STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA...

111
STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA BABAKAN CISEENG BOGOR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: DIDIN NAJMUDIN NIM: 107046101895 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M

Transcript of STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA...

Page 1: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA BABAKAN

CISEENG BOGOR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

DIDIN NAJMUDIN

NIM: 107046101895

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 2: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02
Page 3: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02
Page 4: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

LEMBAR PERNYATAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Juni 2011

Didin Najmudin

Page 5: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayat-Nya kepada kita semua, karena hanya atas karunia-Nya skripsi yang berjudul

“Strategi Pengelolaan Tanah Wakaf Di Desa Babakan Ciseeng Bogor” ini dapat

terselesaikan, dan juga kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dengan

kata “iqra” Beliau telah membawa semua ummatnya ke zaman yang penuh dengan

ilmu pengetahuan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan serta

dorongan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus

kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH,

MA, MM, yang telah mencurahkan pengetahuan dan pengalamannya selama

masa kuliah.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag.,MA., Ketua dan

Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah memberikan tuntunan dan

arahannya selama ini.

3. Ayahanda H. Tatang (alm) dan Ibunda Hj. Hamdanah yang telah memberikan

dukungan moril maupun materil serta semua kasih sayang dan doanya dengan

tulus. Adinda Lulu Luthfiyah yang telah memberikan keceriaan dalam proses

penulisan skripsi ini.

Page 6: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

iv

4. Prof. Dr. H. Nasrun Haroen, M.A, sebagai Pembimbing yang telah banyak

membimbing penulis dan memberikan banyak ilmu pengetahuan selama

proses penulisan skripsi ini.

5. Para Nazhir di Desa Babakan yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan penelitian di daerah tersebut.

6. Pimpinan Perpustakaan yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan

studi perpustakaan.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan yang tidak pernah henti memberikan motivasi.

Teristimewa untuk Dwi Rohmayanti yang telah banyak membantu dan

memotivasi penulis dengan kasih sayang. Tidak lupa juga kepada Fitoy,

Fahmi, Fairuz, serta teman-teman LiSENSi yang telah memberikan

kehangatan persahabatan berbalutkan keceriaan dan ilmu pengetahuan selama

kuliah.

8. Rekan-rekan Perbankan Syariah angkatan 2007 kelas C. Saefudin, Burhan,

Cahyo, Fikri, Hadi, Wahyu, Try, Shafitranata, Mukhlas, Asep, Awan, Inal,

Zikril, Yusuf, Furqon, Aziz, Sanda, Muid, Haikal, Acha, Pewe, Afi, Maya,

Atikah, Mae, Hilwa, Farah, Amel, Jaja, Opi, Ratna, Nur, semuanya yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas telah membantu selama

proses perkuliahan.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

memberikan kontribusi kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis.

Page 7: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

v

Menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran penulis

harapkan dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 22 Juni 2011

Penulis

Page 8: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………1

B. Batasan dan Rumusan Masalah………………………………...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………...5

D. Objek Penelitian..........................................................................6

E. Review Studi Terdahulu…………………………………….....6

F. Metode penelitian……………………………………………...9

G. Sistematika Penulisan…………………………………………10

BAB II : KERANGKA TEORI TENTANG WAKAF SERTA

STRATEGI PENGELOLAANNYA

A. WAKAF....................................................................................12

1. Pengertian Wakaf.......................................................................12

2. Dasar Hukum Wakaf........………………….............................19

Page 9: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

vi

3. Rukun dan Syarat-syarat Wakaf................................................23

4. Macam-macam Wakaf...............................................................32

5. Tujuan dan Manfaat Wakaf.......................................................37

B. STRATEGI PENGELOLAAN WAKAF.................................38

1. Pengertian Strategi....................................................................38

2. Manfaat Strategi........................................................................40

3. Strategi Pengelolaan Wakaf......................................................40

BAB III : GAMBARAN UMUM DESA BABAKAN

A. Profil Desa Babakan…………………………………………...52

B. Perekonomian Masyarakat Desa Babakan..................................54

C. Wakaf di Desa Babakan..............................................................56

BAB IV : STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA

BABAKAN CISEENG BOGOR

A. Strategi Pengelolaan Wakaf Di Desa Babakan..........................60

Page 10: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

vii

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan………………….…………………………………72

B. Saran……………………………….…………………………..74

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................75

LAMPIRAN

Page 11: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan dan kesenjangan di sebuah negara yang kaya akan sumber

alam dan mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Indonesia merupakan

suatu keprihatinan1. Hal ini bisa dilihat dari data jumlah angka kemiskinan di

Indonesia pada tahun 2010 yang masih tinggi yakni berkisar di angka 31.023.400

atau 13,33% dari jumlah penduduk Indonesia, berikut datanya.

Tabel Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 20102

Propinsi Jumlah Penduduk Miskin (000)

Persentase Penduduk Miskin (%)

Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa

Nangroe Aceh Darussalam 173.4 688.5 861.9 14.65 23.54 20.98

Sumatera Utara 689.0 801.9 1490.9 11.34 11.29 11.31

Sumatera Barat 106.2 323.8 430.0 6.84 10.88 9.50

Riau 208.9 291.3 500.3 7.17 10.15 8.65

Jambi 110.8 130.8 241.6 11.80 6.67 8.34

Sumatera Selatan 471.2 654.5 1125.7 16.73 14.67 15.47

Bengkulu 117.2 207.7 324.9 18.75 18.05 18.30

Lampung 301.7 1178.2 1479.9 14.30 20.65 18.94

Bangka Belitung 21.9 45.9 67.8 4.39 8.45 6.51

Kepulauan Riau 67.1 62.6 129.7 7.87 8.24 8.05

DKI Jakarta 312.2 - 312.2 3.48 - 3.48

Jawa Barat 2350.5 2423.2 4773.7 9.43 13.88 11.27

Jawa Tengah 2258.9 3110.2 5369.2 14.33 18.66 16.56

DI Yogyakarta 308.4 268.9 577.3 13.98 21.95 16.83

Jawa Timur 1873.5 3655.8 5529.3 10.58 19.74 15.26

1 Mustafa Edwin Nasution & Uswatun Hasanah, Wakaf Tunai Inovasi Finansial Islam,

(Jakarta. PSTTI-UI. 2006), hal. 17

2 “Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, 2010”, Artikel diakses tgl

4 maret 2011 dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=23&notab=4

Page 12: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

2

Banten 318.3 439.9 758.2 4.99 10.44 7.16

Bali 83.6 91.3 174.9 4.04 6.02 4.88

Nusa Tenggara Barat 552.6 456.7 1009.4 28.16 16.78 21.55 Nusa Tenggara Timur 107.4 906.7 1014.1 13.57 25.10 23.03

Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9.02

Kalimantan Tengah 33.2 131.0 164.2 4.03 8.19 6.77

Kalimantan selatan 65.8 116.2 182.0 4.54 5.69 5.21

Kalimantan Timur 79.2 163.8 243.0 4.02 13.66 7.66

Sulawesi Utara 76.4 130.3 206.7 7.75 10.14 9.10

Sulawesi Tengah 54.2 420.8 475.0 9.82 20.26 18.07

Sulawesi Selatan 119.2 794.2 913.4 4.70 14.88 11.60

Sulawesi Tenggara 22.2 378.5 400.7 4.10 20.92 17.05

Gorontalo 17.8 192.0 209.9 6.29 30.89 23.19

Sulawesi Barat 33.7 107.6 141.3 9.70 15.52 13.58

Maluku 36.3 342.3 378.6 10.20 33.94 27.74

Maluku Utara 7.6 83.4 91.1 2.66 12.28 9.42

Papua Barat 9.6 246.7 256.3 5.73 43.48 34.88

Papua 26.2 735.4 761.6 5.55 46.02 36.80

Indonesia 11097.8 19925.6 31023.4 9.87 16.56 13.33

Sumber: bps.go.id

Jika melihat data di atas tentunya kebanyakan masyarakat miskin

berdomisili di pedesaan, oleh karena itu perlu ada upaya yang lebih mendalam

untuk mengatasi kemiskinan tersebut dari tingkat administrasi yang paling kecil

yaitu desa. Hal ini berarti pemerintah harus berupaya lebih kreatif untuk

membongkar masalah kemiskinan tersebut dari tingkat pedesaan.

Masalah distribusi yang tidak merata ditambah dengan krisis ekonomi

global tentunya makin menambah penderitaan kaum miskin tersebut. Berbagai

upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program nasional seperti

BLT, KUR, CSR dan masih banyak lagi yang lainnya namun ternyata belum

optimal dalam mengatasi masalah tersebut.

Page 13: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

3

Di tengah permasalahan yang ada berkembanglah suatu perekonomian

yang lebih adil yaitu sistem ekonomi syariah. Instrumen pengentasan kemiskinan

yang dimiliki ekonomi syariah kini menjadi salah satu alternatif pengentasan

kemiskinan yang sedang dilirik. Salah satu instrumen pengentasan kemiskinan

tersebut adalah wakaf. Data yang diperoleh dari Departemen Agama RI

menyebutkan bahwa jumlah luas tanah wakaf mencapai 2.686.536.656,68 meter

persegi atau 268.653,67 Hektar yang tersebar di 366.595 lokasi di seluruh

Indonesia.3

Hal ini tentunya menjadi sebuah ironi, seharusnya dengan harta wakaf

yang begitu besar, bahkan terbesar di dunia, kemiskinan bukanlah menjadi

masalah di Indonesia, asalkan harta wakaf yang ada dapat diberdayakan. Belum

lagi potensi wakaf uang yang sangat besar yang tentunya akan sangat menjadi

solusi yang riil bagi pengentasan kemiskinan di Indonesia. Namun memang patut

disayangkan ternyata pengelolaan wakaf masih banyak yang bersifat tradisional

dan lebih menekankan pada aspek konsumtif seperti untuk membangun mesjid,

mushola, sekolah, ponpes dan kuburan, dan masih jarang sekali harta wakaf yang

dikelola untuk tujuan produktif dalam bentuk usaha yang hasilnya dapat

dimanfaatkan untuk kaum-kaum yang membutuhkan, terutama fakir miskin.4

3 “Sukuk Wakaf dan Pengentasan Kemiskinan”, Artikel diakses pada tanggal 4 Februari 2011

dari http://majalahekonomisyariah.com/index.php/web/news/index/4/2142311694

4 Depag RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, (Jakarta: Direktorat

Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI, 2006), hal. 3

Page 14: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

4

Salah satu contoh praktek wakaf yang ada, yaitu di Desa Babakan

Ciseeng Bogor. Penulis memilih Desa Babakan sebagai objek penelitian karena

berbagai alasan, yang paling utama adalah karena secara kuantitas tanah wakaf

yang ada di Babakan bisa dibilang cukup besar, dari data yang penulis himpun

sendiri, luas tanah wakaf yang ada yaitu sebanyak 64005 m2. Namun, memang

dari jumlah tanah wakaf tersebut mayoritas tanah wakaf yang ada di Desa

Babakan diperuntukan untuk kegiatan-kegiatan peribadatan dan belum banyak di

produktifkan, hal ini dikarenakan kebanyakan wakif yang ada memang

mengikrarkan hartanya untuk tujuan tersebut. Namun ada hal yang sangat

menarik yang terjadi di Desa Babakan, tanah wakaf yang ada yang belum

digunakan untuk kuburan, mesjid ataupun sekolah sekarang mulai diberdayakan

untuk tujuan produktif.

Salah satu hal yang patut dicermati adalah ternyata secara geografis

Desa Babakan bukanlah tempat yang strategis untuk mengembangkan harta wakaf

secara modern seperti di kota kota besar yang tentunya dapat dibangun

apartemen, real estate ataupun pertokoan. Namun ternyata para nazhir punya

strategi lain untuk mensiasati hal tersebut agar wakaf tetap bisa produktif. Dan hal

ini menjadi alasan penguat lainnya mengapa penulis memilih Desa Babakan.

Melihat fenomena yang ada akhirnya penulis tertarik untuk meneliti

masalah tersebut dengan memberi judul “Strategi Pengelolaan Tanah Wakaf Di

Desa Babakan Ciseeng Bogor”.

Page 15: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

5

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Mengingat sangat luasnya pembahasan tentang wakaf maka penulis

hanya membatasi pada permasalahan pengelolaan tanah wakaf saja dengan lokasi

penelitian Di Desa Babakan kecamatan Ciseeng kabupaten Bogor.

Dari pembatasan masalah diatas, dapat dirumuskan pokok-pokok

masalah yang dibahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan tanah wakaf di Desa Babakan?

2. Apa strategi yang dilakukan nazhir dalam pengelolaan tanah wakaf di Desa

Babakan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kegiatan pengelolaan tanah wakaf di Desa Babakan.

2. Untuk mengetahui kegiatan wakaf yang produktif di Desa Babakan

3. Untuk menganalisis strategi yang digunakan oleh nazhir dalam pengelolaan

tanah wakaf.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Bagi penulis sendiri sangat bermanfaat sekali untuk menambah wawasan

ataupun pengetahuan tentang salah satu filantropi Islam yaitu wakaf.

2. Bagi akademisi, untuk menambah literatur yang ada tentang teori serta strategi

perwakafan.

Page 16: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

6

3. Bagi masyarakat luas serta para stakeholder wakaf, untuk menambah

wawasan dan pengetahuan tentang apa dan bagaimana sebenarnya wakaf itu,

serta langkah kreatif dan apa strategi yang harus digunakan agar pengelolaan

wakaf dapat maksimal.

D. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian oleh penulis adalah Desa Babakan

Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor.

E. Tinjauan (Review) Kajian Kepustakaan

Tinjauan studi terdahulu dari penelitian ini antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Skripsi Ikhsanuddin Fadhillah pada tahun 2007 dengan judul “Strategi

Penghimpunan, Pengelolaan dan Pengembangan Harta Wakaf di Majlis

Wakaf & ZIS Pimpinan Cabang Muhammadiyah Rawamangun

Pulogadung”. Hasil dari penelitian ini adalah strategi penghimpunan,

pengelolaan dan pengembangan harta wakaf yang diterapkan oleh majlis

wakaf dan ZIS pimpinan cabang Muhammadiyah Rawamangun Pulogadung

dapat dikatakan cukup baik dan dapat dikategorikan profesional. Strategi

nadzir dalam penghimpunan harta wakaf melalui sosialisasi berjalan cukup

lancar. Selanjutnya dana wakaf yang telah didapatkan dari wakaf tunai

digunakan untuk membangun pertokoan serta merawat Islamic Center .

Page 17: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

7

2. Skripsi Lili Zahriah pada tahun 2008 dengan judul “Analisis Strategi

Pemberdayaan Wakaf Produktif Pendekatan Balance Scorecard (Studi

Kasus Yayasan Wakaf Al-Muhajirin Jakapermai Bekasi)”. Hasil dari

penelitian ini adalah dari segi pertambahan aset yang diperoleh yayasan

wakaf al-Muhajirin Jakapermai Bekasi mengalami kenaikan setiap tahunnya

mulai dari 2001-2006 yaitu total aset mencapai 60,503 milyar. Selain itu

ditinjau dari pendekatan perspektif customer dan bisnis internal semuanya

meningkat dengan baik.

3. Skripsi Ambia Dahlan Abdullah pada tahun 2010 dengan judul “Praktik

Wakaf di Kecamatan Limo”. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar

wakaf yang ada di kecamatan Limo sudah sesuai dengan perundang-undangan

yang ada. Namun ternyata pengelolaan wakaf masih bersifat tradisional,

peruntukannya lebih banyak pada pembangunan sarana ibadah dan kuburan,

belum ada yang bersifat produktif.

4. Skripsi Syaiful Amri tahun 2010 dengan judul “Penghimpunan dan

pemberdayaan wakaf uang tunai model Dompet Dhuafa Republika

sebelum dan sesudah berlaku UU no. 41 tahun 2004 Tentang Wakaf”.

Hasil dari penelitian ini adalah strategi penghimpunan dan pemberdayaan

wakaf uang tunai oleh Dompet Dhuafa dengan menerbitkan Sertifikat Wakaf

Uang (SWU) yang terdiri atas dua jenis yaitu sertifikat wakaf uang atas nama

dan atas unjuk. Pada tahun 2004 ada beberapa kegiatan yang telah berhasil

Page 18: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

8

dibiayai Dompet Dhuafa antara lain peternakan domba dan supermarket, LKC

dan lain-lain. Namun dalam menjalankan programnya ada bebrapa kendala

antara lain kurangnya sumber daya manusia sehingga program belum

terlaksana secara maksimal.

5. Skripsi Muhammad Apriadi tahun 2010 dengan judul “Efektifitas

Penghimpunan dan Pengelolaan wakaf uang pada baitul maal muamalat

(BMM)”. Hasil dari penelitian ini adalah penghimpunan wakaf uang pada

Baitul Maal Muamalat kurang efektif. Faktanya kenaikan jumlah dana wakaf

yang terhimpun tidak terjadi secara terus menerus bahkan cenderung

menurun. Yakni pada tahun 2008 dana wakaf uang yang terhimpun sebesar

Rp. 42.431.091,- dan tahun 2009 dana wakaf uang yang terhimpun hanya

sebesar 13.129.595,- .

