STRATEGI PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRA BEKASI …
Transcript of STRATEGI PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRA BEKASI …
STRATEGI PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRA
BEKASI DALAM MENERAPAN KOMUNIKASI
BERBAHASA ARAB DAN INGGRIS
PADA SANTRI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Serjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh :
ABDUL FATAH
107053002646
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
STRATEGI PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRA
BEKASI DALAM MENERAPAN KOMUNIKASI
BERBAHASA ARAB DAN INGGRIS
PADA SANTRI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Serjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh :
ABDUL FATAH
107053002646
Di Bawah Bimbingan
Rubiyanah, MA
NIP :19730822 199803 2 001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul STRATEGI PONDOK PESANTREN ATTAQWA
PUTRA BEKASI DALAM MENERAPKAN KOMUNIKASI BERBAHASA
ARAB DAN INGGRIS PADA SANTRI telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada Hari Kamis, Tanggal 29 September 2011, Skripsi telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.
I) pada Jurusan Manajemen Dakwah.
Jakarta, 29 September 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Cecep Castrawijaya, MA H. Mulkanasir, BA, S. Pd. MM
NIP. 19670818 199803 1 002 NIP. 19550101 198302 1 001
Anggota,
Penguji I Penguji II
Drs. Hj. Jundah Sulaiman, MA Drs. Cecep Castrawijaya, MA
NIP. 19620303 199203 2 001 NIP. 19670818 199803 1 002
Pembimbing
Rubiyanah, MA
NIP. 197308220199803 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyratan memperoleh gelar strata satu (S-1) di Universitas Islam
Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya asli saya atau merupakan hasil
jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku
di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 16 September 2011
Abdul Fatah
i
ABSTRAK
Abdul Fatah
Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Bekasi Dalam Menerapkan Komunikasi
Berbahasa Arab Dan Inggris pada Santri
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan dan dakwah, yang berada
ditengah-tengah masyarakat. Dengan demikian para santri sebagai kader penerus dakwah
diharapkan memiliki bekal dan kemampuan berbahasa internasional khususnya Arab dan
Inggris. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang membantu santri untuk
mandiri melalui prinsip keteladanan, motivasi dan bimbingan, sehingga mampu menguasai
ilmu berbahasa yaitu berbahasa Arab dan Inggris. Pesatnya perkembangan dunia
pendidikan saat ini dan dalam rangka memasuki era globalisasi banyak tentang dan
pertanyaan yang harus dijawab oleh pondok pesantren, jika pada era 70-an, pondok
pesantren selalu identik dengan keterbelakangan teknologi, selalu menghindari dari ilmu-
ilmu yang didatangkan dari barat, sarungan, kampungan, tidak mandiri dan lain-lainnya,
maka pada millennium ke-II ini pondok pesantren dituntut untuk bisa menghasilkan
alumni-alumni yang berpengetahuan dan mengerti teknologi.
Perumusan masalah yang peneliti ambil adalah bagaimana Strategi Pondok
Pesantren Attaqwa dalam Menerapkan komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris kepada
para santri dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana faktor pendukung dan penghambat
Pondok Pesantren Attaqwa dalam menerapkan komunikasi berbahasa Arab dan Inggris
kepada santri-santrinya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana
strategi Pondok Pesantren Attaqwa dalam menerapkan komunikasi berbahasa Arab dan
Inggris kepada Santri-santrinya dan untuk mengetahui bagaimana faktor pendukung dan
penghambat Pondok Pesantren Attaqwa dalam menerapkan komunikasi berbahasa arab
dan inggris kepada santri-santrinya.
Dalam hal ini penulis menggunakan metode kualitatif terhadap penulisan ini, dan
guna mendapatkan data-data yang penulis butuhkan, maka penulis menggunakan langkah-
langkah dalam mengumpulkan data-data seperti mencari data yang bersangkut paut dengan
pembahasan penulis di perpustakaan yang telah disediakan oleh UIN jakarta, lalu
penulispun menggunakan metode obsepasi langsung kepondok pesantren attaqwa guna
melengkapi data yang penulis butuhkan, dan yang bersangkut paut dengan judul penulis,
disamping itu juga penulis menggunakan metode wawancara dengan beberapa pengasuh
pondok pesantren attaqwa serta penulis mencantumkan analisis data yang dilakukan
dengan menggunakan analisis SWOT, hal ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman.
Dari hasil penelitian penulis, maka penulis dapat menyimpulkan langkah strategi
yang di lakukan pondok pesantren attaqwa dalam menerapkan komunikasi berbahasa arab
dan inggris terhadap santri, adalah Membentuk struktur organisasi kepengurusan yang
menangani bidang bahasa, Membuat program hari bahasa Arab dan hari bahasa Inggris,
Mendirikan sarana dan prasarana untuk program bahasa, Memberikan kosa kata setiap
hari. Langkah strategi yang dilakukan pondok pesantren attaqwa merupakan langkah awal
guna mencapai tujuan pondok pesantren attaqwa, yakni menciptakan para santri yang
handal dalam berkomunikasi berbahasa Arab atau pun Inggris. Setiap langkah-langkah
yang dilakukan pondok pesantren attaqwa memiliki implementasi yang berbeda-beda,
seperti penerapan strategi dalam menerapkan komukasi berbahasa arab dan inggris yakni
melalui program arabic day dan english day guna menguasai dan membiasakan diri dalam
berkomunikasi bahasa arab dan inggris.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Alhamdulilah wa syukurillah, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta
alam yang telah memberikan kita segala nikmat yang tak terhingga kepada
hambanya sampai detik ini dan shalawat serta salam semoga selalu senantiasa
terlimpahkan kepada baginda Muhammad SAW sehingga penulis dapat melewati
perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Stretegi
Pondok Pesantren Attaqwa Putra Dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa
Arab Dan Inggris pada Santri”.
Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas
usaha dan upaya yang telah penulis lakukan serta bantuan yang sangat berharga
dari beberapa pihak. Di tengah kesibukannya, mereka menyempatkan waktu luang
untuk berbagai informasi dan motivasi agar penulis mampu mewujudkan skripsi
ini. Maka dengan niat suci dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada orang-orang atas segala bantuannya terutama kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA
selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA
selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA
selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
iii
3. H. Mulkannasir BA, S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah.
4. Ibu Rubiyanah, MA selaku Pembimbing skripsi yang dengan sabar dan
meluangkan waktunya untuk membimbing hingga terselesaikan skripsi ini.
5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan dedikasinya, pengarahan, pengalaman, serta bimbingan
kepada penulis selama perkuliahan.
6. Keluarga besar pondok pesantren Attaqwa yang telah mengizinkan peneliti
untuk melakukan penelitian, khususnya untuk divisi bahasa.
7. Teristimewa orang tua penulis, Ayahanda H. Mahfuzd tercinta dan Ibunda
Hj. Nadratul Uyun tersayang yang telah mengantarkan penulis hingga
seperti sekarang dengan penuh kasih sayang, doa, kesabaran, keikhlasan
dan perjuangan hidup demi kelangsungan pendidikan putra-putranya,
terima kasih untuk semuanya
8. Keluarga besarku yang tercinta yang telah memberiakan motivasi dan
pengorbanan baik moril maupun materil demi keberhasilan studiku. Serta
kakaku Abdul Basit, Neneng Istianah, Kamaluddin, Ahmad Kosasi,
Muhammad Hanif Fikri, dan adikku muammar, azka, dan keponakanku
yang lucu-lucu lulu dan hadist.
9. Seluruh Staf Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah
untuk referensi buku-bukunya.
10. Teman-teman MD A dan B angkatan 2007 Terima kasih yaa buat
dukungannya.
iv
11. Nina Nilmalasari yang telah memberikan spirit dan dukungan yang luar
biasa dalam membantu penyelesaian penelitian ini.
12. Teman-teman KKN 98 @Lebak, Banten 2010 semoga tali silaturahmi kita
tidak terputus.
13. Para sahabat penulis Woro, Suhendri, Bisri, Abi, Feri, Afif, Bukori, Pam-
Pam, Arif, Ayat, Zaki, Betet, Rizki, Onet, Fahmi, Rizal, Reza, semoga apa
yang temen-temen cita-citakan dapat tercapai.
14. Teman-teman yang tidak disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima
kasih.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini.
Demikian pula dengan penulisan skripsi ini. Kritik dan saran sangatlah penulis
harapkan dan dapat di sampaikan langsung maupun tidak langsung. Akhirnya
penulis berharap semoga apa yang telah diberikan mendapatkan balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini ini
menjadi tambahan khozanah pengetahuan bagi siapapun yang membacanya.
Ciputat, 12 September 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATAPENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 6
D. Metodologi Penelitian .............................................................. 7
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 10
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Strategi .................................................................................... 12
1. Pengertian Strategi ............................................................ 12
2. Tahap-tahap Strategi .......................................................... 15
3. Proses Strategi .................................................................... 19
4. Prinsip-prinsip untuk Menyukseskan Strategi ................... 24
B. Komunikasi ............................................................................. 25
1. Pengertian Komunikasi ..................................................... 25
2. Bentuk-bentuk Komunikasi ............................................... 30
C. Pondok Pesantren ..................................................................... 34
1. Pengertian Pondok Pesantren ............................................. 34
2. Tujuan dan Fungsi Pesantren ........................................... 37
vi
D. Bahasa ..................................................................................... 39
BAB III : GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN
AT-TAQWA PUTRA UJUNG HARAPAN BAHAGIA
BEKASI
A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren At-Taqwa Putra .......... 42
B. Visi Misi Dan Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Putra ...... 46
1. Visi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra ............................ 46
2. Misi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra ........................... 51
3. Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Putra ....................... 52
4. Keadaan Santri ................................................................... 53
5. Struktur Organisasi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra .... 56
BAB IV : ANALISIS STRATEGI PONDOK PESANTREN AT-
TAQWA PUTRA DALAM MENERAPKAN KOMUNIKASI
BERBAHASA ARAB DAN INGGRIS
A. Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Dalam
Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris .......... 58
1. Strategi Jangka Panjang .................................................... 59
2. Strategi Jangka Pendek ..................................................... 60
B. Implementasi Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra
Dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris 62
C. Analisis SWOT Pondok Pesantren At-Taqwa dalam
menerapkan Berbahasa Arab dan Inggris kepada Santri-
santrinya ................................................................................... 68
vii
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 72
B. Saran ......................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 75
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam yang bertujuan
untuk mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan
menekankan pentingnya moral sebagai pedoman hidup bermasyarakat bahkan
berbangsa dan bernegara.
Pesantren jika disandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya
merupakan sistem pendidikan tertua saat ini yang dianggap sebagai produk
budaya Indonesia. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan-
penyelenggaraan semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian.
Bentuk ini kemudian dikembangkan dengan pendirian tempat-tempat
menginap bagi santri, yang kemudian disebut dengan pesantren.1
Kehadiran pesantren di tengah-tengah masyarakat tidak hanya sebagai
lembaga pendidikan tetapi sebagai lembaga penyiar agama dan lembaga sosial
keagamaan. Sejarah berdirinya pesantren seringkali di awali dengan “perang
nilai” antara pesantren yang akan berdiri dengan masyarakat sekitar, dan di
akhiri dengan kemenangan pesantren. Sehingga pesantren dapat diterima
untuk hidup di masyarakat dan kemudian menjadi panutan di masyarakat
sekitarnya dalam bidang kehidupan moral.
1 H. M. Sulthon Masyhud dan M Khusnurdilo, Manajemen pondok pesantren (Jakarta:
Ghali Indonesia, 1992), h. 31
2
Tidak berlebih jika dikatakan bahwa pesantren merupakan salah satu
elemen penting dalam peta perkembangan Islam di Indonesia. Pesantren tidak
hanya menjadi benteng peradaban Islam melainkan juga menjadi medium
pengembangan Islam.2
Pada masa penjajahan misalnya, pesantren tampil dalam bentuk
penantangan yang gigih terhadap penetrasi kolonial di Indonesia. Namun
dalam perkembangannya pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berusia
tua, terkadang disanjung dan ditempatkan pada posisi yang tinggi, tetapi pada
saat yang sama ia terus menerus dikritik dan peranan yang dibebankan di
pundaknya selalu dipertanyakan.3
Pesantren juga merupakan salah satu lembaga pendidikan dan dakwah,
yang berada di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian para santri
sebagai kader penerus dakwah diharapkan memiliki bekal dan kemampuan
berbahasa internasional khususnya Arab dan Inggris.
Perkembangan pondok pesantren dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan dalam catatan Departemen Agama, pondok pesantren pada tahun
1977 adalah 4.945 buah dengan santri sebanyak 677.384 orang santri, pada
tahun 1981 jumlah tersebut semakin meningkat menjadi 5.661 pondok
pesantren dengan jumlah santri sebanyak 938.397 santri.4
Pondok pesantren selain sebagai lembaga pengkajian hukum (syariah)
Islam, juga memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan akhlak
2 Fatah Syakur , kemandirian pesantren stadi kelembagan dan proses pendidikannya,
(semarang: jurnal penelitian wali songo ISSN 0852-7172, 1999), edisi 3, h, 43. 3 Syaipullah Ma’shum, (ed), Dinamila pesantren: tela’ah kritis keberadaan pesantren
saat ini, (Jakarta: Yayasan Islam AlHamidiah, & Yayasan Syaipudin zuhri, 1998), cet. Ke-1. H. 1. 4 Kunto Wijoyo, Paradigma islam, (bandung: Mizan, 1989), cet. Ke-1,h. 246.
3
yakni pendidikan yang universal bukan hanya diajarkan bagaimana
berrubudiyah pada Allah semata, melainkan juga diajarkan tatacara
bermasyarakat dan urusan keseharian terhadap sesama (Hablum minallah,
Hablum minanas).
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang membantu santri
untuk mandiri melalui prinsip keteladanan, motivasi dan bimbingan, sehingga
mampu menguasai ilmu berbahasa yaitu berbahasa Arab dan Inggris.
Pondok pesantren juga merupakan lembaga pendidikan yang telah
berakar dalam sistem pendidikan Islam di Indonesia. Lembaga pendidikan ini
banyak dikunjungi santri berbagai etnis dengan membawa bahasa masing-
masing sehingga bahasa di pesantren menjadi lebih banyak dan memiliki
fungsi tertentu. Keanekaragaman penggunaan bahasa jelas nampak saat santri
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan di lingkungan pesantren, di luar
pesantren, dan di lingkungan rumah atau di kampung mereka sendiri. Bahasa-
bahasa tersebut mereka gunakan saat berinteraksi dengan lawan bicara dengan
memperhatikan situasi dan kondisi tertentu.
Para santri di pesantren menggunakan bahasa lisan saat berinteraksi
dengan teman, guru, dan masyarakat. Bahasa lisan tersebut mereka gunakan di
dalam, dan di luar kelas serta pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di
lingkungan pesantren. Sedangkan bahasa tulisan dapat terlihat saat mereka
melakukan kegiatan tulis-menulis misalnya majalah dinding, lomba
mengarang, artikel, puisi, mengirim surat dan pengumuman-pengumuman.
4
Bahasa merupakan suatu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik
manusia yang telah menyatu dengan pemiliknya. Bahasa selalu muncul dalam
segala aspek dan kegiatan manusia. Tidak ada satu kegiatan manusia pun yang
tidak disertai dengan kehadiran bahasa. Oleh karena itu, bahasa adalah alat
untuk menyampaikan isi, pikiran, alat untuk berinteraksi, alat untuk
mengekspresikan diri, dan alat untuk menampung kebudayaan.
