STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

36
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96) 61 STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ISLAM DI INDONESIA 1 HASANUDDIN, 2 EDI SABARA MANIK, 1,2 Program Pascasarjana Ilmu Politik, Universitas Riau [email protected] Abstract Hizb ut-Tahrir Indonesia (HTI) is an Islamic organization that became famous and became the subject of discussion after being dissolved by the Indonesian government through PERPPU no. 2 Year 2017. Many different views on the struggle Hizbut Tahrir Indonesia. The Indonesian government considers that the activities and ideas undertaken by HTI can divide the Unitary Republic of Indonesia (NKRI). However, some national figures assume that HTI's struggle is not contradictory to the constitution and the idea conveyed by HTI namely the Khilafah is part of the teachings of Islam. In this paper, the author examines how HTI embodies the idea of the Khilafah. From the results of the study can be concluded that there are three strategies undertaken in realizing the Khilafah is first, the stage of coaching and cadre (tatsqif); second, interaction and struggle (marhalah tafaul wal kifah); third, the acceptance of power and application of law by the state (Marhalah tathbiq ahkamul Islam). Kata Kunci : Hizbut Tahrir, HTI, Khilafah, Strategi A. PENDAHULUAN Hizbut Tahrir Indonesia adalah ormas Islam yang telah dibubarkan oleh pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2017. Dalam satu tahun terakhir, ormas Islam ini menjadi viral diperbincangkan pasca pembubarannya. Banyak pengamat dan tokoh Negara yang angkat bicara dalam masalah pembubaran ormas islam ini. Hizbut Tahrir (HT) merupakan gerakan Islam trans-nasional yang bergerak dalam dakwah dan politik. Didirikan oleh Syaikh Taqiyuddin al- Nabhani pada tahun 1953 di Palestina. Hizbut Tahrir (HT) seperti dikemukakan Whine (2006) berasal dari Bahasa Arab Hizb at-Tahrir yang

Transcript of STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Page 1: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

61

STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKANKHILAFAH ISLAM DI INDONESIA

1HASANUDDIN, 2EDI SABARA MANIK,

1,2Program Pascasarjana Ilmu Politik, Universitas [email protected]

Abstract

Hizb ut-Tahrir Indonesia (HTI) is an Islamic organization that becamefamous and became the subject of discussion after being dissolved by theIndonesian government through PERPPU no. 2 Year 2017. Many differentviews on the struggle Hizbut Tahrir Indonesia. The Indonesian governmentconsiders that the activities and ideas undertaken by HTI can divide theUnitary Republic of Indonesia (NKRI). However, some national figuresassume that HTI's struggle is not contradictory to the constitution and theidea conveyed by HTI namely the Khilafah is part of the teachings ofIslam. In this paper, the author examines how HTI embodies the idea ofthe Khilafah. From the results of the study can be concluded that there arethree strategies undertaken in realizing the Khilafah is first, the stage ofcoaching and cadre (tatsqif); second, interaction and struggle (marhalahtafaul wal kifah); third, the acceptance of power and application of law bythe state (Marhalah tathbiq ahkamul Islam).

Kata Kunci : Hizbut Tahrir, HTI, Khilafah, Strategi

A. PENDAHULUANHizbut Tahrir Indonesia adalah

ormas Islam yang telah dibubarkanoleh pemerintah Indonesia melaluiPeraturan Pemerintah No. 2 tahun2017. Dalam satu tahun terakhir,ormas Islam ini menjadi viraldiperbincangkan pascapembubarannya. Banyak pengamatdan tokoh Negara yang angkat

bicara dalam masalah pembubaranormas islam ini.

Hizbut Tahrir (HT) merupakangerakan Islam trans-nasional yangbergerak dalam dakwah dan politik.Didirikan oleh Syaikh Taqiyuddin al-Nabhani pada tahun 1953 diPalestina. Hizbut Tahrir (HT) sepertidikemukakan Whine (2006) berasaldari Bahasa Arab Hizb at-Tahrir yang

Page 2: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

62

berarti Partai Pembebasan (Party ofLiberation) merupakan sebuahorganisasi politik berideologi islamyang didirikan oleh SyeikhTaqiyuddin An-Nabhani pada tahun1953 di Al-Quds, Baitul Maqdis,Palestina dengan tujuan untukmendirikan Khilafah Islamiyah dimuka bumi, yakni sistempemerintahan berdasarkan syariatIslam. Hal ini dikarenakan HTmelihat kondisi umat islam diseluruhdunia terus mengalami kemerosotandan dikuasai oleh sistem ataupuntata kelola pemerintahan darinegara-negara liberalis dengansegala bentuk modernisasi yakniBarat. Selain Barat, HT jugamengambil posisi sebagai organisasiyang anti terhadap Zionisme dantentunya Israel sebagai negarakarena berkeyakinan kedua entitasini sebagai sumber penderitaanutama masyarakat Palestina.Bahkan, jika dibandingkan denganIkhwanul Muslimin (IM), organisasiserupa yang didirikan Hassan Al-Banna di Mesir tahun 1928, HTsebagaimana diuraikan Milton-Edwards (1996) menyatakandemikian. Tujuan utamanya adalahmelangsungkan kembali kehidupanIslam dan mengemban kembalidakwah Islam ke seluruh penjurudunia, serta mengajak kaum muslimuntuk kembali hidup secara islamidalam naungan khilāfah Islamiyah„alā minhāj al-nubuwwah. Untukmencapai tujuan tersebut HTmenerapkan langkah-langkahdakwahnya dalam tiga tahap: tatsqif(pembinaan dan pengkaderan),tafa‟ul (interaksi) dengan umat, danistilām al-hukmi (menerima

kekuasaan) dari umat(Mohammadin, 2016). Di IndonesiaHT mendeklarasikan diri dengannama HizbutTahrir Indonesia (HTI).Masuk pertama kali pada tahun1980-an di bawah pimpinan Abd.Rahman al-aghdadi.(Mohamad,2015)

Selanjutnya, melihat daritujuan yang ingin dicapai oleh HTyakni mendirikan Khilafah Islamiyahdi muka bumi berarti tujuan iniberlaku secara global. Posisi dansikap yang diambil oleh HT ini dapatdikategorikan sebagai kelompokekstremis jika merujuk pada fitur-fiturekstremisme yang Hartleb (2012)antara lain: (1) dogmatis;(2) polainteraksi kawan-lawan; (3) ilusimengenai harmonisasi dunia dimasa depan; dan (4) memiliki sosokpemimpin atau panutan yangkharismatik.

Perkembangan HT sebagaiorganisasi politik berideologi Islamdengan misi global perlu dicermatisebagai isu internasional yangberpotensi mengancam stabilitaskeamanan global. Dalam Baran(2004) disebutkan bahwa HT padaawal didirikanoleh Syekh Taqiuddinan-Nabhani cenderungmenggunakan metode persuasif,jauh dari kekerasan apalagi tindakanterorisme untuk menjalankan misiutamanya, namun pada akhir 1980-an struktur kepemimpinan HT yangberalih ke generasi muda merasaHT tidak progresif dalam upayapencapaian misi utamanya yakniKhilafah Islamiyah.

Di sisi lain, secara komposisimetode dakwah HT lebih didominasioleh tindakan-tindakan yang

Page 3: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

63

memang jauh dari kekerasan,terlebih tindakan terorisme. Namunhal yang perlu dicatat adalah bahwaambisi HT untuk mendirikan KhilafahIslamiyah dalam skala global, iniberarti HT akan menyebarluaskanpengaruhnya keberbagai negara diseluruh dunia, dan berkat globalisasihal ini dapat terjadi. HT sendirihingga saat ini merupakanorganisasi politik berideologi Islamyang memiliki cabang di beberapanegara di seluruh dunia antara lainIndonesia, Australia, AmerikaSerikat, Bangladesh, Belanda,Inggris, Jerman, Denmark, Yordania,Mesir, Irak, Sudan, Tunisia, Aljazair,Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgystan,Swedia, Lebanon, dan masih banyaknegara lain (Whine 2010).

Menurut Hilmy (2011), ideologitransnasionalisme HTI lebihmerepresentasikan pergerakan“sentrifugalisme” Islam, di mana visipolitiknya adalah menyatukanidentitas-identitas Islam nasional danlocal yang berserak di seluruh duniadi bawah otoritas tunggal KhilafahIslamiyah. Doktrin tersebut diakuioleh para aktivis HTI sebagaiantitesis ideologis yang siapmenandingi, bahkan mengganti,posisi konsep negara-bangsa (NKRI)yang sudah dianggap final diIndonesia. Dan denganberkeyakinan pada pendiriankhilafah yang dilandaskan kepadabeberapa ayat al-Qur’an, HTIberusaha membangun negarakhilafah dan penegak syariah yanglengkap dengan gagasan pemikiranyang mereka tuangkan dalamberbagai media baik cetak maupunelektronik dalam rangka

mengkomunikasikan pesan merekakepada khalayak (Nilda, 2017). Olehsebab itu, menarik untuk dibahasbagaimana strategi HTI dalammenwujudkan Khilafah di Indonesia.

B. NEGARA KHILAFAHMENURUT HIZBUT TAHRIR

Kalangan sekularis seringmengemukakan argumentasi yangcukup analitis, dengan pernyataanbahwa al-Qur’an dan as-Sunnahtidak pernah menyinggung sedikitpun tentang daulah (negara). Parapenganjur sekularisasiberpandangan bahwa di dalam Islamtidak pernah ada ajaran yangmembahas masalah kenegaraan.Mendirikan daulah tidak ada pijakannashnya. Bahkan, istilah daulah(negara) juga tidak ditemukan dalamal-Qur’an maupun as-Sunnah.

Untuk menjawab sikap kritispara penganjur sekularisasi,menurut penulis harus dikedepankan alasan-alasanargumentatif dan jernih. Penulismencermati, pandangan sekularis initentu saja benar jika didasarkanpada pemahaman yang cenderungliteralis. Pandangan tersebut harusdiuji kebenarannya terlebih dahulu.Paling tidak diperlukan analisa yangintens dan terukur.

Yusuf as-Sabatin berpendapat,bahwa mungkin karena kata statemempunyai ciri-ciri pembagian kerja,kekuasaan politik, penguasa, dansebagainya, kata tersebut kemudianditerjemahkan dengan kata daulah,yang mempunyai ciri-ciri al-uqbah(pergiliran) dan al-ghalabah(kemenangan atau kekuasaan),seperti yang dinyatakan di atas.

Page 4: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

64

Dengan demikian, kata daulah(negara) bukan merupakan katayang dinyatakan oleh nash, baik al-Qur’an maupun as-Sunnah. Sebabitu, untuk mendefiniskannya tidakbisa menggunakan kedua nashtersebut, kecuali denganberpedoman pada realitas bahwanegara merupakan kumpulanmanusia, atau dengan melihatrealitas manusia dengan berbagaicirinya. Manusia adalah makhlukyang diberi akal oleh Allah. Sebabitu, ia mampu melahirkan danmemahami pemikiran. Pemikirandalam diri manusia sangat pentingkarena pemikiranlah yangmengendalikan perasaan dantingkah lakunya dalam kehidupan.

Dalam pandangan Yusuf as-Sabatin, sebuah negaraberdasarkan realitas negara sebagaientitas dan struktur kekuasaan sertaakumulasi manusia yangmempunyai pemikiran. Definisi iniboleh digunakan secara umum untuksemua negara; baik Kapitalis,Sosialis maupun Islam. SifatKapitalis, Sosialis dan Islam, baruada jika masing-masingpemahaman, standarisasi, dankeyakinan negara tersebut adalahKapitalis, Sosialis, atau Islam.Berdasarkan perbedaanpemahaman, standarisasi dankeyakinan inilah identitas sebuahnegara bisa ditentukan.

Menurut Yusuf as-Sabatin,bahwa kata daulah memang tidakdinyatakan oleh al-Qur’an dan as-Sunnah atau nash syariat karenaistilah ini memang merupakan istilahasing. Akan tetapi, tidak berartibahwa penjelasan yang berkaitan

dengan realitas negara tidak adadalam al-Qur’an dan as-Sunnah. AliAbdurraziq (1995) berpandanganbahwa Islam tidak membahasrealitas tersebut.

