STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan...

99
14 8 STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh : Dwi Eka Putri H 0306052 Oleh : DWI EKA PUTRI H 0306052 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan...

Page 1: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

14

8

STRATEGI PEMASARAN TAHU

DI KOTA SURAKARTA

SKRIPSI

Oleh :

Dwi Eka Putri

H 0306052

Oleh :

DWI EKA PUTRI

H 0306052

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

9

STRATEGI PEMASARAN TAHU

DI KOTA SURAKARTA

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Oleh :

Dwi Eka Putri

H 0306052

Oleh :

DWI EKA PUTRI

H 0306052

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

10

STRATEGI PEMASARAN TAHU

DI KOTA SURAKARTA

yang dipersiapkan dan disusun oleh : DWI EKA PUTRI

H 0306052

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 26 Juli 2010

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Dr. Ir. Mohd.Harisudin, MSi NIP. 196710121993021001

R .Kunto Adi. S.P, M.P NIP. 19731017 2003121 002

Erlyna Wida R., S.P,M.P NIP. 197807082003122001

Surakarta, 29 Juli 2010

Mengetahui, Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, M.S. NIP. 19551217 198203 1 003

Page 4: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

11

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan kasih anugerah, rahmat, karunia, serta kemudahan-Nya

sehingga Penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan lancar.

Skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran Tahu di Kota Surakarta ini

disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Pertanian di Fakultas Pertanian Univesitas Sebelas Maret Surakarta. Pelaksanaan

penelitian serta penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan lancar berkat

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Agustono, MSi selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP selaku Ketua Komisi Sarjana

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Dr. Ir. Mohamad Harisudin, MSi selaku Pembimbing Akademik dan

Dosen Pembimbing Utama yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan,

nasehat, dan petunjuk selama proses belajar dan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak R. Kunto Adi, SP. MP selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang

dengan sabar selalu memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam

penyusunan skripsi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Erlyna Wida Riptanti, SP. MP, selaku dosen penguji tamu skripsi yang

telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis.

7. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

Page 5: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

12

8. Bapak/Ibu staf administrasi Jurusan/Program Studi Sosek

Pertanian/Agrobisnis yakni Mbak Ira dan Bapak Syamsuri, yang telah

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini

9. Kesbangpolinmas Kota Surakarta, Bappeda Kota Surakarta, BPS Kota

Surakarta, Disperindag Kota Surakarta yang telah memberi izin Penulis

melakukan penelitian dan memberikan bantuannya dalam penelitian.

10. Bapak/Ibu, Saudara dan saudari yang berkenan menjadi responden dalam penelitian ini

dan membantu selama proses penelitian.

11. Orangtuaku Bapak Adolf Jolly Siahaan yang sekarang sedang bersamaNYA,

Mama Estirawaty Siregar, kakak Susan Esther Madelina Siahaan dan adik

Yuli Mega Anggraeni Siahaan, terima kasih atas segala dukungan, semangat,

nasehat dan doa yang tiada pernah putus, sehingga Penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

12. Andreas Tanizar Purba, terima kasih atas support, motivasi, saran, dukungan

doa dan semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis sejak awal

pekuliahan.

13. Seluruh keluarga besar Agrobisnis 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu. Terima kasih atas support dan kebersamaan, yang telah kita lalui

selama kuliah dan dalam penyusunan skripsi ini merupakan kenangan terindah

dan kisah klasik untuk masa depan kita.

14. Teman-temanku terkasih, Kokondao, Dwi Putri Bonsai, Danang Tri, terima

kasih atas semangat dan bantuannya selama penyusunan skripsi ini serta Mbak

Cebret, Mbak Pandan, Mbak Aya, Adik Gulan, Mas Panji, Mas Toto,

terimakasih untuk persaudaraan kita.

15. Teman-teman Heloween Kos : mbak Ayi, mbak Shanti, mbak Khendi, Desi,

Melinda, Sun, Dina, Etik, Sol, Ria, Dani, Nela, Endah, Siska, Resaresi dan

NHKBP Solo : kak ket, kak ana, kak sila, kak ririn, kak icha, bang Elias, bang

Robin, pipi, geby, welly, aris, andre, jere, erwin, yang sudah menjadi keluarga

kedua bagiku selama berada di kota Surakarta.

16. Sahabat Onya, Nana dan Ririn, terimakasih untuk semangat dan nasehatnya.

Page 6: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

13

17. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

semua bantuannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini

sangat diharapkan. Akhirnya, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 7: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

14

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

RINGKASAN ................................................................................................. xiii

SUMARRY....................................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7 D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 7

II. LANDASAN TEORI ............................................................................... 8 A. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 8 B. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 9 C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ................................................. 20 D. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ..................... 24 E. Pembatasan Masalah ........................................................................... 25

III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 27 A. Metode Dasar Penelitian ..................................................................... 27 B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian .................................................. 27 C. Metode Penentuan Responden ............................................................. 28 D. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 30 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 30 F. Metode Analisis Data .......................................................................... 31

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN........................................ 35 A. Keadaan Geografis .............................................................................. 35 B. Keadaan Penduduk .............................................................................. 36 C. Keadaan Perekonomian ....................................................................... 41 D. Keadaan Sektor Pertanian .................................................................... 41 E. Keadaan Sektor Industri....................................................................... 42

Page 8: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

15

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 43 A. Karakteristik Responden Industri Tahu .............................................. 43 B. Visi, Misi & Tujuan Sentra Industri Tahu ........................................... 46 C. Perumusan Strategi Pemasaran Tahu di Kota Surakarta .................... 46

1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal........................................... 46 2. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman 57 3. Alternatif Strategi .......................................................................... 70 4. Prioritas Strategi ............................................................................ 75

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 81 A. Kesimpulan ......................................................................................... 81 B. Saran .................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

16

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Kandungan Gizi Tempe, Tahu, dan Kecap Per 100 Gram Bahan………………………….................................................. 1

2. Jenis Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan dan Jumlah Unit Usaha di Kota Surakarta Tahun 2008....................................... 2

3. Volume Produksi dan Wilayah Pemasaran Usaha Berbahan Baku Kedelai Secara Kumulatif Kota Surakarta Tahun 2008......................................................................................... 3

4. Komposisi Kimia Biji Kedelai Kering per 100 gram.......................................................................................... 10

5. Jumlah Usaha, Tenaga Kerja dan Kapasitas Produksi Industri Tahu di Kota Surakarta Tahun 2008........................................ 28

6. Matriks SWOT ……………………………………………....... 32

7. Matriks QSP …………………………………………………... 33

8. Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kota Surakarta Tahun 2008......................................................................................... 36

9. Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin Tahun 1995-2008.................................................................... 37

10. Penduduk Surakarta Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008................................................................ 38

11. Banyaknya Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2008.............................................................. 39

12. Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta Tahun 2008.............................................................. 40

13. Banyaknya Pasar dan Jenis Pasar Di Kota Surakarta................ 41

14. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK 2000 menurut Sektor Pertanian Kota Surakarta Tahun 2007 – 2008 (dalam Jutaan Rupiah) 41

15. Banyaknya kelompok usaha dan jumlah unit usaha di Kota Surakarta pada tahun 2008....................................................... 42

16. Jumlah dan Persentase Responden Pengusaha Tahu Berdasarkan Kelompok Umur di Kota Surakarta....................... 43

17. Jumlah dan Persentase Responden Pengusaha Tahu Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta................ 43

18. Jumlah dan Rata-rata Responden Pemasok Bahan Baku Berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman sebagai Pemasok di Kota Surakarta…………………………..

44

Page 10: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

17

19. Jumlah dan Rata-rata Responden Pedagang Pengecer Berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman sebagai Pedagang di Kota Surakarta.......................................... 45

20. Jumlah dan Rata-rata Responden Konsumen Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Lama Mengkonsumsi Tahu di Kota Surakarta................................................................................ 46

21. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Pemasaran Tahu di Kota Surakarta................ 58

22. Matriks SWOT Pemasaran Tahu di Kota Surakarta.................. 71

23. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Pemasaran Tahu di Kota Surakarta............................................................. 79

Page 11: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

18

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Model Proses Manajemen Strategis yang Komprehensif .......... 13 2. Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah ................................... 23

Page 12: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

19

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Identitas Responden ...................................................................... 88

2. Identitas Responden Pengusaha .................................................... 89

3. Identitas Resonden Pedagang Pengecer ........................................ 89

4. Identitas Responden Pemasok....................................................... 90

5. Identitas Responden Konsumen.................................................... 90

6. Identitas Responden Pemerintah ................................................... 90

7. Identitas Responden Pesaing......................................................... 90

8. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan Bobot ................ 91

9. Konversi Bobot Internal ................................................................ 93

10. Konversi Bobot Eksternal ............................................................. 94

11. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95

12. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 2 .... 97

13. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 3 .... 99

14. QSPM............................................................................................ 101

15. Dokumentasi Penelitian................................................................. 102

16. Peta Kota Surakarta....................................................................... 104

17. Quesioner Penelitian ..................................................................... 105

18. Surat Ijin Penelitian....................................................................... 119

Page 13: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

20

RINGKASAN

Dwi Eka Putri, H0306052. 2010. “Strategi Pemasaran Tahu Di Kota

Surakarta”. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Mohd. Harisudin, MSi. dan R. Kunto Adi, S.P., M.P.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta, merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta dan menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta.

Metode dasar penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling (sengaja), yaitu di Kecamatan Jebres Kota Surakarta yang merupakan sentra industri tahu di Kota Surakarta. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah (1) analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam strategi pemasaran tahu, (2) matriks SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran tahu, dan (3) matriks QSP untuk menentukan prioritas strategi pemasaran tahu.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan pemasaran tahu di Kota Surakarta adalah pengalaman usaha di bidang industri tahu, hubungan yang baik antar pengusaha, saluran distribusi yang pendek, kualitas produk tahu baik, kontinuitas produksi terjamin. Faktor yang menjadi kelemahan adalah modal usaha terbatas, tingkat pendidikan yang masih rendah, tidak adanya keragaman produk, promosi terbatas, pengelolaan kurang higienis, belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik, limbah belum dikelola secara optimal. Faktor yang menjadi peluang adalah adanya perhatian dari pemerintah, adanya kepercayaan dari konsumen, kontinuitas bahan baku terjamin, pedagang membantu memperluas pemasaran, perkembangan teknologi pengolahan pangan. Faktor-faktor yang menjadi ancaman adalah implementasi kebijakan/peraturan rendah, proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari Dinas Koperasi, adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu antar industri tahu, adanya fluktuasi harga bahan baku. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta yaitu: mempertahankan kualitas produk dengan pemanfaatan perkembangan teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen; membentuk asosiasi/serikat pengusaha tahu guna menjaga bargaining position kepada pemasok; meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner; peningkatan kualitas SDM melalui program-program dari pemerintah; meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing; meningkatkan efisiensi pemasaran dengan menjalin kemitraan; penggunaan SOP secara sederhana guna keefektifan dan efissien; peningkatan jejaring permodalan dan promosi melalui kemasan produk serta peningkatan SDM. Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta adalah meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner.

Kata Kunci: Kedelai, Tahu, Strategi Pemasaran, Analisis SWOT

Page 14: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

21

SUMARRY

Dwi Eka Putri, H0306052. 2010. “Marketing Strategy of Tofu In Surakarta City”.

Faculty of Agriculture Sebelas Maret University. Under the guidance by Dr. Ir. Mohd. Harisudin, MSi. and R. Kunto Adi, S.P., M.P.

This study aimed are identify internal and external factors into strengths, weaknesses, opportunities and threats in the marketing of tofu in Surakarta, propose an alternative strategy that can be applied in marketing of tofu in Surakarta and determine the priority strategies that can be applied in marketing of tofu in Surakarta.

The basic method of this research uses descriptive analytical method. The method to determine the location of research conducted on a purposive sampling, which is in District Jebres Surakarta as the center of tofu’s industry in Surakarta. Data used in this study are primary and secondary data. Data analysis methods used are (1) SWOT analysis to identify internal and external factors into strengths, weaknesses, opportunities and threats in the marketing strategy of tofu, (2) SWOT matrix is used to formulate alternatives marketing strategy of tofu, and (3) QSP matrix to determine the priority of the marketing strategy known.

Based the results showed that internal factors into the marketing power of marketing of tofu in Surakarta are business experience in the industry knows, good relationships between employers, short distribution channels, product quality and know well, ensured the continuity of production. Factors of tofu marketing weaknesses in Surakarta are venture capital limited, low education levels, lack of product variety, limited promotion, management of less hygienic, not to implement the principles of modern management, waste not managed optimally. Factors that became the tofu of marketing opportunities in Surakarta are the attention of the government, the trust of consumers, ensure continuity of raw materials, traders helping to expand their market, the development of food processing technology. Factors that pose a threat of marketing of tofu in Surakarta are implementation of policy/regulation is low, a complex process to obtain capital loan from the Department of Cooperatives, there’s quality and quantity competition among the tofu of tofu industry, raw material price fluctuations. Alternative strategies can be applied in marketing the tofu in Surakarta are improving product quality with the use of technological developments to maintain consumer confidence, forming associations/unions of tofu entrepreneur in order to maintain bargaining position, increase sales volume through diversification of products by using the policy on culinary, improving the quality of human resources through government programs, improve product quality and maintain continuity with the good management to improve competitiveness, improve marketing efficiency with partnerships, Production Operations Standard usage in a simple and efficient in order to effectiveness, the raising of capital networking and promotion through a good product packing and humanl resources. Priority strategies that can be applied in marketing the tofu in Surakarta is increase sales volume through diversification of products by using the policy on culinary. Keyword : Soybean, Tofu, Marketing Strategy, SWOT Analysis.

Page 15: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

22

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara sektoral, sektor pertanian terdiri sub sektor pertanian tanaman

pangan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor perikanan

dan sub sektor kehutanan (Adiratma, 2004). Pertanian sampai saat ini masih

diyakini sebagai salah satu akar perekonomian bangsa Indonesia. Dalam

pelaksanaannya diperlukan reorientasi dan reformasi pertanian sehingga

mempunyai tujuan yang terandalkan untuk dapat membangun pertanian.

Menurut Wibowo (2004), pembangunan pertanian dilaksanakan melalui

pengembangan diberbagai sektor pertanian seperti pada sub sektor tanaman

pangan. Pembangunan dan pengembangan sub sektor tanaman pangan

mempunyai posisi yang strategis dan penting karena sub sektor ini mempunyai

peran sebagai penghasil makanan pokok bagi penduduk Indonesia sehingga

peranan ini tidak dapat disubtitusi secara sempurna oleh sektor lain.

Di Indonesia, salah satu komoditas tanaman pangan yang

dikembangkan ialah kedelai. Kedelai adalah salah satu dari sekian banyak

produk pertanian yang dibutuhkan dan diminati masyarakat di Indonesia, baik

sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak, dan bahan baku industri.

(Anonim, 2009a). Salah satu hasil olahan kedelai yang banyak berkembang di

masyarakat adalah tahu. Tahu merupakan salah satu produk olahan kedelai

yang mengandung 7,8 gram protein; 4,6 gram lemak; 124 miligram kalsium

dan 84,8 gram air yang bermanfaat bagi tubuh. Berikut ini adalah tabel

perbandingan antara kandungan gizi pada beberapa produk olahan kedelai

dalam tiap 100 gram bahan.

Tabel 1. Kandungan Gizi Tempe, Tahu, dan Kecap Per 100 Gram Bahan

Kandungan Gizi Tempe Tahu Kecap Energi (Kalori) 149 68 46 Protein (gr) 18,3 7,8 5,7 Lemak (gr) 4,0 4,6 1,3 Kalsium (mg) 129 124 123 Air (gr) 64 84,8 63

Sumber : Cahyadi, 2007

Page 16: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

23

Berdasarkan Tabel 1, tempe, tahu dan kecap memiliki kandungan

energi, protein, kalsium dan lemak untuk memenuhi kebutuhan gizi akan

tetapi tahu memiliki kandungan air dan kalsium yang cukup tinggi jika

dibandingkan dengan tempe dan kecap. Kandungan air dan kalsium yang

tinggi pada tahu dapat memenuhi kebutuhan air dan kalsium bagi tubuh.

Selain kandungan gizinya, tahu memiliki harga yang relatif murah sehingga

tahu dapat dikonsumsi oleh berbagai konsumen. Sebagai makanan rakyat, tahu

mudah dijumpai di pasaran dan dapat dimasak dengan aneka cara seperti

digoreng, dibacem, atau bahkan hanya direbus. Masyarakat menyukai tahu

sebagai lauk-pauk dan cemilan. Adapun industri pengolahan kedelai yang

banyak berkembang di masyarakat adalah industri tahu.

Industri pengolahan tahu yang berkembang di masyarakat berupa

industri kecil, industri menengah atau dalam skala rumah tangga. Industri ini

memiliki peranan terhadap pemerataan dan kesempatan kerja bagi masyarakat

dan sumbangsihnya terhadap penerimaan devisa telah membuktikan bahwa

industri tidak hanya aktif namun juga produktif (Sapparudin, 2008).

Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang terdapat beberapa

kelompok unit usaha atau industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil

pertanian, terutama komoditas pangan. Adapun jenis industri dan jumlah unit

usaha hasil pertanian dan kehutanan di Kota Surakarta sebagai berikut :

Tabel 2. Jenis Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan dan Jumlah Unit Usaha di Kota Surakarta Tahun 2008

Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan Jumlah Usaha(unit) Tempe 227 Tahu 99 Krupuk karak 38 Kue basah 34 Kusen 13 Mebel + Bubut Kayu 108 Sangkar burung 25 Jumlah 544

Sumber : BPS Kota Surakarta Tahun 2008

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa di Kota Surakarta terdapat

beberapa kelompok unit usaha atau industri yang bergerak di bidang

Page 17: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

24

pengolahan hasil pertanian. Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa industri

tempe merupakan industri yang memiliki jumlah unit usaha terbesar yaitu 227

unit usaha, kemudian disusul oleh industri mebel dan bubut kayu dengan 108

unit usaha dan industri tahu merupakan salah satu industri di Kota Surakarta

yang memiliki jumlah unit usaha terbesar ketiga setelah industri tempe serta

industri mebel dan bubut kayu. Jumlah unit industri tahu di kota Surakarta

adalah sebesar 99 unit. Dilihat dari jumlah unit industri tahu di Kota Surakarta

pada tahun 2008, menandakan bahwa industri tahu merupakan salah satu

industri yang masih dibutuhkan dan menjadi salah satu industri yang

berpotensi untuk dikembangkan. Selain itu, potensi tahu di Kota Surakarta

dapat dilihat dari permintaan setiap bulannya.

Permintaan tahu di Kota Surakarta cukup besar dilihat dari kebutuhan

kedelai bagi industri setiap bulannya. Menurut salah satu pengusaha tahu

terbesar yang berada di Kota Surakarta, setiap harinya industri ini

membutuhkan antara 500kg sampai dengan 700kg kedelai yang akan

diproduksi menjadi tahu. Selain itu, pengusaha lainnya membutuhkan kedelai

antara 50 kg sampai dengan 200 kg kedelai setiap harinya. Melihat kebutuhan

kedelai pada industri tahu, mencerminkan bahwa permintaan masyarakat akan

produk tahu tinggi dan berpotensi untuk dikembangkan. Pada Tabel 3, dapat

dilihat volume produksi, bahan baku dan wilayah pemasaran usaha sentra

berbahan baku kedelai secara kumulatif Kota Surakarta yaitu :

Tabel 3. Volume Produksi dan Wilayah Pemasaran Usaha Sentra Berbahan Baku Kedelai Secara Kumulatif Kota Surakarta Tahun 2008

No.