Pesatnya perkembangan dunia pendidikan saat ini dan dalam rangka
memasuki era globalisasi banyak tentang dan pertanyaan yang harus dijawab
oleh pondok pesantren, jika pada era 70-an, pondok pesantren selalu identik
dengan keterbelakangan teknologi, selalu menghindari dari ilmu-ilmu yang
didatangkan dari barat, sarungan, kampungan, tidak mandiri dan lain-lainnya,
maka pada millennium ke-II ini pondok pesantren dituntut untuk bisa
menghasilkan alumni-alumni yang berpengetahuan dan mengerti teknologi,
mau mempelajari ilmu-ilmu dari barat sebagai kajian keilmuan, berwawasan
luas dan dapat mandiri.
Pondok pesantren dituntut pula untuk terus menyelesaikan dari dengan
kondisi zaman yang semakin maju serta tuntutan masyarakat yang terus
meningkat, sehingga kehadiran pondok pesantren tetap di minati.
Pondok pesantren At-Taqwa berusaha menjawab tentang dan
pertanyaan di atas dengan melakukan inovasi-inovasi dan terobosan baru baik
dari kurikulum dan pengondisian lingkungan yang edukatif dalam rangka
meningkatkan potensi santrinya.
5
Saat ini santri pondok pesantren At-Taqwa putra sangat banyak, para
Alumninya tersebar di universitas-universitas baik di dalam negeri seperti
UIN, LIPIA, UNISMA, UNJ, STAIA. Dan di luar negeri seperti di makkah,
Al-Azhar Kairo Mesir, Yaman, Sudan dan lain-lain.
Untuk mencapai prestasi yang tinggi pondok pesantren At-Taqwa
memiliki strategi yang di terapkan dalam metode pembelajaran dan
mengkondisikan lingkungan sedemikian rupa sehingga dapat menanamkan
berbahasa Arab dan Inggris. Oleh karena itulah Pendidikan bahasa Arab dan
Inggris berlangsung secara kontinu, tekun, penuh kesadaran dan ketelitian.
Melihat pentingnya peran strategi bagi sebuah lembaga pendidikan
agar mampu mencetak para alumninya menjadi manusia-manusia yang
berkualitas dan berguna di masyarakat, maka penulis tertarik untuk mengkaji
pondok pesantren At-Taqwa putra Bekasi yang beralamat di desa ujung
harapan Bekasi. Penulis mengangkat judul skripsi ini Strategi Pondok
Pesantren At-Taqwa Putra Bekasi Dalam menerapkan komunikasi
Berbahasa Arab dan Inggris Pada Santri.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembatasan berfokus pada satu permasalahan penulis
membatasi kajian ini tentang penerapan komunikasi berbahasa Arab dan
Inggris terhadap santri di pondok pesantren At-taqwa putra bekasi.
6
Maksud dari penerapan berbahasa Arab dan Inggris dalam hal ini
adalah penerapan berkomunikasi berbahasa Arab dan Inggris yang
dilakukan oleh para santri putra dalam kehidupan sehari-hari sebagai
disiplin pondok pesantren.
2. Perumusan Masalah
Agar pembahasan berfokus pada satu permasalahan penulis
membatasi kajian ini Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Dalam
menerapkan komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris Pada Santri, adapun
perumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Dalam menerapkan
Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris kepada para santri dalam
kehidupan sehari-hari ?
b. Bagaimana Implementasi Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi dalam
Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris kepada Santri-
Santrinya, serta Analisis SWOT ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah penulis
bertujuan dari penelitian ini :
a. Untuk Mengetahui Bagaimana strategi Pondok Pesantren At-Taqwa
Dalam menerapkan komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris kepada
Santri-Santrinya ?
7
b. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Pondok Pesantren dalam
Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris kepada Santri-
Santrinya, serta Analisis SWOT ?
2. Manfaat penelitian
Sebagaimana rumusan dan tujuan perumusan masalah di atas,
maka penulis mengharapkan manfaat dari penulisan ini adalah :
a. Dari segi teoritis : Dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang
Strategi Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris
b. Dari praktisi : Dapat memberikan sumbang saran kepada praktisi
bidang kelembagaan agama khususnya Pondok Pesantren At-Taqwa
c. Dari segi akademis : Dapat dijadikan bahan referensi dan
meningkatkan wawasan akademis khususnya bagi mahasiswa
manajemen dakwah.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif analisis. Sedangkan di dalam penelitian lapangan
ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui :
1. Observasi
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara penulis
melakukan pengamatan dan pencatatan langsung di pondok pesantren At-
Taqwa dalam rangka mencocokan data yang diperoleh.
8
2. Wawancara
Yaitu metode penumpulan data dengan cara penulis melakukan
wawancara Tanya jawab dengan lisan dan langsung bertatap muka agar di
peroleh data yang lebih akurat dengan pedoman wawancara kepada H.
Asep Sopyan Hariri, Lc, M. Pd. I. Selaku penanggung jawab bahasa di
pondok pesantren At-Taqwa.
3. Dokumentasi
Yaitu dengan cara mengumpulkan arsip, buku-buku, struktur
organisasi, foto, dan informasi yang berkaitan dengan objek pembahasan.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut, kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah
awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-
skripsi terdahulu yang menyangkut judul yang sama dengan yang akan penulis
teliti, maksud mengkaji ini adalah agar dapat diketahui apa yang penulis teliti
sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi terdahulu.
Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis
akhirnya menemukan skripsi yang mengangkat tentang manajemen pondok
pesantren At-Taqwa. Judul tersebut adalah karya dari Abdul Basit jurusan
pengembangan masyarakat Islam fakultas dakwah dan komunikasi dengan
judul skripsi “MANAJEMEN PONDOK PESANTREN AT-TAQWA PUTRI
UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI” Yang bahasan tentang manajemen
9
pendidikan pondok pesantren At-Taqwa putri, metode pendidikan yang
diterapkan di pondok pesantren At-Taqwa putri.
Penulis juga menemukan skripsi yang ditulis oleh Maskur Kadir
jurusan manajemen dakwah yang berjudul “MANAJEMEN PONDOK
PESANTREN MIFTAHUDDIN OE-EKONOMI TIMUR DALAM KEGIATAN
DAKWAH DAN SOSIAL MASYARAKAT”. Skripsi ini membahas tentang
Manajemen pondok pesantren dalam melakukan kegiatan dakwah dan sosial
kepada masyarakat.
Penulis juga menemukan skripsi yang dibuat oleh Martini Astri Dewi
yang berjudul “MANAJEMEN PONDOK PESANTREN AL-IKWANIAH SAAT
DAN SETELAH KRISIS EKONOMI”. Skripsi ini membahas tentang
manajemen pondok pesantren Al-Ikhwaniyah dalam menghadapi saat krisis
ekonomi.
Penulis menemukan juga skripsi yang dibuat oleh Syaipul Alawi yang
berjudul “MANAJEMEN STRATEGI PONDOK PESANTREN AT-TAQWA
PUTRA BEKASI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SANTRI”. Skripsi
ini membahas tentang strategi pondok pesantren At-Taqwa putra Bekasi dalam
meningkatkan kualitas santri.
Berbeda halnya dengan skripsi di atas, bahwa penelitian yang akan
saya lakukan pada pondok pesantren At-Taqwa adalah bertujuan menganalisis
strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Dalam menerapkan komunikasi
Berbahasa Arab Dan Inggris Terhadap Santri.
10
Demikian tinjauan pustaka ini saya lakukan, di mana perbedaan pokok
bahasan atau materi antara apa yang akan penulis teliti dengan skripsi
terdahulu, terlebih pada pokok penelitiannya, bahwa pada penelitian
terdahulunya menjelaskan tentang Bagaimana manajemen pendidikan pondok
pesantren At-Taqwa putri, dan membahas tentang Manajemen pondok
pesantren dalam melakukan kegiatan dakwah dan sosial kepada masyarakat.
membahas tentang manajemen pondok pesantren Al-Ikhwaniyah dalam
menghadapi saat krisis ekonomi, dan juga membahas tentang strategi pondok
pesantren At-Taqwa putra Bekasi dalam meningkatkan kualitas santri,
sedangkan pada penelitian ini penulis akan menganalisis tentang Strategi
Pondok Pesantren At-Taqwa Dalam menerapkan komunikasi Berbahasa Arab
Dan Inggris Terhadap Santri.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Bahasan peneliti dalam bab ini adalah latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teoritis
Pada bab ini dijelaskan tentang Pengertian Strategi, Bentuk dan
Macam Strategi, Langkah-Langkah Strategi, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penetapan Strategi, pengertian komunikasi,
11
proses komunikasi, pengertian strategi komunikasi, tujuan sentral
dalam strategi komunikasi, langkah-langkah strategi komunikasi,
fungsi strategi komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi,
pengertian pondok pesantren, tujuan dan fungsi pesantren.
Pengertian bahasa, fungsi bahasa, Macam-Macam dan Jenis-Jenis
Ragam / Keragaman Bahasa.
BAB III : Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Taqwa putra.
Pada bab ini dijelaskan tentang sejarah berdirinya pondok
pesantren At-Taqwa putra, visi, misi, dan tujuan pondok
pesantren At-Taqwa.
BAB IV : Analisis Penelitian
Bab empat ini menjelaskan tenteng Analisa Strategi pondok
pesantren At-Taqwa putra bekasi dalam menerapkan komunikasi
berbahasa Arab dan inggris pada santri, dan analisisnya.
BAB V : Penutup
Penutup merupakan bab terakhir dari skripsi ini, yang membuat
kesimpulan dan saran – saran.
12
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TENTANG STRATEGI PONDOK PESANTREN
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
“Kata strategi bersal dari bahasa yunani , yaitu stratogos” yang
berarti militer Ag yang berarti memimpin. Dalam konteks awalnya,
starategis diartikan Generalship atau suatu yang dilakukan para jendral
dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan
perang.1 Sehingga tidak mengherankan jika pada awal perkembangannya
istilah strategi digunakan dan popular dilingkungan militer.
Strategi berarti suatu yang dikerjakan oleh para jendral. Oleh
karena iu pengertian yang paling umum dan tua tentang istilah strategi
selalu dikaitkan dengan pekerjaan para jendral dalam peperangan. Hal ini
terlihat dari apa yang dimuat dalam oxford pocket dictionary “strategi
adalah seni perang, khususnya perencanaan gerak pasukan, kapal dan
sebagainya menuju posisi yang layak”. Rencana tindakan atau kebijakan
dalam bisnis atau politik dan sebagainya.
Dalam Kamus Istilah Manajemen, strategi adalah rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling
berhubungan dalam hal, waktu dan ukuran.2
1 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, manajemen strategi sebuah konsep
pengentar, (Jakarta : lembaga penerbitan pakultas ekonomi, UI 1999), h.8 2 Panitia Istilah manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : Balai
Aksara, 1983), Cet. Ke-2, h. 245
13
Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi
diartikan sebagai “kiat cara dan teknik utama yang dirancang secara
sistematik dalam melaksakan pungsi manajemen yang terarah pada tujuan
strategi organisasi.3 Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan
strategi adalah seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk
melakukan kegiatan tertentu.4
Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan
organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata “program” dalam definisi
tersebut menyangkut suatu peranan aktif, sadar dan rasional yang
dimainkan oleh manajer dalam perumusan strategi organisasi. Strategi
dapat juga didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap
lingkungannya sepanjang waktu. Definisi ini mengandung arti bahwa
setiap organisasi mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara
eksplisit dirumuskan strategi menghubungkan sumber daya manusia dan
berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan resiko yang harus
dihadapi dari lingkungan di luar perusahaan.5
Strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan
lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
3 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan
dengan Ilustrasi Di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta : gadjah mada universitas press, 2000), cet
ke-1, h. 147 4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
balai pustaka, 1997), h. 199 5 T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta : BPFE, 1998), h. 86
14
Secara umum, strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis
besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan, penetapan strategi harus didahului oleh analisis kekuatan
lawan yang meliputi jumlah personal, kekuatan dan persenjataan, kondisi
lapangan, posisi musuh dan lain sebagainya.
Menurut Chaldler yang dikutip sopriyono, strategi adalah
penentuan dasar goals jangka panjang dan tujuan perusahaan serta
pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang
diperlukan.6
Sementara menurut Prof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah
penentuan tujuan utama dalam berjangka panjang dan sasaran dari suatu
perusahaan atau organisasi serta pemilihan cara-cara bertindak dan
menganalikasikan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan
tujuan tersebut. Jadi strategi menyangkut soal pengaturan sebagai sumber
daya yang dimiliki perusahaan agar dalam jangka panjang tidak kalah
bersaing.7
Strategi juga dapat dibedakan dari dua aspek penting yakni bentuk
dan isi strategi. Segi bentuk memperhatikan strategi sebagai suatu rencana.
Sebagai rencana maka strategi dirumuskan sebelum kegiatan di laksanakan
dan berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
yang akan dilaksanakan.
6 Supriyono, Manajemen Strategik dan Kebijasanaan Bisnis (Yogyakarta : BPFE, 1986)
h.9 7 A.M. Kardiman, pengantar ilmumanajemen, (Jakarta : PT. Pronhalindo), h.58
15
Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
strategi adalah proses rencana yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi
berisikan sasaran dan program jangka panjang yang dirumuskan
berdasarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan atau organisasi guna
menghadapi peluang dan ancaman dari luar.
Karena strategi adalah sebagai suatu alat untuk mencapai suatu
tujuan perusahaan atau organisasi, strategi memiliki beberapa sifat:
a. Menyatu (unified), yaitu menytukan seluruh bagian –bagian dalam
perusahaan
b. Menyeluruh (comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam
perusahaan
c. Integral (integrated), yaitu strategi akan cocok/sesuai dari seluruh
tingkatan. 8
2. Tahap-Tahap Strategi
a. Analisis lingkungan
Analisis lingkngan merupakan proses awal dalam manajemen.
Tahapan ini berintikan pada analisis lingkungan internal dan analisis
lingkungan ekternal. Aktivitas analisis ini kerap digabung dalam suatu
kesatuan aktivitas yang lebih dikenal sebagai analisis SWOT (Strengths,
weaknesses, opertunities, and threats), hasil analisis SWOT akan
menujukan kualitas kuantifikasi posisi organisasi yang kemudian
8 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengntar Proses Berfikir Strategic,
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1996) cet. Ke-1, h. 16
16
memberikan rekomendasi berupa pilihan strategi generik serta kebutuhan
atau modipikasi sumber daya organisasi.9
Berikut di jelaskan tentang analisis SWOT :
1) Strength (kekuatan) adalah kekuatan yang dapat diandalkan oleh
lembaga. Dengan adanya kekuatan ini suatu lembaga dapat memahami
dan mengetahui cara tepat dalam menyusun rencana global
2) Weaknes (kelemahan) adalah keterbatasan dan kekurangan yang
dimiliki sebuah lembaga. Dengan mengetahui kelemahan, lembaga
yang diharapkan dapat mengantisipasi agar kelemahan tersebut tidak
menjadi penghalang dalam mencapai rencana global.
3) Opprtunity (peluang) adalah situasi yang menguntungkan lembaga.
Dengan mengetahui peluang lembaga diharapkan dapat
memanfaatkannya menjadi potensi yang dapat mengantarkan tujuan
utama.
