STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN...

38
LOMBA KARYA TULIS SISWA STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR Diusulkan oleh: NOOR HABIBA KAUTSAR (12357/2014) NADIA RACHMADIYANTI (12344/2014) ARDIN LIRNAWATI (12148/2014) SMA NEGERI 1 TALUN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN...

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

LOMBA KARYA TULIS SISWA

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI

PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI

KABUPATEN BLITAR

Diusulkan oleh:

NOOR HABIBA KAUTSAR (12357/2014)

NADIA RACHMADIYANTI (12344/2014)

ARDIN LIRNAWATI (12148/2014)

SMA NEGERI 1 TALUN

KABUPATEN BLITAR

TAHUN 2015

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR
Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR
Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan hidayah dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan sebuah karya tulis ilmiah pengembangan potensi wisata di

Kabupaten Blitar yang berjudul “Strategi Pengembangan dan Peningkatan Pantai

Peh Pulo Sebagai Objek Wisata Unggulan di Kabupaten Blitar”.

Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada:

1. Sumino, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Talun yang menegesahkan

karya tulis ini.

2. Sri Utaminingsih, S.Si, M.Pd selaku guru pembimbing.

3. Kepala Desa Sumbersih Kecamatan Panggungrejo yang telah memberikan

informasi mengenai objek wisata Pantai Peh Pulo.

Penyusun juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang

tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini.

Penyusun menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna,

maka dari itu penyusun harapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk

membangun dan mengembangkan karya tulis ini agar menjadi lebih sempurna.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Talun, 12 Juli 2015

Penyusun

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………………..iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………….v

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………viii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………ix

ABSTRAK…………………………………………………………………….x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….2

1.3 Tujuan………….…………………………………………………..2

1.4 Manfaat…………………………………………………………….3

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 Pengertian Pariwisata……………………………………………....4

2.2 Potensi Wisata……………………………………………………...4

2.2.1 Atraksi……………………………………………………4

2.2.2 Aksesibilitas……………………………………………...5

2.2.3 Amenitas…………………………………………………5

2.2.4 Aktifitas…………………………………………………..5

2.3 Sarana Prasarana Pariwisata ………………………………………5

2.4 Kondisi Kepariwisataan Nasional di Era Otonomi Daerah………..6

2.5 Pengembangan Pariwisata…………………………………………6

2.6 Pemasaran Pariwisata……………………………………………...7

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………...8

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

vi

3.2 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………8

3.3 Teknik Analisa Data…………………………………………………..9

BAB IV PEMBAHASAN

1.1 Potensi Peh Pulo Sebagai Kawasan Wisata………………………….10

1.2 Pendapat Masyarakat dan Pengunjung Mengenasi Pantai Peh Pulo....13

1.3 Faktor Penghambat Pengembangan Pantai Peh Pulo………………...14

1.4 Strategi Pengembangan Wisata Kawasan Peh Pulo………………….15

1.5 Aspek Promotif yang Perlu Dilakukan………………………………18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………..21

5.2 Saran…………………………………………………………………22

DAFTAR PUSTAKA…………………………...……………………………....23

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………....24

LAMPIRAN…………………………………………………………………......25

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1……………………………………………………………..10

Gambar 4.2……………………………………………………………..10

Gambar 4.3……………………………………………………………..14

Gambar 4.4……………………………………………………………..19

Gambar 4.5……………………………………………………………..20

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1…………………………………………………………………18

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A………………………………………………………………25

Lampiran B………………………………………………………………26

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

x

Key words: Peh Pulo, strategi, pengembangan, wisata, potensi.

ABSTRAK

Pariwisata merupakan salah satu tonggak utama untuk membantu

menunjang perekonomian suatu negara. Mengingat dua per tiga luas wilayah

Indonesia adalah lautan, pantai merupakan objek wisata andalan Indonesia.

Kabupaten Blitar yang berada di Pulau Jawa bagian selatan tentu memiliki banyak

pesona pantai yang menawan, beberapa di antaranya adalah Pantai Serang,

Jolosutro, Pangi, dan yang paling terkenal adalah Pantai Tambakrejo. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan pendapat masyarakat

mengenai wisata Pantai Peh Pulo, serta untuk mengetahui faktor penghambat dan

strategi pengembangannya.

Potensi di daerah tempat tujuan wisata dipengaruhi oleh adanya empat

pendekatan yang lebih dikenal dengan istilah “empat A”, yaitu atraksi,

aksesibilitas, amenitas, dan aktifitas. Pengembangan Pariwisata adalah usaha

yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki objek dan

daya tarik wisata yang akan dan sedang dipasarkan (Saputro dalam Yoeti,

2008:19). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 Juli 2015, bertempat di Dusun Peh

Pulo, Desa Sumbersih, Kecamatan Panggungrejo. Teknik pengambilan data yang

digunakan oleh penyusun adalah observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi.

Penyusun melakukan kegiatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,

and Threats) sebagai dasar penelitian pengembangan wisata Pantai Peh Pulo

sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Dari analisis SWOT yang dilakukan oleh penyusun, dapat diketahui potensi

yang terdapat di Peh Pulo (strength), kelemahan pantai Peh Pulo (weakness),

peluang pengembangan (opportunity), dan ancaman (threats). Potensi tersebut

antara lain adalah kondisi alam yang masih alami, pantai-pantai lain yang berada

di Kawasan Peh Pulo, semenanjung yang terdapat di kanan-kiri pantai, biota laut

yang beragam, Pantai Ngleles yang juga berada di Desa sumbersih dan Gua

Codot. Kelemahan kawasan Peh Pulo adalah belum adanya atraksi wisata di

kawasan Peh Pulo, pemanfaatan potensi wisata yang belum optimal, infrastruktur

jalan yang belum layak, dan belum dibangunnya sarana prasarana yang

mendukung. Pantai Peh Pulo memiliki peluang (opportunity) sebagai objek wisata

yang menarik dan nyaman, peluang sebagai wisata andalan di Kabupaten Blitar

yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, serta pembangun ekonomi

masyarakat setempat. Situasi ancaman (threats) yang mungkin terjadi antara lain

adalah terjadi bencana alam seperti tsunami dan berbagai aktifitas yang dapat

merusak lingkungan Kawasan Peh Pulo.