6. Skripsi M. Inderawan Sukma pada tahun 2010 dengan judul “Strategi

Penghimpunan Dana Wakaf Tunai Center (WATER) Di Mampang

Jakarta Selatan”. Hasil dari penelitian ini adalah strategi penghimpunan

dana wakaf tunai yang dulakukan oleh lembaga wakaf center sudah cukup

baik, wakaf center telah melakukan beberapa kegiatan proses penghimpunan

dananya seperti optimalisasi edukasi, proyek percontohan pilot project dan

lain sebagainya.

Sedangkan skripsi penulis ini lebih mengarah pada strategi pengelolaan

tanah wakaf dengan pendekatan pada pengelolaan yang dilakukan di pedesaan

Page 19: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

9

oleh nazhir perseorangan, sehingga memiliki nilai distingsi dengan skripsi yang

lainnya.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, karena prosedur penelitian

ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau perilaku yang

diamati tanpa menggunakan perhitungan angka-angka dan bertujuan

menemukan teori atau kesimpulan dari data.

2. Pendekatan Penelitian

Secara metodologis penulis menggunakan pendekatan empiris. Yaitu

dengan melihat fakta yang sebenarnya yang terjadi di lapangan kemudian

mengambil kesimpulan dari fakta yang ada.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Penelitian Lapangan (field research) yaitu penelitian dilakukan dengan

melihat langsung objek di lapangan, dalam hal ini adalah Desa Babakan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.

1) Wawancara (interview), yaitu bertanya langsung kepada narasumber

seputar permaslahan yang ada secara lebih mendalam.

2) Dokumentasi, yaitu melihat data melalui dokumen-dokumen yang ada.

b. Studi Kepustakaan (library research), yaitu studi buku-buku di

perpustakaan dengan pengumpulan data dari buku-buku yang relevan

Page 20: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

10

dengan studi ini. Dan juga dilakukan dengan cara mengumpulkan data

berdasarkan laporan yang terkait dengan masalah penelitian ini.

Penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi

yang dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN: terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan

Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Objek Penelitian,

Metodologi Penelitian, Review Studi Terdahulu serta Sistematika

Penulisan.

BAB II KERANGKA TEORI TENTANG WAKAF SERTA STRATEGI

PENGELOLAANNYA: terdiri dari Wakaf dan terbagi atas

Pengertian Wakaf, Dasar Hukum Wakaf, Rukun dan Syarat-syarat

Wakaf, Macam-macam Wakaf, Tujuan dan Manfaat Wakaf. Serta

Strategi Pengelolaan Wakaf yang terbagi atas Pengertian Strategi,

Manfaat Strategi dan Strategi Pengelolaan Wakaf.

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABAKAN: terdiri dari Profil Desa

Babakan, Perekonomian Masyarakat Desa Babakan, Wakaf di Desa

Babakan.

Page 21: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

11

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA

BABAKAN CISEENG BOGOR: terdiri dari Strategi Pengelolaan

Wakaf di Desa Babakan.

BAB V PENUTUP: terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran.

Page 22: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

12

BAB II

KERANGKA TEORI

A. WAKAF

1. Pengertian Wakaf

Kata wakaf berasal dari bahasa arab waqafa yang berarti berhenti1

atau menahan atau diam di tempat, atau tetap berdiri.2 Untuk menyatakan

terminologi wakaf para ahli fiqih menggunakan dua kata yaitu habas dan

wakaf, karena itu sering digunakan kata seperti habasa atau ahbasa dan auqafa

untuk menyatakan kata kerjanya. Sedangkan wakaf dan habas adalah kata

benda dan jamaknya adalah awqaf, ahbas dan mahbus. Namun intinya al

habsu maupun al waqf sama-sama mengandung makna al imsak (menahan),

al man‟u (mencegah) dan at-tamakkust (diam). Disebut menahan karena wakaf

ditahan dari kerusakan, penjualan, dan semua tindakan yang tidak sesuai

dengan tujuan wakaf.3

Sedangkan untuk makna wakaf secara isilah ulama berbeda

pendapat, mereka mendefinisikan wakaf dengan beragam sesuai dengan

perbedaan mazhab yang mereka anut, baik dari segi kelaziman atau

1 Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Cet IV, (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997), hal. 1576

2 Depag RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam

Depag RI, 2006), hal. 1

3 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Penerjemah H. Muhyidin Mas Rida, (Jakarta:

Khalifa, 2004), hal. 44

Page 23: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

13

ketidaklazimannya. Syarat pendekatan di dalam masalah wakaf ataupun posisi

pemilik harta wakaf setelah diwakafkan. Selain itu perbedaan juga terjadi

dalam tata cara pelaksanaan wakaf.

Ketika mendefinisikan wakaf, para ulama merujuk kepada para

Imam mazhab, seperti Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan imam-imam lainnya.

Maka yang terlintas di benak penulis setelah membaca definisi-definisi yang

mereka buat seolah-olah definisi tersebut adalah kutipan dari mereka, padahal

kenyataanya tidak demikian. Karena definisi-definisi tersebut hanyalah

karangan ahli fiqih yang datang sesudah mereka. Sebagai aplikasi dari kaidah-

kaidah umum masing-masing imam mazhab yang mereka anut, sehingga setiap

definisi sangat sesuai dengan kaidah masing-masing imam mazhab.4

a. Menurut Mazhab Syafi’i5

Para ahli fikih Mazhab Syafi’i mendefinisikan wakaf dengan

beragam definisi yang diringkas sebagai berikut:

1) Imam Nawawi dari kalangan Mazhab Syafi’i mendefinisikan wakaf

dengan “menahan harta yang dapat diambil manfaatnya bukan untuk

dirinya, sementara benda tersebut tetap ada dan digunakan manfaatnya

untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah”. Definisi ini dikutip

oleh Al-Munawi dalam bukunya Al-Taisir.

4 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf Kajian Kontemporer Pertama dan

Terlengkap tentang Fungsi dan Pengelolaan Wakaf serta Penyelesaian atas Sengketa Wakaf, (Jakarta:

Dompet Dhuafa Republika dan IIMaN, 2004), hal. 40 5 Ibid, hal. 40

Page 24: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

14

2) Al-Syarbani Al-Khatib dan Ramli Al-Kabir mendefinisikan wakaf

dengan “menahan harta yang bisa diambil manfaatnya dengan menjaga

keamanan benda tersebut dan memutuskan kepemilikan barang tersebut

dari pemiliknya untuk hal-hal yang dibolehkan”.

3) Ibn Hajar Al-Haitami dan Syaikh Umairah mendefinisikan wakaf

dengan “menahan harta yang bisa dimanfaatkan dengan menjaga

keutuhan harta tersebut, dengan memutuskan kepemilikan barang

tersebut dari pemiliknya untuk hal yang dibolehkan”.

4) Syaikh Syihabuddin Al-Qalyubi mendefinisikannya dengan “menahan

harta untuk dimanfaatkan dalam hal-hal yang dibolehkan dengan

menjaga keutuhan harta tersebut”.

b. Menurut Mazhab Hanafi6

Ulama Mazhab Hanafi berbeda pendapat dalam mendefinisikan

wakaf. Perbedaan wakaf ini bersumber dari masalah-masalah yang mereka

pertentangkan. Para ulama Hanafiyah ketika berbicara tentang definisi

wakaf mereka memisahkan antara definisi yang diutarakan oleh Imam

Abu Hanifah sendiri dengan dua pengikutnya (Abu Yusuf dan

Muhammad. ed). Terlebih dahulu akan dibahas definisi wakaf menurut

Abu Hanifah.

1) Menurut Imam Abu Hanifah

6 Ibid, hal. 44

Page 25: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

15

a) Imam Syarkhasi mendefinisikan wakaf dengan “habsul mamluk an

al-tamlik min al-ghair” yang berarti Menahan harta dari jangkauan

(kepemilikan) orang lain. Maksud kata mamluk adalah kata untuk

memberikan pembatasan harta yang tidak biasa dianggap sebagai

milik. Sedangkan kata an al-tamlik min al-ghair berarti bahwa harta

yang akan diwakafkan itu tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan wakif. Seperti halnya untuk jual beli, hibah atau untuk

jaminan. Sedangkan kata al-habsu berarti untuk mengecualikan

harta-harta yang tidak masuk dalam harta wakaf. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa wakaf menurut Imam Syarkhasi adalah menahan

harta dari kepemilikan orang lain dan menjaga keutuhan harta

tersebut dan harta tersebut tidak boleh digunakan untuk kepentingan

wakif.

b) Al-Murghinany memberikan definisi wakaf menurut Imam Abu

Hanifah sebagai berikut. Wakaf menurut Abu Hanifah adalah

Habsul „aini ala milki al-wakif wa tashaduq bi al-manfa‟ah

(menahan harta di bawah tangan pemiliknya, disertai pemberian

manfaat sebagai sedekah). Istilah seperti ini juga dipakai oleh

pengarang kitab Al-Tanwir7 dan pengarang kitab Al-Kanz

8.

7 Pengarangnya adalah Tamartasy. Nama lengkap Tamartasy adalah Muhammad bin

Abdullah bin Ahmad Al-Kahtib Al-Umry Al-Tamartasy Al-Ghazy, meninggal tahun 1004 H.

Page 26: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

16

c) Pengarang Kitab Al-Durr Al-Mukhtar memberikan definisi wakaf

menurut versi Imam Abu Hanifah sebagaimana berikut. Habs al

„aini ala hukmi milki al-waqif, wa tashaduq bi al-manfa‟ah wa lau

bi al-jumlah. (Penahanan harta dengan memberikan legalitas hukum

milik pada wakif dan mendermakan manfaat harta tersebut meski

tidak terperinci).

2) Menurut Dua Pengikut Imam Abu Hanifah

Ulama Hanafiyah mendefinisikan wakaf sebagaimana dua

pengikut Imam Abu Hanifah (yaitu penulis kitab Tanwir al- Abshar dan

penulis Al-Dur Al-Mukhtar) dengan pengertian yang berlainan. Namun

pengertian tersebut tidak keluar dari kandungan makna yang diberikan

oleh pengarang Tanwir Al-Abshar dalam uraiannya berikut, menurut

keduanya wakaf ditahan sebagai milik Allah, dan manfaatnya diberikan

kepada mereka yang dikehendaki.

c. Menurut Mazhab Malikiyah9

Ibnu Arafah mendefinisikan bahwa wakaf adalah memberikan

manfaat sesuatu pada batas waktu keberadaannya bersamaan tetapnya

8 Pengarang Al-Kanz adalah Al-Nusfi. Nama lengkapnya Abdullah bin ahmad bin Mahmud

Al-Nusfy. Meninggal tahun 710 H.

9 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf Kajian Kontemporer Pertama dan

Terlengkap tentang Fungsi dan Pengelolaan Wakaf serta Penyelesaian atas Sengketa Wakaf, (Jakarta:

Dompet Dhuafa Republika dan IIMaN, 2004), hal. 54

Page 27: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

17

wakaf dalam kepemilikan si pemberinya meski hanya perkiraan

(pengandaian).

d. Menurut Ulama Zahidiyah10

Para ulama Zaidiyah memberikan definisi wakaf dengan definisi

yang berbeda-beda. Diantaranya adalah:

1) Definisi pengarang Al-Syifa sebagaimana yang dikutip oleh Ibnu Miftah

yaitu pemilikan khusus dengan cara yang khusus dan dengan niat

mendekatkan diri kepada Allah.

2) Definisi Ahmad bin Qasim Al-Anisy bahwa wakaf adalah menahan

harta yang dapat dimanfaatkan dengan niat mendekatkan diri kepada

Allah dengan keutuhan harta tersebut.

e. Menurut Hanabilah, Syi’ah dan Ja’fariyah11

Ulama Hanbilah, Syi’ah dan Ja’fariyah mendefinisikan wakaf

sebagai berikut:

1) Definisi Ibn Qudamah dari kalangan Hanabilah, wakaf yaitu menahan

yang asal dan memberikan hasilnya

2) Syamsudin Al-Maqdasy, wakaf yaitu menahan yang asal dan

memberikan manfaatnya.

3) Al-Muhaqiq Al-Huly dari kalangan Ja’fariyah, wakaf yaitu akad yang

hasilnya adalah menahan yang asal dan memberikan manfaatnya.

10

Ibid, hal. 57 11

Ibid, hal. 59

Page 28: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

18

4) Muhammad Al-Husny, wakaf adalah menahan barang dan memberikan

hasilnya.

Definisi-definisi di atas adalah pernyataan definisi dari para

kalangan Mazhab masing-masing. Sedangkan definisi wakaf menurut

hukum positif yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut. “Wakaf adalah

perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan

sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk

jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan

ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.12

Sedangkan menurut rangkuman dari penulis sendiri setelah melihat

berbagai definisi yang ada, maka penulis mendefinisikan wakaf dengan

menahan harta yang asalnya milik wakif yang dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan bersama dengan menjaga keutuhan harta tersebut dan

bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

12

Undang- Undang Wakaf No. 41 Tahun 2004 Pasal 1 poin 1.

Page 29: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

19

2. Dasar Hukum Wakaf

Secara umum tidak terdapat ayat al-Quran yang menerangkan konsep

wakaf secara jelas. Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka dasar

yang digunakan para ulama dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan

pada keumuman ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang infaq fi

sabilillah. Di antara ayat-ayat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Surat Al-Hajj ayat 77 yang berbunyi:

) ۷۷:الحج(

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah

Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat

kemenangan.”(Q.S Al-Hajj:77)

b. Surat Ali imran ayat 92 yang berbunyi:

) ۲۹: ال عوراى (

Page 30: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

20

Artinya :

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum

kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang

kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”(Q.S Ali

Imran:92)

c. Surat Al- Baqarah ayat 261 yang berbunyi:

)البقرة

:۲١٦(

Artinya:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang

menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat

gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas

(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah:261)

Selain itu juga ada beberapa sumber hukum yang berasal dari hadits

yang berkaitan dengan wakaf, diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 31: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

21

a. Hadis yang menjadi dasar dan dalil wakaf adalah hadis yang menceritakan

tentang kisah Umar bin Al-Khatab ketika memperoleh tanah di Khaibar13

.

Setelah ia meminta petunjuk Nabi tentang tanah tersebut, Nabi

menganjurkan untuk menahan asal tanah dan menyedekahkan hasilnya.

: أى عور ثي الخطبة أصبة أرضب ثخجر، فأرى الج سزأهر فب، فقبل: عي اثي عور

برسل هللا إ أصجذ أرضب ثخجر لن أصت هبال قط أفس عذي ه، فوب رأهر ث؟

فزصذق ثب عور، أ ال جبع ال جزبع، ال : ذ ثب، قبلإى شئذ حجسذ أصلب رصذق:قبل

فزصذق عور ف الفقراء، ف القرثى، ف الرقبة، ف سجل هللا، : رس أ ال ت، قبل

اثي السجل الضعف، ال جبح على هي لب أى أكل هب ثبلوعرف، أ طعن صذقب غر

(را هسلن ) هزول ف

Artinya:

“Umar memperoleh tanah di Khaibar, lalu dia bertanya kepada Nabi

dengan berkata; Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh tanah di

Khaibar yang nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh yang lebih

tinggi nilainya dari padanya. Apa yang baginda perintahkan kepada saya

untuk melakukannya? Sabda Rasulullah: “Kalau kamu mau, tahan

sumbernya dan sedekahkan manfaat atau faedahnya.” Lalu Umar

menyedekahkannya, ia tidak boleh dijual, diberikan, atau dijadikan

wariskan. Umar menyedekahkan kepada fakir miskin, untuk keluarga, untuk

memerdekakan budak, untuk orang yang berperang di jalan Allah, orang

13

Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemah Bulughul Maram, Cet. XXVII, Diterjemahkan oleh A.

Hassan, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2006), hal. 410

Page 32: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

22

musafir dan para tamu. Bagaimanapun ia boleh digunakan dengan cara

yang sesuai oleh pihak yang mengurusnya, seperti memakan atau memberi

makan kawan tanpa menjadikannya sebagai sumber pendapatan.”(H.R.

Muslim)

b. Hadis lain yang menjelaskan wakaf adalah hadis yang diceritakan oleh

imam Muslim dari Abu Hurairah. Nash hadis tersebut adalah14

:

جبرخ، صذقخ: ثالس هي إال عول اقطع آدم اثي هبد إرا: قبل الج أى ررح أث عي

( هسلن را) صبلـح لذ أ ث، زفع علن أ

Artinya:

“Apabila seorang manusia itu meninggal dunia, maka terputuslah amal

perbuatannya kecuali dari tiga sumber, yaitu sedekah jariah (wakaf), ilmu

pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya, dan anak soleh yang

mendoakannya.” (H.R. Muslim)

14

Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Mukhtassar Shahih Muslim, Cet I. Diterjemahkan oleh

KMCP & Imron Rosadi, (Jakarta: Pustaka Azzam Anggota IKAPI DKI, 2003), hal. 701

Page 33: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

23

3. Rukun dan Syarat-syarat Wakaf

Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi empat rukun wakaf,

rukun-rukun tersebut adalah sebagai berikut:15

1. Orang yang berwakaf (al-waqif).

2. Benda yang diwakafkan (al-mauquf bih).

3. Pihak yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf „alaihi).16

4. Lafadz atau ikrar wakaf (sighat).

Adapun untuk memperjelas syarat syarat rukun di atas akan

dijabarkan sebagai berikut:

a. Syarat Wakif (orang yang berwakaf)17

Orang yang mewakafkan (wakif) disyaratkan memiliki kecakapan hukum

atau kamalul ahliyah (legal competent) dalam membelanjakan hartanya.