4) Threath (ancaman) adalah suatu keadaan yang tidak menguntungkan
lembaga. Ancaman ini perlu diketahui lembaga dengan baik. Dengan
mengetahui ancaman lembaga diharapkan dapat mengambil langkah-
langkah awal agar ancaman tersebut tidak menjadi kenyataan.10
Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan
ekternal suatu lembaga adalah mengidentifikasi peliang yang harus segera
9 Ismail Yusanto & M Karebet, manajemen strategis perspektif syariah, (jakarta: Khairul
Bayan, 2003), h.11 10
Mulia Nasution, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Djambatan, 1996), h. 30-31
17
mendapat perhatian serius dan pada saat yang sama lembaga menentukan
beberapa kendala dan ancaman yang perlu diantisipasi.11
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa dengan analisis
lingkungan ekternal maupun internal, maka suatu lembaga akan
mengetahui aspeek mana yang berpengaruh terhadap kemampuan
lembaganya. Sehingga lembaga tersebut dapat mengidentifikasi peluang-
peluang yang ada, dengan begitu kelemahan yang dimiliki dapat menjadi
kekuatan yang dapat mengokohkan lembaga.
b. Perumusan Strategi
Perumusan strategi ini di dalamnya termasuk mengembangkan
tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan
dan kelemahan internal, menghasilkan strategi alternatif dan memilih
strategi strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
Menurut David Aaker, sebagai mana dikutip oleh kusnadi terdapat
beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau
memilih suatu strategi yaitu :
1) Strategi harus tanggap terhadap lingkungan ekstrim.
2) Strategi melibatkan keunggulan kompetitif.
3) Strategi harus sejalan dengan strategi yang lainnya yang terdapat
didalam organisasi.
4) Strategi menyiapkan keluwasan yang tepat pada bisnis dan organisasi
strategi harus sesuai dengan misi organisasi dan tujuan jangka panjang.
11
Amirullah & Sri Budi Cantika, manajemen strategik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002)
cet. Ke-1 h.127
18
5) Strategi secara keorganisasian dipandang layak dan wajar.
Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa perumusan strategi
memiliki peran besar dalam suatu lembaga. Dengan memiliki tujuan, maka
lembaga dapat merefleksikan target yang akan dicapai. Strategi yang
dirumuskan hendaknya harus melihat kearah depan terhadap suatu
lembaga agar suatu lembaga dapat mencapai tujuannya.
c. Implementasi Strategi
Di dalamnya termasuk menciptakan struktur organisasi yang
efektif, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem
informasi yang diterima. Implementasi strategi sering disebut tahap
tindakan, karena implementasi berarti memobilisasikan manusia yang ada
dalam sebuah organisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan
menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena
memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan. Kerjasama juga
merupakan kunci dari berhasil atau tidaknya implementasi strategi.
d. Pengendalian Strategi
Pengendalian strategi terdiri atas penentukan cakupan besaran
keberhasilan (kualitatif dan kuantitatif) dalam mencapai strategi
organisasi. Selama implementasi berlangsung, kemajuan secara berkala
atau pada tahap-tahap penting untuk menilai apakah organisasi bergerak
kearah sasaranya harus diperiksa, apakah strategi itu diimplemtasikan
seperti yang direncanakan dan apakah strategi tersebut mencapai hasil
yang diharapkan.
19
Secara umum pengendalian strategi terdiri dari 3 langkah, yaitu:
a. Pengukur kinerja (Mesure The Performen) yaitu perbandingan antara
standar dengan pelaksanaan
b. Perbandingan prestasi dengan standar (Compare The Performance Match
The Standard) yaitu langkah untuk membandingkan hasil-hasil yang
telahdiukur dengan target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
c. Mengambil tindakan korektif (The Corrective Action), yaitu tindakan
manajerial yang diambil para manajer ketika prestasi rendah dibawah
standar atau target yang telah ditetapkan.12
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian
strategi dibutuhkan untuk mengukur hasil kerja terhadap strategi yang di
rumuskan. Dengan mengukur hasil kerja yang telah dicapai, maka suatu
lembaga akan mengetahui posisi lembaganya. Sehingga kesalahan yang
mungkin terjadi dapat diminimalisir.
3. Proses Strategi
Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michel bahwa sebuah
organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa kemudi, bergerak
berputus dalam lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti pengembara, tanpa
adanya tujuan tertentu. 13
12
Amirullah & Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002)
cet. Ke-1, h.183 13
Fred R. David, manajemenstrategi konsep, (Jakarta :PT Prenhalindo, 1998) h.3
20
Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan :
a. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya, adalah
pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman ekternal,
menetapkan suatu obyektifitas, menghasilkan strategi alternatif memilih
strategi untuk dilaksanakan.14
Dalam perumusan strategi juga ditentukan
suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan
suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.
Teknik perumusan strategi yang penting dapat didukung menjadi
kerangka kerja diantaranya :
1) Tahap input (masukan)
Dalam tahap ini peroses yang dilakukan adalah meringkas informasi
sebagai masukan awal, dasar yang diperlukanya untuk merumuskan
strategi.
2) Tahap pencocokan
Proses yang dilakukan adalah mempokuskan pada menghasilkan
strategi alternative yang layak dengan mendukung faktor-faktor
eksternal dan internal.15
3) Tahap pemutusan
Menggunakan suatu macam teknik, diperoleh input sasaran dalam
mengepaluasi strategi alternative yang telah diidentifikasi dalam tahap
14
Ibid, h.15 15
Ibid, h. 183
21
kedua.16
Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan dan
tujuan artinya peran perencanaan amatlah penting dan mempunyai
andil yang besar baik interen maupun eksteren.
b. Implementasi Strategi
Implementasi strategi termasuk pengembangan adanya dalam
mendukung starategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif,
mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
m,emanfaatkan sisteminformasi yang termasuk.17
Implementasi sering
disebut tahapan tindakan, karena implementasi berarti mobilisasi manusia
yang ada dalam sebuah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Tahap
ini merupakan tahap paling sulit karena memerlukan kedisiplinan,
komitmen dan pengorbanan, kerjasama juga merupakan kunci dari berhasil
atau tidaknya implementasi strategi.
c. Evaluasi Strategi
Menerapkan dari tahap akhir strategi ada tiga macan aktivitas
mendasar untuk mengevaluasi strategi.
1) Menuju faktor-faktot ekternal (berupa peluang dan ancaman) dan
fakto-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar
asumsi pembuatan starategi. Adapun perubahan faktor eksternal seperti
tindakan yang dilakukan. Perubaha yang ada akan menjadi satu
hambatan dalam pencapaian tujuan begitu pula dalam faktor internal
yang diantaranya strategi yang tidak efektip atau efektivitas
16
Ibid, h.198 17
Ibid, h. 5
22
implementasi yang beruk akan berakibat buruk pula bagi hasil yang
akan dicapai.
2) Mengukur prestasi ( membanding hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi
prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah
penyampaian yang dinyatakan. Keriteria untuk mengevaluasi strategi
harus dapat diukur dan dibutuhkan, krteria yang meramalkan hasil
lebih dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang telah terjadi
3) Mengambil tindakan kreatif untuk memastikan bahwa prestasi diluar
rencana.18
Dalam mengambil tindakan kreatif tidak harus berarti
bahwa strategi yang sudah akan ditinggalkan, bahkan strategi baru
harus dirumuskan, FredR. David mengatakan dalam bukunya
manajemen strategi konsep bahwa “tindakan kreatif diperlukan jika
tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan atau
pencapaian yang direncanakan maka disitulah tindakan kreatif
dilakukan”.19
Segala kegiatan kreatif harus konsisten secara internal dan
tanggung jawab secara sosial, evaluasi diperlukan karena keberhasilan hari
ini bukan merupakan jaminan keberasilan dimasa depan, evaluasi strategi
mungkin berupa tindakan yang konpleks dan peka, karena terlalu banyak
penekanan. Pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang akan
dicapai. Evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan sasaraan yang
18
Ibid, h.5-6 19
Inid, h. 104
23
dinyatakan telah dicapai. Evaluasi strategi perlu untuk semua organisasi
dari semua kegiatan dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial,
harus memicu tujuan dan nilai-nilai merangsang kreativitas.
Kotler menjelaskan langkah-langkah strategi usaha adalah sebagai
berikut :
1) Mengolah Perbedaan
Strategi ini mencakup perbedaan inovatif dari pesaing. Apa
yang pembeli harapkan dari produsen disebut paket jasa primer
(primary service package), sedangkan penambahan jasa disebut
(secondry service package). Jasa sekunder inilah yang disebut
perbedaan inovatif. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan penawaran,
penyampaian maupun citranya, terutama melalui simbol dan merek.
2) Mengolah Kualitas Jasa
Salah satu cara utama mendeferensiasikan perusahaan jasa
adalah memberikan jasa berkualitas lebih tinggi dari pesaing secara
konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan kualitas
jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya, membantu
pelanggan mendapatkan jasa dengan cepat, sopan dan peduli dalam
pelayanan, fasilitas fisik, peralatan dan media yang prima.
3) Mengolah Produktivitas
Langkah-langkah produktivitas adalah : perusahaan harus
mengelola produktivitas pekerjaannya dengan membuat pegawainya
bekerja lebih terampil, meningkatkan kualitas jasa dengan lepas
24
kualitas tertentu, mengindustrikan jasa-jasa, menemukan solusi produk
baru, merancang jasa yang lebih efektif, memberikan insentif pada
pelanggan untuk menggantikan tenaga perusahaan dengan tenaga
mereka sendiri atau menggunakan teknologi untuk menghemat waktu
dan biaya.20
4. Prinsip-Prinsip Untuk Menyukseskan Strategi
Kebijakan strategi perlu menjamin strategi yang mereka tetapkan
dapat berhasil dengan baik, bukan saja dalam tatanan konseptual saja,
tetapi dapat dilaksanakan. Untuk itu Hattaen memberikan beberapa
petunjuk mengenai cara pembuatan strategi sehingga bisa berhasil,
diantaranya yaitu:
a. Setiap strategi tidak hanya membuat satu strategi. Tergantung pada
ruang lingkup kegiatannya. Apabila banyak strategi yang dibuat, maka
strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lainnya.
b. Strategi harulah konsisten dengan lingkungannya. Ikutilah arus
perkembangan yang bergerak dimasyarekat (jangan melawan arus)
dalam lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju.
c. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar.
Memenag setiap strategi mengandung resiko, tetapi haruslah berhati-
hati sehingga tidak menjerumuskan organisasi kedalam lubang yang
besar. Oleh sebab itu, suatu strategi harusnya dapat dikontrol.
20
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian, (Jakarta : Salemba Empat, 1995), h. 88-89
25
d. Strategi yang efektif hendaknya mempokuskan dan menyatukan semua
sember daya dan tidak mencerai beraikan satu dengan yang lainnya.
e. Strategi hendaklah memusatkan perhatian pada apa yang merupakan
kekuatan dan tidak pada titik-titik yang justru pada kelemahannya.
Selain itu, hendaknya juga memanfaatkan kelemahan persaingan dan
membuat langkh-langkah yang tepat untuk menepati posisi kompetitif
yang lebih kuat.
f. Sumber daya adalah suatu yang kritis. Mengingat strategi adalah suatu
yang mungkin, maka harus membuat sesuatu yang layak dan dapat
dilakanakan.
g. Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yang telah
dicapai. Jangan menyusun strategi diatas kegagalan.
h. Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya
dukungan dari pihak-pihak yang terkait, terutama dari para ksekutif,
dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi.21
B. Definisi Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Secara historis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu
perkataan Communicare mempunyai arti “berpartisipasi atau
memberitahukan”.22
Pendapat lain mengatakan istilah komunikasi berasal
21
Iwan Purwanto, Manajemen Strategi, (Bandung: Yrama Widya, 2007) cet. Ke-1 h. 76-
77 22
Astid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta 1974),
hal. 1.
26
dari bahasa Latin, Communicatio yang berasal dari kata communis artinya:
“sama” dalam arti sama makna mengenai suatu hal.23
Jadi dapat dikatakan
bahwa pengertian komunikasi adalah pemberitahuan di pihak yang
memberitahu (komunikator) kepada pihak yang diberitahu (komunikan)
tentang suatu hal. Ditinjau dari sudut etimologi kata komunikasi berasal
dari bahasa inggris, communication yang berarti: hubungan,
pemberitahuan.24
Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan
(message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator
(communikator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama
(communicate).
Sasa Djuarsa Senjaja dalam bukunya “Pengantar Komunikasi”
mengatakan, komunikasi adalah “suatu proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri
seseorang dan dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.25
Definisi komunikasi menurut Harold Dwight Lasswell, bahwa
komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
siapa? Mengatakan apa? Dengan saluran apa? Kepada siapa? Dengan
akibat atau hasil apa? (who says what in which channel to whom with what
effect?).
23
Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 4. 24
Johan Surjadi dan S. Koentjoro, Kamus Lengkap Populer, (Jakarta: Indah, 1868), hal.
67. 25
Sasa Djuarsa Senjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999),
cet. Ke-4, hal. 8
27
Adapun pengertian selain di atas, para ahli komunikasi juga
mempunyai pendapat yang berbeda mengenai pengertian komunikasi,
diantaranya Berelson dan Steiner mendefinisikan komunikasi sebagai
penyampaian informasi, ide gagasan, emosi, keterampilan, dan seterusnya
melalui penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain.
Kemudian Shanon dan Weaver mengartikan komunikasi mencakup sebagai
prosedur sebagai prosedur melalui mana pikiran seseorang yang dapat
mempengaruhi orang lain.26
Begitupun yang menekankan pada unsur penyampaian atau
pengoperan, bahwa komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang
yang berarti antara individu-individu.27
Menurut Onong Uchjana Effendi, ada beberapa sebab mengapa
manusia melakukan komunikasi, yakni untuk:
a. Mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion)
c. Mengubah prilaku (to change the behavior)
d. Mengubah masyarakat (to change the society)
Komunikasi juga dapat dilakukan dengan berbagai metode, istilah
metode atau dalam bahasa inggris “method” berasal dari bahasa Yunani
“methodos” yang berarti rangkaian yang sistematis dan merujuk kepada tata
cara yang sudah dibina berdasarkan rencana pasti, mapan dan logis. Agar
26
Aubery Fisher, Teori-teori komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986), hal. 10. 27
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebagai Pengantar Ringkas, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1995), cet ke-3, hal. 25
28
komunikasi berjalan efektif, maka kita juga memerlukan strategi dalam
menyampaikan pesan agar dapat diterima oleh orang lain.
a. Proses Komunikasi
Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai
berikut:
1) Source (sumber)
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian
pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.28
2) Communicator (penyampaian pesan)
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara,
menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi, seperti: surat kabar,
televisi, film dan sebagainya. Komunikator dalam penyampaian
pesannya bisa juga menjadi komunikan begitu juga sebaliknya. Syarat-
syarat yang harus di perhatikan oleh seseorang komunikator adalah:
a) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya
b) Keterampilan berkomunikasi
c) Mempunyai pengetahuan yang luas
d) Sikap
e) Memiliki daya tarik 29
28
Widjadja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hal.
11 29
Ibid, hal. 12
29
3) Message (pesan)
Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator.
Pesan dapat bersifat informatif memberi keterangan-keterangan yang
kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulannya sendiri.
