0
130
31 1 1 0 1 1 2 0 2 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 32 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 33 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 0 1 34 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 0 2 36 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 37 2 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 39 1 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 2 2 0 1 0 0 2 1 0 0 0 0 40 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 41 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 42 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 43 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 44 2 0 0 0 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0
131
Subj/Item 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
1 2 2 2 2 0 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 0 3 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 0 0 2 2 2 5 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 6 0 2 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 1 1 1 2 0 7 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 8 1 2 1 0 0 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 9 2 1 1 1 2 1 1 2 2 0 2 1 1 0 1 2 2 2 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2 13 2 2 2 1 2 1 2 0 1 2 2 2 0 0 2 2 2 1 0 0 0 1 2 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 2 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 23 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 24 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 25 2 2 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 0 0 0 2 2 1 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 2 2 2 2 1 2 2 0 1 1 2 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 2 28 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 0 0 0 0 1 2 29 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 2 30 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 31 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 2 1 1 0 0 0 1 1 32 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2
132
33 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 34 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 35 2 1 2 1 0 1 2 0 0 2 1 2 0 0 1 2 0 0 0 0 2 2 2 36 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 37 2 2 1 2 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 0 1 1 2 1 1 1 2 1 38 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 39 2 2 2 1 1 1 2 0 2 0 1 0 1 2 0 0 1 0 0 0 0 1 2 40 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 41 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 42 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 43 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 44 2 2 0 2 0 2 2 0 0 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2
133
Subj/Item 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 1 2 2 1 0 1 2 2 0 1 2 1 1 2 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 3 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 4 0 1 2 2 1 1 2 0 1 0 1 0 2 2 5 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 6 1 0 0 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2 7 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 8 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 9 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 0 0 2 13 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 0 0 2 14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 2 16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 18 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 22 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 23 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 24 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 25 0 0 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 2 2 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 27 0 2 2 1 1 2 2 0 0 0 2 0 1 2 28 0 0 2 1 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 29 0 1 1 1 1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 31 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 2 32 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
134
33 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 34 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 35 0 1 2 2 0 1 2 2 2 0 1 0 2 2 36 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 37 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 38 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 39 0 0 2 1 1 1 2 1 0 0 1 0 0 2 40 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 41 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 42 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 43 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 44 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 2
135
Alasan Odha Untuk Terbuka Tentang Kondisi Kesehatannya
SBJ
Keluarga Teman Pasangan Konselor
A1
A2
A3
A4
A1
A2
A3
A4
A1
A2
A3
A4
A1
A2
A3
A4
1. 1 1 1 1 1 1
2. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7. 1 1 1 1
8. 1 1 1 1
9. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10. 1 1 1 1
11. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12. 1 1 1 1
13. 1 1 1 1
14. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15. 1 1 1 1 1 1 1 1
16. 1 1 1 1 1 1 1 1
17. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
136
19. 1 1 1 1 1 1 1 1
20. 1 1 1 1 1 1 1 1
21. 1 1 1 1 1 1 1 1
22. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23. 1 1 1 1 1 1 1 1
24. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26.
27. 1 1 1 1 1 1 1 1
28. 1 1 1 1 1 1 1 1
29. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30. 1 1 1 1 1 1 1 1
31. 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32. 1 1 1 1 1 1 1 1
33. 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35. 1 1 1 1 1
36. 1 1 1 1 1 1 1 1
37. 1 1 1 1 1 1 1
38. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40. 1 1 1 1 1 1
137
41. 1 1 1 1 1 1 1
42. 1 1 1 1 1 1 1 1 1
43. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
44. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
138
Alasan Odha Untuk Tidak Terbuka Tentang Kondisi Kesehatannya
SBJ Keluarga Teman Pasangan Konselor
A1 A2 A3 A4 A1 A2 A3 A4 A1 A2 A3 A4 A1 A2 A3 A4
1. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2. 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3. 1
4. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5. 1 1 1 1 1
6. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7. 1 1 1 1 1 1
8. 1 1 1 1
9. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10. 1 1 1 1
11. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12. 1 1 1 1
13. 1 1 1 1
14. 1 1 1 1 1 1 1 1
15. 1 1 1 1 1 1 1 1
16. 1 1 1 1 1 1 1 1
17. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19. 1 1 1 1 1 1 1 1
139
20. 1 1 1 1 1 1 1 1
21. 1 1 1 1 1 1 1 1
22. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23. 1 1 1 1 1 1 1 1
24. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25.