Kecakapan bertindak disini meliputi empat kriteria, yaitu sebagai berikut:

1) Merdeka

Wakaf yang dilakukan oleh seorang budak (hamba sahaya) tidak sah,

karena wakaf adalah pengguguran hak milik dengan cara memberikan

hak milik itu kepada orang lain. Sedangkan hamba sahaya tidak

mempunyai hak milik , dirinya dan apa yang dimiliki adalah

15

Depag RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam

Depag RI, 2006), hal. 21 16

“Pengertian Wakaf”, Artikel diakses tanggal 4 februari 2011 dari

http://www.pkesinteraktif.com/lifestyle/ziswaf/71-pengertian-wakaf.html

17

Depag RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam

Depag RI, 2006), hal. 21

Page 34: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

24

kepunyaaan tuannya. Namun demikian Abu Zahrah mengatakan

bahwa para fuqaha sepakat, budak itu boleh mewakafkan hartanya bila

ada izin dari tuannya, karena ia sebagai wakil darinya. Bahkan Adz-

Dzahiri (pengikut Daud Adz-Dzahiri) menetapkan bahwa budak dapat

memiliki sesuatu yang diperoleh dengan jalan waris atau tabarru’. Bila

ia dapat memiliki sesuatu berarti ia dapat pula membelanjakan

miliknya itu.

2) Berakal sehat

Wakaf yang dilakukan oleh orang gila tidak sah hukumnya, sebab ia

tidak berakal, tidak mumayyiz dan tidak cakap melakukan akad serta

tindakan lainnya. Demikian juga wakaf orang lemah mental (idiot),

berubah akal karena faktor usia, sakit atau kecelakaan, hukumnya

tidak sah karena akalnya tidak sempurna dan tidak cakap untuk

menggugurkan hak miliknya.

3) Dewasa (Baligh)

Wakaf yang dilakukan oleh anak belum dewasa (baligh) hukumnya

tidak sah karena ia dipandang tidak cakap melakukan akad dan tidak

cakap pula untuk menggugurkan hak miliknya.

4) Tidak berada di bawah pengampuan (boros/lalai)

Orang yang berada dibawah pengampuan dipandang tidak cakap untuk

berbuat kebaikan (tabarru‟), maka wakaf yang dilakukan hukumnya

tidak sah. Tetapi berdasarkan istihsan, wakaf orang yang berada di

Page 35: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

25

bawah pengampuan terhadap dirinya sendiri selam hidupnya

hukumnya sah. Karena tujuan dari pengampuan ialah untuk menjaga

harta wakaf supaya tidak habis dibelanjakan untuk sesuatu yang tidak

benar, dan untuk menjaga dirinya agar tidak menjadi beban orang lain.

b. Syarat Mauquf bih (harta yang diwakafkan)18

Menurut harta yang diwakafkan, syarat wakaf terbagi menjadi dua, yaitu

tentang syarat sahnya harta yang diwakafkan dan tentang kadar harta

yang diwakafkan.

1) Syarat sahnya harta wakaf

Harta yang akan diwakafkan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a) Harta yang diwakafkan harus Mutaqawwim19

Pengertian harta yang mutaqawwim (al-mal al-mutaqawwim)

menurut Mazhab Hanafi adalah segala sesuatu yang dapat disimpan

dan halal digunakan dalam keadaan darurat. Karena itu mazhab ini

memandang tidak sah mewakafkan sesuatu yang bukan harta,

seperti mewakafkan manfaat dari rumah sewaan untuk ditempati.

Serta tidak sah mewakafkan harta yang tidak mutaqawwim seperti

alat-alat musik yang tidak halal digunakan atau buku-buku anti

islam, karena dapat merusak islam itu sendiri. Latar belakang syarat

18

Ibid, hal. 26 19

Ibid, hal. 27

Page 36: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

26

ini lebih karena ditinjau dari aspek tujuan wakaf itu sendiri, yaitu

agar wakif mendapatkan pahala dan mauquf alaih memperoleh

manfaat. Tujuan ini dapat tercapai jika yang diwakafkan itu dapat

dimanfaatkan atau dapat dimanfaatkan tetapi dilarang oleh islam.

b) Diketahui dengan yakin ketika diwakafkan20

Harta yang akan diwakafkan harus diketahui dengan yakin (ainun

ma‟lumun), sehingga tidak akan menimbulkan persengketaan.

Karena itu tidak sah mewakafkan yang tidak jelas seperti “satu dari

dua rumah”. Pernyataan wakaf yang berbunyi “saya mewakafkan

sebagian dari tanah saya kepada orang-orang kafir dikampung

saya”, begitu pula tidak sah. Latar belakang syarat ini ialah karena

hak yang diberi wakaf terkait dengan harta yang diwakafkan

kepadanya. Seandainya harta yang diwakafkan kepadanya tidak

jelas, tentu akan menimbulkan sengketa. Selanjutnya sengketa ini

akan menghambat pemenuhan haknya. Para fakih tidak

mensyaratkan agar benda tidak bergerak harus dijelaskan batas-

batasnya atau luasnya, jika batas-batasnya dan luasnya diketahui

dengan jelas. Seperti pernyataan berikut : “saya wakafkan tanah

saya yang terletak di.......”. sementara itu wakif tidak mempunyai

tanah lain selain tempat itu, maka menurut fiqh sudah sah.

20

Ibid, hal. 27

Page 37: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

27

c) Milik wakif21

Alangkah baiknya harta yang akan diwakafkan itu milik penuh

wakif dan mengikat bagi wakif ketika ia mewakafkannya. Untuk itu

tidak sah mewakafkan harta yang bukan milik wakif. Karena wakaf

mengandung kemungkinan menggugurkan milik atau sumbangan.

Keduanya hanya dapat terwujud pada benda yang dimiliki.

d) Terpisah, bukan milik bersama (musya‟)22

Milik bersama itu adakalanya dapat dibagi dan adakalanya juga

tidak dapat dibagi. Hukum wakaf benda milik bersama (musya‟)

adalah sebagai berikut:

1) A mewakafkan sebagian dari musya‟ untuk dijadikan masjid atau

pemakaman, tidak sah dan tidak menimbulkan akibat hukum,

kecuali apabila bagian yang diwakafkan tersebut dipisahkan dan

ditetapkan batas-batasnya.

2) A mewakafkan kepada pihak yang berwajib sebagian dari

musya‟ yang terdapat pada harta yang dapat dibagi. Muhammad

berpendapat wakaf ini tidak boleh kecuali setelah dibagi dan

diserahkan kepada yang diberi wakaf, karena menurutnya

kesempurnaan wakaf mengharuskan penyerahan harta wakaf

kepada yang diberi wakaf, artinya yang diberi wakaf

21

Ibid, hal. 28 22

Ibid, hal. 29

Page 38: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

28

menerimanya. Abu Yusuf berpendapat wakaf ini boleh meskipun

belum dibagi dan diserahkan kepada yang diberi wakaf, karena

menurutnya kesempurnaan wakaf tidak menuntut penyerahan

harta wakaf kepada yang diberi wakaf.

3) A mewakafkan sebagian dari musya‟ yang terdapat pada harta

yang tidak dapat dibagi bukan untuk dijadikan masjid atau

pemakaman umum. Abu Yusuf dan Muhammad sepakat bahwa

wakaf ini sah, karena kalau harta tersebut dipisah akan

merusaknya, sehingga tidak mungkin memnfaatkannya menurut

yang dimaksud. Demi menghindari segi negatif ini, mereka

berpendapat boleh mewakafkannya tanpa merubah statusnya

sebagai harta milik bersama, sedangkan cara pemafaatannya

disesuaikan dengan kondisinya.

2) Kadar harta yang di wakafkan23

Sebelum Undang-undang wakaf diterapkan, Mesir masih

menggunakan pendapatnya mazhab Hanafi tentang kadar harta yang

akan diwakafkan. Yaitu harta yang akan diwakafkan seseorang tidak

dibatasi dalam jumlah tertentu sebagai upaya menghargai keinginan

wakif, berapa saja yang ingin diwakafkannya. Sehingga dengan

penerapan pendapat yang demikian bisa menimbulkan penyelewengan

23

Ibid, hal. 39

Page 39: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

29

sebagian wakif, seperti mewakafkan semua harta pusakanya kepada

pihak kebajikan dan lain-lain tanpa memperhitungkan derita atas

keluarganya yang ditinggalkan.

Kehadiran UUWM di Mesir, salah satunya berisi pembatasan

kadar harta yang ingin diwakafkan sebagai upaya menanggulangi

penyimpanan tersebut. Dalam hal ini, UUWM tidak menghargai

sepenuhnya atas keinginan wakif untuk mewakafkan seluruh hartanya,

kecuali jika wakif ketika wafat tidak mempunyai ahli waris dari

keturunannya, ayah ibunya, isteri-isterinya.

Pembatasan kadar harta yang diwakafkan juga cukup relevan

diterapkan di Indonesia, yaitu tidak melebihi sepertiga harta wakif

untuk kepentingan kesejahteraan anggota keluarganya. Konsep

pembatasan harta yang ingin diwakafkan oleh seorang wakif selaras

dengan peraturan perundangan dalam Intruksi Presiden RI No. 1

Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI) bab wasiat, pasal

201.

Dari pemaparan diatas berikut ini adalah contoh-contoh Harta

yang dapat diwakafkan:

Benda Wakaf Tidak Bergerak:24

a) Tanah

b) Bangunan

24

Ibid, hal. 40

Page 40: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

30

c) Pohon untuk diambil buahnya

d) Sumur untuk diambil airnya

Benda Wakaf Bergerak:25

a) Hewan

b) Perlengkapan rumah ibadah

c) Senjata

d) Pakaian

e) Buku

f) Mushaf

g) Uang, saham atau surat berharga lainnya

c. Syarat Mauquf Alaih26

Yang dimaksud dengan mauquf alaih adalah tujuan wakaf

(peruntukan wakaf). Wakaf harus dimanfaatkan dalam batas-batas yang

sesuai dan diperbolehkan syariat islam. Karena pada dasarnya wakaf

merupakan amal untuk mendekatkan diri manusia kepada Allah SWT.

Karena itu mauquf alaih haruslah kebajikan. Para faqih sepakat

berpendapat bahwa infaq kepada pihak kebajikan itulah yang membuat

wakaf sebagai ibadah yang mendekatkan manusia kepada Tuhan-Nya.

25

Ibid, hal. 42 26

Ibid, hal. 46

Page 41: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

31

d. Syarat Shighat27

Salah satu pembahasan yang sangat luas dalam buku-buku

fiqih ialah tentang shighat wakaf. Sebelum menjelaskan syarat-syaratnya,

maka akan dijelaskan lebih dahulu pengertian, status dan dasar shighat.

1) Pengertian Shighat

Sighat wakaf ialah segala ucapan, tulisan atau isyarat dari

orang yang berakad untuk menyatakan kehendakdan menjelaskan apa

yang diinginkannya. Namun shighat wakaf cukup dengan ijab saja dari

wakif tanpa memerlukan qabul dari mauquf alaih. Begitu juga qabul

tidak menjadi syarat sahnya wakaf dan juga tidak menjadi syarat untuk

berhaknya mauquf alaih memperoleh manfaat harta wakaf, kecuali

pada wakaf yang tidak tertentu. Ini menurut pendapat sebagian

mazhab.

2) Status Shighat

Status shighat secara umum adalah salah satu rukun wakaf,

wakaf tidak sah tanpa shighat.

3) Dasar Shighat

Dasar dalil perlunya shighat ialah karena wakaf adalah

melepaskan hak milik dan benda dan manfaat atau dari manfaat saja

dan kepemilikan kepada orang lain. Maksud tujuan melepaskan dan

memilikkan adalah urusan hati. Tidak ada yang menyelami isi hati

27

Ibid, hal. 55

Page 42: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

32

orang lain secara jelas, kecuali melalui pernyataan sendiri. Karena itu

penyataanlah jalan untuk mengetahui maksud tujuan seseorang. Ijab

wakif tersebut mengungkapkan dengan jelas keinginan wakif memberi

wakaf. Ijab dapat berupa kata-kata. Bagi wakif yang tidak mampu

mengungkapkannya dengan kata-kata, maka ijab dapat berupa tulisan

atau isyarat.

Sedangkan syaratnya adalah Ketika hendak mewakafkan

harta bendanya, pewakaf wajib mengucapkan ikrar wakaf di hadapan

pejabat pembuat akta, ditambah dua orang saksi. Ikrar wakaf adalah

dari pewakaf kepada orang yang diserahi mengurus harta benda wakaf

(nazhir). Ikrar dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Pewakaf

dapat memberikan kuasa untuk menyatakan ikrar wakaf karena alasan

yang dibenarkan secara hukum, misalnya karena penyakit. Akta ini

minimal harus memuat pewakaf dan nazhir, data harta yang

diwakafkan, peruntukan, dan jangka waktu wakaf.28

4. Macam-macam Wakaf

Bila ditinjau dari segi peruntukan ditujukan kepada siapa wakaf itu,

maka wakaf dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

28

“Wakaf”, Artikel diakses tanggal 4 februari 2011 dari

http://hukumpedia.com/index.php?title=Wakaf

Page 43: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

33

a. Wakaf Ahli

Yaitu wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu seorang atau

lebih, keluarga si wakif atau bukan. Wakaf seperti ini disebut juga wakaf

dzurri.29

Apabila ada seseorang mewakafkan sebidang tanah kepada

anaknya, lalu kepada cucunya, wakafnya sah dan yang berhak mengambil

manfaatnya adalah mereka yang ditunjuk dalam pernyataan wakaf. Wakaf

sejenis ini (wakaf ahli/dzurri) kadang-kadang juga disebut wakaf ’alal aulad,

yaitu wakaf yang diperuntukan bagi kepentingan dan jaminan sosial dalam

lingkungan keluarga (famili), lingkungan kerabat sendiri.

Wakaf untuk keluarga ini secara hukum Islam dibenarkan

berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari

Anas bin Malik tentang adanya wakaf keluarga Abu Thalhah kepada kaum

kerabatnya. Di ujung hadits tersebut yang artinya dinyatakan sebagai

berikut:

Dari Anas bin Malik: ”Aku telah mendengar ucapanmu tentang

hal tersebut. Saya berpendapat sebaiknya kamu memberikannya kepada

keluarga terdekat. Maka Abu Thalhah membagikannya untuk para keluarga

dan anak-anak pamannya.”(H.R. Bukhari dan Muslim)

29

Depag RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam

Depag RI, 2006), hal. 14

Page 44: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

34

Dalam satu segi, wakaf ahli ini baik sekali, karena si wakif akan

mendapatkan dua kebaikan, yaitu kebaikan dari amal ibadah wakafnya, juga

kebaikan dari silaturahmi terhadap keluarga yang diberikan harta wakaf.

Akan tetapi pada sisi lain wakaf ahli ini sering menimbulkan masalah,

seperti bagaimana kalau cucu yang ditunjuk sudah tidak ada lagi? Atau

siapa yang berhak mengambil manfaat benda (harta wakaf) itu? Atau

sebaliknya, bagaimana jika anak cucu si wakif yang menjadi tujuan wakaf

itu berkembang sedemikian rupa sehingga menyulitkan bagaimana cara

meratakan pembagian hasil harta wakaf.

Untuk mengantisipasi punahnya anak cucu (keluarga penerima

wakaf) agar harta wakaf kelak tetap bisa dimanfaatkan dengan baik dan

berstatus hukum yang jelas, maka sebaiknya dalam ikrar wakaf ahli ini

disebutkan bahwa wakaf ini untuk anak cucu, kepada fakir miskin. Sehingga

bila suatu ketika ahli kerabat (penerima wakaf) tidak ada lagi, maka wakaf

itu bisa langsung diberikan kepada fakir miskin. Namun untuk kasus anak

cucu yang menerima wakaf ternyata berkembang sedemikian banyak

kemungkinan akan menemukan kesulitan dalam pembagiannya secara adil

dan merata.