Kecamatan Usaha Sentra Volume Produksi Per Tahun

Pemasaran

1. Banjarsari - Tempe 2.171.061 kg Dalam Negeri 2. Jebres - Tahu

- Tempe 2.846.660 kg 1.968.300 kg

Dalam Negeri Dalam Negeri

3. Laweyan - Tempe 656.100 kg Dalam Negeri

Sumber : Disperindag Kota Surakarta Tahun 2008

Berdasarkan Tabel 3, sentra industri tahu Kota Surakarta terdapat di

Kecamatan Jebres dengan volume produksi per tahun sebesar 2.846.660 kg

Page 18: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

25

dengan daerah pemasarannya di dalam negeri. Tahu produksi Kota Surakarta

didistribusikan ke pasar-pasar lokal sekitar Surakarta dan Karanganyar seperti

Pasar Gede, Pasar Legi, Pasar Ledoksari, Pasar Nusukan, Pasar Mojosongo,

Pasar Bekonang dan Pasar Palur dengan pola saluran distribusi melalui

pedagang besar maupun melalui pengecer. Untuk cakupan distribusi masih

sangat terbatas karena tahu di Kota Surakarta hanya didistribusikan di daerah

sekitar Surakarta dan Karanganyar.

Untuk memenuhi permintaan akan tahu di Kota Surakarta tidak cukup

hanya melakukan peningkatan pengembangan produksinya saja, tetapi juga

perlu didukung aspek pemasarannya. Pemasaran merupakan suatu proses

perencanaan dan implementasi dari konsep produk, pricing, promosi, dan

distribusi (ide, produk maupun jasa), sehingga dapat diciptakan pertukaran

agar dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dan perusahaan sekaligus (The

American Marketing Assocciation dalam Iswanto, 2008). Mekanisme

pemasaran tahu melibatkan beberapa pihak diantaranya produsen, konsumen,

pemasok dan lembaga pemasaran.

Di Kota Surakarta, pada tahun 2009 harga bahan baku tahu yaitu

kedelai, untuk satu kilogram kedelai yang berasal dari pemasok bahan baku di

daerah Palur, Gilingan dan Mojosongo berkisar Rp. 5.800- Rp. 6.800.

Pemasok bahan baku mendapatkan kedelai dari petani-petani kedelai yang

berasal dari daerah Purwodadi, Praci ataupun Nganjuk sehingga kontinyuitas

bahan baku terjamin. Harga yang dipatok oleh pengusaha tahu untuk 1

kilogram tahu sebesar Rp. 6.000 sedangkan harga yang dipatok oleh para

pedagang kecil di pasar untuk tahu ukuran 5 x 5 cm berkisar Rp. 250-Rp. 300.

Sebagai pembanding, di Kabupaten Sragen, harga tahu putih ukuran 5 x 5 cm

berkisar Rp.300-Rp. 400 dan di Kabupaten Sukoharjo harga tahu putih ukuran

5 x 5 cm berkisar Rp. 200-Rp 250. Adanya perbedaan harga tahu putih dapat

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya perbedaan harga kedelai, biaya

produksi dan lain sebagainya.

Selain dari masalah harga, yang mempengaruhi pemasaran tahu di Kota

Surakarta adalah masalah promosi dan kualitas produk tahu itu sendiri. Tahu

Page 19: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

26

memiliki kelemahan yaitu kandungan airnya yang tinggi sehingga mudah

rusak dan cepat mengalami penyimpangan bau dan rasa dikarenakan mudah

ditumbuhi mikroba sehingga produk ini harus cepat sampai ke tangan

konsumen dan untuk masalah promosi dilakukan hanya sebatas dari mulut ke

mulut saja dan hal ini menyebabkan produk yang dihasilkan kurang dikenal

oleh masyarakat secara luas. Melihat dari permasalahan yang ada maka

diperlukan strategi pemasaran yang tepat supaya pemasaran industri tahu di

Kota surakarta dapat berjalan dengan baik.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemasaran tahu, baik faktor

internal maupun faktor eksternal. Oleh karena itu, sangat penting melakukan

analisis faktor internal dan eksternal untuk mendapatkan strategi yang tepat

dalam pemasaran industri tahu. Diharapkan strategi pemasaran ini dapat

memberi arahan dalam pemasaran industri tahu sehingga kepuasan konsumen

tercapai dan produsen mendapatkan keuntungan serta dapat meningkatkan

taraf hidupnya.

B. Rumusan Masalah

Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian dan

hasil olahan dari produk pertanian juga memiliki peranan untuk pemenuhan

gizi manusia. Tahu merupahan salah satu olahan dari kedelai yang banyak

diusahakan karena kandungan gizinya yang tinggi dan harga tahu yang

murah. Tahu biasanya dinikmati sebagai makanan pelengkap, sebagai lauk dan

dapat dinikmati sebagai makanan camilan. Proses pembuatan tahu yang cukup

mudah serta harga yang relatif murah menjadikan tahu digemari oleh

konsumennya.

Salah satu usaha pengolahan kedelai yang banyak berkembang di

masyarakat berbentuk industri tahu. Perkembangan industri tahu saat ini

penting karena dengan adanya industri tahu dapat meningkatkan pendapatan

dan kesejahteraan serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Selain

itu, industri tahu penting untuk dikembangkan karena industri ini berguna

untuk memenuhi permintaan masyarakat akan tahu.

Page 20: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

27

Pemasaran merupakan ujung tombak dari suatu usaha. Hal ini karena

tanpa pemasaran yang baik maka suatu usaha tidak akan bertahan lama.

Pemasaran sangat diperlukan dalam penyampaian produk dari produsen ke

konsumen guna mendukung peningkatan pendapatan tersebut. Masalah yang

dihadapi industri tahu di Kota Surakarta salah satunya adalah masalah

pemasaran. Dilihat dari produknya, tahu memiliki kelemahan yaitu kandungan

airnya yang tinggi sehingga mudah rusak karena mudah ditumbuhi mikroba.

Tahu harus segera didistribusikan ke tangan konsumen agar kualitasnya tetap

baik, tidak berjamur dan menghasilkan bau yang tidak sedap sehingga

diperlukan suatu solusi agar produk tahu tetap terjamin kualitasnya ketika

sampai ditangan konsumen. Terkadang ada beberapa tahu yang tidak habis

terjual sehingga diperlukan suatu perbaikan sistem pemasaran atau sistem

penjualannya agar semua produk laku terjual. Selain itu, tahu tak harus

digoreng atau dibuat tumisan, dengan sedikit kreasi, tahu dapat diolah menjadi

berbagai macam olahan seperti yang sudah berkembang dimasyarakat saat ini

sehingga pengusaha harus mampu bersaing untuk menciptakan kreasi olahan

tahu yang sesuai dengan permintaan konsumen. Banyaknya pesaing dalam

memproduksi tahu menyebabkan pengembangan tahu serta pemasaran tahu

harus mampu menciptakan variasi dari produk tahu sehingga mampu bersaing

dengan produsen lain.

Masalah lainnya yaitu menyangkut promosi yaitu promosi yang

dilakukan hanya sebatas dari mulut ke mulut saja. Fakta-fakta diatas

menunjukkan bahwa usaha pemasaran tahu di Kota Surakarta memiliki

kekuatan dan potensi serta dihadapkan pada kendala-kendala yang dapat

berupa kelemahan maupun hambatan sehingga faktor-faktor tersebut sangat

penting diidentifikasi sebagai pertimbangan alternatif strategi. Berkaitan

dengan hal-hal tersebut di atas maka perumusan masalah yang dapat

dirumuskan adalah :

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang dapat menjadi kekuatan

dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam pemasaran tahu di Kota

Surakarta?

Page 21: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

28

2. Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di

Kota Surakarta?

3. Prioritas strategi apa yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota

Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian Strategi Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

adalah :

1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan,

kelemahan, peluang serta ancaman dalam pemasaran tahu di Kota

Surakarta.

2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran

tahu di Kota Surakarta.

3. Menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran

tahu di Kota Surakarta.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah wawasan peneliti

terkait dengan bahan yang dikaji dan merupakan salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah daerah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran atau pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan

di sektor industri khususnya sub sektor industri bahan pangan.

3. Bagi pengusaha tahu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai strategi pemasaran

industri tahunya.

4. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

tambahan informasi dan referensi penelitian selanjutnya.

Page 22: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

29

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Menurut Yoga Rieke Meisiana (2010) dalam penelitian yang berjudul

Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu di Kecamatan Sragen Kabupaten

Sragen, diperoleh hasil bahwa faktor internal yang dapat mempengaruhi

pengembangan industri tahu di Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen adalah

adanya subsidi, bantuan peralatan, adanya penyuluhan, pengawasan bahan

baku, subsidi kedelai kurang, sumber daya manusia pemerintah terbatas dan

penyuluhan kurang sesuai sedangkan faktor eksternalnya adalah kondisi

lingkungan, ketersediaan teknologi, kenaikan harga sembako, kesenjangan

sosial, kurangnya bimbingan teknis dan persepsi konsumen tentang tahu.

Alternatif strategi yang dapat diterapkan adalah meningkatkan bantuan modal,

peralatan, pengawasan kualitas kedelai dan mempertahankan kepercayaan

konsumen, perbaikan distribusi subsidi dan pengawasan untuk meningkatkan

produksi tahu, meningkatkan kuantitas sumber daya manusia melalui kegiatan

pembinaan untuk memaksimalkan potensi industri kecil tahu. Prioritas strategi

yang dapat diterapkan adalah meningkatkan bantuan modal, peralatan,

pengawasan kualitas kedelai serta mempertahankan kepercayaan konsumen

melalui teknologi yang ada.

Menurut Adi (2006) dalam penelitian yang berjudul Strategi Pemasaran

Strawberry di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, dapat

diketahui bahwa alternatif strategi pemasaran didapat dari mengidentifikasi

lingkungan pemasaran, baik itu lingkungan internal maupun eksternal

perusahaan. Strategi kombinasi faktor internal dan eksternal antara lain

strategi kombinasi dari kekuatan dan peluang adalah memaksimumkan kinerja

unit usaha yang ada dan merekrut produsen baru dalam koperasi, lebih

menitikberatkan pada kerja sama kemitraan dengan produsen sejenis dan

koperasi., mengadakan pelatihan pengembangan SDM, dan diversifikasi

produk. Strategi kombinasi kekuatan dengan ancaman adalah melakukan

promosi gencar-gencaran agar dapat merebut hati konsumen, melakukan

Page 23: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

30

penghematan biaya produksi karena fluktuasi harga produk, pengenalan

teknologi baru, dan diversifikasi produk. Strategi kombinasi kelemahan

dengan peluang adalah mencoba teknologi baru dan menambah unit usaha,

memperlancar saluran distribusi pemasaran barang, riset pemasaran untuk

mencari celah-celah pemasaran yang belum dimanfaatkan, standarisasi harga,

inovasi-inovasi baru, memperluas areal produksi. Strategi kombinasi

kelemahan dengan ancaman adalah pengenalan teknologi baru, pemasaran

lewat internet, brosur, dan pameran, riset pemasaran melalui jasa konsultan

pemasaran, dan standarisasi harga produk.

Kedua penelitian di atas dapat menjadi landasan atau referensi dalam

penelitian ini dengan alasan adanya kesamaan dalam metode pendekatan

analisis yaitu menggunakan analisis pendekatan analisis SWOT dan

memberikan gambaran mengenai alternatif dan prioritas strategi seperti

perbaikan sarana dan prasarana produksi serta sumberdaya manusia,

memanfaatkan kemajuan teknologi. Penelitian di atas dapat dijadikan sebagai

sumber informasi dan gambaran secara komprehensif sehingga akan

membantu peneliti untuk menentukan strategi pemasaran selanjutnya.

B. Tinjauan Pustaka

1. Kedelai

Kedelai telah beratus-ratus tahun dibudidayakan di Indonesia dan

prospek pengembangannya masih tetap cerah. Hal ini memberikan isyarat

bahwa kedelai mempunyai nilai ekonomi sosial yang tinggi dan

peranannya makin strategis dalam tatanan kehidupan manusia. Kedelai

merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, baik

sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak, bahan baku industri

maupun bahan penyegar. Bahkan dalam tatanan perdagangan pasar

internasional, kedelai merupakan komoditas ekspor berupa minyak nabati,

pakan ternak di berbagai negara di dunia (Rukmana dan Yuyun, 1996).

Menurut Cahyadi (2007), kedelai mengandung protein 35 persen,

bahkan pada varietas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40-43

persen. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa per 100 gram biji

Page 24: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

31

kedelai mengandung beberapa komponen yang dapat memenuhi

kebutuhan akan gizi seperti protein, lemak, karbohidrat dan lain

sebagainya. Berikut ini komposisi kimia biji kedelai kering per 100 gram :

Tabel 4. Komposisi Kimia Biji Kedelai Kering per 100 gram

No. Komponen Jumlah 1. Kalori 331,0 (kkal) 2. Protein 34,9 (gram) 3. Lemak 18,1(gram) 4. Karbohidrat 34,8 (gram) 5. Kalsium 227,0 (mg) 6. Fosfor 585,0 (mg) 7. Besi 8,0 (mg) 8. Vitamin A 110,0 (SI) 9. Vitamin B1 1,1 (mg) 10 Air 7,5 (gram)

Sumber : Cahyadi, 2007

2. Tahu

Tahu merupakan pangan yang berasal dari hasil olahan bahan dasar

kacang kedelai yang pembuatannya melalui proses pengendapan dan

penggumpalan oleh bahan penggumpal yang berasal dari asam asetat atau

garam. Proses pembuatan tahu adalah :

a. Memilih biji kedelai yang berkualitas baik.

b. Merendam biji kedelai dalam air bersih selama 6-7 jam agar menjadi

empuk dan mudah digiling.

c. Menggiling kedelai sampai halus berbentuk bubur.

d. Merebus bubur kedelai dalam wajan sambil ditambahkan air selama

beberapa waktu.

e. Mengaduk-aduk bubur kedelai secara berulang-ulang agar tidak

berbusa.

f. Menyaring bubur kedelai yang masih mendidih dengan kain saringan

yang diletakkan diatas sangkar bamboo sambil diperas berulang-ulang

hingga diperoleh bantuk sari kedelai.

g. Mencampurkan tiap 36 liter sari kedelai dengan 700 cc asam cuka

sehingga membentuk gumpalan-gumpalan.

Page 25: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

32

h. Memasukkan gumpalan-gumpalan tadi kedalam cetakan, kemudian

press agar airnya tuntas.

i. Membuka kain saringnya, kemudian tahu dipotong-potong dengan

ukuran menurut selera.

(Rukmana dan Yuyun, 1996).

3. Industri Tahu

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah

atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah

untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga

reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa

barang, tetapi juga dalam bentuk jasa (Godam, 2006).

Kriteria usaha mikro, kecil dan menengah berdasarkan undang-

undang nomor 20 tahun 2008 adalah :

a. Usaha mikro : asset maksimal 50 juta dan omset maksimal 300 juta

per tahun

b. Usaha kecil : asset > 50 juta-500 juta dan omset > 300juta-2,5

milyar per tahun

c. Usaha menegah : asset > 500 juta-10 milyar dan omset 2,5 milyar-50

milyar per tahun

(Anonim, 2009b)

Industri tahu adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan

mentah yaitu kedelai menjadi tahu sehingga memiliki nilai tambah untuk

mendapatkan keuntungan. Industri tahu merupakan jenis usaha yang dapat

digolongkan sebagai industri kecil karena berskala ukuran kecil,

meningkatkan keikutsertaan masyarakat, tenaga kerja dan faktor produksi

lain yang digunakannya serba terbatas, sehingga kapasitas produksinya

pun terbatas (Anonim dalam Yuliastuti, 2010).

4. Strategi

Menurut Jauch dan William F. Glueck (1997), strategi adalah

rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan

keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang

Page 26: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

33

dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat

dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

Pada prinsipnya, strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe

strategi yaitu strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis.

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro,

misalnya strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi

akuisisi, strategi pengembangan pasar, dan sebagainya. Strategi investasi

merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi sedangkan strategi

bisnis berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen misalnya

strategi pemasaran, strategi produksi, strategi distribusi dan strategi-

strategi yang berhubungan dengan keuangan (Rangkuti,2006).

Menurut David (2004), tahapan manajemen strategis terdiri dari

tahapan perumusan strategi, implementasi strategi serta evaluasi dan

pengendalian strategi. Tahapan perumusan strategi terdiri dari kegiatan

mengembangkan pernyataan visi dan misi, melakukan audit eksternal dan

audit internal untuk mengenali peluang, ancaman serta faktor kekuatan dan

kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, mengevaluasi dan

memilih strategi. Tahapan berikutnya yaitu implementasi strategi yaitu

melaksanakan strategi dengan melihat isu-isu manajemen, pemasaran,

keuangan dan litbang sedangkan tahapan akhir adalah mengevaluasi dan

pengendalian strategi, melalukan tindakan perbaikan. Berikut ini adalah

model proses manajemen strategis yang komprehensif menurut Fred R.

David.

Page 27: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

34

Gambar 1. Model Proses Manajemen Strategis yang Komprehensif

Melakukan Audit

Eksternal

Membuat

Pernyataan

Visi dan Misi

Melakukan Audit

Internal

Menetapkan

Tujuan Jangka

Panjang

Membuat,

Mengevaluasi

dan Memilih

Strategi

Melaksanakan

Strategi-Isu-

isu

Manajemen

Melaksanakan

Strategi-Isu-

isu

Pemasaran,

Keuangan,

Akuntansi,

Litbang, SIM

Mengukur

dan

Mengevaluasi

Kinerja

Perumusan Strategi Pelaksanaan Strategi Evaluasi Strategi

Umpan Balik

13

Page 28: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

14

i

5. Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan implementasi

dari konsep produk, pricing, promosi, dan distribusi (ide, produk maupun

jasa), sehingga dapat diciptakan pertukaran agar dapat memuaskan

kebutuhan pelanggan dan perusahaan sekaligus atau pelaksanaan dunia

usaha yang mengarahkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari produsen

ke konsumen atau pihak pemakai (The American Marketing Assocciation

dalam Iswanto, 2008).

Pemasaran merupakan pencocokan antara kemampuan dan

keinginan untuk mencapai tujuan timbal balik yang saling

menguntungkan. Pemasaran sendiri memiliki peran untuk memastikan

bahwa perusahaan berfokus pada lingkungan total dari bisnis, pasar,

persaingan, konsumen, pemerintah dan trend serta bahwa pemasaran

menggunakan semua pengetahuan dan pengalaman untuk

mengembangkan suatu hubungan yang saling menguntungkan dengan

konsumennya (Keegan dan Malcolm, 1999).

6. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran pada dasarnya memberikan arah dalam

kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi

pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran

pemasaran. Strategi pemasaran merupakan bagian integral dari strategi

bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu

organisasi (Tjiptono, 1995).