Berikut rencana strategis yang dapat dilakukan pemerintah daerah dan

masyarakat lokal untuk mengembangkan potensi wisata di kawasan Peh Pulo

yang memenuhi kriteria sebagai objek wisata yang banyak diminati. Zona Inti

terdiri dari pembenahan akses jalan, retribusi dan parkir, dan fasilitas umum. Zona

pendukung terdiri dari camping, sewa perahu, olahraga air, penangkaran penyu,

penginapan, kuliner khas setempat, dan cinderamata.

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang diapit oleh dua benua dan

dua samudra, yaitu Benua Asia dan Australia, serta Samudra Pasifik dan Hindia.

Letak geografis Indonesia yang strategis menyebabkan Indonesia dianugerahi

sejuta pesona alam memukau yang membentang dari Propinsi Nangroe Aceh

Darussalam sampai Propinsi Papua. Setiap daerah di Indonesia memiliki keadaan

dan potensi alam yang berbeda-beda, mulai dari dataran tinggi hingga dasar laut.

Selain kekayaan alam, Indonesia juga memiliki berbagai macam kebudayaan

daerah, suku bangsa, bahasa, kuliner khas daerah, bahkan banyak situs sejarah

maupun pra sejarah yang dapat ditemukan di Indonesia. Hal tersebut dapat

memberikan dampak positif bagi Negara Indonesia, dan diharapkan mampu

menarik lebih banyak devisa negara, baik dari wisatawan manca negara maupun

domestik.

Pariwisata merupakan salah satu tonggak utama untuk membantu

menunjang perekonomian suatu negara. Indonesia yang telah dianugerahi

pemandangan alam yang indah serta berbagai kekayaan bangsa lainnya memiliki

banyak peluang untuk mengembangkan sektor wisata berdasarkan potensi yang

dimiliki. Peran pemerintah sebagai fasilitator serta partisipasi masyarakat untuk

melestarikan dan mengelola objek wisata sangat diperlukan untuk menjaga

bahkan meningkatkan kualitas objek wisata di Indonesia.

Kabupaten Blitar secara astronomis terletak diantara 111°40’ - 112°10’ BT

dan 7°58’ - 8°9’51’’ LS, sedangkan secara geografis Kabupaten Blitar terletak di

Pulau Jawa bagian timur dan berada di pesisir Samudra Hindia. Secara

administratif, Kabupaten Blitar terbagi dalam 22 kecamatan, terdiri dari 248 desa

atau kelurahan, yaitu 28 kelurahan dan 220 desa. Pemekaran wilayah kecamatan

ini dimulai pada tahun 1992, sedangkan sebelum tahun tersebut Kabupaten Blitar

hanya terdiri atas 19 kecamatan (Pemerintah Kabupaten Blitar, 2013).

Pantai merupakan objek wisata andalan Indonesia dengan mengingat dua

per tiga luas Indonesia adalah lautan. Blitar yang berada di Pulau Jawa bagian

selatan tentunya memiliki banyak pesona pantai yang menawan. Beberapa pantai

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

2

di antaranya adalah Pantai Serang, Jolosutro, Pangi, dan yang paling terkenal

adalah Pantai Tambakrejo. Namun, dibalik pesona pantai-pantai tersebut masih

ada Pantai Peh Pulo yang menyimpan sejuta keindahan dengan nuansa yang

berbeda. Pemandangan yang disuguhkan sangat alami dan masih jarang terjamah

kaki wisatawan. Bahkan Pantai Peh Pulo masih terdengar asing bagi warga Blitar.

Kami mensurvei enam puluh penduduk dari sembilan kecamatan di Kabupaten

Blitar dan 67% masih belum mengetahui tentang keberadaan Pantai Peh Pulo.

Dari 33% penduduk hanya 20% yang pernah berkunjung ke Peh Pulo.

Ditinjau dari segi potensi Pantai Peh Pulo dapat digunakan sebagai acuan

untuk pengelolaan serta pengembangan menjadi objek wisata yang berupa pantai,

maka penyusun akan mengangkat potensi Pantai Peh Pulo sebagai destinasi

tempat wisata di daerah Blitar Selatan dengan sebuah karya tulis ilmiah yang

berjudul “Strategi Pengembangan dan Peningkatan Pantai Peh Pulo Sebagai

Objek Wisata Unggulan di Kabupaten Blitar”. Dengan adanya pembangunan

objek wisata secara langsung dapat meningkatkan kesempatan kerja dan usaha

bagi masyarakat serta meningkatkan pendapatan daerah. Bantuan pemerintah

sangat diperlukan untuk tercapainya kawasan wisata Peh Pulo yang dapat menjadi

andalan wisata di Kabupaten Blitar.

1.2 Rumusan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, maka dalam karya tulis ini penyusun

membatasi masalah pada hal-hal sebagai berikut.

a. Apa saja faktor pendukung atau potensi yang dapat dikembangkan di Pantai

Peh Pulo?

b. Bagaimana pendapat masyarakat atau pengunjung mengenai Pantai Peh Pulo?

c. Apa saja kendala atau faktor penghambat perkembangan Pantai Peh Pulo

sebagai objek wisata?

d. Bagaimana strategi pengembangan wisata yang sesuai di Pantai Peh Pulo?

e. Apa saja aspek promotif yang perlu dilakukan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut.

a. Mengetahui potensi yang dimiliki Pantai Peh Pulo sebagai acuan untuk

pengelolaan dan pengembangan menjadi objek wisata.

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

3

b. Mengetahui pendapat masyarakat atau pengunjung mengenai Pantai Peh Pulo.

c. Menganalisa faktor yang dapat menghambat perkembangan Pantai Peh Pulo

sebagai objek wisata.

d. Merencanakan strategi untuk mengembangkan Pantai Peh Pulo.

e. Merencanakan aspek promotif yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

1.4 Manfaat Penulisan

Dengan adanya karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut.

a. Bagi penyusun: dapat melatih kemampuan penyusunan karya tulis ilmiah .