Persuasif bujukan, yakni membangkitkan dan kesadaran seseorang
bahwa apa yang kita sampaikan akan memberi berupa sesuatu berupa
pendapat atau sikap, sehingga ada perubahan. Coersif memaksa
dengan menggunakan sanksi-sanksi, coersif dapat berbentuk perintah,
dan sebagainya (biasanya hal ini terjadi pada organisasi tipe keledai).
4) Channel (saluran)
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat
diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada
dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung
menurut 2 saluran, yaitu :
a) Saluran formal atau bersifat resmi
b) Saluran informal atau yang bersifat tidak resmi
5) Communican (penerima pesan)
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3
jenis yakni personal, kelompok dan massa.
6) Effect (Hasil)
Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap
dan tingkah laku orang, seseorang atau tidak dengan yang kita
inginkan.
30
2. Bentuk-Bentuk Komunikasi
1) Komunikasi personal
Bentuk komunikasi kelompok ada dua yaitu komunikasi
antarpersonal dan komunikasi interpersonal.30
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah
komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atai kita tidak.
Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antar pribadi dan
komunikasi dalam kontek-kontek lainnya, dengan kata lain komunikasi
intrapribadi ini inheren dalam komunikasi dua-orang, tiga orang, dan
seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita
biasanya berkomunikasi dengan diri-sendiri (mempersepsi dan
memastikan makna pesan orang lain), hanya saja caranya sering tidak
disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung
pada keefektifan komunikasi kita dengan diri-sendiri.31
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menagkap reaksi secara langsung,
baik secara verbal ataupun non verbal.32
Menurut sifatnya, komunikasi antarpersonal dibedakan menjadi
dua, yakni komunikasi diadik (dyadic communication), dan
30
Efendy Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), hal. 11 31
Don F. Faules, R Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy, Komunikasi Organisasi,
Strategi Meningkatkan kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya 2001), cet. Ke-3, hal. 72-
73 32
Ibid, hal.73
31
komunikasi kelompok kecil (small group communication).
Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antar
dua orang dalam situasi tatap muka yang dilakukan melalui tiga bentuk
percakapan, wawancara dan dialog. Adapun komunikasi kelompok
kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang
atau lebih secara tatap muka, hal mana anggota-anggotanya
berinteraksi satu sama lain. Mengenai batas jumlah anggota tidak
secara tegas disebutkan.33
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah
komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya
dua orang. Ciri-ciri komunikasi diadic adalah:
a) Pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat.
b) Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan
secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun non
verbal.34
Sebagai sebuah komunikasi tatap muka, tujuan komunikasi
antar pribadi adalah:
a) Mengenal diri sendiri dan orang lain.
b) Mengetahui dunia luar.
c) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna.
d) Mengubah sikap dan prilaku
33
Nurudin, Sistem komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2005),
cet. Ke-2, hal. 31-32 34
Don F. Failes, R Wayne Pace, editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi, Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2001), cet. Ke-3, hal. 73
32
e) Bermain dan mencari hiburan.
f) Membantu orang lain.
2) Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama, mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut.35
Adapun yang dimaksud dengan
komunikasi kelompok adalah:
a) Bila proses komunikasi hal mana pesan-pesan yang disampaikan
oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih
besar pada tatap muka.
b) Komunikasi berlangsung kontinu dan bisa dibedakan mana sumber
dan mana penerima.
c) Pesan yang disampaikan terencana dipersiapkan dan bukan
spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Dalam komunikasi
kelompok kita mengenal seminar, diskusi panel, pidato, rapat
akbar, pentas seni tradisional di desa, pengarahan ceramah. Dengan
kata lain komunikasi sosial antara tempat, situasi, dan sasarannya
jelas.36
3) Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi (organization communication) terjadi
dalam suatu organisasi, bersifat formal, dan juga informal, dan
35
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986), hal. 7 36
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2005),
cet. Ke-2, hal. 33
33
berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada
komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan
juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga
komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut
struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas,
dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak
tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat,
juga termasuk gosip.37
Komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian
dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisai tertentu.
Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-
hubungan hirarki antara yang satu dengan yang lain dan fungsi suatu
lingkungan.38
Komunikasi organisasi cenderung menekan kegiatan
penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional
(organizational boundary), fokusnya adalah menerima, menafsirkan
dan bertindakberdasarkan informasi dalam suatu konteks. Tekanannya
adalah pada komunikasi sebagai suatu alat yang memungkinkan orang
beradaptasi dengan lingkungan mereka. Komunikasi organisasi
dipandang dari suatu perspektif interpretatif (subjektif) adalah proses
37
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986), hal. 75 38
Don F. Faules, R. Wayne Pace, Editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi,
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2001), cet. Ke-3, hal. 31
34
penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi, ia adalah
organisasi. Komunikasi organisasi adalah “prilaku pengorganisasian”
yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu
bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.39
C. Pondok Pesantren
1. Pengertian Pondok Pesantren
Pesantren dan santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti : Guru
mengaji, sumber lain mengatakan bahwa kata itu berasal dari bahasa India
Shastri dari akar kata sastra, yang berarti buku-buku suci, buku agama atau
buku-buku tentang ilmu pengetahuan.40
Pondok pesantren adalah
perpaduan dua kata yang dirangkai menjadi satu, menjadi kata pondok dan
pesantren, sampai saat ini masih ada perbedaan pendapat mengenai asal-
usul tentang pondok pesantren yaitu, ada yang mengatakan dari bahasa
India (Hindu) dan ada pula yang mengatakan berasal dari Arab. Mastuhu
juga mendevinisikan pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional
Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran agama Islam dengan menekan pentingnya moral keagamaan sebagai
pedoman prilaku sehari-hari.41
Adapun yang mengatakan bahwasanya pesantren dari India adalah
Soegarda Poerbakawatja yang menjelaskan bahwa adanya persamaan
dalam penyerahan tanah oleh Negara bagi kepentingan agama yang
39
Ibid, hal. 33 40
Muhammad Riduan Lubis, pemikiran suekarnotentang islam, (Jakarta : C.V. mas
Agung, 1992), h.23 41
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS, 1994), h.6.
35
terdapat pada agama Hindu. Adanya persamaan ditemukan sistem
pendidikan Hindu dengan pesantren, yaitu guru tidak mendapatkan gaji,
letak pesantren diluar kota dan seluruh sistem pendidikan bersifat agama.42
Menurut Karel A. steenbring istilah pondok pesantren mungkin
berasal dari bahasa Arab, Funduq yang berarti “Pesanggrahan atau
penginapan bagi orang-orang yang bepergian.43
Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier istilah pondok
barangkali berasal dari pengertian “Asrama-asrama para santri yang
disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu” atau
barangkali berasal dari kata Arab, Funduq, yang berarti “Hotel atau
Asrama”.44
Istilah pondok dalam kamus bahasa Indonesia adalah “Rumah
untuk sementara waktu, seperti didirikan diladang, dihutan, dikatakan
pondok adalah rumah rumah yang kurang baik biasanya berdinding bilik
atau dikatakan pondok adalah madrasah dan asrama tempat ngaji, belajar
agama Islam.45
Berarti astilah pesantren dalam kamus bahasa Indonesia
adalah “Asrama dan Tempat murid-murid atau para santri belajar
mengaji46
Sedangkan menurut Manfred Ziemekbpesantren adalah gabungan
kata “Sant (Manusia Baik)” dihubungkan dengan suku kata “Tra (Suka
42
Karel. A. Steenbrink, pesantren madrasah sekolah, (Jakarta : LP3ES, 1986), cet. Ke-1,
h. 21. 43
Ibid, h. 22. 44
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kiayi,
(Jakarta: LP3ES, 1982), cet. Ke-1, h. 18. 45
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Moderen, (Jakarta: Pustaka Amani), h.321 46
Ibid, h. 310
36
Menolong)”, sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan
manusia baik-baik.47
Kata pesantren berasal dari Pe-santri-an, yang berasal dari akar
kata “Santri” yang mendapat awalan pe dan akhiran an. Kata santri berasal
dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji, sumber lain mengatakan
bahwa kata itu berasal dari bahasa shastri dari akar kata sastra yang berarti
buku-buku suci, buku-buku agama atau buku-buku tentang ilmu
pengetahuan.48
Dari keterangan diatas dapat dirumuskan bahwa pengertian
pesantren adalah tempat orang-orang atau pemuda menginap (bertempat
tinggal) yang dibarengi dengan suatu kegiatan untuk mempelajari,
memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan agama Islam.49
Secara garis besar pondok pesantren adalah lembaga atau tempat
pendidikan dan pengajaran agama Islam yang mempunyai tujuan untuk
melestarikan dan mengembangkan ajaran Islam.
Pesantren tetap berpegang pada prinsip awalnya, tidak mudah
terpengaruh terhadap perjalanan arus budaya. Hal inilah yang
menyebabkan pesantren tetap eksis didalam perjalanannya. Bahkan karena
menyadari arus yang deras itulah’ yang menyebabkan pihak luar justru
melihat “keunikan” dari pesantren sebagai wilayah sosial yang netral, yang
mempunyai kekuatan pesistensi terhadap arus globalisasi.50
47
Manfred Ziemek, pesantren dalam perubahan social, (Jakarta: P3M, 1986), cet. Ke-1,
h. 99. 48
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van
Heave, 1994), h.99. 49
Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1991), jilid 1,h. 181 50
M. Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta:CV. Prasasti,1996), h.9
37
Pondok pesantren bukan hanya lembaga yang mengajarkan agama
Islam, tetapi juga sebagai salah satu pilar penopang dunia pendidikan di
Indonesia. Dari segi sejarah pondok pesantren tidak hanya memiliki makna
keIslaman akan tetapi juga keaslian (indegeneos) bahasa Indonesia.51
2. Tujuan dan Fungsi Pesantren
Tujuan pesantren
Tujuan pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga pendidikan
Islam yang mengajarkan banyak tentang ilmu-ilmu agama yang bertujuan
membantu manusia bertaqwa, mampu untuk hidup mandiri, ikhlas dalam
melakukan suatu perbuatan berijtihad membela kebenaran Islam. Selain itu
juga tujuan didirikannya pondok pesantren pada dasarnya ada dua hal :
a. Tujuan khusus, yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim
dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kiayi yang bersangkutan serta
mengamalkan dalam masyarakat.
b. Tujuan umum, yaitu membimbing anak didik untuk menjadi manusia
berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi
muballigh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.52
Fungsi Pesantren
Pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, akan tetapi
berfungsi sebagai lenbaga sosial dan penyiaran agama. Lembaga pendidikan
pesantren menyelenggarakan pendidikan Formal seperti (Maderasah, Sekolah
51
Ali Anwar, Sebuah Kajian Singkat Tentang Trensformasi Peran Dan Otoritas, (Bekasi:
Pahlawan Nasional), h. 5. 52
HM Arifin dan Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (PT. Raja Grafindo
Perkasa: 1996), h.44
38
Umum, dan Perguruan Tinggi) dan pendidikan non formal yang secara khusus
mengajarkan pelajaran agama yang sangat kuat yang dipengaruhi pemikiran-
pemikiran Ulama, Fiqih, Hadist, Tafsir, Tauhud dan Thasawuf, Bahasa Arab,
nahu,Syarof, Balaghoh, Tajwid, Mantik dan Akhlah.
Sebagai lembaga sosial, pesantren menampung anak dari segala
lapisan masyarakat muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat sosial ekonomi
orang tuanya.
Sebagai lembaga penyiar agama, masjid pesantren juga berfungsi
sebagai masjid umum, yaitu sebagai tempat belajar agama dan ibadah
masyarakat umum. Masjid sering kali dipakai untuk penyelenggaraan majlis
ta’lim (pengajian) diskusi-diskusi keagamaan dan sebagainya, oleh
masyarakat umum.
Sehubungan dengan fungsi pesantren tersebut, maka pesantren
memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya, dan
menjadi rujukan moral bagi masyarakat umum, terutama pada kehidupan
moral keagamaan.
Perkembangan kualitas pesantren disertai dengan berbagai
pembenahan untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikannya. Berbagai
sekolah-sekolah formal mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi didirikan.
Hal ini dimaksudkan untuk merespon tuntutan zaman. Sehingga, berbagai
pesantren melakukan kompetisi dalam menyediakan lembaga-lembaga
pendidikan untuk merespon kebutuhan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan
39
banyaknya lembaga-lembaga pendidikan pesantren yang memiliki perguruan
tinggi dari tingkat diploma sampai pasca serjana.
Dalam perjalanannya hingga sekarang, sebagai lembaga sosial,
pesantren telah menyelenggarakan pendidikan formal baik berupa sekolah
umum maupun sekolah agama (madrasah, sekolah umum, dan perguruan
tinggi). Selain itu pesantren juga menyelenggarakan pendidikan non formal
berupa madrasah diniyah yang mengajarkan bidang-bidang ilmu agama saja.
Pesantren juga telah mengembangkan fungsinya sebagai lembaga solidaritas
sosial dengan menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim
dan memberikan pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa membedakan
tingkat sosial mereka.
Dengan berbagai peran yang potensial diperankan oleh pondok
pesantren maka pesantren memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan
masyarakat sekitar, sekaligus menjadi rujukan moral bagi kehidupan
masyarakat umum. Fungsi-fungsi ini akan tetap dipelihara manakala para kyai
pesantren dapat menjaga independensialnya dari intervensi luar.
D. Pengertian Bahasa
Menurut Wibowo, bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna
dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan
konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok
manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.53
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa, memberikan dua pengertian
bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara
53
Wibowo, wahyu. Manajemen bahasa, (Jakarta: Gramedia. 2001).
40
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.54
Lain halnya menurut Pendapat lainnya tentang definisi bahasa
diungkapkan oleh Syamsuddin, beliau memberi dua pengertian bahasa.
Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan
perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk
mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari
kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan
bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.55
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan
tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang
dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-
kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan
bicara / target komunikasi.
Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara
bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih
digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki
bahasa sendiri. Bahasa isyarat akan dibahas pada artikel lain di situs
organisasi.
Dari penjelasan tentang pengertian bahasa diatas bias diambil sebuah
kesimpulan bahwa Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer
54
Ambary, Abdullah. Intisari Tata Bahasa Indonesia. (Bandung: Djatnika 1986). 55
Syamsuddin, A.R. Sanggar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta
1986).
41
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat
komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa
primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak
adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.56
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa
sains, bahasa jurnalistik, dsb.
Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan
presiden Soeharto, gaya bahasa Benyamin s, dan lain sebagainya.
2. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau
dialek seperti dialek bahasa Madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa
Sunda, dialek bahasa Bali, dialek bahasa Jawa, dan lain sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial
seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-
orang jalanan.
4. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
5. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan
informal (tidak baku).57
56
www.wismasastra.worspress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian-
menurut-para-ahli/ 57
Ibid
42
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG
PONDOK PESANTREN AT-TAQWA PUTRA
UJUNG HARAPAN BAHAGIA BEKASI
A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren At-Taqwa
Putra
Pondok pesantren At-Taqwa putra terletak didesa ujung harapan
bahagia, pondok pesantren At-Taqwa merupakan salah satu dari 93 lembaga
pendidikan yang dikelolah oleh Yayasan At-Taqwa yang telah berdiri sejak
tahun 1956 dengan nama Yayasan pembangunan pemeliharaan dan
pertolonhan Islam yang disingkat menjadi yayasan P3 Islam.