Menurut Keegan dan Malcolm (1999), strategi pemasaran adalah

cara untuk mencapai sasaran pemasaran dan biasanya berkaitan dengan

empat elemen utama bauran pemasaran yaitu :

a. Produk (Product)

Kebijakan umum untuk penetapan merk, pemosisian, modifikasi,

penambahan, desain dan pengepakan produk. Produk merupakan

elemen penting sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk

Page 29: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

ii

ii

memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen, namun keputusan

itu tidak berdiri sendiri sebab produk atau jasa sangat erat hubungannya

dengan target market yang dipilih.

b. Harga (Price)

Kebijakan umum harga yang harus diikuti oleh grup produk

dalam segmen pasar. Harga suatu produk atau jasa ditentukan dari

besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut

dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penentuan

harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang penting

bagi perusahaan.

c. Distribusi (Place)

Kebijakan umum untuk saluran distribusi dan tingkat layanan

konsumen. Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa

yang dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya

menentukan metode penyampaian produk ke pasar melalui rute-rute

yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan

produk tersebut berada ditengah-tengah kebutuhan dan keinginan

konsumen yang membutuhkan produk tersebut. Masalah pemilihan

saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing,

karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan

memacetkan usaha penyaluran produk dari produsen ke konsumen.

d. Promosi (Promotion)

Kebijakan umum untuk berkomunikasi dengan konsumen

melalui beberapa cara antara lain periklanan (advertising), penjualan

pribadi (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan

publisitas (publicity).

7. Penentuan Visi, Misi dan Tujuan Bisnis

Menurut David (2004), visi adalah suatu gambaran yang menantang

tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi mencakup

tujuan-tujuan khusus sedangkan misi lebih terkait dengan perilaku dan

masa kini. Berdasarkan hal tersebut, maka penetapan visi, sebagai bagian

Page 30: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

iii

iii

dari perencanaan strategis, merupakan suatu langkah penting dalam

perjalanan suatu organisasi. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan

tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai sedangkan tujuan adalah

hasil tertentu yang perlu dicapai organisasi dalam memenuhi misi

utamanya.

8. Analisis Lingkungan Pemasaran

Menurut Hadi (2007), lingkungan pemasaran merupakan pelaku dan

kekuatan yang berada di sekeliling perusahaan yang tidak dapat

dikendalikan oleh pihak perusahaan, tetapi dapat mempengaruhi kegiatan

dan kinerja pemasaran dan bisnis perusahaan.

Lingkungan pemasaran adalah berbagai aktor dan kekuatan di luar

bagian pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen

pemasaran untuk mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan

pelanggan sasaran. (Kotler dan A.B Susanto, 2000 ).

Menurut Lubis (2004), lingkungan pemasaran terdiri dari :

a. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan

dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus

ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak

(Hunger and Wheelen, 2003). Lingkungan eksternal terdiri dari :

1) Teknologi

Kecepatan perubahan teknologi, kesempatan inovasi yang

tidak terbatas dan anggaran riset yang bervariasi.

2) Pemasok

Pemasok adalah penyedia sumber daya yang diperlukan oleh

perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam hal ini

manajemen pemasaran harus mengawasi ketersediaan pasokan,

pemogokan tenaga kerja dan peristiwa lain yang dapat mengurangi

penjualan dalam jangka pendek dan merusak kepuasan pelanggan

dalam jangka panjang.

Page 31: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

iv

iv

3) Distributor

Distributor adalah sebuah organisasi tertentu yang membantu

perusahaan untuk menimbun persediaan atau memindahkan barang

dari tempat asalnya ke tempat tujuan.

4) Pesaing

Adalah perusahaan lain yang memasarkan produk yang

sejenis. Dalam hal ini perusahaan harus memberikan nilai dan

kepuasan pelanggan yang lebih besar dibandingkan pesaingnya, dan

juga harus menghimpun keunggulan strategik dengan memposisikan

tawaran perusahaan yang lebih menarik bagi konsumen.

5) Pelanggan

Pelanggan adalah orang atau sekelompok orang yang

menggunakan produk dari sebuah perusahaan yang akan digunakan

untuk konsumsi pribadi, untuk dijual kembali atau untuk diproses

lebih lanjut.

b. Lingkungan Internal

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan

kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam

pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak (Hunger and

Wheelen, 2003). Lingkungan internal terdiri dari :

1) Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia atau SDM merupakan potensi yang

terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya

sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu

mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di

alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan

yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-

hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem

yang membentuk suatu organisasi (Greer dan Charles R, 1995).

2) Sumberdaya Finansial

Page 32: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

v

v

Kondisi keuangan sering dianggap satu-satunya barometer

terbaik dalam melihat dalam posisi bersaing. Termasuk didalamnya

adalah modal kerja, pemanfaatan harta, dan keuntungan (David,

2004).

3) Produksi

Faktor produksi terdiri dari semua aktivitas yang mengubah

input menjadi output. Kegiatan produksi meliputi prinsip efisiensi,

efektifitas dan produktivitas (Umar, 2002).

4) Pemasaran

Pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuain

antara perusahaan dengan lingkungannya dengan pertimbangan

bagaimana bisnis yang dipilih dapat dijalankan dengan sukses

dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk,

harga, distribusi dan promosi untuk melayani pasar sasaran

(Tjiptono,1995).

9. Analisis SWOT

Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain

itu, analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk

menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan

kekuatan-kekuatan internal, di samping memperhatikan ancaman-ancaman

eksternal dan kelemahan-kelemahan internal (Hunger and Wheelen, 2003).

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan

strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan

kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic

planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini

Page 33: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

vi

vi

disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis

situasi adalah Analisis SWOT (Rangkuti, 2006).

10. Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk

membantu para manajer mengembangkan 4 tipe strategi. Keempat strategi

yang dimaksud adalah strategi SO (Strength-Opportunity), strategi WO

(Weakness-Opportunity), strategi ST (Strength-Threat) dan strategi WT

(Weakness-Threat). Pada matriks ini, menentukan key success factors

untuk lingkungan internal dan eksternal merupakan bagian yang sulit

sehingga dibutuhkan judgement yang baik (Umar, 2002).

Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan

internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO

atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan

dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau strategi

kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari

atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT atau strategi

kelemahan-ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk

mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal

(David, 2004).

11. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang

didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal

dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari

masing-masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif

dari masing-masing faktor keberhasilan kritis internal dan eksternal

(David, 2004).

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi

untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif,

berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah

diidentifikasikan sebelumnya. Jadi secara konseptual, tujuan QSPM adalah

untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari

Page 34: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

vii

vii

strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan

strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Seperti

alat analisis untuk memformulasikan strategi lainnya, QSPM juga

membutuhkan intuitive judgement yang baik (Umar, 2002).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Tahu merupakan hasil olahan dari bahan dasar kacang kedelai melalui

proses pengendapan atau penggumpalan oleh bahan penggumpal. Kacang

kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tahu mempunyai kandungan protein

sekitar 30 persen sampai dengan 45 persen. Dibandingkan dengan bahan

pangan lain seperti daging yang mengandung protein hanya sekitar 19 persen,

ikan sebesar 20 persen, dan telur sekitar 13 persen, ternyata kedelai

merupakan bahan pangan yang mengandung protein tinggi. Selain karena

kandungan protein yang tinggi, tahu menjadi pilihan konsumsi masyarakat

dikarenakan dapat diperoleh dengan harga yang murah.

Tahu mempunyai banyak keunggulan dan juga memiliki manfaat baik

bagi tubuh maupun kesehatan. Begitu banyaknya kelebihan yang dimiliki

diharapkan industri tahu, terkhusus industri tahu yang ada di Kota Surakarta

mendapat perhatian lebih dari semua pihak. Dalam proses pemasaran tahu

tidak akan lepas dari permasalahan. Permasalahan dapat timbul dari dalam

lingkungan industri tahu maupun dari luar lingkungan industri tahu.

Aspek pemasaran dibutuhkan agar produk tahu dapat sampai ke

konsumen. Pemasaran produk dari industri tahu di Kota Surakarta memiliki

kekuatan dan kelemahan, tetapi juga peluang maupun ancaman. Faktor-faktor

tersebut sangat penting diidentifikasikan sebagai pertimbangan alternatif

strategi dalam pemasaran produk dari industri tahu di Kota Surakarta.

Tahap-tahap yang dilakukan sebelum merumuskan alternatif strategi

pemasaran tahu adalah sebagai berikut:

1. Analisis terhadap visi, misi dan tujuan usaha.

Analisis terhadap visi, misi dan tujuan usaha dilakukan agar di

dapatkan kesesuaian antara strategi dengan visi, misi dan tujuan usaha.

Page 35: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

viii

viii

2. Analisis Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal

Identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal perlu

dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang dianggap berpotensi untuk

pemasaran tahu. Identifikasi ini dilakukan agar pemasar mampu

menghadapi situasi dan kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah.

Faktor internal dapat berupa kekuatan maupun kelemahan tergantung

pada pengaruhnya terhadap pemasaran. Faktor-faktor internal tersebut

dapat berupa kondisi keuangan, sumberdaya manusia, pemasaran (melalui

pendekatan 4P yaitu produk, harga, distribusi dan promosi), produksi atau

operasional dan manajemen. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan

ancaman. Faktor eksternal meliputi pemerintah, pesaing, konsumen,

pemasok, teknologi dan lembaga pemasaran.

3. Perumusan Alternatif Strategi Pemasaran

Perumusan strategi untuk pemasaran tahu di Kota Surakarata

digunakan analisis SWOT dan matriks SWOT. Setelah mengidentifikasi

faktor-faktor internal dan eksternal dengan analisis SWOT, kemudian

faktor-faktor tersebut dimasukkan ke dalam matriks SWOT. Matriks

SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya sehingga dihasilkan rumusan

strategi pemasaran tahu. Rumusan strategi ini akan menghasilkan empat

alternatif strategi yaitu strategi penyesuaian kekuatan dan peluang (SO),

kelemahan dan peluang (WO), kekuatan dan ancaman (ST) serta strategi

penyesuaian kelemahan dan ancaman (WT). Matrik SWOT ini akan

menghasilkan beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam

pemasaran tahu di Kota Surakarta.

4. Penetapan Strategi Pemasaran Yang Paling Efektif

Dari beberapa alternatif strategi tersebut perlu dilakukan penilaian

atau evaluasi untuk memutuskan prioritas strategi yang dapat

dilaksanakan. Pada tahap pemilihan strategi atau keputusan (decision

stage) ini alat analisis kuantitatif yang digunakan adalah Quantitative

Page 36: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

ix

ix

Strategic Planning Matriks (QSPM). QSPM memungkinkan perencana

strategi mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif.

Dari uraian di atas dapat disusun dalam bagan kerangka teori

pendekatan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

SENTRA INDUSTRI TAHU (Visi, Misi dan Tujuan Bisnis)

Faktor Internal

- Kondisi Keuangan - Sumber Daya Manusia - Pemasaran · Produk

Faktor Eksternal - Pemerintah - Pesaing - Konsumen - Pemasok - Lembaga Pemasaran

Pemasaran Tahu

Analisis Lingkungan Pemasaran

Page 37: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

x

x

Gambar 2. Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah D. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Tahu merupakan pangan yang berasal dari hasil olahan bahan dasar

kacang kedelai yang pembuatannya melalui proses pengendapan dan

penggumpalan oleh bahan penggumpal yang berasal dari asam asetat atau

garam.

2. Industri tahu adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah

yaitu kedelai menjadi tahu sehingga memiliki nilai tambah untuk

mendapatkan keuntungan.

3. Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan implementasi dari

konsep produk, pricing, promosi, dan distribusi (ide, produk maupun jasa),

sehingga dapat diciptakan pertukaran agar dapat memuaskan kebutuhan

pelanggan dan perusahaan sekaligus atau pelaksanaan dunia usaha yang

mengarahkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen

atau pihak pemakai.

4. Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang

mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan

dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan

dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

Page 38: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xi

xi

5. Strategi pemasaran merupakan cara untuk mencapai sasaran pemasaran

dan berkaitan dengan empat elemen utama bauran pemasaran yaitu

produk, harga, distribusi dan promosi.

6. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat di dalam sentra industri

tahu yang mempengaruhi usaha industri tahu secara keseluruhan dan pada

umumnya dapat dikendalikan. Meliputi kondisi keuangan (manajemen

keuangan dan pembukuan), sumber daya manusia (ketersediaan dan

kemampuan sumber daya manusia), pemasaran (produk, harga, distribusi,

promosi), produksi/operasional (kontinyuitas produksi) dan manajemen.

7. Faktor eksternal adalah faktor-faktor dari luar sentra industri tahu yang

mempengaruhi pemasaran industri tahu dan pada umumnya belum dapat

dikendalikan sepenuhnya. Meliputi pemerintah (kebijakan pemerintah),

pesaing, konsumen (konsumen yang mengkonsumsi tahu), pemasok

(pemasok bahan baku), teknologi dan lembaga pemasaran.

8. Analisis SWOT adalah merupakan suatu analisis situasi yang mencakup

kondisi internal dan eksternal pemasaran tahu yang meliputi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman.

9. Kekuatan dari faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

industri tahu dan merupakan keunggulan bagi pelaksanaan pemasaran

tahu.

10. Kelemahan dari faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari

dalam industri tahu dan merupakan keterbatasan atau kekurangan bagi

pelaksanaan pemasaran tahu.

11. Peluang dari faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar

industri tahu dan bersifat menguntungkan bagi pelaksanaan pemasaran

tahu.

12. Ancaman dari faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar

industri tahu dan bersifat mengganggu keberlangsungan pelaksanaan

pemasaran tahu.

13. Matriks SWOT ( Matriks Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman)

adalah matriks yang akan digunakan untuk mencocokkan peluang-peluang

Page 39: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xii

xii

dan ancaman-ancaman eksternal yang dihadapi suatu usaha pemasaran

tertentu dengan kekuatan dan kelemahan internalnya untuk menghasilkan

empat rangkaian alternatif strategi yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT.

14. QSPM (Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif) adalah alat yang

digunakan untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif untuk

menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran

tahu.

E. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010, pengambilan data dalam

penelitian ini dilakukan antara bulan Januari 2010 sampai dengan bulan

Maret tahun 2010 dan difokuskan pada sentra industri tahu di Kota

Surakarta.

2. Responden dalam penelitian ini adalah produsen tahu, pemasok,

konsumen, pemerintah, pesaing dan lembaga pemasaran.

3. Data faktor eksternal dan internal yang dianalisis berupa data kualitatif

yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan kunci yang

mengetahui secara detail tentang industri tahu dan hasil pengamatan

selama penelitian.

4. Faktor eksternal yang dibahas meliputi pemerintah, pesaing, konsumen,

pemasok, teknologi dan lembaga pemasaran.

5. Faktor internal yang dibahas meliputi kondisi keuangan, sumber daya

manusia, pemasaran (produk, harga, distribusi, promosi),

produksi/operasional dan manajemen.

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan

masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah

yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan

Page 40: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xiii

xiii

kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994). Menurut Achmadi dan Cholid

(2005), suatu laporan yang hanya terbatas pada apa yang nampak dan

terdengar saja adalah laporan yang bersifat deskriptif. Untuk mengubahnya

menjadi analitis, maka peneliti harus menggali lebih dalam guna mengetahui

apa yang terdapat di belakang fakta dari yang terlihat tersebut. Metode

deskriptif yaitu menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang

berdasarkan data-data, kemudian menyajikan data, menganalisis dan

menginterpretasi, bersifat komperatif dan korelatif.

Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu

penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok

(Singarimbun dan Effendi, 1997).

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan di Kota Surakarta dengan

metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (disengaja)

yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan

tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1997). Penelitian ini

dilaksanakan di Kota Surakarta dengan pertimbangan bahwa di Kota

Surakarta terdapat sentra industri tahu. Adapun jumlah unit usaha, tenaga

kerja dan kapasitas produksi industri tahu di Kota Surakarta sebagai

berikut:

Tabel 5. Jumlah Usaha, Tenaga Kerja dan Kapasitas Produksi Industri Tahu di Kota Surakarta Tahun 2008

No Kecamatan Jumlah Unit Usaha (Unit)

Jumlah Tenaga Kerja (Unit)

Kapasitas Produksi Per Hari (Kg)

1. Jebres 81 276 4.333 2. Banjarsari 16 44 470 3. Serengan 1 1 100 4. Laweyan 1 2 20

Page 41: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xiv

xiv

Sumber : Disperindag Kota Surakarta Tahun 2008

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling

(disengaja). Berdasarkan Tabel 5, dipilih Kecamatan Jebres, karena

terdapat sentra industri tahu di Kota Surakarta yang memiliki jumlah unit

usaha, jumlah tenaga kerja serta kapasitas produksi per hari terbanyak

dibandingkan dengan Kecamatan Banjarsari, Laweyan dan Serengan. Tabel

5 menunjukkan bahwa kapasitas produksi per hari sebesar 4.333 Kg,

jumlah tersebut merupakan produksi tahu terbesar dibandingkan kecamatan

lain di Kota Surakarta seperti Kecamatan Banjarsari dengan kapasitas

produksi per hari sebesar 470 Kg, Kecamatan Serengan dengan kapasitas

produksi per hari sebesar 100 Kg dan Kecamatan Laweyan dengan

kapasitas produksi per hari sebesar 20 Kg. Selain dari sisi kapasitas

produksi per hari, kecamatan Jebres juga memiliki jumlah unit usaha paling

banyak dibandingkan kecamatan lainnya yaitu sebesar 81 unit usaha dan

jumlah tenaga kerja sebesar 276 orang.

C. Metode Penentuan Responden

1. Penentuan Sampel /Responden untuk Perumusan Strategi

a. Penentuan Faktor-Faktor Kunci Strategis

Faktor strategis adalah faktor-faktor yang dijadikan sebagai

komponen dalam melakukan perumusan strategis. Sifat dasar dari

faktor strategis adalah suatu keadaan yang dibangun dari situasi

benchmark dalam lingkungan persaingan (Harisudin, 2009). Faktor

strategis masih kondisi riil yang bersifat unik dan kompleks,

didalamnya terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan

variasi atau keragaman. Data atau informasi yang diperlukan harus

ditelusuri seluas-luasnya dan sedalam mungkin sesuai dengan variasi

yang ada. Maka, prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana

menentukan informan kunci (key informan) yang sarat informasi sesuai

dengan fokus penelitian. Untuk memilih informan kunci lebih tepat

dilakukan secara sengaja (purposive sampling) (Bungin, 2003).

Page 42: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xv

xv

Informan kunci (key informan) merupakan subyek yang telah

cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan yang menjadi

informasi, menghayati secara sungguh-sungguh lingkungan atau

kegiatan yang bersangkutan, serta masih terlibat secara penuh atau aktif

pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Informan kunci yang

dipilih dalam penelitian ini adalah pengusaha tahu sebanyak 20 orang

yang berasal dari industri rumah tangga dan industri kecil dan

responden lain untuk mendapatkan informasi pendukung adalah

pemerintah sebanyak dua orang, konsumen sebanyak dua orang,

lembaga pemasaran sebanyak lima orang, pesaing sebanyak satu orang

dan pemasok bahan baku sebanyak dua orang. Dengan wawancara

secara mendalam (indepth interview) diperoleh informasi yang

kemudian diuraikan dan selanjutnya didefinisikan menjadi beberapa

faktor strategis lingkungan internal dan eksternal dalam pemasaran tahu

di Kota Surakarta. Dalam rangka memperoleh informasi yang valid

maka dilakukan penelusuran dengan teknik snowball.

b. Penentuan Bobot dan Nilai Daya Tarik dalam Matriks QSP.