Dalam proses penulisan karya tulis ini dapat menambah pengetahuan yang

lebih mendalam mengenai Pantai Peh Pulo.

b. Bagi pembaca: dari data yang disajikan oleh penyusun dapat dijadikan sebagai

sumber informasi mengenai Pantai Peh Pulo.

c. Bagi pemerintah: dapat dijadikan inspirasi atau masukan untuk

mengembangkan Pantai Peh Pulo sebagai salah satu objek wisata andalan di

Kabupaten Blitar.

d. Bagi masyarakat setempat: dapat menjadi acuan untuk mengembangkan usaha

guna meningkatkan ekonomi setempat.

e. Bagi Bangsa Indonesia: dapat menambah informasi tentang wisata yang

berpotensi di Indonesia, dan menjadi inspirasi dalam mengembangkan objek

wisata lainnya di Indonesia.

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini

Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud

dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha,

Pemerintah dan Pemerintah Daerah(Wikipedia, 2015).

Kata pariwisata terdiri dari 2 bagian, yaitu “pari” dan “wisata”. Kata “pari”

memiliki pengertian bersama, atau berkeliling, sedangkan kata “wisata” memiliki

pengertian perjalanan. Bila digabungkan, pariwisata memiliki pengertian

melakukan kegiatan perjalanan berkeliling meninggalkan tempat awal, menuju ke

tempat yang lain (Sansekerta).

2.2 Potensi Wisata

Potensi wisata merupakan segala sesuatu dan keadaan yang baik yang nyata

dan dapat diraba, maupun yang tidak teraba yang digarap dan diatur serta

disediakan sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat atau dimanfaatkan atau

diwujudkan sebagai kemampuan faktor dan unsur yang diperlukan atau

menentukan bagi usaha dan pengembangan kepariwisataan, baik itu berupa

suasana, kejadian, benda maupun layanan atau jasa-jasa (Damardjat dalam Dimas,

2011:21).

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, potensi adalah kemampuan

yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan;

daya. Wisata adalah bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan,

bersenang-senang, dan sebagainya).

Potensi di daerah tujuan wisata dipengaruhi adanya 4 pendekatan yang

lebih dikenal dengan istilah “empat A”, antara lain:

2.2.1 Atraksi

Atraksi yang merupakan daya tarik wisata dapat digolongkan menjadi:

a. Daya tarik alam

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

5

b. Daya tarik budaya

c. Daya tarik buatan manusia

2.2.2 Aksesibilitas (kemudahan)

Sarana yang memberikan kemudahan mencapai daerah tujuan wisata.

Tempat tersebut mudah dijangkau, sarana yang diperlukan wisatawan mudah

ditemukan, misalnya transportasi ke tempat tujuan, jalan yang akan dilewati

aman dan nyaman. Hal itu harus dipertimbangkan dengan mendalam karena

sangat membantu kemudahan wisata.

2.2.3 Amenitas

Tersedianya fasilitas-fasilitas seperti penginapan, restoran, tempat hiburan,

transportasi lokal, alat-alat transportasi, fasilitas perbankan, fasilitas kesehatan,

dan lain–lain.

2.2.4 Aktifitas

Aktifitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan selama

berada di objek wisata. Faktor ini mempengaruhi lama tinggal wisatawan dan

menarik minat mereka (Saputro, 2008:19).

2.3 Sarana Prasarana Pariwisata

Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator

perkembangan pariwisata. Sarana atau prasarana diartikan sebagai proses tanpa

hambatan dari pengadaan dan peningkatan hotel, restoran, tempat hiburan dan

sebagainya serta prasarana jalan dan transportasi yang lancar dan terjangkau oleh

wisatawan (Tim Peneliti PMB-LIPI, 2006:339).

Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang

mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata,

seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya.

Sarana kepariwisataan (tourism infrastructure) adalah semua fasilitas yang

memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta

dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka

yang beraneka ragam.

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan

untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya

(Suwantoro dalam jurnal Tim Peneliti PMB-LIPI, 2006:339).

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

6

2.4 Kondisi Kepariwisataan Nasional di Era Otonomi Daerah

Pada masa lalu, pembangunan ekonomi lebih diorientasikan pada kawasan

Indonesia bagian barat. Hal ini terlihat lebih berkembangnya pembangunan sarana

dan prasarana di kawasan barat Indonesia bila dibandingkan dengan yang terdapat

di kawasan timur Indonesia. Hal ini juga terlihat dari pembangunan di sektor

pariwisata, dimana kawasan Jawa-Bali menjadi kawasan konsentrasi utama

pembangunan kepariwisataan. Sementara dilihat dari kecenderungan perubahan

pasar global, yang lebih mengutamakan sumber daya alami sebagai destinasi

wisata, maka potensi sumber daya alam di kawasan timur Indonesia lebih besar

dibandingkan kawasan barat. Kualitas sumber daya alam yang dapat dijadikan

daya tarik wisata unggulan di kawasan timur Indonesia jauh lebih baik dan

memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan. Namun demikian tidak secara

otomatis kawasan timur Indonesia dapat dikembangkan menjadi kawasan

unggulan, karena adanya beberapa masalah mendasar, seperti kelemahan

infrastruktur, sumber daya manusia, dan sebagainya.

Beberapa dampak yang ditimbulkan dari ketidakseimbangan pembangunan

di sektor pariwisata adalah:

a. Pembangunan pariwisata yang tidak merata, khususnya di kawasan timur

sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi kawasan Indonesia timur dari sektor

pariwisata masih rendah.

b. Indonesia hanya bertumpu pada satu pintu gerbang utama, yaitu Bali.

c. Lemahnya perencanaan pariwisata di kawasan timur Indonesia dan kurang

termanfaatkannya potensi pariwisata di kawasan tersebut secara optimal.

d. Rendahnya fasilitas penunjang pariwisata yang terbangun.

e. Terbatasnya sarana transportasi, termasuk hubungan jalur transportasi yang

terbatas(Nirwandar, 2006:4).

2.5 Pengembangan Pariwisata

Pengembangan Pariwisata adalah usaha yang dilakukan secara sadar

dan berencana untuk memperbaiki objek dan daya tarik wisata yang akan

dan sedang dipasarkan. Pengembangan Pariwisata tersebut meliputi perbaikan

objek dan fasilitas fasilitas yang ada kepada wisatawan semenjak berangkat

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

7

dari tempat tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke tempat semula

(Yoeti dalam Saputro, 2008:19) .