Tuduhan tersebut jelaskontradiktif dengan nash al-Qur’anyang qathi’i, bahwa Islam adalahagama yang lengkap dan sempurna.Yang benar, realitas yang dimaksudoleh kata daulah (negara) tersebuttelah dijelaskan oleh Islam, tetapidengan menggunakan istilah yangkhas, yaitu al-khilafah. Kata al-khilafah ini terdapat antara lain,dalam hadis hasan riwayat al-bazzar:

Rasulullah bersabda :Artinya; Sesungguhnya(urusan) agama kalian berawaldengan kenabian dan rahmat,kemudian akan ada khilafahdan rahmat, kemudian akanada kekuasaan dankesengsaraan (jabariyyah).(HR. al-Bazzar).Kata khilafah dalam hadis di

atas mempunyai konotasi sistempemerintah yang merupakanpewaris pemerintahan kenabian. Inijuga dijelaskan dalam hadis shahihriwayat Muslim yang menyatakan :

Artinya; Dulu bani Israeldipimpin dan diurus oleh paraNabi. Jika para nabi itu telahwafat, mereka digantikan olehNabi yang baru. Akan tetapi,setelahku tidak ada lagiseorang Nabi, dan akan adakhalifah yang banyak. (HR.Muslim).Hadis yang kedua ini

menjelaskan, bahwa fasepemerintahan yang pertama adalah

Page 5: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

65

fase pemerintahan dengan sistemkenabian, tetapi setelah tidak adalagi nabi yang diutus, sistemkenabian tersebut diteruskan olehpara khalifah (bentuk pluralnyakhulafa’), yaitu orang yangmenduduki khilafah. Berdasarkanhadis di atas, dapat dipahami bahwaNabi Saw mewarisi sistempemerintahan untuk melaksanakanurusan umatnya adalah sistemkhilafah. Jadi dalam hal ini, tugasNabi Saw tersebut dalam urusanpemerintahan, bukan dalam urusankenabian. Sebab, urusan kenabianadalah masalah pengangkatan dariAllah, sedangkan urusanpemerintahan adalah masalahpengangkatan manusia.

Realitas bahwa khilafahmerupakan sistem pemerintahanyang diwariskan oleh Nabi Saw bisadibuktikan melalui ungkapan hadisshahih riwayat Bukhari dan Muslimdi atas. Dalam hadis tersebutdisebutkan “Kaanat bani Isra’iltasusuhum al-anbiya“ (Dulu baniIsrael dipimpin dan diurus oleh paraNabi). Kata tasusuhum al-anbiya’(dipimpin dan diurus oleh para Nabi)menunjukkan bahwa para Nabitersebut memegang jabatan politis(siyasah) seperti yang dipegang olehDaud a.s. dan Sulaiman a.s.Keduanya tidak hanya menjadi Nabi,tetapi juga memegang jabatanpemerintahan. Ketika sampaikepada Muhammad Saw, Rasulullahbersabda : Kullama halaka nabikhalafahu nabi wa innahu la nabiyaba’di (Ketika para Nabi itu telahwafat, mereka digantikan oleh Nabiyang baru. setelahku tidak ada lagiseorang Nabi).

Dari paparan tersebut dapatdipahami bahwa Nabi Sawmerupakan pengganti para Nabisebelumnya dalam urusan politik(siyasah) di samping penggantidalam urusan kenabian. Ini yangditunjukkan dalam sirah Nabi Sawmulai dari mendirikan partai;mengambil kekuasaan untukmenerapkan Islam di Madinah;membuat perjanjian dengan Yahudidan Quraisy; melalukan seripeperangan; dan sebagainya.

Semua ini, menurut IbnuKhaldun merupakan aktivitas politik,sementara aktivitas kenabiandinyatakan oleh al-Qur’an sebagaiaktivitas tabligh (penyampaianrisalah) (Ibnu Khaldun,2001).Dengan demikian, dapat disimpulkanbahwa realitas yang dimaksud olehkata daulah (bahasa Arab) ataustate (bahasa Inggris) tersebutdibahas oleh Islam dalam sebuahwacana yang khas, yang disebutoleh nash syariat dengan istilah al-khilafah. Ibnu Khaldun jugamenggunakan kata daulah Islamiyah(negara Islam); kata daulah (negara)disertai ajektif Islamiyah (Islam)untuk menyebut al-khilafah.Memang, Ibn Khaldun bukanmerupakan intelektual muslim yangpertama menggunakan perkataandaulah Islamiyyah untuk menyebutal-khilafah. Ia tetap menggunakankata al-khilafah ini (IbnuKhaldun,2001).

Dalam konteks ini, Ibn Khaldunmemberikan sifat Islamiyah padakata daulah karena kata tersebutbermakna umum; meliputi Islam dannon Islam. Ibnu Khaldunmembedakan siyasah ‘aqliyah

Page 6: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

66

(politik dan pemerintahan akal)dengan siyasah syar’iyah (politik danpemerintahan syariat). Dikatakansiyasah ‘aqliyah karena undang-undang yang diterapkan oleh negaratersebut bersumber dari akal paratokoh pemikir negara. Sedangkandikatakan siyasah syar’iyah karenaundang-undang yang diterapkanoleh negara bersumber dari syariatAllah. Negara Islam masa Rasulullahdisebut dengan al-mulk (kerajaan)atau daulah (negara), sedangkannegara Islam masa Ibnu Khaldunmenyebut dengan al-khilafah atauad-Daulah al-Islamiyah. (AbdulQadim, 2002)

Berdasarkan paparan tersebut,istilah daulah Islamiyah (negaraIslam) hanya mempunyai satumakna, yaitu al-khilafah, sesuaimaksud yang dikehendaki olehintelektual yang menggunakan istilahtersebut. Logika Ibn Khaldun inimenyimpulkan bahwa negara al-Qur’an dan as-Sunnah adalah al-khilafah, bukan yang lain. Padadasarnya al-Qur’an dan as-Sunnahtelah membahas konsepkenegaraan meskipun tidakmenggunakan istilah daulahkarenakata ini merupakan istilah asing-melainkan dengan menggunakanistilah al-khilafah. Sama sepertiketika membahas aqidah; al-Qur’anmaupun as-Sunnah tidakmenggunakan istilah aqidahmelainkan menggunakan istilahiman, tetapi dengan maksud yangsama.

Dari analisa peristilahandaulah (negara) tersebut, jelaslahbahwa kritikan para penganjursekularisasi sangat tidak

argumentatif dan irrasional. Menurutpenulis, para pemikir politik Islamklasik seperti Ibnu Taimiyah, Al-Ghazali, Ibnu Khaldun dan lain-lain,maupun para pemikir politik Islamkontemporer, seperti Hasan al-Banna, Sayyid Quthb, TaqiyuddinAn-Nabhani, Muhammad DhiauddinRais, Yusuf Qardhawi dan lain-lain,telah memberikan pendapatsekaligus jawaban tentangeksistensi negara dan hukummendirikannya. Meskipun parapemikir tersebut berbeda logikahukum tentang pembentukannegara, namun mereka sependapatmengenai hukum mendirikan negaraadalah wajib.

Pemikir politik Islam klasik,Ibnu Taimiyah mengumpamakanagama dan negara merupakan duasaudara kembar yang satu sama laintak dapat dipisahkan. Negara tanpaagama adalah berbahaya,sebaliknya agama tanpa negara takdapat terlaksana dengan sempurna.Menurut Ibnu Taimiyah bahwanegara yang tanpa agama, akan jaditirani (Ibnu Khaldun,2001). MenurutIbnu Taimiyah bahwa agama tanpasulthan, jihad dan mal, adalahseburuk sulthan dan harb artinyasesuatu yang paling buruk.Mengatur masalah manusia adalahkewajiban agama. Menurut IbnTaimiyah, kebutuhan manusia tidakakan terpenuhi jika tidak adakerjasama antar masyarakat dibawah bimbingan negara.

Ibnu Taimiyah menyatakan,bahwa imam atau kepala negaramerupakan jantung sebuah negara.Ia mengibaratkan negara itu laksanasatu tubuh. Ibnu Taimiyah melihat

Page 7: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

67

bahwa kehidupan agama tidakterlepas dari kehidupan kenegaraan.Dengan ini pula bahwa berpolitik danberagama tidak dapat dipisahkan.Tugas khalifah adalah mewujudkansyariat Islam dan melindungimanusia dari perbuatan bid’ah yangmerusak manusia (I.J. Rosenthal,1965).

Menurut Ibnu Taimiyah bahwawajib diketahui kekuasaan untukmengatur urusan manusia (wilayahamr an-nash) termasuk salah satukewajiban agama terbesar. Bahkantanpa kekuasaan, urusan agamadan dunia tidak akan bisaditegakkan. Kemaslahatan manusiatidak akan sempurna kecuali denganadanya interaksi di antara merekakarena adanya kebutuhan satusama lain. Sementara itu, interaksi diantara mereka mengharuskanadanya seorang pemimpin.Rasulullah bersabda :

Artinya; Jika ada tiga orangkeluar untuk melakukan suatuperjalanan, hendaklah salahseorang di antara merekamenjadi pemimpinnya. (HR.Abu Daud).Dengan demikian, menurut

Ibnu Taimiyah, bahwa NabiMuhammad telah mewajibkan kaummuslimin untuk mengangkat seorangpemimpin, meskipun dalamkelompok yang kecil di dalam suatuperjalanan. Ia menjelaskan bahwaperintah Nabi Muhammad inimerupakan isyarat bahwa kaummuslimin wajib mengangkat seorangpemimpin.(Ibnu Taimiyah, 2005)

Seirama dengan pandangantersebut, politik (siyasah) menurut al-Ghazali, jauh lebih luas maknanya

dari pada makna politik dalampengertian yang populer sekarang.Segala hal, seperti memperbaikikehidupan makhluk Tuhan danmenujukkan ke jalan yang benar,yang menyelamatkan mereka didunia dan akhirat, termasuk politik.Berbicara mengenai hukummendirikan negara (khilafah), al-Ghazali berpendapat bahwa hukummendirikannya itu adalah wajibsyar’i. Ia menegaskan bahwahukumnya wajib kifayah. Alasan Al-Ghazali bahwa wajibnya itu karenaijma’ (Al-Ghazali,1937). Berkenaandengan pandangan Al-Ghazalitersebut, Muhammad DinSyamsuddin mengemukakan bahwaAl-Gazali memahami khilafah bukanhanya tuntutan yang didasarkan ataswahyu sebagaimana dikemukakanpara fuqaha, tapi juga ataspertimbangan rasional, dalam artifalsafi. (Muhammad,2001)

Menurut Al-Ghazali bahwadasar hukum wajib mendirikankhilafah itu adalah sejarah umatIslam itu sendiri, yakni kesepakatan(ijma) sahabat yang mengangkatAbu Bakar sebagai penggantiRasulullah. Ini berarti bahwa selainmendirikan khilafah suatu kewajiban,di samping itu pula merupakankontinuitas historis yang didukungoleh kesadaran yang menyatudengan masa lampau. Seakan tidakada yang memisahkan antara duamasa tersebut. Tegasnya, eksistensikhilafah selain sebagai kewajiban,juga simbol kontinuitas historis. Al-Ghazali menegaskan bahwahubungan antara agama dengankekuasaan (pemerintahan) adalahdua saudara kembar. Agama

Page 8: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

68

menjadi dasar (asas) dan kekuasaan(pemerintahan) menjadi pemelihara.(Muhammad,2001)

Identik dengan pandangantersebut, Ibnu Khaldun menyatakanbahwa pengangkatan kepala negaradan pembentukan lembaga-lembaganegara adalah wajib syar’i. Artinya,kemestian adanya jabatan imam danlembaga imamah itu ditunjuk olehsyariat, berdasarkan ijma’ sahabat.Dalam hal ini, ia menentangpendapat mereka yang mengatakanbahwa kewajiban tersebut adalahberdasarkan wajib aqli, bukan syar’i.

Pembentukan negara(khilafah) dalam pandangan IbnuKhaldun hukumnya wajib kifayah,sedangkan pengangkatan imamdiserahkan kepada ahlul halli walaqdi, yaitu golongan ulama danumara’. Menurutnya, setiap orangwajib taat kepada imam. Allahberfirman :

.خیر واحسن تأویلا

Artinya; Hai orang-orang yangberiman, taatilah Allah dantaati Rasul dan Pemimpin diantara kamu. Kemudian jikakamu berlainan pendapattentang sesuatu, makakembalikanlah ia kepada Allahdan Rasul (al-Qur’an dan as-Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allahdan hari kemudian. Yangdemikian itu lebih utama(bagimu) dan lebih baikakibatnya. (QS. An-Nisa : 59).

