STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN …
Transcript of STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN …
STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN
MURABAHAH DI BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) BINA INSAN
SEJAHTERA SIMPANG III SIPIN KOTA JAMBI
SKRIPSI
LIZA ARDILA
NIM: SES141365
Pembimbing:
Dr. Sucipto, M.A
Drs. Arsa, M.H.I
KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH
PRODI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
v
vi
vii
viii
MOTTO
ٱلىهازووجعلىاٱليل ءايت فمحىوا ٱليلءايتيه ءايت ٱلىهازوجعلىا
عدد ولتعلمىا بكم ز ه م فضل لتبتغىا ىيهمبصسة ٱلحساب وٱلس
هتفصيل لى شيءفص ٢١وكل
Artinya : “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan
tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari
kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun
dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas”.
(QS. Al-Isra’: 12)
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Kedua orangtuaku ayah(Ardas) dan ibu(Ramlah), terima kasih telah memberikan
kepercayaan, kasih sayang, doa dan dukungan selama ini.
Ketiga abangku tersayang Budi Irawan, Firdaus dan M.Ramadhan, terima kasih
telah memberikan semangat dan doa yang tulus selama ini.
Dan untuk para sahabat Hardiyanti Astuti dan Maya Ita Sari terima kasih atas
semangat, kerja keras, dan persahabatan yang telah kalian berikan,
takkan pernah kulupakan kenangan ini.
Teman-teman angkatan 2014, terima kasih atas dukungan
dan bantuan kalianselama ini.
Aimamater tercinta, Program Studi Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Universitas Islam Negeri.
x
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi memecahkan problem
dalam strategi pemasaran produk mudharabah dan murabahah di Baitul Maal Wat
Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Jambi dan untuk
mengetahui Kendala apa saja yang dihadapi oleh strategi BMT dikembangkan
berdasarkan tidak hanya peluang tetapi juga kebutuhan anggota dan bagaimana
solusi yang digunakan.
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara. Baitul Maal Wat Tamwil
(BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota
Jambibertugasmendistribusikan produk kepada konsumen Hasil penelitian
pemasaran produk menunjukan tujuan yang ingin dicapai Baitul Maal Wat
Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi dengan
saluran distribusinya yaitu agar konsumen memperoleh produk dengan mudah dan
dengan harga yang terjangkau, hal ini belum berjalan dengan baik, selain itu
saluran distribusi yang dilaksanakan oleh Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina
Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi dengan menggunakan perantara
sudah efektif, baik saluran distribusi langsung maupun tidak langsung karena
dilihat dari tujuan yang ingin dicapai.
Dalam memilih pertimbangan-pertimbangan distribusi Baitul Maal Wat
Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi sudah tepat.
Hal ini mengacu kepada pertimbangan pasar, pertimbangan barang, pertimbangan
perusahaan.Dalam pelaksanaan penggudangan, transportasi, pemesanan dan
pelayanan setelah pembelian sudah baik.
Kata Kunci : Strategi Pemasaran, BMT, Konsumen
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan objek penelitian di Baitul Maal Wat Tamwil
(BMT) Bina Insan Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi tanpa adanya halangan suatu
apapun.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi ujian akhir dan melengkapi syarat guna
mendapatkan gelas S.1 Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan Tugas Akhir ini dapat
selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, bimbingan dan dorongan serta perhatiannya.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Dr.H.Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis IslamUIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik dan
Pengernbangan Lembaga Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.,ME selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
xii
5. Ibu Dr. Halima Dja'far, S.Ag., M.Fil.I selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr. Sucipto, MA selaku Ketua Jurusan Ekonomi SyariahFakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag., M.Ag selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. Arsa, M.HI
selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan mencurahkan
pemikirannya demi pengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-Sahabati Mahasiswa Ekonomi Syariah Angkatan 2014 yang telah menjadi
patner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Orangtua dan keluarga yang telah memberikan motivasi dan doa tiada henti hingga
menjadi semangat pada diri penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Disamping itu disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran
demi kebaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT kita mohon ampun-Nya, dan kepada
manusia kita memohon kemaafannya. Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh
Allah SWT.
Jambi, Oktober2019
Penulis
Liza Ardila
xiii
DAFTARISI
Halaman
HALAMANJUDUL ...................................................................................................... i
LEMBARPERNYATAAN ........................................................................................... ii
NOTADINAS ................................................................................................................ iii
MOTTO ......................................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ......................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................................... vi
KATAPENGANTAR .................................................................................................... vii
DAFTARISI .................................................................................................................. ix
DAFTARTABEL .......................................................................................................... xi
DAFTARGAMBAR ...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10
xiv
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 11
E. Batasan Masalah ...................................................................................... 12
F. Kerangka Teori ......................................................................................... 12
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 29
C. JenisDan Sumber Data ............................................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 30
E. Teknik Analiss Data ................................................................................... 32
F. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 33
G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 35
BAB III GAMBARAN UMUM BINA INSANI SEJAHTERA JAMBI
A. Sejarah Singkat Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina
InsaniSejahtera Jambi ............................................................................ 37
B. Struktur Organisasi ................................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Pemasaran Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah
Di Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi ................................................................. 42
xv
B. Kendala Yang Dihadapi Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan
Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi ................................................. 51
C. Strategi Pemasaran .................................................................................. 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 57
B. Saran ........................................................................................................ 58
C Penutup. ................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan Aset BMT Bina Insan Sejahtera Tahun 2011-2017 ............... 3
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Strategi pemasaran adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan
dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari
sebuah perusahaan. Strategi pemasaran meliputi segmentasi pasar dan
pembidikan pasar,strategi produk, strategi harga, strategi tempat dan strategi
promosi.1
Tujuan dari strategi pemasaran adalah memahami keinginan dan
kebutuhan konsumen, sehingga apa yang diinginkan konsumen dapat
terpenuhi. Tidak terlepas dari hal itu, perbankan syariah hendaknya juga
memiliki sumber daya manusia yang baik serta sarana yang memadai agar
kegiatan operasional perbankan dapat berjalan dengan baik.
Lembaga atau perusahaan pada umumnya berorientasi untuk
mendapatkan keuntungan. Dengan begitu, perusahaan harus mampu
mempengaruhi masyarakat agar dapat tertarik dengan produk yang
ditawarkan. Dalam hal ini, strategi pemasaran menjadi salah satu kunci pokok
dan memiliki peran penting dalam usaha untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. 2
1 M. Suyanto, Strategic Management, (Yogyakarta: Andi Offset, 2007), Hal. 147.
2 Sofyan As-Sauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), Cet-10, Hal.198.
Ada suatu faktor yang selama ini belum mendapatkan perhatian yang
setara dengan perhatian yang diberikan pada faktor-faktor lainnya yaitu etika
bisnis syariah. Meskipun faktor dan juga analisis dari sebagian ekonom
menunjukkan bahwa sistem ekonomi syariah yang bebas ribawi memiliki
sejumlah keunggulan dan mampu mengantar suatu negara padatujuan yang
telah dicanangkan, namun saat ini umat Islam terbiasa dengan pelayanan
lembaga keuangan konvensional yang berbasis bunga. Hal ini tidak terlepas
dari masa penjajahan yang telah dialami bangsa Indonesia.3
Sistem bunga dalam ekonomi konvensional (rente stelsel) mulai
diyakini oleh sebagian ahli sebagai faktor yang mengakibatkan
semakinburuknya situasi perekonomian dan sistem bunga sebagai faktor
penggerak investasi dan tabungan dalam perekonomian Indonesia, sudah teruji
bukan satu-satunya cara terbaik mengatasi lemahnya ekonomi rakyat.
Larangan riba dalam Islam bertujuan membina suatu bangunan ekonomi yang
menetapkan bahwa modal itu tidak dapat bekerja dengan sendirinya, dan tidak
ada keuntungan bagi modal tanpa kerja dan tanpa penempatan diri pada resiko
sama sekali. Karena itu Islam secara tegas menyatakan perang terhadap riba
dan ummat Islam wajib meninggalkannya. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-
Qur'an:
3Nurul Huda dkk. Ekonomi Makro Islam, (Jakarta : Kencana :2008) hal. 234.
كىتم إن ا بى ٱلس مه بقي ما وذزوا ٱتقىاٱلل ءامىىا أيهاٱلريه ي
ؤمىيه ١٧٢م
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman”. (QS. Al-Baqarah, 2:278)4
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III
Sipin Jambi sebagai salah satu lembaga keuangan syariah yang beroperasi di
Jambi memiliki semangat dan cita-cita yang luhur sebagai bagian dari
lembaga keuangan di Provinsi Jambi, kini telah memberikan kontribusi yang
besar terhadap aktivitas perekonomian masyarakat di Kota Jambi, dimana hal
ini dapat dilihat dari pertumbuhan aset Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina
Insan Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi yang terus tumbuh setiap tahun
khususnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2017, seperti dapat dilihat
pada label sebagai berikut:
4 Al-Baqarah (2) : 278.
Tabel 1
Perkembangan Aset Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Tahun 2011-2017
No Tahun Jumlah Asset (Rp.) Pertumbuhan (%)
1. 2011 116.930.000 -
2. 2012 147.581.000 26,21
3. 2013 180.360.000 22,21
4. 2014 215.150.000 19,29
5. 2015 229.146.000 6,51
6. 2016 329.790.000 43,92
7. 2017 383.773.000 16,37
Rata-rata 228.961.000 22,42
Sumber : Badan Pengurusan Koperasi BMT Bina Insan Sejahtera, Tahun
2018
Berdasarkan pertumbuhan aset Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina
Insan Sejahtera Simpang III Sipin Jambi khusunya dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2017 dapat dilihat bahwa pertumbuhan aset Baitul Maal Wat
Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera Simpang III Sipin Jambi mengalami
peningkatan yang cukup pesat. Tahun 2011 total asset Baitul Maal Wat
Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Jambi baru mencapai
Rp. 116.930.000.000, kemudian pada tahun 2012 mengalami
peningkatanmenjadi Rp. 147.581.000.000 atau terjadi peningkatan sebesar
26,21% dibandingkan dengan tahun 2011. Tahun 2013 jumlah total asset pada
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera Simpang III Sipin
Jambi mengalami pertumbuhan sebesar 22,21% atau meningkat menjadi Rp.