Suatu objek wisata harus memenuhi tiga kriteria agar objek wisata tersebut

banyak diminati pengunjung, yaitu:

a. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu

yang bisa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan

kata lain, objek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu

menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di objek tersebut.

b. Something to do adalah agar wisatawan yang berkunjung dapat melakukan

sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax

berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan,

terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat

wisatwan lebih betah untuk tinggal.

c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada

umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa

dijadikan sebagai oleh-oleh (Yoeti dalam Dimas, 2011:16).

2.6 Pemasaran Pariwisata

Pemasaran Pariwisata adalah kegiatan yang maksudnya untuk

mempengaruhi, menghimbau dan merayu wisatawan potensial sebagai

konsumen agar mengambil keputusan untuk mengadakan perjalanan wisata

(Saputro dalam Soekadijo, 2008:28).

Pemasaran Pariwisata dapat dibatasi dengan upaya-upaya sistematis dan

terpadu yang dilakukan organisasi Pariwisata nasional atau badan usaha

Pariwisata nasional dan lokal, guna memenuhi kepuasan wisatawan baik

secara kelompok maupun pribadi masing-masing dengan maksud meningkatkan

pertumbuhan pariwisata yang ada (Wahab dalam Saputro, 2008:28).

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 Juli 2015, bertempat di Dusun Peh

Pulo, Desa Sumbersih, Kecamatan Panggungrejo. Adapun alasan penyusun

memilih pantai Peh Pulo menjadi lokasi penelitian adalah sebagai berikut.

Peh Pulo menyajikan nuansa baru untuk sektor pariwisata yang ada di

Kabupaten Blitar. Hamparan pasir putih yang masih alami merupakan salah satu

keunggulan pantai peh pulo. Gugusan karang yang berada di sekitar bibir pantai

mencegah terjadinya abrasi dini serta menjaga para pengunjung dari ombak besar.

Pulau-pulau kecil yang tersebar di Laut Peh Pulo menjadi keunikan dan kelebihan

tersendiri sekaligus menjadi ciri khas yang dimiliki Pantai Peh Pulo. Seiring

dengan peningkatan kebutuhan wisata masyarakat seharusnya wisata Pantai Peh

Pulo seharusnya dimbangi dengan pempublikasian serta pengadaan sarana dan

prasarana yang mendukung.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik,

di antaranya sebagai berikut.

a. Observasi

Peneliti melaksanakan pengamatan langsung ke lokasi untuk melihat

secara nyata kondisi dan keberadaan Peh Pulo sebenarnya. Observasi dilakukan

untuk melihat Potensi alam, baik secara internal maupun eksternal serta sarana

dan prasana yang sudah maupun belum tersedia di sekitar Peh Pulo

b. Angket

Peneliti menyebarkan angket kepada masyarakat di sekitar Kabupaten

Blitar, Angket berisi pertanyaan mengenai pengetahuan masyarakat tentang

keberadaan pantai Peh Pulo serta saran berkaitan dengan pengembangan Pantai

Peh Pulo kedepannya.

c. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada pemerintah setempat, yaitu Kepala

Desa Sumbersih, Bapak Rois Basir. Data atau informasi yang diambil dalam

wawancara untuk mengetahui apa saja potensi yang ada di Peh Pulo. Strategi

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

9

pengembangan wisata Pantai Peh Pulo memerlukan peran pemerintah dan

masyarakat sekitar agar terwujudnya pengembangkan Peh Pulo sebagai tempat

wisata yang disegani oleh masyarakat lokal maupun manca negara.

d. Dokumentasi

Selain melalui wawancara dan observasi, pengambilan data juga diambil

melalui internet, jurnal, skripsi, dan tesis dan bahan lain yang berkaitan dengan

penelitian ini. Metode dokumentasi bertujuan untuk menjadi bukti bahwa

penyusun telah melakukan penelitian melalui media elektronik maupun cetak.

3.3 Teknik Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan merumuskan kata-kata

maupun kalimat yang telah diperoleh di lapangan sehingga dapat menjawab

permasalahan dengan bukti asli. Berdasarkan penelitian yang dikaji, penelitian ini

dilakukan penggambaran melalui diagram lingkaran dilengkapi deskripsi yang

berisi pemaparan, penggambaran, dan penceritaan keadaan sebenarnya dari objek

yang diteliti. Data kemudian diklasifikasi menurut fokus penelitian yang

menjawab semua pertanyaan dirumusan masalah.

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Potensi Peh Pulo Sebagai Kawasan Wisata

A. Gambaran Umum

Potensi wisata merupakan segala sesuatu dan keadaan yang baik yang nyata

dan dapat diraba maupun yang tidak teraba yang digarap dan diatur serta

disediaan sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat atau dimanfaatkan atau

diwujudkan sebagai kemampuan faktor dan unsur yang diperlukan atau

menentukan bagi usaha dan pengembangan kepariwisataan, baik itu berupa

suasana, kejadian, benda maupun layanan atau jasa-jasa (Damardjati dalam

Dimas, 2011:21).

Berada di Jawa Timur, yang cukup berkontribusi dalam sektor pariwisata

Indonesia, Blitar tentu ingin berpartisipasi besar dalam pengembangan wisata di

Indonesia, khususnya Jawa Timur. Memiliki potensi wisata yang tidak kalah jauh

dari daerah lainnya. Blitar menawarkan objek wisata yang sangat beragam, mulai

dari wisata rohani, budaya, kuliner, situs sejarah, hingga wisata alam. Kabupaten

Blitar yang meliputi wilayah pegunungan hingga wilayah pantai, merupakan surga

wisata yang masih asri keberadaannya dan sangat menarik untuk dikaji lebih

lanjut.

Gambar 4.1 Bagian timur Pantai Peh Pulo Gambar 4.2 Bagian barat Pantai Peh Pulo

Sumber: Dokumen Pribadi

Pantai Peh Pulo adalah salah satu pantai dengan panorama indah yang dapat

ditemukan di Kabupaten Blitar (Gambar 4.1 dan Gambar 4.2), Dusun Peh Pulo

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

11

terdiri dari RT. 1,2,3,4,5 RW.3 yang terletak di Desa Sumbersih, Kecamatan

Panggungrejo. Ditemukan sejak tahun 1918, Pantai Peh Pulo baru di-launching

pada tahun 2010 lalu. Asal mula nama Peh Pulo berasal dari gugusan pulau yang

berada di seberang pantai. Terdapat empat belas pulau dengan luas sekitar lima

hektar, salah satunya bernama Pulau Peh. Nama itu dikarenakan terdapatnya ikan

pe (ikan pari) di Pulau tersebut.