Ayat ini telah mewajibkansemua orang yang beriman agar taatkepada Allah dan Rasulnya serta UlilAmri (Pemerintah), jika benar-benarorang itu beriman. (Ibnu Khaldun,2001)

Dalam pandangan IbnuKhaldun, bahwa pembentukankhilafah meriupakan kewajiban umatdan memerlukan konsensus umum(ijma) dari anggota umat yangkompeten. Tapi Ibnu Khaldun tidakmencari landasan ijma ini dalamsyariah, melainkan dalam solidaritaskelompok. (Muhammad, 2001)

Pemikir politik Islamkontemporer cukup banyak yangmembahas mengenai eksistensinegara dan kewajibanmendirikannya. Secara selektif,penulis hanya mengkedepankan duanama saja yang mewakili pemikirpolitik kontemporer, yaitu SayyidQutub dan Taqiyuddin An-Nabhani.Menurut Sayyid Qutub, Islammerupakan agama yang realistik,yang membuktikan bahwa larangandan nasihat saja tidak cukup. Jugamembuktikan, bahwa agama initidak akan tegak tanpa negara dankekuasaan. Agama adalah manhajatau sistem yang menjadi dasaryang menjadi dasar kehidupanpraktis manusia, bukan hanyasekedar perasaan emosional(wijdan) yang tersemat dalam hati,tanpa kekuasaan, perundang-undangan, manhaj yang speksifikdan konstitusi yang jelas. Berbicaramengenai hukum mendirikan negara(khilafah), Sayyid Qutubmengemukakan bahwa hukummendirikannya itu adalah wajibsyar’i. Ia menegaskan bahwa

Page 9: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

69

hukumnya wajib kifayah. (Abdullah,2000)

Sayyid Qutb memahamibahwa dalam negara Islam, hukumdan legalisasi yang sebenarnyahanya milik Allah, dankonsekuensinya syariah menjadikonstitusi fundamental. Pemahamanini telah melahirkan teori Qutbbahwa kedaulatan Ilahiyah tertinggiatau Hakimiyah sebagai hasilinterpretasi tekstual dari ayat-ayat al-Qur’an: “siapa saja yang memerintahtidak sesuai dengan wahyu Allahadalah kafir, fasik dan munafik”.(QS. 5:34,35,36). Dalam sinaranteori ini, hukum Ilahiah (Islami)adalah sangat komprehensif danterhindar dari berbagai aturan danotoritas manusia. Beberapa otoritasnon Ilahiah adalah thagut, yang tidakmemiliki legitimasi, tidak religius, dantiran. (Muhammad, 2001)

Dalam konsepsinya tentangnegara Islam, Sayyid Qutbmenekankan pentingnya dimensisosial, ekonomi dan politik. Iamenegaskan bahwa negara Islamakan menjamin pemerataanpembagian kesejahteraansebagaimana mestinya dalaminstitusi keadilan sosial politik. Ialebih memilih negara universal.Sayyid Qutb melihat pentingnyapartisipasi politik rakyat melaluimusyawarah. Prinsipnya bahwaumat Islam dimungkinkan bisaberpartisipasi dalam mengatursegala urusannya. (Muhammad,2001)

Dalam pandangan TaqiyuddinAn-Nabhani, mendirikan negara(khilafah) adalah fardhu bagi seluruhkaum muslimin adalah sesuatu yang

pasti dan tidak ada pilihan dalamrangka menegakkannya.Mengabaikan pelaksanaannyamerupakan kemaksiatan yang palingbesar dan Allah akan mengazabdengan azab yang amat pedih.Menurut Taqiyuddin An-Nabhani,dalil tentang pengangkatan khalifahhukumnya wajib bagi seluruh kaummuslimin adalah as-Sunnah danIjma Sahabat (AnNabhani, 1994)

Dari argumentasi peristilahandaulah (negara) dan landasannormatif mendirikan negara tersebut,penulis melihat bahwa sebenarnyapara penganjur sekularisasimencoba mengarahkan kaummuslimin untuk menatap realitaskebangkitan Barat yang maju karenatelah memisahkan agama dengankehidupan mereka. Menurut penulis,kaum muslimin tidak seharusnyabelajar dari sejarah keberhasilanBarat yang berpaham sekulertersebut. Jika kaum muslimin maubangkit maka pilihan satu-satunyamengupayakan kembaliditerapkannya syariat Islam dalamseluruh aspek kehidupan. Sebab,kemunduran kaum muslimin justruterjadi karena telah meninggalkanajaran Islam. Penulis melihatpandangan kritis para penganjursekularisasi tidak mampumenampilkan logika ilmiah yangmemadai guna mendukung gagasanprivatisasi negara yang dikedepankannya.

Pernyataan agama terpisahdari negara dan tidak perluformalisasi syariah merupakanpaham sekuler yang digagas olehkalangan Sekularis. Pandanganpaham ini berujung kepada

Page 10: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

70

pengeliminasian sejarah danpenganuliran eksistensi negara(khilafah). Menurut penulis, langkahseperti ini merupakan upayapenarikan kesimpulan yang tidakberdasar secara ilmiah. Sebabsecara historis dan empiris, Islampernah dipayungi oleh negara(khilafah) yang mengemban misikeagamaan ke seluruh dunia meskitidak sempat menguasai dunia, tapipaling tidak dua pertiga dunia bisadikuasainya.

Selain itu, sejarah telahmencatat bahwa kejayaan agama(Islam) dan kemuliaan umatnya(penganutnya), justru dicapai ketikamisi agama (Islam) diemban olehnegara (khilafah). Selama lebih dari13 abad –suatu masa yang amatpanjang, sedangkan Baratmenguasai dunia belum satu abad-Islam pernah menoreh tinta emaskejayaannya dalam lembaransejarah masa lalu dan realita itutidak terbantahkan. Realitas inimerupakan jawaban ketidak-terpisahan agama (Islam) dannegara, sekaligus respon aktualisasiajaran Islam dalam institusi formal.

Benar, kita tidak hanyamemperhatikan masa lalu kita, tetapiharus memperhatikan masasekarang dan masa depan. Sejarahadalah fakta masa lalu. Sejarahberguna untuk refleksi masasekarang dan masa depan.Signifikansi masa lalu (kejayaanumat Islam) adalah untuk merubahmasa sekarang, menuju masadepan yang cemerlang. Harusdipahami, bahwa sampai kapanpun(bahkan hingga hari kiamat),seorang muslim wajib

menyandarkan setiap perbuatannyadengan perilaku Rasulullah dansahabat. Rujukan kaum musliminadalah al-Quran dan Sunnah. Al-Quran dan Sunnah adalah masalalu, tetapi ia tetap harus dijadikanrujukan, ukuran, agar kita bisamelihat kondisi kita sekarang.

Saat ini kehidupan kaummuslimin tidak berjalan sepertikondisi ideal seperti yang telahdipraktekkan oleh Rasulullah dansahabatnya. Dengan realitaskehidupan yang tidak Islami ini,maka wajar jika kaum musliminmerefleksikan sejarah kejayaannyauntuk menggagas masa depan yangcemerlang, yaitu masa depan yangsesuai dengan sunnah Rasulullahdan al-Quran, sebagaimana capaianmasa lalu kaum muslimin.Sejujurnya, bahwa Demokrasiadalah sistem pemerintahan produkmasa lalu. Orang Barat tidakmencampakkan produk masa laludan menggantikannya denganproduk baru. Tetapi, orang Baratselalu menjadikan produk masalalunya, semisal Demokrasi, sebagaiacuan masa sekarang untukmenggagas masa depan mereka.Ironi, jika kaum muslimin mengecamgagasan dan upaya untuk kembalimendirikan khilafah Islam. Sebab,telah terbukti bahwa penerapanIslam baru bisa sempurna denganadanya khilafah Islam.

C. STRATEGI HIZBUT TAHRIRDALAM MENUJUDKANKHILAFAH

Strategi yang dilakukan Hizbut-Tahrir dalam rangka mewujudkanvisi dan misi gerakannya; yakni

Page 11: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

71

Menegakkan Khilafah Islam DiIndonesia dibagi dalam dua periode.Yakni pada masa atau rezim Ordebaru dan yang kedua masa ataurezim reformasi/sekarang ini.

Pada periode pertama, padamasa atau rezim Orde baru yaknidibawah pemerintahan Soeharto,Hizbut-tahrir Indonesia melakukanstrategi gerakan secara tertutup/Under ground. pada masa rezimsoeharto; pemberlakuan Azas tungalpancasila dan de-Islamisasi politikmembuat gerakan-gerakan Islamtermasuk didalamnya Hizbut-tahrirterpaksa melakukan gerakan bawahtanah. Karena memang pada masaitu, Islam dan aktivis islam dijadikanmusuh utama oleh rezim soehartopasca tuntuhnya komunisme.Akbatnya pembunahan,penangkapan dan intimidasiterhadap para aktivis Islam menjadisesuatu yang tidak bisa dielakkan.Kondisi ini berangsur pulihmenjelang akhir tahun 1990-anmenuju tahun 2000-an. Pada masaini Hizbut-tahrir berada pada faseatau tahapan pertama/tahapanNuqthatul Ibtida (nuqthatul Ibtidamerupakan tahapan pertama daritiga tahapan dakwah dan politikHizbut-tahrir). Fase nuqthatul Ibtidaadalah fase dimana Hizbut-tahrirfokus pada proses rekrutmen yangdikenal dengan Tatsqif wa Takwin;pembinaan dan pengkaderan.Tujuannya adalahuntukmemperbesar tubuh Hizb danmemperbanyak sel anggota danjaringannya. Strategi Tatsqif danpengkaderan ini dilakukan dengancara kontak individu (ittisholahfardhiyah), face to face, kos to kos.

Ada juga secara massif denganmengadakan Training-training/latihan kepemimpinan maupunDaurah-daurah dirasah Islmiyah.Kelanjutan dan follow up dari kontakfardhiyah dan masif ini adalahdengan membina dan mengkadermereka dalam halqah-halqah. Diforum halqah-halqah inilah Hizbmentransformasikan ide-ide Islamkepada para peserta halqah.penggunaan kata-kata atau bahasainggris training motivasi/achievments motivations biasadigunakan untuk kampus-kampusatau perguruan tinggi negeri danswasta Islam. Sementara untukkampus-kampus atau perrguruantinnggi negeri dan swasta umumbiasa menggunakan bahasaArabseperti daurah dirasahIslamiyah. Hal ini dilakukan karenamemang untuk menarik minat darimahasiswa itu sendiri. Ide-ide yangdi kaji dalam halqah ini adalah kitab-kitab yang sudah di tabanni olehHizbut-tahrir. Tentunya kitab inisudah disediakan oleh Hizbut-tahrirpusat, dan Hizbut-tahrir yang ada diindonesia (HTI) maupunnegara/wilayah lainnyamenjadikannya sebagai acuansekaligus rujukan untuk membinapara Anggota hizbut-tahrir. kitab-kitab yang ditabanni adalah kitabMutabanat ( artinya kitab atau bukuutama Hizbut-tahrir). Kitab inimerupakan karya yang ditulis PendiriHizbut-tahrir sendiri yakni SyaikhTaqiyuddin An-Nabhani. Tujuan daritabanni ini adalah untukmenyamakan persepsi terhadapseluruh anggota dan kader Hizbut-tahrir yang ada di seluruh dunia.

Page 12: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

72

Sehingga setiap kader dan anggotaHizbut tahrir dimanapun merekaberada pasti memiliki kesamaanide,pemikiran perasaan danperaturan. Inilah salahsatu yangmenjadikan Hizbut-tahrir menjadisatu-satunya gerakan yang tetapsolid dan susah untuk dipecah belaholeh pihak lain.disamping itu untukmenertibkan administrasi, gerak danlangkah Hizbut-Tahrir diseluruhdunia termasuk Indonesia, AmirHizbut-tahri juga memberikan QanunIdari dan juga Milaf idariSejenisAD/ART Partai. Dan BerdasarkanQanun idari dan Milaf idari inilahpara Mandub Amir dan Masulmenyelesaikan masalah-masalahyang muncul baik internal maupuneksternal partai ditingkatwilayahnya.Halqah yang dilakukansecara kontiniu satu kali dalamseminggu merupakan internalisasiideologi islam kepada para anggotaSyabab hizbut-tahrir, sehinggaanggota yang sudah matangtsaqafah Islam dan ideologinyasecara sukarela akan menyatakanbergabung dengan Hizbut-tahrir.Disaat itulah saat ia menyatakanbergabung dengan Hizbut-tahrir danditerima oleh Mas’ulnya(penanggung jawab wilayahmahaliyah; (setingkatKabupaten/kota/kecamatan)tergantung dari sedikit banyaknyaanggata HT di wilayah tersebut,maka ia resmi menjadi Kader dananggota Hizbut-tahrir. Kader dananggota yang sudah resmibergabung biasa disebut denganSyabab Hizbut-tahrir dan ia punakan bergerak/beraktivitas danberjuang atas nama Hizbut-tahrir.