Pendiri pondok pesantren At-Taqwa adalah bapak K.H. Noer Alie,
putra dari seorang ayah yang bernama H. Anwar Bin H. Layu dan ibu beliau
bernama Hj. Maimunah Binti Tarbin. K.H. Noer Alie dilahirkan didesa ujung
malang (sekarang dikenal dengan ujung harapan) sebuah desa yang terpencil
disebelah timur jakarta, dan sebelah barat dari kota bekasi pada tahun 1914. “
atas bantuan dari seorang dukun beranak dikampung asem, yang bernama
Maklimah”.1
Pada usia dua puluh tahun, tepatnya tahun 1934 sepeninggal gurunya
(KH. Marjuki) orang tua beliau menginginkan agar anaknya melanjutkan
sekolah, mendalami ilmu agama dimakkah. “Noer Alie muda pun tidak
1Alie Anwar, Kemandirian Ulama Pejuang, Biografi KH. Noer Alie, (Yayasan At-
Taqwa), h. 7
43
menyia-nyiakan jerih payah orang tuanya, maka berangkatlah beliau
kemakkah untuk menyambung generasi ulama dimasa mendatang, selama
kurang lebih 6 tahun”.2
Sekembalinya KH. Noer Alie dari makkah, pada tahun 1940, beliau
berusaha memajukan umat dari keterbelakanganyang mereka alami yang
minimnya pendidikan yang mereka dapatkan, langkah awal yang beliaw
tempuh adalah berusaha membangun Sekolah (Pondok Pesantren) karena
tidak ada satupun sekolah yang berdiri didesa tersebut. Sebagainama diketahui
bahwa bangsa tidak menginginkan bangsa Indonesia menjadi orang pintar dan
pandai sehingga sangat mustahil mereka mau mendirikan sekolah untuk
orang-orang Indonesia.
Pada awal tahun 1940 KH. Noer Alie menbuka pengajian yang hanya
mempelajari kitab kuning, mengenai tempat belajar pada waktu itu tidaklah
menjadi hal yang utama, yang penting masyarakat harus belajar pada saat itu,
muridnya hanya baru dari kalangan masyarakat ujung malang saja, semakin
lama murid yang belajar semakin banyak, masjid yang dipakai menjadi tempat
belajar sudah tidak mampu lagi menampung jumlah murid yang ada maka
KH. Noer Alie mulai mengenbangkan pengajiannya menjadi pesantren dengan
cara membangun madrasah didepan masjid, kondisi itu sangat
memperhatinkan, karena Negara masih dalam keadaan perangmerebut
kemerdekaan, sehingga terpaksa aktivitas pendidikan dihentikan, sebab
2Alie Anwar Marjuki, KH. Noer Alie, Singa Kerawang Bekasi Yang Sangat Ditakuti
penjajah, (Jakarta: 8 November 1991), h. 12
44
banyak guru serta pemuda yang pergi meninggalkan kampong untuk
mengikuti peperangan mengusir penjajah didaerah lain.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950 aktivitas pendidikan
mulai dirintis kembali oleh KH. Noer Alie mengajak para guru serta para
kemuka masyarakat ujung malang dan sekitarnya berkumpul untuk
bermusyawarah membentuk sebuah organisasi kecil dengan nama Panitia
Pembangunan Pemeliharaan Dan Pertolongan Islam (disingkat menjadi P3
Islam), hal ini dilakukan KH. Noer Alie karena terdorong oleh rasa tanggung
jawab Allah SWT, dan masa depan umat dan bangsa serta menyatukan usaha
ummat dalam berbagai bidang khususnya bidang Dakwah, Pendidikan, serta
penyuluhan terhadap ummat panitia ini diketuai oleh KH. Noer Alie.3
Selanjutnya agar mendapat pengakuan secara hukum, para pengurus
P3 Islam mengajukan badan hukum pada notaries Eliza pondang dijakarta.
Dengan demikian sejak tanggal 7 Agustus 1957 organisasi panitia
pembangunan, pemeliharaan dan pertolongan Islam telah resmi menjadi
sebuah yayasan. Berdasarkan nama yang tercantum dalam akte notaries nomor
11 yayasan ini bernama Yayasan Pembangunan, Pemeliharaan Pertolongan
Islam Desa Ujung Malang Tengah, disingkat Yayasan P3 Islam Desa Ujung
Malang Tengah.
Setelah resmi dibentuk Yayasan P3 Islam mulai mulai membangun
sekolah-sekolah disekitar daerah ujung malang dengan mengumpulkan anak-
anak dan pemuda untuk melanjutkan sekolah hingga tahun 1952 Yayasan P3
3M. Sa’dudin HM, Catatan Ringkas Proses Berdiri dan Berkembangnya Yayasan
pembangunan, pemeliharaan dan pertolongan islam (yayasan P3 islam), (Ujung Malang: Bekasi),
h.2
45
Islam berhasilkan 6 (enam) buah madrasah Ibtidaiyyah (SRI : Sekolah rakyat
Islam) diujung malang, membangun masjid jami At-Taqwa serta memberikan
bantuan kepada pejuang kemerdekaan dengan memberikan sebagian hasil
persawahannya.
“Untuk menampung para pelajar lanjutan madrasah ibtidaiyyah,
Yayasan P3 Islam juga membangun pondok pesantren dengan nama
Perguruan Menengah Islam Pesantren Bahagia”.4 Ketua perguruan tersebut
adalah KH. Noer Alie, tetapi dengan kesibukan beliau sebagai ketua masyumi
OPO bekasi, maka sebagai direkturnya adalah KH. Abdurrahman.
Setelah organisasi masyumi dibubarkan pada tahun 1960, KH. Noer
Alie mulai aktif kembali membangun kampungnya dalam bidang pendidikan,
dikomplek masjid At-Taqwa, beliau membangun pondok pesantren dengan
nama Pondok Pesantren At-Taqwa.
Ditengah-tengah aktivitas dipondok pesantren yang di bangun oleh
yayasan P3 Islam, lokasi perguruan menengah Islam pesantren bahagia itu
diperlukan oleh pemerintah untuk komando Distrik Militer (KODIM) 0507
bekasi, dengan demikian maka para santri yang belajar harus pindah
kepesantren lain, diantara mereka banyak yang pindah kepesantren At-Taqwa
yang dipimpin oleh KH. Noer Alie. Dengan bertambahnya santri yang
tertampung dipondok pesantren At-Taqwa, makin berkembang pula sistem
pendidikan pondok pesantren tersebut, sehingga pada tahun 1962pondok
pesantren At-Taqwa merubah sistem pendidikannya dari sistem Non klasikal
(tradisional) manjadi klasikal, yaitu dengan membangun sebuah madrasah
4Ibid, h. 6
46
menengah At-Taqwa (MMA) putra, setingkat dengan tsanawiyah dan aliah
dengan mata pelajaran 50% pengetahuan agama dan 50% lagi pengetahuan
umum, tujuan dari perubahan tersebut adalah agar para lulusan madrasah ini
dapat melanjutkan pendidikannya keberbagai perguruan tinggi baik agama
maupun umum.
Pada tahun 1986, setelah 30 tahun Yayasan pembangunan,
pemeliharaan, dan pertolongan Islam mengadakan regenerasi kepengurusan
dan sekaligus mengadakan perubahan nama serta perbaikan anggaran dasar
untuk menyesuaikannya dengan undang-undang No 8 tahun 1982, dengan
demikian maka Yayasan P3 Islam berubah menjadi yayasan AT-TAQWA,
“perubahan tersebut disyahkan notaries Soedirja, SH pada tanggal17
Desember 1986 dengan nomor register 16.”5
B. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Ujungharapan
Bahagia Bekasi
1. Visi
Berilmu Amaliyah beramal ilmiah dengan landasan Al-qur’an dan
Sunnah rosul SAW yang diformulasikan dalam kalimat singkat, yaitu:
a. Ikhlas, Adalah titik tolak kegiatan Insan muslim menuju keridhoan
Allah SWT tidak ada kegiatan Insan mukhlis yang tidak di dasari
Ibadah kepada Allah SWT. Ikhlas diperintahkan Allah SWT. Dalam
firmannya Qs.Al-baqarah : 139 yang berbunyi :
5Sekretariat Yayasan At-Taqwa, Rekapitulasi Global Lembaga-lembaga dibawah
Yayasan At-Taqwa Pusat, (Ujung harapan bahagia bekasi), h. 4
47
Artinya:
Katakanlah: “Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah,
Padahal dia adalah Rabb kami dan Rabb kamu: bagi kami amalan kami,
bagi Kamu amalan kamu dan hanya kepada-nya mengikhlaskan hati. (Qs.
2: 139)
Ayat di atas memberikan pemahaman bahwa tanpa keikhlasan
maka semua amal tidak diterima dan sia-sia Dihadapan Allah SWT . Kalau
di ibaratkan amal sebagai tubuh atau jasad maka ikhlas adalah ruhnya. Jadi
setiap amal yang ikhlas sama dengan tubuh yang tidak bernyawa, tidak
mempunyai ruh atau sama dengan mayyit. Setiap orang melaksanakan
sesuatu dengan ikhlas akan muncul dalam diri sifat amanah dalam
kehidupannya. Orang amanah itu dalam bahasa Arab disebut sebagai
Amin.6
b. Berdzikir, dalam makna yang luas yakni bahwa semua kegiatan adalah
untuk berdzikir kepada Allah. Ibadah mahdoh berupa sholat, puasa, zakat,
dan haji dilakukan untuk berdzikir kepada Allah . Demikian juga kegiatan
lain selalu dihubungkan dengan mengingat Allah. Tidak ketinggalan pula
dzikir berupa do’a dan pembacaan Al-qur’an. Dengan berdzikir tersebut
akan lahir insan-insan yang benar dalam segala tindakannya. Insan yang
benar dalam bahasa Arab disebut sebagai orang yang shadik dan sidik.
6Sekretariat Yayasan Attaqwa, Visi, Misi, dan Garis besar Kerja Yayasan Attaqwa.
(Bekasi, 2004), h. 4
48
Berdzikir adalah aktivitas yang diperintahkan Allah SWT yang tertuang
dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 103 yang berbunyi :
Artinya :
Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat (mu), ingatlah Allah di
Waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring. Kemudian apabila
Kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana
biasa). (Qs. 4: 103)
Sebagai hamba Allah yang muslim dan mu’min, harus senatiasa
barada dalam keadaan ingat kepada Allah dengan berdzikir, baik dzikir
yang wajib ataupun dzikir yang sunnah, baik secara sendiri-sendiri
ataupun jamaah, seperti sholat, puasa, ngaji, dan wiridan seperti membaca
Al-Qur’an, takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih. Hal ini telah dilaksanakan
oleh Nabi Muhaabimmad SAW, para sahabat, Tabi’in dan Aulia shalihin
serta ulam pada umumnya, dan khususnya yang telah dicontohkan oleh
pendiri At-Taqwa. Sehingga diharapkan akan selalu mendapatkan rahamat,
magfiroh dan ma’unah dari Allah SWT. Dzikir ini juga merupakan
ungkapan bahwa manusia makhluk yang sangat lemah, dan hanya Allah
satu-satunya yang maha Besar, Maha Kuasa, dan Maha Pemurah, sehingga
sewajarnya manusia selalu menggantungkan diri padanya dalam sagala
hal. Dengan dzikir pada setiap saat dan pada setiap tempat dimana pun
49
kita berada diharapkan Allah akan memberikan keselamatan kepada dunia
dan akhirat.7
c. Berfikir, di sini menggambarkan bahwa semua tindakan seorang Insan
muslim berdasarkan kepada pemikiran yang jernih, logis, dan berdasarkan
kepada ilmu pengetahuan. Untuk itu ia harus mengembangkan
pengetahuan yang diperlukan bagi kepentingan ummat manusia ini.
Dengan berfikir tersebut akan lahir insan-insan yang pintar dan cerdeas,
yang sanggup mempergunakan pengetahuannya dalam kegiatan
kehidupannya. Dalam bahasa Arab pintar dan cerdas itu disebut dangan
Fathonah.8 Berdzikir diperintahkan Allah SWT dalam Al-Quran surat Ali-
imran :191
yang berbunyi :
Artinya :
Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdidri atau duduk atau
Dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
Langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Rabb kami, tiadalah engkau
Menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami Dari siksa neraka. (Qs. 3 :191).
Ayat di atas memberikan gambaran bahwa seorang muslim
berpikir dan menggunakan akal yang telah diberikan Allah kepadanya.
7Ibid, h. 6
8Ibid, h. 7
50
Berpikir tenteng rahasia alam termasuk yang ada dalam dirinya sebagai
nikmat yang maha besar dari Allah SWT. Dengan berpikir akan terwujud
Insan yang cerdas, pintar, berwawasan luas dan akan menjadi sumberdaya
manusia yang mampu memanfaatkan potensi alam untuk kesejahteraan
manusia yang pada akhirnya dapat mewujudkan Islam sebagai agama yang
Ya’lu wa layu’la alaih. Di samping itu dengan berpikir itu akan
memperkuat keyakinan dan keimanannya akan kebesaran Allah SWT dan
akan menjadi modal untuk mencapai kebahagiaan hakiki di akherat kelak.
Kegiatan berdzikir dan berpikir tersebut merupakan dua langkah yang
harus dilakukan oleh seorang Insan agar ia menjadi manusia yang
mempunyai wawasan yang luas. Langkah pertama adalah mengarahkan
hati manusia untuk dzikir kepada Allah dan beribadah kepadanya dalam
kondisi apapun. Langkah berikutnya dilanjutkan memikirkan seluruh
ciptaan Allah SWT yang juga terkait dengan Ibadah kepadanya. Langkah
kedua ini adalah sesungguhnya merupakan sisi lain dari bentuk dzikir dan
pikir kepada Allah SWT.9
d. Beramal, adalah kosekwensi logis dari berdzikir dan berpikir. Insan yang
berdzikir dan berpikir akan muncul dari mulutnya ucapan sanjungnya dan
pengakuan bahwa Allah tidak mencipkan alam ini tidak sia-sia. Semua
yang di cipkan Allah mempunyai manfaat dan hikmah. Oleh sebab itu ia
akan melakukan berbagai amal shaleh, usaha yang baik untuk mengkaji
pemanfaatan dan hikmah dari semua yang diciptakan Allah SWT. Dari
amal shaleh yang dilakukan dengan prinsip dzikir dan pikir tersebut akan
9Ibid, h. 9
51
lahir berbagai keterampilan atau skill dalam dirinya, terutama life skill.
Beramal diperintahkan Allah dalam firmannya Qs. : An-Nahl ayat 97 yang
berbunyi :
Artinya :
Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun
Perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan kami
Berikan kepadanya jehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami
Berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
Yang telah mereka kerjakan. (Qs. 16 : 97 )
Amal adalah mata rantai yang ke empat dari rantai-rantai tersebut
di atas yang tidak boleh terputus karena amal merupakan penentu atau
hasil dari buah pikir dan dzikir. Tanpa amal, manusia tidak mempunyai
apa-apa. Sukses atau tidaknya seseorang ditentukan oleh amalnya, baik
untuk kepentingan orang banyak, khususnya untuk kepentingan Agama,
bangsa dan negara.10
2. Misi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Ujungharapan Bahagia Bekasi
Membentuk insan sholeh yang mampu menegakan ajaran Islam dalam
aspek kehidupannya. Insan yang berdzikir dan berpikir serta mampu
menerima dan member nasihat serta tidak otoriter dan tidak pula rendah diri
dan bentuk konkritnya membentuk musllim yang cerdas, benar, trampil dan
disiplin.
