STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI AIR MANIS...
Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI AIR MANIS...
STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI AIR MANIS
DI KELURAHAN AIR MANIS KECAMATAN PADANG SELATAN
KOTA PADANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
VINA WAHYUNI
11030059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
iii
ABSTRAK
Vina Wahyuni (NIM: 11030059). Strategi Pengembangan Objek Wisata
Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota
Padang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar.
2016.
Strategi pengembangan objek wisata perlu dilakukan sesuai dengan dua
komponen yaitu kondisi sapta pesona objek wisata dan pengelolaannya. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan data atau informasi dan menganalisis secara
mendalam mengenai strategi pengembangan objek wisata Pantai Air Manis di
Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder, Informan dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan purposive sampling. Informan dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang tinggal disekitar lokasi objek wisata dan pengunjung objek
wisata serta informan kunci dalam penelitian ini adalah pengelola objek wisata,
Camat Padang Selatan dan Lurah Air Manis. Teknik analisa data menggunakan
reduksi data dan display data serta teknik keabsahan data menggunakan
perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi dan pemeriksaan
sejawat melalui diskusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kondisi sapta pesona objek
wisata Pantai Air Manis sudah baik terlihat dari kondisi alam yang sangat indah
namun ada beberapa permasalahan yang dapat merusak indahnya alam tersebut
salah satu contoh yaitu masalah sampah yang belum terselesaikan di beberapa
titik lokasi. (2) Pengelolaan objek wisata Pantai Air Manis tergolong sedang
karena sudah ada badan pengelola yang dibentuk untuk memaksimalkan
pengelolaan, namun ada beberapa oknum masyarakat yang tidak bertanggung
jawab yang malah mengacaukan kegiatan pengelolaan. (3) Strategi yang tepat
dalam pengembangan objek wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang adalah dengan menjalin kerjasama antara
pemerintah, pengelola mamupun masyarakat setempat agar pengembangan objek
wisata dapat terlaksana dengan maksimal.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Air
Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, petunjuk, dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih secara khusus untuk kedua orang tua Bapak
Yusrizal, Ibu Yuliana Triyeni dan kedua adik Yudi Martin, Trisno Aziz Putra
serta keluarga tercinta yang selalu memberikan dorongan moril maupun materil,
serta penulis juga mengucapkan terima kasih kepada yth :
1. Bapak Drs. Bakaruddin, MS selaku Pembimbing I dan Bapak Momon Dt
Tanamir, M.Pd selaku Pembimbing II.
2. Ibu Erna Juita, S.Pd, M.Si, Ibu Rika Despica, S.Pd, M.Si, dan Ibu Farida,
S,Si, M.Sc selaku tim penguji
3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Bapak Slamet Rianto, M.Pd dan
Sekretaris Program Studi Pendidikan Geografi Ibu Erna Juita, S.Pd., M.Si
4. Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat ibu Dr. Zusmelia, M.Si, ibu Sri Imelwati,
S.S., M.Pd., Ph.D selaku wakil ketua bidang Akademik, dan bapak Jarudin,
v
MA, Ph.D selaku wakil ketua bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan
Kerjasama.
5. Bapak dan Ibu dosen beserta staf program studi pendidikan Geografi STKIP
PGRI Sumatera Barat.
6. Bapak/Ibu Kepala UPT perpustakaan STKIP PGRI Sumatera Barat beserta
staf dan karyawan.
7. Bapak/Ibu Pegawai BAAK dan BAU STKIP PGRI Sumatera Barat.
8. Bapak Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kota Padang
beserta staf yang telah memberikan rekomendasi dan izin penelitian di
Kelurahan Air ManisKecamatan Padang Selatan Kota Padang.
9. Bapak Camat Kecamatan Padang Selatan beserta staf.
10. Bapak Lurah Kelurahan Air Manis beserta staf.
11. Bapak/Ibu Informan yang telah memberikan informasi yang sangat beharga
dalam penulisan skripsi ini.
12. Teristimewa Buat Alber Tri Putra, teman-teman prodi Geografi, teman-teman
sesi 2011 B dan terkhusus Gerry Aulia Kurnia, Dewi Sam Kartika, Helni,
Kesturi Mardhatillah, Muri Anjela, Arma Rasyid, Anisa Wulandari Hafiz,
Hanif Rahman Hakim, Trio Putra, Joni Afrianto, Nike Novita Sari, Yola
Yuswira, Endang Permata Sari, Disa Novia Rita, Nora Erviana serta teman-
teman yang tidak sempat tersebutkan namanya satu persatu yang telah
berkorban dengan tulus tenaga, pikiran, materi, dorongan beserta doa yang
membuat penulis selalu tergerak dan termotivasi untuk memperjuangkan
skripsi ini sehingga skripsi ini tersusun dengan Sempurna.
vi
Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis
semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis mengharapkan kritikan
dan saran yang bersifat membangun sebagai masukan untuk penulis dimasa yang
akan datang. Namun demikian penulis berharap skripsi ini bermanfaat, penulis
ucapkan terima kasih.
Padang, Agustus 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ............................... i
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI .................. ii
ABSTRAK ............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................... 5
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................. 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ........................................................................... 7
1. Strategi ............................................................................... 7
2. Pengembangan Objek Wisata ................................................ 8
3. Pengelolaan Objek Wisata ................................................. 12
4. Kepariwisataan ................................................................... 13
5. Objek Wisata Alam ............................................................ 14
6. Sapta Pesona Objek Wisata ............................................... 16
B. Penelitian Yang Relevan ........................................................ 24
C. Kerangka Berfikir ................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 27
B. Lokasi Penelitian .................................................................... 27
C. Informan Penelitian ................................................................ 27
D. Sumber Data ........................................................................... 29
viii
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 29
F. Teknik Analisa Data dan Keabsahan Data ............................. 31
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ....................................................................... 35
1. Kondisi Fisik ...................................................................... 35
2. Kondisi Sosial .................................................................... 37
3. Pendidikan ......................................................................... 38
4. Ekonomi………………………………………………… . 39
5. Kesehatan………………………………………………... 39
B. TEMUAN KHUSUS .............................................................. 40
C. PEMBAHASAN ..................................................................... 63
BAB V PENUTUP ................................................................................ 67
A. KESIMPULAN ...................................................................... 67
B. SARAN .................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 69
LAMPIRAN ………………………………………………………….. 71
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel VI.1 Tata Guna Lahan Kecamatan Padang Selatan.......... ... 35
2. Tabel IV.2 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Luas Wilayah
dan Kepadatan penduduk Kecamatan Padang Selatan .................. 37
3. Tabel IV.3 Data Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan
Padang Selatan ............................................................................... 39
4. Tabel IV.4 Data Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan
Padang Selatan ............................................................................... 40
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar II.1 Kerangka Berfikir ..................................................... 26
2. Gambar IV.1 Wawancara dengan Ibu DH .................................... 41
3. Gambar IV. 2 Wawancara dengan Ibu IT ..................................... 43
4. Gambar IV. 3 Wawancara dengan Ibu RZ .................................... 44
5. Gambar IV. 4 Wawancara dengan Ibu LN dan JR ........................ 45
6. Gambar IV. 5 Wawancara dengan Ibu DM ................................... 46
7. Gambar IV.6Wawancara dengan Saudari LL ................................ 47
8. Gambar IV. 7 Wawancara dengan Ibu HN .................................... 49
9. Gambar IV. 8 Wawancara dengan Bapak AZ ............................... 50
10. Gambar IV. 9 Wawancara dengan Bapak AS .............................. 51
11. Gambar IV. 10 Wawancara dengan Bapak RD ............................ 53
12. Gambar IV. 11 Wawancara dengan Bapak EW ........................... 54
13. Gambar IV. 12 Wawancara dengan Ibu ED ................................. 56
14. Gambar IV. 13 Wawancara dengan Ibu DR ................................. 57
15. Gambar IV.14 Wawancara dengan Saudara GL .......................... 58
16. Gambar IV.15 Wawancara dengan Ibu RTN ............................... 60
17. Gambar IV.16 Wawancara dengan Ibu AR .................................. 61
18. Gambar IV.17 Wawancara dengan Saudara KK .......................... 62
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Lampiran I Pedoman wawancara ................................................ 71
2. Lampiran II Daftar Informan Penelitian ..................................... 77
3. Lampiran III Reduksi data .......................................................... 78
4. Lampiran IV Display Data ......................................................... 88
5. Lampiran VI Dokumentasi Penelitian ........................................ 90
6. Lampiran VII Peta Lokasi Penelitian .......................................... 98
7. Lampiran VIII Surat Izin Penelitian ........................................... 100
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata yang diyakini banyak kalangan sebagai sumber penggerak
ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, media dalam
meciptakan keharmonisan sosial menjadi prioritas pembangunan di banyak
negara. Untuk mewujudkan keyakinan tersebut pariwisata harus dibangun dan
dikembangkan secara terencana, terpadu dan terintegrasi serta berkelanjutan.
Kegiatan pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang
untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat
lain meninggalkan tempatnya semula dengan suatu perencanaan dan dengan
maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi,
tapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau
untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Marpaung dan Bahar,
2000).
Kegiatan pariwisata dapat membuka wawasan dan cakrawala berfikir
terhadap orang-orang yang menikmatinya. Dengan pariwisata orang dapat
memperoleh sesuatu yang baik, baru dan belum pernah didapat dari
lingkungannya. Perjalanan wisata dilakukan dengan tujuan mendapatkan
kenikmatan, kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan dan olah
raga.
Idealnya perkembangan kepariwisataan Nasional bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan Negara dan
2
masyarakat pada umumnya, perluasan kerja dan mendorong kegiatan-
kegiatan industri, memeperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam
dan kebudayaan Indonesia, meningkatkan persaudaraan atau persahabatan
nasional dan internasional (Oka A. Yoeti, 1996).
Pengembangan industri kepariwisataan untuk meningkatkan hasil
devisa juga dilakukan oleh pemerintah Indonesia, hal ini sesuai dengan Inpres
No. 9-1969 BAB II Pasal 2 Poin A yang menyebutkan bahwa tujuan
pengembangan pariwisata adalah untuk meningkatkan pendapatan devisa
negara, khususnya pendapatan masyarakat setempat, perluasan kesempatan
serta lapangan kerja dan mendorong industri-industri samping lainnya.
Pengembangan industri pariwisata bukanlah hal yang mudah karena
pariwisata adalah suatu produk yang menghadapi persaingan yang tajam
dalam ruang lingkup internasional, begitu juga persaingan yang terjadi antara
satu daerah tujuan wisata (DTW) dengan daerah tujuan wisata yang lain
dalam negara sendiri. Oleh karena itu dalam menangani masalah
kepariwisataan, organisasi kepariwisataan seharusnya menanggulangi secara
murni seperti halnya dengan dunia usaha lain sehingga kegiatan
kepariwisataan dapat menghasilkan devisa baik untuk daerah yang
bersangkutan maupun negara.
Pembangunan dalam bidang pariwisata di Indonesia sudah dimulai
sejak Repelita I tahun 1969, hal ini dilakukan melalui pembinaan sadar wisata
bagi bangsa Indonesia yang juga dikaitkan dengan pembangunan nasional.
Tap MPR No. II/1993 juga menegaskan bahwa pembangunan nasional
3
berkaitan dengan sektor lainnya, yang berarti keberhasilan pariwisata turut
mendukung keberhasilan pembangunan nasional.
Ada beberapa faktor yang sangat menentukan suatu daerah baik atau
tidak dikembangkan sebagai daerah pariwisata yaitu adanya kebebasan
bergerak dalam arti melakukan perjalanan, kelengkapan sarana transportasi
dan komunikasi, adanya sarana akomodasi dan katering, adanya daya tarik
daerah tujuan wisata (DTW), adanya dana bagi yang melakukan perjalanan,
terjaminnya keamanan di daerah tujuan wisata, adanya faktor-faktor
kemudahan yang lebih besar dalam mengunjungi daerah tujuan wisata dan
terjadinya unsur-unsur yang memadai dalam pelanyanan termasuk bahan-
bahan dan sarana informasi (Bakaruddin, 1990).
Sumatera Barat dari segi geografisnya sangat potensial untuk dijadikan
dan dikembangkan menjadi daerah objek wisata alam maupun budaya, hal ini
tentu saja didukung oleh alamnya yang bervariasi serta dilalui oleh jalur
pegunungan bukit barisan dan patahan semangka. Keindahan lainnya yang
bisa ditemui adalah adanya lembah-lembah, gunung-gunung yang tinggi, air
terjun alam, danau-danau, goa-goa alam serta fenomena alam lainnya yang
tersebar di berbagai daerah di Sumatera Barat. Selain keindahan alamnya,
keunikan kebudayaan Minangkabau juga tidak kalah dengan kebudayaan di
daerah lain, sistem kekerabatan matrineal menjadi salah satu kekhasan yang
menarik untuk ditelusuri.
Salah satu objek wisata yang terdapat di Sumatera Barat adalah objek
wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan
4
Kota Padang. Pantai Air Manis merupakan objek wisata yang sudah sangat
lama dikembangkan menjadi DTW di Sumatera Barat, pantai Air Manis
merupakan salah satu pantai yang terdapat di Kota Padang yang menarik
untuk dikunjungi, pantai ini memiliki pesona pantai yang indah dengan
gulungan ombak yang semilir. Jika air laut sedang surut wisatawan bisa
berjalan kaki menyusuri bibir pantai yang cukup luas sambil menikmati
pemandangan laut yang terbentang luas dan mengunjungi sebuah pulau yang
dinamakan pulau pisang yang terletak tidak jauh dari lokasi Pantai Air Manis.
Pantai Air Manis memiliki pasir yang bewarna cokelat keputih-putihan
yang terhampar luas dan landai di sepanjang bibir pantai sehingga cocok
untuk tempat piknik dan kemping. Di Pantai Air Manis juga terdapat prasasti
si anak durhaka Malin Kundang yang memilki nilai sejarah dan budaya,
ketika ombak menghempas batu tersebut terdengar suara gemercik air yang
membahana seperti suara ratapan dan tangisan, wisatawan juga bisa
menyaksikan langsung secara dekat batu yang melegenda tersebut.
Namun sangat disayangkan, objek wisata yang sudah populer
keberadaannya beberapa tahun terakhir ini mengalami masalah yang cukup
serius. Berdasarkan observasi awal, penulis melihat sepinya pengunjung yang
berwisata di Pantai Air Manis pada hari libur dan kurangnya pemeliharaan
dan pengembangan potensi yang telah ada. Hal ini terlihat dari memburuk
dan kurang terawatnya batu Malin Kundang sebagai daya tarik utama objek
wisata dan ketersediaan fasilitas penunjang objek wisata Pantai Air Manis di
Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan. Oleh karena itu diperlukan
5
adanya solusi dan penanganan yang tepat untuk mengembangkan potensi
yang sudah ada, maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti “Strategi
Pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka fokus
penelitian ini adalah Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis
di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan fokus masalah diatas maka pertanyaan penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi sapta pesona Objek Wisata Pantai Air Manis di
Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
2. Bagaimana pengelolaan objek Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
3. Bagaimana strategi pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di
Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data tentang
1. Kondisi sapta pesona Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air
Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
6
2. Pengelolaan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
3. Strategi pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan
Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang akan ditemukan diatas
maka penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program
Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.
2. Menambah wawasan dan pengalaman tentang pariwisata
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi pada
pemerintah dan masyarakat dalam rangka menyusun strategi
pengembangan objek wisata Pantai Air Manis di kelurahan Air Manis
kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
4. Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan peneliti lanjutkan yang ingin
menindak lanjutkan penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Strategi
Menurut Naldi Hendra (2012: 12) strategi adalah pendekatan secara
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan
eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi
yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi
faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan
secara rasional, efesien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk
mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang
memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat.
Strategi juga diartikan sebagai rencana berskala besar dengan
orientasi ke masa depan untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan
demi mencapai tujuan perusahaan. Strategi mencerminkan pengetahuan
perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan dimana perusahaan akan
bersaing, dengan siapa sebaiknya bersaing dan untuk tujuan apa
perusahaan harus bersaing (Pearce and Robinson, 2008).