Dalam hal keberadaannya sebagaikader dan anggota Hizbut-tahrir,maka Mas’ul (penanggung jawabwilayah) melaporkan anggota dankadernya kepada Ma (mandub Amir;Pembantu Amir). Ma adalahpenanggung jawab Hizbut-tahrirsebuah wilayah setingkat negara.Artinya dimasing-masing negarayang ada anggota dan kader Hizbut-tahrirnya maka disana akan adapenanggung jawabnya. Ma inilahnanti yang akan melaporkan danmengkomunikasikan kepada AmirHizbut-tahrir yang ada di Pusat.Disamping itu, Amir Hizbut-tahrirjuga mengutus/menempatkan orangkepercayaannya kesetiap negarayang ada Anggota dan kader Hizbut-tahrirnya; untukmembina,mengarahkan sekaligusmenjembatani antara Amir Hizbdengan para anggota dan kaderhizbut-tahrir yang ada disetiapwilayah atau negara. Dan MandubAmir memberikan laporannyakepada Amir Hizbut-tahrir yang adadipusat. Dan kondisi ini tidak hanyamengenai jumlah dan keberadaansyabab di sebuah daerah saja,melainkan juga gerak dan planningkegiatan Hizbut-tahrir kedepan.Artinya setiap pertumbuhan danperkembangan Hizbut-tahrir yangada di Indonesia tidak terlepas darikontrol dan arahan langsung dariHizbut Tahrir yang ada di pusat,dalam hal ini Amir Hizbut-tahrir.Disinilah peneliti memahamibahwa apa yang di klasifikasikanoleh Patrik Morgan; Hizbut-tahrirmerupakan aktor Internasional yangIndividunya bergerak atas namakelompok. Dan strategi dakwah yang

Page 13: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

73

dilakukan pada tahapan ini lebihkepada pendekatan cultural.

Periode kedua, dalamperjalanannya memasuki eraReformasi, Hizbut-tahrirmendeklarasikan diri sebagaisebuah Gerakan Islam yang Vokaldan konsern pada penerapanSyariah dan Penegakan KhilafahIslam. Pada periode ini, Hizbut-tahrirmenggunakan Strategi secaraterbuka. Dalam hal ini penelitimemahami Secara terbuka artinyasecara kelembagaan, keberadaanHizbut-tahrir diakui secara legal olehPemerintah, hal ini ditandai dengandikeluarkannya SK dari Kemendagridan Kesbangpol RI, meskipun itudalam bentuk Ormas. penuturandari DPP HTI, keberadaan Hizbut-tahrir sebagai Ormas Islam diIndonesia merupakan strategi agardapat beergerak secara legal dandapat diterima dengan mudah olehpemerintah dan rakyat Indonesia.Meskipun aktivitas yang dilakukanoleh Hizbut-tahrir adalah aktivitasdakwah namun bersifat politis. BagiHizbut-tahrir fungsi partai politik ituadalah tidak hanya meraih suarapada masa momen tertentu sepertipemilu atau pilkada. Namun fungsiedukasi dan agregasi jauh lebihpenting. Dan dua fungsi inilah yangkonsern digarap oleh HTI. Padatahapan kedua ini; Hizbut-tahrirmenyatakan secara langsung danterbuka apa yang menjadi visi danmisi gerakannya; meskipun ituberbeda dengan sistem dan asasnegara Republik Indonesia maupunpemerintah. Hal ini dilakukan olehHizbut-tahrir agar seluruh elemenmasyarakat dan pemerintah

memahami apa yang sebenarnyamenjadi tujuan Hizbut-tahrir. strategiini juga memudahkan bagi hizbut-tahrir untuk memetakan Siapa yangpro terhadap Hizbut-tahrir, siapayang netral dan siapa yangmenentang dan menghalang-halangitercapainya visi dan misi Hizbut-tahrir tersebut. menurut peneliti, halini memiliki dampak positif dannegatif; dampak positifnya adalahhizbut-tahrir dapat memetakansiapa-siapa saja yang bisa dijadikankawan, sekaligus pendukung danbersinergi terhadap dakwah danpolitik Hizbut-tahrir. Sehingga sedinimungkin dapat dirangkul sebelumdipengaruhi oleh pihak-pihak lainyang memusuhi dakwah danaktivitas politik hizbut-tahrir; baik itudatangnya dari pemerintah maupun,gerakan dan ormas Islam maupunLSM-LSM nasionalis, liberal danLSM komperador lainnya.Sedangkan dampak negatifnyaadalah; Hizbut-tahrir rentan untuk dibubarkan dan dapat dengan mudahdi berangus, karena disaat itu Tubuhdan bangunan Struktur Hizbut-tahrirmaupun massa pendukungnyabelum besar. Namun dibalik itusemua, tentu strategi yang dibuatdan telah dilakukan oleh Hizbut-tahrir itu sendiri sudahdipertimbangkan dengan matang.Karena disetiap negeri Islam tempatHizbut-tahrir bergerak danberaktivitas kondisinya tidaklahsama. Misalnya di bagian asiatenngah dan negeri-negeri Arab;aktivis Hizbut-tahrir disana dibunuh,ditangnkapi, disiksa dan intimidasibahkan organisasinya terlarang,namun kondisi itu tidak terjadi di

Page 14: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

74

Indonesia, Malaysia bahkan disebahagian negara Eropa BaratHizbut-tahrir berkembang denganPesat.

Setelah Hizb dapatmembentuk sekelompok partaisebagaimana yang dimaksud diatas, juga setelah masyarakat mulaimerasakan kehadirannya, mengenalide-ide dan cita-citanya, pada saatitu sampailah Hizb ke tahap kedua.

Tahap keduaadalah tahapberinteraksi dengan masyarakat(Tafa’ul Ma’a Ummah ) tahapan inidisebut juga dengan fase NuqthatulIntilaq. nuqthatul intilaq; adalah titiktolak dakwah; fase dimana dakwahdan aktivitas Hizbut-tahrir menyebarke berbagai penjuru yang ada didunia, termasuk Indonesia. Padafase ini hizbut-tahrir berkembangdan men yebar seiring denganbertambahnya para anggota dankader Hizbut-tahrir. Anggota danKader yang awalnya berasal dariPalestina ini kemudian menyebarkeberbagai negara seperti;Yordania,Lebanon, Irak, turki, Mesir,Pakistan, malaysia, Indonesia danlain-lain. Tujuan dari tahapan iniadalah agar umat turut memikulkewajiban menerapkan Islam sertamenjadikannya sebagai masalahutama dalam hidupnya. Caranya,yaitu dengan menggugah kesadarandan membentuk opini umum padamasyarakat terhadap ide-ide danhukum-hukum Islam yang telahditabanni oleh Hizb, sehinggamereka menjadikan ide-ide danhukum-hukum tersebut sebagaipemikiran-pemikiran mereka, yangmereka perjuangkan di tengah-tengah kehidupan, dan mereka akan

berjalan bersama-sama Hizb dalamusahanya menegakkan DaulahKhilafah, mengangkat seorangKhalifah untuk melangsungkankehidupan Islam dan mengembandakwah Islam ke seluruh penjurudunia.Pada tahap ini Hizb mulaiberalih menyampaikan dakwahkepada masyarakat banyak secarakolektif.

Pada tahap ini Hizb melakukankegiatan-kegiatan seperti berikut:

1. Pembinaan TsaqafahMurakkazah (intensif)melalui halqah-halqahHizb untuk para pengikut-nya, dalam rangkamembentuk kerangkagerakan danmemperbanyak pengikutserta mewujudkan pribadi-pribadi yang islami, yangmampu memikul tugasdakwah dan siapmengarungi samuderacobaan denganpergolakan pemikiran,serta perjuangan politik.

2. Pembinaan TsaqafahJama’iyah bagi umatdengan caramenyampaikan ide-idedan hukum-hukum Islamyang telah ditetapkanHizb, secara terbukakepada masyarakatumum. Aktivitas ini dapatdilakukan melaluipengajian-pengajian dimasjid, di aula atau ditempat-tempat pertemuanumum lainnya. Bisa jugamelalui media massa,buku-buku, atau

Page 15: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

75

selebaran-selebaran.Aktivitas ini bertujuanuntuk mewujudkankesadaran umum ditengah masyarakat, agardapat berinteraksi denganumat sekaligusmenyatukannya denganIslam. Juga, untukmenggalang kekuatanrakyat sehingga merekadapat dipimpin untukmenegakkan DaulahKhilafah danmengembalikanpenerapan hukum sesuaidengan yang diturunkanAllah SWT.

3. Ash-Shira’ulFikri (PergolakanPemikiran) untukmenentang ideologi,peraturan-peraturan danide-ide kufur, selain untukmenentang aqidah yangrusak, ide-ide yang sesatdan pemahaman-pemahaman yang rancu.Aktivitas ini dilakukandengan cara menjelaskankepalsuan, kekeliruan dankontradiksi ide-idetersebut dengan Islam,untuk memurnikan danmenyelamatkanmasyarakat dari ide-ideyang sesat itu, serta daripengaruh dan dampakburuknya.

4. Al-KifaahusSiyasi (Perjuangan Politik)yang mencakup aktivitas-aktivitas:

a. Berjuang menghadapinegara-negara kafirimperialis yangmenguasai ataumendominasi negeri-negeri Islam; berjuangmenghadapi segalabentuk penjajahan,baik penjajahanpemikiran, politik,ekonomi, maupunmiliter. Mengungkapstrategi yang merekarancang,membongkarpersekongkolanmereka, demi untukmenyelamatkan umatdari kekuasaanmereka danmembebaskannyadari seluruh pengaruhdominasi mereka.

b. Menentang parapenguasa di negara-negara Arab maupunnegeri-negeri Islamlainnya;mengungkapkan(rencana) kejahatanmereka;menyampaikannasihat dan kritikkepada mereka. Danberusaha untukmeluruskan merekasetiap kali merekamerampas hak-hakrakyat atau pada saatmereka melalaikankewajibannyaterhadap umat, ataupada saatmengabaikan salah

Page 16: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

76

satu urusan mereka.Disamping berusahauntuk menggulingkansistem pemerintahanmereka, yangmenerapkanperundang-undangandan hukum-hukumkufur, yaitu dengantujuan menegakkandan menerapkanhukum Islam untukmenggantikan hukum-hukum kufur tersebut.

5. Mengangkat danmenetapkankemaslahatan umat, yaitudengan cara melayani danmengatur seluruh urusanumat, sesuai denganhukum-hukum syara’.

Dalam melakukan semuaaktivitas ini, Hizb senantiasamengikuti jejak Rasulullah SAW,khususnya setelah turun kepadabeliau firman Allah SWT:Artinya; “Maka sampaikanlaholehmu secara terang-terangansegala yang diperintahkan(kepadamu), dan berpalinglah dariorang-orang musyrik.” (Q.S. Al-Hijr:

94)Ketika itu beliau langsung

menampakkan risalahnya secaraterang-terangan dengan mengajakorang-orang Quraisy pergiberkumpul ke bukit Shafa, kemudianmenyampaikan kepada merekabahwa sesungguhnya beliau adalahseorang nabi yang diutus, dan beliaumeminta agar merekamengimaninya. Beliaumenyampaikan dakwahnya kepadamasyarakat Quraisy sebagaimana

beliau melakukannya kepadaindividu-individu. Beliau menentangorang-orang Quraisy, tuhan-tuhansesembahan mereka, keyakinan-keyakinan, dan ide-ide mereka;dengan cara menjelaskankepalsuan, dan kerusakannya.Beliaupun mencela dan menyerangmereka sebagaimana yang beliaulakukan terhadap keyakinan-keyakinan, dan ide-ide yang adapada saat itu.

Sedangkan ayat-ayat Al-Quranyang turun kepada beliau secaraberuntun selalu terkait dengankondisi yang ada pada saat itu. AyatAl-Quran turun dengan menyerangkebiasaan-kebiasaan buruk mereka,seperti; memakan harta riba,mengubur hidup-hidup anak wanita,curang dalam timbangan, ataupunberzina. Ayat-ayat itu jugamenyerang para pemimpin dantokoh-tokoh Quraisy, memberinyapredikat sebagai orang-orang bodoh,termasuk kepada nenek moyangmereka; disertai denganpengungkapan terhadappersekongkolan-persekongkolanyang mereka rencanakan untukmenentang Rasul SAW, dakwahbeliau dan para sahabat beliau.

Hizb dalam mengembangkanide-idenya; menentang ide-ide lain(yang bertentangan dengan Islam)dan kelompok-kelompok politik(yang tak berasaskan Islam);melawan negeri-negeri kafir; ataudalam menentang para penguasa,senantiasa bersikap terbuka, terang-terangan, dan menantang, tidakberbasa-basi, berpura-pura ataupunberkompromi; tidak berputar-putardan tidak pula mementingkan

Page 17: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

77

keselamatan diri sendiri, tanpamemandang hasil dan keadaan yangterjadi. Hizb tetap akan menghadapisetiap hal yang bertentangandengan Islam dan hukum-hukumnya. Suatu keadaan yangakan membawanya kepada bahayaberupa penyiksaan pedih dari parapenguasa, perlawanan kelompok-kelompok politik non Islami dan parapengemban dakwah (yangbertentangan dengan Hizb), bahkankadang-kadang menghadapiperlawanan mayoritas masyarakat.