Penentuan bobot dan daya tarik (Attractive Score-AS) dilakukan

dengan terlebih dahulu menyusun kuisioner yang berisi faktor-faktor

internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan

ancaman) serta alternatif strategi yang akan dipertimbangkan untuk

menjadi prioritas strategi dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta.

Pengambilan responden dalam penelitian ini dilakukan secara purposive

sampling (sengaja). Responden yang digunakan dalam penentuan bobot

adalah pengusaha tahu yang berjumlah 20 orang dan satu orang dari

pihak pemerintah yang memiliki pengetahuan dan mengetahui kondisi

pemasaran tahu di Kota Surakarta. Responden yang digunakan dalam

penentuan daya tarik (Attractive Score-AS) adalah pengusaha tahu

sebanyak 20 orang, yang memiliki peran untuk menjalankan strategi.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Page 43: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xvi

xvi

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul

data dari sumber data (Sumarsono, 2004). Data primer dalam penelitian ini

diperoleh langsung dari responden maupun pihak-pihak yang terkait dalam

.penelitian ini melalui wawancara langsung dengan menggunakan

kuisioner yang telah dipersiapkan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah terlebih dahulu dikumpulkan

dan dilaporkan oleh orang di luar peneliti. Data dicatat secara sistematis

dan dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-

lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Surakarta, dan lain sebagainya.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer melalui

wawancara langsung kepada responden berdasarkan daftar pertanyaan

(kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.

2. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung

terhadap objek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas

mengenai objek yang akan diteliti.

3. Pencatatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu

dengan mencatat data yang ada pada instansi pemerintah atau lembaga

yang terkait dengan penelitian ini.

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-

faktor internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam

pemasaran tahu. Faktor internal yang dianalisis meliputi kondisi keuangan,

Page 44: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xvii

xvii

sumber daya manusia, pemasaran (produk, harga, distribusi, promosi) dan

produksi/operasional. Analisis faktor eksternal bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor eksternal kunci yang menjadi peluang dan

ancaman bagi pemasaran tahu. Faktor eksternal yang dianalisis

pemerintah, pesaing, konsumen, pemasok dan lembaga pemasaran.

Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor

internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam pemasaran

tahu di Kota Surakarta digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

pemasaran industri. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan

ancaman (threats).

2. Alternatif Strategi

Untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran tahu di Kota

Surakarta digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dari faktor

eksternal yang dihadapi oleh suatu industri dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT digambarkan ke

dalam Matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu

stategi kekuatan-peluang (S-O strategies), strategi kelemahan-peluang (W-

O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies), dan strategi

kelemahan-ancaman (W-T strategies).

Tabel 6. Matriks SWOT Strenght (S)

Menentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

Weakness (W) Menentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

Opportunities (O) Menentukan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal

Strategi S-O Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi W-O Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Page 45: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xviii

xviii

Threats (T) Menentukan 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal

Strategi S-T Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi W-T Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, 2006

Delapan tahapan dalam penentuan alternatif strategi yang dibangun

melalui matriks SWOT adalah sebagai berikut :

a. Menuliskan peluang faktor eksternal kunci dalam pemasaran tahu.

b. Menuliskan ancaman faktor eksternal kunci dalam pemasaran tahu.

c. Menuliskan kekuatan faktor internal kunci dalam pemasaran tahu.

d. Menuliskan kelemahan faktor internal kunci dalam pemasaran tahu.

e. Mencocokkan kekuataan faktor internal dengan peluang faktor

eksternal dan mencatat Strategi S-O dalam sel yang sudah ditentukan.

f. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan peluang faktor

eksternal dan mencatat Strategi W-O dalam sel yang sudah ditentukan.

g. Mencocokkan kekuatan faktor internal dengan ancaman faktor

eksternal dan mencatat Strategi S-T dalam sel yang sudah ditentukan.

h. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan ancaman faktor

eksternal dan mencatat Strategi W-T dalam sel yang sudah ditentukan.

3. Prioritas Strategi

Untuk menentukan prioritas strategi dalam pemasaran tahu di Kota

Surakarta digunakan analisis Matriks QSP. Matriks QSP digunakan untuk

mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan

lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai

total terbesar pada matriks QSP merupakan strategi yang paling baik.

Tabel 7. Matriks QSP

Alternatif Strategi

Strategi I Strategi 2 Strategi 3 Faktor Faktor

Kunci Bobot

AS TAS AS TAS AS TAS Faktor-Faktor Kunci Internal

Page 46: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xix

xix

Total Bobot Faktor-Faktor Kunci Eksternal

Total Bobot Jumlah Total Nilai Daya Tarik

Sumber : David, 2004

Menurut David (2004), enam tahapan dalam pembuatan matriks

QSP yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Membuat daftar peluang/ancaman dari faktor eksternal dan kekuatan/

kelemahan faktor internal.

b. Memberi bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0

(amat penting). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor

tersebut. Jumlah seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.

c. Memeriksa matriks SWOT dan mengenali strategi-strategi alternatif

yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan.

d. Menentukan Nilai Daya Tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka

yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada

suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik ditentukan

dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal atau faktor

internal, satu per satu, sambil mengajukan pertanyaan, “Apakah

faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” Jika jawaban

atas pertanyaan tersebut adalah ya, maka strategi tersebut harus

dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Khususnya, Nilai

Daya Tarik harus diberikan pada masing-masing strategi untuk

menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain,

dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan Nilai Daya

Tarik adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar

menarik; dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan

tersebut adalah tidak, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-

masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus

yang dibuat. Oleh karena itu, jangan beri Nilai Daya Tarik pada

strategi-strategi dalam rangkaian tersebut.

Page 47: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xx

xx

e. Menghitung TAS (Total Nilai Daya Tarik). Total Nilai Daya Tarik

didefinisikan sebagai hasil mengalikan bobot (langkah b) dengan

Nilai Daya Tarik di masing-masing baris (langkah d). Total Nilai

Daya Tarik menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing

strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari

faktor keberhasilan krisis eksternal atau internal yang berdekatan.

Semakin tinggi Nilai Total Daya Tarik, semakin menarik strategi

alternatif tersebut.

f. Menghitung Jumlah Total Nilai Daya Tarik. Jumlah Total Nilai Daya

Tarik (STAS) mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam

rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin

menarik strategi tersebut. Besarnya perbedaan di antara Jumlah Total

Nilai Daya Tarik dalam suatu rangkaian strategi-strategi alternatif

menunjukkan tingkat relatif dikehendakinya suatu strategi daripada

yang lain

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang berada di wilayah

Propinsi Jawa Tengah yang terletak antara 110º 45’ 15” dan 110º 45’35”

Bujur Timur dan antara 7º 36’ dan 7º 56’ Lintang Selatan. Suhu udara rata-rata

di Kota Surakarta berkisar antara 24,7ºC sampai dengan 27,9ºC. Sedangkan

kelembaban udaranya berkisar antara 64 persen sampai dengan persen.

Kota Surakarta yang lebih dikenal dengan nama “Kota Solo” merupakan

salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya

seperti Semarang dan Yogyakarta. Wilayah Surakarta merupakan dataran

rendah dengan ketinggian ± 92 km di atas permukaan air laut, yang berbatasan

wilayah dengan kabupaten eks Karesidenan Surakarta yaitu :

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

Page 48: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxi

xxi

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo

Luas wilayah Kota Surakarta yaitu 44,06 km2 yang terbagi dalam

5 kecamatan yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan

Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres, dan Kecamatan Banjarsari. Kecamatan

Banjarsari merupakan kecamatan yang terluas yaitu dengan luas wilayah

1.481,10 Ha atau 33,83 persen dari luas wilayah Kota Surakarta dan

kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Serengan yaitu

dengan luas wilayah 319,40 Ha atau 7,25 persen dari luas wilayah Kota

Surakarta.

Penggunaan lahan di Kota Surakarta sebagian besar digunakan untuk

pemukiman penduduk yaitu sebesar 61,68 persen sedangkan untuk kegiatan

ekonomi juga memakan tempat yang cukup besar yaitu berkisar 20 persen dari

luas lahan yang ada. Penggunaan lahan di Kota Surakarta pada tahun 2008

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kota Surakarta Tahun 2008

No. Penggunaan lahan Luas lahan (ha) Persentase(persen) 1. Pemukiman 2737,48 62,15 2. Jasa 427,13 9,69 3. Perusahaan 287,48 6,52 4. Industri 101,42 2,30 5. Tegalan 81,96 1,86 6. Sawah 146,17 3,39 7. Kuburan 72,86 1,65 8. Lapangan olah raga 65,14 1,47 9. Taman 31,60 0,71 10. Tanah kosong 53,38 1,21 11. Lain-lain 399,44 9,06 4.404,06 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa sebagian besar lahan

di wilayah Kota Surakarta digunakan untuk pemukiman yaitu seluas

2.737,48 Ha. Lahan untuk pertanian berupa tegalan dan sawah masing-masing

81,96 Ha dan 146,17 Ha dari wilayah Kota Surakarta. Hal ini menunjukkan

Page 49: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxii

xxii

bahwa lahan pertanian di Kota Surakarta semakin sempit karena adanya alih

fungsi lahan dari lahan pertanian ke lahan nonpertanian. Selain untuk

pemukiman dan pertanian, lahan di Kota Surakarta juga digunakan untuk

kegiatan perekonomian, sosial dan penggunaan luas lahan untuk keperluan

lain-lain sebesar 399,44 Ha yang digunakan untuk fasilitas umum seperti jalan

raya, trotoar, tempat pembuangan sampah, kamar mandi umum, tempat

saluran air, sungai dan lain sebagainya.

B. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di Kota Surakarta dapat dijelaskan menurut jenis

kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan dan menurut mata pencaharian.

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data hasil olahan Survei Sosial Ekonomi Nasional

(SUSENAS) tahun 2008 jumlah penduduk Kota Surakarta menurut jenis

kelamin tahun 1995-2008 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin Tahun 1995-2008

Jenis Kelamin No. Tahun Laki-laki Perempuan

Jumlah Rasio Jenis Kelamin

1. 1995 249.084 267.510 516.594 93,11 2. 2000 238.158 252.056 490.214 94,49 3. 2003 242.591 254.643 497.234 95,27 4. 2004 249.278 261.433 510.711 95,35 5. 2005 250.868 283.672 534.540 88,44 6. 2006 254.259 258.639 512.898 98,31 7. 2007 246.132 269.240 515.372 91,42 8. 2008 247.245 275.690 522.935 89,68

Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa setiap tahunnya jumlah

penduduk Kota Surakarta yang berjenis kelamin laki-laki lebih kecil dari

jumlah penduduk perempuan. Pada tahun 2008, rasio jenis kelamin di

Kota Surakarta adalah sebesar 89,68 persen yang menunjukkan bahwa

setiap terdapat 100 penduduk dengan jenis kelamin perempuan maka

terdapat 89 penduduk dengan jenis kelamin laki-laki.

Page 50: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxiii

xxiii

2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Menurut data BPS Surakarta, berdasarkan hasil olahan Survei Sosial

Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada tahun 2008, keadaan penduduk Kota

Surakarta menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada

Tabel 10.

Tabel 10. Penduduk Surakarta Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008

Jenis Kelamin No. Tahun Laki-laki Perempuan

Jumlah Total

1. 0-4 17.542 17.781 35.323 2. 5-9 21.098 18.726 39.825 3. 10-14 16.592 18.725 35.317 4. 15-19 20.861 22.277 43.138 5. 20-24 27.968 29.865 57.833 6. 25-29 24.656 24.420 49.076 7. 30-34 19.676 21.810 41.487 8. 35-39 19.439 20.388 39.826 9. 40-44 18.493 20.150 38.642 10. 45-49 13.513 21.572 35.086 11. 50-54 13.511 17.305 30.815 12. 55-59 11.852 13.275 25.127 13. 60-64 9.008 8.535 17.543 14. 65+ 13.037 20.858 33.896 Jumlah 247.245 275.690 522.935

Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 10 mengenai penduduk Kota Surakarta menurut

kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2008, dapat diketahui bahwa

Page 51: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxiv

xxiv

jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar 57.833 pada kelompok umur

20-24 tahun, sedangkan jumlah penduduk terkecil yaitu sebesar 17.543

pada kelompok umur 60-64 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk

di Kota Surakarta merupakan kelompok usia produktif (usia 10-59 tahun).

Jumlah kelompok usia nonproduktif (usia 0-4, 5-9, 10-14, 60-64, 65+)

yang lebih kecil dari kelompok usia produktif menunjukkan bahwa beban

tanggungan yang ditanggung kelompok produktif terhadap kelompok usia

nonproduktif lebih ringan. Angka Beban Tanggungan (ABT) sebesar

44,85 persen berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif

menanggung 45 penduduk usia nonproduktif.

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Menurut data BPS Surakarta tahun 2009, berdasarkan monografi

pada masing-masing kelurahan Kota Surakarta, jumlah penduduk menurut

tingkat pendidikan di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Banyaknya Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2008

No. Tingkat Pendidikan Jumlah 1. Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi 35.639 2. Tamat SLTA 71.143 3. Tamat SLTP 101.351 4. Tamat SD 98.118 5. Tidak Tamat SD 44.051 6. Belum Tamat SD 66.799 7. Tidak Sekolah 32.192 8. Belum Sekolah 73.642 Jumlah 522.935

Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui di Kota Surakarta, jumlah

penduduk yang paling banyak adalah tamat SLTP yaitu sebesar 101.351

jiwa. Pada urutan kedua yaitu tamat SD sebanyak 98.118 jiwa. Hal ini

Page 52: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxv

xxv

menunjukkan bahwa penduduk Kota Surakarta sudah tergolong

memahami akan pentingnya pendidikan terbukti dari sebagian besar

penduduknya sudah menjalankan wajib belajar 9 tahun. Secara umum

dapat dikatakan bahwa penduduk Kota Surakarta memiliki pendidikan

yang cukup tinggi. Dengan pendidikan yang cukup tinggi maka

pengetahuan seseorang tentang suatu hal juga cukup luas, sedangkan

sebanyak 73.642 jiwa belum sekolah karena merupakan anak-anak

dibawah umur 5 tahun.

4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Berdasarkan hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

tahun 2008 dapat diketahui banyaknya penduduk Kota Surakarta menurut

mata pencahariannya pada tahun 2008. Menurut data BPS Surakarta,

berdasarkan data monografi masing-masing kelurahan wilayah Surakarta,

jumlah penduduk di Kota Surakarta menurut mata pencaharian pada Tahun

2008 dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta Tahun 2008

No. Mata Pencaharian Jumlah 1. Petani Sendiri 456 2. Buruh Tani 429 3. Pengusaha 8254 4. Buruh Industri 51.034 5. Buruh Bangunan 62.759 6. Pedagang 32.374 7. Angkutan 15.776 8. PNS/TNI/POLRI 26.424 9. Pensiunan 22.683 10. Tidak atau belum bekerja 121.756 11. Lain-lain 162.290

Jumlah 522.935

Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang

bermatapencaharian sebagai petani dan buruh tani paling kecil hal ini

dikarenakan berdasarkan data pada Tabel 8, luas lahan menurut

penggunaan di Kota Surakarta menyatakan bahwa sebesar 62,15persen

Page 53: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxvi

xxvi

lahan di Surakarta dimanfaatkan sebagai pemukiman hal ini karena telah

banyak alih fungsi dari lahan pertanian ke nonpertanian sehingga yang

bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani juga semakin sedikit.

Jenis pekerjaan akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang

diterima oleh seseorang. Tingkat pendapatan yang diterima akan

mempengaruhi pola konsumsi seseorang, semakin tinggi pendapatan maka

proporsi pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan akan semakin

meningkat.

C. Keadaan Perekonomian

Kota Surakarta selain menjadi kota budaya, saat ini juga berkembang

sebagai daerah perdagangan, industri dan jasa. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya sarana perekonomian yang mendukung. Kota Surakarta sampai dengan

tahun 2007 mempunyai pasar yang mendukung perekonomian yang dibedakan

menurut jenisnya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Banyaknya Pasar dan Jenis Pasar Di Kota Surakarta

No. Jenis pasar Jumlah (unit) 1. Departement store 11 2. Pasar swalayan 19 3. Pusat perbelanjaan 4 4. Pasar tradisional a. Umum 32 b. Hewan 2 c. Buah 1 f. Lain-lain 3 Jumlah 72

Sumber: Badan Pusat Statistik Surakarta Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa Kota Surakarta mempunyai

pasar yang beragam. Data mengenai banyaknya pasar yang terdapat di Kota

Surakarta dapat membantu para produsen dalam menentukan daerah

pemasaran dan strategi pemasaran yang baik di sekitar wilayah Kota

Surakarta.

D. Keadaan Sektor Pertanian

Sektor pertanian dibagi menjadi lima sub sektor, yaitu sub sektor

tanaman bahan makanan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan,

Page 54: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxvii

xxvii

sub sektor kehutanan, dan sub sektor perikanan. Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Tahun 2007 dan 2008 ADHK Tahun 2000 di Kota Surakarta

untuk setiap sub sektor pada sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK 2000 menurut Sektor Pertanian Kota Surakarta Tahun 2007 – 2008 (dalam Jutaan Rupiah)

No. Subsektor pertanian 2007 2008 1. Tanaman Bahan Makanan 1.777,96 1.778,60 2. Tanaman Perkebunan 271,29 270,87 3. Peternakan 843,97 855,46 4. Kehutanan 0,00 0,00 5. perikanan 5,88 6,25

Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa besarnya nilai PDRB setiap sub

sektor pertanian cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai

tahun 2008 kecuali sub sektor kehutanan karena Kota Surakarta tidak terdapat

hutan. Peningkatan PDRB tiap tahunnya menandakan bahwa potensi masing-

masing sub sektor pada sektor pertanian di Kota Surakarta cukup baik.

E. Keadaan Sektor Industri

Berdasarkan kode ISIC dapat diketahui bahwa industri di Kota Surakarta

terdapat 13 jenis industri. Banyaknya kelompok usaha dan jumlah unit usaha

di Kota Surakarta pada tahun 2008 yaitu :

Tabel 15. Banyaknya kelompok usaha dan jumlah unit usaha di Kota Surakarta pada tahun 2008

Industri Hasil Pertanian, Kehutanan dan Logam, Mesin /Aneka Jumlah Usaha(unit)

Tempe 227 Tahu 99 Krupuk karak 38 Kue basah 34 Kusen 13 Mebel + Bubut Kayu 108 Sangkar burung 25 Gitar 227 Batik 99 Pakaian Jadi 38 Kain Perca 34 Cindera Mata 13 Sepatu 108

Page 55: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxviii

xxviii

Dop 25 Shutle cocks 227 Letter 99 Ubin Semen 38 Dandang Kompor 34 Timbangan 13 Las 108 Jumlah 842

Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa jumlah industri pertanian,

kehutanan dan industri logam, mesin dan aneka sebesar 842 unit. Hal ini

menandakan bahwa perkembangan industri di Kota Surakarta cukup baik dan

keberadaan serta keberagaman industri tersebut mampu memenuhi kebutuhan

masyarakat yang ada di Kota Surakarta.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Industri Tahu

Karakteristik responden merupakan gambaran secara umum tentang

keadaan dan latar belakang responden yang meliputi kelompok umur, tingkat

pendidikan dan lama pengalaman usaha. Berikut identitas responden dalam

pemasaran tahu di Kota Surakarta mulai dari pemasok bahan baku, pengusaha

tahu hingga pedagang pengecer.

