Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

download Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

of 44

Transcript of Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    1/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

    REPUBLIK INDONESIA

    STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGANKEMISKINAN:PENGUATAN KELEMBAGAAN PUSAT DAN DAERAH

    DISAMPAIKAN OLEH :

    DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN

    KEMISKINAN, SELAKU SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL PERCEPATAN

    PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K)

    JAKARTA, FEBRUARI2011

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    2/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2

    TIM NASIONAL PERCEPATAN

    PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    Dasar Hukum:

    Peraturan Presiden No. 15 tahun 2010 tentang

    Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

    Kebijakan presiden dikeluarkan untukmendukung pencapaian visi dan misi SBY-

    Boediono untuk menurunkan kemiskinanhingga 8-10% pada akhir tahun 2014.

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    3/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    SASARAN

    TINGKAT

    KEMISKINAN

    TERCAPAI

    3

    15.97

    17.75 16.5815.42

    14.15

    13.33

    12.0011.50

    10.509.50

    8.00

    13.50

    12.50

    11.50 10.5010.00

    0.00

    2.00

    4.00

    6.00

    8.0010.00

    12.00

    14.00

    16.00

    18.0020.00

    2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Tingkat Kemiskinan Target RPJM (Skenario Optimis)

    Target RPJM (Skenario Moderat)

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    4/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 4

    TUGAS TNP2K

    TNP2K Bertugas:a. Menyusun kebijakan dan program

    penanggulangan kemiskinan;

    b. Melakukan sinergi melalui sinkronisasi,harmonisasi, dan integrasi program-programpenanggulangan kemiskinan dikementerian/lembaga;

    c. Melakukan pengawasan dan pengendalianpelaksanaan program dan kegiatanpenanggulangan kemiskinan.

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    5/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 5

    KEANGGOTAAN TNP2K

    Susunan keanggotaan Tim Nasional PercepatanPenanggulangan Kemiskinan:

    Ketua : Wakil Presiden

    Wakil Ketua I : Menteri Koordinator BidangKesejahteraan Rakyat

    Wakil Ketua II : Menteri Koordinator Bidang

    Perekonomian

    Sekretaris Eksekutif : Deputi Seswapres BidangKesejahteraan Rakyat

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    6/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 6

    ANGGOTA TNP2K:

    1. Menteri Dalam Negeri

    2. Menteri Keuangan3. Menteri Sosial4. Menteri Kesehatan5. Menteri Pendidikan Nasional6. Menteri Pekerjaan Umum

    7. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah8. Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal9. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

    Bappenas

    10. Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan danPengendalian Pembangunan (Kepala UKP4)11. Sekretaris Kabinet12. Kepala Badan Pusat Statistik13. Masyarakat, Dunia Usaha, dan Pemangku

    Kepentingan yang Ditetapkan oleh Ketua

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    7/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 7

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    8/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 8

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    9/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 9

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    10/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    10

    I. MENYEMPURNAKAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL

    Bantuan Sosial Berbasis Keluarga

    Bantuan Kesehatan bagi Keluarga Miskin

    Bantuan Pendidikan bagi Masyarakat Miskin

    II. MENINGKATKAN AKSES RUMAH TANGGA MISKIN TERHADAPPELAYANAN DASAR: PENDIDIKAN, KESEHATAN DASAR SEPERTISANITASI DAN AIR BERSIH

    III. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

    Menyempurnakan Pelaksanaan PNPM Mandiri

    IV. PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS: Inclusive Growth UMKM

    KUR dan Bantuan kpd Usaha Mikro

    Industri Manufaktur Padat Pekerja

    Konektivitas Ekonomi

    Infrastruktur

    Iklim Usaha

    Pasar Kerja yg Luwes

    Infrastruktur

    Pembangunan Perdesaan

    Pembangunan Pertanian

    Periode maret 2009 maret 2010:

    14,7 juta orang keluar dari kemiskinan, 13.2 juta masuk kembali ke bawah garis

    kemiskinan, net 1,5 juta orang keluar dari kemiskinan

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    11/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    INSTRUMEN UTAMA

    1. Program Penanggulangan Kemiskinan yangSasarannya Individu atau Rumah Tangga(Klaster I).

    2. Program Penanggulangan Kemiskinan yangSasarannya Komunitas (Klaster II).

    3. Program Penanggulangan Kemiskinan yangSasarannya Usaha Mikro dan Kecil (KlasterIII).

    11

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    12/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    PRIORITAS JANGKA PENDEK - MENENGAH