Dalam hal ini Hizb selalumeneladani sikap Rasulullah SAW.Beliau datang dengan membawarisalah Islam ke dunia ini dengancara yang menantang, terang-terangan, namun yakin terhadapkebenaran yang diserukannya, danmenentang kekufuran berikut ide-idenya yang ada di seluruh dunia.Beliau menyatakan perang atasseluruh manusia, tanpa memandanglagi warna kulitbaik yang hitammaupun yang putih– tanpamemperhitungkan adat-istiadat,agama-agama, kepercayaan-kepercayaan, para penguasaataupun masyarakat-nya. Beliautidak menoleh sedikit pun, kecualikepada risalah Islam. Beliaumemulai dakwahnya di tengah-tengah kaum musyrikin Quraisy,dengan menyebut tuhan-tuhansesembahan mereka disertai celaan,menentang segala sesuatu yangmenjadi keyakinan mereka danmemandang rendah sembahanmereka. Sedangkan beliau –dalammelakukan semua ini– adalahsendirian, tanpa seorang pun yangmendampinginya, tanpa senjata

apapun kecuali keyakinannya yangamat mendalam terhadap risalahIslam yang dibawanya.

Tahapan ketiga adalah istilamual-hukmi yakni penyerahankekuasaan. Pada tahapan ini hizbuttahrir menjadikan para pemilikkekuatan sebagai jalan untukmengambilalih kekuasaan. Parapemilik kekuasaan inilah yangdisebut dengan ahl an-nushrah(Militer (TNI), Polri, Ulama’, TokohMasyarakat yang berpengaruh,Cendikiawan, para Pengusaha). Ahlan-nushrah dalam hal memberikandukungannya haruslah berdasarkankesadaran Islam bukan atas tekananatau desakan dari masyarakat(artinya tegaknya khilafah bukanlahdengan menggunakan peoplepower), karena hal ini bisa menjadiboomerang bagi tegaknya khilafahdimasa depan. Memang benar, jikadikatakan bahwa ahl an-nushrahbisa saja memberi dukungan kepadadakwah, karena adanya desakanumat melalui people power. Namun,yang harus dicatat, bahwa dukunganmereka dalam kondisi seperti ini,bukanlah dukungan karena lahir darikeyakinan, melainkan dukungankarena faktor preassure (tekanan).Dukungan seperti ini sangat lemah,dan tidak akan bisa menjadi pilartegaknya negara. Ketika kitamemahami, bahwa negara adalahentitas pelaksana teknis yangmengimplementasikan kumpulanpemahaman, standarisasi dankeyakinan yang diterima oleh umat.Pertanyaannya, mungkinkah negaraseperti ini bisa tegak, jika penopangkekuasaannya ternyata tidakmenerima pemahaman, standarisasi

Page 18: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

78

dan keyakinan tersebut?Jawabannya jelas tidak mungkin.Dukungan seperti ini bisa kita sebutsebagai dukungan semu, bukandukungan hakiki. Padahal, yangdibutuhkan adalah dukungan yanghakiki.

Itulah, mengapa Rasulullahmenolak tawaran pemuka kabilahArab Quraisy, yang menawarkankekuasaan kepada Nabi, tetapiditolak oleh Nabi, ketika merekadengan nyata tidak meyakini risalahyang diemban oleh Nabi saw. Dan,itulah yang disebutkan dalam soaljawab yang lalu, bahwa salah satusyarat dalam nushrah adalah agarahl an-nushrah yang memberikandukungannya haruslah mengimaniIslam, dan meyakininya.

Ini satu hal. Hal lain, bahwaproses perubahan melalui peoplepower ini salah karena cara sepertiini bertentangan dengan metodeRasulullah jelas sekali bisa ditelitimelalui sejumlah riwayat yangmenjelaskan tentang Thalab an-Nushrah. Antara lain, sebagaiberikut:

1. Nabi saw. memintaorang yang hendakdiambil nushrah-nyauntuk kepentingan Islamagar mereka pertamakali mengimani danmembenarkan Islam,sebagaimana yang telahdinyatakan dalam nas-nas sebelumnya.Misalnya: Beliau punmeminta mereka agarmereka membenarkanbeliau dan bersediamelindungi beliau. (As-

suhayli, as-Sirah an-Nabawiyyah li ibnHisyam, juz II, hal. 173).Dengan syarat ini, jelasada perbedaan antaramencari dukungan untukpribadi Rasul saw. minusdukungan terhadapdakwah yang beliauemban, dengandukungan terhadapbeliau dalamkapasitasnya sebagaipengemban dakwah,dalam artiperlindunganbukan sajaterhadap pribadi beliau,tetapi jugaterhadapdakwah yangdiembannya. Karena,konsekuensi darinushrah ini adalahadanya kesiapan untukmenghadapi musuh-musuh dakwah, sertamenghalangi merekaagar tidak menimpakanpenganiayaan terhadapdakwah dan parapengikutnya.Semua nas yang adamembuktikan, bahwaRasulullah saw. telahmengajukan syaratkepada orang yang akandimintai nushrah agarpertama-tama merekamemeluk Islam, barukemudian nushrahtersebut bisa diminta darimereka. Ini merupakankonsekuensi logis.Sebab, bagaimanamungkin keikhlasan dan

Page 19: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

79

konsistensi salah satupihak terhadap dakwahserta dukungan merekaterhadapnya bisadijamin, sementara pihakyang mendukungdakwah itu ternyata tidakmeyakini dakwahtersebut? Dari sinilah,maka Nabi saw. begitukonsisten dalam setiapnegosiasi yang beliaulakukan untuk mencarinushrahdenganmenetapkan syaratagarahl an-nushrah (parapenolong) tersebutterlebih dahulu memelukIslam, sebelum yanglain.

2. Dalam sirah Nabi saw.terutama yang berkaitandengan thalab an-nushrah, terbukti bahwabeliau selalu mencarinushrah dengan duatujuan:Pertama, beliau mencarinushrah dalam rangkamelindungi penyampaiandakwah, sehinggadakwah tersebuttersebar dengan mudahdi tengah masyarakat,sementara dakwahnyatetap terpelihara, jauhdari perlakuan buruk,baik terhadap dakwahmaupun parapengikutnya.Kedua, beliau selalumencari nushrah dalamrangka mengambilalihkendali pemerintahan

dan kekuasaanberdasarkan asasdakwah tersebut. Inimerupakan urut-urutanyang alami dalamperkara tersebut.Alasannya, karenaperlindungan untukmenyampaikan dakwahpertama kali memangmengharuskanterbentuknya apa yangkemudian dikenaldengan istilah basismassa (qâ’idahsya’biyyah), yangmenopang ide yangmenjadi landasandakwah. Itu dilakukanmelalui orang-orangyang telah meyakini idetersebut di bawahpayung dukungan yangtelah diberikannya.Ketika orang-orang yangmeyakini ide tersebutdan mereka yang siapberkorban di jalannyasemakin banyak, berartitelah terbentuk landasanyang mantap dan basisyang luas, yang bisamenjadi sandaranpemerintahan dankekuasaan.Ini merujuk pada uraianIbn Ishaq ihwal aktivitasRasul saw. pascaperjalanan beliau dariThâ’if untuk mencarinushrah. Juga sepertiyang terlihat denganjelas dalam riwayat al-Hakim dalam al-

Page 20: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

80

Mustadrak ‘ala as-Shahihayn:Dari Jabir ra. berkata:Rasulullah saw. telahmenawarkan diri beliaukepada banyak orangtentang sikap tertentu,seraya bersabda:Apakah masih adaseseorang yang bisamembawaku kepadakaumnya? Sebab, kaumQuraisy telahmenghalangikumenyampaikan firmantuhanku. Berkata (Jâbir):Beliau kemudiandidatangi seorang lelakidari Bani Hamdân,seraya berkata: Saya!Beliau kemudianbertanya: Apakahkaummu mempunyaikekuatan? Diamenjawab: Iya! Beliaupun bertanyakepadanya: Dari manadia? Berkata (seorangsahabat): Dari Hamdân.Kemudian, lelaki asalHamdan itu pun khawatirjangan-jangan dia akanditangkap oleh kaumnyamaksudnya, merekamembatalkankomitmennya denganRasulmaka, dia punmendatangi Rasul saw.seraya berkata: Sayaakan mendatangi kaumsaya, dan saya pun akanmenyampaikan kepadamereka. Kemudian, sayaakan menemui Anda

tahun depan. Beliaumenjawab: Baik! (Al-Hakim, juz II, hal. 612-613)Jadi, nushrah(pertolongan) yangdiminta di sini tak lainadalah dalam rangkamelindungi Rasul, dalamkapasitas beliau sebagaipemilik risalah dakwah,agar beliau bisamenyampaikan risalahAllah tersebut kepadabanyak orang dalamsuasana terlindungi,aman dan tenang.Sesuatu yang padaakhirnya memungkinkanterbentuknya basis yangmeyakini ide ini agarsetelah itu, peralihan kebentuk thalab an-nushrah yang lain benar-benar bisa berlangsungdengan sempurna. Yaitu,mencari nushrah dalamrangka mengambilalihkekuasaan di negeriyang telah memberikannushrah tersebut. Dan,itu tak lain adalah untukmendirikan negaraberdasarkan asasdakwah Islam.Ini terlihat dengan jelasmelalui negosiasi yangtelah berlangsung antaraRasul saw. dengan parapemuka Bani ‘Amir binSha’sha’ah, dalamkaitannya denganpermintaan yangdiajukan oleh Rasul saw.

Page 21: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

81

kepada mereka. Seorangtokoh Bani ‘Amir binSha’sha’ah kemudianmenuturkan kepadasyaikh (ketua suku)mereka kriteriapermintaan ini, denganungkapan mereka: Kamitelah didatangi olehseorang pemuda, yangmenganggap dirinyasebagai Nabi. Diamenyerukan kepadakami, agar kamimelindunginya, danberdiri di pihaknya, sertakami membawanyamasuk ke negeri kami.(Ibnu Hisyam)Bani ‘Amir paham benar,bahwa implikasimemenuhi permintaannushrah ini akanmenjadikan Nabi saw.sebagai pemegangpemerintahan dankekuasaan atas seluruhbangsa Arab, ketikaAllah telahmemenangkan beliauatas mereka, karenabeliau telahmenggunakan nushrahyang telah merekaberikan ini. Di sinilah,maka mereka punmenginginkan urusan ini.Dengan kata lain,pemerintahan dankekuasaan pasca Nabisaw. itu tak lain harusmenjadi milik Bani ‘Amirsecara sah, sebagaiharga yang harus

dibayar ataspengorbanan yang telahmereka berikan. Initampak dalam ungkapanjuru runding Bani ‘Amir,yang bernama Bayharahbin Firas.

3. Dari kasus di atas, jugabisa disimpulkan, bahwabeliau saw. menolakkekuatan yang siapmemberikan nushrahdengan kompensasiapapun, misalnyadengan syarat tokoh-tokoh mereka akanmemerintah danberkuasa, dengan hargaatau kompensasitertentu. Inilah yangterlihat dengan jelaspada point sebelumnya,dalam negosiasi antaraNabi saw. dengan Bani‘Amir bin Sha’sha’ah.Alasannya, karenadakwah ini merupakandakwah kepada Allah,maka syarat mendasarorang yang mengimanidakwah dan siapmenolongnya adalahikhlas semata karenaAllah, sertamengharapkan ridha-Nya. Keduanyamerupakan tujuan yanghendak diraih di baliknushrah danpengorbanan tersebut,bukan ambisi untukberkuasa, ataupunmendambakankekuasaan. Sebab,

Page 22: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

82

tujuan yang ditetapkanoleh manusia terhadapsesuatu akanmenentukan perjalananaktivitasnya, sertamenentukan sejauhmana ia dipertahankan,termasuk besar-kecilnyapengorbanan untukmewujudkannya.