1. Identitas Responden Pengusaha Tahu

Identitas pengusaha pada industri tahu di Kota Surakarta dapat

dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Pengusaha Tahu

Berdasarkan Kelompok Umur di Kota Surakarta

No. Kelompok Umur Jumlah Responden (Orang) % 1. 20-35 3 15 2. 36-51 11 55 3. 52-67 6 30 4. 68-83 - 0

Jumlah 20 100

Sumber : Analisis Data Primer

Page 56: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxix

xxix

Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa jumlah responden pengusaha

tahu yaitu 20 orang yang usianya berkisar antata 20-67 tahun. Sebanyak 20

pengusaha tersebut termasuk dalam kategori usia produktif yaitu usia 30-

65 tahun, sehingga memungkinkan adanya kemudahan penyampaian

informasi dan kelengkapan informasi yang dibutuhkan peneliti terkait

masalah pemasaran tahu di Kota Surakarta.

Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Pengusaha Tahu

Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta

No. Tingkat

pendidikan

Jumlah

responden (Orang)

%

1. Tidak

Sekolah

1 5

2. Tamat SD 12 60

3. Tamat SLTP 5 25

4. Tamat SLTA 2 10

5. Tamat S1 - 0

Jumlah 20 100

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

responden tahu adalah tidak sekolah sebanyak 1 orang (5%), tamat SD

sebanyak 12 orang (60%), tamat SLTP sebanyak 5 orang (25%) dan tamat

SLTA sebanyak 2 orang (10%). Pendidikan formal yang mereka peroleh di

bangku sekolah tidak secara langsung mereka gunakan dalam pemasaran

tahu, akan tetapi pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal

tersebut akan mempengaruhi pola pikir dan cara kerja mereka dalam

pemasaran tahu di Kota Surakarta.

2. Identitas Responden Pemasok Bahan Baku

Adapun identitas pemasok bahan baku pada industri tahu di Kota

Surakarta dapat dilihat pada Tabel 17.

Page 57: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxx

xxx

Tabel 18. Jumlah dan Rata-rata Responden Pemasok Bahan Baku

Berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan dan

Pengalaman sebagai Pemasok di Kota Surakarta

No. Nama Umur (Thn) Pendidikan (Thn)

Pengalaman sebagai pemasok (Thn)

1. Toek 68 - 28 2. Yani 38 9 5 Jumlah 106 33 Rata-rata 53 16,5

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa jumlah responden pemasok

bahan baku sebanyak dua orang dengan rata-rata umur yaitu 53 tahun dan

pengalaman sebagai pemasok selama 16,5 tahun. Berdasarkan rata-rata

pengalaman selama 16,5 tahun, pemasok sudah mengetahui bagaimana

mereka akan mengambil keputusan pada saat kondisi sedang tidak

mendukung seperti harga kedelai naik ataupun pembeli yang menunda

pembayaran. Lamanya pengalaman sebagai pemasok membuktikan

eksistensi usaha dan pemasok memperoleh kepercayaan dari pengusaha

tahu yang membeli kedelai dari pemasok bahan baku.

3. Identitas Responden Pedagang Pengecer

Adapun identitas pedagang pengecer pada industri tahu di Kota

Surakarta dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Jumlah dan Rata-rata Responden Pedagang Pengecer

Berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan dan

Pengalaman sebagai Pedagang di Kota Surakarta

No. Nama Umur (Thn) Pendidikan (Thn)

Pengalaman sebagai pedagang (Thn)

1. Sujiyo 36 9 13 2. Eni 32 12 10 3. Restu 58 6 30 4. Lestari 28 12 7 5. Suyati 42 6 20 Jumlah 196 80 Rata-rata 39,2 16

Sumber : Analisis Data Primer

Page 58: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxxi

xxxi

Berdasarkan Tabel 19 diketahui bahwa rata-rata usia dari responden

pedagang pengecer adalah 39,2 tahun dan termasuk dalam kategori usia

produktif yaitu usia 30-65 tahun, sehingga memungkinkan adanya

kemudahan penyampaian informasi. Modus lama pendidikan formal dari

responden pedagang pengecer adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

(SLTA) dan Sekolah Dasar (SD), kondisi pendidikan responden dapat

mendukung pemasaran tahu namun juga dapat menghambat penyampaian

informasi mengenai pemasaran tahu. Lama pengalaman mengusahakan

tahu rata-rata dari responden adalah 16 tahun dan lamanya pengalaman

pedagang menunjukkan eksistensi usaha dan kepercayaan kepada

pedagang. Responden sudah lama berkecimpung dalam pemasaran tahu

sehingga mereka mengetahui langkah apa yang akan diputuskan jika

kondisi sedang tidak mendukung.

4. Identitas Responden Konsumen

Adapun identitas konsumen tahu yang berada di Kota Surakarta

dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Jumlah dan Rata-rata Responden Konsumen Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Lama Mengkonsumsi Tahu di Kota Surakarta

No. Nama Umur (Thn) Pendidikan (Thn)

Lama Mengkonsumsi Tahu (Thn)

1. Yuni A 33 12 30 2. Gianto 46 6 40 Jumlah 79 70 Rata-rata 39,5 35

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa rata-rata usia dari dua

responden konsumen adalah 39,5 tahun dengan tamat pendidikan masing-

masing yaitu 12 tahun atau setingkat SLTA dan 6 tahun atau setingkat SD.

Page 59: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxxii

xxxii

Dari Tabel 20 dapat diketahui rata-rata lama mengkonsumsi tahu oleh

konsumen adalah 35 tahun. Hal ini menandakan bahwa produk tahu

Surakarta memiliki kualitas yang baik sehingga konsumen memiliki

loyalitas yang baik terhadap produk ini.

B. Visi, Misi dan Tujuan Sentra Industri Tahu

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa

depan yang diinginkan oleh organisasi mencakup tujuan-tujuan khusus

sedangakan misi lebih terkait dengan perilaku dan masa kini.

Industri tahu yang berada di Kota Surakarta merupakan usaha yang

belum berbadan hukum, tidak memiliki struktur organisasi yang jelas, belum

menerapkan prinsip-prinsip manajemen modern, sistem pembukuan yang

belum tertata dengan baik. Industri kecil ini menjalankan usahanya secara

manajemen tradisional sehingga belum dapat menyusun visi, misi serta tujuan

industri tersebut. Secara umum, tujuan usaha dari pengusaha-pengusaha tahu

di sentra industri tahu Kota Surakarta adalah mencapai laba maksimal,

mempertahankan dan meningkatkan usahanya serta menambah kualitas tahu.

C. Perumusan Strategi Pemasaran Tahu di Kota Solo

1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Dalam penentuan alternatif strategi pemasaran, digunakan analisis

SWOT dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap faktor internal

dan eksternal untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang menjadi

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam memasarkan

tahu di Kota Surakarta.

a. Analisis Faktor Internal :

Analisis faktor internal merupakan proses identifikasi kekuatan

serta kelemahan pada industri tahu meliputi kondisi keuangan, sumber

daya manusia, pemasaran, produksi dan manajemen.

1) Kondisi Keuangan

Permodalan merupakan salah satu aspek penting dalam

menjalankan suatu usaha. Sumber modal yang tersedia merupakan

salah satu faktor yang diperhatikan karena merupakan suatu titik

Page 60: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxxiii

xxxiii

kekuatan atau kelemahan yang dimiliki oleh suatu usaha. Usaha

pembuatan tahu belum mampu memberikan keuntungan bagi para

pelaku usahanya. Pengusaha tahu yang berada di sentra industri tahu

Kota Surakarta menggunakan modal pribadi untuk usahanya namun

ada juga yang berasal dari pinjaman dari bank. Pengelolaan

keuangan dilakukan sendiri oleh pengusaha tahu sehingga sistem

akuntansi dan pembukuan keuangan masih sangat sederhana. Hal ini

dapat dilihat dari sistem pencatatan keuangannya yang kurang baik,

terkadang ada yang tidak tercatat bahkan sering tercampur antara

keuangan rumah tangga dan kebutuhan usaha.

2) Sumber Daya Manusia

Faktor sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang

sangat penting karena manusia berperan dalam setiap proses

produksi dan proses pengambilan keputusan untuk semua fungsi

dalam kegiatan pemasaran. Kualitas dan kemampuan pelaku usaha

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja dan, etos

kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.

Pengusaha tahu di sentra industri tahu Kota Surakarta sebagian

besar ialah tenaga kerja tidak terdidik dengan tingkat pendidikan

yang cukup rendah akantetapi mereka memiliki rata-rata pengalaman

yang cukup lama dalam bidang industri tahu sehingga dengan

pengalaman yang dimiliki mampu untuk memahami keinginan

konsumen serta lingkungan tempat mereka bekerja. Kurangnya

tenaga ahli dalam proses produksi dapat menjadi penghambat dalam

tahapan penjualan berikutnya, meskipun pekerja dibagian produksi

sudah cakap dan memiliki pengalaman yang cukup akan tetapi pada

tahapan selanjutnya akan mengalami kesulitan dalam menemukan

konsumen.

3) Pemasaran

Pasar merupakan upaya produsen untuk mencapai konsumen

dan melayaninya secara lebih efisien, menghasilkan laba, dan

Page 61: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxxiv

xxxiv

bertanggungjawab terhadap masyarakat. Aspek pemasaran juga

berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi empat

variabel analisis terhadap produk, harga, distribusi dan promosi.

Adapun empat variabel tersebut adalah:

a) Produk

Tahu memiliki kelembutan tekstur yang menyebabkan tahu

mudah dikunyah, mengandung kalsium dan protein serta mudah

dijumpai di pasaran. Harganya relatif murah dan dapat dimasak

dengan aneka cara seperti digoreng atau bahkan hanya direbus.

Masyarakat menyukai tahu sebagai lauk pauk dan cemilan.

Produk tahu yang dihasilkan oleh pengusaha tahu adalah jenis

tahu putih berbentuk persegi dengan berbagai ukuran seperti

ukuran 2 x 2 cm atau 5 x 5 cm. Pengusaha juga memproduksi

tahu kempal yaitu jenis tahu putih yang dipadatkan dan diikat

dalam kain dan tahu sayur. Jenis tahu putih lebih banyak

diproduksi dibandingkan tahu kuning karena jenis tahu ini lebih

disukai oleh konsumen.

Kualitas merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi

produsen dalam menghasilkan suatu produk. Kualitas tahu yang

baik sangat tergantung dari beberapa hal diantaranya dilihat dari

kualitas kedelai, kebersihan saat proses produksi, campuran yang

digunakan hingga cara pengemasan produk. Kualitas produk yang

baik akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen sehingga

memudahkan usaha pemasaran. Oleh karena itu, pengusaha tahu

selaku produsen selalu berusaha mengoptimalkan dan

memberikan jaminan terbaik pada kualitas produk yang

dihasilkan. Jaminan yang diberikan diantaranya tahu yang

diproduksi berwarna putih tidak mengkilat karena pembuatannya

tidak menggunakan bahan pemutih maupun formalin sebagai

pengawet, tahu putih tidak kenyal, tahan hingga 1-2 hari jika

disimpan dilemari pendingin, tidak berbau sangit dan tahu tidak

Page 62: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxxv

xxxv

keras juga tidak begitu empuk. Disisi lain, pengusaha tahu tidak

memperlengkapi produk ini dengan kemasan yang tertutup dan

menarik serta pemberian merek. Biasanya tahu yang sudah jadi

dan siap untuk dijual, hanya diletakkan kedalam ember atau

wadah lainnya yang mampu menampung banyak tahu. Adanya

kemasan dan pemberian merek akan menambah biaya produksi

sehingga pengusaha tidak berniat untuk membuat kemasan bagi

produknya.

b) Harga

Harga adalah salah satu variabel pemasaran yang perlu

diperhatikan oleh para pengusaha karena harga akan langsung

mempengaruhi besarnya volume penjualan dan laba yang akan

diperoleh. Pengusaha tahu telah membuat hitungan untuk

menentukan harga yang akan dikenakan pada produknya.

Pengusaha menjual satu cetakan tahu yang berisi 81 tahu dengan

harga berkisar antara Rp. 18.000-Rp. 20.000 dan untuk satuannya,

pedagang menjual tahu seharga Rp. 250-Rp. 300. Harga tahu

tergantung dari ukuran serta ketebalan tahu. Semakin besar

ukuran dan ketebalannya maka semakin tinggi harganya.

Masalah murah atau mahalnya tahu sangat relatif sifatnya

namun menurut pengusaha tahu, harga yang sudah ada sekarang

ini, jika dinaikkan akan menimbulkan protes dari konsumen yang

sudah terbiasa membeli tahu dari pengusaha-pengusaha tersebut.

Kenaikan harga tahu dapat dipengaruhi beberapa hal semisal

kenaikan harga bahan baku atau kenaikan biaya produksi.

c) Promosi

Promosi merupakan kegiatan mengenalkan produk yang

telah dibuat oleh produsen kepada masyarakat luas. Untuk

promosi produknya, pengusaha tahu lebih memilih

mempromosikan produknya dengan personal selling dimana

pengusaha tahu akan menjelaskan secara lisan mengenai

Page 63: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxxvi

xxxvi

produknya. Dan biasanya, beberapa konsumen yang sudah

mengenal produk tahu juga akan membantu pengusaha tahu

memasarkan produknya dengan cara promosi mulut ke mulut.

Promosi dengan cara ini dinilai efektif dan tidak mengeluarkan

banyak biaya kelemahannya adalah produk dikenal hanya sebatas

Kota Surakarta dan belum menjangkau pasar yang lebih luas lagi.

d) Distribusi

Distribusi merupakan masalah lain yang akan dihadapi oleh

pengusaha pada saat produk selesai diproses. Masalah ini

menyangkut cara penyampaian produk ke tangan konsumen

sehingga untuk memudahkan atau memperlancar agar produknya

dapat sampai ke tangan konsumen, pengusaha tahu memerlukan

saluran distribusi. Saluran distrbusi merupakan hal penting dalam

lalu lintas perdagangan dari produsen ke konsumen. Penentuan

jumlah penyalur penting untuk dipertimbangkan sesuai dengan

sifat produk yang ditawarkan. Untuk mendistribusikan produk

tahu agar sampai ke tangan konsumen dengan baik, pengusaha

harus tepat dalam menentukan jumlah penyalur dan pola saluran

distribusi yang dilakukan ada dua pola saluran.

Pola saluran distribusi yang pertama adalah pola saluran

distribusi langsung dimana pengusaha tahu dapat menyampaikan

produk ke tangan konsumen tanpa melalui perantara. Jenis

distribusi ini cocok digunakan sesuai dengan sifat tahu yang

mudah rusak dan tidak tahan lama. Biasanya konsumen jenis pola

saluran ini berdomisili disekitar pabrik atau tempat pembuatan

tahu. Pola saluran distribusi yang kedua adalah pola saluran

distribusi tidak langsung dimana pengusaha tahu memerlukan

perantara agar produknya dapat sampai ke tangan konsumen.

Pengusaha tahu menjual produknya ke pedagang pengecer yang

kemudian akan dipasarkan ke berbagai tempat di Kota Surakarta.

Pemasaran dengan jenis saluran ini, membantu pengusaha untuk

Page 64: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxxvii

xxxvii

memasarkan produknya lebih luas lagi dan dikenal oleh

konsumen luas.

4) Produksi

Untuk memproduksi tahu di gunakan bahan baku pokok yaitu

kedelai. Jenis kedelai terdiri atas 4 macam yaitu kedelai kuning,

kedelai hitam, kedelai coklat dan kedelai hijau. Pengrajin tahu di

Kota Surakarta biasanya menggunakan kedelai kuning. Syarat mutu

kedelai yang baik untuk memproduksi tahu diantaranya yaitu bebas

dari sisa tanaman seperti kulit palangatau biji-bijian, biji kedelai

tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit dan kulit biji

kedelai tidak keriput. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat

tahu sangat mudah diantaranya kedelai, air dan asam cuka yang

dipakai sebagai campuran sari kedelai agar dapat menggumpal

menjadi tahu. Dalam seluruh proses produksi tahu, air bersih sangat

penting, baik untuk mencuci, merendam maupun untuk membuat

sari kedelai. Berikut adalah tahapan dalam proses produksi tahu

yaitu :

a) Kedelai direndam kurang lebih 5-6 jam, kemudian dicuci sampai

bersih.

b) Kedelai digiling dalam sampai halus berbentuk bubur.

c) Bubur kedelai direbus selama setengah atau satu jam dengan

menggunakan wajan berukuran besar. Bahan bakar yang

digunakan cukup sederhana yaitu menggunakan kayu, kulit

kacang, dan kulit padi.

d) Setelah direbus, bubur kedelai diangkat dari tempat merebus

kemudian disaring menggunakan kain kasa. Pemerasan bubur

kedelai ini dilakukan berkali-kali hingga bubur kedelai habis.

e) Air dari perasan bubur kedelai diletakkan di bak kemudian

dicampur dengan asam cuka untuk menggumpalkan.

Page 65: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxxviii

xxxviii

f) Gumpalan atau jonjot putih yang mulai mengendap kemudian

dicetak menjadi tahu. Air asam yang masih ada dipisahkan dari

jonjot-jonjot tahu.

g) Tahu yang sudah dicetak kemudian dipotong-potong dengan

ukuran 2 x 2 cm ataupun 5 x 5 cm, dan siap untuk dijual.

5) Manajemen

Kegiatan industri tahu di Kota Surakarta tidak terlepas dari

prinsip-prinsip manajemen yaitu mengatur kegiatan usaha dengan

tahap-tahap seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan

evaluasi. Industri tahu dalam menjalani kegiatan usahanya memang

belum mampu untuk melaksanakan tahapan dari prinsip manajemen

secara baik akan tetapi industri ini sudah mampu menerapkan prinsip

manajemen dalam mengelola usahanya walaupun tidak secara

sempurna.

Kegiatan perencanaan merupakan kegiatan awal yang

dilakukan sebelum melakukan kegiatan produksi tahu, dengan

adanya kegiatan tersebut pengusaha tahu memiliki standar yang

diharapkan dalam memproduksi. Pengusaha menghitung kebutuhan

sarana produksi dan mempersiapkan cara-cara khusus untuk

menangani suatu masalah ketika kegiatan produksi tahu mengalami

hambatan. Kegiatan pengorganisasian industri tahu diantaranya

melakukan koordinasi antar pekerja dalam melaksanakan kegiatan

produksi tahu. Pengusaha bekerja sesuai konsep yang telah

ditetapkan berdasarkan perencanaan.

Kegiatan pengawasan dan evaluasi belum diterapkan secara

sempurna oleh para pengusaha tahu. Mereka melakukan kegiatan

pengawasan hanya sebatas pada pengawasan stok bahan baku, akan

tetapi pengawasan dalam kegiatan produksi maupun dalam

pengolahan limbah belum terlaksana dengan baik. Masalah

pengolahan limbah menjadi hal sangat penting untuk diperhatikan

karena selama ini limbah dari industri tahu merugikan bagi

Page 66: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xxxix

xxxix

lingkungan. Kegiatan evaluasi seharusnya dilakukan setiap tahapan

dalam produksi, maksudnya adalah melihat kejadian-kejadian yang

terjadi ketika kegiatan memproduksi tahu berlangsung. Evaluasi

berguna untuk menentukan perencanaan yang tepat guna

menghasilkan tahu yang baik dalam hal kualitas dan kuantitasnya.