    1. Unifikasi Sistem Penargetan Nasional

    2. Menyempurnakan Pelaksanaan

    Bantuan Sosial Kesehatan untuk Keluarga Miskin

    3. Menyempurnakan Pelaksanaan dan Memperluas

    Cakupan Program Keluarga Harapan

    4. Integrasi Program Pemberdayaan MasyarakatLainnya ke dalam PNPM

    DIMONITOR MELALUI INPRES NO. 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAANPRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010 DAN INPRES NO. 3 TAHUN 2010

    TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN

    12

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    13/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    DASAR HUKUM TKPK DAERAH

    Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010Tentang Percepatan PenanggulanganKemiskinan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 42Tahun 2010 Tentang Tim KoordinasiPenanggulangan Kemiskinan Provinsi dan

    Kabupaten/Kota

    13

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    14/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    KELEMBAGAAN TKPK PROVINSI

    Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

    Gubernur. Ketua TKPK Provinsi: Wakil Gubernur yang ditetapkan

    oleh Gubernur.

    Sekretaris TKPK Provinsi: Kepala Bappeda Provinsi

    yang ditetapkan oleh Gubernur. Keanggotaan TKPK Provinsi terdiri dari unsur

    pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangkukepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan.

    Penetapan tugas, susunan keanggotaan, kelompok kerja,sekretariat, dan pendanaan TKPK Provinsi diatur denganSurat Keputusan Gubernur dengan memperhatikanPerpres 15/2010.

    14

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    15/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 15

    STRUKTUR ORGANISASI

    TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) PROVINSI

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    16/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    KELEMBAGAAN TKPK KABUPATEN/KOTA

    Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

    Bupati/Walikota.

    Ketua TKPK Kabupaten/Kota: Wakil Bupati/WakilWalikota yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

    Sekretaris TKPK Kabupaten/Kota: Kepala BappedaKabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

    Keanggotaan TKPK Kabupaten/Kota terdiri dari unsurpemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku

    kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan. Penetapan tugas, susunan keanggotaan, kelompok kerja,

    sekretariat, dan pendanaan TKPK Kabupaten/Kota diaturdengan Surat Keputusan Bupati/Walikota denganmemperhatikan Perpres 15/2010.

    16

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    17/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 17

    STRUKTUR ORGANISASI

    TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) KABUPATEN/KOTA

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    18/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    APA YANG DIHARAPKAN DARI TKPK DAERAH?

    1. TKPKD mampu mendorong prosesperencanaan dan penganggaran sehinggamenghasilkan anggaran yang efektif untuk

    penanggulangan kemiskinan.2. Mampu melakukan koordinasi dan

    pemantauan program penanggulangan

    kemiskinan di daerah.

    18

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    19/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    TUGAS TIM TEKNIS TKPK DAERAH

    Menyiapkan Agenda Rapat TKPK Daerah yangterdiri dari:

    1. Memantau situasi dan kondisi kemiskinan di

    daerah.2. Menganalisis besaran pengeluaran pemerintah

    daerah sehingga efektif untuk penanggulangankemiskinan (APBN dan APBD).

    3. Mengkoordinasikan pelaksanaan danpengendalian program penanggulangankemiskinan yang dilakukan di daerah.

    19

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    20/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 20

    MEMANTAU SITUASI DAN KONDISIKEMISKINAN DI DAERAH

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    21/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    PENENTUAN INDIKATOR

    21

    Bidang Indikator Utama

    Kemiskinan danKetenagakerjaan

    Tingkat KemiskinanTingkat Pengangguran

    Kesehatan Angka Kematian Bayi

    Angka Kematian Balita

    Angka Kematian Ibu Melahirkan

    Prevalensi Balita Kekurangan Gizi

    Pendidikan Angka Partisipasi Kasar

    Angka Partisipasi Murni

    Angka Melek Huruf

    Angka Putus Sekolah

    Infrastruktur Dasar Akses Sanitasi Layak

    Akses Air Minum Layak

    Rasio Elektrifikasi

    Ketahanan Pangan Perkembangan Harga Beras

    Perkembangan Harga Bahan Kebutuhan Pokok Utama

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    22/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    ANGKA KEMATIAN BAYI DAN INDIKATORPENDUKUNGNYA