Menurut Muljadi (2012: 72-78) dalam upaya mencapai sasaran
pembangunan kepariwisataan Indonesia dan berdasarkan Rencana Repelita
VII Pariwisata, diperlukan suatu strategi melalui kebijakan dan langkah-
langkah yang harus dilaksanakansecara terus menerus. Kebijakan ini
7
8
ditetapkan sebagai suatu pedoman dalam penyelenggaraan kepariwisataan.
Kebijakan-kebijakan itu antara lain :
Menjadikan pariwisata sebagai penghasil devisa utama
Menjadikan pariwisata nusantara sebagai pendorong pembangunan
Meningkatkan ketangguhan kepariwisataan nasional
Peningkatan sumber daya manusia bidang kepariwisataan
Peningkatan kemitraan masyarakat, swasta, dan media massa
Peningkatan kerja sama lintas sektoral
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan kalau strategi
adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan
sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya. Strategi
mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang paling tidak
selama lima tahun. Sifat strategi berorientasi ke masa depan. Strategi
mempunyai fungsi multifungsional atau multidimensional dan dalam
perumusannya perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal maupun
eksternal yang dihadapi perusahaan.
2. Pengembangan Objek Wisata
Pengembangan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk
mengembangkan personalitas dan fasilitas suatu objek sehingga kegiatan
tersebut dapat dilakukan dengan baik dan optimal.Nadjamuddin, Ramly
(2007).
Pengembangan dalam kamus Bahasa Indonesia (1989) adalah
sebagai hal cara hasil kerja. Sedangkan menurut Bakaruddin (2008)
9
adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia sebagai subyek untuk
mengarahkan perubahan yang terjadi pada suatu obyek. Pengembangan
bisa juga diartikan sebagai perubahan kearah yang lebih komplek.
Oka A. Yoeti (1997) menyatakan alasan perlunya pengembangan
pariwisata atau objek wisata sebagai berikut :
a. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan
diperhitungkan keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak.
b. Pengembangan pariwisata lebih banyak bersifat nonekonomis sebab
motivasi utama wisatawan mengunjungi bsuatu kawasan objek wisata
adalah untuk menyaksikan dan melihat keindahan alam daerah yang
dikunjungi.
c. Untuk menghilangkan kepanikan berfikir, mengurangik salah
pengertian dan mengetahui tingkah laku wisatawan yang datang
berkunjung terutama bagi masyarakat di daerah tujuan wisata yang
bersangkutan.
Pengembangan suatu objek wisata menjadi daerah tujuan wisata
yang dapat diandalkan ditentukan oleh berbagai produk wisata yang harus
dimiliki daerah tersebut, faktor-faktor tersebut yaitu adanya objek yang
disaksikan dan mempunyai daya tarik khusus serta berbeda dengan daerah
lainnya, ada atraksi wisata yang disajikan untuk wisatawan, ada oleh-oleh
khusus dari kawasan objek wisata yang akan dibeli dan dibawa pulang,
serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti restoran,
penginapan, transportasi, komunikasi dan lainnya (Khodyat, 1996:59).
10
Menurut Oka A. Yoeti (1996) suatu daerah untuk menjadi daerah
tujuan wisata (DTW) yang baik, harus mengembangkan tiga hal agar
daerah tersebut menarik untuk dikunjungi, yakni :
Adanya sesuatu yang dapat dilihat (something to see), maksudnya
adanya sesuatu yang menarik untuk dilihat, dalam hal ini objek
wisata yang berbeda dengan tempat-tempat lain (mempunyai
keunikan tersendiri). Disamping itu perlu juga mendapat perhatian
terhadap atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai entertainment
bila orang berkunjung nantinya.
Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), yaitu terdapat
sesuatu yang menarik yang khas untuk dibeli dalam hal ini dijadikan
cendramatauntuk dibawa pulang ke tempat masing-masing sehingga
di daerah tersebut harus ada fasilitas untuk dapat berbelanja yang
menyediakan souvenir maupun kerajinan tangan lainnya dan harus
didukung pula oleh fasilitas lainnya seperti money changer dan bank.
Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do) yaitu suatu
aktifitas yang dapat dilakukan ditempat itu yang bisa membuat orang
yang berkunjung merasa betah ditempat tersebut.
Pengembangan objek wisata ditentukan oleh kemampuan pihak-
pihak pengelola wisata daerah yang bersangkutan. Dengan kata lain,
berhasil atau tidaknya suatu daerah dikembangkan menjadi daerah tujuan
wisata ditentukan oleh pihak pengelola dan sikap masyarakat (Oka A.
Yoeti, 1996:123). Direktur jendral pariwisata juga telah menegaskan
11
bahwa berhasilnya pengembangan objek wisata suatru daerah harus
ditunjang pula dengan kerjasama yang baik antara unsur-unsur
kepariwisataan yaitu pemerintah, swasta, pengelola dan partipisipasi
masyarakat di daerah tujuan wisata.
Perlu adanya keterpaduan dan kerjasama yang baik antara unsur-
unsur kepariwisataan dalam upaya pengembangan objek wisata. Dalam hal
ini peranan pengelola dan masyarakat sangat penting. Pengertian
masyarakat mencakup tiga komponen yaitu :
1. Komponen pemerintah, yaitu adanya suatu usaha untuk mampu
meningkatkan sumber dana dan menciptakan lapangan kerja yang
seluas-luasnya bagi seluruh warga.
2. Komponen penyelenggara, yaitu dengan berusaha untuk dapat
terselenggara dengan lancar dan dapat diberikan keuntungan sebesar
mungkin dari kegiatan pariwisata.
3. Komponen masyarakat sebagai pemilik wilayah dan pendukung serta
pelaku budaya setempat berusaha mengupayakan, melestarikan
wilayah,dan kehidupan di alam budayanya agar tidak tercemar
(Nyoman S. Pendit, 2002).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan pengembangan adalah upaya
memperluas atau mewujudkan potensi-potensi, membawa suatu keadaan
secara bertingkat kepada suatu keadaan yang lebih lengkap, lebih besar
atau lebih baik, memajukan sesuatu dari yang lebih awal kepada yang
lebih akhir dan dari yang sederhana kepada yang lebih komplek.
12
3. Pengelolaan Objek Wisata
Marpaung (2000) mengungkapkan pengelolaan kawasan objek
wisata alam selama ini masih terkesan parsial dan sektoral. Sebagian besar
pola pengembangan yang dilakukan lebih mengejar keuntungan ekonomi
yang dapat dihasilkan oleh objek wisata tersebut dibandingkan menjaga
kelestarian kawasan tersebut dengan memberikan kesan aslinya.
Maisardi (2005) mengemukakan bahwa manajemen pengelolaan
objek wisata adalah kegiatan atau kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah, pihak swasta atau masyarakat dalam rangka menjadikan objek
wisata tersebut nyaman untuk dikunjungi oleh wisatawan. Bentuk
pengelolaan yang dapat dilakukan dengan cara menyiapkan sarana dan
prasarana pendukung yang sifatnya tidak merubah keaslian kawasan objek
wisata itu sendiri, bisa saja pemerintah atau pihak swasta melakukan
aktifitas pembangunan fisik sebagai sarana penunjang tetapi tetap harus
memperhatikan aspek ekologis, demografis, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanan.
Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan manajemen
pengelolaan kawasan objek wisata dalam penelitian ini adalah kegiatan
yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan masyarakat maupun swasta
terhadap kawasan objek wisata berupa pembenahan dan penyediaan sarana
dan prasarana berupa akomodasi dan atraksi tanpa merubah keaslian dari
kwasan objek wisata tersebut.
13
4. Kepariwisataan
Kata pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu “pari” yang berarti
banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan “wisata” berarti
perjalanan atau bepergian. jadi pariwisata berarti perjalanan atau bepergian
yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling (Muljadi A. J, 2012).
S. Pendit Nyoman, (2002: 32) mengatakan pariwisata adalah salah
satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi
dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup
serta menstimulasi sektor-sektor produktiflainnya. Menurut Marpaung
(2000: 1) pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan
manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari
tempat kediamannya, aktifitas yang dilakukan selama mereka tinggal
ditempat yang dituju dan fasilitas yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan
mereka.
W. Hunziker dan K. Krapf yang dikutip oleh H. Kodhyat
merumuskan dua unsur pokok yaitu pertama pariwisata adalah suatu
bentuk interaksi sosial yang ditimbulkan oleh kunjungan orang-orang
asing/lokal dan bukan penduduk setempat. Kedua kedatangan orang-orang
asing itu tidak dengan tujuan untuk tinggal menetap di suatu tempat yang
mereka kunjungi dan bukan pula untuk melakukan pekerjaan dengan
mendapat penghasilan (Bakaruddin, 2009: 15).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka penulis dapat
memberikan pengerian kepariwisataan adalah suatu perjalanan yang
14
dilakukan untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang
mempunyai objek dan daya tarik wisata untuk mendapatkan kepuasan lahir
dan bathin.
5. Objek Wisata Alam
Objek wisata merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat,
dinikmati dan menimbulkan kesan tersendiri pada diri seseorang apabila
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Objek wisata
berdasarkan sifatnya digolongkan menjadi tiga yaitu :
1. Objek wisata alam yaitu objek wisata yang benar-benar belum
dibentuk oleh kreatifitas tangan manusia. Misalnya air terjun,
danau, laut dan sungai.
2. Objek wisata budaya yaitu objek wisata yang mengandung usaha
budaya. Seperti peninggalan-peninggalan sejarah dan tata cara
budaya rakyat.
3. Alam budaya atau artifisial yaitu objek wisata yang dimodifikasi
oleh kreatifitas tangan manusia agar lebih menarik. Seperti taman
safari, taman raya dan sebagainya (Jamaris, 1991: 1).
Wiwoho (1990: 551) mengartikan objek wisata sebagai sesuatu
yang dapat menjadi daya tarik bagi seseorang atau calon wisatawan untuk
mau berkumpul ke suatu daerah tujuan wisata.Undang-undang RI No. 9
tahun 1970 tentang kepariwisataan mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan objek wisata atau daya tarik terdiri dari dua bagian, yaitu :
15
1. Objek dan daya tarik ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud
keadaan alam serta flora dan fauna.
2. Objek dan daya tarik hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, seni budaya wisata, agrowisata, wisata
petualangan, taman rekreasi dan tempat lainnya.
Objek wisata atau daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang
menjadi sarana wisata yang meliputi :
1. Objek wisata alam seperti pemandangan atau panorama pantai dan
tman laut, danau, goa-goa, hutan, kekayaan flora dan fauna, sungai
dan sebagainya.
2. Objek wisata budaya atau sejarah seperti upacara adat, tradisi
budaya dan atraksi seni serta budaya.
3. Hasil ciptaan manusia misalnya penemuan-penemuan baru
dibidang teknologi, bangunan-bangunan baru yang bernilai artistik
dan monumen-monumen.
Wisata alam adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan untuk
menikmati keindahan dan keunikan alam daerah tujuan wisata (DTW)
yang bersangkutan. Wisata alam memiliki media alam sebagai sarana
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, wisata alam secara luas meliputi
wisata bahari, wisata kebun (agrowisata dan wisata hutan (Sudarsono,
2000).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa objek
wisata alam adalah suatu tempat atau daerah yang memiliki ciri khas dan
16
karakteristik unik yang menarik minat orang untuk datang atau
berkunjung.Keunikan atau keindahan dari tempat tersebut bersifat alami
dan disana kita dapat menikmati keindahan dan berupa benda hayati.
6. Sapta Pesona Objek Wisata
a. Keamanan
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya, kejahatan, dan
segala bentuk kecelakaan. Menurut Bakaruddin (2008) keamanan adalah
suatu kondisi yang memberikan rasatentram kepada wisatawan, bebas dari
rasa takut dan tidak khawatir akan keselamatan jiwa raga dan harta milik,
bebas dari ancaman,gangguan dari tindak kekerasan. Wisatawan akan
merasa senang berkunjung dan tinggal disuatu tempat apabila mereka
aman baik bagi dirinya maupun harta bendanya, yaitu :
Bebas dari pencopetan, pemerasan, penodongan selama berada di
tempat objek wisata dan tempat-tempat lainnya.
Bebas dari kecelakaan yang disebabkan oleh perlengkapan dan
fasilitas dipersiapkan kurang baik.
Bebas dari gangguan masyarakat sekitar objek wisata yang bisa
mengganggu kenyamanan wisatawan.
b. Ketertiban
Situasi yang tertib adalah sesuatu yang sangat didambakan oleh
setiap orang, termasuk wisatawan yang tercermin dari sarana yang
tersusun rapi, adanya disiplin yang tinggi dalam kehidupan masyarakat.
17
Lalu lintas tertib,teratur dan lancar, alat angkutan datang dan
berangkat tepat pada waktunya.
Tidak tampak orang berdesakan atau berebutan untuk mendapatkan
atau membeli sesuatu yang diperlukan.
Bangunan dan lingkungan tertata teratur dan rapi.
Pelayanan yang dilakukan secara baik dan rapi.
Informasi yang diberikan tidak membingungkan (Bakaruddin,
2008: 83-84).
c. Kebersihan
Bersih adalah suatu keadaan atau kondisi lingkungan dan suasana
yang menampilkan kebersihan dan kesehatan disemua tempat yang
menjadi kegiatan manusia baik ditempat umum mapun didaerah tempat
tujuan, dengan adanya lingkungan yang bersh makan jiwa pun akan terasa
tentram (Bakaruddin, 2008: 84-85).
Bersih dari lingkungan dimana wisatawan akan menemukan
lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah, limbah, pencemaran.
Kondisi bersih dimana wisatawan mendapatkan makanan maupun
minuman yang higienis tempat bermukim yang bersih serta tempat tujuan
wisata yang indah dipandang mata karena bebas dari sampah dan
pencemaran segi apapun.
d. Kesejukan
Sejuk adalah suatu keadaan atau suasana yang menampilkan
lingkungan dan suasana yang sejuk,nyaman dan tentram karena
18
lingkungan yang serba hijau, segar dan rapi. Untuk itu hendaklah kita
semua menciptakan lingkungan yang sejuk dan sehat dan ikut serta
sebagai berikut :
Ikut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil
penghijauanyang telah dilakukan masyarakat ataupun oleh
pemerintah.
Berperan serta aktif untuk mengeksplorasi agar masyarakat ikut
melaksanakan kegiatan penghijauan dan memelihara kebersihan
berbagai tanaman dihalaman rumah masing-masing baik untuk
hiasan maupun tanaman yang bermanfaat bagi rumah tangga,
melakukan penanaman pohon tanaman yang rindang sepanjang jalan
dilingkungan masing-masing, dihalaman sekolah dan lain
sebagainya.
Membentuk kumpulan yang bertujuan memelihara kelestarian
lingkungan.
Menggerakkan berbagai kegiatan dan upaya lain yang dapat
membuat lingkungan hidup kita sejuk, bersih,segar dan nyaman
(Bakaruddin, 2008: 85-86).
e. Keindahan
Indah adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan
yang menarik dan sedap dipandang mata. Indah dapat dilihat dari berbagai
segi, seperti segi tata warna, tata letak, tata ruang, bentuk ataupun gaya
19
dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan yang enak dan
cantik untuk dilihat.
Indah yang selalu sejalan dengan bersih dan tertib serta tidak
terpisahkan dari lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa maupun hasilkarya manusia.Kita wajib memelihara lingkungan hidup
agar lestari dan dapat dinikmati oleh manusia (Bakaruddin, 2008: 87).