180.360.000.000, sementara di tahun 2014 tumbuh sebesar 19,29% menjadi
Rp. 215.150.000.000, namun di tahun 2015 meskipun total asset pada Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera Simpang III Sipin Jambi
mengalami peningkatan akan tetapi pertumbuhannya tidak terlalu tinggi
seperti pada tahun sebelumnya, yaitu hanya sebesar 6,51%.
Salah satu lembaga keuangan syariah yang ada saat ini dan banyak
sekali diminati oleh masyarakat salah satunya adalah Baitul Maal Wat
Tamwil (BMT). Pada prinsipnya BMT itu sendiri dalam menjalankan
usahanya menggunakan tiga prinsip: pertama, prinsip bagi hasil (al-
Mudharabah, al-Musyarakah, al-Muza’arah dan al-Musaqah), kedua, sistem
jual beli (al-Murabahah, as-Salam, al-Istishna’dan Bitsanan Ajil), ketiga,
sistem non-profit (al-Qardhul Hasan). Dari berbagai macam produk yang ada
dan ditawarkan oleh BMT, tidak semua diminati oleh nasabah. Salah satu
yang sering digunakan oleh BMT dan juga banyak diminati oleh nasabah
adalah sistem jual beli Murabahah dan sitem bagi hasil Mudharabah. 5
Mudharabah adalah suatu akad yang memuat penyertaan modal atau
semaknanya dalam jumlah, jenis dan karakter tertentu dari seorang pemilik
modal (Shohibul Maal) kepada pengelola (Mudharib) untuk dipergunakan
5 Muhammad Jakfar, Etika Bisnis Islam Tataran Teoritis dan Praktis, (Jakarta: 2009), Hal.86.
sebagai sebuah usaha dengan ketentuan jika usaha tersebut mendatangkan
hasil, maka hasil atau laba tersebut dibagi dua berdasarkan kesepakatan
sebelumnya, sementara jika usaha tersebut tidak mendatangkan hasil atau
bangkrut maka kerugian materi sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal
dengan syarat dan rukun-rukun tertentu.6
Dalam rangka penyaluran dana Mudharabah, BMT bertindak sebagai
Shahibul Maal dan nasabah sebagai Mudharib. BMT memberikan
kepercayaan penuh kepada nasabah untuk untuk memanfaat fasilitas
pembiayaan bagi hasil ini sebagai modal mengelola proyek atau usaha halal
tertentu. Karena landasan Mudharabah Murni “kepercayaan” dari shahibul
maal. BMT dituntut hati-hati dan selektif terhadap pembiayaan yang diajukan
nasabah.7
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang telah disepakati antara pihak bank dan nasabah.8 Pada
perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang yang dibutuhkan
oleh nasabahnya dengan membeli barang tersebut dari pemasok, dan
kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah dengan
keuntungan. Dalam Murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian
6 Muchdarsyah, Sinungan, Manajemen Dana Bank, Cet.1, (Jakarta: Bumi Aksara), Hal. 21.
7 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syari’ah, Cet. 1. (Yogyakarta: UII
PRESS,2002), Hal. 35 8 Muhammad, Konstruksi Mudharabah Dalam Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Psei, 2003), Hal. 57.
barang kepada pembeli, kemudian dia mensyaratkan atas laba dalam jumlah
tertentu.9
BMT sudah mulai berkembang sejak tahun 1995 dan memperoleh
momentum tambahan akibat krisis ekonomi 1997/1998. Sekarang masyarakat
cukup mengetahui tentang keberadaan BMT. Ada sekitar 3.900 BMT yang
beroperasi di Indonesia pada akhir tahun 2010. Sedangkan menurut data yang
diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Ukm kota Jambi terdapat
sebanyak 23 koperasi BMT, 17 diantaranya masih aktif beroperasi dan 6
sudah tidak aktif.
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera merupakan
salah satu lembaga syariah yang bergerak dibidang keuangan dengan
berdasarkan konsep syariah. Koperasi Bina Insan Sejahtera (BIS) didirikan
pada Tanggal 15 Oktober 2005, hal ini berarti Koperasi Bina Insan Sejahtera
(BIS) sudah berdiri kurang lebih 13 Tahun lamanya. Koperasi dengan jumlah
pendiri sebanyak 23 orang dan telah memiliki badan hukum resmi dengan
nomor 21/BH/Disperindakop/XII/2016. Memiliki Motto “Tunaikan Amanah
Bangkitkan Ekonomi Ummat”.
Hingga Akhir 31 Desember 2018 BMT Bina Insan Sejahtera (BIS)
Memiliki Anggota sebanyak 67 orang dan calon anggota sebanyak 41 orang
yang kesemuanya berdomisili di Kota Jambi yang rata-rata dari mereka
9 Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, (Yogyakarta :
Ekonisia, 2008) hlm. 69.
memiliki usaha diantaranya pedagang, Industri RT, percetakan, jahit dan lain-
lain.
BMT Bina Insan Sejahtera mempunyai produk simpanan dan produk
pembiayaan, salah satunya produk Mudharabah dan Murabahah. Agar produk
Mudharabah dan Murabahah diminati oleh para konsumen, maka BMT Bina
Insani Sejahtera harus dapat menerapkan strategi pemasaran yang baik dan
tepat guna menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan
produk yang ditawarkan tersebut.
Oleh karenanya peranan marketing sangatlah penting dalam
menunjang keberhasilan perusahaan. Tanpa adanya strategi pemasaran yang
baik produk yang telah didesain sedemikian rupa tidak akan dibeli oleh
konsumen. Disinilah tugas para marketing memasarkan produk mereka
sehingga dibeli oleh konsumen.
Dalam strategi marketing dikenal dengan tiga medan pertempuran
yang harus dimenangkan, yaitu pada aspek strategi, yaitu segmentasi pasar,
target pasar yang tepat dan penentuan posisi harus lebih baik dalam rangka
memenangkan peran pemikiran, bagaimana untuk menarik nasabah.
Pada aspek taktik dalam berdagang mesti memperhatikan tiga aspek
penting, yaitu keunikan dari sebuah produk, juga dengan Marketing Mix yang
sering dikenal dengan istilah 4P (Product, Price, Placement, dan Promotion),
dan Selling, yaitu kekuatan penjualan untuk memenangkan persaingan pasar.
Dalam konteks pemasaran, promosi penjualan merupakan upaya
pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang coba-coba
dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau memperbaiki
kualitas produk. Hal yang penting yaitu bahwa upaya pemasaran melalui
promosi penjualan dilakukan dalam jangka pendek. Konsumen akan terbiasa
dengan promosi penjualan. Promosi penjualan dapat dirancang untuk
memperkenalkan produk baru dan juga membangun merk dengan penguatan
pesan iklan dan citra perusahaan, selain itu promosi penjualan dapat
mendorong konsumen dapat melakukan pembelian.
Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian di Baitul Maal
Wat Tamwil Bina Insan Sejahtera Kota Jambi yang terletak di simpang III
Sipin karena BMT Bina Insan Sejahtera merupakan salah satu lembaga
keuangan syariah yang membantu usaha masyarakat menengah kebawah.
Untuk mendukung penelitian ini didalam mengupas strategi pemasaran
Produk Mudharabah dan Murabahah peneliti menggunakan teori strategi
pemasaran jasa dari Fandy Ciptono.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis dapat memberikan
gambaran bahwa strategi pemasaran menjadi aspek penting dalam sebuah
lembaga keuangan syariah khususnya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina
Insan Sejahtera Kota Jambi. Hal tersebut menjadi faktor pendukung guna
menghadapi persoalan pasar yang semakin kompleks serta diharapkan
mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.
Penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai
strategi pemasaran produk Mudharabah dan Murabahah di BMT Bina Insan
Sejahtera Kota Jambi, dengan maksud untuk menganalisa bagaimana strategi
pemasaran produk Mudharabah dan Produk Murabahah di Baitul Maal Wat
Tamwil Bina Insani Sejahtera Kota Jambi. Serta mengetahui tentang
bagaimana penerapan strategi pemasaran produk Mudharabah dan Murabahah
di BMT Bina Insan Sejahtera Kota Jambi tersebut dalam upaya untuk
meningkatkan kualitas produk serta mempertahankan keeksistensian dan
pertumbuhan BMT Bina Insan Sejahtera Kota Jambi.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis menuangkan hasil penelitian ini
dalam skripsi yang berjudul “STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH DAN MURABAHAH DI BAITUL MAAL WAT
TAMWIL (BMT) BINA INSAN SEJAHTERA SIMPANG III SIPIN
KOTA JAMBI”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana strategi pemasaran pembiayaan Mudharabah dan Murabahah
di Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera Simpang III
Sipin Kota Jambi?
2. Apa kendala yang dihadapi Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan
Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi dalam pemasaran pembiayaan
Mudharabah dan Murabahah?
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian pada hakikatnya merupakan harapan atau sesuatu
yang hendak dicapai yang dapat dijadikan arahan atas apa yang harus
dilakukan dalam penelitian. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran pembiayaan Mudharabah dan
Murabahah di Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
Bina Insan Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi dalam pemasaran
pembiayaan Mudharabah dan Murabahah.
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai
masukan atau gagasan berkembangnya strategi pemasaran secara umum,
khususnya produk-produk yang terkait dengan dakwah, serta diharapkan
dapat menambah wawasan atau pengetahuan bagi setiap pembaca yang
terkait dengan pengembangan aspek-aspek manajemen dakwah.
2. Kegunaan Praktis
Diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan atau
masukan yang sangat berguna bagi pengembangan dan kemajuan Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera Kota Jambi dalam
memasarkan produk Mudharabah dan Murabahah, serta diharapkan
produk Mudharabah dan Murabahah dapat menjadi model bagi inovasi
dan kreasi dalam pengembangan dakwah secara umum.
E. Batasan masalah
Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam penelitian ini, perlu
kiranya dibatasi pokok pembahasannya yaitu pada strategi pemasaran berupa
Marketing Mix pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi.