10
Ibid, h. 11
52
a. Cerdas
Mempunyai kecerdasan untuk memahami dan menerima Islam secara
kaffah dan mempunyai kesanggupan untuk menggali ilmu dengan Ikhlas
dan benar.
b. Benar
Yang dimaksud adalah mempunyai Aqidah yang benar melakukan Ibadah
yang baik dan memiliki Akhlakul Karimah.
c. Trampil
Adalah santri yang mempunyai kemampuan untuk membuktikan
umumnya di tengah-tengah masyarakat. Dan mempunyai kesanggupan
untuk berusaha.
d. Disiplin
Adalah mempunyai kedisiplinan yang tinggi untuk mengatur waktu dan
kehidupannya.11
3. Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Ujungharapan Bahagia
Bekasi
a. Bahwa Pondok Pesantren At-Taqwa Putra adalah suatu lembaga yang
bertujuan membentuk Insan sholeh dan muslih yang mampu menegakan
ajaran Islam dalam aspek kehidupannya, Insan yang bedzikir dan berfikir
serta membenuk muslim yang cerdas, benar, trampil dan berdisiplin
sesuai dengan ajaran Islam.
11
M. Amin Noer, Sejarah Ringkas Yayasan Attaqwa, (Ujung Harapan: Sekretari Yayasan
Attaqwa 2003), h. 15
53
b. Bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan di Pondok
Pesatren At-Taqwa Pusat Putra bekasi dipandang perlu diwujudkan tata
kehidupan Pesantren dengan tata tertib yang memadai.
c. Bahwa Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra bekasi perlu ditetapkan
peraturan tata tertib dasar santri sebagai salah satu pembinaan.
4. Keadaan Santri dan Pelajar.
Yayasan At-Taqwa sendiri mengembangkan sistem pendidikan
sekolah yang tersebar di berbagai daerah bekasi, jumlah sekolah itu meliputi
20 TK, 62 MI, 18 Madrasah Tsanawiyah dan SMP, 13 Madrasah Aliyah, 2
SMU dan SMEA, dan 2 Pesantren Tinggi untuk Putra dan Putri. Jumlah
keseluruhan dari siswa yang menuntut ilmu pada yayasan adalah 18.718
orang.12
Pondok Pesantren At-Taqwa yang dulunya sederhana kini menjelma
menjadi kebanggaan masyarakat Ujungharapan. Pada saat ini Pendidikan di
Pesantren At-Taqwa terdiri dari Tingkat Tsanawiyah, Aliyah, Tinggi At-
Taqwa dan Sekolah Tinggi agama Islam, At-Taqwa (STAIA). Namun,
Pesantren Tinggi At-Taqwa sendiri identik dengan) Madrasah Tsanawiyah dan
Aliyah. Sebab anak didik yang belajar dan tingggal di asrama, keseluruhannya
santri yang masih duduk di jenjang Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah dua
jenjeng inilah yang terkait oleh aturan Pondok Pesantren. Sedangkan anak
didik yang masih belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Tinggi,
mereka tinggal di rumah mereka masing-masing.
12
Sekratariat Yayasan Attaqwa, Kekapitulasi Global Lembaga-lembaga dibawah Yayasan
Attaqwa pusat, (Ujung Harapan Bahagia Bekasi), h. 4
54
Lazimnya Pesantren lainnya, Pondok Pesantren At-Taqwa juga
menekankan adanya keseimbangan antara belajar (dirasah) dan beribadah
(ubudiyah) namun, ada yang berbeda di Pesantren At-Taqwa dengan
Pesantren lainnya. Tidak mengenal lelah dari pagi hingga malam hari, ruang-
ruang kelas selalu penuh dengan santri yang sedang baelajar. Pagi mulai pukul
07.15-12.00., siang hari dari jam 13.30-15.30 dan malam hari jam 18.00-
22.00.13
Materi yang di berikan pada pagi hari dan siang hari adalah materi
pelajaran, baik yang menyangkut pengetahuan umum, pengetahuan agama.
Sedangkan malam harinya adalah khusus untuk membahas pelajaran agama
meski jadwal belajar keagamaan padat, namun santri merasa senang
mendapatkan pelajaran berharga dari Pondok Pesantren At-Taqwa Putra.
Terbukti dengan jumlah santri yang menimbah ilmu di Pondok Pesantren At-
Taqwa Putra yang tak pernah surut. Sekarang ini, santri putra berjumalah
sekitar 700 orang dan At-Taqwa Putri 1000 orang. Kebayakan dari wilayah
Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi).
Adapun program unggulan yang ada di pondok pesantren At-Taqwa
putra adalah sebagai berikut : 14
a. Bahasa Arab
b. Bahasa Inggris
c. Qiro’atul kutub
d. MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
13
Herri Munhanif, Kekapitulasi Global Lembaga-lembaga dibawah Yayasan Attaqwa
pusat, (Ujung Harapan Bahagia Bekasi), h. 52 14
Brosur pendaftaran murid baru 2007/2008
55
e. Tahfizul qur’an
f. Tahfizul Hadits
g. Tahfizul Al-Fiyyah ibnu Malik
Program ekstra kulikuler santri lainnya adalah sebagai berikut :
a. Muhadoroh tiga bahasa (latihan pidato)
b. Kasyafiyah (pramuka)
c. Seni kaligrafi
d. Musabaqoh
e. Jurnalistik
f. Outbound
g. Teater
h. Nasyid
i. Marching band
j. Marawis
Adapun jadwal kegiatan ekstra kulikuler santri adalah sebagai berikut :
a. Pukul 04.00-04.30 Bangun tidur dan persiapan shalat subuh berjamaah.
b. Pukul 04.30-05.00 Sholat subuh berjamaah dan wirid.
c. Pukul 05.00-06.00 Pengajian Al-Qur’an (Tadarus).
d. Pukul 06.00-07.15 Olah Raga, Sarapan pagi, dan persiapan Sekolah.
e. Pukul 07.15-12.00 Belajar pagi hari.
f. Pukul 12.00-12.30 Sholat Dzuhur berjamaah.
g. Pukul 12.30-13.00 Makan Siang.
h. Pukul 13.00-15.30 Belajar Siang hari.
56
i. Pukul 15.30-16.00 Sholat berjamaah.
j. Pukul 16.00-17.00 Kegiatan ekstra kulikuler.
k. Pukul 17.00-18.00 Makan sore, Mandi, dan persiapan sholat magrib.
l. Pukul 18.00-18.30 Sholat magrib berjamaah.
m. Pukul 18.30-19.00 Tadarusan.
n. Pukul 19.00-19.30 Sholat isya berjamaah.
o. Pukul 19.30-22.00 Mudzakarah, mengulang pelajaran sekolah.
p. Pukul 22.00-04.00 Tidur malam
Untuk mendukung kualitas pendidikan dan pengajaran tingkat
madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah At-Taqwa, maka di persiapan
tenaga edukatif yang berpengalaman: kebayakan dari sarjana-sarjana lulusan
Damakus, Al-Azhar, GONTOR, IKIP, UIN, King Saud University, IIU
Malaysia, IIU Islamabad, STAI At-Taqwa, Unisma, AIC Jakarta, Unipta serta
PTA At-Taqwa.15
5. Struktur organisasi
Struktu organisasi adalah susunan unit-unuit kerja yang menunjukan
hubungan antar unit, adanya penbagian kerja sekaligus keterpaduan fungsi-
fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut, adanya wewenang,
pemberian tugas dan laporan. Secara umum struktur organisasi dari suatu
kepengurusan terdiri ketua, wakil ketua, sekertaris dan bendahara. Adapun
kepengurusan pondok pesantren At-Taqwa putra, sebagai berikut :
15
Ibid, h. 53
57
Pimpinan Pondok : Kh. Nurul Anwar Amin, Lc
Kepela sekolah : H. Ahmad Masilah, Lc, M.M.Pd
Ketua Komite : Moh. Haril Rosyadi, M. Pd
Wk. Bid. Tata Usaha : Hamim Abd. Hamid, S. Pd, I
Moh. Irfan Zaky, S. Pd, I
Mirwan Nizan, S. Pd, I
Abd. Muiz Muhasyim, S. Pd, I
Wk. Bid. Kurikulum : Asep Sofyan, Lc, M, Pd. i
Wk. Bid. Darana dan Prasarana : Yarifuddin, S. Hed
Wk. Bid. Kesiswaan : H. Rujuddin Basrah, Lc
Wk. Bid. Bp / Bk : Ahmad Ghozi, S. Ps, I
Wk. HRD/ perpustakaan : Abd. Faqih, M.Pd
58
BAB IV
ANALISA STRATEGI PONDOK PESANTREN
AT-TAQWA PUTRA BEKASI DALAM MENERAPKAN KOMUNIKASI
BERBAHASA ARAB DAN INGGRIS PADA SANTRI.
A. Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Bekasi dalam Menerapkan
Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris pada Santri
Strategi merupakan langkah utama dalam menerapkan komunikasi
Berbahasa Arab dan Inggris. Sebagai Lembaga Dakwah Islamiyah Pondok
Pesantren At-Taqwa putra Bekasi senantiasa melakukan pembenahan-
pembenahan dalam berbagai sektor pendidikan baik formal atau pun non
formal, agar dapat mendapatkan kualitas yang maksimal untuk santrinya,
santri yang berkualitas menurut Pimpinan Pondok Pesantren At-Taqwa yaitu
Santri yang “ulul albab” yang indikatornya adalah santri yang cerdas, santri
yang mandiri sehingga para santri dapat meningkatkan kualitas bahasa yang
mereka miliki.1
Pondok Pesantren yang berbasis modern memiliki landasan untuk
dapat menguasai bahasa Arab dan Inggris, oleh karena itu Pondok Pesantren
At-Taqwa mengimplementasikan proses tersebut dengan adanya disiplin
berbahasa baik berbahasa Arab maupun Inggris dalam keseharian santri.
Semua dilakukan Pondok demi kemajuan Islam pada umumnya dan para
santri pada khususnya untuk menghadapi zaman yang semakin maju ini.
1 H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung
harapan, 12 juli 2011
59
Atas dasar inilah pondok pesantren At-Taqwa menjawab kebutuhan
zaman dari manfaat menguasai bahasa Arab dan Inggris. Dengan alasan
sebagai berikut:
1. Manfaat menguasai bahasa Arab adalah agar para santri menguasai ilmu
alat sehingga dapat memahami al-Qur’an dan Hadist. Ini dibutuhkan para
santri agar ketika mereka terjun ke masyarakat dapat memahami Islam
secara mendalam yang dapat memahami al-Qur’an dan Hadist.
2. Manfaat menguasai bahasa Inggris adalah agar para santri dapat bersaing
dalam menghadapi tantangan global mengingat bahasa inggris merupakan
bahasa internasional, sehingga ketika mereka sudah keluar dari Pesantren
mampu mengaktualisasikan ilmu yang diperoleh dari pondok pesantren
dalam konteks global.2
Guna mencapai hasil yang maksimal dalam menerapkan komunikasi
berbahasa para santri di Pondok Pesantren At-Taqwa ada beberapa Strategi
yang merumuskan diantanya :
1. Strategi Jangka Panjang yang meliputi :
a. Visi dan Misi, pogram Pendidikan bahasa atau membuat Musabaqoh
bahasa antar Pesantren guna menghasilkan santri yang handal dalam
berbahasa Arab atau pun Inggris.3
b. Sarana dan Prasarana , dalam hal ini penunjang Sarana dan Prasarana
amatlah sangat penting atau dibutuhkan oleh para santri atau pun para
pengurusnya guna meningkatkan segala aktivitas mereka, semakin
2 . Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung
harapan, 12 juli 2011 3 Dokumen Sekretariat Yayasan Attaqwa, Visi, Misi, dan Garis besar Kerja Yayasan
Attaqwa. (Bekasi, 2004), h. 4
60
lengkap fasilitas yang ada di sebuah Departemen tentunya akan
meningkatkan semangat para santri dan para pembimbingnya untuk
meningkatkan kualitas Bahasa yang ada.4
2. Strategi Jangka Pendek
a. Lingkungan yang Edukatif.
Lingkungan merupakan salah satu penentu keberhasil pendidikan atau
komunikasi berbahasa yang ada, maka dari itu lingkungan Pondok
Pesantren harus dibentuk sedemikian rupa agar para santri yang tinggal
didalamnya merasa nyaman dan ada motifasi berbahasa.
b. Program Unggulan.
Bisa dari bahwa kemampuan para santri itu sangata variatif, mungkin
ada yang memiliki intelegen yang tinggi ada juga yang memiliki
kemampuan yang setandar, oleh sebab itu, dalam hal ini harus benar-
benar membuat program yang sangat variatif agar para santri yang
kurang menonjol dapat menyeimbangi pelajaran yang ada, seperti
halnya diadakan program muhadasah.
Disamping strategi tersebut Pondok Pesantren At-Taqwa putra Bekasi,
memiliki strategi lain guna lebih meningkatkan kualitas para santri dalam
berbahasa seperti halnya dalam keseharian dimana para santri diwajibkan
berbahasa inggris atau arab dalam berkomunikasinya, hal dikarenakan agar
para santri lebih dapat mahir lagi dalam berkomunikasi.5
4 H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung
harapan, 12 juli 2011 5 H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung
harapan, 12 juli 2011
61
Dalam menerapkan atau mengimplementasikan strategi jangka panjang
maupun jangka pendek maka dibentuklah struktur kepengurusan
Tanmiyatullughoh dan kewenangan dalam menerapkan komunikai berbahasa
Arab dan Inggris.
Struktur Organisasi Bagian Tanmiyatullughoh
1. Hafidz Saifullah : Chief Dept.Of Language
2. Abd.Aziz T. : Deputy Dept.Of Language
3. Arif Rahman : Secretary Dept.Of Language
Members Dept.Of Language :
1. Muhammad Yusuf
2. Nurul Furqon
3. M.Abd.Rahman
4. Ismail Mubarok
5. Yudistira. 6
Ada pun kerja dari para pengurus ini yakni menjalankan atau
menerapkan kamunukasi Bahasa santri baik Bahasa Inggris atau pun Arab.
Seperti halnya Ketua yakni bertugas mengembangkan Bahasa yang ada
di Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi, di samping itu Ketua pun harus
bertanggung jawab atas para anggota, agar para santri dapat menerapkan
Komunikasi Bahasa Arab dan Inggris dengan baik.
Di samping ketua yang mengatur para anggota Departemen Bahasa,
ada juga wakil ketua, yang mana bertugas wakil tersebut yaitu membantu
6 Hafiz Sayfullah, pengurus bahasa, wawancara pribadi, ujung harapan 20 juli 2011
62
ketua dalam menetapkan Strategi yang ditentukan oleh Ketua, agar
Komunikasi para santri dapat berjalan dengan baik. Di samping ketua dan
wakil yang menjalankan atau mengatur strategi Pondok Pesantren At-Taqawa
dalam menerapkan Komuniksi Bahasa para santri ada juga para bawahan-
bawahannya yang terjun langsung kelapangan guna mengontrol komunikasi
para santri, agar para santri dapat berkomunikasi dengan baik dan benar.
B. Implementasi Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Dalam
Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris.
Penerapan Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa dalam menerapkan
komunikasi berbahasa Arab dan Inggris maka Pondok Pesantren membuat
strategi-strategi diantaranya :
1. Membentuk struktur organisasi kepengurusan yang menangani bidang
bahasa.