Semua kondisi didaerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan
yang indah, menarik dan memberikan ketenangan tersendiri bagi
wisatawan sehingga kemungkinan kunjungan ulang serta mendorong
promosi kepasar wisatawan yang lebih luas.
f. Keramah-tamahan
Ramah tamah adalah suatu sikap dan prilaku seseorang yang
menunjukkan keakraban, sopan dan senang membantu. Ramah tamah
sebagaimana yang dimaksud merupakan watak dan budaya orang
Indonesia yang selalu menghargai sesama. Sikap ramah tamah ini menjadi
salah satu hal yang sangat menarik bagi wisatawan. Contoh sikap ramah
yang diharapkan wisatawan di objek wisata yaitu sikap ramah petugas
dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan (Bakaruddin, 2008: 87).
g. Kenangan
Kenangan adalah kesan yang sangat melekat dengan kuat pada
ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang
diperolehnya. Kenangan dapat berupa indah dan menyenangkan,
20
akantetapi dapat pula yang tidak menyenangkan. Kenangan akan selalu
tersimpan dalam ingatan seseorang apabila itu bersifat mengesankan.
Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan
wisatawan dan pengalaman berpariwisata di Indonesia dengan sendirinya
adalah yang indah dan menyenangkan. Kenangan yang indah ini dapat
pula diciptakan antara lain :
Akomodasi yang nyaman, bersih, sehat, pelayanan yang cepat, tepat
dan ramah dalam bentuk gaya bangunan serta dekorasi.
Ataraksi wisata yang menarik.
Makanan dan minuman yang khas. Makanan dan minuman adalah
salah satu daya tarik yang kuat dan dapat menjadikan jati diri atau
identitas daerah.
Cendramata yang mungilmencerminkan ciri-ciri khas yang bermutu,
mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau mempunyai arti
tersendiri dan dijadikan bukti atau kenangan dari kunjungan
seseorang kesuatu tempat (Bakaruddin, 2008: 88-89).
7. Sarana Prasarana
Sarana adalah suatu bentuk perusahaan yang dapat memberikan
pelayanan kepada wisatawan Yoeti 1996. Bila ditinjau dari fungsi dan
peranannya dalam pariwisata maka sarana pariwisata dibedakan menjadi :
Sarana Pariwisata Pokok
Yang dimaksud dengan sarana pokok adalah perusahaan-
perusahaan yang hidup serta kehidupannya tergantung dari kegiatan
21
pariwisata.Fungsinya menyediakan fasilitas pokok yang dapat
memberikan pelayanan bagi kedatangan wisatawan.
Sarana Pariwisata Pelengkap
Sarana pariwisata pelengkap adalah perusahaan-perusahaan
yang melengkapi sarana pokok tersebut dan berfunsi agar para
wisatawan lenih lama tinggal di suatu daerah tempat wisata.
Sarana Penunjang
Sarana penunjang adalah sarana yang diperlukan wisatawan
yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok dan pelengkap,
tetapi fungsinya yang lebih penting. Contoh sarana ini adalah :
Hotel
Hotel adalah bangunan khusus yang disediakan orang untuk
dapat menginap dan istirahat, memperoleh pelayanan dan fasilitas
olehnya dengan dipungut biaya.
Rumah Makan
Rumah makan adalah tempat menyantap makanan dan
minuman yang disediakan dengan dipungut biaya, menurut
(Arikunto, 2011).
Prasarana adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses
ekonomi berjalan lancar sehingga dapat memudahkan untuk memenuhi
kebutuhan selama mereka melakukan perjalanan, prasarana itu dapat
dibagi atas tiga bagian, yaitu :
22
Prasarana umum yaitu, menyangkut kebutuhan orang banyak yang
tujuannya adalah membantu kelancaran roda perekonomian,
pembangkit tenaga listrik, penyediaan air bersih, sistem irigasi dan
telekomunikasi.
Kebutuhan masyarakat banyak seperti rumah sakit, kantor pos,
perbankan, kantor polisi dan sebagainya.
Prasarana kepariwisataan contohnya segala bentuk organisasi yang
mengurus dan meningkatkan kedatangan wisatawan, semua fasilitas
yang dapat menunjang kedatangan wisatawan untuk menginap dan
singgah untuk sementara waktu didaerah tujuan wisata serta semua
fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan rekreasi dan olah raga.
8. Kondisi Aksesbilitas
Semakin banyak sistem jaringan yang tersedia didaerah berwisata
maka semakin mudah aksesbilitas yang didapat begitu pula sebaliknya,
semakin rendah aksesbilitas yang didapat maka semakin sulit daerah itu
dijangkau dari daerah lain. Aksebilitas sangat penting untuk kelancaran
kemajuan suatu objek wisata.
Suatu objek wisata tidak akan berhasil jika aksesbilitas ke objek
wisata tersebut sulit dijangkau, maka aksesbilitas menuju dan disekitar
objek atau lokasi wisata harus diperhatikan. Aksesbilitas yang dimaksud
adalah :
23
Jalan
Jalan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
pembangunan suatu pariwisata, apabila jalan menuju suatu objek
wisata tidak memadai atau tidak bagus maka akan memberi
ketidaknyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang berkunjung.
Transportasi
Pariwisata tidak dapat berkembang tanpa adanya sarana
transportasi. Transportasi dapat memudahkan orang untuk
mengunjungi suatu daerah tujuan wisata, dengan adanya transportasi
jarak yang jauh akan menjadi dekat. Dewasa ini kemajuan transportasi
telah mendorong perkembangan pariwisata sangat pesat, hal ini
disebabkan kecepatan dan kenyamanan yang diberikan oleh
transportasi tersebut, dan hal ini juga dapat meringankan biaya
perjalanan.
Oka A. Yoeti 1996 membagi tiga macam transportasi yang
digunakan oleh wisatawan, yaitu :
Transportasi udara dapat berupa pesawat udara
Transportasi laut dapat berupa kapal, perahu nelayan, perahu
motor, sampan dan lain-lain.
Transportasi darat dapat berupa sepeda motor,delman,mobil
penumpang,kereta api dan lain-lain.
24
B. Penelitian Yang Relevan
Erika (2000) tentang “Studi Pengembangan Objek Wisata Alam di
Kabupaten Pesisir Selatan” menjelaskan bahwa atraksi wisata merupakan
cara tambahan yang di adakan didaerah objek wisata yang dirancang
sedemikian rupa sehingga memepunyai nilai tambah yang besar, prasarana
dari wisata adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses
perekonomian pariwisata berjalan dengan lancar, sedangkan sarana pariwisata
adalah semua bentuk perusahaan yang memberikan pelayanan kepariwisataan
tapi hidup dan kehidupannya tidak selamanya tergantung pada wisatawan,
kondisi pariwisata juga ditentukan kondisi didaerah sekitar objek wisata alam
tersebut.
Syafta (2012) tentang “Pengembangan Objek Wisata Sarasah Sikayan
Balumuik di Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang”
menyimpulkan bahwa keindahan, keunikan, alami dan tenang atau jauh dari
keramaian yang menjadi pendorong sebagian besar pengunjung datang ke
lokasi ini. Sebagian pengunjung juga berkeinginan agar objek wisata Sarasah
Sikayan Balumuik di Kelurahan Limau Manis Selatan Kota Padang
dikembangkan dengan fasilitas wisata yang memadai yaitu berupa jalan dan
transportasi.
Mirawati (2003) tentang “Pengembangan Objek Wisata Air Terjun
Badorai di Jorong Limo Kampuang Kenagarian Sungai Pua Kabupaten
Agam” menjelaskan bahwa : 1) Pengembangan objek wisata belum bisa
berkembangn dengan baik, 2) Masyarakat dalam penetapan sapta pesona bisa
25
secara maksimal, 3) Untuk pengembangan oleh pemerintah telah berperan
dalam mempromosikannya.
Tanamir (2010) tentang “Strategi Pengembangan Objek Wisata
Panorama Tabek Patah Kecamatan Salimpuang Kabupaten Tanah Datar”
menyatakan bahwa strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan objek
wisata panorama Tabek Patah antara lain : 1) Mempublikasikan bahwa
panorama Tabek Patah merupakan bekas benteng Fort Van Dercapellen. 2)
Meningkatkan promosi mengenai kelebihan-kelebihan panorama Tabek Patah
dibandingkan objek wisata lain, yaitu mempunyai pemandangan yang sangat
indah, memiliki udara yang sejuk dan adanya industri makanan tradisional. 3)
Diharapkan pemerintah daerah dapat menyusun dan menurunkan dana untuk
mengalokasikan sarana dan prasarana serta pemeliharaannya. 4) Melakukan
pemangkasan terhadap pohon pinus yang sudah menghalangi pemandangan.
5) Meningkatkan kerjasama antara pemerintah daerah, wali nagari dengan
pengelola panorama Tabek Patah. 6) Meningkatkan promosi melalui website
dan foto lokasi objek wisata Dan 7) Meningkatkan sarana dan prasarana serta
kualitas pelayanan.
C. Kerangka Berfikir
Selanjutnya penulis menyusun kerangka berfikir yang berkenaan
dengan masalah penelitian Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Air
Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada kerangka berfikir dibawah ini
26
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Kondisi sapta
pesona Pantai Air
Manis
Pantai Air Manis
Pengelolaan Pantai
Air Manis
Strategi
Pengembangan
Pantai Air Manis
27
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan judul penelitian dan masalah serta sesuai dengan tujuan
sifat masalah yang diteliti maka penelitian ini termasuk kedalam penelitian
dekriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengangkat
fakta, keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi ketika penelitian
berlangsung dan menyajikan apa adanya.
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan bagian dari penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana dalam penelitian ini peneliti
sebagai instrumen kunci. Pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut
secara utuh, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi
kedalam variabel atau hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian
dari suatu keutuhan (Sugiyono, 2011).
B. Lokasi Penelitian
Sesuai dengan latar belakang penelitian ini adapun lokasi penelitian
yang akan dituju peneliti dalam menghimpun, mengumpulkan, dan
mengambil data untuk mencapai tujuan penelitian ini yaitu di Kelurahan Air
Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
C. Informan Penelitian
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak
27
28
pengalaman tentang latar belakang penelitian. Ia berkewajiban secara
sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal.
Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan dengan sukarela ia dapat
memberikan pandangan dari segi orang dalam tentang nilai-nilai, sikap,
bangunan, proses, dan kebudayaan yang menjadi latar belakang tersebut,
Moleong (2010 : 132).
Dalam rangka memperoleh data dan informasi yang relevan dengan
permasalahan penelitian, maka pengumpulan data dilakukan dengan
menentukan informan penelitian, pemilihan informan dalam penelitian ini
dilakukan secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan dan tujuan tertentu
(Sugiyono, 2011: 300).
Dengan teknik purposive sampling peneliti dapat menentukan sendiri
informan penelitian berdasarkan tujuan penelitian dan juga diharapkan
kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang
akan dilakukan. Informan dalam penelitian ini yang dianggap mempunyai
sangkut paut dengan karakteristik tertentu adalah masyarakat yang tinggal
disekitar objek wisata dan pengunjung objek wisata serta informan kunci
yaitu pengelola objek wisata, Camat Padang Selatan dan Lurah Air Manis.
D. Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data pokok atau data yang belum diolah, yaitu
sumber data langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data
29
primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari masyarakat
dan pengunjung objek wisata, pengelola Objek Wisata Pantai Air
manis, Camat Padang Selatan dan Lurah Air Manis.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung diberikan
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui
studi dokumentasi, buku-buku, surat kabar, makalah, arsip dan
dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan objek wisata.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut Burhan (2007: 115) Observasi adalah kemampuan
seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja
pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Dalam
melaksanakan pengamatan ini sebelumnya peneliti akan mengadakan
pendekatan dengan subjek penelitian sehingga terjadi keakraban antara
peneliti dan subyek penelitian.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,percakapan
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moloeng, 2010: 186).
Wawancara dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan
30
subjek penelitian melalui serangkaian tanya jawab dengan pihak-pihak
yang terkait langsung dengan pokok permasalahan.
Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan adalah wawancara
terstruktur yang dilakukan dengan terlebih dahulu membuat daftar
pertanyaan yang kadang-kadang disertai jawaban alternatif dari
informan dengan maksud agar pengumpulan data lebih terarah kepada
tujuan penelitian dan pembuktian hipotesis. Dalam teknik ini digunakan
dua metode yaitu :
a. Wawancara bebas
Bertujuan untuk memperoleh keterangan yang sifatnya
informal atau tidak resmi yang biasanya terwujud dalam
pembicaraan-pembicaraan ringan, namun keterangan-keterangan
yang diberikan diarahkan pada yang diinginkan.
b. Wawancara terstrktur
Dengan memperoleh keterangan khusus yang berkaitan
dengan masalah penelitian yang disusun dalam bentuk instrumen
penelitian berupa pedoman wawancara.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa
gambar mengenai situasi dan kondisi lingkungan sebagai media agar
dapat diamati dan di teliti lebih lanjut. Bogdan dan biklen dalam
Moleong (2002) mengatakan bahwa dokumen berupa foto dalam
penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga
31
dan digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya secara
indusif.
F. Teknik Analisia Data dan Keabsahan Data
1. Teknik Analisa Data
Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan
ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. data yang terkumpul
dapat berupa catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto,
dokumen, laporan, biografi, artikel, dan sebagainya, Afifudin (2012: 145)
Menurut Sugiono (2013: 243) dalam penelitian kualitatif data
diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik yang
bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya
jenuh. Analisia data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama lapangan dan setelah selesai lapangan.Teknik
analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data
yang dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu.Pada saat wawancara, peneliti
sudah melakukan analisia terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisia terasa belum memuaskan,
maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu.
(Miles dan Huberman dalam Sugiono 2014) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisia data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
32
Jenuh. Aktivitas dalam analisia data yaitu, data reduction, data display dan
conclusion drawing/ verification:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
semakin lama peneliti dilapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,
komplek dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisia data melalui
reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Display Data (penyajian data)
Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
2. Keabsahan Data
Menurut Moleong (2010: 327) keabsahan data hasil penelitian
kualitatif yang diperoleh dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
33
a. Perpanjangan Keikutsertaan
Dalam penelitian ini, peneliti adalah instrumen itu sendiri artinya
keikutsertaan peneliti pada objek penelitian sangat berarti sekali, dalam
pengumpulan data hal ini supaya data yang diperoleh betul-betul dapat
dipercaya karena sudah berulang kali diamati.
b. Ketekunan/ keajegan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bertujuan menemukakan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu
sedang dicari.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh. Jadi triangulasi
berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan
konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari
berbagai pandangan.
d. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Pemeriksaan teman sejawat bertujuan untuk melihat kekuatan dan
kelemahan tentang hasil akhir sementara yang diperoleh dari penelitian,
hal ini dapat dilakukan dalam bentuk analitik dengan teman,
pembimbing, dan penguji. Teknik ini mengandung beberapa maksud
sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data. Pertama, untuk
34
membuat peneliti agar tetap mempertahankan sikap terbuka dan
kejujuran. Kedua, diskusi dengan teman sejawat ini memberikan suatu
kesempatan awal yang baik untuk memulai menjajaki dan menguji
hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran sendiri.
35
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Kondisi Fisik
a. Luas Wilayah
Kecamatan Padang Selatan terletak di Kota Padang Propinsi
Sumatera Barat, berjarak lebih kurang 10 Km dari pusat
kota,mempunyai luas wilayah 10,03 km2 dengan keadaan daerah
sebagian besar adalah dataran dan perbukitan yang di gunakan oleh
masyarakat untuk bermukim. Titik Koordinat 0057’50” LS – 0
0
59’0”LS dan 100022’0” BT-100
023’10” BT (Sumber Peta Lokasi
Penelitian tahun 2016).
Tabel IV.1. Tata Guna Lahan di Kecamatan Padang Selatan
No Jenis Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)
1 Perkebunan 241
2 Hutan Rakyat 191
3 Pekarangan 167
4 Rumah, bangunan dan halaman
sekitarnya
163
5 Kebun/Tegal 105
6 Ladang/Huma 84
7 Sementara tidak diusahakan 40
8 Sawah 10
9 Padang rumput 2
(Sumber: Kantor Kecamatan Padang Selatan, 2016)
b. Letak dan Batas Wilayah
Kecamatan Padang Selatan terletak pada ketinggian ± 156 dari
permukaan laut. Sehubungan dengan Kecamatan Padang Selatan
35
36
daerah darat mempunyai areal terluas berupa pemukiman yaitu ±163
Ha dan perkebunan ±241 Ha.