Akantetapi, industri tahu di Kota Surakarta memiliki manajemen

yang rendah dengan beberapa kelemahan sehingga kegiatan evaluasi

ini kurang terlaksana dengan baik.

b. Analisis Faktor Eksternal

1) Pemerintah

Pemerintah Kota Surakarta memiliki peran untuk

keberlangsungan industri kecil tahu. Pemerintah melalui beberapa

peraturan dan kebijakannya, mengharapkan bahwa industri kecil

tahu mampu untuk bertahan bahkan lebih berkembang. Salah satu

peran pemerintah yaitu memberikan bantuan berupa subsidi kedelai

bagi para pengusaha tahu yang kesulitan dalam mendapatkan kedelai

ketika harga kedelai melonjak tinggi. Kebijakan lainnya yaitu

pemerintah memfasilitasi bantuan modal bagi para pengusaha tahu

yang kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya. Bantuan

modal ini dapat diperoleh dengan mengirimkan proposal kepada

Dinas Koperasi. Selain itu, peran pemerintah dalam mendukung

usaha pemasaran tahu di Kota Surakarta ialah mengundang para

pelaku usaha industri kecil tahu untuk mengikuti pameran kuliner

yang diadakan oleh Pemerintah Daerah setiap dengan fasilitas stan

yang akan disediakan oleh pemerintah.

2) Pesaing

Pemasaran tahu di Kota Surakarta tidak terlepas dari

persaingan yang cukup ketat antar pengusaha diluar sentra industri

maupun pengusaha yang berada di luar Kota Surakarta. Pesaing

industri tahu Kota Surakarta berasal dari wilayah lain seperti

Page 67: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xl

xl

Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Sukoharjo.

Pesaing dari Kabupaten Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo

memiliki tahu yang tidak jauh berbeda dengan tahu produksi

Surakarta akantetapi yang menjadi permasalahannya ialah tahu

produksi dari daerah pesaing merambah pasar yang ada di dalam

Kota surakarta sehingga pengusaha yang berada didalam Kota

Surakarta harus bersaing memperebutkan pasar. Selain dari

persaingan pasar, kualitas dan kuantitas tahu dari daerah pesaing

tidak jauh berbeda akan tetapi daerah pesaing sudah menggunakan

teknologi yang lebih maju sehingga kualitas dan kuantitas tahu yang

diberikan mampu menyaingi kualitas dan kuantitas tahu produksi

Kota Surakarta. Selain itu, persaingan terhadap produk sejenis

lainnya seperti tempe, juga banyak mempengaruhi pemasaran tahu.

Banyaknya produk dari pesaing ini menyebabkan harga tawar

pembeli yang rendah karena produk berlimpah.

3) Konsumen

Pembeli atau pelanggan mempengaruhi industri melalui

kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga dan permintaan

terhadap kualitas produk yang lebih baik. Dalam bentuk yang lain

kemampuan pelanggan dapat menjadi penghalang masuknya suatu

industri ke dalam suatu daerah apabila sudah terbentuk kepercayaan

pelanggan pada produk tertentu. Hal tersebut juga yang dialami pada

industri tahu di Kota Surakarta dalam pemasaran produk. Adanya

kepercayaan dari konsumen tahu membuat pengusaha mampu untuk

memproduksi tahu sesuai dengan permintaan konsumen. Konsumen

tahu biasanya hanya berasal dari dalam Kota Surakarta. Konsumen

merupakan konsumen rumah tangga yang membeli produk tahu

untuk dikonsumsi dan konsumen produk tahu tidak terbatas usia dan

pendapatan yang diperoleh.

4) Pemasok bahan baku

Page 68: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xli

xli

Pemasok bahan baku kedelai sangat penting bagi

berlangsungnya produksi tahu di Kota Surakarta. Tanpa adanya

pemasok bahan baku, produksi tahu tidak akan berjalan. Pemasok

bahan baku kedelai berasal dari berbagai tempat seperi pemasok

yang berasal dari daerah Mojosongo dan Surakarta. Pemasok bahan

baku mendapatkan pasokan kedelai dari petani-petani yang berasal

dari daerah Praci, Batu, Purwodadi, Sragen, Gemolong, Nganjuk

atau Madura. Jika salah satu daerah tidak dapat memenuhi

permintaan kedelai, biasanya pemasok akan meminta pasokan bahan

baku dari daerah lainnya yang mampu untuk memenuhi permintaan

akan kedelai.

Pemasok kedelai harus menyediakan kedelai sesuai standar

yang diminta/diinginkan oleh pengusaha tahu yaitu kedelai baru

dengan kualitas baik, tidak ada biji mati, garing dan kering, berwarna

kuning serta tidak ada bekasan serangan hama dan bebas dari

penyakit serta kulit kedelai tidak boleh keriput. Pemasok bekerja

selama 6 hari kerja dan biasanya untuk mendapatkan kedelai,

pengusaha datang langsung ke gudang pemasok. Sistem pembayaran

yang dilakukan adalah dengan cara pengusaha tahu memesan

terlebih dahulu kedelai yang akan dibeli kemudian pengusaha

membayar dimuka atau dapat dibayar dengan cara dicicil dengan

tempo waktu tertentu. Adanya kerjasama serta kepercayaan antar

pengusaha tahu dan pemasok bahan baku mendatangkan keuntungan

dan hubungan yang baik selama ini.

5) Lembaga pemasaran

Adanya jarak antara produsen dan konsumen akhir akan

memerlukan keterlibatan beberapa pedagang perantara untuk

menyalurkan produk dari produsen ke tangan konsumen akhir.

Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen akan

mengakibatkan relatif panjangnya saluran pemasaran yang dapat

mengakibatkan tingginya harga beli yang harus dibayar oleh

Page 69: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xlii

xlii

konsumen akhir. Perantara saluran pemasaran tahu di Kota Surkarta

adalah melalui pedagang pengecer. Pedagang eceran (retailer)

adalah pedagang yang mengambil barang dan menjualnya kembali

langsung kepada konsumen. Pedagang eceran mengambil tahu

secara langsung di tempat produksi tahu pada waktu dini hari dan

sore hari. Beberapa pedagang menjual tahu 2 kali dalam sehari.

Pedagang eceren membantu pengusaha tahu memasarkan produk

tahu ke berbagai tempat seperti memasarkan ke pasar-pasar yang

berada di Kota Surakarta diantaranya Pasar Legi, Pasar Gede, Pasar

Nusukan, Pasar Mojosongo. Selain itu, beberapa pedagang eceran

membantu memasarkan ke Rumah Sakit Brayat Minulya dan Dr.Oen

Kandang Sapi, mendatangi langsung konsumen yang berada di

komplek perumahan serta ke pabrik Sritex.

Harga yang dipatok oleh pedagang eceran tidak berbeda jauh

dengan harga yang berasal dari pengusaha tahu. Jika pengusaha tahu

menjual 1 cetakan tahu yang berisi 81 potong dengan harga berkisar

antara Rp. 18000-Rp. 20.000 per cetakan atau seharga Rp. 222 per

buah, maka pedagang akan menjual tahu seharga Rp. 250 - Rp. 300

per buah.

Sebagian pedagang eceran yang membantu pengusaha tahu

untuk memasarkan produk tahu hingga sampai ke tangan konsumen

adalah bagian dari keluarga dari pengusaha tahu sehingga pedagang

tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk mengambil tahu

dan sebagian lainya adalah pedagang yang berlokasi tidak jauh dari

tempat produksi tahu sehingga hal ini menguntungkan bagi

pedagang.

6) Teknologi

Teknologi pengolahan pangan pada saat ini sudah berkembang

maju sehingga perkembangan ini membawa dampak yang positif

bagi para pelaku usaha pembuatan tahu. Perubahan dan penemuan

teknologi mempunyai dampak signifikan terhadap banyak

Page 70: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xliii

xliii

organisasi. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan

ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan

strategi. Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan

kompetitif yang lebih berdaya guna ketimbang keunggulan yang

sudah ada (David, 2004). Adanya perkembangan teknologi

pengolahan pangan yang berkembang di masyarakat seperti mesin

boiler, alat pencetak tahu dan perebusan yang terbuat dari bahan

alumunium, perkembangan media promosi melalui internet dan lain

sebagainya, menjadikan peluang bagi pengusaha untuk dapat

memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut dengan baik

sehingga membawa dampak yang positif bagi pengusaha.

2. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal maka dapat

diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

berpengaruh terhadap pemasaran tahu di Kota Surakarta. Adapun faktor-

faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Kondisi Keuangan

· Modal usaha terbatas

Sumber Daya Manusia

· Pengalaman usaha di bidang industri tahu

· Hubungan yang baik antar pengusaha

· Tingkat pendidikan yang masih rendah

Pemasaran · Saluran distribusi yang pendek

· Kualitas produk tahu baik

· Tidak adanya keragaman produk

· Promosi terbatas

Page 71: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xliv

xliv

Produksi · Kontinuitas produksi terjamin

· Pengelolaan kurang higienis

Manajmen · Belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik

· Limbah belum dikelola secara optimal

Faktor Eksternal

Peluang Ancaman

Pemerintah · Adanya perhatian dari pemerintah

· Implementasi kebijakan/peraturan rendah

· Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari Dinas Koperasi

Pesaing · Adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu antar industri tahu

Konsumen · Adanya kepercayaan dari konsumen

Pemasok Bahan Baku

· Kontinuitas bahan baku terjamin

· Adanya fluktuasi harga bahan baku

Lembaga Pemasaran

· Pedagang membantu memperluas pemasaran

Teknologi · Perkembangan teknologi pengolahan pangan

Sumber : Analisis Data Primer a. Identifikasi Faktor Kekuatan

1) Pengalaman usaha di bidang industri tahu

Pengalaman produksi dalam mengolah sangat

diperlukan untuk menunjang kualitas tahu yang dihasilkan.

Lamanya pengalaman dalam memproduksi tahu menjadi

kekuatan bagi pengusaha tahu karena pengalaman yang

cukup lama membuat pengusaha tahu mengetahui bagaimana

cara membuat tahu yang berkualitas dan sesuai dengan

permintaan konsumen. Pengusaha tahu akan lebih mahir

Page 72: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xlv

xlv

menentukan sikap apa yang harus diambil ketika kondisi

perekonomian berubah atau ada hambatan dari lingkunga

sekitar.

Contohnya adalah pada tahun 2007 ketika harga kedelai

melonjak tinggi, dengan pengalaman yang cukup lama dan

telah melewati berbagai kejadian, pengusaha tahu

mengetahui langkah apa yang sebaiknya dilakukan agar

usaha mereka tidak merugi. Pengusaha tidak menaikkan

harga tahu per buah akan tetapi mereka mengurangi

ketebalan dari tahu itu sendiri. Jika sebelum harga kedelai

melonjak, ketebalan tahu sekitar 2-3 cm dan ketika harga

kedelai melonjak, ketebalan tahu berkurang hingga 1-2 cm.

Pengalaman pengusaha yang cukup lama dalam industri tahu

ini yang membuat konsumen percaya untuk mengkonsumsi

tahu produksi Kota Surakarta.

2) Hubungan yang baik antar pengusaha

Hubungan baik yang terjalin antar pengusaha tahu

sangat baik. Hal ini merupakan salah satu kekuatan dalam

usaha pemasaran tahu di Kota Surakarta. Antar pengusaha

tahu menjalin hubungan yang tidak merugikan masing-masing

pihak. Hubungan baik ini tercermin dari beberapa kegiatan,

misalnya adalah kegiatan diskusi yang diadakan setiap satu

bulan sekali untuk sekedar bertukar informasi maupun

membahas masalah-masalah yang dihadapi oleh pengusaha

tahu. Waktu kegiatan diskusi memang tidak selalu rutin

diadakan sebulan sekali akantetapi pengusaha tahu benar-

benar memanfaat kegiatan diskusi ini untuk mendapatkan

informasi sekaligus memperluas jaringan sosial. Kegiatan

diskusi antar pengusaha tahu bermanfaat bagi pelaku usaha

karena dengan kegiatan ini, pengusaha tahu mengetahui akan

Page 73: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xlvi

xlvi

informasi yang terbaru dan dapat memperluas jaringan yang

lebih baik.

Selain kegitan diskusi, biasanya ada beberapa kelompok

pengusaha yang berdiri atas inisiatif mereka sendiri. Beberapa

kelompok ini terdiri dari pengusaha-pengusaha yang

berdomisili dalam satu wilayah. Kelompok ini pernah

mengadakan kunjungan/study tour ke daerah lain seperti

Jawa Timur untuk menambah perbekalan sekaligus

menambah jaringan sosial.

3) Saluran distribusi yang pendek

Pola saluran distribusi tahu di sentra industri tahu Kota

Surakarta adalah :

a) Produsen Konsumen

b) Produsen Pengecer Konsumen

Saluran distribusi tahu di sentra industri tahu Kota

Surakarta merupakan saluran distribusi yang pendek. Hal ini

sesuai dengan sifat dari produk tahu itu sendiri yang mudah

rusak sehingga dengan saluran distribusi yang pendek, tahu

dapat sampai ke tangan konsumen dengan kondisi yang tidak

rusak. Jika saluran distribusi tahu cukup panjang maka dapat

dipastikan bahwa tahu yang akan sampai ke tangan

konsumen berada dalam kondisi yang sudah rusak atau tidak

baik untuk dikonsumsi. Semakin dekat jarak antara produsen

dan konsumen mengakibatkan relatif pendeknya saluran

pemasaran sehingga harga beli yang harus dibayar oleh

konsumen akhir tidak terlalu tinggi.

Saluran yang lebih sering digunakan adalah saluran dari

produsen melalui pengecer hingga akhirnya sampai ke tangan

konsumen. Melalui saluran ini, ada banyak segmen konsumen

yang dituju karena biasanya pengecer menjual tahu yang

didapat dari produsen di pasar-pasar yang ada di Kota

Page 74: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xlvii

xlvii

Surakarta. Namun, ada juga konsumen yang langsung

mendatangi pengusaha untuk membeli tahu. Segmen pasar

yang dituju oleh pengusaha tahu adalah konsumen rumah

tangga, maka saluran pemasaran melalui pedagang pengecer

dianggap paling efektif untuk mempercepat produk dapat

sampai ketangan konsumen rumah tangga.

4) Kualitas produk tahu baik

Tahu produksi Kota Surakarta merupakan tahu yang

layak dan aman untuk dikonsumsi karena tahu yang

diproduksi oleh pengusaha tahu terbuat dari bahan-bahan

yang aman untuk dikonsumsi. Produk tahu dapat bertahan

hingga lebih dari sehari karena tahu yang dihasilkan terbuat

dari bahan-bahan yang tidak mengandung zat pewarna tekstil

dan zat pengawet yang berbahaya lainnya. Tahu yang di

produksi terbuat dari kedelai sebagai bahan utama, asam

cuka atau kapur sulfat untuk menggumpalkan serta air.

Walaupun dilihat dari segi pengolahan, produk tahu ini

belum termasuk dikelola secara higienis, akantetapi pada

dasarnya tahu dibuat tanpa menggunakan bahan-bahan yang

berbahaya, sehingga memiliki kualitas yang baik. Dengan

demikian, pengusaha mampu menciptakan kesan diingatan

konsumen bahwa tahu yang diproduksi merupakan tahu tanpa

menggunakan bahan-bahan berbahaya.

5) Kontinuitas produksi terjamin

Pengusaha tahu tidak pernah mengalami kekurangan

pasokan bahan baku. Tetap tersedianya pasokan bahan baku

dari pemasok terkait kontinuitas produksi tahu terjamin setiap

harinya. Setiap ada permintaan tahu, pengusaha selalu dapat

memenuhi permintaan tersebut. Setiap hari pengusaha

mampu memproduksi 300 kg sampai dengan 700 kg kedelai

dan tahu yang dihasilkan pun selalu habis terjual. Adanya

Page 75: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xlviii

xlviii

kepastian dan jaminan bahwa pasokan kedelai selalu ada dan

permintaan konsumen yang cenderung stabil menjadikan

kekuatan bahwa kontinuitas produksi tahu oleh pengusaha

terjamin.

b. Identifikasi Faktor Kelemahan

1) Modal usaha terbatas

Permodalan merupakan salah satu aspek penting dalam

menjalankan suatu usaha. Permodalan untuk menjalankan

usaha pemasaran tahu masih terbatas. Modal sebagian besar

berasal dari milik pribadi sehingga untuk mengembangkan

usaha ataupun untuk perluasan pemasaran tidak mudah.

Dalam menjalankan usahanya, pengusaha hanya memutar

modal yang didapat dari hasil penjualan, malah terkadang

modal untuk melakukan produksi berikutnya tertahan karena

beberapa pedagang baru membayar kepada pengusaha yaitu

tiga hari kemudian.

Pengusaha membutuhkan modal selain untuk

menjalankan produksi untuk selanjutnya juga untuk membeli

beberapa peralatan yang mendukung kegiatan produksi

seperti pembelian alat-alat yang lebih praktis dan berteknologi

tinggi sehingga harapan pengusaha, mereka dapat membuat

tahu dengan waktu yang lebih cepat tanpa harus

menggunakan tenaga kerja.

2) Tingkat pendidikan yang rendah

Tingkat pendidikan pengusaha tahu beragam, mulai dari

lulusan Sekolah Dasar hingga lulusan Sekolah Menengah

Atas. Namun ada beberapa pengusaha tahu yang tidak

menamatkan pendidikannya dibangku sekolah dasar. Rata-

rata tingkat pendidikan pengusaha tahu yang berada di sentra

industri tahu Kota Surakarta ialah lulusan Sekolah Dasar.

Tingkat pendidikan yang rendah berpengaruh pada

Page 76: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

xlix

xlix

keterampilan dan pengetahuan untuk memproduksi dan

memasarkan produk tahu dengan baik. Semua orang dapat

membuat tahu tapi tidak semua orang mengetahui bagamaina

cara membuat tahu dengan kualitas yang baik dan bagaimana

cara memasarkan tahu dengan tepat.

3) Tidak adanya keragaman produk

Produk tahu yang dihasilkan adalah tahu putih yang

biasanya digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Pengusaha

jarang memproduksi tahu jenis lainnya seperti tahu kuning,

tahu sutera, dan tahu kering beku. Hal ini masih terkait

dengan permintaan kosumen di Kota Surakarta yang lebih

tertarik dengan tahu putih. Tidak adanya keragaman produk

berakibat pada produksi dan penjualan yang statis.

Walaupun permintaan nyatanya lebih banyak pada jenis

tahu putih, sebaiknya pengusaha mencari inovasi atau

keragaman dari produk tahu. Pengusaha tahu dapat membuat

berbagai macam produk olahan tahu seperti tahu goreng

dengan berbagai macam isian, tahu keripik atau berbagai

olahan lainnya yang sifatnya lebih tahan lama dan dengan

adanya olahan tahu yang beragam maka akan meningkatkan

nilai tambah tahu dan memberikan keuntungan bagi

pengusaha tahu.

4) Promosi terbatas

Pemasaran yang selama ini dilakukan hanya melalui

mulut ke mulut para pelanggan. Hal ini menurut beberapa

pengusaha dinilai lebih efektif dan murah jika dibandingkan

dengan promosi melalui media cetak dan elektronik. Promosi

yang hanya sebatas mulut ke mulut selain efektif, juga tidak

membutuhkan banyak biaya. Promosi lewat mulut ke mulut

selama ini dianggap cukup menguntungkan, namun memiliki

kelemahan yaitu belum mencakup wilayah yang lebih luas

Page 77: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

l

l

lagi. Karena pemasaran yang dilakukan sebatas dari mulut ke

mulut, maka pemasaran tahu juga hanya sebatas di Kota

Surakarta.