26.
27. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28. 1 1 1 1
29. 1 1 1 1 1
30. 1 1 1 1 1 1 1
31. 1 1 1 1 1 1
32. 1 1 1 1 1 1
33. 1 1 1 1 1 1 1 1
34. 1 1 1 1 1
35. 1 1 1 1
36. 1 1 1 1
37. 1 1 1 1 1 1
38. 1 1 1 1 1 1 1 1
39. 1 1 1 1 1 1
40. 1 1 1 1
41. 1 1 1 1 1 1
140
42. 1 1 1 1
43. 1 1 1 1 1
44. 1 1 1 1
141
LAMPIRAN C
HASIL KOEFISIEN RELIABILITAS
Reliability
Case Processing Summary
44 100.0
0 .0
44 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.972 46
Cronbach'sAlpha N of Items
142
Item-Total Statistics
154.9545 2714.323 .732 .971
155.3864 2742.987 .649 .971
156.1591 2758.928 .548 .971
156.2273 2760.552 .586 .971
156.0909 2754.224 .610 .971
156.2273 2743.482 .597 .971
156.0682 2751.367 .646 .971
155.2273 2783.203 .444 .972
156.1136 2738.940 .633 .971
155.8182 2752.850 .654 .971
156.3182 2741.571 .638 .971
155.7045 2738.818 .663 .971
155.3182 2763.338 .515 .972
155.6591 2701.765 .802 .970
155.8864 2751.312 .631 .971
155.8409 2737.021 .737 .971
155.4318 2748.112 .665 .971
155.6591 2750.835 .739 .971
155.8636 2734.493 .682 .971
155.6591 2711.904 .787 .971
155.9091 2756.224 .637 .971
155.7727 2717.529 .746 .971
156.1818 2746.338 .707 .971
154.9545 2735.440 .758 .971
155.5909 2693.131 .807 .970
155.8182 2777.920 .455 .972
155.5227 2720.302 .788 .971
155.4091 2701.038 .722 .971
155.4318 2708.902 .787 .971
155.5000 2711.047 .823 .970
156.2045 2722.166 .780 .971
155.3864 2720.987 .765 .971
156.1591 2712.695 .764 .971
155.3636 2732.981 .775 .971
155.8864 2725.312 .738 .971
155.4773 2732.162 .663 .971
155.3864 2748.661 .698 .971
156.4545 2756.347 .638 .971
155.7500 2753.122 .603 .971
156.1591 2749.067 .715 .971
155.7500 2772.145 .490 .972
155.9773 2794.116 .360 .972
155.7273 2806.203 .308 .972
156.6591 2814.416 .357 .972
155.8636 2785.376 .406 .972
156.3409 2803.114 .389 .972
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
VAR00037
VAR00038
VAR00039
VAR00040
VAR00041
VAR00042
VAR00045
VAR00056
VAR00058
VAR00059
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
143
LAMPIRAN D
HASIL STATISTIK DESKRIPTIF & HASIL UJI NORMALITAS
Descriptives
NPar Tests
Descriptive Statistics
44 36.2273 21.28966 .00 76.00
44 30.2727 18.19707 5.00 82.00
44 49.4318 25.68449 .00 92.00
44 45.3864 18.33946 8.00 92.00
Keluarga
Teman
Pasangan
Konselor
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
44 44 44 44
36.2273 30.2727 49.4318 45.3864
21.28966 18.19707 25.68449 18.33946
.101 .149 .081 .081
.089 .149 .056 .081
-.101 -.087 -.081 -.077
.670 .991 .535 .540
.760 .280 .937 .932
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Keluarga Teman Pasangan Konselor
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
144
Descriptives
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
44 44 44 44 44 44
30.2500 28.3864 28.2727 20.4091 27.7955 26.2045
10.88444 10.34344 10.42886 7.59840 10.28790 9.55420
.100 .076 .080 .103 .067 .091
.100 .076 .080 .091 .064 .091
-.052 -.058 -.071 -.103 -.067 -.088