Batas wilayah Kecamatan Padang Selatan adalah sebagai
berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Padang Barat dan
Padang Timur
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk
Kabung
3. Sebelah Barat dengan berbatasan dengan Samudera Indonesia
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Begalung
(Sumber: Kantor Kecamatan Padang Selatan, 2016)
c. Topografi
Dilihat dari topografi wilayah kecamatan ini umumnya
terletak pada ketinggian antara 10-75 m diatas permukaan laut.
Kondisi topografi seluruh wilayah kecamatan ini 10,3 km2 (Sumber :
Kantor Kecamatan Padang Selatan).
Status tanah yang ada di Kecamatan Padang Selatan ini
adalah sebagian besar merupakan tanah ulayat/kaum. Sebagian tanah
ada yang belum bersetifikat dan hak guna bangunan akan semakin
banyak, mengingat semakin pentingnya status tanah bagi seseorang
dan semakin berkembangnya daerah ini maka tanah adat dan lain-
lain akan semakin berkurang.
Bila dilihat dari jenis fauna yang terdapat didaerah ini di
antaranya sapi, kambing, ayam, dan beberapa jenis burung, dan flora
yang terdapat di daerah ini di antaranya durian, manggis, rambutan,
jengkol, petai dan lain-lain.
37
d. Temperatur dan Curah Hujan
Kecamatan Padang Selatan beriklim tropis dengan
temperature bergerak antara 28.50C pada siang hari dan 23
0C – 25
0C
pada malam hari. Di samping itu curah hujan rata-rata 3,600 mm
pertahunnya. Keadaan hidrologi atau kondisi air di daerah ini
umumnya tidak mengalami kesulitan, kareana wilayah ini
merupakan daearah yang dilatar belakangi oleh daerah perbukitan,
dimana dimanfaatkan sebagai sumber air bersih, irigasi dan
persawahan, sungai-sungai yang terdapat di daearah ini (Sumber :
Kantor Kecamatan Padang Selatan)
2. Kondisi Sosial
a. Jumlah Penduduk
Tabel IV.2. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Luas Wilayah dan
Kepadatan penduduk Kecamatan Padang Selatan
No Kelurahan
2011 Jumlah
Rumah
Tangga
Luas
Area
(Km2)
Kepadatan Penduduk
Laki-Laki Perempua
n
Jumlah
1 Air Manis 775 764 1.539 301 1,19 1.293
2 Bukik Gado-Gado 729 691 1.420 315 1,55 916
3 Batang Arau 2.242 2.244 4.486 1.142 0,34 13.194
4 Seberang
Palinggam
1.745 1.777 3.522 780 0,14 25.157
5 Pasa Gadang 2.958 3.053 6.011 1.433 0,31 19.390
6 Belakang Pondok 641 674 1.315 354 0,25 5.260
7 Alang Laweh 1.786 1.697 3.483 839 0,28 12.439
8 Taluak Bayua 1.619 1.382 3.001 704 2,83 1.060
9 Rawang 5.348 5.354 10.702 2.450 0,50 21.404
10 Mato Aie 5.981 5.974 11.955 2.755 0,80 14.944
11 Seberang Padang 3.506 3.549 7.055 1.712 1,54 4.581
12 Ranah Parak
Rumbio
1.401 1.469 2.870 753 0,30 9.567
Jumlah 28.731 28.628 57.359 13.538 10,03 129.205
(Sumber: Kantor Kecamatan Padang Selatan, 2016)
38
Berdasarkan data jumlah penduduk diakhir tahun 2011 yang
diperoleh dari Kantor Kecamatan Padang Selatan adalah 57.359 jiwa
dengan 13.538 KK terdiri dari 28.731 jiwa laki-laki dan 28.628 jiwa
perempuan.. Jumlah penduduk di Kelurahan Kelurahan Kecamatan
Padang Selatan terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini adalah wajar
karena semakin berkembangnya permukiman didaerah ini.
b. Pendidikan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan
oleh keberhasilan program pendidikan yang dilaksanakan oleh suatu
daerah. Oleh karena itu program pemerintah memprioritaskan
pendidikan merupakan program yang sangat penting dan utama
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Program utama
dalam bidang pendidikan adalah pelaksanaan program wajib belajar
9 tahun. Target wajib belajar 9 tahun adalah anak pada usia sekolah
dalam rentang usia 7-15 tahun, untuk mendapatkan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dari SD sampai SMP.
Ditinjau dari tingkat pendidikan, masyarakat yang ada di
Kecamatan Padang Selatan sudah tidak ada lagi yang buta huruf,
rata-rata pendidikan masyarakat terendah SD dan diikuti oleh
tamatan SLTP/ sederajat.Dan sudah banyak pula masyarakat yang
tamat perguruan tinggi.
39
Tabel IV.3. Data Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Padang
Selatan No Tingkat
Pendidikan
Jumlah
(Unit)
1 PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) 10
2 TK (Taman Kanak-Kanak) 14
3 SD (Sekolah Dasar) 33
4 SMP (Sekolah Menengah Pertama) 7
5 SMA (Sekolah Menengah Atas) 9
(Sumber: Kantor Kecamatan Padang Selatan, 2016)
Sarana Pendidikan di Kecamatan Padang Selatan Mulai dari
tingkat Pra Sekolah sampai ke Sekolah Menengah Atas, Kecamatan
Padang Selatan memiliki 10 buah PAUD, 14 buah TK, 33 buah
Sekolah Dasar, 7 buah Sekolah Menengah Pertama, dan 9 buah
Sekolah Menengah Atas.
c. Ekonomi
Dilihat dari kondisi wilayah, penduduk yang bermukiman di
Kecamatan Padang Selatan mempunyai mata pencaharian yang
beragam (heterogen) seperti: petani, Pegawai Negeri, pedagang, dan
lain-lain. Tetapi pada umumnya penduduk Padang Selatan bermata
pencaharian sebagai petani dan Pedagang. (Sumber: Kantor
kecamatan Padang Selatan, 2015).
d. Kesehatan
Taraf kesehatan penduduk juga sangat berpengaruh terhadap
kualitas SDM. Agar kondisi kesehatan penduduk tetap sehat, maka
penyediaan sarana kesehatan dan prasarananya harus memadai, baik
kuantitas maupun kualitasnya.
40
Tabel IV.4. Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Padang Selatan
No Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah Unit
1 Apotek 1
3 Puskesmas Pembantu (Pustu) 1
4 Polindes 1
5 Dokter Praktek 3
(Sumber: Kantor Kecamatan Padang Selatan, 2016)
Berdasarkan tabel diatas sarana dan prasarana kesehatan di
kecamatan Padang Selatan masih belum memadai seperti Gedung
Posyandu yang sampai sekarang masih menumpang di rumah-rumah
masyarakat bila melakukan pelayanan kepada masyarakat baik ibu
hamil, balita dan lansia, Pelayanan kesehatan dasar dan lanjutan
masih belum optimal seperti rumah sakit belum ada tapi hanya 1
pustu dan polindes kemudian Tenaga Kesehatan yang relatif kurang,
Masih sedikitnya masyarakat yang menerima pelayanan medis
secara modern.
B. Temuan Khusus
1. Kondisi Sapta Pesona Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan
Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
Pantai Air Manis adalah salah satu objek wisata yang cukup terkenal
yang terdapat di Sumatera Barat karena memiliki pemandangan pantai
yang indah, pantai ini merupakan salah satu objek wisata alam di Sumatera
Barat yang berada di bawah naungan Dinas Pariwisata Kota Padang.
Lokasi pantai ini terletak di pemukiman padat penduduk sehingga mudah
bagi pengunjung untuk menuju ke pantai ini, selain itu tersedianya sarana
transportasi umum yang relatif murah.
41
Pantai Air Manis ramai dikunjungi wisatawan pada hari-hari libur,
wisatawan yang berkunjung tidak hanya berasal dari Kota Padang saja,
tetapi juga berasal berasal dari daerah-daerah lain di Sumatera Barat
seperti dari Jambi, Batu Sangkar, Bukittinggi, Painan, Pasaman, dll.
Seperti hasil wawancara bersama Ibu DH (40 tahun) pengunjung asal
Jambi pada tanggal 28 April 2016 menyatakan bahwa :
Gambar 1. Wawancara dengan ibu DH (40 tahun) dokumentasi
penelitian, 24 Mei 2016,
“Kami dengan keluarga dapat informasi dari kawan yang di
Padang dio bilang ado pantai yang indah dan cocok untuk
berlibur dengan keluarga makonyo kami ke Pantai ini, ternyata
iyo cantik,udaranya sejuk, budak ni senang nian nengok pantai dari tadi dak do nangis dak, biasonyo dikit dikit nangis”
Maksudnya
“Saya bersama keluarga dapat informasi dari teman yang di
Padang, dia bilang ada pantai yang indah dan cocok untuk
42
berlibur bersama keluarga makanya kami kesini, ternyata
memang cantik, udaranya sejuk, anak saya ini suka sekali lihat
pantai dari tadi tidak ada menangis, biasanya sedikit-sedikit
menangis”
Di pantai air manis ini wisatawan juga bisa menyaksikan batu Malin
kundang yang terkenal dengan legenda anak durhakanya, batu ini berupa
puing-puing bekas kapal dan jasad si Malin kundang yang sudah menjadi
batu dikutuk oleh ibunya, ketika ombak menghempas batu tersebut
terdengar suara gemercik air yang membahana seperti suara ratapan dan
tangisan.Tidak jauh dari bibir pantai Nampak sebuah pulau yang berdiri
dengan anggunnya sehingga menarik untuk dikunjungi , pulau ini dikenal
dengan nama pulau pisang kecil, jika air laut sedang surut maka para
wisatawan bisa dengan berjalan kaki saja menuju pulau ini.
Seperti hasil wawancara dengan Ibu IT (36 tahun) wisatawan asal
Pesisir mengatakan :
Gambar 2. Wawancara dengan ibu IT (36 tahun) dokumentasi penelitian ,
24 Mei 2016
43
“Ibuk kasiko dek nio mancaliak batu Malin Kundang nan
kecek urang tu, ibuk baru partamo kali kasiko baru nyo, kecek
urang Pantai Aia Manih ko rancak tu ado batu Malin Kundang
bagai makonyo ibuk main-main kasiko jo keluarga, tapi kalau
ibuk caliak batu Malin Kundangnyo ndak jaleh do, lah hampia
abis dek ombak lai”
Maksudnya
“Ibuk kesini ingin melihat batu Malin Kundang yang orang-
orang bilang itu, ibuk baru pertama kalinya kesini, orang
bilang Pantai Air Manis ini bagus, lalu ada batu Malin
Kundang juga makanya ibuk main-main kesini bersama
keluarga, tapi kalau ibuk lihat batu Malin Kundangnya tidak
jelas, sudah hampir habis kena ombak”
Selanjutnya hasil wawancara yang di lakukan dengan IbuRZ (38
tahun) pada tanggal 28 April 2016salah satu wisatawan dari Lubuk Buaya
adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Wawancara dengan ibu RZ (38 tahun) dokumentasipenelitian, 24
Mei 2016,
“ Pantai ko cukuik indah kalau menurut ibuk, ibuk acok pai
berlibur jo keluarga kasiko kalau sadang musim liburan, disiko
44
tu sajuak udaronyo, ditambah pemandangannyo rancak, tapi
ibuk agak kurang nyaman dek banyak bana sampah nan baserak
di Pantai ko”.
Maksudnya
“Pantai ini cukup indah kalau menurut saya, saya sering pergi
berlibur dengan keluarga ke pantai ini kalau sedang musim
liburan, disini udaranya sejuk dan ditambah pemandangannya
indah, tapi ibuk agak kurang nyaman karena banyak sekali
sampah yang berserakan di pantai ini”.
Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan dengan IbuLN dan
JR (30 dan 32 tahun) wisatawan asal Medanpada tanggal 28 April 2016
adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Wawancara dengan ibu LN dan JR( 30 dan 32 tahun)
dokumentasi penelitian, 24 Mei 2016,
“Iya kami sebenarnya dapat informasi pantai ini dari anak kami
yang kuliah di Padang katanya ada Pantai yang bagus dan
45
cocok untuk berlibur sama keluarga, kami pikir disini ada
disediakan penginapan soalnya kami dari jauh kan, tapi setelah
kami tanya ke pedagang-pedagang yang disini katanya di
kawasan ini belum disediakan penginapan, padahal kan kalau
ada penginapannya pasti lebih nyaman dan betah lama-lama
disini”.
Dilihat dari hasil wawancara dengan Ibu LN dan JRdiatasdapat
disimpulkan bahwa sangat perlu disediakan penginapan di kawasan Pantai
Air Manis ini demi kenyamanan pengunjung khususnya pengunjung yang
berasal dari luar kota
Hal yang senada juga wawancara dengan IbuDM(28 tahun)
wisatawan asal Tabingmengatakan:
Gambar 5. Wawancara dengan ibu DM ( 28 tahun) dokumentasi penelitian,
24 Mei 2016
“Kalau dicaliak-caliak bana pantai ko memang rancak tapi
kurang teratur gara-gara parkiran oto yang baserak, lanyah iyo
46
lo jadinyo, harusnyo dibuek an tampek khusus parkir kendaraan
supayo indak mangganggu pamandangan jadinyo”.
Maksudnya
“ Kalau dilihat-lihat pantai ini memang bagus tapi kurang teratur
karena parkiran mobil yang tidak beraturan, becek jadinya,
harusnya dibuatkan tempat khusus parkir kendaraan supaya tidak
mengganggu pemandangan”.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu
pengunjung yang berasal dari Gunung Pangilun yang bernama LL (25
tahun) mengatakan :
Gambar 6.Wawancara dengan saudari LL (25 tahun) dokumentasi
penelitian, 24 Mei 2016,
47
“Sabananyo pantai nyo rancak, akak alah acok kasiko dari dulu tapi
kini kalau kak caliak pantai nyo lah agak kumuah dek gara-gara
parkiran oto baserak se di sekitar pantai, harusnyo dibuek an dek
pemerintah tampek untuak khusus parkir bia indak lanyah pantai
jadinyo”
Maksudnya
“Sebenarnya pantainya cantik, kakak sudah sering kesini dari dulu
tapi sekarang kalau kakak lihat pantainya sedikit kotor karena parkiran
mobil tidak beraturan di sekitar pantai, harusnya dibuatkan oleh
pemerintah tempat untuk khusus parkir agar tidak becek lagi pantai ini
jadinya”.
Dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa informan diatas
dapat disimpulkan Pantai Air Manis memiliki sapta pesona yang cukup
bagus sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk
berkunjung, promosi objek wisata ini juga cukup baik sehingga banyak
wisatawan dari berbagai daerah namun ada beberapa permasalahan yang
menyebabkan rasa kurang puas wisatawan terhadap produk wisata ini
seperti sudah rusaknya batu Malin Kudang yangb sebenarnya merupakan
icon utama dari Pantai Air Manis, Masih banyaknya sampah yang
berserakan di sekitar kawasan objek wisata Pantai Air Manis, Belum
tersedianya lokasi parkir permanen untuk kendaraan sehingga
menyebabkan pantai menjadi becek karena banyak pengunjung yang
memarkir kendaraannya di tepi pantai, dan belum tersedianya penginapan
di sekitar kawasan objek wisata demi kenyamanan pengunjung.
48
2. Pengelolaan Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan
Padang Selatan Kota Padang
Kedatangan wisatawan ke Pantai Air Manis ini membawa pengaruh
positif terhadap perekonomian masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi.