5) Pengelolaan kurang higienis

Proses pembuatan tahu kurang higienis dilihat dari cara

pembuatan, alat produksi dan kebersihan lingkungan.

Pengusaha tahu kurang menjaga kebersihan saat

memproduksi tahu sehingga berpengaruh pada kualitas tahu

yang dihasilkan.

Jika dilihat langsung ke pabrik pembuatan tahu, maka

akan menemukan beberapa peralatan yang tampak tidak

terawat dan tidak bersih. Dimulai dari alat penggiling kedelai,

alat perebus, alat penyaring, alat pemotong, serta ember

untuk menyimpan hasil perasan kedelai. Selain dari alat,

ternyata faktor tenaga kerja juga menyebabkan pengelolaan

tahu kurang higienis karena beberapa pekerja ini tidak

menggunakan sarung tangan, celemek bahkan tidak

menggunakan pakaian atas ketika sedang bekerja.

Lingkungan produksi yang kotor seperti berada satu atap

dengan kandang ayam, digunakan sebagai tempat

penyimpanan barang-barang bekas dan terkesan gelap

karena kurang ventilasi, merupakan salah satu penyebab

kurang higienisnya tahu.

6) Belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik

Industri tahu yang dijalankan sebagian besar merupakan

usaha yang sifatnya turun temurun dan dikelola dengan

manajemen keluarga. Usaha yang dikelola dengan

menggunakan manajemen tradisional belum menerapkan

salah satu prinsip manajemen modern yaitu pengawasan dan

evaluasi secara baik. Pengusaha tahu lebih banyak

menekankan bagaimana menghasilkan keuntungan yang

Page 78: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

li

li

sebanyak-banyaknya tanpa melakukan kegiatan pengawasan

baik pada saat proses produksi hingga pasca produksi serta

kegiatan evaluasi yang nantinya kegiatan evaluasi ini akan

banyak membantu pengusaha tahu untuk memperbaiki

kekurangan dari usaha mereka.

Prinsip penerapan manajemen modern akan membantu

pengusaha tahu untuk mengetahui posisi dan job deskripsi

yang menjadi tanggung jawab pekerjanya untuk melakukan

usahanya. Dalam hal ini sebaiknya struktur organisasi industri

harus dirancang sedemikian rupa sehingga budaya kerja

dapat dibangun dan hubungan antar tugas jelas terlihat.

7) Limbah belum dikelola secara optimal

Limbah air dari hasil produksi seringkali dibuang begitu

saja ke saluran-saluran pembuangan air secara sembarang.

Limbah biasanya dibuang ke saluran didepan rumah dan

secara sembarangan dialirkan ke sungai-sungai kecil disekitar

pemukiman penduduk sehingga menimbulkan bau yang tidak

sedap. Pengusaha-pengusaha ini belum mendapatkan

pengarahan serta informasi secara jelas dari pihak pemerintah

yang membina industri-industri tahu untuk mengolah limbah

air dari hasil produksi.

Sebenarnya, limbah tahu dapat dikelola secara optimal

dan dapat menghasilkan biogas. Dari beberapa pengusaha

tahu yang ada di sentra industri tahu di Kota Surakarta, hanya

satu pengusaha yang sudah mampu mengolah limbah dengan

baik. Secara singkat, biogas terbentuk dari limbah tahu yang

berupa dialirkan menuju ke satu lubang yang nantinya akan

mengalami equalisasi dan pengendapan filter dalam bak

sedimentasi anaerobik yang berada dibawah tanah. Hasilnya

nanti berupa gas yang dialirkan melalui pipa-pipa yang

Page 79: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lii

lii

tersambung dan gas tersebut dapat digunakan untuk

keperluan sehari-hari seperti untuk memasak.

Pengolahan limbah tahu memang menguntungkan

akantetapi membutuhkan biaya yang cukup besar untuk

membeli alat-alat yang dibutuhkan. Karena hal ini, banyak

pengusaha tahu yang belum mampu mengolah limbah tahu

menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

c. Identifikasi Faktor Peluang

1) Adanya perhatian dari pemerintah

Industri tahu mulai dari skala industri kecil sampai

menengah selalu mendapat perhatian pemerintah daerah.

Bentuk perhatian pemerintah daerah antara lain adanya

subsidi kedelai pada Tahun 2007 dan bantuan permodalan

bagi pengusaha tahu yang ingin mengembangkan usahanya

dengan cara mengirimkan proposal ke Dinas Koperasi bagian

pengembangan usaha kecil dan menengah. Pemerintah juga

pernah memberikan bantuan peralatan produksi secara gratis

kepada para pengusaha tahu.

Selain itu, kegiatan-kegiatan seperti pameran, pesta atau

event kuliner yang diselenggarakan di Kota Surakarta,

pemerintah akan mengundang pengusaha tahu untuk

berpartisipasi sebagai peserta dalam kegiatan pameran

tersebut.

2) Adanya kepercayaan dari konsumen

Kepercayaan yang diberikan konsumen kepada

pengusaha tahu merupakan suatu aset bagi para pengusaha.

Pengusaha tahu di Kota Surakarta telah memperoleh

kepercayaan dari konsumennya, hal ini dapat dilihat dari

kontinyuitas permintaan konsumen terhadap produk tahu yang

cenderung stabil karena tahu merupakan salah satu makanan

rakyat yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan memiliki

Page 80: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

liii

liii

harga yang relatif murah. Konsumen dapat mengkonsumsi

makan murah namun memiliki kandungan gizi.

3) Kontinuitas bahan baku terjamin

Ketersediaan pasokan bahan baku kedelai akan

berkaitan dengan proses produksi dan harga jual tahu.

Kontinuitas pasokan bahan baku kedelai terjamin karena para

pemasok mendapatkan kedelai dari para petani yang berada

di dalam maupun luar Jawa Tengah. Selain kedelai lokal,

pemasok juga mendatangkan kedelai impor yang berasal dari

Negara Amerika Serikat.

Pemasok bahan baku mendapatkan pasokan kedelai

dari petani-petani yang berasal dari daerah Praci, Batu,

Purwodadi, Sragen, Gemolong, Nganjuk atau Madura. Jika

salah satu daerah tidak dapat memenuhi permintaan kedelai,

biasanya pemasok akan meminta pasokan bahan baku dari

daerah lainnya yang mampu untuk memenuhi permintaan

akan kedelai. Selain kedelai yang berasal dari petani dalam

negeri, gudang pemasok juga berisi kedelai yang berasal dari

luar negeri dengan salah satu merek kedelai ‘Soybean’ asal

Amerika Serikat.

4) Pedagang membantu memperluas pasar

Adanya pedagang pengecer dalam sistem penyaluran

produk hingga sampai pada tangan konsumen dapat

membantu pengusaha tahu dalam memasarkan produknya

dan menjangkau pasar lebih luas. Pedagang membantu

memasarkan produk tahu untuk konsumsi rumah tangga,

rumah sakit Brayat Minulya dan Dr. Oen hingga ke pabrik

Sritex. Dengan adanya pedagang pengecer, membantu

pengusaha tahu untuk memperkenalkan serta memperluas

produk mereka sehingga produk mereka tidak hanya beredar

Page 81: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

liv

liv

disekitar lokasi pabrik ataupun hanya beredar dalam satu

kecamatan saja.

5) Perkembangan teknologi pengolahan pangan

Perkembangan teknologi pengolahan pangan terutama

dalam hal memproduksi tahu adalah dengan adanya mesin

pemanas yang sudah menggunakan mesin boiler. Manfaat

dari mesin boiler ini adalah lebih hemat bahan bakar dan

proses pemanasannya lebih cepat. Mesin boiler merupakan

mesin uap yang disalurkan melalui pipa-pipa untuk

memanaskan kedelai yang sudah digiling. Dengan cara ini,

satu mesin boiler dapat disalurkan untuk lima tempat pemanas

sehingga lebih efisien. Sebelum menggunakan mesin boiler

ini, masing-masing pemanas menggunakan tungku sendiri-

sendiri sehingga bahan bakarnya agak boros. Mesin boiler ini

menggunakan bahan bakar kayu yang mudah. Menggunakan

mesin boiler ini mampu menghemat bahan bakar hingga 50

persen dan prosesnya pun lebih cepat. Manfaat lainnya

adalah tahu yang dihasilkan baunya tidak sangit.

d. Identifikasi Faktor Ancaman

1) Implementasi kebijakan/peraturan rendah

Pemerintah memberikan perhatian kepada industri kecil

di Kota Surakarta terutama industri tahu. Ada banyak

kebijakan maupun peraturan yang telah dibuat untuk

membantu pengembangan industri tahu. Contohnya seperti

membuat kelompok-kelompok ditiap daerah yang berfungsi

sebagai sarana antar pengusaha tahu untuk bertukar

informasi maupun untuk kemudahan dalam memberikan

Page 82: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lv

lv

pelatihan bagi pengusaha tahu, memberikan fasilitas untuk

promosi produk mereka jika terdapat event atau kegiatan

mengenai kuliner di Kota Surakarta.

Kenyataannya, program-program tersebut tidak

terlaksana dengan baik. Pemerintah belum mampu merangkul

semua industri kecil tahu di Kota Surakarta. Selain itu,

perhatian pemerintah belum optimal dimana dalam 10 tahun

terakhir ini, pemerintah hanya memberikan bantuan berupa

subsidi kedelai pada tahun 2007 dan bantuan peralatan pada

tahun 2004 yang ternyata tidak seluruhnya didapatkan oleh

pengusaha yang benar-benar membutuhkan peralatan

tersebut.

2) Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari

Dinas Koperasi

Dinas Koperasi Kota Surakarta memberikan bantuan

kepada para pengusaha tahu yang ingin mengembangkan

usahanya dan bantuan tersebut berupa pinjaman modal. Ada

prosedur untuk dapat meminjam modal dari Dinas Koperasi

yaitu pengusaha tahu atau kelompok pengusaha tahu

mengirimkan proposal yang berisi rincian kegiatan serta modal

yang diperlukan untuk menunjang kegiatan yang akan

dijalankan. Setelah mengirimkan proposal, perwakilan Dinas

Koperasi akan langsung turun ke lapangan untuk meninjau

lokasi usaha. Jika usaha tersebut layak, maka Dinas Koperasi

akan memberikan pinjaman modal dan pengusaha harus

mengembalikan pinjaman tersebut dengan waktu berkala

serta bunga pinjaman 0,5-1,2 persen pertahun, tergantung

dari harga dollar. Pembayaran pada tahun pertama dan kedua

hanya berupa bunga pinjaman, setelah itu pengusaha

membayar angsuran beserta bunganya.

Page 83: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lvi

lvi

Secara teori terlihat mudah, akan tetapi kenyataannya

pengusaha tahu jarang sekali mendapatkan pinjaman modal

dengan berbagai alasan seperi usaha yang tidak layak dan

tidak berprospek. Alasan lain pengusaha tahu tidak meminjam

modal dari Dinas Koperasi adalah proses yang berbeli-belit

dan membutuhkan waktu yang cukup lama agar proposal

disetujui dan pinjaman dapat dicairkan. Pengusaha lebih

cenderung untuk mendapatkan pinjaman modal di Bank-Bank

seperti Bank BRI atau Bank Danamon yang tidak memerlukan

waktu yang cukup lama.

3) Adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu antar industri

tahu

Banyaknya pengusaha tahu yang berasal dari luar sentra

industri tahu mengakibatkan persaingan yang tinggi.

Persaingan antara produk sejenis di luar sentra industri tahu

dan sekitarnya dapat menjadi ancaman jika produk yang

dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik atau harga yang

lebih murah.

Pesaing berasal dari luar sentra industri yaitu dari daerah

Sukoharjo, Karanganyar atau Sragen. Sebagian pesaing ini

juga ikut menjual tahu dipasar-pasar yang ada di Kota

Surakarta. Selain pesaing sejenis, pesaing produk yang tidak

sejenis juga menjadi ancaman seperti pesaing yang menjual

produk yang juga berbahan baku kedelai seperti tempe.

4) Adanya fluktuasi harga bahan baku

Fluktuasi harga bahan baku kedelai akan mempengaruhi

produksi dan harga jual tahu. Modal untuk bahan baku

bertambah, biaya produksi meningkat, produksi tahu dapat

menurun atau tetap dan hal ini akan menyebabkan harga jual

produk naik dan ini dapat menjadi ancaman bagi besar

kecilnya penjualan.

Page 84: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lvii

lvii

Keputusan yang diambil oleh pengusaha tahu dengan

adanya kenaikan harga bahan baku yaitu tidak menaikkan

harga juak tahu tetapi ketebalan tahu dikurangi. Jika sebelum

harga bahan baku naik, ketebalan tahu mencapai 3-4 cm

namun dengan naiknya harga kedelai, ketebalan tahu

berkurang 1-2 cm tergantung seberapa besar kenaikan harga

kedelai. Jika keputusan yang diambil adalah menaikkan harga

tahu, pengusaha yakin bahwa konsumen akan menolak

kenaikan tersebut.

3. Alternatif Strategi

Untuk merumuskan alternatif strategi yang diperlukan dalam

pemasaran tahu di Kota Surakarta digunakan analisis Matriks SWOT.

Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan

internal sehingga dihasilkan rumusan strategi pemasaran tahu di Kota

Surakarta. Matriks ini menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif

strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.

Page 85: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lviii

lviii

Tabel 22. Matriks SWOT Pemasaran Tahu di Kota Surakarta Kekuatan/ Strength (S)

1. Pengalaman usaha di bidang industri tahu

2. Hubungan yang baik antar pengusaha

3. Saluran distribusi yang pendek

4. Kualitas produk tahu baik

5. Kontinuitas produksi terjamin

Kelemahan/Weakness(W)

1. Modal usaha terbatas 2. Tingkat pendidikan

yang masih rendah 3. Tidak adanya

keragaman produk 4. Promosi terbatas 5. Pengelolaan kurang

higienis 6. Belum melaksanakan

pengawasan dan evaluasi secara baik

7. Limbah belum dikelola secara optimal

Peluang/Opportunities(O)

1. Adanya perhatian dari pemerintah

2. Adanya kepercayaan dari konsumen

3. Kontinuitas bahan baku terjamin

4. Pedagang membantu memperluas pemasaran

5. Perkembangan teknologi pengolahan pangan

Strategi S-O

1. Mempertahankan kualitas produk dengan pemanfaatan perkembangan teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen. (S1,S4,O2,O5)

2. Membentuk asosiasi/serikat pengusaha tahu guna menjaga bargaining position terhadap pemasok (S2,S5,O3,O4)

Strategi W-O

1. Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner. (W3,W4,O1,O2)

2. Peningkatan kualitas SDM melalui program-program dari pemerintah. (W2,O1)

Ancaman/Threats (T)

1. Implementasi kebijakan/peraturan rendah

2. Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari Dinas Koperasi

3. Adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu antar industri tahu

Strategi S-T

1. Meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing. (S4,S5,T3)

2. Meningkatkan efisiensi pemasaran dengan menjalin

Strategi W-T

1. Penggunaan SOP secara sederhana guna keefektifan dan efissien. (W1,W5,W6,W7,T1,T2,T4)

2. Peningkatan jejaring permodalan dan promosi melalui kemasan produk serta peningkatan SDM

Page 86: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lix

lix

4. Adanya fluktuasi harga bahan baku

kemitraan. (S2,S3,T1,T2,T4)

(W1,W2,W4,T2)

Sumber : Analisis Data Primer

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang

menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam

pemasaran tahu di Kota Surakarta, maka diperoleh beberapa alternatif

strategi yang dapat dipertimbangkan, antara lain:

a. Strategi S-O

Strategi S-O (Strength-Opportunity) atau strategi kekuatan-

peluang adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk

memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi S-O yang dapat

dirumuskan adalah :

1) Mempertahankan kualitas produk dengan pemanfaatan

perkembangan teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen.

Saat ini, perkembangan teknologi untuk memproduksi tahu

sudah cukup banyak dan bervariasi. Tidak hanya ketel uap yang

dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tahu, akantetapi masih

banyak lagi teknologi yang dapat digunakan. Pengusaha tahu dapat

memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memproduksi tahu

sehingga dapat membuat tahu lebih enak, higienis dan tahan lama

sehingga konsumen tidak akan pindah ke produk lainnya

2) Membentuk asosiasi/serikat pengusaha tahu guna menjaga

bargaining position terhadap pemasok.

Dengan membentuk asosiasi atau serikat antar pengusaha

tahu, memudahkan pengusaha untuk membeli kedelai dengan harga

yang lebih murah. Selain itu, dengan adanya asosisi atau serikat ini,

pengusaha sebagai pihak yang memiliki posisi tawar berhak untuk

menentukan harga jual tahu ketika harga kedelai naik dipasaran.

Page 87: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lx

lx

secara bersama-sama dapat memperkuat posisi tawar di pasar ketika

harga kedelai naik dan akan mempengaruhi harga jual tahu.

b. Strategi W-O

Strategi W-O (Weakness-Opportunity) atau strategi kelemahan-

peluang adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk

memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang dapat

dirumuskan adalah :

1) Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk

dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner.

Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan

volume penjualan suatu produk, salah satunya adalah dengan

membuat diversifikasi dari produk tersebut. Tahu tidak hanya dapat

diolah menjadi tahu goreng akantetapi tahu dapat didiversifikasikan

menjadi berbagai macam produk. Diversifikasi dari produk tahu

dapat dilakukan oleh pengusaha tahu untuk meningkatkan volume

penjualan karena dengan menciptakan diversifikasi dari produk ini

yang sesuai dengan selera konsumen dapat meningkatkan nilai

tambah tahu dan meningkatkan keuntungan.

Disisi lain, pemerintah juga memberikan perhatian mengenai

kebijakan-kebijakan kuliner di Kota Surakarta. Pemerintah

memberikan perhatiannya bagi industri kecil dengan membuat

kebijakan-kebijakan mengenai kuliner.

2) Peningkatan kualitas SDM melalui program-program dari

pemerintah

Sumberdaya manusia (SDM) adalah salah satu faktor penentu

berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya.

Rendahnya tingkat daya saing industri kecil dan menengah

disebabkan juga oleh kualitas SDM yang cukup rendah. Banyak cara

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM industri-

industri kecil dan menengah melalui program-program yang

diselenggarakan oleh pemerintah, antara lain dengan pelatihan bagi

Page 88: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxi

lxi

para pelaku usaha serta serta studi banding antar pelaku usaha

sehingga menjadikan industri ini lebih kuat dalam persaingan di

dunia usaha lokal ataupun global.

c. Strategi S-T

Strategi W-T (Weakness-Threat) atau strategi kelemahan-

ancaman adalah strategi defensif untuk meminimalkan kelemahan

internal dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang

dapat dirumuskan adalah :

1) Meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan

manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing.

Agar suatu produk mampu bersaing dengan produk pesaing,

maka kualitas produk tersebut harus menjadi perhatian. Kualitas tahu

yang baik sangat tergantung dari berbagai faktor, salah satunya

dengan manajemen produksi yang baik. Pengusaha tahu wajib untuk

terus meningkatkan kualitas dari produk mereka dan menjaga

kontinuitas produk agar mampu meningkatkan daya saing sehingga

tetap bertahan dalam usahanya dan mampu meningkatkan laba.

2) Meningkatkan efisiensi pemasaran dengan menjalin kemitraan.