Berdasarkan pengalaman, wakaf ahli setelah melampaui ratusan

tahun mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya sesuai dengan tujuan

wakaf yang sesungguhnya yakni memberikan manfaat bagi kesejahteraan

umum, selain itu sering terjadi pula kekaburan dalam pengelolaan dan

Page 45: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

35

pemanfaatan wakaf oleh keluarga yang diserahkan harta wakaf, terlebih bila

turunannya yang dimaksud telah berkembang dengan sedemikian rupa.30

Berdasarkan hal ini Di Mesir wakaf ahli dihapuskan dengan Undang-undang

No.180 Tahun 1952. Selain itu di negara-negara lain juga seperti Turki,

Maroko dan Al-jazair, wakaf untu keluarga (ahli) pun telah dihapuskan,

karena pertimbangan dari berbagai segi, tanah-tanah wakaf dalam bentuk ini

dinilai tidak produktif.

b. Wakaf Khairi31

Wakaf Khairi yaitu wakaf yang secara tegas diperuntukan bagi

kepentingan agama atau kemasyarakatan (kebajikan umum). Seperti wakaf

yang diserahkan untk keperluan pembangunan masjid, sekolah, jembatan,

rumah sakit, panti asuhan anak yatim dan lain sebagainya.

Jenis wakaf ini seperti yang dijelaskan hadits Nabi Muhammad

SAW yang menceritakan tentang wakaf Sahabat Umar bin Khatab. Beliau

memberikan hasil kebunnya kepada fakir miskin, ibnu sabil, sabililllah, para

tamu dan hamba sahaya yang berusaha menebus dirinya. Wakaf ini

ditujukan kepada umum dengan tidak terbatas penggunaannya yang

mencakup semua aspek untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia

30

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 245

31

Depag RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam

Depag RI, 2006), hal. 16

Page 46: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

36

pada umumnya. Kepentingan umum tersebut bisa untuk jaminan sosial,

pendidikan, kesehatan, pertahanan, keamanan dan lain sebagainya.

Dalam tinjauan penggunaannya, wakaf jenis ini jauh lebih banyak

manfaatnya dibanding dengan jenis wakaf ahli, karena tidak terbatasnya

pihak-pihak yang ingin mengambil manfaaat. Dan jenis wakaf inilah yang

sesungguhnya paling sesuai dengan tujuan perwakafan itu sendiri secara

umum. Dalam jenis wakaf ini juga, si wakif dapat mengambil manfaat dari

harta yang diwakafkan itu, seperti wakaf masjid, maka si wakif boleh saja

ada disana, atau mewakafkan sumur, maka si wakif boleh mengambil air

dari sumur tersebut sebagaimana pernah dilakukan oleh Nabi dan Sahabat

Usman bin Affan.

Secara substansi, wakaf inilah yang merupakan salah satu segi dari

cara membelanjakan harta di jalan Allah SWT. Dan tentunya kalau dilihat

dari manfaatnya merupakan salah satu sarana pembangunan, baik di bidang

keagamaan, khususnya peribadatan, perekonomian, kebudayaan, kesehatan,

keamanan dan sebagainya. Dengan demikian benda wakaf tersebut benar-

benar terasa menfaatnya untuk kepentingan manusia secara umum, tidak

hanya untuk keluarga atau kerabat yang terbatas.

Page 47: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

37

5. Tujuan dan Manfaat Wakaf

Fungsi wakaf telah disebutkan secara jelas dalam Kompilasi Hukum

Islam pasal 216 yang berbunyi bahwa fungsi wakaf adalah mengekalkan

manfaat benda wakaf sesuai dengan tujuan wakaf. Melihat hal tersebut,

tentunya saat ini manfaat wakaf sudah banyak yang dinikmati oleh

masyarakat, baik itu di bidang peribadatan, pendidikan, kesehatan, sosial dan

lainnya dengan tetap menjada kekekalan nilainya. Oleh karena itu fungsi utama

dari wakaf yaitu mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda untuk

kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum32

.

Dalam tujuan wakaf setidaknya disyaratkan beberapa hal berikut,

tentunya tujuannya juga harus baik dan sesuai dengan syariah, hal ini agar

tujuan wakaf yang sebenarnya dapat tercapai, tujuan-tujuan tersebut adalah:33

a. Membantu yayasan pendidikan umum atau khusus, kelompok profesi,

yayasan islam, perpustakaan umum atau khusus.

b. Membantu pelajar dan mahasiswa untuk belajar didalam dan luar negeri.

c. Membantu yayasan riset ilmiah islam.

d. Memelihara anak yatim, janda dan orang-orang lemah.

32

Aries Mufti & Muhammad Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa, Konsep Sistem Ekonomi

Syariah, (Jakarta: MES, 2009), hal. 213

33

Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Penerjemah H. Muhyidin Mas Rida,

(Jakarta: Khalifa, 2004), hal. 159-160

Page 48: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

38

e. Memelihara orang tua jompo dan yayasan yang memberi pelayanan kepada

mereka.

f. Membantu fakir miskin dan semua keluarga yang berpenghasilan pas-

pasan.

g. Memberikan pelayanan umum berupa air dan listrik, pelayanan kesehatan,

penyeberangan dan lainnya baik di kota maupun di desa tempat tinggal.

h. Membangun masjid dan memberi perlengkapannya, serta mengisinya

dengan mushaf Al-Qur’an dan Kitab-kitab, juga berinfak untuk keperluan

masjid34

.

i. Memberi bantuan keuangan dengan syarat yang ringan kepada pengusaha

kecil yang memerlukan tambahan modal.

B. STRATEGI PENGELOLAAN WAKAF

1. Pengertian Strategi

Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya

bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai35

.

34

Amelia Fauzia dkk, Filantropi Islam dan Keadilan Sosial, Studi Tentang Potensi, dan

Pemanfaatan Filantropi islam di Indonesia, (Jakarta: CSRC, 2006), hal. 73

35

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet IV edisi III,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal. 1092

Page 49: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

39

Sedangkan para tokoh manajemen strategi mendefinisikan beragam

tentang definisi dari stretegi36

. Menurut Fred R. David strategi adalah cara

untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang37

.

Sedangkan menurut Wheelen dan Hunger strategi adalah program

perencanaan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

memaksimalkan keunggulan bersaing dan meminimalisasi kelemahan.

Menurut Porter strategi adalah alat yang sangat penting untuk

mencapai keunggulan bersaing.

Menurut Argrys, Mintzberg, Steiner dan Miner Strategi adalah respon

secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal

serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi.

Namun bila disimpulkan secara garis besar dari berbagai macam

definisi strategi dapat diambil kesimpulan bahwa strategi merupakan cara

untuk mencapai tujuan agar lebih maksimal dengan menggunakan berbagai

sumber daya yang ada.

36

“Manajemen strategi”, Artikel diakses tanggal 4 april 2011 dari

http://www.docstoc.com/docs/22002771/Manajemen-Strategi

37

Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, Edisi 10, Penerjemah Ichsan Setiyo Budi,

(Jakarta: Salemba Empat, 2006), hal. 16

Page 50: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

40

2. Manfaat Strategi

Menurut Greenley, beberapa manfaat strategi adalah sebagai berikut:38

a. Memungkinkan alokasi waktu dan sumberdaya yang lebih efektif untuk

peluang yang telah teridentifikasi.

b. Mendorong pemikiran kepada masa depan.

c. Memberikan tingkat disiplin

Adapun manfaat manfaat lain dari strategi adalah sebagai berikut.39

a. Efesiensi dan aktivitas kerja

b. Meningkat kreativitas kerja

c. Tanggung jawab lebih meningkat kepada perusahaan atau diri sendiri

d. Rencana perusahaan lebih jelas

e. Pengendali dalam mempergunakan semua sumber daya alam yang dimiliki

secara terintegrasi dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen agar

berlangsung sebagai proses yang efektif dan efisien.40

3. Strategi Pengelolaan Wakaf

Jika kita melihat perkembangan wakaf yang ada Di Indonesia,

setidaknya perkembangan pengelolaan wakaf dapat dibagi menjadi tiga macam

pengelolaan, yakni sebagai berikut41

:

38

Ibid, hal. 22-23

39

“Manfaat dan Proses Manajemen Strategi”, Artikel diakses tanggal 4 april 2011 dari

http://syukai.blogspot.com/2009/06/manfaat-dan-proses-manajemen-strategi.html

40

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi non Profit Bidang Pemerintahan,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003), hal. 184

Page 51: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

41

a. Periode Tradisional

Dalam periode ini, wakaf masih ditempatkan sebagai ajaran yang

murni dimasukan dalam kategori ibadah mahdhah (pokok). Yaitu

kebanyakan benda-benda wakaf diperuntukkan untuk kepentingan

pembangunan fisik, seperti mesjid, mushalla, pesantren, kuburan, yayasan

dan sebagainya. Sehingga keberadaan wakaf belum memberikan kontribusi

sosial yang luas karena hanya untuk kepentingan yang bersifat konsumtif.

Ciri-ciri dari pengelolaan wakaf secara tradisional adalah sebagai

berikut:42

1) Kepemimpinan. Corak kepemimpinan dalam lembaga kenazhiran masih

sentralistik-otoriter dan tidak ada sistem kontrol yang memadai.

2) Rekruitmen SDM kenazhiran. Banyak nazhir wakaf yang hanya

didasarkan pada aspek ketokohan seperti ulama, kyai, ustadz dan lain-

lain, bukan aspek profesionalisme atau kemampuan mengelola.

3) Operasionalisasi pemberdayaan. Pola yang digunakan lebih kepada

sistem yang tidak jelas (tidak memiliki standar operasional) karena

lemahnya SDM, visi dan misi pemberdayaan, dukungan political will

pemerintah yang belum maksimal dan masih menggunakan sistem

ribawi.

41

Achmad Djunaidi & Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya

Progresif untuk Kesejahteraan Umat, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006), hal. V

42

Depag RI, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan

Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI, 2006), hal. 105

Page 52: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

42

4) Pola pemenfaatan hasil. Dalam menjalankan upaya pemanfaatan hasil

wakaf masih banyak yang bersifat konsumtif-statis sehingga kurang

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak.

5) Sistem kontrol dan pertanggungjawaban. Sebagai resiko dari pola

kepemimpinan yang sentralistik dan lemahnya operasionalisasi

pemeberdayaan mengakibatkan kepada lemahnya sistem kontrol, baik

yang bersifat kelembagaan, pengembangan usaha maupun keuangan.

b. Periode Semi Profesional43

Periode semi profesional adalah masa dimana pengelolaan wakaf

secara umum sama dengan periode tradisional, namun pada masa ini sudah

mulai dikembangkan pola pemberdayaan wakaf secara produktif, meskipun

belum maksimal. Sebagai contoh adalah pembangunan mesjid-mesjid yang

letaknya strategis dengan menambah bangunan gedung untuk pertemuan,

pernikahan, seminar dan acara lainnya seperti Mesjid Sunda Kelapa, Mesjid

Pondok Indah, Mesjid At- Taqwa Pasar Minggu, Mesjid Ni’matul Ittihad

Pondok Pinang (semua di Jakarta) dan lain-lain.

Selain hal tersebut juga sudah mulai dikembangkannya

pemberdayaan tanah-tanah wakaf untuk bidang pertanian, pendirian usaha-

usaha kecil seperti toko-toko ritel, koperasi, penggilingan padi, usaha

bengkel dan sebagainya yang hasilnya untuk kepentingan pengembangan di

43

Achmad Djunaidi & Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya

Progresif untuk Kesejahteraan Umat, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006), hal. v

Page 53: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

43

bidang pendidikan (Pondok Pesantren), meskipun pola pengelolaannya

masih dikatakan tradisional. Pola pemberdayaan wakaf seperti ini sudah

dilakukan oleh Pondok Pesantren Modern As-Salam Gontor, Ponorogo.

Adapun secara khusus mengembangkan wakaf untuk kesehatan dan

pendidikan seperti dilakukan oleh Yayasan Wakaf Sultan Agung, Semarang.

Ada lagi yang memberdayakan dengan pola pengkajian dan penelitian

secara intensif terhadap pengembangan wacana pemikiran islam modern

seperti yang dilakukan oleh yayasan wakaf Paramadina, dan sebagainya.

c. Periode Profesional44

Periode pengelolaan wakaf secara profesional ditandai dengan

pemberdayaan potensi masyarakat secara produktif. Keprofesionalan yang

dilakukan meliputi aspek manajemen, SDM kenazhiran, pola kemitraan

usaha, bentuk benda wakaf bergerak seperti uang, saham dan surat berharga

lainnya, dukungan political will pemerintah secara penuh salah satunya

lahirnya Undang-undang wakaf.

Dalam periode ini, isu yang dijadikan rujukan dalam pengelolaan

wakaf secara profesional adalah munculnya gagasan wakaf tunai yang

digulirkan oleh tokoh ekonomi asal Bangladesh, Prof. M.A. Mannan.

Kemudian muncul pula gagasan wakaf investasi, yang di Indonesia sudah

44

Ibid, hal. vi

Page 54: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

44

dimulai oleh Tazkia Consulting dan Dompet Dhuafa Republika bekerja

sama dengan BTS Capital beberapa waktu lalu.

Semangat pemberdayaan potensi wakaf secara profesional

produktif tersebut semata-mata untuk kepentingan kesejahteraan umat

manusia, khususnya muslim Indonesia yang sampai saat ini masih dalam

keterpurukan ekonomi yang sangat menyedihkan, baik dibidang pendidikan,

kesehatan, teknologi maupun bidang sosial lainnya. Sekarang ini sudah

memasuki periodisasi pemberdayaan wakaf secara total melibatkan seluruh

potensi keummatan dengan dukungan penuh, yaitu UU No. 41 tentang

wakaf, peran UU Otonomi Daerah, peran Perda, kebijakan moneter

nasional, UU perpajakan dan lain sebagainya.

Landasan yang digunakan untuk langkah-langkah tersebut adalah

pemberdayaan wakaf yang sudah dilakukan oelh negara-negara muslim

Timur Tengah secara produktif, seperti Mesir, Turki, Arab Saudi, Yordania,

Qatar, Kuwait, Marroko, Bangladesh, Pakistan, Malaysia dan lain

sebagainya. Bahkan disekitar Masjidil Haraam dan Masjid Nabawi saat ini

yang notabene dulu adalah tanah wakaf terdapat beberapa tempat usaha

sebagai mesin ekonomi yang maha dahsyat, seperti hotel, restauran,

apartemen, pusat-pusat perniagaan, pusat pemerintahan dan lain sebagainya.

Hal ini menunjukan bahwa tanah-tanah wakaf harus diberdayakan untuk

menggali potensi ekonominya dalam rangka kesejahteraan masyarakat

banyak. Potret nyata tersebut sudah tidak bisa dibantah lagi bahwa tanah-

Page 55: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

45

yanah wakaf yang memiliki posisi strategis harus diberdayakan ekonominya

secara maksimal, untuk kemudian hasilnya digunakan untuk kepentingan

kesejahteraan umum.

Dalam mengelola wakaf secara profesional paling tidak ada tiga

filosofi dasar yang harus ditekankan ketika kita hendak memberdayakan

wakaf secara produktif. Pertama, pola manajemennya harus dalam bingkai

proyek yang terintegrasi, bukan bagian-bagian dari biaya yang terpisah-

pisah. Dengan bingkai proyek, sesungguhnya dana wakaf akan dialokasikan

untuk program-program pemberdayaan dengan segala macam biaya yang

terangkum didalamnya.45

Kedua, asas kesejahteraan nazhir. Sudah terlalu lama nazhir

seringkali diposisikan kerja asal-asalan alias lillahi ta‟ala. Oleh karena itu

sudah saatnya menjadikan nazhir sebagai profesi yang memberikan harapan

kepada lulusan terbaik ummat dan profesi yang memberikan kesejahteraan,

bukan saja di akhirat, tetapi juga di dunia. Di Turki misalnya, badan

pengelola wakaf mendapatkan alokasi lima persen (5 %) dari net income

wakaf. Angka yang sama juga diterima Kantor Administrasi Wakaf

Bangladesh. Sementara itu, The Central Waqf Council India mendapatkan 6

% dari net income pengelolaan dana wakaf. Dan alhamdulillah di Indonesia

sesuai dengan Undang-Undang No.41 Tahun 2004 tentang wakaf, nazhir

45

Ibid, hal. vii

Page 56: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

46

berhak mendapatkan 10 % dari hasil bersih pengelolaan dan pengembangan

harta benda wakaf.46

Ketiga, asas transparansi dan accountability dimana badan wakaf

dan lembaga yang dibantunya harus melaporkan setiap tahun akan proses

pengelolaan dana kepada umat dalam bentuk audited financial report

termasuk kewajaran dari masing-masing pos biayanya.47

Melihat hal-hal seperti yang terjadi diatas tentunya diperlukan

strategi yang lebih tepat agar pengelolaan wakaf dapat lebih maksimal,

beberapa yang harus dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Membenahi Aspek Manajemen, yang terdiri dari48

:

a) Kelembagaan

Untuk mengelola benda-benda wakaf agar lebih produktif

yang pertama harus dilakukan adalah membentuk suatu badan atau

lembaga yang khusus mengelola wakaf dan bersifat nasional, dalam

hal ini Indonesia telah memilikinya dengan nama Badan Wakaf

Indonesia (BWI). Tugas BWI adalah membina nazhir yang sudah ada

di seluruh Indonesia. BWI bersama Kementrian Agama mengawasi

pengelolaan wakaf diseluruh Indonesia dengan membuat kebijakan-

kebijakan yang mengarah pada peningkatan kemampuan nazhir

46

Ibid, hal. viii 47

Ibid, hal. viii 48

Depag RI, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan

Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI, 2006), hal. 106

Page 57: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

47

sehingga mereka dapat mengelola wakaf yang menjadi tanggung

jawabnya secara produktif.