F. Kerangka Teori
1. Strategi Pemasaran
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Strategi adalah ilmu siasat
perang atau akal tipu (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud.10
Strategi adalah langkah-langkah yang harus dijalankan oleh suatu
perusahaan untuk mencapai tujuan. Kadang-kadang langkah yang harus
dihadapi terjal dan berliku-liku, namun ada pula langkah yang relatif
mudah. Disamping itu, banyak rintangan atau cobaan yang dihadapi untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap langkah harus dijalankan secara
hati-hati dan terarah.11
Untuk mencapai tujuan dalam sebuah perusahaan juga diperlukan
langkah-langkah tertentu. Misalnya, perusahaan yang ingin menjual
barang atau jasanya kepada pelanggan memerlukan langkah yang tepat.
10 W.J.S. Purwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), Hal. 95.
11 Kasmir, kewirausahaan, cetakan ke-7, PT.RajaGrafindo Persada: Jakarta, tahun 2012. Hlm 186
Diluar perusahaan tersebut pesaing sudah banyak yang menunggu, mulai
dari pesaing kecil maupun sampai kelas kakap. Di samping itu, setiap
waktu akan terus bermunculan pesaing baru, apalagi jika jenis produk
yang ditawarkan memberikan keuntungan yang menggiurkan. Pesaing-
pesaing ini lah yang di sebut sebagai rintangan atau hambatan untuk
menjual produk ke pelanggan.12
Strategi juga diartikan sebagai pola keputusan dalam perusahaan
yang menentukan sasaran, maksud, atau tujuan yang menghasilkan
kebijakan utama dan merencakan untuk pencapaian tujuan serta merinci
jangkauan bisnis yang akan dicapai.13
Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu
dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptkan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.14
Dalam rencana membangun suatu usaha perlu kita lakukan
penelitian dan analisa kondisi pemasaran baik pada masa lalu maupun
prospek dimasa akan datang atas suatu produk yang akan dipasarkan. Inti
utama dalam melakukan riset dan analisa kondisi pasar pada suatu
12 Ibid., 186-187 13
Bukhari Alma, Kewirausahaan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2011), Hal. 176. 14
Philip Kotler dan Kevin Lane Ketler, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, (Jakarta: Kelompok
Gramedia, 2009), Hal. 5.
segmentasi pasar adalah kondisi permintaan, kondisi penawaran dan
kebijaksanaan para pesaing.15
Tujuan dari riset dan analisa kondisi pemasaran adalah untuk
mengetahui prospek pemasaran produk yang akan dipasarkan, apakah
masih tersedia atau tidaknya peluang pasar. Setelah mengetahui adanya
peluang pasar pada suatu segmentasi pasar tertentu, maka langkah
selanjutnya adalah menyusun strategi pemasaran.16
Pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat
dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang
menguntungkan. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan
serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan
pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya.17
Strategi pemasaran adalah seleksi dan penetapan pasar
sasaran(Market Segmentation), target pasar(Market Targeting), penentuan
posisi pasar/bersaing(Market Positioning), dan pengembangan suatu
15 Menggali potensi wirausaha, diakses dari http://books.google.co.id/books. hlm 72 16 Ibid., 72 17
Philip kotler and Kevin lane keller, Manajemen Pemasaran, cetakan ke-2,PT.Macanan jaya cemerlang, tahun 2007. Hlm 5.
bauran pemasaran(Market Mix) yang efektif untuk mencapai keberhasilan
pemasaran.18
Definisi diatas dapat diuraikan 4 komponen dasar dalam strategi
pemasaran, yaitu:19
1. Strategi Pasar Sasaran (Market Segmentation)
Pasar terdiri dari banyak tipe pelanggan, produk dan kebutuhan.
Pemasar harus menentukan segmen mana yang menawarkan peluang
terbaik. Konsumen dapat dikelompokkan dan dilayani dalam berbagai
cara berdasarkan faktor geografis, demografis, psikografis, dan
perilaku. Proses pembagian pasar menjadi kelompok pembeli berbeda
yang mempunyai kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda, yang
mungkin memerlukan produk atau program pemasaran terpisah disebut
segmentasi pasar.20
Bentuk-bentuk pasar pada saat ini banyak dipengaruhi oleh
kondisi budaya (culture) suatu masyarakat yang pada akhirnya ilmu
pengetahuan dan hokum suatu bangsa mempengaruhi corak suatu
pasar. Dasar-dasar untuk membuat segmentasi pasar konsumen dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu:21
18 Ibid., 72
19 Ibid.,72 20
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran,(Jakarta: Erlangga, 2006), Hal. 59. 21
Siti Khotijah, Smart Strategy of Marketing, (Bandung: ALFABETA, 2004) Hal. 17.
a. Segmentasi berdasarkan Geografik
Segmentasi ini membagi pasar menjadi beberapa kelompok
berdasarkan kondisi geografik (daerah), sehingga dalam
mengambil keputusan untuk pemasaran betul-betul melihat
wilayah yang akan menjadi target pemasaran produk kita.
b. Segmentasi berdasarkan Demografik
Segmentasi ini membagi pasar menjadi beberapa kelompok
pendidikan, ras, dan lain-lain. Dalam segmen demografik
merupakan dasar yang paling popular untuk membuat segmen
kelompok pelanggan dalam pembuatan produk tertentu.
c. Segmentasi berdasarkan psikografik
Segmentasi ini membagi pembeli kelompok yang
berbedabeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya
hidup atau kepribadian.
d. Segmentasi tingkah laku
Segmentasi ini berdasarkan selera masyarakat terhadap
jenis produk yang ditawarkan. Variabel perilaku membagi pasar
atas dasar how they buy dan mengacu pada kegiatan perilaku yang
terjadi secara konkrit.
2. Strategi pasar sasaran (marketing targeting)
Setelah melakukan segmentasi, perusahaan melakukan pemilihan
segmen atau segmen-segmen yang akan dimasuki. Segmen inilah yang
disebut targeting dan dengan targeting ini berarti upaya menempatkan
sumber daya perusahaan secara berdaya guna, karena itu, targeting ini
disebut fitting strategy atau strategi ketepatan.22
3. Strategi target pasar (market positioning)
Setelah pemetaan dan penempatan perusahaan harus memastikan
keberadaanya diingatan pelanggan dalam pasar sasaran. Karena itu,
strategi ini disebut being strategy atau strategi keberadaan.23
Positioning yang efektif adalah dimulai dengan differensiasi
yang benar-benar mendiferensiasikan penawaran pasar perusahaan
sehingga perusahaan dapat memberikan nilai lebih kepada konsumen.
Setelah perusahaan memilih posisi yang diinginkan, perusahaan harus
mengambil langkah yang kuat untuk menghantarkan dan
menyampaikan posisi itu kepada konsumen sasaran. Seluruh program
pemasaran perusahaan harus mendukung strategi positioning yang
dipilih.24
4. Strategi bauran pemasaran (marketing mix)
Setelah memutuskan seluruh strategi pemasarannya, perusahaan
siap untuk mulai merencanakan rincian bauran pemasaran, salah satu
konsep utama dalam pemasaran modern. Bauran pemasaran
(marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali
yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang
22 Nembah F. hartimbul Ginting, Manajemen Pemasaran, (Bandung, Yrama Widya 2011), Hal.
293. 23
Ibid, Hal. 193. 24
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran,(Jakarta: Erlangga, 2006), Hal. 62.
diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari 4
komponen yang disebut “4P” yaitu: Product (produk), Price (harga),
Place (tempat/distribusi), Promotion (promosi).25
1. Product (Produk)`
Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan manusia ataupun organisasi. Produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan.26
Di dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur
paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran
lainnya. Tujuan utama suatu strategi produk adalah untuk dapat
mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meninggalkan
kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan.
Dalam bukunya Danang Sunyoto, menurut Fandy Tjiptono
dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu
memahami lima tingkatan produk, yaitu:
a) Produk utama/inti
Yaitu memanfaatkan yang sebenarnya dibutuhkan dan akan
dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
b) Produk generik
25 Danang Sunyoto, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta:CAPS, 2013), Hal. 206.
26 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi,( Jakarta :Raja Grafindo
Persada, 2002), Hal. 182.
Yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi pokok
yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat
berfungsi)
c) Produk harapan
Yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut
dan kondisinya secara formal (layak) diharapkan dan
disepakati untuk dibeli.
d) Produk pelengkap
Yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi
berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan
tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk
pesaing.
e) Produk potensial
Yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin
dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.
2. Price (Harga)
Masalah kebijaksanaan harga adalah turut menentukan
keberhasilan pemasaran produk. Kebijaksanaan harga dapat
dilakukan pada setiap tingkatan distribusi, seperti oleh produsen,
oleh grosir dan retailer (pedagang encer).
Pada umumnya ada tiga strategi harga yang dapat diikuti oleh
produsen, tergantung pada keadaan produknya. Strategi ialah:27
1) skimming price, yaitu menetapkan harga setinggi-tingginya.
Strategi ini hanya mungkin apabila produknya diarahkan
kepada konsumen yang berpenghasilan tinggi, dan ini
merupakan produk baru yang sangat istimewa. Untuk
memperoleh produk tersebut, telah dikeluarkan biaya
eksperimen, laboratorium yang cukup tinggi. Kemudian, harga
barang-barang tersebut berangsur-angsur diturunkan.
2) Penetration price, yang bertujuan untuk meneroboskan produk
kepasar, karena banyak barang sejenis yang sudah ada dipasar.
Oleh sebab itu produsen mencoba merebut pasar dengan harga
rendah.
3) Prestige price, strategi dimana menetapkan harga yang tinggi
demi membentuk image kualitas produk yang tinggi dan
umumnya dipakai untuk produk shopping dan speciality.28
3. Place ( Tempat/Distribusi)
Tempat atau saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang
sering tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan
27 Buchari alma, Manajemen pemasaran dan pemasaran jasa, (Alfabeta: Bandung, tahun 2014). Hlm 209
28 Ibid., hlm 209.
suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Distribusi adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha
untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan, serta
menyampaikan barang yang dipasarkannya itu kepada konsumen.
4. Promotion(promosi)
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan
ketiga kegiatan di atas, baik produk, harga, dan lokasi. Dalam
kegiatan ini setiap perusahaan berusaha untuk mempromosikan
seluruh produk jasa yang dimilikinya, baik langsung maupun tidak
langsung. Salah satu tujuan promosi adalah menginformasikan
segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon
konsumen yang baru.
Ada 4 macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh
perusahaan dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya,
yaitu:
1) Periklanan (Advertising)
Merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari
gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor
tertentu yang bersifat non-personal. Media yang sering
digunakan dalam advertising ini adalah radio, televisi,
majalah, surat kabar.