Pengaruh positif itu antara lain di bidang perdagangan dan bidang
transportasi. Di bidang perdagangan yaitu dengan keberadaan objek wisata
ini membuka peluang untuk kedai-kedai makanan dan minuman, toko
pernak-pernik benda-benda khas daerah setempat ataupun toko-toko yang
menjual perlengkapan bermain di air. Di bidang transportasi yaitu apabila
banyak pengunjung yang menggunakan layanan angkutan umum tentu
akan membuat naiknya jumlah penduduk. Seperti hasil wawancara peneliti
dengan Ibu HN (45 tahun) salah satu pedagang di kawasan Pantai Air
Manis sebagai berikut :
49
Gambar 7. Wawancara dengan ibu HN (45 tahun) dokumentasi penelitian,
1 Juni 2016,
“Samanjak ado objek wisata ko ekonomi ibuk lai agak naiak
soalnyo ibuk bisa manggaleh disiko, kalau dulu iduik ibuk yo
agak susah dek laki ibuk cuman tukang ojek tapi kini samanjak
ado pantai aia manih ko pendapatan ibuk jadi lumayan”
Maksudnya
“Semenjak ada objek wisata ini ekonomi ibuk sedikit meningkat
soalnya ibuk bisa berdagang di sini, kalau dulu hidup ibuk agak
sedikit susah soalnya suami ibuk Cuma tukang ojek, tapi
sekarang semenjak ada pantai Air Manis ini pendapatan ibuk
jadi lumayan”
Berdasarkan data yang peneliti kumpulkan dari hasil wawancara dan
kuisioner mengatakan bahwa objek wisata alam Pantai Air Manis ini
sebenarnya pernah dilimpahkan pengelolaannya kepada masyarakat
setempat tapi yang terjadi malah pengelolannya kurang maksimal, seperti
50
yang disampaikan oleh Bapak AZ (50 tahun) selaku koordinator pengelola
Pantai Air Manis sebagai berikut :
Gambar 8. Wawancara dengan Bapak AZ (50 tahun) dokumentasi
penelitian, 01 Juni 2016,
“Kami sebagai pengelola disini baru ditunjuk pada tahun 2015,
yang sebelum tahun 2015 ada pengelola dibentuk BPOW (Badan
Pengelola Objek Wisata) yaitu pengelolanya masyarakat, kami
dari dinas cukup memantau apa-apa saja kegiatan yang
dilakukan oleh BPOW tersebut, tapi karena pengelolaan dari
masyarakat itu tidak mencapai target maka pengelolaan tersebut
diambil alih lagi oleh dinas”
Dari pendapat Bapak AZ mengatakan bahwa pada tahun 2015
pernah diberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengelola objek
wisata yang ada didaerahnya, tapi dengan pengelolaan yang diserahkan
kepada masyarakat tersebut mengakibatkan kurang tercapai target
sehingga dinas mengambil alih lagi pengelolaan Pantai Air Manis ini demi
mecapai target yang sudah ditentukan. Lanjutan dari pendapat Bapak AZ
51
“Semenjak pengelolaan di ambil alih lagi oleh dinas pariwisata
pengelolaan di objek wisata Pantai Air Manis mulai membaik lagi
dan mulai berjalan lancar lagi baik itu masalah kebersihan
maupun pengamanan pengunjung dan distribusi buktinya baru 3
bulan di ambil alih sudah berkisar 60% pencapaian target
penjualan tiket”
Selain pengelolaan yang cukup baik yang dilakukan oleh pengelola,
campur tangan masyarakat dalam mengembangkan objek wisata ini tentu
juga cukup berpengaruh, seperti hasil wawancara peneliti dengan Bapak
AS (46 tahun) selaku Kepala Kelurahan Air Manis mengatakan :
Gambar 9. Wawancara dengan Bapak AS (46 tahun) dokumentasi
penelitian, 03 Juni 2016,
“Kalau masalah keindahan tentu kita patut bersyukur kepada
Tuhan telah diberikan alam yang begitu indah, Cuma
masalahnya kita bisa mengelola apa yang diberikan Tuhan itu
agar bermanfaat dan berkah, kalau saya lihat pengelolaan di
Pantai Air Manis ini mungkin sudah terlaksana tapi ada
beberapa permasalahan yang menjadi kendala sehingga
kurang maksimalnya pengelolaan tersebut salah satu
contohnya yaitu masalah perkara tanah, karena sebagian
besar tanah di kawasan Pantai Air Manis ini masih milik
masyarakat jadi pengelolaan kadang tersendat izin dari
masyarakat”
52
Hal senada juga dikatakan oleh Bapak RD salah satu pengelola
objek wisata Pantai Air Manis mengatakan :
“Kami kalau pengelola ko antahlah ingin supayo objek wisata
ko samakin rancak, tapi kadang usaho untuak
mamparancaknyo tasandek dek izin masyarakat, mode tanah
nan rencana ka di bangun parkir permanen tu sabananyo kan
masih tanah masyarakat yang masih bapakaro, makonyo
sampai kini alun jadi di bangun lai, masalah penginapan tu
kan indak pakaro murah do, butuh dana gadang untuak itu
makonyo kami kini sadang mausahoannyo kini”
Maksudnya
“Kami kalau pengelola ini selalu ingin supaya objek wisata ini
semakin bagus, tapi kadang usaha untuk memperbagusnya
tersendat izin masyarakat, seperti tanah yang rencana mau
dibangun parkir permanen itu sebenarnya kan masih tanah
masyarakat yang masih berperkara makanya sampai sekarang
belum jadi di bangun, masalah penginapan kan bukan perkara
mudah, butuh dana besar untuk itu makanya kami sekarang sedang
berusaha untuk itu”
Pendapat dari Bapak RD (30 tahun) selaku salah satu pegawai
kecamatan Padang Selatan mengatakan :
53
Gambar 10. Wawancara dengan Bapak RD (30 tahun) dokumentasi
penelitian , 05 Juni 2016,
“Kami kalau dari pemerintah Kecamatan sebenarnya tidak
punya wewenang banyak masalah pengelolaan objek wisata
Pantai Air Manis tapi apa yg bisa kami bantu pasti kami
bantu, cuman kalau saya pribadi melihat pantai itu sudah baik
masalah promosi tapi yg saya lihat mungkin ada beberapa
fasilitas yang belum tersedia seperti penginapan dan parkir
permanennya mungkin yang belum tersedia, tapi kami juga
sudah menyarankan kepada pengelola untuk merundingkan
hal tersebut, alangkah lebih baiknya kan ada penginapan yang
disediakan disana supaya pengunjung yang datang dari jauh
merasa nyaman untuk berlibur kesana”
Pendapat dari EW (20 tahun) salah satu pemuda di Kelurahan Air Manis
mengatakan :
54
Gambar 11. Wawancara dengan EW (20 tahun) dokumentasi penelitian ,
24 Mei 2016,
“Pintu masuak Pantai Aia Manih ko kan sabana nyo duo
buah nan disiko ciek nan di dakek batu Malin Kundang ciek
lai, hargo di kaduo pintu masuak tu babeda soalnyo nan
manjago nyo babeda lo, pintu masuak nan disiko pengelola
nan manjago jadi hargo karcisnyo lai sesuai, tapi nan di dakek
batu Malin kundang tu masyarakat setempat nan manjago jadi
hargo karcis nyo labiah tinggi, jadi kadang banyak
pengunjung nan maupek”
Maksudnya
“Pintu masuk Pantai Air Manis ini sebenarnya dua buah, yang
disini satu, yang di dekat batu Malin Kundang satu lagi, harga di
kedua pintu masuk itu berbeda soalnya yang menjaga juga
berbeda, pintu masuk yang disini pengelola yang menjaga, jadi
harga karcisnya sesuai, tapi yang di dekat batu Malin Kundang
itu masyarakat setempat yang menjaga jadi harga karcisnya
lebih tinggi, jadi banyak pengunjung yang komplen”
55
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan kalau Pantai Air
Manis ini sudah sangat baik dari segi tampilan alam maupun sarana dan
prasarana yang disediakan tapi ada beberapa pengelolaan yang masih
kurang maksimal misalnya masalah belum tersedianya tempat khusus
parkir kendaraan, tingginya harga karcis masuk, kondisi pantai yang
becek, sampah yang berserakan dan belum tersedianya penginapan
disekitar objek wisata.
seperti hasil wawancara peneliti dengan bapak DN (35 Tahun)
selaku salah satu pengelola objek wisata Pantai Air Manis ini yaitu :
“Kalau masyarakat ko lai baranti melakukan pungutan liar
tu ma mungkin objek wisata ko ndak ka rusak citra nyo do,
kadang urang kasiko maleh nyo kan dek banyak pemuda yang
mahambek jalan jo minta sumbangan di sapanjang jalan ka
pantai aia manih ko, tu urang maraso agak barek lo nyo
soalnyo masuak lah mambaia lo, parkir di dalam beko lah
mambaia lo, ditambah lo urang minta sumbangan”
Maksudnya
“Kalau masyarakat berhenti melakukan pungutan liar mungkin
objek wisata ini tidak akan rusak citranya, kadang-kadang
pengunjung enggan kesini gara-gara banyak pemuda yang
memungut dana liar di sepanjang jalan menuju Pantai Air Manis ini,
tentu pengunjung merasa keberatan soalnya masuk dia juga bayar,
nanti parkir kendaraan didalam juga bayar, ditambah pula orang
yang minta sumbangan”
Pendapat dari Ibu ED (31 tahun) salah satu warga Kelurahan Air
Manis mengatakan :
56
Gambar 12. Wawancara dengan Ibu ED (31 tahun) dokumentasi penelitian
, 01 Juni 2016,
“Pantai Aia Manih ko sabananyo luasnyo kiro-kiro 15
hektar, itu cuman 5 hektar nan punyo pemerintahnyo,
salabiahnyo tanahpunyo masyarakat ma, nan arah ka batu
Malin Kundang tu tanah punyo masyarakat umumnyo ma, nan
di gerbang masuk resmi tu nan punyo pemerintahnyo,
makonyo di gerbang masuak nan dakek batu Malin Kundang
tu masyarakat nan manjua karcis”
Maksudnya
“Pantai Air Manis ini sebenarnya luasnya kira-kira 15 Hektar,
itu Cuma 5 hektar milik pemerintah, selebihnya tanah punya
masyarakat, yang arah ke batu Malin Kundang itu tanah punya
masyarakat pada umumnya, yang di gerbang masuk resmi itu
yang punya pemerintah cuman, makanya di gerbang masuk
yang dekat batu Malin Kundang itu masyarakat yang menjual
karcis”
Hasil wawancara dengan Ibuk DR ( 52 tahun) masyarakat yang
tinggal di Kelurahan Air Manis mengatakan :
57
Gambar 13. Wawancara dengan Ibu DR (52 tahun) dokumentasi penelitian,
01 Juni 2016,
“Iyo mungkin ibuk dek urang ndak basakolah tu ibuk kurang
mangarati baa caro mampromosian Pantai Aia Manih ko, Tapi
kalau anak ibuk nan kuliah tu lai keceknyo acok mampromosian
ka kawan-kawannyo tentang Pantai Aia Manih ko, kadang di hp
gai di promosiannyo keceknyo ma”
Maksudnya
“Iya mungkin ibuk bukan orang yg berpendidikan makanya ibuk
kurang mengerti bagaimana cara mempromosikan Pantai Air
Manis ini, tapi kalau anak ibuk yang sedang kuliah sekarang
katanya sering mempromosikan kepada teman-temannya tentang
Pantai Air Manis ini, kadang melalui hp (internet) juga
dipromosikannya katanya”
Hal senada juga dikatakan oleh anak ibu DR yang bernama GL (25
tahun) selaku salah satu pemuda di Kelurahan Air Manis mengatakan :
58
Gambar 14. Wawancara dengan saudara GL (25 tahun) dokumentasi
penelitian 01 Juni 2016,
“Kalau awak masalah mampromosian mungkin acok awak
promosian Pantai Aia Manih ko ka kawan-kawan kampus awak
nyo, di BBM samo di Facebook lai lo nyo, kalau mengelolanyo
awak ikuik mengelola misalnyo manjua tiket pas lah jam 3 ka
ateh soalnyo kalau pagi sampai jam 3 tu masih wewenang pihak
pengelola, kami pemuda turun tangan dari jam 3 sorenyo”
Maksudnya
“Kalau saya masalah mempromosikan mungkin sering saya
promosikan Pantai Air Manis ini ke teman-teman kampus saya, di
BBM da di Facebook iya juga, kalau mengelolanya saya ikut
mengelola misalnya berjualan tiket pas sudah jam 3 ke atas soalnya
pagi sampai jam 3 masih wewenang pihak pengelola, kami pemua
turun tangan dari jam 3 keatas cuman”
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan informan diatas
dapat disimpulkan bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh pengelola
59
sebenarnya sudah cukup terlaksana dapat dilihat dari promosi yang sudah
baik walaupun ada beberapa sarana dan prasarana yang masih kurangtapi
hal itu dapat berangsur-angsur dilengkapi. Dalam memaksimalkan
pengelolaan objek wisata Pantai Air Manis ada beberapa kendala yang
ditemui seperti masalah pungutan liar yang dilakukan oknum yang tidak
bertanggung jawab, perkara tanah yang menghambat pembangunan serta
alokasi dana yang sedikit sulit
3. Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan
Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang
Objek wisata Pantai Air Manis ini berpotensi untuk menjadi objek
wisata yang terkenal di Sumatera Barat, untuk mewujudkan hal tersebut
diperlukan adanya upaya yang berkesinambungan dari segala pihak, baik
pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat setempat dalam
menentukan strategi yang tepat untuk mengembangkan sebuah objek
wisata perlu memperhatikan beberapa faktor seperti kondisi sapta pesona
dan pengelolaan yang dilakukan.