.664 .504 .532 .682 .442 .605
.770 .961 .939 .740 .990 .857
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Topik 1 Topik 2 Topik 3 Topik 4 Topik 5 Topik 6
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Descriptive Statistics
44 10.00 54.00 30.2500 10.88444
44 10.00 48.00 28.3864 10.34344
44 9.00 50.00 28.2727 10.42886
44 2.00 34.00 20.4091 7.59840
44 7.00 49.00 27.7955 10.28790
44 5.00 44.00 26.2045 9.55420
44
Topik 1
Topik 2
Topik 3
Topik 4
Topik 5
Topik 6
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
145
LAMPIRAN E
Hasil Uji-T Berpasangan
T-Test
Paired Samples Statistics
36.2273 44 21.28966 3.20954
30.2727 44 18.19707 2.74331
36.2273 44 21.28966 3.20954
49.4318 44 25.68449 3.87208
36.2273 44 21.28966 3.20954
45.3864 44 18.33946 2.76478
30.2727 44 18.19707 2.74331
49.4318 44 25.68449 3.87208
30.2727 44 18.19707 2.74331
45.3864 44 18.33946 2.76478
49.4318 44 25.68449 3.87208
45.3864 44 18.33946 2.76478
Keluarga
Teman
Pair1
Keluarga
Pasangan
Pair2
Keluarga
Konselor
Pair3
Teman
Pasangan
Pair4
Teman
Konselor
Pair5
Pasangan
Konselor
Pair6
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
Paired Samples Correlations
44 .254 .097
44 .673 .000
44 .235 .125
44 .031 .841
44 .372 .013
44 -.049 .754
Keluarga & TemanPair 1
Keluarga & PasanganPair 2
Keluarga & KonselorPair 3
Teman & PasanganPair 4
Teman & KonselorPair 5
Pasangan & KonselorPair 6
N Correlation Sig.
146
Paired Samples Test
5.95455 24.24675 3.65534 -1.417 13.33 1.629 43 .111
-13.2045 19.41539 2.92698 -19.11 -7.302 -4.51 43 .000
-9.15909 24.61796 3.71130 -16.64 -1.675 -2.47 43 .018
-19.1591 31.01083 4.67506 -28.59 -9.731 -4.10 43 .000
-15.1136 20.47939 3.08738 -21.34 -8.887 -4.90 43 .000
4.04545 32.27855 4.86617 -5.768 13.86 .831 43 .410
Keluarga - TemanPair 1
Keluarga - PasanganPair 2
Keluarga - KonselorPair 3
Teman - PasanganPair 4
Teman - KonselorPair 5
Pasangan - KonselorPair 6
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean Lower Upper
95%Confidence
Interval of theDifference
Paired Differences
t dfSig.
(2-tailed)
147
T-Test
Paired Samples Statistics
30.2500 44 10.88444 1.64089
28.3864 44 10.34344 1.55933
30.2500 44 10.88444 1.64089
28.2727 44 10.42886 1.57221
30.2500 44 10.88444 1.64089
20.4091 44 7.59840 1.14550
30.2500 44 10.88444 1.64089
27.7955 44 10.28790 1.55096
30.2500 44 10.88444 1.64089
26.2045 44 9.55420 1.44035
28.3864 44 10.34344 1.55933
28.2727 44 10.42886 1.57221
28.3864 44 10.34344 1.55933
20.4091 44 7.59840 1.14550
28.3864 44 10.34344 1.55933
27.7955 44 10.28790 1.55096
28.3864 44 10.34344 1.55933
26.2045 44 9.55420 1.44035
28.2727 44 10.42886 1.57221
20.4091 44 7.59840 1.14550
28.2727 44 10.42886 1.57221
27.7955 44 10.28790 1.55096
28.2727 44 10.42886 1.57221
26.2045 44 9.55420 1.44035
20.4091 44 7.59840 1.14550
27.7955 44 10.28790 1.55096
20.4091 44 7.59840 1.14550
26.2045 44 9.55420 1.44035
27.7955 44 10.28790 1.55096
26.2045 44 9.55420 1.44035
Topik 1
Topik 2
Pair1
Topik 1
Topik 3
Pair2
Topik 1
Topik 4