B. Analisis SWOT

Dalam upaya pengembangan Objek Wisata Pantai Peh Pulo, penyusun

melakukan kegiatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and

Threats) sebagai dasar untuk mengembangkan wisata Pantai Peh Pulo sesuai

dengan yang diinginkan.

Berikut beberapa hasil penelitian terhadap Pantai Peh Pulo ditinjau dari

analisis SWOT.

1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan adalah sumberdaya, potensi atau keunggulan-keunggulan lain

yang berada di kawasan Objek Wisata Pantai Peh Pulo terhadap pesaing dan

kebutuhan yang ingin dilayani oleh suatu industri jasa Pariwisata. Kekuatan

adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi suatu

sistem dalam industri Pariwisata. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber

daya lingkungan, citra, kepemimpinan, informasi, hubungan dengan

stakeholder dan faktor-faktor lain (Saputro, 2008:33). Adapun faktor-faktor

kekuatan di objek wisata Pantai Peh Pulo tersebut sebagai berikut:

a. Kawasan Peh Pulo terdiri dari Pantai Peh Pulo, Pantai Pasir Putih Wedhi

Ombo, Pantai Rawa Gebang dan Pantai Segara Alas. Pantai-pantai ini

memiliki air jernih dengan karang-karang di sepanjang pantai, serta gugusan

pulau di tengah laut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda

dari masing-masing pantai.

b. Beragam ekosistem pantai dan biota laut, seperti rumput laut, ikan pari, dan

penyu. Bahkan salah satu pulau yang berada di Peh Pulo dinamakan Pantai

Penyu. Selain karena bentuknya yang mirip penyu, di sana memang terdapat

penyu-penyu yang berkembangbiak.

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

12

c. Jika wisatawan mendaki

semenanjung-semenanjung

yang terdapat di Pantai Peh

Pulo seperti pada Gambar

4.3, maka akan tampak

lautan luas dengan gugusan

pulau-pulau yang terhampar

dan karang-karang yang

terlihat di selatan

semenanjung.

d. Pantai Ngleles yang juga berada di Desa Sumbersih, meskipun berbeda Dusun.

Terletak di Dusun Sumber Pucung, meskipun sulit untuk sampai tempat tujuan

tersebut, namun semua tidak akan sia-sia setelah menikmati pemandangan

yang tersaji. Bukan hanya pantai, disini terdapat goa yang diberi nama Goa

Codot.

2. Kelemahan ( Weakness )

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

ketrampilan dan kapabilitas yang secara serius dapat menghambat kinerja

efektif suatu sistem dalam industri Pariwisata (Saputro, 2008:34). Adapun

kelemahan-kelemahan tersebut yang berada di Objek Wisata Pantai Peh Pulo

sebagai berikut:

a. Akses jalan yang sulit menuju kawasan pantai.

b. Tidak terdapatnya fasilitas umum seperti kamar mandi umum, dan tempat

ibadah.

c. Belum ada atraksi wisata yang diadakan tiap bulan ataupun tiap tahunnya.

d. Belum maksimalnya pemanfaatan kawasan Objek Wisata Pantai Peh Pulo.

3. Peluang ( Opportunity)

Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan

sistem industri Pariwisata, kecenderungan-kecenderungan penting merupakan

salah satu sumber peluang, perubahan kebijakan, persaingan dan teknologi

merupakan beberapa peluang (Saputro, 2008:36). Adapun peluang yang ada di

kawasan Objek Wisata Pantai Peh Pulo sebagai berikut :

Gambar 4.3 Pemandangan Peh Pulo dari

semenanjung barat

Sumber: Dokumen Pribadi

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

13

a. Objek wisata ini memiliki potensi sebagai tempat pariwisata yang menarik dan

nyaman untuk dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.

b. Kawasan Peh Pulo ini memiliki potensi ekonomi besar sebagai objek wisata

andalan di Kabupaten Blitar yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Blitar ataupun devisa bagi Indonesia.

c. Kawasan Peh Pulo ini berpotensi memperluas lapangan kerja industri wisata

sebagai pembangun ekonomi masyarakat setempat.

4. Ancaman ( Threats )

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dan terjadi

dalam lingkungan ekosisitem wilayah Objek Wisata Pantai Peh Pulo. Ancaman

tarsebut menjadi penggangu utama bagi lingkungan wilayah Objek Wisata Pantai

Peh Pulo baik sekarang maupun yang akan datang (Saputro, 2008:37).

Beberapa situasi yang merupakan ancaman bagi wilayah objek wisata ini

antara lain:

a. Ancaman berbagai aktifitas yang berpotensi merusak lingkungan.

b. Ancaman bencana alam seperti tsunami.

Analisis yang penyusun gambarkan adalah hasil observasi secara langsung

dan wawancara narasumber yang terpercaya. Diharapkan kedepannya dapat

digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan pengembangan potensi wisata di

kawasan Peh pulo.

4.2 Pendapat Masyarakat dan Pengunjung Mengenai Pantai Peh Pulo

Dari survey yang kami lakukan terhadap masyarakat dan pengunjung

Pantai Peh Pulo, seluruhnya menyatakan Pantai Peh Pulo memiliki pemandangan

yang indah, asri dan alami. Beberapa pengunjung mengeluhkan masih terdapat

sampah yang berserakan di pinggir pantai dan menyarankan agar keindahan dan

kearifan Pantai Peh Pulo terjaga, perlunya peran baik dari masyarakat lokal,

pengunjung maupun pemerintah setempat.

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

14

Gambar 4.3 Jalan menuju Pantai Peh Pulo

Sumber: Dokumen Pribadi

Pendapat

pengunjung, akses jalan

menuju Pantai Peh Pulo

masih belum terjamah

tangan pemerintah, parah

dan sulit dilalui oleh

kendaraan. Akses jalan

yang ada berasal dari

upaya gotong royong

masyarakat. Jalan yang

seadanya dibangun sebagai jalan menuju wisata dan jalur untuk mengangkut hasil

pertanian. Jalan yang sering dilalui truk ini memang belum layak dan licin bila

setelah hujan. Sehingga menyulitkan pengunjung yang hendak menuju pantai.