Kondisi sapta pesona yang sudah baik belum tentu membuat suatu
objek wisata menjadi bagus kalau tidak bisa mengelolanya dengan baik
begitupun sebaliknya, semua itu diperlukan strategi yang tepat agar suatu
objek wisata berkembang dengan baik, dari hasil wawancara peneliti
dengan informan beberapa waktu lalu terungkap pula beberapa pendapat
seperti hasil wawancara dengan salah satu pegawai Kelurahan yang
bernama Ibu RTN (40 tahun) mengatakan :
60
Gambar 15. Wawancara dengan Ibu RTN (40 tahun) dokumentasi
penelitian, 01 Juni 2016,
“Kalau menurut saya pribadi pariwisata itu sendiri salah satu
produk yang nilai jualnya tergantung promosi, kalau promosinya
bagus pasti nilai jualnya juga tinggi, memang kalau saya lihat
promosi Pantai Air manis ini sudah bagus tapi kalau lebih
ditingkatkan lagi alangkah baiknya, kalau bisa Pantai Air manis
ini nanti bisa setara dengan Rajo Ampat terkenal sampai keluar
negri, Amin”
Pendapat dari salah satu warga Kelurahan Air Manis yang bernama Ibu
AR (31 tahun) mengatakan :
61
Gambar 16. Wawancara dengan Ibu AR (31 tahun) dokumentasi penelitian,
01 Juni 2016,
“Kalau nio Pantai Aia Manih ko bakambang, pengelola harus
mausahoan untuak maelok an sarana nan rusak jo malengkap an
nan alun ado supayo pangunjuang nyaman, kalau pangunjuang
nyaman jo pueh tantulah nyo acok kasiko liak”
Maksudnya
“Kalau mau Pantai Air Manis ini berkembang tentu pengelola harus
mengusahakan untuk memperbaiki sarana prasarana yang sudah rusak
dan melengkapi yang belum ada agar sapta pesona objek wisata ini
mendukung kenyamanan para pengunjung, kalau pengunjung merasa
nyaman dan puas berwisata ke Pantai Air Manis tentu nanti dia balik
lagi”
Selanjutnya hasil wawancara dengan salah satu pegawai Kecamatan
Padang Selatan Bapak GR (35 tahun) mengatakan :
“Masalah pariwisata indak pernah lepas dari peran masyarakat do,
soalnyo nan manjadi tuan rumah di suatu objek wisata tu pasti
62
masyarakat, jadi kalau menurut ambo pribadi supayo objek wisata
Pantai Air Manis bakambang elok rancak dimulai dari masyarakatnyo,
salah satu contohnyo saran ambo pengelola tu maupayaan untuak
maagiah penyuluahan-panyuluahan ka masyarakat supayo masyarakat
tu mangarati jo sadar tentang pariwisata, buliah masyarakat tau lo apo
yang bisa di lakukannyo untuak pariwisata nan ado diwilayahnyo tu”
Maksudnya
“Masalah pariwisata tidak pernah lepas dari peran masyarakat soalnya
yang menjadi tuan rumah di suatu objek wisata itu pasti masyarakat,
jadi kalau menurut saya pribadi supaya objek wisata Pantai Air Manis
ini berkembang baik. Bagusnya dimulai dari masyarakatnya salah satu
contohnya saran saya pengelola itu mengupayakan untuk memberi
penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat supaya masyarakat itu
mengerti dan sadar tentang pariwisata agar masyarakat itu tau pula apa
yang akan dilakukannya untuk pariwisata yang ada di wilayahnya”
Hal yang hampir serupa juga dikatakan oleh salah satu pemuda di
Kelurahan Air manis yaitu KK (29 tahun) mengatakan :
Gambar 17. Wawancara dengan saudara KK (29 tahun) dokumentasi
penelitian, 01 Juni 2016,
63
“Kalau menurut awak masalah strategi mengembangkan suatu
objek wisata manapun indak lapeh dari peran pemerintah,
pengelola jo masyarakat setempat do. Suatu objek wisata tu
berhasil kalau katigo komponen tadi tu bekarajo samo dengan
elok. Kalau di pantai Aia Manih ko awak caliak ndak ado mode
itu do buktinyo sajo nan di gerbang dakek batu Malin Kundang tu
masyarakat nan mangalola, pemerintah mangalola nan disiko
sajo, harusnyo labiah rancaknyo disatukan sajo sado kawasan tu
jadi ciek tu dikelola dek pemerintah, pengelola jo masyarakat,
saling bakarajo samo se mangalolanyo”
Maksudnya
“Kalau menurut saya masalah strategi mengembangkan suatu
objek wisata manapun tidak lepas dari peran pemerintah,
pengelola dan masyarakat setempat. Suatu objek wisata itu
berhasil kalau ketiga komponen tadi bekerjasama dengan baik.
Kalau di pantai Air Manis ini saya lihat tidak ada seperti itu,
buktinya saja yang digerbang dekat batu Malin Kundang itu
masyarakat yang mengelola, pemerintah hanya mengelola yang
disini saja, harusnya lebih bagus disatukan saja semua kawasan
itu menjadi satu dan dikelola oleh perintah, pemerintah dan
masyarakat bersatu untuk mengelolanya”
Dari beberapa pendapat diatas dapat peneliti simpulkan strategi dalam
mengembangkan objek wisata Pantai Air Manis antara lain yaitu dengan
meningkatkan promosi, memperbaiki dan melengkapi sarana prasarana,
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pariwisata dan
Pemerintah, pengelola beserta masyarakat bekerja bersama-sama untuk
mengembangkan objek wisata pantai Air Manis ini.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka hasil tersebut akan di
bahas lebih lanjut dalam bentuk uraian pembahasan tentang Strategi
Pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
64
Pertama, Kondisi sapta pesona pantai Air Manis dilihat secara kasat
mata memang sudah baik, hal ini dapat dilihat dari tampilan alam yang sangat
indah, angin yang sejuk serta akses yang lancar sehingga pengunjung tertarik
untuk berwisata di Pantai Air Manis, namun untuk mendapatkan kondisi sapta
pesona Pantai Air Manis yang bagus tidak hanya membutuhkan tampilan
alam yang indah ada beberapa permasalahan yang menjadi hambatan
perkembangan objek wisata ini seperti kurang terawatnya Batu Malin
Kundang sebagai icon utama Pantai Air Manis, belum tersedianya parkir
permanen bagi kendaraan, kondisi pantai yang becek karena kendaraan bebas
berlalu lalang, banyaknya sampah berserakan dibeberapa titik serta masih
banyaknya sarana dan prasarana yang kurang terawat bahkan sudah rusak.
Sesuai dengan pendapat Bakaruddin (2008: 87) mengatakan indah
adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik
dan sedap dipandang mata, Indah dapat dilihat dari berbagai segi, seperti segi
tata warna, tata letak, tata ruang, bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi
dan selaras, sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk dilihat.
Indah yang selalu sejalan dengan bersih dan tertib serta tidak terpisahkan dari
lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil
karya manusia. Kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan
dapat dinikmati oleh manusia
Kedua, Pengelolaan objek wisata Pantai Air Manis ini sebagian
dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang dan sebagian
lagi dikelola oleh masyarakat setempat, ini terjadi karena sebagian besar
65
tanah di Pantai Air Manis ini masih milik masyarakat sehingga sering
terhambatnya pembangunan terkendala izin dari pemilik, beberapa oknum
masyarakat yang kurang bertanggung jawab juga sering memanfaatkan
wewenangnya untuk hal-hal yang kurang baik, seperti banyaknya pungutan
liar yang mengakibatkan kurang nyaman bagi pengunjung serta karcis masuk
yang terlalu mahal. Hal itu tentu menyebabkan pengunjung merasa kurang
nyaman untuk berwisata di Pantai Air Manis.
Sesuai dengan pendapat Marpaung (2000) mengatakan pengelolaan
kawasan objek wisata alam selama ini masih terkesan parsial dan sektoral.
Sebagian besar pola pengembangan yang dilakukan lebih mengejar
keuntungan ekonomi yang dapat dihasilkan oleh objek wisata tersebut
dibandingkan menjaga kelestarian kawasan tersebut dengan memberikan
kesan aslinya.
Ketiga, Strategi pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis
sebenarnya dapat dilakukan dengan beberapa hal yaitu dengan
mempertahankan hal-hal yang sudah mejadi daya tarik objek wisata itu
sendiri misalnya perawatan Batu Malin Kundang sebagai icon utama Pantai
Air Manis, memperbaiki sarana dan prasarana yang sudah rusak, menambah
sarana dan prasarana yang belum ada misalnya penginapan disekitar objek
wisata serta parkir permanen kendaraan, mengadakan petugas kebersihan
untuk membersihkan sampah yang beserakan setiap sorenya dan memberikan
penyuluhan serta pengetahuan tentang objek wisata kepada masyarakat
setempat. Jika hal tersebut dapat terlaksana dengan baik maka tidak tertutup
66
kemungkinan Pantai Air Manis menjadi objek wisata yang sangat terkenal
mengingat kondisi alamnya yang sangat indah, sehingga dapat menambah
pendapatan daerah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Muljadi (2012: 72-78) dalam upaya
mencapai sasaran pembangunan kepariwisataan Indonesia dan berdasarkan
Rencana Repelita VII Pariwisata, diperlukan suatu strategi melalui kebijakan
dan langkah-langkah yang harus dilaksanakansecara terus menerus.
Kebijakan ini ditetapkan sebagai suatu pedoman dalam penyelenggaraan
kepariwisataan. Kebijakan-kebijakan itu antara lain 1) Menjadikan pariwisata
sebagai penghasil devisa utama, 2) Menjadikan pariwisata nusantara sebagai
pendorong pembangunan, 3) Meningkatkan ketangguhan kepariwisataan
nasional, 4) Peningkatan sumber daya manusia bidang kepariwisataan, 5)
Peningkatan kemitraan masyarakat, swasta, dan media massa, 6) Peningkatan
kerja sama lintas sektoral
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pemahaman dalam penelitian mengenai
Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air
Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang dapat di simpulkan sebagai
berikut:
1. Kondisi sapta pesona pantai Air Manis secara kasat mata sudah baik, hal
ini dapat dilihat dari tampilan alam yang sangat indah, namun ada
beberapa masalah yang timbul dan dikhawatirkan dapat mengurangi nilai
jual objek wisata ini antara lain yaitu kurang terawatnya batu Malin
Kundang yang menjadi icon utama dari Pantai Air Manis itu sendiri,
belum tersedianya beberapa sarana dan prasarana yang cukup untuk
mendukung perkembangan objek wisata ini, masalah sampah yang masih
belum terselesaikan di beberapa titik lokasi Pantai Air Manis, pantai yang
terlihat becek dikarenakan kendaraan yang bebas berlalu lalang
disepanjang pantai.
2. Pengelolaan objek wisata Pantai Air Manis ini sebagian dikelola oleh
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang dan sebagian lagi
dikelola oleh masyarakat setempat. Hal ini mengakibatkan beberapa
masalah karena rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pariwisata
seperti banyaknya pungutan liar yang dilakukan oleh masyarakat sebagai
67
68
tuan rumah sekaligus pengelola, dan tingginya harga tiket masuk yang
dijual oleh masyarakat.
3. Strategi pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis yaitu antara lain
dengan meningkatkan promosi objek wisata Pantai Air Manis, merawat
hal-hal yang menjadi nilai jual Pantai Air Manis, memperbaiki dan
melengkapi sarana dan prasarana di objek wisata Pantai Air Manis,
memberikan penyuluhan dalam bentuk pengetahuan kepada masyarakat
mengenai pariwisata agar seluruh komponen dapat bekerja sama dalam
upaya pengembangan objek wisata Pantai Air Manis.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan mengenai strategi
pengembangan objek wisata Pantai Air manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang di harapkan :
1. Pemerintah lebih mengupayakan lagi pengembangan objek wisata ini
karena objek wisata ini sudah cukup lama ada dan mulai dikenal oleh
wisatawan dari berbagai daerah.
2. Masyarakat sekitar objek wisata yang merupakan tuan rumah bagi
wisatawan lebih meningkatkan lagi pelayanan dan keramah-tamahannya
dan mengurangi pungutan-pungutan liar yang berakibat rusaknya citra
baik dari Pantai Air Manis sendiri.
3. Seluruh komponen membangun kerja sama dalam upaya pengembangan
objek wisata Pantai Air Manis ini agar suatu saat nanti Pantai Air Manis
bisa go Internasional seperti layaknya Objek Wisata Raja Ampat.
69
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin, Saebani. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif .Bandung :Pustaka
Setia.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta
A. J, Muljadi. 2012. Kepariwisataan dan Perjalanan. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta
A,Yoeti Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa. Bandung
Bahar, Marpaung. 2000. Pengantar Ilmu Pariwisata. PT Pradnya Paramita.
Jakarta
Bakaruddin. 1990. Geografi Pariwisata dan Permasalahannya. IKIP. Padang
Bakaruddin. 2008. Perkembangan dan Permasalahan Kepariwisataan. UNP
PRESS. Padang
Erika, 2000. Studi Pengembangan Objek Wisata Alam di Kabupaten Pesisir
Selatan. Skripsi. Padang
F.R, David. 2004. Manajemen Strategis Konsep-Konsep. PT Indeks Kelompok
Gramedia. Jakarta
Jamaris. 1991. Respon Masyarakat Terhadap Pengembangan Objek Wisata di
Sumatera Barat dalam Kaitannya dengan Status Sosial Budaya. IKIP.
Padang
Lusiana, Erika. 2000. Studi Pengembangan Objek Wisata Alam Kabupaten Pesisir
Selatan. Skripsi
Maisardi. 2005. Eksistensi Kawasan Pantai Air Manis Sebagai Objek Wisata Kota
Padang. FIS UNP. Padang
Mirawati. 2003. Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Badorai di Jorong Limo
Kampuang Kenagarian Sungai Pua Kabupaten Agam. Skripsi. Padang
Moleong, lexy J. (2010).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Pearch, Robinson. 2008. Manajemen Strategis Edisi 10. Salmeba Empat. Jakarta
Pendit, Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata. Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta
70
Ramly, Nadjmudin. 2007. Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Grafindo. Jakarta
Saebani, Beni Ahmad.(2010) Metode Penelitian. Bandung :PustakaSetia.
Selfi, Syafta. 2012. Pengembangan Objek Wisata Sarasah Sikayan Balumuik di
Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang.
Skripsi STKIP .Padang
Sudarsono. 2000. Pengenalan Kawasan Konservasi dan Jenis-Jenis Wisata Alam.
BLK. Bogor
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.Bandung
:Alfabeta.
Sumber : Kantor Kecamatan Padang Selatan.
Tanamir, Momon Dt. 2010. Strategi Pengembangan Objek Wisata Panorama
Tabek Patah Kecamatan Salimpuang Kabupaten Tanah Datar. Skripsi.
Padang
Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi.Jakarta : PT. BumiAksara
Wiwoho. 1990. Pariwisata Citra dan Manfaatnya. Bina Rena Pariwisata. Jakarta
71
Lampiran I
PEDOMAN WAWANCARA
A. Pengelola Objek Wisata Pantai Air Manis
1. Menurut Bapak/Ibu sebagai pengelolaan Objek Wisata Pantai Air Manis
bagaimana kondisi sapta pesona Objek Wisata Pantai Air Manis di
Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
2. Bagaimana promosi yang dilakukan pengelola Objek Wisata Pantai Air
Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
3. Apa permasalahan yang pengelola Objek Wisata Pantai Air Manis
temukan dalam mengembangkan Objek Wisata Pantai Air Manis di
Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
4. Menurut Bapak/Ibu sebagai pengelola Objek Wisata Pantai Air Manis
bagaimana strategi yang tepat dalam pengembangan Objek Wisata Pantai
Air Manis Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
B. Camat Padang Selatan
1. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi sapta pesona Objek Wisata Pantai
Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota
Padang ?
2. Apakah ada alokasi dana dari pemerintah Kecamatan Padang Selatan
untuk pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air
Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
3. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pengelolaan Objek Wisata Pantai Air
Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
72
4. Apakah pemerintah Kecamatan Padang Selatan ikut serta dalam
pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
5. Jika ikut serta, berupa apa upaya yang dilakukan pemerintah Kecamatan
Padang Selatan dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di
Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
6. Apa permasalahan yang ditemukan pemerintah Kecamatan Padang Selatan
dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis Kelurahan Air
Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
7. Menurut Bapak/Ibu sebagai Kepala Kecamatan Padang Selatan bagaimana
strategi yang tepat dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis
di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
C. Lurah Air Manis
1. Menurut Bapak/Ibu sebagai Kepala Kelurahan Air Manis bagaimana
kondisi sapta pesona Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air
Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
2. Apakah ada alokasi dana dari pemerintah Kelurahan Air Manis untuk
pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
3. Menurut Bapak/Ibu sebagai Kepala Kelurahan Air Manis bagaimana
pengelolaan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
73
4. Apakah pemerintah Kelurahan Air Manis ikut serta dalam
pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
5. Jika ikut serta, berupa apa upaya yang dilakukan pemerintah Kelurahan
Air Manis dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di
Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
6. Apa permasalahan yang ditemukan pemerintah Kelurahan Air Manis
dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis Kelurahan Air
Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
7. Menurut Bapak/Ibu sebagai Kepala Kelurahan Air Manis bagaimana
strategi yang tepat dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis
di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
D. Pemuda
1. Menurut saudara/i sebagai pemuda bagaimana kondisi sapta pesona Objek
Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang
Selatan Kota Padang ?
2. Apakah pemuda ikut mempromosikan keberadaan Objek Wisata Pantai
Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota
Padang ?
3. Bagaimana cara pemuda mempromosikan keberadaan Objek Wisata
Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota
Padang ?
74
4. Menurut saudara/i sebagai pemuda bagaimana pengelolaan Objek Wisata
Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota
Padang ?
5. Apakah pemuda ikut serta dalam mengembangkan Objek Wisata Pantai
Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota
Padang ?
6. Jika ikut serta, berupa apa upaya yang pemuda lakukan dalam
pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
7. Apa permasalahan yang pemuda temukan dalam pengembangan Objek
Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang
Selatan Kota Padang ?