4. Dari sirah Nabi saw.yang berkaitan denganthalab an-nushrah,tampak bahwa Nabi saw.tidak pernah mencarinushrah para tokoh-tokoh itu semata-matakarena mereka adalahpara pemuka kabilah danbangsawan. Namun,beliau mencari kekuatanyang dimiliki parapemuka itu di negerimereka, yang bisadigunakan untukmenghadapi musuh-musuh negara yanghendak dibangun. Jikabeliau tidak menemukansesuatu yang bisadigunakan untukmelindungi dakwah padakekuatan tersebut, makabeliau tidak akanmengajukan kepadamereka permintaannushrah, selain hanyamengingatkan merekaakan kewajiban merekakepada Allah.Ini telah dibuktikanmelalui beberapa riwayatsirah, dengan redaksi:Ketika kabilah Bakar bin

Wa’il datang ke Makkahuntuk menunaikan haji,Rasulullah saw. memintaAbu Bakar: Datangilahmereka, kemudianbawalah aku kepadamereka. Maka, dia punmendatangi mereka, danmembawa beliau kepadamereka. Beliau bertanyakepada mereka:Bagaimana denganjumlah kalian? Merekamenjawab: Banyak,seperti embun pagi.Beliau bertanya:Bagaimana dengankekuatannya? Merekamenjawab: Tanpakekuatan! Kamibertetangga denganPersia, dan kami tidakmampumempertahankan diri(dari serangan) mereka,dan kami tidak mampumelindungi dari terhadapmereka. Di sini,Rasulullah hanya perlumengingatkan merekapada Allah, sertamemberitahukan kepadamereka, bahwa beliauadalah utusan Allah.

5. Nushrah yang dimintaoleh Rasul dari parapemuka kabilah untukkepentingan dakwahjuga disyaratkan tidakterikat dengan perjanjianinternasional, yangbertentangan dengandakwah, sedangkanmereka tidak bisa

Page 23: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

83

melepaskan diri dariperjanjian tersebut.Alasannya, karenamereka telah menerimadakwah, sementarakondisi ini membukapeluang dakwahmenghadapi ancamandihancurleburkan olehnegara-negara yangterikat perjanjiandengannya, yang jugamelihat dakwah Islamsebagai ancamanbaginya, dan jugamengancam kepentinganmereka.Inilah yang ditunjukkanoleh keterangan yangtelah dinyatakan dalamkitab ar-Rawdh an-Anf,ketika mengomentari as-Sirah an-Nabawiyyah,karya Ibn Hisyâm,seputar dialog yangberkisar soal pencariannushrah, antara Rasulsaw. dan Abu Bakardisatu pihak, dengan parapemuka Bani Syayban dipihak lain.Abu Bakar berkatakepada salah seorangpemuka Bani Syayban,namanya Mafruq:Bagaimana denganjumlah kalian? Mafruqmenjawab: Kami tidaklebih dari seribu, danseribu orang tak akanpernah kalah, karenajumlahnya yang minim!Abû Bakar bertanya lagi:Lalu, bagaimana dengan

pertahanan kalian?Mafruq menjawab: Kitaharus bekerja keras.Dan, tiap kaummempunyai peluang dankesempatan! Abu Bakarbertanya lagi:Bagaimana peperanganyang terjadi di antarakalian dengan musuhkalian? Mafrûqmenjawab: Kami akansangat marah, ketikakami benar-benarbertemu, dan kamisangat ingin bertemu,ketika kami sedangmarah. Kami sangatmementingkan kebaikanketimbang anak-anakkami, dan lebihmementingkan senjataketimbang makanan!Kemenangan itudatangnya dari Allah;sekali waktu dipergilirkankepada kami, dan sekaliwaktu kami kalah!Tampaknya Andasaudara Quraisy? (yangdimaksud Mafruq:Apakah AndaMuhammad saw. orangQuraisy, pemilik risalahdakwah?) Abû Bakarmenjawab: Apakahberitanya benar-benartelah sampai kepadakalian, bahwa beliauadalah utusan Allah? Itudia orangnya (sembarimenunjuk ke arahRasulullah saw.) Mafruqmenjawab: Memang

Page 24: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

84

beritanya telah sampaikepada kami, bahwabeliau disebut-sebutseperti itu (Mafruqmengalamatkannyakepada Rasulullah saw.sembari berkata lagi):Mau dibawah kemanakah dakwah Anda,wahai saudara Quraisy?Maka Rasulullah saw.maju seraya bersabda:Aku mengajak untukbersaksi, bahwa tidakada Dzat yang berhakdisembah kecuali Allahsemata, tiada sekutubagi-Nya, dan akuadalah utusan Allah, danagar kalian bersamakudan menolongku. Sebab,kaum Quraisy telahbersikap aroganterhadap perintah Allah,mendustakan utusan-Nya, menghalangikebenaran dengankebatilan. Dan, AllahMaha Kaya lagi MahaTerpuji. Tampaknya,lelaki Bani Syayban inibenar-benar yakin padaRasulullah saw. danterkagum-kagum dengandakwah yang beliaubawa, setelah banyakmeminta penjelasanihwal dakwah tersebut.Dia telah menemukansesuatu yang bisamengobatikegundahannya dalamjawaban-jawaban Nabisaw. Di sinilah, lelaki

Bani Syaybân itumenjadi terasah. Diakemudian berkatakepada Nabi saw: DemiAllah, sungguh dustakaum yang telahmendustakan Anda, danarogan terhadap Anda!Kemudian berkata Hani’bin Qubayshah, tetuaBani Syayban, danpemangku adat mereka:Saya telahmendengarkan ucapanAnda, wahai saudaraQuraisy. Sayaberpendapat, bahwadengan meninggalkanagama kami, kemudiankami mengikuti agamaAnda, karena satu forumyang telah Anda adakandengan kami ini baikyang pertama dan kapansaja tidak mampumenggelincirkanpandangan, dan jugatidak cukup untukmelihat implikasi (kedepan). Tetapi,ketergelinciran itu justruterjadi karena ketergesa-gesaan! Di belakangkami ada kaum, dimanakami tidak suka mengikatmereka dengan suatuperjanjian. Namun, jikamereka merujuknya kamijuga sama, dan jikamerekamenganggapnya, makakami pun sama.Al-Mutsni bin Haritsah,salah seorang tetua Bani

Page 25: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

85

Syayban, dan penentupeperangan mereka,kemudian berbicara. Diamenyatakan, bahwa BaniSyaybanitu terletak disuatu negeri, antarasungai Kisra danperairan bangsa Arabmaksudnya, berbatasandengan negeri Persia.Dia kemudianmengemukakan apayang menjadikemampuan kaumnyauntuk diberikan kepadaNabi saw. dalam soalnushrah yang beliauminta dari mereka,denganmempertimbangkanposisi negerinya danhubungan kaumnyadengan negara Persia.Dia berkata: Mengenaisungai Kisra, padadasarnya kesalahanpemiliknya tidak bisadimaafkan, danalasannya juga tidak bisaditerima, sementaraperairan Arab, kesalahan(pemilik)-nya bisadimaafkan, danalasannya pun bisaditerima! Dan, kamiharus mengakhiri sebuahperjanjian yang telahdiambil oleh Raja Kisraterhadap diri kami,dimana kami tidak bolehmembuat ulah, dan kamitidak akanmengakomodasi orangyang membuat ulah!

Saya melihat, bahwaperkara yang Andaserukan kepada kamiadalah sesuatu yangdibenci oleh raja-raja.Jika Anda berkenan agarkami bisamengakomodasi Anda,dan menolong Anda,termasuk perairan Arab,maka pasti akan kamilakukan!Rasulullah saw.menjawab: “Kalian tidakmenolak dengan carayang buruk, sebab kaliansengat jelas dalammengutarakan kejujuran.Sesungguhnya agamaAllah ini tidak akanpernah Dia tolong,kecuali melalui orangyang menguasainya dariseluruh aspek!”Persia baru saja terlibatdalam peperangansengit dengan negaraRomawi, sementara iaakan memetikkemenangan,sebagaimana yangdiisyaratkan padapermulaan surat ar-Rûmdalam al-Qur’an al-Karim. Lebih-lebih telahada perjanjianinternasional antara BaniSyayban dimana merekakedudukannya samadengan negara kecildengan negara besarPersia, agar mereka(Bani Syayban) tidakmembuat ulah, dan

Page 26: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

86

mengakomodasi orangyang membuat ulah.Dalam hal ini, Rasul saw.telah memuji kejujuranmereka, seratmenjelaskan kepadamereka, bahwapertolongan (nushrah)yang diminta itumelampaui batas-batasyang mampu merekaberikan: Sesungguhnyaagama Allah ini tidakakan pernah Dia tolong,kecuali melalui orangyang menguasainya darisemua aspek. Garisbesar yang telahdikemukakan ini cukupuntuk memberikangambaran global tentangthalaban-nushrah yangdilakukan olehRasulullah saw. Dari sinijelas, bahwa cara-carapeople power jelas tidaksesuai dengan langkah-langkah praktis yangdilakukan oleh Nabi saw.dalam meraihmenegakkanpemerintahan denganmetode thalab an-nushrah.

Dalam konteks thalabunnushrah, ada beberapa perkarapenting yang harus dimengerti parapengemban dakwah Islam, yaitu:

a. Pengertian thalabunnushrah secara bahasamaupun istilah.

b. Bagaimana suasanathalabun nushrah diMadinah al-Munawarah

dipersiapkan, danbagaimana suasana itudipersiapkan pada masasekarang.

c. Realitas umat sekarang,dari sisi apakah merekatelah memiliki kesiapanuntuk menerima perkarayang besar ini, ataukahbelum.

d. Bagaimana caramenyempurnakanthalabun nushrah hinggamemiliki kapasitas untukmendorong terjadinyapenyerahan kekuasaan?

An-Nushrah dan al-munâsharah memiliki makna i’anah‘ala al-amr (menolong atas suatuperkara). Orang Arab menyatakan,“nasharahu ‘ala ‘adwihi wayanshuruhu nashran (menolongseseorang atas musuhnya, dan iasedang memberikan sebuahpertolongan). Di dalam haditsshahih, Nabi saw bersabda, “Unshurakhaka zhaliman au mazhluman”.Makna sabda Nabi saw ini adalah,menolong orang tersebut dari orangyang menzaliminya. Kata bendanyaadalah an-nushrah.

Sedangkan menurut istilah,thalabun nushrah adalah aktivitasmeminta pertolongan (nushrah) yangdilakukan oleh orang-orang yangmemiliki kewenangan (amir) kepadaorang-orang yang memilikikekuasaan untuk tujuan penyerahankekuasaan dan penegakkan DaulahIslamiyyah, atau untuk tujuan-tujuanlain yang berhubungan dengandukungan terhadap dakwah,misalnya:

Page 27: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

87

(1) Untuk melindungi parapengemban dakwah dinegeri-negeri Islam, agarmereka mampumenyampaikan maksuddan tujuan dakwahmereka di tengah-tengahmasyarakat,

(2) Untuk menyingkirkanberbagai macamkeburukan, baik yangakan menimpa maupunyang telah menimpapengemban dakwah.Misalnya, memintapertolongan dari tokoh-tokoh yang memilikipengaruh pada kekuasaanagar penguasa tidakmemasukkan pengembandakwah ke dalam penjara,atau berdiri di sampingnyaketika pengemban dakwahharus menghadapipersidangan, dan lainsebagainya;

(3) Untuk mempopulerkandan menunjukkankekuatan Hizbut Tahrirkepada masyarakatdengan caramemberdayakan orang-orang yang memilikikekuataan dan pengaruh,setelah mereka masukIslam dan qana’ahterhadap pemikiran-pemikiran dan tujuan-tujuan dakwah HizbutTahrir.

Adapun thalabun nushrahyang ditujukan untuk aktivitas istilamal-hukm (penyerahan kekuasaan)dan penegakkan Daulah Khilafah

Islamiyyah, maka ia membutuhkankondisi-kondisi dan syarat-syaratyang berbeda dengan semua bentukthalabun nushrah yang telahdijelaskan di atas. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi adalahsebagai berikut:

1. Terbentuknya opini umum(ra’yu al-‘am) tentangIslam dan Hizb yangbersumber dari kesadaranumum (wa’yu al-‘am) disuatu negeri Islam.

2. Terpenuhinya syarat-syarat khusus di suatunegeri yang hendakdimintai nushrah. Syarat-syarat yang dimaksudadalah: negeri tersebutmemiliki kemampuanuntuk melindungieksistensi dankeberlangsungan DaulahIslamiyyah. Negeritersebut harus mampumemberikan proteksimandiri terhadap DaulahIslamiyyah dan tidak dibawah proteksi negaralain, atau dikuasai secaralangsung oleh negara lain.

3. Keikhlasan ahlul quwwahdalam menolong dakwah,penerimaan mereka yangsempurna terhadap Islamdan Daulah Islamiyyah,serta tidak adanyakeraguan dankekhawatiran pada dirimereka terhadap kekuatanlain atau negara lain, atauterhadap kelompok-kelompok Islam lainmaupun kelompok non

Page 28: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

88

Islam yang memiliki tujuanyang berbeda dengantujuan Islam.