Namun, ada pendapat yang menyarankan agar jalan tetap off road.

Sarana kepariwisataan (tourism infrastructure) adalah semua fasilitas yang

memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta

dapatmemberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka

yang beraneka ragam.

Sarana dan prasarana yang ada di Pantai Peh Pulo hanya sebuah gazebo

kecil untuk tempat istirahat sejenak dan sebuah bangku kayu. Tidak ada tempat

ibadah, kamar mandi umum, penginapan, maupun tempat makan (hanya seorang

pedagang bakso yang sering berjualan disana). Saran yang diberikan adalah

perbaikan dan pembangunan sarana prasarana yang nyaman dan baik sehingga

pengunjung akan lebih mudah melakukan berbagai kegiatan nantinya.

4.3 Faktor Penghambat Pengembangan Pantai Peh Pulo

Salah satu faktor penghambat pengembangan potensi Pantai Peh Pulo

adalah infrastruktur jalan yang belum memadai. Kondisi jalan saat ini yang masih

disemen merupakan hasil swadaya masyarakat setempat. Jalan yang berkelok-

kelok melewati perbukitan dan wilayah hutan Panggungrejo masih disemen

sebelah kanan dan kiri saja seperti jalur truk, sedangkan bagian tengahnya masih

berupa tanah yang sedikit tinggi sehingga menyulitkan kendaraan mobil yang

hendak kesana. Sekitar 5 km menuju pantai, jalan benar-benar menantang (jika

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

15

tidak ingin dikatakan rusak). Jalan yang cukup sempit mempersulit kendaraan

roda empat yang berpapasan di jalan.

Kurangnya bantuan atau dana untuk mengembangkan potensi wisata di

Pantai Peh Pulo adalah kendala utama. Dibutuhkan dana yang besar dalam

membangun sebuah objek wisata sebagai tujuan pariwisata yang menarik. Desa

yang belum mampu tidak bisa ikut andil besar dalam proses pembangunan

sehingga bantuan dari pemerintah setempat sangat dibutuhkan dalam

pengembangan objek wisata Pantai Peh Pulo.

4.4 Strategi Pengembangan Wisata Kawasan Peh Pulo

Berikut ini adalah rencana strategis yang dapat dilakukan Pemerindah

Daerah dan masyarakat lokal guna mengembangkan potensi wisata di kawasan

Peh Pulo menjadi kawasan yang memenuhi kriteria sebagai objek wisata yang

banyak diminati.

A. Zona Inti

1. Pembenahan Akses Jalan

Akses jalan menjadi pertimbangan penting dalam melakukan wisata.

Pembenahan akses jalan sangat diperlukan untuk mempermudah wisatawan yang

ingin berkunjung. Kondisi jalan yang belum memadai dan tempat wisata yang

terpencil bisa menjadi alasan mengapa Peh Pulo belum terlalu ramai pengunjung..

Perlunya perbaikan jalan menuju tempat wisata lain yang berdekatan seperti

Pantai Ngleles, Pemancingan, dan kawasan Pantai Peh Pulo yang lain tentu dapat

meningkatkan atensi para wisatawan sehingga tertarik untuk berkunjung ke

tempat wisata Peh Pulo yang lain.

2. Retribusi dan Parkir

Adanya retribusi tentu akan meningkatkan pendapatan daerah yang

merupakan tujuan utama bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan sebuah

objek wisata. Penambahan tempat parkir, selain dapat menertibkan kendaraan,

juga dapat menambah pendapatan lain bagi daerah.

3. Fasilitas Umum

Sarana dan prasarana seperti kamar mandi umum dapat dibilang sederhana,

tapi akan sangat menguntungkan jika dikelola dengan baik untuk menambah

untung lebih besar dari pengunjung yang berekreasi ke pantai. Setelah beraktivitas

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

16

di pantai, sebagian besar pengunjung akan mencari kamar mandi untuk

membersihkan badan, atau sekedar buang air kecil atau besar. Agar dapat

mendapatkan keuntungan lebih besar, perlu dibangun kamar mandi yang nyaman

dan strategis untuk menunjang pariwisata yang lebih menarik sebagai upaya

memberikan pelayanan maksimal kepada pengunjung.

Lokasi yang sedikit jauh dari pemukiman mengakibatkan minimnya sarana

seperti tempat ibadah sehingga tempat ibadah juga perlu dibangun dengan letak

yang strategis dan tidak terlalu jauh dari tempat wisata. Hal ini akan memudahkan

para pengunjung untuk melakukan ibadah.

Tersedianya tempat-tempat peristirahatan (rest area) dapat menunjang

kebutuhan wisatawan untuk beristirahat. Tempat istirahat sederhana seperti

gazebo dapat digunakan untuk bersantai sambil menikmati panorama.

B. Zona Pendukung

1. Camping

Meningkatnya kebutuhan akan rekreasi dan makin banyak keluarga yang

mencoba untuk berlibur di alam terbuka, city tour yang sudah sering dilakukan

menjadi salah satu alasan menjanjikannya bisnis camping yang dapat dilakukan di

Pantai Peh Pulo ini. Lahan luas disekitar pantai juga mendukung didirikannya area

camping, kegiatan ini memungkinkan orang tua untuk mengajak anak-anak

mereka beraktivitas fisik, menghirup udara segar, dan juga mengenal keragaman

alam.

2. Sewa Sepeda

Penyewaan sepeda cukup diminati saat ini. Para pengunjung yang ingin

menikmati pemandangan alam dan berkunjung ke pantai-pantai lain di sekitar

Pantai Peh Pulo, tempat pemancingan, dan destinasi yang lain tidak perlu repot

memindahkan kendaraan mereka atau berjalan kaki. Menghirup udara segar serta

bersepeda mengelilingi Peh Pulo bisa jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

3. Sewa Perahu

Gugusan pulau di seberang pantai akan sangat menarik jika dikunjungi.