Efisiensi pemasaran tahu dapat dilaksanakan, salah satunya

dengan menjalin kemitraan, baik antar pengusaha, pedagang dan

koperasi. Dengan menjalin kemitraan, pengusaha merasakan manfaat

karena dapat memperoleh bahan baku secara kontinyu dari pemasok,

pedagang memperoleh produk dari pengusaha secara kontinyu atau

pengusaha dapat bekerjasama dengan pedagang dalam peningkatan

akses pasar bagi produknya. hubungan kemitraan ini juga merupakan

suatu strategi bisnis dengan prinsip saling membutuhkan dan saling

membesarkan.

d. Strategi W-T

Page 89: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxii

lxii

Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman

adalah strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki

dalam menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat

dirumuskan adalah :

1) Penggunaan SOP secara sederhana guna keefektifan dan efissien.

SOP (Standar Operasional Prosedur) merupakan suatu

standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong

dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan

perusahaan. Penggunaan SOP secara sederhana pada industri tahu

dapat membantu karena di dalam SOP memperjelas alur tugas,

wewenang dan tanggung jawab, pedoman dalam melaksanakan

pekerjaan rutin, memuat langkah operasional guna menyelesaikan

suatu tugas dengan cepat ,tepat waktu dan tepat biaya, mengatur apa

yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan harus

dilaksanakan, bagaimana mengerjakannya yang secara disiplin

diterapkan, dan dievaluasi pada waktu-waktu tertentu dalam rangka

improvement agar lebih efektif dan efisien.

2) Peningkatan jejaring permodalan dan promosi melalui kemasan

produk serta peningkatan SDM.

Peningkatan jejaring permodalan dapat dilakukan dengan

cara memperluas akses bagi pengusaha agar dapat memperoleh

modal dari lembaga pembiayaan non pemerintah semisal dari bank,

koperasi dan lembaga pembiayaan lainnya. Pemerintah dalam hal ini

sebagai fasilitator bagi pengusaha unuk memperoleh modal dari

lembaga pembiayaan. Dengan adanya modal, diharapkan pengusaha

mampu meningkatkan promosi produknya melalui kemasan produk

yang dibuat lebih menarik serta informative dan mampu

meningkatkan sumberdaya manusia yang berada didalamnya.

4. Prioritas Strategi

Page 90: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxiii

lxiii

a. Mempertahankan kualitas produk dengan pemanfaatan perkembangan

teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen (5,099)

Tahu dengan kualitas yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Tidak hanya dilihat dari sisi kualitas bahan bakunya saja, akan tetapi

ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Salah

satunya adalah dengan penggunaan peralatan produksi yang tepat agar

menghasilkan tahu dengan kualitas baik guna menjaga kepercayaan

konsumen.

Saat ini perkembangan teknologi sebagai alat produksi tahu sudah

berkembang namun banyak yang tidak memanfaatkannya. Ketel uap

merupakan salah satu alat yang dirancang dengan empat bagian utama

seperti tabung ketel untuk memasak, cerobong asap untuk mengalirkan

uap, sistem pengaman serta kontrol air yang secara otomatis

mengendalikan masukan air kedalam tabung ketel. Ketel ini juga

dirancang dengan bahan bakar limbah berupa sekam padi atau limbah

gergaji kayu. Penggunaan bahan bakar minyak mulai dihindari seiring

dengan langkanya sumber bahan bakar tersebut di pasaran. Ketel uap

digunakan untuk memasak bubur kedelai yang akan diproses menjadi

tahu dan ketel uap juga dapat digunakan untuk perebusan tahu yang

telah dicetak dan menghasilkan produk tahu yang berkualitas.

Saat ini, perkembangan teknologi untuk memproduksi tahu sudah

cukup banyak dan bervariasi. Tidak hanya ketel uap yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kualitas tahu, akantetapi masih banyak

lagi teknologi yang dapat digunakan. Pengusaha tahu dapat

memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memproduksi tahu

sehingga dapat membuat tahu lebih enak, higienis dan tahan lama

sehingga loyalitas konsumen terjaga.

b. Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan

memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner (5,204)

Permintaan tahu di Kota Surakarta memang cenderung pada tahu

jenis putih yaitu tahu yang biasa untuk dikonsumsi sebagai lauk pauk

Page 91: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxiv

lxiv

sehingga tidak dipungkiri bahwa kebanyakan pengusaha tahu hanya

memproduksi satu jenis tahu dan tidak mencoba untuk memproduksi

berbagai variasi dari produk tahu. Ada berbagai cara yang dapat

digunakan untuk meningkatkan volume penjualan suatu produk, salah

satunya adalah dengan membuat diversifikasi dari produk tersebut.

Tahu sebagai salah satu makanan yang murah dan bergizi dapat

diolah menjadi berbagai jenis olahan diantaranya tofu tahu yaitu tahu

berkualitas bagus dengan tekstur halus dan cocok dibuat sup, omelet

atau salad; tahu sutera yaitu tahu yang dibuat dengan dicetak dan

ditekan untuk menghilangkan sebagian air sehingga tahu menjadi keras.

Tahu sutera bertekstur sangat halus dan dapat bertahan lama karena

kandungan air dalam tahu ini sedikit ; tahu susu yang memiliki tekstur

yang lembut karena, selain kedelai, diberi juga tambahan berupa susu

dan berbagai jenis lainnya seperti keripik tahu, tahu kering beku (kori

tofu), kulit tahu, tahu tawar dan asin dan tahu tauhid. Diversifikasi dari

produk tahu diatas dapat dicontoh oleh pengusaha tahu untuk

meningkatkan volume penjualan karena dengan menciptakan

diversifikasi dari produk ini yang sesuai dengan selera konsumen, dapat

meningkatkan nilai tambah tahu dan meningkatkan keuntungan.

Disisi lain, pemerintah juga memberikan perhatian mengenai

kebijakan-kebijakan kuliner di Kota Surakarta. Pemerintah memberikan

perhatiannya bagi industri kecil dengan membuat kebijakan-kebijakan

mengenai kuliner. Kebijakan tersebut diantaranya pemerintah akan

mengikutsertakan industri kecil dalam Event-event berupa acara pasar

malam, hari ulang tahun Kota Surakarta, event untuk usaha kecil dan

menengah yang diselenggarakan oleh swasta, atau bazar. Melalui event

pameran, pengusaha dapat memperluas daerah pemasaran karena

pengusaha lebih mudah dalam mempromosikan produk tahunya kepada

konsumen. Kebijakan lainnya yaitu membuat daerah yang khusus

menawarkan berbagai macam aneka panganan seperti yang sudah

dilakukan oleh pemerintah daerah Surakarta yaitu membuat pusat oleh-

Page 92: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxv

lxv

oleh, Citywalk, atau Galabo yang dapat dikunjungi setiap hari oleh

masyarakat luas.

c. Meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan

manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing (4,922)

Agar suatu produk mampu bersaing dengan produk pesaing, maka

kualitas produk tersebut harus menjadi perhatian. Kualitas tahu yang

baik sangat tergantung dari beberapa hal diantaranya manajemen

produksi yang baik yang dapat dilihat dari kualitas kedelai, kebersihan

saat proses produksi, campuran yang digunakan hingga cara

pengemasan produk. Kualitas produk yang baik akan mendapatkan

kepercayaan dari konsumen sehingga memudahkan usaha pemasaran.

Terjaminnya kontiunitas produksi dan kualitas tahu yang baik

karena tidak dibuat dengan menggunakan campuran bahan-bahan

berbahaya menjadi suatu kekuatan bagi pengusaha untuk mampu

bersaing. Pengusaha tahu wajib untuk terus meningkatkan kualitas dari

produk mereka agar mampu meningkatkan daya saing sehingga tetap

bertahan dalam usahanya dan mampu meningkatkan laba.

Strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota

Surakarta berdasarkan analisis Matriks QSP adalah strategi II yaitu

Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan

memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner dengan nilai TAS (Total

Atractive Score) sebesar 5,204. Pelaksanaan alternatif strategi berdasarkan

nilai TAS pada matriks QSP dapat dilakukan dari nilai TAS strategi yang

tertinggi, kemudian tertinggi kedua, dan diikuti strategi urutan berikutnya

sampai nilai TAS strategi yang terkecil. Hasil perhitungan analisis matriks

QSP dapat dilihat pada Tabel 23.

Page 93: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxvi

lxvi

Tabel 23. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

ALTERNATIF STRATEGI

FAKTOR-FAKTOR KUNCI BOBOT I II III

AS TAS AS TAS AS TAS

FAKTOR KUNCI INTERNAL

1. Pengalaman usaha dibidang industri tahu 0,073 3 0,219 3 0,219 3 0,219

2. Hubungan yang baik antar pengusaha 0,063 3 0,188 3 0,188 3 0,188

3. Saluran distribusi yang pendek 0,094 4 0,375 4 0,375 4 0,375

4. Kualitas produk tahu baik 0,104 4 0,417 4 0,417 4 0,417

5. Kontinuitas produksi terjamin 0,073 4 0,292 4 0,292 4 0,292

6. Modal usaha terbatas 0,094 2 0,188 1 0,094 1 0,094

7. Tingkat pendidikan yang masih rendah 0,063 1 0,063 2 0,125 2 0,125

8. Tidak adanya keragaman produk 0,063 1 0,063 1 0,063 1 0,063

9. Promosi terbatas 0,115 2 0,229 1 0,115 1 0,115

10. Pengelolaan kurang higienis 0,073 2 0,146 2 0,146 1 0,073 11. Belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi

secara baik 0,083 1 0,083 2 0,167 2 0,167

12. Limbah belum dikelola secara optimal 0,104 1 0,104 1 0,104 2 0,208

Total Bobot 1

FAKTOR KUNCI EKSTERNAL

1. Adanya perhatian dari pemerintah 0,078 3 0,235 4 0,314 3 0,235

2. Adanya kepercayaan dari konsumen 0,137 4 0,549 4 0,549 4 0,549

3. Kontinuitas bahan baku terjamin 0,127 4 0,51 4 0,51 4 0,51

4. Pedagang membantu memperluas pasar 0,088 3 0,265 3 0,265 3 0,265

5. Perkembangan teknologi pengolahan pangan 0,127 4 0,51 4 0,51 3 0,382

6. Implementasi kebijakan/peraturan rendah 0,127 1 0,127 1 0,127 1 0,127 7. Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman

modal dari DinKop 0,118 2 0,235 2 0,235 2 0,235 8. Adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu

antar industri tahu 0,108 2 0,216 2 0,216 1 0,108

9. Adanya fluktuasi harga bahan baku 0,088 1 0,088 2 0,176 2 0,176

Total Bobot 1

Jumlah Nilai Daya Tarik 5,099 5,204 4,922

Sumber : Analisis Data primer

Secara tertulis memang industri tahu di Kota Surakarta belum

memiliki visi, misi dan tujuan. Untuk dapat terus bersaing dalam industri,

Page 94: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxvii

lxvii

sentra industri tahu harus memiliki arahan yang jelas dalam menjalankan

usahanya. Arah perusahaan tercermin dari visi, misi dan tujuan yang

dimilikinya. Secara umum, tujuan usaha dari pengusaha-pengusaha tahu

yang berada dari di sentra industri tahu Kota Surakarta adalah mencapai

laba maksimal, mempertahankan dan meningkatkan usahanya serta

menambah kualitas tahu.

Berdasarkan prioritas strategi yang telah dipilih yaitu

meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan

memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner, industri tahu mampu

meningkatkan volume penjualannya dan pengusaha mampu mencapai

tujuan usaha yang telah ditetapkan yaitu mencapai laba maksimal.

Peningkatan volume penjualan dapat dilakukan dengan

mendiversifikasikan produk tahu sehingga konsumen akan lebih tertarik

untuk membeli produk tahu yang lebih beragam. Pengusaha dapat

memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah

untuk menjual hasil produknya. Tidak dipungkiri bahwa dengan

memanfaatkan kebijakan pemerintah mengenai kuliner untuk menjual

diversifikasi produk tahu, pengusaha mampu mempertahankan dan

meningkatkan usahanya bahkan dapat untuk terus meningkatkan kualitas

tahu yang dihasilkan. Berdasarkan prioritas strategi yang telah dipilih,

diharapkan sentra industri tahu dapat mencapai visi, misi dan tujuan dalam

jangka panjang maupun dalam jangka pendek lain.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Page 95: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxviii

lxviii

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Strategi Pemasaran Tahu di Kota

Surakarta, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang

dan ancaman) pemasaran tahu di Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Kekuatan : pengalaman usaha di bidang industri tahu, hubungan yang

baik antar pengusaha, saluran distribusi yang pendek,

kualitas produk tahu baik, kontinuitas produksi terjamin

b. Kelemahan : modal usaha terbatas, tingkat pendidikan yang masih

rendah, tidak adanya keragaman produk, promosi terbatas,

pengelolaan kurang higienis, belum melaksanakan

pengawasan dan evaluasi secara baik, limbah belum

dikelola secara optimal.

c. Peluang : adanya perhatian dari pemerintah, adanya kepercayaan dari

konsumen, kontinuitas bahan baku terjamin, pedagang

membantu memperluas pemasaran, perkembangan

teknologi pengolahan pangan

d. Ancaman : implementasi kebijakan/peraturan rendah, proses yang

rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari Dinas

Koperasi, adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu

antar industri tahu, adanya fluktuasi harga bahan baku.

2. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota

Surakarta yaitu :

a. Strategi S-O

3) Peningkatan kualitas produk dengan pemanfaatan perkembangan

teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen.

4) Membentuk asosiasi/serikat pengusaha tahu guna menjaga

bargaining position terhadap pemasok.

b. Strategi W-O

3) Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk

dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner.

Page 96: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxix

lxix

4) Peningkatan kualitas SDM melalui program-program dari

pemerintah

c. Strategi S-T

3) Meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan

manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing.

4) Meningkatkan efisiensi pemasaran dengan menjalin kemitraan.

d. Strategi W-T

3) Penggunaan SOP secara sederhana guna keefektifan dan efissien.

4) Peningkatan jejaring permodalan dan promosi melalui kemasan

produk serta peningkatan SDM.

3. Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota

Surakarta berdasarkan analisis matriks QSP adalah meningkatkan volume

penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan

mengenai kuliner.

B. Saran

1. Pengusaha tahu sebaiknya membuat diversifikasi produk sehingga dapat

meningkatkan nilai tambah dari tahu dengan konsekuensi bahwa modal

yang dibutuhkan tidak sedikit dan tetap mempertahankan kualitas tahu

dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini sesuai dengan

permintaan konsumen, meningkatkan promosi tahu misalnya dengan

mengikuti pameran-pameran, meningkatkan standar mutu produk dengan

peningkatan kemasan produk dan menjaga kehigienisan produk dan

tempat produksi serta memanfaatkan limbah produksi dengan bekerja

sama antar pengusaha tahu dalam hal pembuatan alat pengolahan limbah

sehingga dapat dimanfaatkan secara bersama-sama, memperbaiki

manajemen keuangan serta meningkatkan jejaring pemasaran.

2. Pemerintah diharapkan lebih memperhatikan industri kecil tahu serta

berperan dalam pemasaran tahu dengan cara mengikutsertakan pengusaha

dalam berbagai event (pameran, pesta kuliner) dan tetap membina industri

Page 97: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxx

lxx

tahu. Pemerintah juga diharapkan memberikan kemudahan-kemudahan

kepada industri tahu terutama dalam hal peminjaman modal agar dapat

meningkatkan akses permodalan dengan memfasilitasi jejaring

permodalan dengan perbankan dan lembaga pembiayaan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, A dan Cholid N. 2005. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta Adi, R.K. 2006. Strategi Pemasaran Strawberry di Kecamatan Tawangmangu

Kabupaten Karanganyar. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. Vol. 3 No. 1 September 2006. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Adiratma, ER. 2004. Stop Tanam Padi; Memikirkan Kondisi Petani di Indonesia

dan Upaya Meningkatkan Kesejahteraannya. Penebar Swadaya. Jakarta Amang, B. 1996. Ekonomi Kedelai di Indonesia. IPB Press. Bogor. Anonim. 2009a. Susu Kedelai Tidak Kalah Dengan Susu Sapi.

http://www.indomedia.com/intisari. Diakses tanggal 1 November 2009 . 2009b. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

www.depkop.go.id. Diakses tanggal 3 Februari 2010 Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosofis dan

Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

BPS. 2008. Surakarta Dalam Angka Tahun 2008. BPS Kota Surakarta. Surakarta Cahyadi, W. 2007. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara. Jakarta David, F R. 2004. Manajemen Strategis Konsep-Konsep. Edisi Kesembilan.

Terjemahan PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta. 2008. Data IKM Makanan

dan Minuman di Surakarta Tahun 2002-2008. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta. Surakarta

Godam. 2006. Pengertian, Definisi, Macam, Jenis dan Penggolongan Industri di

Indonesia. www.komperpusonline.com. Diakses pada tanggal 14 Januari 2010

Page 98: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxxi

lxxi

Greer dan Charles R. 1995. Strategy and Human Resources: A General

Managerial Perspective. Prentice Hall. New Jersey. Hadi, M. 2007. Lingkungan Pemasaran. www.markbiezwordpress.com. Diakses

pada tanggal 16 Januari 2010 Harisudin, M. 2009. Manajemen Strategi. Handout Perkuliahan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hunger, J dan Wheelen, T. 2003. Manajemen Strategis. PT Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta. Iswanto, K. 2008. Strategi Pemasaran. www.midascorporate.com. Diakses

pada tanggal 14 Januari 2010. Jauch dan William F. Glueck. 1997. Manajemen Strategis dan Kebijakan

Perusahaan. Erlangga. Jakarta Keegan, W.J dan Malcolm H.B. 1999. Marketing Plans That Work :Kiat

Mencapai Pertumbuhan dan Profitabilitas Melalui Perencanaan Pemasaran yang Efektif. Erlangga. Jakarta.

Kotler, P dan A.B. Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Penerbit

Salemba Empat. Jakarta Lubis, A.N. 2004. Strategi Pemasaran Dalam Persaingan Bisnis.

www.usudigitallibrary.com. Diakses pada tanggal 16 Januari 2010. Meisiana, Y.R. 2010. Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu di Kecamatan

Sragen Kabupaten Sragen. Skripsi S1 Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Purwanto, I. 2006. Manajemen Strategi. CV Yrama Widya. Bandung Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta Rocmadi, A. 2008. Permasalahan Beras Organik dan Perumusan Strategi

Pemasaran Di Kabupaten Sragen. Skripsi S1 Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Rukmana, R dan Yuyun Yuniarsih. 1996. Kedelai Budidaya dan Pasca Panen.

Kanisius. Yogyakarta

Page 99: STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA/Strategi... · Tabulasi Jawaban Responden Untuk Penentuan AS Strategi 1 .... 95 12 ... penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

lxxii

lxxii

Sapparudin. 2008. Fenomena Industri Kecil. www.kabarindonesia.com. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2009

Singarimbun, M dan Effendi Sofyan. 1997. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Sumarsono, S. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu.

Yogyakarta Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik.

CV Tarsito. Bandung. Tjiptono, F. 1995. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta Umar, H. 2002. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta. Wibowo. 2004. Mekanisme Pengadaan Pangan.

www.technologyindonesia.com Diakses pada tanggal 25 Oktober 2009.

Yuliastuti, T. 2010. Analisis Nilai Tambah Daging Sapi Pada Industri Abon

”Ampel” Di Kabupaten Boyolali. Skripsi S1 Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.