Thalabun nushrahmin ajliistilam al-hukmi (thalabun nushrahuntuk meraih kekuasaan) adalahhukum syariat yang berhubunganerat dengan metode meraihkekuasaan. Penyerahan kekuasaantidak akan terjadi tanpa adanyaaktivitas thalabun nushrah sertaterpenuhinya syarat-syarat di atas;sama saja apakah kekuasaantersebut diserahkan oleh ataudiminta dari ahlul quwwah.

Bagaimana Suasana NushrahDipersiapkan di Madinah, danBagaimana Suasana ituDipersiapkan Pada Saat Sekarang?

Siapa saja yang mengkaji sirahNabi saw akan menyaksikan bahwaNabi saw melakukan beberapaaktivitas penting danberkesinambungan sebelummempersiapkan suasana nushrahdan penyerahan kekuasaan diMadinah. Langkah pertama yangbeliau lakukan adalah mengontakdelegasi suku Khazraj yangberkunjung ke Mekah dan memintamereka masuk ke dalam Islam.Setelah masuk Islam, Nabi sawmemerintahkan mereka kembali keMadinah untuk mendakwahkanIslam kepada kaumnya. Setibanya dikota Madinah, merekamenampakkan keislaman merekadan mengajak kaumnya masuk kedalam Islam. Jumlah kaum Muslimterus bertambah. Pada tahunberikutnya, mereka kembalimenemui Rasulullah saw. Jumlahmereka pada saat itu adalah 12orang.

Nabi saw menerima merekadan mengutus Mush’ab bin ‘Umairra. untuk menjadi pengajar merekadi Madinah. Akhirnya, melaluitangan Mush’ab bin ‘Umair ra,pembesar-pembesar Auz danKhazraj masuk ke dalam agamaIslam dan menunjukkan dukungandan loyalitas yang amat kuatterhadap Islam. Setelah melihatkesiapan masyarakat Madinah, yangtampak pada masuk Islamnyapembesar-pembesar Auz danKhazraj serta terbentuknya opiniumum tentang Islam yang lahir darikesadaran umum pada pendudukMadinah, Nabi saw meminta merekauntuk menemui Beliau saw padamusim haji.

Dari sini dapatlah disimpulkanbahwa realitas Madinah sebelumterjadinya bai’at ‘Aqabah II bai’atyang menandai terjadinyapenyerahan kekuasaan di Madinah-adalah realitas yang dipersiapkanuntuk pembentukan opini umummembela Islam dengan kekuatan.Artinya, Madinah dipersiapkansedemikian rupa hingga Islamditerima oleh mayoritas pendudukMadinah dan menjadi opini umumyang mampu mendominasipenganut-penganut agama lain diMadinah. Tidak hanya itu saja, opiniumum tersebut juga ditujukan agarmasyarakat Madinah siap membelakepemimpinan baruyaknikepemimpinan Rasulullah saw.

Artinya, opini umum di sanadipersiapkan begitu rupa hinggamasyarakat Madinah siap menerimakepemimpinan gerakan Nabi saw.Opini umum untuk membela Islamtersebut lahir dari kesadaran umum

Page 29: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

89

mayoritas masyarakat Madinah danpembesar-pembesarnya atashakekat Islam dan atas Rasulullahsaw dalam kapasitasnya sebagaiNabi dan pemimpin takattulshahabat. Ringkasnya, opini umumyang terbentuk di Madinah adalahopini umum yang lahir darikesadaran umum masyarakatMadinah terhadap Islam dankesadaran mereka untuk membelaRasulullah saw.

Rasulullah saw belum bersediamenerima nushrah li istilam al-hukm,kecuali setelah kondisi-kondisi diatas terwujud dan yakin dengankesiapan penduduk Madinah.Setelah yakin terhadap kesiapanpenduduk Madinah untuk menerimadan membela kekuasaan Islam,Rasulullah saw meminta wakilpenduduk Madinah dengan disertaiMush’ab bin ‘Umair menemui beliausaw di bukit ‘Aqabah.

Tujuan pertemuan itu adalahmeminta nushrah dari pendudukMadinah agar menyerahkankekuasaan mereka di Madinahkepada Rasulullah saw dan memintakesediaan mereka untuk membelaRasulullah saw dengan harta, anak-anak, isteri, dan nyawa mereka.Aktivitas thalabun nushrah di bukit‘Aqabah sebagai langkahmuqaddimah istilam al-hukm(penyerahan kekuasaan) menjadisempurna setelah Nabi saw tiba diMadinah dan menegakkan DaulahIslamiyyah di sana.

Terbentuknya opini umumyang lahir dari kesadaran umummerupakan syarat mutlak yangharus dipenuhi oleh suatu negeriyang hendak ditegakkan thalabun

nushrah li istilam al-hukm. Hanyasaja, negeri tersebut juga harusmemiliki kemampuan untukmelindungi eksistensi dankelangsungan Daulah Islamiyyahsecara mandiri, dan tidak dibawahkendali atau dominasi negara lain.Opini umum untuk membela Islam,Hizb dan pengikutnya harus lahirdari kesadaran umum untukmembela Islam dan Hizb. Jikakondisi ini tidak terpenuhi, maka dinegeri tersebut tidak mungkinditegakkan aktivitas thalabunnushrah li istilam al-hukm, baiksecara syar’iy maupun ‘aqliy. Jikalaudipaksakan untuk dilakukan aktivitasnushrah di negeri tersebut, makaselain melanggar ketentuan syariatdalam hal thalabun nushrah,aktivitas tersebut juga akan berujungkepada kegagalan dan kehancuran.Yang dimaksud dengan opini umumpada konteks sekarang adalah,adanya keinginan untuk diatur dandiperintah oleh kekuasaan Islampada mayoritas kaum Muslim yangada di sebuah negeri yang layakdilakukan thalabun nushrah.Keinginan tersebut juga harusmuncul pada diri ahlu al-quwwahpanglima perang, pemimpin kabilah,dan lain sebagainya, dan tidakcukup hanya muncul pada mayoritaskaum Muslim belaka.

Adapun yang dimaksuddengan kesadaran umum (wa’y al-‘am) adalah kesadaran umumterhadap beberapa hal;

(1) Tentang Islam, terutamapemikiran tentangKhilafah dan kekuasaan;

(2) Permusuhan dan upaya-upaya penyesatan yang

Page 30: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

90

dilakukan kaum kafiruntuk menghalang-halangi tegaknyaKhilafah,

(3) Umat tidak akan pernahbisa melepaskan diri dariproblematikanya, kecualijika mereka mampumembebaskan dirinyadari pemerintahan yangmenerapkan hukum-hukum kufur, dan

(4) Kesadaran terhadap tipudaya dan permainanpolitik kaum kafir untukmemalingkan umat darijalan yang benar. Yangdimaksud dengankesadaran umum di sinibukanlah kesadaranterhadap persoalan-persoalan tertentu,semacam ‘aqidah dansyariah secara rinci danmendalam. Pasalnya,kesadaran seperti initidak mungkindiwujudkan kecuali dibawah naungan DaulahKhilafah Islamiyyah.

Di samping kesadaran umumterhadap perkara-perkara di atas, ditengah-tengah umat juga harustumbuh kesadaran tentang HizbutTahrir dan keikhlasannya dalammembebaskan umat dari dominasisistem kufur, dan kesiapannyauntuk menyongsong perkara yangamat besar ini.

Realitas Umat Islam; MerekaSiap Menerima Perkara Besar IniAtau Belum Siap

Keadaan umum umat Islamsekarang menunjukkan bahwa

mereka berhasil menyiapkanatmosfer nushrah dan istilam al-hukm. Hal ini bisa dilihat darirealitas berikut ini:1. Opini umum untuk membela

Islam.Di banyak negara, opini umum

untuk membela Islam, dan keinginanuntuk hidup di bawah naunganDaulah Islamiyyah telah terbentuksecara masif pada mayoritaspenduduknya. Keadaan seperti inibisa dijumpai di Aljazair, Turki,Sudan, Mesir, Yordan, Pakistan,Malaysia, Indonesia, Banglades,Maroko, Palestina, Yaman, Libya,Tunisia, Suriah dan lain-lain.Masifnya opini umum di negeri-negeri ini bisa dilihat dari hasilpemilihan umum serta masirah-masirah yang dilakukan olehkelompok-kelompok Islam yangsecara terbuka menyerukan syi’ar-syi’ar Islam.2. Terjadinya proses

pembentukan opini umumuntuk membela Hizb dibeberapa negeri Islam.Pembentukan opini umum

untuk membela Hizb, dari sisipenerimaan umat terhadappemikiran-pemikiran penting Hizb,seperti pemikiran KhilafahIslamiyyah, dan pandangan-pandangan politiknya, telah berhasilcukup baik. Di beberapa negara,seperti Indonesia, Turki, Sudan, danPakistan, Hizb telah berhasilmenghimpun umat, sehinggamereka rela membantu danmembela Hizb dalam melawansepak terjang kaum kafir.Sayangnya,opini umum untuk membela Hizbmasih harus menghadapi sejumlah

Page 31: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

91

halangan, sehingga tidakmemungkinkan bagi Hizb untukmemimpin umat dan meraihkekuasaan dari mereka. Faktor-faktor penghalangnya adalahsebagai berikut;

(1) Pendustaan opini yangdilakukan oleh parapenguasa terhadap Hizb,semacamdikembangkannya opinibahwa Hizb adalahgerakan teroris,menyimpang, sesat, danlain sebagainya.

(2) Penyesatan opini yangdilakukan oleh ulama-ulama yang menjadi kakitangan penguasa fasikdan zalim untukmenyerang Hizb,keikhlasannya sertapandangan-pandangannya. Misalnya,mereka mengembangkanpemikiran bolehnyabanyak pemimpin dinegeri-negeri Islam,utopisnya Khilafah,keharusan menerimademokrasi, dan lainsebagainya,

(3) Adanya partai, ormas, danlembaga swadayamasyarakat yang memilikihubungan denganpenguasa maupunnegara-negara imperialisyang terus menikam Hizbdan keikhlasannya.

Tetapi, upaya pendustaan danpenyesatan opini, maupun tikaman-tikaman yang dilakukan olehkelompok-kelompok lain, sedikit

demi sedikit mulai tersingkap.Akibatnya, umat semakin yakin akankepemimpinan dan keikhlasahanHizb dalam memperjuangkan hak-hak umat. Opini umum untukmembela Islam, Hizb dan aktivisnyasemakin hari semakin menguat, dantumbuh pesat hampir di seluruhnegeri-negeri Islam.3. Strategi thalabun nushrah era

sekarangAktivitas thalabun nushrah

untuk meraih kekuasaan umat hanyabisa sempurna ketika opini umumyang lahir dari kesadaran umumuntuk membela Islam dan Hizb telahlahir di tengah-tengah umat secarasempurna pada sebuah negeri yanghendak ditegakkan DaulahIslamiyyah di dalamnya. Namun,musuh-musuh dakwah, terutamakaum kafir imperialis dan parapenguasa antek berusahamenghalang-halangi terwujudnyaopini umum tersebut dengan caramenyerang pandangan-pandanganHizb, keikhlasannya, serta metodeperubahan yang ditempuh olehHizb. Ini ditujukan agar opiniumumtentang Islam dan Hizb yanglahir dari kesadaran untuk membelaIslam dan Hizb tidak tumbuh ditengah-tengah masyarakat.

Atas dasar itu, tugas utamadari Hizb adalah menjagakonsistensi dirinya untuk berpegangteguh di atas pemikiran danpandangannya yang shahih, sertamenjaga keikhlasan perjuangannyadari semua bentuk tipu daya dunia.Dari sinilah dapat disimpulkanbahwa tugas utama Hizb pada masasekarang, sebagai langkah konkretuntuk menyiapkan suasana nushrah

Page 32: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

92

adalah berpeguh teguh kepadamabda’ Islam tanpa pernah bergeserseujung rambut pun, dan menjagakeikhlasan perjuangannya dariseluruh bentuk penyimpangan dantendensi-tendensi dunia.

Adapun aktivitas yang harusdilakukan oleh Hizb untukmewujudkan perkara-perkara di atasadalah sebagai berikut:

Pertama, memeliharakeikhlasan dan ketaqwaannyakepada Allah SWT dengan caramemupuk ketaatan danmendekatkan diri kepadaNya padaseluruh aspeknya. Pasalnya, Allahtidak akan menyerahkan amanahagama ini kecuali kepada orang-orang yang bertaqwa, ikhlash, dandekat denganNya. (QS, An-Nur 55)

Kedua, sabar untuk selaluberkorban dan melaksanakan tugas-tugas dakwah dengan sungguh-sungguh. Kaum kafir imperialisberusaha untuk menghancurkankekuatan Hizb melalui kaki tanganmereka dari kalangan penguasa-penguasa Muslim. Untuk itu, padasaat Hizb berhasil merengkuhdukungan umat secara massifmelawan sistem kufur danpenjaganya, seperti yang terjadi diUzbekistan, para penguasa segeramendeklarasikan perang melawanaktivis dan pendukung Hizb. Dalamkondisi semacam ini, aktivis-aktivisHizb tidak boleh surut ke belakang,atau mengendorkan perjuangannya.Sebaliknya, mereka harusmencurahkan segenap tenaga danpengorbanannya untuk berpegangteguh kepada perjuangan Hizb yanglurus dan suci.