    22

    Angka KematianBayi

    Jarak PuskesmasTerdekat

    Rasio Dokter

    Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran HidupKurang dari 30 Jiwa30 - 40 Jiwa40 - 50 JiwaLebih dari 50 Jiwa

    Rasio Dokter Per 100.000 PendudukLebih dari 60 Orang40 - 60 Orang20 - 40 Orang

    Kurang dari 20 Orang

    Jarak Puskesmas Terdekat

    Kurang dari 5 Kilometer

    5 - 10 Kilometer

    10 - 15 Kilometer

    Lebih dari 15 Kilometer

    Proporsi Kelahiran Ditolong Tenaga KesehatanLebih dari 80 Persen

    70 - 80 Persen50 - 60 PersenKurang dari 50 PersenData Tidak Tersedia

    Kelahiran DitolongTenaga Kesehatan

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    23/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    ANALISIS PERBANDINGAN ANTAR WILAYAH

    23

    Contoh Kasus

    Perbandingan Angka Putus Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI) Menurut

    Kabupaten/Kota, Provinsi Nusa Tenggara Timur

    Masih terdapat kesenjangan (disparitas) angka putus sekolah jenjang pendidikan dasar (SD/MI)antar wilayah di

    Provinsi NTT. Beberapa wilayah, perlu memperoleh perhatian dan intevensi untuk mengurangi angka putus

    sekolah. Wilayah-wilayah tersebut di antaranya: Kabupaten Sumba Timur, Lembata, Ende, Manggarai Barat

    dan Manggarai Timur.

    1.48

    10.71

    0.34 0.36 0.47

    2.50

    0.45

    11.00

    1.19

    3.58

    12.05

    0.25 0.631.97

    5.49

    0.17 0.991.87

    11.34

    0.471.64

    3.49

    -2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    14.00

    SumbaBarat

    SumbaTimur

    Kupang

    TTS

    TTU

    Belu

    Alor

    Lembata

    Flotim

    Sikka

    Ende

    Ngada

    Manggarai

    RoteNdao

    ManggaraiBarat

    SBD

    SumbaTengah

    Nagekeo

    ManggaraiTimur

    SabuRaijua

    KotaKupang

    Persen

    Angka Putus Sekolah SD/MI (%) Kab./Kota Angka Putus Sekolah SD/MI (%) NasionalAngka Putus Sekolah SD/MI (%) Provinsi

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    24/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    ANALISIS RELEVANSI

    24

    Contoh Kasus

    Perkembangan Angka Putus Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI),

    Provinsi Nusa Tenggara Timur

    Pada tahun 2006 2008, kecenderungan angka putus sekolah SD/MI Provinsi NTT tidak sejalan dengan

    kecenderungan angka putus sekolah SD/MI tingkat nasional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

    pada periode tersebut upaya penuruna angka putus sekolah di Provinsi NTT tidak sejalan untuk mendukung

    tujuan nasional.

    5.265.59

    4.45

    1.50

    2.01

    3.532.97 2.96 2.97 3.17

    2.41

    1.81

    -

    1.00

    2.00

    3.00

    4.00

    5.00

    6.00

    2003 2004 2005 2006 2007 2008

    Persen

    Angka Putus Sekolah SD/MI (%) - Provinsi Angka Putus Sekolah SD/MI (%) - Nasional

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    25/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    ANALISIS EFEKTIVITAS

    25

    Contoh Kasus

    Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Nusa Tenggara Timur,Tahun 2002-2008

    Pada periode tahun 2002-2008, AKB Provinsi NTT menurun dari 51 jiwa/1000 kelahiran hidup menjadi 40,1

    jiwa/1000 kelahiran hidup. Dengan demikian, program-program yang mendukung penurunan angka kamtian

    bayi (AKB) di Provinsi NTT efektif dan berdampak positif terhadap kualitas kesehatan penduduk, khususnya

    kesehatan bayi.