Membentuk beberapa kepengurusan atau Organisasi agar setiap
kegiatan yang di lakukan oleh Pondok Pesantren dapat berjalan dengan
baik, Strategi merupakan langkah awal dari tercapainya tujuan dari
Lembaga Islamiyah untuk menuju ke jenjang lebih lanjut, berbahasa
menekankan pada dua aspek yakni Pemahaman dan Peraktek dengan lisan,
Pemahaman di sini adalah bagaimana para santri agar dapat mengerti
kosa-kata yang mereka dapat dari para pembimbingnya seperti halnya
kosa-kata bahasa Arab, disana para santri di tuntut untuk memahami kosa-
kata yang akan digunakan baik itu masa lalu, masa lampau dan sekarang,
63
disini para santri harus mengetahui agar ketika penggunaan atau praktek
berbahasa para santri tidak keliru dan salah paham.
Praktek dengan lisan, yakni para santri diwajibkan untuk
berkomunikasi dengan bahasa baik itu Arab atau pun Inggris karena
dengan cara peraktek berkomunikasi dengan bahasa maka para santri akan
terbiasa berbicara, seperti halnya dalam pepatah mengatakan “kita bisa
karena terbiasa” oleh sebab itu praktek merupakan hal utama untuk lancar
berbahasa, apabila tidak peraktek maka bahasa itu akan hilang dengan
sedirinya.
Struktur organisasi merupakan hal yang pital bagi setiap Lembaga
atau Organisasi, sehingga tidaklah berlebihan jika Pondok Pesanren At-
Taqwa mencantumkan Strategi jangka panjangnya, dengan menempatkan
orang-orang yang Kredibel dengan kemampuannya pada tempat yang
cocok, sehingga dalam menerapkan Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa
dalam menerapkan komunikasi berbahasa Arab dan Inggris dapat di
unggulkan oleh orang-orang yang pintar, seperti halnya dalam menerapkan
strategi ini menggunakan metode, metode tersebut dibagi menjadi 2 yakni
pembelajaran bahasa di dalam kelas dan pembelajaran bahasa di luar
kelas.7 Maksud pembelajaran di dalam kelas yakni pembelajaran bahasa
dengan metode belajar Kitab, baik itu Kitab Kuning atau pun kitab-kitab
yang menggunakan bahasa Arab lainnya, hal ini dilakukan agar para santri
dapat paham dan mengerti bahasa Arab atau Inggris yang mereka pelajari,
7 H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung
harapan, 12 juli 2011
64
dan biasanya pembelajaran bahasan di dalam kelas ini dilaksanakan pada
pagi hari seperti halnya jam masuk sekolah, dalam hal ini pembelajaran di
dalam kelas dibantu oleh dewan guru yang latar belakang pendidikannya
meyakinkan dan merupakan orang-orang yang sudah berpengalaman
dalam bidang studi yang diajarkan.
Dan yang kedua yaitu pembelajaran di outdoor yakni8 dengan cara
Muhadasah, kursus bahasa Arab dan Inggris, dalam hal ini para santri di
wajibkan untuk terus selalu menggunakan atau berbicara bahasa Arab atau
pun Inggris dengan sesama temannya.
Dengan menetapkan kepengurusan dan menetapkan guru-guru
nyang sesuai dengan bidangnya, maka strategi ini merupakan langkah
awal untuk memulai menjalankan organisasi atau kepengurusan ini. Semua
struktur saling berkaitan ada garis perintah dan garis organisasi yang
mengharuskan semua kegiatan berjalan dengan sepengetahuan bersama
dan persetujuan bersama tidak berjalan sendiri-sendiri sehingga semua
kegiatan terutama bahasa akan berjalan dengan baik dan sampai kepada
tujuan dari pembelajaran bahasa tersebut.
Penerapan visi dan misi juga tidak kalah pentingnya mengingat
dengan adanya tujuan maka arah dari strategi akan jelas dan pasti, visi
Yayasan merupakan merupakan gambaran cita-cita yang ingin diwujudkan
oleh pendiri dan pengurus Yayasan At-Taqwa melalui semua kegiatannya,
8 H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung
harapan, 12 juli 2011
65
visi itu diformalisasikan dalam kalimat singkat yaitu Ikhlas, Berzikir,
Berfikir, Beramal.9
2. Membuat program hari bahasa Arab dan hari bahasa Inggris.
Di samping itu untuk menjalankan kegiatan atau pun strategi
Pondok Pesantren dalam menerapkan berbahasa baik Arab atau pun
Inggris, makan pelaksanaan itu semua ditetapkan, dan dibagi atau
terjadwalkan, seperti halnya pada hari senin sampai hari Sabtu, disana
diadakan Arab dan Englis Day setiap satu Minggu sekali. Di samping itu
dalam setiap minggunya ada juga berbahsa Arab dan Inggris yang mana
hampir setiap minggunya bergantian, seminggu berbahasa Arab dan
seminggu berbahasa Inggris, yang mana dengan strategi itu maka para
santri akan dapat berbahasa dengan baik. Di samping itu dengan adanya
strategi tersebut ada juga peluang besar untuk melanjutkan keluar negeri
bagi yang benar-benar berbahasa dengan lancar.
3. Mendirikan sarana dan prasarana untuk program bahasa.
Pondok pesantren At-Taqwa selalu berbenah diri, setiap tahunnya
mengupayakan penambahan sarana dan prasarana serta fasilitas guna
mendukung semua kegiatan santri-santrinya, semua itu tidak lain dalam
rangka mencapai cita-cita mulia sehingga semua kalangan dan dari daerah
mana pun dapat belajar di Pondok Pesantren At-Taqwa, dan di samping itu
dengan adanya penambahan sarana dan prasarana seperti :
9 Dokument Sekretariat Yayasan Attaqwa, Visi, Misi, dan Garis besar Kerja Yayasan
Attaqwa. (Bekasi, 2004), h. 4
66
a. Lab. Bahasa
b. Ruang Kelas
c. Gedung Aula
d. Perpustakaan Bahasa
e. Papan Mufrodat dan Vocabulary
Dari sarana dan prasarana tersebut maka akan bertambah juga
kemahiran para santri menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
Strategi merupakan suatu hal untuk mencapai tujuan, dan guna
mencapai tujuan tersebut dalam hal ini Pondok Pesantren menggunakan
sistem POAC dalam menjalankan manajemen kebahasaan yang dilaksanakan
dan maksud dr sistem tersebut yaitu planing, organizing, actuating dan
controlling. Dari sistem ini kita dapat mengetahui dan menjalankan stretegi itu
dengan baik. Seperti halnya dengan planing dalam hal ini planing ini dibuat
agara semua kegiatan berbahasa di Pondok Pesantren At-Taqwa dapat berjalan
dengan baik sehingga tidak ada bentrok dalam pelaksanaannya. Dan
selanjutnya yaitu Organising, dengan Organisasi yang baik dan benar maka
strategi tersebut akan terorganisir, organisasi dalam bagian bahasa ini terbagi
atas ketua, wakil, sekertaris dan oanggota, seperti yang telah penulis
sampaikan pada halaman sebelumnya. Dan setelah itu adalah actuating yakni
penerapan, yang mana para santri di wajibkan untuk berbahasa pada setiap
harinya baik arab atau pun inggris, di samping itu ada juga kursus berbahasa
yang di laksanakan pada hari Rabu dan Jumat, dan pada pagi hari para santri
di berikan kosa kata dari bagian bahasa hal ini dilakukan agar bahasa para
67
santri akan lebih meningkat, dan yang terakhir adalah controlling yakni
pengawasan, hal ini dilakukan agar setiap kegiatan para santri yang berbau
dengan bahasa dapat terkontrol dengan baik, sehingga para santri selalu
berbicara bahasa Arab atau pun inggris.
Dari sistem POAC itu maka komunikasi yang dilakukan oleh seorang
santri di Pondok Pesantren At-Taqwa putra bekasi dapat berjalan dengan
baik, dan di samping itu dengan dorongan dari orang-orang yang pandai
berbahasa dan berorganisasi berbahasa Arab dan inggris dapat berjalan dengan
baik. Namun di samping itu, kedua bahasa ini merupakan hal yang sudah
mendaging di dalam Pondok Pesantren yang artinya bukan saja dapat
berbahasa dengan baik, namun di sini para santri pun di tuntut untuk dapat
menulis bahasa Arab atau pun bahasa inggris, sehingga peluang yang ada di
depan nanti bagi anak yang pandai berkomunikasi dengan bahasa tersebut
akan dapat lebih besar lagi. Dan disamping strategi tersebut yang diterapkan
oleh Pondok Pesantren At-Taqwa putra bekasi dalam menerapkan komunikasi
bahasa Arab dan inggris pada santri, Pondok Pesantren pun menerapkan
disiplin hukuman bagi yang melanggar peraturan yakni yang berbicara Bahasa
Indonesia, dikarenakan Bahasa Arab dan Inggris adalah bahasa yang harus
atau diwajibkan untuk berkomunikasi dalam sehari-harinya. Tujuan dari
berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dan inggris di Pondok Pesantren
At-Taqwa adalah menjadikan para santri mahir berkomunikasi bahasa Arab
atau pun Inggris agar di kedepan nanti para santri tidak kaget dalam
menghadapi perdagangan bebas yang sudah menggunakan bahasa asing,
intinya agar para santri dapat berkomunikasi dengan bahasa asing.
68
C. Analisis SWOT Pondok Pesantren At-Taqwa dalam menerapkan
Berbahasa Arab dan Inggris kepada Santri-santrinya.
Dalam tahap ini pondok pesantren At-Taqwa setidaknya melakukan
pekerjaan analis terhadap lingkungan internal maupun ekternal dan kemudian
merumuskannya ke dalam keputusan-keputusan strategis. Adapun proses
analisis yang dilakukan pondok pesantren At-Taqwa meliputi identifikasi
lingkungan didalam berupa kekuatan (strengts) kelemahan ( weaknesses) dan
diluar pondok pesantren At-Taqwa peluang (opertiunities) dan ancaman
(threats) yang dilakukan dengan analisis SWOT.
Strengts (kekuatan), yakni memperhitungkan kekuatan yang dimuliki
yang biasanya menyangkut manusia, dana, beberapa piranti yang dimiliki.
Dalam menentukan strategi pondok pesantren At-Taqwa dalam menerapkan
komunikasi berbahasa arab dan inggris terhadap santri-santrinya pondok
pesantren At-Taqwa ditunjang oleh kekuatan siantaranya :
1. Guru/ Pengajar
Banyaknya pakar bahasa/ guru bahasa yang dimiliki oleh Pondok
Pesantren At-Taqwa baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga tidak
lagi mencari pakar bahasa yang memahami perbahasaan.
2. Santri/Pelajar
Santri yang berada dalam kawasan Pondok Pesantren At-Taqwa
diwajibkan untuk menggunakan Bahasa Arab dan Inggris karena motifasi
yang tinggi dari para santri untuk menguasai bahasa Arab dan Inggris,
sehingga antusias para santri dalam menggunakan bahasa Arab dan Inggris
sangatlah besar.
69
3. Sarana
Sarana yang ada mendukung untuk berjalannya program, diantaranya
adalah:
1) Lab bahasa yang memadai,
2) Banyaknya papan mufradat/vocabulary sehingga para santri selalu
dapat meningkatkan bahasa yang mereka pahami dan miliki.
3) Buku panduan dalam berbahasa Arab dan inggris. 10
Weakness (kelemahan) yakni memperhitungkan kelemahan-kelemahan
yang dimilikinya, yang menyangkut aspek-aspek yang dimiliki sebagai
kekuatan.berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatan yang
dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan setiap harinya, dalam menentukan
Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa dalam menerapkan komunikasi
Berbahasa Arab dan Inggris Terhadap Santri-Santrinya dihadapkan pada :
1. Sulitnya menerapkan program komunikasi berbahasa karena tidak semua
santrinya yang menetap di pondok pesantren, atau adanya santri yang
pulang pergi, santri yang tidak menetap di pondok pesantren itu tidak
menggunakan bahasa Arab atau pun bahasa Inggris di rumahnya sehari-
hari, sehingga banyak santri yang menetap di pondok pesanten At-Taqwa
yang terkontaminasi dengan anak yang tidak menetap di pondok pesantren
At-Taqwa tersebut.11
10
H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung
harapan, 15 juli 2011 11
H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung
harapan, 12 juli 2011
70
2. Kurangnya disiplin untuk membiasakan keseluruhan santri berbahasa Arab
dan Inggris dikarenakan adanya senioritas yang justru kurang mematuhi
peraturan yang di buat oleh pengurus.12
Opertinity (peluang) seberapa besar peluang yang mingkin tersedia
diluar, sehingga peluang yang sangat kecil sekalipun dapat tercapai. Peluang
atau kesempatan yang dapat diraih oleh pondok pesantren At-Taqwa dalam
melaksanakan kegiatan pondok pesantren dalam strategi komunikasi
berbahasa arab dan inggris didukung dengan :
1. Kebutuhan masyarakat terhadap bahasa Arab dan Inggris yang mendengar,
sehingga mereka memerlukan/menbutuhkan guru untuk mengajarkan
(private).
2. Memudahkan pengetahuan dalam menguasai wawasan berbahasa Arab
dan Inggris, sehingga dapat mempermudah jalan menuju kesuksesan.
Threats (ancaman) yakni memperhitungkan kemungkinan adanya
ancaman dari dalam maupun dari luar. Pondok Pesantren At-Taqwa dalam
menjalanka program komunikasi berbahasa arab Arab dan Inggris tidak
pernah mendapatkan ancaman atau hambatan dalam Strategi Ponndok
Pesantren At-Taqwa dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab dan
Inggris dihadapkan pada :
1. Belum terbiasanya santri baru dalam menerapkan komunikasi berbahasa
Arab maupun inggris dalam kesehariannya.
12
Emil salim, pengasuh bahasa, wawancara pribadi, ujung harapan 20 juli 2011
71
2. Tertinggalnya pengetahuan atau wawasan bahasa inggris kita didunia luar
ketika tidak bisa berbahasa Inggris, karena bahasa Inggris adalah bahasa
Internasional.
Adapun cara menghadapi kelemahan dan ancaman tersebut adalah :
1. Kelamahan
a. Pengurus harus bisa tegas dalam menerapkan disiplin khususnya
disiplin berbahasa Arab dan Inggris.
b. Tidak membeda-bedakan antara junior dan senior dalam menegakan
disiplin khusnya disiplin berbahasa Arab dan Inggris.
2. Ancaman
a. Lebih rajin dalam mengontrol santri baru khususnya dan santri lama
pada umumnya dalam mengaplikasikan program komunikasi
berbahasa Arab dan Inggris, agar para santri merasa diawasi dalam
menggunakan komunikasi berbahasa Arab dan Inggris.
b. Mewajibkan untuk seluruh santri agar lebih menguasai bahasa Arab
khususnya Inggris untuk menghadapi persaingan dunia luar.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, yang berhubungan
dengan Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Dalam Menerapkan
Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris di Bekasih, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi yang digunakan oleh Pondok Pesantrn At-Taqwa dalam
menerapkan berkomunikasi dengan Bahasa Arab dan Inggris adalah :
a. Membentuk struktur organisasi kepengurusan yang menangani bidang
bahasa.
b. Membuat program hari bahasa Arab dan hari bahasa Inggris.
c. Mendirikan sarana dan prasarana untuk program bahasa.
d. Memberikan kosa kata setiap hari
Dengan Strategi ini maka para santri dapat berkomunikasi dengan
Bahasa Arab atau pun Inggris bisa berjalan dengan baik, di samping itu
Pondok Pesantren At-Taqwa juga membuat Departemen khusus Bahasa,
sehingga setiap harinya para santri selalu di kontrol oleh Departemen
tersebut, dan adanya pemberian kosa kata pada setiap harinya, hal itu
menyebabkan meningkatnya kemampuan para santri dalam berkomunikasi
Bahasa Arab atau pun Bahasa Inggris.