8. Menurut saudara/i sebagai pemuda bagaimana strategi yang tepat dalam
pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
E. Masyarakat
1. Menurut Bapak/Ibu sebagai masyarakat bagaimana kondisi sapta pesona
Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan
Padang Selatan Kota Padang ?
2. Apakah masyarakat ikut mempromosikan keberadaan Objek Wisata Pantai
Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota
Padang ?
75
3. Bagaimana cara masyarakat mempromosikan keberadaan Objek Wisata
Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota
Padang ?
4. Menurut Bapak/Ibu sebagai masyarakat bagaimana pengelolaan Objek
Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang
Selatan Kota Padang ?
5. Apakah masyarakat ikut serta dalam mengembangkan Objek Wisata
Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota
Padang ?
6. Jika ikut serta, berupa apa upaya yang masyarakat lakukan dalam
pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
7. Apa permasalah yang masyarakat temukan dalam pengembangan Objek
Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang
Selatan Kota Padang ?
8. Menurut Bapak/Ibu sebagai masyarakat bagaimana strategi yang tepat
dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis Kelurahan Air
Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang ?
F. Pengunjung Objek Wisata
1. Menurut Bapak/Ibu sebagai pengunjung bagaimana kondisi Objek Wisata
Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota
Padang ?
2. Darimana Bapak/Ibu mengetahui Objek Wisata Pantai Air Manis ?
76
3. Apa hal positif yang Bapak/Ibu rasakan sebagai pengunjung selama berada
di Objek Wisata Pantai Air Manis ?
4. Apa hal negatif yang Bapak/Ibu rasakan sebagai pengunjung selama
berada di Objek Wisata Pantai Air Manis ?
77
Lampiran II
Informan Penelitian
No Inisial
Nama
Umur Alamat Keterangan
1. DH 40 Jambi Pengunjung
2. IT 36 Pesisir Pengunjung
3. RZ 38 Lubuk Buaya Pengunjung
4. LN 30 Medan Pengunjung
5. JR 32 Medan Pengunjung
6. DM 28 Tabing Pengunjung
7. LL 25 Gunung
Pangilun
Pengunjung
8.
HN 45 Air Manis Pedagang
9.
AZ 50 Air Manis Pengelola
10.
AS 46 Air Manis Kepala Kelurahan
11
RD 30 Seberang
Padang
Pegawai Kecamatan
12 AF 39 Air Manis Masyarakat
13 EW 20 Air Manis Pemuda
14 DN 35 Air Manis Pengelola
15 ED 31 Air Manis Masyarakat
16 DR 52 Air Manis Masyarakat
17 GL 25 Air Manis Pemuda
18 RTN
40 Air Manis Pegawai Kelurahan
19 AR 31 Air Manis Masyarakat
20 GR 35 Cendana Pegawai Kecamatan
21 KK 29 Air Manis Pemuda
78
Lampiran III
REDUKSI DATA
Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang
NO Nama
Inisial
Hasil wawancara
Arti Hasil
Wawancara
Kesimpulan
1 DH Kami dengan keluarga
dapat informasi dari
kawan yang di Padang
dio bilang ado pantai
yang indah dan cocok
untuk berlibur dengan
keluarga makonyo kami
ke Pantai ini, ternyata
iyo cantik, udaranya
sejuk, budak ni senang
nian nengok pantai
daritadi dak do nangis
dak, biasonyo dikit dikit
nangis
Saya bersama
keluarga dapat
informasi dari
teman yang di
Padang, dia bilang
ada pantai yang
indah dan cocok
untuk berlibur
bersama keluarga
makanya kami
kesini, ternyata
memang cantik,
udaranya sejuk,
anak saya ini suka
sekali lihat pantai
dari tadi tidak ada
menangis, biasanya
sedikit-sedikit
menangis.
1. Memperoleh
informasi tentang
Pantai Air Manis
dari teman yang
ada di Kota Padang
2. Teman Ibu DH
menginformasikan
kalau Pantai Air
Manis sangat indah
3. Ibu DH mengakui
kalau Pantai Air
Manis memang
indah
2 IT Ibuk kasiko dek nio
mancaliak batu Malin
Kundang nan kecek
urang tu, ibuk baru
partamo kali kasiko
baru nyo, kecek urang
Pantai Aia Manih ko
rancak tu ado batu
Malin Kundang bagai
makonyo ibuk main-
main kasiko jo keluarga,
tapi kalau ibuk caliak
batu Malin Kundangnyo
ndak jaleh do, lah
hampia abis dek ombak
lai
Ibuk kesini ingin
melihat batu Malin
Kundang yang
orang-orang bilang
itu, ibuk baru
pertama kalinya
kesini, orang bilang
Pantai Air Manis
ini bagus, lalu ada
batu Malin
Kundang juga
makanya ibuk
main-main kesini
bersama keluarga,
tapi kalau ibuk lihat
batu Malin
Kundangnya tidak
jelas, sudah hampir
habis kena ombak.
1. Berkunjung ke
Pantai Air Manis
karena penasaran
dengan Batu Malin
Kundang yang
sering didengar
2. Baru pertama kali
berkunjung ke
Pantai Air Manis
3. Ibu IT mengatakan
kalau dia kecewa
dengan
penampakan Batu
Malin Kundang
yang tidak jelas.
79
3 RZ Pantai ko cukuik indah kalau menurut ibuk,
ibuk acok pai berlibur
jo keluarga kasiko kalau
sadang musim liburan,
disiko tu sajuak
udaronyo, ditambah
pemandangannyo
rancak, tapi ibuk agak
kurang nyaman dek
banyak bana sampah
nan baserak di Pantai
ko
Pantai ini cukup indah kalau
menurut saya, saya
sering pergi
berlibur dengan
keluarga ke pantai
ini kalau sedang
musim liburan,
disini udaranya
sejuk dan ditambah
pemandangannya
indah, tapi ibuk
agak kurang
nyaman karena
banyak sekali
sampah yang
berserakan di pantai
ini.
1. Merasa kurang nyaman karena
sampah yang
berserakan.
4 LN
dan
JR
Iya kami sebenarnya
dapat informasi pantai
ini dari anak kami yang
kuliah di Padang
katanya ada Pantai
yang bagus dan cocok
untuk berlibur sama
keluarga, kami pikir
disini ada disediakan
penginapan soalnya
kami dari jauh kan, tapi
setelah kami tanya ke
pedagang-pedagang
yang disini katanya di
kawasan ini belum
disediakan penginapan,
padahal kan kalau ada
penginapannya pasti
lebih nyaman dan betah
lama-lama disini.
1. Belum tersedianya
penginapan
disekitar objek
wisata Pantai Air
Manis untuk
menunjang
kenyamanan
pengunjung
5 DM Kalau dicaliak-caliak
bana pantai ko memang
rancak tapi kurang
teratur gara-gara
parkiran oto yang
baserak, lanyah iyo lo
jadinyo, harusnyo
dibuek an tampek
khusus parkir
kendaraan supayo indak
Kalau dilihat-lihat
pantai ini memang
bagus tapi kurang
teratur karena
parkiran mobil
yang tidak
beraturan, becek
jadinya, harusnya
dibuatkan tempat
khusus parkir
1. Parkiran mobil
yang tidak teratur
2. Becek
3. Harusnya dibuatkan
parkir khusus.
80
mangganggu pamandangan jadinyo
kendaraan supaya tidak mengganggu
pemandangan.
6 LL Sabananyo pantai nyo
rancak, akak alah acok
kasiko dari dulu tapi
kini kalau kak caliak
pantai nyo lah agak
kumuah dek gara-gara
parkiran oto baserak se
di sekitar pantai,
harusnyo dibuek an dek
pemerintah tampek
untuak khusus parkir
bia indak lanyah pantai
jadinyo
Sebenarnya
pantainya cantik,
kakak sudah sering
kesini dari dulu tapi
sekarang kalau
kakak lihat
pantainya sedikit
kotor karena
parkiran mobil
tidak beraturan di
sekitar pantai,
harusnya dibuatkan
oleh pemerintah
tempat untuk
khusus parkir agar
tidak becek lagi
pantai ini jadinya.
1. Pantai terlihat
kotor
2. Parkiran yang
tidak teratur
3. Harusnya
dibuatkan
tempat parkir
khusus
7 HN Samanjak ado objek
wisata ko ekonomi ibuk
lai agak naiak soalnyo
ibuk bisa manggaleh
disiko, kalau dulu iduik
ibuk yo agak susah dek
laki ibuk cuman tukang
ojek tapi kini samanjak
ado pantai aia manih ko
pendapatan ibuk jadi
lumayan
Semenjak ada
objek wisata ini
ekonomi ibuk
sedikit meningkat
soalnya ibuk bisa
berdagang di sini,
kalau dulu hidup
ibuk agak sedikit
susah soalnya
suami ibuk Cuma
tukang ojek, tapi
sekarang semenjak
ada pantai Air
Manis ini
pendapatan ibuk
jadi lumayan.
1. Semenjak ada
Pantai Air Manis
berpengaruh positif
bagi ekonomi
masyarakat
8 AZ Kami sebagai pengelola
disini baru ditunjuk
pada tahun 2015, yang
sebelum tahun 2015 ada
pengelola dibentuk
BPOW (Badan
Pengelola Objek
Wisata) yaitu
pengelolanya
masyarakat, kami dari
dinas cukup memantau
1. Pengelola baru
ditunjuk tahun
2015.
2. Sebelumnya
pengelolaan di
berikan kepada
masyarakat
setempat tapi tidak
mnecapai target.
81
apa-apa saja kegiatan yang dilakukan oleh
BPOW tersebut, tapi
karena pengelolaan dari
masyarakat itu tidak
mencapai target maka
pengelolaan tersebut
diambil alih lagi oleh
dinas.
9 AZ Semenjak pengelolaan
di ambil alih lagi oleh
dinas pariwisata
pengelolaan di objek
wisata Pantai Air
Manis mulai membaik
lagi dan mulai
berjalan lancar lagi
baik itu masalah
kebersihan maupun
pengamanan
pengunjung dan
distribusi buktinya
baru 3 bulan di ambil
alih sudah berkisar
60% pencapaian
target penjualan tiket.
1. Pengelolaan
membaik semenjak
di ambil alih lagi
oleh pemerintah.
10
AS
Kalau masalah
keindahan tentu kita
patut bersyukur
kepada Tuhan telah
diberikan alam yang
begitu indah,
masalahnya apa kita
bisa mengelola apa
yang diberikan Tuhan
itu agar bermanfaat
dan berkah, kalau
saya lihat pengelolaan
di Pantai Air Manis
ini mungkin sudah
terlaksana tapi ada
permasalahan yang
menjadi kendala
sehingga kurang
maksimalnya
pengelolaan tersebut
contohnya yaitu
masalah perkara
1. Pengelolaan
kurang
maksimal
karena kendala
izin dari
masyarakat.
82
tanah, karena sebagian besar tanah
di kawasan Pantai Air
Manis ini masih milik
masyarakat jadi
pengelolaan kadang
tersendat izin dari
masyarakat.
11 RD Kami kalau pengelola
ko antahlah ingin
supayo objek wisata ko
samakin rancak, tapi
kadang usaho untuak
mamparancaknyo
tasandek dek izin
masyarakat, mode tanah
nan rencana ka di
bangun parkir
permanen tu sabananyo
kan masih tanah
masyarakat yang masih
bapakaro, makonyo
sampai kini alun jadi di
bangun lai, masalah
penginapan tu kan
indak pakaro murah do,
butuh dana gadang
untuak itu makonyo
kami kini sadang
mausahoannyo kini
Kami kalau
pengelola ini selalu
ingin supaya objek
wisata ini semakin
bagus, tapi kadang
usaha untuk
memperbagusnya
tersendat izin
masyarakat, seperti
tanah yang rencana
mau dibangun
parkir permanen itu
sebenarnya kan
masih tanah
masyarakat yang
masih berperkara
makanya sampai
sekarang belum jadi
di bangun, masalah
penginapan kan
bukan perkara
mudah, butuh dana
besar untuk itu
makanya kami
sekarang sedang
berusaha untuk itu.
1. Usaha
memperbagus
objek wisata
terkendala izin
masyarakat
12 AF Kami kalau dari
pemerintah Kecamatan
sebenarnya tidak punya
wewenang banyak
masalah pengelolaan
objek wisata Pantai Air
Manis tapi apa yg bisa
kami bantu pasti kami
bantu, cuman kalau
saya pribadi melihat
pantai itu sudah baik
masalah promosi tapi
yg saya lihat mungkin
ada beberapa fasilitas
1. Pantai sudah baik
masalah promosi
2. Ada beberapa
fasilitas yang belum
tersedia
3. Menyarankan agar
segera disediakan
penginapan.
83
yang belum tersedia seperti penginapan dan
parkir permanennya
mungkin yang belum
tersedia, tapi kami juga
sudah menyarankan
kepada pengelola untuk
merundingkan hal
tersebut, alangkah lebih
baiknya kan ada
penginapan yang
disediakan disana
supaya pengunjung
yang datang dari jauh
merasa nyaman untuk
berlibur kesana.
13 EW Pintu masuak Pantai
Aia Manih ko kan
sabana nyo duo buah
nan disiko ciek nan di
dakek batu Malin
Kundang ciek lai, hargo
di kaduo pintu masuak
tu babeda soalnyo nan
manjago nyo babeda lo,
pintu masuak nan disiko
pengelola nan manjago
jadi hargo karcisnyo lai
sesuai, tapi nan di
dakek batu Malin
kundang tu masyarakat
setempat nan manjago
jadi hargo karcis nyo
labiah tinggi, jadi
kadang banyak
pengunjung nan maupek
Pintu masuk Pantai
Air Manis ini
sebenarnya dua
buah, yang disini
satu, yang di dekat
batu Malin
Kundang satu lagi,
harga di kedua
pintu masuk itu
berbeda soalnya
yang menjaga juga
berbeda, pintu
masuk yang disini
pengelola yang
menjaga, jadi harga
karcisnya sesuai,
tapi yang di dekat
batu Malin
Kundang itu
masyarakat
setempat yang
menjaga jadi harga
karcisnya lebih
tinggi, jadi banyak
pengunjung yang
komplen.
1. Di kedua
gerbang masuk
Pantai Air
Manis berbeda
tarif.
2. Banyak
pengunjung
yang komplen
dengan
tingginya tarif
masuk pantai di
gerbang yang
dijaga oleh
masyarakat
setempat
14 DN Kalau masyarakat ko lai
baranti melakukan
pungutan liar tu ma
mungkin objek wisata
ko ndak ka rusak citra
nyo do, kadang urang
Kalau masyarakat
berhenti melakukan
pungutan liar
mungkin objek
wisata ini tidak
akan rusak citranya,
1. Banyaknya pungutan liar di sekitar objek wisata Pantai Air Manis.
84
kasiko maleh nyo kan dek banyak pemuda
yang mahambek jalan jo
minta sumbangan di
sapanjang jalan ka
pantai aia manih ko, tu
urang maraso agak
barek lo nyo soalnyo
masuak lah mambaia lo,
parkir di dalam beko
lah mambaia lo,
ditambah lo urang
minta sumbangan
kadang-kadang pengunjung enggan
kesini gara-gara
banyak pemuda
yang memungut
dana liar di
sepanjang jalan
menuju Pantai Air
Manis ini, tentu
pengunjung merasa
keberatan soalnya
masuk dia juga
bayar, nanti parkir
kendaraan didalam
juga bayar,
ditambah pula
orang yang minta
sumbangan.