    51.0 48.7

    40.1

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

    55

    60

    2002 2006 2008

    Jiwa

    Angka Kematian Bayi (Per 1000 Kelahiran Hidup) - ProvinsiLinear (Angka Kematian Bayi (Per 1000 Kelahiran Hidup) - Provinsi)

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    26/44TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    ANALISIS PENENTUAN WILAYAH PRIORITAS

    26

    Contoh Kasus

    Penentuan Kabupaten/kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi

    Di Bidang Kesehatan Provinsi NTT

    Dengan menggunakan angka kematian bayi sebagai indikator utama dan kelahiran ditolong tenaga kesehatan

    sebagai indikator pendukung, dapat ditentukan wilayah-wilayah yang menjadi prioritas intervensi. Terdapat 5

    wilayah yang menjadi prioritas pertama untuk dilakukannya intervensi dengan meningkatkan kelahiran yang

    ditolong oleh tenaga kesehatan. Wilayah-wilayah tersebut adalah Kabupaten Sumba Barat, Sumba Timur,

    Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, dan Kupang.

    TTU

    Lembata

    Flotim

    SikkaNgada

    Kota Kupang

    Belu

    Ende

    Nagekeo

    TTSAlor

    ManggaraiRote Ndao

    Manggarai Barat

    Sumba BaratSumba Timur

    KupangSumba Barat Daya

    Sumba Tengah

    0

    10

    20

    30

    4050

    60

    70

    80

    90

    100

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

    KelahiranDitolo

    ngTenaga

    Kesehatan

    Angka Kematian Bayi

    PRIORITAS

    4

    PRIORITAS

    2

    PRIORITAS

    1PRIORITAS

    3

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    27/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    ANALISIS BESARAN PENGELUARANPEMERINTAH DAERAH

    27

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    28/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    ANALISIS ANGGARAN MELIHAT KESESUAIAN ALOKASIDENGAN PRIORITAS

    28

    Contoh Kasus

    Distribusi Belanja Sektor Terhadap Total Anggaran

    Kota Surakarta

    Alokasi anggaran sektor pendidikan paling besar dibandingkan dengan anggaran untuk urusan lainnya. Anggaran

    yang dialokasikan untuk sektor pendidikan sebesar Rp 394,1 miliar, setara 34.1 persen APBD. Alokasi anggaran

    tersebut mencerminkan alokasi yang efektif bagi penanggulangan kemiskinan apabila sektor pendidikan

    merupakan prioritas di Surakarta.

    Urusan KelautanDan Perikanan Rp

    19.2M (1.7%)

    Urusan PertanianRp 21.8M (1.9%)

    Urusan Lain-lainRp134.5M (11.6%)

    Urusan PendidikanRp 394.1M(34.1%)

    Urusan Pek.UmumRp215.5M (18.7%)

    Urusan KesehatanRp54.8M (4.7%)

    Urusan otda,PUM, adm keu

    Rp314.9M (27.3%)

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    29/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 29

    Contoh Kasus

    Distribusi Anggaran Pendidikan dan Permasalahan Angka Partisipasi Murni,

    Provinsi Nusa Tenggara Timur

    Pengalokasian anggaran tahun 2010 belum sepenuhnya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

    Sebagai contoh: Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan merupakan daerah dengan APM relatif

    tinggi namun anggaran bidang pendidikannya lebih besar dibandingkan dengan anggaran pendidikan untuk

    daerah-daerah yang memiliki APM rendah.

    0

    500

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    3,000

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    Sumba

    Barat

    Sumba

    Timur

    K

    upang

    TTS

    TTU

    Belu

    Alor

    Le

    mbata

    Flotim

    Sikka

    Ende

    Ngada

    Man

    ggarai

    Rote

    Ndao

    Man

    ggarai

    SBD

    Sumba

    Na

    gekeo

    Man

    ggarai

    Sabu

    Raijua

    KotaK

    upang

    Rp(Juta)P

    ersen

    APM SD/MI Kab-Kota Total Anggaran Pendidikan APM SD/MI Provinsi

    ANALISIS ANGGARAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SATUTINGKAT DI ATASNYA UNTUK MELIHAT DISTRIBUSI ANGGARAN

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    30/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    CONTOH KASUS ANALISIS SUMBER PEMBIAYAAN:BIDANG KESEHATAN

    30

    Contoh Kasus

    Belanja Kesehatan menurut Sumber Pembiayaan,

    Kabupaten Ende 2008

    SUMBER PEMBIAYAANTOTAL

    (RP)PERSEN

    PERKAPITA/TH(USD)