Ketiga, meningkatkan tenagadan aktivitas yang ditujukan untuk“membentengi” umat. Pasalnya,musuh-musuh Islam berusaha terusmenerus untuk meletakkan dihadapan umat berbagai macampendustaan, penyesatan, dan makarterhadap Hizb, pemikiran, danpandangan-pandangannya. Upayaitu dilakukan untuk menjauhkanumat dari Hizb dan aktivisnya. Olehkarena itu, aktivis Hizb harusmeningkatkan tenaga dan aktivitasyang ditujukan untuk membentengidari semua bentuk penyesatan,pendustaan, dan makar terhadapHizb dan aktivisnya; sekaligus untukmenghancurkan dinding penyesatanyang diletakkan di hadapan umat.

Keempat, para aktivis Hizbharus menonjolkan karakter dirinyasebagai seorang Mukmin yangselalu ikhlash dalam beramal dansenantiasa mengikatkan diri denganhukum syariat, serta tekun dalamibadah dan mendekatkan diri kepadaAllah SWT. Seorang pengembandakwah harus rajin membaca al-Quran dan mengajak masyarakatuntuk membaca al-Quran, hadirdalam sholat berjama’ah di masjid,mendirikan sholat malam, berinfaq,dan lain sebagainya.Aktivitas-aktivitas inilah yang akanmendekatkan Hizb dan aktivisnyakepada nushrah Allah (pertolonganAllah) sehingga terwujudnya khilafahIslam. Dari pembahasan ini penelitimengambil kesimpulan bahwastrategi dakwah dan politik yangdilakukan oleh hizbut tahrir lebihbanyak ditekankan kepadapendekatan yang bersifat kulturalmeskipun dalam hal-hal tertentu

Page 33: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

93

menggunakan pendekatan yangsifatnya struktural.

D. KESIMPULANDalam upaya meneladani

rasulullah saw. pada perjuanganmenegakkan khilafah di masamodern ini, maka langkah pertamayang harus ditempuh adalahmembentuk kelompok atau partaipolitik Ideologis yang memilikipemahaman yang jelas terhadapide-ide Islam secara menyeluruh danmemahami metode perjuanganRasulullah saw. secara detail. Mautidak mau parpol tersebut harusmelakukan kajian mendalamterhadap tsaqofah islam, baik itu AlQuran, Tafsir, Sunnah, Fiqh, maupunSirah Nabi SAW. Kelompok itu jugaharus memiliki pengurus dan kader-kader yang memiliki keahlian dalammenggerakkan partai tersebut sertamemiliki kesadaran yang cukupterhadap metode yang benarbagaimana mengikat paraanggotanya dengan ide dan metodedakwahnya. Parpol tersebut jugaharus memiliki kesadaran politikterhadap dunia internasional.

Parpol ideologis yang komitdengan Islam itu harus melakukanproses penyadaran kepada umatsecara keseluruhan, khsusnyakepada para ulama, intelektual,tokoh-tokoh gerakan islam, pimpinanparpol dan ormas Islam, parahartawan muslim, para pemuda danmahasiswa islam, dan kelompok-kelompok potensial lainnya dalamdiri umat ini. Parpol itu harusmembina umat dengan Islamsebagai agama dan ideologi yangmengatur seluruh aspek kehidupan,

memberi kesadaran politik sebagaipengaturan urusan umat yang harusdilakukan oleh negara dan dikontrololeh umat melalui proses amarmakmur nahi mungkar, danmemberikan persepsi tentangperjuangan partai politik ideologisyang berjuang menegakkan Islamsecara damai melalui pergulatanpemikiran dan perjuangan politik.Apabila terdapat kesadaran politikumat, partai tersebut bisamenguatkan tubuhnya denganberbagai aktivitas pemikiran danpolitik dan berusaha melebur umatdengan ide-ide, hokum-hukum, danpendapat-pendapat islami yangdiadopsinya. Lalu berusahamenggapai kepemimpinan umat dansetiap anggotanya menjadi rujukanumat dalam masalah Islam danperkembangan politik dunia.Ringkasnya, hal yang harusdilakukan oleh HTI untukmenegakkan khilafah adalah :Melalui jalan dakwah yang ditempuhdengan mengikuti thariqah dakwahRasulullah, yaitu:

Dimulai denganpembentukan kader yangbersyakhshiyyah Islamiyyah,melalui pembinaan intensif(halqah murakkazah) denganmateri dan metode tertentu

Pembinaan umat (tatsqifjamaiy) untuk terbentuknyapendapat masyarakat (al-wa’yu al-amy) tentang Islam

Pembentukan kekuatanpolitik melalui pembesarantubuh jamaah (tanmiyatujizmi al-hizb) agar kegiatanpengkaderan dan pembinaanumum dapat dilakukan

Page 34: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

94

dengan lebih intensif, hinggaterbentuk kekuatan politik (al-quwwatu al-siyasiya)

Penegakan syariah dankhilafah memerlukankekuatan politik. Kekuatanpolitik adalah kekuatan umatyang memilliki kesadaranpolitik Islam (al-wa’yu al-siyasiy al-islamy)), yaknikesadaran bahwa kehidupanbermasyarakat danbernegara harus diaturdengan syariah Islam. Makaharus ada upaya penyadaranpolitik islamy masyarakatterus menerus, yangdilakukan oleh kader. Makinbanyak kader, makin cepatkesadaran terbentuksehingga kekuatan politikjuga makin cepat terwujud

Massa umat yang memilikikesadaran politik menuntutperubahan ke arah Islam

Di dukung oleh ahl-quwwah (polisi, militer,politisi, orang kaya, tokohmasyarakat dan sebagainya)yang melalui pendekatanintensif, setuju mendukungperjuangan syariat dankhilafah. Kekuatan politikyang didukung oleh berbagaipihak semacam ini tidak akanterbendung.

Rakyat menuntut tegaknyasistem (syariah) dankekuasaan khilafah ataupenyatuan ke dalam khilafahIslam.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Qadim Zallum, SistemPemerintahan Islam, (Bangil :Al-Izzah, 2002), hal. 93-95.

Abdullah at-Tharablusi, 2000Perubahan MendasarPemikiran Sayyid Qutub, terj.M. Maghfur Wachid,Surabaya: Ibadah.Net,

al-Ghazali Imam, Al-Mustashfa, JuzI, Mesir: Al-Matba’ah al-Tijariyah al-Kubra, 1937

Ali Ridha Adnan al-Nahwi, Al-SyuraLa al-Dimukratiyah, Kairo:Dar al-Shahwah li al-nasyr,1985

Al-Mawardi, Al-Ahkam as-sulthaniyyah, Al-Qahirah: DarAl-Hadits, 2006

al-QardawiYusuf, Fiqh Daulahdalam Perspektif Al-Qur’andan Sunnah, terj, Suhardi,Jakarta: Raja Grafindo, 1994

An-Nabhani Taqiyuddin, Asy-Syakhsiyyah Al-Islamiyyah,jilid I, Beirut: Dar al-Ummah,1994

An-nabhani Taqiyuddin, Nidzam al-Hukm fil Islam, Beirut; Dar al-Ummah,1994

Anonim, Mengenal Hizbut Tahrirdan strategi Dakwah HizbutTahrir, Terj. cet IV, Bogor:Pustaka Thariqul Izzah, 2010

ArcherClive, InternationalOrganization. London. Allen& Unwin Ltd, 1983

As’Ad Said Ali, Ideologi GerakanPasca-Reformasi: GerakanSosial Politik Dalam TinjauanIdeologis, Jakarta:LP3ES,2012

dalam Jurnal Islamica, Vol. 6, No. 1,September 2011, h. 1-2.

Page 35: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 1, Januari – Juni, 2018 (61 – 96)

95

Endang Turmudzi dan RizaSihabudin, (ed), Islam danRadikalisme di Indonesia,Jakarta: LIPI Press, 2006

Esposito.John L, (ed.), The OxfordEncyclopedia of The ModernIslamic World, New York:Oxford University Press,1995

Fathiy Syamsuddin Ramadhan ANawiy, panduan LurusMemahami KhilafahIslamiyyah Menurut KitabKuning, Jakarta: Wadi Press,2013

Hafidz Abdurrahman, "Hizbut TahrirMasuk Parlemen MengapaTidak?" dalam MajalahHidayatullah, Surabaya: April2005

HamidTijaniAbd.Qadir, PemikiranPolitik Dalam Al-Quran,Jakarta: Gema insane Press,2001

Hartleb, Florian, 2012. “EuropeanProject in Danger?Understanding Precisely thePhenomena ‘Eurosceptism,Populism, and Extremism’ inTimes of Crisis”, CanadianCenter of Science andEducation, Vol. 4, No. 5, pp.45-63.

Hasan Abul, Muslim, Shahih Muslim,(Semarang: Toha Putra, t.th.)

Hizbut Tahrir, Mengenal HizbutTahrir dan Strategi DakwahHizbut tahrir, Bogor: PustakaThariqul Izzah, Cet. III, 2009

Hizbut Tahrir, Mengenal HizbutTahrir Partai Islam Ideologis,terj. Abu Afif dan Nur khalis,Bogor: Pustaka ThariqulIzzah, 2000

Hizbut Tahrir, Strategi DakwahHizbut Tahrir, terj. Abu Fuaddan Abu Raihan, Bogor:Pustaka Thariqul Izzah, 2000

Hizbut-Tahrir Indonesia, PartaiPolitik dalam Islam, Jakarta:HTI Press.2008

Huwaid Fahmi, Li al-Islam wa al-Dimukratiyah, Kairo: Markazal-Ahram li al-Thiba’ah wa al-Nasyr, 1993

I.J. Rosenthal, Islam in the ModernNational State, (Cambridge:University Press, 1965)

Ibnu Khaldun, Mukaddimah, terj,Masturi Ilham, dkk, Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2001

Ibnu Khaldun, Mukaddimah, terj.Jakarta: Pustaka Alkautsar,2011

Ibnu Taimiyah, Majmu` Fatawa,Tahqiq: Anwar AlBaz (Dar El-Wafa, 2005M/1426) Cet. III

Masdar Hilmy, “Akar-AkarTransnasionalisme IslamHizbut Tahrir Indonesia”,

Milton-Edwards, Beverly, 1996.Islamic Politics in Palestine.London and New York:Tauris.

Mohamad Rafiuddin, 2015,“Mengenal Hizbut Tahrir(Studi Analisis IdeologiHizbut Tahrir vis a vis NU)”.Islamuna. Vol 2, No 1 (2015)(29-55)

Mohammaddin, 2016,"GerakanDakwah Hizbut TahrirIndonesia", JIA, vol. 17, no.01, (47 - 62)

Muhammad Din Syamsuddin, Islamdan Politik Era Orde baru,Jakarta: Logos, 2001

Page 36: STRATEGI POLITIK HIZBUT TAHRIR DALAM MENEGAKKAN KHILAFAH ...

Hasanuddin, Edi Sabara Manik; Strategi Politik Hizbut Tahrir DalamMenegakkan Khilafah Islam Di Indonesia

96

Nilda Hayati, 2017 “Konsep KhilafahIslamiyyah Hizbut TahrirIndonesia, Kajian Living al-Qur’an perspektifKomunikasi. Epistemé, Vol.12, No. 1, (169 – 200)

Rais Dhiauddin, Teori Politik Islam,Jakarta: Gema Insani Press,2001

Rodhi Muhammad Muhsin, TsaqofahDan Metode Hizbut TahrirDalam Mendirikan NegaraKhilafah Islamiyah, Jakarta:Al-Izzah , 2008

RosenthalI.J., Islam in the ModernNational State, Cambridge:University Press, 1965

Syamsuddin Ramadhan An-Nawiy,Panduan lurus memahamiKhilafah Islamiyah, menurutKitab kuning, Jakarta:Wadi-Press,2013

Whine, Michael, 2006. “Is Hizb ut-Tahrir Changing Strategy orTactics?”, Center forEurasian Policy OccasionalResearch Paper, Series. 1,No. 1.

Zainul Kamal, dkk., Islam Negaradan Civil Society ;Gerakandan pemikiran IslamKontemporer, Jakarta:Paramadina, 2005