15 ED Pantai Aia Manih ko
sabananyo luasnyo kiro-
kiro 15 hektar, itu
cuman 5 hektar nan
punyo pemerintahnyo,
salabiahnyo tanah
punyo masyarakat ma,
nan arah ka batu Malin
Kundang tu tanah
punyo masyarakat
umumnyo ma, nan di
gerbang masuk resmi tu
nan punyo
pemerintahnyo,
makonyo di gerbang
masuak nan dakek batu
Malin Kundang tu
masyarakat nan manjua
karcis
Pantai Air Manis
ini sebenarnya
luasnya kira-kira 15
Hektar, itu Cuma 5
hektar milik
pemerintah,
selebihnya tanah
punya masyarakat,
yang arah ke batu
Malin Kundang itu
tanah punya
masyarakat pada
umumnya, yang di
gerbang masuk
resmi itu yang
punya pemerintah
cuman, makanya di
gerbang masuk
yang dekat bbatu
Malin Kundang itu
masyarakat yang
menjual karcis.
1. Luas Pntai Air
Manis sekitar 15
hektar, 5 hektar
,ilik pemerintah
selebihnya milik
masyarakat
setempat
16 DR Iyo mungkin ibuk dek
urang ndak basakolah
tu ibuk kurang
mangarati baa caro
mampromosian Pantai
Aia Manih ko, Tapi
kalau anak ibuk nan
kuliah tu lai keceknyo
Iya mungkin ibuk
bukan orang yg
berpendidikan
makanya ibuk
kurang mengerti
bagaimana cara
mempromosikan
Pantai Air Manis
1. Pantai Air
Manis
dipromosikan
oleh anak muda
yang
berpendidikan
85
acok mampromosian ka kawan-kawannyo
tentang Pantai Aia
Manih ko, kadang di hp
gai di promosiannyo
keceknyo ma
ini, tapi kalau anak ibuk yang sedang
kuliah sekarang
katanya sering
mempromosikan
kepada teman-
temannya tentang
Pantai Air Manis
ini, kadang
melalui hp
(internet) juga
dipromosikannya
katanya.
17
GL
Kalau awak masalah
mampromosian
mungkin acok awak
promosian Pantai Aia
Manih ko ka kawan-
kawan kampus awak
nyo, di BBM samo di
Facebook lai lo nyo,
kalau mengelolanyo
awak ikuik mengelola
misalnyo manjua tiket
pas lah jam 3 ka ateh
soalnyo kalau pagi
sampai jam 3 tu masih
wewenang pihak
pengelola, kami
pemuda turun tangan
dari jam 3 sorenyo.
Kalau saya masalah
mempromosikan
mungkin sering
saya promosikan
Pantai Air Manis
ini ke teman-teman
kampus saya, di
BBM da di
Facebook iya juga,
kalau mengelolanya
saya ikut mengelola
misalnya berjualan
tiket pas sudah jam
3 ke atas soalnya
pagi sampai jam 3
masih wewenang
pihak pengelola,
kami pemua turun
tangan dari jam 3
keatas cuman.
1. Sering
mempromosikan
Pantai Air Manis di
internet
2. Ikut turun tangan
mengelola Pantai
Air Manis pada jam
3 sore
18
RTN
Kalau menurut saya
pribadi pariwisata itu
sendiri salah satu
produk yang nilai
jualnya tergantung
promosi, kalau
promosinya bagus
pasti nilai jualnya
juga tinggi, memang
kalau saya lihat
promosi Pantai Air
manis ini sudah bagus
tapi kalau lebih
ditingkatkan lagi
alangkah baiknya,
1. Berharap promosi
Pantai Air Manis
lebih ditingkatkan
lagi agar dapat
setara dengan objek
wisata yang sudah
terkenal ke luar
negeri.
86
kalau bisa Pantai Air manis ini nanti bisa
setara dengan Rajo
Ampat terkenal
sampai keluar negri,
Amin.
19
AR
Kalau nio Pantai Aia
Manih ko bakambang,
pengelola harus
mausahoan untuak
maelok an sarana nan
rusak jo malengkap an
nan alun ado supayo
pangunjuang nyaman,
kalau pangunjuang
nyaman jo pueh
tantulah nyo acok
kasiko liak
Kalau mau Pantai
Air Manis ini
berkembang tentu
pengelola harus
mengusahakan
untuk memperbaiki
sarana prasarana
yang sudah rusak
dan melengkapi
yang belum ada
agar sapta pesona
objek wisata ini
mendukung
kenyamanan para
pengunjung, kalau
pengunjung merasa
nyaman dan puas
berwisata ke Pantai
Air Manis tentu
nanti dia balik lagi
1. Pemerintah
segera
memperbaiki
sarana dan
prasarana yang
sudah rusak.
20
GR
Masalah pariwisata
indak pernah lepas dari
peran masyarakat do,
soalnyo nan manjadi
tuan rumah di suatu
objek wisata tu pasti
masyarakat, jadi kalau
menurut ambo pribadi
supayo objek wisata
Pantai Air Manis
bakambang elok rancak
dimulai dari
masyarakatnyo, salah
satu contohnyo saran
ambo pengelola tu
maupayaan untuak
maagiah penyuluahan-
panyuluahan ka
masyarakat supayo
masyarakat tu
mangarati jo sadar
tentang pariwisata,
Masalah
pariwisata tidak
pernah lepas dari
peran masyarakat
soalnya yang
menjadi tuan
rumah di suatu
objek wisata itu
pasti masyarakat,
jadi kalau menurut
saya pribadi
supaya objek
wisata Pantai Air
Manis ini
berkembang baik.
Bagusnya dimulai
dari
masyarakatnya
salah satu
contohnya saran
saya pengelola itu
mengupayakan
1. Pentingnya peran
masyarakat
2. Pengelola rajin
memberikan
penyuluhan kepada
masyarakat
setempat agar
pengetahuan
masyarakat tentang
pariwisata
meningkat
87
buliah masyarakat tau lo apo yang bisa di
lakukannyo untuak
pariwisata nan ado
diwilayahnyo tu
untuk memberi penyuluhan-
penyuluhan
kepada masyarakat
supaya masyarakat
itu mengerti dan
sadar tentang
pariwisata agar
masyarakat itu tau
pula apa yang akan
dilakukannya
untuk pariwisata
yang ada di
wilayahnya.
21
KK Kalau menurut awak
masalah strategi
mengembangkan suatu
objek wisata manapun
indak lapeh dari peran
pemerintah, pengelola
jo masyarakat setempat
do. Suatu objek wisata
tu berhasil kalau katigo
komponen tadi tu
bekarajo samo dengan
elok. Kalau di pantai
Aia Manih ko awak
caliak ndak ado mode
itu do buktinyo sajo nan
di gerbang dakek batu
Malin Kundang tu
masyarakat nan
mangalola, pemerintah
mangalola nan disiko
sajo, harusnyo labiah
rancaknyo disatukan
sajo sado kawasan tu
jadi ciek tu dikelola dek
pemerintah, pengelola
jo masyarakat, saling
bakarajo samo se
mangalolanyo
Kalau menurut
saya masalah
strategi
mengembangkan
suatu objek wisata
manapun tidak
lepas dari peran
pemerintah,
pengelola dan
masyarakat
setempat. Suatu
objek wisata itu
berhasil kalau
ketiga komponen
tadi bekerjasama
dengan baik. Kalu
di pantai Air
Manis ini saya
lihat tidak ada
seperti itu,
buktinya saja yang
digerbang dekat
batu Malin
Kundang itu
masyarakat yang
mengelola,
pemerintah hanya
mengelola yang
disini saja,
harusnya lebih
bagus disatukan
saja semua
kawasan itu
menjadi satu dan
dikelola oleh
1. Semua
komponen
bekerjasama
dengan baik
mengelola
objek wisata.
88
perintah, pemerintah dan
masyarakat
bersatu untuk
mengelolanya.
89
La
mp
iran
IV
DIS
PL
AY
DA
TA
Inisial
Pertan
yaan
Jaw
aban
DH
, IT
, R
Z,
LN
,
JR,
DM
, L
L
dan
AS
1.
Men
uru
t Bap
ak/Ib
u b
agaim
ana k
ondisi
sapta p
esona O
bjek
Wisata P
antai A
ir
Man
is di K
elurah
an A
ir Man
is Kecam
atan
Pad
ang S
elatan K
ota P
adan
g ?
Pan
tai A
ir M
anis
meru
pak
an
pan
tai yan
g
indah
,
angin
nya
sejuk m
enjad
ikan
pan
tai in
i co
cok untu
k
tempat b
erlibur
DH
, IT
, L
N,
JR,
RD
, D
R,
G
dan
RT
N
2.
Bagaim
ana
pro
mosi
Objek
W
isata P
antai
Air
Man
is di
Kelu
rahan
A
ir M
anis
Kecam
atan P
adan
g S
elatan K
ota P
adan
g ?
Nilai
jual
objek
w
isata terg
antu
ng pro
mosi,
Pan
tai
Air M
anis sen
diri su
dah
bag
us d
i bagian
pro
mosi
IT,
RZ
, L
N,
JR,
DM
, L
L,
AZ
, A
S,
RD
, EW
, DN
, ED
,
GL
, A
R,
GR
dan
KK
3.
Men
uru
t B
apak
/Ibu
bagaim
ana
pen
gelo
laan
Objek
W
isata P
antai
Air
Man
is di K
elurah
an A
ir Man
is Kecam
atan
Pad
ang S
elatan K
ota P
adan
g ?
Pen
gelo
laan di
Pan
tai A
ir M
anis
sebag
ian dik
elola
oleh
pem
erintah
dan
seb
agian
lag
i dik
elola
o0leh
masy
arakat
setempat,
pen
gelo
laaan serin
g tersen
dat
karen
a ken
dala
izin
masy
arakat
sebag
ai pem
ilik
sebag
ian tan
ah.
AZ
, A
S,
RD
, E
W,
DN
, GL
, RT
N, G
R
dan
KK
4.
Apak
ah ad
a alokasi d
ana d
ari pem
erintah
untu
k p
engem
ban
gan
Objek
Wisata P
antai
Air
Man
is di
Kelu
rahan
A
ir M
anis
Kecam
atan P
adan
g S
elatan K
ota P
adan
g ?
Kalau
masalah
dan
a ada b
eberap
a dan
a yan
g tu
run
untu
k p
emban
gunan
sarana d
an p
rasarana tap
i entah
ken
apa tam
pak
nya a
gak
lambat terw
uju
dnya
AZ
, A
S,
RD
, D
N,
RT
N d
an G
R
5.
Apak
ah
pem
erintah
ik
ut
serta dalam
pen
gem
ban
gan
O
bjek
W
isata P
antai
Air
Man
is di K
elurah
an A
ir Man
is Kecam
atan
Ten
tu
ada
campur
tangan
pem
erintah
dalam
men
gelo
la objek
wisata tap
i berh
ubung seb
agian
saja
yan
g w
ewen
ang p
emerin
tah seh
ingga y
ang seb
agian
90
Pad
ang S
elatan K
ota P
adan
g ?
lagi m
asyarak
at yan
g m
empun
yai h
ak p
enuh
AZ
, A
S,
RD
, D
N,
RT
N d
an G
R
6.
beru
pa
apa
up
aya
yan
g
dilak
ukan
pem
erintah
dalam
pen
gem
ban
gan
O
bjek
Wisata P
antai A
ir Man
is di K
elurah
an A
ir
Man
is K
ecamatan
P
adan
g
Selatan
K
ota
Pad
ang ?
Pem
erintah
ik
ut
mem
berik
an
masu
kan
kep
ada
pen
gelo
la yan
g
sudah
ditu
nju
k
dan
pem
uda
bag
aiman
a sem
estinya
men
jalankan
pro
ses
pen
gelo
laaan terseb
ut
HN
, A
Z,
AS
, R
D,
AF
, EW
, DN
, ED
,
DR
, GL
, RT
N, A
R,
GR
dan
KK
7.
Men
uru
t B
apak
/Ibu
bag
aiman
a strateg
i
yan
g
tepat
dalam
pen
gem
ban
gan
O
bjek
Wisata
Pan
tai A
ir M
anis
Kelu
rahan
A
ir
Man
is K
ecamatan
P
adan
g
Selatan
K
ota
Pad
ang ?
Selu
ruh
kom
ponen
m
emban
gun
kerja
sama
dalam
upaya p
engem
ban
gan
objek
wisata P
antai A
ir Man
is
ini
agar
suatu
saat
nan
ti P
antai
Air
Man
is bisa
go
Intern
asional
seperti
layak
nya
Objek
W
isata R
aja
Am
pat.
DH
, IT
, R
Z,
LN
,
JR, D
M d
an L
L
8.
Darim
ana
Bap
ak/Ib
u
sebag
ai pen
gunju
ng
men
getah
ui
keb
eradaan
O
bjek
W
isata
Pan
tai Air M
anis ?
Um
um
nya
keb
eradaan
objek
w
isata in
i did
apatk
an
oleh
pen
gu
nju
ng h
asi obro
lan d
ari mulu
t ke m
ulu
t
DH
, IT
, R
Z,
LN
,
JR, D
M d
an L
L
9.
Apa
hal
positif
yan
g
Bap
ak/Ib
u
rasakan
sebag
ai pen
gunju
ng
selama
berad
a di
Objek
Wisata P
antai A
ir Man
is ?
Merasak
an k
enyam
anan
karen
a tampilan
alam y
ang
indah
dan
an
gin
yan
g seju
k tap
i sed
ikit
tergan
ggu
den
gan
beb
erapa h
al yan
g tik
dak
semestin
ya terjad
i
DH
, IT
, R
Z,
LN
,
JR, D
M d
an L
L
10. A
pa
hal
negatif
yan
g
Bap
ak/Ib
u rasak
an
sebag
ai pen
gunju
ng
selama
berad
a di
Objek
Wisata P
antai A
ir Man
is ?
Serin
g
men
dap
atkan
pungutan
liar,
sering
melih
at
sampah
berserak
an d
i beb
erapa titik
, kead
aan p
antai
yan
g
becek
, ban
yak
nya
men
emui
sarana
dan
prasaran
a yan
g ru
sak
91
Lampiran V
Dokumentasi Pribadi : Kondisi Pantai Air Manis di Kelurahan Air Manis
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang, tanggal 27 April 2016.
Dokumentasi Pribadi : Gerbang masuk Utama menuju kawasan Air Manis,
tanggal 07 Mei 2016
92
Dokumentasi Pribadi : Suasana gerbang masuk yang dikelola pemerintah di
kawasan Pantai Air Manis, tanggal 06 mei 2016
Dokumentasi Pribadi : Suasana gerbang masuk batu Malin Kundang yang dikelola
oleh masyarakat setempat di kawasan Pantai Air Manis, tanggal 06 Mei 2016
93
Dokumentasi Pribadi : Kondisi Batu Malin Kundang sekarang, tanggal 29 April
2016
Dokumentasi Pribadi : Salah satu pedagang yang berjualan di kawasan Pantai Air
Manis, tanggal 04 Mei 2016
94
Dokementasi Pribadi : Kondisi Pantai Air Manis yang dipenuhi sampah, tanggal
30 April 2016
Dokumentasi Pribadi : Mobil yang parkir liar di sepanjang Pantai Air Manis,
tanggal 01 Mei 2016
95
Dokumentasi Pribadi : Suasana pantai yang becek di Pantai Air manis, tanggal 02
April 2016
Dokumentasi Pribadi : Salah satu toilet umum yang ada di kawasan Pantai Air
Manis, tanggal 03 Mei 2016
96
Dokumentasi Pribadi : Salah satu sarana ibadah di kawasan Pantai Air Manis,
tanggal 05 Mei 2016
Dokumentasi Pribadi : Sarana ibadah yang lain di kawasan Pantai Air Manis,
tanggal 04 Mei 2016
97
Dokumentasi Pribadi : Toilet umum yang lain di kawasan Pantai Air Manis,
tanggl 04 Mei 2016
Dokumentasi Pribadi : Menara pemantau kawasan Pantai Air Manis, tanggal 05
Mei 2016
98
Dokumentasi Pribadi : Salah satu tempat sampah yang masih lengkap di kawasan
pantai Air Manis. Tanggal 03 Mei 2016
Dokumentasi Pribadi : Salah satu tempat sampah yang sudah rusak di kawasan
Pantai Air Manis, tanggal 03 Mei 2016
99
100
101
102
103