    Pemerintah 60,015,708,501 84.62% 23.99

    SB.1.1 Pemerintah Pusat/Depkes 6,589,237,322 9.29%

    SB.1.2 Pemerintah Provinsi/Dinkes 310,995,673 0.44%

    SB.1.3 Pemerintah Kabupaten/Kota 41,737,846,401 58.85%

    SB.1.4.2 Hibah 10,889,507,505 15.35%

    SB.1.5.4 Subsidi Premi PNS 488,121,600 0.69%

    Non Pemerintah 10,906,505,727 15.38%

    SB.2.4 Rumah Tangga 10,906,505,727 15.38%

    Grand Total 70,922,214,228 100.00% 28.35

    Sumber: Ascobat Gani, 2010

    Sumber pembiayaan bidang kesehatan terbesar di Kabupaten Ende pada tahun 2008 adalah

    dari pemerintah, yaitu sebesar Rp. 60,0 miliar atau hampir 84,62 persen dari total sumber

    pembiayaan. Sementara pembiayaan dari sektor non pemerintah adalah Rp. 10,9 miliar atau

    hanya sekitar 15,38 persen.Sementara itu, sumber pembiyaaan terbesar berasal dari

    pemerintah kabupaten, yaitu Rp. 41,7 miliar atau 58,85 persen dari total pembiayaan bidang

    kesehatan di Kabupaten Ende.

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    31/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    Contoh Kasus

    Belanja Kesehatan Menurut Jenis Program Kabupaten Ende, Tahun 2009

    CONTOH KASUS ANALISIS DISTRIBUSIANGGARAN: BIDANG KESEHATAN

    31

    PROGRAMTOTAL

    (RP)PERSEN

    Program Kesehatan Masyarakat 14,997,017,108 21.15%

    PR 1.1 KIA 1,789,936,829 2.52%

    PR 1.2 Gizi 529,165,600 0.75%

    PR 1.3 Immunisasi 250,209,538 0.35%

    PR 1.5 Malaria 7,147,062 0.01%

    PR 1.6 HIV/AIDS 107,281,285 0.15%

    PR 1.7 Penyakit Menular Lain 532,680,000 0.75%

    PR 1.9 KB 248,927,050 0.35%

    PR 1.10 Usaha Kesehatan Sekolah 38,465,000 0.05%PR 1.12 Kesehatan Lingkungan 10,649,674,005 15.02%

    PR 1.13 Promosi Kesehatan 769,817,416 1.09%

    PR 1.14 Penanggulangan Bencana 28,219,238 0.04%

    PR 1.15 Surveilans 42,994,085 0.06%

    PR 1.16 Program Kesehatan Masyarakat Lainnya 2,500,000 0.00%

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    32/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    Sumber: Ascobat Gani, 2010

    Distribusi anggaran program kesehatan masyarakat lebih kecil dibandingkan dengan anggaran program penunjang

    dan program kesehatan perorangan. Dari keseluruhan anggaran sektor kesehatan, hanya 21,15 persen yang

    digunakan untuk program kesehatan masyarakat. Anggaran program kesehatan masyarakat yang relatif lebih kecil

    berpotensi memperlambat pencapaian sasaran pembangunan dan sasaran pencapaian MDGs, khususnya pada

    bidang kesehatan.32

    PROGRAMTOTAL

    (RP)PERSEN

    Program Kesehatan Perorangan 25,069,669,749 35.35%

    PR 2.1 Pelayanan Rajal 927,859,101 1.31%

    PR 2.2 Pelayanan Ranap 2,159,795,759 3.05%

    PR 2.3 Pelayanan Rujukan 4,444,890,100 6.27%

    PR 2.4 Pengobatan Umum (tidak jelas masuk PR 2.1- 2.3) 17,537,124,790 24.73%

    Program yang Menyangkut Capacity Building/Penunjang 30,855,527,371 43.51%

    PR 3.1 Administrasi & Manajemen 15,854,286,995 22.35%

    PR 3.3 Capacity Building 1,401,968,343 1.98%

    PR 3.4 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur 8,486,541,583 11.97%

    PR 3.5 Pengawasan (Monitoring dan Supervisi) 81,240,000 0.11%

    PR 3.6 Obat dan Perbekalan Kesehatan 5,014,666,210 7.07%

    PR 3.8 Program Capacity Building/Penunjang Lainnya 16,824,240 0.02%

    Grand Total 70,922,214,228 100.00%

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    33/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    CONTOH KASUS ANALISIS GAP: BIDANGPENDIDIKAN

    33

    Contoh Kasus

    Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang

    Sekolah Dasar (SD/MI) Kota Surakarta

    Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010

    Hasil perhitungan BOSP untuk SD/MI dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp

    530,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 400.000 per siswa.