Penyewaan perahu mengelilingi pulau-pulau indah serta menawarkan ekosistem

laut di Peh Pulo menjadi pilihan kegiatan yang akan banyak diminati. Tour

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

17

keliling kawasan Pantai Peh Pulo akan menjadi sebuah travel experience yang

manyajikan pulau-pulau alami, lautan, dan biota laut yang menawan.

4. Olahraga Air

Olah raga air yang didukung oleh peralatan modern seperti speedboat,

diving, snorkling, berselancar dan lain-lain tentu meningkatkan minat wisatawan.

Akan tetapi kegiatan seperti berselancar harus disesuaikan dengan keadaan pantai

pada saat itu. Peh Pulo merupakan pantai selatan yang memiliki ombak cukup

besar, kegiatan ini tentu perlu pengawasan dari orang yang sudah professional.

5. Penangkaran Penyu

Penyu-penyu yang terdapat di Peh Pulo dapat dilestarikan dengan

dibangunnya penangkaran penyu. Selain dapat melestarikan penyu-penyu

tersebut, hal ini pun dapat menarik wisatawan asing maupun lokal. Para

pengunjung dapat mempelajari bagaimana mengembangbiakkan penyu, memberi

makan penyu, dan berinteraksi langsung dengan penyu-penyu tersebut. Pelepasan

penyu akan menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan sehingga

wisatawan akan penasaran untuk menyaksikan dan melakukan sendiri untuk

kegiatan pelepasan penyu tersebut.

6. Penginapan

Untuk ke depannya dapat dibangun penginapan yang strategis dan

menguntungkan. Fasilitas akan menjadi acuan wisatawan dalam memilih

penginapan. Namun, penginapan dengan harga terjangkau dan fasilitas sederhana

justru lebih banyak diminati.

7. Kuliner Khas Setempat

Usaha kuliner selalu mempunyai peluang yang lebih , baik itu di kawasan

industri, pertambangan, bandara maupun di pemukiman kumuh. Jika di tempat-

tempat demikian mempunyai peluang, tentu di daerah wisata akan lebih

berpeluang. Masyarakat lokal dapat menjual aneka jajanan, akan lebih baik jika

usaha kuliner yang dibangun menyediakan berbagai makanan khas setempat

ataupun makanan yang bertemakan olahan hasil laut segar. Namun, hal tersebut

menjadi relatif, apa yang diperkirakan berpotensi laku. Bisnis kuliner seperti

makanan ringan khas daerah setempat juga lumayan diminati.

8. Cinderamata

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

18

Berwisata ke suatu tempat akan sangat percuma jika tidak membeli sesuatu

yang menjadi ciri khas daerah yang dikunjungi. Untuk itulah bisnis penjualan

oleh-oleh menjadi sangat lazim ditemui di daerah dekat tempat wisata. Beberapa

oleh-oleh yang cukup laris adalah souvenir, kerajinan khas daerah setempat, kaos

atau busana yang bercorak atau bergambar tempat wisata setempat. Dengan

adanya industri kreatif di pantai seperti Peh Pulo dapat meningkatkan ekonomi

dan tenaga kerja yang terpakai.

4.5 Aspek Promotif yang Perlu Dilakukan

Pantai Peh Pulo, namanya memang masih terdengar asing bagi

masayarakat Blitar sekalipun. Kami mensurvei enam puluh penduduk dari

sembilan kecamatan di Kabupaten Blitar mengenai pengetahuan terhadap Pantai

Peh Pulo. Hasil survei yang kami lakukan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Pengetahuan Masyarakat Kabupaten Blitar Mengenai Pantai Peh Pulo

Responden Mengetahui Pernah

mengunjungi

Responden Mengetahui Pernah

mengunjungi

1

31 V

2

32

3

33

4 V V

34

5

35 V

6

36

7

37

8 V

38 V

9

39

10 V

40

11

41

12

42

13 V V

43 V V

14 V

44

15

45

16

46

17

47 V

18 V V

48

19

49

20

50 V V

21

51 V

22 V

52

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

19

23

53

24

54 V

25 V

55

26 V

56 V

27

57

28

58

29

59 V

30 V V

60

Jumlah 20 6

Jawaban

Mengetahui : 100% = 33%

Tidak Mengetahui : 100% = 67%

Pernah Mengunjungi : 100% = 10%

Belum Pernah Mengunjungi : 100% = 90%

Untuk memperjelas, dapat dilihat pada diagram di bawah :

Gambar 4.4 Presentase Pengetahuan Masyarakat Blitar Terhadap Pantai Peh Pulo

Dari hasil tersebut, empat puluh dari enam puluh orang atau 67% masih

belum tahu tentang keberadaan Pantai Peh Pulo.

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

20

Gambar 4.5 Presentase Masyarakat Blitar yang Pernah Berkunjung kepantai Peh

Pulo

Dari enam puluh orang tersebut, hanya enam orang yang pernah berkunjung

ke Pantai Peh Pulo atau hanya 10% dari keseluruhan. Masyarakat Blitar yang tahu

tentang Pantai Peh Pulo sebanyak 37%, hanya 30% dari itu yang pernah

berkunjung ke Pantai Peh Pulo.

Keindahan Pantai Peh Pulo yang dapat membangun ekonomi ini, boleh jadi

tidak ada artinya tanpa ada aspek promotif baik dari masyarakat lokal maupun

pemerintah daerah setempat. Pentingnya promosi, perlu dilakukan dengan baik

guna tercapainya kawasan wisata Peh Pulo yang ramai wisatawan.

Peran media digital tentu amat besar, iklan dapat menjadi salah satu contoh

upaya menarik wisatawan untuk berkunjung. Dewasa ini, media sosial juga telah

menjadi sumber informasi yang dapat dijadikan sebagai promosi pariwisata,

mengingat rekreasi sudah dianggap sebagai kebutuhan pada jaman serba

berkembang ini. Promosi yang optimal tentu berdampak terhadap meningkatnya

jumlah pengunjung.

Penunjuk jalan dapat dikatakan sederhana, namun sangat membantu dalam

meningkatkan kondisi kunjungan disebuah objek wisata. Ketidaktahuan

wisatawan terhadap lokasi tepatnya wisata tersebut berada dapat dihindari dengan

memasang penunjuk jalan menuju objek wisata. Adanya penunjuk jalan yang

jelas, dan terletak di tempat-tempat strategis tentunya mampu menarik perhatian

wisatawan, sehingga wisatawan yang penasaran akan mencoba berkunjung.