Selain BWI yang menjadi pioner pengelolaan wakaf,

lembaga-lembaga nazhir yang sudah ada selama ini harus ditata

sedemikian rupa agar bisa melaksanakan tugas-tugas kenazhiran

secara lebih maksimal.

b) Pengelolaan Operasional49

Yang dimaksud dengan standar operasional pengelolaan

wakaf adalah batasan atau garis kebijakan dalam mengelola wakaf

agar menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kepentingan

masyarakat banyak. Dalam istilah manajemen dikatakan bahwa yang

disebut dengan pengelolaan operasional adalah proses-proses

pengambilan keputusan berkenaan dengan fungsi operasi. Pengelolaan

ini sangat penting dan menentukan berhasil tidaknya manajemen

pengelolaan secara umum. Adapun standar operasional itu meliputi

seluruh rangkaian program kerja yang dapat menghasilkan sebuah

produk (barang atau jasa).

Standar keputusan operasional merupakan tema pokok dalam

operasi kelembagaan nazhir yang ingin mengelola secara produktif.

Keputusan yang dimaksud disini berkenaan dengan lima fungsi utama

49

Ibid, hal. 108

Page 58: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

48

manajemen operasional, yaitu proses, kapasitas, sediaan (inventory),

tenaga kerja dan mutu.

c) Kehumasan50

Dalam mengelola benda-benda wakaf, maka peran

kehumasan (pemasaran) dianggap menempati posisi penting. Fungsi

dari kehumasan itu sendiri dimaksudkan untuk:

1) Memperkuat image bahwa benda-benda wakaf yang dikelola oleh

nazhir profesional betul-betul dapat dikembangkan dan hasilnya

untuk kesejahteraan masyarakat banyak.

2) Meyakinkan kepada calon wakif yang masih ragu-ragu apakah

benda-benda yang ingin diwakafkan dapat dikelola secara baik atau

tidak. Dan juga dapat menarik para wakif baru.

3) Memperkenal aspek wakaf yang tidak hanya berorientasi pada

pahala oriented, tapi memberikan bukti juga bahwa ajaran islamn

sangat menonjolkan aspek kesejahteraan bagi umat manusia lain,

khususnya bagi kalangan yang kurang mampu.

d) Sistem Keuangan51

Penerapan sistem keuangan yang baik dalam sebuah proses

pengelolaan manajemen lembaga kenazhiran sangat terkait dengan:

50

Ibid, hal. 110 51

Ibid, hal. 112

Page 59: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

49

Akuntansi, dengan adanya pencatatan tentang laporan

keuangan wakaf secara akuntansi maka administrasi keuangan akan

lebih tertata dengan rapi, serta memudahkan dalam pengelolaan.

Auditing,dengan adanya audit baik dari internal maupun

eksternal maka akan menambah kepercayaan para wakif dan juga

masyarakat luas terhadap pengelolaan wakaf. Dengan demikian

diharapkan tujuan dari wakaf untuk mensejahterakan masyarakat dapat

tercapai.

2) Regulasi Perwakafan52

Sepanjang sejarah islam, wakaf merupakan sarana dan

modal yang amat penting dalam memajukan perkembangan agama.

Di Indonesia, perwakafan diatur dalam PP No.28 tahun 1977

sebelum lahir UU No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf, tentang

Perwakafan Tanah milik dan sedikit disinggung dalam UU No.5

Tahun1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria. Namun

peraturan perundang-undangan tersebut hanya mengatur benda-

benda wakaf tak bergerak, dan peruntukannya lebih banyak untuk

kepentingan ibadah mahdah, seperti masjid, mushala, pesantren,

kuburan dan lain-lain.

52

Achmad Djunaidi & Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya

Progresif untuk Kesejahteraan Umat, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006), hal. 89

Page 60: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

50

Karena keterbatasan cakupannya, kedua peraturan

perundang-undangan tersebut belum memberikan peluang yang

maksimal bagi tumbuhnya pemberdayaan benda-benda wakaf

secara produktif dan profesional. Akhirnya pada tanggal 27 okober

2004 UU No.41 Tahun 2004 tentang wakaf diundangkan oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dengan adanya UU tersebut

diharapkan akselerasi perkembangan wakaf menjadi lebih cepat

karena memiliki payung hukum yang jelas.

3) Pembentukan Kemitraan Usaha53

Untuk lebih mengefektifkan harta wakaf dalam rangka

menyejahterakan masyarakat, maka wakaf perlu didorong ke arah

model pemanfaatan dana tersebut untuk sektor usaha yang produktif

(terutama wakaf tunai). Sedangkan untuk benda-benda wakaf yang

tidak bergerak yang belum terberdayakan seperti tanah dan yang

lain-lain, nazhir perlu didorong untuk lebih kreatif memberdayakan

tanah wakaf tersebut. Karena menurut Dirjen Bimas Islam

Nasaruddin Umar sejatinya permasalahan umat di Indonesia

bukanlah masalah dana tetapi masalah kreasi54

. Oleh karena itu

nazhir perlu dibina secara terus menerus agar mampu mengeluarkan

ide dan kreasi baru dalam hal pengelolaan tanah wakaf.

53

Ibid, hal. 102 54

“Menag: Jangan Jadikan Agama Sebagai Beban”, Artikel diakses tanggal 18 april 2011

dari depagkabsi.blogspot.com/2009_05_01_archive.html

Page 61: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

51

Untuk dana wakaf tunai sendiri pemanfaatan dana wakaf

bisa bekerja sama dengan perusahaan modal ventura, dimana nanti

penggunaan dana bisa memakai skim akad yang ada yang

diperbolehkan syar’i.

Page 62: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

52

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA BABAKAN

A. Profil Desa Babakan

1. Letak Geografis

Babakan adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Ciseeng

kabupaten Bogor dengan luas desa sebesar 456,442 Ha1. Mayoritas daerah

Babakan adalah kolam empang atau balong. Dengan ketinggian tanah 100

meter diatas permukaan laut (dpl) menyebabkan kelembaban udara yang ada

disini berkisar pada 27-320

Celcius. Sebagai desa yang bertempat di kota hujan,

curah hujan yang tinggi sering menyebabkan banjir tiap tahunnya, yaitu

sebanyak 24.533 mm/tahun2.

Adapun batas-batas desa Babakan adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Berbatasan dengan desa Parigi Mekar/ desa Ciseeng

kecamatan Ciseeng

Sebelah selatan : Berbatasan dengan desa Tegal kec. Kemang/ desa

Cibeuteng Udik kec. Ciseeng

Sebelah barat : Berbatasan dengan desa Putat Nutug/ desa Cibeuteung

Muara kec. Ciseeng

1 Laporan Bulanan Desa Babakan Tahun 2010.

2 Ibid

Page 63: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

53

Sebelah timur : Berbatasan dengan desa Iwul kec. Parung/ desa Jampang

kec. Kemang

Bentuk wilayah dataran rendah/ berbukit/ bergunung-gunung memiliki

kemiringan sekitar 200. Namun letak desa ini memiliki letak yang lebih dekat

ke ibukota negara Indonesia yaitu berjarak 45 km dibanding ke Ibukota

Propinsi Jawa Barat yaitu sekitar 120 km.

2. Keadaan Demografis3

Dengan wilayah yang cukup luas, wilayah administratif desa Babakan

terdiri dari 6 dusun 14 Rw dan 46 Rt. Jumlah penduduk desa Babakan yaitu

sebanyak 13.041 jiwa dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki

sebanyak 6.787 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 6.254 jiwa, dan

terbagi menjadi 3.442 KK. Jumlah penduduk ini merupakan yang terbesar di

kecamatan Ciseeng.

Mayoritas penduduk desa Babakan adalah pemeluk agama islam

dengan jumlah 12.978 orang, sedangkan agama katolik 7 orang, protestan 17

orang, serta pemeluk budha sebanyak 39 orang. Melihat data diatas tentunya

sangat potensial dalam pengembangan ekonomi syariah di desa ini.

Penduduk desa Babakan paling banyak hanya berpendidikan lulusan

SLTP/ sederajat sebanyak 1.772 orang, sedangkan yang berpendidikan tamat

SMU/ sederajat sebanyak 851, sedangkan yang tamat D2 sebanyak 57 orang,

3 Ibid

Page 64: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

54

D3 3 orang, S1 57 orang dan S2 4 orang. Artinya masih banyak sekali

masyarakat desa Babakan yang belum mengenyang pendidikan yang tinggi.

Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah setempat,

karena mayoritas anak-anak desa Babakan terutama anak-anak perempuan,

ketika mereka lulus dari Sekolah Dasar banyak yang bekerja di pabrik- pabrik

menjadi pengrajin ataupun menikah. Hal ini terjadi karena memang

pemahaman para orang tua tentang kesetaraan gender di desa Babakan belum

terlalu baik, akhirnya yang terjadi adalah hal yang seperti diceritakan diatas.

B. Perekonomian Desa Babakan4

Denyut utama perekonomian desa Babakan adalah pertanian, hampir

seluruhnya masyarakat desa Babakan adalah petani ikan, bahkan desa Babakan

sangat terkenal sebagai sentra komoditas unggulan benih ikan lele. Hal ini dapat

dimengerti karena memang mayoritas petani memilih ikan lele sebagai komoditas

utama, tetapi ikan lele juga bukan satu-satunya komoditas yang ditawarkan oleh

desa Babakan, diantaranya adalah ikan bawal, patin, dan berbagai macam jenis

ikan hias seperti ikan cupang, ikan mas koki dan masih banyak lagi yang lainnya.

Lahan pertanian yang banyak yaitu sekitar 167 Hektar memang menjadi

tempat mata pencaharian utama masyarakat Babakan. Namun lahan sebesar itu

pun tidak dimiliki oleh semua masyarakat Babakan, hanya sekitar 20 orang yang

4 Ibid

Page 65: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

55

memiliki tanah/ empang tersebut, sedangkan petani penggarap sebanyak 43 orang

dan sisanya 674 orang berprofesi sebagai buruh tani.

Belum lagi luas ladang yang berjumlah sebesar 109, 27 hektar yang juga

menjadi urat nadi perekonomian desa Babakan, sehingga banyak masyarakat yang

juga berprofesi sebagai petani kebun, karena memang dianugerahi tanah yang

cukup subur, banyak sekali tanaman yang dapat ditanam dan dijual dengan harga

yang bagus, seperti tanaman untuk keperluan bumbu dapur seperti cabai, jahe,

serai, salam dan lain-lain, serta tanaman kebutuhan pokok seperti padi, jagung,

sayur mayur dan sebagainya.

Mata pencaharian yang cukup besar selanjutnya adalah profesi

pedagang, ada sekitar 815 orang yang berprofesi sebagai pedagang, baik itu

pedagang ikan maupun pedagang yang menjual hasil kebun yang diproduksi di

desa Babakan. Selain itu juga masih ada masyarakat yang bermata pencaharian

sebagai pengrajin sebanyak 200 orang, buruh industry sebanyak 317 orang,

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 191 orang, serta TNI/ POLRI sebanyak 6

orang.

Dalam beberapa tahun terakhir memang perekonomian di desa Babakan

terlihat berkembang dengan baik, jargon sebagai desa penghasil komoditas

unggulan benih ikan lele kini semakin digencarkan dengan berbagai dukungan

dari pemerintah desa dan juga kabupaten, nemun meski begitu justru kesulitan

sering terjadi pada petani ikan lele tersebut. Minimnya bantuan modal baik dari

pemerintah dan lembaga keuangan masih menjadi permasalahan klasik yang

Page 66: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

56

belum terpecahkan. Selain itu musim ataupun cuaca yang ekstrim akhir-akhir ini

juga sangat mengganggu hasil produksi ikan di desa Babakan pada saat ini,

sehingga banyak petani yang gagal panen dan hanya meraup kerugian.

C. Wakaf Di Desa Babakan

Perwakafan di desa Babakan telah berlangsung sejak lama. Ada sekitar

14 tanah wakaf dan telah diperuntukan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan,

pendidikan dan lain-lain. Berikut adalah daftar tanah wakaf yang ada di desa

Babakan:

Daftar Tanah Wakaf Desa Babakan Beserta Peruntukannya

No Wakif Luas Peruntukan

1

H. Maiun (alm),

H.Usa (alm) &

Sinot Endeng

(alm) 12.370 m2

Makam (Astana Giri Bangun)

2

Bpk. Ahman

Sopian (alm) 2.700 m2

Makam (Astana Giri Abadi)

3

Bpk. Kiai Mukim

(alm) 16.500 m2

Makam (Cilangkap)

4 Bpk. Raman 5000 m2 Makam (Mede) dan Sekolah (SDN

Page 67: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

57

(alm) dan Bpk.

Barun

Babakan 03)

5

Bpk. H. Usa

(alm) 3500 m2

Makam (Tembok)

6 Ibu Ennok (alm) 500 m2

Masjid (Al Hasan)

7

Bpk. H. Usa

(alm) 1200 m2

Masjid (Al-Husna) dan Majlis

Ta’lim

8

Bpk. H. Maiun

(alm) 1000 m2

Masjid (Al-Hasanah)

9

Bpk. H. Usa

(alm) 5000 m2

Masjid (Nurul Huda)

10

Bpk. Acep

Sutisna 1035 m2

Masjid (Darrussalam)

11

Bpk. H.

Miftahuddin

Isnan 2400 m2

Sekolah (MI dan MTs. Nurul Iman)

12

Bpk. Ust. Toha

(alm) 800 m2

Sekolah (Nurul Islamiyah)

13

Bpk. H.

Syamsuddin

(alm) 1 Ha Pesantren (Riyadlul Jannah)

Page 68: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

58

14

Bpk. H. Saferi

(alm) 2000 m2

Pesantren (Riyadlul Irfan),

kemudian menjadi Kebun (wakaf

mutlak)

Sumber: Hasil survei pribadi penulis

Jika melihat data di atas dapat dilihat betapa cukup banyak tanah

wakaf yang ada di desa Babakan yang akan sangat lebih bermanfaat jika dikelola

dengan lebih professional lagi. Tanah wakaf yang ada diatas mayoritas adalah

tanah wakaf yang sudah ada sejak lama, sedangkan untuk tahun-tahun sekarang

praktis belum muncul lagi tanah wakaf yang baru.

Tentu saja hal ini menimbulkan 2 pertanyaan, pertama apakah jiwa

berderma masyarakat Babakan sudah semakin menurun atau yang kedua,

kegiatan ekonomi yang terjadi sekarang sedang mengalami masa sulit. Namun

meski begitu pengembangan wakaf terus dilakukan oleh para tokoh yang ada di

desa Babakan, seperti yang terjadi di Rt 003 Rw 004. Para tokoh masyarakat

disana berusaha menggerakan penggalangan dana wakaf dengan cara wakaf

tunai. Setiap penduduk yang ingin berwakaf difasilitasi dengan baik dengan

nominal minimal 100.000 rupiah, hasilnya cukup baik dan terkumpul dana yang

cukup besar. Namun dana tersebut hanya digunakan untuk membeli atau

menambah tanah wakaf lama yang sudah ada.

Page 69: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

59

Meski begitu kegiatan tersebut perlu diapresiasi mengingat kegiatan

tersebut kembali berusaha untuk membangkitkan semangat perwakafan. Kalau

pada saat ini orang tidak bisa berwakaf dengan tanahnya, maka saat ini telah ada

alternative baru dengan wakaf uang yang dapat dilakukan oleh berbagai

kalangan masyarakat.

Page 70: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

60

BAB IV

STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA BABAKAN

CISEENG BOGOR

A. Strategi Pengelolaan Tanah Wakaf Di Desa Babakan

Seperti sudah diketahui sebelumnya, bahwa memang persoalan wakaf di

Indonesia sangat kompleks, dari mulai masalah regulasi, hingga masalah ketidak

profesionalan nazhir dalam mengelola wakaf selalu menjadi masalah selama ini.

Oleh karena itu butuh keseriusan lebih dalam mengelola wakaf ini agar bisa

menjadi alat untuk memangkas kemiskinan di negeri kita.

Selama ini yang paling sering mendapat sorotan dalam pengelolaan

wakaf adalah ketidak profesionalan nazhir dalam mengelola wakaf itu sendiri.

Bahkan kadang tidak jarang ada nazhir yang frustasi dalam mengelola tanah

wakaf karena berbagai masalah yang akhirnya menyebabkan tanah wakaf itu

terbengkalai tak terawat. Oleh karena itu dibutuhkan kreasi-kreasi baru dalam

mengelola wakaf tersebut agar tanah wakaf tersebut bisa terus produktif.