Pair3
Topik 1
Topik 5
Pair4
Topik 1
Topik 6
Pair5
Topik 2
Topik 3
Pair6
Topik 2
Topik 4
Pair7
Topik 2
Topik 5
Pair8
Topik 2
Topik 6
Pair9
Topik 3
Topik 4
Pair10
Topik 3
Topik 5
Pair11
Topik 3
Topik 6
Pair12
Topik 4
Topik 5
Pair13
Topik 4
Topik 6
Pair14
Topik 5
Topik 6
Pair15
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
148
Paired Samples Correlations
44 .943 .000
44 .889 .000
44 .811 .000
44 .855 .000
44 .894 .000
44 .900 .000
44 .815 .000
44 .883 .000
44 .886 .000
44 .858 .000
44 .858 .000
44 .884 .000
44 .832 .000
44 .916 .000
44 .855 .000
Topik 1 & Topik 2Pair 1
Topik 1 & Topik 3Pair 2
Topik 1 & Topik 4Pair 3
Topik 1 & Topik 5Pair 4
Topik 1 & Topik 6Pair 5
Topik 2 & Topik 3Pair 6
Topik 2 & Topik 4Pair 7
Topik 2 & Topik 5Pair 8
Topik 2 & Topik 6Pair 9
Topik 3 & Topik 4Pair 10
Topik 3 & Topik 5Pair 11
Topik 3 & Topik 6Pair 12
Topik 4 & Topik 5Pair 13
Topik 4 & Topik 6Pair 14
Topik 5 & Topik 6Pair 15
N Correlation Sig.
Paired Samples Test
1.86364 3.63184 .54752 .75946 2.96782 3.404 43 .001
1.97727 5.03702 .75936 .44588 3.50867 2.604 43 .013
9.84091 6.48412 .97752 7.86956 11.8123 10.067 43 .000
2.45455 5.73222 .86416 .71179 4.19730 2.840 43 .007
4.04545 4.87497 .73493 2.56333 5.52758 5.505 43 .000
.11364 4.63664 .69900 -1.29603 1.52330 .163 43 .872
7.97727 6.05590 .91296 6.13611 9.81843 8.738 43 .000
.59091 4.99450 .75295 -.92756 2.10938 .785 43 .437
2.18182 4.80926 .72502 .71967 3.64397 3.009 43 .004
7.86364 5.51780 .83184 6.18607 9.54120 9.453 43 .000
.47727 5.52158 .83241 -1.20144 2.15599 .573 43 .569
2.06818 4.88185 .73597 .58396 3.55240 2.810 43 .007
-7.38636 5.78778 .87254 -9.14601 -5.62672 -8.465 43 .000
-5.79545 4.00337 .60353 -7.01259 -4.57832 -9.603 43 .000
1.59091 5.38006 .81107 -.04478 3.22660 1.961 43 .056
Topik 1 - Topik 2Pair 1
Topik 1 - Topik 3Pair 2
Topik 1 - Topik 4Pair 3
Topik 1 - Topik 5Pair 4
Topik 1 - Topik 6Pair 5
Topik 2 - Topik 3Pair 6
Topik 2 - Topik 4Pair 7
Topik 2 - Topik 5Pair 8
Topik 2 - Topik 6Pair 9
Topik 3 - Topik 4Pair 10
Topik 3 - Topik 5Pair 11
Topik 3 - Topik 6Pair 12
Topik 4 - Topik 5Pair 13
Topik 4 - Topik 6Pair 14
Topik 5 - Topik 6Pair 15
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Paired Differences
t dfSig.
(2-tailed)
149
LAMPIRAN F
Hasil Crosstabs
Crosstabs
Case Processing Summary
342 100.0% 0 .0% 342 100.0%Alasan * RelasiN Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
Alasan Odha Membuka Diri * Relasi Crosstabulation
Count
24 22 28 26 100
25 17 21 24 87
15 27 23 16 81
18 20 17 19 74
82 86 89 85 342
1.00
2.00
3.00
4.00
Alasan
Total
Keluarga Teman Pasangan Konselor
Relasi Total
150
Crosstabs
Case Processing Summary
262 76.6% 80 23.4% 342 100.0%Alasan * RelasiN Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
Alasan Odha Tidak Membuka Diri * Relasi Crosstabulation
Count
5 38 7 13 63
20 21 19 11 71
15 24 15 12 66
11 28 8 15 62
51 111 49 51 262
1.00
2.00
3.00
4.00
Alasan
Total
Keluarga Teman Pasangan Konselor
Relasi Total
151
152