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Potensi Pantai Peh Pulo yang menjadi faktor pendukung untuk

dikembangkan menjadi objek wisata pantai. Potensi tersebut antara lain adalah

kondisi alam yang masih alami, pantai-pantai lain yang berada di Kawasan Peh

Pulo, semenanjung yang terdapat dikanan-kiri pantai, biota laut yang beragam,

Pantai Ngleles yang juga berada di Desa sumbersih dan Gua Codot

Dari survei yang kami lakukan terhadap masyarakat dan pengunjung

Pantai Peh Pulo, seluruhnya menyatakan Pantai Peh Pulo memiliki pemandangan

yang indah, asri dan alami. Akses jalan menuju Pantai Peh Pulo masih belum

terjamah tangan pemerintah, parah dan sulit dilalui oleh kendaraan. Sarana dan

prasarana yang ada di Pantai Peh Pulo hanya sebuah gazebo kecil untuk tempat

istirahat sejenak dan sebuah bangku kayu.

Salah satu faktor penghambat pengembangan potensi Pantai Peh Pulo

adalah infrastruktur jalan yang belum memadai. Kondisi jalan saat ini yang masih

disemen merupakan hasil swadaya masyarakat setempat. Kurangnya bantuan atau

dana untuk mengembangkan potensi wisata di Pantai Peh Pulo adalah kendala

utama sehingga bantuan dari pemerintah setempat sangat dibutuhkan dalam

pengembangan objek wisata Pantai Peh Pulo.

Rencana strategis yang dapat dilakukan pemerintah daerah dan

masyarakat lokal guna mengembangkan potensi wisata di kawasan Peh Pulo yang

memenuhi kriteria sebagai objek wisata yang banyak diminati meliputi zona inti

dan zona pendukung. Zona Inti terdiri dari pembenahan akses jalan, retribusi dan

parkir, dan fasilitas umum. Zona pendukung terdiri dari camping, sewa perahu,

olahraga air, penangkaran penyu, penginapan, kuliner khas setempat, dan

cinderamata.

5.2 Saran

a. Akses jalan menuju Pantai Peh Pulo segera diperbaiki supaya memberikan

kenyamanan bagi masyarakat atau pengunjung yang melintasinya.

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

22

b. Membangun sarana prasarana yang menunjang pengembangan Pantai Peh

Pulo sebagai objek wisata, meliputi retribusi dan parkir, toilet umum, musala,

dan rest area.

c. Pemerintah membantu mempublikasikan objek wisata Pantai Peh Pulo supaya

meningkatkan atensi masyarakat untuk mengunjungi Pantai Peh Pulo.

Publikasi tersebut bisa dilakukan melalui website pemerintah, sosialisasi

masyarakat, serta penyebaran brosur atau pamflet.

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

23

DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Kabupaten Blitar.2013. Kabupaten Blitar.

(http://bappeda.jatimprov.go.id/bappeda/wp-content/uploads/potensi-kab-

kota-2013/kab-blitar-2013.pdf) diakses 9 Juli 2015

Aneka tempat wisata.com.2014.Pengertian Wisata Secara Umum

(http://anekatempatwisata.com/pengertian-wisata-secara-umum/.) diakses

11 Juli 2015

Hidayatsrf.2015.Wikipedia.( https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata).diakses 9

Juli 2015

Anggoro, Dimas Tri.2011.Potensi dan Pengembangan Pantai Drini Sebagai

Obyek Wisata Andalan di Kabupaten Gunung Kidul.Surakarta:Universitas

Sebelas Maret

Saputro, Eko.2008.Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Kampung Nelayan

Pantai Drini di Kabupaten Gunung Kidul.Surakarta:Universitas Sebelas

Maret

Nirwandar, S.2006.Pembangunan Sektor Pariwisata Di Era Otonomi Daerah.

(http://www.parekraf.go.id/userfiles/file/440_1257-

PEMBANGUNANSEKTORPARIWISATA1.pdf.), diakses 10 Juli 2015

Tim Peneliti PMB-LIPI, 2006:339. Sarana dan Prasarana Pariwisata.

(http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242

001121BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_PARIWISATA/Kriteria_Prasara

na_dan_Sarana_Pariwisata.pdf) diakses 13 Juli 2015

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

24

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Noor Habiba Kautsar

Tempat, tanggal lahir : Blitar, 7 Mei 1998

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Karya ilmiah yang pernah dibuat : Sikap dan Perilaku

Birokrasi Menurut

Syariat Islam

Penghargaan ilmiah yang pernah diraih: -

Nama Lengkap : Nadia Rachmadiyanti

Tempat, tanggal lahir : Blitar, 28 Juni 2000

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Karya ilmiah yang pernah dibuat : -

Penghargaan ilmiah yang pernah diraih: -

Nama Lengkap : Ardin Lirnawati

Tempat, tanggal lahir : Blitar, 2 Februari 1999

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Karya ilmiah yang pernah dibuat : -

Penghargaan ilmiah yang pernah diraih: -

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

25

LAMPIRAN A

ANGKET PENGETAHUAN MASYARAKAT KABUPATEN BLITAR

TERHADAP KAWASAN WISATA PANTAI PEH PULO

Nama :

Asal kecamatan :

1. Apakah anda tau mengenai Pantai Peh Pulo?

Jawab : …………………………

2. Jika iya, apakah anda pernah mengunjunginya?

Jawab : …………………………

3. Menurut anda bagaimana keadaan alam di Pantai Peh Pulo?

Jawab :

………………………………………………………………………………………

……………………………….

4. Bagaimana usaha pemerintah dalam pengembangan wisata yang ada di Peh

Pulo?

Jawab :

………………………………………………………………………………………

………………………………........................………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………….

5. Apa saran anda untuk mengembangkan Pantai Peh Pulo menjadi objek wisata?

Jawab :

………………………………………………………………………………………

……………………………………………………….……………………………

………………………………………………………………………………………

………………………….

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

26

LAMPIRAN B

DOKUMENTASI

Sumber: Dokumen Pribadi

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

27

Sumber: Dokumen Pribadi

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BLITAR

28

Sumber: Dokumen Pribadi