Dari berbagai pengamatan yang telah dilakukan penulis, selama ini

pengelolaan wakaf di wilayah perkotaan memiliki berbagai macam kelebihan

yang menguntungkan serta mempunyai dampak positif terhadap pengelolaan

wakaf tersebut untuk terus bergerak kearah pengelolaan yang profesional. Hal ini

agak sedikit berbanding terbalik jika penulis melihat pengelolaan wakaf yang ada

di wilayah pedesaan yang mempunyai banyak kesulitan dalam pengembangannya.

Page 71: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

61

Hal ini disebabkan berbagai macam faktor, diantaranya yang paling berpengaruh

adalah kurang strategisnya lokasi wakaf yang berakibat pada sulitnya

mengembangkan asset wakaf itu sendiri untuk dikelola secara professional dan

lebih modern. Di perkotaan sangat memungkinkan tanah wakaf tersebut dibangun

untuk apartemen, ataupun membuat hotel, real estate, pertokoan dan sebagainya

yang tentunya hasilnya tidak sedikit. Dan model pengelolaan seperti itu sangat

memungkinkan jika wilayah tanah wakaf tersebut berada di tempat yang strategis

dalam hal ini adalah perkotaan. Namun jika wilayah tanah wakaf tersebut berada

ditempat yang kurang strategis maka para nazhir harus memutar otak untuk

memikirkan cara apa yang harus ditempuh agar tanah wakaf tersebut bisa terus

produktif.

Dalam hal pengembangan wakaf di pedesaan seperti yang dijelaskan

diatas, desa Babakan dapat dijadikan contoh. Wilayah tanah wakaf yang kurang

strategis terus diupayakan untuk bisa produktif oleh para nazhirnya, satu hal yang

patut di apresiasi tentunya. Pendekatan pengelolaan yang dipakai adalah dengan

cara agribisnis. Para nazhir yang juga kebanyakan bisa bercocok tanam mencoba

menggunakan cara tersebut untuk memproduktifkan tanah wakaf yang ada.

Kegiatan agribisnis menjadi pilihan para nazhir untuk mengembangkan harta

wakaf memiliki banyak alasan, salah satu yang paling utama adalah hasil dari

kegiatan agribisnis tersebut yang dapat menghasilkan omset ratusan juta rupiah

per panennya. Dari berbagai macam kegiatan agribisnis yang ada, budidaya

menanam pohon sengon lah yang dipilih. Alasan mengapa budidaya pohon

Page 72: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

62

sengon yang dipilih untuk memproduktifkan wakaf Menurut bapak Enjar adalah

bahwa selama dia aktif di Institut Pertanian Bogor, ia melihat bahwa budidaya

penghijauan tanaman sengon adalah pertanian paling menguntungkan dan paling

mudah di masa sekarang.1 Sehingga tidak heran pada saat mengelola tanah wakaf

ide kreatifnya muncul, saat ia sedang mengelola komplek pemakaman yang ada di

wilayah Babakan ternyata masih ada sebagian tanah wakaf yang masih kosong.

Saat itu beliau berkata: “saya melihat tanah ini mubazir, sebelum di isi oleh

jenazah lebih baik tanah ini dimanfaatkan, kalaupun ada hasilnya, hasilnya

bukan untuk saya, tapi untuk makam-makam juga”. Begitulah penuturan beliau,

hal-hal seperti inilah yang tentunya harus ditiru oleh nazhir-nazhir yang lain yang

ada di seluruh Indonesia. Kreatifitas juga merupakan modal utama agar

pengelolaan wakaf dapat terus produktif.

Pada saat ini memang mayoritas tanah wakaf yang ada di desa Babakan

adalah tanah wakaf yang sudah lama diwakafkan, bahkan dari sekitar tahun

19592. Dan mayoritas peruntukannya adalah untuk kegiatan keagamaan seperti

untuk masjid, pemakaman, maupun untuk kegiatan pendidikan seperti untuk

sekolah dan pesantren. Berikut adalah datanya:

1 Wawancara Pribadi dengan Enjar. Bogor, 21 April 2011.

2 Ibid

Page 73: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

63

Daftar Tanah Wakaf Desa Babakan Beserta Peruntukannya

No Wakif Luas Peruntukan

1

H. Maiun (alm),

H.Usa (alm) &

Sinot Endeng

(alm) 12.370 m2

Makam (Astana Giri Bangun)

2

Bpk. Ahman

Sopian (alm) 2.700 m2

Makam (Astana Giri Abadi)

3

Bpk. Kiai Mukim

(alm) 16.500 m2

Makam (Cilangkap)

4

Bpk. Raman

(alm) dan Bpk.

Barun (alm) 5000 m2

Makam (Mede) dan Sekolah (SDN

Babakan 03)

5 Bpk. H. Usa (alm) 3500 m2

Makam (Tembok)

6 Ibu Ennok (alm) 500 m2

Masjid (Al Hasan)

7 Bpk. H. Usa (alm) 1200 m2

Masjid (Al-Husna) dan Majlis

Ta’lim

8

Bpk. H. Maiun

(alm) 1000 m2

Masjid (Al-Hasanah)

9 Bpk. H. Usa (alm) 5000 m2

Masjid (Nurul Huda)

Page 74: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

64

10

Bpk. Acep

Sutisna 1035 m2

Masjid (Darrussalam)

11

Bpk. H.

Miftahuddin

Isnan 2400 m2

Sekolah (MI dan MTs. Nurul Iman)

12

Bpk. Ust. Toha

(alm) 800 m2

Sekolah (Nurul Islamiyah)

13

Bpk. H.

Syamsuddin (alm) 1 Ha Pesantren (Riyadlul Jannah)

14

Bpk. H. Saferi

(alm) 2000 m2

Pesantren (Riyadlul Irfan),

kemudian menjadi Kebun (wakaf

mutlak)

Sumber: Hasil survei pribadi penulis

Jika melihat data diatas tentunya hal tersebut dapat dimaklumi karena

memang pemikiran wakaf pada saat itu lebih menekankan pada aspek ibadah saja

(pahala oriented). Bahkan pemikiran seperti itupun sampai sekarang masih

banyak ditemukan di masyarakat. Namun dengan berbagai upaya setelah banyak

bermusyawarah, maka dicapailah sebuah titik terang baru di desa Babakan untuk

mulai mengembangkan wakaf ini kearah yang lebih produktif, terutama untuk

tanah wakaf yang belum termanfaatkan.

Page 75: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

65

Dari hasil survei penulis tersebut wakaf di desa Babakan memang

mayoritas peruntukannya digunakan untuk kegiatan-kegiatan ibadah dan

pendidikan, seperti untuk masjid dan sekolah serta pesantren, selain itu juga untuk

pemakaman. Kebanyakan dari tanah wakaf tersebut lahannya sudah dipakai untuk

mesjid, sekolah atau pemakaman, sehingga sisa lahan yang ada tidak

memungkinkan untuk para nazhir mengembangkan untuk tujuan produktif karena

sudah terlalu sempit3. Namun ada beberapa tanah wakaf yang digunakan untuk

pemakaman yang masih menyimpan lahan kosong yang cukup luas, sehingga para

nazhir memilih untuk mengelola tanah tersebut untuk kegiatan produktif.

Beberapa contoh tanah wakaf yang diproduktifkan dan menjadi pionir

pengelolaan tanah wakaf dengan cara budidaya penanaman pohon sengon adalah

tanah wakaf makam Astana Giri Mekar yang berada dikampung Babakan.

Belakangan makin banyak nazhir yang meniru cara ini untuk pengelolaan tanah

wakafnya, tanah wakaf untuk makam yang masih kosong ditanami pohon sengon

agar bisa produktif. Selain makam, ada juga sebuah kebun bekas wakaf pesantren

yang juga diproduktifkan dengan cara ditanami pohon sengon. Menurut nazhir

tanah wakaf ini, yakni bapak H. Muhtadin, pohon sengon dipilih juga karena

memang budidayanya yang mudah dan menguntungkan.4 Adapun hasil dari

semua budidaya sengon ditanah wakaf ini nantinya akan digunakan untuk

3 Wawancara Pribadi dengan H. M. Idris. Bogor, 10 September 2011

4 Wawancara Pribadi dengan H. Muhtadin. Bogor, 24 April 2011

Page 76: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

66

menambah harta wakaf yang ada, selain itu dalam jangka panjang para nazhir

punya rencana untuk membantu masyarakat miskin melalui dana ini.

Selain hal-hal yang telah dikemukakan diatas, mayoritas pengelolaan

tanah wakaf yang ada di desa Babakan dilakukan oleh nazhir perseorangan, yaitu

sekitar 1-3 orang per tanah wakafnya. Hal lain yang juga menjadi sorotan adalah

minimnya minat para nazhir untuk mendaftarkan tanah wakaf di KUA, bahkan di

KUA Ciseeng tidak terdapat data tanah wakaf. Artinya tanah wakaf di desa

Babakan ini juga masih minim yang bersertifikat, tentunya masalah ini harus

segera diatasi agar tidak terjadi sengketa dilain hari.

Jika melihat hal-hal diatas tersebut maka dapat digambarkan bahwa

pengelolaan tanah wakaf di Desa Babakan kebanyakan mauquf alaihnya adalah

untuk membangun mesjid, mushala, pesantren dan juga kuburan tau pemakaman.

Kemudian dari sisi nazhir sekarang beberapa nazhir sudah mulai mengembangkan

wakaf tersebut kearah yang produktif. Namun disisi lain sangat disayangkan

ternyata aspek pengontrol dari lembaga terkait seperti Badan Wakaf Indonesia

dan juga KUA sangat minim, padahal hal ini sangat diperlukan agar kegiatan

pengeolaan tanah wakaf berjalan dengan baik.

Page 77: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

67

Setelah melihat berbagai macam data dan teori yang ada diatas maka

penulis menganalisa hal-hal yang terkait dengan pengelolaan tanah wakaf di desa

Babakan sebagai berikut.

1. Pengelolaan tanah wakaf yang ada di Desa Babakan memang mayoritas

peruntukannya digunakan untuk kegiatan ibadah dan pendidikan yang

cenderung kurang produktif untuk perekonomian, pemanfaatan harta wakaf

yang ada kebanyakan digunakan untuk membangun mesjid, sekolah dan

pesantren. Namun sekarang paradigma tanah wakaf hanya digunakan untuk

kegiatan yang bersifat ibadah saja sudah mulai berubah, hal ini ditandai

dengan munculnya beberapa tanah wakaf yang digunakan untuk kegiatan

produktif untuk perekonomian. Yang dilakukan adalah dengan cara

pendekatan agribisnis dengan memanfaatkan lahan wakaf yang masih kosong

untuk ditanami pohon-pohon industri seperti pohon sengon.

2. Strategi pengelolaan tanah wakaf yang masih kosong yang dilakukan para

nazhir di desa Babakan adalah dengan cara pemanfaatan tanah wakaf dengan

pendekatan agribisnis, dalam hal ini adalah menanam pohon sengon sebagai

tanaman utama, selain itu juga ada beberapa pohon mahoni sebagai pohon

pelengkap. Hal ini dilakukan karena memang yang memungkinkan untuk

sementara ini dilakukan adalah hal tersebut. Dengan alasan-alasan sebagai

berikut:

a. Tanah yang ada adalah tanah wakaf yang digunakan untuk makam,

sehingga tidak memungkinkan untuk dibangun ruko, real estate ataupun

Page 78: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

68

semacamnya, sehingga alternatifnya adalah hanya menanami tanah yang

masih kosong tersebut dengan tanaman-tanaman industri seperti sengon.

Adapun tanah wakaf yang berupa kebun, tidak strategis juga dimanfaatkan

untuk membuat ruko dan sebagainya, karena memang tempat yang tidak

strategis dan jauh dari keramaian, sehingga alternatif budidaya penanaman

pohon sengon lah yang dipilih dan memang tepat untuk dipilih.

b. Pohon sengon adalah pohon yang mudah ditanam dan mudah dirawat,

selain itu bisa dibilang ia pohon yang cukup likuid, karena jika sudah

besar sedikit saja bisa langsung dijual ke pabrik kertas dan akan digunakan

untuk bahan baku pembuatan kertas.

c. Pohon sengon rata-rata dipanen pada usia 5 tahun dengan harga yang

cukup mahal, menurut bapak Enjar biasanya bisa menembus angka

Rp.100.000/ pohonnya.

d. Jika dihitung secara matematis akan seperti ini. Harga terendah satu pohon

sengon jika sudah berusia lima tahun adalah Rp. 100.000/ pohon (hal ini

terjadi ketika lahan kurang subur sehingga ukuran pohon sengon

berdiameter kurang dari 30 cm). Sedangkan ketika penulis bertanya

kepada pedagang kayu, harga pohon sengon yang berumur lima tahun

yang rata-rata sudah berdiameter 30 cm atau lebih harganya adalah Rp.

300.000/ pohon, bisa juga harganya mencapai Rp. 500.000/ pohon jika

pohonnya lebih besar lagi yang dikarenakan lahan sangat subur. Sehingga

dapat dihitung sebagai berikut:

Page 79: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

69

1) 1000 pohon x Rp. 100.000 = Rp. 100.000.000 (jika lahan kurang subur

dan diameter pohon kurang dari 30 cm)

2) 1000 pohon x Rp. 300.000 = Rp. 300.000.000 (jika lahan cukup subur

dan diameter pohon rata-rata 30 cm)

3) 1000 pohon x Rp. 500.000 = Rp. 500.000.000 (jika lahan sangat subur

dan diameter pohon rata-rata diatas 30cm)

Hitung- hitungan diatas terjadi ketika panen pertama setelah lima tahun.

Setelah lima tahun lagi akan terjadi panen kedua dengan hasil dua kali

lipat, hal ini dikarenakan akan tumbuh pohon baru dari pohon yang telah

ditebang. Dan akan disisakan dua tunas baru per tunggulnya, sehingga

dapat dihitung panen kedua akan mendapatkan hasil Rp. 200.000.000, Rp.

600.000.000 dan Rp. 1.000.000.000,-. Angka yang cukup besar untuk

sebuah hasil agribisnis. Dengan dana sebesar itu tentunya cita-cita

membangun tanah wakaf dan juga memerangi kemiskinan bukanlah hal

yang mustahil.

3. Strategi pengelolaan wakaf di desa Babakan bisa dibilang cukup baik dan

mulai mengarah kepada pengelolaan yang semi professional, karena mulai

memproduktifkan wakaf. Adapun indikator-indikatornya adalah sebagai

berikut:

a. Model pengelolaan tanah wakaf yang digunakan adalah dengan cara

agribisnis yaitu dengan cara budidaya penanaman pohon sengon. Hal ini

Page 80: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

70

berarti tanah yang ada sudah dicoba untuk diproduktifkan, selain itu

pendapatan dari hasil penjualan pohon sengon juga cukup besar.

b. SDM kenazhiran yang ada sudah cukup bagus. Nazhir-nazhir yang dipilih

untuk mengelola tanah wakaf dipilih bukan karena aspek ketokohan lagi

melainkan dipilih karena aspek profesionalitas. Contohnya adalah Bapak

Enjar yang memang sudah berpengalaman dalam hal agribisnis karena

memang sempat bekerja di Institut Pertanian Bogor (IPB), sehingga

pengelolaan tanah wakaf menjadi lebih maksimal.

c. Pola pemanfaatan hasil yang akan dilakukan cenderung tidak konsumtif,

hasil yang ada akan dikelola untuk membangun sarana dan prasarana untuk

menambah fasilitas wakaf yang ada. Selain itu kedepan para nazhir

memang mempunyai rencana untuk membantu masyarakat miskin dari

hasil pengelolaan wakaf ini, sehingga diharapkan kemiskinan yang selama

ini ada dapat segera terhapus.

Namun, ada bebarapa kelemahan yang ada dalam pengelolaan tanah wakaf

ini, yaitu sebagai berikut:

a. Manajemen yang ada belum begitu baik, hal ini dapat dimengerti karena

memang nazhir kurang begitu mengerti dalam hal manajemen. Para

nazhir hanya ahli dibidang agribisnis dan kurang menguasai masalah

manajamen, pengelolaan yang ada belum begitu sempurna. Solusi yang

ada adalah harus ada nazhir yang mengerti masalah manajemen agar

pengelolaan wakaf dapat lebih teratur lagi serta terarah targetnya.

Page 81: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

71

b. Salah satu aspek manajemen yang juga belum dipenuhi adalah masalah

aspek akuntansi dan auditing. Para nazhir pun belum begitu mengerti

masalah ini. Yang penting bagi mereka adalah tanah wakaf dikelola agar

tidak menjadi lahan tidur yang tidak produktif. Namun mereka cenderung

mengabaikan masalah pencatatan keuangan ini. Dikhawatirkan akan

terjadi masalah dikemudian hari jika aspek ini tidak dipenuhi. Karena hal

yang menyangkut keuangan selalu cukup sensitif.

c. Tanah wakaf yang ada masih banyak yang belum bersertifikat. Masalah

administrasi ini harus segera diselesaikan agar tidak menjadi masalah

besar dikemudian hari.