73
2. Implementasi dan analisis SWOT.
A. Implementasi yang diterapkan oleh Pondok Pesantren At-Taqwa Putra
dalam menerapkan berkomunikasi dengan Bahasa Arab dan Inggris
adalah dengan cara menerapkan atau menjalankan strategi yang telah
dibuat agar tujuan yang diharapkan :
1. Agar para sanrti dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
dengan baik, baik bahasa Arab maupun bahasa Inggris.
2. Agar para santri dapat bersain dalam menghadapi tantangan global
mengingat bahasa inggrir merupakan bahasa internasional.
B. Analisis SWOT.
1. Strengts (kekuatan)
a. Guru/ pengarjar
b. Santri/ pelajar
c. Sarana
2. Weakness (kelemahan)
a. Adanya santri yang tidak menetap/mondok di pondok pesantren
At-Taqwa (pulang pergi)
b. Adanya senioritas
3. Opertunity (peluang)
a. Kebutuhan dalam bermasyarakat terhadap bahasa Arab dan
Inggris
b. Memudahkan pengetahuan dalam wawasan berbahasa, agar dapat
mempernudah jalan menuju kesuksesan
74
4. Threts (ancaman)
a. Belum terbiasanya santri baru dalam menguasai bahasa.
b. Tertinggalnya pengetahuan atau wawasan dengan dunia luar
B. Saran.
1. Pondok pesantren At-Taqwa harus lebih meningkatkan kedisiplinan dan
mempertegas disiplin berbahasa dengan sanksi yang membuat para
pelanggar jera akan pelanggaran yang mereka lakukan, agar komunikasi
bahasa Arab dan inggris di pondok pesantren At-Taqwa dapat berjalan
dengan baik lagi.
2. Pengurus pondok harus lebih memperhatikan tugasnya dengan baik dan
penuh dengan rasa tanggung jawab guna mencapai tujuan yang diinginkan
serta lebih mengkoordinasi dari setiap bagian agar saling mendukung
proses berjalannya disiplin berbahasa.
3. Para santri harus lebih meningkatkan lagi berkomunikasi dengan
menggunakan dua bahasa tersebut yaitu bahasa arab dan inggris sehari-
hari.
4. Para Asatiz atau pengasuh pondok pesantren At-Taqwa lebih
memperhatikan lagi dalam pengawasan para santri di setiap disiplin yang
ada khususnya dalam penerapan komunikasi berbahasa Arab dan inggris.
5. Penulis menyarankan agar para santri mendalami dan membiasakan diri
untuk mampu berkomunikasi dalam berbahasa Arab dan inggris dengan
baik.
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Djalil Maman dan Rafi’udin, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung :
Pustaka Setia, 1997)
Alfian, Strategi Koperasi, Kompas, (Jakarta : 7 September, 1984)
Ali, Muhammad, Kamus Lengkap Bahasa Moderen, (Jakarta: Pustaka Amani)
Ambary, Abdullah, Intisari Tata Bahasa Indonesia. (Bandung: Djatnika 1986).
Amsyari, Fuad, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung : Mizan,
1990)
Anwar, Ali, Sebuah Kajian Singkat Tentang Trensformasi Peran Dan Otoritas,
(Bekasi: Pahlawan Nasional)
Anwar, Alie Marjuki, KH. Noer Alie, Singa Kerawang Bekasi Yang Sangat
Ditakuti penjajah, (Jakarta: 8 November 1991)
Anwar, Alie, Kemandirian Ulama Pejuang, Biografi KH. Noer Alie, (Yayasan At-
Taqwa)
Anwar, Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebagai Pengantar Ringkas, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1995)
Arifin, HM dan Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (PT. Raja Grafindo
Perkasa: 1996)
Astid, Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta
Aubery, Fisher, Teori-teori komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986)
Cantika, Sri Budi & Amirullah, manajemen strategik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2002)
David, Fred, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: PT. Prehallindo, 1998),
Deddy, Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986)
Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kiayi,
(Jakarta: LP3ES, 1982), cet. Ke-1,
Djuarsa, Sasa Senjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka,
1999)
Ensiklopedi, Nasional Indonesia, (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1991), jilid 1
76
Fatah, Syakur, kemandirian pesantren stadi kelembagan dan proses
pendidikannya, (semarang: jurnal penelitian wali songo ISSN 0852-7172,
1999), edisi 3,
Fisher, Aubery, Teori-teori komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986)
Geuck, William,Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta :
Erlangga, 1989)
Ghazali, M. Bahri, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta:CV.
Prasasti,1996)
Hadari, Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan dengan Ilustrasi Di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta :
gadjah mada universitas press, 2000)
Handoko, Hani, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta : BPFE, 1998)
Hari Setiawan, Purnomo dan Zulkieflimansyah, manajemen strategi sebuah
konsep pengentar, (Jakarta : lembaga penerbitan pakultas ekonomi, UI
1999)
Herri, Munhanif, Kekapitulasi Global Lembaga-lembaga dibawah Yayasan At-
Taqwa pusat, (Ujung Harapan Bahagia Bekasi)
Istilah, manajemen Lembaga Panitia PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta :
Balai Aksara, 1983), Cet. Ke-2,
Kardiman,A.M. pengantar ilmumanajemen, (Jakarta : PT. Pronhalindo)
Karel, Steenbrink, pesantren madrasah sekolah, (Jakarta : LP3ES, 1986)
Kunto, Wijoyo, Paradigma Islam, (bandung: Mizan, 1989), cet. Ke-1,
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS, 1994)
Masyhud, Sulthon dan M Khusnurdilo, Manajemen pondok pesantren (Jakarta:
Gali Indonesia, 1992)
Miller, John dan George Steiner, Manajemen Strategik, (Jakarta : Erlangga)
Nasution, Mulia, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Djambatan, 1996)
Noer, M. Amin, Sejarah Ringkas Yayasan At-Taqwa, (Ujung Harapan: Sekretari
Yayasan At-Taqwa 2003)
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,
2005), cet. Ke-2,
77
Panitia Istilah manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta :
Balai Aksara, 1983)
Pendidikan, Departemen dan Kebudayaan R.I, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: balai pustaka, 1997)
Philip, Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian, (Jakarta : Salemba Empat, 1995),
Purwanto, Iwan, Manajemen Strategi, (Bandung: Yrama Widya, 2007)
Redaksi, Dewan Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ikhtiar Baru
Van Heave, 1994)
Riduan, Lubis Muhammad, pemikiran suekarnotentang Islam, (Jakarta : C.V. mas
Agung, 1992)
Sa’dudin, Catatan Ringkas Proses Berdiri dan Berkembangnya Yayasan
pembangunan, pemeliharaan dan pertolongan Islam (yayasan P3 Islam),
(Ujung Malang: Bekasi)
Sasa, Djuarsa Senjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka,
1999), cet. Ke-4,
Sekratariat Yayasan At-Taqwa, Kekapitulasi Global Lembaga-lembaga dibawah
Yayasan At-Taqwa pusat, (Ujung Harapan Bahagia Bekasi)
Sekretariat Yayasan At-Taqwa, Visi, Misi, dan Garis besar Kerja Yayasan At-
Taqwa. (Bekasi, 2004)
Siagian, Manajemen Moderen, (Jakarta : Masagung, 1994), Cet. Ke-2,
Siagian, Sondang, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Startegi
Organisasi, (Jakarta PT. Gunung Agung, 1986)
Supriyono, Manajemen Strategik dan Kebijasanaan Bisnis (Yogyakarta : BPFE,
1986)
Surjadi, Johan dan Koentjoro, S. Kamus Lengkap Populer, (Jakarta: Indah, 1868)
Susanto, Astid S., Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta
1974)
Syaipullah, Ma’shum, (ed), Dinamila pesantren: tela’ah kritis keberadaan
pesantren saat ini, (Jakarta: Yayasan Islam AlHamidiah, & Yayasan
Syaipudin zuhri, 1998), cet. Ke-1,
78
Syamsuddin, Sanggar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta
1986)
Uchyana, Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1992)
Usman, Syarif, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam
Islam, (Jakarta : Firma Jakarta, 1988)
Wahyudi, Sri Agustinus, , Manajemen Strategik: Pengntar Proses Berfikir
Strategic, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996)
Wayne, Pace, Dan F. Faules, Editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi,
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya,
2001), cet. Ke-3,
Wibowo, Wahyu, Manajemen bahasa, (Jakarta: Gramedia. 2001).
Widjadja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002)
Yusanto, M. Ismail dan M. Karebet Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islam,
(Jakarta : GIP, 2002)
Ziemek, Manfred, pesantren dalam perubahan sosial, (Jakarta: P3M, 1986), cet.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Pewawancara : Abdul Fatah
Nama : H. Asep Sopyan Hariri, Lc, M. Pd. I.
Jabatan : Kurikulum
Tempat : Pondok Pesantren Attaqwa Putra Ujung Harapan
Hari dan tanggal : 10 juli 2011 s/d 22 juli 2011
1. Kapan pondok pesantren attaqwa berdiri ?
Jawab :
Pondok pesantren Attaqwa berdiri pada tahun 1940 pondok pesantren didirikan oleh
KH. Noer Alie putra dari seorang ayah yang bernama H. Anwar Bin H. Layu dan ibu
beliau bernama Hj. Maimunah Binti Tarbin. karena kondisi masyarakat saat itu yang
minim pendidikan.
2. Bagaimana sejarah berdiri pondok pesantren Attaqwa ?
Jawab :
Pada awal tahun 1940 KH. Noer Alie menbuka pengajian yang hanya mempelajari
kitab kuning, Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950 aktivitas pendidikan mulai
dirintis kembali oleh KH. Noer Alie mengajak para guru serta para kemuka
masyarakat ujung malang dan sekitarnya berkumpul untuk bermusyawarah
membentuk sebuah organisasi kecil dengan nama Panitia Pembangunan Pemeliharaan
Dan Pertolongan Islam (disingkat menjadi P3 islam), Setelah organisasi masyumi
dibubarkan pada tahun 1960, KH. Noer Alie mulai aktif kembali membangun
kampungnya dalam bidang pendidikan, dikomplek masjid Attaqwa, dan beliau
membangun pondok pesantren dengan nama Pondok Pesantren Attaqwa.
3. Apa visi dan misi didirikannya pondok pesantren Attaqwa ?
Jawab :
Emm… itu bias kamu lihat langsung di dokumentasi pondok pesantren Attaqwa,
(sambil memberikan dokumentasi tersebut).
4. Latar belakang atau alasan apa diterapkannya komunikasi berbahasa arab dan inggris
?
Jawab :
Emm… Pondok Pesantren yang berbasis modern memiliki landasan untuk dapat
menguasai bahasa Arab dan Inggris, oleh karena itu Pondok Pesantren Attaqwa
mengimplementasikan proses tersebut dengan adanya disiplin berbahasa baik
berbahasa Arab maupun Inggris dalam keseharian santri.
5. Apakah ada tuntutan zaman makanya diterapkan komunikasi berbahasa arab di
pondok pesantren ini ?
Jawab :
Ya benar Semua yang dilakukan Pondok demi kemajuan Islam pada umumnya dan
para santri pada khususnya untuk menghadapi zaman yang semakin maju ini.
6. Bagaimana strategi yang digunakan dalam menerapkan komunikasi berbahasa arab
dan inggris ?
Jawab :
Ya…. Sebetulnya strategi atau cara untuk pelaksanaan pengajaran bahasa arab dan
inggris ada 2 (dua) metode : yang pertama ada yang dari departemen agama dengan
maksuk artinya secara teoritis kita bias itu secara di kelas, yang ke dua secara
muhadasah atau secara diluar kelas yaitu diadakan kursus bahasa.
7. Pelaksanaan program sehari-harinya seperti apa?
Jawab :
Pelaksanaan program sehari-haninya itu di hari senin dan hari selasa disitu ada yang
namanya engglis day dan juga hari bahasa arab yaitu Arabic day itu di adakan satu
minggu sekali.
8. Dampak positifnya seperti apa ?
Jawab :
Dampak positif emm….. artinya yang jelas kedua bahasa itu banyak sekali dampak
positifnya, secara bahasa pengantar mereka bsa dibantu dan yang musabaqoh bahasa
mereka sudah siap di peraktekan. Sehingga kalau mereka di butuhkan dalam kegiatan
yang berkaitan dengan itu mereka sudah siap melaksanakan nya.
9. Apakah ada dampak negatifnya dalam penerapan itu sendiri ?
Jawab :
Eee.. klo dampak negatifnya sebenarnya tidak ada dalam bahasa arab dan bahasa
inggris tidak ada, maksudnya bagi santri yang sudah menguasai bahasa arab tidak
diharuskan untuk bias bahasa inggris, kare terutama bagi santri yang lebih di
utamakan adalah bahasa arabnya yang menjadi bahasa pengantar dipondok pesantren
ini.
10. Apakah ada peluang dalam kelanjutan pendidikan bagi santri yang menguasai dua
baha tersebut ?
Jawab :
Jelas ada,,,, peluangnya sangat besar ada peluang biasiswa keluar negri, juga
adapeluang kesuksesan di dalam negri seperti biasiswa yang kami siapkan untuk
santri yang menguasai dua bahasa tersebut.
11. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan bahasa tersebut ?
Jawab :
Factor pendukungnya ya,,,,,, sebetulnya kita untuk bahasa arab hampir semua
pendukungnya notabene bahasa arab, yang dimana pinpinan pondok pesantren ini
mengatakan bahwa kedua bahasa yaitu bahasa arab dan inggris sudah harus dibuat
metode terbaik di ajaran 2010 dan 2011
12. Apakan yang menjadikan factor penghambatnya ?
Jawab :
Factor penghambatnya khusus dipondok pesantren attaqwa putra karena santri kita
tidak semuanya mondok, banyak anak pribumi yang notabene nya dia tidak bisa
bahasa arab atau tidak menggunakan bahasa dirumahnya, sehingga santri banyak yang
terkontaminasai dengan anak pribumi.
13. Tujuan dalam penerapan bahasa tersebut seperti apa ?
Jawab :
Ya,,,, sebenernya kita tahu bahwa bahasa arab dan inggris sudah menjadi bahasa yang
biasa, maksudnya kita ingin menjadikan bahasa arab dan inggris ini menjadi bahasa
yang biasa digunakan oleh santri, toh kita beranggapan bahasa inggris itu adalah
bahasa yang luar biasa begitu juga bahasa arab.
14. Apakah ada ancaman bagi santri yang tidak menguasai dua bahasa tersebut ?
Jawab :
Kalo ancaman sebenarnya tidak ada, akan tetapi sangat ironis sekali kalau santri tidak
bisa bahasa arab, karena dipondok pesantren ini kedua bahasa tersebut sudah milik
bersama, yang artinya bukan hanya menguasai bahasa arab saja melainkan santri juga
harus bias berbahasa inggris yang dimana sudah menjadi bahasa internasional.