    Sisanya sebesar Rp. 130,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi

    mengalokasikan Rp. 30.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 100,000 per siswa.

    530,000

    400,000

    30,000

    100,000

    BOSP Pembiayaan

    APBD 2 -BPMKS KOTA

    APBD 1 - BOS-P

    APBN - BOS

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    34/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 34

    Contoh Kasus

    Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang SekolahMenengah Pertama (SMP/MTs) Kota Surakarta

    Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010

    Hasil perhitungan BOSP untuk SMP/MTS dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp 649,000

    per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 575.000 per siswa.Sisanya sebesar Rp.

    74,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi mengalokasikan Rp. 50.000

    per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 24,000 per siswa.

    649,000575,000

    50,00024,000

    BOSP Pembiayaan

    APBD 2 -BPMKS KOTA

    APBD 1 - BOS-P

    APBN - BOS

    CONTOH KASUS ANALISIS GAP: BIDANG PENDIDIKAN

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    35/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 35

    ANALISIS PERBANDINGAN PROPORSI BELANJAOPERASIONAL SEKOLAH

    Contoh Kasus

    Perbandingan Proporsi Belanja Operasional Sekolah

    Kota Surakarta

    Belanja oprasional gaji pendidik mengambil porsi terbesar dalam belanja sektor pendidikan, sehingga alokasi

    belanja modal sekolah dan belanja operasional non-gaji menjadi terbatas. Belanja modal sekolah untuk

    infrastruktur masih relatif kecil mengakibatkan terbatasnya upaya perbaikan infrastruktur sekolah.

    Operasional

    non-sekolah Rp

    30.2 M(8%)

    Operasional

    sekolah Rp 18

    (5%)

    Modal non

    sekolah Rp3.1

    M (1%)

    Modal Sekolah-

    PBM Rp13.2 M

    (4%)

    Modal sekolah

    infrastruktur

    Rp39.6M

    (11%)

    Gaji bukan

    pendidik Rp

    18.8

    (5%)

    Gaji pendidik

    Rp 245.4 M

    (67%)

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    36/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    Contoh Kasus

    Rasio Siswa/ Guru dan Rasio Rombel/Guru tingkat SD/MIProvinsi Sumatera Barat,Tahun 2009/2010

    KabupatenJumlah

    Siswa

    Jumlah

    Rombel

    Jumlah

    Guru

    Rasio

    Siswa /

    Guru

    Rasio

    Rombel /

    Guru

    KEPULAUAN MENTAWAI 12.311 691 505 24,38 0,73

    PESISIR SELATAN 61.593 2.007 3.820 16,12 1,90SOLOK 50.754 2.275 3.739 13,57 1,64

    SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG 53.406 1.306 1.872 28,53 1,43

    TANAH DATAR 43.094 1.962 2.965 14,53 1,51

    PADANG PARIAMAN 61.520 2.691 3.653 16,84 1,36

    AGAM 50.657 2.658 3.904 12,98 1,47

    LIMA PULUH KOTO 45.536 2.362 3.577 12,73 1,51PASAMAN 38.921 1.636 2.271 17,14 1,39

    SOLOK SELATAN 21.166 959 1.706 12,41 1,78

    DHARMASRAYA 24.274 1.066 1.726 14,06 1,62

    PASAMAN BARAT 53.423 2.033 3.742 14,28 1,84

    KOTA PADANG 97.211 3.126 5.713 17,02 1,83

    KOTA SOLOK 7.210 291 600 12,02 2,06

    ANALISIS SUMBER DAYA PENDIDIK DAN TENAGAKEPENDIDIKAN

    36

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    37/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    Rasio siswa/ guru di Provinsi Sumatera Barat rata-rata adalah 15 orang siswa/guru, lebih rendah dari

    Standar Nasional Pendidikan sebesar 28 orang siswa/guru maupun Standar Pelayanan Minimum

    Pendidikan sebesar 32 siswa/guru. Rendahnya rasio siswa/guru menunjukkan adanya kelebihan jumlah

    guru di Provinsi Sumatera Barat. Rata-rata rasio rombel/guru di Sumatera Barat adalah 2,07. Sementara

    itu, rasio ideal rombel/guru adalah 1. Tingginya rasio rombel/guru menunjukkan adanya kelebihan guru.