4. Hasil pengelolaan wakaf yang dilakukan masih baru sebatas untuk menambah

fasilitas tanah wakaf tersebut, adapun memang kedepannya rencana untuk

menjadikan wakaf sebagai alat untuk menanggulangi kemiskinan sudah

direncanakan dibenak para nazhir. Hal ini tentunya bukan mustahil untuk

dilakukan, mengingat semangat para nazhir yang tinggi dan diimbangi dengan

pengelolaan pohon sengon yang maksimal tentunya akan mendapatkan hasil

penjualan yang besar.

Page 82: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menganalisa beberapa hal yang menjadi fokus kajian penulis di

atas, maka penulis menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Sistem pengelolaan tanah wakaf di desa Babakan pada umumnya adalah

pengelolaan secara tradisional. Tanah wakaf yang ada di desa Babakan

mayoritas digunakan untuk kegiatan ibadah dan pendidikan, seperti digunakan

untuk membangun sarana ibadah seperti masjid dan juga sekolah, serta untuk

pemakaman. Namun kini telah berkembang cara baru, tanah wakaf yang

masih kosong, terutama yang peruntukannya untuk kuburan kini digunakan

oleh para nazhir untuk kegiatan produktif, yakni menanam jenis pohon-pohon

industri seperti pohon sengon. Oleh karena itu kini pengelolan tanah wakaf

mulai bergeser kearah yang bersifat ekonomi dan tidak hanya sebatas ibadah.

2. Strategi pengelolaan tanah wakaf yang dipilih oleh nazhir dari makam Astana

Giri Bangun dan juga nazhir dari kebun yang pernah dijadikan pesantren

dahulu adalah dengan cara pendekatan agribisnis, yaitu dengan cara budidaya

penanaman pohon sengon. Pohon sengon dipilih larena memang mempunyai

banyak kelebihan, salah satunya adalah mudah untuk dirawat dan hasilnya

pun sangat menguntungkan. Sehingga cara ini bisa dibilang cukup tepat

Page 83: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

73

karena memang cara agribisnislah yang paling cocok dilakukan untuk

pengelolaan tanah wakaf di desa Babakan. Pengelolaan tanah wakaf yang

dilakukan oleh para nazhir di desa Babakan dengan cara menanami pohon

sengon adalah salah satu ide kreatif yang mencerminkan sebuah pengelolaan

wakaf yang semi professional. Dikatakan demikian karena pengelolaan wakaf

yang tradisional, sekarang sudah mulai menghasilkan sesuatu yang produktif.

Oleh karena itu pengelolaan tanah wakaf yang ada di desa Babakan bisa

dibilang mulai mengarah kepada pengelolaan wakaf yang semi professional.

Hasil dari penjualan budidaya pohon sengon digunakan untuk menambah

fasilitas harta wakaf yang ada. Namun para nazhir juga mempunyai rencana

untuk membantu masyarakat miskin untuk keluar dari jerat kemiskinan dari

pengelolaan harta wakaf ini meskipun hanya baru berbentuk sumbangan.

Meskipun begitu masih ada beberapa kelemahan yang dihadapi oleh para

nazhir, yaitu dari aspek manajemen yang masih belum begitu baik, aspek

keuangan seperti akuntansi dan auditing yang belum ada, serta hal-hal

mendasar seperti pengamanan tanah wakaf yang tercermin dalam sertifikasi

tanah wakaf yang masih sedikit dilakukan.

Page 84: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

74

B. Saran

Setelah menyimpulkan hasil penelitian diatas maka penulis ingin

memberikan beberapa saran terkait pengelolaan wakaf yang ada di desa Babakan

sebagai berikut:

1. Pengelolaan tanah wakaf yang ada di desa Babakan dengan cara penanaman

pohon sengon merupakan salah satu ide brilian, bahkan sekarang banyak

nazhir lain yang menirunya, namun para nazhir harus berupaya untuk lebih

memaksimalkan lagi pengelolaan dengan membenahi aspek manajemen dan

juga keuangan agar hasil dari pemanfaatan tanah wakaf juga dapat terlihat

lebih baik lagi.

2. Peran pemerintah dan instansi terkait tentunya harus lebih besar lagi untuk

mendorong strategi-strategi yang dilakukan oleh para nazhir, seperti

membantu dalam hal manajemen, membantu aspek pencatatan keuangan dan

sebagainya. Mengingat hal ini dapat menjadi solusi pemberantasan

kemiskinan yang dapat dilakukan oleh pemerintah yang tentunya dilakukan

dari tingkat pedesaan.

Page 85: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

75

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Mukhtassar Shahih Muslim. Cet I.

Diterjemahkan oleh KMCP & Imron Rosadi. Jakarta: Pustaka Azzam

Anggota IKAPI DKI. 2003

Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Terjemah Bulughul Maram. Cet. XXVII. Diterjemahkan

oleh A. Hassan. Bandung: CV. Penerbit Diponegoro. 2006

David, Fred R. Manajemen Strategis Konsep, Edisi 10. Penerjemah Ichsan Setiyo

Budi. Jakarta: Salemba Empat, 2006

Depag RI. Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia.

Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI.

2006.

Fiqih Wakaf. Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen

BIMAS Islam Depag RI. 2006.

Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf. Jakarta:

Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI. 2006.

Paradigma Baru Wakaf di Indonesia. Jakarta: Direktorat

Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI. 2006.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet IV edisi III.

Jakarta: Balai Pustaka. 2007

Page 86: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

76

Djunaidi, Achmad & Al-Asyhar, Thobieb. Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah

Upaya Progresif untuk Kesejahteraan Umat . Jakarta: Mitra Abadi Press.

2006

Fakultas Syariah & Hukum. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Cet-1. Jakarta:

Fakultas Syariah & Hukum. 2007

Fauzia, Amelia, dkk. Filantropi Islam dan Keadilan Sosial, Studi Tentang Potensi,

dan Pemanfaatan Filantropi islam di Indonesia. Jakarta: CSRC. 2006

Al-Kabisi, Muhammad Abid Abdullah. Hukum Wakaf Kajian Kontemporer Pertama

dan Terlengkap tentang Fungsi dan Pengelolaan Wakaf serta

Penyelesaian atas Sengketa Wakaf. Jakarta: Dompet Dhuafa Republika

dan IIMaN. 2004

Laporan Bulanan Desa Babakan Tahun 2010.

Mufti, Aries & Syakir Sula, Muhammad. Amanah Bagi Bangsa, Konsep Sistem

Ekonomi Syariah. Jakarta: MES. 2009

Munawwir. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Cet IV. Surabaya:

Pustaka Progressif. 1997

Nasution, Mustafa Edwin & Hasanah, Uswatun. Wakaf Tunai Inovasi Finansial

Islam. Jakarta: PSTTI-UI. 2006

Nawawi, Hadari. Manajemen Strategik Organisasi non Profit Bidang Pemerintahan.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003

Page 87: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

77

Prihatna, Andy Agung, dkk. Wakaf, Tuhan dan Agenda Kemanusiaan, Studi Tentang

Wakaf dalam Perspektif Keadilan sosial di Indonesia. Jakarta: CSRC.

2006

Qahaf, Mundzir. Manajemen Wakaf Produktif. Penerjemah H. Muhyidin Mas Rida.

Jakarta: Khalifa. 2004.

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalat. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2007

Undang- Undang Wakaf No. 41 Tahun 2004

Wawancara Pribadi dengan Enjar. Bogor, 20 April 2011

Wawancara Pribadi dengan H. Muhtadin. Bogor, 24 April 2011

Wawancara Pribadi dengan H. M. Idris. Bogor, 10 September 2011

Internet

“Sukuk Wakaf dan Pengentasan Kemiskinan”. Artikel diakses pada tanggal 4

Februari 2011 dari

http://majalahekonomisyariah.com/index.php/web/news/index/4/2142311694

“Pengertian Wakaf”. Artikel diakses tanggal 4 februari 2011 dari

http://www.pkesinteraktif.com/lifestyle/ziswaf/71-pengertian-wakaf.html

“Wakaf”. Artikel diakses tanggal 4 februari 2011 dari

http://hukumpedia.com/index.php?title=Wakaf

“Manajemen strategi”. Artikel diakses tanggal 4 april 2011 dari

http://www.docstoc.com/docs/22002771/Manajemen-Strategi

“Manfaat dan Proses Manajemen Strategi”. Artikel diakses tanggal 4 april 2011 dari

http://syukai.blogspot.com/2009/06/manfaat-dan-proses-manajemen-strategi.html

Page 88: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

78

“Menag: Jangan Jadikan Agama Sebagai Beban”, Artikel diakses tanggal 18 april

2011 dari depagkabsi.blogspot.com/2009_05_01_archive.html

“Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, 2010”,

Artikel diakses tgl 4 maret 2011 dari

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=23&notab=4

Page 89: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

Lampiran

Page 90: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

Pedoman Wawancara

1. Bagaimana sejarah tanah wakaf disini, siapa wakifnya dan kapan

diwakafkannya?

2. Tujuan wakafnya untuk apa serta luasnya berapa?

3. Apakah tanah wakaf ini sudah bersertifikat dan didaftarkan di KUA?

4. Apakah pernah terjadi masalah sengketa dengan tanah wakaf ini?

5. Bagaimana pengelolaan yang dilakukan selama ini serta kendala apa saja yang

dihadapi?

6. Strategi apa yang dilakukan dalam mengelola tanah wakaf ini?

7. Mengapa strategi tersebut yang dipilih?

8. Selain strategi tersebut, adakah strategi lain yang dilakukan?

9. Hasil dari kegiatan wakaf produktif ini digunakan untuk apa?

10. Apakah selama ini sudah ada pembinaan untuk nazhir dari instansi terkait?

Page 91: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

Lampiran Hasil Wawancara

Nama : Bpk. Enjar

Diwawancari Sebagai : Nazhir

Usia : 62 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Wawancara : 20 April 2011

Waktu Wawancara : 09.30 - 09.53

Tempat : Kediaman Bpk. Enjar

Tanya: Bagaimana sejarah tanah wakaf disini, siapa wakifnya dan kapan

diwakafkannya?

Jawab: Sejarahnya sebetulnya tanah wakaf ini dulu bukan tanah wakaf umum, dan

merupakan tanah wakaf keluarga dari keturunan kita, yaitu bapak kolot Maiun, bapak

anda juga termasuk buyutnya, karena kalau anaknya sudah tidak ada semua, tinggal

cucu termasuk saya. Jadi dasar wakafnya, pertama yang mewakafkan tanah seluas

satu hektar tiga ribu Sembilan ratus meter itu adalah tanah wakaf tiga orang. 50%

tanah wakaf dari H. Maiun, 25% wakaf dari Bapak Sinot Endeng, 25% lagi adalah

wakaf Bapak H.Usa. Jadi pokok utama wakaf Babakan ini adalah wakaf tiga orang,

H.Maiun, H. Usa, Endeng Sinot. Setelah tahun 64 sudah dirawat oleh Misdan Moong

sampai tahun 70, tahun 70 sampai 2000 dirawat oleh mandor Enoh dan wa Kosim,

dari tahun 2000 sampai 2011 sekarang adalah saya yang merawat. Setelah dirawat

Page 92: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

oleh saya, saya memiliki ide seperti itu, sebelumnya tidak pernah ada yang seperti ini,

saya melihat tanah ini mubazir, sebelum di isi oleh jenazah lebih baik tanah ini

dimanfaatkan, kalaupun ada hasilnya, hasilnya bukan untuk saya, tapi untuk makam-

makam juga.

Tanya: Tujuan wakafnya untuk apa serta luasnya berapa?

Jawab: Untuk makam. Saya memiliki ide seperti itu karena dari tahun 64 makam

sudah dirawat tapi hasilnya kemana. Jadi saya ingin tahu dan menggali sebenarnya

kekayaan makam ada dimana, makanya saya menanam pohon sengon, saya Tanami

1000 pohon sengon, kalau saya hitung ksar saja dengan harga Rp.100.000 per pohon

selama 5 tahun, maka aka nada hasil sebesar 100.000.000 rupiah. Nah, hasilnya

tersebut saya ingin membangun makam ini. Karena kalau mau membangun juga

kalau bukan hasil dari sini ya darimana lagi, pemasukan saat hari raya saja maksimal

tiga juta rupiah dan hasilnya dibagi tiga. Makanya saya ingin terus membangun

semuaini secara bertahap dari mulai kebersihan, penerangan, serta pengaturan tata

letak makam. Oleh karena itu tujuan utamanya adalah hasil dari makam untuk

makam.

Tanya: Luasnya berapa meter?

Jawab: Itu luasnya yang dulu satu hektar tiga ribu sekian setelah pemutihan menjadi

satu koma dua ribu tiga ratus tujuh puluh meter. Sekarang sudah ada plangnya dan

saya yang mengajukan kepada kepala desa dan sama dengan yang ada di kampong

pondok. Kalu dipondok namanya giri damai, maka disini namanya giri mekar.

Tanya:Apakah tanah wakaf ini sudah bersertifikat?

Page 93: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

Jawab: Sudah, itu disertifikatnya tahun 1994.

Tanya: Kalau didaftarkan di KUA sudah atau belum?

Jawab: Iya sudah ada, dulu didaftarkan juga tahun 1994 bareng dengan

pembangunan masjid oleh bapak Amil Encang, yang waktu Naibnya masih orang

rumpin, saya lupa namanya dan mungkin datanya masih di KUA Parung karena

sekarang sudah ada pemekaran antara Parung dan Ciseeng.

Tanya: Apakah pernah terjadi masalah sengketa dengan tanah wakaf ini?

Jawab: Alhamdulillah, kalau masalah sengketa belum ada sampai sekarang. Nah

setelah anak-anak keturunan dari Bapa Maiun sudah meninggal semuanya maka

tanah ini buru-buru disertifikat agar tidak ada sengketa dilain waktu. Ya karena

memang tidak ada sengketa juga sampai sekarang dikarenakan semua orang

mempunyai hak untuk dimakamkan disitu. Nah begitulah sejarah lengkap tanah

wakaf disini, perawatannya sudah dimulai sejak tahun 64, namun diwakafkannya

tanah tersebut sendiri itu tahun 59, ketika jaman lurah Satan.

Tanya: Bagaimana pengelolaan yang dilakukan selama ini serta kendala apa saja

yang dihadapi?

Jawab: Ya pokoknya kalau masalah kendala yang utama adalah masalah prasarana

MCK yang belum beres, terus ingin punya jalan setapak ketengah yang belum

terwujud, pokok utamanya sih sekarang baru itu. Ya tapi setiap tahun saya punya

program atau kegiatan. Dari mulai tahun 2010 sampai sekarang saja terus meningkat,

pertama adalah program penerangan, tahun kedua adalah kebersihan, tahun ketiga

adalah penertiban, tahun keempat adalah penyelesaian kebersihan, tahun kelima juga

Page 94: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

masih kebersihan. Nah mulai tahun 2000 kemarin adalah program pembangunan

jangka panjang. Selesai atau tidaknya harus terus ada program pembangunan.

Makanya MCK sudah mulai dibangun secukupnya, mungkin tahun sekarang hanya

segitu, nanti mudah-mudahan tahun berikutnya bisa dilanjutkan.

Tanya: Strategi apa yang dilakukan dalam mengelola tanah wakaf ini? Apakah

penanaman pohon sengon tersebut adalah strateginya?

Jawab: Ya itu memang masalah penanaman sengon memang tanah makam, dan

uang modalnya juga dari kas makam. Jadi bibitnya dari luar tapi dibeli dengan dana

makam. Jadi saya kalau dibilang mengakui ya tidak bias tapi kalau yang nanam saya

terima sya yang menanam. Karena memang target saya juga hasil dari tanah makam

untuk kegiatan makam.

Tanya: Yang ditanam ada 1000 pohon pa?

Jawab: Ya, ada 1000 pohon.

Tanya: Tapi itu yang bawahan kok lebih besar pa pohonnya, apa beda?

Jawab: Sama saja, Cuma yang dibawah itu tanahnya agak subur. Soalnya ya saya

juga bukannya tidak bias memberi pupuk, cuma saya bukannya tidak ingin memberi

pupuk, kalau saya memberi pupuk kotoran ayam, ya lokasinya lokasi makam, saya

cuma hawatir ada imbas dari masyarakat dan takut dibilang jelek saja. Jadi makanya

itu mah tidak diberi pupuk, pokoknya segede-gedenya disitu saja, alami.

Tanya: Targetnya itu lima tahun pa?

Jawab: Ya itu targetnya lima tahun.

Tanya: Lima tahun dengan harga jual Rp100.000/ pohon?

Page 95: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

Jawab: Itu targetnya memang lima tahun karena rata-rata ukuran pohon setelah lima

tahun adalah 60cm lingkaran badan. Jadi kalau sudah ukuran 60cm itu rata-rata harga

jualnya Rp.100.000/pohon. Nah gitu, karena kata orang-orang kalu sudah 60 cm itu

kira-kira sudah dapat 2 balok. Ya saya ngitung kasarnya seperti itu.

Tanya: Itu pa untuk pasar pohon sengon itu sudah ada?