2) Penjualan tatap muka (personal selling)
Personal Selling adalah presentasi lisan dalam suatu
percakapan dengan calon pembeli atau lebih yang ditujukan
untuk menciptakan penjualan.
3) Publisitas (publicity) dan hubungan masyarakat (public
relation)
Publisitas adalah dorongan permintaan secara non
pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan
berita komersial di dalam media massa dan sponsor tidak
dibebani sejumlah bayaran secara langsung.
Public Relation adalah upaya komunikasi menyeluruh dari
suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,
keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan
tersebut.
2. Tinjauan Tentang Pembiayaan Mudharabah
Menurut istilah, mudharabah berarti ungkapan terhadap pemberian
harta dari seseorang kepada orang lain sebagai modal usaha keuntungan
yang diperoleh akan dibagi dua dan bila rugi akan ditanggung oleh
pemilik modal.29
Dalam kamus istilah fiqih, mudharabah adalah suatu bentuk kerja
sama antara orang yang memberi modal dan orang lain yang
menjalankannya. Dengan kata lain seseorang memberikan harta kepada
29 Helmi Karim, Fiqh Muamalat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), Hal. 11.
orang lain untuk diperdagangkan dengan perjanjian, pelaksana mendapat
sebagian jumlah tertentu dari labanya.30
Simpanan mudharabah adalah simpanan penyedia dana yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo menurut
perjanjian antara pihak penyedia dana (Shahibul Maal) dengan pengelola
dana (Mudarib). Adapun yang dimaksud dengan system bagi hasil yaitu
suatu system yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara
pengelola dan penyimpan dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip
bagi hasil ini adalah mudharabah. Mudharabah dapat pula digunakan
sebagai dasar baik untuk produksi pendanaan, tabungan, simpanan
mudharabah berjangka maupun untuk pembiayaan.
Prinsip bagi hasil menurut Peraturan Pemerintah adalah prinsip
muamalah berdasarkan syari’ah dalam melakukan usaha bank.
Dengan demikian jelaslah bahwa prinsip bagi hasil adalah suatu
totalitas dari kesatuan penyerahan dana dari masyarakat (input) dan
penyaluran dana kepada masyarakat (output) dengan suatu perjanjian
pembagian keuntungan (profit sharing) antara pihak pengelola sebagai
debitur dan pemilik dana sebagai kreditur.
Menurut UU No. 7 tahun 1992 yang telah diganti dengan UU No.
10 tahun 1998 tentang perbankan mengenai usaha-usaha bank umum
diantaranya memberikan atau menyediakan bagi nasabah berdasarkan
prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
30 M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994), Hal. 214
Peraturan Pemerintah (PP) dan PP No. 72 tentang bank syari’ah adalah
lembaga keuangan yang merupakan satu-satunya model perbankan yang
beroperasi dengan system bagi hasil.
Dalam bank Islam, lembaga keuagan syari’ah non bank seperti
BMT maupun bank konvensional, simpanan mudharabah berjangka
(deposito) merupakan sumber dana yang mudah diperoleh dari
masyarakat karena memberikan nilai keuntungan yang paling besar
dibandingkan produk pendanaan lainnya.
Bagi bank atau lembaga keuangan itu sendiri, simpanan
mudharabah berjangka memiliki jangka waktu yang lama memberikan
keuntungan karena dana tersebut dapat digunakan untuk
keperluannpemberian pembiayaan atau investasi lain yang
menguntungkan sedangkan nasabah akan mendapatkan keuntungan dari
bagi hasil.
3. Tinjauan Tentang Pembiayaan Murabahah
a. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Murabahah berasal dari kata ribhun yang artinya keuntungan,
Murabahah merupakan akad jual beli barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh
penjual dan pembeli.31
b. Jenis-Jenis Murabahah
31 Yazid, Pemasaran Jasa: Konsep dan Implementasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2008), Hal.20.
Secara umum Murabahah terbagi menjadi dua jenis yaitu
murabahah dengan pesanan dan murabahah Tunai atau cicilan.32
1) Murabahah Dengan Pesanan
Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan
pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah, dan dapat
bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli
barang yang dipesannya (bank dapat meminta uang muka
pembelian kepada nasabah).
2) Murabahah dengan Tunai atau Cicilan
Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau
cicilan. Dalam murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan
dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda.
Murabahah muajjal dicirikan dengan adanya penyerahan barang
di awal akad dan pembayaran kemudian (setelah awal akad), baik
dalam bentuk angsuran maupun dalam bentuk lump sum
(sekaligus).
4. Tinjauan Tentang Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
a. BMT adalah sebutan ringkas dari Baitul Maal Wat Tamwil, padanan
nama dari Balai Usaha Mandiri Terpadu. Kegiatan Baitul Maal Wat
Tamwil adalah pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi
dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil
32 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan,(Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2010), Hal. 113.
diantaranya dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang
kegiatan ekonominya dengan sistem Syariah.
BMT didirikan dengan modal awal sebesar 20 juta atau
minimal 10 juta untuk segera memulai langkah operasional dana ini
dapat berasal dari perorangan, lembaga, yayasan, BAZ, Pemda atau
sumber lainnya. BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama,
yaitu:33
1) Baitul tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil antara
laindengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang
pembiayaankegiatan ekonomi.
2) Baitul mal (rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak dan
sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan
peraturan dan amanahnya.
b. Prinsip Operasi BMT
Dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan BPR
Syariah yakni menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:34
1) Prinsip Bagi Hasil
33 Andri Sumitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), Hal.447.
34 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta:
Ekonisia,2008), Hal. 108.
Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi
pinjaman dengan BMT.
2) Prinsip Jual Beli
Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam
pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang
diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan
kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual barang yang
telah dibelinya tersebut dengan ditambah mark-up. Dilihat dari
pemanfaatannya, sistem jual beli ini dapat dibagi menjadi:
AlMurobahah, Bai’ As Salam, Bai’ Al Istisna atau Al Ijaroh
Muntahi Bit Tamlik.
3) Sistem Non-Profit
Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan
ini merupakan pembiayaan yang bersifat sosial dan non-
komersial. Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya
saja, dengan kata lain pemberian pinjaman tanpa mengharapkan
imbalan tertentu. Yang termasuk dalam sistem non-profit ini
adalah Al-Qhardhul Hasan, yakni pinjaman kebajikan yang
sumber dananya semata-mata dana zakat, infaq dan sedekah.
4) Akad Bersyarikat
Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau
lebih dan masing-masing pihak mengikut sertakan modal (dalam
berbagai bentuk) dengan perjanjian pembagian keuntungan atau
kerugian yang disepakati. Yang termasuk dalam jenis transaksi
penyertaan modal meliputi: Al-Musyarakah, Al-Mudharabah dan
Al-Qhardhul Hasan.
5) Produk Pembiayaan
Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara BMT dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu. Yang termasuk
dalam jenis transaksi produk pembiayaan meliputi: pembiayaan
al- Murabahah, pembiayaan al- Bai’ Bitsaman Ajil, pembiayaan
al- Mudharabah dan pembiayaan al-Musyarakah.
30
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan yaitu kegiatan
penelitian dilingkungan tertentu untuk mengadakan pengamatan dan
memperoleh data. Penelitian ini akan dilakukan di Baitul Maal Wat Tamwil
(BMT) Bina Insan Sejahtera.
Sedangkan untuk metode penelitian, penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
generalisasi.35
B. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer
dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpulan data. Data primer adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung dari sumber lapangan oleh orang yang melakukan
35 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), Hal. 1.
penelitian atau yang bersangkutan yang melakukannya. Data primer ini
disebut juga data asli atau data baru. Data primer dalam penelitian ini
merupakan hasil dari wawancara dan observasi selama peneliti melakukan
penelitian.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah hasil dari pengumpulan orang lain dengan
maksud tertentu dan mempunyai kategorisasi atau klasifikasi menurut
menurut kebutuhan pengumpulnya. Klasifikasi itu mungkin tidak sesuai
bagi keperluan penelitian karena itu harus menyusun kembali menurut
kebutuhan yang sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Bila keadaan
kurang mungkin atau kurang sesuai maka kalanya peneliti merasa lebih
baik mengumpulkan data sendiri.36
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi sebagai metode ilmiah bisa diartikan sebagai pengamatan
yang sistematik baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
fenomena-fenomena yang diteliti.37
36 Sabani Beni Ahmad, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm 186.
37 Abbudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta:PT. Raja Grafindo, 2010), Hal. 187.
Secara umum observasi dapat dilaksanakan dengan partisipasi berarti
pengamatan ikut menjadi peserta dalam kegiatan. Sedangkan observasi
non partisipasi berarti pengamat bertindak sebagai pengamat diluar
kegiatan.
a. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan dua arah atas inisiatif
pewancara untuk memperoleh informasi dan informan. Suatu
wawancara dapat disifatkan sebagai suatu proses interaksi, dan
komunikasi, dimana sejumlah variabel memainkan peranan yang
penting karena variabel tersebut ialah pewancara, informan, dan
materi wawancara.38
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara
seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Hal ini dilakukan agar
informan tidak hanya memberikan jawaban-jawaban secara lengkap
saja melainkan agar informan tetap dapat menggunakan istilah-istilah
mereka sendiri mengenai fenomena yang terjadi.
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan sebuah tulisan yang memuat informasi,
bertujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian.
Dokumentasi dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, buku dan lainnya. Demi meningkatkan
38 Donald R. Cooper, Metode penelitian Bisnis (Jakarta: Erlangga, 1996),hlm 289
tingkat kredibiltas, maka dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis
akan menggunakan dokumentasi sebagai pelengkap terhadap hasil
penelitian dari observasi atau wawancara.39
D. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisir data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.40
Penelitian ini bertujuan untuk menerangkan tentang strategi pemasaran
pembiayaan Mudharabah dan Murabahah di BMT Bina Insan Sejahtera Kota
Jambi dan selanjutnya data akan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata
tertulis.
39 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 138.
40 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2014), Hal. 335.
E. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti
terdahulu yang akan dibahas dalam tinjauan pustaka berikut:
Nama/Tahun Judul Variabel Hasil
Anita
Rahmawaty,
2016
Model Strategi
"Pemasaran
dalam
meningkatkan
Loyalitas pada
Lembaga
Keuangan
Mikro Syari'ah
Variabel
bebas
Strategi
Pemasaran
Variabel
Terikat
loyalitas
Hasil penelitian ini
menunjukkan strategi
pemasaran berpengaruh
secara positif signifikan
terhadap loyalitas. Namun
demikian, dalam penelitian
ini ditemukan pula bahwa
keimggulan produk
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap
loyalitas
Novi
Rizkiyani,
2014
Pengaruh
Strategi
pemasaran
Terhadap
Kepuasan
Nasabah (Studi
Pada Nasabah
Funding
Lembaga
keuangan
Sinarmas Kantor
Cabang Padang)
Variabel
bebas :
Strategi
pemasaran
Variabel
Terikat ;
Kepuasan
dan
Loyalitas
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
Strategi pemasaran
berpengaruh secara positif
signifikan terhadap
kepuasan nasabah
M. Nurman
Agustian,
2017
Pengaruh
Strategi
pemasaran
Terhadap
Loyalitas
Nasabah
Variabel
bebas
:Kualitas
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
secara parsial Strategi
pemasaran berpengaruh
positif langsung terhadap
loyalitas nasabah. Serta
Dengan
Kepuasan
Sebagai
Variabel
Intervening
(Studi Kasus
Pada BRI
Syariah Kantor
Unit
Pageruyung,
Kendai).
Hubungan
dam
Kualitas
Layaan
Variabel
Terikat;
Kepuasan
dan
Loyalitas
kepuasan berpengaruh
positif terhadap loyalitas
nasabah.
Abdul Aziz,
2018
Pengaruh
Strategi
pemasaran
Terhadap
Kepuasan
Pelanggan Pada
Jasa Servis PT.
Nasmoco Bantul
Yogyakarta.
Variabel
bebas :
Strategi
pemasaran
Variabel
Terikat ;
Kepuasan
Hasil analisis diperoleh
bahwa variabel strategi
pemasaran yang baik
berpengaruh positif
terhadap Kepuasan
Pelanggan sehinggan
Pengaruh
Implementasi
Marketing
Terhadap
Kepuasan
Nasabah Pada
Lembaga
keuangan BNI
Syariah KCP
Ambarukmo
Yogyakarta.
Variabel
bebas :
Marketing
K
Variabel
Terikat ;
Kepuasan
Kesimpulan dalam
penelitian dari lima
variabel Independen yang
ada, empat variable
berpengaruh signifikan
dalam meningkatkan
kepuasan pelanggan.
keempat variable tersebut
adalah Nilai Syariah,
Etika, dalam membentuk
kepuasan nasabah
Lembaga keuangan
Mandiri Syariah KCP
Ambarukmo Yogyakarta.
Penelitian-penelitian diatas mengidentifikasi tentang strategi
pemasaran yang diterapkan pada suatu perusahaan. sedangkan dalam
penelitian ini penulis akan menganalisis pada fokus masalah strategi
pemasaran produk pembiayaan Mudharabah dan di Baitul Maal Wat Tamwil
(BMT) Bina Insan Sejahtera Kota Jambi.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun sedemikian rupa secara sistematis yang terdiri
dari lima bab, dimana masing-masing bab terdiri dari karakteristik yang
berbeda namun masih dalam satu pembahasan.
BAB I :Pendahuluan, Pada Bab Ini Berisi Tentang Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Landasan
Teori, Hipotesis Dan Sistematika Penulisan.
BAB II :Metodologi Penelitian. Dalam bab ini berisi tentang
Pendekatan Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tehnik
Pengumulan Data, Populasi dan Sampel, dan Tehnik Analisis
Data.
BAB III : Gambaran Umum Tempat Penelitian. Dalam Bab ini akan
membahas tentang sejarah singkat Baitul Maal Wat Tamwil
(BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi.
BAB IV : Hasil dan Pembahasan Penelitian. Pada bab ini penulis akan
memaparkan tentang apa yang akan diteliti oleh peneliti
yakni Strategi Pemasaran Mudharabah dan Murabahah di
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi dan Kendala Yang dihadapi
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi dalam memasarkan
Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah.
BAB V : Penutup. Dalam bab ini berisi tentang uraian atau
kesimpulan serta saran dari pembahasan diatas.
38
BAB III
GAMBARAN UMUM BMT BINA INSANI SEJAHTERA
A. Profil BMT Bina Insan Sejahtera
1. Sejarah dan kepemilikan BMT Bina Insan Sejahtera
Pada 15 Oktober 2005, bertepatan dengan 10 Ramadhan 1426H
didirikan BMT Bina Insan Sejahtera (BIS) yang bergerak dibidang
simpan pinjam sesuai dengan Syariah Islam, dengan jumlah pendirinya 22
orang. Dan telah berbadan hukum dengan Nomor
21/BH/Disperindagkop/XII/2016. Koperasi BMT Bina Insan Sejahtera
Kota Jambi mempunyai motto “TUNAIKAN AMANAT BANGKITKAN
EKONOMI UMAT”.
Seiring perjalanan dan perkembangan BMT BIS pada RAT V
tahun buku 2011 anggota sepakat merubah nama Unit Jasa Keuangan
Syariah (UJKS) BMT Bina Insan Sejahtera menjandi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (KJKS) BMT Bina Insan Sejahtera tepatnya tanggal 15
Juni 2012 Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) BMT BIS resmi menjadi
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT BIS, Koperasi BMT BIS
ini berlokasi di Jl. Ki Maja No.90 RT 13 Kel. Simpang III Sipin Kec.
Kota Baru, Kota Jambi.41
Adapun kegiatan yang dilakukan:
41 Dokumentasi BMT Bina Insan Sejahtera,”Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Koperasi BMT BIS Jambi Tahun Buku 2018.
1. Kegiatan yang bersifat profit motif
2. Kegiatan yang bersifat sosial motif
2. Profil KJKS BMT Bina Insan Sejahtera
Nama Koperasi : BMT Bina Insan Sejahtera
Nama Manager : Ahmad Rusdy
Alamat BMT : Jl. Ki Maja No.90 RT.13 Kel. Simp. III Sipin
Kecamatan : Kota Baru
Provinsi : Jambi
3. Tujuan
1. Meningkatkan dan mengembangkan potensi umat dalam program
pengentasan kemiskinan.
2. Memberikan sumbangan aktif terhadap upaya pemberdayaan dan
peningkatan kesejahteraan umat.
3. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota
dengan prinsip Syariah.
4. Mengembangkan sifat hemat dan mendorong kegiatan menabung.
5. Menumbuh kembangkan usaha-usaha produktif dan sekaligus
memberikan bimbingan dan konsultasi bagi anggota dibidang usaha.
6. Meningkatkan wawasan dan kesadaran umat tentang sistem dan pola
perekonomian Islam.
4. Visi dan Misi BMT Bina Insan Sejahtera
a. Visi
Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah terdepan dalam
pendampingan usaha kecil yang mandiri.
b. Misi
1) Membangun Lembaga Jasa Keuangan Mikro Syariah yang mampu
memberdayakan jaringan ekonomi mikro Syariah, sehingga menjadi
umat yang mandiri.
2) Menjadi Lembaga Jasa Keuangan Mikro Syariah yang tumbuh dan
berkembang melalui kemitraan yang sinergi dengan Lembaga Syariah
lain, sehingga mampu membangun tatanan ekonomi yang penuh
kesetaraan dan keadialan.
3) Mengutamakan mobilisasi pendanaan untuk disalurkan ke pembiayaan
ekonomi kecil dan menengah serta mendorong terwujudnya
manajemen Zakat, Infaq dan Shodakoh, guna mempercepat proses
menyejahterakan umat, sehingga terbebas dari dominasi ekonomi
ribawi.
B. Bidang Manajemen
1) Keanggotaan
Jumlah anggota sampai dengan 31 Desember 2018 sebanyak 67
orang dan calon anggota sebanyak 41 orang yang berdomisili di Kota
Jambi yang memiliki usaha, diantaranya sebagai pedagang, industri RT,
percetakan, jahit dan lain-lain.
2) Kepengurusan
Susunan personalia Koperasi BMT Bina Insan Sejahtera sampai
dengan 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:
Gambar 1
Struktur Organisasi BMT Bina Insan Sejahtera
Sumber: dokumentasi BMT Bina Insan Sejahtera Tahun 2019
3) Admistrasi dan Pembukuan
Admistrasi dan pembukuan Koperasi BMT Bina Insan Sejahtera
diupayakan menggunakan sistem sesuai dengan pembukuan sebuah BMT,
yaitu dengan memperhatikan sistem Syariahnya. Untuk kedepannya Insya
Allah BMT BIS akan Menggunakan Sistem Informasi Akuntansi Koperasi
(SIAKOP). Karena BMT BIS juga bekerjasama dengan Dinas Koperasi
Kota Jambi, sehingga pengurus dan penggelola Koperasi BIS sering
Ahmad Rusdy
(Ketua)
Hera Junita, A.Md
(Bandahara)
Ust. Abdul Rozak,Lc
(Pengawas Syariah)
Untung Haryanto, M.S.Ak
(Pengawas Akuntansi)
Marisa, SE
(Anggota)
Yani Fitriyani
(Pengelola)
Ratna,S.Pd
(Sekretaris)
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Kota
Jambi untuk menambah wawasan dan kemampuan mengelola koperasi. 42
4) Kegiatan Sosial
Dalam rangka melaksanakan fungsi Baitul Maal, Penerimaan Infaq
per 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp. 4.212.965,44. Koperasi BMT
BIS telah melaksanakan kegiatan sosial baik untuk anggota koperasi,
sedekah untuk fakir miskin, bekerja sama dengan ormas mengadakan
acara bakti sosial, santunan anak yatim, dan sumbangan untuk masyarakat
umum, selama 1 tahun mengeluarkan dana 3.679.015,00.43
42 Laporan Tahunan BMT Bina Insan Sejahtera Tahun 2018
43 Laporan Tahunan BMT Bina Insan Sejahtera Tahun 2018
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBASAHAN
A. Strategi Pemasaran Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah di BMT
Bina Insan Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi
Salah satu strategi pemasaran yang dilakukan oleh BMT Bina Insan
Sejahtera dalam memasarkan produk pembiayaan mudharabah dan
murabahah adalah bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari
produk, harga, distribusi, promosi. Strategi itu digunakan oleh BMT Bina
nsan Sejahtera Jambi agar pembiayaan lebih banyak diminati oleh nasabah.