    37

    Kabupaten JumlahSiswa

    JumlahRombel

    JumlahGuru

    Rasio

    Siswa /

    Guru

    Rasio

    Rombel /

    Guru

    KOTA PADANG PANJANG 6.123 219 807 7,59 3,68

    KOTA BUKITTINGGI 14.331 600 849 16,88 1,42

    KOTA PAYAKUMBUH 14.932 529 904 16,52 1,71

    KOTA PARIAMAN 11.037 440 471 23,43 1,07

    SUMATERA BARAT 674.306 27.203 43.516 15,50 2,07

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    38/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    KOORDINASI DAN PENGENDALIANPELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM

    PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    38

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    39/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINANNASIONAL DAN SASARANNYA

    39

    No Program Sasaran

    1 Program Keluarga Harapan (PKH) Rumah Tangga Miskin dan Sangat Miskin

    2Program Jaminan Kesehatan Masyarakat

    (Jamkesmas)

    Rumah Tangga Hampir Miskin, Miskin dan

    Sangat Miskin

    3 Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) Rumah Tangga Miskin dan Sangat Miskin

    4 Program Beasiswa Pendidikan untuk Keluarga MiskinSiswa dari Rumah Tangga Miskin dan

    Sangat Miskin

    a. Sekolah Dasar (SD/MI)Siswa SD dari Rumah Tangga Miskin dan

    Sangat Miskin

    b. Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs)Siswa SMP/MTs dari Rumah Tangga

    Miskin dan Sangat Miskin

    c. Sekolah menengah Atas (SMA/MA/SMK)Siswa SMA/MA/SMK dari Rumah Tangga

    Miskin dan Sangat Miskin

    d. Pendidikan Tinggi (Diploma dan Sarjana)Mahasiswa dari Rumah Tangga Miskin

    dan Sangat Miskin

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    40/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 40

    No Program Sasaran

    5Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

    Mandiri

    Kelompok Masyarakat Umum

    a. PNPM Mandiri Perdesaan Kelompok Masyarakat Perdesaan

    b. PNPM Mandiri Perkotaan Kelompok MasyarakatPerkotaan

    c. PNPM Daerah Tertinggal dan KhususKelompok Masyarakat Pedalaman, Tertinggal

    dan Khusus (Bencana, Konflik dll)

    d. PNPM Peningkatan Pembangunan Infrastruktur

    Perdesaan (PPIP)

    Kelompok Masyarakat Perdesaan

    d. PNPM Pembangunan Infrastruktur Ekonomi Wilayah

    (PISEW)Kelompok Masyarakat Perdesaan

    f. PNPM Peningkatan Usaha Agrobisnis Pertanian

    (PUAP)Kelompok Masyarakat Pertanian Perdesaan

    g. PNPM Kelautan dan Perikanan (KP) Kelompok Masyarakat Pesisir dan Pelaut

    h. PNPM Pariwisata Kelompok Masyarakat Perdesaan Potensial

    i. PNPM Generasi Kelompok Masyarakat Perdesaan

    j. PNPM Green Kecamatan Development Program (G-

    KDP)Kelompok Masyarakat Perdesaan

    k. PNPM Neigbourhood Development (ND) Kelompok Masyarakat Perkotaan

    6 Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    41/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    Perbandingan Pencapaian Proses Verifikasi ProgramKeluarga Harapan (PKH) Menurut Provinsi

    41

    0

    10

    20

    30

    4050

    60

    70

    80

    90100

    NAD

    SUMUT

    SUMBAR

    DKIJakarta

    JABAR

    DIY

    JATIM

    BANTEN

    NTB

    NTT

    KALSEL

    SULUT

    GORONTALO

    Perse

    ntase

    PRESENTASE BUMIL PRESENTASE BALITA PRESENTASE SD PRESENTASE SMP

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    42/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    Persentase Anak Berumur 10-17 Tahun Menurut JenisKegiatan, 2009

    42

    Bekerja10%

    Pengangguran3%

    Sekolah

    80%

    Mengurus RumahTangga

    3%

    Lainnya4%

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    43/44

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

    JUMLAH KREDIT YANG TELAH TERSERAP MENURUTPROVINSI PER DESEMBER 2010

    43

  • 7/30/2019 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah

    44/44

    TERIMA KASIH