Jawab: Ya kalau untuk pemasarannya kalau sengon itu termasuknya bias dibilang

mudah, ada dua alternative. Ah kalau memang sudah besar pohonnya dijual ke

matrial saja bias berjalan. Ah kalaupun tidak ada juga bias bergabung dengan yang

ada di Jonggol untuk pabrik kertas, jadi ada dua alternative kalau untuk

pemasarannya.

Tanya: Jadi Strategi tersebu dipilih karena memang pohon sengon lebih mudah ya

pak?

Jawab: Ya, lebih mudah, selain itu pohon sengon juga diperhitungkan oleh saya

selama aktif di IPB, tani paling teruntung, tani paling termudah adalah masalah

penghijauan sengon. Karena kasarnya sengon itu kalau sekarang kita tanam 1000

pohon, ditebang panen pertama 1000 pohon dan dijual, lalu tunggul sengon tersebut

dikelola lagi, maka panen kedua akan menjadi 2000 pohon.

Tanya: Tumbuh lagi itu pa?

Jawab: Tumbuh lagi, karena rata-rata, kalu sudah ditebang, kemudian kelola lagi

tunggulnya, nah disisakannya 2 pohon, berarti secara penelitian, 5 tahun pertama

panen 1 pohon, 5 tahun selanjutnya panen 2 pohon, jadi sangat mudah dan biayanya

Page 96: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

sudah tidak ada. Hasil makin meningkat sedangkan biaya malah tidak ada. Jadi ada

keringanannya disitu.

Tanya: Itu sudah ada berapa tahun pa?

Jawab: Itu sudah ada satu tahun tiga bulan. Nah itu sendiri kalau memang diberi

pupuk ukurannya kira-kira sudah 30 cm. itu mah sekarang yang paling besar saja baru

25 cm.

Tanya: Kalau menanamnya jaraknya satu meter satu meter pak?

Jawab: Masalah menanam itu tergantung lokasi, kalau tanahnya negrak (terkena

matahari) seperti dimakam itu jaraknya satu meter satu meter, tapi kalau lokasinya

hieum (agak gelap, tdk terkena matahari) dan rawan angin itu bisa dua meter lebar

satu meter panjang jaraknya. Ya karena kalau sengon itu kan rawan tumbang, jadi

makanya bisa dua alternative. Kalau lokasinya negrak maka harus lebih dekat

jaraknya, kalau tidak rawan angin harus lebih jauh.

Tanya: Selain strategi tersebut, adakah strategi lain yang dilakukanpak? Ada lagi

selain sengon yang ditanam disitu pak?

Jawab: Ada, mahoni. Ada 213 pohon.

Tanya: sama dengan sengon pak?

Jawab: Kalau dia termasuknya tanaman jangka lama, karena kalau mahoni itu paling

rendah targetnya adalah 10 tahun, ya hamper sama dengan jati. Tapi kalau mahoni

lebih mudah saja merawatnya dibandingkan pohon jati. Karena dia tumbuh lurus

terus sampai tujuh meter baru ada cabang.

Tanya: Nanti hasil penjualan sengon itu untuk apa pak?

Page 97: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

Jawab: tetap hasil pertanian dari lokasi itu adalah untuk makam. Karena target saya

hasil dari makam untuk makam lagi.

Tanya: Hasil dari kegiatan wakaf produktif ini digunakan untuk apa pak? Apakah

ada rencana pak dari hasil wakaf produktif ini dipakai untuk menangani masalah

kemiskinan di masyarakat?

Jawab: ya pasti ada kemungkinan. Karena ini kan baru program pertama, untuk

makam dulu. Karena memang yang diprogramkan adalah untuk pembangunan

makam. Setelah itu semua selesai ya kalau program saya kedepan kalau bukan untuk

masyarakat ya kemana lagi. Jadi kesitu jalurnya. Jadi saya punya gagasan makam ini

terus terang bukannya saya sok bisa. Saya orang paling bodoh-bodohnya orang di

Babakan adalah saya, namun saya punya inisiatif. Sepintar-pintarnya orang di dunia

adalah hanya mengembara, yang kekal adalah di akhirat. Jadi makanya saya punya

inisiatif untuk mengelola makam ini, karena kalau meninggal itu kan sudah pasti.

Karena memang kewajiban orang hidup adalah merawat yang mati, kalau makam

tidak ada yang merawat bagaimana pikirannya yang hidup, ya seperti itu.

Tanya: Apakah selama ini sudah ada pembinaan untuk nazhir dari instansi terkait?

Jawab: Sampai sekarang sih belum ada, cuma kemarin saja masalah plang itu dari

desa. Maka saya mengajukan kepada kepala desa karena memang wakaf ini adalah

asset desa. Dan Alhamdulillah dapatlah plang itu. Tetapi dari instansi lain ya belum

ada.

Page 98: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

Lampiran Hasil Wawancara

Nama : Bpk. H. Muhtadin

Diwawancari Sebagai : Nazhir

Usia : 45 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Wawancara : 24 April 2011

Waktu Wawancara : 18.33- 18.52

Tempat : Kediaman Bpk. H. Muhtadin

Tanya: Bagaimana sejarah tanah wakaf disini, siapa wakifnya dan kapan

diwakafkannya?

Jawab: Eeeh. Sejarah tanah wakaf pondok pesantren yang dikelola oleh Kyai

Sofwadin Rt 003/04. Jadi bunyi tanah wakaf tersebut yang bertanda tangan di bawah

ini seorang bangsa Indonesia, nama H. Saperi bin H. Daim almarhum, alamat

kampung dan desa Babakan kecamatan Parung kewedanaan Depok, pada hari ini

kamis tanggal tiga pebruari tahun 1972 bahwa betul kami telah mengaku dihadapan

saksi-saksi yang turut bertanda tangan,di bawah ini, dibawah surat segel ini

mewariskan mutlak memberikan wakaf mutlak, surat tanah kering yang terletak di

blok titik-titik persil titik-titik, ukuran luasnya dua ribu desi are atau dua ribu empat

ratus meter girik nomor seratus enam puluh dua. Adapun batas-batasnya sebagai

Page 99: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

berikut. Dari sebelah barat tanah kering H. Saperi, sebelah timur tanah kering H.

Saperi, sebelah utara tanah kering H. Saperi, dari sebelah selatan kali Cibeuteung.

Diwakafkan kepada H. Sofwadin bin H. Fatoni, tahun 1972. Terus yang turut serta

menandatangani tanah wakaf tersebut. Pertama, H. Adul bin H.Saperi, kedua H. Jelin

bin H.Saperi, ketiga H. Mahad bin H. Saperi, keempat H. Rais bin H. Saperi, kelima

H. Tama bin H. Saperi, keenam H. Abun bin H. Saperi, ketujuh H. Abit bin H.

Saperi, ditandatangani kepala desa Babakan Abdurrahman, juru tulis Ahmad Subrata,

saksi-saksi yang bertanda tangan satu Muhanim, yang kedua Hasim. Itu riwayat atau

sejarah tanah wakaf di Babakan rt tiga.

Tanya: Tujuan wakafnya untuk apa?

Jawab: Tujuan awalnya tanah wakaf untuk pondok pesantren, terus sehubungan

wakafnya ini wakaf mutlak kepada ajengan, wakaf yang tidak diwariskan, setelah

ajengannya meninggal wakafnya tidak diwariskan kepada anak, maka setelah pondok

pesantren tidak ada,maka kemudian wakaf itu tidak boleh diwariskan kepada anak,

maka wakafnya ini bisa disebut bisa berakhir setelah ajengan meninggal, setelah

ajengan meninggal maka wakaf berakhir dan dikembalikan kepada keluarga, tapi

status tetap wakaf. Tujuan pertama wakaf untuk pondok pesantren, dan yang

dikhususkan untuk kyai Sofwadin bin kyai Fatoni, tapi didalam bunyi wakaf tersebut,

maka wakaf bilamana kyai Sofwadin meninggal, maka wakaf tersebut tidak

diwariskan kepada anak, tidak dijual belikan, kecuali wakaf tersebut dikembalikan

kepada keluarga, dan keluarga yang berhak menerima wakaf tersebut adalah keluarga

dari anak yang perempuan, sehubungan anak yang perempuan tidak mau menerima

Page 100: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

wakaf tersebut, maka wakaf tersebut dilkelola bersama oleh anak cucu dan seluruh

keluarga yang dimanfaatkan dengan ditanami sengon, dan hasilnya bisa dimanfaatkan

untuk kepentingan umum.

Tanya: Apakah tanah wakaf ini sudah bersertifikat dan didaftarkan di KUA?

Jawab: Euuh, masih status girik, dan belum didaftarkan di KUA, tapi rencana

memang mau didaftarkan, kan ini sudah fotocopy surat wakaf, terus ini akta ikrar

wakaf cuma belum diisi. Memang belum didaftarkan karena menyangkut kepada

masalah biaya dan pengukuran maka ditangguhkan dulu, mungkin bilamana pohon

sengon sudah besar dan dijual mungkin bisa buat sertifikat.

Tanya: Apakah pernah terjadi masalah sengketa dengan tanah wakaf ini?

Jawab: Euum wakaf tidak ada tanah sengketa, wakaf tetap wakaf.

Tanya: Maksudnya pernah terjadi masalah sengketa gitu pa?

Jawab: Pernah terjadi masalah, tapi masalah yang hanya ditukar, ditukar dengan

wakaf yang ada di desa Babakan sabrang rt 003 rw 04, tapi dimusyawarahkan dengan

keluarga dan akhirnya tidak masalah, kemudian yang ditukar juga tanah wakaf H.

Saperi bin H. Daim, pengurus yang sekarang yaitu ustadz Acep Najmudin, anak kyai

H. Sofwadin. Ditukar dengan wakafbekas pesantren tapi masih dalam bentuk wakaf,

nazhir pengurus Acep Najmudin bin H. Sofwadin.

Tanya: Bagaimana pengelolaan yang dilakukan selama ini?

Jawab: wakaf bekas pesantren dkelola dengan ditanami pohon sengon tapi hasilnya

digunakan untuk kepentingan umum, jadi untuk kepentingan sarana ibadah, musola,

Page 101: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

majlis ta’lim, bilamana pohon sengon sudah besar dan hidup. Sekarang juga suka ada

kambing yang makan daunnya.

Tanya: Kendala apa saja yang dihadapi?

Jawab: kendala selama mengelola tanah wakaf ya masalah waktu, masalah hama

tanaman, terus masalah biaya pengelolaan yang terbatas.

Tanya: Jadi strategi yang dipilih dalam mengelola tanah wakaf ini adalah dengan

menanam pohon sengon?

Jawab: Ya, seperti itulah.

Tanya: Mengapa strategi menanam pohon sengon tersebut yang dipilih?

Jawab: Menurut bapak kepala desa Babakan, karena memang pohon sengon itu lebih

cepat, lebih cepat pertumbuhannya daripada pohon-pohon yang lain, kemudian lebih

mudah cara menanamnya, kemudian juga bisa dipanen dalam jangka pendek, sekitar

tiga sampai lima tahun, bisa dijual belikan, maka dipilihlah pohon sengon, gitu.

Untuk sementara ditanam di tanah wakaf tersebut.

Tanya: Targetnya berapa tahun pa?

Jawab: Itu target lima tahun

Tanya: Target harga penjualannya?

Jawab: Eeeuuh, penjualan tergantung ukuran, ukuran tinggi pohon. Dalam ukuran,

katanya dalam ukuran murni tiga meter, itu bisa mencapai sampai tujuh puluh lima

ribu per pohon. Kalau ada seribu pohon atau seribu lima ratus pohon tinggal dikalikan

tujuh lima berapa, gitu.

Tanya: Sekarang yang ditanam ada berapa?

Page 102: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

Jawab: Seribu, seribu pohon.

Tanya: Umurnya?

Jawab: Umur sekitar lima bulan.

Tanya: Berarti kalau sekarang belum ada hasilnya ya pak?

Jawab: untuk sementara belum ada hasil.

Tanya: Selain strategi menanam sengon tersebut, adakah hal lain yang dilakukan?

Jawab: Ada, dipinggirannya ada pohon mahoni, ada sekitar tiga ratus pohon,

kemudian selain pohon sengon juga ada yang dilestarikan yaitu pohon bambu,

sebagian ditebang supaya terang.

Tanya: Hasil dari kegiatan wakaf produktif ini berarti digunakan untuk kepentingan

umum ya pak?

Jawab: Nanti hasil untuk kepentingan umum, eeuuh untuk kepentingan umum tujuh

puluh lima persen, untuk kepentingan biaya pengelolaan untuk pengurus, untuk

pengurus para nazhir dua puluh lima persen. Jadi diutamakan untuk kepentingan

umum karena masalahnya wakaf.

Tanya: Kalau selama ini biaya yang digunakan untuk mengelola darimana pak?

Jawab: kalau untuk biaya selama ini gotong royong dari swadaya saja.

Tanya: kalau bibitnya berapa harganya pak?

Jawab: bibitnya itu satu pohon tujuh ratus lima puluh perak, dengan tinggi sekitar

lima belas senti.

Tanya: Apakah selama ini sudah ada pembinaan untuk nazhir dari instansi terkait?

Page 103: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

Jawab: sementara ini ada usulan dari kantor Kementrian Agama agar setiap tanah

wakaf yang belum disertifikat agar segera didaftarkan, maka kami disini menerima

formulir sebagai akta ikrar wakaf, ada sejumlah enam wakaf yang belum didaftarkan

termasuk di desa babakan, karena bukti tanah wakaf yang jelas adalah sertifikat,

supaya nanti kesananya tidak ada lagi yang menggangu gugat. Bisa saja keluarganya

mengaku-ngaku dan dijual. Jadi dari kementrian agama mengusulkan kepada kantor

urusan agama kecamatan parung dan diberitahukan kepada amil desa agar setiap

tanah wakaf yang belum disertifikat harus segera disertifikat. Jadi ini kan umum

sifatnya, dari KUA mana saja bisa.

Tanya: Tapi hanya sebatas itu saja pembinaannya, sebatas anjuran mensertifikatkan

tanah wakaf, apakah ada anjuran untuk memproduktifkan wakaf?

Jawab: untuk anjuran memproduktifkan wakaf, bagi tanah wakaf yang masih kosong

dapat diproduktifkan , seperti penanaman pohon sengon, seperti dimakam binong, di

makam babakan, yang belum ada makamnya agar ditanami pohon sengon agar

produktif, tapi hasilnya tetap untuk kepentingan umum ataupun untuk membuat pagar

tanah wakaf, memperluas tanah wakaf.

Tanya: kalau untuk masyarakat miskin bagaimana pak?

Jawab: bisa saja namun mungkin masih terbatas penggunaannya, karena tidak

mencukupi.

Page 104: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

Lampiran Hasil Wawancara

Nama : Bpk. H. M. Idris

Diwawancari Sebagai : Nazhir

Usia : 55 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Wawancara : 10 September 2011

Waktu Wawancara : 09.07- 09.12

Tempat : Kediaman Bpk. H.M. Idris

Tanya: Bagaimana sejarah tanah wakaf disini, siapa wakifnya dan kapan

diwakafkannya?

Jawab: Sejarah wakaf itu dulu wakaf Abah H. Usa. Jadi wakaf ini adalah sudah

beberapa wakif. Jadi diwakafkannya dulu sejak tahun 1945, semenjak ia meninggal.

Tanya: Tujuan wakafnya untuk apa?

Jawab: Tujuannya adalah untuk makam, yaitu untuk makam keluarga. Sedangkan

luasnya sekitar 2500 meter persegi.

Tanya: Apakah tanah wakaf ini sudah bersertifikat dan didaftarkan di KUA?

Jawab: iya sudah bersertifikat dan sudah didaftarkan di KUA.

Tanya: Apakah pernah terjadi masalah sengketa dengan tanah wakaf ini?

Jawab: Alhamdulillah selama ini belum pernah ada sengketa selama pengelolaannya.

Page 105: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02

Tanya: Bagaimana pengelolaan selama ini, apa saja kendala apa saja yang dihadapi?

Jawab: kendalanya selama ini ya masalah dana untuk pembangunan, karena kami

mempunyai keinginan untuk mengaspal jalan sampai dalam, terus masalah

pemagaran, dan ingin ada pelebaran.

Tanya: Lalu strategi apa yang dipilih dalam mengelola tanah wakaf ini?

Jawab: Kebetulan tidak ada strategi yang dilakukan, dana yang didapat untuk

pengelolaan adalah infak dari masyarakat dan donatur. Meskipun sekarang banyak

yang mengelola wakaf dengan penanaman pohon sengon, kami tidak melakukannya,

karena faktor lahan yang terlalu sempit dan hamper penuh oleh kuburan.

Tanya: Apakah selama ini sudah ada pembinaan untuk nazhir dari instansi terkait?

Jawab: Selama ini tidak ada pembinaan dari instansi terkait.

Page 106: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02
Page 107: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02
Page 108: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02
Page 109: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02
Page 110: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02
Page 111: STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4237/1/DIDIN NAJMUDIN-FSH.pdf · Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9 .02