Berikut strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari 4P
(product, price, placement, promotion) yang dilakukan oleh BMT Bina Insan
Sejahtera dalam memasarkan pembiayaan mudharabah dan murabahah.
1. Produk (product)
Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang memakai akad
kerjasama usaha dimana sumber modal 100% dari shahibul maal (pemilik
dana) yaitu BMT Bina Insan Sejahtera. Sedangkan nasabah berfungsi
sebagai mudharib (pengelola dana). Pembagian bgi hasil usaha
berdasarkan keuntungan yang didapat nasabah tiap bulan antara 60% buat
nasabah dan 40% buat BMT selain itu juga biasanya mengunakan nawar
menawar anata BMT dan Nasabah. Nasabah sebagai pengelola usaha
harus berkontribusi dalam bentuk keahlian, skill, keterampilan dan
manajemen. Keuntungan dari hasil usaha dibagi berdasarkan nisbah yang
disepakati pada awal akad, dan BMT akan menerima bagi hasil pada setiap
periode yang telah disepakati. Jika kerjadi kerugian ditanggung shahibul
maal. Pembiayaan mudharabah adalah salah satu pembiayaan yang cocok
untuk usaha seperti pedagang, petani, dan pengusaha-pengusaha kecil
mikro lain sebagainya.
Produk pembiayaan murabahah yang lebih ditargetkan untuk para
pengusaha mikro dan kecil yaitu berupa pembiayaan murabahah dengan
kisaran antara Rp. 500.000,00-Rp. 1.000.000,00 atau yang menjadi
jaminan boleh dibawa pulang karena jaminan tersebut biasanya berupa
alat-alat rumah tangga atau elektronik yang digunakan sehari-hari seperti,
televisi, magic com, komputer dan barang elektronik lainnya dan barang
yang dijadikan jaminan. Menjelaskan lagi bahwa jaminan disini
diperlukan untuk memperkecil kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
supaya tidak merugikan BMT Bina Insan Sejahtera.
2. Harga (Price)
Setiap lembaga keuangan selalu mencari keuntungan dari hasil
usahanya sebagai media intermediasi. Keuntungan bagi hasil dari
pembiayaan mudharabah itu akan dikelola untuk pembiayaan lagi dengan
harapan bisa meningkatkan pendapatan BMT Bina Insan Sejahtera.
Administrasi pembiayaan mudharabah di BMT Bina Insan Sejahtera,
hanya mengganti biaya yang sudah dikeluarkan BMT dalam kelengkapan
administrasi seperti materai dan ongkos survei. Saat marketing melakukan
survei, Kebijakan bagi hasil pembiayaan mudharabah di BMT Bina Insan
Sejahtera tegantung pada untung nasabah dan tawar menawar.
3. Tempat/Distribusi (placement)
Tempat dimana pihak BMT Bina Insan Sejahtera mendistribusikan
transaksi pembiayaan mudharabah dan murabahah yang dilakukan oleh
BMT kepada nasabah, selain itu juga mendatanggi pengusaha-pengusaha
mikro kecil yang ada di sekitar daerah Jambi BMT Bina Insan Sejahtera
berusaha untuk memberikan pelayanan prima kepada nasabah BMT
dengan cara jemput bola dan antar bola ke tempat anggota tinggal dalam
arti BMT mengambil secara langsung angsuran bulanan atau mingguan
kepada nasabah. Dengan demikian maka diharapkan anggota akan merasa
puas dengan pelayanan BMT, karena anggota tidak perlu lagi memikirkan
bagaimana cara mengangsur bulanan tanpa harus datang ke BMT Bina
Insan Sejahtera. Dengan cara ini pihak BMT juga mendapatkan
keuntungan dengan adanya kontak langsung pihak BMT dengan nasabah
dan menjadi lebih akrab. Dengan keakraban tersebut tentu saja BMT Bina
Insan Sejatera dapat mengetahui gaya hidup, karakter, pekerjaan dan lain-
lain dari anggota. Dengan mengetahui informasi tersebut BMT Bina Insan
Sejahtera akan dapat mengetahui lebih lanjut tentang kebutuhan-
kebutuhan lain pada semua nasabah, sehingga pihak BMT bisa
menawarkan produk-produk yang cocok untuk di kemudian hari.
4. Promosi (Promotion)
Aspek ini berhubungan dengan sebagaimana cara mempromosikan
produk pembiayaan mudharabah dan murabahah yang ada di BMT Bina
Insan Sejahtera agar banyak masyarakat yang tahu tentang produk
pembiayaan mudharabah Dn murabahah yang ditawarkannya. Oleh
karena itu, promosi merupakan cara yang paling ampuh untuk menarik dan
mempertahankan nasabah. Ada beberapa cara dalam promosi ini, antara
lain penyebaran brosur dan spanduk datang langsung ke tempat usaha
pembiayaan mudharabah dan murabahah yang akan ditawarkan. Hal ini
dilakukan agar masyarakat lebih mengenal dan tahu sehingga berminat
untuk mengunakan produk pembiayaan muhdarabah dan murabahah yang
ada di BMT Bina Insan Sejahtera yang sesuai dengan kebutuhan
angotanya, promosi juga bisa dilakukan dengan cara:
1) Melalui Pengajian
Melalui pengajian atau Mujahadahan yang diadakan langsung oleh
Bapak Ahmad Rusdy Selaku ketua BMT Bina Insan Sejahtera.
2) Penyebaran Brosur
Sampai saat ini brosur hanya disebar di titik-titik area Jambi dan
sekitarnya. Waktu penyebaran brosur bisa kapan saja sesuai jam
kerja dan disebar kepada warga yang memiliki usaha, seperti
warteg, warung kelontongan, pedagang buah, pedagang pakan
burung, pedagang keliling, sayur-sayuran dan lain-lain. Alasan
belum disebarnya ke luar Jambi karena masih banyak
pertimbangan, seperti terbatasnya tenaga marketing yang saat ini
hanya beberapa orang dan masih kurangnya sumber daya manusia.
3) Spanduk
Media promosi ini biasanya dipasang di depan kantor BMT Bina
Insan Sejahtera sebagai informasi sederhana dan petunjuk
keberadaan BMT Bina Insan Sejahtera.
1. Tujuan Diadakannya Saluran Distribusi
Tujuan Baitul Maal Wat Tamwil (Bmt) Bina Insani Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi mengadakan saluran distribusi adalah :
a. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pada masyarakat
dan memenuhi kebutuhan pembiayaan yang menjadi kebutuhan
bayi dan keperluan rumah tangga lainnya. Dengan mengadakan
saluran distribusi ini diharapkan masyarakat dan khususnya mereka
yang memerlukan pembiayaan kebutuhan bayi dan peralatan
rumah tangga dapat dengan mudah memperoleh pembiayaan
dalamjumlah dan kualitas yang baik.44
b. Untuk pemerataan pendistribusian pembiayaan
Tujuan diadakannya saluran distribusi adalah memeratakan
kesempatan memperoleh pembiayaan secara mudah pada outlet
atau toko serta swalayan. Hal ini mengingat luas wilayah Kota
Jambi.45
44Wawancara dengan Bapak Ahmad Rsdy, Kepala BMT Bina Insani Sejahtera Jambi, Tanggal 8 September 2019.
45Wawancara dengan Bapak Ahmad Rusdy, Kepala BMT Bina Insani Sejahtera Jambi, Tanggal 8
September 2019.
2. Pola dan Keadaan Saluran Distribusi
a. Saluran Distribusi Langsung
Saluran distribusi langsung artinya Baitul Maal Wat Tamwil
(Bmt) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi menjual
langsung kepada nasabah tanpa melalui perantara. Saluran distribusi
langsung yang dilaksanakan bertujuan agar dapat menekan biaya-biaya
yang digunakan untuk mendistribusikan pembiayaan. Di samping itu
distribusi langsung ini biasanya dilakukan pembelian dalam jumlah
besar. Saluran distribusi langsung ini biasanya digunakan untuk
karyawan BMT Bina InsaniSejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi
dalam berskala besar, dengan harga yang lebih murah dibandingkan
dengan nasabah rumah tangga.
Adapun pola saluran distribusi yang digunakan adalah Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin
Kota Jambi Nasabah.
Untuk melakukan pembelian dalam jumlah besar biasanya
nasabah harus memesan terlebih dahulu. Dan dibuat kesepakatan
apakah akan diambil sendiri oleh nasabah atau diantar. Bila
pembiayaan diambil sendiri biasanya BMT Bina Insani Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi memberikan kuasa. Namun bila BMT
Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi yang
mengantarkan tergantung dari perjanjian apakah biaya transportasi
ditanggung nasabah atau BMT Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin
Kota Jambi Baitul Maal Wat Tamwil (Bmt) Bina Insani Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi Jambi.46
b. Saluran distribusi tidak langsung
Untuk memperlancar kegiatan penyaluran pembiayaan , faktor
yang cukup penting dan harus diperhatikan adalah saluran distribusi,
disamping menggunakan saluran distribusi langsung Baitul Maal Wat
Tamwil (Bmt) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi
juga memerlukan saluran distribusi tidak langsung. Saluran distribusi
tidak langsung digunakan dengan menggunakan jasa swalayan/outlet
dan pengecer terutama untuk nasabah yang berasal dari luar kota
Jambi. Disini para pemilik swalayan/outlet dan pengecer mengikatkan
diri dengan Baitul Maal Wat Tamwil (Bmt) Bina Insani Sejahtera
46Wawancara dengan Bapak Ahmad Rusdy, Kepala BMT Bina Insani Sejahtera Jambi, Tanggal 8
September 2019.
Simpang III Sipin Kota Jambi, artinya mereka dapat berhubungan
langsung dengan BMT Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota
Jambi atau melalui tenaga pemasar BMT Bina Insani Sejahtera
Simpang HI Sipin Kota Jambi.47
Penggunaan saluran distribusi tidak langsung dimaksudkan
untuk memperluas jangkauan pasar. Disamping itu digunakan untuk
menentukan cepat atau lambatnya pembiayaan dalam hal ini
pembiayaan tersebut sampai ke tangan nasabah. Baitul Maal Wat
Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi
dalam menggunakan salurandistribusi tidak langsung menggunakan 2
(dua) model saluran distribusi, yaitu:
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang
III Sipin Kota Jambi Swalayan/Outlet Nasabah.
Pola pemasaran ini biasanya dalam rangka memenuhi kebutuhan
perabiayaan yang ada di Kota Jambi. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
Bina Insan Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi mendistribusikanya
melalui swalayan atau toko. Dari swalayan tersebut langsung ke
nasabah. Pada saluran distribusi ini BMT Bina Insani Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi menyalurkanmelalui pengecer yang
selanjutnya mengecerkannya kepada toko-toko dengan harapan dapat
memperluas jangkauan pemasaran hingga ke pelosok daerah.48
47Wawancara dengan Bapak Ahmad Rusdy, Kepala BMT Bina Insani Sejahtera Jambi, Tanggal 9 September 2019.
48Wawancara dengan Bapak Ahmad Rusdy, Kepala BMT Bina Insani Sejahtera Jambi, Tanggal 10 September 2019.
3. Pelaksanaan Saluran Distribusi Fisik
Penggudangan merupakan waktu tunggu suatu pembiayaan untuk
segera dijual, artinya setelah pembiayaan dialokasikan pada Baitul Maal
Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi
maka untuk sementara menunggu pembiayaan tersebut dijual, pembiayaan
tersebut disimpan digudang Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani
Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi. Jadi pembiayaan yang siap dijual
terlebih dahulu disimpan di dalam gudang.49
Pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi masalah transportasi ditangani oleh Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota
Jambi, dimana dalam memasarkan pembiayaannya BMT Bina Insani
Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi dapat menggunakan
angkutan sendiri dan jasa pengiriman.50
Sedangkan untuk pengiriman ke Kabupaten biasanya BMT Bina
Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi mengirim langsung dengan
menggunakan jasa kiriman. Swalayan yang membeli dan menjual
kembalipembiayaan-pembiayaan kepada pengecer dan pedagang lain atau
kepada nasabah langsung.
a. Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina
Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi melalui dua cara, yang
49Wawancara dengan Bapak Untung Haryanto, M.S.,AK, Kepala Bagian Keuangan BMT Bina Insani Sejahtera Jambi, Tanggal 11 September 2019.
50Wawancara dengan Bapak Untung Haryanto, M.S.,AK Kepala Bagian Keuangan BMT Bina Insani Sejahtera Jambi, Tanggal 11 September 2019.
pertama sistem pembayaran langsung yaitu diserahkan dan menerima
pembayaran ketika menerima pembiayaan dari Baitul Maal Wat
Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi ,
kedua sistem kontinue adalah pembiayaan diserahkan pada perantara
maka pembayaran diiakukan setelah pembiayaan habis dan
menyerahkan pembiayaan kedua. Daiam hal ini perantara
menyerahkan pembayaran sebesar niiai pembiayaan yang diserahkan
pada kunjungan pertama tersebut, dan memperhitungkan jumlah
pembiayaan yang terjual atau jumlah pembiayaan yang habis.
b. Sistem Pembebanan Resiko
Ada dua hal dalam pembebanan resiko ini yang
dipertimbangkan oleh Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani
Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi yaitu :
1) Resiko periode penjualan. Dimana harga akan berbeda antara satu
periode dengan periode lainnya, hal ini tergantung dari
kebijaksanaan BMT Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota
Jambi penghasil pembiayaan dalam hal penetapan harga
pembiayaan sesuai dengan harga pasar yang berlaku. Dengan
demikian pembebanan resiko turunnya harga tidak ditanggung
oleh Baitul Maal Wat Tamwil (Bmt) Bina Insani Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi.
2) Resiko Kerusakan Pembiayaan. Pembebanan resiko
kerusakan pembiayaan ditanggung berdasarkan jenis kerusakan.
Untuk jenis kerusakan yang tidak di sebabkan oleh Baitui Maal
Wat Tamwil (Bmt) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota
Jambi ditanggung oleh perantara, dengan kata lain pembiayaan
bisa dikembalikan kepada perantara, misalnya rusak, retak pecah,
bocor oleh perantara sendiri. Sebaliknya untuk kerusakan yang
disebabkan kesalahan atau kelalaian dari Baitul Maal Wat Tamwil
(Bmt) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi Jambi
ditanggung oleh BMT Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin
Kota Jambi. Misalnya jumlah yang dikirim kurang, tidak sesuai
dengan pesanan waktu dikirim kepada perantara.51
c. Pemesanan dan Pelayanan Setelah Pembelian
Untuk menjaga kepuasan perantara dalam menyalurkan
pembiayaan , maka Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani
Sejahtera Simpang III Sipin Kota Jambi memberikan poelayanan purna
jual. Yang dimaksud peiayanan purna jual ini adalah melayani klaim
dari pengecer dan nasabah apabila terjadi kerusakan pembiayaan. Di
samping kerusakan yang dapat terjadi masalah Sainnya adalah
kuantitasnya harus sesuai dengan pemesanan, Apabila juralahnya tidak
sesuai dengan pemesanan pihak perantara dapat mengajukan keberatan
kepada pihak Baitul Maal Wat Tamwil (Bmt) Bina Insani Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi. Pihak BMT Bina Insani Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi penghasil pembiayaan juga senantiasa
memberikan peiayanan kepada masyarakat melalui pengaduan
terhadap pendistribusian pembiayaan baik secara langsung maupun
melalui perantara media masa.52
B. Kendala yang dihadapi BMT Bina Insan Sejahtera dalam Proses
Pemasaran Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah
Adapun kendala yang dihadapi BMT Bina Insan Sejahtera dalam proses
pemasaran pembiayaan Mudharabah dan Murabhahah sebagai berikut:
51Wawancara dengan Untung Haryanto, M.S.,AK, Kepala Bagian Keuangan BMT Bina Insani Sejahtera Jambi, Tanggal 11 September 2019.
52Wawancara dengan Bapak Untung Haryanto, M.S.,AK, Kepala Bagian Keuangan BMT Bina Insani Sejahtera Jambi, Tanggal 11 September 2019.
1. Produk
a. Banyaknya lembaga keuangan yang ada didaerah Jambi yang
menjadi pesaing dalam produk pembiayaan mudharabah dan
murabahah.
b. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang produk
pembiayaan mudharabah dan murabahah, jadi pihak BMT Bina
Insan Sejahtera harus memberikan pengertian yang baik tentang
produk mudharabah dan murabahah.
c. Adanya pinjaman-pinjaman yang tidak lancar yang membuat
pendapatan atau berkurangnya sumber modal pada BMT Bina
Insan Sejahtera Jambi sehingga tidak sesuai dengan target yang
direncanakan, dan hal ini akan menghambat dalam melakukan
pembiayaan mudharabah. dan murabahah.
2. Harga
a. Banyaknya lembaga keuagan yang ada disekitar Jambi yang
telah lama dikenal oleh masyarakat Jambi pada umumnya
keuangan tersebut menawarkan pinjaman dengan tingkat suku
bunga atau bagi hasil yang bersaing.
b. Rendahnya tingkat perhatian masyarakat terhadap keberadaan
BMT Bina Insan Sejahtera serta pengetahuan masyarakat yang
kurang dan bahkan terkadang mereka memandang sebelah mata
terhadap BMT. Mereka misalnya beranggapan bahwa BMT
Bina Insan Sejahtera maupun lembaga keuangan syari’ah tidak
konsisten menerapkan prinsip syari’ah sehingga mereka
memiliki persepsi bahwa BMT tidak lebih dari lembaga
keuangan konvensional dengan sistem bunga yang berbaju
syariah.
3. Distribusi (placement)
a. Adanya tempat atau rumah nasabah yang sulit ditempuh.
4. Promosi ( Promotion)
a. Tidak semua nasabah yang didatanggi pihak BMT Bina Insan
Sejahtera Jambi yang bersedia untuk mengajukan pembiayaan
mudharabah dan murabahah karena mereka telah melakukan
pinjaman pada lembaga lain.
b. Randahnya pengetahuan kesyariahan yang masih menjadi
kendala bagi pengelola BMT Bina Insan Sejahtera. Umumnya
ada beberapa pegawai yang tidak mempunyai latar belakang dan
pengetahuan yang cukup tentang ekonomi syariah, sehingga
sulit mengembangkan produk mudharabah dan murabahah.53
C. Strategi Pemasaran
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah bauran
pemasaran. Istilah bauran pemasaran mengacu pada paduan straregi
produk, distribusi, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik yang
53Wawancara dengan Untung Haryanto, M.S.,AK, Kepala Bagian Keuangan BMT Bina Insani Sejahtera Jambi, Tanggal 11 September 2019.
dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling merumuskan
dengan pasar yang dituju. Distribusi kadangkala dihubungkan dengan
tempat, sehingga memberikan kita 4P dalam bauran pemasaran yaitu:
produk (product), penempatan distribusi (placement), promosi
(promotion), dan harga (price) seperti:
1. Produk pembiayaan mudharabah, adalah pembiayaan yang memakai
akad kerjasama usaha dimana sumber modal 100% dari shahibul maal
atau pemilik dana dan pengelola usaha. Pembagian hasil usaha
berdasarkan nisbah yang disepakati oleh BMT dan nasabah biasanya
dilakukan dengan tawar menawar.
Produk pembiayaan Murabahah, adalah transaksi penjualan barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (Margin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli
dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Harga jual dalam
Murabahah merupakan harga pokok ditambah dengan keuntungan
yang disepakati antara penjual dan pembeli
2. Harga dalam pembiayaan mudharabah hanya membayar biaya
materai, ongkos surve dan bagi hagi sesuai kesepakatan di awal.
3. Tempat (saluran distibusi) yang dilakukan di tempat kantor BMT Bina
Insan Sejahtera dan pendistribusian pembiayaan juga mengunakan
sistem jemput bola.
4. Promosi aspek ini berhubungan dengan sebagaimana cara
mempromosikan
produk pembiayaan mudharabah yang ada di BMT Bina Insan Sejahtera
agar banyak masyarakat yang tahu tentang produk pembiayaan
Mudharabah dan Murabahah yang ditawarkannya. Oleh karena itu,
promosi merupakan cara yang paling ampuh untuk menarik dan
mempertahankan nasabah. Ada beberapa cara dalam promosi ini, antara
lain: pengajian, penyebaran brosur, dan spanduk. Promosi yang dilakukan
oleh BMT Bina Insan Sejahtera belum sampai pada metode periklanan,
televisi, internet, dan majalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan
BMT Bina Insan Sejahtera dalam strategi pemasaran yang paling banyak
digunakan adalah dimulai dari tahap promosi yaitu penyebaran brosur,
strategi ini yang paling banyak dilakukan dalam memasarkan produk
pembiayaan Mudharabah dan Murabahah BMT Bina Insan Sejahtera.
Karena sangat mudah dipasarkan dan sangat efektif, didalam brosur
dimuat berbagai informasi dan ilustrasi. Angsuran pembiayaan, sehingga
sangat menarik baik anggota lama atau calon anggota, jelas tertulis
peminjaman dari Rp. 500.000 s.d Rp. 50.000.000, biaya angsuran dan
jangka waktu angsuran pilihan sudah tertera. Singkatnya, informasi yang
terdapat di dalam brosur sudah sangat jelas, bukan informasi umum yang
kurang jelas dan membingungkan para pengusaha. Tahap selanjutnya
produk yang dipilih oleh nasabah dan paling banyak diminati yaitu produk
mudharabah dengan alasan resiko rendah, perputaran cepat dan mudah.
Tahap terakhir strategi harga yaitu dengan memasang tingkat keuntungan
yang didapat (margin) 60% buat BMT dan 40% nasabah dan disesuaikan
dengan pasaran BMT pada umumnya, di sini bisa tawar menawar berupa
kesepakatan dan nisbah khusus bagi nasabah lama, dan pilihan angsuran
boleh mingguan, bulanan dan juga bisa tempo. Apa yang terjadi di BMT
Bina Insan Sejahtera dari segi pemasaranya telah memenuhi Marketing
Mix sebagai yang sudah terlihat di poin-poin diatas. Seperti contoh dalam
harga, promosi, dan produk, menempatan pemasaran pembiayaan
mudharabah kelebihan BMT Bina Insan Sejahtera ini adalah dengan
pendistribusiaanya dengan menggunakan sistem jemput bola yaitu dalam
arti pihak BMT secara langsung mendatanggi kerumah/ketempat nasabah
untuk mengambil angsuran pembiayaan. Kendala yang dihadapi BMT
Bina Insan Sejahtera dalam proses pemasaran pembiayaan mudharabah
antara lain, tidak semua nasabah yang didatanggi pihak BMT Bina Insan
Sejahtera bersedia menjadi anggota, banyaknya lembaga keuangan
Syariah yang menjadi pesaing, rendahnya tingkat perhatian masyarakat
terhadap keberadaan BMT Bin Insan Sejahtera, rendahnya pengetahuan
tentang keSyariahan, serta adanya pinjaman-pinjaman yang kurang lancar.
Dalam hal ini BMT Bina Insan perlu kerja keras untuk memberi
pemahaman kepada angota karena pada dasarnya pembiayaan
mudharabah banyak digunakan angota untuk mengembangkan usahanya.
Jadi ini merupakan kesempatan bagi BMT Bina Insan Sejahtera untuk
menguasai pasar dengan pembiayaan mudharabah. Dan pemberian solusi
itu berdampak kepada perbaikan BMT dari segi jumlah nasabah,
pelayanan dan omset yang didapat BMT.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi pembiayaan Mudharabah
dan Murabahah di Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Sejahtera
Simpang III Sipin Kota Jambi, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Strategi pemasaran BMT Bina Insan Sejahtera dalam memasarkan
pembiayaan Mudharabah dan Murabahah menggunakan strategi bauran
pemasaran (marketing mix) yang meliputi 4P, yaitu: (a) Produk
(Product). Produk pembiayaan mudharabah dan murabahah memakai
akad kerjasama dimana modal 100% dari shahibul maal; (b) Harga
(Price). Administrasi pembiayaan mudharabah dan murabahah di BMT
Bina Insan Sejahtera cukup murah untuk mengganti biaya kelengkapan
administrasi (c) Penempatan distribusi (placement), bisa dilakukan di
kantor BMT Bina Insan Sejahtera atau pihak BMT mendatangi rumah
nasabah dengan sistem jemput bola; (d) Promosi (Promotion). Promosi
yang dilakukan BMT Bina Insan Sejahtera antara lain, , door to door,
periklanan dan spanduk.
2. Kendala yang dihadapi BMT Bina Insan Sejahtera dalam proses
pemasaran pembiayaan mudharabah dan murabahah antara lain: (a)
produk. Banyaknya lembaga keuangan yang ada didaerah Jambi yang
menjadi pesaing dalam produk pembiayaan mudharabah dan
murabahah, Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang produk
pembiayaan mudharabah dan murabahah, jadi pihak BMT Bina Insan
Sejahtera Jambi harus memberikan pengertian yang baik tentang produk
mudharabah dan murabahah, Adanya pinjaman-pinjaman yang tidak
lancar yang menghambat pembiayaan mudharabah dan murabahah
lainya; (b) Harga. Banyaknya lembaga keuagan ada disekitar Jambi yang
telah lama dikenal oleh masyarakat Jambi pada umumnya keuangan
tersebut menawarkan pinjaman dengan tingkat suku bunga atau bagi hasil
yang bersaing; (c) Distribusi. Adanya tempat atau rumah nasabah yang
sulit ditempuh; (d) Promosi. Tidak semua nasabah yang didatanggi pihak
BMT Bina Insan Sejahtera bersedia menjadi anggota.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis sampaikan diatas maka
penulis memberikan saran yang bertujuan untuk meningkatkan
perkembangan BMT Bina Insan Sejahtera dalam segi pemasaran.
1. Pada strategi promosi jika BMT ingin mengembangkan dan
meningkatkan anggota dan pembiayaan maka BMT harus berani dalam
penyebaran brosur yang dilakukan diluar Jambi, agar dapat menarik lebih
banyak lagi anggota. Dan juga mengunakan media sosial seperti, Website
sebagai media komunikasi dan informasi harus cepat dan mengetahui
akan adanya BMT Bina Insan Sejahtera sebagai informasi kepada
anggota. Selain itu fans page, facebook sebagai salah satu sarana media
komunikasi paling efektif saat ini sebagai media sosial harus juga dibuat,
agar tidak tertinggal oleh BMT yang lain
2. Harusnya karyawan BMT lebih spesifik mengetahui tentang perbankan
syariah dan juga mengetahui lebih detail tentang produk-produk yang ada
di BMT Bina Insan Sejahtera.
3. Senantiasa meningkatkan mutu SDM dengan mengikut sertakan pada
seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan tentang ke BMT an dan ekonomi
syariah
4. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III
Sipin Kota Jambi dalam mengalokasikan produk perlu
mempertimbangkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
dalam mendistribusikan produknya.
5. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani Sejahtera Simpang III Sipin
Kota Jambi juga harus berupaya semaksimal mungkin untuk
mengantisipasi kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi dalam
penyaluran produk.
C. Penutup
Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT yang maha
pengasih dan maha mengetahui, dengan rahmat dan hidayah, dan ridha-Nya
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam mengakhiri masa study di
Universitas Islam Negeri (UIN) STS JAMBI Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam (FEBI) dengan lancar, semoga dapat memberikan Konstribusi positif
bagi kita semua, Amin. Penulis sepenuhnya menyadari akan keterbatasan dan
kemampuan. Penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini, Penulis juga
menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis
harapkan. Akhirnya penulis menyampaikan Terima Kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini dan Semoga
mendapatkan Imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Semoga Tugas Akhir
ini bermanfaat, Amin Ya Robbal Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Al Qur'an dan Termahan, Depag, Terbitan 2003
Abbudin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta:PT. Raja Grafindo, 2010.
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan,Jakarta: Raja
GrafindoPersada, 2010.
Andri Sumitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009.
Adji Damanhuri "Pemasaran Bank Syariah (Analisis Strategi Pemasaran Bank
Muamalat Indonesia dimasa krisis moneter dengan rujukan khusus
terhadap Cabang Surabaya) ",Tesis IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2002.
Anwarsyah "Manajemen Pemasaran Produk Bagi Hasil Dalam Mudharabah Pada
Bank Syariah(Studi Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Surabaya)” Tesis-
IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2004.
Aslikah "Strategi pemasaran pada BMT Maslahah Sidogiri Dalam Perspektif
Etika Bisnis Islam", Tesis- IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2014.
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi, 2008. Helmi Karim, Fiqh
Muamalat, Jakarta: Raja Grafmdo Persada, 1993.
M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994. M.
Suyanto, Strategic Management, Yogyakarta: Andi Offset, 2007.
Muchdarsyah, Sinungan, Manajemen Dana Bank, Get. 1, Jakarta: Bumi Aksara
Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syari 'ah, Get. 1.
Yogyakarta: UII PRESS.2002
Muhammad, Konstruksi Mudharabah Dalam Bisnis Syariah, Yogyakarta: Psei,
2003.
Yazid, Pemasaran Jasa: Konsep dan Implementasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2008.
Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi,
Yogyakarta: Ekonisia, 2008.
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan
Ilustrasi,yogyakarta: Ekonisia,2008.
M. Burfian Bungin, Penelitian Kualitatif Jakarta : Kancana, 2008.
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Jakarta : Kancana, 2008. Sugiono,
Memahami Penelitian Kualitatif; Bandung: Alfabeta, 2014.
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran:Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta:Raja
Grafmdo Persada, 2010)
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Resarch & Development, Bandung: Alfabeta, 2014.
Djaman Satori dan Aan Komarian, Metode Penelitian Kualitatif Bandung:
Alfabet, 2009.
DAFTAR RIWAYAT
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Liza Ardila
Tempat/Tgl Lahir : Nipah Panjang, 28 November 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Telanai Pura
No. Kontak/HP : 0821-8365-4426
Nama Ayah : Ardas
Nama Ibu : Ramlah
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Buruh
Ibu : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Alamat Orang Tua : Nipah Panjang
Alamat E-mail : [email protected]
PENDIDIKAN
1. SD NEGERI 179X NIPAH PANJANG II
2. SMP NEGERI 03 TANJUNG JABUNG TIMUR
3. MAN 2 TANJUNG JABUNG TIMUR